Akhirnya lama kelamaan aku mulai sadar, aku merasakan kepalaku sakit
sekali karena terbentur batu, kepalaku juga berdarah, aku menyeka
darahku dengan punggung tanganku. Lalu aku perlahan bangun dengan sakit
yang masih terasa di kepalaku, setelah kondisi badanku sudah tenang, aku
baru ingat kalau sebelum aku pingsan aku sedang dikejar-kejar
segerombolan orang yang aneh. Kemudian aku melihat sekitarku tapi
percuma saja karena keadaan yang gelap gulita, karena aku sama sekali
tidak mengenakan apa-apa di tubuhku, dinginnya malam menusuk sampai ke
tulangku. Aku bingung harus kemana karena aku hanya melihat pohon-pohon
tinggi yang menghalangi pandanganku tapi aku bisa mendengar ada suara
aliran air karena suasana sangat sepi sekali. Aku memutuskan untuk
mencari dimana aliran air itu, jadi aku masuk ke dalam hutan yang
lebat.Ternyata lumayan jauh, tapi akhirnya sampai juga. Karena aku
sangat haus, aku tidak memperdulikan lagi betapa dinginnya air sungai
itu, setelah beberapa teguk tenggorokanku terasa sangat segar, selain
meminum air sungai aku juga mencuci dahiku yang berdarah serta wajahku.
Karena tanggung aku sekalian saja membasuh tubuhku juga, tapi akibatnya,
setelah selesai aku menggigil karena sangat dingin, aku sedang berpikir
bagaimana caranya agar tubuhku hangat.
“mendingan gue lari di tempat aja”, pikirku. Kemudian aku mulai lari di tempat untuk menghangatkan tubuhku, setelah badanku sudah agak hangat, aku berhenti lari di tempat. Tiba-tiba aku mendengar suara dari semak-semak, aku langsung menoleh ke sumber suara itu dan melihat disana ada sekelompok serigala yang sedang mengintaiku, aku bingung harus bagaimana jadi aku langsung lari dari tempat itu, tentu saja para serigala itu langsung mengejarku ke dalam hutan. Ketika aku sudah terkejar oleh para serigala itu, aku menginjak perangkap jala dan aku langsung tertarik ke atas. Setidaknya aku selamat dari para serigala itu, dan aku bisa beristirahat sebentar.
“mendingan gue lari di tempat aja”, pikirku. Kemudian aku mulai lari di tempat untuk menghangatkan tubuhku, setelah badanku sudah agak hangat, aku berhenti lari di tempat. Tiba-tiba aku mendengar suara dari semak-semak, aku langsung menoleh ke sumber suara itu dan melihat disana ada sekelompok serigala yang sedang mengintaiku, aku bingung harus bagaimana jadi aku langsung lari dari tempat itu, tentu saja para serigala itu langsung mengejarku ke dalam hutan. Ketika aku sudah terkejar oleh para serigala itu, aku menginjak perangkap jala dan aku langsung tertarik ke atas. Setidaknya aku selamat dari para serigala itu, dan aku bisa beristirahat sebentar.
Aku bangun ketika aku merasakan tangan dan kakiku diikat, setelah aku
membuka mataku rupanya aku tangan dan kakiku diikat di kayu yang sedang
digotong oleh 2 orang yang berkulit hitam. Aku merasa seperti hasil
buruan yang baru ditangkap oleh mereka, aku hanya menutup mataku dengan
pasrah karena aku mengira sebentar lagi aku akan dibunuh dan mungkin
dimakan oleh mereka. Tak lama kemudian, tubuhku terasa berhenti
bergoyang-goyang, aku membuka mataku melihat orang-orang berdiri
mengelilingiku, lalu tubuhku ditaruh secara perlahan, dan ikatan di kaki
dan tanganku dilepaskan. Baru aku berpikir untuk menerobos kerumunan
orang-orang hitam yang mengelilingiku, tubuhku sudah diangkat oleh 2
orang yang membawaku tadi ke tiang kayu yang sangat besar dan terletak
di atas tempat yang seperti panggung. Mereka mendirikanku disana dan
mengikat pergelangan tangan dan kakiku lagi di tiang kayu itu, setelah
mengikatku kedua orang hitam itu turun dari panggung dan masuk ke sebuah
tenda berbentuk aneh yang kuduga tenda itu adalah rumah mereka.
Sementara aku seperti menjadi tontonan di atas panggung oleh
orang-orang yang berdiri di depanku. Tubuhku yang putih mulus dapat
terlihat jelas oleh mereka, dan karena mereka tidak memakai apa-apa aku
bisa melihat penis para lelaki hitam itu mulai menegak karena melihat
tubuhku, dan para wanitanya menelusuri setiap senti tubuhku, mulai dari
wajah, payudara, perut, selangkangan, paha, sampai kakiku dengan mata
mereka. Lalu dari sebuah tenda yang lebih besar dari tenda-tenda yang
lain keluar 4 orang, 2 orang adalah orang yang tadi membawaku, 1 orang
lagi badannya bungkuk dan membawa tongkat memakai baju dan celana,
sedangkan 1 orang yang terakhir badannya tegap dan besar, dan memakai
baju dan celana yang sepertinya terbuat dari bulu hewan. Mereka mendekat
ke arahku, mereka berdiri disana menatap tubuhku dari kepala sampai
kaki.
“zufubaba,,,,,gikaluno”.
“tidak, jangan bunuh aku”.
“fagira kohkulune,,,jaemkahuwaeti”.
“tidak, jangan makan aku”.
“zufubaba,,,,,gikaluno”.
“tidak, jangan bunuh aku”.
“fagira kohkulune,,,jaemkahuwaeti”.
“tidak, jangan makan aku”.
Karena aku tidak mengerti bahasa mereka, aku mengira mereka akan
membunuh dan memakanku, tapi aku kaget ketika pria bungkuk itu
berbicara.
“tenang saja, gadis muda. Kami tidak akan membunuhmu apalagi memakanmu”.
“kamu bisa bahasa Indonesia?”.
“ya, tapi kita bahas nanti saja”.
“zokulafa,,,homura,,,pokeramu”, kata pria bungkuk itu kepada semua orang, lalu semua orang itu pergi melakukan aktivitas yang lain, sementara 3 orang yang tadi datang bersama si pria bungkuk turun dari panggung dan masuk ke dalam tenda.
“ayo, nona, mari ikut saya ke rumah saya”.
“baik, terima kasih pak”. Lalu ikatanku dilepas dan dituntun masuk oleh pria bungkuk ke rumahnya, setelah di dalam aku disuguhi minuman dan makanannya lalu mengobrol dengannya.
“perkenalkan, nama saya Ulfsaar,, saya adalah seorang dukun di desa ini”.
“namaku Rasti, ngomong-ngomong ini dimana?”.
“ini di pulau Harla, pulau yang sangat terpencil”.
“oooh begitu, tadi yang lain pada ngomong apa sih?”.
“tenang saja, gadis muda. Kami tidak akan membunuhmu apalagi memakanmu”.
“kamu bisa bahasa Indonesia?”.
“ya, tapi kita bahas nanti saja”.
“zokulafa,,,homura,,,pokeramu”, kata pria bungkuk itu kepada semua orang, lalu semua orang itu pergi melakukan aktivitas yang lain, sementara 3 orang yang tadi datang bersama si pria bungkuk turun dari panggung dan masuk ke dalam tenda.
“ayo, nona, mari ikut saya ke rumah saya”.
“baik, terima kasih pak”. Lalu ikatanku dilepas dan dituntun masuk oleh pria bungkuk ke rumahnya, setelah di dalam aku disuguhi minuman dan makanannya lalu mengobrol dengannya.
“perkenalkan, nama saya Ulfsaar,, saya adalah seorang dukun di desa ini”.
“namaku Rasti, ngomong-ngomong ini dimana?”.
“ini di pulau Harla, pulau yang sangat terpencil”.
“oooh begitu, tadi yang lain pada ngomong apa sih?”.
“begini, nak Rasti dianggap dewi kesuburan dan juga dewi kekuatan”.
“kok bisa kayak gitu?”.
“iya, karena tubuh kamu yang putih mulus dan juga seksi, kepala suku jadi menganggap kamu adalah seorang dewi”.
“kepala suku, maksud pak Ulfsaar yang memakai baju tadi?”.
“ya, di desa ini yang boleh memakai baju dan celana hanya kepala suku dan juga dukun”.
“oohh begitu,,”.
“ngomong-ngomong kok kamu bisa sampai kesini?”.
“kecelakaan pesawat, untungnya aku ditolong jadinya aku bisa selamat”.
“terus, orang yang nolong kamu sekarang dimana?”.
“udah meninggal, dibunuh ama orang-orang berkulit hitam yang pake topeng”.
“pake topeng? Untung kamu bisa selamat”.
“memang kenapa?”.
“mereka adalah suku Kupo yang merupakan musuh suku kami yaitu suku Baro. Mereka adalah suku kanibal yang sudah banyak memakan anggota suku kami, jadi kami memutuskan untuk berperang dengan mereka 3 hari lagi”.
“ooohh, begitu, untung aku bisa lari, tapi kalian gak kanibal kan?”.
“gak, tenang aja kok”.
“tenang deh, ngomong-ngomong bahasa indonesia pak Ulfsaar lancar banget?”.
“saya punya teman yang tinggal di pulau Jawa”.
“ooh, gitu”.
“kok bisa kayak gitu?”.
“iya, karena tubuh kamu yang putih mulus dan juga seksi, kepala suku jadi menganggap kamu adalah seorang dewi”.
“kepala suku, maksud pak Ulfsaar yang memakai baju tadi?”.
“ya, di desa ini yang boleh memakai baju dan celana hanya kepala suku dan juga dukun”.
“oohh begitu,,”.
“ngomong-ngomong kok kamu bisa sampai kesini?”.
“kecelakaan pesawat, untungnya aku ditolong jadinya aku bisa selamat”.
“terus, orang yang nolong kamu sekarang dimana?”.
“udah meninggal, dibunuh ama orang-orang berkulit hitam yang pake topeng”.
“pake topeng? Untung kamu bisa selamat”.
“memang kenapa?”.
“mereka adalah suku Kupo yang merupakan musuh suku kami yaitu suku Baro. Mereka adalah suku kanibal yang sudah banyak memakan anggota suku kami, jadi kami memutuskan untuk berperang dengan mereka 3 hari lagi”.
“ooohh, begitu, untung aku bisa lari, tapi kalian gak kanibal kan?”.
“gak, tenang aja kok”.
“tenang deh, ngomong-ngomong bahasa indonesia pak Ulfsaar lancar banget?”.
“saya punya teman yang tinggal di pulau Jawa”.
“ooh, gitu”.
“nona, boleh gak saya manggil nama kamu, terus pake aku-kamu?”.
“boleh kok pak, oh ya aku kan jadi dewi terus gimana?”.
“oh ya, aku hampir lupa, ayo aku antar kamu ke sungai buat mandi”.
“mandi? Emangnya mau ada apa?”.
“kepala suku ingin ngecek kamu dewi beneran atau gak”.
“caranya?”.
“kamu akan disetubuhi oleh kepala suku, kamu gak keberatan kan?”.
“gak kok, aku malah seneng, tapi kenapa gak bapak aja yang ngetes aku?”, balasku sambil menjilat pipinya.
“gak boleh, harus kepala suku yang pertama kali mencicipi tubuhmu baru aku dan semua pria dewasa di desa ini”.
“semua pria….?”.
“ya, dan rata-rata semua pria disini mempunyai penis yang ukurannya lebih dari 20 cm”.
“waw, tapi aku masih bingung gimana caranya aku dianggap dewi beneran?”.
“kepala suku akan menyetubuhimu dalam waktu 2 jam, jika dalam 2 jam kamu gak pingsan, kamu bakal dianggap dewi beneran”.
“2 jam?! Kalau gitu aku bisa bener-bener puas donk”.
“boleh kok pak, oh ya aku kan jadi dewi terus gimana?”.
“oh ya, aku hampir lupa, ayo aku antar kamu ke sungai buat mandi”.
“mandi? Emangnya mau ada apa?”.
“kepala suku ingin ngecek kamu dewi beneran atau gak”.
“caranya?”.
“kamu akan disetubuhi oleh kepala suku, kamu gak keberatan kan?”.
“gak kok, aku malah seneng, tapi kenapa gak bapak aja yang ngetes aku?”, balasku sambil menjilat pipinya.
“gak boleh, harus kepala suku yang pertama kali mencicipi tubuhmu baru aku dan semua pria dewasa di desa ini”.
“semua pria….?”.
“ya, dan rata-rata semua pria disini mempunyai penis yang ukurannya lebih dari 20 cm”.
“waw, tapi aku masih bingung gimana caranya aku dianggap dewi beneran?”.
“kepala suku akan menyetubuhimu dalam waktu 2 jam, jika dalam 2 jam kamu gak pingsan, kamu bakal dianggap dewi beneran”.
“2 jam?! Kalau gitu aku bisa bener-bener puas donk”.
“yaudah, aku cek vagina kamu dulu”, lalu dia jongkok di depan
vaginaku, dia melebarkan bibir vaginaku dari 2 jari kirinya, dan
memasukkan 2 jari kanannya ke dalam vaginaku dan menggali dalam-dalam di
vaginaku.
“hmm,, vagina kamu sangat sempit, pasti kepala suku bakalan suka, yaudah sekarang kamu mandi dulu”. Kemudian aku dituntun keluar, orang-orang itu langsung menatapku, aku hanya tersenyum karena aku tidak bisa bahasa mereka. Di sungai, aku membasuh tubuhku yang lusuh dengan air sungai yang jernih dan menyegarkan sementara Ulfsaar menikmati pemandangan tubuh putih wanita cantik yang dibasuh dengan air, mungkin ini pemandangan paling indah yang pernah dilihat olehnya. Setelah mandi, Ulfsaar menuntunku kembali ke desa.
“Rasti, boleh gak aku ngeremes dada kamu?”.
“loh, bukannya harus kepala suku dulu yang merawanin tubuhku?”.
“kan cuma ngeremes doang, jadi boleh”.
“kalau boleh sih, yaudah silakan”.
“makasih, abisnya dada kamu montok banget”. Lalu dia meremas-remas dadaku dan memelintir kedua putingku selama perjalanan.
“hmm,, vagina kamu sangat sempit, pasti kepala suku bakalan suka, yaudah sekarang kamu mandi dulu”. Kemudian aku dituntun keluar, orang-orang itu langsung menatapku, aku hanya tersenyum karena aku tidak bisa bahasa mereka. Di sungai, aku membasuh tubuhku yang lusuh dengan air sungai yang jernih dan menyegarkan sementara Ulfsaar menikmati pemandangan tubuh putih wanita cantik yang dibasuh dengan air, mungkin ini pemandangan paling indah yang pernah dilihat olehnya. Setelah mandi, Ulfsaar menuntunku kembali ke desa.
“Rasti, boleh gak aku ngeremes dada kamu?”.
“loh, bukannya harus kepala suku dulu yang merawanin tubuhku?”.
“kan cuma ngeremes doang, jadi boleh”.
“kalau boleh sih, yaudah silakan”.
“makasih, abisnya dada kamu montok banget”. Lalu dia meremas-remas dadaku dan memelintir kedua putingku selama perjalanan.
Ketika sudah hampir masuk desa, dia berhenti meremas-remas
payudaraku. Ternyata para suku Baro sudah menunggu di depan tempat yang
seperti panggung itu sementara si kepala suku sudah berdiri di atas
panggung itu seperti menantiku.
“oh ya, Rasti kepala suku bernama Utha”. Kemudian dia menuntunku ke atas panggung, lalu menyerahkan tanganku ke Utha dan Ulfsaar turun dari panggung. Genderang drum berbunyi membuat irama musik yang membuatku bersemangat, Utha mulai mengelus-elus kepalaku, kemudian dia mulai melumat bibirku yang mungil dengan bibir tebal dan hitam miliknya, Utha memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku, aku membalasnya dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling membelit. Aku berciuman dengannya sangat lama seperti sepasang kekasih yang berpuluh-puluh tahun tidak bertemu. Setelah puas melumat bibirku, Utha melepaskan ciumannya sehingga terlihat ludah kami yang menyatu, kemudian dia mulai menurunkan ciumannya ke leher jenjangku, aku hanya menutup mataku untuk lebih meresapinya.
“oh ya, Rasti kepala suku bernama Utha”. Kemudian dia menuntunku ke atas panggung, lalu menyerahkan tanganku ke Utha dan Ulfsaar turun dari panggung. Genderang drum berbunyi membuat irama musik yang membuatku bersemangat, Utha mulai mengelus-elus kepalaku, kemudian dia mulai melumat bibirku yang mungil dengan bibir tebal dan hitam miliknya, Utha memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku, aku membalasnya dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling membelit. Aku berciuman dengannya sangat lama seperti sepasang kekasih yang berpuluh-puluh tahun tidak bertemu. Setelah puas melumat bibirku, Utha melepaskan ciumannya sehingga terlihat ludah kami yang menyatu, kemudian dia mulai menurunkan ciumannya ke leher jenjangku, aku hanya menutup mataku untuk lebih meresapinya.
Ciumannya terus turun hingga sampai di payudaraku yang kenyal, Utha
melumat senti demi senti dari bongkahan payudaraku, sementara putingku
dihisap-hisap dan digigit kecil yang membuat putingku menjadi sangat
keras. Setelah dia mulai menurunkan ciuman dan jilatannya lagi, aku bisa
bekas-bekas merah di kulit payudaraku, ciuman Utha sampai di pusarku,
dia menggelitikku dengan memainkan lidahnya di sekitar pusarku. Aku
melihat orang-orang lain termasuk Ulfsaar sangat serius sekaligus
terangsang melihat kepala suku mereka sedang asyik mengerjai tubuh putih
seorang cewek muda yang sangat cantik. Akhirnya ciumannya sampai di
vaginaku, Utha langsung memainkan klitorisku dengan lidahnya, tubuhku
menggelinjang keenakan. Lidah Utha yang kasar membuat jilatannya jadi
semakin terasa nikmat yang menjalar di seluruh tubuhku, dan juga dia
menjilati bibir vaginaku serta menyentil-nyentil klitorisku dengan
lidahnya, karena aku tidak kuat menahan rasa nikmat lagi, 5 menit
kemudian aku orgasme.
Cairanku diseruput habis oleh Utha, setelah habis meminum cairanku.
“lafura zagofamu…”.
“Rasti, kepala suku suka ama cairan kamu, manis banget katanya”, aku hanya tersenyum. Sepertinya Utha sudah tidak sabar ingin menancapkan batang kejantanannya itu ke dalam vaginaku yang sangat sempit, lalu Utha mulai melepaskan celananya yang hanya berupa sepotong kain itu. Betapa terkejutnya aku, ternyata penis Utha lebih besar dibandingkan penis-penis yang pernah aku ‘handle’, aku mentaksir penis Utha mempunyai panjang 29 cm dan diameternya 10 cm. Pertamanya sih aku agak takut juga melihat penis sebesar itu, tapi aku juga jadi tidak sabar ingin merasakan kenikmatan dari penis perkasa itu. Lalu aku tidur terlentang di atas panggung sehingga vaginaku yang merah merekah terpampang jelas di hadapan orang-orang yang menonton, aku memberi isyarat dengan telunjukku kepada Utha seolah menantangnya untuk segera ‘mencoblosku’.
“lafura zagofamu…”.
“Rasti, kepala suku suka ama cairan kamu, manis banget katanya”, aku hanya tersenyum. Sepertinya Utha sudah tidak sabar ingin menancapkan batang kejantanannya itu ke dalam vaginaku yang sangat sempit, lalu Utha mulai melepaskan celananya yang hanya berupa sepotong kain itu. Betapa terkejutnya aku, ternyata penis Utha lebih besar dibandingkan penis-penis yang pernah aku ‘handle’, aku mentaksir penis Utha mempunyai panjang 29 cm dan diameternya 10 cm. Pertamanya sih aku agak takut juga melihat penis sebesar itu, tapi aku juga jadi tidak sabar ingin merasakan kenikmatan dari penis perkasa itu. Lalu aku tidur terlentang di atas panggung sehingga vaginaku yang merah merekah terpampang jelas di hadapan orang-orang yang menonton, aku memberi isyarat dengan telunjukku kepada Utha seolah menantangnya untuk segera ‘mencoblosku’.
Sepertinya Utha mengerti maksudku, karena dia langsung meletakkan
kepala penisnya itu di depan bibir vaginaku. Dia mulai memasukkan kepala
penisnya ke dalam vaginaku secara perlahan, biarpun kelihatan seram dan
kekar rupanya dia tidak ingin membuat aku kesakitan mungkin juga karena
aku dianggap dewi jadi dia takut kalau aku sampai marah. Seperti yang
sudah kuduga, penisnya tidak bisa semuanya masuk ke dalam vaginaku,
mungkin hanya 3/4 nya saja. Ketika terasa sudah tak bisa masuk lagi,
Utha mulai memompa penisnya, aku merasa vaginaku menjadi bertambah lebar
karena diameter penis Utha yang besar. Tapi, lama kelamaan rasa sakit
itu hilang seiring dengan rasa nikmat yang semakin menjalar di tubuhku
karena urat-urat penis Utha terus menerus bergesekan dengan dinding
vaginaku. 15 menit kemudian, aku orgasme untuk yang kedua kalinya tapi
Utha masih kelihatan tenang memompa vaginaku dan tentu saja sambil
melumat bibir mungilku dan memainkan lidahnya di rongga mulutku, aku
hanya bisa membiarkan lidahnya bermain di mulutku dan kubalas membelit
lidahnya dengan lidahku.
Sudah sejam, si kepala suku Utha memompa penisnya di dalam vaginaku,
aku sudah lebih dari 5 kali orgasme tapi dia belum orgasme. Akhirnya,
beberapa menit kemudian aku merasakan urat-urat penisnya berdenyut di
dalam vaginaku dan dia juga mempercepat sodokannya. Aku merasakan
semburan spermanya sangat hangat dan juga sepertinya dia menyemburkan
spermanya ke dalam vaginaku sampai lebih dari 7 kali sempuran sehingga
aku merasakan spermanya meleleh keluar dari vaginaku. Setelah semburan
spermanya berhenti, Utha beristirahat sebentar dengan penisnya yang
sudah mulai mengecil masih tertanam di vaginaku. Kemudian, setelah
nafasnya sudah tidak tersengal-sengal, dia mencabut keluar penisnya dari
vaginaku, sementara aku yang sudah mengumpulkan tenagaku kembali
langsung bangun dan mengulum penis Utha yang berlumuran dengan spermanya
serta cairanku sendiri sehingga rasa sperma Utha dan cairanku bercampur
sehingga tercipta rasa yang sangat kusukai.
Sambil kukulum, Utha bertolak pinggang dan menoleh ke Ulfsaar.
“hia,,,firaniho,,,ukani,,,paemi”.
“hia,,,das parehotuma”. Setelah aku melepaskan kulumanku, Utha langsung turun dari panggung dan masuk ke rumahnya.
“hia,,,pahorutami,,,farhu”, kemudian orang-orang itu bersorak gembira.
“Ulfsaar, tolong ceritain dong, tadi kamu ngomong apaan aja”.
“oh ya, aku lupa, gini,, kepala suku udah percaya kalau kamu seorang dewi kesuburan dan kekuatan”.
“terus,, apaan lagi?”.
“karena kamu udah dianggap dewi, jadi mulai sekarang kalau kepala suku udah selesai menyetubuhi kamu, aku dan semua laki-laki yang mulai umur 18 tahun harus menyetubuhi kamu juga”.
“haaahh,, emang ada berapa cowok yang harus aku layani?”.
“sekitar 20 orang,, kamu gak apa-apa?”.
“gak apa-apa kok, aku malah seneng”.
“yaudah Rasti, sekarang aku duluan ya”. Ternyata penis Ulfsaar tidak sebesar penis Utha, penisnya hanya berukuran 18 cm dan diameternya 5 cm, tapi teknik memompanya lebih bervariasi.
“hia,,,firaniho,,,ukani,,,paemi”.
“hia,,,das parehotuma”. Setelah aku melepaskan kulumanku, Utha langsung turun dari panggung dan masuk ke rumahnya.
“hia,,,pahorutami,,,farhu”, kemudian orang-orang itu bersorak gembira.
“Ulfsaar, tolong ceritain dong, tadi kamu ngomong apaan aja”.
“oh ya, aku lupa, gini,, kepala suku udah percaya kalau kamu seorang dewi kesuburan dan kekuatan”.
“terus,, apaan lagi?”.
“karena kamu udah dianggap dewi, jadi mulai sekarang kalau kepala suku udah selesai menyetubuhi kamu, aku dan semua laki-laki yang mulai umur 18 tahun harus menyetubuhi kamu juga”.
“haaahh,, emang ada berapa cowok yang harus aku layani?”.
“sekitar 20 orang,, kamu gak apa-apa?”.
“gak apa-apa kok, aku malah seneng”.
“yaudah Rasti, sekarang aku duluan ya”. Ternyata penis Ulfsaar tidak sebesar penis Utha, penisnya hanya berukuran 18 cm dan diameternya 5 cm, tapi teknik memompanya lebih bervariasi.
Sudah 1 jam tubuhku digenjot oleh Ulfsaar, sudah beberapa kali aku
orgasme, selain tekniknya bervariasi, dia juga menyelingi dengan
mencumbuku serta menjilati kedua buah payudaraku. Tak disangka 1/2 jam
ke depan, Ulfsaar masih getol memompa penisnya ke dalam vaginaku,
sedangkan aku sudah mulai kelelahan akibat orgasme terus menerus.
Akhirnya, Ulfsaar menyemburkan spermanya ke dalam vaginaku, aku menutup
mataku untuk lebih merasakan hangatnya semburan sperma Ulfsaar di
vaginaku. Seperti sebelumnya, aku melakukan ‘cleaning service’ ke penis
Ulfsaar sambil mengumpulkan tenaga. Setelah penisnya sudah bersih,
Ulfsaar mencabut penisnya dari mulutku.
“nah, Rasti, abis ini kamu bakal terus-terusan disetubuhi, kamu udah siap?”.
“aku siap kapan aja kok, asalkan ada selang waktunya”. Kemudian, Ulfsaar turun dari panggung dan mulailah tubuhku digunakan oleh orang-orang hitam itu untuk memuaskan nafsu mereka dan vaginaku dijadikan tempat pembuangan sperma mereka.
“nah, Rasti, abis ini kamu bakal terus-terusan disetubuhi, kamu udah siap?”.
“aku siap kapan aja kok, asalkan ada selang waktunya”. Kemudian, Ulfsaar turun dari panggung dan mulailah tubuhku digunakan oleh orang-orang hitam itu untuk memuaskan nafsu mereka dan vaginaku dijadikan tempat pembuangan sperma mereka.
Tubuhku dilanda orgasme terus menerus, tapi aku masih kuat karena
masih ada selang waktu antara satu laki-laki dengan laki-laki yang lain
sehingga aku bisa mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga sebelum
melayani laki-laki yang selanjutnya. Penis yang tertanam di vaginaku
bermacam-macam ukuran mulai dari kecil, sedang, maupun sangat besar
meskipun tidak sebesar penis Utha. Setelah semuanya selesai dan matahari
sudah muncul, Ulfsaar memapahku untuk berjalan ke rumahnya, aku
berjalan dengan sperma yang menetes dari daerah selangkanganku karena
daerah itu benar-benar dibanjiri sperma. Akhirnya, aku sampai di dalam
rumah Ulfsaar, kemudian aku dibaringkan di tempat tidurnya, dengan
telaten, Ulfsaar membersihkan daerah selangkanganku yang ‘kebanjiran’
sperma. Sementara, aku sudah sangat kelelahan sehingga aku menutup
mataku dan lalu tidur. Aku membuka mataku dan melihat Ulfsaar sudah
tidak ada, aku bangkit dari tempat tidur Ulfsaar dan keluar, ternyata
matahari sudah mencuat di atas.
Ketika aku keluar dari rumah, warga sekitar menyapaku dengan bahasa
mereka, aku hanya bisa tersenyum karena aku tidak mengerti bahasa
mereka. Aku merasa badanku gatal-gatal, aku memutuskan untuk mandi di
sungai terdekat, sungai yang ditunjukkan Ulfsaar waktu itu. Ternyata,
Ulfsaar sedang melakukan sesuatu di tepi sungai.
“Ulfsaar, kamu lagi ngapain?”.
“oohh, aku lagi bikin ramuan”.
“ramuan apaan? Kok aneh gitu sih”.
“ini, ramuan buat kamu”.
“buat aku?”.
“iya, kepala suku ingin minum susu kamu”.
“susu aku?? gimana caranya, kan aku belum pernah hamil?”.
“makanya, aku bikin ramuan ini, supaya kamu bisa ngeluarin susu”.
“terus, ada manfaat lain gak?”.
“ada, kulit kamu jadi putih ‘n kencang, dan payudaramu tetep kenceng, tapi payudara kamu bisa membesar”.
“mantep banget khasiatnya, tapi payudaraku bisa sampai seberapa gede?”.
“38C mungkin, kamu gak apa-apa kan?”.
“38C?! Ya gak apa-apa, kebetulan aku juga lagi pengen ngegedein dada aku, tapi ada efek negatifnya gak?”.
“kalau ramuan ini, gak ada efek negatifnya”.
“yaudah, sini aku minum”. Kemudian aku meminum ramuan itu.
“Ulfsaar, kamu lagi ngapain?”.
“oohh, aku lagi bikin ramuan”.
“ramuan apaan? Kok aneh gitu sih”.
“ini, ramuan buat kamu”.
“buat aku?”.
“iya, kepala suku ingin minum susu kamu”.
“susu aku?? gimana caranya, kan aku belum pernah hamil?”.
“makanya, aku bikin ramuan ini, supaya kamu bisa ngeluarin susu”.
“terus, ada manfaat lain gak?”.
“ada, kulit kamu jadi putih ‘n kencang, dan payudaramu tetep kenceng, tapi payudara kamu bisa membesar”.
“mantep banget khasiatnya, tapi payudaraku bisa sampai seberapa gede?”.
“38C mungkin, kamu gak apa-apa kan?”.
“38C?! Ya gak apa-apa, kebetulan aku juga lagi pengen ngegedein dada aku, tapi ada efek negatifnya gak?”.
“kalau ramuan ini, gak ada efek negatifnya”.
“yaudah, sini aku minum”. Kemudian aku meminum ramuan itu.
“kok rasanya hambar?”.
“iya, sebenarnya rasa ramuan itu pahit, tapi aku tambahin madu biar gak pahit”.
“ooh gitu, yaudah aku mandi dulu ya”. Kemudian, aku mulai membilas tubuh putihku dengan air sungai yang dingin dan menyegarkan itu. Aku sengaja sedikit membilas tubuhku dengan agak menggoda agar Ulfsaar menjadi bernafsu, benar dugaanku Ulfsaar langsung mendekatiku dan mendekap tubuhku dari belakang, lalu menciumi leherku dan sekitar kupingku.
“udah, mendingan kita mandi bareng aja yuk, mau gak?”.
“yaudah, aku buka baju dulu ya”. Dalam sekejap, Ulfsaar sudah telanjang bulat. Tubuhnya yang hitam dan sudah bungkuk serta penisnya yang sudah menegang itu terpampang jelas di hadapanku. Kemudian, Ulfsaar mendekati tubuh putihku yang tidak terbalut apa-apa dan langsung memelukku, aku juga membalasnya dengan memeluknya. Lalu kami berdua saling mencumbu, sementara kedua tangannya memegangi bongkahan pantatku sambil memasukkan jarinya ke dalam lubang anusku.
“iya, sebenarnya rasa ramuan itu pahit, tapi aku tambahin madu biar gak pahit”.
“ooh gitu, yaudah aku mandi dulu ya”. Kemudian, aku mulai membilas tubuh putihku dengan air sungai yang dingin dan menyegarkan itu. Aku sengaja sedikit membilas tubuhku dengan agak menggoda agar Ulfsaar menjadi bernafsu, benar dugaanku Ulfsaar langsung mendekatiku dan mendekap tubuhku dari belakang, lalu menciumi leherku dan sekitar kupingku.
“udah, mendingan kita mandi bareng aja yuk, mau gak?”.
“yaudah, aku buka baju dulu ya”. Dalam sekejap, Ulfsaar sudah telanjang bulat. Tubuhnya yang hitam dan sudah bungkuk serta penisnya yang sudah menegang itu terpampang jelas di hadapanku. Kemudian, Ulfsaar mendekati tubuh putihku yang tidak terbalut apa-apa dan langsung memelukku, aku juga membalasnya dengan memeluknya. Lalu kami berdua saling mencumbu, sementara kedua tangannya memegangi bongkahan pantatku sambil memasukkan jarinya ke dalam lubang anusku.
“Rasti, kayaknya pantat kamu sempit banget ya”.
“emang kenapa, bapak mau coba?”.
“mau banget sih, tapi harus kepala suku dulu yang merawanin pantat kamu”.
“oh ya, aku lupa, yaudah tusuk vaginaku aja”.
“tapi sebelumnya, aku mau ngerasain vagina kamu dulu”.
“yaudah, aku tiduran dulu”. Kemudian aku tiduran dan melebarkan kakiku untuk memberikan akses pada Ulfsaar. Tanpa disuruh lagi Ulfsaar langsung membenamkan wajahnya ke selangkanganku, dan langsung menjilati daerah sekitar vaginaku, aku baru sadar kalau lidah Ulfsaar sangat panjang. Ulfsaar menjilati bibir vaginaku mulai dari kiri ke kanan, menjilati klitorisku, dan juga menjilati vaginaku dari atas ke bawah, serta memasukkan lidahnya yang panjang itu ke dalam lubang vaginaku. Aku menggelinjang kesana kemari karena tekstur lidah Ulfsaar yang kasar menambah sensasi nikmat di vaginaku, belum lagi lidahnya bisa masuk ke dalam vaginaku, sehingga lidahnya yang panjang itu bisa menyentuh dinding vaginaku dan pastinya itu menambah kenikmatan.
“emang kenapa, bapak mau coba?”.
“mau banget sih, tapi harus kepala suku dulu yang merawanin pantat kamu”.
“oh ya, aku lupa, yaudah tusuk vaginaku aja”.
“tapi sebelumnya, aku mau ngerasain vagina kamu dulu”.
“yaudah, aku tiduran dulu”. Kemudian aku tiduran dan melebarkan kakiku untuk memberikan akses pada Ulfsaar. Tanpa disuruh lagi Ulfsaar langsung membenamkan wajahnya ke selangkanganku, dan langsung menjilati daerah sekitar vaginaku, aku baru sadar kalau lidah Ulfsaar sangat panjang. Ulfsaar menjilati bibir vaginaku mulai dari kiri ke kanan, menjilati klitorisku, dan juga menjilati vaginaku dari atas ke bawah, serta memasukkan lidahnya yang panjang itu ke dalam lubang vaginaku. Aku menggelinjang kesana kemari karena tekstur lidah Ulfsaar yang kasar menambah sensasi nikmat di vaginaku, belum lagi lidahnya bisa masuk ke dalam vaginaku, sehingga lidahnya yang panjang itu bisa menyentuh dinding vaginaku dan pastinya itu menambah kenikmatan.
5 menit kemudian, tubuhku mengejang ke atas menandakan tubuhku mengalami orgasme.
“aaakkkhhh,,,,aku,,,keluaaar!!”. Ulfsaar tidak membuang waktu lagi, cairanku langsung diseruput habis olehnya, dan juga setelah cairanku habis diminum olehnya, Ulfsaar masih menyedot-nyedot vaginaku hingga tetes terakhir, setelah cairan vaginaku benar-benar habis diminumnya, Ulfsaar bangun.
“kamu kayak orang aus aja, sampai disedot-sedot kayak gitu”.
“abisnya, cairan kamu manis banget kayak madu”.
“ah, kamu berlebihan”.
“bener kok, aku jadi ketagihan, boleh lagi gak?”.
“boleh kok, pokoknya tubuhku boleh diapain aja ama kamu”.
“yaudah,,, aku jilatin vaginamu lagi ya”.
“tapi sekarang kamu yang tiduran, soalnya aku juga pengen ngerasain penis kamu”. Lalu, Ulfsaar tiduran di atas tanah dan aku tidur di atas tubuhnya dan mengambil posisi 69 sehingga vaginaku di depan mukanya, dan juga penis Ulfsaar menantang tegak di depan wajahku. Langsung aja, aku masukkan penis Ulfsaar ke dalam mulutku, sementara vaginaku sudah mulai dijilati lagi oleh Ulfsaar.
“aaakkkhhh,,,,aku,,,keluaaar!!”. Ulfsaar tidak membuang waktu lagi, cairanku langsung diseruput habis olehnya, dan juga setelah cairanku habis diminum olehnya, Ulfsaar masih menyedot-nyedot vaginaku hingga tetes terakhir, setelah cairan vaginaku benar-benar habis diminumnya, Ulfsaar bangun.
“kamu kayak orang aus aja, sampai disedot-sedot kayak gitu”.
“abisnya, cairan kamu manis banget kayak madu”.
“ah, kamu berlebihan”.
“bener kok, aku jadi ketagihan, boleh lagi gak?”.
“boleh kok, pokoknya tubuhku boleh diapain aja ama kamu”.
“yaudah,,, aku jilatin vaginamu lagi ya”.
“tapi sekarang kamu yang tiduran, soalnya aku juga pengen ngerasain penis kamu”. Lalu, Ulfsaar tiduran di atas tanah dan aku tidur di atas tubuhnya dan mengambil posisi 69 sehingga vaginaku di depan mukanya, dan juga penis Ulfsaar menantang tegak di depan wajahku. Langsung aja, aku masukkan penis Ulfsaar ke dalam mulutku, sementara vaginaku sudah mulai dijilati lagi oleh Ulfsaar.
Aku mulai menjilati batang penisnya, kepala penisnya, dan buah
zakarnya. 4 menit kemudian, aku orgasme lagi dan cairanku diminum oleh
Ulfsaar sampai habis.
“yuk, Rasti, aku udah gak tahan pengen nusuk kamu”.
“yaudah, kamu tetep tiduran aja, biar aku yang kerja duluan nanti baru kamu”. Aku berdiri di atas penisnya, dan mulai menurunkan tubuhku secara perlahan, dengan tuntunan tanganku, penis Ulfsaar menerobos masuk ke dalam vaginaku. Aku menggerakkan tubuhku naik turun, dan juga kadang-kadang aku menurunkan tubuhku agar aku bisa mencumbu Ulfsaar. Setiap 30 menit, kami berganti posisi, dan setelah 1 1/2 jam kami bersetubuh akhirnya penis Ulfsaar mulai berdenyut, aku memintanya untuk menyemburkan spermanya di dalam mulutku. Setelah penisnya dicabut, aku langsung mengulum penisnya. Kuemut kepala penisnya, kusentil-sentil lubang kencingnya dan kadang-kadang kujilati buah zakarnya, akhirnya hadiah yang kutunggu-tunggu keluar juga.
“yuk, Rasti, aku udah gak tahan pengen nusuk kamu”.
“yaudah, kamu tetep tiduran aja, biar aku yang kerja duluan nanti baru kamu”. Aku berdiri di atas penisnya, dan mulai menurunkan tubuhku secara perlahan, dengan tuntunan tanganku, penis Ulfsaar menerobos masuk ke dalam vaginaku. Aku menggerakkan tubuhku naik turun, dan juga kadang-kadang aku menurunkan tubuhku agar aku bisa mencumbu Ulfsaar. Setiap 30 menit, kami berganti posisi, dan setelah 1 1/2 jam kami bersetubuh akhirnya penis Ulfsaar mulai berdenyut, aku memintanya untuk menyemburkan spermanya di dalam mulutku. Setelah penisnya dicabut, aku langsung mengulum penisnya. Kuemut kepala penisnya, kusentil-sentil lubang kencingnya dan kadang-kadang kujilati buah zakarnya, akhirnya hadiah yang kutunggu-tunggu keluar juga.
Sperma hangat Ulfsaar langsung menyemprot ke dalam mulutku yang
langsung kutelan habis, setelah habis aku masih mengulum penisnya untuk
mendapatkan sisa-sisa sperma yang ada di lubang kencingnya. Kemudian aku
melepaskan penisnya yang sudah mulai mengecil, dan aku melihat suatu
barang di tepi sungai.
“Ulfsaar, benda apa itu?”.
“aku tidak tau, aku menemukannya di pantai”.
“ah, itu tasku”, dengan segera aku menghampiri tasku, tapi tidak ada baju karena semua bajuku ada di koper bukan di tas. Tasku hanya berisi pil pencegah kehamilan, hpku, dan alat-alat kosmetikku. Tapi, sayangnya hpku rusak karena terendam air, hilang sudah harapanku untuk bisa pulang.
“Rasti, kita balik ke kampung yuk”.
“emangnya, mau ada apaan lagi?”.
“habis ini, kepala suku bakal merawanin anus kamu, dan setelah itu semua laki-laki akan menyodok anus kamu”.
“kalau gitu, aku minum obat dulu ya, biar aku gak hamil”.
“oo, yaudah”. Kemudian aku merogoh tas kecilku dan menemukan obat, ternyata selain pil pencegah kehamilanku, ada pil obat kuat milik Mang Ucup waktu itu yang bisa membuatku segar terus menerus meskipun aku terus menerus orgasme.
“Ulfsaar, benda apa itu?”.
“aku tidak tau, aku menemukannya di pantai”.
“ah, itu tasku”, dengan segera aku menghampiri tasku, tapi tidak ada baju karena semua bajuku ada di koper bukan di tas. Tasku hanya berisi pil pencegah kehamilan, hpku, dan alat-alat kosmetikku. Tapi, sayangnya hpku rusak karena terendam air, hilang sudah harapanku untuk bisa pulang.
“Rasti, kita balik ke kampung yuk”.
“emangnya, mau ada apaan lagi?”.
“habis ini, kepala suku bakal merawanin anus kamu, dan setelah itu semua laki-laki akan menyodok anus kamu”.
“kalau gitu, aku minum obat dulu ya, biar aku gak hamil”.
“oo, yaudah”. Kemudian aku merogoh tas kecilku dan menemukan obat, ternyata selain pil pencegah kehamilanku, ada pil obat kuat milik Mang Ucup waktu itu yang bisa membuatku segar terus menerus meskipun aku terus menerus orgasme.
“Ulfsaar, abis aku minum obat ini, aku bakal pingsan, kamu gendong aku balik ke pemukiman ya”.
“yaudah, ok”. Kemudian, aku minum obat kuat Mang Ucup dan juga pil pencegah kehamilanku. Dalam waktu 5 menit, kepalaku pusing dan langsung pingsan, aku sudah tidak sadarkan diri. Dan sebentar lagi tubuhku akan menjadi sarana pelampiasan nafsu suku Baro.
“yaudah, ok”. Kemudian, aku minum obat kuat Mang Ucup dan juga pil pencegah kehamilanku. Dalam waktu 5 menit, kepalaku pusing dan langsung pingsan, aku sudah tidak sadarkan diri. Dan sebentar lagi tubuhku akan menjadi sarana pelampiasan nafsu suku Baro.
Aku bangun membuka mataku melihat disekitarku Ulfsaar sedang
mempersiapkan sesuatu, aku bangun dari ranjang sambil mengucek-ngucek
mata.
“eh, kamu udah bangun, gimana enak gak tidurnya”.
“enak banget, ngomong-ngomong kamu lagi ngapain sih?”.
“oh, aku lagi buatin makanan buat kamu, kan kasihan kamu belum makan”.
“wah, kebetulan, aku laper banget”. Kemudian Ulfsaar menaruh makanan di depanku, aku langsung mengambil dan menyantapnya karena aku sangat lapar, sementara Ulfsaar membuatkan minuman. Tak kusangka ternyata makanan suku Baro ini sangat enak karena rasanya sangat pas di lidahku, maka dari itu aku lebih lahap memakan makanan itu sambil meminum minuman yang telah disediakan Ulfsaar.
“wah, gak nyangka ya, kamu cantik tapi makannya ganas juga”.
“abisnya, aku laper banget sih”.
“hehe,,yaudah makan yang banyak, biar kamu nanti gak lemes”.”ok, tenang aja”, lalu aku mulai makan lagi sampai benar tidak ada sisa di piring yang terbuat dari tanah liat itu. Aku mengelap mulutku dengan punggung tanganku dan minumannya juga kuhabiskan.
“woah, enak banget”.
“bagus, sekarang kita keluar, kepala suku Utha dan yang lain udah gak sabar pengen nyobain pantat kamu”. Kemudian, aku dan Ulfsaar keluar dari tenda dan semua orang langsung menengok ke arah kami setelah itu mereka semua membungkukkan badan mereka karena aku dianggap dewi oleh mereka. Aku jadi merasa tidak enak disembah seperti ini, tapi aku tidak bisa menyuruh mereka untuk bangun karena aku tidak bisa bahasa mereka. Kami berdua berjalan menuju panggung yang menjadi tempat persetubuhanku sebelumnya, sambil berjalan aku berpikir apa nanti anusku tidak luka karena penis mereka besar-besar, karena memikirkan itu aku jadi agak takut, tapi aku tetap maju karena birahiku sudah memuncak akibat memikirkan bagaimana tubuhku akan dinikmati oleh mereka.
“eh, kamu udah bangun, gimana enak gak tidurnya”.
“enak banget, ngomong-ngomong kamu lagi ngapain sih?”.
“oh, aku lagi buatin makanan buat kamu, kan kasihan kamu belum makan”.
“wah, kebetulan, aku laper banget”. Kemudian Ulfsaar menaruh makanan di depanku, aku langsung mengambil dan menyantapnya karena aku sangat lapar, sementara Ulfsaar membuatkan minuman. Tak kusangka ternyata makanan suku Baro ini sangat enak karena rasanya sangat pas di lidahku, maka dari itu aku lebih lahap memakan makanan itu sambil meminum minuman yang telah disediakan Ulfsaar.
“wah, gak nyangka ya, kamu cantik tapi makannya ganas juga”.
“abisnya, aku laper banget sih”.
“hehe,,yaudah makan yang banyak, biar kamu nanti gak lemes”.”ok, tenang aja”, lalu aku mulai makan lagi sampai benar tidak ada sisa di piring yang terbuat dari tanah liat itu. Aku mengelap mulutku dengan punggung tanganku dan minumannya juga kuhabiskan.
“woah, enak banget”.
“bagus, sekarang kita keluar, kepala suku Utha dan yang lain udah gak sabar pengen nyobain pantat kamu”. Kemudian, aku dan Ulfsaar keluar dari tenda dan semua orang langsung menengok ke arah kami setelah itu mereka semua membungkukkan badan mereka karena aku dianggap dewi oleh mereka. Aku jadi merasa tidak enak disembah seperti ini, tapi aku tidak bisa menyuruh mereka untuk bangun karena aku tidak bisa bahasa mereka. Kami berdua berjalan menuju panggung yang menjadi tempat persetubuhanku sebelumnya, sambil berjalan aku berpikir apa nanti anusku tidak luka karena penis mereka besar-besar, karena memikirkan itu aku jadi agak takut, tapi aku tetap maju karena birahiku sudah memuncak akibat memikirkan bagaimana tubuhku akan dinikmati oleh mereka.
Akhirnya aku sampai di depan Utha, setelah itu Utha dan Ulfsaar berbicara.
“zanunari kokuandekan?”.
“cahiramunto susuna uja daluar”. Lalu, Utha berbicara kepada 2 pengawal yang ada di sampingnya, sementara aku bertanya kepada Ulfsaar.
“tadi kalian ngomong apa sih?”.
“tadi kepala suku Utha nanya, apa kamu udah bisa ngeluarin susu, aku bilang udah”.
“oohh, gitu, terus kapan mulainya?”.
“ya abis kamu tunjukkin pantatmu ke semua orang”.
“ooh gitu”.
“nah sekarang, kamu agak bungkuk”. Lalu, aku membungkukkan badanku dan membelakangi para penonton sehingga pantat dan vaginaku yang menggugah selera terpampang jelas di hadapan para suku Baro yang berkumpul di depan panggung. Kemudian, Utha berdiri di sampingku.
“purahota oranku wukan”. Aku bertanya kepada Ulfsaar yang ada di depanku.
“tadi, kepala suku ngomong apa?”.
“sekarang, dia mau ngorek-ngorek vagina ‘n pantat kamu di depan rakyat”.
“waw, asik”.
“kamu suka kalau ditonton orang banyak ya?”.
“iya, aku suka banget”.
“zanunari kokuandekan?”.
“cahiramunto susuna uja daluar”. Lalu, Utha berbicara kepada 2 pengawal yang ada di sampingnya, sementara aku bertanya kepada Ulfsaar.
“tadi kalian ngomong apa sih?”.
“tadi kepala suku Utha nanya, apa kamu udah bisa ngeluarin susu, aku bilang udah”.
“oohh, gitu, terus kapan mulainya?”.
“ya abis kamu tunjukkin pantatmu ke semua orang”.
“ooh gitu”.
“nah sekarang, kamu agak bungkuk”. Lalu, aku membungkukkan badanku dan membelakangi para penonton sehingga pantat dan vaginaku yang menggugah selera terpampang jelas di hadapan para suku Baro yang berkumpul di depan panggung. Kemudian, Utha berdiri di sampingku.
“purahota oranku wukan”. Aku bertanya kepada Ulfsaar yang ada di depanku.
“tadi, kepala suku ngomong apa?”.
“sekarang, dia mau ngorek-ngorek vagina ‘n pantat kamu di depan rakyat”.
“waw, asik”.
“kamu suka kalau ditonton orang banyak ya?”.
“iya, aku suka banget”.
“yaudah, siap-siap ya”. Utha mendekatiku dari samping, dia langsung
memainkan jarinya di sekitar bibir vaginaku sedangkan aku berpegangan
pada Ulfsaar yang ada di depanku. Utha memasukkan 1 jarinya yang lumayan
besar itu ke dalam lubang vaginaku, aku menggelinjang keenakan, lalu
Utha mulai menggerakkan jarinya keluar masuk vaginaku, tentu saja aku
merasa nikmat. Tapi, belum selesai aku menikmati, Utha memasukkan 2
jarinya lagi ke dalam vaginaku sehingga 3 jarinya yang besar itu berada
di dalam vaginaku sehingga vaginaku benar-benar terasa penuh. Rasanya
menjadi lebih nikmat daripada sebelumnya, aku hanya bisa mendesah pelan
merasakan nikmat yang mendera tubuhku, dia terus mengorek-ngorek
vaginaku tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. 5 menit kemudian, aku
mengalami orgasme dan cairanku langsung mengalir deras membasahi 3 jari
Utha yang ada di dalam vaginaku, setelah jarinya berlumur cairanku, Utha
memasukkan 1 jarinya ke dalam anusku, rupanya untuk melumasi anusku
agar nanti tidak perih.
Setelah melumasi anusku, Utha mengeluarkan jarinya dari anusku,
sementara aku melihat ke atas untuk menatap mata Ulfsaar dan melemparkan
senyumku yang indah padanya. Ulfsaar membalas dengan tersenyum juga,
lalu aku disuruh berdiri oleh Ulfsaar dan menghadap ke arah penonton,
para suku Baro langsung bertepuk tangan. Tubuh putih mulusku terpampang
jelas di depan suku Baro yang berkulit hitam itu, Utha tiba-tiba
langsung melumat bibir mungilku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku
yang kubalas dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling
membelit satu sama lain. Setelah itu, Utha melepaskan ciumannya sehingga
aku bisa mengambil nafas, lalu Utha menurunkan ciumannya ke leher
jenjangku dan menciumi setiap senti leherku yang membuatku kegelian.
Akhirnya ciuman Ulfsaar sampai ke payudaraku, dia menjilati seluruh
bagian payudaraku kecuali putingku, tapi setelah seluruh bagian
payudaraku dijilati olehnya, Utha langsung mengulum putingku, ketika dia
menyedot puting kananku tiba-tiba terasa ada yang mengalir dari
payudaraku.
Aku tidak tau yang apa yang disedot Utha dari payudaraku, tapi
akhirnya aku tau setelah Utha berganti menghisap puting kiriku, aku bisa
melihat cairan putih keluar dari putingku ternyata itu adalah susuku,
aku memoles puting kananku dengan jariku sehingga susuku ada di jariku,
aku langsung menjilati dan mengulum jariku sendiri yang berlumur susuku
sementara Utha masih sibuk menghisap susu yang keluar dari puting kanan
dan kiriku secara bergantian. Tak kusangka, begitu aku mencicipi susu
yang keluar dari putingku itu rasanya manis seperti susu yang sudah
diberi gula sehingga aku jadi ketagihan dengan rasa susuku sendiri yang
sangat manis itu, pantas saja Utha menghisap susuku seperti orang yang
kehausan. Setelah puas meminum susuku, Utha melepaskan hisapannya
terhadap putingku dan langsung menjilati vaginaku, dia telusuri daerah
selangkanganku, bibir vaginaku, dan ketika lidahnya menyentuh
klitorisku, tubuhku langsung menggelinjang karena terasa geli sekaligus
nikmat, sementara aku meremas-remas payudaraku sehingga susu memancar
keluar dari kedua putingku.
Utha tetap menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya itu yang
panjang dan kasar itu, akhirnya 5 menit kemudian tubuhku menggelinjang
yang menandakan aku akan orgasme, seperti biasa cairan vaginaku yang
manis itu langsung diseruput oleh Utha. Rupanya, Utha ingin segera
menanamkan penisnya di dalam anusku karena dia langsung bergerak ke
belakangku dan langsung menuntun penisnya sendiri ke lubang anusku,
setelah sudah tepat berada di depanku, Utha langsung memasukkan penis
besarnya ke dalam lubang anusku.
“aahh,,, aaauuuwwcc!!”, teriakku pelan ketika perlahan demi perlahan penis besarnya menyeruak masuk ke dalam lubang anusku yang sempit, urat-urat yang ada di batang penis Utha bergesekan dengan dinding lubang anusku sehingga yang tadinya sakit menjadi nikmat. Akhirnya, penis besar milik Utha amblas tertelan oleh lubang anusku, Utha tidak bergerak mungkin supaya aku terbiasa dulu.
“aahh,,, aaauuuwwcc!!”, teriakku pelan ketika perlahan demi perlahan penis besarnya menyeruak masuk ke dalam lubang anusku yang sempit, urat-urat yang ada di batang penis Utha bergesekan dengan dinding lubang anusku sehingga yang tadinya sakit menjadi nikmat. Akhirnya, penis besar milik Utha amblas tertelan oleh lubang anusku, Utha tidak bergerak mungkin supaya aku terbiasa dulu.
Setelah aku terbiasa, Utha langsung menggerakkan penisnya keluar masuk pantatku secara perlahan.
“aahhh,,,emmmhhh,,,uuuhhhh!!”, desahku ketika penisnya bergerak keluar masuk lubang anusku yang sangat sempit. Lama-lama Utha menaikkan frekuensi kecepatan genjotannya terhadap lubang anusku sehingga aku jadi tambah merasa nikmat, aku terus dipompa dari belakang sehingga wajahku menghadap para suku Baro yang menonton persetubuhanku dengan kepala suku mereka. Dalam kenikmatan, aku masih bisa melihat para suku Baro dengan raut wajah penuh nafsu apalagi para lelakinya, mereka benar-benar terlihat sudah tidak sabar ingin segera menikmati tubuh putihku. Sambil menggenjotku, Utha meremas-remas kedua buah payudaraku sehingga susuku memancar keluar dari putingku ke arah para penonton membasahi wajah mereka, tapi mereka malah membiarkan wajah mereka penuh dengan susuku. Aku merasakan lubang anusku melebar karena penis Utha yang terus bergerak keluar masuk berukuran besar.
“aahhh,,,emmmhhh,,,uuuhhhh!!”, desahku ketika penisnya bergerak keluar masuk lubang anusku yang sangat sempit. Lama-lama Utha menaikkan frekuensi kecepatan genjotannya terhadap lubang anusku sehingga aku jadi tambah merasa nikmat, aku terus dipompa dari belakang sehingga wajahku menghadap para suku Baro yang menonton persetubuhanku dengan kepala suku mereka. Dalam kenikmatan, aku masih bisa melihat para suku Baro dengan raut wajah penuh nafsu apalagi para lelakinya, mereka benar-benar terlihat sudah tidak sabar ingin segera menikmati tubuh putihku. Sambil menggenjotku, Utha meremas-remas kedua buah payudaraku sehingga susuku memancar keluar dari putingku ke arah para penonton membasahi wajah mereka, tapi mereka malah membiarkan wajah mereka penuh dengan susuku. Aku merasakan lubang anusku melebar karena penis Utha yang terus bergerak keluar masuk berukuran besar.
15 menit kemudian, aku mengalami orgasme yang kedua sedangkan Utha
sama sekali tidak terlihat akan orgasme. Tiba-tiba sambil terus
menggenjotku, Utha berkata sesuatu kepada Ulfsaar yang ada di
sampingnya.
“dekvagona u entat”.
“daiz”. Lalu Ulfsaar berjalan ke depanku, sementara Utha menghentikan genjotannya, setelah Ulfsaar berada di depanku.
“tadi, kepala suku Utha bilang apa?”.
“aku disuruh masukkin penisku ke vagina kamu”.
“jadi aku dimasukkin 2 penis gede sekaligus?”.
“iya,”.
“yaudah, masukkin aja”. Entah bagaimana caranya, penis Ulfsaar bisa masuk ke dalam vaginaku dan penis Utha masih tertanam di anusku padahal kami dalam posisi berdiri. Sekarang tubuh putihku dihimpit 2 pria berkulit hitam, tubuhku bagaikan kapas yang berada di tengah-tengah 2 roti gosong, lalu Utha mulai menggerakkan penisnya keluar masuk anusku sementara penis Ulfsaar keluar masuk vaginaku dengan irama yang berbeda jadi ketika Utha sedang menarik penisnya keluar dari anusku, Ulfsaar menggerakkan penisnya masuk ke dalam vaginaku, begitu juga sebaliknya.
“dekvagona u entat”.
“daiz”. Lalu Ulfsaar berjalan ke depanku, sementara Utha menghentikan genjotannya, setelah Ulfsaar berada di depanku.
“tadi, kepala suku Utha bilang apa?”.
“aku disuruh masukkin penisku ke vagina kamu”.
“jadi aku dimasukkin 2 penis gede sekaligus?”.
“iya,”.
“yaudah, masukkin aja”. Entah bagaimana caranya, penis Ulfsaar bisa masuk ke dalam vaginaku dan penis Utha masih tertanam di anusku padahal kami dalam posisi berdiri. Sekarang tubuh putihku dihimpit 2 pria berkulit hitam, tubuhku bagaikan kapas yang berada di tengah-tengah 2 roti gosong, lalu Utha mulai menggerakkan penisnya keluar masuk anusku sementara penis Ulfsaar keluar masuk vaginaku dengan irama yang berbeda jadi ketika Utha sedang menarik penisnya keluar dari anusku, Ulfsaar menggerakkan penisnya masuk ke dalam vaginaku, begitu juga sebaliknya.
Karena itu, sensasi yang timbul menjadi lebih nikmat sehingga dalam
waktu 10 menit aku sudah orgasme yang ketiga kalinya. Bunyi kecipak air
terdengar setiap kali Ulfsaar memompa penisnya karena cairan vaginaku
tertahan oleh penis Ulfsaar yang mengisi vaginaku. Tentu saja sambil
menggenjot vaginaku, Ulfsaar melumat bibirku dan memainkan lidahnya di
dalam rongga mulutku sementara Utha memelintir kedua putingku, tapi aku
hanya bisa terdiam karena bibirku sedang dilumat oleh Ulfsaar sehingga
aku tidak bisa mengeluarkan suara. Selama 57 menit, mereka terus
menggenjot tubuhku tanpa henti dan tanpa berganti posisi, meskipun aku
sudah berkali-kali orgasme tapi tubuhku tidak merasa lemas karena aku
sudah minum obat kuat untuk wanita. Tak lama kemudian, akhirnya aku
merasakan penis mereka berdenyut-denyut di dalam 2 lubangku, setelah
beberapa detik kemudian mereka berdua menyemprotkan benih mereka ke
dalam lubang anus dan vaginaku secara bersamaan sehingga 2 lubangku itu
terasa sangat hangat dipenuhi sperma mereka.
Lalu mereka mencabut keluar penis mereka dari lubang anus dan
vaginaku, tanpa disuruh lagi aku langsung berjongkok dan menarik kedua
penis itu ke samping kanan dan kiri dari wajahku. Aku melakukan
‘cleaning service’ ke 2 penis itu hingga benar-benar bersih, rasa sperma
mereka memang benar-benar lebih gurih dari sperma yang pernah aku
rasakan selama ini. Setelah bersih, Utha menghadap ke arah penonton.
“zukareng, zewec ina bedas kaliun antot”. Tanpa aku tanya lagi, Ulfsaar langsung menerjemahkan apa yang dikatakan Utha.
“Rasti, kepala suku Utha bilang sekarang tubuh kamu milik suku Baro jadi siapapun rakyat suku Baro boleh nyetubuhin kamu”.
“ooohhh, pantes aja yang laki-laki keliatan seneng”.
“ya iyalah, para pria suku Baro kan jarang bisa nyetubuhin cewek cantik dan seksi kayak kamu”.
“aahh, bisa aja,, aku jadi malu”.
“yuk sini, kamu disetubuhinnya di bawah aja, takut panggungnya nanti rubuh”.
“ok deh”, lalu Ulfsaar menggandeng tanganku dan menuntunku turun panggung sementara Utha kembali masuk ke dalam tendanya.
“zukareng, zewec ina bedas kaliun antot”. Tanpa aku tanya lagi, Ulfsaar langsung menerjemahkan apa yang dikatakan Utha.
“Rasti, kepala suku Utha bilang sekarang tubuh kamu milik suku Baro jadi siapapun rakyat suku Baro boleh nyetubuhin kamu”.
“ooohhh, pantes aja yang laki-laki keliatan seneng”.
“ya iyalah, para pria suku Baro kan jarang bisa nyetubuhin cewek cantik dan seksi kayak kamu”.
“aahh, bisa aja,, aku jadi malu”.
“yuk sini, kamu disetubuhinnya di bawah aja, takut panggungnya nanti rubuh”.
“ok deh”, lalu Ulfsaar menggandeng tanganku dan menuntunku turun panggung sementara Utha kembali masuk ke dalam tendanya.
“nah, sekarang, kamu sendiri ya, soalnya aku mau siapin segala sesuatu buat perang ngelawan suku Kupo besok dengan kepala suku”.
“ok, tapi sebelumnya bilang dulu ke mereka, jangan main kasar”.
“puru rokyut sikeluan, dowi todak mae maun kesur, joda jungan maun kesur yi”.
“daiz”, jawab mereka serentak.
“aku udah bilang ke mereka, jadi kamu tenang aja”.
“makasih ya”, seraya mengecup pipinya.
“aku tinggal ya”. Lalu Ulfsaar pergi meninggalkanku, setelah itu tanpa aba-aba para kaum lelaki langsung mengerumuni tubuh putih mulusku dan berebut untuk meremas-remas semua bagian tubuhku yang bisa diremas. Tubuhku sudah seperti kapas putih yang terombang-ambing di samudra hitam karena jika setelah salah satu dari mereka sudah menyemprotkan sperma mereka baik ke dalam lubang anus, mulut, maupun vaginaku, tubuhku langsung dioper ke temannya yang lain sehingga aku sampai tidak tau lagi siapa yang sedang menggenjot mulut, anus, dan vaginaku karena tubuhku dioper kesana kemari.
“ok, tapi sebelumnya bilang dulu ke mereka, jangan main kasar”.
“puru rokyut sikeluan, dowi todak mae maun kesur, joda jungan maun kesur yi”.
“daiz”, jawab mereka serentak.
“aku udah bilang ke mereka, jadi kamu tenang aja”.
“makasih ya”, seraya mengecup pipinya.
“aku tinggal ya”. Lalu Ulfsaar pergi meninggalkanku, setelah itu tanpa aba-aba para kaum lelaki langsung mengerumuni tubuh putih mulusku dan berebut untuk meremas-remas semua bagian tubuhku yang bisa diremas. Tubuhku sudah seperti kapas putih yang terombang-ambing di samudra hitam karena jika setelah salah satu dari mereka sudah menyemprotkan sperma mereka baik ke dalam lubang anus, mulut, maupun vaginaku, tubuhku langsung dioper ke temannya yang lain sehingga aku sampai tidak tau lagi siapa yang sedang menggenjot mulut, anus, dan vaginaku karena tubuhku dioper kesana kemari.
Entah sudah berapa penis yang memasuki tubuhku, entah berapa lelaki
yang telah berejakulasi dan menyemburkan spermanya ke dalam tubuhku.
Tubuhku memang benar-benar menjadi sarana pelampiasan suku Baro, tapi
meskipun begitu seluruh tubuhku tidak belepotan sperma karena mereka
semua menyemburkan sperma mereka ke dalam tubuhku dan karena mulut,
anus, dan vaginaku sudah ‘diperawani’ oleh kepala suku mereka jadi
mereka bebas menyemprotkan sperma mereka ke 3 lubangku sesuai keinginan
mereka masing-masing. Mungkin sudah 10 jam tubuhku dibuai kenikmatan dan
dilanda orgasme yang tidak ada hentinya, akhirnya mereka semua sudah
tidak bertenaga lagi, tapi aku masih bertenaga karena obat yang kuminum.
Selanjutnya, dengan bahasa isyarat mereka menyuruhku untuk bertumpu
dengan kedua lutut dan kedua tanganku, lalu ada 2 orang wanita yang
mendekat ke arahku. Satunya memegang 2 buah kursi kecil dan satunya lagi
2 buah ember kecil yang kosong, wanita itu menaruh 2 ember tadi tepat
di bawah kedua buah payudaraku yang menggelantung dengan indah. Setelah
itu salah satu wanita itu meremas-remas payudara kananku sehingga susu
memancar keluar dari puting kananku langsung ke ember yang ada di bawah
payudara kananku, dan wanita satunya lagi melakukan hal yang sama
terhadap payudara kiriku. Tak lama kemudian, kedua ember itu sudah penuh
dengan susu yang keluar dari putingku, aku berpikir kalau ini sudah
selesai karena kedua wanita itu bangkit sambil masing-masing membawa
satu ember yang penuh dengan susu cap Rasti. Tapi, ternyata ada 2 wanita
lagi yang datang dan melakukan hal yang sama, dan seterusnya.
“kenapa susu gue gak abis-abis ya, apa gara-gara ramuan si Ulfsaar?”, pikirku dalam hati. Tapi, aku tidak terlalu memikirkannya karena remasan-remasan itu membuatku mencapai orgasme yang ke sekian kalinya, dalam keadaan masih ‘diperah’, aku melihat seorang wanita yang telah memeras susuku, menuang ember susunya ke dalam sebuah gelas dari tanah liat dan dia memberikannya kepada seorang lelaki dan seorang anak kecil yang sepertinya mereka adalah suami dan anaknya.
“kenapa susu gue gak abis-abis ya, apa gara-gara ramuan si Ulfsaar?”, pikirku dalam hati. Tapi, aku tidak terlalu memikirkannya karena remasan-remasan itu membuatku mencapai orgasme yang ke sekian kalinya, dalam keadaan masih ‘diperah’, aku melihat seorang wanita yang telah memeras susuku, menuang ember susunya ke dalam sebuah gelas dari tanah liat dan dia memberikannya kepada seorang lelaki dan seorang anak kecil yang sepertinya mereka adalah suami dan anaknya.
Akhirnya aku mengerti perananku dalam suku Baro, aku tidak hanya dewi
kesuburan yang menjadi tempat pelampiasan nafsu mereka, tapi aku juga
dijadikan ‘sapi perah’ bagi mereka. Rupanya, mereka memerah susuku bukan
hanya untuk manusia saja tapi mereka juga memeras susuku untuk hewan
peliharaan. Tapi aku tidak peduli karena meskipun tanpa penis laki-laki,
aku bisa mencapai orgasme karena para wanita itu selain meremas-remas
payudaraku kadang-kadang mereka juga memainkan putingku. Akhirnya dalam
waktu 2 jam aku selesai ‘diperah’, dan karena efek obat kuatku sudah
habis, aku merasa rasa kantuk yang teramat sangat sehingga aku tidak
tahan lagi dan menutup mataku. Aku bangun dan menyadari aku berada di
tempat yang sudah tidak asing lagi yaitu rumah Ulfsaar.
“Rasti, kamu udah bangun? Gimana, enak gak tidurnya?”.
“enak banget, badanku jadi seger banget”.
“Rasti, kamu udah bangun? Gimana, enak gak tidurnya?”.
“enak banget, badanku jadi seger banget”.
“Ulfsaar, kok badanku gak dibersihin sih?”.
“soalnya…”.
“kenapa, oohh aku tau, kamu belum puas kan nyetubuhin aku?”.
“kok kamu tau?”.
“kan insting sex aku kuat”.
“bisa aja kamu”.
“yaudah, sini, Ulfsaar sayang”, kataku seraya menggerakkan tanganku untuk memanggilnya. Dia mendekati tubuh putihku yang terbaring di sebuah tikar, sebelum dia menyodorkan penisnya.
“Ulfsaar, sekarang udah malem apa udah mau pagi sih?”.
“masih malem kok, emang kenapa?”.
“gak kok, nanya doang”, balasku sambil memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku permainkan batang kejantanannya di dalam mulutku dengan lidahku, kutelusuri setiap milimeter penisnya dengan lidahku, aku yakin tidak ada bagian penisnya yang lolos dari jilatanku. Setelah 10 menit.
“Rasti, kayaknya aku udah gak tahan pengen nusuk kamu”.
“yaudah tusuk aja”, balasku sambil melebarkan kakiku.
“hmm, masih ada sperma di vagina kamu”.
“kan kalau aku cuci sekarang, vaginaku juga bakal kotor lagi ama sperma kamu”.
“hehe,, lagian kamu punya badan udah kayak bener-bener dewi”.
“soalnya…”.
“kenapa, oohh aku tau, kamu belum puas kan nyetubuhin aku?”.
“kok kamu tau?”.
“kan insting sex aku kuat”.
“bisa aja kamu”.
“yaudah, sini, Ulfsaar sayang”, kataku seraya menggerakkan tanganku untuk memanggilnya. Dia mendekati tubuh putihku yang terbaring di sebuah tikar, sebelum dia menyodorkan penisnya.
“Ulfsaar, sekarang udah malem apa udah mau pagi sih?”.
“masih malem kok, emang kenapa?”.
“gak kok, nanya doang”, balasku sambil memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku permainkan batang kejantanannya di dalam mulutku dengan lidahku, kutelusuri setiap milimeter penisnya dengan lidahku, aku yakin tidak ada bagian penisnya yang lolos dari jilatanku. Setelah 10 menit.
“Rasti, kayaknya aku udah gak tahan pengen nusuk kamu”.
“yaudah tusuk aja”, balasku sambil melebarkan kakiku.
“hmm, masih ada sperma di vagina kamu”.
“kan kalau aku cuci sekarang, vaginaku juga bakal kotor lagi ama sperma kamu”.
“hehe,, lagian kamu punya badan udah kayak bener-bener dewi”.
“udah ah, ayo dong, aku udah gak tahan nih pengen di tusuk”, balasku.
Ulfsaar langsung menancapkan penis besarnya ke dalam vaginaku sehingga
aku sedikit berteriak karena agak sakit, tapi aku malah suka dan karena
mulutku juga belepotan dengan sperma yang sudah mengering maka Ulfsaar
tidak melumat bibirku sehingga aku bisa mengeluarkan suara desahan dan
erangan sesukaku. Ulfsaar mengangkat kakiku dan mendorongnya hingga
kedua kakiku berada di samping kanan dan kiri kepalaku. Dalam posisi
seperti ini, aku merasakan penis besar milik Ulfsaar lebih masuk ke
dalam vaginaku sehingga rasanya menjadi sangat nikmat, rupanya Ulfsaar
sudah sangat gemas terhadapku karena dia menggenjot vaginaku tanpa ampun
dan tanpa memperdulikanku. Kemudian, dia mencabut penisnya dari
vaginaku dan memasukkannya ke dalam anusku, sepertinya dia ingin mencoba
2 lubangku sekaligus.
2 lubangku digenjot oleh Ulfsaar secara bergantian dengan posisi ini selama kurang lebih 15 menit.
“Ulfsaaarr,,,ganti posisi dong,,,pegel nih”.
“ok,,ok,, maaf”. Kemudian, dia melepaskan kakiku dan kini dia yang berbaring di bawah sedangkan aku diatas sehingga sekarang aku yang memegang kendali, aku bisa mengatur iramanya sesuai keinginanku. Kadang-kadang aku bungkukkan tubuhku ke depan agar Ulfsaar bisa menyedot susu dari putingku, dan kadang-kadang aku memutar badanku 360 derajat agar penis Ulfsaar terasa terpelintir di dalam vaginaku yang tentu saja membuat sang pemilik penis jadi mengerang keenakan dan juga Ulfsaar mencabut penisnya lalu menancapkannya ke dalam anusku, begitu juga sebaliknya, dia melakukan itu setiap 3 menit sekali. Tubuhku terus digarap oleh Ulfsaar, sampai akhirnya 30 menit kemudian, Ulfsaar menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku. Setelah selesai, Ulfsaar menarik tubuhku ke arahnya agar dia bisa melumat putingku dan menghisap susuku.
“Ulfsaaarr,,,ganti posisi dong,,,pegel nih”.
“ok,,ok,, maaf”. Kemudian, dia melepaskan kakiku dan kini dia yang berbaring di bawah sedangkan aku diatas sehingga sekarang aku yang memegang kendali, aku bisa mengatur iramanya sesuai keinginanku. Kadang-kadang aku bungkukkan tubuhku ke depan agar Ulfsaar bisa menyedot susu dari putingku, dan kadang-kadang aku memutar badanku 360 derajat agar penis Ulfsaar terasa terpelintir di dalam vaginaku yang tentu saja membuat sang pemilik penis jadi mengerang keenakan dan juga Ulfsaar mencabut penisnya lalu menancapkannya ke dalam anusku, begitu juga sebaliknya, dia melakukan itu setiap 3 menit sekali. Tubuhku terus digarap oleh Ulfsaar, sampai akhirnya 30 menit kemudian, Ulfsaar menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku. Setelah selesai, Ulfsaar menarik tubuhku ke arahnya agar dia bisa melumat putingku dan menghisap susuku.
“Rasti, kamu mau mandi gak?”.
“mau dong, badanku udah gatel-gatel nih”.
“yaudah, ke sungai sana”.
“aahh,, takut,, temenin aku dong”, balasku dengan nada manja.
“dasar,,, manja,,,”, balasnya sambil mencubit puting kiriku. Kemudian, kami berdua pergi keluar rumah Ulfsaar dan aku melihat suku Baro ada yang sedang makan dan juga ada yang sedang minum susu, tentu saja susu yang mereka minum adalah susuku. Aku berjalan diantara mereka, ada yang menepuk pantatku, ada juga yang mencubit pahaku. Tak lama kemudian, kami sudah sampai di sungai.
“yaudah, mandi sana”.
“aahh,,,mandiin dong”.
“iya, iya, aku mandiin”.
“nah, itu baru Ulfsaar sayangku”. Kemudian, dia memandikanku sambil meraba-rabai tubuh putihku, dia membersihkan noda-noda sperma kering yang ada di mulut, anus, dan vaginaku dengan cara menggosok-gosokkan tangannya.
“Ulfsaar sayang, sekalian dong dalemnya dibersihin”.
“ok, putri cantik”. Kemudian dia memasukkan 2 jari tangan kanannya ke dalam anusku dan 2 jari tangan kirinya ke dalam vaginaku yang membawaku mencapai orgasme dalam waktu 12 menit.
“mau dong, badanku udah gatel-gatel nih”.
“yaudah, ke sungai sana”.
“aahh,, takut,, temenin aku dong”, balasku dengan nada manja.
“dasar,,, manja,,,”, balasnya sambil mencubit puting kiriku. Kemudian, kami berdua pergi keluar rumah Ulfsaar dan aku melihat suku Baro ada yang sedang makan dan juga ada yang sedang minum susu, tentu saja susu yang mereka minum adalah susuku. Aku berjalan diantara mereka, ada yang menepuk pantatku, ada juga yang mencubit pahaku. Tak lama kemudian, kami sudah sampai di sungai.
“yaudah, mandi sana”.
“aahh,,,mandiin dong”.
“iya, iya, aku mandiin”.
“nah, itu baru Ulfsaar sayangku”. Kemudian, dia memandikanku sambil meraba-rabai tubuh putihku, dia membersihkan noda-noda sperma kering yang ada di mulut, anus, dan vaginaku dengan cara menggosok-gosokkan tangannya.
“Ulfsaar sayang, sekalian dong dalemnya dibersihin”.
“ok, putri cantik”. Kemudian dia memasukkan 2 jari tangan kanannya ke dalam anusku dan 2 jari tangan kirinya ke dalam vaginaku yang membawaku mencapai orgasme dalam waktu 12 menit.
“ayo, Ulfsaar sayang, sekarang sabunin dadaku ya”.
“ok”. Ketika aku sedang asik dimandiin oleh Ulfsaar, tiba-tiba punggung Ulfsaar tertusuk sesuatu dan itu adalah tombak, aku melihat kalau yang melempar tombak adalah orang yang memakai topeng atau suku Kupo.
“Ulfsaar, lari,,, cepat”.
“taapii,,,,”.
“cepaaatttt !!!”. Tanpa berpikir panjang lagi aku mengambil langkah seribu, meski sebenarnya berat meninggalkan Ulfsaar tapi daripada aku terbunuh. Rupanya, suku Kupo sudah menyerang desa Baro karena aku melihat asap dari kejauhan, jadi aku langsung merubah lariku ke arah yang aku sendiri tidak tau. Dengan nafas yang tersengal-sengal dan kaki yang lecet karena aku tidak memakai alas kaki, aku berlari dengan kencang sekaligus ketakutan, entah berapa meter yang sudah kutempuh. Karena aku kecape’an, aku berhenti dan menengok ke belakang.
“untung gue gak dikejar,,,hhhh”, kataku sambil tersengal-sengal. Setelah aku sudah bisa mengatur nafasku, aku baru sadar kalau keadaan masih gelap.
“ok”. Ketika aku sedang asik dimandiin oleh Ulfsaar, tiba-tiba punggung Ulfsaar tertusuk sesuatu dan itu adalah tombak, aku melihat kalau yang melempar tombak adalah orang yang memakai topeng atau suku Kupo.
“Ulfsaar, lari,,, cepat”.
“taapii,,,,”.
“cepaaatttt !!!”. Tanpa berpikir panjang lagi aku mengambil langkah seribu, meski sebenarnya berat meninggalkan Ulfsaar tapi daripada aku terbunuh. Rupanya, suku Kupo sudah menyerang desa Baro karena aku melihat asap dari kejauhan, jadi aku langsung merubah lariku ke arah yang aku sendiri tidak tau. Dengan nafas yang tersengal-sengal dan kaki yang lecet karena aku tidak memakai alas kaki, aku berlari dengan kencang sekaligus ketakutan, entah berapa meter yang sudah kutempuh. Karena aku kecape’an, aku berhenti dan menengok ke belakang.
“untung gue gak dikejar,,,hhhh”, kataku sambil tersengal-sengal. Setelah aku sudah bisa mengatur nafasku, aku baru sadar kalau keadaan masih gelap.
Dalam kesunyian, aku berjalan ke arah sumber bunyi yang membuatku
penasaran. Ternyata suara yang kudengar berasal dari pantai, aku senang
sekali karena berada di tempat yang terbuka tidak seperti hutan, dan aku
bertambah senang ketika aku menemukan koperku terbawa arus di pinggir
pantai. Karena koperku bisa kutemukan, aku bisa berpakaian lagi, tapi
setelah itu aku bingung harus kemana setelah ini karena aku tidak punya
tempat tujuan. Aku memutuskan untuk istirahat dengan selimut yang ada di
koperku.
“lumayan, supaya gak lemes”, pikirku. Ketika sedang asik-asiknya tidur, aku mendengar suara berisik sehingga aku membuka mataku untuk mencari tau bunyi apa itu. Rupanya malam sudah berganti menjadi pagi sehingga mataku agak silau, tapi aku belum menemukan bunyi itu, aku jadi penasaran dan menengok ke kanan dan ke kiri. Rupanya, bunyi itu adalah helikopter yang menuju ke arahku, aku melambai-lambaikan tangan agar terlihat oleh pilot helikopter, dan tidak hanya helikopter tapi juga banyak kapal yang datang seperti mencari sesuatu.
“lumayan, supaya gak lemes”, pikirku. Ketika sedang asik-asiknya tidur, aku mendengar suara berisik sehingga aku membuka mataku untuk mencari tau bunyi apa itu. Rupanya malam sudah berganti menjadi pagi sehingga mataku agak silau, tapi aku belum menemukan bunyi itu, aku jadi penasaran dan menengok ke kanan dan ke kiri. Rupanya, bunyi itu adalah helikopter yang menuju ke arahku, aku melambai-lambaikan tangan agar terlihat oleh pilot helikopter, dan tidak hanya helikopter tapi juga banyak kapal yang datang seperti mencari sesuatu.
Rupanya, mereka adalah tim SAR untuk mencari korban kecelakaan
pesawat yang aku tumpangi, lalu aku ditolong dan di naikkan ke
helikopter, ternyata yang selamat tidak hanya aku seorang tapi lumayan
banyak yang selamat.
“aaahhh,,,,akhirnya bisa pulang,,,”. Setelah aku menaiki helikopter, pilot helikopter langsung menerbangkan helikopter dan menjauhi pulau yang menjadi tempatku menyaksikan pembunuhan secara langsung. Aku lega akhirnya bisa pulang, dan aku berharap agar aku tidak mengalami kejadian seperti ini lagi.
“aaahhh,,,,akhirnya bisa pulang,,,”. Setelah aku menaiki helikopter, pilot helikopter langsung menerbangkan helikopter dan menjauhi pulau yang menjadi tempatku menyaksikan pembunuhan secara langsung. Aku lega akhirnya bisa pulang, dan aku berharap agar aku tidak mengalami kejadian seperti ini lagi.
Kit jungkit pak plakak ipit tupit acap tempel petek etek bala bulu tambani ili gutut.
SELAMAT ANDA BARU SAJA MEMBACA MANTERA UNTUK MEMPERKECIL TITIT.
SELAMAT ANDA BARU SAJA MEMBACA MANTERA UNTUK MEMPERKECIL TITIT.