“Mamah,,mamah,,!!”, teriak Nirmala histeris.
“Papah,,papah,,!!!”, air mata Nirmala terus menerus mengalir keluar dari matanya seperti sungai yang airnya tak habis-habis. Hujan mengguyur tubuh mungilnya, hati Nirmala sangat terpukul dengan apa yang baru saja menimpanya. Nirmala mengais-ngais tanah sehingga kedua tangannya sangat kotor dan berlumuran tanah yang basah alias lumpur sambil terus menangisi kedua orang tuanya. Nirmala baru saja selamat dari longsor yang menimbun rumahnya. Dia beruntung bisa selamat dari longsor itu, tapi Nirmala malah mau ikut tertimbun tanah bersama kedua orang tuanya karena Nirmala tidak mempunyai sanak saudara selain kedua orang tuanya.
“Nirmala,,sudah,,jangan bersedih,,”, kata seorang ibu sambil memeluk Nirmala dari belakang.
“papa dan mama masih hidup !!”, teriak Nirmala bersikeras. Ibu itu pun melepaskan pelukannya untuk membiarkan Nirmala melampiaskan kesedihannya sepuas-puasnya. Akhirnya, Nirmala pun menyerah, tangisannya lama kelamaan mulai melemah karena Nirmala sudah lelah dan tak sadar Nirmala tertidur di atas timbunan tanah.
“Papah,,papah,,!!!”, air mata Nirmala terus menerus mengalir keluar dari matanya seperti sungai yang airnya tak habis-habis. Hujan mengguyur tubuh mungilnya, hati Nirmala sangat terpukul dengan apa yang baru saja menimpanya. Nirmala mengais-ngais tanah sehingga kedua tangannya sangat kotor dan berlumuran tanah yang basah alias lumpur sambil terus menangisi kedua orang tuanya. Nirmala baru saja selamat dari longsor yang menimbun rumahnya. Dia beruntung bisa selamat dari longsor itu, tapi Nirmala malah mau ikut tertimbun tanah bersama kedua orang tuanya karena Nirmala tidak mempunyai sanak saudara selain kedua orang tuanya.
“Nirmala,,sudah,,jangan bersedih,,”, kata seorang ibu sambil memeluk Nirmala dari belakang.
“papa dan mama masih hidup !!”, teriak Nirmala bersikeras. Ibu itu pun melepaskan pelukannya untuk membiarkan Nirmala melampiaskan kesedihannya sepuas-puasnya. Akhirnya, Nirmala pun menyerah, tangisannya lama kelamaan mulai melemah karena Nirmala sudah lelah dan tak sadar Nirmala tertidur di atas timbunan tanah.
Ketika Nirmala terbangun, dia menyadari kalau dia sudah berada dalam satu ruangan.
“tenang,,nak Nirmala,,kamu sekarang ada di rumah ibu,,”, kata ibu yang tadi memeluk Nirmala.
“te,,terima,,kasihh,,bu,,”, kata Nirmala masih gugup. Ibu yang membawa Nirmala adalah istri dari ketua RT di desa Nirmala, dia bernama Bu Erna. Bu Erna merasa sangat iba melihat Nirmala yang sangat murung dan sedih karena Nirmala kehilangan bapak dan ibunya sekaligus. Bu Erna dan suaminya, Pak Joko, memutuskan untuk mengangkat Nirmala sebagai anak mereka. Nirmala pun tidak menolak karena dia tidak mempunyai sanak saudara lain di kampungnya. Bu Erna & Pak Joko membesarkan, merawat, dan memelihara Nirmala dengan penuh kasih sayang dan menganggap Nirmala benar-benar sebagai anak mereka. Untung ada Bu Erna & Pak Joko, kalau tidak, mungkin Nirmala sudah putus asa dan bunuh diri. Nirmala bisa melupakan kesedihannya meski kenangan akan kedua orang tuanya masih ada.
“tenang,,nak Nirmala,,kamu sekarang ada di rumah ibu,,”, kata ibu yang tadi memeluk Nirmala.
“te,,terima,,kasihh,,bu,,”, kata Nirmala masih gugup. Ibu yang membawa Nirmala adalah istri dari ketua RT di desa Nirmala, dia bernama Bu Erna. Bu Erna merasa sangat iba melihat Nirmala yang sangat murung dan sedih karena Nirmala kehilangan bapak dan ibunya sekaligus. Bu Erna dan suaminya, Pak Joko, memutuskan untuk mengangkat Nirmala sebagai anak mereka. Nirmala pun tidak menolak karena dia tidak mempunyai sanak saudara lain di kampungnya. Bu Erna & Pak Joko membesarkan, merawat, dan memelihara Nirmala dengan penuh kasih sayang dan menganggap Nirmala benar-benar sebagai anak mereka. Untung ada Bu Erna & Pak Joko, kalau tidak, mungkin Nirmala sudah putus asa dan bunuh diri. Nirmala bisa melupakan kesedihannya meski kenangan akan kedua orang tuanya masih ada.
Nirmala pun tumbuh menjadi gadis cantik, berkulit putih mulus tanpa
ada goresan satu senti pun. Bu Erna & Pak Joko senang melihat
Nirmala tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar dalam karena
selain Nirmala cantik, dia terkenal lemah lembut & baik kepada semua
orang sehingga tak heran para laki-laki di kampungnya banyak yang
mati-matian mengejar-ngejar Nirmala.
“Mala,,mau kemana?”, tanya Herman, salah satu pria yang naksir berat dengan Nirmala.
“mau ke pasar Bang Herman,,emang kenapa Bang?”.
“mau abang temenin gak?”.
“ah,,gak usah bang,,ntar ngerepotin,,”.
“nggak kok,,mau ya?”.
“nggak usah bang,,bener deh,,”.
“abang pengen nemenin,,boleh ya?”.
“terserah bang Herman aja deh,,”. Begitulah sifat Nirmala, dia merasa tidak enak kalau seseorang memaksa kepadanya. Oleh karena sifatnya itu, banyak laki-laki yang merasa diberi harapan untuk pdkt oleh Nirmala, padahal Nirmala sama sekali tidak bermaksud demikian. Bukan hanya para pemuda yang suka kepada Nirmala, tapi para bapak-bapak yang sudah mempunyai anak & istri juga tidak bisa menahan nafsu jika melihat Nirmala yang cantik jelita.
“Mala,,mau kemana?”, tanya Herman, salah satu pria yang naksir berat dengan Nirmala.
“mau ke pasar Bang Herman,,emang kenapa Bang?”.
“mau abang temenin gak?”.
“ah,,gak usah bang,,ntar ngerepotin,,”.
“nggak kok,,mau ya?”.
“nggak usah bang,,bener deh,,”.
“abang pengen nemenin,,boleh ya?”.
“terserah bang Herman aja deh,,”. Begitulah sifat Nirmala, dia merasa tidak enak kalau seseorang memaksa kepadanya. Oleh karena sifatnya itu, banyak laki-laki yang merasa diberi harapan untuk pdkt oleh Nirmala, padahal Nirmala sama sekali tidak bermaksud demikian. Bukan hanya para pemuda yang suka kepada Nirmala, tapi para bapak-bapak yang sudah mempunyai anak & istri juga tidak bisa menahan nafsu jika melihat Nirmala yang cantik jelita.
“Nirmala,,mau gak jadi pacar abang?”.
“ah,,bang Herman suka becanda,,”.
“gak,,abang gak becanda,,mau ya?”.
“mm,,gimana ya?”.
“kamu gak mau ya?”.
“kalo jawabnya nggak sekarang,,boleh nggak bang?”.
“yaudah,,tapi jangan lama-lama ya,,soalnya abang pengen banget jadi pacar kamu,,”.
“saya usahain ya bang,,saya masuk ke rumah dulu ya bang,,”, kata Nirmala karena dia sudah berada di depan rumahnya.
“kalo gitu,,abang pulang ya,,inget,,mikirnya jangan lama-lama,,daah,,”. Nirmala hanya melambaikan tangannya dan tersenyum. Begitu Nirmala membalikkan badannya, wajah manis dihiasi senyuman Nirmala langsung berubah menjadi wajah penuh rasa bingung dan bt karena Herman menjadi cowok ke-13 di daftar waiting list untuk menjadi pacarnya.
“Mala pulang,,”, kata Nirmala setelah mengetuk pintu rumahnya sendiri.
“eh,,kamu udah pulang,,”, sapa Pak Joko.
“ibu mana pak?”.
“tuh,,udah nungguin kamu di dapur,,”.
“ah,,bang Herman suka becanda,,”.
“gak,,abang gak becanda,,mau ya?”.
“mm,,gimana ya?”.
“kamu gak mau ya?”.
“kalo jawabnya nggak sekarang,,boleh nggak bang?”.
“yaudah,,tapi jangan lama-lama ya,,soalnya abang pengen banget jadi pacar kamu,,”.
“saya usahain ya bang,,saya masuk ke rumah dulu ya bang,,”, kata Nirmala karena dia sudah berada di depan rumahnya.
“kalo gitu,,abang pulang ya,,inget,,mikirnya jangan lama-lama,,daah,,”. Nirmala hanya melambaikan tangannya dan tersenyum. Begitu Nirmala membalikkan badannya, wajah manis dihiasi senyuman Nirmala langsung berubah menjadi wajah penuh rasa bingung dan bt karena Herman menjadi cowok ke-13 di daftar waiting list untuk menjadi pacarnya.
“Mala pulang,,”, kata Nirmala setelah mengetuk pintu rumahnya sendiri.
“eh,,kamu udah pulang,,”, sapa Pak Joko.
“ibu mana pak?”.
“tuh,,udah nungguin kamu di dapur,,”.
“yaudah,,Mala ke dapur dulu ya Pak,,”.
“yaudah,,masak yang enak,,”.
“ya pak,,”. Nirmala menuju ke dapur.
“Bu,,nih,,dagingnya,,jadi kan bikin gulai dagingnya?”.
“jadi,,kok kamu ngebet banget pengen gulai daging?”.
“ya masa Ibu gak tau,,kan Mala suka banget ama gulai daging,,”.
“tau lah,,bapak kamu juga suka ama gulai daging,,”.
“yaudah,,mulai masak yuk Bu,,udah laper nih,,”. Nirmala mulai memasak gulai daging bersama Bu Erna. Aroma wangi gulai daging yang menggugah selera memenuhi semua ruangan di dalam rumah Nirmala, Pak Joko langsung menghampiri dapur.
“hemm,,masak gulai daging ya,,”, kata Pak Joko sambil mengendus-endus aroma gulai daging yang menggugah selera.
“iya,,hush,,sana,,belum selesai,,”, kata Bu Erna sambil mengusir Pak Joko keluar dari dapur sementara Nirmala asik memasak gulai daging.
“masaknya jangan lama-lama ya,,”, kata Pak Joko.
“iya Pak,,”, jawab Nirmala. Nirmala selesai memasak gulai daging, dia langsung menghidangkannya di meja makan. Bu Erna, Pak Joko, dan Nirmala makan bersama dengan hati yang senang.
“yaudah,,masak yang enak,,”.
“ya pak,,”. Nirmala menuju ke dapur.
“Bu,,nih,,dagingnya,,jadi kan bikin gulai dagingnya?”.
“jadi,,kok kamu ngebet banget pengen gulai daging?”.
“ya masa Ibu gak tau,,kan Mala suka banget ama gulai daging,,”.
“tau lah,,bapak kamu juga suka ama gulai daging,,”.
“yaudah,,mulai masak yuk Bu,,udah laper nih,,”. Nirmala mulai memasak gulai daging bersama Bu Erna. Aroma wangi gulai daging yang menggugah selera memenuhi semua ruangan di dalam rumah Nirmala, Pak Joko langsung menghampiri dapur.
“hemm,,masak gulai daging ya,,”, kata Pak Joko sambil mengendus-endus aroma gulai daging yang menggugah selera.
“iya,,hush,,sana,,belum selesai,,”, kata Bu Erna sambil mengusir Pak Joko keluar dari dapur sementara Nirmala asik memasak gulai daging.
“masaknya jangan lama-lama ya,,”, kata Pak Joko.
“iya Pak,,”, jawab Nirmala. Nirmala selesai memasak gulai daging, dia langsung menghidangkannya di meja makan. Bu Erna, Pak Joko, dan Nirmala makan bersama dengan hati yang senang.
Meskipun keluarganya yang sekarang sangat harmonis dan damai, tapi
jauh di lubuk hati Nirmala, kenangan ibu & ayah kandungnya tidak
akan dan tidak bisa hilang. Selesai makan, Nirmala mencuci piring
sedangkan Pak Joko & Bu Erna keluar rumah karena ada urusan.
Tiba-tiba, Herman datang bertamu ke rumah Nirmala.
“eh,,bang Herman,,ada apa bang?”.
“mau maen ke rumah kamu aja,,sekalian mau tau jawaban kamu?”.
“mm,,saya nyediain minum dulu deh,,”. Nirmala pergi ke dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman.
“nih minumannya bang,,”.
“makasih ya La,,jadi gimana jawabannya?”.
“aduh,,gimana ya?”, Nirmala kebingungan mau jawab apa. Wajah Herman yang bernilai 4 dari skala 1-10 membuat Nirmala malas menjawab ‘Ya’, tapi Nirmala juga memikirkan jawaban ‘Tidak’ karena Nirmala takut Herman menjadi kesal dan berbuat kasar kepadanya.
“jadi,,gimana?”, tanya Herman sambil terus mendekat ke Nirmala.
“mm,,”, Nirmala terus bergeser tempat duduk untuk menjaga jarak dengan Herman hingga akhirnya Nirmala terpojok.
“eh,,bang Herman,,ada apa bang?”.
“mau maen ke rumah kamu aja,,sekalian mau tau jawaban kamu?”.
“mm,,saya nyediain minum dulu deh,,”. Nirmala pergi ke dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman.
“nih minumannya bang,,”.
“makasih ya La,,jadi gimana jawabannya?”.
“aduh,,gimana ya?”, Nirmala kebingungan mau jawab apa. Wajah Herman yang bernilai 4 dari skala 1-10 membuat Nirmala malas menjawab ‘Ya’, tapi Nirmala juga memikirkan jawaban ‘Tidak’ karena Nirmala takut Herman menjadi kesal dan berbuat kasar kepadanya.
“jadi,,gimana?”, tanya Herman sambil terus mendekat ke Nirmala.
“mm,,”, Nirmala terus bergeser tempat duduk untuk menjaga jarak dengan Herman hingga akhirnya Nirmala terpojok.
“mau ya jadi pacar abang?”, kata Herman sambil berusaha mengelus-elus paha kiri Nirmala yang masih tertutup rok panjang.
“bang,,jangan,,”, kata Nirmala sambil berusaha menepis tangan Herman yang ngelaba di pahanya. Herman tidak tahan lagi melihat kecantikan Nirmala, apalagi kulit Nirmala yang begitu putih dan sangat mulus. Nafsu Herman mulai tak terkendali karena kuping Herman dipenuhi bisikan setan.
“ude,,embat aje,,kalo gak jadi pacar,,yang penting lo ude nyobain memeknye die,,”, bisik setan di telinga kiri Herman.
“jangan Herman,,kalau kamu baik kepadanya,,mungkin dia mau jadi pacar kamu,,dan bahkan mungkin dia mau jadi istri kamu,,”, bisik malaikat di telinga kanan Herman.
“tu liat,,masa lo gak mau ngentot ama cewek secantik die,,mana bodynya montok,,kulitnya mulus banget,,ayo Man,,langsung embat,,kapan lagi,,kesempatan gak dateng 2 kali apalagi 3 kali,,”. Tentu saja, bisikan setan yang menang karena Herman ingin sekali merasakan kehangatan tubuh Nirmala sejak pertama kali dia mengenal Nirmala.
“bang,,jangan,,”, kata Nirmala sambil berusaha menepis tangan Herman yang ngelaba di pahanya. Herman tidak tahan lagi melihat kecantikan Nirmala, apalagi kulit Nirmala yang begitu putih dan sangat mulus. Nafsu Herman mulai tak terkendali karena kuping Herman dipenuhi bisikan setan.
“ude,,embat aje,,kalo gak jadi pacar,,yang penting lo ude nyobain memeknye die,,”, bisik setan di telinga kiri Herman.
“jangan Herman,,kalau kamu baik kepadanya,,mungkin dia mau jadi pacar kamu,,dan bahkan mungkin dia mau jadi istri kamu,,”, bisik malaikat di telinga kanan Herman.
“tu liat,,masa lo gak mau ngentot ama cewek secantik die,,mana bodynya montok,,kulitnya mulus banget,,ayo Man,,langsung embat,,kapan lagi,,kesempatan gak dateng 2 kali apalagi 3 kali,,”. Tentu saja, bisikan setan yang menang karena Herman ingin sekali merasakan kehangatan tubuh Nirmala sejak pertama kali dia mengenal Nirmala.
Herman mencengkram kedua tangan Nirmala lalu memeganginya sehingga Nirmala tidak bisa menggerakkan kedua tangannya.
“bang,,jangan,,jangann,,tol,,mmffhh,,”, teriak Nirmala tertahan karena Herman membungkam mulutnya. Nirmala terus meronta-ronta berusaha lepas dari Herman, tapi perlawanan lemah Nirmala sama sekali tidak berpengaruh karena tenaga Herman sudah bertambah 100% dari nafsu setannya. Nirmala menggelengkan kepalanya ke kanan & kiri untuk melepaskan tangan Herman dari mulutnya agar dia bisa berteriak, tapi percuma, Herman memencet pipi Nirmala hingga kata-kata yang keluar dari mulut Nirmala menjadi tidak jelas. Herman mendekatkan wajahnya ke wajah Nirmala dengan api birahi yang sudah berkobar-kobar di mata Herman karena Herman sudah tidak sabar ingin segera melumat habis-habisan bibir Nirmala yang merah merekah dan pastinya sangat lembut karena bibir Nirmala belum pernah diinvasi oleh lelaki manapun.
“bang,,jangan,,jangann,,tol,,mmffhh,,”, teriak Nirmala tertahan karena Herman membungkam mulutnya. Nirmala terus meronta-ronta berusaha lepas dari Herman, tapi perlawanan lemah Nirmala sama sekali tidak berpengaruh karena tenaga Herman sudah bertambah 100% dari nafsu setannya. Nirmala menggelengkan kepalanya ke kanan & kiri untuk melepaskan tangan Herman dari mulutnya agar dia bisa berteriak, tapi percuma, Herman memencet pipi Nirmala hingga kata-kata yang keluar dari mulut Nirmala menjadi tidak jelas. Herman mendekatkan wajahnya ke wajah Nirmala dengan api birahi yang sudah berkobar-kobar di mata Herman karena Herman sudah tidak sabar ingin segera melumat habis-habisan bibir Nirmala yang merah merekah dan pastinya sangat lembut karena bibir Nirmala belum pernah diinvasi oleh lelaki manapun.
Sedikit air mata mengalir dari mata Nirmala karena dia tidak pernah
berpikir akan melakukan ‘first kiss’nya bersama Herman yang akan
memerkosanya. Ketika bibir Herman hanya berjarak 5 cm dari bibir Nirmala
dan sebentar lagi bibir mereka berdua akan menempel, tiba-tiba pintu
rumah terbuka.
“Herman !! sedang apa kamu?!!”. Herman menengok ke arah pintu dan langsung melepaskan Nirmala yang tidak berdaya. Herman langsung lari pontang-panting menerobos orang yang ada di pintu masuk karena orang itu adalah Pak Joko. Bu Erna langsung masuk ke dalam dan duduk di sebelah Nirmala. Nirmala langsung menangis di pundak Bu Erna, Bu Erna pun memeluk Nirmala untuk menenangkannya.
“udah,,udah,,kamu gak apa-apa kan?”. Nirmala hanya mengangguk pelan.
“sialan tuh si Herman,,mau merkosa anak angkat gue,,”, ujar Pak Joko yang sangat kesal kepada Herman.
“udah,,Mala,,kita ke kamar aja yuk,,”, ajak Bu Erna.
“iya Mala,,kamu istirahat aja di kamar sama ibu,,biar si Herman sialan itu bapak yang urus,,”.
“Herman !! sedang apa kamu?!!”. Herman menengok ke arah pintu dan langsung melepaskan Nirmala yang tidak berdaya. Herman langsung lari pontang-panting menerobos orang yang ada di pintu masuk karena orang itu adalah Pak Joko. Bu Erna langsung masuk ke dalam dan duduk di sebelah Nirmala. Nirmala langsung menangis di pundak Bu Erna, Bu Erna pun memeluk Nirmala untuk menenangkannya.
“udah,,udah,,kamu gak apa-apa kan?”. Nirmala hanya mengangguk pelan.
“sialan tuh si Herman,,mau merkosa anak angkat gue,,”, ujar Pak Joko yang sangat kesal kepada Herman.
“udah,,Mala,,kita ke kamar aja yuk,,”, ajak Bu Erna.
“iya Mala,,kamu istirahat aja di kamar sama ibu,,biar si Herman sialan itu bapak yang urus,,”.
Nirmala & Bu Erna pun masuk ke dalam kamar Nirmala sementara Pak
Joko keluar dengan perasaan yang sangat marah. Pak Joko menuju ke rumah
Herman.
“eh Herman,,keluar lo !!”, teriak Pak Joko sambil mengusung goloknya yang sangat besar itu. Tentu saja, Herman tidak berani keluar karena melihat Pak Joko membawa golok. Mendengar Pak Joko yang berteriak-teriak, para warga yang ada di dekat rumah Herman pun langsung berhamburan keluar dari rumah mereka masing-masing.
“ada apa pak?”, tanya seorang warga.
“ini,,si Herman mau merkosa Nirmala di rumah saya sendiri,,”. Warga pun langsung percaya pada perkataan Pak Joko karena dalam sehari-hari Pak Joko selalu baik dan berkata jujur kepada semua warga. Warga mendobrak pintu rumah Herman secara paksa lalu mereka mencari-cari Herman di setiap ruangan. Akhirnya, mereka menemukan Herman sedang ngumpet di kolong tempat tidurnya. Para warga menggiring Herman keluar dari rumahnya dan menghadap ke Pak Joko yang sudah tenang dan tidak terlalu marah lagi karena warga yang lain berhasil membuat Pak Joko menjadi tenang.
“eh Herman,,keluar lo !!”, teriak Pak Joko sambil mengusung goloknya yang sangat besar itu. Tentu saja, Herman tidak berani keluar karena melihat Pak Joko membawa golok. Mendengar Pak Joko yang berteriak-teriak, para warga yang ada di dekat rumah Herman pun langsung berhamburan keluar dari rumah mereka masing-masing.
“ada apa pak?”, tanya seorang warga.
“ini,,si Herman mau merkosa Nirmala di rumah saya sendiri,,”. Warga pun langsung percaya pada perkataan Pak Joko karena dalam sehari-hari Pak Joko selalu baik dan berkata jujur kepada semua warga. Warga mendobrak pintu rumah Herman secara paksa lalu mereka mencari-cari Herman di setiap ruangan. Akhirnya, mereka menemukan Herman sedang ngumpet di kolong tempat tidurnya. Para warga menggiring Herman keluar dari rumahnya dan menghadap ke Pak Joko yang sudah tenang dan tidak terlalu marah lagi karena warga yang lain berhasil membuat Pak Joko menjadi tenang.
“Herman,,kenapa lo berani mau merkosa Nirmala?”.
“ampun Pak,,saya gak bakal ngulangin lagi,,”, kata Herman sampai berlutut di hadapan Pak Joko sambil meneteskan air mata, entah itu air mata penyesalan atau hanya air mata buaya.
“udah pak,,gibas aje,,”, teriak warga bersahut-sahutan.
“saya gak bisa bunuh orang,,jadi saya bakal kasih kamu hukuman biar kapok,,”.
“potong aje anunya pak,,”, celetuk seorang warga.
“jangan pak,,ampun pak,,”, pinta Herman memelas.
“hukuman yang pantas buat tukang perkosa seperti kamu,,diarak keliling kampung dengan telanjang,,”.
“ampun pak,,jangan pak,,pak”.
“sekarang buka baju kamu !!”. Tentu saja, Herman tidak mau melepas bajunya sehingga para warga pun ikut campur. Ibu-ibu yang membawa anaknya langsung membawa anaknya pulang. Sementara para warga yang lain tertawa terbahak-bahak melihat Herman yang sudah telanjang karena ternyata penis Herman tidak normal karena hanya 1 cm saja.
“modal kontol segini aje mau merkosa kembang desa lo,,”, seorang warga mengolok-ngolok Herman.
“ampun Pak,,saya gak bakal ngulangin lagi,,”, kata Herman sampai berlutut di hadapan Pak Joko sambil meneteskan air mata, entah itu air mata penyesalan atau hanya air mata buaya.
“udah pak,,gibas aje,,”, teriak warga bersahut-sahutan.
“saya gak bisa bunuh orang,,jadi saya bakal kasih kamu hukuman biar kapok,,”.
“potong aje anunya pak,,”, celetuk seorang warga.
“jangan pak,,ampun pak,,”, pinta Herman memelas.
“hukuman yang pantas buat tukang perkosa seperti kamu,,diarak keliling kampung dengan telanjang,,”.
“ampun pak,,jangan pak,,pak”.
“sekarang buka baju kamu !!”. Tentu saja, Herman tidak mau melepas bajunya sehingga para warga pun ikut campur. Ibu-ibu yang membawa anaknya langsung membawa anaknya pulang. Sementara para warga yang lain tertawa terbahak-bahak melihat Herman yang sudah telanjang karena ternyata penis Herman tidak normal karena hanya 1 cm saja.
“modal kontol segini aje mau merkosa kembang desa lo,,”, seorang warga mengolok-ngolok Herman.
“tau,,Nirmala juga bakal ketawa ngeliat kontol lo,,”, tambah seorang
warga yang lain. Setelah itu, Herman pun di arak keliling desa tanpa
ditutupi sehelai benang pun. Setiap orang yang melihatnya pasti
menertawai Herman. Dalam hatinya, Herman benar-benar kapok dan tidak
akan mengulanginya lagi karena rasa malunya tak bisa dia bendung lagi.
Hari-hari sudah berlalu sejak kejadian itu, Nirmala sudah kembali ceria
sementara Herman menjadi bahan olok-olokkan di kampung. Herman sampai
tidak berani memandang mata Nirmala setiap berpapasan dengan Nirmala
karena Herman malu kepada Nirmala. Dan bagi Nirmala, Herman hanyalah
laki-laki rendahan dan kurang ajar yang harusnya tidak ada di dunia ini.
Nirmala kembali ke kehidupan normalnya, menjadi gadis cantik yang baik
hati. Para lelaki yang tadinya punya niat untuk memperkosa Nirmala
menjadi berpikir ulang puluhan kali karena mereka tidak ingin diarak
keliling kampung tanpa pakaian seperti Herman.
Nirmala tidak tau sama sekali kalau orang yang disayanginya menderita
penyakit yang sangat gawat. Bu Erna ternyata menderita tumor di
kepalanya dan sudah stadium 3. Nirmala jadi jarang keluar karena dia
merawat Bu Erna yang hidupnya tidak lama lagi. Akhirnya, hidup Bu Erna
pun berakhir sudah. Nirmala & Pak Joko pun sangat sedih ditinggal Bu
Erna karena Bu Erna merupakan ibu & istri yang baik. Sebulan sudah
berlalu sejak Bu Erna meninggal, Nirmala & Pak Joko hidup berdua
saja di rumah itu dengan tenang dan damai.
“eh,,Nirmala,,ngapain kamu ke sini?”, tanya Pak Edi.
“ini om,,disuruh bapak nganter ini,,”, kata Nirmala sambil menyerahkan bungkusan.
“oh,,iya,,makasih ya Nirmala,,”.
“iya om,,gak apa-apa,,”. Nirmala sudah menganggap Pak Edi sebagai omnya dan sebaliknya, Pak Edi pun menganggap Nirmala sebagai keponakannya sendiri jadi, meskipun Nirmala sering datang dan mengobrol dengannya, Pak Edi sama sekali tidak ada pikiran kotor terhadap Nirmala walaupun Nirmala bukan keluarganya.
“eh,,Nirmala,,ngapain kamu ke sini?”, tanya Pak Edi.
“ini om,,disuruh bapak nganter ini,,”, kata Nirmala sambil menyerahkan bungkusan.
“oh,,iya,,makasih ya Nirmala,,”.
“iya om,,gak apa-apa,,”. Nirmala sudah menganggap Pak Edi sebagai omnya dan sebaliknya, Pak Edi pun menganggap Nirmala sebagai keponakannya sendiri jadi, meskipun Nirmala sering datang dan mengobrol dengannya, Pak Edi sama sekali tidak ada pikiran kotor terhadap Nirmala walaupun Nirmala bukan keluarganya.
“yaudah,,om,,Mala pulang dulu ya,,”.
“oh ya,,ati-ati di jalan,,”. Nirmala berjalan pulang ke rumahnya dan saat di tengah perjalanan, tiba-tiba ada cowok yang mendekat ke arahnya.
“Mala,,”.
“mm,,bang Dani,,”, kata Nirmala sambil tersenyum manis.
“mau kemana?”.
“mau pulang bang,,”.
“boleh saya anterin pulang?”, tanya Dani.
“mm,,boleh,,”, jawab Nirmala sambil tersipu malu. Nirmala & Dani sama-sama saling menyukai, terlihat sekali dari cara mereka berdua mengobrol, sama-sama salah tingkah & tersipu malu. Nirmala menyukai Dani selain wajahnya lumayan, Dani juga sangat baik hati.
“bang,,udah sampe,,Mala masuk ke dalam rumah ya,,”.
“makasih banget ya Mala,,udah ngebolehin saya nganterin kamu,,”.
“iya,,sama-sama bang Dani,,makasih udah nganterin Mala pulang,,ati-ati ya bang pulangnya,,”.
“iya,,daah,,”.
“Mala pulang,,”.
“bungkusannya udah dianterin ke Pak Edi?”.
“udah,,Pak,,”.
“tadi kamu dianterin ama Dani ya?”.
“iya Pak,,”, jawab Nirmala dengan malu-malu.
“lagi kasmaran ni kayaknya,,”.
“oh ya,,ati-ati di jalan,,”. Nirmala berjalan pulang ke rumahnya dan saat di tengah perjalanan, tiba-tiba ada cowok yang mendekat ke arahnya.
“Mala,,”.
“mm,,bang Dani,,”, kata Nirmala sambil tersenyum manis.
“mau kemana?”.
“mau pulang bang,,”.
“boleh saya anterin pulang?”, tanya Dani.
“mm,,boleh,,”, jawab Nirmala sambil tersipu malu. Nirmala & Dani sama-sama saling menyukai, terlihat sekali dari cara mereka berdua mengobrol, sama-sama salah tingkah & tersipu malu. Nirmala menyukai Dani selain wajahnya lumayan, Dani juga sangat baik hati.
“bang,,udah sampe,,Mala masuk ke dalam rumah ya,,”.
“makasih banget ya Mala,,udah ngebolehin saya nganterin kamu,,”.
“iya,,sama-sama bang Dani,,makasih udah nganterin Mala pulang,,ati-ati ya bang pulangnya,,”.
“iya,,daah,,”.
“Mala pulang,,”.
“bungkusannya udah dianterin ke Pak Edi?”.
“udah,,Pak,,”.
“tadi kamu dianterin ama Dani ya?”.
“iya Pak,,”, jawab Nirmala dengan malu-malu.
“lagi kasmaran ni kayaknya,,”.
“ah,,bapak mah ngeledek Mala terus,,gak Mala masakkin nih,,”.
“eh jangan,,bapak kan cuma becanda,,”.
“iya,,tenang aja,,Mala bakal masakkin bapak kok,,”.
“nah gitu baru anak yang berbakti,,”. Begitulah kehiupan Nirmala dengan Pak Joko, tenang dan damai hingga tak terasa setahun sudah berlalu sejak Bu Erna meninggal. Pak Joko mulai merasa kesepian, mau menikah lagi, tapi Pak Joko sudah malas mencari calon yang cocok jadi, Pak Joko memutuskan untuk sendiri saja. Sudah terlalu lama Pak Joko sendiri, lama kelamaan Pak Joko melihat Nirmala dengan cara pandang yang sama sekali berbeda daripada sebelumnya. Bayangkan, seorang bapak yang kesepian dan nafsu yang sudah 1 tahun tidak tersalurkan melihat seorang gadis cantik yang berkeliaran di dekatnya setiap hari.
“pak,,udah nih makannya?”, tanya Nirmala.
“oh,,udah,,tolong bawa kebelakang,,”.
“ya pak,,”. Nirmala membungkukkan badannya untuk mengambil piring bekas makan Pak Joko yang ada di meja pendek. Pak Joko bisa melihat payudara Nirmala yang masih tertahan bh karena Pak Joko duduk di sofa yang ada di depan meja.
“eh jangan,,bapak kan cuma becanda,,”.
“iya,,tenang aja,,Mala bakal masakkin bapak kok,,”.
“nah gitu baru anak yang berbakti,,”. Begitulah kehiupan Nirmala dengan Pak Joko, tenang dan damai hingga tak terasa setahun sudah berlalu sejak Bu Erna meninggal. Pak Joko mulai merasa kesepian, mau menikah lagi, tapi Pak Joko sudah malas mencari calon yang cocok jadi, Pak Joko memutuskan untuk sendiri saja. Sudah terlalu lama Pak Joko sendiri, lama kelamaan Pak Joko melihat Nirmala dengan cara pandang yang sama sekali berbeda daripada sebelumnya. Bayangkan, seorang bapak yang kesepian dan nafsu yang sudah 1 tahun tidak tersalurkan melihat seorang gadis cantik yang berkeliaran di dekatnya setiap hari.
“pak,,udah nih makannya?”, tanya Nirmala.
“oh,,udah,,tolong bawa kebelakang,,”.
“ya pak,,”. Nirmala membungkukkan badannya untuk mengambil piring bekas makan Pak Joko yang ada di meja pendek. Pak Joko bisa melihat payudara Nirmala yang masih tertahan bh karena Pak Joko duduk di sofa yang ada di depan meja.
Kaos Nirmala longgar sehingga tentu saja, Pak Joko pun mendapat
pemandangan yang begitu menggiurkan karena payudara Nirmala terlihat
begitu putih, mulus, menggoda, dan sangat indah. Nirmala pergi ke dapur
sambil membawa piring kotor bekas Pak Joko makan. Setan pun makin mudah
membisikkan kata-kata ajaibnya karena Pak Joko memandangi pantat
Nirmala. Nirmala mulai mencuci piring sambil bernyanyi.
“Terlalu sadis caramu,,menjadikan diriku,,pelampiasan cintamu,,agar dia kembali padamu,,tanpa peduli sakitnya aku,,”. Ketika sedang asik-asiknya mencuci piring sambil menyanyi lagu kesukaannya, tiba-tiba Pak Joko menyergapnya dari belakang dan memeluknya dengan erat.
“aduh,,pak,,ngapain sih?”, tanya Nirmala tanpa curiga sedikit pun. Pak Joko tidak menjawab pertanyaan Nirmala. Pak Joko langsung memegangi kedua tangan Nirmala sambil menciumi tengkuk leher Nirmala.
“jaangan,,Pak,,sa,,saya,,anak bapak,,”. Merasa Nirmala bukan anak kandungnya, Pak Joko tidak merasa salah dan terus menciumi tengkuk leher Nirmala.
“Terlalu sadis caramu,,menjadikan diriku,,pelampiasan cintamu,,agar dia kembali padamu,,tanpa peduli sakitnya aku,,”. Ketika sedang asik-asiknya mencuci piring sambil menyanyi lagu kesukaannya, tiba-tiba Pak Joko menyergapnya dari belakang dan memeluknya dengan erat.
“aduh,,pak,,ngapain sih?”, tanya Nirmala tanpa curiga sedikit pun. Pak Joko tidak menjawab pertanyaan Nirmala. Pak Joko langsung memegangi kedua tangan Nirmala sambil menciumi tengkuk leher Nirmala.
“jaangan,,Pak,,sa,,saya,,anak bapak,,”. Merasa Nirmala bukan anak kandungnya, Pak Joko tidak merasa salah dan terus menciumi tengkuk leher Nirmala.
“tolongg,,jaangaan,,Paakk!!”, pinta Nirmala dengan air mata yang
mulai keluar dari sela mata kanan & mata kirinya. Pak Joko tidak
khawatir dengan teriakan dan rintihan Nirmala karena rumahnya lumayan
jauh dari rumah-rumah warga yang lain sehingga Pak Joko bisa memfokuskan
dirinya untuk membuat Nirmala terangsang sedikit demi sedikit. Nirmala
meronta-ronta untuk melepaskan dirinya dari pelukan Pak Joko, tapi
percuma, Pak Joko tidak bakal membiarkan gadis secantik Nirmala lepas
dari pelukannya. Pak Joko pun semakin semangat menciumi leher Nirmala
karena aroma wangi yang keluar dari tubuh Nirmala meskipun Nirmala sama
sekali tidak memakai parfum. Tangan Pak Joko pun sudah berada di dalam
kaos Nirmala. Pak Joko meremas-remas kedua buah payudara Nirmala yang
masih tertutup bh dengan lembut.
“jangaan,,jaaa,,nngannhh,,Pakhh,,”, lama kelamaan suara Nirmala menjadi pelan.
“jaang,,,mmhhm,,”, tanpa sadar Nirmala mendesah yang berarti dia menikmati remasan demi remasan dari Pak Joko.
“jangaan,,jaaa,,nngannhh,,Pakhh,,”, lama kelamaan suara Nirmala menjadi pelan.
“jaang,,,mmhhm,,”, tanpa sadar Nirmala mendesah yang berarti dia menikmati remasan demi remasan dari Pak Joko.
Pak Joko menyingkapkan bh Nirmala ke atas sehingga kulit telapak
tangan Pak Joko dan kulit permukaan kedua buah payudara Nirmala saling
bertemu. Dengan gemasnya, Pak Joko memilin, memelintir, dan
menarik-narik kedua puting Nirmala.
“jaammhhh,,”, Nirmala tidak bisa bohong terhadap tubuhnya lagi karena Pak Joko memang lihai menggunakan tangannya untuk memainkan payudara Nirmala. Nirmala tidak percaya, orang yang dulu telah menyelamatkannya dari Herman, sekarang malah sedang asik memainkan dan meremasi gunung kembarnya. Dengan sedikit memaksa, Pak Joko menarik kaos Nirmala melewati kepalanya lalu Pak Joko membuat Nirmala membalikkan tubuhnya. Pak Joko terkesima melihat Nirmala, gadis cantik yang berdiri di hadapannya dan sudah bertelanjang dada. Wajah cantik Nirmala memang membuat Pak Joko terkesima, tapi air liur Pak Joko dengan deras mengalir karena Pak Joko melihat sepasang payudara yang putih mulus, kenyal, kencang, dan mancung di hadapannya.
“jaammhhh,,”, Nirmala tidak bisa bohong terhadap tubuhnya lagi karena Pak Joko memang lihai menggunakan tangannya untuk memainkan payudara Nirmala. Nirmala tidak percaya, orang yang dulu telah menyelamatkannya dari Herman, sekarang malah sedang asik memainkan dan meremasi gunung kembarnya. Dengan sedikit memaksa, Pak Joko menarik kaos Nirmala melewati kepalanya lalu Pak Joko membuat Nirmala membalikkan tubuhnya. Pak Joko terkesima melihat Nirmala, gadis cantik yang berdiri di hadapannya dan sudah bertelanjang dada. Wajah cantik Nirmala memang membuat Pak Joko terkesima, tapi air liur Pak Joko dengan deras mengalir karena Pak Joko melihat sepasang payudara yang putih mulus, kenyal, kencang, dan mancung di hadapannya.
Tanpa pikir panjang, Pak Joko langsung memegang kedua buah payudara
Nirmala lalu Pak Joko mulai mengemut-emut kedua puting Nirmala
bergantian. Nirmala berusaha mendorong kepala Pak Joko untuk menjauh
tapi tenaga Nirmala berkurang terus karena rasa nikmat yang menjalar di
sekujur tubuhnya. Pak Joko sangat leluasa mencupangi, menjilati, dan
menggigiti payudara Nirmala membuatnya meringis keenakan sambil sedikit
sakit. Kulit payudara Nirmala pun jadi memerah, lalu Pak Joko berdiri
dan mendekatkan wajahnya ke wajah Nirmala dan langsung menyedot bibir
Nirmala. Nirmala menangis karena dia tidak pernah berpikir first kiss
yang seharusnya indah dan dilakukan bersama orang yang dicintai, dia
malah mendapatkan first kissnya dalam keadaan diperkosa dan dengan orang
yang dia anggap sebagai ayahnya sendiri. Nirmala tidak bisa melakukan
apa-apa selain menutup matanya dan membiarkan Pak Joko melumat bibirnya
habis-habisan. Nirmala juga tidak bisa membendung lidah Pak Joko yang
menelusuri rongga mulutnya.
Dengan mudahnya, Pak Joko menyelipkan tangannya untuk meremasi
bongkahan pantat Nirmala karena Nirmala memakai rok yang pinggangnya
terbuat dari karet.
“ayo,,bukain celana bapak !!”, teriak Pak Joko. Sambil terus menerima lumatan Pak Joko di bibirnya, Nirmala terpaksa menuruti suruhan Pak Joko hingga penis Pak Joko sudah terbebas dari sangkarnya. Pak Joko melepaskan bibir Nirmala dan menekan pundak Nirmala ke bawah hingga Nirmala jongkok di depan Pak Joko.
“ayo sekarang buka mulut kamu,,”.
“nggaak,,”. Nirmala menutup mulutnya rapat-rapat dan berusaha menjauh. Tapi, dengan sigap Pak Joko memegangi kepala Nirmala lalu Pak Joko mendorong penisnya ke mulut Nirmala yang masih tertutup rapat. Pak Joko memencet pipi Nirmala sehingga otomatis mulut Nirmala terbuka lebar. Pak Joko pun langsung mendorong penisnya ke dalam mulut Nirmala yang sangat hangat.
“anget bangetthh,,”, desah Pak Joko.
“sekarang jilatin kontol bapak,,”, seru Pak Joko.
“ayo,,bukain celana bapak !!”, teriak Pak Joko. Sambil terus menerima lumatan Pak Joko di bibirnya, Nirmala terpaksa menuruti suruhan Pak Joko hingga penis Pak Joko sudah terbebas dari sangkarnya. Pak Joko melepaskan bibir Nirmala dan menekan pundak Nirmala ke bawah hingga Nirmala jongkok di depan Pak Joko.
“ayo sekarang buka mulut kamu,,”.
“nggaak,,”. Nirmala menutup mulutnya rapat-rapat dan berusaha menjauh. Tapi, dengan sigap Pak Joko memegangi kepala Nirmala lalu Pak Joko mendorong penisnya ke mulut Nirmala yang masih tertutup rapat. Pak Joko memencet pipi Nirmala sehingga otomatis mulut Nirmala terbuka lebar. Pak Joko pun langsung mendorong penisnya ke dalam mulut Nirmala yang sangat hangat.
“anget bangetthh,,”, desah Pak Joko.
“sekarang jilatin kontol bapak,,”, seru Pak Joko.
Pak Joko mendorong penisnya ke dalam mulut Nirmala hingga Nirmala
tersedak yang membuat Nirmala batuk-batuk dan mual, tapi tentu saja Pak
Joko tidak mengindahkan penderitaan Nirmala. Sementara lidah Nirmala
sedang bergerak-gerak mengelus-elus penis Pak Joko karena Nirmala tidak
punya pilihan lain. Pak Joko tetap memencet pipi Nirmala karena Pak Joko
tidak ingin Nirmala menggigit penisnya.
“oooh,,,”, desah Pak Joko sambil menggelinjang karena keenakan merasakan lidah Nirmala yang menari-nari di sekujur penisnya. Sekitar 5 menit, Pak Joko membiarkan kenikmatan itu, tapi Pak Joko terpaksa mengeluarkan penisnya dari mulut Nirmala karena penisnya sudah berdenyut-denyut dan Pak Joko tidak mau cepat-cepat selesai menikmati kehangatan tubuh Nirmala karena masih banyak bagian tubuh Nirmala yang belum dijamah oleh Pak Joko. Pak Joko menyuruh Nirmala bangun dan melepaskan roknya, entah apa yang ada di pikiran Nirmala, tapi Nirmala langsung melakukan perintah Pak Joko tanpa pikir panjang dan tanpa paksaan seperti sebelumnya.
“oooh,,,”, desah Pak Joko sambil menggelinjang karena keenakan merasakan lidah Nirmala yang menari-nari di sekujur penisnya. Sekitar 5 menit, Pak Joko membiarkan kenikmatan itu, tapi Pak Joko terpaksa mengeluarkan penisnya dari mulut Nirmala karena penisnya sudah berdenyut-denyut dan Pak Joko tidak mau cepat-cepat selesai menikmati kehangatan tubuh Nirmala karena masih banyak bagian tubuh Nirmala yang belum dijamah oleh Pak Joko. Pak Joko menyuruh Nirmala bangun dan melepaskan roknya, entah apa yang ada di pikiran Nirmala, tapi Nirmala langsung melakukan perintah Pak Joko tanpa pikir panjang dan tanpa paksaan seperti sebelumnya.
“udah nyerah ya?”, tanya Pak Joko tersenyum licik karena dia merasa
sudah menguasai Nirmala. Nirmala menutupi daerah vaginanya dengan kedua
tangannya. Pak Joko melihat pangkal paha Nirmala sangat putih mulus
sehingga membuat Pak Joko tidak sabar ingin melihat vagina Nirmala yang
belum terekspos ke laki-laki manapun. Pak Joko jongkok sehingga wajah
Pak Joko tepat berada di depan vagina yang masih ditutupi oleh
pemiliknya yaitu Nirmala. Pak Joko menyingkirkan tangan Nirmala bagaikan
membuka hordeng jendela. Mata Pak Joko pun langsung terbelalak menatap
vagina Nirmala yang begitu indah dan menggiurkan. Ketika Pak Joko sedang
menatapi vagina Nirmala, Nirmala mendorong Pak Joko hingga Pak Joko
tidur terlentang dengan kaki yang terbuka lebar.
“aduwhh,,maksud kamu ngedorong bapak apa?”. Nirmala tidak menjawab, dia langsung menendang buah zakar Pak Joko.
“aakhh,,AWWHH,,!!”, jerit Pak Joko kesakitan sambil memegangi buah zakarnya. Nirmala pun menginjak batang penis Pak Joko bagai sedang mematikan puntung rokok hingga teriakan kesakitan Pak Joko semakin kencang.
“aduwhh,,maksud kamu ngedorong bapak apa?”. Nirmala tidak menjawab, dia langsung menendang buah zakar Pak Joko.
“aakhh,,AWWHH,,!!”, jerit Pak Joko kesakitan sambil memegangi buah zakarnya. Nirmala pun menginjak batang penis Pak Joko bagai sedang mematikan puntung rokok hingga teriakan kesakitan Pak Joko semakin kencang.
Saking paniknya, Nirmala hanya mengambil kaos dan roknya tanpa
mengambil celana dalam dan bhnya lalu Nirmala langsung ngacir keluar
meninggalkan Pak Joko yang sedang meringis kesakitan. Nirmala sudah
keluar dari rumah, dia terus berlari sekencang-kencangnya menjauhi rumah
sial itu. Karena takut dikejar Pak Joko, Nirmala berlari dengan
telanjang di bawah guyuran hujan yang sangat deras. Untungnya sudah
larut malam dan sedang hujan sangat deras sehingga Nirmala tidak perlu
cemas ada yang melihatnya berlari tanpa menggunakan pakaian. Tanpa
sadar, Nirmala berlari ke arah jalan yang biasa dilalui mobil pengangkut
sayur. Ada mobil yang melintas ketika Nirmala akan menyebrang jalan.
Mobil itu pun berhenti di depan Nirmala yang masih telanjang. Nirmala
takut apa yang akan terjadi selanjutnya karena dia masih telanjang, tapi
perasaan Nirmala menjadi tenang karena orang yang menyetir mobil sayur
itu adalah Pak Edi.
“Nirmala,,sedang apa kamu? telanjang begitu?”.
“Om Edi,,!!”, Nirmala menangis.
“sudah,,kamu masuk ke mobil om dulu,,”.
“makasih Om,,”. Nirmala masuk ke dalam mobil pick-up itu dan duduk di samping Pak Edi.
“maaf Om,,joknya jadi basah,,”.
“gak apa-apa,,nih pake jaket Om aja,,”. Pak Edi menutupi tubuh Nirmala yang basah dengan jaketnya.
“makasih Om,,”, jawab Nirmala sambil menggigil kedinginan.
“memangnya kamu kenapa sih? lari-lari gak pake baju gini?”. Nirmala menceritakan semua yang baru saja dia alami ke Pak Edi sambil menangis.
“yaudah,,yaudah,,mulai sekarang,,kamu tinggal ama Om aja,,”, kata Pak Edi mengelus-elus kepala Nirmala.
“makasih banyak Om,,”. Jaket Pak Edi hanya bisa menutupi sebagian tubuh Nirmala saja sehingga paha Nirmala yang putih mulus bisa terlihat oleh Pak Edi, tapi Pak Edi tidak terpengaruh karena dia menganggap Nirmala benar-benar sebagai keponakannya.
“sekarang Om mau kemana?”.
“mau ke kota,,kamu mau langsung ke rumah Om?”.
“nngg,,Mala ikut aja deh,,tapi Mala boleh tidur gak?”.
“Om Edi,,!!”, Nirmala menangis.
“sudah,,kamu masuk ke mobil om dulu,,”.
“makasih Om,,”. Nirmala masuk ke dalam mobil pick-up itu dan duduk di samping Pak Edi.
“maaf Om,,joknya jadi basah,,”.
“gak apa-apa,,nih pake jaket Om aja,,”. Pak Edi menutupi tubuh Nirmala yang basah dengan jaketnya.
“makasih Om,,”, jawab Nirmala sambil menggigil kedinginan.
“memangnya kamu kenapa sih? lari-lari gak pake baju gini?”. Nirmala menceritakan semua yang baru saja dia alami ke Pak Edi sambil menangis.
“yaudah,,yaudah,,mulai sekarang,,kamu tinggal ama Om aja,,”, kata Pak Edi mengelus-elus kepala Nirmala.
“makasih banyak Om,,”. Jaket Pak Edi hanya bisa menutupi sebagian tubuh Nirmala saja sehingga paha Nirmala yang putih mulus bisa terlihat oleh Pak Edi, tapi Pak Edi tidak terpengaruh karena dia menganggap Nirmala benar-benar sebagai keponakannya.
“sekarang Om mau kemana?”.
“mau ke kota,,kamu mau langsung ke rumah Om?”.
“nngg,,Mala ikut aja deh,,tapi Mala boleh tidur gak?”.
“boleh,,boleh,,justru Om mau nyuruh kamu tidur,,”.
“oh,,yaudah,,Mala tidur dulu,,”. Nirmala meringkuk agar tubuhnya hangat sementara Pak Edi menyetir mobilnya dalam gelapnya malam serta derasnya hujan. Wajah Nirmala yang sedang tidur terlihat imut-imut bagaikan putri yang sedang tidur di cerita sleeping beauty. Nirmala bangun setelah puas tidur.
“enak tidurnya?”, tanya Pak Edi.
“enak Om,,seger jadinya,,”. Jalannya licin karena hujan jadi, ketika ada belokan, ban mobil Pak Edi terselip sehingga mobil itu tidak bisa membelok dan otomatis menabrak tiang listrik. Pak Edi meninggal seketika, tapi Nirmala selamat dari kecelakaan itu. Dan anehnya, tubuh Nirmala sama sekali tidak tergores sedikit pun, mungkinkah ayah dan ibu kandungnya yang melindunginya?. Nirmala berhasil merangkak keluar dari mobil itu. Setelah menangisi Pak Edi, satu-satunya laki-laki yang tidak pernah mempunyai keinginan untuk memperkosanya, Nirmala berjalan menelusuri jalan kota yang belum pernah dia lihat.
“oh,,yaudah,,Mala tidur dulu,,”. Nirmala meringkuk agar tubuhnya hangat sementara Pak Edi menyetir mobilnya dalam gelapnya malam serta derasnya hujan. Wajah Nirmala yang sedang tidur terlihat imut-imut bagaikan putri yang sedang tidur di cerita sleeping beauty. Nirmala bangun setelah puas tidur.
“enak tidurnya?”, tanya Pak Edi.
“enak Om,,seger jadinya,,”. Jalannya licin karena hujan jadi, ketika ada belokan, ban mobil Pak Edi terselip sehingga mobil itu tidak bisa membelok dan otomatis menabrak tiang listrik. Pak Edi meninggal seketika, tapi Nirmala selamat dari kecelakaan itu. Dan anehnya, tubuh Nirmala sama sekali tidak tergores sedikit pun, mungkinkah ayah dan ibu kandungnya yang melindunginya?. Nirmala berhasil merangkak keluar dari mobil itu. Setelah menangisi Pak Edi, satu-satunya laki-laki yang tidak pernah mempunyai keinginan untuk memperkosanya, Nirmala berjalan menelusuri jalan kota yang belum pernah dia lihat.
Hujan tidak lagi mengguyur Nirmala sehingga Nirmala tidak kedinginan
lagi, meskipun hanya jaket Pak Edi yang menutupi tubuhnya karena baju
& roknya berada di dalam mobil Pak Edi yang sudah hancur. Nirmala
terus berjalan dalam kegelapan malam tanpa menggunakan alas kaki dan
hanya dibalut dengan jaket Pak Joko yang hanya bisa menutupi tubuhnya
sampai beberapa senti saja dari selangkangannya. Nirmala tidak tau
beberapa meter dari tempatnya ada 3 orang preman yang sedang
minum-minum.
“hai cantik,,”. Dalam sekejap, 3 orang preman sudah mengelilingi Nirmala dengan nafas mereka yang bau alkohol.
“jangan ganggu saya,,”, kata Nirmala pelan karena dia sudah sangat lelah setelah jauh berjalan.
“ah,,udah,,neng diem aja,,”.
“jaangann !!”.
“hehehe,,”, 3 orang preman terkekeh membayangkan mereka akan bisa menikmati kehangatan tubuh cewek secantik Nirmala.
“tol,,hmmfh,,”.
“hai cantik,,”. Dalam sekejap, 3 orang preman sudah mengelilingi Nirmala dengan nafas mereka yang bau alkohol.
“jangan ganggu saya,,”, kata Nirmala pelan karena dia sudah sangat lelah setelah jauh berjalan.
“ah,,udah,,neng diem aja,,”.
“jaangann !!”.
“hehehe,,”, 3 orang preman terkekeh membayangkan mereka akan bisa menikmati kehangatan tubuh cewek secantik Nirmala.
“tol,,hmmfh,,”.
Nirmala hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap
oleh preman yang berdiri di belakang Nirmala. Ternyata, 3 preman itu
tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma
sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman gak modal. 2 preman yang
lain tertawa dengan licik melihat Nirmala yang sudah tidak berdaya.a
“aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.
“tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu.
“mana Dek,,yang mau merkosa,,”, ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.
“aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.
“tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu.
“mana Dek,,yang mau merkosa,,”, ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.
Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Nirmala.
“pak,,tolong saya,,”, pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.
“ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Nirmala seperti tersamber petir.
“gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
“kok bisa kabur?”.
“noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,”.
“bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.
“enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,”.
“udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,”.
“bener juge ape kate lo,,Yo,,”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.
“pak,,tolong saya,,”, pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.
“ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Nirmala seperti tersamber petir.
“gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
“kok bisa kabur?”.
“noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,”.
“bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.
“enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,”.
“udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,”.
“bener juge ape kate lo,,Yo,,”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.
“ngapain lo kabur tadi,,hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Nirmala.
“udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
“buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Narjo.
“liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
“berarti gue yang merawanin,,”, kata Udin.
“enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Hari.
“tapi,,ini kan warung gue,,”, balas Udin tak mau kalah.
“yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Hari.
“sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,”.
“jangan perkosa saya,,”, pinta Nirmala, air matanya pun mengalir keluar.
“diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.
“kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Narjo.
“bener juga lo Jo,,”. Narjo & Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.
“udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
“buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Narjo.
“liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
“berarti gue yang merawanin,,”, kata Udin.
“enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Hari.
“tapi,,ini kan warung gue,,”, balas Udin tak mau kalah.
“yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Hari.
“sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,”.
“jangan perkosa saya,,”, pinta Nirmala, air matanya pun mengalir keluar.
“diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.
“kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Narjo.
“bener juga lo Jo,,”. Narjo & Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.
Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan
Nirmala sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan
lembut. Nirmala tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi
karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. Nirmala tidak tau apa
yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher
Hari.
“gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina Nirmala dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.
“gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Udin.
“udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi.
“sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Nirmala. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan baik oleh Nirmala.
“gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina Nirmala dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.
“gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Udin.
“udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi.
“sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Nirmala. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan baik oleh Nirmala.
Udin menyapu belahan bibir vagina Nirmala dari bawah ke atas dengan
sekali sapuan saja. Nirmala menggelinjang karena sapuan lidah Udin
seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian,
Udin menggelitik klitoris Nirmala dengan lidahnya.
“mmmffhh,,”, desah Nirmala tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara Nirmala. Udin membuka bibir vagina Nirmala sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan Nirmala agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala. Nirmala memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.
“mmmffhh,,”, desah Nirmala tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara Nirmala. Udin membuka bibir vagina Nirmala sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan Nirmala agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala. Nirmala memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.
“nnggffhh,,,”, suara lenguhan Nirmala yang masih tertahan bibir Hari.
Tubuh Nirmala menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.
“ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa.
“gimane Din?”, tanya Bagus.
“maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Udin.
“namanye juga memek perawan,,”, ujar Narjo.
“gantian lo Din,,”, kata Hari.
“okeh,,”. Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.
“akhirnye,,kontol gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala.
“hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.
“siape lo?!”, tanya Udin.
“ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa.
“gimane Din?”, tanya Bagus.
“maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Udin.
“namanye juga memek perawan,,”, ujar Narjo.
“gantian lo Din,,”, kata Hari.
“okeh,,”. Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.
“akhirnye,,kontol gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala.
“hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.
“siape lo?!”, tanya Udin.
“jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.
“mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.
“lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.
“oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.
“nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.
“Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Hari.
“oke bos,,”, jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.
“mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.
“lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.
“oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.
“nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.
“Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Hari.
“oke bos,,”, jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.
Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan
siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung
kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung
melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo
sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.
“sialan lo !!”, Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
“awas lo ye,,!!”, ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.
“lo gak apa-apa?”, kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala.
“terima kasih,,”, jawab Nirmala masih lemah.
“nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku.
“terima kasih Mas,,”.
“kenalin nama gue Eno,,”.
“nama saya Nirmala,,”.
“sialan lo !!”, Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
“awas lo ye,,!!”, ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.
“lo gak apa-apa?”, kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala.
“terima kasih,,”, jawab Nirmala masih lemah.
“nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku.
“terima kasih Mas,,”.
“kenalin nama gue Eno,,”.
“nama saya Nirmala,,”.
Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran
dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno
tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.
“ngapain lo malem-malem ada di luar?”.
“saya baru dateng dari desa Mas,,”.
“oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,”.
“gak tau Mas,,”.
“yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.
“makasih Mas,,”.
“lo mau kemana sekarang?”.
“mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, Nirmala berbohong.
“mau gue anter?”.
“ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.
“yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.
“apa gak ngerepotin?”.
“gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Nirmala tertutup juga.
“ngapain lo malem-malem ada di luar?”.
“saya baru dateng dari desa Mas,,”.
“oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,”.
“gak tau Mas,,”.
“yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.
“makasih Mas,,”.
“lo mau kemana sekarang?”.
“mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, Nirmala berbohong.
“mau gue anter?”.
“ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.
“yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.
“apa gak ngerepotin?”.
“gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Nirmala tertutup juga.
Eno datang mendekati Nirmala dengan mengendarai motornya.
“ayo,,naik,,”.
“iya Mas,,”. Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
“makasih ya Mas,,”, Nirmala turun dari motor.
“lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.
“iya,,Mas,,ilang,,”.
“oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.
“ntar Mas gimana?”.
“udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.
“iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.
“yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”. Eno pun pergi meninggalkan Nirmala karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.
“ayo,,naik,,”.
“iya Mas,,”. Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
“makasih ya Mas,,”, Nirmala turun dari motor.
“lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.
“iya,,Mas,,ilang,,”.
“oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.
“ntar Mas gimana?”.
“udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.
“iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.
“yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”. Eno pun pergi meninggalkan Nirmala karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.
Nirmala masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia
sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga Nirmala sudah
benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga Nirmala jatuh pingsan
di depan sebuah rumah yang besar. Dengan mata yang samar-samar, Nirmala
melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, Nirmala
sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Nirmala sudah berada di atas
ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet.
Battery full. Badan Nirmala sudah benar-benar segar sehabis tidur
sehingga Nirmala memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu
besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Nirmala
tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah. Nirmala
berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. Nirmala membuka pintu
kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. Nirmala menjelajahi rumah yang
lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah
membawanya masuk ke dalam rumah.
Tapi, meski dicari kemana-mana, Nirmala tidak menemukan siapa-siapa
di rumah itu. Jadi, Nirmala hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
Tiba-tiba Nirmala mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke
dalam ruang tamu.
“eh,,kamu udah bangun?”.
“bapak siapa?”, tanya Nirmala ketakutan.
“nama bapak,,Dirman,,kamu?”.
“nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?”.
“tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.
“maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
“kenapa nak Nirmala bisa pingsan?”.
“saya kesasar,,”.
“oh,,kalo gitu,,nak Nirmala tinggal disini aja dulu,,”.
“aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.
“gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini dulu,,”.
“tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.
“oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,”.
“oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.
“ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,”.
“eh,,kamu udah bangun?”.
“bapak siapa?”, tanya Nirmala ketakutan.
“nama bapak,,Dirman,,kamu?”.
“nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?”.
“tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.
“maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
“kenapa nak Nirmala bisa pingsan?”.
“saya kesasar,,”.
“oh,,kalo gitu,,nak Nirmala tinggal disini aja dulu,,”.
“aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.
“gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini dulu,,”.
“tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.
“oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,”.
“oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.
“ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,”.
“gak usah Pak,,”.
“kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat Nirmala tersipu malu.
“tuh kan,,udah ayo kita makan,,”, Pak Dirman menarik tangan kanan Nirmala dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama ayah angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.
“gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir Nirmala. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.
“makanan sudah siap Pak,,”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.
“oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?”.
“saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.
“kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat Nirmala tersipu malu.
“tuh kan,,udah ayo kita makan,,”, Pak Dirman menarik tangan kanan Nirmala dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama ayah angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.
“gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir Nirmala. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.
“makanan sudah siap Pak,,”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.
“oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?”.
“saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.
Parto berjalan keluar dari dapur.
“ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,”.
“gak apa-apa nih Pak Dirman?”.
“gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Nirmala yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.
“ayo Nirmala,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.
“iya Pak,,”. Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan Nirmala hanya sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak malu-malu.
“mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.
“oh boleh,,nak Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,”.
“makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.
“oh ya,,ya,,silakan,,”. Nirmala mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.
“ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,”.
“gak apa-apa nih Pak Dirman?”.
“gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Nirmala yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.
“ayo Nirmala,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.
“iya Pak,,”. Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan Nirmala hanya sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak malu-malu.
“mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.
“oh boleh,,nak Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,”.
“makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.
“oh ya,,ya,,silakan,,”. Nirmala mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.
Damn, my beautiful face. Nirmala berpikir kalau saja wajahnya tidak
cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup
bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik
tidak mungkin Nirmala lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja
alias boke’. Nirmala kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di
bangkunya.
“ayo nak Nirmala,,makan lagi,,”.
“aduh,,saya udah kenyang Pak,,”, kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya.
“bener nak Nirmala udah kenyang? gak mau nambah?”.
“makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,”, Nirmala merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
“padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya Nirmala dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya.
“kenapa? nak Nirmala ngantuk?”.
“iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.
“ya sudah,,Parto !!”, Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.
“ada apa Pak?”.
“tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,”.
“baik, Pak,,”.
“ayo nak Nirmala,,makan lagi,,”.
“aduh,,saya udah kenyang Pak,,”, kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya.
“bener nak Nirmala udah kenyang? gak mau nambah?”.
“makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,”, Nirmala merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
“padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya Nirmala dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya.
“kenapa? nak Nirmala ngantuk?”.
“iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.
“ya sudah,,Parto !!”, Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.
“ada apa Pak?”.
“tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,”.
“baik, Pak,,”.
“mari,,nona Nirmala,,saya tunjukkan kamarnya,,”.
“terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,”.
“oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang harus istirahat,,”.
“saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.
“udah,,nak Nirmala istirahat sana,,”. Nirmala berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.
“disini,,kamarnya nona,,”, Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.
“terima kasih,,Mas Parto,,”. Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.
“akhirnya,,”, baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Nirmala. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Nirmala terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Nirmala dalam posisi X.
“terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,”.
“oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang harus istirahat,,”.
“saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.
“udah,,nak Nirmala istirahat sana,,”. Nirmala berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.
“disini,,kamarnya nona,,”, Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.
“terima kasih,,Mas Parto,,”. Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.
“akhirnya,,”, baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Nirmala. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Nirmala terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Nirmala dalam posisi X.
“tolong,,!!”, teriak Nirmala kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Nirmala.
“tolong saya,,Pak Dirman”, pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Nirmala yang telanjang dan terikat ke ranjang.
“tolo,,”, Nirmala berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
“tol,,mmffhh,,”, mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
“gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Nirmala sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.
“tolong saya,,Pak Dirman”, pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Nirmala yang telanjang dan terikat ke ranjang.
“tolo,,”, Nirmala berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
“tol,,mmffhh,,”, mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
“gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Nirmala sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.
Pak Dirman benar-benar mencumbu Nirmala sepuas-puasnya karena Pak
Dirman terus melumat bibir Nirmala dengan sangat bernafsu. Setelah puas
menikmati bibir Nirmala, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh Nirmala.
“badan kamu bagus banget,,”.
“tolonngg !!”.
“percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”. Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara Nirmala sambil sesekali mencubit payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Nirmala beserta putingnya.
“oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Nirmala tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
“badan kamu bagus banget,,”.
“tolonngg !!”.
“percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”. Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara Nirmala sambil sesekali mencubit payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Nirmala beserta putingnya.
“oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Nirmala tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut Nirmala. Pak Dirman
mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Nirmala. Lalu Pak Dirman menciumi
perut Nirmala terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah
kenikmatan milik Nirmala.
“wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan Nirmala. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri Nirmala lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri Nirmala lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan Nirmala sehingga sekarang kaki Nirmala menjulang ke atas bagai huruf V.
“nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”. Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus Nirmala. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris Nirmala berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Nirmala menggelinjang.
“sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Dirman.
“wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan Nirmala. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri Nirmala lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri Nirmala lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan Nirmala sehingga sekarang kaki Nirmala menjulang ke atas bagai huruf V.
“nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”. Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus Nirmala. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris Nirmala berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Nirmala menggelinjang.
“sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Dirman.
Nirmala merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati
lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.
“mmmhhh,,”, desah Nirmala pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina Nirmala sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang masih terlihat merah menggoda.
“jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina Nirmala.
“ooohhhh,,!!”, erang Nirmala mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina Nirmala. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina Nirmala hingga tak ada sisa setetes pun. Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh Nirmala. Nirmala sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.
“mmmhhh,,”, desah Nirmala pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina Nirmala sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang masih terlihat merah menggoda.
“jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina Nirmala.
“ooohhhh,,!!”, erang Nirmala mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina Nirmala. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina Nirmala hingga tak ada sisa setetes pun. Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh Nirmala. Nirmala sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.
Penis pertama yang Nirmala lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.
“jangan,,”, lirih Nirmala pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan Nirmala, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Nirmala. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina Nirmala.
“tidaakk,,!!”, teriak Nirmala dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Nirmala mengalir dari kedua matanya karena Nirmala tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina Nirmala. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina Nirmala.
“uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina Nirmala yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina Nirmala masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. Nirmala merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.
“jangan,,”, lirih Nirmala pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan Nirmala, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Nirmala. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina Nirmala.
“tidaakk,,!!”, teriak Nirmala dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Nirmala mengalir dari kedua matanya karena Nirmala tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina Nirmala. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina Nirmala.
“uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina Nirmala yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina Nirmala masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. Nirmala merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.
“nngghh,,,”, Nirmala terus menangis sambil meringis kesakitan yang
luar biasa karena Nirmala merasakan vaginanya seperti terbakar dan
melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya
berada di dalam vagina Nirmala, Pak Dirman merasakan liang vagina
Nirmala memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
“oohh,,enak banget,,”, desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina Nirmala.
“ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,”. Nirmala hanya menangis saja.
“kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.
“heenngghh,,”, Nirmala masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina Nirmala lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina Nirmala yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara Nirmala dengan lidahnya.
“oohh,,enak banget,,”, desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina Nirmala.
“ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,”. Nirmala hanya menangis saja.
“kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.
“heenngghh,,”, Nirmala masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina Nirmala lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina Nirmala yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara Nirmala dengan lidahnya.
“uummmhhh,,”, Nirmala mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan
sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang Nirmala
rasakan. Air mata Nirmala pun sudah tidak keluar lagi karena mata
Nirmala sudah kering.
“nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Dirman melihat Nirmala yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang Nirmala sehingga Nirmala menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi Nirmala tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher Nirmala membuat Nirmala merinding karena geli.
“aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Nirmala yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.
“ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina Nirmala yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina Nirmala sendiri. Jepitan vagina Nirmala dan rasa hangat dari cairan vagina Nirmala membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Nirmala sehingga Pak Dirman menggenjot vagina Nirmala dengan tempo yang lambat.
“nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Dirman melihat Nirmala yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang Nirmala sehingga Nirmala menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi Nirmala tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher Nirmala membuat Nirmala merinding karena geli.
“aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Nirmala yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.
“ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina Nirmala yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina Nirmala sendiri. Jepitan vagina Nirmala dan rasa hangat dari cairan vagina Nirmala membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Nirmala sehingga Pak Dirman menggenjot vagina Nirmala dengan tempo yang lambat.
“ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki
rahim Nirmala dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati
permainannya dengan Nirmala yang baru saja selesai. Meskipun
berkeringat, tapi tubuh Nirmala tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak
untuk dihirup.
“ploop,,”, Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina Nirmala. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina Nirmala. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan Nirmala, cairan vagina Nirmala, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina Nirmala.
“wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sambil mencubit pipi Nirmala yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang masih terikat ke ranjang. Nirmala menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.
“ploop,,”, Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina Nirmala. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina Nirmala. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan Nirmala, cairan vagina Nirmala, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina Nirmala.
“wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sambil mencubit pipi Nirmala yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang masih terikat ke ranjang. Nirmala menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.
Pak Dirman kembali lagi ke kamar Nirmala.
“saya lupa,,”. Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke Nirmala, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina Nirmala.
“nnghh,,”, Nirmala menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina Nirmala, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.
“mmmhhh,,”, Nirmala mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.
“selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”, Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Nirmala. Orgasme demi orgasme Nirmala dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga Nirmala habis sehingga Nirmala pun pingsan.
“saya lupa,,”. Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke Nirmala, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina Nirmala.
“nnghh,,”, Nirmala menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina Nirmala, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.
“mmmhhh,,”, Nirmala mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.
“selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”, Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Nirmala. Orgasme demi orgasme Nirmala dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga Nirmala habis sehingga Nirmala pun pingsan.
Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga
dildo itu tertancap di vagina Nirmala sampai keesokan pagi. Tiba-tiba
pintu kamar Nirmala terbuka, dan masuklah seseorang yang sudah tidak
asing lagi ke dalam kamar Nirmala.
“hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus Nirmala yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.
“bakalan puas nih,,hehe,,”.
———————————————
“hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus Nirmala yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.
“bakalan puas nih,,hehe,,”.
———————————————