“Ughhh ” aku melenguh panjang saat penis Julius menembus vaginaku,..
Julius itu pacarku, termasuk cowok yang digandrungi di kampus, selain
tampan dia juga kaya, bisa dibilang semua yang diinginkan wanita ada
pada dirinya, namun buat ku dia tidak memiliki segalanya…
Julius mencumbuku sambil terus memaju mundurkan penisnya, sambil
sesekali menembusnya dalam, terkadang bermain diluar, mulutnya
mencumbuku disela-sela desahan-ku, aku pun membalas permainan
lidahnya, hembusan nafasnya terasa di leherku, sedangkan mulutnya tak
pernah berhenti mengeluarkan kata-kata pujian yang membuatku merasa
sangat Sexy..
Sementara pinggul Julius tetap memompaku dengan irama yang bervariasi,
berusaha membawaku terbang ke langit ketujuh, aku pun melingkarkan
tanganku di pinggangnya, meminta agar pacarku ini memompaku lebih
dalam, lebih dalam lagi…
Bibir kami pun berpagutan , saling mencumbu, desahan kami mengisi
kamar-nya yang berantakan, belum lagi pakaian kami yang berserakan
dilantai, seolah tak perduli, aku melenguh keras saat penis Julius
menyergap-ku lebih dalam,..
” Ehmm.. ” Rasanya nikmat sekali, namun serangan yang sesekali itu,
sesungguhnya tak cukup untuk memuaskan-ku, Tangan Julius pun mulai
bekerja menjamahi payudara-ku, perlahan dia meremasnya, sambil
memainkan putingnya, belum cukup untuk memuaskanku, sambil meremasnya
hingga puting-ku yang berwarna kemerahan itu mengacung keras, yang
langsung dihisapnya dengan ganas, tak cukup, sesekali dia mengigitnya
perlahan, ohhh, enak sekali rasanya..
Jemari tangan kiri Julius pun, bermain di derah vagina-ku yang
ditumbuhi bulu-bulu halus, rasanya dia benar-benar bernafsu membuatku
melayang..butir-butir keringat mulai mengalir, saat Julius memintaku
mengganti posisi Doggy, agar dia dapat melakukan penetrasi lebih
dalam, Aku pun menyodorkan pantatku, sementara aku bertumpu pada kedua
tangan-ku, sebelumnya dia sempat memainkan penisnya di mulut vaginaku,
memberikan rasa merinding yang nikmat, aku melenguh beberapa saat,
saat dia mencabut penisnya, untuk memainkan nafsuku, rasanya aku
benar-benar penasaran, namun sesaat kemudian dia kembali memainkan
penisnya di mulut vaginaku, beberapa menit, sebelum akhirnya dia
memasukan penisnya dalam vagina-ku,…
” Hmmm.. ” desahku, saat penisnya kembali memasuki liang
kewanitaan-ku, nafsuku yang mulai terbangun karena permainan di depan
bibir vaginaku itu, membuatku sungguh bernafsu membalas permainanya,
kini bukan hanya Julius yang memacu penisnya, aku pun ikut
menggoyangkan pinggulku, membuat dada-ku terlempar kesana-kemari,..
Aku menghadap kebelakang, berusaha mencari bibir Julius untuk
mencumbunya, baru kali ini Julius dapat melayani-ku selama ini, namun
aku tahu, bahwa kenikmatan ini tak kan bertahan lama, benar saja, aku
dapat merasakan penisnya yang bertamabah besar di vagina-ku beberapa
saat, disertai lolongannya, Julius pun mencabut penisnya dari vaginaku
dan menembakkannya di punggungku,..Sebelum menjatuhkan tubuhnya sambil
memelukku,..
” Kamu puas sayang ?? ” Tanya Julius padaku, disela nafasnya yang
memburu, dengan terpaksa aku pun mengganguk, padahal bahkan setelah 3
bulan hubungan kami, belum pernah aku mencapai organsme, paling saat
dia memainkan jemarinya di vaginaku, saat itu, ditengah kemacetan
nekad dia memasukan jemarinya, ke rok mini yang aku kenakan, aku pun
tak bisa menolak, toh aku pikir kaca film di mobilnya cukup tebal,
entah terpengaruh oleh suasana yang mencekam membuatku mencapai
organsme oleh pikiran-pikiran ku yang liar..selebihnya penisnya itu
tak mampu memuaskan-ku..Itulah yang kurang darinya..
Oh ya, nama-ku Jennifer, biasa dipanggil Jenny atau Jenn , aku
menikmati karunia yang diberikan Tuhan, kecantikan wajah seorang model
Asia, tubuh yang indah yang dapat membuat lelaki mana-pun membelalakan
matanya, orang tua-ku pun termasuk pengusaha yang sukses, pabrikan
dengan product yang mungkin sering kalian gunakan sehari-hari, namun
ada satu yang kurasa berlebih dalam diriku, Nafsu Seks ku yang tinggi,
sejak pertama kali menikmati seks dengan pacarku semasa SMA, “Brahm”
yang merebut keperawananku,..
Sejak itu, nafsu seks ku sulit sekali untuk kubendung, sering kali aku
mencoba berfantasi saat sedang berhubungan seks memacu nafsu liarku,
namun lebih sering berhasil hampa, hanya keringat yang kudapatkan,
bukan kepuasan yang menggelegar…
Terkadang aku pun mencari pengalaman-pengalaman seks liar, untuk
sekedar membuatku puas, namun sejauh ini hanya berhasil untuk 2-3
kali, selanjutnya terasa hambar, aku pernah mencoba bercinta diruang
keluarga dengan mantan pacar-ku, saat papa dan mama ada dirumah,
berhasil aku sempat berorgansme 2 kali waktu itu, apalagi saat itu Leo
pacarku memang memiliki penis terbesar yang pernah aku rasakan, saat
itu rasanya nikmat sekali, diselingi rasa takut ketahuan oleh
orang-orang dirumahku, kami bercumbu dan bercinta dengan ganasnya,..
Namun saat mencobanya untuk ke 4 kalinya, semua terasa hambar,
sehingga aku pun memutuskan hubungan ku dengan Leo, ya mungkin aku
sedikit gila, entah sejak kapan aku menjadi SEX-ADDICT seperti ini…
Namun yang kubuthkan adalah sebuah seks, seks yang nikmat yang mampu
membuatku melayang, menikmati tiap momen penis seseorang mengaduk-ku
membuat ku menjerit nikmat tak berdaya, namun siapa orangnya ??
#####
Siang itu saat sedang berjalan di Mall, aku rasanya mulai mengerti apa
yang kubutuhkan, tidak mungkin tidak hanya itu, aku mulai memahami apa
yang kuinginkan, semuanya dimulai dari pertemuan-ku dengan Peter..
” Jenn , Jenny ” Panggil Icha sahabatku, saat aku melintas di sebuah
Cafe yang sedang duduk dengan seorang Lelaki, ga jelek sich, tapi
…hehehe
” Hey Cha, ma siapa lu ?? ” Tanya-ku..
” Peter, yang gue ceritain itu tuch.. ” Jawabnya, aku pun sedikit
mengintip sambil melempar senyum kearahnya, tampaknya Peter sedikit
salah tingkah membalas senyumanku, aku dapat merasakan matanya bermain
nakal, menelanjangiku, apalagi hari itu, aku mengenakan Tank-top hitam
dibalut rok mini yang jelas menampakkan lekuk indah tubuhku,
” Hehehe, ya udah dech, gue buru-buru nich, gue musti cari kado buat
Daniel tar malem ya, lu nanti dateng ke pesta Daniel kan Cha ?? “
Tanyaku..
” Hmmm, kayaknya sich lu sendiri ?? Mau gue temenin ?? ” Tawar Icha..
” Ga dech, lu kan lagi ma Peter tuch, liat aja dah BT gitu hehehe, ga
enak dech, mending lu PDKT dech ma dia, hehehe ” jawab ku usil..
” Dasar lu, ya lu TITIDJ dech ya ” Ingat Icha..
” Yupz, yawda salam aja buat Peter yang guanteng itu .. hehehe ” Kata
ku sambil berlalu pergi,..
Icha pun membalas usilan ku dengan menjewer telinga-ku, namun aku
sedikit merasakan 2 buah mata yang menatapku dengan tatapan tajam..
Setelah memilih kado untuk Daniel, aku menatap jam tangan-ku
memperkirakan waktu, Jam 6, sepertinya aku sempat untuk pulang dulu
dan berdandan jadi gak perlu buru-buru juga pikirku, toh aku sudah
membatalkan janjiku dengan Julius, terus terang aku sudah ILFILL
dengannya, ya dengan serangkaian ” kegagalannya ” apa lagi yang bisa
kuharapkan..
Aku pun sengaja memilih jalan melewati Cafe tadi, ya iseng-iseng lah,
pengen tau Icha apa masih disitu, ternyata benar saja, aku sich
berjalan sedikit cepat, namun sempat melihat Icha yang mulai berani
berpeganggan tangan, sepertinya Icha tidak menyadari keberadaanku,
berbeda dengan Peter, yang sempat melemparkan senyumnya padaku, ya
tentu saja aku berlagak tidak tahu, takut menimbulkan perasaan yang
gak-gak pada diri Peter, disangkanya aku suka lagi…
Peter itu, jelek sich engak, tapi kumal dan ya tahulah, dandana-nya
gak rapi, belum lagi rambutnya yang kusut, biasa banget lah
pokoknya..Aku pun menanggapi senyumannya sambil berlalu, dan aku pun
tidak terlalu memikirkan senyumannya itu..
#####
Pukul 09.00 malam, aku sampai ditempat pesta Daniel, dia sengaja
menyewa satu lantai tempat Clubbing kelas menengah ini, Dibalut gaun
putih yang membuat belahan dadaku terlihat,dan membuat punggungku
terbuka, hmm membuat lelaki yang ada di tempat itu menelan ludah
menatapku, apalagi celana Legging yang membuat paha-ku yang berisi,
dan pantatku yang berisi menonjol jelas,..Aku dapat membayangkan
mereka mulai berfantasi mengerjaiku, Wow, but i like it..
” Jennifer, wow you look so good ” puji Daniel si empunya pesta saat
melihatku..
” Thanx na, this great party too.. Happy Birthday.hmm 21 kan..??. “
balasku, Daniel terlihat ganteng sekali hari ini, aku juga ga bisa
lupain hari-hari kita bersama, romantis, but dia setahun lebih muda
dari aku, ya lupain dech masa lalu sekarang juga dia punya pacar,
cantik yang terpenting ga segila aku, dan kasihan Daniel bila terus
bersamaku, namun aku tahu Daniel masih mengharapkan cintaku….
” Niel, dah lu ma Donna sana, jangan ampe dia ngambek lagi ok.. “
bujuk ku pada Daniel, yang seolah lengket sekali dengan-ku
memperkenalkan ku pada teman-temannya..
” Hmmm, Ya ya gue tahu, ok dech Jenn, gue tinggal dulu, kalo lu mau
apa pesen aja ya..OK enjoy dech… “
Aku pun menganguk, sementara Daniel mulai berlalu, yang Hmm keren
banget dibalik Tuxedo hitamnya, apalagi kakinya yang panjang
membuatnya terlihat Hmm keren banget,.
Mata-ku pun mencari teman-temanku yang ku kenal, kesal juga mana nich
Icha yang bilangnya mau dateng , bagaikan ratu lebah, aku dikelilingi
para lelaki ada yang sekedar berkenal, namun sebagian ada yang berani
mengajak-ku nakal, hmmm ya sejak dulu aku sudah terbiasa dengan
keadaan ini, jadi aku tahu bagaimana harus bertingkah agar tidak
terlihat murahan..
Mataku mencari orang-orang yang kukenal, Hanny , Frey , tapi tampaknya
mereka sedang asyik dengan pacarnya, yang jelas ga mungkin aku ganggu
mereka, paling hanya bertegur sapa sebentar, baru beberapa saat
kemudian aku melihat Icha yang masuk dari arah tempat parkir, wow
bersama Peter lagi, dasar Icha pikirku,..
Icha tampaknya belum meyadari keberadaanku, dia mencari Daniel untuk
mengucapkan selamat pada Daniel dan memperkenalkan Peter pada Daniel,
lucu sekali terlihat seperti Peter yang sedikit Minder di hadapan
Daniel..Tapi Icha pun bergegas pergi agar usahanya ke Peter ga jadi
sia-sia karena keakrabannya dengan Daniel, mungkin Icha takut Peter
cemburu…
Aku pun bergegas menghampiri Icha,
” Cha , gila lu ya jam segini baru dateng ” Tanya-ku..
” Sory Jenny, tadi itu gue musti bantuan nyokap gue, lagi tadi Peter
telat jemput gue.. “
” SMS gue ga lu bales-bales, ngapain lu tadi..Ngaku dech ” candaku…
” Apa sich Jenn, ga jelas dech hehehe ” Jawab Icha
Kami pun menikmati malam itu, sambil sesekali lebah-lebah mengitariku,
namun aku gak ambil pusing, toh aku belum ada niat mencari pengganti
Julius sekarang…
Peter sesekali ikut melirik ku nakal, namun aku tak ingin merusak
suasana dengan menghardiknya, Tengah malam telah lewat, aku pun mulai
merasa sedikit mengantuk sementara Icha pun tampaknya sudah ingin
bergegas pulang, aku pun menghabiskan Tequila yang ada di gengaman-ku,
Sementara Icha berpamitan dengan Daniel, aku pun ikut berpamitan
dengan Daniel,
” Jenn , lu gapapa pulang ?? ” Tanya Daniel Khawatir..melihatku yang
sedikit pucat..
” Gapapa, gapapa koq Niel.. “
” Iya Jenn, lu bisa apa nyetir sendiri ?? ” Icha ikut mengkhawatirkan
kondisi ku yang sedikit mabuk…
” It’s Ok koq, ” Kata-ku,
Namun Icha tampak berbicara dengan Peter, entah membicarakan apa..
” Jenn dah gue anter u pulang, mana konci mobil lu ?? Tar anter gue
dulu, Peter anter lu pulang sambil naro mobil lu, nanti dia naek taksi
kesini ambil mobilnya OK ?? ” Tanya Icha,
” Ga ah ngerepotin lu kali.. ” Aku menolaknya..
” Itu dah bener Jenny , dah lu nurut aja OK ” Daniel ikut membujuk-ku..
Aku pun terpaksa menuruti mereka, aku pun menyerahkan kunci mobil-ku,
pada Icha, dan kami pun meninggalkan pesta itu..Sebelumnya Daniel
sempat berpesan padaku agar berhati-hati…Sepertinya Daniel memang
masih mengharapkan-ku, walau dia sedikit merasa gak enak dengan Donna..
#####
Jennifer ” Sex Addict ” : Sex in the Blind
” Peter, tolong ya anterin Jenni pulang , makasih loh dah repotin “
Pesan Icha pada gebetannya Peter..
” Ok, Cha begitu aku sampai rumahnya, aku kabarin kamu ” Kata Peter
dibalik kemudi,..
Aku hanya dapat setengah tertidur di Jok belakang mobil Civic silverku..
” Ati-ati ya Pet “
Peter pun mengangguk dan meninggalkan rumah Icha, sementara aku masih
dapat melihat Icha yang masih berada di depan rumahnya dari pantulan
kaca spion mobil, hingga aku tak dapat melihat Icha lagi, karena kami
berbelok…
” Lu gapapa Jenn ?? ” Peter membuka pembicaraan..
” Ga papa koq, sory ya repotin lu… ” jawabku, sedikit merasa tak enak..
” Ga papa, gue juga pengen tau rumah lu , bolehkan ” tanyanya..
” Hmm, ya ga papa, ” ga mungkin kan aku bilang ga boleh…
Tak lama Peter mulai menampakkan belangnya,…
” Jenn lu cantik banget sich “..
” Ohhh, hmmm Thanx ” aku mulai malas meladeni pembicaraannya..
Tiba-tiba Peter menghentikan laju mobilku, dan keluar dari mobil,..
” Kenapa , Ter ” tanya-ku tak mengerti..
Tiba-tiba Peter membuka pintu di sebelahku..Dan langsung memeluk-ku..
” Hmmm Lu gila ya ?? ” Kata-ku panik, sambil memberontak..
” Gue ga gila cantik,.. ” Jawabnya sambil berusaha mencium-ku…
” Gila lu !!! keluar atau gue teriak, ” Ancamku, sambil berusaha
mendorong dan menendangnya…
Peter tampak panik dengan perlawanan-ku, aku pun langsung berpindah ke
jok depan dan memacu mobilku saat Peter terdorong keluar oleh
tendangannku…
Namun baru beberapa saat aku merasa pusing sekali, dan sedikit lupa
kalau aku belum jauh dari Peter, dan bergegas keluar dari mobilku, aku
pun muntah disisi jalan, beberapa saat..
Hingga sepasang tangan mencengkramku, dan menutup mataku..
” Peter lu gila ya !! ” bentak-ku, terpikir ini kerjaan Peter
namun orang yang kusangka Peter langsung menutup mulutku, dan
menarik-ku turun, entah kemana..
#####
Dengan mata tertutup , entah siapa mulai mencumbuiku, bukan hanya itu,
tangannya pun membelah gaunku, menyelinap diantara Bra ku,
memainkannya , mengerayangi , meremas bra-ku sedikit kasar, bau
nafasnya dapat kurasakan, aku mulai berfikir ini pasti bukan Peter,
seengaknya Peter ga sebau ini, apa lagi tubuh orang yang mendempetku
ini besar sekali, aku dapat merasakan dadanya yang berbulu
lebat…menempel pada payudaraku, dengan kasar orang itu mengancamku,
” Jangan teriak , ngerti lu ?? ” Ancamnya..
Aku pun mengangguk ketakutan sungguh ancamannya terasa nyata,
sementara Lidahnya mulai menyusuri tubuhku, semula bermain di
telingaku memberikan rasa geli yang membangkitkan birahi, tak cukup
itu dia mulai membuka gaunku, melepas braku dan melemparnya entah
kemana, sementara lidahnya bermain di puting payudaraku, aku dapat
merasakan kumisnya, dan wajahnya yang mungkin bopengan atau penuh
dengan jerawat dari sentuhan wajahnya di payudaraku..
” Gila non gede amat tokednya ” Aku dapat merasakan aksen orang
kampung dari cara dia berbicara, ” Mana Peter ” pikirku…Koq dia tega
meninggalkanku, ini dimana ?? Karena aku tahu ini sudah bukan di
mobilku lagi, lagi pula aku sadar saat orang ini menuntuntun ku
berjalan,..
Namun entah otak-ku yang error atau apa..rasa mencekam, rasa takut ini
membuatku Nyaman, bahkan aku merasa begitu menikmati orang ini
mengerjaiku,..Aku pun tak lagi berpura-pura berontak, membiarkannya
mempermainkanku..
Jemarinya pun mulai bermain di vaginaku, meski masih terbalut celana
legging dan celana dalam-ku, aku dapat merasakan jemarinya bermain di
permukaan vaginaku, yang mulai basah karena rangsangan-rangsangannya
pada payudara dan leherku..
Tak lama hingga dia menanggalkan celana Legging ku,berikut celana
dalamku,..melemparnya entah kemana..
” Bulunya tipis ya non…” Komentarnya, aku pun enggan menyahut…
sementara orang itu langsung memainkan jemarinya di mulut vaginaku..
memainkan klitorisku, sementara dia kembali mencumbuku..Lidah kami
saling menari merespon permainan satu dengan yang lainnya..
Vagina-ku yang mulai basah karena permainan jemarinya yang sesekali
menyentil klitorisku, atau bahkan menyeruak masuk yang membuatku
memekik tertahan..
Dia pun merebahkan ku ke lantai, aku dapat merasakan hembusan nafasnya
pada Vagina-ku, lidahnya pun mulai, menjejali vagina-ku, menyapu tiap
sudut vagina-ku, membuatku tak mampu melawan menikmati
serangan-serangannya..Hmmm, sensasi nikmat yang tak terbantahkan…
Lidahnya menari liar dalam vagina-ku..
” Wangi ya non ” Kembali si kampung ini berkomentar
Lidahnya membantu vagina-ku panas lebih cepat, tapi memang itu yang
diinginkan oleh orang ini..
Jemarinya pun menyeruak masuk, membelah vaginaku, membuatku, mendesah
nikmat,
” Hmmm, ughhh ” saat jemari orang itu mulai masuk lebih dalam, sempat
tertahan karena kondisi vaginaku yang belum benar-benar basah, namun
orang itu menarik jemarinya dan mendorongnya lebih dalam,setelah
berulang kali mencoba, disertai erangan-eranganku, jemari orang itu
akhirnya bisa masuk sepenuhnya, sakit, tapi nikmat..Bahkan aku dapat
merasakan cincin orang itu dalam vaginaku..
” Sempit ya non, enak ?? ” tanya-nya, aku pun menganguk kecil, saat
orang itu mulai mengoyangkan jemarinya dalam vagina-ku,
” Hmm ohh pak pelan pak .. ” pintaku, namun orang itu malah memacuku
lebih cepat lagi, membuatku kelabakan menikmati sensasi ini..
Beberapa menit orang itu mempenetrasiku dengan jemarinya, vaginaku
yang sudah basah membuatku pasrah menikmati ini, jarinya makin
lanj\car keluar masuk dalam vagina-ku..
Aku benar-benar menikmati penisnya mempenetrasiku, rasanya penuh
sekali, andai aku tahu orang kampung bisa membuatku melayang seperti ini
, pasti sudah aku coba dari dulu, desahan nafsnya yang bau tidak
menjadi masalah bagiku,…
Orang ini terus menggenjotku dengan liar, Dadaku bertemu dengan
dadanya yang berbulu, aku pasrah sepenuhnya, kulingkarkan pahaku pada
pinggulnya memudahkannya untuk menggenjotku lebih cepat,
Aku mendesah tak karuan menikmati permainannya, jemarinya yang sengja
ditaruh di depan mulutku pun aku tanpa ragu mengunyahnya…mengulumnya
untuk sekedar pelampiasan kenikmatan yang dia berikan…Sesekali dia
menjengut rambutku kasar, namun itu membuatku lebih liar lagi..Wow
bahkan aku baru tahu Sex bisa senikmat ini…
Lidahnya pun tak berhenti menjilati leherku, tak hanya itu, tangannya
pun tak berhenti meremas dan memilin puting susu-ku…Di pangkuannya
ini aku benar-benar menikmati seks, aku pun tak ragu untuk ikut
memompa naik turun mengenjot penisnya dalam vaginaku…
Lama-lama orang ini sadar juga dengan kelakuan-ku,
” Non ga usah dipaksa ya ?? ” tawanya..
Aku pun mengangapnya angin lalu, sambil tetap menikmati penisnya yang
bagai tongkat menyetubuhinya, desahan-ku mengisi tempat itu,
berselingan dengan desahannya, kumisnya pun menggelitiki payudaraku,
memberikan sensasi yang lain…
Makin lama , aku pun merasakan birahi yang memuncak, aku diambang
Organsme oleh permainan liar orang ini, suara vaginaku yang mulai
basah, menimbulkan bunyi yang berbeda, otot-ku terasa mengejang, entah
berapa lama waktu yang ku buang menunggu organsme ini,
” Uuuoooghh ” aku pun melolong keras, cairan vaginaku mengalir disela
penisnya..Hmmm, enaknya menguras energiku, tapi ini yang kurindukan,
suara gemercik dari gesekan penisnya dengan vaginaku yang basah
membuat orang ini makin bernafsu memacu-ku…Aku dapat merasakan
cairan vaginaku menetes hingga lubang anusku, tubuhku basah oleh
keringatku dan ludah orang misterius ini..
Orang itu memindahkan ku dari pangkuannya, ke lantai yang dingin dan
keras, menaruh pahaku pada pundaknya dan kembali menyetubuhi ku, lebih
cepat dan membuatku terbang lebih tinggi dari sebelumnya, dia pun tak
berhenti menciumi dan mencumbuku…bahkan sesekali dia mencupang
payudaraku, atau mengenyot pada putingku…
Pacuannya dalam vaginaku membuatku megap-megap, ohhh aku benar-benar
menikmati ini, Fantasi-ku berkelana, membayangkan adegan ini dalam
otakku, memancingku menikmati persetubuhan ini lebih dalam lagi
terbuai nikmat oleh permainan ini…
Penisnya memacuku lebih cepat, lebih cepat lagi dari yang sebelumnya,
membuatku melayang-layang tak karuan, gesekan penisnya pada otot-otot
vaginaku, membuatku tak sanggup lagi menahan organsme kedua yang
mendera ku, ketika aku sadar ada satu tangan lagi tangan ketiga yang
meraih tanganku dan menaruhnya pada penisnya yang besar dan keras,
” Oh tidak pikirku, ada satu orang lagi, penisnya juga besar dan wow
berurat sekali ” pikirku, namun tak lama aku kembali teringat pada
organsme ku, orang ini memacu ku lebih kuat lagi,..membuatku melolong
dahsyat hingga membuat pinggulku terangkat saat organsme dahsayt itu
menyerang, kembali aku dapat merasakan lelehan cairan cintaku menetes..
Penis yang ada dalam gengamanku itu, tanpa dikomando lagi langsung ku
kocok sebisaku, setengah mengalihkan kenikmatan yang kurasakan, Tangan
orang itu pun ikut memainkan payudaraku, sambil menciumiku, jadilah 2
pasang tangan mengerjai tubuhku..
Tak puas dengan tanganku,disela desahanku orang yang satunya ini
menyodokkan penisnya dalam mulutku, aku pun setengah kaget, memang
bukan oral sex pertamaku, namun aku jarang sekali melakukan oral Seks,
Jijik sekali..
Bau penis yang kuat ditambah rasanya yang asin membuatku ingin muntah,
namun tangan kekar orang itu membuatku tak dapat menghindari
penisnya…Aku pun mengoralnya sambil sesekali memainkan buah pelirnya
sesuai keinginan orang itu..
Disertai lolongan kencang, orang yang sedang menyetubuhiku
menembak-kan spermanya memenuhi vaginaku, banyak sekali hingga menetes
keluar, membuatku mengalami organsme kecil, aku baru saja selesai haid
3 hari yang lalu hingga aku tidak khawatir hamil, namun orang itu
masih terus memompaku dengan penisnya yang sudah mulai loyo, hingga
akhirnya kembali menembakkan spermanya…
” Gila lu ya, becek amat..Gue kan belom ” protes orang yang satunya..
” Sory, bis memeknya legit banget… ” Bela orang tadi..
” Dah sekarang giliran gue ” Perintah orang itu…
Jelas aku panik, vagina-ku masih terasa sangat panas, aku igin
istirhat barang beberapa menit..
” Pak, pak tolong saya mau istirahat bentar “
” Ahhh, diem lu amoy cina ” bentaknya
Orang yang kedua langsung membalikan tubuhku yang masih lemas karena
serangkaian Organsme tadi,,..Dan mendorong tubuhku hingga
menungging..Dia mengorek Vaginaku, membersihkan sela-selanya dengan
jemarinya, mungkin secara tak sadar dia membuatku memekik nikmat oleh
permainan jarinya..
” Hmmm ” aku pun mendesah tak karuan saat penis orang itu tanpa
aba-aba menerjang masuk dalam vaginaku, dia memacuku dengan brutal,
lebih dahsyat dari yang tadi, aku berusaha mengatur nafas mengimbangi
permainanya..Sementara aku pun masih harus mengocok penis orang yang
pertama tadi yang sudah kembali tegang oleh hisapanku tadi…
Orang itu tampak asyik sekali mengerjaiku, terkadang dia menghentak
keras-keras membuat tubuhku sedikit terdorong maju, dan membuatku
melolong kesakitan nikmat, ” Hmmm… ” semetara tangannya pun tak
berhenti mengauli payudaraku, membuatku mencapai klimaks yang kesekian
kalinya..
Menjengut Rambutku, dan memindahkan ku dalam posisi Woman On Top, aku
dapat merasakan tubuhnya yang berotot , sementara tangan ku pun
terpaksa kulepaskan dari penis orang yang pertama, aku naik turun
menikmati penisnya yag besar dan keras itu…Orang yang pertama seolah
tak ingin kehilangan momen mendekati ku dan memintaku untuk mengoral
penisnya…
Aku terus memacu penisnya, penis itu belum menampakkan tanda-tanda
akan meledak, erangan-erangan kenikmatan orang ini pun silih berganti
dengan desahan ku,..
Payudara-ku terpental kesana-kemari, sementara penis orang pertama
tadi mulai berkedut dalam mulutku, tak lama spermanya pun meleleh
dalam mulutku, hmmm, sebagian meluncur masuk dalam mulutku, hingga
terpaksa kutelan, sementara sisanya mengalir keluar dari mulutku yang
mungil..
Tangan orang kedua mencengkram pinggulku, ikut menggerakan tubuhku
naik turun, menambaha kecepatan genjotanku, seolah tak perduli dengan
rasa sakit akibat belahan penisnya dalam vaginaku,..
Tulang-tulang rusukku pun tercetak nyata karena tubuhku yang
menelikung menikmatan genjotan penisnya dalam vaginaku, rasa itu makin
meningkat naik, nikmat sekali, aku pun sudah tak punya tenaga dan niat
untuk menahan organsme itu…
Beberapa menit kemudian aku pun kembali berorgansme, karena jepitan
vagina-ku yang meningkat tiba-tiba, membuat orang kedua itu tak
sanggup lagi dan ikut meledak dalam waktu yang hampir bersamaan…
Kami pun melolong kenikmatan, sementara aku pun merebahkan tubuhku
pada dadanya, sementara aku dapat merasakan penisnya yang tadi begitu
keras itu mulai menyusut dan lepas dengan sendirinya dari vaginaku..
Nafasku terputus-putus, saat orang itu menurunkanku dari pangkuannya,
” Makasih ya non, kita bedua puas ” yang disertai tawa yang
lainnya..Sebelum mereka meninggalkanku tak bertanggung jawab
#####
Mereka meninggalkan tubuhku yang kelelahan, dengan mataku yang masih
tertutup, dinginnya angin malam yang kurasakan, membuat sedikit
menghilangkan kepenatan ini..
Setelah terdiam beberapa saat akhirnya aku pun mengumpulkan tenaga ,
membuka penutup mataku, dan mencari pakaian-pakaian-ku yang berserakan
tak karua, aku berada di sebuah bilik pos jaga,..tak jauh dari jalan
raya, aku bersyukur tak ada yang tahu keberadaan ku, aku takut kalau
sampai ada yang dan datang, yang bukan menolongku, tapi malah
mengerjaiku lagi,..
Ya enak sich, kalau masih kasih istirahat, kalau gak, bisa mati aku..
Aku pun mengenakan pakaian-ku dan bergegas masuk mobil, matahari pun
mulai merah, Bajingan Peter yang meninggalkan ku sendirian, aku pasti
akan memberitahukan kelakuannya pada Icha, Lihat saja..Aku pun
bergegas pulang, untung orang dirumahku tak ada yang menyadari
kepulanganku, kecuali Pak Arno, Satpam rumah kami, tapi jelas dia tak
melihat keadaan ku dibalik kaca mobil…
Yang aku tahu, aku mulai mengerti kebutuhan Nafsu Seks ku,
Petualangan, dan petualangan ini belum berakhir hingga kalian akan
tahu kenapa aku sampai menjadi Jennifer yang sekarang
Julius itu pacarku, termasuk cowok yang digandrungi di kampus, selain
tampan dia juga kaya, bisa dibilang semua yang diinginkan wanita ada
pada dirinya, namun buat ku dia tidak memiliki segalanya…
Julius mencumbuku sambil terus memaju mundurkan penisnya, sambil
sesekali menembusnya dalam, terkadang bermain diluar, mulutnya
mencumbuku disela-sela desahan-ku, aku pun membalas permainan
lidahnya, hembusan nafasnya terasa di leherku, sedangkan mulutnya tak
pernah berhenti mengeluarkan kata-kata pujian yang membuatku merasa
sangat Sexy..
Sementara pinggul Julius tetap memompaku dengan irama yang bervariasi,
berusaha membawaku terbang ke langit ketujuh, aku pun melingkarkan
tanganku di pinggangnya, meminta agar pacarku ini memompaku lebih
dalam, lebih dalam lagi…
Bibir kami pun berpagutan , saling mencumbu, desahan kami mengisi
kamar-nya yang berantakan, belum lagi pakaian kami yang berserakan
dilantai, seolah tak perduli, aku melenguh keras saat penis Julius
menyergap-ku lebih dalam,..
” Ehmm.. ” Rasanya nikmat sekali, namun serangan yang sesekali itu,
sesungguhnya tak cukup untuk memuaskan-ku, Tangan Julius pun mulai
bekerja menjamahi payudara-ku, perlahan dia meremasnya, sambil
memainkan putingnya, belum cukup untuk memuaskanku, sambil meremasnya
hingga puting-ku yang berwarna kemerahan itu mengacung keras, yang
langsung dihisapnya dengan ganas, tak cukup, sesekali dia mengigitnya
perlahan, ohhh, enak sekali rasanya..
Jemari tangan kiri Julius pun, bermain di derah vagina-ku yang
ditumbuhi bulu-bulu halus, rasanya dia benar-benar bernafsu membuatku
melayang..butir-butir keringat mulai mengalir, saat Julius memintaku
mengganti posisi Doggy, agar dia dapat melakukan penetrasi lebih
dalam, Aku pun menyodorkan pantatku, sementara aku bertumpu pada kedua
tangan-ku, sebelumnya dia sempat memainkan penisnya di mulut vaginaku,
memberikan rasa merinding yang nikmat, aku melenguh beberapa saat,
saat dia mencabut penisnya, untuk memainkan nafsuku, rasanya aku
benar-benar penasaran, namun sesaat kemudian dia kembali memainkan
penisnya di mulut vaginaku, beberapa menit, sebelum akhirnya dia
memasukan penisnya dalam vagina-ku,…
” Hmmm.. ” desahku, saat penisnya kembali memasuki liang
kewanitaan-ku, nafsuku yang mulai terbangun karena permainan di depan
bibir vaginaku itu, membuatku sungguh bernafsu membalas permainanya,
kini bukan hanya Julius yang memacu penisnya, aku pun ikut
menggoyangkan pinggulku, membuat dada-ku terlempar kesana-kemari,..
Aku menghadap kebelakang, berusaha mencari bibir Julius untuk
mencumbunya, baru kali ini Julius dapat melayani-ku selama ini, namun
aku tahu, bahwa kenikmatan ini tak kan bertahan lama, benar saja, aku
dapat merasakan penisnya yang bertamabah besar di vagina-ku beberapa
saat, disertai lolongannya, Julius pun mencabut penisnya dari vaginaku
dan menembakkannya di punggungku,..Sebelum menjatuhkan tubuhnya sambil
memelukku,..
” Kamu puas sayang ?? ” Tanya Julius padaku, disela nafasnya yang
memburu, dengan terpaksa aku pun mengganguk, padahal bahkan setelah 3
bulan hubungan kami, belum pernah aku mencapai organsme, paling saat
dia memainkan jemarinya di vaginaku, saat itu, ditengah kemacetan
nekad dia memasukan jemarinya, ke rok mini yang aku kenakan, aku pun
tak bisa menolak, toh aku pikir kaca film di mobilnya cukup tebal,
entah terpengaruh oleh suasana yang mencekam membuatku mencapai
organsme oleh pikiran-pikiran ku yang liar..selebihnya penisnya itu
tak mampu memuaskan-ku..Itulah yang kurang darinya..
Oh ya, nama-ku Jennifer, biasa dipanggil Jenny atau Jenn , aku
menikmati karunia yang diberikan Tuhan, kecantikan wajah seorang model
Asia, tubuh yang indah yang dapat membuat lelaki mana-pun membelalakan
matanya, orang tua-ku pun termasuk pengusaha yang sukses, pabrikan
dengan product yang mungkin sering kalian gunakan sehari-hari, namun
ada satu yang kurasa berlebih dalam diriku, Nafsu Seks ku yang tinggi,
sejak pertama kali menikmati seks dengan pacarku semasa SMA, “Brahm”
yang merebut keperawananku,..
Sejak itu, nafsu seks ku sulit sekali untuk kubendung, sering kali aku
mencoba berfantasi saat sedang berhubungan seks memacu nafsu liarku,
namun lebih sering berhasil hampa, hanya keringat yang kudapatkan,
bukan kepuasan yang menggelegar…
Terkadang aku pun mencari pengalaman-pengalaman seks liar, untuk
sekedar membuatku puas, namun sejauh ini hanya berhasil untuk 2-3
kali, selanjutnya terasa hambar, aku pernah mencoba bercinta diruang
keluarga dengan mantan pacar-ku, saat papa dan mama ada dirumah,
berhasil aku sempat berorgansme 2 kali waktu itu, apalagi saat itu Leo
pacarku memang memiliki penis terbesar yang pernah aku rasakan, saat
itu rasanya nikmat sekali, diselingi rasa takut ketahuan oleh
orang-orang dirumahku, kami bercumbu dan bercinta dengan ganasnya,..
Namun saat mencobanya untuk ke 4 kalinya, semua terasa hambar,
sehingga aku pun memutuskan hubungan ku dengan Leo, ya mungkin aku
sedikit gila, entah sejak kapan aku menjadi SEX-ADDICT seperti ini…
Namun yang kubuthkan adalah sebuah seks, seks yang nikmat yang mampu
membuatku melayang, menikmati tiap momen penis seseorang mengaduk-ku
membuat ku menjerit nikmat tak berdaya, namun siapa orangnya ??
#####
Siang itu saat sedang berjalan di Mall, aku rasanya mulai mengerti apa
yang kubutuhkan, tidak mungkin tidak hanya itu, aku mulai memahami apa
yang kuinginkan, semuanya dimulai dari pertemuan-ku dengan Peter..
” Jenn , Jenny ” Panggil Icha sahabatku, saat aku melintas di sebuah
Cafe yang sedang duduk dengan seorang Lelaki, ga jelek sich, tapi
…hehehe
” Hey Cha, ma siapa lu ?? ” Tanya-ku..
” Peter, yang gue ceritain itu tuch.. ” Jawabnya, aku pun sedikit
mengintip sambil melempar senyum kearahnya, tampaknya Peter sedikit
salah tingkah membalas senyumanku, aku dapat merasakan matanya bermain
nakal, menelanjangiku, apalagi hari itu, aku mengenakan Tank-top hitam
dibalut rok mini yang jelas menampakkan lekuk indah tubuhku,
” Hehehe, ya udah dech, gue buru-buru nich, gue musti cari kado buat
Daniel tar malem ya, lu nanti dateng ke pesta Daniel kan Cha ?? “
Tanyaku..
” Hmmm, kayaknya sich lu sendiri ?? Mau gue temenin ?? ” Tawar Icha..
” Ga dech, lu kan lagi ma Peter tuch, liat aja dah BT gitu hehehe, ga
enak dech, mending lu PDKT dech ma dia, hehehe ” jawab ku usil..
” Dasar lu, ya lu TITIDJ dech ya ” Ingat Icha..
” Yupz, yawda salam aja buat Peter yang guanteng itu .. hehehe ” Kata
ku sambil berlalu pergi,..
Icha pun membalas usilan ku dengan menjewer telinga-ku, namun aku
sedikit merasakan 2 buah mata yang menatapku dengan tatapan tajam..
Setelah memilih kado untuk Daniel, aku menatap jam tangan-ku
memperkirakan waktu, Jam 6, sepertinya aku sempat untuk pulang dulu
dan berdandan jadi gak perlu buru-buru juga pikirku, toh aku sudah
membatalkan janjiku dengan Julius, terus terang aku sudah ILFILL
dengannya, ya dengan serangkaian ” kegagalannya ” apa lagi yang bisa
kuharapkan..
Aku pun sengaja memilih jalan melewati Cafe tadi, ya iseng-iseng lah,
pengen tau Icha apa masih disitu, ternyata benar saja, aku sich
berjalan sedikit cepat, namun sempat melihat Icha yang mulai berani
berpeganggan tangan, sepertinya Icha tidak menyadari keberadaanku,
berbeda dengan Peter, yang sempat melemparkan senyumnya padaku, ya
tentu saja aku berlagak tidak tahu, takut menimbulkan perasaan yang
gak-gak pada diri Peter, disangkanya aku suka lagi…
Peter itu, jelek sich engak, tapi kumal dan ya tahulah, dandana-nya
gak rapi, belum lagi rambutnya yang kusut, biasa banget lah
pokoknya..Aku pun menanggapi senyumannya sambil berlalu, dan aku pun
tidak terlalu memikirkan senyumannya itu..
#####
Pukul 09.00 malam, aku sampai ditempat pesta Daniel, dia sengaja
menyewa satu lantai tempat Clubbing kelas menengah ini, Dibalut gaun
putih yang membuat belahan dadaku terlihat,dan membuat punggungku
terbuka, hmm membuat lelaki yang ada di tempat itu menelan ludah
menatapku, apalagi celana Legging yang membuat paha-ku yang berisi,
dan pantatku yang berisi menonjol jelas,..Aku dapat membayangkan
mereka mulai berfantasi mengerjaiku, Wow, but i like it..
” Jennifer, wow you look so good ” puji Daniel si empunya pesta saat
melihatku..
” Thanx na, this great party too.. Happy Birthday.hmm 21 kan..??. “
balasku, Daniel terlihat ganteng sekali hari ini, aku juga ga bisa
lupain hari-hari kita bersama, romantis, but dia setahun lebih muda
dari aku, ya lupain dech masa lalu sekarang juga dia punya pacar,
cantik yang terpenting ga segila aku, dan kasihan Daniel bila terus
bersamaku, namun aku tahu Daniel masih mengharapkan cintaku….
” Niel, dah lu ma Donna sana, jangan ampe dia ngambek lagi ok.. “
bujuk ku pada Daniel, yang seolah lengket sekali dengan-ku
memperkenalkan ku pada teman-temannya..
” Hmmm, Ya ya gue tahu, ok dech Jenn, gue tinggal dulu, kalo lu mau
apa pesen aja ya..OK enjoy dech… “
Aku pun menganguk, sementara Daniel mulai berlalu, yang Hmm keren
banget dibalik Tuxedo hitamnya, apalagi kakinya yang panjang
membuatnya terlihat Hmm keren banget,.
Mata-ku pun mencari teman-temanku yang ku kenal, kesal juga mana nich
Icha yang bilangnya mau dateng , bagaikan ratu lebah, aku dikelilingi
para lelaki ada yang sekedar berkenal, namun sebagian ada yang berani
mengajak-ku nakal, hmmm ya sejak dulu aku sudah terbiasa dengan
keadaan ini, jadi aku tahu bagaimana harus bertingkah agar tidak
terlihat murahan..
Mataku mencari orang-orang yang kukenal, Hanny , Frey , tapi tampaknya
mereka sedang asyik dengan pacarnya, yang jelas ga mungkin aku ganggu
mereka, paling hanya bertegur sapa sebentar, baru beberapa saat
kemudian aku melihat Icha yang masuk dari arah tempat parkir, wow
bersama Peter lagi, dasar Icha pikirku,..
Icha tampaknya belum meyadari keberadaanku, dia mencari Daniel untuk
mengucapkan selamat pada Daniel dan memperkenalkan Peter pada Daniel,
lucu sekali terlihat seperti Peter yang sedikit Minder di hadapan
Daniel..Tapi Icha pun bergegas pergi agar usahanya ke Peter ga jadi
sia-sia karena keakrabannya dengan Daniel, mungkin Icha takut Peter
cemburu…
Aku pun bergegas menghampiri Icha,
” Cha , gila lu ya jam segini baru dateng ” Tanya-ku..
” Sory Jenny, tadi itu gue musti bantuan nyokap gue, lagi tadi Peter
telat jemput gue.. “
” SMS gue ga lu bales-bales, ngapain lu tadi..Ngaku dech ” candaku…
” Apa sich Jenn, ga jelas dech hehehe ” Jawab Icha
Kami pun menikmati malam itu, sambil sesekali lebah-lebah mengitariku,
namun aku gak ambil pusing, toh aku belum ada niat mencari pengganti
Julius sekarang…
Peter sesekali ikut melirik ku nakal, namun aku tak ingin merusak
suasana dengan menghardiknya, Tengah malam telah lewat, aku pun mulai
merasa sedikit mengantuk sementara Icha pun tampaknya sudah ingin
bergegas pulang, aku pun menghabiskan Tequila yang ada di gengaman-ku,
Sementara Icha berpamitan dengan Daniel, aku pun ikut berpamitan
dengan Daniel,
” Jenn , lu gapapa pulang ?? ” Tanya Daniel Khawatir..melihatku yang
sedikit pucat..
” Gapapa, gapapa koq Niel.. “
” Iya Jenn, lu bisa apa nyetir sendiri ?? ” Icha ikut mengkhawatirkan
kondisi ku yang sedikit mabuk…
” It’s Ok koq, ” Kata-ku,
Namun Icha tampak berbicara dengan Peter, entah membicarakan apa..
” Jenn dah gue anter u pulang, mana konci mobil lu ?? Tar anter gue
dulu, Peter anter lu pulang sambil naro mobil lu, nanti dia naek taksi
kesini ambil mobilnya OK ?? ” Tanya Icha,
” Ga ah ngerepotin lu kali.. ” Aku menolaknya..
” Itu dah bener Jenny , dah lu nurut aja OK ” Daniel ikut membujuk-ku..
Aku pun terpaksa menuruti mereka, aku pun menyerahkan kunci mobil-ku,
pada Icha, dan kami pun meninggalkan pesta itu..Sebelumnya Daniel
sempat berpesan padaku agar berhati-hati…Sepertinya Daniel memang
masih mengharapkan-ku, walau dia sedikit merasa gak enak dengan Donna..
#####
Jennifer ” Sex Addict ” : Sex in the Blind
” Peter, tolong ya anterin Jenni pulang , makasih loh dah repotin “
Pesan Icha pada gebetannya Peter..
” Ok, Cha begitu aku sampai rumahnya, aku kabarin kamu ” Kata Peter
dibalik kemudi,..
Aku hanya dapat setengah tertidur di Jok belakang mobil Civic silverku..
” Ati-ati ya Pet “
Peter pun mengangguk dan meninggalkan rumah Icha, sementara aku masih
dapat melihat Icha yang masih berada di depan rumahnya dari pantulan
kaca spion mobil, hingga aku tak dapat melihat Icha lagi, karena kami
berbelok…
” Lu gapapa Jenn ?? ” Peter membuka pembicaraan..
” Ga papa koq, sory ya repotin lu… ” jawabku, sedikit merasa tak enak..
” Ga papa, gue juga pengen tau rumah lu , bolehkan ” tanyanya..
” Hmm, ya ga papa, ” ga mungkin kan aku bilang ga boleh…
Tak lama Peter mulai menampakkan belangnya,…
” Jenn lu cantik banget sich “..
” Ohhh, hmmm Thanx ” aku mulai malas meladeni pembicaraannya..
Tiba-tiba Peter menghentikan laju mobilku, dan keluar dari mobil,..
” Kenapa , Ter ” tanya-ku tak mengerti..
Tiba-tiba Peter membuka pintu di sebelahku..Dan langsung memeluk-ku..
” Hmmm Lu gila ya ?? ” Kata-ku panik, sambil memberontak..
” Gue ga gila cantik,.. ” Jawabnya sambil berusaha mencium-ku…
” Gila lu !!! keluar atau gue teriak, ” Ancamku, sambil berusaha
mendorong dan menendangnya…
Peter tampak panik dengan perlawanan-ku, aku pun langsung berpindah ke
jok depan dan memacu mobilku saat Peter terdorong keluar oleh
tendangannku…
Namun baru beberapa saat aku merasa pusing sekali, dan sedikit lupa
kalau aku belum jauh dari Peter, dan bergegas keluar dari mobilku, aku
pun muntah disisi jalan, beberapa saat..
Hingga sepasang tangan mencengkramku, dan menutup mataku..
” Peter lu gila ya !! ” bentak-ku, terpikir ini kerjaan Peter
namun orang yang kusangka Peter langsung menutup mulutku, dan
menarik-ku turun, entah kemana..
#####
Dengan mata tertutup , entah siapa mulai mencumbuiku, bukan hanya itu,
tangannya pun membelah gaunku, menyelinap diantara Bra ku,
memainkannya , mengerayangi , meremas bra-ku sedikit kasar, bau
nafasnya dapat kurasakan, aku mulai berfikir ini pasti bukan Peter,
seengaknya Peter ga sebau ini, apa lagi tubuh orang yang mendempetku
ini besar sekali, aku dapat merasakan dadanya yang berbulu
lebat…menempel pada payudaraku, dengan kasar orang itu mengancamku,
” Jangan teriak , ngerti lu ?? ” Ancamnya..
Aku pun mengangguk ketakutan sungguh ancamannya terasa nyata,
sementara Lidahnya mulai menyusuri tubuhku, semula bermain di
telingaku memberikan rasa geli yang membangkitkan birahi, tak cukup
itu dia mulai membuka gaunku, melepas braku dan melemparnya entah
kemana, sementara lidahnya bermain di puting payudaraku, aku dapat
merasakan kumisnya, dan wajahnya yang mungkin bopengan atau penuh
dengan jerawat dari sentuhan wajahnya di payudaraku..
” Gila non gede amat tokednya ” Aku dapat merasakan aksen orang
kampung dari cara dia berbicara, ” Mana Peter ” pikirku…Koq dia tega
meninggalkanku, ini dimana ?? Karena aku tahu ini sudah bukan di
mobilku lagi, lagi pula aku sadar saat orang ini menuntuntun ku
berjalan,..
Namun entah otak-ku yang error atau apa..rasa mencekam, rasa takut ini
membuatku Nyaman, bahkan aku merasa begitu menikmati orang ini
mengerjaiku,..Aku pun tak lagi berpura-pura berontak, membiarkannya
mempermainkanku..
Jemarinya pun mulai bermain di vaginaku, meski masih terbalut celana
legging dan celana dalam-ku, aku dapat merasakan jemarinya bermain di
permukaan vaginaku, yang mulai basah karena rangsangan-rangsangannya
pada payudara dan leherku..
Tak lama hingga dia menanggalkan celana Legging ku,berikut celana
dalamku,..melemparnya entah kemana..
” Bulunya tipis ya non…” Komentarnya, aku pun enggan menyahut…
sementara orang itu langsung memainkan jemarinya di mulut vaginaku..
memainkan klitorisku, sementara dia kembali mencumbuku..Lidah kami
saling menari merespon permainan satu dengan yang lainnya..
Vagina-ku yang mulai basah karena permainan jemarinya yang sesekali
menyentil klitorisku, atau bahkan menyeruak masuk yang membuatku
memekik tertahan..
Dia pun merebahkan ku ke lantai, aku dapat merasakan hembusan nafasnya
pada Vagina-ku, lidahnya pun mulai, menjejali vagina-ku, menyapu tiap
sudut vagina-ku, membuatku tak mampu melawan menikmati
serangan-serangannya..Hmmm, sensasi nikmat yang tak terbantahkan…
Lidahnya menari liar dalam vagina-ku..
” Wangi ya non ” Kembali si kampung ini berkomentar
Lidahnya membantu vagina-ku panas lebih cepat, tapi memang itu yang
diinginkan oleh orang ini..
Jemarinya pun menyeruak masuk, membelah vaginaku, membuatku, mendesah
nikmat,
” Hmmm, ughhh ” saat jemari orang itu mulai masuk lebih dalam, sempat
tertahan karena kondisi vaginaku yang belum benar-benar basah, namun
orang itu menarik jemarinya dan mendorongnya lebih dalam,setelah
berulang kali mencoba, disertai erangan-eranganku, jemari orang itu
akhirnya bisa masuk sepenuhnya, sakit, tapi nikmat..Bahkan aku dapat
merasakan cincin orang itu dalam vaginaku..
” Sempit ya non, enak ?? ” tanya-nya, aku pun menganguk kecil, saat
orang itu mulai mengoyangkan jemarinya dalam vagina-ku,
” Hmm ohh pak pelan pak .. ” pintaku, namun orang itu malah memacuku
lebih cepat lagi, membuatku kelabakan menikmati sensasi ini..
Beberapa menit orang itu mempenetrasiku dengan jemarinya, vaginaku
yang sudah basah membuatku pasrah menikmati ini, jarinya makin
lanj\car keluar masuk dalam vagina-ku..
Aku benar-benar menikmati penisnya mempenetrasiku, rasanya penuh
sekali, andai aku tahu orang kampung bisa membuatku melayang seperti ini
, pasti sudah aku coba dari dulu, desahan nafsnya yang bau tidak
menjadi masalah bagiku,…
Orang ini terus menggenjotku dengan liar, Dadaku bertemu dengan
dadanya yang berbulu, aku pasrah sepenuhnya, kulingkarkan pahaku pada
pinggulnya memudahkannya untuk menggenjotku lebih cepat,
Aku mendesah tak karuan menikmati permainannya, jemarinya yang sengja
ditaruh di depan mulutku pun aku tanpa ragu mengunyahnya…mengulumnya
untuk sekedar pelampiasan kenikmatan yang dia berikan…Sesekali dia
menjengut rambutku kasar, namun itu membuatku lebih liar lagi..Wow
bahkan aku baru tahu Sex bisa senikmat ini…
Lidahnya pun tak berhenti menjilati leherku, tak hanya itu, tangannya
pun tak berhenti meremas dan memilin puting susu-ku…Di pangkuannya
ini aku benar-benar menikmati seks, aku pun tak ragu untuk ikut
memompa naik turun mengenjot penisnya dalam vaginaku…
Lama-lama orang ini sadar juga dengan kelakuan-ku,
” Non ga usah dipaksa ya ?? ” tawanya..
Aku pun mengangapnya angin lalu, sambil tetap menikmati penisnya yang
bagai tongkat menyetubuhinya, desahan-ku mengisi tempat itu,
berselingan dengan desahannya, kumisnya pun menggelitiki payudaraku,
memberikan sensasi yang lain…
Makin lama , aku pun merasakan birahi yang memuncak, aku diambang
Organsme oleh permainan liar orang ini, suara vaginaku yang mulai
basah, menimbulkan bunyi yang berbeda, otot-ku terasa mengejang, entah
berapa lama waktu yang ku buang menunggu organsme ini,
” Uuuoooghh ” aku pun melolong keras, cairan vaginaku mengalir disela
penisnya..Hmmm, enaknya menguras energiku, tapi ini yang kurindukan,
suara gemercik dari gesekan penisnya dengan vaginaku yang basah
membuat orang ini makin bernafsu memacu-ku…Aku dapat merasakan
cairan vaginaku menetes hingga lubang anusku, tubuhku basah oleh
keringatku dan ludah orang misterius ini..
Orang itu memindahkan ku dari pangkuannya, ke lantai yang dingin dan
keras, menaruh pahaku pada pundaknya dan kembali menyetubuhi ku, lebih
cepat dan membuatku terbang lebih tinggi dari sebelumnya, dia pun tak
berhenti menciumi dan mencumbuku…bahkan sesekali dia mencupang
payudaraku, atau mengenyot pada putingku…
Pacuannya dalam vaginaku membuatku megap-megap, ohhh aku benar-benar
menikmati ini, Fantasi-ku berkelana, membayangkan adegan ini dalam
otakku, memancingku menikmati persetubuhan ini lebih dalam lagi
terbuai nikmat oleh permainan ini…
Penisnya memacuku lebih cepat, lebih cepat lagi dari yang sebelumnya,
membuatku melayang-layang tak karuan, gesekan penisnya pada otot-otot
vaginaku, membuatku tak sanggup lagi menahan organsme kedua yang
mendera ku, ketika aku sadar ada satu tangan lagi tangan ketiga yang
meraih tanganku dan menaruhnya pada penisnya yang besar dan keras,
” Oh tidak pikirku, ada satu orang lagi, penisnya juga besar dan wow
berurat sekali ” pikirku, namun tak lama aku kembali teringat pada
organsme ku, orang ini memacu ku lebih kuat lagi,..membuatku melolong
dahsyat hingga membuat pinggulku terangkat saat organsme dahsayt itu
menyerang, kembali aku dapat merasakan lelehan cairan cintaku menetes..
Penis yang ada dalam gengamanku itu, tanpa dikomando lagi langsung ku
kocok sebisaku, setengah mengalihkan kenikmatan yang kurasakan, Tangan
orang itu pun ikut memainkan payudaraku, sambil menciumiku, jadilah 2
pasang tangan mengerjai tubuhku..
Tak puas dengan tanganku,disela desahanku orang yang satunya ini
menyodokkan penisnya dalam mulutku, aku pun setengah kaget, memang
bukan oral sex pertamaku, namun aku jarang sekali melakukan oral Seks,
Jijik sekali..
Bau penis yang kuat ditambah rasanya yang asin membuatku ingin muntah,
namun tangan kekar orang itu membuatku tak dapat menghindari
penisnya…Aku pun mengoralnya sambil sesekali memainkan buah pelirnya
sesuai keinginan orang itu..
Disertai lolongan kencang, orang yang sedang menyetubuhiku
menembak-kan spermanya memenuhi vaginaku, banyak sekali hingga menetes
keluar, membuatku mengalami organsme kecil, aku baru saja selesai haid
3 hari yang lalu hingga aku tidak khawatir hamil, namun orang itu
masih terus memompaku dengan penisnya yang sudah mulai loyo, hingga
akhirnya kembali menembakkan spermanya…
” Gila lu ya, becek amat..Gue kan belom ” protes orang yang satunya..
” Sory, bis memeknya legit banget… ” Bela orang tadi..
” Dah sekarang giliran gue ” Perintah orang itu…
Jelas aku panik, vagina-ku masih terasa sangat panas, aku igin
istirhat barang beberapa menit..
” Pak, pak tolong saya mau istirahat bentar “
” Ahhh, diem lu amoy cina ” bentaknya
Orang yang kedua langsung membalikan tubuhku yang masih lemas karena
serangkaian Organsme tadi,,..Dan mendorong tubuhku hingga
menungging..Dia mengorek Vaginaku, membersihkan sela-selanya dengan
jemarinya, mungkin secara tak sadar dia membuatku memekik nikmat oleh
permainan jarinya..
” Hmmm ” aku pun mendesah tak karuan saat penis orang itu tanpa
aba-aba menerjang masuk dalam vaginaku, dia memacuku dengan brutal,
lebih dahsyat dari yang tadi, aku berusaha mengatur nafas mengimbangi
permainanya..Sementara aku pun masih harus mengocok penis orang yang
pertama tadi yang sudah kembali tegang oleh hisapanku tadi…
Orang itu tampak asyik sekali mengerjaiku, terkadang dia menghentak
keras-keras membuat tubuhku sedikit terdorong maju, dan membuatku
melolong kesakitan nikmat, ” Hmmm… ” semetara tangannya pun tak
berhenti mengauli payudaraku, membuatku mencapai klimaks yang kesekian
kalinya..
Menjengut Rambutku, dan memindahkan ku dalam posisi Woman On Top, aku
dapat merasakan tubuhnya yang berotot , sementara tangan ku pun
terpaksa kulepaskan dari penis orang yang pertama, aku naik turun
menikmati penisnya yag besar dan keras itu…Orang yang pertama seolah
tak ingin kehilangan momen mendekati ku dan memintaku untuk mengoral
penisnya…
Aku terus memacu penisnya, penis itu belum menampakkan tanda-tanda
akan meledak, erangan-erangan kenikmatan orang ini pun silih berganti
dengan desahan ku,..
Payudara-ku terpental kesana-kemari, sementara penis orang pertama
tadi mulai berkedut dalam mulutku, tak lama spermanya pun meleleh
dalam mulutku, hmmm, sebagian meluncur masuk dalam mulutku, hingga
terpaksa kutelan, sementara sisanya mengalir keluar dari mulutku yang
mungil..
Tangan orang kedua mencengkram pinggulku, ikut menggerakan tubuhku
naik turun, menambaha kecepatan genjotanku, seolah tak perduli dengan
rasa sakit akibat belahan penisnya dalam vaginaku,..
Tulang-tulang rusukku pun tercetak nyata karena tubuhku yang
menelikung menikmatan genjotan penisnya dalam vaginaku, rasa itu makin
meningkat naik, nikmat sekali, aku pun sudah tak punya tenaga dan niat
untuk menahan organsme itu…
Beberapa menit kemudian aku pun kembali berorgansme, karena jepitan
vagina-ku yang meningkat tiba-tiba, membuat orang kedua itu tak
sanggup lagi dan ikut meledak dalam waktu yang hampir bersamaan…
Kami pun melolong kenikmatan, sementara aku pun merebahkan tubuhku
pada dadanya, sementara aku dapat merasakan penisnya yang tadi begitu
keras itu mulai menyusut dan lepas dengan sendirinya dari vaginaku..
Nafasku terputus-putus, saat orang itu menurunkanku dari pangkuannya,
” Makasih ya non, kita bedua puas ” yang disertai tawa yang
lainnya..Sebelum mereka meninggalkanku tak bertanggung jawab
#####
Mereka meninggalkan tubuhku yang kelelahan, dengan mataku yang masih
tertutup, dinginnya angin malam yang kurasakan, membuat sedikit
menghilangkan kepenatan ini..
Setelah terdiam beberapa saat akhirnya aku pun mengumpulkan tenaga ,
membuka penutup mataku, dan mencari pakaian-pakaian-ku yang berserakan
tak karua, aku berada di sebuah bilik pos jaga,..tak jauh dari jalan
raya, aku bersyukur tak ada yang tahu keberadaan ku, aku takut kalau
sampai ada yang dan datang, yang bukan menolongku, tapi malah
mengerjaiku lagi,..
Ya enak sich, kalau masih kasih istirahat, kalau gak, bisa mati aku..
Aku pun mengenakan pakaian-ku dan bergegas masuk mobil, matahari pun
mulai merah, Bajingan Peter yang meninggalkan ku sendirian, aku pasti
akan memberitahukan kelakuannya pada Icha, Lihat saja..Aku pun
bergegas pulang, untung orang dirumahku tak ada yang menyadari
kepulanganku, kecuali Pak Arno, Satpam rumah kami, tapi jelas dia tak
melihat keadaan ku dibalik kaca mobil…
Yang aku tahu, aku mulai mengerti kebutuhan Nafsu Seks ku,
Petualangan, dan petualangan ini belum berakhir hingga kalian akan
tahu kenapa aku sampai menjadi Jennifer yang sekarang
2 bulan berlalu sejak pertama kali Jenny menceritakan kisahnya
padaku, sampai suatu hari tanpa disangka hari itu Jenny mendatangi
tempatku dan melanjutkan cerita masa lalunya…Memang kami sempat
bersms-an sejak pertemuan kami yang terdahulu, namun kami hilang
hubungan sejak aku kehilangan Handphoneku, celakanya aku tak punya
back-up nomor teleponnya..
Kedatangan Jenny hari itu membuatku tertegun, senyumnya menyambutku
saat membukakan pintunya, cahaya keindahan membuatku tak sanggup
melakukan apapun selain membalas senyumannya..sebelum mempersilahkannya
masuk,..
Setelah bercanda beberapa saat, Jenny pun mulai bercerita, namun
wajahnya yang cantik ditambah lagi kakinya yang putih mulus dan hanya
sebuah celana pendek mini yang menutupi pahanya itu, membuatku sedikit
kurang konsentrasi mendengarkan ceritanya, namun aku masih dapat
mendengarkan garis besar cerita yang keluar dari bibir mungil indahnya,
meski sesekali diselingi oleh isak tangis…
Dari ceritanya pun aku sadar bahwa benar dan salah dalam kehidupan
seseorang hanyalah sebuah perspektif pandangan, sesuatu yang kotor dan
buruk buat kita, belum tentu seperti itu dalam pandangan orang lain,
semua hanya sebuah masalah sudut pandang dari tidak adanya sesuatu yang
Mutlak..
Demikianlah yang kudengar…
Hari itu, lewat tengah malam, seluruh tubuhku sungguh terasa penat, aku tak pernah menyangka untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengalami perkosaan, tapi yang tak bisa ku pahami justru aku yang begitu menikmati pemerkosaan ini, entah apa yang salah dalam diriku, perlahan aku memarkir mobil-ku disebelah mobil papa, Pak Arno satpam rumah ku yang membukakan pintu, sedangkan pak Ramses, satpam yang satunya membukakan pintu garasi perlahan agar tak membangunkan Papa, mungkin dia kasihan melihatku yang sering dimarahi Papa bila pulang terlampau malam,..
Hari itu, lewat tengah malam, seluruh tubuhku sungguh terasa penat, aku tak pernah menyangka untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengalami perkosaan, tapi yang tak bisa ku pahami justru aku yang begitu menikmati pemerkosaan ini, entah apa yang salah dalam diriku, perlahan aku memarkir mobil-ku disebelah mobil papa, Pak Arno satpam rumah ku yang membukakan pintu, sedangkan pak Ramses, satpam yang satunya membukakan pintu garasi perlahan agar tak membangunkan Papa, mungkin dia kasihan melihatku yang sering dimarahi Papa bila pulang terlampau malam,..
Pak Ramses perawakannya besar tegap, berasal dari sebelah Timur
Indonesia, ya seperti kebiasaan orang dari sana, tubuhnya Hitam dengan
rambut keriting, apalagi dia sengaja memelihara kumisnya yang melintang
di atas bibirnya yang tebal, namun sungguh dia orang yang baik,
terkadang dia berbohong pada Papa, tentang waktu kepulangan-ku, ya
walaupun Papa sibuk namun dia begitu disiplin dengan aturan waktu,
bahkan cenderung keras…
” Makasih ya pak ” Sapaku pada Pak Ramses ” Papah, udah tidur? ” Tanya-ku sambil memencet tombol alarm mobilku,,.
” Sudah non, Tuan pulang jam 9an tadi, sekarang pasti sudah tidur ”
Pak Ramses menjawab, ” Katanya Tuan mau keluar negeri ya non besok, jadi
pasti sudah tidur “
Aku pun mengangguk mengiyakan keterangan dari pak Ramses, sedikit
lega karena memang kebiasaan Papa untuk pulang cepat dan segera Tidur
karena besok pagi dia pasti langsung ke bandara..
” Saya tinggal dulu ya Pak ” Aku pun membuka pintu yang berhubungan dengan Ruang tamu di rumah utama,..
” Selamat istirahat ya non , malam ” kata pak Ramses, aku dapat merasakan tatapan mata pak Ramses, ke seluruh tubuhku yang tampak kumal. Ya mungkin dia sedikit aneh dengan keadaan-ku yang tampaknya sangat letih dan agak kumal , ya semoga saja dia tidak curiga, semoga..
Rasanya baru saja aku menutup mata ini, bahkan aku hanya sempat mencuci tubuhku sebelum berganti dengan lingerie tidurku, namun aku dapat mendengar Bo Inem mengetuk pintu kamarku,..
” Selamat istirahat ya non , malam ” kata pak Ramses, aku dapat merasakan tatapan mata pak Ramses, ke seluruh tubuhku yang tampak kumal. Ya mungkin dia sedikit aneh dengan keadaan-ku yang tampaknya sangat letih dan agak kumal , ya semoga saja dia tidak curiga, semoga..
Rasanya baru saja aku menutup mata ini, bahkan aku hanya sempat mencuci tubuhku sebelum berganti dengan lingerie tidurku, namun aku dapat mendengar Bo Inem mengetuk pintu kamarku,..
” Non, non sudah bangun ” Tanya Bok Inem dari balik pintu kamar ” Tuan manggil non ada di ruang tamu “
” Iya bok, bilang ke Papah bentar lagi aku turun ” jawabku ” Tolong bikinin susu hangat ya bok “
” Baik non,.. ” Terdengar langkah kaki bok inem yang melangkah turun,..
Kepala ku masih terasa pening, namun aku pun bergegas berdiri dan
berjalan menuju Tolet ku, mengamil sisir untuk sedikit memperbaiki
penampilanku…
Tak lama aku pun turun menuju ruang keluarga, ( > papah dulu kerja
keras) papa dan mama tampak sedang berbincang, aku pun menyela
pembicaraan mereka,..
” Pagi pah, pagi mah ” sapa-ku, sambil duduk di sofa di samping papa.
” Ini dia anak papa yang cantik.. ” aku pun mencium papa dan mama..
” Papah kapan pulang ?? ” Tanyaku.. Bok Inem membawakan Susu hangat yang tadi aku pesan,..” Makasih Bok ” kata ku pada bok Inem
” 5 sampai 6 hari sayang, kenapa ?? ” Tanya Papah..
” Ga papa sich, kan aku kangen ma papah.. ” Jawabku manja, papa pun mengelus kepalaku..
” Dasar anak papah ini manja banget sich.. ” Mama-ku tersenyum melihat kemanjaan-ku pada papah..
” Pasti anak papah mau oleh-oleh sesuatu tuch ” Mama-ku mengejek-ku nakal..
” Iya, nich, pasti kamu pengen sesuatu kan, makanya manja begini.. ” Papah pun ikut-ikutan mengejek-ku
Wajah-ku pun memerah,.ya jelas lah aku pengen sesuatu seperti Tas, Sepatu, ataupun Baju, Paris gitu loh…hehehe
” Aku kan memang manja pah, mah..hehehe, tapi kalo dipaksa ya aku
pengen Tas dech…hehehe ” Jawabku masih dengan nada manja..hehehe
” Dasar anak papah ini ” Papah tertawa melihat kelakuanku..” Mamah mau apa ?? ” Tanya Papa,
” Mamah mau papah pulang dengan selamat aja.. ” kata Mama…
Aku pun gak mau kalah, ” Iya pah, yang penting papah pulang selamat , sehat , tambah gagah yah pah… hehehe ” canda-ku
Tawa mereka pun meledak mendengar kemanjaan aku,.. ” Iya sayang,
papah juga pengen cepet-cepet pulang cantik, oh iya kemaren malem kamu
kemana?? Papah kangen banget ma kamu sampe pulang cepet.. “
” Iya kan mamah sudah bilangin ke papah, Jenny ke pesta Ulang Tahun temennya itu pah” Mamah mengingatkan papah,
” Ke pesta Ulang Tahun siapa sayang ?? kamu pulang jam berapa kemarin malam ?? “
Tanya papah padaku..
Tanya papah padaku..
” Iya jadi gini pah, aku gak tahu papah mau pulang cepet “. ” Aku
pikir papah bakal pulang malem lagi, jadi aku pergi aja ke ultah
temenku, Jam 11an aku juga udah pulang, Tanya aja pak Ramses ” Kataku
setengah berbohong untuk meyakinkan papah dan mamah..
” Papah udah tidur jam 11an makanya aku juga tidur, kan aku liat
kamar papah ma mamah udah gelap jadi takut aja ganggu papah dah tidur..
memang papah pulang jam berapa ? ” Terangku, papah tampak tersenyum
melihat wajahku yang lucu saat bermanja-manja seperti itu
” Iya jam 9an dech kayaknya papah sampai rumah ya mah ?? ” Kata papah
setengah bertanya pada mamah yang dijawab dengan anggukan mamah,..”
Yawda gapapa, nanti kita pergi ya minggu depan waktu papah udah pulang,
kamu udah libur-kan ?? “Tanya papah,..Untung saja Papa gak curiga dan
marah, ya walaupun Papa terlihat segitu baiknya, namun soal waktu dan
pulang malam dia sangat-sangat Bawel, ya menurut dia gak pantes untuk
wanita seperti aku pulang terlampau malam,..
” Iya pah, bener ya..hehehe ” aku tersenyum rindu rasanya untuk kami
sekeluarga bisa bertamasya, papa terlalu sibuk dengan pekerjaannya
sekarang, mendengarnya saja sudah bisa mengingatkan ku pada masa-masa
terdahulu saat kami masih memiliki waktu yang luang untuk bisa
bersama-sama..
” Tuan, mobilnya sudah siap ” Sela Jarwo, supir Papa mengingatkan
majikannya, perawakannya sedang dengan rambut yang dipotong pendek mirip
Tukul, giginya ompong lagi, tapi orangnya setia dan bisa diandalkan
sudah 15 tahun dia ikut Papa,
” Ok, makasih ya Wo ” Jawab Papa, ” Tolong koper saya dibawa saja dulu ke bagasi “
” Baik Tuan ” Jarwo pun berbalik sambil mengangkat Koper yang terletak dekat cabinet,..
” Yawda, papah berangkat dulu aja, nanti ketinggalan pesawat lagi ” ingat Mama,.
” Iya dech,.. ” Papa pun mencium kening mama ” Papah berangkat dulu
ya Mah , Jenny ” pap pun mencium sayang pipi-ku,,.Geli dech rasanya saat
kumis papa menubruk pipi-ku, tapi aku tahu itu tandanya dia sayang sama
aku…
Aku pun gantian mencium Papa,..Kami pun berjalan keluar menuju teras, sementara Jarwo membukakan pintu mobil buat Papa..
” Jenny , jangan nakal-nakal ya.. Jagain Mama, awas ga ada Papah
pulang malem-malem ya “.. Dari nadanya terdengar dia sedikit khawatir,
aku tahu andai saja masih Ada Samuel, Adik kembar-ku yang meninggal
waktu berumur 3 tahun pasti Papa lebih tenang meninggalkan
keluarganya,..
Setelah kematian Samuel, Mama berusaha mengandung lagi namun beberapa
kali dia keguguran, hingga Papa melarang mama untuk hamil lagi, padahal
justru Opa dan Oma begitu cerewet menginginkan cucu lelaki,..
Papa pun melambaikan tangan dari balik kaca mobilnya, sebelum mobil-nya berjalan mengantar Papa pergi ke bandara..
Aku dan Mama pun berjalan masuk…Baru beberapa langkah Mama sudah berbicara..
” Jenny, kamu kemarin pulang jam berapa ?? Jangan bohong ke mama “
Aduh mati aku,.. ” Ya jam segitu mah, jam.. hehehe “
” Nakal ya anak Mama, Mama tidur jam 12 kamu masih belum pulang, Mama ga mau aja kamu diomelin ma Papa tadi “
” Iya dech Mah, maap Jenny ga gitu lagi ya..Janji ” Kataku sambil mengacungkan jari kelingkingku membuat janji ke Mama..
” Nakal kamu ya..heehehee ” Mama gantian memeluk ku sekarang,..” Kamu mau sarapan sekarang ?? ” Tanya Mama..
” Nakal kamu ya..heehehee ” Mama gantian memeluk ku sekarang,..” Kamu mau sarapan sekarang ?? ” Tanya Mama..
” Nanti dech mah, aku masih ngantuk banget tidur dulu ya ?? ” Rayuku
” Ya sudah, tapi sebelum jam 9 kamu bangun ya..Mama mau pergi belanja, temenin Mama ya ?? ” Ajak Mama
” Siap Bozzz hehehee ” Jawab-ku..
” Ya kamu tidur dulu sana sayang.. ” kata Mama,.
Aku pun mengangguk sambil melangkah ke tangga menuju kamar tidurku
Itulah keluarga ku terkesan begitu sempurna untuk-ku, dimana semua yang
orang-orang inginkan hampir aku miliki semuanya, andai semuanya
sesempurna itu, hingga aku pun selalu malu untuk mengakui betapa
rusaknya aku, bagaiamana kalau Papa sampai tahu , anak kesayangannya ini
sudah tidak suci lagi, bagaiamana bila mama tahu kehidupan-kehidupan
malam-ku,..aku benar-benar tak mampu membayangkan bila semua ini sampai
terbuka dihadapan mereka.Tak mampu aku membayangkannya, namun andai
semua sesempurna ini..
Berat sekali rasanya mataku, begitu sampai di kamar tak berapa lama aku pun langsung terlelap..
Tak percaya rasanya Arno dan Jarwo melakukan ini pada diriku, padahal mereka tahu di dapur ada Mama dan Bok Inem, bagaimana bila mereka sampai mendengar desahan-ku, namun dibawah ancaman mereka, apalagi mereka sengaja menjebak dengan merekam adegan yang aku lakukan bersama ( Cowonya Jenny ) sebulan yang lalu, aku tak pernah sadar kalau setelah rumah kami yang dibobol maling bulan lalu Papa sengaja menaruh kamera rekaman di ruang tamu,.. Padahal pagi ini semua terasa biasa..
Tak percaya rasanya Arno dan Jarwo melakukan ini pada diriku, padahal mereka tahu di dapur ada Mama dan Bok Inem, bagaimana bila mereka sampai mendengar desahan-ku, namun dibawah ancaman mereka, apalagi mereka sengaja menjebak dengan merekam adegan yang aku lakukan bersama ( Cowonya Jenny ) sebulan yang lalu, aku tak pernah sadar kalau setelah rumah kami yang dibobol maling bulan lalu Papa sengaja menaruh kamera rekaman di ruang tamu,.. Padahal pagi ini semua terasa biasa..
> Jennifer Sex Addict 2 : My Family , My Home , and My Bad Luck <
” Wo, No Mama kemana ya ?? ” tanyaku pada Jarwo dan Arno yang
kebetulan sedang lewat di taman,..sementara aku menikmati udara pagi
sambil meminum susu hangat buatan Bok Inem , pantulan-pantulan cahaya
dari kolam renang membuat taman-ku itu terlihat lebih menawan. Karena
itu Aku, Papa dan Mama sering menghabiskan hari minggu pagi kami disini,
sambil menyantap sarapan kami..
” Katanya pergi belanja non, tadi saya mau antar tapi Nyonya pergi sendiri,.. ” Jawab Jarwo. Sambill membungkuk sopan,..
” Oooo ” Kata-ku, sambil mengangguk mengerti ” Ya udah, oh iya kalo
ketemu Bok Inem atau Odah, tolong kasih tahu bawain handuk saya ya, saya
mau berenang “
” Baik non, ada lagi ?? ” Kata Jarwo, dan Arno si satpam berbarengan,
aku pun menggelengkan kepala, tak lama mereka pun melangkah pergi
dengan sopan,…
Namun aku merasakan sedikit kejanggalan, tatapan mereka seolah
menelanjangiku yang sat itu hanya berbalut Daster biru tipis yang
mencetak pakaian renang two piece,..
Berbeda dengan tatapan mereka selama ini, namun aku tak mau terlalu
ambil pusing dengan yang seperti itu, tak lama Odah dating membawakan
handuk untuk-ku, setelah menghabiskan susu hangat-ku di cangkir aku pun
langsung meloncat ke dalam kolam…
Beberapa menit aku berenang sendirian, hingga terdengar suara Mama memanggil dari tepi kolam,..
Beberapa menit aku berenang sendirian, hingga terdengar suara Mama memanggil dari tepi kolam,..
” Jenny ” panggil mama, aku pun berenang mendekat,..
” Kenapa Mah, dah pulang tumben cepet ?? ” tanyaku ” Dari mana ?? ” sambil memuncratkan air kearah Mama..
” Dasar kamu.. ” Mama tersenyum karena candaanku,..” Dari SuperMarket ” lanjutnya.
Tak lama Bok Inem, datang dari arah garasi sambil menenteng belanjaan, ” Taruh di dapur aja Nem ” perintah Mama..
Tak lama Bok Inem, datang dari arah garasi sambil menenteng belanjaan, ” Taruh di dapur aja Nem ” perintah Mama..
” Baik nyonya.. ” Bok Inem pun berjalan kearah Dapur,,
” Anak Mama udah sarapan belum ?? ” Tanya Mama,.
” Udah ” Jawabku manja, ” Tapi mau telur keju donk ya ?? “
” Hahaha, dasar kamu, manja ya anak mama , nanti Mama suruh Bok Inem
bikinin ya..Kamu berenang dulu aja sana ” Mama pun berdiri,..
” Makacih Ma..hehehe ” Kataku lagi, sementara Mama membalas dengan senyuman..
Taklama Bok Inem membawakan sepiring telur keju kesukaan ku, aku tak
menyadari bahwa dari arah Ruang Tamu yang hanya berbatas Kaca dengan
kolam renangku itu, Jarwo dan Arno orang duduk di kursi Tamu dengan
tanpa sedikit pun Sopan santun, kaki mereka naik keatas meja, sambil
terus memperhatikan gerak-gerik ku sejak tadi,..
Mereka tampak menikmati tubuhku yang mengkilat karena pantulan cahaya
matahari yang terpantul dari tubuhku yang basah…Sambil tertawa
cengengesan
Selesai makan aku pun berenang lagi beberapa saat, sebelum akhirnya
kembali naik dan mengambil handuk sambil menyeka tubuhku yang basah, aku
melihat kekiri kekanan, mengawasi sekelilingku, aku benar-benar tak
menyadari saat itu kalau Jarwo dan Arno bersembunyi di ruang tamu,
memperhatikan-ku,..
Aku benar-benar tak sadar hingga dengan santainya membuka pakaian
renangku yang sudah tak nyaman digunakan karena basah itu,.. dengan
santai aku membuka set bikini ku yang memang agak sedikit ketat itu,
hingga bila ku gunakan membuat seolah payudaraku mau tumpah,
Tanganku meraih simpul bikini di punggungku, perlahan ku-tarik tali
yang mengikatnya hingga lepas, belum lagi tubuhku yang sedikit basah itu
membuat kedua orang itu begitu menikmati detik-detik setiap adegan
payudaraku dan putingnya yang terpantul oleh sinar matahari..
Aku yakin penis Jarwo dan Arno saat itu sontak berteriak kencang,
belum lagi aku masih dengan sangat PD-nya memelorotkan celana dalamku,
memang sich mereka hanya melihat dari belakang, namun itu sudah cukup
untuk mereka berfantasi menyaksikan bokongku yang padat berisi..
Aku pun berganti dengan daster yang tadi kupakai, sebelum berjalan
masuk, memotong kea rah ruang keluarga, namun saat memasuki ruang
keluarga aku menyadari ada orang yang duduk di ruang tamu, perlahan aku
mendekatinya kalau-kalau ada tamu Mama, dengan rambut yang masih basah
dan handuk melingkar di pundakku..
Betapa kagetnya aku saat melihat Jarwo dan Arno yang duduk dengan
posisi seperti di warung kopi, terlebih Jarwo yang duduk di bangku Papa
biasa menerima Tamu..
” Wo !! No !!! Apa-Apaaan luu !! ” Bentak-ku melihat kelakuan mereka…
” Hehehe, sabar non, ada yang mau kita omongin nich.. ” Jarwo panic,
sambil mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya melarangku untuk
berteriak,..
Arno mengeluarkan sekotak HD video dari kantongnya, sambil berjalan kearah TV di ruang tamu dan menyalakan HDPlayernya,…
Begitu Tv itu menampilkan isi dari video itu, aku hanya bisa diam
seribu bahasa..Adegan percintaanku dengan Andre di ruang tamu ini dulu,
memang tak tampak wajahku disana, yang membelakangi kamera namun
orang-orang yang mengenaliku.
” Kalian, kalian mau apa ?? “.. Tanyaku panik ” Uang ?? “
” Ga koq non, kita bukan mau meres, disini gajinya bagus, ” cengeges Jarwo, yang tampaknya otak dari semua ini, ” Cuma mau kayak yang di TV ” lanjutnya
” Ga koq non, kita bukan mau meres, disini gajinya bagus, ” cengeges Jarwo, yang tampaknya otak dari semua ini, ” Cuma mau kayak yang di TV ” lanjutnya
” Kalian gila.. ” ingin rasanya aku menangis malu, ” Matikan-matikan “
Arno pun mematikan TV dan mengeluarkan kaset videonya,..” Jadi gimana non?? ” tanyanya…
” Jangan pak saya mohon.. ” Aku memelas
” Gimana ya kalau Tuan dan Nyonya tahu ” kata Jarwo mengancam, aku
tak dapat membayangkan kalau Mama dan Papa tahu, jelas ini akan menjadi
aib besar bagi keluarga ini,…Aku berfikir keras, namun dalam hati aku
mulai terangsang membayangkan tubuhku diantara tubuh-tubuh kekar
mereka..
” Gimana Non ?? ” Tanya Jarwo, mambangunkan ku dari lamunan..
Dan sialnya mereka bukan hanya kacung-kacung gagap teknologi,
buktinya mereka berhasil merekam adegan bercinta-ku saat itu, ada
sedikit kekawatiran mereka meiliki copyanya, sehingga ini bukan
pekerjaan satu kali beres..
Desiran seksualku ingin mengiyakan, namun melakukan dengan
orang-orang rendah seperti mereka tentu membuatku sedikit risih dan
jijik, namun aku tahu tubuhku sendiripun mulai bereaksi menikmati
sensasi ini, pikiranku mulai berfantasi membayangkan mereka yang akan
segera menyetubuhiku dan itu membuatku sedikit naik..
” Ga ada copy-anya kan ?? ” tanyaku,..
Jarwo menggeleng, ” Ga non, saya gak ngerti sich hahaha ” Lanjut Jarwo meyakinkan…
Jarwo menggeleng, ” Ga non, saya gak ngerti sich hahaha ” Lanjut Jarwo meyakinkan…
” Jadi ?? ” Tanya Arno
Aku pun hanya dapat mengangguk mengiyakan..
” Nah pinter , Ayo non sini ” Ajak Jarwo agar aku naik dalam
pangkuannya menghadap kearah wajahnya, aku hanya dapat pasrah mengikuti
instruksinya..Sedangkan Arno hanya cengegesan saja sambil mengawasi
keadaan, Mulut bau Jarwo melumat payudaraku yang masih dibangku pakaian
tidurku, ” Kenyal banget non, pasti asyik nich, pacar-pacar non pasti
puas banget ya..” Dia terus berkomentar sementara tangan-nya yang
satunya meremas-remas payudaraku…Terkadang menarik putingku yang
berwarna kemerahan itu…
” Aaah, pak pelan… ” pintaku..” Hmmm ” aku tak kuasa menahan desah
saat Jarwo mengigit putingku..sementara aku dapat merasakan penisnya
yang makin mengeras menekan selangkangan-ku yang tak terbalut celana
dalam..,
” Biar enak jangan teriak-teriak gitu donk non, mau ketahuan
orang-orang ya..” sambil melumat bibirku, lidahnya menari dalam
mulutnya, bau sekali dan terasa jijik , namun tangannya terus meremas
payudaraku membuatku sedikit melupakan bau mulutnya dan mulai membalas
permainan lidahnya, sedikit menahan desahan dari mulutku..
” Liat No, pantatnya, montok bener ” Jarwo setengah berbisik
memanggil Arno, sambil menyingkap dasterku, membuat paha dan bokongku
terlihat oleh Arno,..Arno pun menimpali..” Ya iyalah Wo, bego banget lu,
lu liat sendiri nona cantik kita ini selalu olahraga, tadi aja lu liat
sendiri dari jauh aja udah sekel gitu, ga kayak bini lu dah tua , jelek
lagi..” Ejek Arno terkekeh, sambil kembali memperhatikan situasi..
Sedikit Jarwo membuka dasterku hingga payudaraku yang memang tak
berbungkus apa-apa itu langsung terpampang didepan kedua bola matanya,,
Jarwo menyeringai sebelum dengan lidahnya menyentil-nyentil puting
susu-ku, sesekali membuat pentil ku terpental atas bawah, sebelum
melumatnya, aku dapat merasakan giginya yang agak jarang itu pada
permukaan payudaraku, sesekali puting payudaraku menganjal diantara gigi
ompongnya, Hmmm, memberikan sensasi tersendiri yang aneh namun
membuatku nyaman..
“Hmmm, paaakk” aku tak kuasa mendesah, berbisik di telinganya,..tanpa
sadar aku pun mengeluarkan lidahku menyentil telinganya, terangsang
Jarwo makin liar mengerogoti payudaraku, kiri kanan, kiri kanan..makin
lama makin liar, membuatku makin lupa dengan siapa aku sedang bercinta,
belum lagi rasa tegang takut ketahuan oleh mama di dapur membuat
jantungku makin berdebar kencang memacu hasratku untuk bercinta,
pikiranku terus berimajinasi menikmati ‘pemerkosaan’ ini…
Jarwo mulai menurunkan dasterku, hinga menghilang dari pundaku ,
memberikan-nya akses yang lebih leluasa untuk menjelejah di dadaku,
makin lama permainanya makin kasar dan liar, belum lagi lidahnya yang
terus berkelana menyusuri tubuhku, membuatku bergidik saja,..
Dasterku yang tertahan diperutku itu, ditarik naek oleh Jarwo, kini
dia menatap vaginaku yang belum sempat dilihatnya dari tadi, segaris
bulu kemaluan yang tak lebat itu mengundang decak kagumnya,..
” Hmm , mank kayaknya ga lebat ya non,.. ” Komen-nya sambil
menyentuh-nyentuh bulu kemalaunku,.. ” lembut, berarti ga
dicukur..hahaha “
Jari-nya kini mulai terselip dalam vaginaku sementara Jarwo masih
berusaha memfrenckiss ku, aku tak lagi kuasa untuk menolak, apa lagi
Jemari Jarwo mulai terselip dalam vaginaku dan mencari klitorisku, yang
membuat vaginaku sedikit basah merasakan sentuhan jemarinya,..
Akhirnya dia berhasil menemukan klitorisku, digeseknya sambil
sesekali menekannya, wajahku langsung berubah menikmati desiran ini,
putting payudarku mulai mengacung akibat hisapan Jarwo dan juga
rangsangan dari klitorisku, tertawalah Jarwo melihat majikannya ini tak
berdaya..
” Uhhh , Uhhhh ” ” hmmmm ” Aku hanya dapat mendesa kecil, payudaraku kian mengencang, belum lagi vaginaku yang mulai basah,..
” Wangi non..masukin ya ?? ” Tanya Jarwo berbasa-basi..
Aku pun hanya dapat mengangguk saja, apalgi penis Jarwo yang tadi
menekan-nekan itu tampaknya demikian keras dan kuat, pendapatku tak
salah, saat Jarwo memelorotkan celananya sebatan penis yang laur biasa
keras kini mengacung tegak tepat dibawah vaginaku..
” Ayo naikan dikit non ” pinta Jarwo sementara penisnya sudah mengacung tegak, keras di muka pintu kenikmatanku, aku pun hanya dapat menurut, tangan Jarwo sempat beberapa kali mengosok permukaan vaginaku, seperti memastikan sesuatu,..terkadang menyentil-nyentil klitorisku membuatku mendesir nikmat..
” Ayo naikan dikit non ” pinta Jarwo sementara penisnya sudah mengacung tegak, keras di muka pintu kenikmatanku, aku pun hanya dapat menurut, tangan Jarwo sempat beberapa kali mengosok permukaan vaginaku, seperti memastikan sesuatu,..terkadang menyentil-nyentil klitorisku membuatku mendesir nikmat..
Hingga akhirnya Jarwo pun menyuruhku menurunkan pinggulku, aku dapat
merasakan bagaimana penisnya mulai menyeruak masuk dalam vaginaku,
membuatku mendesah tertahan tiap kali penisnya masuk tiap inci
memberikan kenikamatan ditengah rasa sakit, demikain juga Jarwo yang
turut mendesah menikmati bagaimana vaginaku menjepit penisnya..
Penis Jarwo begitu keras menusuk masuk dalam vagina-ku, tidak panjang
namun keras sekali menusuk vaginaku, rasanya seperti sebuah tongkat
masuk dalam vaginaku, walaupun aku belum pernah merasakannya,..Aku hanya
dapat menutup mataku menikmati penisnya dalam vagina-ku, demikian juga
Jarwo yang tampaknya menikmati himpitan otot-otot vaginaku yang
membungkus penisnya,..
“Gila non, sempit, enak banget kayak berdenyut lagi.. ” tak jelas
Jarwo menyindir atau menghinaku..”Pacar-pacar non kecil-kecil ya, masih
rapet banget non” , Arno si satpam itu pun tampak tergoda mendengarkan
kata-kata Jarwo, sambil senyum-senyum sendiri, sementara aku masih
sedikit kaget dengan penis Jarwo dalam vagina-ku yang demikian
keras,..Sampai Jarwo menghentak pinggulnya, hingg apenisnya mulai naik
dalam vagina-ku sebelum kemudian hentakannya mulai sering, membuat
vaginaku mulai membasah memberikannya keleluasaan untuk makin cepat
memacu-ku..
” Ohhh ” aku pun makin sering mendesah sebelum dihentikan oleh lidah
Jarwo yang kembali masuk dalam mulutku, aku pun segera membalas,
mengurangi desahanku yang makin menggila, nikmat sekali rasanya, belum
lagi dipacu rasa takut yang membuatku makin menikmati ini semua, ,
Tangan Jarwo pun tak pernah berhenti mengerayangi payudaraku,
memilinnya, mengerayanginya, menambah semua rasa nikmat ini..
Tangan Jarwo pun begitu kasar mengerayangi vaginaku, terkadang
menampar bokongku hingga memerah seolah meminta aku menaikinya lebih
cepat, lebih cepat lagi,..berada diatas justru membuatku lebih mudah
membuat ritme yang nyaman buatku, namun terkadang ritme itu seolah
membosankan bagi Jarwo, sehingga memintaku lebih cepat memacunya..
Tangan Jarwo yang satunya mengengam rambutku agar tak berantakan,
lagipula tampaknya dia menikmati bagaimana mimic ku wajahku saat ini,
terkadang aku hanya dapat menutup mata memandang wajah Jarwo yang luar
biasa jelek itu, dengan bekas bopeng diwajahnya membuat dia lebih buruk
lagi..
Sesekali aku mengigit bibir bawahku ya sekedar menetralisir rasa
nikmat oleh goyangan ku sendiri, sesekali memang Jarwo yang pegang
kendali pinggulnya dinaik turunkan menekan masuk dalam vaginaku, wow,
rasanya luar biasa bagaimana penis kekar itu membelahku,..
Lidah Jarwo pun tak berhenti sekedar menciumi ku, terkadang lidahnya memoles wajahku sambil menceracau tak jelas,..
” Wajah non cantik sekali.. “
” Licin banget non … “
Ataupun bermain dengan telingaku membuatku makin terangsang menikmati ‘ini’
” Licin banget non … “
Ataupun bermain dengan telingaku membuatku makin terangsang menikmati ‘ini’
Jarwo memindahkan kaki ku dari bersimpuh kearah pundaknya, dengan
begitu membuatnya makin mudah menerobos vaginaku, kini kendali permainan
benar-benar ada ditangannya, kini aku tak dapat lagi mengontrol nafas
untuk mencegah diri-ku mencapai organsme dengan cepat,
Namun baru 5 menit aku dipermainkan, sungguh aku tak mampu lagi
bertahan lebih lama, hingga dalam satu tarikan nafas yang tak tertahan
lagi itu, aku pun tak kuasa membendung puncak kenikmatan yang begitu
dahsyat…
” Hmmmmmm.. ” Desahku ditengah ciuman Jarwo, memancing Arno untuk melihat kearah kami
Arno hanya dapat melihat takjub saat aku mencapai organsme, seluruh
tubuhku menelikung, sementara cairan vaginaku yang begitu banyak sampai
menetes ke lantai, untung tidak mengenai karpet ruang tamu itu,..
Aku melihat Arno yang tampak sudah tak tahan dan mulai memelorotkan
celananya sambil melangkah mendekat, sementara Jarwo begitu menikmati
hasil kerjanya yang telah membuatku mencapai klimaks itu,..
” Enak ya non?? Ampe meleleh begitu.. ” . Aku pun hanya dapat mengangguk lemah, sementara Arno berdiri dihadapanku,
” Gila Wo, gue dah ga tahan nich ” Kata Arno sambil tertawa,
celananya tertahan di kakinya sementara penisnya yang telah menegang itu
tepat di samping wajahku..
” Hahaha, emank mantep majikan kita No ” Komentar Jarwo, Tiba-tiba
Arno pun menamparkan penisnya pada wajahku, ” Hmmm, pak.. ” Protesku..
Penisnya memang panjang namun tidak sekeras Jarwo hingga dapat
dipecutkannya pada wajahku,..” Maaf non.. ” Arno berbasa-basi, pengen
nyobain non ngemut nich.. hehehe ” tanpa rasa malu Arno menuntut-ku
untuk mengoral penisnya..
Sementara Jarwo terus memompaku, membuat ku sulit untuk sekedar
menolak permintaan Satpam gendeng itu, ” Hmmm, ga ahhh paaakk, jijjjiiik
” aku menolaknya halus,.
Namun Arno menjawabnya dengan tamparan penisnya pada wajahku,
sementara Jarwo pun mulai memaksaku memenuhi tuntutan temannya itu,..
” Ayo lah non, daripada kita langsung bedua ngerjain non ” ancam
Jarwo, ditengah tawa kecilnya,..Arno pun mengiyakan dan mengacungkan
penisnya didepan mulutku,..aku pun hanya dapat mengiyakan, perlahan aku
membuka mulutku, namun saat Jarwo dengan brutal mencengkram payudaraku,
aku pun mambuka mulutku lebar-lebar, sambil berusaha menahan agar tak
berteriak kesakitan, kesempatan itu langsung dimanfaatkan Arno untuk
menyodokan penisnya dalam mulutku,..
” Mmmmmpphh ” Aku gelagapan dihadiahi penis yang tersodok dalam
mulutku, ” aku menatap wajah Arno yang hanya dibalasnya dengan senyuman
licik,..penis itu serasa membuat seluruh ruangan dalam mulutku penis,
belum lagi masih ada sebagian penisnya yang berada diluar mulutku,
Jarwo yang tiba-tiba menggerakan pinggulku kekanan-kiri, membuatku
bagaikan mengulek penisnya, aku pun mulai aktif bergerak sesuai
keinginannya, bagaiakan gerakan membor yang membuat Jarwo merem melek
menahan nikmat,..
Sementara Arno pun tak mau kalah start dengan temannya, dia menahan
kepalaku, sementara mulai mengoyangkan pinggulnya menyodok-nyodokan
penis dalam mulutku, puas dengan boranku, Jarwo pun mulai kembali
menghentak-hentakan pinggulnya kembali mengerakan penisnya naik turun
dalam vaginaku,…
Penis dalam mulutku itu membuatku tak tahu harus apa, sungguh aku
binggung pemerkosaan dengan mata tertutup itu tak memberikan-ku banyak
pengetahuan tentang oral sex, sementara Arno pun mulai memberikan
petunjuk padaku untuk memberikannya rasa nikmat, aku pun hanya bisa
menuruti keinginannya,
” Ayo non, tangannya dipake buat ngocok juga ” Perintah Arno,
sementara terkadang Jarwo menusuk-ku dalam-dalam yang membuatku memekik
tertahan..
Tangan kiriku pun meraih penisnya yang berbulu lebat itu sambil
mengoyangkan tanganku mengocoknya, mulutku pun masih menahan penisnya
didalam…
” Nah pinter, sekarang coba dijilat pake lidah non,..” aku tertegun
mendengarnya..Namun dalam hatiku pun aku mau saja mengikuti keinginannya
‘Suck up dirty of me’ ..Kukeluarkan penisnya dari mulutku, kutatap
kepala penisnya yang bagaikan helm mengkilat karena ludahku, perlahan
kujulurkan lidah-ku menyentuh kepala penisnya..
” Ohhh, nonn enak.. ” saat lidahku menyentuh garis di kepala
penisnya, Arno tampak menikmati sentuhan lidahku, namun bagiku terasa
aneh dan menjijikan penisnya terasa asin sementara sedikit aku merasakan
penisnya kian mengeras dalam balutan lidahku pada batang penisnya..
Tak pernah berhenti Jarwo memompaku, sementara aku masih sibuk
memoles batang penis Arno, terkadang aku menjilati penisnya sampai
kepangkal yang dipenuhi bulu-bulu kemaluannya yang lebat, bau memang,
namun mendengar dia mendesah menikmati permainan
Jarwo menurunkanku dari pangkuannya dan merebahkan-ku di atas sofa,
sementara diangkatnya kedua pahaku pada pundaknya, sebelum akhirnya dia
kembali mendaratkan penisnya dalam vagina-ku..
” Hmmm ” aku mendesir sesaat saat penis Jarwo kembali memompaku,
nikmat sekali harus kuakui, rasa Seks yang seperti ini yang telah lama
aku cari, Arno tiba-tiba mengankangiku dan meremas payudaraku, setengah
duduk dia diatas perutku, ditaruhnya penisnya yang panjang itu diatara
belahan payudaraku, smentara tangannya menekan dari dua sisi, taklama
dia pun mengayunkan pinggulnya bagaikan menyetubuhi payudara-ku…
Rasanya aneh, sakit memang saat payudaraku ditekannya untuk menjepit
penisnya, namun ada semacam perasaan nikmat, belum lagi Arno tak hanya
sekedar menekannya kadang dia bermain dengan putting payudaraku
menekannya, menariknya, sungguh liar fantasi seksualnya..
Menyaksikan penisnya yang muncul tenggelam dari payudaraku, sementara
penisnya pun seperti akan menyeruduk-ku, wow membayangkan penisnya itu
yang hanya beberapa centi dibawah mulutku, ingin rasanya memasukan penis
itu ke mulutku, namun jelas tak mungkin aku yang memintanya..
Jarwo pun masih begitu liar mengerjaiku, penisnya yang kekar itu
bagaian memporak pondakan vaginaku, seluruh otot vaginaku dapat
merasakan tiap sodokan penisnya yang membuatku melayang makin dalam,
terkadang dia mencabut penisnya sebelum memasukannya lagi dengan satu
hentakan untuk memberikan sensasi yang berbeda,
Kadang dia begitu cepat menyodok-nyodokan penisnya, namun terkadang
perlahan membuatku terbuai dalam irama permainanya. Melayang tinggi
menikmati tiap momen penis Jarwo menembusku, ditambah lagi Arno yang
sibuk bermain dengan payudaraku…
Jarwo menggila, penisnya terasa makin mengeras diantara jepitan otot
vaginaku, makin cepat dan dalam menembus tubuhku, nikmat sekali hingga
membuatku tak dapat bertahan lagi mengekang puncak kenikmatan yang
sebentar lagi kuraih, tubuhku mengejang, punggungku sampai terangkat
yang membuat Arno tertawa melepas tangannya yang bermain dengan
payudaraku, membuat penisnya juga tak lagi menempel didadaku,..
” Aaaahhh… ” Satu organsme dahsyat disusul sebuah organsme lainnya,
yang menguras seluruh tenaga-ku, sementara Jarwo makin cepat memompaku,
sebelum akhirnya tiba-tiba, aku dapat merasakan lelehan sperma yang
menyembur dalam vagina-ku…
Membuatku tersadar,..sementara Jarwo dan Arno hanya terkekeh penuh
kemenangan, sebelum Jarwo mencabut penisnya dari vagina-ku, aku dapat
menyaksikan penisnya yang terkulai tak seperkasa tadi dengan mata
sedikit tertutup dan air mata yang mulai menumpuk di mata-ku,..
Penis Jarwo bercampur dengan cairan cintaku dan lelehan Spermanya,…
” Maap non,, hehehe ” Kata Jarwo enteng,..
” Maap non,, hehehe ” Kata Jarwo enteng,..
” Jangan pak, saya mohon jangan di dalam saya mohon, saya gak mau
hamil pak,..” Aku tahu hari ini bukan masa suburku, tapi rasa takut itu
masih saja ada…
” Ya lu Wo, suka sembarangan aja … ” Arno mencela Jarwo sambil terkekeh-kekeh entah apa maksudnya..
” Lagi lu bikin jadi becek gini… ” Lanjut Arno sambil menunjuk
vaginaku yang masih basah oleh lelehan sperma Jarwo, Arno duduk di
sebelah tubuhku yang lunglai kelelahan akibat permainan mereka tadi,..
” Iya-iya map non, ” Jarwo menjawab dengan sedikit tawa tersirat,.
Aku kira semua ini telah berakhir, namun harapan tinggal lah harapan,
belum lagi rasa takut kalau-kalau Mama, Bok Inem, ataupun pembantu-ku
yang lainnya sampai melihat kejadiaan ini, maka habislah sudah,..
Aku pun memohon dengan ketakutan.. ” Pak, udah ya, kan saya cape.. ” pelas-ku..
” Ah, baru begini non, saya kan belum.. ” Protes Arno, sementara tangannya mulai mengerayangi pahaku, makin naik kearah pangkal…
” Liat nich Wo kerjaan lu, ” Kata Arno kepada Jarwo, saat tangannya
mulai memasuki wilayah vaginaku, jemarinya yang besar dari tanganya yang
kekar itu mulai menyelip masuk, membuatku tak lagi dapat banyak bicara
menikmati sensasi yang tersaji..
Jemarinya menyeruak masuk perlahan, menyapu sisa-sisa sperma yang ada
dalam vagina-ku, bergoyang kekanan kekiri di dalam vagina-ku,
memberikan semacam rasa nyaman yang terlarang…Mataku mulai merem melek
menikmati permainan Jari Arno yang seolah sengaja memancing birahiku,..
Sperma yang menempel ditanganya terkadang di bersihkan pada tissue
yang diberikan Jarwo, namun sebagian terkadang justru di olehkan ke
dadaku, jijik sekali aku belum lagi terbiasa oleh bau dari sperma itu,
sementara sperma yang ada didalam vaginaku ternyata banyak juga sehingga
membuatku sedikit khawatir,..
” Gila, pejuh lu banyak amat Wo..Hahahaha ” Kata Arno, sementara
Jarwo hanya menggeleng,..” Tenang aja non, Dah saya bersihin tuch,.. ”
Lanjut Arno
Namun tangan Arno yang ada dalam vaginaku belum ditariknya, Arno
tersenyum kecil kearahku, sebelum kembali menggerakan jemarinya dalam
vaginaku, tak lama jari yang mengorek dalam vaginaku justru bertambah,
bergerak cepat keluar masuk dalam vaginaku, namun terkadang perlahan
menyusuri tiap centi liang vaginaku, membuat tubuhku bergerak tak
karuan,..
Aku meraih bantalan sofa untuk menutupi mulutku yang mulai mendesah
kencang, khawatir kalau saja ada yang mendengarnya, sementara tanganku
memegangi perutku yang datar itu, sesekali menahan tangan Arno yang
sadang menyerang masuk vaginaku,…
Arno nampaknya belum puas melihatku mendesah tertahan tak karuan
seperti ini , dengan semangat yang makin menjadi, tangannya memompa
makin cepat membuat tubuhku sampai membusung keatas..
” Hahahahaha ” Riuh suara tawa mereka, meski mereka menahannya agar tak terlalu nyaring terdengar, tampaknya mereka puas sekali melihat tubuhku yang kelojotan tak karuan itu,…
” Hahahahaha ” Riuh suara tawa mereka, meski mereka menahannya agar tak terlalu nyaring terdengar, tampaknya mereka puas sekali melihat tubuhku yang kelojotan tak karuan itu,…
” Hebat ya non, bisa sampai begitu,.. ” komentar Jarwo,..
” Hahaha, ampe bikin rasanya gimana gitu ” Arno pun ikut-ikutan,
sambil menraik jemarinya yang basah oleh cairan kewanitaan-ku, melihat
tanganya yang begitu basah membuat Arno kembali tertawa..
Arno dengan sengaja menyodorkan jemarinya pada mulutku, aku berusaha
mengelak sebelum dengan kasar dia menekan kepalaku, dan memaksaku
membuka mulutku menjilati jemarinya..
” Gitu donk non, ayo sekarang berdiri.. ” aku tak punya pilihan lain
selain menuruti kemauanya, lututku rasanya gemetaran saat aku berdiri,
lemas sekali rasanya menikmati pemerkosan ini, orang-orang ini berbeda
dengan partner seks ku yang sudah-sudah mampu bertahan jauh lebih lama,
belum lagi perbuatan-perbuatan mereka yang menjijikan justru memberikan
sejenis kenikmatan yang berbeda..
Arno memposisikan-ku hingga bertumpu pada belakang sofa, setengah
membungkuk, sementara dia berjalan kebelakangku dan langsung
mengesek-gesekan penisnya di bibir vagina-ku, dia tampak menikmati
bagaimana penisnya bersentuhan dengan bibir vagina-ku, sebelum perlahan
dimasukannya penisnya itu dalam vaginaku, perlahan sementara kedua
tangannya mencengkram pinggulku,..
Perlahan penisnya menyeruak masuk, terasa sekali sesekali dia menarik
keluar penisnya sebelum berusaha memasukannya lebih dalam.. ” Gila,
masih peret aja ” katanya..
Jarwo pun menyeletuk, ” Iya itu, gila enak banget kan. ” mereka terkekeh kecil, sementara Arno pun masih berusaha memasukan sisa penisnya yang masih tersisa diluar vaginaku..
Jarwo pun menyeletuk, ” Iya itu, gila enak banget kan. ” mereka terkekeh kecil, sementara Arno pun masih berusaha memasukan sisa penisnya yang masih tersisa diluar vaginaku..
Penis itu panjang sekali, aku pun hanya dapat mencengkram pinggiran
sofa tempatku bersimpuh , sekedar mengurangi rasa sakit yang nikmat ini ,
beberapa menit Arno berusaha memasukan penisnya, berulang-ulang
hentakan-hentakan kerasnya memaksaku sedikit mendesah menahan nikmat,
hingga akhirnya dengan satu hentakan kuat Arno berhasil memasukan
penisnya amblas seluruhnya..
” Uaaaahhh , akhirnya ” Katanya, sementara aku hanya dapat mendesah
sambil membenamkan wajahku ke sofa menahan sakit..Vaginaku serasa perih
berdenyut, yang justru menurut Arno benar-benar enak tersirat dari
komentar-komentarnya, selama beberapa saat menikmati jepitan vaginaku
pada penisnya..
” Udah siap non, gila bisa berdenyut-denyut gini memeknya hehehe ”
cengeges Arno..Kali ini Jarwo tak ikut berkomentar, hanya duduk di kursi
tempat biasa Papah duduk, sambil mendiamkan penisnya yang kelelahan dan
sudah lunglai, ingin rasanya marah melihat dia duduk di kursi Papah,
kesal sekali rasanya,..
Namun belum sempat aku berfikir untuk menyuruh Jarwo pindah tempat
duduk, Arno sudah terlebih dahulu mengehentakan penisnya dalam
vagina-ku, ditariknya penisnya dalam vaginaku, beberapa saat kembali
penisnya menghujam vaginaku…
Terus menerus berulang kali dengan kecepatan yang terus bertambah,
sementara tangannya mencengkram erat pinggangku bunyi tumbukan penisnya
dengan bokongku, menimbulkan bunyi khas yang menarik perhatian Jarwo,..
” Nah itu dia, bunyikan No, gila enak banget bokongnya sekel ” yang
diamini Arno.. ” ya mank matep Wo, ga nyesel dech kalo mati dah nyobain
yang begini.. ” Sialan ingin rasanya aku menghabisi mereka yang
menghina-ku seperti ini tapi, jujur memang enak sekali menikmati penis
Arno yang panjang ini, rasanya berbeda dengan kenikmatan yang diberikan
penis Jarwo yang kekar itu…
Sementara hentakan Arno makin keras yang membuat payudaraku terpental
kesana-kemari, sebelum ditangkap oleh Tangan kanan Arno, ” Kenapa Non
?? makanya punya toked jangan gede-gede, hehehe.. ” ejeknya, seketika
dia langsung meremasnya dan menarik-narik putting susuku bagaikan mau
memeras susu..
15 menit dalam posisi itu, membuatku mulai mabuk dan tak kuasa
menahan desiran nafsu yang memuncak, hingga sebuah organsme kecil
menerpaku,.. ” Hmmmm ” aku pun setengah menahan desahan yang kunikmati
setiap momen-nya, tampaknya Arno pun menyadari jepitan vagina-ku pada
penis-nya yang menguat..
” Kenapa non, enak ya ?? ” tanyanya.. Untung aku masih bisa menahan diri untuk tidak mengangguk,,..
Tiba-tiba Arno mengangkat tiba-tiba mengangkat kaki kananku ke
pundaknya, untung dia pendek hingga aku tak perlu berjinjit, sementara
penisnya tak pernah berhenti keluar masuk vaginaku, bahkan dengan posisi
ini aku dapat menyaksikan bagaimana penisnya keluar masuk, gila aku tak
pernah menyangka aku dapat menampung penis sepanjang ini..
Sementara payudaraku yang sudah tak dicengkram lagi oleh Arno,
bagaikan perputar-putar mengikuti goyangan Arno pada tubuhku, melihatnya
Jarwo kembali menegang dan melangkah ke dekat-ku…
” Gila No, nich toket mental-mental gini..hahaha ” Risih sekali
mendengar komentarnya sementara penisnya yang sudah menegang itu hanya
beberapa centi di depan mataku., ingin sekali mengigit penis itu..
Dan seperti yang dapat diperkirakan tangan Jarwo langsung mencengkram
payudaraku, memilinnya dan mengerayanginya dengan sedikit kasar membuat
ku mengerang-erang kecil menahan sakit, payudaraku sedikit memerah
karena remasan Jarwo yang kasar..
” Kenapa Non ?? koq ngeliatin kontol saya aja.. ?? Mau nyobain ya ?? ” Tanyanya setengah mengejek..
Aku pun bergegas mengelengkan kepala, jijik sekali penisnya dari
jarak segini saja dapat tercium aroma yang tak sedap, rasanya pasti tak
karuan lebih parh dari penis Arno yang sedikit terawat, belum lagi sejak
tadi baru kali ini aku dapat melihat penis Jarwo dengan jelas, penisnya
keras mengacung meski tidak terlalu besar, namun luar biasa hitam,
apalagi bulu-bulu kemaluannya demikian lebat..
” Hehehe, si enon bisa aja..Mau nyusu ya non.. ” Belum lagi aku
memperbolehkannya , Jarwo sudah sedikit berlutut mengerayangi payudaraku
dengan lidahnya..Memoles seluruh permukaan payudaraku hingga merah
mengkilat,…
Sesekali kembali putting payudaraku terselit diantara gigi-gigi
ompongnya, tumbukan gusinya dengan payudaraku menimbulkan sensasi
berbeda dari sekedar hisapan maupun gigitan pada puting payudaraku…
Jarwo pun menarik tanganku sebelah hingga membuatku sedikit
kehilangan keseimbangan, belum puas dia mempermainkan
payudaraku,..diarahkannya tanganku kearah penisnya, dipekasanya aku
meraih batang kemaluanya yang sudah sedemikian keras, sebelum memaksa ku
untuk mengocoknya..
Aku pun begitu menikmati penis yang begitu kekar itu, perlahan aku
pun mengoyangkan tanganku menyusuri penis itu, sementara sensasi di
vaginaku pun belum lah berakhir, sehingga membuatku semakin gila
mengocok penis itu, membuat pemiliknya tersenyum nikmat menikmati
service-ku pada penisnya..
Sedikit banyak aku mengalihkan rasa nikmat pada penis yang kugenggam,
tumbukan pinggul Arno dan bokong ku membuat bunyi-bunyian yang khas,
apalagi penisnya yang sudah basah oleh cairan vaginaku membuatnya makin
cepat memompaku,.nyaris aku mencapai organsme dalam posisi ini, namun
jelas posisi setengah berdiri begini membuatku kehabisan
stamina,..demikian juga Arno, yang kemudian memintaku mengangkang di
atas sofa..
Arno kembali menggesekan penisnya pada bibir vaginaku, kini dengan
posisi doggy style, sementara Jarwo duduk di pegangan tangan sofa dengan
penis yang mengacung tegak..
” Hmmmm.. ” Aku kembali mendesis saat penis Arno mulai tertelan oleh vaginaku…
Seperti kura-kura aku membenamkan wajahku ke sofa itu, menahan rasa
sakit tiap kali penis itu menyeruak masuk dalam..sebelum beberapa detik
kemudian berganti dengan rasa nikmat,..menikmati bagaimana vagina-ku
menjepit penisnya, Arno kembali memacu penisnya keluar dalam, sementara
kembali aku harus menahan desah nikmat yang membuat makin gila
menahannya..
Jarwo tampaknya belum puas, dijambaknya rambutku hingga aku dapat melihat wajahnya..
” Sakittt, hmmm pak..lepass ” Rintih-ku disela desahan..
” Sepong ya non.. ” Pintanya namun justru jambakannya makin keras,
membuatku tak bisa melakukan hal lain selain mengiyakannya..Jarwo kini
turun hingga memudahkan ku meraih penisnya,
Perlahan aku mulai memasukan penis Jarwo dalam mulutku, pemilinya
merem melek merasakan kehangatan dalam mulutku, cairan ludahku menempel
pada penisnya, kepalaku pun mulai naik turun menyantap penis Jarwo,
sementara Arno pun malah makin cepat memacu-ku dalam posisi doggy ini,
Sesekali aku menghisap penisnya, namun sejenis cairan aneh muncrat
dari penisnya, jijik sekali, aku pun bergegas mencabut penisnya dari
mulutku, menatap wajah Harwo yang seolah kecewa, membuatku mulai mencoba
menjajaki penisnya lagi, menjilati penisnya dari bagian batang hingga
kebuah zakar, sebelum kembali memasukan penisnya ke dalam mulutku,
Dengan menahan jijik aku mulai menambah frekuensi sedotanku,
terkadang juga lidaku menyentil-nyentil buah zakarnya membuat Jarwo
kelojotan, menikmati tiap momen bagaimana Jarwo terpuaskan oleh
permainanku membuat merasa sedikit superior yang membuatku makin giat
menyepongnya..
Tiba-tiba, jempol Arno terselip diantara anusku, kaget membuat
melepaskan seponganku pada penis Jarwo, kali ini jarwo tak sepasrah
tadi, ditariknya kepala ku kearah selangakngannya, tanpa sedetik pun
waktu aku pun langsung dipaksanya kembali menuaikan tugas untuk mengoral
penisnya,..
Genjotan Arno menggila seolah menyenggol mulut rahimku, hingga
membuatku mendesah diantar penis Jarwo, makin gila, makin cepat dan liar
membuatku hilang kendali, kini aku tak lagi mampu mengoral penis Jarwo
lagi, Arno pun seolah mengerti dan berhenti memaksa ku untuk mengoral
penisnya,
Aku hanya kelojotan pasrah, sambil membenamkan wajahku pada sofa
untuk mencegah suara ku bergema hingga memancing orang-orang lain
dirumah ini, nikmat sekali rasanya didominasi seperti ini, rasa yang
jarang aku temukan dari pacar-pacarku, membuatku meledak untuk kesekian
kalinya,..
Jarwo dan Arno tertawa melihat tubuhku yang kembali mengejang hebat,
mereka tertawa penuh kemenangan sementara Jarwo kini sibuk mengocok
penisnya sendiri sambil menarik wajahku, dia tampak menikmati sekali
wajahku yang makin lemah karena permainan kawannya yang membuatku
benar-benar tak berdaya..
Akhirnya Arno menarik penisnya, Arno mendesis perlahan..
” Hmmmmm ” desahnya sambil masih mengocok penisnya tampaknya sebentar lagi dia akan meledak, penisnya terlihat membesar, tak lama dia pun mendesah tak tertahan..
” Hmmmmm ” desahnya sambil masih mengocok penisnya tampaknya sebentar lagi dia akan meledak, penisnya terlihat membesar, tak lama dia pun mendesah tak tertahan..
” Anjritt…. ” Spermanya tumpah kedadaku, ditariknya tangan-ku..
” Mau apa No ?? ” Sanggahku panik, namun diraihnya tanganku yang
berusaha menghindari cengkraman tangannya, ” Diem aja non.. ” tawanya..
Tanganku pun dipaksanya mendekati genangan sperma yang tumpah didadaku,
aku mengerti dia menginginkan tangan ku sendiri yang memoles sperma yang
ada didadaku, perlahan diarahkannya tanganku memoles payudara ku dengan
‘selai’ sperma hingga menutupi sebagian besar payudaraku..
Melihat itu Jarwo makin bernafsu mengocok penisnya, sementara aku
dapat melihat penis Arno yang perlahan menyusut ke ukurannya semula,
sesekali Jarwo dengan sengaja mendekatkan penisnya ke wajahku aku
melihat bagaimana Penisnya berdenyut-denyut hingga diiringi sebuah
desahan Jarwo pun mencapai klimaksnya ,
” Crooot… ” Penis yang sudah berada di depan wajahku itu dengan sengaja diarahkan menyembur keseluruh bagian wajahku,..
Sebagian mengenai pipi kiriku, ada juga yang mengenai mataku hingga
aku pun sedikit menutup mataku, takut spermanya masuk ke mataku..
” Wo… gila… ” Aku meringis ketakutan, tampakanya dia belum puas
mempermainkan majikannya ini, berdua Jarwo dan Arno tertawa, sebelum
mereka mulai memoles wajahku dengan Sperma Jarwo..
Tampaknya mereka begitu puas memperlakukan aku seperti ini, namun aku
pun tak memungkiri, permainan meraka benar-benar membuatku merasakan ‘
surga ‘ wow, apalagi berbeda dengan seks yang pernah aku rasakan
sebelumnya, seks ini terasa ‘dirty‘ banget, namun wow rasanya berbeda..
Lemas sekali rasanya tubuhku, entah berapa banyak organsme yang
berhasil kucapai hari ini, seks gila dalam 1 minggu terakhir, rasanya
aku mulai menyukai seks-seks gila seperti ini, it’s a bit difference but
give much of pleasure..
Sementara Jarwo dan Arno celingukan sambil mengenakan pakaiannya yang tadi berserakan, mereka pun mengambil-kan aku tissue,..
” Gila non, emank beda ya.. ” Jarwo tampaknya benar-benar puas..
” Non bener-bener beda, memeknya aja bisa berdenyut-denyut.. ” Arno menimpali..
” Non bener-bener beda, memeknya aja bisa berdenyut-denyut.. ” Arno menimpali..
” Puas bajingan !! ” Bentak-ku pada mereka..
” Hahaha, jangan galak gitu donk non, ini sesuai perjanjian kita.. ”
Kata Jarwo sambil menyerahkan HDvideo yang menyimpan video rekaman
adegan percintaanku…
Aku pun langsung merebut video itu..” Ga ada kan copyan-copyannya ” bentaku lagi dengan nada yang tinggi,..
” Tenang non, kita bukan mau meres non koq..hahaha ” Arno tertawa
sambil menunjuk bibir bagian bawahku dimana ada sisa sperma Jarwo yang
terlewatkan olehku.. Malu rasanya buru-buru kuseka spermanya dengan
tissue yang masih ku pegang..
” Ya ngapain lagi kalian disini !! ” Bentak-ku ” Keluar sana “
” Galak amat non, kan mau bantuin non, nyeka sperma saya yang masih
ada di toket non tuch.. ” Arno masih saja mengambil kesempatan meremas
payudara-ku..
” Anjing lu.. ” aku pun melempar tissue kotor yang kupegang ke wajah Arno…
Jarwo dan Arno pun bergegas angkat kaki, sambil tertawa, aku pun
mengendap-endap perlahan takut ketahuan sebelum berlari naik ke kamarku
dalam keadaan bugil, jijik rasanya memakai pakaian ku yang masih
tergantung di pinggangku itu , rasanya tidak pantas baju ku itu terkena
sperma mereka,..
Sesampainya di kamar aku pun membasuh seluruh tubuhku dengan air
hangat, aku mandi sebersih-bersihnya walaupun mereka mampu memuaskan ku,
bahkan lebih, tetap saja ini sperma-sperma kacungku, aku pun mengosok
gigi ku sebersih-bersihnya meski rasa sperma-nya masih terasa liat di
mulut-ku,..
Aku benar-benar tak mengerti bagaimana mereka bisa seberani itu, aku
benar-benar tak pernah menangka ada sepasang mata lain yang melihat
pemerkosaanku, aku pun benar-benar tak paham saat itu mengapa Mama dan
Bok Inem benar-benar tak menyadari keadaan ku saat itu, meski sekarang
aku sudah mengetahuinya…
Hari-hari kemudian sejak kejadian ‘pemerkosaan’ yang dilakukan oleh
Jarwo dan Arno membuat-ku agak tercekam, rumah-ku terasa bagaikan bukan
rumah-ku lagi, entah mengapa tiap saat aku merasakan bagaikan ada
orang-orang yang selalu mengawasi-ku, bagaikan seekor kelinci yang
diburu, aku tak lagi berani membawa teman-temanku kerumah, bahkan aku
selalu ketakutan tiap kali Papah pergi, jangankan ke-Luar Negeri, pergi
ke Luar Kota pun sudah membuat-ku ketakutan setengah mati,..
Terkadang Jarwo ataupun Arno seringkali mencuri-curi kesempatan untuk
sengaja menyentuh bagian-bagian sensitive-ku, sekedar iseng atau entah
apa maksud-nya, aku sebenar-nya tak ingin menolak ataupun munafik atas
kenikmatan yang pernah mereka berikan waktu itu, andai bukan karena
harga diri-ku ataupun menyadari siapa sebenar-nya mereka?? Yang hanya
orang dengan strata ekonomi yang jauh dibawah-ku,andai tak begitu
mungkin tak akan ada rasa jijik yang muncul pada diriku, dan tentu-nya
membuat aku tak lagi menolak bila mereka memang menginginkan-ku,..
Namun kenyataanya mereka ?? Mereka hanya kacung-kacung-ku , sungguh
tak pantas bila aku harus terjebak dalam birahi mereka, untunglah selama
ini mereka tutup mulut, mungkin mereka pun memang benar-benar tidak
memiliki copy-an rekaman itu, yang tentunya membuatku ketakutan setengah
mati tiap malam, membuat tidur-ku tak lagi nyenyak, bermimpi buruk atau
berkhayal, membayangkan bila sampai kedua orang tuaku mengetahui apa
yang pernah aku lakukan,..
Semua ini membuat-ku Paranoid tiap kali Papah pergi, apalagi kalau
pergi bersama Mamah, aku pasti memohon-mohon berusaha untuk ikut, aku
masih dapat mengingat dengan jelas betapa ketakutan-nya diriku tiap
ditinggal oleh orang tua-ku..
3 hari lagi Natal, Sudah 2 hari Papah pergi hari-hari kulalui dengan
penuh rasa takut, tiap saat bagaikan binatang buruan ketakutan dengan
mata para serigala pemburu yang membuat-ku terus ketakutan meski dengan
pintu kamar dan tirai jendela sudah ku-kunci,..
Rasanya sepasang mata terus saja mengawasi-ku, tiap ada kesempatan
untuk pergi aku pasti selekas-nya meninggalkan rumah, baik bersama Mamah
ataupun bersama teman, nyaris tiap Papah pergi aku menginap di rumah
teman-ku, sebenarnya aku ingin tinggal di apartment milik keluarga kami,
tapi tak tahu harus beralasan apa pada Mamah, namun walau aku terus
meninggalkan rumah, tetap ada juga rasa khawatir dengan keadaan Mamah
saat kutinggal dirumah sendirian, sehingga tiap kali aku menginap pun
berulang kali aku menelepon Mamah dirumah, sekedar memastikan
keadaan-nya..
Aku mulai jujur pada diri-ku, apa karena aku Jijik pada mereka , atau
karena apa ?? aku mulai bertanya pada diri sendiri, aku tahu aku justru
terstimulasi kenikmatan oleh pikiran-ku sendiri saat disetubuhi oleh
orang-orang rendah macam mereka,..
Aku mulai sadar bukan kedudukan, profesi atau tampang mereka, namun
aku takut,,, ketakutan bila sampai keluarga-ku tahu siapa aku, aku
adalah seorang ” Cute Little Baby Doll ” dimata kedua orang-tua-ku,
kesadaran itu yang membuat-ku takut untuk ‘bercinta’ dengan mereka,
takut mengecewakan orangtua-ku, meski justru terkadang ada dorongan dari
dalam diri-ku sendir yang ingin diperlakukan semacam itu, dikerjai oleh
penis-penis mereka yang begitu perkasa
Rasanya terkadang begitu aku mendambakan Jarwo atau Arno mengoyak
tubuh-ku, meski aku lebih menikmati Jarwo dengan penisnya yang begitu
besar dan kokoh, Hmmm rasanya benar-benar berbeda dari yang lain,
mungkin andai kejadian itu tak terjadi dirumah, aku tak akan menolak
mengikuti permainan mereka,.
Ya seperti kejadian waktu itu,
Saat itu aku baru saja selesai berenang sore, aku hampir rutin setiap
hari-nya berenang santai, sekedar menjaga kondisi tubuh, dan merawat
tubuh-ku, aku tak merasa kalau aku ini cantik seperti komentar-komentar
teman-teman-ku, namun terkadang ada rasa takut untuk kehilangan pujian
seperti itu,..
Entah, itu membuat-ku terus berusaha menjaa penampilan-ku, aku
beruntung terlahir sebagai anak orang yang cukup berada, membuat-ku
memiliki fasilitas kebugaran sendiri di rumah sendiri, kebetulan memang
Papa-ku pun menyukai olahraga seprti ini, sehingga ia tak pikir panjang
untuk membeli alat-alat kebugaran terbaik untuk di rumah, selain sebuah
kolam renang dan Track Jogging mengitari rumah kami,..
Tubuh-ku masih begitu basah saat aku naik ke atas dari kolam renang,
aku mencari juice jeruk yang tadi dibuat-kan Bo Inem untuk-ku, ya
sekedar menghapus keringnya tenggorokan-ku, aku mengambil handuk-ku
mengeringkan tubuh-ku sedikit sebelum aku menuju ruang kebugaran yang
masih satu area, tepat berada di samping kolam renang, terhubung dengan
tangga sekitar 60cm-an dengan pintu kaca menghadap ke kolam renang,
sehingga saat berolah raga disana kami bisa menikmati pantulan cahaya
matahari dari kolam renang,..
Aku sedang sibuk dengan peralatan Treadmill-ku saat tiba-tiba Jarwo
memeluk-ku dari belakang, aku berusaha berontak dari pelukan itu saat
aku mencaci-nya Jarwo malah tertawa-tawa,
” Si Non, makin cantik dan sexy aja, apa lagi pake baju renang
begitu,.. ” Jarwo terkekeh, matanya menelanjangi tubuh-ku, aku lupa
untuk mengenakan kimono-ku saat menuju ruang kebugaran tadi, aku seperti
lupa dengan dua serigala dalam rumah-ku ini, terlebih aku hanya
menggenakan baju renang 2 piece berwarna hitam, kontras dengan kulit-ku
yang putih, Jarwo seperti kesetanan penuh nafsu ingin menerkam-ku,..
Aku terpojok di sudut-an, sepertinya ia tahu kalau aku tak mungkin
berteriak yang jelas akan memancing perhatian Mamah dan teman-teman
Arisan-nya, jelas itu akan memalukan nama keluarga kami, Jarwo begitu
pandai memanfaatkan kesempatan, tangan-nya mengapai tubuh-ku yang
terjebak di sudut ruangan itu,..
Tangan-nya menyelip di Bra pakaian renang-ku yang sedikit kekecilan
sehingga membuat Payudara-ku yang cukup besar itu terjepit dan terlihat
lebih montok lagi,.. aku menundukan wajah-ku, tubuh-ku gemetaran, namun
Jarwo tak perduli, wajah-nya senyum senyum sendiri dan sengaja
memperlihatkan wajah begis-nya itu kepada-ku, aku melihat tangannya
menyelip masuk tanpa aku bisa melakukan perlawanan sedikit-pun, aku
pasrah saja saat tangan Jarwo merogoh-rogoh payudara-ku itu
meremas-remasnya masih di dalam baju renang-ku, aku mengigil sementara
Jarwo begitu puas memainkan payudara-ku,..
Berusaha mencari puting susu-ku, ia meremas-remas puting-ku, dan
begitu mendapatkan-nya jarinya menjepit puting-ku itu sebelum
meremas-remas seluruh permukaan payudara-ku itu,.. tangan-nya yang satu
menempel di selangkangan-ku, jari-jari-nya menusuk-nusuk membelah
vagina-ku, kaki-ku rasanya begitu lemas diperlakukan seperti demikian,
tanpa sadar aku merangkul tubuh Jarwo, lemas sekali, namun tubuh-ku
serasa terbakar oleh remasan dan permainan jari Jarwo,..
Seolah tak sadar siapa diri-nya, Jarwo melumat bibir-ku. Ia
mencium-ku, bibir tebal-nya membelas bibir mungil-ku, aku tak menolak
ciumannya, apalagi saat jemarinya menyelip masuk diantara celana
renang-ku, tubuh-ku bagai tersetrum saat merasakan jari Jarwo yang besar
di mulut vagina-ku, aku merapatkan pelukan-ku lagi, aku mencium Jarwo,
aku yang memulai untuk membalas ciuman-nya,..
Aku menggelinjang-gelinjang sementara jemari Jarwo membelah
vagina-ku, basah oleh air kolam sedikit membantu Jarwo memperlancar
jari-nya menstimulasi vagina-ku itu, vagina-ku masih kering karena belum
terlalu terangsang, aku mendesis-desis dalam pelukan Jarwo yang
berhasil menemukan clitoris-ku itu,..
” Enak Non ?? ” Jarwo terkekeh lagi, melihat tubuh-ku yang menggelinjang-gelinjang tak karuan,..
Aku tak menjawab, namun kaki-ku yang menegang-negang dan terlihat resah adalah jawaban yang sebenar-nya, aku membenamkan wajah-ku ke tubuh Jarwo yang bau, namun seolah tak perduli, aku kembali mencium Jarwo tiap saat jarinya memainkan Clitoris-ku, aku takut desahan-ku terdengar keluar sehingga lebih baik mencium Jarwo daripada memancing perhatian yang lain,..
Aku tak menjawab, namun kaki-ku yang menegang-negang dan terlihat resah adalah jawaban yang sebenar-nya, aku membenamkan wajah-ku ke tubuh Jarwo yang bau, namun seolah tak perduli, aku kembali mencium Jarwo tiap saat jarinya memainkan Clitoris-ku, aku takut desahan-ku terdengar keluar sehingga lebih baik mencium Jarwo daripada memancing perhatian yang lain,..
Jarwo menurunkan Bra renang kiri-ku, dan langsung melumat
payudara-ku, ia tahu aku begitu lemah saat payudara-ku dilumat
seseorang, Jarwo benar-benar ‘pandai’ memilih waktu saat Mamah arisan
dirumah, membuat-kutak berdaya untuk melawan, lidah-nya bermain di
puting payudara-ku, melumat-nya sesekali mengigit atau menghisap-nya
dengan lidah-nya yang tebal dia menyentil-nyentil puting kenyal
payudara-ku,..
Aku mengigit bibir bawah-ku sebagai satu cara lain yang sempat
terpikir oleh-ku untuk tak lagi mendesah keras seperti
kebiasaan-ku,..aku memeluk leher Jarwo menghindari tubuhku yang mulai
limbung kehilangan keseimbangan, cairan vagina-ku mulai merembes keluar
dari dalam vagina-ku membuat Jarwo kian gencar memainkan jemari-nya di
vagina-ku,
Mendesis-desis tertahan meski dengan gigitan di bibir-ku, menahan
untuk tak mendesah malah membuat-ku ngin mendesah lebih kencang lagi,.
aku melihat dari pantulan cermin di ruangan itu, tubuhku yang sedang
terjepit oleh Jarwo, dengan satu bra yang turun, dan tangan Jarwo yang
menyelip di vagina-ku, sungguh kontras tubuh putih-ku bersalib dengan
tubuh hitam Jarwo,..
Tak lagi hanya sekedar menyentuh-nyentuh ataupun memainkan bibir
vagina-ku, kini Jarwo malah mulai memasukan jemari-nya membelah
vagina-ku, mulai menusuk masuk, tangan kanan-ku reflek menahan
jemari-nya yang ingin ia desak masuk,.. aku menatap lirih pada Jarwo,
” Pak, jangan, nanti yang lain tahu ” pinta-ku
” Tenang aja Non,.. he he he ” Keinginan Jarwo tak bisa kutolak, aku jelas kalah tenaga dan hanya bisa membiarkan Jarwo mendesakkan jemarinya lagi ke dlaam vagian-ku,..
” Tenang aja Non,.. he he he ” Keinginan Jarwo tak bisa kutolak, aku jelas kalah tenaga dan hanya bisa membiarkan Jarwo mendesakkan jemarinya lagi ke dlaam vagian-ku,..
Aku dapat merasakan bagaimana jemari-nya itu seolah sebuah penis yang
masuk dalam vagina-ku, sedikit demi sedikit jari tengahnya itu masuk
lebih dalam lagi, aku hanya bisa mengigit bibir-ku lebih keras lagi,
sementara desahan-desahan pelan masih saja keluar dari mulut-ku,..
” Emmm, pakkkk,. Uhhh,… ” Aku membisik di telinga Jarwo
Basah-nya vagina-ku oleh cairan cinta-nya membuat jarwo kian mudah
mengerjai-ku jemari-nya tertambat dalam,, sebelum mulai bergerak
naik-turun, seolah penis yang sedang menyetubuhi-ku, kaki-ku menjadi
begitu lemas, jemari-nya begitu cepat merangsang-ku,. Aku memeluk Jarwo
erat-erat, takut terjatuh, Jarwo pun memainkan lidah-nya di payudara-ku
membuat-ku kian terbakar,..
Aku tak sadar sudah berapa lama dikerjai dalam posisi ini, hingga
tubuh-ku mulai menggelinjang-gelinjang, pantulan cahaya matahari senja,
menyorot ke tubuh-ku yang basah, bukan lagi basah karena air kolam,
namun oleh peluh-ku sendiri aku menjerit-jerit tertahan meski sesekali
Jarwo melumat bibir-ku,..
Aku tak bertahan lebih lama lagi, tak ada gunanya aku bertahan, aku
tahu Jarwo hanya ingin melihat-ku bergetar-getar Organsme, aku
membenamkan wajah-ku dalam tubuh Jarwo, meraih sedikit dari baju
lusuh-nya itu kemulut-ku, mengigit-nya, sesaat sebelum aku mulai
tersengat oleh desiran-desiran organsme yang menyengat tubuh-ku,..
” hmmmm ehmmmm,.. ” Bunyi kecipakan dari selangkangan-ku, cairan
cinta yang menetes melewati paha-ku hingga tubuh-ku yang gemetaran, dan
menggelinjang selama beberapa detik membuat Jarwo cukup puas,..
” Enak non ?? he he he ” Ia meledek-ku, sementara mencabut jemari-nya
dari vagina-ku, jari-jari yang basah oleh cairan cinta-ku,..Aku
mengganguk, sambil melepaskan pelukan-ku, aku membenarkan posisi baju
renang dan celana-ku, sementara Jarwo duduk di atas kursi.. Aku masih
terengah-engah akibat organsme-ku barusan,..
Jarwo tampak puas melihat tubuh-ku yang tertunduk lemas, namun
tampaknya Arno belum,.. Arno ?? Sambil membawa sapu ia menatap kami dari
luar ruang kebugaran sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan itu,..
” Sial lu Jarwo, ga bilang-bilang gue.. ” Arno tampak kesal ditinggal Jarwo menyantap-ku,..
” Namanya juga ada kesempatan No,.. ” Jarwo mencari-cari pemantik api-nya, sementara rokok abang-abang-nya sudah menempel di mulut,..
” Namanya juga ada kesempatan No,.. ” Jarwo mencari-cari pemantik api-nya, sementara rokok abang-abang-nya sudah menempel di mulut,..
Arno mendekati tubuh-ku yang berjongkok di pojokan, Ia mengamati wajah-ku yang berkeringat,..tiba-tiba ia berkata,..
” Wo, pengen di kolam nich, kayak-nya asyik,.. ” Arno berseloroh,..
” Ha ha ha, gila ide lu, tapi kayaknya asyik juga,.. “
Tentu aku mati-matian menolak, terlebih bila main didepan sama saja tinggal menunggu waktu Mamah menemukan aku dikerjai 2 kacung ini,..
” Wo, pengen di kolam nich, kayak-nya asyik,.. ” Arno berseloroh,..
” Ha ha ha, gila ide lu, tapi kayaknya asyik juga,.. “
Tentu aku mati-matian menolak, terlebih bila main didepan sama saja tinggal menunggu waktu Mamah menemukan aku dikerjai 2 kacung ini,..
Namun keduanya mengangkat tubuh-ku keluar, dan menyemplungkan-ku ke
kolam dalam, masih dengan pakaian mereka, mereka pun ikut menyebur ke
kolam renang-ku, aku tak berdaya di apit di kolam dalam ini, aku tak
percaya mereka ternyata cukup mahir juga berenang, di bawah air mancur
kepala singa sebagai ornament di kolam renang-ku itu, keduanya menjepit
tubuh-ku ditengah-tengah,.. Tangan Jarwo bermain di bokong-ku sesekali
menamparnya, meski tak berasa karena tertahan air,. Namun lidah Arno
yang bermain di payudara-ku terasa nyata, mulutnya yang tebal itu
mencium permukaan payudara-ku sebelum akhirnya ia pun kembali
memelorotkan baju renang-ku itu,..
Tangannya meremas-remas payudaraku, sementara jari Jarwo dari
belakang sudah kembali mendarat di selangkangan-ku tampaknya ia masih
bernafsu membuat-ku mengejang-ngejang lagi seperti tadi, tak terasa aku
makin terbakar dibuat mereka berdua ciuman mereka mulai kubalas, bahkan
secara tak sadar aku meremas penis Arno yang berada di depan-ku,
penisnya sudah mengeras, merasakan penis-nya dibelai-belai oleh-ku, Arno
malah mendorong kepala-ku turun, ia memelorotkan celana-nya di bawah
sana, penisnya yang keras itu menyembul keluar, sebelum kepala-ku
diarahkan ke penisnya, terpaksa aku mengulum penis itu, bila tidak, Arno
tak kan membiarkan-ku bernafas, aku mengulum penis itu, perlahan, ingin
cepat selesai dibantu dengan kocokan tangan-ku, seseklai aku mengulum
buah zakar-nya sebelum kembali naik keatas mengambil nafas panjang,..
Jarwo pun kembali menarik celana renag-ku, ia mencari clitioris-ku
dibawah sana, memainkannya sambil sesekali ikut turun menjilat vagina-ku
itu, aku terlonjak-lonjak merasakan lidahnya menyapu bibir vagina-ku,..
Aku makin bergairah mengoral penis Arno, terlebih Arno mulai
melepaskan cengkramannya di kepala-ku hingga aku makin leluasa mengoral
penis itu,aku mendengar Arno mendesah-desah sementara penis-nya ku-kulum
dan kukocok-kocok,..
Tiba-tiba Arno menarik-ku, ia mengangkat-ku diatas sebatas leher,
dada-ku sebelah kanan-ku masih tak berpenutup, aku melihat kearah pintu,
Mamah menatap-ku sambil mendekat, aku panik tak tahu harus berkata apa
..
” Jenni, kamu kenapa ?? ” Aku membenarkan posisi Bra-ku, secepatnya sebelum Mamah sampai ke tempat-ku,..
” Itu Bu, tadi non Jenni keram,.. ” Jarwo beralasan, alas an yang masuk akal,..
” Ya ampun Jenni, kamu gak apa apa , naik ayo naik,.. ” Mamah menyuruh-ku naik,..
Arno dan Jarwo membantu-ku hingga kepinggir kolam, aku harus berpura-pura seolah baru saja mengalami keram otot, berpura-pura jalan tertatih menuju kursi kolam renang, dibantu Mamah,..
” Itu Bu, tadi non Jenni keram,.. ” Jarwo beralasan, alas an yang masuk akal,..
” Ya ampun Jenni, kamu gak apa apa , naik ayo naik,.. ” Mamah menyuruh-ku naik,..
Arno dan Jarwo membantu-ku hingga kepinggir kolam, aku harus berpura-pura seolah baru saja mengalami keram otot, berpura-pura jalan tertatih menuju kursi kolam renang, dibantu Mamah,..
” Duh, kamu itu ati-ati kenapa,.. ” Mamah mengambilkan aku Orange
Juice dimeja, dan menyuruh-ku mengenakan kimono yang tadi kusiap-kan,..
” Pake ini, nanti kamu masuk angin,.. Masih sakit ga sayang ?? ” Mama mengusap wajah-ku yang basah,..
” Pake ini, nanti kamu masuk angin,.. Masih sakit ga sayang ?? ” Mama mengusap wajah-ku yang basah,..
Aku menggelengkan kepala, sambil meminum Juice yang diambilkan Mamah,
” Tadi-nya Mamah mau kenalkan kamu sama anak teman Mamah, itu disana, ”
aku melirik sejenak, rasanya aku kenal wajah itu, ” Tapi gak jadi-lah,
kamu lagi sakit gitu,..Mamah anter temen Mamh dulu pulang ya,.. ” Mamah
meninggalkan-ku sendirian, Jarwo dan Arno pun sudah tak ada di area
kolam renang lagi,mereka tentu tak akan berani di depan Mamah,.. Tapi
rasanya aku kenal lelaki tadi,.. Peter ??
Yang pasti aku masih bisa selamat saat itu, Jarwo berhasil dengan
cepat membuat alasan yang membuat Mamah tak curiga, tapi lain kali belum
tentu aku bisa seberuntung itu,..Aku merasa bersalah pada orang tua-ku,
terkadang aku merasa diri-ku seperti seorang pelacur yang begitu mudah
ditaklukan oleh kenikmatan seks..
Rasa bersalah itu yang membuat-ku makin sadar pada diriku, meski aku
punya rasa takut bila sampai keluarga ku tahu, apalagi bila mereka
terlibat dalam masalah ini, tapi aku mulai jujur pada diriku, bahwa aku
memang mulai menyukai seks yang aneh-aneh, bukan sesuatu yang
konvensional seperti biasa, tapi entah apa aku yang ‘sakit’ ?? atau
semua wanita memang memiliki perasaan seperti ini ?? aku tak mengerti
apa lagi yang aku rasakan namun kejadian beberapa minggu lalu itu
membuat-ku makin binggung dan tersesat sendirian,..
Aku masih ingat benar, hari itu hari Senin, hari dimana semua orang
di Jakarta ini berubah menjadi Super Sibuk, Jalanan Macet, sedikit malas
sebenarnya untuk pergi ke kampus hari itu, apalagi mobil yang biasa aku
gunakan sedang bermasalah,
##
” Mah, Jen ga kuliah ya ?? ” Rayu-ku, entah kenapa rasanya malas sekali untuk kuliah hari ini,..
” Kenapa memang ?? ” Tanya Mamah-ku yang sedang sibuk membaca majalah ibu-ibu-nya
” Mobil Jen kan belum di-service, Mamah, suruh Jarwo gih benerin, kan takut ada apa-apa di jalan mah, kalo mogok gimana???.. Yaaa.. ” aku merayu lagi, sambil tersenyum manja,.
” Boleh, tapi hari ini gak boleh keluar ya,.. ” Mamah-ku gak kekurangan akal,.
” AAaaagghh.. Kan aku mau pergi tar,. ” Kesal juga sich, ada janji lagi sama teman-teman-ku, persiapan Tahun Baru-an, kalo gak boleh pergi kan repot juga,..
” Kenapa memang ?? ” Tanya Mamah-ku yang sedang sibuk membaca majalah ibu-ibu-nya
” Mobil Jen kan belum di-service, Mamah, suruh Jarwo gih benerin, kan takut ada apa-apa di jalan mah, kalo mogok gimana???.. Yaaa.. ” aku merayu lagi, sambil tersenyum manja,.
” Boleh, tapi hari ini gak boleh keluar ya,.. ” Mamah-ku gak kekurangan akal,.
” AAaaagghh.. Kan aku mau pergi tar,. ” Kesal juga sich, ada janji lagi sama teman-teman-ku, persiapan Tahun Baru-an, kalo gak boleh pergi kan repot juga,..
” Yaahh, Mamah , tar kalo Jenni mogok di jalan gimana ?? “
” Ya, kamu pake mobil yang laen lah, pake mobil Mamah sana,.. “
” Pake mobil Papah aja ya,..?? ” Tanya-ku lagi,.
” Yawda iya, sekarang ganti baju sana, kamu pake mobil Papah yang lama ya,..”,” nanti mamah suruh Bok Inah siapin sarapan kamu ok. “
” Iya dech iya,.. ” Aku pun bergegas ke kamar-ku,.berganti baju dan mengambil map kuliah-ku, kembali turun ke bawah, untuk sarapan corn flakes yang sudah di siapkan oleh bok Inah, lumayan buat sekedar ganjal-ganjal sarapan,..
” Ya, kamu pake mobil yang laen lah, pake mobil Mamah sana,.. “
” Pake mobil Papah aja ya,..?? ” Tanya-ku lagi,.
” Yawda iya, sekarang ganti baju sana, kamu pake mobil Papah yang lama ya,..”,” nanti mamah suruh Bok Inah siapin sarapan kamu ok. “
” Iya dech iya,.. ” Aku pun bergegas ke kamar-ku,.berganti baju dan mengambil map kuliah-ku, kembali turun ke bawah, untuk sarapan corn flakes yang sudah di siapkan oleh bok Inah, lumayan buat sekedar ganjal-ganjal sarapan,..
Selesainya aku mengambil Mp-3 dari mobil-ku ke mobil Papah, ya tahu
dech selera orang tua gimana, Gak ‘In’ banget gitu loh,..Sebenernya
bukan aku menolak pakai mobil Mamah tapi kalo disuruh pake mobil Gede
gini, mending pakai X-5 kan dari pada X-Trail, hehehe,.
Akhirnya aku pun kuliah sampai sore hari itu, bosen, ngantuk ya aku
kan memang bukan Mahasiswi pandai dengan nilai tinggi, cukup sebagai
mahasiswi dengan nilai C saja,yang penting kuliah lancar, toh bukan cuma
aku satu-satunya mahasiswi yang otaknya kayak gini, he he he..
Ponsel-ku berdering,.. Felix, dia menanyakan apa aku jadi ngumpul,
kulihat jam-ku, ya ampun dari sini ke sekitar Sudirman kan lama, apalagi
jam sibuk seperti sekarang, Senin lagi, jam 3 aku mulai berhitung,
Karawaci ke TA sekitar 30 menit, dari situ Tomang pasti sudah macet, aku
pun bergegas berangkat, ya sebenernya yang paling malas itu menghadapi
aturan 3 in 1 di sekitar situ,,
Tapi tetap saja usaha-ku gagal, mobil-ku ikut tertahan bersama
mobil-mobil lain yang terkena macet ibukota,..Kesal sampai rasanya ingin
menyalahkan dosen-ku tadi, rasanya kesel banget dech, pake segala
kasih-kasih kuliah tambahan segala, bikin jam kuliah jadi molor begini,
kalo gak kan ga akan kena macet kayak gini,..
Akhirnya terpaksa aku harus menggunakan juga Jasa Joki 3in1, perlahan
ku kendarai mobil-ku di bahu jalan, ada mas-mas bertampang seram, Ga ah
takut, Ada lagi ibu-ibu yang menggendong anak, kayaknya bau dech
anaknya itu,..akhirnya di dekat lampu merah gedung JDC situ, ada 2 orang
anak remaja sekitar 16-17 tahun-an, bukan melihat umurnya tapi aku
melihat penampilan mereka yang cukup bersih, ini kan mobil Papah, kalo
kotor jok-nya pasti ngomel-ngomel,. Jadi ku fikir lebih baik menggunakan
jasa mereka saja,..
Aku pun menghentikan Mobil-ku di dekat mereka, menepi sambil membuka pintu kaca mobil-ku,..
” Joki ?? ” Tanya-ku pada mereka
” Eh, eh.. iya.. ” Jawab yang berambut keriting,
” Sampai Sudirman mau ?? ” Tanya-ku lagi,..
” Boleh,.. boleh, berdua kan ?? ” Jawab si kriting lagi,..
” Yawda masuk,.. ” Aku memencet tombol sentral lock,..
” Tapi ada yang mau ikut juga kak, bayar-nya cukup kami berdua aja, dia searah,.boleh ikut ?? ” si Jangkung akhirnya buka suara,..
” Yawda, masuk aja sekarang, ada dimana orangnya,” Tanya-ku,..
” Dekat ATM BNI kak,.. ” Jawab si Jangkung,..
” OK dech, masuk ayo,.. “
” Joki ?? ” Tanya-ku pada mereka
” Eh, eh.. iya.. ” Jawab yang berambut keriting,
” Sampai Sudirman mau ?? ” Tanya-ku lagi,..
” Boleh,.. boleh, berdua kan ?? ” Jawab si kriting lagi,..
” Yawda masuk,.. ” Aku memencet tombol sentral lock,..
” Tapi ada yang mau ikut juga kak, bayar-nya cukup kami berdua aja, dia searah,.boleh ikut ?? ” si Jangkung akhirnya buka suara,..
” Yawda, masuk aja sekarang, ada dimana orangnya,” Tanya-ku,..
” Dekat ATM BNI kak,.. ” Jawab si Jangkung,..
” OK dech, masuk ayo,.. “
Mereka berdua masuk ke dalam mobil duduk di jok belakang, singkat
kata, yang berambut kriting tadi nama-nya Tono, kalau yang kurus
jangkung itu , Dadan,.. sebenarnya aku mulai curiga dengan gerak-gerik
mereka, mereka tampak terlalu sering berbisik, sambil berusaha mengamati
diriku dari pantulan kaca spion,..
Aku pun memasukan Handphone-ku dalam tas dan memasukannya ke dalam
DashBoard mobil, ya sekedar berjaga-jaga, teman-ku pernah kehilangan HP
karena ulah joki 3in1 dulu, itu juga yang membuatku malas menggunakan
jasa mereka,..
Tak jauh sampai ke depan ATM BNI, di depannya berdiri seorang
bapak-bapak berusia sekitar 40-45 tahun-an, pakaian-nya lusuh sekali,
aku berharap bukan itu orang yang ingin mereka ajak,..
Tapi tiba-tiba Tono menunjuk Bapak itu, sial sekali kayaknya hari
ini, aku membayangkan bau tubuh bapak itu yang akan tertinggal dimobil,
baju-nya berwarna hitam dekil, dengan celana panjang lucuh, rambutnya
panjang tak terurus dan berjanggut tebal, belum lagi kumisnya yang
melintang dengan seluruh bagian berambut yang sudah sedikit beruban,..
” Itu kak orangnya, kasian dia teman kami, agak linglung begitu, kami
mau pulang sekalian ajak dia,.. ” Tono memelas, mungkin menyadari aku
sedikit malas mengajak orang itu,..
” Iya kak, maap ya ngerepotin.. ” Dadan ikut-ikutan,..
” Yawda, yawda.. ” Aku menuruti keinginan mereka juga akhirnya
Menepikan mobilku di bahu jalan, Dadan pun membuka jendela mobil memanggil kawan-nya itu, Tak lama orang itu pun mendekat, aku menyuruh orang itu duduk di jok depan, aku gak mau terlihat seperti supir tanpa seorang pun duduk di depan, namun itulah kesalahan-ku,..
” Iya kak, maap ya ngerepotin.. ” Dadan ikut-ikutan,..
” Yawda, yawda.. ” Aku menuruti keinginan mereka juga akhirnya
Menepikan mobilku di bahu jalan, Dadan pun membuka jendela mobil memanggil kawan-nya itu, Tak lama orang itu pun mendekat, aku menyuruh orang itu duduk di jok depan, aku gak mau terlihat seperti supir tanpa seorang pun duduk di depan, namun itulah kesalahan-ku,..
Orang itu mengaku bernama Ujang, dari Sukabumi, terus saja berbicara
padahal malas aku mendengarnya, aku pun memilih menyalakan lagu yang
tadi aku pindah-kan dari mobil-ku itu, mudah-mudahan saja dia tahu diri
dan berhenti berkicau,..
Untungnya dia masih sedikit punya otak juga, menutup mulut-nya yang
bau itu, mana macet begini mendengar suara-nya membuat-ku bertambah
kesal saja, aku ingin selekas-nya mengeluarkan mereka dari mobil-ku,
tatapan Ujang itu gak biasa, seolah menerawang tembus dalam pakaian-ku
yang sedikit ketat berbalut Cardigan berwarna merah muda,..
Risih sekali rasanya melihat mata-nya yang seolah tak pernah berhenti
memandangi wajah-ku, apalagi dada-ku, itu membuatku berulang kali
membenarkan sabuk pengaman-ku, sekedar taktik, untuk membuat-nya
berhenti memandangi-ku terus menerus,. Memang sesaat cukup efektif untuk
membuat-nya berhenti memandangi-ku,
” Itu non, di depan tolong belok kiri ya ?? ” Entah mengapa aku
menuruti saja komando Pak Ujang, memasuki sebuah jalan sepi diantara
Gedung-gedung pencakar langit, sebuah gang sempit dan sunyi, kami
berhenti di depan sebuah gubuk dengan sebuah warung yang sudah tutup,..
” Makasih ya Non,.. ” Pak Ujang pamit setelah keluar dari mobil-ku,
aku hanya tersenyum membalas-nya Dadan ikut keluar, mengantar Pak Ujang
katanya,.. aku mengiya-kan saja, toh tak akan lama pikir-ku,..
” Non, Ban-nya kempes,.. ” Pak Ujang tiba-tiba berseru,..
Aku melihat kondisi ban lewat speedometer-ku, hijau tak ada masalah, namun mimik Pak Ujang begitu meyakin-kan, aku pun keluar turun, mengamati ban kiri depan yang ditunjuk-nya, namun begitu aku menundu-kan kepala-ku dan melihat kondisi ban-ku, tiba-tiba sepasang tangan menyergap-ku dari belakang,..
Aku melihat kondisi ban lewat speedometer-ku, hijau tak ada masalah, namun mimik Pak Ujang begitu meyakin-kan, aku pun keluar turun, mengamati ban kiri depan yang ditunjuk-nya, namun begitu aku menundu-kan kepala-ku dan melihat kondisi ban-ku, tiba-tiba sepasang tangan menyergap-ku dari belakang,..
Aku berusaha memberontak sambil melirik ke belakang, Pak Ujang ??
Tangan-tanagn kasar dan kuat itu menarik tubuh-ku, masih membekap
mulut-ku dengan tangan-nya yang bau, aku berusaha memberontak, namun
Dadan ikut membantu Pak Ujang sambil mengangkat kaki-ku, aku berusaha
menendang-nya, namun kalah cepat dengan tangan-nya yang menangkap
kaki-ku, mereka berdua menggendong-ku ke dalam gubug itu, sementara Tono
membuka pintu gubug itu,..
Keduanya mengangkat-ku sebelum mendorong tubuh-ku ke atas sebuah sofa
tua lusuh dan bau,.. aku menangis dan berusaha memberontak,..
” Apa-apaan kalian ” Aku mencaci dalam tangisan-ku,..
” Diem Non, kalau gak mau mati,.. ” Pak Ujang mengeluarkan pisau lipat dari kantongnya dan mengarahkannya ke leher-ku, aku tak lagi berani untuk berteriak, sementara Dadan dan Pak Ujang terkekeh, Tono menghilang entah kemana,..
” Apa-apaan kalian ” Aku mencaci dalam tangisan-ku,..
” Diem Non, kalau gak mau mati,.. ” Pak Ujang mengeluarkan pisau lipat dari kantongnya dan mengarahkannya ke leher-ku, aku tak lagi berani untuk berteriak, sementara Dadan dan Pak Ujang terkekeh, Tono menghilang entah kemana,..
” Tolong, kalian jangan lukain saya, kalian boleh ngambil apa saja,.. ” Aku memohon dalam todongan senjata tajam,..
” Tenang Non, kita juga gak bodoh dengan mengambil mobil mewah Non, sebentar juga tertangkap,.. tapi kami mau kenag-kenangan yang lebih dari Gadis secantik Non, cantik, cantik sekali,.. ” Tangan Pak Ujang mengusap-usap wajah-ku menimbulkan rasa yang begitu menjijikan sementara wajahnya yang seperti orang ling-lung tadi sudah menghilang berganti dengan wajah yang begitu bengis,..
” Tenang Non, kita juga gak bodoh dengan mengambil mobil mewah Non, sebentar juga tertangkap,.. tapi kami mau kenag-kenangan yang lebih dari Gadis secantik Non, cantik, cantik sekali,.. ” Tangan Pak Ujang mengusap-usap wajah-ku menimbulkan rasa yang begitu menjijikan sementara wajahnya yang seperti orang ling-lung tadi sudah menghilang berganti dengan wajah yang begitu bengis,..
Tangan-nya membelai wajah-ku dari kening hingga kedagu, seperti
sedang mengagumi sesuatu,.. ” Mulus Banget Dan, gila jerawat aja gak
ada,.. ” Pak Ujang berkomentar,.. sementara air mata-ku terus
mengalir,..
” Pak lepasin saya .. ” pinta-ku lagi, namun dijawab-nya dengan sebuah tamparan di wajah,..
Aku menjerit kesakitan, namun Pak Ujang membalas tangisan-ku dengan melepas-kan celana lusuhnya, berikut dengan celana dalam-nya, penisnya sudah megar keras, tak seberapa besar namun begitu berurat, baru aku melihat lirih ke penis itu, Pak Ujang dibantu Dadan sudah memaksa-ku menelan penis itu,..
Aku menjerit kesakitan, namun Pak Ujang membalas tangisan-ku dengan melepas-kan celana lusuhnya, berikut dengan celana dalam-nya, penisnya sudah megar keras, tak seberapa besar namun begitu berurat, baru aku melihat lirih ke penis itu, Pak Ujang dibantu Dadan sudah memaksa-ku menelan penis itu,..
Dadan memaksa-ku membuka mulut-ku sementara Pak Ujang menarik
wajah-ku kearah penis-nya,.. aku tak bisa menutup mulut-ku karena tangan
Dadan yang mencengkram dagu-ku, sakit…, namun terlebih bau penis itu
sudah demikian menusuk dan masuk dalam mulut-ku, terasa penis itu begitu
asin keringat bercampur dengan sedikit cairan dari penis itu, jijik
sekali, begitu berurat terasa dari lidah-ku yang terpaksa menyentuh
penis itu dalam mulut-ku yang mungil,..
Pak Ujang menarik-narik rambut-ku sambil berusaha membenam-kan
penisnya makin dalam di mulut-ku, bulu-bulu kemaluannya sesekali
menempel di pipi-ku menimbulkan rasa jijik yang luar biasa namun
terlebih bau-nya seperti bau pesing, rasanya ingin muntah namun aku
terpaksa mengikuti kemauan mereka,..
Sementara Penis itu mengetar-getar dalam mulut-ku, aku terpaksa
sesekali menghisap-nya bila tak ingin Pak Ujang menampar-ku lagi,.. ia
berulang meminta-ku menghisap penis itu, sesekali pula ia menarik
penis-nya dari mulut-ku, memintaku menggunakan lidah-ku membelai seluruh
batang kemaluannya, aku memainkan lidah-ku sesekali menghisap buah
zakar-nya membuat Pak Ujang melayang nikmat,.. sebelum kembali harus
menikmati penis itu dalam mulut-ku,..
Dadan bukan orang yang bisa diam menyaksikan seorang gadis tak
berdaya dalam pelukan Pak Ujang, tangan-nya malah sudah merogoh
payudara-ku, ia membuka kancing cardigan-ku berikut dengan kemeja putih
yang aku pakai, payudara-ku menyembul keluar meski masih tertahan oleh
Bra-ku yang berwarna putih berstrip kemerahan, Ia menarik penutup bra-ku
mencari puting susu-ku yang berwarna merah kecoklatan, tangannya
menarik-narik puting payudara-ku itu, atau menjepitnya dengan dua jari,
aku menarik nafas panjang, aku begitu terangsang oleh siapa-pun yang
memainkan puting-ku demikian rupa,.
Aku masih harus tetap mengoral penis Pak Ujang dalam mulut-ku tangan
masih menarik ulur kepala-ku, menghantam-hantam-kan penisnya dalam
mulut-ku sambil terpaksa meremas-remas buah zakarnya sesuai apa yang
diinginkan-nya, bau namun aku harus tetap melakukan apa yang mereka
ingin-kan, mereka bukan Jarwo orang suruhan Papa, mereka penjahat yang
bisa saja membunuh-ku tanpa sedikit pun rasa bersalah,..
Penis itu keluar masuk dalam mulut-ku, begitu juga tangan-ku yang
harus meremas-remas buah zakar-nya, meremas perlahan sambil
menyentil-nyentil ujung kemaluan Pak Ujang dengan lidah-ku, aku
tersentak kaget saat merasakan lidah yang begitu tebal menempel di
payudara-ku, menghisap-nya sesekali mengigit-nya perlahan, nyaman
sekali, memaksa birahi-ku untuk naik,..
Tiba-tiba Tono masuk membawa beberapa tumpukan kardus bekas,..
” Eh gila, gue maen ditinggal aja,.. ” Protes Tono, sambil melempar tumpukan kardus itu ke atas lantai dekat kami,..
” Baru, baru juga mulai Ton, gila toked-nya gede, kenceng lagi,.. ” Dadan berkomentar,..
” Mana-mana sini gue rasain juga,.. ” Tono meremas payudara-ku,..
” Hmmmm,.. ” Aku mendesis merasakan remasan perlahan namun bertenaga itu,..
” Seneng dia Ton,.. Ha ha ” ledek Dadan
” Liat-liat nich Dan,.. ” Tono merenggangkan kedua paha-ku hingga mengangkat, mengangkat rok pendek-ku keatas hingga membuat celana dalam-ku terlihat oleh mereka bertiga, wajah-ku merah padam, namun Pak Ujang tak bisa menahan lebih lama merasakan aku berhenti mengoralnya,..
” Eh gila, gue maen ditinggal aja,.. ” Protes Tono, sambil melempar tumpukan kardus itu ke atas lantai dekat kami,..
” Baru, baru juga mulai Ton, gila toked-nya gede, kenceng lagi,.. ” Dadan berkomentar,..
” Mana-mana sini gue rasain juga,.. ” Tono meremas payudara-ku,..
” Hmmmm,.. ” Aku mendesis merasakan remasan perlahan namun bertenaga itu,..
” Seneng dia Ton,.. Ha ha ” ledek Dadan
” Liat-liat nich Dan,.. ” Tono merenggangkan kedua paha-ku hingga mengangkat, mengangkat rok pendek-ku keatas hingga membuat celana dalam-ku terlihat oleh mereka bertiga, wajah-ku merah padam, namun Pak Ujang tak bisa menahan lebih lama merasakan aku berhenti mengoralnya,..
” Yang ini jangan dilupain Non,.. ” Sentak-nya sambil memaju-mundurkan kepala-ku selaras dengan penisnya yang maju mundur,..
Entah tangan siapa, karena aku terlalu sibuk dengan penis dalam
mulut-ku itu, tangan itu menempel mengikuti jalur belahan vagina-ku,
masih diluar celana dalam-ku,jemari itu sesekali didesak-desakan masuk,
namun juga berulang kali mencari clitoris-ku dan memainkan jari-nya
disana,..
Aku tersekiap kaget saat salah satu diantara mereka menarik celana
dalam-ku keatas, merembes masuk membelas vagina-ku, aku merasakan
bagaimana seluruh permukaan vagina-ku tertahan oleh celana dalam-ku,
mulai dari clitoris sampai ke bibir vagina-ku,.. Lidah mereka berdua
menempel di pinggiran-nya, seolah berlomab merangsangku, sambil
tangannya menarik-narik celan dalam-ku berusaha merangsang-ku lebih
lagi, aku tak berdaya dengan kenikmatan yang mereka berikan, rasanya
seluruh clitoris-ku ditekan-tekan dengan rasa nikmat yang berbeda dari
sentuhan jemari,..
Lidah mereka yang menyelusur mulai dari paha-ku hingga kebibir
kemaluan membuat tubuh-ku kian sensitife terbakar kenikmatan birahi yang
tak tertahan, aku mendesah desah nikmat, kulampiaskan ke buah zakar Pak
Ujang yang kuremas-remas perlahan sambil tetap mengoral penisnya dengan
semua cara yang kutahu,..
Pak Ujang tiba-tiba mendorong-ku ke bawah, aku terjatuh ditumpukan
Karton yang tadi dibawa oleh Tono,.. mereka bertoga langsung menerkam-ku
bagai orang yang kesetanan, tangan-tangan kasar itu bergantian
meremas-remas payudara-ku, sementara Pak Ujang menarik lepas Cardigan
yang tadi kukenakan, sebelum beralih mencabut pengait bra-ku dari
belakang,..
Dadan membantu dengan membuka kancing kemeja-ku satu persatu sebelum
melemparnya entah kemana,.. Tono tiba-tiba berpindah kebelakang ia
menarik kedua tangan-ku ke atas, membuat-ku tak mungkin memberontak
dalam kunciannya, tangannya mengarahkan wajah-ku ke selangkangan Pak
Ujang, penisnya yang masih begitu keras, kembali didorong masuk dalam
mulut-ku, aku tak bisa menolak, kembali aku mencerna penis bau itu,
lidahku kusapukan keseluruh permukaan penis itu, mulai dari buah
zakar-nya hingga ke seluruh batang kemaluannya,..
Tangan Dadan meremas-remas payudara-ku tampaknya ia begitu menyukai
bentuk payudara-ku itu, ia menghisap di payudara-ku menjilati seluruh
permukaannya sambil masih terus meremas-remas puting payudara-ku,..
Penis pak Ujang mengeletar-geletar tak karuan, maju mundur sesuai
dengan keinginannya, aku tak berdaya untuk bisa menentukan irama-ku
sendiri, sementara dari belakang Tono mulai melepaskan kunciannya dan
tangannya menempel di bibir kemaluan-ku, tangannya berusaha mencari
clitoris-ku merangsangnya dengan sentuhan-sentuhan jemari-nya yang
kasar, mengaduk-aduk vagina-ku tak karuan, namun sesekali sentuhan
tangannya tepat menekan di clitoris-ku membuat-ku tak tahan untuk tak
mendesah,..
Tangan Pak Ujang masih menekan kepala-ku, membuat-ku hanya bisa
mengikuti kemauan-nya mengoral penisnya, aku membulatkan tekad untuk
mengakhiri ini secepatnya, aku menghisap penis itu kuat-kuat, hingga
membuat lesung pipi-ku kian menonjol, Pak Ujang mendesah keenakan
menikmati hisapan-ku, sambil terus memaju mundurkan penisnya dalam
mulut-ku, aku menggunakan tangan-ku untuk mengocok penisnya,.. tak lama
penis dalam mulut-ku itu mulai berdenyut, aku berusaha menarik mulut-ku
dari penisnya, namun Tangan Pak Ujang menahan usaha-ku,..
Aku tinggal menunggu waktu saja saat penis Pak Ujang mulai menembakan
sperma-nya dalam mulut-ku, penis itu bergeletar-geletar, terutama
urat-uratnya yang serasa berdenyut, sebelum akhirnya sperma Pak Ujang
mulai meleleh dalam mulut-ku,.. sebagian menembak langsung dalam
tenggorokan-ku membuatku terpaksa menelan sperma itu, sementara sebagian
lainnya kutahan dalam mulut-ku,..
Pak Ujang melolong nikmat, sementara penisnya mulai layu dalam
mulut-ku, kepala-ku langsung menunduk sesaat setelah Pak Ujang
melepaskan cengkraman tangannya di kepala-ku, aku membuang sperma-sperma
yang ada dalam mulut-ku, namun tiba-tiba Pak Ujang menampar-ku lagi,..
” Kenapa dibuang ?? ” Sentak-nya. ” Telan !!! ” Ancamnya lagi, aku
terpaksa menelan sperma-nya yang masih ada dalam mulut-ku, perlahan
cairan kental itu terpaksa kutelan, Pak Ujang meminta membuka mulut-ku
lebar-lebar memeriksa apa masih kusembunyikan spermanya yang begitu
banyak di mulut-ku, ia tampak puas, namun belum melepaskan-ku,..
Jemari Pak Ujang mengais di tanah, diambilnya sperma yang tadi
kumuntahkan dan kembali diselipkan dimulut-ku dengan jemarinya, aku
terpaksa menggunakan lidah-ku menyapu bersih jemarinya yang berlumuran
spermanya sendiri yang tadi kumuntahkan hingga 4 kali,..
Ku kira semua selesai sampai disini, namun Tono dan Dadan tak mau
ketinggalan, dipelorotkan celana lusuh mereka, penis mereka menggantung
di hadapan-ku,.. Penis Dadan yang panjang membuat-ku terbelalak tak
percaya, penis itu begitu panjang, meski tidak tebal, seperti tubuhya
yang kurus, sementara Penis Tono terlihat Normal, meski agar sedikit
bulat besar,..
Dadan terlebih dahulu menarik kepala-ku kearah kemaluannya, aku
terpaksa membuka mulut-ku lebar-lebar, sementara penis itu perlahan
masuk, tak sampai setengah karena ukurannya yang panjang sekali, Dadan
tampaknya tak puas, ia terus menyodok-nyodokan penisnya, aku berusaha
menggunakan tangan-ku menahan pinggulnya namun aku tak berdaya, ia masih
terus berusaha menyodok-nyodokan penisnya, hingga ke tenggorokan-ku,
aku pun terbatuk-batuk, untung Dadan melepaskan-ku yang sedang
terbatuk..
Aku menatap Dadan kesal,..Ia terlihat seperti orang tak berdosa dan malah berkomentar,..
” Kepanjangannya ya ?? ” Tono dan Pak Ujang yang kini duduk di atas sofa hanya terkekeh melihat aku yang masih terbatuk-batuk,.. belum reda batuk dan rasa gatal di tenggorokan-ku, Tono menarik-ku dan mendorong penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha membuka mulut-ku lebar-lebar karena penis Tono yang sedikit gendut seperti perutnya yang buncit,..
” Kepanjangannya ya ?? ” Tono dan Pak Ujang yang kini duduk di atas sofa hanya terkekeh melihat aku yang masih terbatuk-batuk,.. belum reda batuk dan rasa gatal di tenggorokan-ku, Tono menarik-ku dan mendorong penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha membuka mulut-ku lebar-lebar karena penis Tono yang sedikit gendut seperti perutnya yang buncit,..
Sementara Dadan menarik tangan-ku meminta tangan-ku memberi jatah
pada penisnya yang panjang, aku mengocok-ngocokan penis-nya dalam
dekapan tangan-ku, sementara Tono sibuk menyodok-nyodokan penis-nya
dalam mulut-ku, dada-ku pun masih menjadi mainan Dadan, payudara-ku
diremasnya berulang-ulang sambil memainkan putingnya, menarik-narik
semaunya membuatku merintih sakit bercampur nikmat diantara penis
Tono,..
” Gantian Ton,.. ” Pinta Dadan, sementara Tono melepaskan tangannya
yang menahan kepala-ku, gantian tangan Dadan yang mencengkram wajah-ku
aku bersiap menerima penis Dadan yang panjang itu, aku membuka mulut-ku
mengikuti penis-nya yang perlahan masuk dalam mulut-ku kubuka mulut-ku
lebar-lebar, kali ini kau menahan sebagaian penisnya dengan tangan-ku
aku berusaha menahan agar tak tersodok terlalu dalam, aku mengoral ujung
penisnya sambil mengocok batang kemalauannya yang begitu panjang,
perlahan aku menggoral penis itu, kuhisap kepala kemaluannya yang
membuat Dadan memekik nikmat,..
” Oughhhm gila enak,.. ” Dadan mengomentarai apa yang kulakukan,..
Kepala penisnya kusapu-sapu dengan lidah-ku sementara penis-ku sementara batangnya kukocok-kocok, menelisir penisnya dengan tangan-ku,..
Kepala penisnya kusapu-sapu dengan lidah-ku sementara penis-ku sementara batangnya kukocok-kocok, menelisir penisnya dengan tangan-ku,..
Tiba-tiba Tono menarik tubuh-ku, Dadan pun memprotes yang dilakukan
temannya itu, namun tak lama Dadan tersenyum,.. Keduanya menahan
tubuh-ku telentang menghadap langit-langit yang gelap itu,. Kedua
kaki-ku dtekuk sebelum di tahan oleh Pak Ujang hingga sebatas wajah-ku,
vagina-ku menghadap keatas, kulihat wajah jelek Dadan, dan rambut
Kriting Tono di depan kemaluan-ku, keduanya terkekeh melihat-kuyang tak
berdaya dalam dekapan ketiga lelaki jahat ini,..
Dia menarik lepas celana dalam-ku, perlahan diloloskan melewati
paha-ku hingga melewati ujung kaki-ku, kini selangkangan-ku telanjang
tanpa penutup, aku diam dengan air mata yang mengalir di wajah-ku,
kulihat penis pak Ujang yang kembali mengeras di samping wajah-ku, namun
aku tercekat kaget saat jemari Tono diamblaskan ke mulut vagina-ku,..
” Oughhhhh,.. ” Aku melolong hebat, sementara Tono terkekeh mendorong
tangannya tenggelam lebih dalam lagi,.. Dadan tak hanya menyaksikan
yang dilakukan oleh temannya, ia pun ikut membenamkan jari tengahnya
dalam kemaluan-ku, aku merintih menahan sakit merasakan kedua jemari itu
yang masuk dalam-dalam di kemaluan-ku,..
Aku memejamkan mata-ku, namun perlahan rasa sakit itu pudar oleh rasa
nikmat, terlebih saat jemari keduanya mulai mengobok-obok kemaluan-ku,
aku dapat merasakan perlahan vagina-ku mulai mengeluarkan cairan
peluamas yang memudah-kan jemari keduanya untuk bergerak gerak dalam
kemaluan-ku itu,..
Entah jemari siapa yang menyentuh titik GSpot-ku, aku mendesis nikmat
beriringan tubuh-ku yang bergetar,.. tono ternyata yang menyentuh
bagian sensitive-ku itu, terbukti ia tertawa melihat reaksi-ku,
jemarinya kembali digerakan menyentil-nyentil titik kenikmatan-ku itu,
sambil tangan Dadan yang berpacu keluar masuk dengan cepat dalam
vagina-ku,..
Cairan cinta-ku mulai meleleh sedikit keluar membasahi bibir
vagina-ku yang berbulu halus tak lebat,.. Wajah Pak Ujang tampak puas
menikmati reaksi-kuyang hanya bisa melenguh-lenguh hebat, tangan kedua
anak buahnya begitu lihat mengerjai tubuh-ku,. Sementara Pak Ujang
sendiri menahan kaki-ku yang terus bergetar sejurus birahi-ku yang makin
memuncak,..
Tak perlu lagi jamahan di payudara-ku, aku terlontar nikmat oleh
permaina jari dua orang ini, tubu-ku mengigil nikmat, GSpot-ku tak
pernah lepas dari jamahan keduanya, aku meraih mencoba meraih penis Pak
Ujang dengan lidah-ku,..
Pak Ujang terkekeh melihat apa yang kulakukan,..
” Mau non,.. ” Suaranya seperti mengejek-ku,..
Aku enggan menganguk, beruntung tak lama Pak Ujang menyodorkan penisnya ke mulut-ku, aku pun kembali menikmati penis berurat itu dalam mulut-ku,..
Jemari Dadan dicabut oleh pemilik-nya, namun aku kembali mendesis nikmat, meski penis Pak Ujang menahan desahan-ku, lidahnya yang tebal dengan bintil-bintil yang besar menyentuh kemaluan-ku membelah vagina-ku sambil menyapu seluruh permukaan-nya yang sudah cukup basah oleh cairan cinta-ku sendiri,..
” Mau non,.. ” Suaranya seperti mengejek-ku,..
Aku enggan menganguk, beruntung tak lama Pak Ujang menyodorkan penisnya ke mulut-ku, aku pun kembali menikmati penis berurat itu dalam mulut-ku,..
Jemari Dadan dicabut oleh pemilik-nya, namun aku kembali mendesis nikmat, meski penis Pak Ujang menahan desahan-ku, lidahnya yang tebal dengan bintil-bintil yang besar menyentuh kemaluan-ku membelah vagina-ku sambil menyapu seluruh permukaan-nya yang sudah cukup basah oleh cairan cinta-ku sendiri,..
” Tipis ya bulu-nya Dan,.. ” Tono berkomentar,..
” Iya Ton, tapi lihat belahannya jagi keliatan Seksi,.. ” Lorohnya sambil tersenyum sebelum kembali lidahnya menyelimuti seluruh permukaan vagina-ku, tubuh-ku mengejang-ngejang nikmat sementara jemari Dadan bagaikan piston mengerjai keluar masuk dalam vagina-ku,..
” Iya Ton, tapi lihat belahannya jagi keliatan Seksi,.. ” Lorohnya sambil tersenyum sebelum kembali lidahnya menyelimuti seluruh permukaan vagina-ku, tubuh-ku mengejang-ngejang nikmat sementara jemari Dadan bagaikan piston mengerjai keluar masuk dalam vagina-ku,..
” Ughhh, hmmmm ahhh hmmmm,.. ” Aku mendesis nikmat tak tertahan,
tubuh-ku terbakar, sementara Dadan dan Ujang menambah pacuannya
merangsang kemaluan-ku itu, aku mendesis panjang saat tubuh-ku tersengat
oleh sengatan-sengatan Organsme,.
Sebelum akhirnya ketahanan-ku melemah sebuah sengatan dahsyat,
bersamaan dengan desakan jemari Tono yang menyengat titik Sensitive-ku
itu, tubuh-ku menngejang hebat sebelum akhirnya menumpahkan Organsme
dahsyat yang membuat-ku kehilangan semua kekuatan-ku, cairan cinta-ku
meleleh keluar yang membuat ketiga jahanam ini tertawa,.. sementara
tubuh-ku bergemetar-gemetar karena serangan Organsme yang begitu hebat
melanda-ku,..
Akhirnya setelah Organsme-ku mereda, aku menarik nafas panjang,
tubuh-ku tergolek lemas di atas kardus,.. nafas-ku masih memburu,
sementara 3 orang tadi masih terkekeh melihat tubuh-ku yang
menggelinjang hebat tadi,.
Perlahan saat tubuh-ku kembali bertenaga, Tono kembali menarik
tubuh-ku, aku kembali harus mengoral penisnya yang bulat itu, kepala-ku
dicengkram dengan kedua tangannya, sementara penisnya masuk dalam
mulut-ku, kuolah dengan lidah-ku sambil sesekali menghisapi-nya dengan
penis tertahan dalam mulut-ku aku memainkan buah zakarnya dengan
tangan-ku, namun seseorang mengambil tangan-ku yang tengah memainkan
buah zakar Tono dan membimbing-nya ke batang kemaluannya, penis panjang
Dadan, aku tahu dari ukurannya yang Wah,..meski aku tak bisa melihat
pemiliknya karena tertahan oleh tangan Tono,..
Aku mengoral penis Tono sembari mengocok penis Dadan dengan tangan
kanan-ku, kembali tanagn Dadan yang sembari tadi begitu rajin mengerjai
payudara-ku, meremas-remasnya sambil menarik-narik puting-ku,, ” Oughhh,
hmmmm ” aku mendesis nikmat dibuatnya
Penis Dadan disodokan ke mulut-ku, bergantian dengan penis Tono,
keduanya seperti menentukan giliran bergantian menyodokan penis-nya
dalam mulut-ku, aku pun hanya bisa pasrah dengan desakan penis kedua
orang ini, sambil berusaha memainkan penis itu dnegan lidah-ku dan
hisapan-hisapan kuat yang membuat palung lesung pipit-ku makin dalam,
aku berharap kegilaan ini secepatnya selesai,..
Penis Tono dalam kemaluan-ku terasa makin berdenyut-denyut, aku pun
berusaha mengoral dan mengocok penis Tono lebih banyak, penisnya
mengeletar-geletar hebat, dan berdenyut denyut sebelum akhirnya
menumpahkan spermanya dalam mulut-ku, sama dengan Pak Ujang yang tak
membiarkan kepala-ku menjauh, ia menahan kepala-ku hingga aku pun
terpaksa menelan lumeran spermanya,..
Aku berusaha menahan jijik sambil berusaha menelan habis cairan
kental itu,.. menelan spermanya yang banyak itu bukan perkara mudah,
apalagi saat Dadan tak sabar lagi dan memaksa aku langsung mengoral
penisnya yang panjang itu, penis itu kuhisapi sambil kukocok-kocok,
kepala kemaluannya kumainkan dengan segala cara sebelum akhirnya
kutambahkan lagi dengan lidah-ku yang membelai kepala kemaluannya dengan
jilatan-jilatan terutama belahan di kepala kemaluannya itu,..
Kuakui penis Dadan ini lebih perkasa dibandingkan penis-penis lain,
entah sudah berapa lama aku mengoral penisnya namun belum ada
tanda-tanda akan segera meledak, aku terus mengurut penisnya sementara
tangannya pun menarik-narik payudara-ku, sesaat aku menggeletar saat
seseorang mengangkat kaki-ku, bibirnya yang ditumbuhi kumis-kumis tebal
menempel di kemaluan-ku,.. aku bergetar geli,.. namun mereda oleh
kenikmatan yang diberikan lidah-nya yang membelai vagina-ku,..
Sementara Mengoral penis Dadan dengan tangannya yang meremas-remas
payudara-ku, aku pun menikmati Pak Ujang yang memainkan lidahnya
membelai-belai bibir vagina-ku bukan hanya dengan lidahnya namun juga
dengan tangannya yang memainkan clitoris-ku, menyusupkan lidahnya
dalam-dalam di vagina-ku sampai menyedot-nyedot clitoris-ku yang
membuat-ku mendesah tak karuan, tangan Dadan mengeloyot di dada-ku
memainkan puting payudara-ku sambil meremas-remas payudara-ku,
Belum selesai penis Dadan ku-Oral, Pak Ujang tampak sudah tak sabar
lagi, ia mrndorong tubuh-ku jatuh, Dadan sempat protes namun diam
melihat Pak Ujang memelototinya,.. aku tahu yang diinginkan bandot tua
ini sekarang,..
Dia menarik pinggul-ku naik keatas pahanya, sambil mengerak-gerakan
penisnya di bibir vagina-ku, aku mendesis-desis nikmat menikmati
penisnya yang menekan-nekan dinding kemaluan-ku sebelum perlahan penis
itu mulai melesak masuk, aku mendesis tertahan, perlahan penis berurat
itu masuk makin dalam, Pak Ujang tampak sedikit kesal namun menikmati
bagaimana sempitnya vagina-ku meremas penisnya,..
Sodokan demi sodokan Pak Ujang berusaha menekan penis-nya masuk dalam
vagina-ku satu dua hentakan keras yang membuat-ku memekik perih nikmat
akhirnya membuat penis Pak Ujang amblas seluruhnya dalam kemaluan-ku,
sesaat didiamkannya menikmati penis-nya teremas oleh otot-otot
vagina-ku,..
Sebelum akhirnya ia menyambar bibir-ku yang masihmendesah dengan
bibirnya yang tebal dan bau itu, melumat bibir-ku, aku tak berdaya
menolaknya aku membelas ciumannya terlebih saat ia mulai menggarap-ku
membuat-ku tak mampu untuk menahan desahan-ku,…
Penis itu keluar masuk begitu cepat,begitu liar, apalagi gesekan
urat-urat kemaluan Pak Ujang dengan kemaluan-ku yang menimbulkan
kenikmatan yang berbeda, gesekannya membuat otot-otot kemaluan-kubegitu
sensitive, terlebih saat penis itu disodokan dalam-dalam aku
menggelinjang tak karuan,..
Desahan-ku menggema keluar terlebih saat penis Pak Ujang melakukan
stimulasi di bibir kemaluan-ku, penisnya hanya digerakan sedikit di
bibir kemaluan-ku itu, membuatku begitu gatal berusaha merenguk
kenikmatan yang lebih dari sebelumnya aku menggoyangkan pinggulku
berusaha menghantamkan penis itu masuk, namun Pak Ujang menahan apa yang
kulakukan itu dan menahan penisnya di mulut vagina-ku,..
Aku hampir hilang akal ingin merengkuh kenikmatan lebih lagi dari
yang sudah kurasakan sebelumnya, aku ingin merasakan penis itu secara
penuh, ditengah rasa putus asa-ku akhirnya aku dapatkan juga apa yang
kuinginkan, tiba-tiba Pak Ujang menyodokan penisnya dalam-dalam ke
kemaluan-ku, aku memekik nikmat, tak cukup hanya seperti itu, ia kembali
memacuku dengan Brutal, ia melepaskan ciumannya dari mulut-ku
membuat-ku melolong panjang penuh kenikmatan..
Dadan maju dan mengangkat kepala-ku kepahanya, aku dapat melihat
dengan jelas penis Pak Ujang yang sedang keluar masuk begitu cepat
tangannya yang memainkan Clitoris-ku, namun tiba-tiba Dadan menampar-ku
dengan penisnya, ia meminta-ku untuk kembali melanjutkan apa yang sempat
tertunda sebelumnya,.. aku meraih penis itu, kukocok dengan perlahan
sebelum mulai kumasukan kemaluan itu dalam mulut-ku,..
” Hmmm, Awwww ” Aku mendesis nikmat saat clitoris-ku distimulai
bersamaaan dengan gerakan maju mundur Pak Ujang yang membuat-ku merintih
keenakan, Penis Dadan kuoral semampu-ku tubuh-ku terlalu terbakar oleh
penis yang sedang keluar masuk dalam kemaluan-ku itu sekarang, aku
menjerit-jerit nikmat seperti kebiasaan-ku yang begitu bising,..
Terlebih saat Tono ikut membantu dan meremasi payudara-ku, aku
mendesis-desis nikmat payudara-ku dimainkannya demikian rupa, perpaduan
antara permainan yang kasar dengan remasan-remasan mesra yang membuat-ku
kian tak berdaya dalam dekapan dua orang ini, aku larut dalam larutan
birahi yang kianmenenggelamkan-ku, aku menjerit-jerit nikmat meski ada
penis panjang Dadan dalam mulut-ku,..
Pak Ujang kian liar mengerjai-ku, tak perduli dengan kedua anak
buah-nya yang sedang menikmati tubuh-ku ia membalik tubuh-ku,
memposisikan-ku dalam posisi Doggy dan menghujamkan kembali penis
beruratnya dalam kemaluan-ku, aku meringis nikmat saat kurasakan penis
Pak Ujang kembali masuk begitu dalam,..
” hmmm Oughhh.. ” Tangan Pak Ujang meremas-remas payudara-ku dari
belakang, kembali ia memacu-ku, membuat payudara-ku yang tak berada
dalam gengaman-nya terlempar-lempar tak karuan,
Deburan-deburan gelombang Birahi mulai terasa dalam diri-ku, rasanya
aku takmampu bertahan lebih lama lagi, terlebih penis berurat itu makin
liar mengerjai-ku ditambah lagi tamparan-tamparan dari Pak Ujang yang
seolah menambah benaman kenikmatan dalam tubuh-ku..
Tangannya yang meremas-remas payudara-ku kian membakar-ku, ditambah
lagi Tono mengangkat wajah-ku yang tadi kutahan dengan lengan-ku,
menyodokan penisnya dalam mulut-ku,.. tangan Pak Ujang tiba-tiba
menyelip dalam dubur-ku membuat-ku terlonjak kaget, tak dalam hanya
sebatas ruas jari, namun tetap memberikan sensasi perih nikmat yang
berbeda,.
Kian lama kian lancar ia menyetubuhi-ku terlebih dengan cairan
vagina-kuyang meleleh keluar membuatnya makin lancar menyetubuhi-ku,.Aku
menggaruk tak karuan saat kurasakan organsme-ku kian dekat, aku
mendesah-desah meski dengan penis terbenam dalam mulut-ku, hingga
akhirnya aku menyerah dalam kenikmatan itu,…
” ughhhhhh ” Aku mengigil nikmat, tubuh-ku gemetaran, pinggul-ku
bergiyangtak karuan hingga akhirnya cairan cinta-ku meleleh sementara
tubuh-ku masih mengejang gemetaran, aku mencapai puncak dalam keadaan
penis Pak Ujang masih keluar masuk dalam vagina-ku, gerakan Pak Ujang
sempat terhenti oleh ketat-nya vagina-ku saat mencapai organsme tadi,
namun kembali Pak Ujang memacu-ku beberapa saat kemudian, dalam derai
tawa mereka bertiga,..
” Masa semuda dan secantik Non kalah sama orang setua bapak… ” Ledek
Pak Ujang, yang lain pun menimpali, namun aku tak begitu perduli
terlebih penis pak Ujang terasa begitu nikmat dalam vagina-ku terlebih
urat-urat-nya yang membuat-ku kian blingsatan,..
Aku kini mulai menghantam-hantamkan pinggul-ku sendiri, aku ingin
smeuanya cepat selesai, entah berapa menit kemudian hingga akhirnya
penis dalam vagina-ku itu kian mengeras, aku mempercepat gerakan-ku
terlebih cairan sperma Pak Ujang mulai menetes keluar, beruntung ia tahu
diri, dan menarik penisnya dari dlam kemaluan-ku, ia mencari wajah-ku
tampaknya ia begitumenyukai seorang gadis menelan habis sperma-nya, aku
pun membuka lebar-lebar mulut-ku, sementara penis itu dikocok-kocok Pak
Ujang di depan mulut-ku sebelum akhirnya melumer semua-nya dalam
mulut-ku,.
” Telen Non, telen ” Suruh-nya, aku pun berusaha mencerna sperma itu,
perlahan ku hisap hingga habis sebelum akhirnya Pak Ujang meminta-ku
membersihkan sisa-sisa spermanya yang masih menempel di penisnya yang
sudah layu,..
Lembek seklai, sisa keperkasaanya yang tadi nyaris tak terlihat, aku
membersihkan penis yang disunat itu dengan perlahan, sementara Pa Ujang
sendiri mendesir-desir perlahan, mungkin kaku penis-nya itu,..
Setelah selesai aku pun membaringkan tubuh-ku diatas Karton itu, letih sekali rasanya, aku ingin menarik nafas panjang, tubuh-ku sudah penuh dengan peluh, sementara dua anak berandalan itu mengelilingi-ku tanpa memperdulikan keadaan-ku yang sudah begitu kecapaian,..
Setelah selesai aku pun membaringkan tubuh-ku diatas Karton itu, letih sekali rasanya, aku ingin menarik nafas panjang, tubuh-ku sudah penuh dengan peluh, sementara dua anak berandalan itu mengelilingi-ku tanpa memperdulikan keadaan-ku yang sudah begitu kecapaian,..
” Sekarang giliran gue ” Kata Tono sembari mengangkat pinggul-ku
sebatas selangkangan-nya, tubuh-ku masih berada diatas lantai yang
dingin, meski sebagian yang lainnya melayang di udara,..aku dapat
merasakan bagaimana penis-nya mulai menyeruak masuk dalam vagina-ku, Aku
mendesah tertahan tiap kali penis-nya masuk perlahan memberikan
kenikmatan yang luar biasa ditengah rasa sakit, dan rasa tak aman dalam
posisi demikian, Tono pun tampaknya begitu menikmati bagaimana vagina-ku
menjepit penis-nya
Penis Tono begitu keras menerusuk masuk dalam vagina-ku, penisnya
yang tidak panjang nmembuatnya menjadi keras sekali menusuk dalam
vagina-ku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku,..Aku
hanya dapat menutup mataku menikmati penisnya dalam vagina-ku, demikian
juga Tono yang begitu menikmati himpitan otot-otot vaginaku yang
membungkus penisnya,..
” Gila non, sempit, enak banget kayak berdenyut-denyut ” Tono begitu
menikmati bagaimana penisnya teremas oleh vagina-ku,..Penis keras itu
membelah makin dalam, sebelum akhirnya habis tertelan dalam vagina-ku,..
Tak lama Tono pun mulai memacu-ku..
” Ohhh ughh hmmm ” aku pun makin sering mendesah sebelum dihentikan
oleh Penis Dadan yang kembali masuk dalam mulutku, daritadi hanya penis
ini yang belum memuntahkan spermanya sekali-pun,. aku pun segera
membalas penis yang masuk dalam mulut-ku itu, sedikit mengurangi
desahanku yang makin menggila, nikmat sekali rasanya, dikerjai oleh Tono
seperti ini, penis Dadan yang sedang mengangkang diwajah-ku membuatnya
menaik turunkan pinggulnya seolah menyetubuhi mulut-ku,..
Tangan Dadan pun usil, sesekali mengerayangi vaginaku, tak perduli
dengan penis Tono yang bergerak keluar masuk, sesekali menampar-nampar
bokongku hingga memerah Tono memacuku lebih kencang lagi, tanpa sadar
aku membantunya mengoyongkan pinggulku ke menghantamkan penisnya masuk
lebih dalam ke vagina-kua..
Dadan tampak tak puas dengan oral seks yang aku lakukan, ia membopong
ku naik dalam pelukan Tono, sebelum dari belakang ia ikut memeluk-ku,
aku tersentak kaget saat penisnya menyentuh-nyentuh lubang dubur-ku aku
menjerit menolak, namun penis itu mendesak masuk dalam anus-ku,..
Aku memekik tertahan oleh rasa sakit yang timbul, meski Tono masih
menggarap-ku namun rasa sakit yang timbul membuatku mulai menangis
menahan rasa perih,.. aku melonjak-lonjak dalam pelukan Tono, aku
berusaha menghindari sergapan penis Dadan dibelakang, namun tak berdaya
aku kalah tenaga dengan Tono yang sepertinya sengaja membiarkan-ku
digarap demikian rupa oleh kawan-nya itu,..
Penis Dadan yang menyengat dalam anus-ku itu menekan masuk, aku
merintih kesakitan memeluk Tono yang kugelayuti, perlahan penis itu
ditekan lebih dalam lagi, aku meringis kesakitan namun tak berdaya dalam
dekapannya, aku mulai menitika air mata, rasanya perih dengan penis
yang seolah membakar masuk dalam anus-ku,..
Tono kembali menaik-mundurkan penisnya dalam vagina-ku aku merintih
kesakitan mengigit bibir bawah-ku, aku berusaha menahan rasa sakit yang
merobek-robek tubuh-ku ini, merintih lemas meski sesekali diselingi
desah nikmat yang didapat dari Tono,..
” Ughh hmmm ” Tiba-tiba Tono makin menggila mengerjai-ku, membat
penis Dadan yang sedang berusaha masuk, baru sebatas kepala kemaluannya
itu tertarik keluar, aku merasakan begitu lega, rasanya udara membuat
anus-ku sedikit dingin dan mengurangio rasa perih yang tadi begitu
menguasai diri-ku,..
Aku memeluk Tono erat-erat yang membopong-ku ku sofa butut tadi,..
aku dijatuhkan diatasnya, sementara ia makin dalam dan cepat
menyodok-nyodokan penisnya, aku menceracau tak karuan, demikian juga
Tono yang tampak begitu menikmati jepitan penis-ku,..
Bagaikan piston ia mengerjai-ku demikian dahsyat aku terkaget saat
Pak Ujang kemabli meremas-remas payudara-ku, sementara Dadan
mengocok-kocok kemaluannya sendiri sepertinya ia begitu menikmati
bagaimana suara desahan-ku menusuk telinga-nya, aku tak berdaya untuk
tak mendesah dalam kenikmatan sedalam ini,..
Aku menjerit-jerit tak karuan, sementara penis Tono makin keras dalam
vgaina-ku kurasakan ia mulai berdenyut dan mengeluarkan sedikit cairan
sperma-nya, aku terlonjak kaget, aku takut kalau sampai ia memuntahkan
sperma-nya dalam kemaluan-ku, aku tak mau hamil akibat ulah berandal
seperti mereka,.
Kaki-ku dirapatkan oleh Tono, penisnya yang begitu keras itu kian
berasa di dalam sana, aku mendesis nikmat, tiap saat penis itubergerak
keluar masuk, malah aku merasa aku akan mencapai klimaks sebelum Tono,
akutak ingin ditertawai oleh mereka bertiga lagi, apalgi saat aku
dikalahkan oleh orang setua Pak Ujang tadi, Tangan Pak Ujang yang
demikian Giat mengerjai Payudara-ku pun membuat aku makin blingsatan,
tubuh-ku mulai mengejang-ngejang, terlebih dalam keadaan dirapatkan
sperti ini, membuat relung vagina-ku kian sempit dan membuat penis Tono
yang demikian keras itu kian terasa,..
” Ughhhh ohhhh,.. ” Tono mencabut penis-nya dari vagina-ku ia
mengocok-ngocokan penisnya di atas perut-ku sebelum menumpahkan-nya
diatas perut rata-ku,.. dia melolong hebat, aku merasa sedikit tenang,
meski ada sedikit rasa tanggung tak bisa mencapai klimaks seperti
sebelumnya, mungkin tertahan rasa perih dari anal penetration Dadan yang
tak jadi tadi,..
Namun aku terlalu cepat menarik nafas lega, si psikopat Dadan rupanya belum cukup puas, ” Hey, itu udah mau sampai tolol… “
Dadan menghampiri tubuh-ku yang tergolek lemas di atas sofa, tangannya langsung menghantamkan dua jari dalam vagina-ku, aku melengking merasakan hemari Dadan dalam vagina-ku,
” Oughh Dan,,, awww ” Aku mendesah antara sakit dan nikmat,..
” Diem lu,.. ” jemarinya menghujam dalam kemaluan-ku keluar masuk begitubernafsu, membuat tubuh-ku kembali panas, sengatan-sengatan organsme yang tadi sempat buyar kembali menyatu, tubuh-ku kembali menggelinjang-gelinjang hebat sebelum akhirnya tubuh-ku kembali menegang hebat,..
Dadan menghampiri tubuh-ku yang tergolek lemas di atas sofa, tangannya langsung menghantamkan dua jari dalam vagina-ku, aku melengking merasakan hemari Dadan dalam vagina-ku,
” Oughh Dan,,, awww ” Aku mendesah antara sakit dan nikmat,..
” Diem lu,.. ” jemarinya menghujam dalam kemaluan-ku keluar masuk begitubernafsu, membuat tubuh-ku kembali panas, sengatan-sengatan organsme yang tadi sempat buyar kembali menyatu, tubuh-ku kembali menggelinjang-gelinjang hebat sebelum akhirnya tubuh-ku kembali menegang hebat,..
Penglihatan-ku buyar, rasanya tubuh ini terhantam oleh kenikmatan
yang begitu besar, bunyi kecipakan dari cairan kemaluan-ku yang mulai
meleleh keluar dalam vagina-ku beradu dengan jemari Dadan yang sedang
menyiksa-ku, Pak Ujang dan Tono pun tampak begitu menikmati pemandangan
yang terjadi di depan mata mereka itu,..
Tubuh gadis muda yang terlonjak-lonjak di atas sofa lusuh dengan
tangan seseorang yang sedang keluar masuk dalam vagina-nya memaksa gadis
itu mendesah-desah tak karuan, sementara tangan si gadis yang berusaha
menahan tangan berandalan itu tak kuasa menghentikan kemauan si
berandalan,..
Seperti itulah tubuh-ku yang sedang dikerjai oleh Dadan demikian
rupa, tak berdaya dalam dekapan tangan Dadan hingga membuat pemiliknya
puas saat tubuh-ku gemetar hebat disertai lolongan panjang, tubuh-ku
mengejang hampir setengah menit lamanya, sementara cairan cinta-ku
meleleh ke atas sofa butut itu,..
Aku terjatuh ke atas sofa nyaris tak sadar-kan diri kelelehan, Dadan
menarik jemarinya dengan penuh rasa puas, menarik tangannya dari
kemaluan-ku, jemari yang penuh dengan cairan cinta yang lengket dan
menyodorkannya kemulut-ku entah mengapa aku malah membuka mulut-ku dan
menjilat sampai bersih cairan cinta-ku sendiri itu,..
Aku menarik nafas panjang, ” tinggal satu ” pikir-ku,.. ” dan semua
selesai ” tubuh-ku rasanya begitu letih terlebih akibat serangan
organsme yang terakhir, rasanya seluruh tulang ditubuh-ku rontok,..
Baru aku merasa sedikit lega, Dadan tak sabar lagi menunggu-ku, ia
menarik tubuh-ku ke atas pelukannya, tangannya meremas-remas payudara-ku
sementara penisnya mengacung tepat melewati bibir kemaluan-ku, kini aku
dapat mengukur panjang penis itu yang bahkan menyentuh pusar-ku, gila
panjang sekali,. Aku tak dapat membayangkan bila penis itu mengoyak-ku
hingga penuh,.
Aku berada dalam pelukan-nya, aku dapat melihat wajah-nya yang jelek
dengan jerawat-jerawat yang begiu besar dan berwarna merah, ditambah
lagi tubuhnya yang kurus kering, Seolah tak jijik dengan ceceran sperma
bekas teman-nya di dada-ku ia membekap-ku dalam pelukannya, lidahnya
menjilati seluruh permukaan sepasang payudara-ku,.. sementara tangannya
yang lain sedang membimbing penis-nya untuk masuk dalam vagina-ku,..
Aku mendesah pelan, saat kurasakan penis itu mulai masuk dalam
vagina-ku,. Terasa kepalanya mulai menyentuh bibir kemaluan-ku tu
sebelum mulai masuk lebih dalam lagi,..Tanpa sadar aku mulai
memeluk-nya, lidahnya masih begitu bernafsu menyedot buah dada-ku, aku
menggelinjang-gelinjang merasakan bagaimana ia memainkan puting-ku
dengan lidahnya,
Dengan pelukannya ia mulai menurunkan pinggul-ku turun menyambut
penis-nya yang ia tambatkan masuk, perlahan penis-nyamulai tenggelam,
aku dapat mersakan penis itu tiap centi-nya mulai mengoyak tubuh-ku,..
Aku mendesis perlahan, penis itu masuk kian dalam, aku merasakan lewat
otot-otot vagina-ku yang merengang akibat terjangan penis Dadan, Pak
Ujang menikmati bagaimana aku meringis, ia menghampiri-ku dan merebut
mulut-ku, ia mencium-ku dengan penuh gairah, lidahnya memaksa masuk
sedang tangannya mencengkram dagu-ku agar aku tak menghindari
ciuman-nya,..
Belum lagi Pak Ujang puas menguasai penolakan-ku, Dadan tak menunggu
hingga penisnya amblas seluruhnya dalam vagina-ku sebelum mulai
menyetubuhi-ku, tangannya mencengkram di kedua belahan bokong-ku sebelum
ia mulai menyentak-nyentakan penisnya dalam Vagina-ku,.. aku melolong
hebat merasakan penis Dadan yang seolah bertambah-bertambah masuk makin
dalam tiap sentakannya,..
Tak terasa sudah hampir setengah dari penis-nya yang masuk, aku
mendesah terus tak tertahankan, apalagi Dadan terus menyusu di
payudara-ku membuat-ku benar-benar terbakar, aku tak menghiraukan Pak
Ujang, namun tak perlu lagi takut dengan tamparannya karena tampaknya
Pak Ujang dan Tono sudah cukup puas menyaksiakan aku melolong-lolong
dikerjai oleh Dadan,
Keduanya tampak duduk tenang sambil sesekali tertawa cekikian,
menyaksikan Dadan mengerjai-ku, mereka tampak puas seperti menyaksikan
adegan film porno, menyaksikan anak buah-nya sedang mengerjai seorang
gadis muda seperti-ku,.. gadis muda ?? aku baru ingat dari perawakannya
usia Dadan mungkin sedikit dibawah-ku, namun ia begitu mahir memainkan
penis-ku membuat-ku begitu terbakar,..
Lidahnya menciumi seluruh permukaan payudara-ku, sementara pinggulnya
menyentak-nyentak-kan penis-nya dalam vagina-ku dalam-dalam, ditambah
dengan goyangan tangan-nya yang mecengkram bokong-ku, membuatnya kian
lama kian cepat mengerjai-ku,. Penis-nya keluar masuk kian cepat,
membuat-ku terus menceracau nikmat,..
Tubuh-ku terasa terbakar tak karuan, birahi-ku tinggi sekali,
tiba-tiba Dadan mengangkat tubuh-ku dan menurunkannya di atas sofa,
penisnya langsung disodokan di vagina-ku begitutubuh-ku mendarat di atas
sofa itu,..
” Awwwnnn, aghhhh ” Aku mendesah karena sentakan-sentakan keras yang
dalam dari Dadan, ia menghujam-kan penisnya berulang-ulang dengan
sodokan-sodokan kuat yang membuat-ku kian tak berdaya dalam posisi
ini,..Sodokan-sodokan kuat itu membuat penis Dadan amblas seluruh-nya,
aku menahan rasa perih di vagina-ku, Jemari-ku menempel di bibir
Vagina-ku, sementara Dadan mengangkat satu kaki-ku yang tak lagi beralas
kaki dan menjilati permukaan Kaki-ku,..
” Anak ini gila,.. ” pikir-ku, lidahnya terasa membuat tubuh-ku
menggelinjang geli nikmat, sementara kembali Dadan menggoyang pinggulnya
menyetubuhi-ku, kian cepat dan dalam, pinggul-ku bergerak kesana kemari
menahan nikmat, aku menjerit-jerit kesetanan, penis itu bergerak begitu
cepat membakar-ku, hingga aku akhirnya mencapai puncak kenikmatan-ku,
tubuh-ku menggelinjang-gelinjang tak karuan, sementara Penis Dadan masih
bermain keluar masukd alam vagina-ku, belum lagi reda organsme yang
kurasakan barusan,..
Dadan menarik tubuh-ku kembali kepangkuannya, kali ini
membelakanginya, Dadan membimbing penisnya itu kemabli ke mulut
vagina-ku, sebelum kembali menyentak-kan penis itu masuk dalam
vagina-ku, kepala Dadan menyelip diantara ketiak-ku, menciumi
payduara-ku dari sampan, sementara tangan yang satu sibuk meremas
payudara-ku, tangan yang lainnya membimbing penisnya yang panjang itu
agar jangan sampai salah orbit,..
Aku mendesah-desah tak karuan, aku benar-benar hancur dibuat-nya
jemari yang tadi membimbing penisnya berpindah ke vagina-ku,ia mencari
clitoris-ku dan merangsang-nya dengan jemari-jemari tangannya,aku
kesetanan dibuatnya, jemarinya yang merangsang vagina-ku ditambah lagi
penisnya yang ditambatkan keluar masuk, membuat-ku melayang-layang tak
karuan,..
Jemarinya menari-nari meremas vagina-ku, geli-geli nikmat, aku tak
tahan dengan apa yang dilakukan-nya, tangan-ku berusaha menghentikan apa
yang dilakuaknnya namun Dadan tak perduli dan masih terus mengerjai-ku
dmeikian rupa. Aku melayang-layang, aku mencari pegangan sofa itu dan
mengangkat tubuh-ku dengan kedua tangan menahan di sofa itu, penis Dadan
masih mengejar-ku, aku tak sanggup bertahan lama, lelah sekali lagi
pula tak berguna, sementara aku terus mendesah, Pak Ujang dan Tono sibuk
mentertawai aku,..
Dadan menagkap kedua paha-ku yang tadi kurenggang-kan, ia
menangkapnya dan menjadikannya satu, sementara penisnya masih
digoyangkan demikian rupa, membauta kau makin blingsatan dibuatnya,
sengatan-sengatan Organsme masih bisa kutahan, aku mencoba untuk tetap
menguasai diri-ku sambil mencoba menahan organsme yang mulai naik
lagi,,..
Begitu terasa penis Dadan dalam vagina-ku membelah tubuh-ku hingga
membuat-ku menceracau tak jelas, kian lama kian gencar menguasai diri-ku
aku seolah tenggelam hanyut oleh kenikmatan yang diberikan oleh Dadan,
tak berapa lama dalam posisi ini Dadan mendorongku turun,kembali ke atas
tumpukan kardus bekas tadi, ia mengambil posisi Doggy, sementara
penisnya mulai menyeruak masuk lagi dalam vagina-ku, aku mendesis
perlahan saat bersamaan payudara-ku diremas-remas kasar oleh Dadan,..
” Hmmm, ughhhh,.. ” Aku mendesah keras saat Dadan gencar menyerudukan
penisnya lagi dalam vagina-ku, aku membenarkan rambut panjang-ku yang
sudah tak karuan, namun Dadan malah menarik rambut panjang-ku itu,
menariknya sambil terus menyetubuhi-ku, aku mendesis perlahan, sementara
kian lama Dadan kian cepat menyetubuhi-ku, aku tak berdaya dalam
dekapannya,. Tubuh-ku sudah demikian lelah dan berkeringat, terlebih aku
sudah kembali di ambang Organsme,..
Aku menjerit perlahan, saat Organsme itu tiba-tiba, kali ini Dadan
tak bertahan lebih lama, otot-otot vagina-ku yang meremas penis-nya
didalam sana membuat Dadan memuntahkan spermanya dalam vagina-ku, banyak
sekali entah berapa semprotan hingga akhirnya aku roboh ke atas kardus
itu,..
Nafas-ku memburu, tubuh-ku begitu lelah, penis Dadan mulai keluar
dari tubuh-ku, mereka tampak mentertawai-ku, aku hanya diam kepalaku
terasa begitu berat dan lelah, tanpa sadar aku tertidur kecapaian,..
Tersadar,..
Kulihat jam tangan-ku sambil memunguti pakaian-ku yang berceceran,
aku mengenakan kembali pakaian-ku, cardigan-ku kugunakan untuk menghapus
sperma-sperma yang menempel di tubuh-ku, aku berjalan keluar dari gubug
itu, mobil-ku masih ada, aku membuka pintunya, tak ada yang hilang,
selain HP dan dompet-ku sepertinya mereka sempat membongkar dashboard
mobil Papah, beruntung SIM dan STNK memang kutaruh di dompet khusus,
sehingga tak terambil oleh mereka, kuambil air mineral dan meneguk habis
isinya yang tinggal setengah, aku langsung berjalan pulang, lupakan
semua janji dengan teman-teman-ku hari ini sudah cukup sial buat-ku,..
Aku langsung masuk ke kamar-ku dan membasuh tubuh-ku yang penuh
dengan ceceran sperma kering, untung tak ada satu pun yang sadar dengan
keadaan-ku ini, Mamah sempat mengetuk pintu tadi karena tak seperti
biasanya aku tak mencium Mamah sesampai dirumah,. Mama menelepon-ku ke
telepon di kamar Mandi yang langsung kuangkat, mungkin ia kawatir dengan
keadaan-ku.. beralasan tubuh-ku berkeringat dan letih aku pun
melanjutkan membasuh tubuh-ku yang memang benar-benar lelah,.
Kubersihkan semua bagian tubuh-ku, aku tak ingin ada sedikit pun sisa
sperma mereka ditubuh-ku ini, Sebelum akhirnya aku merasa semuanya
sudah bersih, aku pun mengeringkan tubuh-ku dengan handuk, aku berkaca
di kaca kamar mandi-ku,. Aku menatap wajah-ku yang cukup cantik
menurut-ku,..
Aku menahan rasa kesal, aku sedikit malu dengan diri-ku sendiri,
sebelum kuseka air mata-ku yang menetes dan mengambil daster-ku dan
mengenakan-nya tanpa Bra, aku keluar dan langsung tertidur lemas di
kasur-ku yang empuk, aku terbangun sesaat saat Mamah membawakan-ku makan
malam, Memang aku dapat merasakan kasih sayang Mamah yang begitu besar
untuk-ku itu juga yang membuat-kutak ingin mengecewakannya,..
Aku begitu takut melukai hati Mama, aku masih terus menghindari Jarwo
dan Arno, aku masih tetap seorang anak yang begitu menyayangi orang
tua-ku, tak ingin mengecewakan mereka dan merusak keluara yang begitu
sempurna ini,.hari-hari tanpa Papah dirumah kulalui dengan menginap di
tempat teman-ku,..Namun hari itu aku terus mengkhawatir-kan Mamah, lebih
dari biasanya, entah mengapa,..
Mama nyaris tak bisa kuhubungi, ku-telepon rumah, tak ada yang
mengangkat mulai dari nomor khusus ke kamarnya, sampai ke 3 nomor
telepon lain yang ada dirumahku, namun tetap tak ada jawaban,..
Aku mulai bertanya dalam kecemasan, kemana Bok Inem ? kenapa Bok Inem
juga gak mengangkat telepon, sudah 3 jam berlalu aku terus berusaha
menghubungi , teman ku pun sampai ikut-ikutan binggung, Ponsel Mama pun
begitu, gak active membuatku makin bertanya dalam kekalutan…
Aku berusaha menghubungi beberapa teman laki-laki-ku meminta-ku untuk
mengantarku pulang, sungguh aku benar-benar takut untuk pulang sendiri,
karena aku tahu Jarwo dan Arno pasti berada dirumah,.. Beberapa tidak
bisa menemani-ku, mulai dari Randy, Very, dan Joy, yang terfikir dalam
pikiran-ku tinggal Ryan, ‘mantan-ku’ itu, untung ia mau menemani-ku
pulang,..
Tak lama setelah menjemput-ku di rumah Alvira, kami sampai dirumah,
aku langsung berlari masuk seperti orang panik, aku mencari Mamah
diseluruh rumah, mulai dari teras, dapur, ruang tamu hingga kamar-nya,
namun tetap aja gak ada, Bok Inem juga hilang,.. Bertanya dengan Jarwo
dan Arno pun percuma, malah mereka bisa ngelunjak, aku berlari ke garasi
belakang ditemani Ryan, mobil X-Trail Mamah masih ada, aku mulai
bertanya dengan penuh kekhawatiran,.
” Kenapa sich Jen ?? Binggung amat ?? ” Ryan tampak binggung karena disuruh oleh-ku menemaninya berkeliling rumah-ku,..
” Ah, gak Ry, nyokap gue, kemana ya ?? ” Aku menjawab,..
” Gak coba telepon Handphone-nya aja ?? ” Ryan memberi saran.
” Udah Ry, dah gue coba, ga diangkat,.. “
” Yawda, kita duduk aja di depan dulu ok, kita tunggu, gue temenin lu sampe nyokap lu pulang,.. ” kata Ryan sambil merangkul-ku, sambil berusaha menenangkan-ku,..
” Ah, gak Ry, nyokap gue, kemana ya ?? ” Aku menjawab,..
” Gak coba telepon Handphone-nya aja ?? ” Ryan memberi saran.
” Udah Ry, dah gue coba, ga diangkat,.. “
” Yawda, kita duduk aja di depan dulu ok, kita tunggu, gue temenin lu sampe nyokap lu pulang,.. ” kata Ryan sambil merangkul-ku, sambil berusaha menenangkan-ku,..
Bi Inah, pembantu rumah-ku yang lain pun tak tahu Mamah kemana,
karena dia pembantu baru bersama dengan 3 pembantu lainnya, hingga dia
tidak berani mengangkat telepon yang ada di rumah ini, hanya Bok Inem
yang diizinkan oleh Papah untuk mengangkat telepon,..
Menurut Bi Inah, Bok Inem dan Mamah, sudah pergi dari pagi, membuatku
bertambah khawatir saja, sudah jam 5an sekarang, Mamah belum juga
pulang,..Untung Ryan masih mau bersabar menunggu, terus terang aku takut
dengan Jarwo dan Arno yang terus mengawasi kami berdua, ya bahkan Ryan
pun merasakan hal itu, dia sempat protes pada-ku karena kedua
pembantu-ku itu menatap-nya seperti orang yang mengajak-nya berkelahi,..
Aku meyakin-kan Ryan agar tak memperpanjang masalah ini, aku bilang
saja mungkin mereka cuma khawatir kalo Ryan macem-macem di rumah ini,
aku berbohong pada-nya kalau dulu pernah ada yang kurang ajar pada-ku
dirumah ini, hingga Papah menyuruh pembantu Pria dirumah-ku untuk
mengawasi tamu cowok yang datang,..
Untung Ryan dapat mengerti alasan-ku itu, dan tak memperpanjangnya,
aku khawatir kalau saja Ryan gak terima dan mendatangi Jarwo dan Arno,
yang membuat keduanya malah akan membuka mulut tentang “Kekotoran-ku”
itu, Ryan orang lama yang baru, teman baru yang gak tahu kotor-nya aku
sekarang, dan juga gak mungkin aku membiarkan Ryan tahu kalau aku pernah
“melayani” mereka..
” Kita tunggu 1 jam lagi, kalau nyokap lu belum pulang kita ke polisi
OK.. ” Kata Ryan, menenangkan-ku, yang sendari tadi tampak resah dan
hanya bisa menempelkan kepala-ku ke bantalan sofa,..
Tiba-tiba Ryan memeluk-ku dari belakang, membelai rambut-ku
perlahan,. memindahkan kepala-ku ke dada-nya yang bidang, wajah
tampan-nya penuh dengan rasa sayang, rasa sayang yang meluluhkan-ku
dulu,..
Aku merasa begitu nyaman dalam dekapan-nya, aku merasa tenang dan
terlindungi, meski hati-ku masih sedikit kawatir dengan keadaan Mama
sekarang,.. Aku menutup mata-ku, aku ingin merasakan ciuman-nya, ciuman
yang mesra seperti dulu,..
Ryan pasti mengerti maksud-ku namun mungkin ia ragu, aku tahu ia
sudah memiliki pasangan saat ini, dan aku tahu Ryan bukan orang yang
biasa menghianati pasangannya, apa aku terlalu nakal dan jahat?? Aku
ingin memiliki dia sekarang aku ingin terus berada dalam dekapannya aku
tak mau kehilangannya lagi,.
Aku terus menutup mata-ku meski sedikit mengintip, aku melihat ia
menundukan wajah-nya, ia mendekati wajah-ku, jantung-ku berdegup kencang
sambil berharap-harap cemas, Ryan mendaratkan bibir-nya, di kening-ku,
padahal aku berharap dalam dekapan dan mencium bibirnya sekarang, aku
tak berani bermain lebih dari ini lagi, aku takut ia berfikir yang
macam-macam.. aku hanya membenamkan wajah-ku lebih dalam lagi dalam
pelukannya,..
Terdengar suara mobil yang terparkir di pekarangan Rumah, aku
langsung melompat menuju pintu masuk, Ryan mengikuti-ku, namun
langkah-ku tertahan, saat kulihat Mama turun dari mobil, aku tak percaya
dengan apa yang kulihat,…
Tubuh-ku gemetar,aku takut,…Aku tak percaya dengan apa yang kulihat,
aku ingin menyangkal apa yang kulihat, Mamah turun dari sebuah mobil,
dari pintu pengemudi keluar seseorang yang kira-kira seumur-an
dengan-ku, aku ingat wajah itu,.. ‘PETER’ belum habis rasa heran-ku,
Mamah memeluk Peter dan mencium bibir lelaki itu, mencium-nya sama
seperti saat mencium Papah, bibir mereka bertemu dan mereka berpagut-an
layak-nya sepasang anak muda,..
Ryan yang memang sudah kenal cukup baik dengan kedua OrangTua-ku pun
ikut terdiam, ia menatap-ku yang mulai menitik-kan air mata, wajah-nya
tampak binggung, namun ia tak berusaha bertanya lebih banyak pada-ku, ia
tahu aku pasti merasakan kekecewaan yang luar biasa, aku memeluk Ryan,
sementara di luar sana Mamah memeluk dan mencium Peter,..
” Jenn, ” Ryan memeluk-ku,.. ” Sabar dulu, jangan banyak tanya, kita
keluar dulu dari rumah kamu sekarang,.. “,” Supaya kamu bisa berfikir
jernih “
Aku mengangguk dalam pelukan-nya,.. Aku diam menahan tangis-ku, aku berusaha menguasai emosi-ku yang seolah ingin meledak sementara Ryan memeluk dan mengajak-ku kembali ke ruang tamu utama tadi,..
Aku mengangguk dalam pelukan-nya,.. Aku diam menahan tangis-ku, aku berusaha menguasai emosi-ku yang seolah ingin meledak sementara Ryan memeluk dan mengajak-ku kembali ke ruang tamu utama tadi,..
Ryan memeluk-ku, sambil terus berusaha menguatkan-ku, ia selalu baik,
selalu baik, aku merasa begitu nyaman dalam pelukan-nya, sementara
terkadang pun aku masih sering menyesali keputusan-ku dulu saat
memutuskan hubungan kami..
” Jenni,.. Ryan, ayo ada apa ini ?? ” Mamah tersenyum seperti biasanya, seperti ia tak memiliki ‘dosa’ apapun,..
” Tante,.. sore Tante,.. ” Ryan berdiri sambil tersenyum, berusaha tampil wajar,..
Aku menyeka air mata-ku, sambil tersenyum ke Mamah,..
” Jenni, kenapa nangis ?? ” Mamah menghampiri-ku, memeluk-ku wajar,..tapi tak seperti biasanya, ingin rasanya aku melepaskan diri dari pelukan Mamah,..
” Tante,.. sore Tante,.. ” Ryan berdiri sambil tersenyum, berusaha tampil wajar,..
Aku menyeka air mata-ku, sambil tersenyum ke Mamah,..
” Jenni, kenapa nangis ?? ” Mamah menghampiri-ku, memeluk-ku wajar,..tapi tak seperti biasanya, ingin rasanya aku melepaskan diri dari pelukan Mamah,..
” Kenapa sayang ?? ” Mamah memeluk-ku sambil mengusap rambut-ku, aku tak tahu harus menjawab apa,..
” Itu Tante, Jenni ada ribut-ribut, ada masalah gitu dech sama temen-nya,.. Jadi tadi dia lagi curhat ke saya,.. bukan saya yang bikin nangis loh Tante,.. ” Ryan bercanda, mencairkan suasana,..
” Ah kamu ini, dari dulu suka bercanda aja,.. Yawda kamu temenin Jenni dulu ya,.. Tante mau tukar pakaian dulu, kalian belum makan kan ?? Makan sini aja ya,..Nanti Tante suruh siapin makanan..”
” Aduh jangan repot-repot Tante,.. Kita mau jalan lagi nich, ditunggu temen,..” Ryan beralasan, ia tahu semakin lama aku berada disini, makin tak tahan aku untuk meledakan tangis-ku,..
” Ya ampun Jenni, Jenni mau pergi lagi ?? Mamah kan masih kangen sayang,.. “
” Bentar koq Mah, Jenni juga sebentar aja perginya,.. ” Aku menjawab terbata,.
” Yawda, kalian hati-hati aja ya dijalan,.. “
” Iya Tante, kita pergi dulu ya, sore Tante,.. ” Ryan buru-buru memangkas pembicaraan,..
” Ati-ati loh kalian,.. ” Mamah mengingatkan lagi, entah basa-basi atau memang masih perhatian pada-ku,..
” Pergi dulu Mah,.. ” Aku keluar dari pelukan Mamah,. Aku memeluk Ryan erat-erat, kami berjalan keluar rumah, mobil Ryan yang tak sengaja ditaruh di luar rumah, mungkin membuat Mamah tak menyadari kalau aku sudah pulang, dan berani melakukan kesalahan itu..begitu sampai di dalam mobil Toyota Rush Ryan aku menangis sejadi-nya,.. aku memukul lengan Ryan berulang-ulang, Ryan diam saja, ia mengerti kebiasaan buruk-ku yang tak pernah berubah ini,..
” Itu Tante, Jenni ada ribut-ribut, ada masalah gitu dech sama temen-nya,.. Jadi tadi dia lagi curhat ke saya,.. bukan saya yang bikin nangis loh Tante,.. ” Ryan bercanda, mencairkan suasana,..
” Ah kamu ini, dari dulu suka bercanda aja,.. Yawda kamu temenin Jenni dulu ya,.. Tante mau tukar pakaian dulu, kalian belum makan kan ?? Makan sini aja ya,..Nanti Tante suruh siapin makanan..”
” Aduh jangan repot-repot Tante,.. Kita mau jalan lagi nich, ditunggu temen,..” Ryan beralasan, ia tahu semakin lama aku berada disini, makin tak tahan aku untuk meledakan tangis-ku,..
” Ya ampun Jenni, Jenni mau pergi lagi ?? Mamah kan masih kangen sayang,.. “
” Bentar koq Mah, Jenni juga sebentar aja perginya,.. ” Aku menjawab terbata,.
” Yawda, kalian hati-hati aja ya dijalan,.. “
” Iya Tante, kita pergi dulu ya, sore Tante,.. ” Ryan buru-buru memangkas pembicaraan,..
” Ati-ati loh kalian,.. ” Mamah mengingatkan lagi, entah basa-basi atau memang masih perhatian pada-ku,..
” Pergi dulu Mah,.. ” Aku keluar dari pelukan Mamah,. Aku memeluk Ryan erat-erat, kami berjalan keluar rumah, mobil Ryan yang tak sengaja ditaruh di luar rumah, mungkin membuat Mamah tak menyadari kalau aku sudah pulang, dan berani melakukan kesalahan itu..begitu sampai di dalam mobil Toyota Rush Ryan aku menangis sejadi-nya,.. aku memukul lengan Ryan berulang-ulang, Ryan diam saja, ia mengerti kebiasaan buruk-ku yang tak pernah berubah ini,..
Setelah agak reda tangisan-ku itu,.. baru kemudian perlahan kami
menjauh dari rumah-ku, dalam tangis-ku, aku mulai sadar tak ada yang
sempurna di dunia ini, namun aku ta pernah tau,. Kalau semua ini
hanyalah sedikit bagian dari ketidak sempurnaan itu,..
” Jenn, mobil kamu gimana ?? Biarin di tempat Alvira aja ?? Kamu mau
kemana ?? ” Ryan bertanya pada-ku,.. Aku menggeleng, aku benar-benar tak
tahu, harus kemana..
” Aku ketempat kamu aja Ry, boleh ya,.. “
Ryan terdiam sesaat… sebelum akhirnya mengganguk
” Ok, yawda kamu ketempat aku aja,.. nanti mobil kamu aku ambil dari tempat Alvira ya,.. “
” Gimana kamu aja Ry,.. “
” Aku ketempat kamu aja Ry, boleh ya,.. “
Ryan terdiam sesaat… sebelum akhirnya mengganguk
” Ok, yawda kamu ketempat aku aja,.. nanti mobil kamu aku ambil dari tempat Alvira ya,.. “
” Gimana kamu aja Ry,.. “
Setengah jam dari rumah-ku, menuju komplek kampus kami, kampus Ryan
juga dulunya, ia masih tinggal di kost-kostannya yang lama, padahal dia
sudah bekerja sekarang namun karena letak tempat kerja-nya tak jauh dari
kampus ia memilih tinggal di tempat lama,..
Kami berdua masuk ke dalam rumah kost itu, kamar-nya di lantai 3
kost-kostan itu, masih sama seperti dulu, berantakan dan penuh dengan
barang-barang yang berserakan,
” Ich jorok,.. ” Komentar-ku sedikit tersenyum, melihat baju-nya yang
berserakan, ada juga celana dalam-nya yang sedikit keluar dari bucket
tempat cuci baju-nya,..
” Ha ha, sory kotor and berantakan, makanya aku bolehin kamu kesini, biar bisa rapih-in,.. he he ” Dia berusaha menghibur-ku,..
” Lu tidur dulu dech, aku ambil mobil dulu di tempat Alvira, sekalian aku beli makanan buat kamu, mau makan apa ?? ” sambungnya lagi..
” Apa aja Ry, aku gimana kamu aja,.. ” aku mengambil kunci mobil-ku dari tas-ku,. Memberikan-nya pada Ryan,.. ” Jangan lama-lama ya Ry,.. ” entah sejak kapan kami malah menggunakan istilah Aku dan Kamu, entahlah,..
” Ha ha, sory kotor and berantakan, makanya aku bolehin kamu kesini, biar bisa rapih-in,.. he he ” Dia berusaha menghibur-ku,..
” Lu tidur dulu dech, aku ambil mobil dulu di tempat Alvira, sekalian aku beli makanan buat kamu, mau makan apa ?? ” sambungnya lagi..
” Apa aja Ry, aku gimana kamu aja,.. ” aku mengambil kunci mobil-ku dari tas-ku,. Memberikan-nya pada Ryan,.. ” Jangan lama-lama ya Ry,.. ” entah sejak kapan kami malah menggunakan istilah Aku dan Kamu, entahlah,..
” Yawda, tidur dulu sana,.. ” Ryan meninggalkan ku sendirian, Aku
melihat kamar itu, tanpa sadar aku merapikan barang-barang di kamar
itu,.. Aku menuju komputernya yang penuh dengan Tissue, entah bekas
apa,. Meja belajar,..yang sekarang sudah naik pangkat jadi meja
kerja-nya, ada foto seorang gadis, aku tahu gadis itu, Cheryl
nama-nya,..
Ah entah kenapa aku begitu malas melihat foto-nya, aku masukan foto
itu ke laci meja-nya, sebelum mulai merapikan barang-barang lain di
kamar itu, bantal-nya yang berserakan, kukembalikan ke atas kasur,
karpet merah berlambang klub bola-nya yang di taruh-nya tepat ditengah
kamar yang lumayan besar itu, penuhdengan kertas-kertas berserakan, aku
memungutinya dan membuangnya ketempat sampah..
Tak terasa sedikit demi sedikit, kamar itu jadi cukup rapih juga, aku
membuka lemari pakaian-nya yang berantakan, mencari handuk untuk mandi,
yang ada malah celana dalam, aku penasaran siapa tahu ada film porno di
lemari itu, dulu sich sering dia sembunyikan di lemari, aku
tersenyum-senyum sendiri tanpa sadar,
Aku membongkar beberapa lapisan pakaian-nya, namun aku tak berhasil
menemukan ‘barang’ yang kucari, sudah tobat mungkin, he he he,. Akhirnya
aku mengambil handuk cadangan-nya untuk mandi. Kembali ke rencana-ku
semula.
Dikamar mandi aku malahan kembali mengingat kejadian di rumah tadi,
aku mulai menangis lagi,.. air mata-ku menyatu dengan air yang mengalir
membasahi tubuh telanjang-ku, aku menangis sejadi-nya, aku berulang
memukul dinding kamar mandi itu, sampai tangan-ku mulai terluka,..
Bayangan Mamah memeluk erat Peter, mencium Peter mesra, sakit, sakit
rasanya hati-ku mengingat kejadian itu lagi,.. Aku kembali menangis
sejadinya, entah berapa lama aku sudah menangis di kamar mandi,. Hingga
terdengar Ryan mengetuk pintu kamar mandi..
” Jenn,.. ” Panggilnya berulang-ulang,..
” I..Iya Ry,.. ” Aku menyahut,..
” Kamu ga apa apa ?? Dari tadi koq gue panggil ga jawab,.. ” Aku baru sadar, entah berapa lama aku melamun tadi,.
” Ga pa pa Ry, ga ada apa-apa.. aku dah beres koq,.. ” Aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuh-ku, sebelum kembali mengenakan pakaian-ku,..
” I..Iya Ry,.. ” Aku menyahut,..
” Kamu ga apa apa ?? Dari tadi koq gue panggil ga jawab,.. ” Aku baru sadar, entah berapa lama aku melamun tadi,.
” Ga pa pa Ry, ga ada apa-apa.. aku dah beres koq,.. ” Aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuh-ku, sebelum kembali mengenakan pakaian-ku,..
” Sory Ry, tadi aku ngelamun,.. “
” Ampir gue dobrak, takut ada apa-apa.. Kamu ga pa pa kan ?? ” Ia menyadari bekas tangisan-ku, sambil memeriksa kepalan-kuyang terluka..
” Ga pa pa Ry,.. ” Aku berusaha tersenyum,..
” Ya udah, ini tas pakaian kamu, tadi dikasih Alvira,.. ” Ia menyerahkan tas-ku,.. berusaha tak bertanya lebih jauh,..
Aku mengambil pakaian tidur-ku, dari dalam tas-ku tank top tak terlalu ketat dan celana pendek warna hitam, sebelum aku kembali masuk ke dalam kamar mandi dan berganti pakaian,..
” Ampir gue dobrak, takut ada apa-apa.. Kamu ga pa pa kan ?? ” Ia menyadari bekas tangisan-ku, sambil memeriksa kepalan-kuyang terluka..
” Ga pa pa Ry,.. ” Aku berusaha tersenyum,..
” Ya udah, ini tas pakaian kamu, tadi dikasih Alvira,.. ” Ia menyerahkan tas-ku,.. berusaha tak bertanya lebih jauh,..
Aku mengambil pakaian tidur-ku, dari dalam tas-ku tank top tak terlalu ketat dan celana pendek warna hitam, sebelum aku kembali masuk ke dalam kamar mandi dan berganti pakaian,..
Aku menatap pantulan tubuh-ku dicermin, Ah aku yakin, lelaki manapun
tak akan bisa menahan diri kalau melihat-ku berbusana seperti ini,
anugerah yang iberikan oleh Tuhan, sama dengan yang diberikan-Nya pada
Mamah-ku, tapi kenapa ia seolah melupakan status-nya sebagai seorang
wanita bersuami, dan melakukan kegilaan bodoh dengan Anak muda seperti
Peter ??,.. aku pusing memikirkan jawaban segala pertanyaan-ku itu,..
Saat aku keluar dari kamar mandi Ryan melihat-ku tanpa berkedip,
sebelum ia bisa menguasai dirinya lagi, dan memalingkan tatapan-nya
dari-ku, jujur aku senang diperhatikan seperti itu, membuat-ku merasa
begitu cantik, sedikit membuat-ku lupa akan kesedihan-ku, tak apalah
sekedar menghibur hati-ku,..
” Makan nich Jenn,.. ” sambil memberikan-ku sebuah kardus stereofoam,..
” Kwetiaw siram ??, masih aja,.. ” komentar-ku sambil tersenyum, saat membuka dus stereofoam berisis Ryan pun tersenyum lebar,.. Ia membawakan-ku kwetiaw siram makanan kesukaan-nya, ya dari dulu dia suka banget makan beginian,..
” Kwetiaw siram ??, masih aja,.. ” komentar-ku sambil tersenyum, saat membuka dus stereofoam berisis Ryan pun tersenyum lebar,.. Ia membawakan-ku kwetiaw siram makanan kesukaan-nya, ya dari dulu dia suka banget makan beginian,..
Kami makan sambil berbincang-bincang ringan, Ryan tampaknya sengaja
mengarahkan pembicaraan kami jauh dari topik yang terjadi sore tadi,..
entah kenapa aku menjadi sedikit iseng menanyakan hubungan-nya dengan
cewek di foto tadi,.mungkin aku merasa sedikit cemburu,..
” Kamu pacaran ya sama Cheryl ?? ” Ryan langsung menghentikan suapan-nya
Wajah-nya memerah, membuat-ku sedikit sebal,..namun jawaban selanjutnya membuat-ku sedikit tersenyum lega,..
” Ah gak, itu sich keisengan anak-anak aja, dia juga kan udah nikah lagi sama Ray,.. he he.. ” wajah-nya merah,..
” Tapi kamu suka sama dia kan ?? ” Desak-ku,..
” Hmm gimana ya ?? Dulu sich iya, sekarang gak lagi tuch,.. he he,.. ” Jawaban-nya yang terkesan mantap, entah kenapa membuat hati-ku berbunga-bunga mendengar-nya
” Udah makan aja dech,.. ” Kata-nya
Aku pun diam, namun ucapan-nya tadi membuat-ku kembali sedikit merasakan kebahagiaan,..
Wajah-nya memerah, membuat-ku sedikit sebal,..namun jawaban selanjutnya membuat-ku sedikit tersenyum lega,..
” Ah gak, itu sich keisengan anak-anak aja, dia juga kan udah nikah lagi sama Ray,.. he he.. ” wajah-nya merah,..
” Tapi kamu suka sama dia kan ?? ” Desak-ku,..
” Hmm gimana ya ?? Dulu sich iya, sekarang gak lagi tuch,.. he he,.. ” Jawaban-nya yang terkesan mantap, entah kenapa membuat hati-ku berbunga-bunga mendengar-nya
” Udah makan aja dech,.. ” Kata-nya
Aku pun diam, namun ucapan-nya tadi membuat-ku kembali sedikit merasakan kebahagiaan,..
Ryan masih tak mau mengutik-utik masalah tadi, aku pun diam saja,
kami banyak bercerita kehidupan kami dulu, ngomongin orang lain,
bergurau entah berapa banyak aku dibuatnya tertawa malam itu,. Sambil
sesekali main PS2, kami berbincang, bercanda sampai lewat pukul 11
lebih, saat tiba-tiba ia membuka permasalahan tadi,..
” Jenn, ada sesuatu yang bisa kita hindarin, tapi ada juga masalah
yang harus kita hadapin,.. ” perkataanya perlahan, namun menusuk
telinga-ku,..
Aku diam tak menjawab,..
” Kamu harus kuat, aku ada koq, ada buat kamu, kamu pasti bisa ya,.. ” Ia memeluk-ku, aku pun memeluk-nya,..Air mata-ku menetes, namun aku merasa diberikan kekuatan yang besar oleh Ryan,..
” Aku bisa ?? ” Tanya-ku,..
” Kamu bisa, ya pasti bisa,.. ” Ryan, Ryan mencium kening-ku,..
Aku diam tak menjawab,..
” Kamu harus kuat, aku ada koq, ada buat kamu, kamu pasti bisa ya,.. ” Ia memeluk-ku, aku pun memeluk-nya,..Air mata-ku menetes, namun aku merasa diberikan kekuatan yang besar oleh Ryan,..
” Aku bisa ?? ” Tanya-ku,..
” Kamu bisa, ya pasti bisa,.. ” Ryan, Ryan mencium kening-ku,..
Aku merapat-kan pelukan-ku beberapa saat,..
” Udah-udah kamu tidur sana,.. ” Ryan tersenyum menatap-ku,..
Aku mengganguk, bersembunyi di selimut-nya yang nyaman..
” Jenn, aku di tempat Jack ya,.. kamu tahu kan??, masih tempat yang lama juga dia kan belum lulus ha ha, telepon aku kalau ada apa-apa,.. “
Entah mengapa aku ingin sekali Ryan tetap berada disini, Aku nyaman bersama-nya,..
Aku mengganguk, bersembunyi di selimut-nya yang nyaman..
” Jenn, aku di tempat Jack ya,.. kamu tahu kan??, masih tempat yang lama juga dia kan belum lulus ha ha, telepon aku kalau ada apa-apa,.. “
Entah mengapa aku ingin sekali Ryan tetap berada disini, Aku nyaman bersama-nya,..
Ia berjalan menuju pintu, sebelum aku memanggilnya,..
” Ry, Ry kamu disini aja ya, temenin aku,.. “
” Ry, Ry kamu disini aja ya, temenin aku,.. “
Ia diam tak menjawab,..
” Ry… ” Aku memohon,..
” Ry… ” Aku memohon,..
Ia menatap-ku,.. sebelum menjawab
” Yawda aku tidur dibawah aja, aku temenin kamu, lagi kamu dah beresin kamar aku, balas jasa dech, kasian ha ha ha,.. ” Ia tersenyum menatap-ku,..
Aku membalas senyuman-nya sambil bergeser ke sudut kasur-nya, memberikan ruang untuk-nya berbaring,..
” Yawda aku tidur dibawah aja, aku temenin kamu, lagi kamu dah beresin kamar aku, balas jasa dech, kasian ha ha ha,.. ” Ia tersenyum menatap-ku,..
Aku membalas senyuman-nya sambil bergeser ke sudut kasur-nya, memberikan ruang untuk-nya berbaring,..
” Udah aku dibawah Jenn,.. “
” Ich jangan donk,.. ” Aku tak enak hati,..
” Gak ah, tar kamu macem-macem lagi kalau tidur seranjang, ha ha,.. ” Canda-nya,..
” Ich dasar,.. ” Aku mencubit perut-nya,..
” Ich jangan donk,.. ” Aku tak enak hati,..
” Gak ah, tar kamu macem-macem lagi kalau tidur seranjang, ha ha,.. ” Canda-nya,..
” Ich dasar,.. ” Aku mencubit perut-nya,..
Ryan mengambil selimut cadangan di lemari-nya, sebelum membaringkan
tubuh-nya di atas karpet,..Aku memberinya bantal guling yang tak aku
pakai,..
” Matiin lampu-nya ?? ” Tanya Ryan, setelah mencari posisi yang nyaman,..
” Iya matiin aja,.. ” Ia pun mematikan lampu kamar itu, masih dengan cara lama, menyambit sandal jepitnya kearah saklar di dinding..
” Matiin lampu-nya ?? ” Tanya Ryan, setelah mencari posisi yang nyaman,..
” Iya matiin aja,.. ” Ia pun mematikan lampu kamar itu, masih dengan cara lama, menyambit sandal jepitnya kearah saklar di dinding..
Gelap meski ada sedikit cahaya dari luar, aku menatap punggung Ryan
yang sedang tiduran di atas karpet,. Aku yakin dia belum tidur,..
” Ry, pinjem HP-nya boleh ?? “
” Hmm, ambil aja,.. ” pasti ia lelah sekali, buru-buru pulang dari tempat kerja-nya mengantar-ku, mengambil mobil-ku, kasihan,..
” Ry, pinjem HP-nya boleh ?? “
” Hmm, ambil aja,.. ” pasti ia lelah sekali, buru-buru pulang dari tempat kerja-nya mengantar-ku, mengambil mobil-ku, kasihan,..
Aku mengambil ponselnya, di meja televise,..mengutak-atik ponsel
N-95nya, ingin aku membuka inbox-nya, tapi belum berani, aku mengalihkan
kursor membuka Gallery-nya ada 100an lebih photo di dalam memory ponsel
itu, ada Jack, Edison, Vic di dalam-nya, Ray sahabat-nya, adik
perempuan-nya yang beda Ibu, hasil pernikahan Papah-nya yang orang
Jerman itu dengan sesama orang Jerman, cantik sekali, rambut-nya coklat
sebahu,.. Ah foto orang yang entah kenapa jadi kubenci juga ada,.. si
Cheryl itu,.. aku terus memundurkan foto-foto itu,..
Aku terdiam dan terpaku, saat aku melihat foto-foto ku tersimpan di
HP-nya, sudah 4 tahun yang lalu saat kami memutuskan untuk mengakhiri
hubungan cinta kami, tapi ia masih menyimpan foto-ku,.. 30-an lebih
lembar foto, entah mengapa hati-ku langsung berbunga tak karuan, aku
kembali menatap Ryan yang tertidur dibawah..
Aku.., tanpa sadar aku turun dari tempat tidur-ku, aku menatap wajah
Ryan yang tertidur pulas, aku mengingat cerita cinta kami, dan
kebodohan-ku meninggalkan-nya, demi sesuatu yang tak pasti,. cahaya
remang yang mengintip dari lampu di luar kamar sedikit membuat wajah
Ryan terlihat lebih jelas, aku menatap bibir-nya, aku, tanpa sadar aku
mencium bibir-nya,..
Bibir-nya masih memberikan perasaan yang sama dengan yang dulu,. Aku mencium bibir itu terus, hingga Ryan terbangun,..
” Jenn,.. ” Ryan terkejut,..
Aku memeluk-nya dan menangis,.. Ryan terkejut dengan apa yang kulakukan, aku memeluk-nya erat-erat..
” Maapin aku ya Ry,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, air mata-ku mengucur deras,..
Aku memeluk-nya dan menangis,.. Ryan terkejut dengan apa yang kulakukan, aku memeluk-nya erat-erat..
” Maapin aku ya Ry,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, air mata-ku mengucur deras,..
Ryan terdiam sejenak sebelum memeluk-ku,..
” Udah-udah ya,.. Jangan nangis lagi,.. ” Ia memeluk-ku sambil mengusap-usap punggung-ku,..
” Maapin aku ” Aku ingin mendengar kata maaf dari-nya.,..
” Iya-iya aku maafin,.. ” entah mengerti atau tidak,..
” Udah-udah ya,.. Jangan nangis lagi,.. ” Ia memeluk-ku sambil mengusap-usap punggung-ku,..
” Maapin aku ” Aku ingin mendengar kata maaf dari-nya.,..
” Iya-iya aku maafin,.. ” entah mengerti atau tidak,..
Aku mencium-nya, aku kembali mencium Ryan lidah kami bertautan,
perasaan yang berbeda dengan yang pernah aku rasakan dari lelaki lain,
terlebih para ‘pemerkosa-ku’, bukan ciuman penuh nafsu, ciuman penuh
rasa sayang yang hanya pernah kurasa-kan dari-nya,..
Namun sebuah kesadaran lain menyadarkan-ku, aku mengentikan ciuman-ku,..
Aku merasa diri-ku yang sekarang bukan-lah seseorang yang pantas
untuk diri-nya, aku ragu dengan diri-ku, ‘aku kotor’, aku bukan lagi
Jennifer 5-4 tahun yang lalu, Jennifer yang Ryan tahu, apa Ryan masih
mau mencintai-ku bila tahu ‘seberapa kotornya’ Jennifer ini sekarang,..
” Kenapa Jen ?? ” Tanya Ryan
” Gapapa Ry,.. aku sayang kamu,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, membenamkan wajah-ku yang mulai menangis di dada-nya,..
” Iya-iya, tapi kamu ga boleh nangis lagi ya,.. ayo tidur lagi,.. ” Ryan membawa-ku kembali naik ke atas ranjang-nya,..
” Kamu di atas ya tidur-nya, peluk aku,.. pleaseee.. ” Pinta-ku, aku tak ingin lepas dari pelukan-nya
Ryan mengangguk,.. Ia berbaring disebelah-ku,..Aku mendekap tubuh-nya,.. hangat rasanya, nyaman…
” Gapapa Ry,.. aku sayang kamu,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, membenamkan wajah-ku yang mulai menangis di dada-nya,..
” Iya-iya, tapi kamu ga boleh nangis lagi ya,.. ayo tidur lagi,.. ” Ryan membawa-ku kembali naik ke atas ranjang-nya,..
” Kamu di atas ya tidur-nya, peluk aku,.. pleaseee.. ” Pinta-ku, aku tak ingin lepas dari pelukan-nya
Ryan mengangguk,.. Ia berbaring disebelah-ku,..Aku mendekap tubuh-nya,.. hangat rasanya, nyaman…
Ryan masih belum menutup mata-nya, sepasang mata-nya yang coklat itu
seolah masuk ke dalam diri-ku, memberikan sentuhan rasa sayang untuk-ku
dan aku serba salah menangapinya, kami berdua bukan anak kecil lagi, We
are not a virgin, aku juga sempat beberapa kali berhubungan seks
dengan-nya dulu, Ryan bukan anak super baik dan alim, dia normal dan
hanya seorang anak yang sedikit nakal tapi tahu bagaimana memberikan
rasa sayang,..
Aku ingin mencium-nya, aku ingin merasakan ciumannya lagi, aku
menutup mata-ku, menunggu Ryan bereaksi, perlahan kurasakan bibir-nya
menyentuh bibir-ku sebelum lidah kami kembali bercumbu, tangan-ku
menempel di dada-nya, perlahan aku merasakan tangannya yang memeluk-ku
bergerak,..ku rasakan bau tubuh-nya yang masih sama dengan yang dulu,..
Perlahan ia berpindah menindih tubuh-ku,.. kami masih bertukar ciuman
saat itu, aku menggantungkan lengan-ku di leher-nya, berciuman mesra
sekali, sementara tangan Ryan mulai bergerak menyentuh bagian
payudara-ku,..
” Ughhh, ” Aku merintih perlahan, mendesah merasakan tangan-nya
menyentuh payudara-ku itu, dari balik TankTop tanpa Bra-ku,. Bergerak
seolah mencari bagian puting payudara-ku, aku menurunkan satu tangan-ku
ke bagian selangkangan-nya, perlahan aku meremas-remas penis-nya yang
sudah mengeras, perlahan aku meremas-remas penis-nya itu sambil
memainkan lidah-ku,..
Tangan Ryan menyelip dari bawah TankTop-ku, menyentuh kulit-ku yang
seketika merinding merasakan sentuhan tangan-nya, tubuh-ku terbakar oleh
nafsu namun juga dipenuhi rasa bersalah atas kegilaan-ku selama ini,
aku diam seribu bahasa, namun masih tak menghentikan ciuman-ku,..
Tangan Ryan menjepit dan meremas-remas puting-ku, perlahan namun sama
nikmatnya dengan remasan-remasan kuat dan keras,. Memberikan rasa yang
berbeda, bukan sensasi ketegangan atau perasaan di dominasi oleh
orang-orang rendah yang selama ini memancing birahi-ku, tapi sejenis
perasaan yang berbeda,.
Tak mau kalah, akupun menyelipkan jemari-ku ke dalam celana Ryan, aku
menyentuh penis-nya yang sedikit basah, perlahan aku meremas penis itu,
sebelum aku mulai mengocok penis itu perlahan, sesekali membuat gerakan
memutar yang membuat Ryan menggelinjang nikmat,..
Aku menarik baju Ryan, sesaat Ryan berhenti meremas payudara-ku saat
membuka pakaian-nya, namun sepertiny dia tak mau telanjang sendirian,
perlahan membisik meminta-ku untuk membuka TankTop yang kukenakan , aku
tersenyum menatap-nya sambil perlahan membuka TankTop-ku itu,.. kedua
payudara-ku bersentuhan langsung dengan dada Ryan yang cukup berotot,.
Jemari-ku menyentuh di dada-nya sementara perlahan Ryan kembali melumat
bibir-ku,.
” Kamu selalu cantik Jenn,.. ” Bisik-nya, aku tahu itu rayuan, namun
tetap saja memberikan sebuah kebahagian tersendiri pada-ku saat
mendengarnya,..
Aku membalas ciuman Ryan, sambil perlahan menyusupkan jemari-ku ke penisnya, kembali meremas-remas penis-nya itu,..
Aku membalas ciuman Ryan, sambil perlahan menyusupkan jemari-ku ke penisnya, kembali meremas-remas penis-nya itu,..
Ryan tak lagi mencium-ku, namun lidah-nya perlahan turun dari
wajah-ku melewati leher-ku dan berhenti tepat di puting payudara
kiri-ku, aku gemetar saat merasakan lidah-nya memainkan puting
payudara-ku itu, perlahan lidah-nya yang sedikit basah memainkan puting
payudara-ku, sementara telunjuk tangan kiri-nya perlahan menyapu turun,
membelai tubuh-ku melewati perut-ku sebelum menyelusup ke celana
pendek-ku,..
Aku merasakan bagaimana jemarinya itu membelai melewati bulu-bulu
kemaluan-ku, sebelum berhenti dan membelah bibir vagina-ku,.. jemarinya
bergerak-gerak di dalam sana membelah dan menyentuh-nyentuh titik
rangsangan-ku, tak ada lagi mulut Ryan yang melumat bibir-ku, membuat-ku
perlahan mulai mendesah-desah kenikmatan,.
” Ughh, Ry.. ” aku mengocok penis-nya itu kian cepat, Ryan pun
sesekali menggelinjang dan mendesah, sementara ia masih asyik melumat
payudara-ku itu,.. perlahan kaki-ku mulai merenggang karena rangsangan
dari jemari Ryan yang sedang memainkan Clitoris-ku, aku memejamkan
mata-ku merasakan perlahan bagaimana jemari Ryan sedang bermain-main
didalam sana,.
Jemari-nya masih hanya sekedar bermain di bibir vagina-ku, sama
sekali belum menyeruak masuk, namun sentuhan tangan-nya itu membuat-ku
begitu terlena oleh kenikmatan serjenis ini,.. romantisme yang mulai
kulupakan ini, aku terlalu banyak bermain hanya karena nafsu dan
kenakalan-ku, bukan menggunakan perasaan yang dalam seperti ini,..
Ryan menarik celana pendek yang kukenakan, kini jemari-nya lebih
leluasa bermain diselangkangan-ku, aku pun tak mau kalah dan meminta-nya
melucuti celana-nya sendiri,. Ia tersenyum menatap-ku, tanpa celana
membuat-ku lebih mudah untuk mengocok penis itu,.. perlahan kocokan-ku
bertambah cepat, sementara lidah Ryan kian mudah menari-nari di
payudara-ku, dan merangsang Clitoris-ku dengan tangan-nya,..
Terasa bagaimana Vagina-ku mulai meneteskan cairan cinta,. Aku
menutup mata-ku, merasakan, menikmati bagaimana sentuhan-sentuhan Ryan
di sekujur tubuh-ku, perlahan lidahnya yang begitu terasa memutari di
permukaan payudara-ku, meninggalkan bekas-bekas liur yang membuat-ku
terasa begitu seksi,.
Aku menyusupkan lidah-ku ke telinga Ryan setelah menyibak rambut-nya
yang lumayan panjang itu, ia menggelinjang geli saat lidah-ku menyentuh
telinga-nya, sesekali kukulum telinga-nya yang membuat ia bergelinjang
merinding,..
Entah sejak kapan aku sudah berada di atas pinggang Ryan, perlahan
aku menggerakan pinggul-ku, penis Ryan berada tepat di mulut vagina-ku,
tidak masuk hanya menyentuh sepanjang bibir vagina-ku, aku merapikan
rambut sebelah kening-ku sambil menatap nakal,..
Perlahan kugerakan pinggul-ku, Ryan menutup mata-nya merasakan bibir
vagina-ku sepajang batang penis-nya, aku pun mengigit bibir bawah-ku
merasakan penis hangat yang sesekali berdenyut itu,.. jemari-ku
bergerak-gerak di dada-nya sesekali memainkan putingnya baik dengan
jemari-ku ataupun lidah-ku,..
Aku kembali mencium Ryan, memainkan lidah-ku menyedot-nyedot lidahnya
didalam sana, apalagi cairan cinta-ku yang sedikit menetes keluar
memberikan pelumas untuk-ku terus bergerak di batang penis-nya, kami
terus berciuman sementara gerakan pinggul-ku kian lama kian cepat,..
Rasanya begitu dahsyat rangsangan penis yang berada di bibir
vagina-ku, sesekali menyentuh clitoris-ku yang membuatku
menggelinjang-gelinjang geli, merasakan sentuhan penis-nya,..
” Ahmmm,.. ” aku mendesis sambil terus menggoyangkan pinggulku,
lelehan cairan cinta-ku yang sesekali mengalir keluar, membasahi penis
Ryan dan juga selangkangan-ku,.Perlahan aku bergerak turun, aku berada
tepat di depan penis-nya, kugengam penis itu dengan tangan kanan-ku,
sambil kukocok-kocok, perlahan kumasukan penis itu dalam mulut-ku,..
sambil masih memutar-mutar penis dalam gengaman-ku itu, kuraih penisnya
dengan lidah-ku, kubelai perlahan kepala penisnya itu..
Aku mengocok lembut penisnya, ditambah lagi belaian lidah-ku yang
membasahi batang penis itu,.. sesekali cairan pelumas keluar dari penis
Ryan aku tak ragu untuk menjilati kepala penisnya membersihkan kepala
penis itu,..
” Oughhh,..Jennn ” Ryan menggelinjang hebat saat aku mulai menelan buah zakarnya,.
Kucium buah zakarnya sambil kutekan kepala kemaluannya yang sedang mekar berdiri itu,..
Kucium buah zakarnya sambil kutekan kepala kemaluannya yang sedang mekar berdiri itu,..
Terus kukulum buah zakar itu, sebelum kemudian kugerakan lidahku
menyelisir batang kemaluan-nya dari atas sampai kebawah,.. Ryan
melenguh-lenguh sambil merapikan rambut panjang-ku yang terurai, mungkin
agar tak menyentuh kulitnya hingga membuat-nya bertambah geli,..
Aku terus mengulum penis itu, sampai Ryan tiba-tiba bangun dan
mengangkat tubuh-ku,.. Masih aku berada di selangkangannya, namun kini
vagina-ku berada tepat diwajahnya,.. Posisi 69,.. seperti kebiasaan kami
dulu,.. sesaat kemudian aku hanya bisa mendesis tertahan saat kurasakan
jemari Ryan menyentuh bibir vagina-ku,..
Rasanya wajah-ku langsung terbakar, aku malu saat Ryan menatap
vagina-ku, aku takut ia merasa aneh dengan bentuk vagina-ku, bukan-bukan
maksud-ku bentuk vagina-ku sudah jelek sekarang, masih..aku yakin masih
seperti yang dulu, tapi dengan begitu banyak ‘dosa’ yang telah
kulakukan jelas ada semacam rasa takut yang membuat-ku tak percaya
diri,..
Namun kegundahan-ku tak berarti banyak, aku mendesis saat kurasakan
lidah Ryan menyentuh clitoris-ku, kau mengigil sesaat, terlebih saat ia
menyapu-nyapu-kan lidahnya itu kebibir kemaluan-ku terus berulang-ulang
jempolnya tertahan di clitoris-ku sementara lidahnya menari-nari di
bibir kemaluan-ku itu,..
” Hmmm,.. “, ” Ughhhh “…Suara desahan kami saling bersahutan,,
Saat penisnya kuhisap keras, Ryan pun membalas dengan menyedot
clit-ku, terus berulang seperti itu, membuat-ku terus melayang-layang.
Apalagi lidahnya yang bergerak teratur menyapu seluruh permukaan
vagina-ku, rasanya begitu nyaman,, aku pun membalas dengan mengocok
penis Ryan sepenuh hati,..
Perlahan dengan remasan yang tak keras, sesekali ditambah dengan
gerakan memutar penis itu yang membuat Ryan melenguh-lenguh nikmat, aku
pun terus menggerakan lidah-ku menyapu-nyapu kepala kemaluan-nya sampai
menghisap buah zakarnya,.. lucu sekali tiap kali buah zakarnya kusedot
penis Ryan langsung bergetar-getar tak karuan, apalagi suara desahannya
yang kian membuat-ku bernafsu..
Jemari-nya yang mulai menekan masuk, sempat membuat-ku terdiam
sesaat, aku merasakan jemarinya yang membelah masuk, menyentuh permukaan
dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan, namun cairan cinta-ku yang
memang sudah cukup membasai bagian dalam vagina-ku itu membuat Ryan
lebih mudah menekan masukan jemarinya dalam vagina-ku itu,,,
” Hmm Ry,.. awww,.. ” Ryan sempat menghentikan jemarinya, saat
mendengar aku meringis tertahan tadi, aku memalingkan wajah-ku tersenyum
padanya, kemudian kembali memasukan penisnya dalam mulut-ku, Ryan pun
ikut menyapukan lidahnya kebibir vagina-ku, sementara jemari-nya kembali
ditekan-nya masuk,..
Permainan lidahnya ditambah jemarinya yang keluar masuk dalam
vagina-ku mulai membuat-ku kewalahan, apalagi sesekali jemarinya itu
menyentuh G-Spot ku yang tiap kali tersentuh langsung membuatku gemetar
tak tertahan,. Lidahnya yang sesekali menyedot di clitoris-ku kian
membuat-ku berkeringat,..
Entah berapa lama kami dalam posisi demikian hingga akhirnya aku
mencapai organsme kecil,.. tubuh-ku gemetaran beberapa saat sambil masih
menelan penis Ryan di mulut-ku,..cairan cinta-ku meleleh keluar, aku
menatap lirih ke Ryan yang hanya membalas-ku dengan senyuman
manja-nya,..
Akupun memalingkan tubuh-ku memeluknya mesra, sambil menarik nafas
sedikit beristirahat, payudara-ku yang menekan ke dada Ryan membuat-nya
menggelinjang geli, kami terus berpagutan sementara tangan Ryan kembali
meremas-remas payudara-ku, aku pun membalas-nya dengan meremas penisnya
yang masih keras itu,..
Kucubit dada-nya sekedar iseng aja, ia membalasnya dengan menarik
puting-ku,yang membuat-ku mengigil tertahan merasakan jemari-nya yang
menarik puting payudara-ku itu, perih tapi enak juga, kembali aku
mencium-nya sambil mengatur nafas-ku, perlahan kugesekan betis-ku ke
paha-nya, nakal..
Aku mulai berpindah naik aku tersenyum nakal pada Ryan, sebelum mulai
membimbing penis-nya masuk dalam vagina-ku, perlahan penis-nya melesak
masuk dalam vagina-ku, aku mengigit bibir-ku merasakan penisnya yang
kian dalam menusuk, perlahan tertahan membuat-ku kembali menaikan
tubuh-ku sebelum kembali menekan masukan penis-nya dalam vagina-ku,..
Berulang kucoba hingga akhirnya seluruh penis Ryan tenggelam dalam
vagina-ku, aku memeluk Ryan, sebelum mencium-nya,.. kurasakan penis-nya
dalam vagina-ku sementara perlahan aku mulai menggerakan pinggulku,..
Naik turun, penis Ryan timbul tenggelam dalam vagina-ku,..
” ehmmm,.. ” suara desahan kami saling bersahutan, meski sedikit menahan desahan takut tetangga sebelah kamar mendekat,..
” ehmmm,.. ” suara desahan kami saling bersahutan, meski sedikit menahan desahan takut tetangga sebelah kamar mendekat,..
Kian lama kian cepat aku menggerakan tubuh-ku, terlebih Ryan ikut
mengerakan pinggulnya menyetubuhi-ku,.. lebih hebat, dia jauh lebih
hebat di banding saat pacaran kami dulu, namun itu juga sedikit
mendatangkan rasa cemburu, aku kesal memikirkan sudah berapa banyak
gadis yang ditidurin-nya setelah putus dengan-ku,..
Egois ?? bisa saja, tapi rasa penasaran karena cemburu-ku membuat-ku melontarkan pertanyaan bodoh,..
” Kamu sering ya begini ?? ” Pertanyaan bodoh itu terlontar disela desahan-ku,..
Ryan terhenti sesaat, bodohnya aku bertanya seperti itu sekarang,. Tapi aku penasaran dan ingin tahu,…
” Kamu sering ya begini ?? ” Pertanyaan bodoh itu terlontar disela desahan-ku,..
Ryan terhenti sesaat, bodohnya aku bertanya seperti itu sekarang,. Tapi aku penasaran dan ingin tahu,…
Ryan menatap-ku,.. sekarang aku malah takut sendiri, aku takut kalau
ditanya balik ” bagimana dengan aku ?? ” aku harus menjawab apa ??,..
” Gak juga, selepas kuliah aku gak pernah,.. itu kegilaan jaman kuliah aja,.. ” Ia membisik pada-ku,.
” Bener ?? ” lagi-lagi aku keceplosan,..
Ryan mengangguk, ” Aku udah dewasa, aku cuma mau sama orang yang aku sayang,.. “
Entah mengapa, padahal aku tak tahu dan tak mau perduli itu hanya kebohongan atau memang kenyataan, tapi yang pasti aku begitu gembira,..
” Gak juga, selepas kuliah aku gak pernah,.. itu kegilaan jaman kuliah aja,.. ” Ia membisik pada-ku,.
” Bener ?? ” lagi-lagi aku keceplosan,..
Ryan mengangguk, ” Aku udah dewasa, aku cuma mau sama orang yang aku sayang,.. “
Entah mengapa, padahal aku tak tahu dan tak mau perduli itu hanya kebohongan atau memang kenyataan, tapi yang pasti aku begitu gembira,..
Ryan mencium bibir-ku lagi,.. aku membalas ciuman-nya, sambil kembali
menggoyangkan tubuh-ku, perlahan sambil saling bertukar ciuman aku
terus memeluk-nya, tak ingin lepas dari pelukan-nya,..
####
” Kamu yakin, kamu bisa sendiri ?? ” Ryan bertanya pada-ku yang sedang mengeringkan rambut-ku,..
” Iya, kamu kerja aja ya sayang,.. ” Kalimat itu keluar begitu saja,..
Ryan diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan-ku ” Yakin ?? “
” Iya, kamu kerja aja ya sayang,.. ” Kalimat itu keluar begitu saja,..
Ryan diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan-ku ” Yakin ?? “
Aku menahan wajah-ku yang merah padam, menatap Ryan yang sedang memasang kancing kemeja-nya,..
” Sini,.. ” Aku memasangkan dasi-nya,.. ” Iya tenang aja, kan kamu yang bilang aku pasti bisa,.. ” Aku mencium Ryan di kening-nya,..
” Yawda kamu mau jalan sekarang ?? ” Ryan mengambil tas kerja-nya,..
Aku mengangguk, kami keluar bersamaan, bukan hal yang aneh bila ada anak perempuan yang menginap di tempat ini, malah 50% diantara paara penghuni adalah pasangan kumpul kebo,. Jelas mereka tak risih dengan keberadaan-ku di kamar Ryan,..
” Sini,.. ” Aku memasangkan dasi-nya,.. ” Iya tenang aja, kan kamu yang bilang aku pasti bisa,.. ” Aku mencium Ryan di kening-nya,..
” Yawda kamu mau jalan sekarang ?? ” Ryan mengambil tas kerja-nya,..
Aku mengangguk, kami keluar bersamaan, bukan hal yang aneh bila ada anak perempuan yang menginap di tempat ini, malah 50% diantara paara penghuni adalah pasangan kumpul kebo,. Jelas mereka tak risih dengan keberadaan-ku di kamar Ryan,..
Ryan mengantar-ku sampai pintu mobil-ku,..
” Ati-ati, dan tenang aja, toh dia itu masih Mamah-mu sendiri,.. ” Ingat Ryan,.
” Iya , iya tenang aja ya,.. ” Aku tersenyum, berusaha untuk tegar dengan senyuman-ku sambil mulai memanas-kan mesin mobil-ku,..” Kamu berangkat sana, udah jam 9 loh,.. “
” Ati-ati, dan tenang aja, toh dia itu masih Mamah-mu sendiri,.. ” Ingat Ryan,.
” Iya , iya tenang aja ya,.. ” Aku tersenyum, berusaha untuk tegar dengan senyuman-ku sambil mulai memanas-kan mesin mobil-ku,..” Kamu berangkat sana, udah jam 9 loh,.. “
” Ya, bareng aja, ya,.. ” Ryan masuk ke mobil-nya menyalakan mesin
mobil-nya juga, aku menutup pintu, dan berjalan lebih dahulu diikuti
mobil-nya,..sebelum berpisah di perempatan lampu merah,.
Pikiran-ku menerawang selama perjalanan pulang kerumah, beberapa
meter dari pintu rumah aku berhenti, air mata-ku entah mengapa mulai
mengalir, aku takut, aku takut untuk mendengar penjelasan Mamah
nanti-nya, aku berulang kali memikirkan jawaban yang terbaik, jawaban
yang bisa membuat apa yang dilakukan Mamah bisa dikatakan benar
oleh-ku,..Namun aku tak bisa, aku kecewa aku kecewa karena dalam
pikiran-ku keluarga-ku begitu sempurna,..
Aku melihat HP-ku, ada SMS dari Ryan, sekedar memberikan-ku semangat,
dan menyuruh-ku menelepon-nya begitu aku selesai bicara dengan
Mamah,..Aku membalas SMS-nya, sebelum kembali mengendarai mobil Civic-ku
menuju pintu Rumah,..
Pak Ramses, satpam rumah-ku bergegas membuka-kan pintu setelah
melihat mobil-ku di depan pagar, seperti biasa ia menyambut-ku, aku
menanyakan pada-nya apa Mamah di rumah,.. Ia mengganguk mengiyakan-nya,
sedang didapur katanya,..
Aku menaruh Tas-ku di kamar sebelum aku turun kebawah, Mamah sedang
mengajari Bik Inem memasak, karena Bok Inah sakit dan pulang kampung,..
” Mah,.. ” Aku membisik-nya dari belakang,..
” Jenni, udah pulang sayang ?? ” Mamah memeluk-ku,..
” Masih repot mah ?? ” Tanya-ku,..jantung-ku berdegup kencang..
” Gak koq, kenapa sayang ?? ” menaruh sendok, sehabis mencicipi sup buatan-nya,..
” Jenni mau cerita, Jenni tunggu di ruang kerja Papah ya Mah ??
” Yawda, nanti Mamah kesana sebentar lagi ya,.. ” Aku meninggalkan Mamah, aku berusaha sebisa mungkin bersikap seperti biasanya, aku tak mau Mamah sempat berfikir kalau aku melihat apa yang dia lakukan kemarin, dan membuat-nya bisa membuat berjuta alasan untuk membenarkan apa yang dilakukannya kemarin,..Aku hanya ingin jawaban jujur dari-nya,..kejujuran..
” Mah,.. ” Aku membisik-nya dari belakang,..
” Jenni, udah pulang sayang ?? ” Mamah memeluk-ku,..
” Masih repot mah ?? ” Tanya-ku,..jantung-ku berdegup kencang..
” Gak koq, kenapa sayang ?? ” menaruh sendok, sehabis mencicipi sup buatan-nya,..
” Jenni mau cerita, Jenni tunggu di ruang kerja Papah ya Mah ??
” Yawda, nanti Mamah kesana sebentar lagi ya,.. ” Aku meninggalkan Mamah, aku berusaha sebisa mungkin bersikap seperti biasanya, aku tak mau Mamah sempat berfikir kalau aku melihat apa yang dia lakukan kemarin, dan membuat-nya bisa membuat berjuta alasan untuk membenarkan apa yang dilakukannya kemarin,..Aku hanya ingin jawaban jujur dari-nya,..kejujuran..
Aku masuk ke ruang kerja Papah, Foto keluarga kami dipajang tepat
dibelakang meja kerja-nya,., di foto itu, Papah duduk ditengah sementara
aku dan Mamah mengapit-nya, rasanya aku ingin mengulang hari-hari itu,
hari-hari indah itu, atau apa sebenarnya semua hari-hari itu juga hanya
sebuah kepalsuan ??
Aku duduk di kursi Papah, aku menaruh kepala-ku diatas meja, dengan
lengan-ku yang kujadikan bantalan, entah apa aku sanggup mengatakannya,
aku tak ingin kehilangan semua rasa sayang yang selama ini aku rasakan,
rasa sayang yang diberikan keluarga ini satu sama lain,.. Ingin rasanya
menangis sekarang, namun aku berusaha bertahan,…
Ruangan yang cukup besar, dengan Meja Kerja dari kayu kelas 1,
berwarna Mahogany, sebuah ruangan yang didominasi warna putih Cream
dengan warna kayu dibawahnya satu set sofa mewah berwarna terang ukuran
3-2-1 ditengah ruangan dan beberapa lampu berdiri di pojok-pojok ruangan
meski tak kunyalakan, Mewah, megah, dan berkelas sebagai perlambang
berapa kekayaan keluarga-ku, namun semua terasa hampa sekarang,
perasaan-ku benar-benar kacau tak menentu, aku terus membenamkan
wajah-ku,..
” Jenni, kenapa sayang ?? Koq dimatiin begini lampunya ?? ” Mamah menyalakan lampu ruangan itu, lalu berjalan mendekati-ku..
Ia membelai rambut-ku seperti biasanya, penuh dengan rasa sayang dari-nya,.. Aku menguatkan diri untuk mulai bertanya,..
Ia membelai rambut-ku seperti biasanya, penuh dengan rasa sayang dari-nya,.. Aku menguatkan diri untuk mulai bertanya,..
” Mah,.. ” tertahan,.. ” Jenni mau Tanya,.. ” Wajah-ku masih kulipat kebawah,.. “
” Kenapa sayang ?? ” , ” Ada apa sich ?? ” masih membelai-ku,..
” Mah,.. Kemarin sebenernya Mamah kemana ?? ” Tanya-ku
Mamah terdiam mendengar pertanyaan-ku,..Perlahan dia duduk di sofa ruang kerja Papah,..
” Jenni, kenapa sich sayang ?? ” Mamah balik bertanya,..
” Jawab aja Mah, jawab pertanyaan aku,.. ” aku mulai menangis,.
” Ya, kayak biasa Jenni, seperti biasa… “
” Seperti biasa ?? Seperti biasa pergi sama Peter anak-nya Tante Mirna, mencium dia, meluk dia ??!! ” Aku tak tahan lagi, aku berdiri menatap Mamah, sementara air mata-ku terus berurai,.. aku menangis dihadapan Mamah, yang matanya mulai berkaca, aku menunggu jawaban darinya,..
” Kenapa sayang ?? ” , ” Ada apa sich ?? ” masih membelai-ku,..
” Mah,.. Kemarin sebenernya Mamah kemana ?? ” Tanya-ku
Mamah terdiam mendengar pertanyaan-ku,..Perlahan dia duduk di sofa ruang kerja Papah,..
” Jenni, kenapa sich sayang ?? ” Mamah balik bertanya,..
” Jawab aja Mah, jawab pertanyaan aku,.. ” aku mulai menangis,.
” Ya, kayak biasa Jenni, seperti biasa… “
” Seperti biasa ?? Seperti biasa pergi sama Peter anak-nya Tante Mirna, mencium dia, meluk dia ??!! ” Aku tak tahan lagi, aku berdiri menatap Mamah, sementara air mata-ku terus berurai,.. aku menangis dihadapan Mamah, yang matanya mulai berkaca, aku menunggu jawaban darinya,..
” Jenni, banyak yang kamu gak tahu sayang,.. ” Mamah, memalingkan wajah-nya tak berani menatap-ku,..
” Apa Mah, kasih tau Jenni, Jenni berhak tau kan Mah,… ” Mohon-ku, sambil menunduk di hadapan Mamah,..
” Apa Mah, kasih tau Jenni, Jenni berhak tau kan Mah,… ” Mohon-ku, sambil menunduk di hadapan Mamah,..
Mamah mulai bercerita, aku nyaris tak percaya dengan semua yang
dikatakan-nya, hati-ku hancur mendengar semua kenyataan ini, rasanya
semua yang aku tahu itu tak pernah ada, air mata kami berdua bercucuran,
entah aku tak ingin dipeluk Mamah, aku tak lagi yakin pada siapa aku
harus percaya,.. aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa
sekarang,..
” Ah, lagi pertemuan keluarga ya ?? ” Seseorang menyela pembicaraan
kami,.. Aku berpaling kearah sumber suara itu,.. Jarwo dan Arno,..
dibelakangnya ada Pak Ramses yang duduk di kursi Papah yang tadi aku
duduki,..
” Hey !! Apa-apaan kalian disini !! keluar !!,.. ” bentak-ku,..
” Non Jenni, non Jenni, kasian ya, gak tahu apa-apa.. ” Jarwo mendekati-ku, berdiri di hadapan-ku, kontan aku bergerak menghindari-nya
” Non Jenni, non Jenni, kasian ya, gak tahu apa-apa.. ” Jarwo mendekati-ku, berdiri di hadapan-ku, kontan aku bergerak menghindari-nya
” Apa-apan Jarwo,.. ” Aku membentak, aku mengangkat tangan-ku, hendak
menampar-nya,. Namun kalah cepat dengan tangan-nya yang menangkap
tangan-ku, mencengkram-nya erat-erat,..
” Awww,.. Aku meringis kesakitan dalam cengkraman Jarwo,..
” Mahh,… ” Aku memohon pertolongan, namun Mamah hanya bisa diam, sementara Arno sudah berdiri di belakangnya,.. Tangannya membelai rambut Mamah, sebelum turun menuju daerah Dada-nya,.. Aku tak percaya melihat Mamah yang seolah sama sekali tak memberikan perlawanan,..
” Mahh,… ” Aku memohon pertolongan, namun Mamah hanya bisa diam, sementara Arno sudah berdiri di belakangnya,.. Tangannya membelai rambut Mamah, sebelum turun menuju daerah Dada-nya,.. Aku tak percaya melihat Mamah yang seolah sama sekali tak memberikan perlawanan,..
” Non Jenni, Non Jenni, Non tuch gak tau apa-apa,. Non gak pernah tau
apa-apa tentang keluarga ini,.. ” Jarwo berbisik pada-ku,..
Tangan Arno menyelip di pakaian berwarna merah tua Mamah yang sedikit
ketat. Aku dapat melihat tangan Arno bergerak-gerak di dalam-nya, mulai
meremas-remas payudara Mamah yang masih terlihat begitu kencang dan
indah, Arno menatap kearah-ku seperti menghina-ku, sementara ia
terkekeh-kekeh, Mamah menutup matanya seperti menikmati bagaimana Arno
mengerjai diri-nya,..
Arno menjilati wajah Mamah, seperti ia menjilati-ku dulu,.. Jijik
sekali aku melihat-nya, namun yang lebih menyakitkan melihat Mamah yang
seolah tak memberikan perlawanan sedikit-pun atas apa yang dilakukan
oleh Arno,..
” Iya kan Non, terus kenapa masih menghindar,.. ” Tangan Jarwo
menangkap-ku dan langsung meremas payudara-ku,.” Ughhhh,.. ” Aku
merintih kesakitan, Jarwo dengan penuh nafsu langsung melumat bibir-ku,
aku berusaha menolak namun cengkraman tangan-nya terus meremas-remas
payudara-ku,..
Aku terus berusaha melawan, aku menunggu reaksi Mamah, namun yang
kulihat sungguh mengecewakan, tak ada sedikit-pun reaksi perlawanan dari
Mamah, Jarwo yang seperti mengerti keinginan-ku kembali berbisik,.. ”
Bener kan non, Non gak tahu apa-apa.. “
Jarwo menyosorkan bibirnya yang tebal itu pada-ku, sontak aku menolak
apa yang dilakukannya itu, aku mendorong wajahnya yang seperti orang
gila itu, aku memicingkan mata-ku pada Mamah, kali ini membuat Mamah
terdiam,..
Ia berusaha tak mendesah namun masih juga tak menolak sedikit pun
tangan Arno yang sudah mengangkat kaus yang dipakainya itu sampai
sebatas atas dada-nya, cup bra-nya yang sudah dilucuti kebawah,
memperlihatkan sepasang payudara-nya yang besar namun tak jatuh kebawah
itu,.
Masih begitu keras dan kenyal di usianya yang 40 tahun itu, Arno
sendiri tampak begitu menggilai mengerjai payudara Mamah, kami bertukar
tatapan Mata, keadaan kami hampir serupa, Mamah tampak begitu pasrah
dikerjai Arno, sedangkan aku berada dalam cengkraman Jarwo yang begitu
liar menggerjai payudara-ku dengan remasan-remasan tak beraturan yang
mulai menaikan birahi-ku,..
” Mah,… ” Penuh dengan nada kemarahan,..
” Kamu gak tau apa-apa Jenn,.. ” Mamah menjawab, namun mengalihkan pandangannya dari-ku,..
” Aku gak tahu ?? Jadi selama ini cuma kebohongan,.. “
Mamah diam tak menjawab,..
” Kamu gak tau apa-apa Jenn,.. ” Mamah menjawab, namun mengalihkan pandangannya dari-ku,..
” Aku gak tahu ?? Jadi selama ini cuma kebohongan,.. “
Mamah diam tak menjawab,..
” Jawab Mah jawab,.. ” Aku memohon, Jarwo mulai berani menaikan
pakaian-ku yang cukup ketat itu,.Perut-ku yang rata mulai tersibak, aku
tak perduli dengan apa yang dilakukan oleh Jarwo,. Aku malah melucuti
pakaian-ku sendiri seolah protes dengan apa yang dilakukan Mamah,..Aku
ingin melihat reaksi Mamah melihat aku dikerjai oleh para
pembantu-nya,.namun…
Mamah masih diam, yang keluar dari mulut-nya malah lenguhan-lenguhan
yang membuat darah-ku kian mendidih, yang kulihat hanya-lah sebuah
pemandangan yang benar-benar menjijikan, Nyonya Edward Kalina isteri
seorang Milliuner di kota ini yang cukup terpandang di mata masyarakat,
tampak begitu menikmati, dilecehkan, begitu pasrah membiarkan
pembantunya memainkan lidahnya di payudara-nya,..
Darah-ku benar-benar terbakar, namun tak seberapa dibanding rasa
kecewa yang kurasakan di dalam hati-ku, aku menjerit dan menangis dalam
hati-ku, ingin rasanya marah, aku ingin keluar dari sini sekarang,..
Cukup sudah cukup, aku ingin selekasnya angkat kaki dari rumah ini,
Papah,.. aku harus mencari Papah sekarang, hanya itu yang terlintas
dalam benak-ku,.. aku mengambil baju-ku yang dengan bodoh tadi
kulempar,. Aku menampik tangan Jarwo yang sedang meremas-remas
payudara-ku dari balik Bra-ku yang belum sempat dilucuti-nya,..
Jarwo seolah protes denagn apa yang kulakukan, ia menatap-ku tajam,
namun dalam kemarahan-ku aku tak perduli lagi dengan apa yang Jarwo
lakukan pada-ku, atau apa yang akan mereka lakukan pada Mamah, melihat
kemarahan di wajah-ku Jarwo terdiam, aku mengambil HP-ku di meja, tepat
di depan sofa tempat Mamah sedang dikerjai oleh Arno,.
Aku diam seolah tak ingin menatapnya, aku melihat HP-ku, ada satu SMS
dari Ryan, aku melangkah keluar, ingin segera menghubunginya,.. hanya
dia tempat aku menumpahkan kekecewaan dihati-ku sekarang,.. meski aku
masih berharap Mamah akan memanggil-ku dengan suara yang begitu hangat
seperti biasanya, menjelaskan semua kebohongan ini pada-ku,..
Hanya tinggal tiga langkah lagi, aku berjalan membelakangi Mamah
menuju pintu keluar ruangan itu, tak ada suara desahan Mamah lagi, tapi
juga tak ada suara yang begitu hangat memanggil nama-ku,..Air mata-ku
mengalir perih rasanya,..
Aku mengengam Hand Grip pintu, terdiam masih menunggu Mamah beberapa
detik, namun masih juga diam seribu bahasa,,. Aku menutup Mata-ku sambil
menarik HandGrip pintu itu, tertahan,..
Tangan kekar Pak Ramses menahan pintu itu hingga tak bisa kubuka, aku
tak percaya kini Pak Ramses turut ikut dalam kekacauan ini,. padahal
selama ini aku selalu berfikir hanya Pak Ramses dan Bok Inem pegawai
yang bisa kupercaya dirumah ini..
” Pak !!! ” Bentak-ku,. Masih dengan mata yang merah dan air mata bercucuran,..
Namun ia tak menjawab dengan kata-kata, ia mengambil ponsel-ku dari gengaman-ku, merebutnya, kemudian memeluk tubuh-ku dengan tangan-tangannya yang kekar,.. bukan-bukan pelukan namun seperti menggendongku kembali ke arena pertempuran,..
Namun ia tak menjawab dengan kata-kata, ia mengambil ponsel-ku dari gengaman-ku, merebutnya, kemudian memeluk tubuh-ku dengan tangan-tangannya yang kekar,.. bukan-bukan pelukan namun seperti menggendongku kembali ke arena pertempuran,..
Aku memberontak dengan apa yang dilakukan-nya,.. aku memukul-mukul
punggung Pak Ramses yang begitu kekar berotot,.. namun pukulan-ku
seperti menabrak karang dan tak membuat Pak Ramses melepaskan diri-ku,..
Ia menjatuhkan tubuh-ku keatas sofa,. Aku menatap dengan penuh kemarahan pada Satpam rumah-ku itu,..
” Diem Non Jenni !! ” Bentaknya,..
Aku terdiam, baru kali ini aku melihat ia begitu marah,..
” Diem Non Jenni !! ” Bentaknya,..
Aku terdiam, baru kali ini aku melihat ia begitu marah,..
” Sekarang diam dan liat aja non,.. “
Pak Ramses duduk disamping-ku, aku memalingkan wajah-ku, tak ingin melihat Mamah yang sedang dikerjai oleh kedua pembantu-ku itu, aku menutup mata-ku, namun tangan kuat Pak Ramses memaksa-ku kembali melihat kearah Mamah, Jarwo dan Arno,..
Pak Ramses duduk disamping-ku, aku memalingkan wajah-ku, tak ingin melihat Mamah yang sedang dikerjai oleh kedua pembantu-ku itu, aku menutup mata-ku, namun tangan kuat Pak Ramses memaksa-ku kembali melihat kearah Mamah, Jarwo dan Arno,..
” Buka Mata-nya Non, ” Bentaknya lagi,..
Aku masih menutup mata-kurapat-rapat,.. hingga sebuah tamparan mendarat di pipi-ku,,..
Aku terpaksa membuka mata-ku, sepertinya posisi telah menjadi terbalik, siapa majikan dan pembantu di rumah ini,..
Aku masih menutup mata-kurapat-rapat,.. hingga sebuah tamparan mendarat di pipi-ku,,..
Aku terpaksa membuka mata-ku, sepertinya posisi telah menjadi terbalik, siapa majikan dan pembantu di rumah ini,..
Mamah membalas ciuman Jarwo yang baru saja berdiri disebelahnya,..
perlahan Arno yang duduk disebelahnya melepas celana lusuh yang
dipakainya, tangan Mamah langsung meremat penis itu, perlahan jemari
tangan-nya bergerak mengocok penis itu, meremas-remas sambil sesekali
memainkan buah pelirnya,..
Jijik aku melihatnya, namun pak Ramses memaksa-ku untuk menyaksikan
semua ini, aku terdiam menyaksikan Jarwo mencumbu Mamah, memainkan
payudara-nya,, meremas dan menarik-narik putingnya itu, sesekali
bergetar merasakan rangsangan ditubuhnya, mulutnya pun tak pernah
berhenti mendesah,..
Lidah Mamah dan Jarwo saling bertautan diluar mulut mereka, sementara tangannya tak pernah absen mengocok penis Jarwo,..
” Gimana Non, hampir setiap hari kaya gini loh Non,.. sayang Non
ketinggalan selama ini,..” Ramses membisik, aku benar-benar terkejut
mendengarnya, jadi itu alasanya kenapa Mamah begitu terlihat ‘biasa’
melayani mereka,..
” Saya juga sebenarnya udah sejak lama mau ngerasain Non,.. ” pak
Ramses melanjutkan, kata-kata yang terdengar begitu memuakan di
telinga-ku,.. ” pertama waktu liat non lagi ‘main’ sama pacar non yang
dulu itu di ruang tamu,.. Bapak liat dari ruang kamera,.. sejak itu
bapak sadar, non yang dulu segitu lucunya sudah matang sekarang, siap
untuk dipetik he he he,.. ” Ingin rasanya muntah mendengar ucapannya,
yang seolah sama sekali tak memiliki rasa malu, tapi aku pun sadar dari
ucapannya,.. ternyata yang merekam dan memberikan rekaman itu pada Jarwo
dan Arno adalah orang ini,..
Pak Ramses memeluk-ku, aku berusaha melawan, aku tak sudi dipeluk
orang ini, namun aku kalah tenaga, perlahan ia memluk tubuh-ku, membekap
tubuh-ku erat-erat ditambah lagi .Ia berusaha melumat bibir-ku,.
Lagi-lagi ia berhasil melumat bibir-ku tanpa bisa kucegah, aku sudah
berusaha memalingkan wajahku berulang-ulang, namun gagal, aku memejamkan
mata-ku, kurasakan lidahnya yang masuk dalam mulut-ku sebelum menyedot
lidah-ku, aku tak sudi membalas ciuman-nya, aku tak percaya semua orang
dirumah ini seperti menghianati-ku, meski tak sesakit apa yang dilakukan
Mamah, namun aku selalu merasa Pak Ramses adalah pegawai rumah ini yang
paling bisa dipercaya,..
Namun tiba-tiba pak Ramses memberikan-ku waktu istirahat sejenak, ya
sejenak untuk menyaksikan sebuah adegan yang benar-benar menjijikan,..
Mamah sudah berdiri polos tanpa sedikit pun benang di tubuh-nya,
perlahan ia menurunkan tubuhnya, tangannya membimbing penis Arno agar
tetap tegak sementara bibir vagina-nya bergerak kian mendekat, menelan
penis Arno perlahan, Sedikit demi sedikit penis itu mulai tertelan
masuk,..
Masuk membelah vagina Mamah, ” ughhh ” Mamah merintih tertahan, namun
ia kembali menghujamkan tubuhnya ke penis itu, perlahan kembali penis
itu tertelan lebih dalam,.. Matanya setengah terpejam, namun sama sekali
tak melihat kearah-ku, ia seperti sama sekali tak memiliki rasa malu,
bersetubuh dengan orang rendah seperti mereka di depan anak-nya
sendiri,..
Hingga perlahan penis itu amblas seluruhnya dalam vagina Mamah,
perlahan juga Mamah bergerak naik turun sambil meremas payudara-nya
sendiri meremas-remasnya sambil terus menyetubuhi Arno,.. ia mendesah
hebat, sama seperti Arno yang terus mendesah dan terlihat kewalahan
dengan permainan Mamah..
Aku benar-benar tak percaya dengan yang kulihat sekarang Mamah yang
sedang menghujamkan tubuhnya, naik turun menyetubuhi Arno yang berada
dibawahnya sementara Jarwo dibelakang Mamah,. Menciumi majikannya itu
dengan penuh nafsu, jemari Mamah pun aktif mengocok penis Jarwo yang
sengaja disodorkan padanya,.
Mamah tampak begitu kegilaan, sesekali ia menelan penis Jarwo,
sebelum kembali mengocoknya, tak hanya mengerjai penis Jarwo, ia pun
tampak begitu bergairah mengoyangkan tubuhnya, sepanjang penis Arno
dibawahnya,. Sama seperti Jarwo, Arno pun tampak begitu kegilaan meremas
payudara Mamah yang masih begitu ranum mereka memilin-milin puting
payudaranya, sesekali meremas kasar payudara itu..
Pemandangan yang merangsang sekaligus menjijikan,.. andai itu adalah
seorang wanita yang tak aku kenal dan sedang bergoyang-goyang begitu
erotis, mengoyangkan tubuhnya, menyetubuhi dua orang lelaki buruk rupa
yang ada di dekatnya, meliuk-liuk begitu mempesona, suara desahan yang
memenuhi ruangan itu,..
Mulutnya yang terus bergerak, entah mendesah-desah nikmat ataupun
mengoral penis Jarwo yang berdiri disebelahnya, aku begitu takjub dengan
apa yang dilakukan wanita itu, ia tampak begitu menguasai keadaan,
menikmati dan mengendalikan kedua orang itu,. Penis yang dilumatnya,
hingga tubuhnya yang terus bergerak, memuaskan kedua orang itu, dan
dirinya sendiri..
Sepasang penis Jarwo dan Arno yang pernah membuatku begitu
melayang-layang kini malah menjadi semacam objek pelampiasan nafsu
Mamah, ia dapat membuat sepasang penis itu tak lebih dari mainan-nya
untuk mencapai puncak kenikmatan-nya,..
Kagum, Andai saja orang yang sedang menaiki dua penis itu bukan
Mamah-ku sendiri aku pasti begitu takjub melihat teknik yang
digunakan-nya, penis Arno seolah tertelan begitu saja, sementara Mamah
bergerak-gerak Erotis sesekali memutar yang membuat Arno mendesah-desah
nikmat tak karuan, ia mendesis-desis tak karuan, sama halnya dengan
Jarwo yang sedang mendesah tak karuan saat Mamah menggerakan mulutnya
memutari penis Jarwo dengan lidahnya, Jarwo mendesah tak karuan,..
Suara-suara yang jelas membuat birahi-ku kembali naik,.. sementara
Pak Ramses disebelah-ku hanya tersenyum-senyum kecil, tangannya mulai
diangkat merabai tubuh-ku, terasa permukaan telapak tangannya yang
begitu kasar itu mulai menapak naik, aku hanya diam tak melawan,
Pak Ramses melucuti pakaian-ku, aku tak berani melawan, perlahan ia
menanggalkan t-shirt putih yang kukenakan, sebelum mulai melepaskan cup
bra-ku, aku sempat menahan tangan-nya yang ingin mencabut bra-ku, aku
memicingkan mata kearahnya, mata merah akibat tangisan-ku tadi, namun
tak satpam itu tak memperdulikan-ku,..
Menggunakan kekuatannya yang jelas mengungguli-ku, ia melepas bar-ku,
sepasang payudara-ku menggantung lepas, sementara jemarinya langsung
meremasi kedua payudara-ku itu, aku berusaha melawan, namun
tangan-tangan itu terus meremasi-ku, meremas sepasang payudara-ku dengan
kasar,..
” Ughhhh ” Aku melenguh-lenguh, menahan desahan yang kutahan, agar
tak keluar dari mulut-ku,..Pak Ramses menarik tubuhku, menapak ke
dadanya yang kekar, ia memainkan puting payudara-ku dengan jemari-jemari
tangannya,..sesekali menekannya, atau menjepit dengan jempol dan jari
telunjuknya,..
Aku merintih merasakan rangsangan tangannya di payudara-ku, aku
berusaha untuk tak mendesah semampu-ku, namun usaha Ramses yang terus
menjamahi payudra-ku itu membuat aku tak kuasa untuk tak mendesah, aku
mendelesir merasakan rangsangan hebatnya di sekujur tubuh-ku, Pak Ramses
berupaya mencium-ku, namun aku menolaknya, tak sudi aku mencium orang
ini,..
Tak lagi hanya tangannya yang bekerja, kini kepala Pak Ramses
menyelinap di antara ketiak-ku, lidahnya bermain di permukaan
payudara-ku, aku merinding merasakan lidahnya yang tebal itu mulai
menyapu kulit payudara-ku, mulai dari permukaaan payudara-nya hingga
memainkan puting-ku mementalkannya kesana-kemari dengan lidahnya yang
lebar,..
Aku mendelesir hebat merasakan sentuhan lidahnya di payudara-ku,
namun belum seberapa dibanding saat tangannya mulia melepas kancing
celana pendek yang kupakai, jemari tangannya menelusup masuk dalam
celana-ku itu dan mulai masuk lebih dalam, melewati celana dalam-ku, dan
terhenti tepat dimuka bibir vagina-ku,..
” Ughhhmmmm.. ” Aku mendesah tak tertahan saat kurasakan jemari
tangannya mulai menyentuh bibir agina-ku, jemari kasar dengan kuku yang
sedikit tajam, aku mengigit bibir bawah-ku saat kurasakan jemarinya
mulai menstimulasi permukaan vagina-ku itu,..
Jemarinya membelah bibir vagina-ku, sementara telunjuknya menyentuh
clitoris-ku jemari itu terus merangsang-ku, aku berusaha bertahan agar
tak larut dalam birahi-ku, sementara suara desahan Mamah terdengar masuk
dalam telinga-ku, sebelum lidah Pak Ramses mengganti masuk dalam
telinga-ku,..
Aku merinding hebat merasakan rangsangan-rangsangan yang diberikan
Pak Ramses pada tubuh-ku ini, pikiran-ku mulai buyar,.. pilinan dan
remasan di payudara-ku ditambah lagi sentuhan-sentuhan jemarinya di
clitoris-ku, aku mengigil hebat merasakan sentuhan tangannya yang begitu
dahsyat pada tubuh-ku ini,..
” ughh, hmmm.. ” aku tak lagi bisa bertahan untuk tak mendesah,..aku
menutup mata-ku,.. terasa bagaimana titik-titik sensitive ditubuh-ku
sudah dikuasainya semua,.. aku terbawa oleh kenikmatan birahi yang
diberikan oleh Pak Ramses, perlahan cairan cinta-ku mulai meleleh, aku
ingin menolak, namun tubuh-ku mengatakan hal yang berbeda,..
Sentuhan-sentuhan ditubuh-ku terus membuat-ku melayang dalam
gelombang birahi, aku menyerahkan tubuh-ku sepenuhnya,.. aku tak lagi
punya keninginan untuk melawan, hal ini yang kadang membuta-ku benci
pada diri-ku sendiri, yang begitu mudah menyerah dalam kenikmatan birahi
semacam ini, namun ada sesuatu didalam diri-ku yang ingin menyalakan
Mamah, seolah birahi-ku yang begitu besar adalah kesalahannya,..
” Ughhhh, Pak… ” Aku mengigil merasakan rangsangan di tubuh-ku,
seluruh bulu kuduk-ku merinding,.namun aku tercekat saat ponsel yang
tadi direbut oleh Pak Ramses disodorkan pada-ku,.. dengan satu tangannya
ia menyuruh-ku menjawab telepon itu,..
Aku melihat layar ponsel itu, Ryan,..
Aku menggeleng, tak mau mengangkat telepon itu, terlebih jemari Pak Ramses masih berada dalam vagina-ku,.. aku tak ingin Ryan tau apa yang terjadi disini saat ini,..
Aku menggeleng, tak mau mengangkat telepon itu, terlebih jemari Pak Ramses masih berada dalam vagina-ku,.. aku tak ingin Ryan tau apa yang terjadi disini saat ini,..
” Angkat,.. !! ” Bentak Pak Ramses, ” Nanti dia kesini !! “
Iya, benar bila Ryan sampai kesini pasti semuanya akan lebih kacau lagi,.. aku memberanikan diri mengangkat telepon itu,..
Iya, benar bila Ryan sampai kesini pasti semuanya akan lebih kacau lagi,.. aku memberanikan diri mengangkat telepon itu,..
” Halo,.. ” Aku menjawab,.. sambil mengigit bibir bawah-ku, benar apa
yang ada dalam benak-ku, jemari Pak ramses makin menggila di vagina-ku,
Jarwo tertawa kecil melihat reaksi-ku yang berusaha tak mendesah, dalam
rangsangan yang dilakukan oleh Pak Ramses,..
” Kamu lagi apa ?? Koq aku telepon gak angkat-angkat,.. ” Balas Ryan
” A..Aku masih dirumah Ry, Mama baru pulang, jadi aku baru mau mulai ngomong,.. “
Aku menutup speaker bicara ponsel-ku, aku tak tahan untuk tak mendesah kecil saat jemari Pak Ramses ditekannya masuk,..
Aku menatap layu kearah Pak Ramses,.. dibalasnya dengan tawa kecil tanpa suara, sementara jemari kian gencar keluar masuk dalam kemaluan-ku itu,..
” A..Aku masih dirumah Ry, Mama baru pulang, jadi aku baru mau mulai ngomong,.. “
Aku menutup speaker bicara ponsel-ku, aku tak tahan untuk tak mendesah kecil saat jemari Pak Ramses ditekannya masuk,..
Aku menatap layu kearah Pak Ramses,.. dibalasnya dengan tawa kecil tanpa suara, sementara jemari kian gencar keluar masuk dalam kemaluan-ku itu,..
” Yawda nanti aku telepon lagi ya,..kamu tenang aja ya, sabar,.. “
” Iya, nanti beres semuanya aku telepon,,.. ” aku berusaha bertindak sewajarnya, aku berusaha semampu-ku untuk tak mendesah..
” Ngomong terus,.. ” Ancam Pak Ramses,..
Aku tertegun menatapnya, namun matanya penuh kemarahan, aku terpaksa mengikuti apa yang dia ingin-kan,..
” Iya, nanti beres semuanya aku telepon,,.. ” aku berusaha bertindak sewajarnya, aku berusaha semampu-ku untuk tak mendesah..
” Ngomong terus,.. ” Ancam Pak Ramses,..
Aku tertegun menatapnya, namun matanya penuh kemarahan, aku terpaksa mengikuti apa yang dia ingin-kan,..
” Aku takut Ry,.. Mamah juga belum keluar dari kamarnya,.. ” Kali ini
aku lebih lancar berbohong, Pak Ramses melepaskan jemarinya dari
selangkangan-ku,..
” Kamu sabar ya, gak usah terlalu takut ya,.. “
Namun Pak Ramses membuka celana-nya disebelah-ku aku terbelalak menyaksikan penisnya yang begitu besar dan berurat,..
” Kamu sabar ya, gak usah terlalu takut ya,.. “
Namun Pak Ramses membuka celana-nya disebelah-ku aku terbelalak menyaksikan penisnya yang begitu besar dan berurat,..
Dia memegang kepala-ku,.
” Iya, aku tau,..tapi aku musti gimana ?? ” Baru aku selesai berbicara, ia melesakan penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha menolak, namun ia menahan kepala-ku,.. aku terpaksa menelan penis itu dalam mulut-ku,..
” Iya, aku tau,..tapi aku musti gimana ?? ” Baru aku selesai berbicara, ia melesakan penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha menolak, namun ia menahan kepala-ku,.. aku terpaksa menelan penis itu dalam mulut-ku,..
” Ya kamu dengerin aja, apa kata Mamah-mu ya,.. toh gak akan ada
apa-apa, yang pasti aku akan selalu ada dibelakang kamu, gak akan
terjadi apa-apa koq sayang,.. ” Ryan menjawab tanpa tau apa yang
sebenarnya terjadi,.. ia tak pernah tau, kalau aku sedang mengoral penis
lelaki lain saat ini, dan juga dia tak pernah tau kalau Mamh-ku sedang
dikerjai oleh dua orang pembantu-nya,..
Pak Ramses melepaskan penisnya, memberikan-ku kesempatan berbicara,..
” Iya, doain aku ya yang,.. ” Aku berfikir cepat menjawab Ryan,..sementara kembali penis Pak Ramses menekan masuk dalam mulut-ku,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. kamu juga berdoa dulu ya biar semua baik-baik aja,. “
Pak Ramses kembali mencabut penisnya dari mulut-ku,..
” Iya Ry, yawda ya,..doain aku ya,.. ” Aku menjawab tergesa tak bisa seperti ini terus,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. “
” CU,.. “
” Telepon aku begitu selesai ya,. ” Ryan mengingatkan,.
” Iya,.. ” Aku menjawab cepat, sementara Penis Pak Ramses kembali masuk ke mulut-ku,..
” Iya, doain aku ya yang,.. ” Aku berfikir cepat menjawab Ryan,..sementara kembali penis Pak Ramses menekan masuk dalam mulut-ku,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. kamu juga berdoa dulu ya biar semua baik-baik aja,. “
Pak Ramses kembali mencabut penisnya dari mulut-ku,..
” Iya Ry, yawda ya,..doain aku ya,.. ” Aku menjawab tergesa tak bisa seperti ini terus,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. “
” CU,.. “
” Telepon aku begitu selesai ya,. ” Ryan mengingatkan,.
” Iya,.. ” Aku menjawab cepat, sementara Penis Pak Ramses kembali masuk ke mulut-ku,..
Kumatikan telepon itu, menatap protes ke Pak Ramses,. Aku berusaha
menolak penis-nya yang berdenyut di mulut-ku, aku menarik kepala-ku,
namun ia menahannya,..Ia menjengut rambut-ku, sementara ia mulai
menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi mulut-ku..
Aku menatap kearah Mamah yang sedang dikerjai oleh Jarwo dan
Arno,..Jarwo menggantikan Arno, penianya mulai ditekan masuk dalam tubuh
Mamah, Mamah merintih merasakan penis Jarwo yang panjang itu mulai
ditekankan masuk dalam tubuhnya, namun perlahan ia mulai menguasai
keadaan, malah ikut menggerakan tubuhnya menghujam penis Jarwo,..
Perlahan sedikit demi sedikit aku pun ikut terbakar menyaksikan
adegan persetubuhan itu, kulihat Mamah yang sedang melumat penis Arno
dengan begitu lapar, menjejalkan penis-nya dalam mulutnya, menghisap
penis itu sambil menggerakan kepalanya maju mundur sepanjang penisnya,
tangannya ikut naik membantu mengocok penis Arno sambil terus
menyetubuhi Jarwo, penis Jarwo sampai terlihat sedikit mengkilat terkena
cairan dari vagina Mamah,..
Namun Pak Ramses sudah menyergap-ku sekarang, ia memeluk tubuh-ku,
menciumi tubuh-ku, sambil melumat payudara-ku, mengigit kecil
putingnya,. Aku menggelinjang merasakan sentuhan tubuhnya di tubuh-ku,
aku mengigil-gigil kecil, aku mendesah beberapa kali,.. sementara
jemarinya pun ikut merangsang-ku,.. jemarinya kembali bermain di
vagina-ku, merangsang clitorisnya sambil memainkannya, satu jemarinya
ditekan masuk yang membuat-ku mendesis tak tertahan, merasakan sebuah
benda asing menekan masuk,.
Jemarinya bergerak membelah vagina-ku, perlahan mulai keluar masuk
dalam vagina-ku, aku mulai bersandar di dada-nya, sementara jemarinya
pun kian cepat keluar masuk,.. aku mendesah tak karuan merasakan
rangsangan di vagina-ku itu, Sesekali Pak Ramses melumat bibir-ku, aku
masihtak sudi menciumnya, kubiarkan lidahnya yang bermain-main di
mulut-ku, namun tak sekalipun aku mau membalas ciumannya,..
Aku mendesis hebat, saat jemari kedua bergerak masuk, aku memekik
tertahan, ketika kedua jemari itu bergerak tak karuan, sesekali
melakukan gerakan memutar yang membuat-ku kian mengigil,.. gerakan
jemari yang kian lama kian menggila itu membuat-ku terus mendesah tak
karuan,.. perlahan gelombang-gelombang organsme kian menumpuk,..
Entah berapa lama ini berlangsung, yang dapat kupastikan hanya cairan
cita-ku sudah mulai membasahi lapisan jok sofa dibawah-ku,.. aku
membenamkan wajah-ku lebih dalam ke dada Pak Ramses, aku masih terus
melenguh sampai akhirnya seluruh otot di tubuh-ku mulai mengerat,.
Perlahan seluruh tubuh-ku bagai terjalari oleh perasaan ingin meledak,
tubuh-ku menggelinjang-gelinjang hebat,.. nafas-ku yang memburu seirama
dengan desahan-ku yang kian cepat hingga akhirnya aku mencapai
organsme-ku yang pertama,..beberapa detik tubuh-ku bergetar diudara
sebelum akhirnya ambruk kembali keatas sofa,..
” Wihhh gila keluarnya,.. he he he ” Celetuk Pak Ramses
Aku menarik nafas panjang, aku tahu tak mungkin semua selesai sampai disini,..
Aku menarik nafas panjang, aku tahu tak mungkin semua selesai sampai disini,..
Dan benar saja Pak Ramses bergerak kebawah-ku, perlahan ia menarik
satu kaki-ku keatas,.. menempel di dada-nya, sementara ia mulai
mengarahkan penisnya kearah vagina-ku,..ia langsung menyodokan penisnya
yang begitubesar dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan,. Perih dan
masih sedikit ngilu,..
Aku menahan perut Pak Ramses,.. perut yang benar-benar kekar
Berotot,. Memintanya perlahan memasukan penisnya dalam liang vagina-ku,
tampaknya ia mengerti dan kemudian mulai kepala penisnya mendesak masuk,
benar-benar terasa menekan, mendobrak masuk dalam liang kewanitaan-ku
itu,
Namun apa yang terjadi sekarang, penisnya yang begitu besar sudah
menggeletar di depan bibir kemaluan-ku, perlahan aku menggelinjang
merasakan penisnya dengan dibimbing tangan kirinya mulai menekan
masuk,.. Aku menutup mata-ku, perlahan kurasakan penis itu mulai
mendesak masuk,..
” Ughh Pak,.. ” Aku mendesah menahan rasa perih-perih nikmat yang
sedang melanda diri-ku, sementara disana kudengar suara desahan Mama
yang sedang dikerjai Jarwo dan Arno, aku tak perduli aku menutup
mata-ku, aku tak ingin menoleh melihat-nya, AKU TAK PERDULI dengan apa
yang terjadi pada Mamah lagi, hati-ku terlanjur sakit..
” Gila sempit banget non,.. cowo non payah ya ?? ” Celetuknya,..
Panas kuping-ku mendengarnya,.. bukan cuma masalah ukuran-nya yang
memang besar, tapi hati-ku pun jelas tak menginginkan persetubuhan ini
sehingga membuat vagina-ku sedikit merapat, namun apa peduli Pak Ramses
selain berusaha menekankan penisnya lebih dalam lagi,..
” Ahhh Pak,.. awww,.. ” penisnya terasa begitu penuh dalam vagina-ku,
perih aku meringis sakit namun ada kenikmatan yang bersembunyi dibalik
rasa sakit itu,..” Enak non, jepitannya mantap,.. ” Ia membisik,
” Wo, No,. Bu gila anak ibu ini, sempit banget, bisa denyut-denyut lagi kayak Mamahnya,.. ” Ramses berkoar,..
Aku menahan malu mendengar ucapannya,..
” Mang turunan Ram, ibu sama anak sama-sama hotnya,.. Ughhh…. ” Jarwo mendesis saat penisnya kembali hilang ditelan mulut Mamah,..
Aku menahan malu mendengar ucapannya,..
” Mang turunan Ram, ibu sama anak sama-sama hotnya,.. Ughhh…. ” Jarwo mendesis saat penisnya kembali hilang ditelan mulut Mamah,..
Aku tak melihat lebih jauh, aku sudah begitu sibuk dengan penis Pak
Ramses yang mulai bergerak dalam vagina-ku, kurasakan penis yang begitu
besar itu perlahan bergerak, meninggalkan mulut rahim-ku, menuju bibir
vagina-ku sebelum kembali ditekan masuk yang membuat-ku kembali mendesah
hebat,..
” Ughhh,.. ” Belum habis desahan-ku, sebuah hentakan kembali
membuat-ku kembali mendesah hebat,.. lemas rasanya disetubuhi penis
sebesar ini,.. kian lama, kian cepat juga Pak Ramses menyetubuhi-ku,..
penisnya bergerak kian cepat dibantu vagina-ku yang mulai basah,.. ia
melumat payudara-ku satau menggerakan lidahnya menjilati wajah-ku,..
Tangannya pun tak mau berhenti, sesekali malahan bermain di
clitoris-ku, yang membuatku kian mendesah tak karuan,..aku menutup
mata-ku,.. sambil berusaha menahan jemari yang sedang menyetubuhi-ku
dengan tangan-ku,namun aku tak berdaya melawan keinginannya, kian lama
jemari itu bergerak kian cepat merangsang clitoris-ku itu, aku mengigil
hebat merasakan rangsangannya yang benar-benar membuat-ku
melayang-layang,..
Namun semua itu belum seberapa, hentakan penisnya yang kian lama kian
cepat menyetubuhi-ku, kian bertambah cepat saat sepasang tangannya
mencengkram bahu-ku,..hentakannya kian bertambah cepat dan kuat, aku
memalingkan wajah-ku kekanan-kekiri terus berulang-ulang, pelampiasan
kenikmatan berlebih yang kurasakan,
AKu benar-benar kesetan dibuatnya, penisnya melaju keluar masuk
begitu cepat, sementara tubuh-ku terasa dirobek-robek oleh penis yang
melaju tanpa sedikit rasa kasihan padaku yang terus menggeletar seperti
ayam yang dipotong, tubuhku terus bergeletar-geletar hebat,..
Aku mendesah ketika aku tak kuasa mencegah organsme yang kurasakan,
aku masih gemetaran saat kembali sebuah organsme lain melanda tubuh-ku,
tubuh-ku menggelinjang tanpa henti,..selama beberapa menit punggung-ku
naik ke udara merasakan organsme yang begitu dahsyat 3 kali aku mencapai
klimaks dalam waktu yang berdekatan,.. aku langsung ambruk begitu badai
organsme itu mereda,..
Tubuh-ku penuh keringat sementara penis dalam vagina-ku masih terasa
begitu keras,.aku malas melihat wajah Pak Ramse yang sedang sibuk
terkekeh menyaksikan ekspresi wajah-ku yang sedang dilanda kenikmatan
tadi,.
” Enak non ?? ” dia bertanya,.. aku diam tak menjawab sementara dia pun masih sibuk menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi-ku,..
” Ganti gaya ya Non,.. ” Ia menggangkat tubuh-ku, memposisikan-ku menungging,.. aku membenamkan wajahku ke pegangan tangan sofa, lemas akibat rangkaian Organsme barusan,..
” Ganti gaya ya Non,.. ” Ia menggangkat tubuh-ku, memposisikan-ku menungging,.. aku membenamkan wajahku ke pegangan tangan sofa, lemas akibat rangkaian Organsme barusan,..
Aku memejamkan mata-ku, penis Pak Ramses mulai ditekannya masuk,
sementara dalam posisi Doggy ini, tangannya dapat mencengkram erat
pinggul-ku, dan penisnya bisa tenggelam lebih dalam lagi dari posisi
sebelumnya..aku tak punya banyak pilihan selain pasrah menerima penisnya
yang mulai ditekannya masuk,..
Kugigit bibir bawah-ku, sambil memejam-kan mata-ku erat-erat,
kurasakan bagaimana penisnya mulai menyeruak masuk, aku mendesis
tertahan, penisnya mulai masuk lebih dalam, lebih dalam lagi dari
sebelumnya, berulang kali ia mencabut dan menekan masukan penisnya dalam
vagina-ku, bisa dibilang ini kedua kalinya penis Pak Ramses masuk dalam
tubuh-ku, namun masih terasa begitu besar,..perih tapi juga nikmat
rasanya,..
Hentakan-hentakan bertenaga hingga membuat penisnya terpaku lebih
dalam lagi, aku menatap lirih merasakan penisnya yang masuk begitu
dalam,.. kurasakan jemarinya yang berulang kali menampar bokong-ku
hingga kemerahan, aku hanya diam menahan rasa sakit itu,.. sebelum
melolong panjang, saat satu hentakan kuat membuat penis Pak ramses masuk
seluruhnya dalam vagina-ku,..
” Uhhhhh ” aku melolong hebat, merasakan denyutan penisnya yang masuk
begitu dalam di vagina-ku,..ia diam sesaat seolah merasakan himpitan
otot-otot vagina-ku yang kembali menjepit penisnya,..
Belum sempat aku melihat lebih banyak, Pak Ramses sudah mengoyangkan
pinggulnya menghajar vagina-ku dengan penisnya yang menggeletar-geletar
hebat,. Aku mendesah panjang saat penisnya itu mulai bergerak
menyetubuhi-ku, aku memejamkan mata-ku merasakan penisnya yang keluar
masuk dalam vagina-ku,.. lemas rasanya meraskan penisnya yang begitu
cepat keluar masuk dalam vagina-ku, membuat-ku terus melolong-lolong
merasakan penisnya yang mengobrak-abrik tubuh-ku,..
Aku meremas apa-pun yang bisa kuremas, sementara kian lama kian cepat
juga Pak Ramses mengerjai-ku, dahsyat sekali, aku mendesah tak karuan,
sementara keringat bercucuran dari wajah dan tubuh-ku, jemarinya tak
hanya sesekali menampar bokong-ku, namun sesekali juga meremas-remas
payudara-ku, meremas-remasnya dan menarik-narik putingnya,..
” Oughh, ughhh, ahhh,.. ” desahan-ku tak pernah berhenti meluncur keluar dari mulut-ku,
” Ya, terus begitu non,.. ” Tanpa sadar aku mengikuti irama persetubuhan Pak Ramses
” Ya, terus begitu non,.. ” Tanpa sadar aku mengikuti irama persetubuhan Pak Ramses
Kian lama kian cepat ia memacu-ku penisnya tertambat kian dalam, kian
kuat, kian bertenaga, aku melayang-layang tak karuan, sementara penis
dalam vagina-ku mulai bergeletar-geletar kurasakan penis itu mulai
berdenyut-denyut, hentakan penis Pak Ramses pun kian cepat membuat-ku
kian belingsatan,..
Benar apa yang kuperkirakan, akhirnya beberapa saat kemudian mencabut
penisnya,. Masih sambil mengocoknya di depan wajah-ku, ia meminta-ku
membuka mulut lebar-lebar, penisnya disodokan masuk, persis sesaat
sebelum memuntahkan spemanya dalam mulut-ku,.. sperma itu meleleh masuk
dalam tenggorokan-ku tanpa bisa kucegah, hingga akhirnya penis itu mulai
layu dalam mulut-ku,..
Aku masih berjuang menelan sperma yang terasa begitu menjijikan itu
dalam mulut-ku, aku menelannya perlahan, sambil menahan rasa mual-ku,..
hingga akhirnya aku berhasil menelan semua sperma itu,.. aku langsung
menjatuhkan tubuh-ku ke karpet dibawah, aku menelentangkan tubuh-ku
sambil menarik nafas mengistirahat-kan tubuh-ku yang benar-benar
kelelahan,.. sementara Pak Ramses berjalan kerah Mamah yang sedang sibuk
menyelesaikan urusannya dengan Jarwo,..
Tak ada waktu istirahat, Masih lemas akibat diperkosa Pak Ramses
tadi, kembali Jarwo dan Arno mendekati tubuh-ku,.. perlahan mengangkat
tubuh-ku yang tadi tergeletak diatas karpet,. Mereka memaksa-ku setengah
berdiri, sementara tubuh-ku condong menakan kepala bantalan punggung
sofa,.. bokong-ku terangkat naik keatas,..
Arno yang kegirangan langsung mendekati-ku dan mengoyangkan penisnya
yang sudah kembali keras sehabis menumpahkan muatannya pada Mamah tadi,
aku mendelesir saat penis Arno bergoyang di bibir vagina-ku,..aku
memejamkan mata, menunggu detik-detik penis Arno menekan masuk dalam
vagina-ku,..
Aku menundukan kepala-ku, lemas.. aku dapat melihat penis Arno yang
begitu keras itu mulai menekan masuk, aku menutup mata-ku lagi,
kurasakan penis Arno yang mulai masuk , ditarik kembali, kembali masuk
berulang-ulang sebelum akhirnya berhasil tenggelam dalam vagina-ku,..
tak sampai sedetik setelah penisnya berhasil kutelan,..
” Ughhh, awwww,.. ” Ia telah membuat-ku mendesah-desah
hebat,..bergerak cepat pinggulnya menyetubuhi-ku, sementara penisnya
meluncur begitu cepat keluar masuk dalam vagina-ku,
” Oughhh,.. hmmm.. ” Aku terus mendesah dibuatnya, sepasang kaki-ku
terasa begitu lemas akibat serangkaian organsme yang kurasakan sejak
tadi, tak hanya itu, tubuh-ku sudah terasa begitu pegal dan lelah, aku
beruntung Jarwo masih duduk disebelah-ku, menatap-ku sambil
tersenyum-senyum kecil, dengan penisnya yang masih setengah ereksi
itu,..
Arno mengangkat kaki kiri-ku ke atas jok sofa, membuatnya lebih mudah
menaruh kuda-kuda kaki-ku, membuatnya dapat kian cepat menggoyangkan
penisnya keluar masuk dalam vagina-ku, mulut-ku terus menceracau tak
jelas,.. aku memalingkan wajah-ku kearah Mamah, yang sedang berpelukan
begitu mesra dengan Pak Ramses,..
” Nah itu non, non mau tau kan yang bisa kita lakuin kalo non gak
ada,.. ” Jarwo terkekeh seolah mengerti apa yang sedang kupikirkan,..
Kulihat Mamah yang sedang mencium Pak Ramses, lidah mereka yang bertemu diudara, saling berpagutan, sementara penis Pak Ramses sedang dikocok-kocok oleh Mamah, jijik sekali bagi-ku melihat pemandangan itu,..
Kulihat Mamah yang sedang mencium Pak Ramses, lidah mereka yang bertemu diudara, saling berpagutan, sementara penis Pak Ramses sedang dikocok-kocok oleh Mamah, jijik sekali bagi-ku melihat pemandangan itu,..
Jemari Pak Ramses bermain dibibir vagina Mamah, Mamah mendesis desis
hebat sambil memainkan penis Pak Ramses dalam gengamannya, aku tak
membayangkan saat Mamah sengaja menyodorkan vagina-nya ke kepala penis
Pak Ramses, perlahan ia menggerakn batang penis itu menyelisir di bibir
vagina-nya,.. ia menggelinjang-gelinjang merasakan penis yang menekan di
mulut vagina-nya itu…
” Ughhhmmm ” aku melolong hebat, kurasakan penis Arno yang kian cepat
menyetubuhi-ku,..aku mencengkram betis-ku sendiri sebagai pegangan
tubuh-ku,.. kian lama aku kian menunduk, sementara penis Arno kian cepat
keluar masuk dalam vagina-ku,..Sama seperti yang dilakukan Pak Ramses
tadi, tiba-tiba Arno menarik rambut-ku, membuat wajah-ku menegadah
keatas sementara ia seperti seorang Joki yang sedang memacu kudanya,..
Aku menahan payudara-ku yang terguncang sejak tadi, sesekali aku
meremasnya sekedar pelampiasan kenikmatan yang aku rasakan, aku mengigil
hebat merasakan persetubuhan yang begitu dahsyat sejak tadi,..
Jarwo tertawa melihat apa yang kulakukan, memendam rasa malu-ku pun
memindahkan tangan-ku yang tadi meremas-remas payudara-ku sendiri ke
tangan Arno yang kekar,.
” Ughh, hmm.. ” Aku terus mendesah tak karuan,..
Cengkaraman-ku kian kuat di tangan Arno, kuku-kuku-ku yang panjang mungkin sedikit menggores lengannya, namun ia tak perduli dan terus menghujamkan penisnya dalam vagina-ku terus-terus, membuat ku kian tak tahan untuk menahan gejolak birahi yang menguasai tubuh-ku,..
” Ughh, hmm.. ” Aku terus mendesah tak karuan,..
Cengkaraman-ku kian kuat di tangan Arno, kuku-kuku-ku yang panjang mungkin sedikit menggores lengannya, namun ia tak perduli dan terus menghujamkan penisnya dalam vagina-ku terus-terus, membuat ku kian tak tahan untuk menahan gejolak birahi yang menguasai tubuh-ku,..
Sebelum akhirnya tubuh-ku bergetar hebat, seluruh tulangku berderik
sementara penis Arno keluar masuk kian cepat menyetubuhi-ku, aku meremas
jok Sofa itu kuat-kuat, sebelum melolong hebat, saat aku mencapai
klimaks untuk kesekian kalinya,..
Aku sampai terjatuh membenamkan wajah-ku kelelahan,.. nafas-ku
tersengal-sengal, sementara Arno yang nampak belum puas mengerjaiku,
kembali mengangkat tubuh-ku, membimbing-ku turun dari sofa, sementara ia
berbaring diatas karpet dekat meja sofa itu,.. aku duduk diatas
perutnya, sebelum ia membimbing selangkangan-ku kearah penisnya,..
Jemarinya menegakan penisnya, sementara tangan yang satunya menekan
tubuh-ku turun, menelan penisnya dalam vagina-ku,.. masih ngilu akibat
organsme yang tadi, namun mana mungkin mereka perduli dengan apa yang
kurasakan, perlahan aku mulai menurunkan pinggulku,. Sementara penisnya
mulai tertelan dalam vagina-ku menusuk masuk kian dalam, hingga aku
dapat mendaratkan bokong-ku ke pahanya,..
Aku bertumpu di dadanya, sementara sepasang tangan Arno mencengkram
perut-ku, mengatur gerakan tubuh-ku maju mundur, penisnya mulai
bergerak-gerak dalam vagina-ku searah dengan gerakan pinggul-ku yang
maju mundur menyetubuhi-nya, aku mendesah merasakan gerakan penis di
dalam vagina-ku sana
Kugerakan jemari-ku kearah puting Arno, perlahan aku
melingkar-lingkarkan jemari-ku sebentuk puting dada-nya itu, sementara
selain gerakan tangannya yang memaju mundurkan pinggang-ku, kini ia
turut menghentakan tubuhnya hingga penisnya bisa masuk lebih dalam dan
lebih cepat dibanding hanya dengan gerakan tangan-nya tadi..
Jelas aku tak lagi bisa dalam posisi seperti tadi, kini aku harus
bertumpu dada tanganya, setengah berjongkok untuk ikut menggerakan
pinggul-ku naik turun, kian lama kian cepat sementara aku hanya bisa
menutup mata-ku sambil mendesah panjang, sepanjang gerakan naik turun
yang dilakukan oleh Arno,..
Aku memegang telapak tangannya, sementara aku kian aktif mengerakan
tubuh-ku naik turun menyetubuhi Arno, sisa-sisa organsme yang membuat
ngilu tubuh-ku tadi mulai tak terasa, yang terasa hanya tinggal rasa
lelah saja,.aku memalingkan wajahku, menatap Mamah yang kini sedang
dikerjai oleh Pak Ramses,..
Mamah mengangkat betis kananya tinggi-tinggi sementara Pak Ramses
begitu bernafsu menyetubuhi Mamah dari belakang, penisnya bergerak
begitu cepat, tangannya meremas di payudara Mamah, sementara keduanya
berciuman dengan begitu bernafsu,.
Sesekali aku membenarkan rambut-ku yang tersibak kesana-kemari, aku
mendesah tak karuan merasakan desakan penisnya yang begitu keras menekan
masuk, aku menggelinjang-gelinjang hebat,berushaa menahan desakan
organsme yang kian kurasakan..
” Geser Non ” tiba-tiba Arno menghentikan pacuannya,..
Ia menunggingkan tubuh-ku, sebelum kembali menekan masuk penisnya dalam vagina-ku, aku memejamkan mata-ku, merasakan penis yang kembali ditekan masuk itu,..
Ia menunggingkan tubuh-ku, sebelum kembali menekan masuk penisnya dalam vagina-ku, aku memejamkan mata-ku, merasakan penis yang kembali ditekan masuk itu,..
Tangannya mencengkram pinggul-ku erat-erat, sementara Kakinya segaris
dengan pinggul-ku hingga membuatnya sekilas seperti seekor gorilla yang
sedang menyetubuhi pasangannya,…
Pacuannya begitu cepat, sementara tangannya seseklai berpindah dari
pinggul-ku ke payudara-ku, aku menggelinjang hebat merasakan
remasan-remasan di payudara-ku ditambah lagi penisnya yang bergerak
begitu cepat keluar masuk dalam vagina-ku,..
Jarwo berdiri didepan-ku sekarang, dengan penisnya yang sudah
mengacung tegak,. Aku menunggu sesaat, menunggu ia menyuruh-ku mengoral
penisnya itu, aku tak mau terlihat begitu murahan dihadapan mereka,.. ”
Ayo non,.. isepin,.. ” Kata yang sudah kutunggu,..
Kuraih batang kemaluan itu, sebelum kubimbing masuk dalam mulut-ku,
kujilati kelapa penisnya dengan lidah-ku sambil kukocok-kocok dengan
tangan-ku, kujilati seluruh peemukaan batang penisnya, sebelum kusedot
kuat-kuat hingga lesung pipit-ku kian memalung,..
Aku mengoral penis Jarwo, sebagai pelampiasan desahan-ku yang begitu
kencang, aku tak mau kelihatan begitu murahan yang mendesah begitu
kencang disetubuhi oleh Pak Ramses disebelah sana,..
Hingga akhirnya penis Arno menggelater-geletar di dalam vagina-ku,
penis itu bertambah keras sambil menggejang,.. Arno langsung menarik
lepas penisnya sambil menarik kepala-ku dari penis Jarwo,..
” Setan lu No,.. ” Jarwo terkekeh,..
Sementara Arno mengocok-ngocok penisnya sendiri, sambil mendesah-desah tak karuan, aku membuka mulut-ku lebar-lebar bersiap menerima muntahan lahar Arno,..
Sementara Arno mengocok-ngocok penisnya sendiri, sambil mendesah-desah tak karuan, aku membuka mulut-ku lebar-lebar bersiap menerima muntahan lahar Arno,..
” Crett,.. Crettt Crettt… ” Beberapa kali tembakan sperma Arno
menelan masuk dalam mulut-ku, aku berusaha menelan sperma itu perlahan,
kutelan sedikit demi sedikit sebelum kembali aku harus menjalankan
ritual, membersihkan penis Arno yang penuh dengan lelehan sperma
bercampur cairan cintaku sendiri itu,..
Aku menarik nafas panjang berusaha mengistirahatkan diriku semaksimal
mungkin, aku tahu sebentar lagi giliran Jarwo menggarap-ku,.. aku
mengatur nafas-ku dan berusaha menetralisir rasa letih yang begitu
melanda diri-ku,..
Benar saja, belum berkurangbanyak rasa lelah-ku saat Jarwo
membaringkan tubuh-ku diatas karpet,..” Sekarang saya ya non,, he he,
kangen ma jepitan non,.. ” wajah-ku merah mendengar hinaan itu,.. aku
menatap Mamah yang sedang dalam posisi WOT sementara bergerak begitu
erotis mencium dan membiarkan Pak Ramses menyusu di payudara-nya,..
Jarwo menarik betis-ku, membimbing perlahan penisnya masuk dalam
vagina-ku, aku merintih merasakan penisnya yang tak berpa besar tapi
panjang itu menekan masuk,. Menyentuh bagian yang tadi belum digarap,
rasanya pedih namun juga membuat tubuh-ku panas dan gatal,.. aku tak
perlu menunggu lama, menunggu Jarwo mulai menggerakan pinggul-nya
menggarap-ku,..
Kedua betis-ku diangkat kepundaknya, posisi kesukaannya saat
menyetubuhi-ku, sementara sepasang payudara-ku terguncang-guncang karena
Jarwo menggarap-ku begitu kesetanan,.. gerakan-nya begitu cepat sambil
terus menyetubuhi-ku, sesekali ia menghisap payudara-ku dan memainkan
putingnya, membuat-ku tambah menggelinjang merasakan permainan lidahnya
di payudara-ku,..
Aku hanya bisa melenguh-lenguh saja, kurasakan penis dalam vagina-ku
itu kian lama kian cepat memacu-ku, gerakannya tak beraturan kadang
cepat kadang perlahan, terkadang ditambah lagi sodokan-sodokan kuat
seperti kebiasaanya yang membuat-ku kian tenggelam,..
Namun aku sudah begitu kelelahan,..aku mendesis menahan rasa nyaman,
birahi yang mulai menumpuk kembali dalam benak-ku, aku yakin wajah-ku
sudah kuyu, dengan keringat disekujur tubuh-ku, aku terus mendesah
sementaraArno ikut-ikutan memainkan payudara-ku,..
Terus meremasnya seperti barang milik pribadinya sendiri, payudara-ku
terus dimainkannya, sementara penis Jarwo masih terus memacu-ku, aku
tersentak saat sebuah Organsme kembali menghajar-ku,..
” Ughhhh,.. ” Aku mendesah dalam sela-sela tenggorokan-ku yang sudah
kering, haus dan lelah, tubuh-ku serasa patah saat aku kembali
bergetar-getar,.. pikiran-ku mulai kacau entah berapa lama berlalu, aku
pun tak sadar sempat pingsan selama beberapa menit kelelahan, hingga
akhirnya sperma Jarwo meleleh dalam vagina-ku, kurasakan semburan hangat
spermanya dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan, suara tawa dan
ejekan-ejekan mereka tak lagi sanggup kudengar,.. desahan Mamah yang
masih digarap oleh Pak Ramses mulai memudar, aku menutup mata-ku, tak
lama hingga aku mulai tertidur..
Entah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya aku tersadar,namun
masih ku-tutup mata-ku, menahan air mata yang mengalir, cahaya matahari
senja mengintip dari balik tirai jendela ruang kerja Papah,.. Mamah
pergi entah kemana, aku terbangun dengan sebuah surat pemintaan maaf
dari-nya, entah ia pergi kemana, yang pasti Jarwo, Arno dan Ramses ikut
lenyap dari rumah ini,..
Aku menghubungi Sari sekretaris Papah meminta dicarikan petunjuk
sesuai yang Mamah katakan dalam suratnya, tak lama ia balik
menghubungi-ku, aku hanya mengikuti saja petunjuk Mamah disuratnya untuk
menghubungi Sari, beberapa kalimat dalam surat Mamah menyiratkan Papah
telah berulang kali membohongi keluarga ini, SMS Sari menguatkan apa
yang dituangkan Mamah melalui surat-nya,..
Papah berulang kali pergi ke satu kota yang sama, Surabaya 2-3 kali
dalam satu bulan ini, padahal setahu-ku Papah tak pernah mengatakan
pergi ke Surabaya beberapa bulan terakhir, ada apa ini sebenarnya,..
berbagai pikiran buruk kembali menghantui pikiran-ku, aku kian tak
mengerti di dunia seperti apa sebenarnya aku hidup,..
Apa aku harus menyusul ?? Apa aku harus kembali ke kota tempat aku dibesarkan itu ??
Ponsel-ku berdering, Ryan…
Aku ragu mengangkat teleponnya, sudah berulang kali ia menelepon-ku sejak terakhir dia menelepon-ku tadi,.. kali ini aku benar-benar tak berani mengangkatnya,.. 23 SMS dikirimnya aku pun tak berani membalas,.. aku mendiamkan panggilan itu, aku tak berani bertemu dengannya sekarang, aku tak tahu apa reaksinya bila tahu siapa aku sebenarnya, aku,. aku bisa saja berbohong lagi padanya,,.
Aku ragu mengangkat teleponnya, sudah berulang kali ia menelepon-ku sejak terakhir dia menelepon-ku tadi,.. kali ini aku benar-benar tak berani mengangkatnya,.. 23 SMS dikirimnya aku pun tak berani membalas,.. aku mendiamkan panggilan itu, aku tak berani bertemu dengannya sekarang, aku tak tahu apa reaksinya bila tahu siapa aku sebenarnya, aku,. aku bisa saja berbohong lagi padanya,,.
Tapi kalau aku terus membohongi,.. harus sampai kapan aku terus
membohonginya,.. dan kalau aku mengatakan yang sebenarnya apa dia masih
tetap melihat-ku seperti kemarin, dan hari-hari yang lalu ?? Aku takut
kalau lagi-lagi harus kehilangan, bukan sekedar kehilangan apa yang aku
sayangi saja, tapi juga kehilangan harga diri-ku di mata orang lain,..
aku takut,..
Aku berfikir beberapa saat, kubulatkan tekad-ku, aku ingin mengakhiri
semuanya, apapun resiko terburuk yang mungkin akan kuterima, sekarang
atau nanti sama saja, suatu saat pun aku harus menghadapinya,.. aku
mengambil ponsel-ku, kucari nama Eliza di ponsel-ku, aku menarik nafas
panjang sebelum menekan tombol call,..
Terhubung,..
Aku berbicara beberapa saat dengan-nya,..
Sebelum akhirnya aku bangkit berdiri, aku menuju kamar-ku,. membenahi pakaian-ku, setelah mengecek jadwal pemberangkatan pesawat menuju Surabaya, yang aku tahu./aku harus ke Surabaya sekarang, menyusul Papah, mencari kebenaran dari semua ini,…
Sebelum akhirnya aku bangkit berdiri, aku menuju kamar-ku,. membenahi pakaian-ku, setelah mengecek jadwal pemberangkatan pesawat menuju Surabaya, yang aku tahu./aku harus ke Surabaya sekarang, menyusul Papah, mencari kebenaran dari semua ini,…