Recent Posts Widget

xXx STORY : JENNIFER : Cerita Bokep

http://cerita-porno.blogspot.com/2012/06/xxx-story-pengalaman-lain-dengan-tante_3311.html

“Ughhh ” aku melenguh panjang saat penis Julius menembus vaginaku,..
Julius itu pacarku, termasuk cowok yang digandrungi di kampus, selain
tampan dia juga kaya, bisa dibilang semua yang diinginkan wanita ada
pada dirinya, namun buat ku dia tidak memiliki segalanya…

Julius mencumbuku sambil terus memaju mundurkan penisnya, sambil
sesekali menembusnya dalam, terkadang bermain diluar, mulutnya
mencumbuku disela-sela desahan-ku, aku pun membalas permainan
lidahnya, hembusan nafasnya terasa di leherku, sedangkan mulutnya tak
pernah berhenti mengeluarkan kata-kata pujian yang membuatku merasa
sangat Sexy..

Sementara pinggul Julius tetap memompaku dengan irama yang bervariasi,
berusaha membawaku terbang ke langit ketujuh, aku pun melingkarkan
tanganku di pinggangnya, meminta agar pacarku ini memompaku lebih
dalam, lebih dalam lagi…

Bibir kami pun berpagutan , saling mencumbu, desahan kami mengisi
kamar-nya yang berantakan, belum lagi pakaian kami yang berserakan
dilantai, seolah tak perduli, aku melenguh keras saat penis Julius
menyergap-ku lebih dalam,..

” Ehmm.. ” Rasanya nikmat sekali, namun serangan yang sesekali itu,
sesungguhnya tak cukup untuk memuaskan-ku, Tangan Julius pun mulai
bekerja menjamahi payudara-ku, perlahan dia meremasnya, sambil
memainkan putingnya, belum cukup untuk memuaskanku, sambil meremasnya
hingga puting-ku yang berwarna kemerahan itu mengacung keras, yang
langsung dihisapnya dengan ganas, tak cukup, sesekali dia mengigitnya
perlahan, ohhh, enak sekali rasanya..

Jemari tangan kiri Julius pun, bermain di derah vagina-ku yang
ditumbuhi bulu-bulu halus, rasanya dia benar-benar bernafsu membuatku
melayang..butir-butir keringat mulai mengalir, saat Julius memintaku
mengganti posisi Doggy, agar dia dapat melakukan penetrasi lebih
dalam, Aku pun menyodorkan pantatku, sementara aku bertumpu pada kedua
tangan-ku, sebelumnya dia sempat memainkan penisnya di mulut vaginaku,
memberikan rasa merinding yang nikmat, aku melenguh beberapa saat,
saat dia mencabut penisnya, untuk memainkan nafsuku, rasanya aku
benar-benar penasaran, namun sesaat kemudian dia kembali memainkan
penisnya di mulut vaginaku, beberapa menit, sebelum akhirnya dia
memasukan penisnya dalam vagina-ku,…

” Hmmm.. ” desahku, saat penisnya kembali memasuki liang
kewanitaan-ku, nafsuku yang mulai terbangun karena permainan di depan
bibir vaginaku itu, membuatku sungguh bernafsu membalas permainanya,
kini bukan hanya Julius yang memacu penisnya, aku pun ikut
menggoyangkan pinggulku, membuat dada-ku terlempar kesana-kemari,..

Aku menghadap kebelakang, berusaha mencari bibir Julius untuk
mencumbunya, baru kali ini Julius dapat melayani-ku selama ini, namun
aku tahu, bahwa kenikmatan ini tak kan bertahan lama, benar saja, aku
dapat merasakan penisnya yang bertamabah besar di vagina-ku beberapa
saat, disertai lolongannya, Julius pun mencabut penisnya dari vaginaku
dan menembakkannya di punggungku,..Sebelum menjatuhkan tubuhnya sambil
memelukku,..

” Kamu puas sayang ?? ” Tanya Julius padaku, disela nafasnya yang
memburu, dengan terpaksa aku pun mengganguk, padahal bahkan setelah 3
bulan hubungan kami, belum pernah aku mencapai organsme, paling saat
dia memainkan jemarinya di vaginaku, saat itu, ditengah kemacetan
nekad dia memasukan jemarinya, ke rok mini yang aku kenakan, aku pun
tak bisa menolak, toh aku pikir kaca film di mobilnya cukup tebal,
entah terpengaruh oleh suasana yang mencekam membuatku mencapai
organsme oleh pikiran-pikiran ku yang liar..selebihnya penisnya itu
tak mampu memuaskan-ku..Itulah yang kurang darinya..

Oh ya, nama-ku Jennifer, biasa dipanggil Jenny atau Jenn , aku
menikmati karunia yang diberikan Tuhan, kecantikan wajah seorang model
Asia, tubuh yang indah yang dapat membuat lelaki mana-pun membelalakan
matanya, orang tua-ku pun termasuk pengusaha yang sukses, pabrikan
dengan product yang mungkin sering kalian gunakan sehari-hari, namun
ada satu yang kurasa berlebih dalam diriku, Nafsu Seks ku yang tinggi,
sejak pertama kali menikmati seks dengan pacarku semasa SMA, “Brahm”
yang merebut keperawananku,..

Sejak itu, nafsu seks ku sulit sekali untuk kubendung, sering kali aku
mencoba berfantasi saat sedang berhubungan seks memacu nafsu liarku,
namun lebih sering berhasil hampa, hanya keringat yang kudapatkan,
bukan kepuasan yang menggelegar…

Terkadang aku pun mencari pengalaman-pengalaman seks liar, untuk
sekedar membuatku puas, namun sejauh ini hanya berhasil untuk 2-3
kali, selanjutnya terasa hambar, aku pernah mencoba bercinta diruang
keluarga dengan mantan pacar-ku, saat papa dan mama ada dirumah,
berhasil aku sempat berorgansme 2 kali waktu itu, apalagi saat itu Leo
pacarku memang memiliki penis terbesar yang pernah aku rasakan, saat
itu rasanya nikmat sekali, diselingi rasa takut ketahuan oleh
orang-orang dirumahku, kami bercumbu dan bercinta dengan ganasnya,..

Namun saat mencobanya untuk ke 4 kalinya, semua terasa hambar,
sehingga aku pun memutuskan hubungan ku dengan Leo, ya mungkin aku
sedikit gila, entah sejak kapan aku menjadi SEX-ADDICT seperti ini…

Namun yang kubuthkan adalah sebuah seks, seks yang nikmat yang mampu
membuatku melayang, menikmati tiap momen penis seseorang mengaduk-ku
membuat ku menjerit nikmat tak berdaya, namun siapa orangnya ??

#####

Siang itu saat sedang berjalan di Mall, aku rasanya mulai mengerti apa
yang kubutuhkan, tidak mungkin tidak hanya itu, aku mulai memahami apa
yang kuinginkan, semuanya dimulai dari pertemuan-ku dengan Peter..

” Jenn , Jenny ” Panggil Icha sahabatku, saat aku melintas di sebuah
Cafe yang sedang duduk dengan seorang Lelaki, ga jelek sich, tapi
…hehehe
” Hey Cha, ma siapa lu ?? ” Tanya-ku..
” Peter, yang gue ceritain itu tuch.. ” Jawabnya, aku pun sedikit
mengintip sambil melempar senyum kearahnya, tampaknya Peter sedikit
salah tingkah membalas senyumanku, aku dapat merasakan matanya bermain
nakal, menelanjangiku, apalagi hari itu, aku mengenakan Tank-top hitam
dibalut rok mini yang jelas menampakkan lekuk indah tubuhku,

” Hehehe, ya udah dech, gue buru-buru nich, gue musti cari kado buat
Daniel tar malem ya, lu nanti dateng ke pesta Daniel kan Cha ?? “
Tanyaku..
” Hmmm, kayaknya sich lu sendiri ?? Mau gue temenin ?? ” Tawar Icha..
” Ga dech, lu kan lagi ma Peter tuch, liat aja dah BT gitu hehehe, ga
enak dech, mending lu PDKT dech ma dia, hehehe ” jawab ku usil..

” Dasar lu, ya lu TITIDJ dech ya ” Ingat Icha..
” Yupz, yawda salam aja buat Peter yang guanteng itu .. hehehe ” Kata
ku sambil berlalu pergi,..
Icha pun membalas usilan ku dengan menjewer telinga-ku, namun aku
sedikit merasakan 2 buah mata yang menatapku dengan tatapan tajam..

Setelah memilih kado untuk Daniel, aku menatap jam tangan-ku
memperkirakan waktu, Jam 6, sepertinya aku sempat untuk pulang dulu
dan berdandan jadi gak perlu buru-buru juga pikirku, toh aku sudah
membatalkan janjiku dengan Julius, terus terang aku sudah ILFILL
dengannya, ya dengan serangkaian ” kegagalannya ” apa lagi yang bisa
kuharapkan..

Aku pun sengaja memilih jalan melewati Cafe tadi, ya iseng-iseng lah,
pengen tau Icha apa masih disitu, ternyata benar saja, aku sich
berjalan sedikit cepat, namun sempat melihat Icha yang mulai berani
berpeganggan tangan, sepertinya Icha tidak menyadari keberadaanku,
berbeda dengan Peter, yang sempat melemparkan senyumnya padaku, ya
tentu saja aku berlagak tidak tahu, takut menimbulkan perasaan yang
gak-gak pada diri Peter, disangkanya aku suka lagi…

Peter itu, jelek sich engak, tapi kumal dan ya tahulah, dandana-nya
gak rapi, belum lagi rambutnya yang kusut, biasa banget lah
pokoknya..Aku pun menanggapi senyumannya sambil berlalu, dan aku pun
tidak terlalu memikirkan senyumannya itu..

#####

Pukul 09.00 malam, aku sampai ditempat pesta Daniel, dia sengaja
menyewa satu lantai tempat Clubbing kelas menengah ini, Dibalut gaun
putih yang membuat belahan dadaku terlihat,dan membuat punggungku
terbuka, hmm membuat lelaki yang ada di tempat itu menelan ludah
menatapku, apalagi celana Legging yang membuat paha-ku yang berisi,
dan pantatku yang berisi menonjol jelas,..Aku dapat membayangkan
mereka mulai berfantasi mengerjaiku, Wow, but i like it..

” Jennifer, wow you look so good ” puji Daniel si empunya pesta saat
melihatku..
” Thanx na, this great party too.. Happy Birthday.hmm 21 kan..??. “
balasku, Daniel terlihat ganteng sekali hari ini, aku juga ga bisa
lupain hari-hari kita bersama, romantis, but dia setahun lebih muda
dari aku, ya lupain dech masa lalu sekarang juga dia punya pacar,
cantik yang terpenting ga segila aku, dan kasihan Daniel bila terus
bersamaku, namun aku tahu Daniel masih mengharapkan cintaku….

” Niel, dah lu ma Donna sana, jangan ampe dia ngambek lagi ok.. “
bujuk ku pada Daniel, yang seolah lengket sekali dengan-ku
memperkenalkan ku pada teman-temannya..
” Hmmm, Ya ya gue tahu, ok dech Jenn, gue tinggal dulu, kalo lu mau
apa pesen aja ya..OK enjoy dech… “
Aku pun menganguk, sementara Daniel mulai berlalu, yang Hmm keren
banget dibalik Tuxedo hitamnya, apalagi kakinya yang panjang
membuatnya terlihat Hmm keren banget,.

Mata-ku pun mencari teman-temanku yang ku kenal, kesal juga mana nich
Icha yang bilangnya mau dateng , bagaikan ratu lebah, aku dikelilingi
para lelaki ada yang sekedar berkenal, namun sebagian ada yang berani
mengajak-ku nakal, hmmm ya sejak dulu aku sudah terbiasa dengan
keadaan ini, jadi aku tahu bagaimana harus bertingkah agar tidak
terlihat murahan..

Mataku mencari orang-orang yang kukenal, Hanny , Frey , tapi tampaknya
mereka sedang asyik dengan pacarnya, yang jelas ga mungkin aku ganggu
mereka, paling hanya bertegur sapa sebentar, baru beberapa saat
kemudian aku melihat Icha yang masuk dari arah tempat parkir, wow
bersama Peter lagi, dasar Icha pikirku,..

Icha tampaknya belum meyadari keberadaanku, dia mencari Daniel untuk
mengucapkan selamat pada Daniel dan memperkenalkan Peter pada Daniel,
lucu sekali terlihat seperti Peter yang sedikit Minder di hadapan
Daniel..Tapi Icha pun bergegas pergi agar usahanya ke Peter ga jadi
sia-sia karena keakrabannya dengan Daniel, mungkin Icha takut Peter
cemburu…

Aku pun bergegas menghampiri Icha,
” Cha , gila lu ya jam segini baru dateng ” Tanya-ku..
” Sory Jenny, tadi itu gue musti bantuan nyokap gue, lagi tadi Peter
telat jemput gue.. “
” SMS gue ga lu bales-bales, ngapain lu tadi..Ngaku dech ” candaku…
” Apa sich Jenn, ga jelas dech hehehe ” Jawab Icha

Kami pun menikmati malam itu, sambil sesekali lebah-lebah mengitariku,
namun aku gak ambil pusing, toh aku belum ada niat mencari pengganti
Julius sekarang…

Peter sesekali ikut melirik ku nakal, namun aku tak ingin merusak
suasana dengan menghardiknya, Tengah malam telah lewat, aku pun mulai
merasa sedikit mengantuk sementara Icha pun tampaknya sudah ingin
bergegas pulang, aku pun menghabiskan Tequila yang ada di gengaman-ku,

Sementara Icha berpamitan dengan Daniel, aku pun ikut berpamitan
dengan Daniel,
” Jenn , lu gapapa pulang ?? ” Tanya Daniel Khawatir..melihatku yang
sedikit pucat..
” Gapapa, gapapa koq Niel.. “
” Iya Jenn, lu bisa apa nyetir sendiri ?? ” Icha ikut mengkhawatirkan
kondisi ku yang sedikit mabuk…
” It’s Ok koq, ” Kata-ku,

Namun Icha tampak berbicara dengan Peter, entah membicarakan apa..
” Jenn dah gue anter u pulang, mana konci mobil lu ?? Tar anter gue
dulu, Peter anter lu pulang sambil naro mobil lu, nanti dia naek taksi
kesini ambil mobilnya OK ?? ” Tanya Icha,
” Ga ah ngerepotin lu kali.. ” Aku menolaknya..
” Itu dah bener Jenny , dah lu nurut aja OK ” Daniel ikut membujuk-ku..

Aku pun terpaksa menuruti mereka, aku pun menyerahkan kunci mobil-ku,
pada Icha, dan kami pun meninggalkan pesta itu..Sebelumnya Daniel
sempat berpesan padaku agar berhati-hati…Sepertinya Daniel memang
masih mengharapkan-ku, walau dia sedikit merasa gak enak dengan Donna..

#####

Jennifer ” Sex Addict ” : Sex in the Blind

” Peter, tolong ya anterin Jenni pulang , makasih loh dah repotin “
Pesan Icha pada gebetannya Peter..
” Ok, Cha begitu aku sampai rumahnya, aku kabarin kamu ” Kata Peter
dibalik kemudi,..
Aku hanya dapat setengah tertidur di Jok belakang mobil Civic silverku..
” Ati-ati ya Pet “

Peter pun mengangguk dan meninggalkan rumah Icha, sementara aku masih
dapat melihat Icha yang masih berada di depan rumahnya dari pantulan
kaca spion mobil, hingga aku tak dapat melihat Icha lagi, karena kami
berbelok…

” Lu gapapa Jenn ?? ” Peter membuka pembicaraan..
” Ga papa koq, sory ya repotin lu… ” jawabku, sedikit merasa tak enak..
” Ga papa, gue juga pengen tau rumah lu , bolehkan ” tanyanya..
” Hmm, ya ga papa, ” ga mungkin kan aku bilang ga boleh…

Tak lama Peter mulai menampakkan belangnya,…
” Jenn lu cantik banget sich “..
” Ohhh, hmmm Thanx ” aku mulai malas meladeni pembicaraannya..

Tiba-tiba Peter menghentikan laju mobilku, dan keluar dari mobil,..
” Kenapa , Ter ” tanya-ku tak mengerti..
Tiba-tiba Peter membuka pintu di sebelahku..Dan langsung memeluk-ku..
” Hmmm Lu gila ya ?? ” Kata-ku panik, sambil memberontak..
” Gue ga gila cantik,.. ” Jawabnya sambil berusaha mencium-ku…

” Gila lu !!! keluar atau gue teriak, ” Ancamku, sambil berusaha
mendorong dan menendangnya…
Peter tampak panik dengan perlawanan-ku, aku pun langsung berpindah ke
jok depan dan memacu mobilku saat Peter terdorong keluar oleh
tendangannku…

Namun baru beberapa saat aku merasa pusing sekali, dan sedikit lupa
kalau aku belum jauh dari Peter, dan bergegas keluar dari mobilku, aku
pun muntah disisi jalan, beberapa saat..

Hingga sepasang tangan mencengkramku, dan menutup mataku..

” Peter lu gila ya !! ” bentak-ku, terpikir ini kerjaan Peter
namun orang yang kusangka Peter langsung menutup mulutku, dan
menarik-ku turun, entah kemana..

#####

Dengan mata tertutup , entah siapa mulai mencumbuiku, bukan hanya itu,
tangannya pun membelah gaunku, menyelinap diantara Bra ku,
memainkannya , mengerayangi , meremas bra-ku sedikit kasar, bau
nafasnya dapat kurasakan, aku mulai berfikir ini pasti bukan Peter,
seengaknya Peter ga sebau ini, apa lagi tubuh orang yang mendempetku
ini besar sekali, aku dapat merasakan dadanya yang berbulu
lebat…menempel pada payudaraku, dengan kasar orang itu mengancamku,

” Jangan teriak , ngerti lu ?? ” Ancamnya..
Aku pun mengangguk ketakutan sungguh ancamannya terasa nyata,
sementara Lidahnya mulai menyusuri tubuhku, semula bermain di
telingaku memberikan rasa geli yang membangkitkan birahi, tak cukup
itu dia mulai membuka gaunku, melepas braku dan melemparnya entah
kemana, sementara lidahnya bermain di puting payudaraku, aku dapat
merasakan kumisnya, dan wajahnya yang mungkin bopengan atau penuh
dengan jerawat dari sentuhan wajahnya di payudaraku..

” Gila non gede amat tokednya ” Aku dapat merasakan aksen orang
kampung dari cara dia berbicara, ” Mana Peter ” pikirku…Koq dia tega
meninggalkanku, ini dimana ?? Karena aku tahu ini sudah bukan di
mobilku lagi, lagi pula aku sadar saat orang ini menuntuntun ku
berjalan,..

Namun entah otak-ku yang error atau apa..rasa mencekam, rasa takut ini
membuatku Nyaman, bahkan aku merasa begitu menikmati orang ini
mengerjaiku,..Aku pun tak lagi berpura-pura berontak, membiarkannya
mempermainkanku..

Jemarinya pun mulai bermain di vaginaku, meski masih terbalut celana
legging dan celana dalam-ku, aku dapat merasakan jemarinya bermain di
permukaan vaginaku, yang mulai basah karena rangsangan-rangsangannya
pada payudara dan leherku..

Tak lama hingga dia menanggalkan celana Legging ku,berikut celana
dalamku,..melemparnya entah kemana..

” Bulunya tipis ya non…” Komentarnya, aku pun enggan menyahut…
sementara orang itu langsung memainkan jemarinya di mulut vaginaku..
memainkan klitorisku, sementara dia kembali mencumbuku..Lidah kami
saling menari merespon permainan satu dengan yang lainnya..

Vagina-ku yang mulai basah karena permainan jemarinya yang sesekali
menyentil klitorisku, atau bahkan menyeruak masuk yang membuatku
memekik tertahan..

Dia pun merebahkan ku ke lantai, aku dapat merasakan hembusan nafasnya
pada Vagina-ku, lidahnya pun mulai, menjejali vagina-ku, menyapu tiap
sudut vagina-ku, membuatku tak mampu melawan menikmati
serangan-serangannya..Hmmm, sensasi nikmat yang tak terbantahkan…

Lidahnya menari liar dalam vagina-ku..
” Wangi ya non ” Kembali si kampung ini berkomentar
Lidahnya membantu vagina-ku panas lebih cepat, tapi memang itu yang
diinginkan oleh orang ini..

Jemarinya pun menyeruak masuk, membelah vaginaku, membuatku, mendesah
nikmat,
” Hmmm, ughhh ” saat jemari orang itu mulai masuk lebih dalam, sempat
tertahan karena kondisi vaginaku yang belum benar-benar basah, namun
orang itu menarik jemarinya dan mendorongnya lebih dalam,setelah
berulang kali mencoba, disertai erangan-eranganku, jemari orang itu
akhirnya bisa masuk sepenuhnya, sakit, tapi nikmat..Bahkan aku dapat
merasakan cincin orang itu dalam vaginaku..

” Sempit ya non, enak ?? ” tanya-nya, aku pun menganguk kecil, saat
orang itu mulai mengoyangkan jemarinya dalam vagina-ku,
” Hmm ohh pak pelan pak .. ” pintaku, namun orang itu malah memacuku
lebih cepat lagi, membuatku kelabakan menikmati sensasi ini..

Beberapa menit orang itu mempenetrasiku dengan jemarinya, vaginaku
yang sudah basah membuatku pasrah menikmati ini, jarinya makin
lanj\car keluar masuk dalam vagina-ku..

Aku benar-benar menikmati penisnya mempenetrasiku, rasanya penuh
sekali, andai aku tahu orang kampung bisa membuatku melayang seperti ini
, pasti sudah aku coba dari dulu, desahan nafsnya yang bau tidak
menjadi masalah bagiku,…

Orang ini terus menggenjotku dengan liar, Dadaku bertemu dengan
dadanya yang berbulu, aku pasrah sepenuhnya, kulingkarkan pahaku pada
pinggulnya memudahkannya untuk menggenjotku lebih cepat,
Aku mendesah tak karuan menikmati permainannya, jemarinya yang sengja
ditaruh di depan mulutku pun aku tanpa ragu mengunyahnya…mengulumnya
untuk sekedar pelampiasan kenikmatan yang dia berikan…Sesekali dia
menjengut rambutku kasar, namun itu membuatku lebih liar lagi..Wow
bahkan aku baru tahu Sex bisa senikmat ini…

Lidahnya pun tak berhenti menjilati leherku, tak hanya itu, tangannya
pun tak berhenti meremas dan memilin puting susu-ku…Di pangkuannya
ini aku benar-benar menikmati seks, aku pun tak ragu untuk ikut
memompa naik turun mengenjot penisnya dalam vaginaku…

Lama-lama orang ini sadar juga dengan kelakuan-ku,
” Non ga usah dipaksa ya ?? ” tawanya..
Aku pun mengangapnya angin lalu, sambil tetap menikmati penisnya yang
bagai tongkat menyetubuhinya, desahan-ku mengisi tempat itu,
berselingan dengan desahannya, kumisnya pun menggelitiki payudaraku,
memberikan sensasi yang lain…

Makin lama , aku pun merasakan birahi yang memuncak, aku diambang
Organsme oleh permainan liar orang ini, suara vaginaku yang mulai
basah, menimbulkan bunyi yang berbeda, otot-ku terasa mengejang, entah
berapa lama waktu yang ku buang menunggu organsme ini,

” Uuuoooghh ” aku pun melolong keras, cairan vaginaku mengalir disela
penisnya..Hmmm, enaknya menguras energiku, tapi ini yang kurindukan,
suara gemercik dari gesekan penisnya dengan vaginaku yang basah
membuat orang ini makin bernafsu memacu-ku…Aku dapat merasakan
cairan vaginaku menetes hingga lubang anusku, tubuhku basah oleh
keringatku dan ludah orang misterius ini..

Orang itu memindahkan ku dari pangkuannya, ke lantai yang dingin dan
keras, menaruh pahaku pada pundaknya dan kembali menyetubuhi ku, lebih
cepat dan membuatku terbang lebih tinggi dari sebelumnya, dia pun tak
berhenti menciumi dan mencumbuku…bahkan sesekali dia mencupang
payudaraku, atau mengenyot pada putingku…

Pacuannya dalam vaginaku membuatku megap-megap, ohhh aku benar-benar
menikmati ini, Fantasi-ku berkelana, membayangkan adegan ini dalam
otakku, memancingku menikmati persetubuhan ini lebih dalam lagi
terbuai nikmat oleh permainan ini…

Penisnya memacuku lebih cepat, lebih cepat lagi dari yang sebelumnya,
membuatku melayang-layang tak karuan, gesekan penisnya pada otot-otot
vaginaku, membuatku tak sanggup lagi menahan organsme kedua yang
mendera ku, ketika aku sadar ada satu tangan lagi tangan ketiga yang
meraih tanganku dan menaruhnya pada penisnya yang besar dan keras,

” Oh tidak pikirku, ada satu orang lagi, penisnya juga besar dan wow
berurat sekali ” pikirku, namun tak lama aku kembali teringat pada
organsme ku, orang ini memacu ku lebih kuat lagi,..membuatku melolong
dahsyat hingga membuat pinggulku terangkat saat organsme dahsayt itu
menyerang, kembali aku dapat merasakan lelehan cairan cintaku menetes..

Penis yang ada dalam gengamanku itu, tanpa dikomando lagi langsung ku
kocok sebisaku, setengah mengalihkan kenikmatan yang kurasakan, Tangan
orang itu pun ikut memainkan payudaraku, sambil menciumiku, jadilah 2
pasang tangan mengerjai tubuhku..

Tak puas dengan tanganku,disela desahanku orang yang satunya ini
menyodokkan penisnya dalam mulutku, aku pun setengah kaget, memang
bukan oral sex pertamaku, namun aku jarang sekali melakukan oral Seks,
Jijik sekali..

Bau penis yang kuat ditambah rasanya yang asin membuatku ingin muntah,
namun tangan kekar orang itu membuatku tak dapat menghindari
penisnya…Aku pun mengoralnya sambil sesekali memainkan buah pelirnya
sesuai keinginan orang itu..

Disertai lolongan kencang, orang yang sedang menyetubuhiku
menembak-kan spermanya memenuhi vaginaku, banyak sekali hingga menetes
keluar, membuatku mengalami organsme kecil, aku baru saja selesai haid
3 hari yang lalu hingga aku tidak khawatir hamil, namun orang itu
masih terus memompaku dengan penisnya yang sudah mulai loyo, hingga
akhirnya kembali menembakkan spermanya…

” Gila lu ya, becek amat..Gue kan belom ” protes orang yang satunya..
” Sory, bis memeknya legit banget… ” Bela orang tadi..
” Dah sekarang giliran gue ” Perintah orang itu…

Jelas aku panik, vagina-ku masih terasa sangat panas, aku igin
istirhat barang beberapa menit..

” Pak, pak tolong saya mau istirahat bentar “
” Ahhh, diem lu amoy cina ” bentaknya

Orang yang kedua langsung membalikan tubuhku yang masih lemas karena
serangkaian Organsme tadi,,..Dan mendorong tubuhku hingga
menungging..Dia mengorek Vaginaku, membersihkan sela-selanya dengan
jemarinya, mungkin secara tak sadar dia membuatku memekik nikmat oleh
permainan jarinya..

” Hmmm ” aku pun mendesah tak karuan saat penis orang itu tanpa
aba-aba menerjang masuk dalam vaginaku, dia memacuku dengan brutal,
lebih dahsyat dari yang tadi, aku berusaha mengatur nafas mengimbangi
permainanya..Sementara aku pun masih harus mengocok penis orang yang
pertama tadi yang sudah kembali tegang oleh hisapanku tadi…

Orang itu tampak asyik sekali mengerjaiku, terkadang dia menghentak
keras-keras membuat tubuhku sedikit terdorong maju, dan membuatku
melolong kesakitan nikmat, ” Hmmm… ” semetara tangannya pun tak
berhenti mengauli payudaraku, membuatku mencapai klimaks yang kesekian
kalinya..

Menjengut Rambutku, dan memindahkan ku dalam posisi Woman On Top, aku
dapat merasakan tubuhnya yang berotot , sementara tangan ku pun
terpaksa kulepaskan dari penis orang yang pertama, aku naik turun
menikmati penisnya yag besar dan keras itu…Orang yang pertama seolah
tak ingin kehilangan momen mendekati ku dan memintaku untuk mengoral
penisnya…

Aku terus memacu penisnya, penis itu belum menampakkan tanda-tanda
akan meledak, erangan-erangan kenikmatan orang ini pun silih berganti
dengan desahan ku,..

Payudara-ku terpental kesana-kemari, sementara penis orang pertama
tadi mulai berkedut dalam mulutku, tak lama spermanya pun meleleh
dalam mulutku, hmmm, sebagian meluncur masuk dalam mulutku, hingga
terpaksa kutelan, sementara sisanya mengalir keluar dari mulutku yang
mungil..

Tangan orang kedua mencengkram pinggulku, ikut menggerakan tubuhku
naik turun, menambaha kecepatan genjotanku, seolah tak perduli dengan
rasa sakit akibat belahan penisnya dalam vaginaku,..

Tulang-tulang rusukku pun tercetak nyata karena tubuhku yang
menelikung menikmatan genjotan penisnya dalam vaginaku, rasa itu makin
meningkat naik, nikmat sekali, aku pun sudah tak punya tenaga dan niat
untuk menahan organsme itu…

Beberapa menit kemudian aku pun kembali berorgansme, karena jepitan
vagina-ku yang meningkat tiba-tiba, membuat orang kedua itu tak
sanggup lagi dan ikut meledak dalam waktu yang hampir bersamaan…

Kami pun melolong kenikmatan, sementara aku pun merebahkan tubuhku
pada dadanya, sementara aku dapat merasakan penisnya yang tadi begitu
keras itu mulai menyusut dan lepas dengan sendirinya dari vaginaku..

Nafasku terputus-putus, saat orang itu menurunkanku dari pangkuannya,
” Makasih ya non, kita bedua puas ” yang disertai tawa yang
lainnya..Sebelum mereka meninggalkanku tak bertanggung jawab

#####

Mereka meninggalkan tubuhku yang kelelahan, dengan mataku yang masih
tertutup, dinginnya angin malam yang kurasakan, membuat sedikit
menghilangkan kepenatan ini..

Setelah terdiam beberapa saat akhirnya aku pun mengumpulkan tenaga ,
membuka penutup mataku, dan mencari pakaian-pakaian-ku yang berserakan
tak karua, aku berada di sebuah bilik pos jaga,..tak jauh dari jalan
raya, aku bersyukur tak ada yang tahu keberadaan ku, aku takut kalau
sampai ada yang dan datang, yang bukan menolongku, tapi malah
mengerjaiku lagi,..

Ya enak sich, kalau masih kasih istirahat, kalau gak, bisa mati aku..

Aku pun mengenakan pakaian-ku dan bergegas masuk mobil, matahari pun
mulai merah, Bajingan Peter yang meninggalkan ku sendirian, aku pasti
akan memberitahukan kelakuannya pada Icha, Lihat saja..Aku pun
bergegas pulang, untung orang dirumahku tak ada yang menyadari
kepulanganku, kecuali Pak Arno, Satpam rumah kami, tapi jelas dia tak
melihat keadaan ku dibalik kaca mobil…

Yang aku tahu, aku mulai mengerti kebutuhan Nafsu Seks ku,
Petualangan, dan petualangan ini belum berakhir hingga kalian akan
tahu kenapa aku sampai menjadi Jennifer yang sekarang
2 bulan berlalu sejak pertama kali Jenny menceritakan kisahnya padaku, sampai suatu hari tanpa disangka hari itu Jenny mendatangi tempatku dan melanjutkan cerita masa lalunya…Memang kami sempat bersms-an sejak pertemuan kami yang terdahulu, namun kami hilang hubungan sejak aku kehilangan Handphoneku, celakanya aku tak punya back-up nomor teleponnya..
Kedatangan Jenny hari itu membuatku tertegun, senyumnya menyambutku saat membukakan pintunya, cahaya keindahan membuatku tak sanggup melakukan apapun selain membalas senyumannya..sebelum mempersilahkannya masuk,..
Setelah bercanda beberapa saat, Jenny pun mulai bercerita, namun wajahnya yang cantik ditambah lagi kakinya yang putih mulus dan hanya sebuah celana pendek mini yang menutupi pahanya itu, membuatku sedikit kurang konsentrasi mendengarkan ceritanya, namun aku masih dapat mendengarkan garis besar cerita yang keluar dari bibir mungil indahnya, meski sesekali diselingi oleh isak tangis…
Dari ceritanya pun aku sadar bahwa benar dan salah dalam kehidupan seseorang hanyalah sebuah perspektif pandangan, sesuatu yang kotor dan buruk buat kita, belum tentu seperti itu dalam pandangan orang lain, semua hanya sebuah masalah sudut pandang dari tidak adanya sesuatu yang Mutlak..
Demikianlah yang kudengar…
Hari itu, lewat tengah malam, seluruh tubuhku sungguh terasa penat, aku tak pernah menyangka untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengalami perkosaan, tapi yang tak bisa ku pahami justru aku yang begitu menikmati pemerkosaan ini, entah apa yang salah dalam diriku, perlahan aku memarkir mobil-ku disebelah mobil papa, Pak Arno satpam rumah ku yang membukakan pintu, sedangkan pak Ramses, satpam yang satunya membukakan pintu garasi perlahan agar tak membangunkan Papa, mungkin dia kasihan melihatku yang sering dimarahi Papa bila pulang terlampau malam,..
Pak Ramses perawakannya besar tegap, berasal dari sebelah Timur Indonesia, ya seperti kebiasaan orang dari sana, tubuhnya Hitam dengan rambut keriting, apalagi dia sengaja memelihara kumisnya yang melintang di atas bibirnya yang tebal, namun sungguh dia orang yang baik, terkadang dia berbohong pada Papa, tentang waktu kepulangan-ku, ya walaupun Papa sibuk namun dia begitu disiplin dengan aturan waktu, bahkan cenderung keras…
” Makasih ya pak ” Sapaku pada Pak Ramses ” Papah, udah tidur? ” Tanya-ku sambil memencet tombol alarm mobilku,,.
” Sudah non, Tuan pulang jam 9an tadi, sekarang pasti sudah tidur ” Pak Ramses menjawab, ” Katanya Tuan mau keluar negeri ya non besok, jadi pasti sudah tidur “
Aku pun mengangguk mengiyakan keterangan dari pak Ramses, sedikit lega karena memang kebiasaan Papa untuk pulang cepat dan segera Tidur karena besok pagi dia pasti langsung ke bandara..
” Saya tinggal dulu ya Pak ” Aku pun membuka pintu yang berhubungan dengan Ruang tamu di rumah utama,..
” Selamat istirahat ya non , malam ” kata pak Ramses, aku dapat merasakan tatapan mata pak Ramses, ke seluruh tubuhku yang tampak kumal. Ya mungkin dia sedikit aneh dengan keadaan-ku yang tampaknya sangat letih dan agak kumal , ya semoga saja dia tidak curiga, semoga..
Rasanya baru saja aku menutup mata ini, bahkan aku hanya sempat mencuci tubuhku sebelum berganti dengan lingerie tidurku, namun aku dapat mendengar Bo Inem mengetuk pintu kamarku,..
” Non, non sudah bangun ” Tanya Bok Inem dari balik pintu kamar ” Tuan manggil non ada di ruang tamu “
” Iya bok, bilang ke Papah bentar lagi aku turun ” jawabku ” Tolong bikinin susu hangat ya bok “
” Baik non,.. ” Terdengar langkah kaki bok inem yang melangkah turun,..
Kepala ku masih terasa pening, namun aku pun bergegas berdiri dan berjalan menuju Tolet ku, mengamil sisir untuk sedikit memperbaiki penampilanku…
Tak lama aku pun turun menuju ruang keluarga, ( > papah dulu kerja keras) papa dan mama tampak sedang berbincang, aku pun menyela pembicaraan mereka,..
” Pagi pah, pagi mah ” sapa-ku, sambil duduk di sofa di samping papa.
” Ini dia anak papa yang cantik.. ” aku pun mencium papa dan mama..
” Papah kapan pulang ?? ” Tanyaku.. Bok Inem membawakan Susu hangat yang tadi aku pesan,..” Makasih Bok ” kata ku pada bok Inem
” 5 sampai 6 hari sayang, kenapa ?? ” Tanya Papah..
” Ga papa sich, kan aku kangen ma papah.. ” Jawabku manja, papa pun mengelus kepalaku..
” Dasar anak papah ini manja banget sich.. ” Mama-ku tersenyum melihat kemanjaan-ku pada papah..
” Pasti anak papah mau oleh-oleh sesuatu tuch ” Mama-ku mengejek-ku nakal..
” Iya, nich, pasti kamu pengen sesuatu kan, makanya manja begini.. ” Papah pun ikut-ikutan mengejek-ku
Wajah-ku pun memerah,.ya jelas lah aku pengen sesuatu seperti Tas, Sepatu, ataupun Baju, Paris gitu loh…hehehe
” Aku kan memang manja pah, mah..hehehe, tapi kalo dipaksa ya aku pengen Tas dech…hehehe ” Jawabku masih dengan nada manja..hehehe
” Dasar anak papah ini ” Papah tertawa melihat kelakuanku..” Mamah mau apa ?? ” Tanya Papa,
” Mamah mau papah pulang dengan selamat aja.. ” kata Mama…
Aku pun gak mau kalah, ” Iya pah, yang penting papah pulang selamat , sehat , tambah gagah yah pah… hehehe ” canda-ku
Tawa mereka pun meledak mendengar kemanjaan aku,.. ” Iya sayang, papah juga pengen cepet-cepet pulang cantik, oh iya kemaren malem kamu kemana?? Papah kangen banget ma kamu sampe pulang cepet.. “
” Iya kan mamah sudah bilangin ke papah, Jenny ke pesta Ulang Tahun temennya itu pah” Mamah mengingatkan papah,
” Ke pesta Ulang Tahun siapa sayang ?? kamu pulang jam berapa kemarin malam ?? “
Tanya papah padaku..
” Iya jadi gini pah, aku gak tahu papah mau pulang cepet “. ” Aku pikir papah bakal pulang malem lagi, jadi aku pergi aja ke ultah temenku, Jam 11an aku juga udah pulang, Tanya aja pak Ramses ” Kataku setengah berbohong untuk meyakinkan papah dan mamah..
” Papah udah tidur jam 11an makanya aku juga tidur, kan aku liat kamar papah ma mamah udah gelap jadi takut aja ganggu papah dah tidur.. memang papah pulang jam berapa ? ” Terangku, papah tampak tersenyum melihat wajahku yang lucu saat bermanja-manja seperti itu
” Iya jam 9an dech kayaknya papah sampai rumah ya mah ?? ” Kata papah setengah bertanya pada mamah yang dijawab dengan anggukan mamah,..” Yawda gapapa, nanti kita pergi ya minggu depan waktu papah udah pulang, kamu udah libur-kan ?? “Tanya papah,..Untung saja Papa gak curiga dan marah, ya walaupun Papa terlihat segitu baiknya, namun soal waktu dan pulang malam dia sangat-sangat Bawel, ya menurut dia gak pantes untuk wanita seperti aku pulang terlampau malam,..
” Iya pah, bener ya..hehehe ” aku tersenyum rindu rasanya untuk kami sekeluarga bisa bertamasya, papa terlalu sibuk dengan pekerjaannya sekarang, mendengarnya saja sudah bisa mengingatkan ku pada masa-masa terdahulu saat kami masih memiliki waktu yang luang untuk bisa bersama-sama..
” Tuan, mobilnya sudah siap ” Sela Jarwo, supir Papa mengingatkan majikannya, perawakannya sedang dengan rambut yang dipotong pendek mirip Tukul, giginya ompong lagi, tapi orangnya setia dan bisa diandalkan sudah 15 tahun dia ikut Papa,
” Ok, makasih ya Wo ” Jawab Papa, ” Tolong koper saya dibawa saja dulu ke bagasi “
” Baik Tuan ” Jarwo pun berbalik sambil mengangkat Koper yang terletak dekat cabinet,..
” Yawda, papah berangkat dulu aja, nanti ketinggalan pesawat lagi ” ingat Mama,.
” Iya dech,.. ” Papa pun mencium kening mama ” Papah berangkat dulu ya Mah , Jenny ” pap pun mencium sayang pipi-ku,,.Geli dech rasanya saat kumis papa menubruk pipi-ku, tapi aku tahu itu tandanya dia sayang sama aku…
Aku pun gantian mencium Papa,..Kami pun berjalan keluar menuju teras, sementara Jarwo membukakan pintu mobil buat Papa..
” Jenny , jangan nakal-nakal ya.. Jagain Mama, awas ga ada Papah pulang malem-malem ya “.. Dari nadanya terdengar dia sedikit khawatir, aku tahu andai saja masih Ada Samuel, Adik kembar-ku yang meninggal waktu berumur 3 tahun pasti Papa lebih tenang meninggalkan keluarganya,..
Setelah kematian Samuel, Mama berusaha mengandung lagi namun beberapa kali dia keguguran, hingga Papa melarang mama untuk hamil lagi, padahal justru Opa dan Oma begitu cerewet menginginkan cucu lelaki,..
Papa pun melambaikan tangan dari balik kaca mobilnya, sebelum mobil-nya berjalan mengantar Papa pergi ke bandara..
Aku dan Mama pun berjalan masuk…Baru beberapa langkah Mama sudah berbicara..
” Jenny, kamu kemarin pulang jam berapa ?? Jangan bohong ke mama “
Aduh mati aku,.. ” Ya jam segitu mah, jam.. hehehe “
” Nakal ya anak Mama, Mama tidur jam 12 kamu masih belum pulang, Mama ga mau aja kamu diomelin ma Papa tadi “
” Iya dech Mah, maap Jenny ga gitu lagi ya..Janji ” Kataku sambil mengacungkan jari kelingkingku membuat janji ke Mama..
” Nakal kamu ya..heehehee ” Mama gantian memeluk ku sekarang,..” Kamu mau sarapan sekarang ?? ” Tanya Mama..
” Nanti dech mah, aku masih ngantuk banget tidur dulu ya ?? ” Rayuku
” Ya sudah, tapi sebelum jam 9 kamu bangun ya..Mama mau pergi belanja, temenin Mama ya ?? ” Ajak Mama
” Siap Bozzz hehehee ” Jawab-ku..
” Ya kamu tidur dulu sana sayang.. ” kata Mama,.
Aku pun mengangguk sambil melangkah ke tangga menuju kamar tidurku Itulah keluarga ku terkesan begitu sempurna untuk-ku, dimana semua yang orang-orang inginkan hampir aku miliki semuanya, andai semuanya sesempurna itu, hingga aku pun selalu malu untuk mengakui betapa rusaknya aku, bagaiamana kalau Papa sampai tahu , anak kesayangannya ini sudah tidak suci lagi, bagaiamana bila mama tahu kehidupan-kehidupan malam-ku,..aku benar-benar tak mampu membayangkan bila semua ini sampai terbuka dihadapan mereka.Tak mampu aku membayangkannya, namun andai semua sesempurna ini..
Berat sekali rasanya mataku, begitu sampai di kamar tak berapa lama aku pun langsung terlelap..
Tak percaya rasanya Arno dan Jarwo melakukan ini pada diriku, padahal mereka tahu di dapur ada Mama dan Bok Inem, bagaimana bila mereka sampai mendengar desahan-ku, namun dibawah ancaman mereka, apalagi mereka sengaja menjebak dengan merekam adegan yang aku lakukan bersama ( Cowonya Jenny ) sebulan yang lalu, aku tak pernah sadar kalau setelah rumah kami yang dibobol maling bulan lalu Papa sengaja menaruh kamera rekaman di ruang tamu,.. Padahal pagi ini semua terasa biasa..
> Jennifer Sex Addict 2 : My Family , My Home , and My Bad Luck <
” Wo, No Mama kemana ya ?? ” tanyaku pada Jarwo dan Arno yang kebetulan sedang lewat di taman,..sementara aku menikmati udara pagi sambil meminum susu hangat buatan Bok Inem , pantulan-pantulan cahaya dari kolam renang membuat taman-ku itu terlihat lebih menawan. Karena itu Aku, Papa dan Mama sering menghabiskan hari minggu pagi kami disini, sambil menyantap sarapan kami..
” Katanya pergi belanja non, tadi saya mau antar tapi Nyonya pergi sendiri,.. ” Jawab Jarwo. Sambill membungkuk sopan,..
” Oooo ” Kata-ku, sambil mengangguk mengerti ” Ya udah, oh iya kalo ketemu Bok Inem atau Odah, tolong kasih tahu bawain handuk saya ya, saya mau berenang “
” Baik non, ada lagi ?? ” Kata Jarwo, dan Arno si satpam berbarengan, aku pun menggelengkan kepala, tak lama mereka pun melangkah pergi dengan sopan,…
Namun aku merasakan sedikit kejanggalan, tatapan mereka seolah menelanjangiku yang sat itu hanya berbalut Daster biru tipis yang mencetak pakaian renang two piece,..
Berbeda dengan tatapan mereka selama ini, namun aku tak mau terlalu ambil pusing dengan yang seperti itu, tak lama Odah dating membawakan handuk untuk-ku, setelah menghabiskan susu hangat-ku di cangkir aku pun langsung meloncat ke dalam kolam…
Beberapa menit aku berenang sendirian, hingga terdengar suara Mama memanggil dari tepi kolam,..
” Jenny ” panggil mama, aku pun berenang mendekat,..
” Kenapa Mah, dah pulang tumben cepet ?? ” tanyaku ” Dari mana ?? ” sambil memuncratkan air kearah Mama..
” Dasar kamu.. ” Mama tersenyum karena candaanku,..” Dari SuperMarket ” lanjutnya.
Tak lama Bok Inem, datang dari arah garasi sambil menenteng belanjaan, ” Taruh di dapur aja Nem ” perintah Mama..
” Baik nyonya.. ” Bok Inem pun berjalan kearah Dapur,,
” Anak Mama udah sarapan belum ?? ” Tanya Mama,.
” Udah ” Jawabku manja, ” Tapi mau telur keju donk ya ?? “
” Hahaha, dasar kamu, manja ya anak mama , nanti Mama suruh Bok Inem bikinin ya..Kamu berenang dulu aja sana ” Mama pun berdiri,..
” Makacih Ma..hehehe ” Kataku lagi, sementara Mama membalas dengan senyuman..
Taklama Bok Inem membawakan sepiring telur keju kesukaan ku, aku tak menyadari bahwa dari arah Ruang Tamu yang hanya berbatas Kaca dengan kolam renangku itu, Jarwo dan Arno orang duduk di kursi Tamu dengan tanpa sedikit pun Sopan santun, kaki mereka naik keatas meja, sambil terus memperhatikan gerak-gerik ku sejak tadi,..
Mereka tampak menikmati tubuhku yang mengkilat karena pantulan cahaya matahari yang terpantul dari tubuhku yang basah…Sambil tertawa cengengesan
Selesai makan aku pun berenang lagi beberapa saat, sebelum akhirnya kembali naik dan mengambil handuk sambil menyeka tubuhku yang basah, aku melihat kekiri kekanan, mengawasi sekelilingku, aku benar-benar tak menyadari saat itu kalau Jarwo dan Arno bersembunyi di ruang tamu, memperhatikan-ku,..
Aku benar-benar tak sadar hingga dengan santainya membuka pakaian renangku yang sudah tak nyaman digunakan karena basah itu,.. dengan santai aku membuka set bikini ku yang memang agak sedikit ketat itu, hingga bila ku gunakan membuat seolah payudaraku mau tumpah,
Tanganku meraih simpul bikini di punggungku, perlahan ku-tarik tali yang mengikatnya hingga lepas, belum lagi tubuhku yang sedikit basah itu membuat kedua orang itu begitu menikmati detik-detik setiap adegan payudaraku dan putingnya yang terpantul oleh sinar matahari..
Aku yakin penis Jarwo dan Arno saat itu sontak berteriak kencang, belum lagi aku masih dengan sangat PD-nya memelorotkan celana dalamku, memang sich mereka hanya melihat dari belakang, namun itu sudah cukup untuk mereka berfantasi menyaksikan bokongku yang padat berisi..
Aku pun berganti dengan daster yang tadi kupakai, sebelum berjalan masuk, memotong kea rah ruang keluarga, namun saat memasuki ruang keluarga aku menyadari ada orang yang duduk di ruang tamu, perlahan aku mendekatinya kalau-kalau ada tamu Mama, dengan rambut yang masih basah dan handuk melingkar di pundakku..
Betapa kagetnya aku saat melihat Jarwo dan Arno yang duduk dengan posisi seperti di warung kopi, terlebih Jarwo yang duduk di bangku Papa biasa menerima Tamu..
” Wo !! No !!! Apa-Apaaan luu !! ” Bentak-ku melihat kelakuan mereka…
” Hehehe, sabar non, ada yang mau kita omongin nich.. ” Jarwo panic, sambil mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya melarangku untuk berteriak,..
Arno mengeluarkan sekotak HD video dari kantongnya, sambil berjalan kearah TV di ruang tamu dan menyalakan HDPlayernya,…
Begitu Tv itu menampilkan isi dari video itu, aku hanya bisa diam seribu bahasa..Adegan percintaanku dengan Andre di ruang tamu ini dulu, memang tak tampak wajahku disana, yang membelakangi kamera namun orang-orang yang mengenaliku.
” Kalian, kalian mau apa ?? “.. Tanyaku panik ” Uang ?? “
” Ga koq non, kita bukan mau meres, disini gajinya bagus, ” cengeges Jarwo, yang tampaknya otak dari semua ini, ” Cuma mau kayak yang di TV ” lanjutnya
” Kalian gila.. ” ingin rasanya aku menangis malu, ” Matikan-matikan “
Arno pun mematikan TV dan mengeluarkan kaset videonya,..” Jadi gimana non?? ” tanyanya…
” Jangan pak saya mohon.. ” Aku memelas
” Gimana ya kalau Tuan dan Nyonya tahu ” kata Jarwo mengancam, aku tak dapat membayangkan kalau Mama dan Papa tahu, jelas ini akan menjadi aib besar bagi keluarga ini,…Aku berfikir keras, namun dalam hati aku mulai terangsang membayangkan tubuhku diantara tubuh-tubuh kekar mereka..
” Gimana Non ?? ” Tanya Jarwo, mambangunkan ku dari lamunan..
Dan sialnya mereka bukan hanya kacung-kacung gagap teknologi, buktinya mereka berhasil merekam adegan bercinta-ku saat itu, ada sedikit kekawatiran mereka meiliki copyanya, sehingga ini bukan pekerjaan satu kali beres..
Desiran seksualku ingin mengiyakan, namun melakukan dengan orang-orang rendah seperti mereka tentu membuatku sedikit risih dan jijik, namun aku tahu tubuhku sendiripun mulai bereaksi menikmati sensasi ini, pikiranku mulai berfantasi membayangkan mereka yang akan segera menyetubuhiku dan itu membuatku sedikit naik..
” Ga ada copy-anya kan ?? ” tanyaku,..
Jarwo menggeleng, ” Ga non, saya gak ngerti sich hahaha ” Lanjut Jarwo meyakinkan…
” Jadi ?? ” Tanya Arno
Aku pun hanya dapat mengangguk mengiyakan..
” Nah pinter , Ayo non sini ” Ajak Jarwo agar aku naik dalam pangkuannya menghadap kearah wajahnya, aku hanya dapat pasrah mengikuti instruksinya..Sedangkan Arno hanya cengegesan saja sambil mengawasi keadaan, Mulut bau Jarwo melumat payudaraku yang masih dibangku pakaian tidurku, ” Kenyal banget non, pasti asyik nich, pacar-pacar non pasti puas banget ya..” Dia terus berkomentar sementara tangan-nya yang satunya meremas-remas payudaraku…Terkadang menarik putingku yang berwarna kemerahan itu…
” Aaah, pak pelan… ” pintaku..” Hmmm ” aku tak kuasa menahan desah saat Jarwo mengigit putingku..sementara aku dapat merasakan penisnya yang makin mengeras menekan selangkangan-ku yang tak terbalut celana dalam..,
” Biar enak jangan teriak-teriak gitu donk non, mau ketahuan orang-orang ya..” sambil melumat bibirku, lidahnya menari dalam mulutnya, bau sekali dan terasa jijik , namun tangannya terus meremas payudaraku membuatku sedikit melupakan bau mulutnya dan mulai membalas permainan lidahnya, sedikit menahan desahan dari mulutku..
” Liat No, pantatnya, montok bener ” Jarwo setengah berbisik memanggil Arno, sambil menyingkap dasterku, membuat paha dan bokongku terlihat oleh Arno,..Arno pun menimpali..” Ya iyalah Wo, bego banget lu, lu liat sendiri nona cantik kita ini selalu olahraga, tadi aja lu liat sendiri dari jauh aja udah sekel gitu, ga kayak bini lu dah tua , jelek lagi..” Ejek Arno terkekeh, sambil kembali memperhatikan situasi..
Sedikit Jarwo membuka dasterku hingga payudaraku yang memang tak berbungkus apa-apa itu langsung terpampang didepan kedua bola matanya,, Jarwo menyeringai sebelum dengan lidahnya menyentil-nyentil puting susu-ku, sesekali membuat pentil ku terpental atas bawah, sebelum melumatnya, aku dapat merasakan giginya yang agak jarang itu pada permukaan payudaraku, sesekali puting payudaraku menganjal diantara gigi ompongnya, Hmmm, memberikan sensasi tersendiri yang aneh namun membuatku nyaman..
“Hmmm, paaakk” aku tak kuasa mendesah, berbisik di telinganya,..tanpa sadar aku pun mengeluarkan lidahku menyentil telinganya, terangsang Jarwo makin liar mengerogoti payudaraku, kiri kanan, kiri kanan..makin lama makin liar, membuatku makin lupa dengan siapa aku sedang bercinta, belum lagi rasa tegang takut ketahuan oleh mama di dapur membuat jantungku makin berdebar kencang memacu hasratku untuk bercinta, pikiranku terus berimajinasi menikmati ‘pemerkosaan’ ini…
Jarwo mulai menurunkan dasterku, hinga menghilang dari pundaku , memberikan-nya akses yang lebih leluasa untuk menjelejah di dadaku, makin lama permainanya makin kasar dan liar, belum lagi lidahnya yang terus berkelana menyusuri tubuhku, membuatku bergidik saja,..
Dasterku yang tertahan diperutku itu, ditarik naek oleh Jarwo, kini dia menatap vaginaku yang belum sempat dilihatnya dari tadi, segaris bulu kemaluan yang tak lebat itu mengundang decak kagumnya,..
” Hmm , mank kayaknya ga lebat ya non,.. ” Komen-nya sambil menyentuh-nyentuh bulu kemalaunku,.. ” lembut, berarti ga dicukur..hahaha “
Jari-nya kini mulai terselip dalam vaginaku sementara Jarwo masih berusaha memfrenckiss ku, aku tak lagi kuasa untuk menolak, apa lagi Jemari Jarwo mulai terselip dalam vaginaku dan mencari klitorisku, yang membuat vaginaku sedikit basah merasakan sentuhan jemarinya,..
Akhirnya dia berhasil menemukan klitorisku, digeseknya sambil sesekali menekannya, wajahku langsung berubah menikmati desiran ini, putting payudarku mulai mengacung akibat hisapan Jarwo dan juga rangsangan dari klitorisku, tertawalah Jarwo melihat majikannya ini tak berdaya..
” Uhhh , Uhhhh ” ” hmmmm ” Aku hanya dapat mendesa kecil, payudaraku kian mengencang, belum lagi vaginaku yang mulai basah,..
” Wangi non..masukin ya ?? ” Tanya Jarwo berbasa-basi..
Aku pun hanya dapat mengangguk saja, apalgi penis Jarwo yang tadi menekan-nekan itu tampaknya demikian keras dan kuat, pendapatku tak salah, saat Jarwo memelorotkan celananya sebatan penis yang laur biasa keras kini mengacung tegak tepat dibawah vaginaku..
” Ayo naikan dikit non ” pinta Jarwo sementara penisnya sudah mengacung tegak, keras di muka pintu kenikmatanku, aku pun hanya dapat menurut, tangan Jarwo sempat beberapa kali mengosok permukaan vaginaku, seperti memastikan sesuatu,..terkadang menyentil-nyentil klitorisku membuatku mendesir nikmat..
Hingga akhirnya Jarwo pun menyuruhku menurunkan pinggulku, aku dapat merasakan bagaimana penisnya mulai menyeruak masuk dalam vaginaku, membuatku mendesah tertahan tiap kali penisnya masuk tiap inci memberikan kenikamatan ditengah rasa sakit, demikain juga Jarwo yang turut mendesah menikmati bagaimana vaginaku menjepit penisnya..
Penis Jarwo begitu keras menusuk masuk dalam vagina-ku, tidak panjang namun keras sekali menusuk vaginaku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku, walaupun aku belum pernah merasakannya,..Aku hanya dapat menutup mataku menikmati penisnya dalam vagina-ku, demikian juga Jarwo yang tampaknya menikmati himpitan otot-otot vaginaku yang membungkus penisnya,..
“Gila non, sempit, enak banget kayak berdenyut lagi.. ” tak jelas Jarwo menyindir atau menghinaku..”Pacar-pacar non kecil-kecil ya, masih rapet banget non” , Arno si satpam itu pun tampak tergoda mendengarkan kata-kata Jarwo, sambil senyum-senyum sendiri, sementara aku masih sedikit kaget dengan penis Jarwo dalam vagina-ku yang demikian keras,..Sampai Jarwo menghentak pinggulnya, hingg apenisnya mulai naik dalam vagina-ku sebelum kemudian hentakannya mulai sering, membuat vaginaku mulai membasah memberikannya keleluasaan untuk makin cepat memacu-ku..
” Ohhh ” aku pun makin sering mendesah sebelum dihentikan oleh lidah Jarwo yang kembali masuk dalam mulutku, aku pun segera membalas, mengurangi desahanku yang makin menggila, nikmat sekali rasanya, belum lagi dipacu rasa takut yang membuatku makin menikmati ini semua, , Tangan Jarwo pun tak pernah berhenti mengerayangi payudaraku, memilinnya, mengerayanginya, menambah semua rasa nikmat ini..
Tangan Jarwo pun begitu kasar mengerayangi vaginaku, terkadang menampar bokongku hingga memerah seolah meminta aku menaikinya lebih cepat, lebih cepat lagi,..berada diatas justru membuatku lebih mudah membuat ritme yang nyaman buatku, namun terkadang ritme itu seolah membosankan bagi Jarwo, sehingga memintaku lebih cepat memacunya..
Tangan Jarwo yang satunya mengengam rambutku agar tak berantakan, lagipula tampaknya dia menikmati bagaimana mimic ku wajahku saat ini, terkadang aku hanya dapat menutup mata memandang wajah Jarwo yang luar biasa jelek itu, dengan bekas bopeng diwajahnya membuat dia lebih buruk lagi..
Sesekali aku mengigit bibir bawahku ya sekedar menetralisir rasa nikmat oleh goyangan ku sendiri, sesekali memang Jarwo yang pegang kendali pinggulnya dinaik turunkan menekan masuk dalam vaginaku, wow, rasanya luar biasa bagaimana penis kekar itu membelahku,..
Lidah Jarwo pun tak berhenti sekedar menciumi ku, terkadang lidahnya memoles wajahku sambil menceracau tak jelas,..
” Wajah non cantik sekali.. “
” Licin banget non … “
Ataupun bermain dengan telingaku membuatku makin terangsang menikmati ‘ini’
Jarwo memindahkan kaki ku dari bersimpuh kearah pundaknya, dengan begitu membuatnya makin mudah menerobos vaginaku, kini kendali permainan benar-benar ada ditangannya, kini aku tak dapat lagi mengontrol nafas untuk mencegah diri-ku mencapai organsme dengan cepat,
Namun baru 5 menit aku dipermainkan, sungguh aku tak mampu lagi bertahan lebih lama, hingga dalam satu tarikan nafas yang tak tertahan lagi itu, aku pun tak kuasa membendung puncak kenikmatan yang begitu dahsyat…
” Hmmmmmm.. ” Desahku ditengah ciuman Jarwo, memancing Arno untuk melihat kearah kami
Arno hanya dapat melihat takjub saat aku mencapai organsme, seluruh tubuhku menelikung, sementara cairan vaginaku yang begitu banyak sampai menetes ke lantai, untung tidak mengenai karpet ruang tamu itu,..
Aku melihat Arno yang tampak sudah tak tahan dan mulai memelorotkan celananya sambil melangkah mendekat, sementara Jarwo begitu menikmati hasil kerjanya yang telah membuatku mencapai klimaks itu,..
” Enak ya non?? Ampe meleleh begitu.. ” . Aku pun hanya dapat mengangguk lemah, sementara Arno berdiri dihadapanku,
” Gila Wo, gue dah ga tahan nich ” Kata Arno sambil tertawa, celananya tertahan di kakinya sementara penisnya yang telah menegang itu tepat di samping wajahku..
” Hahaha, emank mantep majikan kita No ” Komentar Jarwo, Tiba-tiba Arno pun menamparkan penisnya pada wajahku, ” Hmmm, pak.. ” Protesku..
Penisnya memang panjang namun tidak sekeras Jarwo hingga dapat dipecutkannya pada wajahku,..” Maaf non.. ” Arno berbasa-basi, pengen nyobain non ngemut nich.. hehehe ” tanpa rasa malu Arno menuntut-ku untuk mengoral penisnya..
Sementara Jarwo terus memompaku, membuat ku sulit untuk sekedar menolak permintaan Satpam gendeng itu, ” Hmmm, ga ahhh paaakk, jijjjiiik ” aku menolaknya halus,.
Namun Arno menjawabnya dengan tamparan penisnya pada wajahku, sementara Jarwo pun mulai memaksaku memenuhi tuntutan temannya itu,..
” Ayo lah non, daripada kita langsung bedua ngerjain non ” ancam Jarwo, ditengah tawa kecilnya,..Arno pun mengiyakan dan mengacungkan penisnya didepan mulutku,..aku pun hanya dapat mengiyakan, perlahan aku membuka mulutku, namun saat Jarwo dengan brutal mencengkram payudaraku, aku pun mambuka mulutku lebar-lebar, sambil berusaha menahan agar tak berteriak kesakitan, kesempatan itu langsung dimanfaatkan Arno untuk menyodokan penisnya dalam mulutku,..
” Mmmmmpphh ” Aku gelagapan dihadiahi penis yang tersodok dalam mulutku, ” aku menatap wajah Arno yang hanya dibalasnya dengan senyuman licik,..penis itu serasa membuat seluruh ruangan dalam mulutku penis, belum lagi masih ada sebagian penisnya yang berada diluar mulutku,
Jarwo yang tiba-tiba menggerakan pinggulku kekanan-kiri, membuatku bagaikan mengulek penisnya, aku pun mulai aktif bergerak sesuai keinginannya, bagaiakan gerakan membor yang membuat Jarwo merem melek menahan nikmat,..
Sementara Arno pun tak mau kalah start dengan temannya, dia menahan kepalaku, sementara mulai mengoyangkan pinggulnya menyodok-nyodokan penis dalam mulutku, puas dengan boranku, Jarwo pun mulai kembali menghentak-hentakan pinggulnya kembali mengerakan penisnya naik turun dalam vaginaku,…
Penis dalam mulutku itu membuatku tak tahu harus apa, sungguh aku binggung pemerkosaan dengan mata tertutup itu tak memberikan-ku banyak pengetahuan tentang oral sex, sementara Arno pun mulai memberikan petunjuk padaku untuk memberikannya rasa nikmat, aku pun hanya bisa menuruti keinginannya,
” Ayo non, tangannya dipake buat ngocok juga ” Perintah Arno, sementara terkadang Jarwo menusuk-ku dalam-dalam yang membuatku memekik tertahan..
Tangan kiriku pun meraih penisnya yang berbulu lebat itu sambil mengoyangkan tanganku mengocoknya, mulutku pun masih menahan penisnya didalam…
” Nah pinter, sekarang coba dijilat pake lidah non,..” aku tertegun mendengarnya..Namun dalam hatiku pun aku mau saja mengikuti keinginannya ‘Suck up dirty of me’ ..Kukeluarkan penisnya dari mulutku, kutatap kepala penisnya yang bagaikan helm mengkilat karena ludahku, perlahan kujulurkan lidah-ku menyentuh kepala penisnya..
” Ohhh, nonn enak.. ” saat lidahku menyentuh garis di kepala penisnya, Arno tampak menikmati sentuhan lidahku, namun bagiku terasa aneh dan menjijikan penisnya terasa asin sementara sedikit aku merasakan penisnya kian mengeras dalam balutan lidahku pada batang penisnya..
Tak pernah berhenti Jarwo memompaku, sementara aku masih sibuk memoles batang penis Arno, terkadang aku menjilati penisnya sampai kepangkal yang dipenuhi bulu-bulu kemaluannya yang lebat, bau memang, namun mendengar dia mendesah menikmati permainan
Jarwo menurunkanku dari pangkuannya dan merebahkan-ku di atas sofa, sementara diangkatnya kedua pahaku pada pundaknya, sebelum akhirnya dia kembali mendaratkan penisnya dalam vagina-ku..
” Hmmm ” aku mendesir sesaat saat penis Jarwo kembali memompaku, nikmat sekali harus kuakui, rasa Seks yang seperti ini yang telah lama aku cari, Arno tiba-tiba mengankangiku dan meremas payudaraku, setengah duduk dia diatas perutku, ditaruhnya penisnya yang panjang itu diatara belahan payudaraku, smentara tangannya menekan dari dua sisi, taklama dia pun mengayunkan pinggulnya bagaikan menyetubuhi payudara-ku…
Rasanya aneh, sakit memang saat payudaraku ditekannya untuk menjepit penisnya, namun ada semacam perasaan nikmat, belum lagi Arno tak hanya sekedar menekannya kadang dia bermain dengan putting payudaraku menekannya, menariknya, sungguh liar fantasi seksualnya..
Menyaksikan penisnya yang muncul tenggelam dari payudaraku, sementara penisnya pun seperti akan menyeruduk-ku, wow membayangkan penisnya itu yang hanya beberapa centi dibawah mulutku, ingin rasanya memasukan penis itu ke mulutku, namun jelas tak mungkin aku yang memintanya..
Jarwo pun masih begitu liar mengerjaiku, penisnya yang kekar itu bagaian memporak pondakan vaginaku, seluruh otot vaginaku dapat merasakan tiap sodokan penisnya yang membuatku melayang makin dalam, terkadang dia mencabut penisnya sebelum memasukannya lagi dengan satu hentakan untuk memberikan sensasi yang berbeda,
Kadang dia begitu cepat menyodok-nyodokan penisnya, namun terkadang perlahan membuatku terbuai dalam irama permainanya. Melayang tinggi menikmati tiap momen penis Jarwo menembusku, ditambah lagi Arno yang sibuk bermain dengan payudaraku…
Jarwo menggila, penisnya terasa makin mengeras diantara jepitan otot vaginaku, makin cepat dan dalam menembus tubuhku, nikmat sekali hingga membuatku tak dapat bertahan lagi mengekang puncak kenikmatan yang sebentar lagi kuraih, tubuhku mengejang, punggungku sampai terangkat yang membuat Arno tertawa melepas tangannya yang bermain dengan payudaraku, membuat penisnya juga tak lagi menempel didadaku,..
” Aaaahhh… ” Satu organsme dahsyat disusul sebuah organsme lainnya, yang menguras seluruh tenaga-ku, sementara Jarwo makin cepat memompaku, sebelum akhirnya tiba-tiba, aku dapat merasakan lelehan sperma yang menyembur dalam vagina-ku…
Membuatku tersadar,..sementara Jarwo dan Arno hanya terkekeh penuh kemenangan, sebelum Jarwo mencabut penisnya dari vagina-ku, aku dapat menyaksikan penisnya yang terkulai tak seperkasa tadi dengan mata sedikit tertutup dan air mata yang mulai menumpuk di mata-ku,..
Penis Jarwo bercampur dengan cairan cintaku dan lelehan Spermanya,…
” Maap non,, hehehe ” Kata Jarwo enteng,..
” Jangan pak, saya mohon jangan di dalam saya mohon, saya gak mau hamil pak,..” Aku tahu hari ini bukan masa suburku, tapi rasa takut itu masih saja ada…
” Ya lu Wo, suka sembarangan aja … ” Arno mencela Jarwo sambil terkekeh-kekeh entah apa maksudnya..
” Lagi lu bikin jadi becek gini… ” Lanjut Arno sambil menunjuk vaginaku yang masih basah oleh lelehan sperma Jarwo, Arno duduk di sebelah tubuhku yang lunglai kelelahan akibat permainan mereka tadi,..
” Iya-iya map non, ” Jarwo menjawab dengan sedikit tawa tersirat,.
Aku kira semua ini telah berakhir, namun harapan tinggal lah harapan, belum lagi rasa takut kalau-kalau Mama, Bok Inem, ataupun pembantu-ku yang lainnya sampai melihat kejadiaan ini, maka habislah sudah,..
Aku pun memohon dengan ketakutan.. ” Pak, udah ya, kan saya cape.. ” pelas-ku..
” Ah, baru begini non, saya kan belum.. ” Protes Arno, sementara tangannya mulai mengerayangi pahaku, makin naik kearah pangkal…
” Liat nich Wo kerjaan lu, ” Kata Arno kepada Jarwo, saat tangannya mulai memasuki wilayah vaginaku, jemarinya yang besar dari tanganya yang kekar itu mulai menyelip masuk, membuatku tak lagi dapat banyak bicara menikmati sensasi yang tersaji..
Jemarinya menyeruak masuk perlahan, menyapu sisa-sisa sperma yang ada dalam vagina-ku, bergoyang kekanan kekiri di dalam vagina-ku, memberikan semacam rasa nyaman yang terlarang…Mataku mulai merem melek menikmati permainan Jari Arno yang seolah sengaja memancing birahiku,..
Sperma yang menempel ditanganya terkadang di bersihkan pada tissue yang diberikan Jarwo, namun sebagian terkadang justru di olehkan ke dadaku, jijik sekali aku belum lagi terbiasa oleh bau dari sperma itu, sementara sperma yang ada didalam vaginaku ternyata banyak juga sehingga membuatku sedikit khawatir,..
” Gila, pejuh lu banyak amat Wo..Hahahaha ” Kata Arno, sementara Jarwo hanya menggeleng,..” Tenang aja non, Dah saya bersihin tuch,.. ” Lanjut Arno
Namun tangan Arno yang ada dalam vaginaku belum ditariknya, Arno tersenyum kecil kearahku, sebelum kembali menggerakan jemarinya dalam vaginaku, tak lama jari yang mengorek dalam vaginaku justru bertambah, bergerak cepat keluar masuk dalam vaginaku, namun terkadang perlahan menyusuri tiap centi liang vaginaku, membuat tubuhku bergerak tak karuan,..
Aku meraih bantalan sofa untuk menutupi mulutku yang mulai mendesah kencang, khawatir kalau saja ada yang mendengarnya, sementara tanganku memegangi perutku yang datar itu, sesekali menahan tangan Arno yang sadang menyerang masuk vaginaku,…
Arno nampaknya belum puas melihatku mendesah tertahan tak karuan seperti ini , dengan semangat yang makin menjadi, tangannya memompa makin cepat membuat tubuhku sampai membusung keatas..
” Hahahahaha ” Riuh suara tawa mereka, meski mereka menahannya agar tak terlalu nyaring terdengar, tampaknya mereka puas sekali melihat tubuhku yang kelojotan tak karuan itu,…
” Hebat ya non, bisa sampai begitu,.. ” komentar Jarwo,..
” Hahaha, ampe bikin rasanya gimana gitu ” Arno pun ikut-ikutan, sambil menraik jemarinya yang basah oleh cairan kewanitaan-ku, melihat tanganya yang begitu basah membuat Arno kembali tertawa..
Arno dengan sengaja menyodorkan jemarinya pada mulutku, aku berusaha mengelak sebelum dengan kasar dia menekan kepalaku, dan memaksaku membuka mulutku menjilati jemarinya..
” Gitu donk non, ayo sekarang berdiri.. ” aku tak punya pilihan lain selain menuruti kemauanya, lututku rasanya gemetaran saat aku berdiri, lemas sekali rasanya menikmati pemerkosan ini, orang-orang ini berbeda dengan partner seks ku yang sudah-sudah mampu bertahan jauh lebih lama, belum lagi perbuatan-perbuatan mereka yang menjijikan justru memberikan sejenis kenikmatan yang berbeda..
Arno memposisikan-ku hingga bertumpu pada belakang sofa, setengah membungkuk, sementara dia berjalan kebelakangku dan langsung mengesek-gesekan penisnya di bibir vagina-ku, dia tampak menikmati bagaimana penisnya bersentuhan dengan bibir vagina-ku, sebelum perlahan dimasukannya penisnya itu dalam vaginaku, perlahan sementara kedua tangannya mencengkram pinggulku,..
Perlahan penisnya menyeruak masuk, terasa sekali sesekali dia menarik keluar penisnya sebelum berusaha memasukannya lebih dalam.. ” Gila, masih peret aja ” katanya..
Jarwo pun menyeletuk, ” Iya itu, gila enak banget kan. ” mereka terkekeh kecil, sementara Arno pun masih berusaha memasukan sisa penisnya yang masih tersisa diluar vaginaku..
Penis itu panjang sekali, aku pun hanya dapat mencengkram pinggiran sofa tempatku bersimpuh , sekedar mengurangi rasa sakit yang nikmat ini , beberapa menit Arno berusaha memasukan penisnya, berulang-ulang hentakan-hentakan kerasnya memaksaku sedikit mendesah menahan nikmat, hingga akhirnya dengan satu hentakan kuat Arno berhasil memasukan penisnya amblas seluruhnya..
” Uaaaahhh , akhirnya ” Katanya, sementara aku hanya dapat mendesah sambil membenamkan wajahku ke sofa menahan sakit..Vaginaku serasa perih berdenyut, yang justru menurut Arno benar-benar enak tersirat dari komentar-komentarnya, selama beberapa saat menikmati jepitan vaginaku pada penisnya..
” Udah siap non, gila bisa berdenyut-denyut gini memeknya hehehe ” cengeges Arno..Kali ini Jarwo tak ikut berkomentar, hanya duduk di kursi tempat biasa Papah duduk, sambil mendiamkan penisnya yang kelelahan dan sudah lunglai, ingin rasanya marah melihat dia duduk di kursi Papah, kesal sekali rasanya,..
Namun belum sempat aku berfikir untuk menyuruh Jarwo pindah tempat duduk, Arno sudah terlebih dahulu mengehentakan penisnya dalam vagina-ku, ditariknya penisnya dalam vaginaku, beberapa saat kembali penisnya menghujam vaginaku…
Terus menerus berulang kali dengan kecepatan yang terus bertambah, sementara tangannya mencengkram erat pinggangku bunyi tumbukan penisnya dengan bokongku, menimbulkan bunyi khas yang menarik perhatian Jarwo,..
” Nah itu dia, bunyikan No, gila enak banget bokongnya sekel ” yang diamini Arno.. ” ya mank matep Wo, ga nyesel dech kalo mati dah nyobain yang begini.. ” Sialan ingin rasanya aku menghabisi mereka yang menghina-ku seperti ini tapi, jujur memang enak sekali menikmati penis Arno yang panjang ini, rasanya berbeda dengan kenikmatan yang diberikan penis Jarwo yang kekar itu…
Sementara hentakan Arno makin keras yang membuat payudaraku terpental kesana-kemari, sebelum ditangkap oleh Tangan kanan Arno, ” Kenapa Non ?? makanya punya toked jangan gede-gede, hehehe.. ” ejeknya, seketika dia langsung meremasnya dan menarik-narik putting susuku bagaikan mau memeras susu..
15 menit dalam posisi itu, membuatku mulai mabuk dan tak kuasa menahan desiran nafsu yang memuncak, hingga sebuah organsme kecil menerpaku,.. ” Hmmmm ” aku pun setengah menahan desahan yang kunikmati setiap momen-nya, tampaknya Arno pun menyadari jepitan vagina-ku pada penis-nya yang menguat..
” Kenapa non, enak ya ?? ” tanyanya.. Untung aku masih bisa menahan diri untuk tidak mengangguk,,..
Tiba-tiba Arno mengangkat tiba-tiba mengangkat kaki kananku ke pundaknya, untung dia pendek hingga aku tak perlu berjinjit, sementara penisnya tak pernah berhenti keluar masuk vaginaku, bahkan dengan posisi ini aku dapat menyaksikan bagaimana penisnya keluar masuk, gila aku tak pernah menyangka aku dapat menampung penis sepanjang ini..
Sementara payudaraku yang sudah tak dicengkram lagi oleh Arno, bagaikan perputar-putar mengikuti goyangan Arno pada tubuhku, melihatnya Jarwo kembali menegang dan melangkah ke dekat-ku…
” Gila No, nich toket mental-mental gini..hahaha ” Risih sekali mendengar komentarnya sementara penisnya yang sudah menegang itu hanya beberapa centi di depan mataku., ingin sekali mengigit penis itu..
Dan seperti yang dapat diperkirakan tangan Jarwo langsung mencengkram payudaraku, memilinnya dan mengerayanginya dengan sedikit kasar membuat ku mengerang-erang kecil menahan sakit, payudaraku sedikit memerah karena remasan Jarwo yang kasar..
” Kenapa Non ?? koq ngeliatin kontol saya aja.. ?? Mau nyobain ya ?? ” Tanyanya setengah mengejek..
Aku pun bergegas mengelengkan kepala, jijik sekali penisnya dari jarak segini saja dapat tercium aroma yang tak sedap, rasanya pasti tak karuan lebih parh dari penis Arno yang sedikit terawat, belum lagi sejak tadi baru kali ini aku dapat melihat penis Jarwo dengan jelas, penisnya keras mengacung meski tidak terlalu besar, namun luar biasa hitam, apalagi bulu-bulu kemaluannya demikian lebat..
” Hehehe, si enon bisa aja..Mau nyusu ya non.. ” Belum lagi aku memperbolehkannya , Jarwo sudah sedikit berlutut mengerayangi payudaraku dengan lidahnya..Memoles seluruh permukaan payudaraku hingga merah mengkilat,…
Sesekali kembali putting payudaraku terselit diantara gigi-gigi ompongnya, tumbukan gusinya dengan payudaraku menimbulkan sensasi berbeda dari sekedar hisapan maupun gigitan pada puting payudaraku…
Jarwo pun menarik tanganku sebelah hingga membuatku sedikit kehilangan keseimbangan, belum puas dia mempermainkan payudaraku,..diarahkannya tanganku kearah penisnya, dipekasanya aku meraih batang kemaluanya yang sudah sedemikian keras, sebelum memaksa ku untuk mengocoknya..
Aku pun begitu menikmati penis yang begitu kekar itu, perlahan aku pun mengoyangkan tanganku menyusuri penis itu, sementara sensasi di vaginaku pun belum lah berakhir, sehingga membuatku semakin gila mengocok penis itu, membuat pemiliknya tersenyum nikmat menikmati service-ku pada penisnya..
Sedikit banyak aku mengalihkan rasa nikmat pada penis yang kugenggam, tumbukan pinggul Arno dan bokong ku membuat bunyi-bunyian yang khas, apalagi penisnya yang sudah basah oleh cairan vaginaku membuatnya makin cepat memompaku,.nyaris aku mencapai organsme dalam posisi ini, namun jelas posisi setengah berdiri begini membuatku kehabisan stamina,..demikian juga Arno, yang kemudian memintaku mengangkang di atas sofa..
Arno kembali menggesekan penisnya pada bibir vaginaku, kini dengan posisi doggy style, sementara Jarwo duduk di pegangan tangan sofa dengan penis yang mengacung tegak..
” Hmmmm.. ” Aku kembali mendesis saat penis Arno mulai tertelan oleh vaginaku…
Seperti kura-kura aku membenamkan wajahku ke sofa itu, menahan rasa sakit tiap kali penis itu menyeruak masuk dalam..sebelum beberapa detik kemudian berganti dengan rasa nikmat,..menikmati bagaimana vagina-ku menjepit penisnya, Arno kembali memacu penisnya keluar dalam, sementara kembali aku harus menahan desah nikmat yang membuat makin gila menahannya..
Jarwo tampaknya belum puas, dijambaknya rambutku hingga aku dapat melihat wajahnya..
” Sakittt, hmmm pak..lepass ” Rintih-ku disela desahan..
” Sepong ya non.. ” Pintanya namun justru jambakannya makin keras, membuatku tak bisa melakukan hal lain selain mengiyakannya..Jarwo kini turun hingga memudahkan ku meraih penisnya,
Perlahan aku mulai memasukan penis Jarwo dalam mulutku, pemilinya merem melek merasakan kehangatan dalam mulutku, cairan ludahku menempel pada penisnya, kepalaku pun mulai naik turun menyantap penis Jarwo, sementara Arno pun malah makin cepat memacu-ku dalam posisi doggy ini,
Sesekali aku menghisap penisnya, namun sejenis cairan aneh muncrat dari penisnya, jijik sekali, aku pun bergegas mencabut penisnya dari mulutku, menatap wajah Harwo yang seolah kecewa, membuatku mulai mencoba menjajaki penisnya lagi, menjilati penisnya dari bagian batang hingga kebuah zakar, sebelum kembali memasukan penisnya ke dalam mulutku,
Dengan menahan jijik aku mulai menambah frekuensi sedotanku, terkadang juga lidaku menyentil-nyentil buah zakarnya membuat Jarwo kelojotan, menikmati tiap momen bagaimana Jarwo terpuaskan oleh permainanku membuat merasa sedikit superior yang membuatku makin giat menyepongnya..
Tiba-tiba, jempol Arno terselip diantara anusku, kaget membuat melepaskan seponganku pada penis Jarwo, kali ini jarwo tak sepasrah tadi, ditariknya kepala ku kearah selangakngannya, tanpa sedetik pun waktu aku pun langsung dipaksanya kembali menuaikan tugas untuk mengoral penisnya,..
Genjotan Arno menggila seolah menyenggol mulut rahimku, hingga membuatku mendesah diantar penis Jarwo, makin gila, makin cepat dan liar membuatku hilang kendali, kini aku tak lagi mampu mengoral penis Jarwo lagi, Arno pun seolah mengerti dan berhenti memaksa ku untuk mengoral penisnya,
Aku hanya kelojotan pasrah, sambil membenamkan wajahku pada sofa untuk mencegah suara ku bergema hingga memancing orang-orang lain dirumah ini, nikmat sekali rasanya didominasi seperti ini, rasa yang jarang aku temukan dari pacar-pacarku, membuatku meledak untuk kesekian kalinya,..
Jarwo dan Arno tertawa melihat tubuhku yang kembali mengejang hebat, mereka tertawa penuh kemenangan sementara Jarwo kini sibuk mengocok penisnya sendiri sambil menarik wajahku, dia tampak menikmati sekali wajahku yang makin lemah karena permainan kawannya yang membuatku benar-benar tak berdaya..
Akhirnya Arno menarik penisnya, Arno mendesis perlahan..
” Hmmmmm ” desahnya sambil masih mengocok penisnya tampaknya sebentar lagi dia akan meledak, penisnya terlihat membesar, tak lama dia pun mendesah tak tertahan..
” Anjritt…. ” Spermanya tumpah kedadaku, ditariknya tangan-ku..
” Mau apa No ?? ” Sanggahku panik, namun diraihnya tanganku yang berusaha menghindari cengkraman tangannya, ” Diem aja non.. ” tawanya.. Tanganku pun dipaksanya mendekati genangan sperma yang tumpah didadaku, aku mengerti dia menginginkan tangan ku sendiri yang memoles sperma yang ada didadaku, perlahan diarahkannya tanganku memoles payudara ku dengan ‘selai’ sperma hingga menutupi sebagian besar payudaraku..
Melihat itu Jarwo makin bernafsu mengocok penisnya, sementara aku dapat melihat penis Arno yang perlahan menyusut ke ukurannya semula, sesekali Jarwo dengan sengaja mendekatkan penisnya ke wajahku aku melihat bagaimana Penisnya berdenyut-denyut hingga diiringi sebuah desahan Jarwo pun mencapai klimaksnya ,
” Crooot… ” Penis yang sudah berada di depan wajahku itu dengan sengaja diarahkan menyembur keseluruh bagian wajahku,..
Sebagian mengenai pipi kiriku, ada juga yang mengenai mataku hingga aku pun sedikit menutup mataku, takut spermanya masuk ke mataku..
” Wo… gila… ” Aku meringis ketakutan, tampakanya dia belum puas mempermainkan majikannya ini, berdua Jarwo dan Arno tertawa, sebelum mereka mulai memoles wajahku dengan Sperma Jarwo..
Tampaknya mereka begitu puas memperlakukan aku seperti ini, namun aku pun tak memungkiri, permainan meraka benar-benar membuatku merasakan ‘ surga ‘ wow, apalagi berbeda dengan seks yang pernah aku rasakan sebelumnya, seks ini terasa ‘dirty‘ banget, namun wow rasanya berbeda..
Lemas sekali rasanya tubuhku, entah berapa banyak organsme yang berhasil kucapai hari ini, seks gila dalam 1 minggu terakhir, rasanya aku mulai menyukai seks-seks gila seperti ini, it’s a bit difference but give much of pleasure..
Sementara Jarwo dan Arno celingukan sambil mengenakan pakaiannya yang tadi berserakan, mereka pun mengambil-kan aku tissue,..
” Gila non, emank beda ya.. ” Jarwo tampaknya benar-benar puas..
” Non bener-bener beda, memeknya aja bisa berdenyut-denyut.. ” Arno menimpali..
” Puas bajingan !! ” Bentak-ku pada mereka..
” Hahaha, jangan galak gitu donk non, ini sesuai perjanjian kita.. ” Kata Jarwo sambil menyerahkan HDvideo yang menyimpan video rekaman adegan percintaanku…
Aku pun langsung merebut video itu..” Ga ada kan copyan-copyannya ” bentaku lagi dengan nada yang tinggi,..
” Tenang non, kita bukan mau meres non koq..hahaha ” Arno tertawa sambil menunjuk bibir bagian bawahku dimana ada sisa sperma Jarwo yang terlewatkan olehku.. Malu rasanya buru-buru kuseka spermanya dengan tissue yang masih ku pegang..
” Ya ngapain lagi kalian disini !! ” Bentak-ku ” Keluar sana “
” Galak amat non, kan mau bantuin non, nyeka sperma saya yang masih ada di toket non tuch.. ” Arno masih saja mengambil kesempatan meremas payudara-ku..
” Anjing lu.. ” aku pun melempar tissue kotor yang kupegang ke wajah Arno…
Jarwo dan Arno pun bergegas angkat kaki, sambil tertawa, aku pun mengendap-endap perlahan takut ketahuan sebelum berlari naik ke kamarku dalam keadaan bugil, jijik rasanya memakai pakaian ku yang masih tergantung di pinggangku itu , rasanya tidak pantas baju ku itu terkena sperma mereka,..
Sesampainya di kamar aku pun membasuh seluruh tubuhku dengan air hangat, aku mandi sebersih-bersihnya walaupun mereka mampu memuaskan ku, bahkan lebih, tetap saja ini sperma-sperma kacungku, aku pun mengosok gigi ku sebersih-bersihnya meski rasa sperma-nya masih terasa liat di mulut-ku,..
Aku benar-benar tak mengerti bagaimana mereka bisa seberani itu, aku benar-benar tak pernah menangka ada sepasang mata lain yang melihat pemerkosaanku, aku pun benar-benar tak paham saat itu mengapa Mama dan Bok Inem benar-benar tak menyadari keadaan ku saat itu, meski sekarang aku sudah mengetahuinya…
Hari-hari kemudian sejak kejadian ‘pemerkosaan’ yang dilakukan oleh Jarwo dan Arno membuat-ku agak tercekam, rumah-ku terasa bagaikan bukan rumah-ku lagi, entah mengapa tiap saat aku merasakan bagaikan ada orang-orang yang selalu mengawasi-ku, bagaikan seekor kelinci yang diburu, aku tak lagi berani membawa teman-temanku kerumah, bahkan aku selalu ketakutan tiap kali Papah pergi, jangankan ke-Luar Negeri, pergi ke Luar Kota pun sudah membuat-ku ketakutan setengah mati,..
Terkadang Jarwo ataupun Arno seringkali mencuri-curi kesempatan untuk sengaja menyentuh bagian-bagian sensitive-ku, sekedar iseng atau entah apa maksud-nya, aku sebenar-nya tak ingin menolak ataupun munafik atas kenikmatan yang pernah mereka berikan waktu itu, andai bukan karena harga diri-ku ataupun menyadari siapa sebenar-nya mereka?? Yang hanya orang dengan strata ekonomi yang jauh dibawah-ku,andai tak begitu mungkin tak akan ada rasa jijik yang muncul pada diriku, dan tentu-nya membuat aku tak lagi menolak bila mereka memang menginginkan-ku,..
Namun kenyataanya mereka ?? Mereka hanya kacung-kacung-ku , sungguh tak pantas bila aku harus terjebak dalam birahi mereka, untunglah selama ini mereka tutup mulut, mungkin mereka pun memang benar-benar tidak memiliki copy-an rekaman itu, yang tentunya membuatku ketakutan setengah mati tiap malam, membuat tidur-ku tak lagi nyenyak, bermimpi buruk atau berkhayal, membayangkan bila sampai kedua orang tuaku mengetahui apa yang pernah aku lakukan,..
Semua ini membuat-ku Paranoid tiap kali Papah pergi, apalagi kalau pergi bersama Mamah, aku pasti memohon-mohon berusaha untuk ikut, aku masih dapat mengingat dengan jelas betapa ketakutan-nya diriku tiap ditinggal oleh orang tua-ku..
3 hari lagi Natal, Sudah 2 hari Papah pergi hari-hari kulalui dengan penuh rasa takut, tiap saat bagaikan binatang buruan ketakutan dengan mata para serigala pemburu yang membuat-ku terus ketakutan meski dengan pintu kamar dan tirai jendela sudah ku-kunci,..
Rasanya sepasang mata terus saja mengawasi-ku, tiap ada kesempatan untuk pergi aku pasti selekas-nya meninggalkan rumah, baik bersama Mamah ataupun bersama teman, nyaris tiap Papah pergi aku menginap di rumah teman-ku, sebenarnya aku ingin tinggal di apartment milik keluarga kami, tapi tak tahu harus beralasan apa pada Mamah, namun walau aku terus meninggalkan rumah, tetap ada juga rasa khawatir dengan keadaan Mamah saat kutinggal dirumah sendirian, sehingga tiap kali aku menginap pun berulang kali aku menelepon Mamah dirumah, sekedar memastikan keadaan-nya..
Aku mulai jujur pada diri-ku, apa karena aku Jijik pada mereka , atau karena apa ?? aku mulai bertanya pada diri sendiri, aku tahu aku justru terstimulasi kenikmatan oleh pikiran-ku sendiri saat disetubuhi oleh orang-orang rendah macam mereka,..
Aku mulai sadar bukan kedudukan, profesi atau tampang mereka, namun aku takut,,, ketakutan bila sampai keluarga-ku tahu siapa aku, aku adalah seorang ” Cute Little Baby Doll ” dimata kedua orang-tua-ku, kesadaran itu yang membuat-ku takut untuk ‘bercinta’ dengan mereka, takut mengecewakan orangtua-ku, meski justru terkadang ada dorongan dari dalam diri-ku sendir yang ingin diperlakukan semacam itu, dikerjai oleh penis-penis mereka yang begitu perkasa
Rasanya terkadang begitu aku mendambakan Jarwo atau Arno mengoyak tubuh-ku, meski aku lebih menikmati Jarwo dengan penisnya yang begitu besar dan kokoh, Hmmm rasanya benar-benar berbeda dari yang lain, mungkin andai kejadian itu tak terjadi dirumah, aku tak akan menolak mengikuti permainan mereka,.
Ya seperti kejadian waktu itu,
Saat itu aku baru saja selesai berenang sore, aku hampir rutin setiap hari-nya berenang santai, sekedar menjaga kondisi tubuh, dan merawat tubuh-ku, aku tak merasa kalau aku ini cantik seperti komentar-komentar teman-teman-ku, namun terkadang ada rasa takut untuk kehilangan pujian seperti itu,..
Entah, itu membuat-ku terus berusaha menjaa penampilan-ku, aku beruntung terlahir sebagai anak orang yang cukup berada, membuat-ku memiliki fasilitas kebugaran sendiri di rumah sendiri, kebetulan memang Papa-ku pun menyukai olahraga seprti ini, sehingga ia tak pikir panjang untuk membeli alat-alat kebugaran terbaik untuk di rumah, selain sebuah kolam renang dan Track Jogging mengitari rumah kami,..
Tubuh-ku masih begitu basah saat aku naik ke atas dari kolam renang, aku mencari juice jeruk yang tadi dibuat-kan Bo Inem untuk-ku, ya sekedar menghapus keringnya tenggorokan-ku, aku mengambil handuk-ku mengeringkan tubuh-ku sedikit sebelum aku menuju ruang kebugaran yang masih satu area, tepat berada di samping kolam renang, terhubung dengan tangga sekitar 60cm-an dengan pintu kaca menghadap ke kolam renang, sehingga saat berolah raga disana kami bisa menikmati pantulan cahaya matahari dari kolam renang,..
Aku sedang sibuk dengan peralatan Treadmill-ku saat tiba-tiba Jarwo memeluk-ku dari belakang, aku berusaha berontak dari pelukan itu saat aku mencaci-nya Jarwo malah tertawa-tawa,
” Si Non, makin cantik dan sexy aja, apa lagi pake baju renang begitu,.. ” Jarwo terkekeh, matanya menelanjangi tubuh-ku, aku lupa untuk mengenakan kimono-ku saat menuju ruang kebugaran tadi, aku seperti lupa dengan dua serigala dalam rumah-ku ini, terlebih aku hanya menggenakan baju renang 2 piece berwarna hitam, kontras dengan kulit-ku yang putih, Jarwo seperti kesetanan penuh nafsu ingin menerkam-ku,..
Aku terpojok di sudut-an, sepertinya ia tahu kalau aku tak mungkin berteriak yang jelas akan memancing perhatian Mamah dan teman-teman Arisan-nya, jelas itu akan memalukan nama keluarga kami, Jarwo begitu pandai memanfaatkan kesempatan, tangan-nya mengapai tubuh-ku yang terjebak di sudut ruangan itu,..
Tangan-nya menyelip di Bra pakaian renang-ku yang sedikit kekecilan sehingga membuat Payudara-ku yang cukup besar itu terjepit dan terlihat lebih montok lagi,.. aku menundukan wajah-ku, tubuh-ku gemetaran, namun Jarwo tak perduli, wajah-nya senyum senyum sendiri dan sengaja memperlihatkan wajah begis-nya itu kepada-ku, aku melihat tangannya menyelip masuk tanpa aku bisa melakukan perlawanan sedikit-pun, aku pasrah saja saat tangan Jarwo merogoh-rogoh payudara-ku itu meremas-remasnya masih di dalam baju renang-ku, aku mengigil sementara Jarwo begitu puas memainkan payudara-ku,..
Berusaha mencari puting susu-ku, ia meremas-remas puting-ku, dan begitu mendapatkan-nya jarinya menjepit puting-ku itu sebelum meremas-remas seluruh permukaan payudara-ku itu,.. tangan-nya yang satu menempel di selangkangan-ku, jari-jari-nya menusuk-nusuk membelah vagina-ku, kaki-ku rasanya begitu lemas diperlakukan seperti demikian, tanpa sadar aku merangkul tubuh Jarwo, lemas sekali, namun tubuh-ku serasa terbakar oleh remasan dan permainan jari Jarwo,..
Seolah tak sadar siapa diri-nya, Jarwo melumat bibir-ku. Ia mencium-ku, bibir tebal-nya membelas bibir mungil-ku, aku tak menolak ciumannya, apalagi saat jemarinya menyelip masuk diantara celana renang-ku, tubuh-ku bagai tersetrum saat merasakan jari Jarwo yang besar di mulut vagina-ku, aku merapatkan pelukan-ku lagi, aku mencium Jarwo, aku yang memulai untuk membalas ciuman-nya,..
Aku menggelinjang-gelinjang sementara jemari Jarwo membelah vagina-ku, basah oleh air kolam sedikit membantu Jarwo memperlancar jari-nya menstimulasi vagina-ku itu, vagina-ku masih kering karena belum terlalu terangsang, aku mendesis-desis dalam pelukan Jarwo yang berhasil menemukan clitoris-ku itu,..
” Enak Non ?? ” Jarwo terkekeh lagi, melihat tubuh-ku yang menggelinjang-gelinjang tak karuan,..
Aku tak menjawab, namun kaki-ku yang menegang-negang dan terlihat resah adalah jawaban yang sebenar-nya, aku membenamkan wajah-ku ke tubuh Jarwo yang bau, namun seolah tak perduli, aku kembali mencium Jarwo tiap saat jarinya memainkan Clitoris-ku, aku takut desahan-ku terdengar keluar sehingga lebih baik mencium Jarwo daripada memancing perhatian yang lain,..
Jarwo menurunkan Bra renang kiri-ku, dan langsung melumat payudara-ku, ia tahu aku begitu lemah saat payudara-ku dilumat seseorang, Jarwo benar-benar ‘pandai’ memilih waktu saat Mamah arisan dirumah, membuat-kutak berdaya untuk melawan, lidah-nya bermain di puting payudara-ku, melumat-nya sesekali mengigit atau menghisap-nya dengan lidah-nya yang tebal dia menyentil-nyentil puting kenyal payudara-ku,..
Aku mengigit bibir bawah-ku sebagai satu cara lain yang sempat terpikir oleh-ku untuk tak lagi mendesah keras seperti kebiasaan-ku,..aku memeluk leher Jarwo menghindari tubuhku yang mulai limbung kehilangan keseimbangan, cairan vagina-ku mulai merembes keluar dari dalam vagina-ku membuat Jarwo kian gencar memainkan jemari-nya di vagina-ku,
Mendesis-desis tertahan meski dengan gigitan di bibir-ku, menahan untuk tak mendesah malah membuat-ku ngin mendesah lebih kencang lagi,. aku melihat dari pantulan cermin di ruangan itu, tubuhku yang sedang terjepit oleh Jarwo, dengan satu bra yang turun, dan tangan Jarwo yang menyelip di vagina-ku, sungguh kontras tubuh putih-ku bersalib dengan tubuh hitam Jarwo,..
Tak lagi hanya sekedar menyentuh-nyentuh ataupun memainkan bibir vagina-ku, kini Jarwo malah mulai memasukan jemari-nya membelah vagina-ku, mulai menusuk masuk, tangan kanan-ku reflek menahan jemari-nya yang ingin ia desak masuk,.. aku menatap lirih pada Jarwo,
” Pak, jangan, nanti yang lain tahu ” pinta-ku
” Tenang aja Non,.. he he he ” Keinginan Jarwo tak bisa kutolak, aku jelas kalah tenaga dan hanya bisa membiarkan Jarwo mendesakkan jemarinya lagi ke dlaam vagian-ku,..
Aku dapat merasakan bagaimana jemari-nya itu seolah sebuah penis yang masuk dalam vagina-ku, sedikit demi sedikit jari tengahnya itu masuk lebih dalam lagi, aku hanya bisa mengigit bibir-ku lebih keras lagi, sementara desahan-desahan pelan masih saja keluar dari mulut-ku,..
” Emmm, pakkkk,. Uhhh,… ” Aku membisik di telinga Jarwo
Basah-nya vagina-ku oleh cairan cinta-nya membuat jarwo kian mudah mengerjai-ku jemari-nya tertambat dalam,, sebelum mulai bergerak naik-turun, seolah penis yang sedang menyetubuhi-ku, kaki-ku menjadi begitu lemas, jemari-nya begitu cepat merangsang-ku,. Aku memeluk Jarwo erat-erat, takut terjatuh, Jarwo pun memainkan lidah-nya di payudara-ku membuat-ku kian terbakar,..
Aku tak sadar sudah berapa lama dikerjai dalam posisi ini, hingga tubuh-ku mulai menggelinjang-gelinjang, pantulan cahaya matahari senja, menyorot ke tubuh-ku yang basah, bukan lagi basah karena air kolam, namun oleh peluh-ku sendiri aku menjerit-jerit tertahan meski sesekali Jarwo melumat bibir-ku,..
Aku tak bertahan lebih lama lagi, tak ada gunanya aku bertahan, aku tahu Jarwo hanya ingin melihat-ku bergetar-getar Organsme, aku membenamkan wajah-ku dalam tubuh Jarwo, meraih sedikit dari baju lusuh-nya itu kemulut-ku, mengigit-nya, sesaat sebelum aku mulai tersengat oleh desiran-desiran organsme yang menyengat tubuh-ku,..
” hmmmm ehmmmm,.. ” Bunyi kecipakan dari selangkangan-ku, cairan cinta yang menetes melewati paha-ku hingga tubuh-ku yang gemetaran, dan menggelinjang selama beberapa detik membuat Jarwo cukup puas,..
” Enak non ?? he he he ” Ia meledek-ku, sementara mencabut jemari-nya dari vagina-ku, jari-jari yang basah oleh cairan cinta-ku,..Aku mengganguk, sambil melepaskan pelukan-ku, aku membenarkan posisi baju renang dan celana-ku, sementara Jarwo duduk di atas kursi.. Aku masih terengah-engah akibat organsme-ku barusan,..
Jarwo tampak puas melihat tubuh-ku yang tertunduk lemas, namun tampaknya Arno belum,.. Arno ?? Sambil membawa sapu ia menatap kami dari luar ruang kebugaran sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan itu,..
” Sial lu Jarwo, ga bilang-bilang gue.. ” Arno tampak kesal ditinggal Jarwo menyantap-ku,..
” Namanya juga ada kesempatan No,.. ” Jarwo mencari-cari pemantik api-nya, sementara rokok abang-abang-nya sudah menempel di mulut,..
Arno mendekati tubuh-ku yang berjongkok di pojokan, Ia mengamati wajah-ku yang berkeringat,..tiba-tiba ia berkata,..
” Wo, pengen di kolam nich, kayak-nya asyik,.. ” Arno berseloroh,..
” Ha ha ha, gila ide lu, tapi kayaknya asyik juga,.. “
Tentu aku mati-matian menolak, terlebih bila main didepan sama saja tinggal menunggu waktu Mamah menemukan aku dikerjai 2 kacung ini,..
Namun keduanya mengangkat tubuh-ku keluar, dan menyemplungkan-ku ke kolam dalam, masih dengan pakaian mereka, mereka pun ikut menyebur ke kolam renang-ku, aku tak berdaya di apit di kolam dalam ini, aku tak percaya mereka ternyata cukup mahir juga berenang, di bawah air mancur kepala singa sebagai ornament di kolam renang-ku itu, keduanya menjepit tubuh-ku ditengah-tengah,.. Tangan Jarwo bermain di bokong-ku sesekali menamparnya, meski tak berasa karena tertahan air,. Namun lidah Arno yang bermain di payudara-ku terasa nyata, mulutnya yang tebal itu mencium permukaan payudara-ku sebelum akhirnya ia pun kembali memelorotkan baju renang-ku itu,..
Tangannya meremas-remas payudaraku, sementara jari Jarwo dari belakang sudah kembali mendarat di selangkangan-ku tampaknya ia masih bernafsu membuat-ku mengejang-ngejang lagi seperti tadi, tak terasa aku makin terbakar dibuat mereka berdua ciuman mereka mulai kubalas, bahkan secara tak sadar aku meremas penis Arno yang berada di depan-ku, penisnya sudah mengeras, merasakan penis-nya dibelai-belai oleh-ku, Arno malah mendorong kepala-ku turun, ia memelorotkan celana-nya di bawah sana, penisnya yang keras itu menyembul keluar, sebelum kepala-ku diarahkan ke penisnya, terpaksa aku mengulum penis itu, bila tidak, Arno tak kan membiarkan-ku bernafas, aku mengulum penis itu, perlahan, ingin cepat selesai dibantu dengan kocokan tangan-ku, seseklai aku mengulum buah zakar-nya sebelum kembali naik keatas mengambil nafas panjang,..
Jarwo pun kembali menarik celana renag-ku, ia mencari clitioris-ku dibawah sana, memainkannya sambil sesekali ikut turun menjilat vagina-ku itu, aku terlonjak-lonjak merasakan lidahnya menyapu bibir vagina-ku,..
Aku makin bergairah mengoral penis Arno, terlebih Arno mulai melepaskan cengkramannya di kepala-ku hingga aku makin leluasa mengoral penis itu,aku mendengar Arno mendesah-desah sementara penis-nya ku-kulum dan kukocok-kocok,..
Tiba-tiba Arno menarik-ku, ia mengangkat-ku diatas sebatas leher, dada-ku sebelah kanan-ku masih tak berpenutup, aku melihat kearah pintu, Mamah menatap-ku sambil mendekat, aku panik tak tahu harus berkata apa ..
” Jenni, kamu kenapa ?? ” Aku membenarkan posisi Bra-ku, secepatnya sebelum Mamah sampai ke tempat-ku,..
” Itu Bu, tadi non Jenni keram,.. ” Jarwo beralasan, alas an yang masuk akal,..
” Ya ampun Jenni, kamu gak apa apa , naik ayo naik,.. ” Mamah menyuruh-ku naik,..
Arno dan Jarwo membantu-ku hingga kepinggir kolam, aku harus berpura-pura seolah baru saja mengalami keram otot, berpura-pura jalan tertatih menuju kursi kolam renang, dibantu Mamah,..
” Duh, kamu itu ati-ati kenapa,.. ” Mamah mengambilkan aku Orange Juice dimeja, dan menyuruh-ku mengenakan kimono yang tadi kusiap-kan,..
” Pake ini, nanti kamu masuk angin,.. Masih sakit ga sayang ?? ” Mama mengusap wajah-ku yang basah,..
Aku menggelengkan kepala, sambil meminum Juice yang diambilkan Mamah, ” Tadi-nya Mamah mau kenalkan kamu sama anak teman Mamah, itu disana, ” aku melirik sejenak, rasanya aku kenal wajah itu, ” Tapi gak jadi-lah, kamu lagi sakit gitu,..Mamah anter temen Mamh dulu pulang ya,.. ” Mamah meninggalkan-ku sendirian, Jarwo dan Arno pun sudah tak ada di area kolam renang lagi,mereka tentu tak akan berani di depan Mamah,.. Tapi rasanya aku kenal lelaki tadi,.. Peter ??
Yang pasti aku masih bisa selamat saat itu, Jarwo berhasil dengan cepat membuat alasan yang membuat Mamah tak curiga, tapi lain kali belum tentu aku bisa seberuntung itu,..Aku merasa bersalah pada orang tua-ku, terkadang aku merasa diri-ku seperti seorang pelacur yang begitu mudah ditaklukan oleh kenikmatan seks..
Rasa bersalah itu yang membuat-ku makin sadar pada diriku, meski aku punya rasa takut bila sampai keluarga ku tahu, apalagi bila mereka terlibat dalam masalah ini, tapi aku mulai jujur pada diriku, bahwa aku memang mulai menyukai seks yang aneh-aneh, bukan sesuatu yang konvensional seperti biasa, tapi entah apa aku yang ‘sakit’ ?? atau semua wanita memang memiliki perasaan seperti ini ?? aku tak mengerti apa lagi yang aku rasakan namun kejadian beberapa minggu lalu itu membuat-ku makin binggung dan tersesat sendirian,..
Aku masih ingat benar, hari itu hari Senin, hari dimana semua orang di Jakarta ini berubah menjadi Super Sibuk, Jalanan Macet, sedikit malas sebenarnya untuk pergi ke kampus hari itu, apalagi mobil yang biasa aku gunakan sedang bermasalah,
##
” Mah, Jen ga kuliah ya ?? ” Rayu-ku, entah kenapa rasanya malas sekali untuk kuliah hari ini,..
” Kenapa memang ?? ” Tanya Mamah-ku yang sedang sibuk membaca majalah ibu-ibu-nya
” Mobil Jen kan belum di-service, Mamah, suruh Jarwo gih benerin, kan takut ada apa-apa di jalan mah, kalo mogok gimana???.. Yaaa.. ” aku merayu lagi, sambil tersenyum manja,.
” Boleh, tapi hari ini gak boleh keluar ya,.. ” Mamah-ku gak kekurangan akal,.
” AAaaagghh.. Kan aku mau pergi tar,. ” Kesal juga sich, ada janji lagi sama teman-teman-ku, persiapan Tahun Baru-an, kalo gak boleh pergi kan repot juga,..
” Yaahh, Mamah , tar kalo Jenni mogok di jalan gimana ?? “
” Ya, kamu pake mobil yang laen lah, pake mobil Mamah sana,.. “
” Pake mobil Papah aja ya,..?? ” Tanya-ku lagi,.
” Yawda iya, sekarang ganti baju sana, kamu pake mobil Papah yang lama ya,..”,” nanti mamah suruh Bok Inah siapin sarapan kamu ok. “
” Iya dech iya,.. ” Aku pun bergegas ke kamar-ku,.berganti baju dan mengambil map kuliah-ku, kembali turun ke bawah, untuk sarapan corn flakes yang sudah di siapkan oleh bok Inah, lumayan buat sekedar ganjal-ganjal sarapan,..
Selesainya aku mengambil Mp-3 dari mobil-ku ke mobil Papah, ya tahu dech selera orang tua gimana, Gak ‘In’ banget gitu loh,..Sebenernya bukan aku menolak pakai mobil Mamah tapi kalo disuruh pake mobil Gede gini, mending pakai X-5 kan dari pada X-Trail, hehehe,.
Akhirnya aku pun kuliah sampai sore hari itu, bosen, ngantuk ya aku kan memang bukan Mahasiswi pandai dengan nilai tinggi, cukup sebagai mahasiswi dengan nilai C saja,yang penting kuliah lancar, toh bukan cuma aku satu-satunya mahasiswi yang otaknya kayak gini, he he he..
Ponsel-ku berdering,.. Felix, dia menanyakan apa aku jadi ngumpul, kulihat jam-ku, ya ampun dari sini ke sekitar Sudirman kan lama, apalagi jam sibuk seperti sekarang, Senin lagi, jam 3 aku mulai berhitung, Karawaci ke TA sekitar 30 menit, dari situ Tomang pasti sudah macet, aku pun bergegas berangkat, ya sebenernya yang paling malas itu menghadapi aturan 3 in 1 di sekitar situ,,
Tapi tetap saja usaha-ku gagal, mobil-ku ikut tertahan bersama mobil-mobil lain yang terkena macet ibukota,..Kesal sampai rasanya ingin menyalahkan dosen-ku tadi, rasanya kesel banget dech, pake segala kasih-kasih kuliah tambahan segala, bikin jam kuliah jadi molor begini, kalo gak kan ga akan kena macet kayak gini,..
Akhirnya terpaksa aku harus menggunakan juga Jasa Joki 3in1, perlahan ku kendarai mobil-ku di bahu jalan, ada mas-mas bertampang seram, Ga ah takut, Ada lagi ibu-ibu yang menggendong anak, kayaknya bau dech anaknya itu,..akhirnya di dekat lampu merah gedung JDC situ, ada 2 orang anak remaja sekitar 16-17 tahun-an, bukan melihat umurnya tapi aku melihat penampilan mereka yang cukup bersih, ini kan mobil Papah, kalo kotor jok-nya pasti ngomel-ngomel,. Jadi ku fikir lebih baik menggunakan jasa mereka saja,..
Aku pun menghentikan Mobil-ku di dekat mereka, menepi sambil membuka pintu kaca mobil-ku,..
” Joki ?? ” Tanya-ku pada mereka
” Eh, eh.. iya.. ” Jawab yang berambut keriting,
” Sampai Sudirman mau ?? ” Tanya-ku lagi,..
” Boleh,.. boleh, berdua kan ?? ” Jawab si kriting lagi,..
” Yawda masuk,.. ” Aku memencet tombol sentral lock,..
” Tapi ada yang mau ikut juga kak, bayar-nya cukup kami berdua aja, dia searah,.boleh ikut ?? ” si Jangkung akhirnya buka suara,..
” Yawda, masuk aja sekarang, ada dimana orangnya,” Tanya-ku,..
” Dekat ATM BNI kak,.. ” Jawab si Jangkung,..
” OK dech, masuk ayo,.. “
Mereka berdua masuk ke dalam mobil duduk di jok belakang, singkat kata, yang berambut kriting tadi nama-nya Tono, kalau yang kurus jangkung itu , Dadan,.. sebenarnya aku mulai curiga dengan gerak-gerik mereka, mereka tampak terlalu sering berbisik, sambil berusaha mengamati diriku dari pantulan kaca spion,..
Aku pun memasukan Handphone-ku dalam tas dan memasukannya ke dalam DashBoard mobil, ya sekedar berjaga-jaga, teman-ku pernah kehilangan HP karena ulah joki 3in1 dulu, itu juga yang membuatku malas menggunakan jasa mereka,..
Tak jauh sampai ke depan ATM BNI, di depannya berdiri seorang bapak-bapak berusia sekitar 40-45 tahun-an, pakaian-nya lusuh sekali, aku berharap bukan itu orang yang ingin mereka ajak,..
Tapi tiba-tiba Tono menunjuk Bapak itu, sial sekali kayaknya hari ini, aku membayangkan bau tubuh bapak itu yang akan tertinggal dimobil, baju-nya berwarna hitam dekil, dengan celana panjang lucuh, rambutnya panjang tak terurus dan berjanggut tebal, belum lagi kumisnya yang melintang dengan seluruh bagian berambut yang sudah sedikit beruban,..
” Itu kak orangnya, kasian dia teman kami, agak linglung begitu, kami mau pulang sekalian ajak dia,.. ” Tono memelas, mungkin menyadari aku sedikit malas mengajak orang itu,..
” Iya kak, maap ya ngerepotin.. ” Dadan ikut-ikutan,..
” Yawda, yawda.. ” Aku menuruti keinginan mereka juga akhirnya
Menepikan mobilku di bahu jalan, Dadan pun membuka jendela mobil memanggil kawan-nya itu, Tak lama orang itu pun mendekat, aku menyuruh orang itu duduk di jok depan, aku gak mau terlihat seperti supir tanpa seorang pun duduk di depan, namun itulah kesalahan-ku,..
Orang itu mengaku bernama Ujang, dari Sukabumi, terus saja berbicara padahal malas aku mendengarnya, aku pun memilih menyalakan lagu yang tadi aku pindah-kan dari mobil-ku itu, mudah-mudahan saja dia tahu diri dan berhenti berkicau,..
Untungnya dia masih sedikit punya otak juga, menutup mulut-nya yang bau itu, mana macet begini mendengar suara-nya membuat-ku bertambah kesal saja, aku ingin selekas-nya mengeluarkan mereka dari mobil-ku, tatapan Ujang itu gak biasa, seolah menerawang tembus dalam pakaian-ku yang sedikit ketat berbalut Cardigan berwarna merah muda,..
Risih sekali rasanya melihat mata-nya yang seolah tak pernah berhenti memandangi wajah-ku, apalagi dada-ku, itu membuatku berulang kali membenarkan sabuk pengaman-ku, sekedar taktik, untuk membuat-nya berhenti memandangi-ku terus menerus,. Memang sesaat cukup efektif untuk membuat-nya berhenti memandangi-ku,
” Itu non, di depan tolong belok kiri ya ?? ” Entah mengapa aku menuruti saja komando Pak Ujang, memasuki sebuah jalan sepi diantara Gedung-gedung pencakar langit, sebuah gang sempit dan sunyi, kami berhenti di depan sebuah gubuk dengan sebuah warung yang sudah tutup,..
” Makasih ya Non,.. ” Pak Ujang pamit setelah keluar dari mobil-ku, aku hanya tersenyum membalas-nya Dadan ikut keluar, mengantar Pak Ujang katanya,.. aku mengiya-kan saja, toh tak akan lama pikir-ku,..
” Non, Ban-nya kempes,.. ” Pak Ujang tiba-tiba berseru,..
Aku melihat kondisi ban lewat speedometer-ku, hijau tak ada masalah, namun mimik Pak Ujang begitu meyakin-kan, aku pun keluar turun, mengamati ban kiri depan yang ditunjuk-nya, namun begitu aku menundu-kan kepala-ku dan melihat kondisi ban-ku, tiba-tiba sepasang tangan menyergap-ku dari belakang,..
Aku berusaha memberontak sambil melirik ke belakang, Pak Ujang ?? Tangan-tanagn kasar dan kuat itu menarik tubuh-ku, masih membekap mulut-ku dengan tangan-nya yang bau, aku berusaha memberontak, namun Dadan ikut membantu Pak Ujang sambil mengangkat kaki-ku, aku berusaha menendang-nya, namun kalah cepat dengan tangan-nya yang menangkap kaki-ku, mereka berdua menggendong-ku ke dalam gubug itu, sementara Tono membuka pintu gubug itu,..
Keduanya mengangkat-ku sebelum mendorong tubuh-ku ke atas sebuah sofa tua lusuh dan bau,.. aku menangis dan berusaha memberontak,..
” Apa-apaan kalian ” Aku mencaci dalam tangisan-ku,..
” Diem Non, kalau gak mau mati,.. ” Pak Ujang mengeluarkan pisau lipat dari kantongnya dan mengarahkannya ke leher-ku, aku tak lagi berani untuk berteriak, sementara Dadan dan Pak Ujang terkekeh, Tono menghilang entah kemana,..
” Tolong, kalian jangan lukain saya, kalian boleh ngambil apa saja,.. ” Aku memohon dalam todongan senjata tajam,..
” Tenang Non, kita juga gak bodoh dengan mengambil mobil mewah Non, sebentar juga tertangkap,.. tapi kami mau kenag-kenangan yang lebih dari Gadis secantik Non, cantik, cantik sekali,.. ” Tangan Pak Ujang mengusap-usap wajah-ku menimbulkan rasa yang begitu menjijikan sementara wajahnya yang seperti orang ling-lung tadi sudah menghilang berganti dengan wajah yang begitu bengis,..
Tangan-nya membelai wajah-ku dari kening hingga kedagu, seperti sedang mengagumi sesuatu,.. ” Mulus Banget Dan, gila jerawat aja gak ada,.. ” Pak Ujang berkomentar,.. sementara air mata-ku terus mengalir,..
” Pak lepasin saya .. ” pinta-ku lagi, namun dijawab-nya dengan sebuah tamparan di wajah,..
Aku menjerit kesakitan, namun Pak Ujang membalas tangisan-ku dengan melepas-kan celana lusuhnya, berikut dengan celana dalam-nya, penisnya sudah megar keras, tak seberapa besar namun begitu berurat, baru aku melihat lirih ke penis itu, Pak Ujang dibantu Dadan sudah memaksa-ku menelan penis itu,..
Dadan memaksa-ku membuka mulut-ku sementara Pak Ujang menarik wajah-ku kearah penis-nya,.. aku tak bisa menutup mulut-ku karena tangan Dadan yang mencengkram dagu-ku, sakit…, namun terlebih bau penis itu sudah demikian menusuk dan masuk dalam mulut-ku, terasa penis itu begitu asin keringat bercampur dengan sedikit cairan dari penis itu, jijik sekali, begitu berurat terasa dari lidah-ku yang terpaksa menyentuh penis itu dalam mulut-ku yang mungil,..
Pak Ujang menarik-narik rambut-ku sambil berusaha membenam-kan penisnya makin dalam di mulut-ku, bulu-bulu kemaluannya sesekali menempel di pipi-ku menimbulkan rasa jijik yang luar biasa namun terlebih bau-nya seperti bau pesing, rasanya ingin muntah namun aku terpaksa mengikuti kemauan mereka,..
Sementara Penis itu mengetar-getar dalam mulut-ku, aku terpaksa sesekali menghisap-nya bila tak ingin Pak Ujang menampar-ku lagi,.. ia berulang meminta-ku menghisap penis itu, sesekali pula ia menarik penis-nya dari mulut-ku, memintaku menggunakan lidah-ku membelai seluruh batang kemaluannya, aku memainkan lidah-ku sesekali menghisap buah zakar-nya membuat Pak Ujang melayang nikmat,.. sebelum kembali harus menikmati penis itu dalam mulut-ku,..
Dadan bukan orang yang bisa diam menyaksikan seorang gadis tak berdaya dalam pelukan Pak Ujang, tangan-nya malah sudah merogoh payudara-ku, ia membuka kancing cardigan-ku berikut dengan kemeja putih yang aku pakai, payudara-ku menyembul keluar meski masih tertahan oleh Bra-ku yang berwarna putih berstrip kemerahan, Ia menarik penutup bra-ku mencari puting susu-ku yang berwarna merah kecoklatan, tangannya menarik-narik puting payudara-ku itu, atau menjepitnya dengan dua jari, aku menarik nafas panjang, aku begitu terangsang oleh siapa-pun yang memainkan puting-ku demikian rupa,.
Aku masih harus tetap mengoral penis Pak Ujang dalam mulut-ku tangan masih menarik ulur kepala-ku, menghantam-hantam-kan penisnya dalam mulut-ku sambil terpaksa meremas-remas buah zakarnya sesuai apa yang diinginkan-nya, bau namun aku harus tetap melakukan apa yang mereka ingin-kan, mereka bukan Jarwo orang suruhan Papa, mereka penjahat yang bisa saja membunuh-ku tanpa sedikit pun rasa bersalah,..
Penis itu keluar masuk dalam mulut-ku, begitu juga tangan-ku yang harus meremas-remas buah zakar-nya, meremas perlahan sambil menyentil-nyentil ujung kemaluan Pak Ujang dengan lidah-ku, aku tersentak kaget saat merasakan lidah yang begitu tebal menempel di payudara-ku, menghisap-nya sesekali mengigit-nya perlahan, nyaman sekali, memaksa birahi-ku untuk naik,..
Tiba-tiba Tono masuk membawa beberapa tumpukan kardus bekas,..
” Eh gila, gue maen ditinggal aja,.. ” Protes Tono, sambil melempar tumpukan kardus itu ke atas lantai dekat kami,..
” Baru, baru juga mulai Ton, gila toked-nya gede, kenceng lagi,.. ” Dadan berkomentar,..
” Mana-mana sini gue rasain juga,.. ” Tono meremas payudara-ku,..
” Hmmmm,.. ” Aku mendesis merasakan remasan perlahan namun bertenaga itu,..
” Seneng dia Ton,.. Ha ha ” ledek Dadan
” Liat-liat nich Dan,.. ” Tono merenggangkan kedua paha-ku hingga mengangkat, mengangkat rok pendek-ku keatas hingga membuat celana dalam-ku terlihat oleh mereka bertiga, wajah-ku merah padam, namun Pak Ujang tak bisa menahan lebih lama merasakan aku berhenti mengoralnya,..
” Yang ini jangan dilupain Non,.. ” Sentak-nya sambil memaju-mundurkan kepala-ku selaras dengan penisnya yang maju mundur,..
Entah tangan siapa, karena aku terlalu sibuk dengan penis dalam mulut-ku itu, tangan itu menempel mengikuti jalur belahan vagina-ku, masih diluar celana dalam-ku,jemari itu sesekali didesak-desakan masuk, namun juga berulang kali mencari clitoris-ku dan memainkan jari-nya disana,..
Aku tersekiap kaget saat salah satu diantara mereka menarik celana dalam-ku keatas, merembes masuk membelas vagina-ku, aku merasakan bagaimana seluruh permukaan vagina-ku tertahan oleh celana dalam-ku, mulai dari clitoris sampai ke bibir vagina-ku,.. Lidah mereka berdua menempel di pinggiran-nya, seolah berlomab merangsangku, sambil tangannya menarik-narik celan dalam-ku berusaha merangsang-ku lebih lagi, aku tak berdaya dengan kenikmatan yang mereka berikan, rasanya seluruh clitoris-ku ditekan-tekan dengan rasa nikmat yang berbeda dari sentuhan jemari,..
Lidah mereka yang menyelusur mulai dari paha-ku hingga kebibir kemaluan membuat tubuh-ku kian sensitife terbakar kenikmatan birahi yang tak tertahan, aku mendesah desah nikmat, kulampiaskan ke buah zakar Pak Ujang yang kuremas-remas perlahan sambil tetap mengoral penisnya dengan semua cara yang kutahu,..
Pak Ujang tiba-tiba mendorong-ku ke bawah, aku terjatuh ditumpukan Karton yang tadi dibawa oleh Tono,.. mereka bertoga langsung menerkam-ku bagai orang yang kesetanan, tangan-tangan kasar itu bergantian meremas-remas payudara-ku, sementara Pak Ujang menarik lepas Cardigan yang tadi kukenakan, sebelum beralih mencabut pengait bra-ku dari belakang,..
Dadan membantu dengan membuka kancing kemeja-ku satu persatu sebelum melemparnya entah kemana,.. Tono tiba-tiba berpindah kebelakang ia menarik kedua tangan-ku ke atas, membuat-ku tak mungkin memberontak dalam kunciannya, tangannya mengarahkan wajah-ku ke selangkangan Pak Ujang, penisnya yang masih begitu keras, kembali didorong masuk dalam mulut-ku, aku tak bisa menolak, kembali aku mencerna penis bau itu, lidahku kusapukan keseluruh permukaan penis itu, mulai dari buah zakar-nya hingga ke seluruh batang kemaluannya,..
Tangan Dadan meremas-remas payudara-ku tampaknya ia begitu menyukai bentuk payudara-ku itu, ia menghisap di payudara-ku menjilati seluruh permukaannya sambil masih terus meremas-remas puting payudara-ku,..
Penis pak Ujang mengeletar-geletar tak karuan, maju mundur sesuai dengan keinginannya, aku tak berdaya untuk bisa menentukan irama-ku sendiri, sementara dari belakang Tono mulai melepaskan kunciannya dan tangannya menempel di bibir kemaluan-ku, tangannya berusaha mencari clitoris-ku merangsangnya dengan sentuhan-sentuhan jemari-nya yang kasar, mengaduk-aduk vagina-ku tak karuan, namun sesekali sentuhan tangannya tepat menekan di clitoris-ku membuat-ku tak tahan untuk tak mendesah,..
Tangan Pak Ujang masih menekan kepala-ku, membuat-ku hanya bisa mengikuti kemauan-nya mengoral penisnya, aku membulatkan tekad untuk mengakhiri ini secepatnya, aku menghisap penis itu kuat-kuat, hingga membuat lesung pipi-ku kian menonjol, Pak Ujang mendesah keenakan menikmati hisapan-ku, sambil terus memaju mundurkan penisnya dalam mulut-ku, aku menggunakan tangan-ku untuk mengocok penisnya,.. tak lama penis dalam mulut-ku itu mulai berdenyut, aku berusaha menarik mulut-ku dari penisnya, namun Tangan Pak Ujang menahan usaha-ku,..
Aku tinggal menunggu waktu saja saat penis Pak Ujang mulai menembakan sperma-nya dalam mulut-ku, penis itu bergeletar-geletar, terutama urat-uratnya yang serasa berdenyut, sebelum akhirnya sperma Pak Ujang mulai meleleh dalam mulut-ku,.. sebagian menembak langsung dalam tenggorokan-ku membuatku terpaksa menelan sperma itu, sementara sebagian lainnya kutahan dalam mulut-ku,..
Pak Ujang melolong nikmat, sementara penisnya mulai layu dalam mulut-ku, kepala-ku langsung menunduk sesaat setelah Pak Ujang melepaskan cengkraman tangannya di kepala-ku, aku membuang sperma-sperma yang ada dalam mulut-ku, namun tiba-tiba Pak Ujang menampar-ku lagi,..
” Kenapa dibuang ?? ” Sentak-nya. ” Telan !!! ” Ancamnya lagi, aku terpaksa menelan sperma-nya yang masih ada dalam mulut-ku, perlahan cairan kental itu terpaksa kutelan, Pak Ujang meminta membuka mulut-ku lebar-lebar memeriksa apa masih kusembunyikan spermanya yang begitu banyak di mulut-ku, ia tampak puas, namun belum melepaskan-ku,..
Jemari Pak Ujang mengais di tanah, diambilnya sperma yang tadi kumuntahkan dan kembali diselipkan dimulut-ku dengan jemarinya, aku terpaksa menggunakan lidah-ku menyapu bersih jemarinya yang berlumuran spermanya sendiri yang tadi kumuntahkan hingga 4 kali,..
Ku kira semua selesai sampai disini, namun Tono dan Dadan tak mau ketinggalan, dipelorotkan celana lusuh mereka, penis mereka menggantung di hadapan-ku,.. Penis Dadan yang panjang membuat-ku terbelalak tak percaya, penis itu begitu panjang, meski tidak tebal, seperti tubuhya yang kurus, sementara Penis Tono terlihat Normal, meski agar sedikit bulat besar,..
Dadan terlebih dahulu menarik kepala-ku kearah kemaluannya, aku terpaksa membuka mulut-ku lebar-lebar, sementara penis itu perlahan masuk, tak sampai setengah karena ukurannya yang panjang sekali, Dadan tampaknya tak puas, ia terus menyodok-nyodokan penisnya, aku berusaha menggunakan tangan-ku menahan pinggulnya namun aku tak berdaya, ia masih terus berusaha menyodok-nyodokan penisnya, hingga ke tenggorokan-ku, aku pun terbatuk-batuk, untung Dadan melepaskan-ku yang sedang terbatuk..
Aku menatap Dadan kesal,..Ia terlihat seperti orang tak berdosa dan malah berkomentar,..
” Kepanjangannya ya ?? ” Tono dan Pak Ujang yang kini duduk di atas sofa hanya terkekeh melihat aku yang masih terbatuk-batuk,.. belum reda batuk dan rasa gatal di tenggorokan-ku, Tono menarik-ku dan mendorong penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha membuka mulut-ku lebar-lebar karena penis Tono yang sedikit gendut seperti perutnya yang buncit,..
Sementara Dadan menarik tangan-ku meminta tangan-ku memberi jatah pada penisnya yang panjang, aku mengocok-ngocokan penis-nya dalam dekapan tangan-ku, sementara Tono sibuk menyodok-nyodokan penis-nya dalam mulut-ku, dada-ku pun masih menjadi mainan Dadan, payudara-ku diremasnya berulang-ulang sambil memainkan putingnya, menarik-narik semaunya membuatku merintih sakit bercampur nikmat diantara penis Tono,..
” Gantian Ton,.. ” Pinta Dadan, sementara Tono melepaskan tangannya yang menahan kepala-ku, gantian tangan Dadan yang mencengkram wajah-ku aku bersiap menerima penis Dadan yang panjang itu, aku membuka mulut-ku mengikuti penis-nya yang perlahan masuk dalam mulut-ku kubuka mulut-ku lebar-lebar, kali ini kau menahan sebagaian penisnya dengan tangan-ku aku berusaha menahan agar tak tersodok terlalu dalam, aku mengoral ujung penisnya sambil mengocok batang kemalauannya yang begitu panjang, perlahan aku menggoral penis itu, kuhisap kepala kemaluannya yang membuat Dadan memekik nikmat,..
” Oughhhm gila enak,.. ” Dadan mengomentarai apa yang kulakukan,..
Kepala penisnya kusapu-sapu dengan lidah-ku sementara penis-ku sementara batangnya kukocok-kocok, menelisir penisnya dengan tangan-ku,..
Tiba-tiba Tono menarik tubuh-ku, Dadan pun memprotes yang dilakukan temannya itu, namun tak lama Dadan tersenyum,.. Keduanya menahan tubuh-ku telentang menghadap langit-langit yang gelap itu,. Kedua kaki-ku dtekuk sebelum di tahan oleh Pak Ujang hingga sebatas wajah-ku, vagina-ku menghadap keatas, kulihat wajah jelek Dadan, dan rambut Kriting Tono di depan kemaluan-ku, keduanya terkekeh melihat-kuyang tak berdaya dalam dekapan ketiga lelaki jahat ini,..
Dia menarik lepas celana dalam-ku, perlahan diloloskan melewati paha-ku hingga melewati ujung kaki-ku, kini selangkangan-ku telanjang tanpa penutup, aku diam dengan air mata yang mengalir di wajah-ku, kulihat penis pak Ujang yang kembali mengeras di samping wajah-ku, namun aku tercekat kaget saat jemari Tono diamblaskan ke mulut vagina-ku,..
” Oughhhhh,.. ” Aku melolong hebat, sementara Tono terkekeh mendorong tangannya tenggelam lebih dalam lagi,.. Dadan tak hanya menyaksikan yang dilakukan oleh temannya, ia pun ikut membenamkan jari tengahnya dalam kemaluan-ku, aku merintih menahan sakit merasakan kedua jemari itu yang masuk dalam-dalam di kemaluan-ku,..
Aku memejamkan mata-ku, namun perlahan rasa sakit itu pudar oleh rasa nikmat, terlebih saat jemari keduanya mulai mengobok-obok kemaluan-ku, aku dapat merasakan perlahan vagina-ku mulai mengeluarkan cairan peluamas yang memudah-kan jemari keduanya untuk bergerak gerak dalam kemaluan-ku itu,..
Entah jemari siapa yang menyentuh titik GSpot-ku, aku mendesis nikmat beriringan tubuh-ku yang bergetar,.. tono ternyata yang menyentuh bagian sensitive-ku itu, terbukti ia tertawa melihat reaksi-ku, jemarinya kembali digerakan menyentil-nyentil titik kenikmatan-ku itu, sambil tangan Dadan yang berpacu keluar masuk dengan cepat dalam vagina-ku,..
Cairan cinta-ku mulai meleleh sedikit keluar membasahi bibir vagina-ku yang berbulu halus tak lebat,.. Wajah Pak Ujang tampak puas menikmati reaksi-kuyang hanya bisa melenguh-lenguh hebat, tangan kedua anak buahnya begitu lihat mengerjai tubuh-ku,. Sementara Pak Ujang sendiri menahan kaki-ku yang terus bergetar sejurus birahi-ku yang makin memuncak,..
Tak perlu lagi jamahan di payudara-ku, aku terlontar nikmat oleh permaina jari dua orang ini, tubu-ku mengigil nikmat, GSpot-ku tak pernah lepas dari jamahan keduanya, aku meraih mencoba meraih penis Pak Ujang dengan lidah-ku,..
Pak Ujang terkekeh melihat apa yang kulakukan,..
” Mau non,.. ” Suaranya seperti mengejek-ku,..
Aku enggan menganguk, beruntung tak lama Pak Ujang menyodorkan penisnya ke mulut-ku, aku pun kembali menikmati penis berurat itu dalam mulut-ku,..
Jemari Dadan dicabut oleh pemilik-nya, namun aku kembali mendesis nikmat, meski penis Pak Ujang menahan desahan-ku, lidahnya yang tebal dengan bintil-bintil yang besar menyentuh kemaluan-ku membelah vagina-ku sambil menyapu seluruh permukaan-nya yang sudah cukup basah oleh cairan cinta-ku sendiri,..
” Tipis ya bulu-nya Dan,.. ” Tono berkomentar,..
” Iya Ton, tapi lihat belahannya jagi keliatan Seksi,.. ” Lorohnya sambil tersenyum sebelum kembali lidahnya menyelimuti seluruh permukaan vagina-ku, tubuh-ku mengejang-ngejang nikmat sementara jemari Dadan bagaikan piston mengerjai keluar masuk dalam vagina-ku,..
” Ughhh, hmmmm ahhh hmmmm,.. ” Aku mendesis nikmat tak tertahan, tubuh-ku terbakar, sementara Dadan dan Ujang menambah pacuannya merangsang kemaluan-ku itu, aku mendesis panjang saat tubuh-ku tersengat oleh sengatan-sengatan Organsme,.
Sebelum akhirnya ketahanan-ku melemah sebuah sengatan dahsyat, bersamaan dengan desakan jemari Tono yang menyengat titik Sensitive-ku itu, tubuh-ku menngejang hebat sebelum akhirnya menumpahkan Organsme dahsyat yang membuat-ku kehilangan semua kekuatan-ku, cairan cinta-ku meleleh keluar yang membuat ketiga jahanam ini tertawa,.. sementara tubuh-ku bergemetar-gemetar karena serangan Organsme yang begitu hebat melanda-ku,..
Akhirnya setelah Organsme-ku mereda, aku menarik nafas panjang, tubuh-ku tergolek lemas di atas kardus,.. nafas-ku masih memburu, sementara 3 orang tadi masih terkekeh melihat tubuh-ku yang menggelinjang hebat tadi,.
Perlahan saat tubuh-ku kembali bertenaga, Tono kembali menarik tubuh-ku, aku kembali harus mengoral penisnya yang bulat itu, kepala-ku dicengkram dengan kedua tangannya, sementara penisnya masuk dalam mulut-ku, kuolah dengan lidah-ku sambil sesekali menghisapi-nya dengan penis tertahan dalam mulut-ku aku memainkan buah zakarnya dengan tangan-ku, namun seseorang mengambil tangan-ku yang tengah memainkan buah zakar Tono dan membimbing-nya ke batang kemaluannya, penis panjang Dadan, aku tahu dari ukurannya yang Wah,..meski aku tak bisa melihat pemiliknya karena tertahan oleh tangan Tono,..
Aku mengoral penis Tono sembari mengocok penis Dadan dengan tangan kanan-ku, kembali tanagn Dadan yang sembari tadi begitu rajin mengerjai payudara-ku, meremas-remasnya sambil menarik-narik puting-ku,, ” Oughhh, hmmmm ” aku mendesis nikmat dibuatnya
Penis Dadan disodokan ke mulut-ku, bergantian dengan penis Tono, keduanya seperti menentukan giliran bergantian menyodokan penis-nya dalam mulut-ku, aku pun hanya bisa pasrah dengan desakan penis kedua orang ini, sambil berusaha memainkan penis itu dnegan lidah-ku dan hisapan-hisapan kuat yang membuat palung lesung pipit-ku makin dalam, aku berharap kegilaan ini secepatnya selesai,..
Penis Tono dalam kemaluan-ku terasa makin berdenyut-denyut, aku pun berusaha mengoral dan mengocok penis Tono lebih banyak, penisnya mengeletar-geletar hebat, dan berdenyut denyut sebelum akhirnya menumpahkan spermanya dalam mulut-ku, sama dengan Pak Ujang yang tak membiarkan kepala-ku menjauh, ia menahan kepala-ku hingga aku pun terpaksa menelan lumeran spermanya,..
Aku berusaha menahan jijik sambil berusaha menelan habis cairan kental itu,.. menelan spermanya yang banyak itu bukan perkara mudah, apalagi saat Dadan tak sabar lagi dan memaksa aku langsung mengoral penisnya yang panjang itu, penis itu kuhisapi sambil kukocok-kocok, kepala kemaluannya kumainkan dengan segala cara sebelum akhirnya kutambahkan lagi dengan lidah-ku yang membelai kepala kemaluannya dengan jilatan-jilatan terutama belahan di kepala kemaluannya itu,..
Kuakui penis Dadan ini lebih perkasa dibandingkan penis-penis lain, entah sudah berapa lama aku mengoral penisnya namun belum ada tanda-tanda akan segera meledak, aku terus mengurut penisnya sementara tangannya pun menarik-narik payudara-ku, sesaat aku menggeletar saat seseorang mengangkat kaki-ku, bibirnya yang ditumbuhi kumis-kumis tebal menempel di kemaluan-ku,.. aku bergetar geli,.. namun mereda oleh kenikmatan yang diberikan lidah-nya yang membelai vagina-ku,..
Sementara Mengoral penis Dadan dengan tangannya yang meremas-remas payudara-ku, aku pun menikmati Pak Ujang yang memainkan lidahnya membelai-belai bibir vagina-ku bukan hanya dengan lidahnya namun juga dengan tangannya yang memainkan clitoris-ku, menyusupkan lidahnya dalam-dalam di vagina-ku sampai menyedot-nyedot clitoris-ku yang membuat-ku mendesah tak karuan, tangan Dadan mengeloyot di dada-ku memainkan puting payudara-ku sambil meremas-remas payudara-ku,
Belum selesai penis Dadan ku-Oral, Pak Ujang tampak sudah tak sabar lagi, ia mrndorong tubuh-ku jatuh, Dadan sempat protes namun diam melihat Pak Ujang memelototinya,.. aku tahu yang diinginkan bandot tua ini sekarang,..
Dia menarik pinggul-ku naik keatas pahanya, sambil mengerak-gerakan penisnya di bibir vagina-ku, aku mendesis-desis nikmat menikmati penisnya yang menekan-nekan dinding kemaluan-ku sebelum perlahan penis itu mulai melesak masuk, aku mendesis tertahan, perlahan penis berurat itu masuk makin dalam, Pak Ujang tampak sedikit kesal namun menikmati bagaimana sempitnya vagina-ku meremas penisnya,..
Sodokan demi sodokan Pak Ujang berusaha menekan penis-nya masuk dalam vagina-ku satu dua hentakan keras yang membuat-ku memekik perih nikmat akhirnya membuat penis Pak Ujang amblas seluruhnya dalam kemaluan-ku, sesaat didiamkannya menikmati penis-nya teremas oleh otot-otot vagina-ku,..
Sebelum akhirnya ia menyambar bibir-ku yang masihmendesah dengan bibirnya yang tebal dan bau itu, melumat bibir-ku, aku tak berdaya menolaknya aku membelas ciumannya terlebih saat ia mulai menggarap-ku membuat-ku tak mampu untuk menahan desahan-ku,…
Penis itu keluar masuk begitu cepat,begitu liar, apalagi gesekan urat-urat kemaluan Pak Ujang dengan kemaluan-ku yang menimbulkan kenikmatan yang berbeda, gesekannya membuat otot-otot kemaluan-kubegitu sensitive, terlebih saat penis itu disodokan dalam-dalam aku menggelinjang tak karuan,..
Desahan-ku menggema keluar terlebih saat penis Pak Ujang melakukan stimulasi di bibir kemaluan-ku, penisnya hanya digerakan sedikit di bibir kemaluan-ku itu, membuatku begitu gatal berusaha merenguk kenikmatan yang lebih dari sebelumnya aku menggoyangkan pinggulku berusaha menghantamkan penis itu masuk, namun Pak Ujang menahan apa yang kulakukan itu dan menahan penisnya di mulut vagina-ku,..
Aku hampir hilang akal ingin merengkuh kenikmatan lebih lagi dari yang sudah kurasakan sebelumnya, aku ingin merasakan penis itu secara penuh, ditengah rasa putus asa-ku akhirnya aku dapatkan juga apa yang kuinginkan, tiba-tiba Pak Ujang menyodokan penisnya dalam-dalam ke kemaluan-ku, aku memekik nikmat, tak cukup hanya seperti itu, ia kembali memacuku dengan Brutal, ia melepaskan ciumannya dari mulut-ku membuat-ku melolong panjang penuh kenikmatan..
Dadan maju dan mengangkat kepala-ku kepahanya, aku dapat melihat dengan jelas penis Pak Ujang yang sedang keluar masuk begitu cepat tangannya yang memainkan Clitoris-ku, namun tiba-tiba Dadan menampar-ku dengan penisnya, ia meminta-ku untuk kembali melanjutkan apa yang sempat tertunda sebelumnya,.. aku meraih penis itu, kukocok dengan perlahan sebelum mulai kumasukan kemaluan itu dalam mulut-ku,..
” Hmmm, Awwww ” Aku mendesis nikmat saat clitoris-ku distimulai bersamaaan dengan gerakan maju mundur Pak Ujang yang membuat-ku merintih keenakan, Penis Dadan kuoral semampu-ku tubuh-ku terlalu terbakar oleh penis yang sedang keluar masuk dalam kemaluan-ku itu sekarang, aku menjerit-jerit nikmat seperti kebiasaan-ku yang begitu bising,..
Terlebih saat Tono ikut membantu dan meremasi payudara-ku, aku mendesis-desis nikmat payudara-ku dimainkannya demikian rupa, perpaduan antara permainan yang kasar dengan remasan-remasan mesra yang membuat-ku kian tak berdaya dalam dekapan dua orang ini, aku larut dalam larutan birahi yang kianmenenggelamkan-ku, aku menjerit-jerit nikmat meski ada penis panjang Dadan dalam mulut-ku,..
Pak Ujang kian liar mengerjai-ku, tak perduli dengan kedua anak buah-nya yang sedang menikmati tubuh-ku ia membalik tubuh-ku, memposisikan-ku dalam posisi Doggy dan menghujamkan kembali penis beruratnya dalam kemaluan-ku, aku meringis nikmat saat kurasakan penis Pak Ujang kembali masuk begitu dalam,..
” hmmm Oughhh.. ” Tangan Pak Ujang meremas-remas payudara-ku dari belakang, kembali ia memacu-ku, membuat payudara-ku yang tak berada dalam gengaman-nya terlempar-lempar tak karuan,
Deburan-deburan gelombang Birahi mulai terasa dalam diri-ku, rasanya aku takmampu bertahan lebih lama lagi, terlebih penis berurat itu makin liar mengerjai-ku ditambah lagi tamparan-tamparan dari Pak Ujang yang seolah menambah benaman kenikmatan dalam tubuh-ku..
Tangannya yang meremas-remas payudara-ku kian membakar-ku, ditambah lagi Tono mengangkat wajah-ku yang tadi kutahan dengan lengan-ku, menyodokan penisnya dalam mulut-ku,.. tangan Pak Ujang tiba-tiba menyelip dalam dubur-ku membuat-ku terlonjak kaget, tak dalam hanya sebatas ruas jari, namun tetap memberikan sensasi perih nikmat yang berbeda,.
Kian lama kian lancar ia menyetubuhi-ku terlebih dengan cairan vagina-kuyang meleleh keluar membuatnya makin lancar menyetubuhi-ku,.Aku menggaruk tak karuan saat kurasakan organsme-ku kian dekat, aku mendesah-desah meski dengan penis terbenam dalam mulut-ku, hingga akhirnya aku menyerah dalam kenikmatan itu,…
” ughhhhhh ” Aku mengigil nikmat, tubuh-ku gemetaran, pinggul-ku bergiyangtak karuan hingga akhirnya cairan cinta-ku meleleh sementara tubuh-ku masih mengejang gemetaran, aku mencapai puncak dalam keadaan penis Pak Ujang masih keluar masuk dalam vagina-ku, gerakan Pak Ujang sempat terhenti oleh ketat-nya vagina-ku saat mencapai organsme tadi, namun kembali Pak Ujang memacu-ku beberapa saat kemudian, dalam derai tawa mereka bertiga,..
” Masa semuda dan secantik Non kalah sama orang setua bapak… ” Ledek Pak Ujang, yang lain pun menimpali, namun aku tak begitu perduli terlebih penis pak Ujang terasa begitu nikmat dalam vagina-ku terlebih urat-urat-nya yang membuat-ku kian blingsatan,..
Aku kini mulai menghantam-hantamkan pinggul-ku sendiri, aku ingin smeuanya cepat selesai, entah berapa menit kemudian hingga akhirnya penis dalam vagina-ku itu kian mengeras, aku mempercepat gerakan-ku terlebih cairan sperma Pak Ujang mulai menetes keluar, beruntung ia tahu diri, dan menarik penisnya dari dlam kemaluan-ku, ia mencari wajah-ku tampaknya ia begitumenyukai seorang gadis menelan habis sperma-nya, aku pun membuka lebar-lebar mulut-ku, sementara penis itu dikocok-kocok Pak Ujang di depan mulut-ku sebelum akhirnya melumer semua-nya dalam mulut-ku,.
” Telen Non, telen ” Suruh-nya, aku pun berusaha mencerna sperma itu, perlahan ku hisap hingga habis sebelum akhirnya Pak Ujang meminta-ku membersihkan sisa-sisa spermanya yang masih menempel di penisnya yang sudah layu,..
Lembek seklai, sisa keperkasaanya yang tadi nyaris tak terlihat, aku membersihkan penis yang disunat itu dengan perlahan, sementara Pa Ujang sendiri mendesir-desir perlahan, mungkin kaku penis-nya itu,..
Setelah selesai aku pun membaringkan tubuh-ku diatas Karton itu, letih sekali rasanya, aku ingin menarik nafas panjang, tubuh-ku sudah penuh dengan peluh, sementara dua anak berandalan itu mengelilingi-ku tanpa memperdulikan keadaan-ku yang sudah begitu kecapaian,..
” Sekarang giliran gue ” Kata Tono sembari mengangkat pinggul-ku sebatas selangkangan-nya, tubuh-ku masih berada diatas lantai yang dingin, meski sebagian yang lainnya melayang di udara,..aku dapat merasakan bagaimana penis-nya mulai menyeruak masuk dalam vagina-ku, Aku mendesah tertahan tiap kali penis-nya masuk perlahan memberikan kenikmatan yang luar biasa ditengah rasa sakit, dan rasa tak aman dalam posisi demikian, Tono pun tampaknya begitu menikmati bagaimana vagina-ku menjepit penis-nya
Penis Tono begitu keras menerusuk masuk dalam vagina-ku, penisnya yang tidak panjang nmembuatnya menjadi keras sekali menusuk dalam vagina-ku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku,..Aku hanya dapat menutup mataku menikmati penisnya dalam vagina-ku, demikian juga Tono yang begitu menikmati himpitan otot-otot vaginaku yang membungkus penisnya,..
” Gila non, sempit, enak banget kayak berdenyut-denyut ” Tono begitu menikmati bagaimana penisnya teremas oleh vagina-ku,..Penis keras itu membelah makin dalam, sebelum akhirnya habis tertelan dalam vagina-ku,.. Tak lama Tono pun mulai memacu-ku..
” Ohhh ughh hmmm ” aku pun makin sering mendesah sebelum dihentikan oleh Penis Dadan yang kembali masuk dalam mulutku, daritadi hanya penis ini yang belum memuntahkan spermanya sekali-pun,. aku pun segera membalas penis yang masuk dalam mulut-ku itu, sedikit mengurangi desahanku yang makin menggila, nikmat sekali rasanya, dikerjai oleh Tono seperti ini, penis Dadan yang sedang mengangkang diwajah-ku membuatnya menaik turunkan pinggulnya seolah menyetubuhi mulut-ku,..
Tangan Dadan pun usil, sesekali mengerayangi vaginaku, tak perduli dengan penis Tono yang bergerak keluar masuk, sesekali menampar-nampar bokongku hingga memerah Tono memacuku lebih kencang lagi, tanpa sadar aku membantunya mengoyongkan pinggulku ke menghantamkan penisnya masuk lebih dalam ke vagina-kua..
Dadan tampak tak puas dengan oral seks yang aku lakukan, ia membopong ku naik dalam pelukan Tono, sebelum dari belakang ia ikut memeluk-ku, aku tersentak kaget saat penisnya menyentuh-nyentuh lubang dubur-ku aku menjerit menolak, namun penis itu mendesak masuk dalam anus-ku,..
Aku memekik tertahan oleh rasa sakit yang timbul, meski Tono masih menggarap-ku namun rasa sakit yang timbul membuatku mulai menangis menahan rasa perih,.. aku melonjak-lonjak dalam pelukan Tono, aku berusaha menghindari sergapan penis Dadan dibelakang, namun tak berdaya aku kalah tenaga dengan Tono yang sepertinya sengaja membiarkan-ku digarap demikian rupa oleh kawan-nya itu,..
Penis Dadan yang menyengat dalam anus-ku itu menekan masuk, aku merintih kesakitan memeluk Tono yang kugelayuti, perlahan penis itu ditekan lebih dalam lagi, aku meringis kesakitan namun tak berdaya dalam dekapannya, aku mulai menitika air mata, rasanya perih dengan penis yang seolah membakar masuk dalam anus-ku,..
Tono kembali menaik-mundurkan penisnya dalam vagina-ku aku merintih kesakitan mengigit bibir bawah-ku, aku berusaha menahan rasa sakit yang merobek-robek tubuh-ku ini, merintih lemas meski sesekali diselingi desah nikmat yang didapat dari Tono,..
” Ughh hmmm ” Tiba-tiba Tono makin menggila mengerjai-ku, membat penis Dadan yang sedang berusaha masuk, baru sebatas kepala kemaluannya itu tertarik keluar, aku merasakan begitu lega, rasanya udara membuat anus-ku sedikit dingin dan mengurangio rasa perih yang tadi begitu menguasai diri-ku,..
Aku memeluk Tono erat-erat yang membopong-ku ku sofa butut tadi,.. aku dijatuhkan diatasnya, sementara ia makin dalam dan cepat menyodok-nyodokan penisnya, aku menceracau tak karuan, demikian juga Tono yang tampak begitu menikmati jepitan penis-ku,..
Bagaikan piston ia mengerjai-ku demikian dahsyat aku terkaget saat Pak Ujang kemabli meremas-remas payudara-ku, sementara Dadan mengocok-kocok kemaluannya sendiri sepertinya ia begitu menikmati bagaimana suara desahan-ku menusuk telinga-nya, aku tak berdaya untuk tak mendesah dalam kenikmatan sedalam ini,..
Aku menjerit-jerit tak karuan, sementara penis Tono makin keras dalam vgaina-ku kurasakan ia mulai berdenyut dan mengeluarkan sedikit cairan sperma-nya, aku terlonjak kaget, aku takut kalau sampai ia memuntahkan sperma-nya dalam kemaluan-ku, aku tak mau hamil akibat ulah berandal seperti mereka,.
Kaki-ku dirapatkan oleh Tono, penisnya yang begitu keras itu kian berasa di dalam sana, aku mendesis nikmat, tiap saat penis itubergerak keluar masuk, malah aku merasa aku akan mencapai klimaks sebelum Tono, akutak ingin ditertawai oleh mereka bertiga lagi, apalgi saat aku dikalahkan oleh orang setua Pak Ujang tadi, Tangan Pak Ujang yang demikian Giat mengerjai Payudara-ku pun membuat aku makin blingsatan, tubuh-ku mulai mengejang-ngejang, terlebih dalam keadaan dirapatkan sperti ini, membuat relung vagina-ku kian sempit dan membuat penis Tono yang demikian keras itu kian terasa,..
” Ughhhh ohhhh,.. ” Tono mencabut penis-nya dari vagina-ku ia mengocok-ngocokan penisnya di atas perut-ku sebelum menumpahkan-nya diatas perut rata-ku,.. dia melolong hebat, aku merasa sedikit tenang, meski ada sedikit rasa tanggung tak bisa mencapai klimaks seperti sebelumnya, mungkin tertahan rasa perih dari anal penetration Dadan yang tak jadi tadi,..
Namun aku terlalu cepat menarik nafas lega, si psikopat Dadan rupanya belum cukup puas, ” Hey, itu udah mau sampai tolol… “
Dadan menghampiri tubuh-ku yang tergolek lemas di atas sofa, tangannya langsung menghantamkan dua jari dalam vagina-ku, aku melengking merasakan hemari Dadan dalam vagina-ku,
” Oughh Dan,,, awww ” Aku mendesah antara sakit dan nikmat,..
” Diem lu,.. ” jemarinya menghujam dalam kemaluan-ku keluar masuk begitubernafsu, membuat tubuh-ku kembali panas, sengatan-sengatan organsme yang tadi sempat buyar kembali menyatu, tubuh-ku kembali menggelinjang-gelinjang hebat sebelum akhirnya tubuh-ku kembali menegang hebat,..
Penglihatan-ku buyar, rasanya tubuh ini terhantam oleh kenikmatan yang begitu besar, bunyi kecipakan dari cairan kemaluan-ku yang mulai meleleh keluar dalam vagina-ku beradu dengan jemari Dadan yang sedang menyiksa-ku, Pak Ujang dan Tono pun tampak begitu menikmati pemandangan yang terjadi di depan mata mereka itu,..
Tubuh gadis muda yang terlonjak-lonjak di atas sofa lusuh dengan tangan seseorang yang sedang keluar masuk dalam vagina-nya memaksa gadis itu mendesah-desah tak karuan, sementara tangan si gadis yang berusaha menahan tangan berandalan itu tak kuasa menghentikan kemauan si berandalan,..
Seperti itulah tubuh-ku yang sedang dikerjai oleh Dadan demikian rupa, tak berdaya dalam dekapan tangan Dadan hingga membuat pemiliknya puas saat tubuh-ku gemetar hebat disertai lolongan panjang, tubuh-ku mengejang hampir setengah menit lamanya, sementara cairan cinta-ku meleleh ke atas sofa butut itu,..
Aku terjatuh ke atas sofa nyaris tak sadar-kan diri kelelehan, Dadan menarik jemarinya dengan penuh rasa puas, menarik tangannya dari kemaluan-ku, jemari yang penuh dengan cairan cinta yang lengket dan menyodorkannya kemulut-ku entah mengapa aku malah membuka mulut-ku dan menjilat sampai bersih cairan cinta-ku sendiri itu,..
Aku menarik nafas panjang, ” tinggal satu ” pikir-ku,.. ” dan semua selesai ” tubuh-ku rasanya begitu letih terlebih akibat serangan organsme yang terakhir, rasanya seluruh tulang ditubuh-ku rontok,..
Baru aku merasa sedikit lega, Dadan tak sabar lagi menunggu-ku, ia menarik tubuh-ku ke atas pelukannya, tangannya meremas-remas payudara-ku sementara penisnya mengacung tepat melewati bibir kemaluan-ku, kini aku dapat mengukur panjang penis itu yang bahkan menyentuh pusar-ku, gila panjang sekali,. Aku tak dapat membayangkan bila penis itu mengoyak-ku hingga penuh,.
Aku berada dalam pelukan-nya, aku dapat melihat wajah-nya yang jelek dengan jerawat-jerawat yang begiu besar dan berwarna merah, ditambah lagi tubuhnya yang kurus kering, Seolah tak jijik dengan ceceran sperma bekas teman-nya di dada-ku ia membekap-ku dalam pelukannya, lidahnya menjilati seluruh permukaan sepasang payudara-ku,.. sementara tangannya yang lain sedang membimbing penis-nya untuk masuk dalam vagina-ku,..
Aku mendesah pelan, saat kurasakan penis itu mulai masuk dalam vagina-ku,. Terasa kepalanya mulai menyentuh bibir kemaluan-ku tu sebelum mulai masuk lebih dalam lagi,..Tanpa sadar aku mulai memeluk-nya, lidahnya masih begitu bernafsu menyedot buah dada-ku, aku menggelinjang-gelinjang merasakan bagaimana ia memainkan puting-ku dengan lidahnya,
Dengan pelukannya ia mulai menurunkan pinggul-ku turun menyambut penis-nya yang ia tambatkan masuk, perlahan penis-nyamulai tenggelam, aku dapat mersakan penis itu tiap centi-nya mulai mengoyak tubuh-ku,.. Aku mendesis perlahan, penis itu masuk kian dalam, aku merasakan lewat otot-otot vagina-ku yang merengang akibat terjangan penis Dadan, Pak Ujang menikmati bagaimana aku meringis, ia menghampiri-ku dan merebut mulut-ku, ia mencium-ku dengan penuh gairah, lidahnya memaksa masuk sedang tangannya mencengkram dagu-ku agar aku tak menghindari ciuman-nya,..
Belum lagi Pak Ujang puas menguasai penolakan-ku, Dadan tak menunggu hingga penisnya amblas seluruhnya dalam vagina-ku sebelum mulai menyetubuhi-ku, tangannya mencengkram di kedua belahan bokong-ku sebelum ia mulai menyentak-nyentakan penisnya dalam Vagina-ku,.. aku melolong hebat merasakan penis Dadan yang seolah bertambah-bertambah masuk makin dalam tiap sentakannya,..
Tak terasa sudah hampir setengah dari penis-nya yang masuk, aku mendesah terus tak tertahankan, apalagi Dadan terus menyusu di payudara-ku membuat-ku benar-benar terbakar, aku tak menghiraukan Pak Ujang, namun tak perlu lagi takut dengan tamparannya karena tampaknya Pak Ujang dan Tono sudah cukup puas menyaksiakan aku melolong-lolong dikerjai oleh Dadan,
Keduanya tampak duduk tenang sambil sesekali tertawa cekikian, menyaksikan Dadan mengerjai-ku, mereka tampak puas seperti menyaksikan adegan film porno, menyaksikan anak buah-nya sedang mengerjai seorang gadis muda seperti-ku,.. gadis muda ?? aku baru ingat dari perawakannya usia Dadan mungkin sedikit dibawah-ku, namun ia begitu mahir memainkan penis-ku membuat-ku begitu terbakar,..
Lidahnya menciumi seluruh permukaan payudara-ku, sementara pinggulnya menyentak-nyentak-kan penis-nya dalam vagina-ku dalam-dalam, ditambah dengan goyangan tangan-nya yang mecengkram bokong-ku, membuatnya kian lama kian cepat mengerjai-ku,. Penis-nya keluar masuk kian cepat, membuat-ku terus menceracau nikmat,..
Tubuh-ku terasa terbakar tak karuan, birahi-ku tinggi sekali, tiba-tiba Dadan mengangkat tubuh-ku dan menurunkannya di atas sofa, penisnya langsung disodokan di vagina-ku begitutubuh-ku mendarat di atas sofa itu,..
” Awwwnnn, aghhhh ” Aku mendesah karena sentakan-sentakan keras yang dalam dari Dadan, ia menghujam-kan penisnya berulang-ulang dengan sodokan-sodokan kuat yang membuat-ku kian tak berdaya dalam posisi ini,..Sodokan-sodokan kuat itu membuat penis Dadan amblas seluruh-nya, aku menahan rasa perih di vagina-ku, Jemari-ku menempel di bibir Vagina-ku, sementara Dadan mengangkat satu kaki-ku yang tak lagi beralas kaki dan menjilati permukaan Kaki-ku,..
” Anak ini gila,.. ” pikir-ku, lidahnya terasa membuat tubuh-ku menggelinjang geli nikmat, sementara kembali Dadan menggoyang pinggulnya menyetubuhi-ku, kian cepat dan dalam, pinggul-ku bergerak kesana kemari menahan nikmat, aku menjerit-jerit kesetanan, penis itu bergerak begitu cepat membakar-ku, hingga aku akhirnya mencapai puncak kenikmatan-ku, tubuh-ku menggelinjang-gelinjang tak karuan, sementara Penis Dadan masih bermain keluar masukd alam vagina-ku, belum lagi reda organsme yang kurasakan barusan,..
Dadan menarik tubuh-ku kembali kepangkuannya, kali ini membelakanginya, Dadan membimbing penisnya itu kemabli ke mulut vagina-ku, sebelum kembali menyentak-kan penis itu masuk dalam vagina-ku, kepala Dadan menyelip diantara ketiak-ku, menciumi payduara-ku dari sampan, sementara tangan yang satu sibuk meremas payudara-ku, tangan yang lainnya membimbing penisnya yang panjang itu agar jangan sampai salah orbit,..
Aku mendesah-desah tak karuan, aku benar-benar hancur dibuat-nya jemari yang tadi membimbing penisnya berpindah ke vagina-ku,ia mencari clitoris-ku dan merangsang-nya dengan jemari-jemari tangannya,aku kesetanan dibuatnya, jemarinya yang merangsang vagina-ku ditambah lagi penisnya yang ditambatkan keluar masuk, membuat-ku melayang-layang tak karuan,..
Jemarinya menari-nari meremas vagina-ku, geli-geli nikmat, aku tak tahan dengan apa yang dilakukan-nya, tangan-ku berusaha menghentikan apa yang dilakuaknnya namun Dadan tak perduli dan masih terus mengerjai-ku dmeikian rupa. Aku melayang-layang, aku mencari pegangan sofa itu dan mengangkat tubuh-ku dengan kedua tangan menahan di sofa itu, penis Dadan masih mengejar-ku, aku tak sanggup bertahan lama, lelah sekali lagi pula tak berguna, sementara aku terus mendesah, Pak Ujang dan Tono sibuk mentertawai aku,..
Dadan menagkap kedua paha-ku yang tadi kurenggang-kan, ia menangkapnya dan menjadikannya satu, sementara penisnya masih digoyangkan demikian rupa, membauta kau makin blingsatan dibuatnya, sengatan-sengatan Organsme masih bisa kutahan, aku mencoba untuk tetap menguasai diri-ku sambil mencoba menahan organsme yang mulai naik lagi,,..
Begitu terasa penis Dadan dalam vagina-ku membelah tubuh-ku hingga membuat-ku menceracau tak jelas, kian lama kian gencar menguasai diri-ku aku seolah tenggelam hanyut oleh kenikmatan yang diberikan oleh Dadan, tak berapa lama dalam posisi ini Dadan mendorongku turun,kembali ke atas tumpukan kardus bekas tadi, ia mengambil posisi Doggy, sementara penisnya mulai menyeruak masuk lagi dalam vagina-ku, aku mendesis perlahan saat bersamaan payudara-ku diremas-remas kasar oleh Dadan,..
” Hmmm, ughhhh,.. ” Aku mendesah keras saat Dadan gencar menyerudukan penisnya lagi dalam vagina-ku, aku membenarkan rambut panjang-ku yang sudah tak karuan, namun Dadan malah menarik rambut panjang-ku itu, menariknya sambil terus menyetubuhi-ku, aku mendesis perlahan, sementara kian lama Dadan kian cepat menyetubuhi-ku, aku tak berdaya dalam dekapannya,. Tubuh-ku sudah demikian lelah dan berkeringat, terlebih aku sudah kembali di ambang Organsme,..
Aku menjerit perlahan, saat Organsme itu tiba-tiba, kali ini Dadan tak bertahan lebih lama, otot-otot vagina-ku yang meremas penis-nya didalam sana membuat Dadan memuntahkan spermanya dalam vagina-ku, banyak sekali entah berapa semprotan hingga akhirnya aku roboh ke atas kardus itu,..
Nafas-ku memburu, tubuh-ku begitu lelah, penis Dadan mulai keluar dari tubuh-ku, mereka tampak mentertawai-ku, aku hanya diam kepalaku terasa begitu berat dan lelah, tanpa sadar aku tertidur kecapaian,..
Tersadar,..
Kulihat jam tangan-ku sambil memunguti pakaian-ku yang berceceran, aku mengenakan kembali pakaian-ku, cardigan-ku kugunakan untuk menghapus sperma-sperma yang menempel di tubuh-ku, aku berjalan keluar dari gubug itu, mobil-ku masih ada, aku membuka pintunya, tak ada yang hilang, selain HP dan dompet-ku sepertinya mereka sempat membongkar dashboard mobil Papah, beruntung SIM dan STNK memang kutaruh di dompet khusus, sehingga tak terambil oleh mereka, kuambil air mineral dan meneguk habis isinya yang tinggal setengah, aku langsung berjalan pulang, lupakan semua janji dengan teman-teman-ku hari ini sudah cukup sial buat-ku,..
Aku langsung masuk ke kamar-ku dan membasuh tubuh-ku yang penuh dengan ceceran sperma kering, untung tak ada satu pun yang sadar dengan keadaan-ku ini, Mamah sempat mengetuk pintu tadi karena tak seperti biasanya aku tak mencium Mamah sesampai dirumah,. Mama menelepon-ku ke telepon di kamar Mandi yang langsung kuangkat, mungkin ia kawatir dengan keadaan-ku.. beralasan tubuh-ku berkeringat dan letih aku pun melanjutkan membasuh tubuh-ku yang memang benar-benar lelah,.
Kubersihkan semua bagian tubuh-ku, aku tak ingin ada sedikit pun sisa sperma mereka ditubuh-ku ini, Sebelum akhirnya aku merasa semuanya sudah bersih, aku pun mengeringkan tubuh-ku dengan handuk, aku berkaca di kaca kamar mandi-ku,. Aku menatap wajah-ku yang cukup cantik menurut-ku,..
Aku menahan rasa kesal, aku sedikit malu dengan diri-ku sendiri, sebelum kuseka air mata-ku yang menetes dan mengambil daster-ku dan mengenakan-nya tanpa Bra, aku keluar dan langsung tertidur lemas di kasur-ku yang empuk, aku terbangun sesaat saat Mamah membawakan-ku makan malam, Memang aku dapat merasakan kasih sayang Mamah yang begitu besar untuk-ku itu juga yang membuat-kutak ingin mengecewakannya,..
Aku begitu takut melukai hati Mama, aku masih terus menghindari Jarwo dan Arno, aku masih tetap seorang anak yang begitu menyayangi orang tua-ku, tak ingin mengecewakan mereka dan merusak keluara yang begitu sempurna ini,.hari-hari tanpa Papah dirumah kulalui dengan menginap di tempat teman-ku,..Namun hari itu aku terus mengkhawatir-kan Mamah, lebih dari biasanya, entah mengapa,..
Mama nyaris tak bisa kuhubungi, ku-telepon rumah, tak ada yang mengangkat mulai dari nomor khusus ke kamarnya, sampai ke 3 nomor telepon lain yang ada dirumahku, namun tetap tak ada jawaban,..
Aku mulai bertanya dalam kecemasan, kemana Bok Inem ? kenapa Bok Inem juga gak mengangkat telepon, sudah 3 jam berlalu aku terus berusaha menghubungi , teman ku pun sampai ikut-ikutan binggung, Ponsel Mama pun begitu, gak active membuatku makin bertanya dalam kekalutan…
Aku berusaha menghubungi beberapa teman laki-laki-ku meminta-ku untuk mengantarku pulang, sungguh aku benar-benar takut untuk pulang sendiri, karena aku tahu Jarwo dan Arno pasti berada dirumah,.. Beberapa tidak bisa menemani-ku, mulai dari Randy, Very, dan Joy, yang terfikir dalam pikiran-ku tinggal Ryan, ‘mantan-ku’ itu, untung ia mau menemani-ku pulang,..
Tak lama setelah menjemput-ku di rumah Alvira, kami sampai dirumah, aku langsung berlari masuk seperti orang panik, aku mencari Mamah diseluruh rumah, mulai dari teras, dapur, ruang tamu hingga kamar-nya, namun tetap aja gak ada, Bok Inem juga hilang,.. Bertanya dengan Jarwo dan Arno pun percuma, malah mereka bisa ngelunjak, aku berlari ke garasi belakang ditemani Ryan, mobil X-Trail Mamah masih ada, aku mulai bertanya dengan penuh kekhawatiran,.
” Kenapa sich Jen ?? Binggung amat ?? ” Ryan tampak binggung karena disuruh oleh-ku menemaninya berkeliling rumah-ku,..
” Ah, gak Ry, nyokap gue, kemana ya ?? ” Aku menjawab,..
” Gak coba telepon Handphone-nya aja ?? ” Ryan memberi saran.
” Udah Ry, dah gue coba, ga diangkat,.. “
” Yawda, kita duduk aja di depan dulu ok, kita tunggu, gue temenin lu sampe nyokap lu pulang,.. ” kata Ryan sambil merangkul-ku, sambil berusaha menenangkan-ku,..
Bi Inah, pembantu rumah-ku yang lain pun tak tahu Mamah kemana, karena dia pembantu baru bersama dengan 3 pembantu lainnya, hingga dia tidak berani mengangkat telepon yang ada di rumah ini, hanya Bok Inem yang diizinkan oleh Papah untuk mengangkat telepon,..
Menurut Bi Inah, Bok Inem dan Mamah, sudah pergi dari pagi, membuatku bertambah khawatir saja, sudah jam 5an sekarang, Mamah belum juga pulang,..Untung Ryan masih mau bersabar menunggu, terus terang aku takut dengan Jarwo dan Arno yang terus mengawasi kami berdua, ya bahkan Ryan pun merasakan hal itu, dia sempat protes pada-ku karena kedua pembantu-ku itu menatap-nya seperti orang yang mengajak-nya berkelahi,..
Aku meyakin-kan Ryan agar tak memperpanjang masalah ini, aku bilang saja mungkin mereka cuma khawatir kalo Ryan macem-macem di rumah ini, aku berbohong pada-nya kalau dulu pernah ada yang kurang ajar pada-ku dirumah ini, hingga Papah menyuruh pembantu Pria dirumah-ku untuk mengawasi tamu cowok yang datang,..
Untung Ryan dapat mengerti alasan-ku itu, dan tak memperpanjangnya, aku khawatir kalau saja Ryan gak terima dan mendatangi Jarwo dan Arno, yang membuat keduanya malah akan membuka mulut tentang “Kekotoran-ku” itu, Ryan orang lama yang baru, teman baru yang gak tahu kotor-nya aku sekarang, dan juga gak mungkin aku membiarkan Ryan tahu kalau aku pernah “melayani” mereka..
” Kita tunggu 1 jam lagi, kalau nyokap lu belum pulang kita ke polisi OK.. ” Kata Ryan, menenangkan-ku, yang sendari tadi tampak resah dan hanya bisa menempelkan kepala-ku ke bantalan sofa,..
Tiba-tiba Ryan memeluk-ku dari belakang, membelai rambut-ku perlahan,. memindahkan kepala-ku ke dada-nya yang bidang, wajah tampan-nya penuh dengan rasa sayang, rasa sayang yang meluluhkan-ku dulu,..
Aku merasa begitu nyaman dalam dekapan-nya, aku merasa tenang dan terlindungi, meski hati-ku masih sedikit kawatir dengan keadaan Mama sekarang,.. Aku menutup mata-ku, aku ingin merasakan ciuman-nya, ciuman yang mesra seperti dulu,..
Ryan pasti mengerti maksud-ku namun mungkin ia ragu, aku tahu ia sudah memiliki pasangan saat ini, dan aku tahu Ryan bukan orang yang biasa menghianati pasangannya, apa aku terlalu nakal dan jahat?? Aku ingin memiliki dia sekarang aku ingin terus berada dalam dekapannya aku tak mau kehilangannya lagi,.
Aku terus menutup mata-ku meski sedikit mengintip, aku melihat ia menundukan wajah-nya, ia mendekati wajah-ku, jantung-ku berdegup kencang sambil berharap-harap cemas, Ryan mendaratkan bibir-nya, di kening-ku, padahal aku berharap dalam dekapan dan mencium bibirnya sekarang, aku tak berani bermain lebih dari ini lagi, aku takut ia berfikir yang macam-macam.. aku hanya membenamkan wajah-ku lebih dalam lagi dalam pelukannya,..
Terdengar suara mobil yang terparkir di pekarangan Rumah, aku langsung melompat menuju pintu masuk, Ryan mengikuti-ku, namun langkah-ku tertahan, saat kulihat Mama turun dari mobil, aku tak percaya dengan apa yang kulihat,…
Tubuh-ku gemetar,aku takut,…Aku tak percaya dengan apa yang kulihat, aku ingin menyangkal apa yang kulihat, Mamah turun dari sebuah mobil, dari pintu pengemudi keluar seseorang yang kira-kira seumur-an dengan-ku, aku ingat wajah itu,.. ‘PETER’ belum habis rasa heran-ku, Mamah memeluk Peter dan mencium bibir lelaki itu, mencium-nya sama seperti saat mencium Papah, bibir mereka bertemu dan mereka berpagut-an layak-nya sepasang anak muda,..
Ryan yang memang sudah kenal cukup baik dengan kedua OrangTua-ku pun ikut terdiam, ia menatap-ku yang mulai menitik-kan air mata, wajah-nya tampak binggung, namun ia tak berusaha bertanya lebih banyak pada-ku, ia tahu aku pasti merasakan kekecewaan yang luar biasa, aku memeluk Ryan, sementara di luar sana Mamah memeluk dan mencium Peter,..
” Jenn, ” Ryan memeluk-ku,.. ” Sabar dulu, jangan banyak tanya, kita keluar dulu dari rumah kamu sekarang,.. “,” Supaya kamu bisa berfikir jernih “
Aku mengangguk dalam pelukan-nya,.. Aku diam menahan tangis-ku, aku berusaha menguasai emosi-ku yang seolah ingin meledak sementara Ryan memeluk dan mengajak-ku kembali ke ruang tamu utama tadi,..
Ryan memeluk-ku, sambil terus berusaha menguatkan-ku, ia selalu baik, selalu baik, aku merasa begitu nyaman dalam pelukan-nya, sementara terkadang pun aku masih sering menyesali keputusan-ku dulu saat memutuskan hubungan kami..
” Jenni,.. Ryan, ayo ada apa ini ?? ” Mamah tersenyum seperti biasanya, seperti ia tak memiliki ‘dosa’ apapun,..
” Tante,.. sore Tante,.. ” Ryan berdiri sambil tersenyum, berusaha tampil wajar,..
Aku menyeka air mata-ku, sambil tersenyum ke Mamah,..
” Jenni, kenapa nangis ?? ” Mamah menghampiri-ku, memeluk-ku wajar,..tapi tak seperti biasanya, ingin rasanya aku melepaskan diri dari pelukan Mamah,..
” Kenapa sayang ?? ” Mamah memeluk-ku sambil mengusap rambut-ku, aku tak tahu harus menjawab apa,..
” Itu Tante, Jenni ada ribut-ribut, ada masalah gitu dech sama temen-nya,.. Jadi tadi dia lagi curhat ke saya,.. bukan saya yang bikin nangis loh Tante,.. ” Ryan bercanda, mencairkan suasana,..
” Ah kamu ini, dari dulu suka bercanda aja,.. Yawda kamu temenin Jenni dulu ya,.. Tante mau tukar pakaian dulu, kalian belum makan kan ?? Makan sini aja ya,..Nanti Tante suruh siapin makanan..”
” Aduh jangan repot-repot Tante,.. Kita mau jalan lagi nich, ditunggu temen,..” Ryan beralasan, ia tahu semakin lama aku berada disini, makin tak tahan aku untuk meledakan tangis-ku,..
” Ya ampun Jenni, Jenni mau pergi lagi ?? Mamah kan masih kangen sayang,.. “
” Bentar koq Mah, Jenni juga sebentar aja perginya,.. ” Aku menjawab terbata,.
” Yawda, kalian hati-hati aja ya dijalan,.. “
” Iya Tante, kita pergi dulu ya, sore Tante,.. ” Ryan buru-buru memangkas pembicaraan,..
” Ati-ati loh kalian,.. ” Mamah mengingatkan lagi, entah basa-basi atau memang masih perhatian pada-ku,..
” Pergi dulu Mah,.. ” Aku keluar dari pelukan Mamah,. Aku memeluk Ryan erat-erat, kami berjalan keluar rumah, mobil Ryan yang tak sengaja ditaruh di luar rumah, mungkin membuat Mamah tak menyadari kalau aku sudah pulang, dan berani melakukan kesalahan itu..begitu sampai di dalam mobil Toyota Rush Ryan aku menangis sejadi-nya,.. aku memukul lengan Ryan berulang-ulang, Ryan diam saja, ia mengerti kebiasaan buruk-ku yang tak pernah berubah ini,..
Setelah agak reda tangisan-ku itu,.. baru kemudian perlahan kami menjauh dari rumah-ku, dalam tangis-ku, aku mulai sadar tak ada yang sempurna di dunia ini, namun aku ta pernah tau,. Kalau semua ini hanyalah sedikit bagian dari ketidak sempurnaan itu,..
” Jenn, mobil kamu gimana ?? Biarin di tempat Alvira aja ?? Kamu mau kemana ?? ” Ryan bertanya pada-ku,.. Aku menggeleng, aku benar-benar tak tahu, harus kemana..
” Aku ketempat kamu aja Ry, boleh ya,.. “
Ryan terdiam sesaat… sebelum akhirnya mengganguk
” Ok, yawda kamu ketempat aku aja,.. nanti mobil kamu aku ambil dari tempat Alvira ya,.. “
” Gimana kamu aja Ry,.. “
Setengah jam dari rumah-ku, menuju komplek kampus kami, kampus Ryan juga dulunya, ia masih tinggal di kost-kostannya yang lama, padahal dia sudah bekerja sekarang namun karena letak tempat kerja-nya tak jauh dari kampus ia memilih tinggal di tempat lama,..
Kami berdua masuk ke dalam rumah kost itu, kamar-nya di lantai 3 kost-kostan itu, masih sama seperti dulu, berantakan dan penuh dengan barang-barang yang berserakan,
” Ich jorok,.. ” Komentar-ku sedikit tersenyum, melihat baju-nya yang berserakan, ada juga celana dalam-nya yang sedikit keluar dari bucket tempat cuci baju-nya,..
” Ha ha, sory kotor and berantakan, makanya aku bolehin kamu kesini, biar bisa rapih-in,.. he he ” Dia berusaha menghibur-ku,..
” Lu tidur dulu dech, aku ambil mobil dulu di tempat Alvira, sekalian aku beli makanan buat kamu, mau makan apa ?? ” sambungnya lagi..
” Apa aja Ry, aku gimana kamu aja,.. ” aku mengambil kunci mobil-ku dari tas-ku,. Memberikan-nya pada Ryan,.. ” Jangan lama-lama ya Ry,.. ” entah sejak kapan kami malah menggunakan istilah Aku dan Kamu, entahlah,..
” Yawda, tidur dulu sana,.. ” Ryan meninggalkan ku sendirian, Aku melihat kamar itu, tanpa sadar aku merapikan barang-barang di kamar itu,.. Aku menuju komputernya yang penuh dengan Tissue, entah bekas apa,. Meja belajar,..yang sekarang sudah naik pangkat jadi meja kerja-nya, ada foto seorang gadis, aku tahu gadis itu, Cheryl nama-nya,..
Ah entah kenapa aku begitu malas melihat foto-nya, aku masukan foto itu ke laci meja-nya, sebelum mulai merapikan barang-barang lain di kamar itu, bantal-nya yang berserakan, kukembalikan ke atas kasur, karpet merah berlambang klub bola-nya yang di taruh-nya tepat ditengah kamar yang lumayan besar itu, penuhdengan kertas-kertas berserakan, aku memungutinya dan membuangnya ketempat sampah..
Tak terasa sedikit demi sedikit, kamar itu jadi cukup rapih juga, aku membuka lemari pakaian-nya yang berantakan, mencari handuk untuk mandi, yang ada malah celana dalam, aku penasaran siapa tahu ada film porno di lemari itu, dulu sich sering dia sembunyikan di lemari, aku tersenyum-senyum sendiri tanpa sadar,
Aku membongkar beberapa lapisan pakaian-nya, namun aku tak berhasil menemukan ‘barang’ yang kucari, sudah tobat mungkin, he he he,. Akhirnya aku mengambil handuk cadangan-nya untuk mandi. Kembali ke rencana-ku semula.
Dikamar mandi aku malahan kembali mengingat kejadian di rumah tadi, aku mulai menangis lagi,.. air mata-ku menyatu dengan air yang mengalir membasahi tubuh telanjang-ku, aku menangis sejadi-nya, aku berulang memukul dinding kamar mandi itu, sampai tangan-ku mulai terluka,..
Bayangan Mamah memeluk erat Peter, mencium Peter mesra, sakit, sakit rasanya hati-ku mengingat kejadian itu lagi,.. Aku kembali menangis sejadinya, entah berapa lama aku sudah menangis di kamar mandi,. Hingga terdengar Ryan mengetuk pintu kamar mandi..
” Jenn,.. ” Panggilnya berulang-ulang,..
” I..Iya Ry,.. ” Aku menyahut,..
” Kamu ga apa apa ?? Dari tadi koq gue panggil ga jawab,.. ” Aku baru sadar, entah berapa lama aku melamun tadi,.
” Ga pa pa Ry, ga ada apa-apa.. aku dah beres koq,.. ” Aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuh-ku, sebelum kembali mengenakan pakaian-ku,..
” Sory Ry, tadi aku ngelamun,.. “
” Ampir gue dobrak, takut ada apa-apa.. Kamu ga pa pa kan ?? ” Ia menyadari bekas tangisan-ku, sambil memeriksa kepalan-kuyang terluka..
” Ga pa pa Ry,.. ” Aku berusaha tersenyum,..
” Ya udah, ini tas pakaian kamu, tadi dikasih Alvira,.. ” Ia menyerahkan tas-ku,.. berusaha tak bertanya lebih jauh,..
Aku mengambil pakaian tidur-ku, dari dalam tas-ku tank top tak terlalu ketat dan celana pendek warna hitam, sebelum aku kembali masuk ke dalam kamar mandi dan berganti pakaian,..
Aku menatap pantulan tubuh-ku dicermin, Ah aku yakin, lelaki manapun tak akan bisa menahan diri kalau melihat-ku berbusana seperti ini, anugerah yang iberikan oleh Tuhan, sama dengan yang diberikan-Nya pada Mamah-ku, tapi kenapa ia seolah melupakan status-nya sebagai seorang wanita bersuami, dan melakukan kegilaan bodoh dengan Anak muda seperti Peter ??,.. aku pusing memikirkan jawaban segala pertanyaan-ku itu,..
Saat aku keluar dari kamar mandi Ryan melihat-ku tanpa berkedip, sebelum ia bisa menguasai dirinya lagi, dan memalingkan tatapan-nya dari-ku, jujur aku senang diperhatikan seperti itu, membuat-ku merasa begitu cantik, sedikit membuat-ku lupa akan kesedihan-ku, tak apalah sekedar menghibur hati-ku,..
” Makan nich Jenn,.. ” sambil memberikan-ku sebuah kardus stereofoam,..
” Kwetiaw siram ??, masih aja,.. ” komentar-ku sambil tersenyum, saat membuka dus stereofoam berisis Ryan pun tersenyum lebar,.. Ia membawakan-ku kwetiaw siram makanan kesukaan-nya, ya dari dulu dia suka banget makan beginian,..
Kami makan sambil berbincang-bincang ringan, Ryan tampaknya sengaja mengarahkan pembicaraan kami jauh dari topik yang terjadi sore tadi,.. entah kenapa aku menjadi sedikit iseng menanyakan hubungan-nya dengan cewek di foto tadi,.mungkin aku merasa sedikit cemburu,..
” Kamu pacaran ya sama Cheryl ?? ” Ryan langsung menghentikan suapan-nya
Wajah-nya memerah, membuat-ku sedikit sebal,..namun jawaban selanjutnya membuat-ku sedikit tersenyum lega,..
” Ah gak, itu sich keisengan anak-anak aja, dia juga kan udah nikah lagi sama Ray,.. he he.. ” wajah-nya merah,..
” Tapi kamu suka sama dia kan ?? ” Desak-ku,..
” Hmm gimana ya ?? Dulu sich iya, sekarang gak lagi tuch,.. he he,.. ” Jawaban-nya yang terkesan mantap, entah kenapa membuat hati-ku berbunga-bunga mendengar-nya
” Udah makan aja dech,.. ” Kata-nya
Aku pun diam, namun ucapan-nya tadi membuat-ku kembali sedikit merasakan kebahagiaan,..
Ryan masih tak mau mengutik-utik masalah tadi, aku pun diam saja, kami banyak bercerita kehidupan kami dulu, ngomongin orang lain, bergurau entah berapa banyak aku dibuatnya tertawa malam itu,. Sambil sesekali main PS2, kami berbincang, bercanda sampai lewat pukul 11 lebih, saat tiba-tiba ia membuka permasalahan tadi,..
” Jenn, ada sesuatu yang bisa kita hindarin, tapi ada juga masalah yang harus kita hadapin,.. ” perkataanya perlahan, namun menusuk telinga-ku,..
Aku diam tak menjawab,..
” Kamu harus kuat, aku ada koq, ada buat kamu, kamu pasti bisa ya,.. ” Ia memeluk-ku, aku pun memeluk-nya,..Air mata-ku menetes, namun aku merasa diberikan kekuatan yang besar oleh Ryan,..
” Aku bisa ?? ” Tanya-ku,..
” Kamu bisa, ya pasti bisa,.. ” Ryan, Ryan mencium kening-ku,..
Aku merapat-kan pelukan-ku beberapa saat,..
” Udah-udah kamu tidur sana,.. ” Ryan tersenyum menatap-ku,..
Aku mengganguk, bersembunyi di selimut-nya yang nyaman..
” Jenn, aku di tempat Jack ya,.. kamu tahu kan??, masih tempat yang lama juga dia kan belum lulus ha ha, telepon aku kalau ada apa-apa,.. “
Entah mengapa aku ingin sekali Ryan tetap berada disini, Aku nyaman bersama-nya,..
Ia berjalan menuju pintu, sebelum aku memanggilnya,..
” Ry, Ry kamu disini aja ya, temenin aku,.. “
Ia diam tak menjawab,..
” Ry… ” Aku memohon,..
Ia menatap-ku,.. sebelum menjawab
” Yawda aku tidur dibawah aja, aku temenin kamu, lagi kamu dah beresin kamar aku, balas jasa dech, kasian ha ha ha,.. ” Ia tersenyum menatap-ku,..
Aku membalas senyuman-nya sambil bergeser ke sudut kasur-nya, memberikan ruang untuk-nya berbaring,..
” Udah aku dibawah Jenn,.. “
” Ich jangan donk,.. ” Aku tak enak hati,..
” Gak ah, tar kamu macem-macem lagi kalau tidur seranjang, ha ha,.. ” Canda-nya,..
” Ich dasar,.. ” Aku mencubit perut-nya,..
Ryan mengambil selimut cadangan di lemari-nya, sebelum membaringkan tubuh-nya di atas karpet,..Aku memberinya bantal guling yang tak aku pakai,..
” Matiin lampu-nya ?? ” Tanya Ryan, setelah mencari posisi yang nyaman,..
” Iya matiin aja,.. ” Ia pun mematikan lampu kamar itu, masih dengan cara lama, menyambit sandal jepitnya kearah saklar di dinding..
Gelap meski ada sedikit cahaya dari luar, aku menatap punggung Ryan yang sedang tiduran di atas karpet,. Aku yakin dia belum tidur,..
” Ry, pinjem HP-nya boleh ?? “
” Hmm, ambil aja,.. ” pasti ia lelah sekali, buru-buru pulang dari tempat kerja-nya mengantar-ku, mengambil mobil-ku, kasihan,..
Aku mengambil ponselnya, di meja televise,..mengutak-atik ponsel N-95nya, ingin aku membuka inbox-nya, tapi belum berani, aku mengalihkan kursor membuka Gallery-nya ada 100an lebih photo di dalam memory ponsel itu, ada Jack, Edison, Vic di dalam-nya, Ray sahabat-nya, adik perempuan-nya yang beda Ibu, hasil pernikahan Papah-nya yang orang Jerman itu dengan sesama orang Jerman, cantik sekali, rambut-nya coklat sebahu,.. Ah foto orang yang entah kenapa jadi kubenci juga ada,.. si Cheryl itu,.. aku terus memundurkan foto-foto itu,..
Aku terdiam dan terpaku, saat aku melihat foto-foto ku tersimpan di HP-nya, sudah 4 tahun yang lalu saat kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan cinta kami, tapi ia masih menyimpan foto-ku,.. 30-an lebih lembar foto, entah mengapa hati-ku langsung berbunga tak karuan, aku kembali menatap Ryan yang tertidur dibawah..
Aku.., tanpa sadar aku turun dari tempat tidur-ku, aku menatap wajah Ryan yang tertidur pulas, aku mengingat cerita cinta kami, dan kebodohan-ku meninggalkan-nya, demi sesuatu yang tak pasti,. cahaya remang yang mengintip dari lampu di luar kamar sedikit membuat wajah Ryan terlihat lebih jelas, aku menatap bibir-nya, aku, tanpa sadar aku mencium bibir-nya,..
Bibir-nya masih memberikan perasaan yang sama dengan yang dulu,. Aku mencium bibir itu terus, hingga Ryan terbangun,..
” Jenn,.. ” Ryan terkejut,..
Aku memeluk-nya dan menangis,.. Ryan terkejut dengan apa yang kulakukan, aku memeluk-nya erat-erat..
” Maapin aku ya Ry,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, air mata-ku mengucur deras,..
Ryan terdiam sejenak sebelum memeluk-ku,..
” Udah-udah ya,.. Jangan nangis lagi,.. ” Ia memeluk-ku sambil mengusap-usap punggung-ku,..
” Maapin aku ” Aku ingin mendengar kata maaf dari-nya.,..
” Iya-iya aku maafin,.. ” entah mengerti atau tidak,..
Aku mencium-nya, aku kembali mencium Ryan lidah kami bertautan, perasaan yang berbeda dengan yang pernah aku rasakan dari lelaki lain, terlebih para ‘pemerkosa-ku’, bukan ciuman penuh nafsu, ciuman penuh rasa sayang yang hanya pernah kurasa-kan dari-nya,..
Namun sebuah kesadaran lain menyadarkan-ku, aku mengentikan ciuman-ku,..
Aku merasa diri-ku yang sekarang bukan-lah seseorang yang pantas untuk diri-nya, aku ragu dengan diri-ku, ‘aku kotor’, aku bukan lagi Jennifer 5-4 tahun yang lalu, Jennifer yang Ryan tahu, apa Ryan masih mau mencintai-ku bila tahu ‘seberapa kotornya’ Jennifer ini sekarang,..
” Kenapa Jen ?? ” Tanya Ryan
” Gapapa Ry,.. aku sayang kamu,.. ” Aku memeluk-nya erat-erat, membenamkan wajah-ku yang mulai menangis di dada-nya,..
” Iya-iya, tapi kamu ga boleh nangis lagi ya,.. ayo tidur lagi,.. ” Ryan membawa-ku kembali naik ke atas ranjang-nya,..
” Kamu di atas ya tidur-nya, peluk aku,.. pleaseee.. ” Pinta-ku, aku tak ingin lepas dari pelukan-nya
Ryan mengangguk,.. Ia berbaring disebelah-ku,..Aku mendekap tubuh-nya,.. hangat rasanya, nyaman…
Ryan masih belum menutup mata-nya, sepasang mata-nya yang coklat itu seolah masuk ke dalam diri-ku, memberikan sentuhan rasa sayang untuk-ku dan aku serba salah menangapinya, kami berdua bukan anak kecil lagi, We are not a virgin, aku juga sempat beberapa kali berhubungan seks dengan-nya dulu, Ryan bukan anak super baik dan alim, dia normal dan hanya seorang anak yang sedikit nakal tapi tahu bagaimana memberikan rasa sayang,..
Aku ingin mencium-nya, aku ingin merasakan ciumannya lagi, aku menutup mata-ku, menunggu Ryan bereaksi, perlahan kurasakan bibir-nya menyentuh bibir-ku sebelum lidah kami kembali bercumbu, tangan-ku menempel di dada-nya, perlahan aku merasakan tangannya yang memeluk-ku bergerak,..ku rasakan bau tubuh-nya yang masih sama dengan yang dulu,..
Perlahan ia berpindah menindih tubuh-ku,.. kami masih bertukar ciuman saat itu, aku menggantungkan lengan-ku di leher-nya, berciuman mesra sekali, sementara tangan Ryan mulai bergerak menyentuh bagian payudara-ku,..
” Ughhh, ” Aku merintih perlahan, mendesah merasakan tangan-nya menyentuh payudara-ku itu, dari balik TankTop tanpa Bra-ku,. Bergerak seolah mencari bagian puting payudara-ku, aku menurunkan satu tangan-ku ke bagian selangkangan-nya, perlahan aku meremas-remas penis-nya yang sudah mengeras, perlahan aku meremas-remas penis-nya itu sambil memainkan lidah-ku,..
Tangan Ryan menyelip dari bawah TankTop-ku, menyentuh kulit-ku yang seketika merinding merasakan sentuhan tangan-nya, tubuh-ku terbakar oleh nafsu namun juga dipenuhi rasa bersalah atas kegilaan-ku selama ini, aku diam seribu bahasa, namun masih tak menghentikan ciuman-ku,..
Tangan Ryan menjepit dan meremas-remas puting-ku, perlahan namun sama nikmatnya dengan remasan-remasan kuat dan keras,. Memberikan rasa yang berbeda, bukan sensasi ketegangan atau perasaan di dominasi oleh orang-orang rendah yang selama ini memancing birahi-ku, tapi sejenis perasaan yang berbeda,.
Tak mau kalah, akupun menyelipkan jemari-ku ke dalam celana Ryan, aku menyentuh penis-nya yang sedikit basah, perlahan aku meremas penis itu, sebelum aku mulai mengocok penis itu perlahan, sesekali membuat gerakan memutar yang membuat Ryan menggelinjang nikmat,..
Aku menarik baju Ryan, sesaat Ryan berhenti meremas payudara-ku saat membuka pakaian-nya, namun sepertiny dia tak mau telanjang sendirian, perlahan membisik meminta-ku untuk membuka TankTop yang kukenakan , aku tersenyum menatap-nya sambil perlahan membuka TankTop-ku itu,.. kedua payudara-ku bersentuhan langsung dengan dada Ryan yang cukup berotot,. Jemari-ku menyentuh di dada-nya sementara perlahan Ryan kembali melumat bibir-ku,.
” Kamu selalu cantik Jenn,.. ” Bisik-nya, aku tahu itu rayuan, namun tetap saja memberikan sebuah kebahagian tersendiri pada-ku saat mendengarnya,..
Aku membalas ciuman Ryan, sambil perlahan menyusupkan jemari-ku ke penisnya, kembali meremas-remas penis-nya itu,..
Ryan tak lagi mencium-ku, namun lidah-nya perlahan turun dari wajah-ku melewati leher-ku dan berhenti tepat di puting payudara kiri-ku, aku gemetar saat merasakan lidah-nya memainkan puting payudara-ku itu, perlahan lidah-nya yang sedikit basah memainkan puting payudara-ku, sementara telunjuk tangan kiri-nya perlahan menyapu turun, membelai tubuh-ku melewati perut-ku sebelum menyelusup ke celana pendek-ku,..
Aku merasakan bagaimana jemarinya itu membelai melewati bulu-bulu kemaluan-ku, sebelum berhenti dan membelah bibir vagina-ku,.. jemarinya bergerak-gerak di dalam sana membelah dan menyentuh-nyentuh titik rangsangan-ku, tak ada lagi mulut Ryan yang melumat bibir-ku, membuat-ku perlahan mulai mendesah-desah kenikmatan,.
” Ughh, Ry.. ” aku mengocok penis-nya itu kian cepat, Ryan pun sesekali menggelinjang dan mendesah, sementara ia masih asyik melumat payudara-ku itu,.. perlahan kaki-ku mulai merenggang karena rangsangan dari jemari Ryan yang sedang memainkan Clitoris-ku, aku memejamkan mata-ku merasakan perlahan bagaimana jemari Ryan sedang bermain-main didalam sana,.
Jemari-nya masih hanya sekedar bermain di bibir vagina-ku, sama sekali belum menyeruak masuk, namun sentuhan tangan-nya itu membuat-ku begitu terlena oleh kenikmatan serjenis ini,.. romantisme yang mulai kulupakan ini, aku terlalu banyak bermain hanya karena nafsu dan kenakalan-ku, bukan menggunakan perasaan yang dalam seperti ini,..
Ryan menarik celana pendek yang kukenakan, kini jemari-nya lebih leluasa bermain diselangkangan-ku, aku pun tak mau kalah dan meminta-nya melucuti celana-nya sendiri,. Ia tersenyum menatap-ku, tanpa celana membuat-ku lebih mudah untuk mengocok penis itu,.. perlahan kocokan-ku bertambah cepat, sementara lidah Ryan kian mudah menari-nari di payudara-ku, dan merangsang Clitoris-ku dengan tangan-nya,..
Terasa bagaimana Vagina-ku mulai meneteskan cairan cinta,. Aku menutup mata-ku, merasakan, menikmati bagaimana sentuhan-sentuhan Ryan di sekujur tubuh-ku, perlahan lidahnya yang begitu terasa memutari di permukaan payudara-ku, meninggalkan bekas-bekas liur yang membuat-ku terasa begitu seksi,.
Aku menyusupkan lidah-ku ke telinga Ryan setelah menyibak rambut-nya yang lumayan panjang itu, ia menggelinjang geli saat lidah-ku menyentuh telinga-nya, sesekali kukulum telinga-nya yang membuat ia bergelinjang merinding,..
Entah sejak kapan aku sudah berada di atas pinggang Ryan, perlahan aku menggerakan pinggul-ku, penis Ryan berada tepat di mulut vagina-ku, tidak masuk hanya menyentuh sepanjang bibir vagina-ku, aku merapikan rambut sebelah kening-ku sambil menatap nakal,..
Perlahan kugerakan pinggul-ku, Ryan menutup mata-nya merasakan bibir vagina-ku sepajang batang penis-nya, aku pun mengigit bibir bawah-ku merasakan penis hangat yang sesekali berdenyut itu,.. jemari-ku bergerak-gerak di dada-nya sesekali memainkan putingnya baik dengan jemari-ku ataupun lidah-ku,..
Aku kembali mencium Ryan, memainkan lidah-ku menyedot-nyedot lidahnya didalam sana, apalagi cairan cinta-ku yang sedikit menetes keluar memberikan pelumas untuk-ku terus bergerak di batang penis-nya, kami terus berciuman sementara gerakan pinggul-ku kian lama kian cepat,..
Rasanya begitu dahsyat rangsangan penis yang berada di bibir vagina-ku, sesekali menyentuh clitoris-ku yang membuatku menggelinjang-gelinjang geli, merasakan sentuhan penis-nya,..
” Ahmmm,.. ” aku mendesis sambil terus menggoyangkan pinggulku, lelehan cairan cinta-ku yang sesekali mengalir keluar, membasahi penis Ryan dan juga selangkangan-ku,.Perlahan aku bergerak turun, aku berada tepat di depan penis-nya, kugengam penis itu dengan tangan kanan-ku, sambil kukocok-kocok, perlahan kumasukan penis itu dalam mulut-ku,.. sambil masih memutar-mutar penis dalam gengaman-ku itu, kuraih penisnya dengan lidah-ku, kubelai perlahan kepala penisnya itu..
Aku mengocok lembut penisnya, ditambah lagi belaian lidah-ku yang membasahi batang penis itu,.. sesekali cairan pelumas keluar dari penis Ryan aku tak ragu untuk menjilati kepala penisnya membersihkan kepala penis itu,..
” Oughhh,..Jennn ” Ryan menggelinjang hebat saat aku mulai menelan buah zakarnya,.
Kucium buah zakarnya sambil kutekan kepala kemaluannya yang sedang mekar berdiri itu,..
Terus kukulum buah zakar itu, sebelum kemudian kugerakan lidahku menyelisir batang kemaluan-nya dari atas sampai kebawah,.. Ryan melenguh-lenguh sambil merapikan rambut panjang-ku yang terurai, mungkin agar tak menyentuh kulitnya hingga membuat-nya bertambah geli,..
Aku terus mengulum penis itu, sampai Ryan tiba-tiba bangun dan mengangkat tubuh-ku,.. Masih aku berada di selangkangannya, namun kini vagina-ku berada tepat diwajahnya,.. Posisi 69,.. seperti kebiasaan kami dulu,.. sesaat kemudian aku hanya bisa mendesis tertahan saat kurasakan jemari Ryan menyentuh bibir vagina-ku,..
Rasanya wajah-ku langsung terbakar, aku malu saat Ryan menatap vagina-ku, aku takut ia merasa aneh dengan bentuk vagina-ku, bukan-bukan maksud-ku bentuk vagina-ku sudah jelek sekarang, masih..aku yakin masih seperti yang dulu, tapi dengan begitu banyak ‘dosa’ yang telah kulakukan jelas ada semacam rasa takut yang membuat-ku tak percaya diri,..
Namun kegundahan-ku tak berarti banyak, aku mendesis saat kurasakan lidah Ryan menyentuh clitoris-ku, kau mengigil sesaat, terlebih saat ia menyapu-nyapu-kan lidahnya itu kebibir kemaluan-ku terus berulang-ulang jempolnya tertahan di clitoris-ku sementara lidahnya menari-nari di bibir kemaluan-ku itu,..
” Hmmm,.. “, ” Ughhhh “…Suara desahan kami saling bersahutan,,
Saat penisnya kuhisap keras, Ryan pun membalas dengan menyedot clit-ku, terus berulang seperti itu, membuat-ku terus melayang-layang. Apalagi lidahnya yang bergerak teratur menyapu seluruh permukaan vagina-ku, rasanya begitu nyaman,, aku pun membalas dengan mengocok penis Ryan sepenuh hati,..
Perlahan dengan remasan yang tak keras, sesekali ditambah dengan gerakan memutar penis itu yang membuat Ryan melenguh-lenguh nikmat, aku pun terus menggerakan lidah-ku menyapu-nyapu kepala kemaluan-nya sampai menghisap buah zakarnya,.. lucu sekali tiap kali buah zakarnya kusedot penis Ryan langsung bergetar-getar tak karuan, apalagi suara desahannya yang kian membuat-ku bernafsu..
Jemari-nya yang mulai menekan masuk, sempat membuat-ku terdiam sesaat, aku merasakan jemarinya yang membelah masuk, menyentuh permukaan dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan, namun cairan cinta-ku yang memang sudah cukup membasai bagian dalam vagina-ku itu membuat Ryan lebih mudah menekan masukan jemarinya dalam vagina-ku itu,,,
” Hmm Ry,.. awww,.. ” Ryan sempat menghentikan jemarinya, saat mendengar aku meringis tertahan tadi, aku memalingkan wajah-ku tersenyum padanya, kemudian kembali memasukan penisnya dalam mulut-ku, Ryan pun ikut menyapukan lidahnya kebibir vagina-ku, sementara jemari-nya kembali ditekan-nya masuk,..
Permainan lidahnya ditambah jemarinya yang keluar masuk dalam vagina-ku mulai membuat-ku kewalahan, apalagi sesekali jemarinya itu menyentuh G-Spot ku yang tiap kali tersentuh langsung membuatku gemetar tak tertahan,. Lidahnya yang sesekali menyedot di clitoris-ku kian membuat-ku berkeringat,..
Entah berapa lama kami dalam posisi demikian hingga akhirnya aku mencapai organsme kecil,.. tubuh-ku gemetaran beberapa saat sambil masih menelan penis Ryan di mulut-ku,..cairan cinta-ku meleleh keluar, aku menatap lirih ke Ryan yang hanya membalas-ku dengan senyuman manja-nya,..
Akupun memalingkan tubuh-ku memeluknya mesra, sambil menarik nafas sedikit beristirahat, payudara-ku yang menekan ke dada Ryan membuat-nya menggelinjang geli, kami terus berpagutan sementara tangan Ryan kembali meremas-remas payudara-ku, aku pun membalas-nya dengan meremas penisnya yang masih keras itu,..
Kucubit dada-nya sekedar iseng aja, ia membalasnya dengan menarik puting-ku,yang membuat-ku mengigil tertahan merasakan jemari-nya yang menarik puting payudara-ku itu, perih tapi enak juga, kembali aku mencium-nya sambil mengatur nafas-ku, perlahan kugesekan betis-ku ke paha-nya, nakal..
Aku mulai berpindah naik aku tersenyum nakal pada Ryan, sebelum mulai membimbing penis-nya masuk dalam vagina-ku, perlahan penis-nya melesak masuk dalam vagina-ku, aku mengigit bibir-ku merasakan penisnya yang kian dalam menusuk, perlahan tertahan membuat-ku kembali menaikan tubuh-ku sebelum kembali menekan masukan penis-nya dalam vagina-ku,..
Berulang kucoba hingga akhirnya seluruh penis Ryan tenggelam dalam vagina-ku, aku memeluk Ryan, sebelum mencium-nya,.. kurasakan penis-nya dalam vagina-ku sementara perlahan aku mulai menggerakan pinggulku,..
Naik turun, penis Ryan timbul tenggelam dalam vagina-ku,..
” ehmmm,.. ” suara desahan kami saling bersahutan, meski sedikit menahan desahan takut tetangga sebelah kamar mendekat,..
Kian lama kian cepat aku menggerakan tubuh-ku, terlebih Ryan ikut mengerakan pinggulnya menyetubuhi-ku,.. lebih hebat, dia jauh lebih hebat di banding saat pacaran kami dulu, namun itu juga sedikit mendatangkan rasa cemburu, aku kesal memikirkan sudah berapa banyak gadis yang ditidurin-nya setelah putus dengan-ku,..
Egois ?? bisa saja, tapi rasa penasaran karena cemburu-ku membuat-ku melontarkan pertanyaan bodoh,..
” Kamu sering ya begini ?? ” Pertanyaan bodoh itu terlontar disela desahan-ku,..
Ryan terhenti sesaat, bodohnya aku bertanya seperti itu sekarang,. Tapi aku penasaran dan ingin tahu,…
Ryan menatap-ku,.. sekarang aku malah takut sendiri, aku takut kalau ditanya balik ” bagimana dengan aku ?? ” aku harus menjawab apa ??,..
” Gak juga, selepas kuliah aku gak pernah,.. itu kegilaan jaman kuliah aja,.. ” Ia membisik pada-ku,.
” Bener ?? ” lagi-lagi aku keceplosan,..
Ryan mengangguk, ” Aku udah dewasa, aku cuma mau sama orang yang aku sayang,.. “
Entah mengapa, padahal aku tak tahu dan tak mau perduli itu hanya kebohongan atau memang kenyataan, tapi yang pasti aku begitu gembira,..
Ryan mencium bibir-ku lagi,.. aku membalas ciuman-nya, sambil kembali menggoyangkan tubuh-ku, perlahan sambil saling bertukar ciuman aku terus memeluk-nya, tak ingin lepas dari pelukan-nya,..
####
” Kamu yakin, kamu bisa sendiri ?? ” Ryan bertanya pada-ku yang sedang mengeringkan rambut-ku,..
” Iya, kamu kerja aja ya sayang,.. ” Kalimat itu keluar begitu saja,..
Ryan diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan-ku ” Yakin ?? “
Aku menahan wajah-ku yang merah padam, menatap Ryan yang sedang memasang kancing kemeja-nya,..
” Sini,.. ” Aku memasangkan dasi-nya,.. ” Iya tenang aja, kan kamu yang bilang aku pasti bisa,.. ” Aku mencium Ryan di kening-nya,..
” Yawda kamu mau jalan sekarang ?? ” Ryan mengambil tas kerja-nya,..
Aku mengangguk, kami keluar bersamaan, bukan hal yang aneh bila ada anak perempuan yang menginap di tempat ini, malah 50% diantara paara penghuni adalah pasangan kumpul kebo,. Jelas mereka tak risih dengan keberadaan-ku di kamar Ryan,..
Ryan mengantar-ku sampai pintu mobil-ku,..
” Ati-ati, dan tenang aja, toh dia itu masih Mamah-mu sendiri,.. ” Ingat Ryan,.
” Iya , iya tenang aja ya,.. ” Aku tersenyum, berusaha untuk tegar dengan senyuman-ku sambil mulai memanas-kan mesin mobil-ku,..” Kamu berangkat sana, udah jam 9 loh,.. “
” Ya, bareng aja, ya,.. ” Ryan masuk ke mobil-nya menyalakan mesin mobil-nya juga, aku menutup pintu, dan berjalan lebih dahulu diikuti mobil-nya,..sebelum berpisah di perempatan lampu merah,.
Pikiran-ku menerawang selama perjalanan pulang kerumah, beberapa meter dari pintu rumah aku berhenti, air mata-ku entah mengapa mulai mengalir, aku takut, aku takut untuk mendengar penjelasan Mamah nanti-nya, aku berulang kali memikirkan jawaban yang terbaik, jawaban yang bisa membuat apa yang dilakukan Mamah bisa dikatakan benar oleh-ku,..Namun aku tak bisa, aku kecewa aku kecewa karena dalam pikiran-ku keluarga-ku begitu sempurna,..
Aku melihat HP-ku, ada SMS dari Ryan, sekedar memberikan-ku semangat, dan menyuruh-ku menelepon-nya begitu aku selesai bicara dengan Mamah,..Aku membalas SMS-nya, sebelum kembali mengendarai mobil Civic-ku menuju pintu Rumah,..
Pak Ramses, satpam rumah-ku bergegas membuka-kan pintu setelah melihat mobil-ku di depan pagar, seperti biasa ia menyambut-ku, aku menanyakan pada-nya apa Mamah di rumah,.. Ia mengganguk mengiyakan-nya, sedang didapur katanya,..
Aku menaruh Tas-ku di kamar sebelum aku turun kebawah, Mamah sedang mengajari Bik Inem memasak, karena Bok Inah sakit dan pulang kampung,..
” Mah,.. ” Aku membisik-nya dari belakang,..
” Jenni, udah pulang sayang ?? ” Mamah memeluk-ku,..
” Masih repot mah ?? ” Tanya-ku,..jantung-ku berdegup kencang..
” Gak koq, kenapa sayang ?? ” menaruh sendok, sehabis mencicipi sup buatan-nya,..
” Jenni mau cerita, Jenni tunggu di ruang kerja Papah ya Mah ??
” Yawda, nanti Mamah kesana sebentar lagi ya,.. ” Aku meninggalkan Mamah, aku berusaha sebisa mungkin bersikap seperti biasanya, aku tak mau Mamah sempat berfikir kalau aku melihat apa yang dia lakukan kemarin, dan membuat-nya bisa membuat berjuta alasan untuk membenarkan apa yang dilakukannya kemarin,..Aku hanya ingin jawaban jujur dari-nya,..kejujuran..
Aku masuk ke ruang kerja Papah, Foto keluarga kami dipajang tepat dibelakang meja kerja-nya,., di foto itu, Papah duduk ditengah sementara aku dan Mamah mengapit-nya, rasanya aku ingin mengulang hari-hari itu, hari-hari indah itu, atau apa sebenarnya semua hari-hari itu juga hanya sebuah kepalsuan ??
Aku duduk di kursi Papah, aku menaruh kepala-ku diatas meja, dengan lengan-ku yang kujadikan bantalan, entah apa aku sanggup mengatakannya, aku tak ingin kehilangan semua rasa sayang yang selama ini aku rasakan, rasa sayang yang diberikan keluarga ini satu sama lain,.. Ingin rasanya menangis sekarang, namun aku berusaha bertahan,…
Ruangan yang cukup besar, dengan Meja Kerja dari kayu kelas 1, berwarna Mahogany, sebuah ruangan yang didominasi warna putih Cream dengan warna kayu dibawahnya satu set sofa mewah berwarna terang ukuran 3-2-1 ditengah ruangan dan beberapa lampu berdiri di pojok-pojok ruangan meski tak kunyalakan, Mewah, megah, dan berkelas sebagai perlambang berapa kekayaan keluarga-ku, namun semua terasa hampa sekarang, perasaan-ku benar-benar kacau tak menentu, aku terus membenamkan wajah-ku,..
” Jenni, kenapa sayang ?? Koq dimatiin begini lampunya ?? ” Mamah menyalakan lampu ruangan itu, lalu berjalan mendekati-ku..
Ia membelai rambut-ku seperti biasanya, penuh dengan rasa sayang dari-nya,.. Aku menguatkan diri untuk mulai bertanya,..
” Mah,.. ” tertahan,.. ” Jenni mau Tanya,.. ” Wajah-ku masih kulipat kebawah,.. “
” Kenapa sayang ?? ” , ” Ada apa sich ?? ” masih membelai-ku,..
” Mah,.. Kemarin sebenernya Mamah kemana ?? ” Tanya-ku
Mamah terdiam mendengar pertanyaan-ku,..Perlahan dia duduk di sofa ruang kerja Papah,..
” Jenni, kenapa sich sayang ?? ” Mamah balik bertanya,..
” Jawab aja Mah, jawab pertanyaan aku,.. ” aku mulai menangis,.
” Ya, kayak biasa Jenni, seperti biasa… “
” Seperti biasa ?? Seperti biasa pergi sama Peter anak-nya Tante Mirna, mencium dia, meluk dia ??!! ” Aku tak tahan lagi, aku berdiri menatap Mamah, sementara air mata-ku terus berurai,.. aku menangis dihadapan Mamah, yang matanya mulai berkaca, aku menunggu jawaban darinya,..
” Jenni, banyak yang kamu gak tahu sayang,.. ” Mamah, memalingkan wajah-nya tak berani menatap-ku,..
” Apa Mah, kasih tau Jenni, Jenni berhak tau kan Mah,… ” Mohon-ku, sambil menunduk di hadapan Mamah,..
Mamah mulai bercerita, aku nyaris tak percaya dengan semua yang dikatakan-nya, hati-ku hancur mendengar semua kenyataan ini, rasanya semua yang aku tahu itu tak pernah ada, air mata kami berdua bercucuran, entah aku tak ingin dipeluk Mamah, aku tak lagi yakin pada siapa aku harus percaya,.. aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa sekarang,..
” Ah, lagi pertemuan keluarga ya ?? ” Seseorang menyela pembicaraan kami,.. Aku berpaling kearah sumber suara itu,.. Jarwo dan Arno,.. dibelakangnya ada Pak Ramses yang duduk di kursi Papah yang tadi aku duduki,..
” Hey !! Apa-apaan kalian disini !! keluar !!,.. ” bentak-ku,..
” Non Jenni, non Jenni, kasian ya, gak tahu apa-apa.. ” Jarwo mendekati-ku, berdiri di hadapan-ku, kontan aku bergerak menghindari-nya
” Apa-apan Jarwo,.. ” Aku membentak, aku mengangkat tangan-ku, hendak menampar-nya,. Namun kalah cepat dengan tangan-nya yang menangkap tangan-ku, mencengkram-nya erat-erat,..
” Awww,.. Aku meringis kesakitan dalam cengkraman Jarwo,..
” Mahh,… ” Aku memohon pertolongan, namun Mamah hanya bisa diam, sementara Arno sudah berdiri di belakangnya,.. Tangannya membelai rambut Mamah, sebelum turun menuju daerah Dada-nya,.. Aku tak percaya melihat Mamah yang seolah sama sekali tak memberikan perlawanan,..
” Non Jenni, Non Jenni, Non tuch gak tau apa-apa,. Non gak pernah tau apa-apa tentang keluarga ini,.. ” Jarwo berbisik pada-ku,..
Tangan Arno menyelip di pakaian berwarna merah tua Mamah yang sedikit ketat. Aku dapat melihat tangan Arno bergerak-gerak di dalam-nya, mulai meremas-remas payudara Mamah yang masih terlihat begitu kencang dan indah, Arno menatap kearah-ku seperti menghina-ku, sementara ia terkekeh-kekeh, Mamah menutup matanya seperti menikmati bagaimana Arno mengerjai diri-nya,..
Arno menjilati wajah Mamah, seperti ia menjilati-ku dulu,.. Jijik sekali aku melihat-nya, namun yang lebih menyakitkan melihat Mamah yang seolah tak memberikan perlawanan sedikit-pun atas apa yang dilakukan oleh Arno,..
” Iya kan Non, terus kenapa masih menghindar,.. ” Tangan Jarwo menangkap-ku dan langsung meremas payudara-ku,.” Ughhhh,.. ” Aku merintih kesakitan, Jarwo dengan penuh nafsu langsung melumat bibir-ku, aku berusaha menolak namun cengkraman tangan-nya terus meremas-remas payudara-ku,..
Aku terus berusaha melawan, aku menunggu reaksi Mamah, namun yang kulihat sungguh mengecewakan, tak ada sedikit-pun reaksi perlawanan dari Mamah, Jarwo yang seperti mengerti keinginan-ku kembali berbisik,.. ” Bener kan non, Non gak tahu apa-apa.. “
Jarwo menyosorkan bibirnya yang tebal itu pada-ku, sontak aku menolak apa yang dilakukannya itu, aku mendorong wajahnya yang seperti orang gila itu, aku memicingkan mata-ku pada Mamah, kali ini membuat Mamah terdiam,..
Ia berusaha tak mendesah namun masih juga tak menolak sedikit pun tangan Arno yang sudah mengangkat kaus yang dipakainya itu sampai sebatas atas dada-nya, cup bra-nya yang sudah dilucuti kebawah, memperlihatkan sepasang payudara-nya yang besar namun tak jatuh kebawah itu,.
Masih begitu keras dan kenyal di usianya yang 40 tahun itu, Arno sendiri tampak begitu menggilai mengerjai payudara Mamah, kami bertukar tatapan Mata, keadaan kami hampir serupa, Mamah tampak begitu pasrah dikerjai Arno, sedangkan aku berada dalam cengkraman Jarwo yang begitu liar menggerjai payudara-ku dengan remasan-remasan tak beraturan yang mulai menaikan birahi-ku,..
” Mah,… ” Penuh dengan nada kemarahan,..
” Kamu gak tau apa-apa Jenn,.. ” Mamah menjawab, namun mengalihkan pandangannya dari-ku,..
” Aku gak tahu ?? Jadi selama ini cuma kebohongan,.. “
Mamah diam tak menjawab,..
” Jawab Mah jawab,.. ” Aku memohon, Jarwo mulai berani menaikan pakaian-ku yang cukup ketat itu,.Perut-ku yang rata mulai tersibak, aku tak perduli dengan apa yang dilakukan oleh Jarwo,. Aku malah melucuti pakaian-ku sendiri seolah protes dengan apa yang dilakukan Mamah,..Aku ingin melihat reaksi Mamah melihat aku dikerjai oleh para pembantu-nya,.namun…
Mamah masih diam, yang keluar dari mulut-nya malah lenguhan-lenguhan yang membuat darah-ku kian mendidih, yang kulihat hanya-lah sebuah pemandangan yang benar-benar menjijikan, Nyonya Edward Kalina isteri seorang Milliuner di kota ini yang cukup terpandang di mata masyarakat, tampak begitu menikmati, dilecehkan, begitu pasrah membiarkan pembantunya memainkan lidahnya di payudara-nya,..
Darah-ku benar-benar terbakar, namun tak seberapa dibanding rasa kecewa yang kurasakan di dalam hati-ku, aku menjerit dan menangis dalam hati-ku, ingin rasanya marah, aku ingin keluar dari sini sekarang,..
Cukup sudah cukup, aku ingin selekasnya angkat kaki dari rumah ini, Papah,.. aku harus mencari Papah sekarang, hanya itu yang terlintas dalam benak-ku,.. aku mengambil baju-ku yang dengan bodoh tadi kulempar,. Aku menampik tangan Jarwo yang sedang meremas-remas payudara-ku dari balik Bra-ku yang belum sempat dilucuti-nya,..
Jarwo seolah protes denagn apa yang kulakukan, ia menatap-ku tajam, namun dalam kemarahan-ku aku tak perduli lagi dengan apa yang Jarwo lakukan pada-ku, atau apa yang akan mereka lakukan pada Mamah, melihat kemarahan di wajah-ku Jarwo terdiam, aku mengambil HP-ku di meja, tepat di depan sofa tempat Mamah sedang dikerjai oleh Arno,.
Aku diam seolah tak ingin menatapnya, aku melihat HP-ku, ada satu SMS dari Ryan, aku melangkah keluar, ingin segera menghubunginya,.. hanya dia tempat aku menumpahkan kekecewaan dihati-ku sekarang,.. meski aku masih berharap Mamah akan memanggil-ku dengan suara yang begitu hangat seperti biasanya, menjelaskan semua kebohongan ini pada-ku,..
Hanya tinggal tiga langkah lagi, aku berjalan membelakangi Mamah menuju pintu keluar ruangan itu, tak ada suara desahan Mamah lagi, tapi juga tak ada suara yang begitu hangat memanggil nama-ku,..Air mata-ku mengalir perih rasanya,..
Aku mengengam Hand Grip pintu, terdiam masih menunggu Mamah beberapa detik, namun masih juga diam seribu bahasa,,. Aku menutup Mata-ku sambil menarik HandGrip pintu itu, tertahan,..
Tangan kekar Pak Ramses menahan pintu itu hingga tak bisa kubuka, aku tak percaya kini Pak Ramses turut ikut dalam kekacauan ini,. padahal selama ini aku selalu berfikir hanya Pak Ramses dan Bok Inem pegawai yang bisa kupercaya dirumah ini..
” Pak !!! ” Bentak-ku,. Masih dengan mata yang merah dan air mata bercucuran,..
Namun ia tak menjawab dengan kata-kata, ia mengambil ponsel-ku dari gengaman-ku, merebutnya, kemudian memeluk tubuh-ku dengan tangan-tangannya yang kekar,.. bukan-bukan pelukan namun seperti menggendongku kembali ke arena pertempuran,..
Aku memberontak dengan apa yang dilakukan-nya,.. aku memukul-mukul punggung Pak Ramses yang begitu kekar berotot,.. namun pukulan-ku seperti menabrak karang dan tak membuat Pak Ramses melepaskan diri-ku,..
Ia menjatuhkan tubuh-ku keatas sofa,. Aku menatap dengan penuh kemarahan pada Satpam rumah-ku itu,..
” Diem Non Jenni !! ” Bentaknya,..
Aku terdiam, baru kali ini aku melihat ia begitu marah,..
” Sekarang diam dan liat aja non,.. “
Pak Ramses duduk disamping-ku, aku memalingkan wajah-ku, tak ingin melihat Mamah yang sedang dikerjai oleh kedua pembantu-ku itu, aku menutup mata-ku, namun tangan kuat Pak Ramses memaksa-ku kembali melihat kearah Mamah, Jarwo dan Arno,..
” Buka Mata-nya Non, ” Bentaknya lagi,..
Aku masih menutup mata-kurapat-rapat,.. hingga sebuah tamparan mendarat di pipi-ku,,..
Aku terpaksa membuka mata-ku, sepertinya posisi telah menjadi terbalik, siapa majikan dan pembantu di rumah ini,..
Mamah membalas ciuman Jarwo yang baru saja berdiri disebelahnya,.. perlahan Arno yang duduk disebelahnya melepas celana lusuh yang dipakainya, tangan Mamah langsung meremat penis itu, perlahan jemari tangan-nya bergerak mengocok penis itu, meremas-remas sambil sesekali memainkan buah pelirnya,..
Jijik aku melihatnya, namun pak Ramses memaksa-ku untuk menyaksikan semua ini, aku terdiam menyaksikan Jarwo mencumbu Mamah, memainkan payudara-nya,, meremas dan menarik-narik putingnya itu, sesekali bergetar merasakan rangsangan ditubuhnya, mulutnya pun tak pernah berhenti mendesah,..
Lidah Mamah dan Jarwo saling bertautan diluar mulut mereka, sementara tangannya tak pernah absen mengocok penis Jarwo,..
” Gimana Non, hampir setiap hari kaya gini loh Non,.. sayang Non ketinggalan selama ini,..” Ramses membisik, aku benar-benar terkejut mendengarnya, jadi itu alasanya kenapa Mamah begitu terlihat ‘biasa’ melayani mereka,..
” Saya juga sebenarnya udah sejak lama mau ngerasain Non,.. ” pak Ramses melanjutkan, kata-kata yang terdengar begitu memuakan di telinga-ku,.. ” pertama waktu liat non lagi ‘main’ sama pacar non yang dulu itu di ruang tamu,.. Bapak liat dari ruang kamera,.. sejak itu bapak sadar, non yang dulu segitu lucunya sudah matang sekarang, siap untuk dipetik he he he,.. ” Ingin rasanya muntah mendengar ucapannya, yang seolah sama sekali tak memiliki rasa malu, tapi aku pun sadar dari ucapannya,.. ternyata yang merekam dan memberikan rekaman itu pada Jarwo dan Arno adalah orang ini,..
Pak Ramses memeluk-ku, aku berusaha melawan, aku tak sudi dipeluk orang ini, namun aku kalah tenaga, perlahan ia memluk tubuh-ku, membekap tubuh-ku erat-erat ditambah lagi .Ia berusaha melumat bibir-ku,. Lagi-lagi ia berhasil melumat bibir-ku tanpa bisa kucegah, aku sudah berusaha memalingkan wajahku berulang-ulang, namun gagal, aku memejamkan mata-ku, kurasakan lidahnya yang masuk dalam mulut-ku sebelum menyedot lidah-ku, aku tak sudi membalas ciuman-nya, aku tak percaya semua orang dirumah ini seperti menghianati-ku, meski tak sesakit apa yang dilakukan Mamah, namun aku selalu merasa Pak Ramses adalah pegawai rumah ini yang paling bisa dipercaya,..
Namun tiba-tiba pak Ramses memberikan-ku waktu istirahat sejenak, ya sejenak untuk menyaksikan sebuah adegan yang benar-benar menjijikan,.. Mamah sudah berdiri polos tanpa sedikit pun benang di tubuh-nya, perlahan ia menurunkan tubuhnya, tangannya membimbing penis Arno agar tetap tegak sementara bibir vagina-nya bergerak kian mendekat, menelan penis Arno perlahan, Sedikit demi sedikit penis itu mulai tertelan masuk,..
Masuk membelah vagina Mamah, ” ughhh ” Mamah merintih tertahan, namun ia kembali menghujamkan tubuhnya ke penis itu, perlahan kembali penis itu tertelan lebih dalam,.. Matanya setengah terpejam, namun sama sekali tak melihat kearah-ku, ia seperti sama sekali tak memiliki rasa malu, bersetubuh dengan orang rendah seperti mereka di depan anak-nya sendiri,..
Hingga perlahan penis itu amblas seluruhnya dalam vagina Mamah, perlahan juga Mamah bergerak naik turun sambil meremas payudara-nya sendiri meremas-remasnya sambil terus menyetubuhi Arno,.. ia mendesah hebat, sama seperti Arno yang terus mendesah dan terlihat kewalahan dengan permainan Mamah..
Aku benar-benar tak percaya dengan yang kulihat sekarang Mamah yang sedang menghujamkan tubuhnya, naik turun menyetubuhi Arno yang berada dibawahnya sementara Jarwo dibelakang Mamah,. Menciumi majikannya itu dengan penuh nafsu, jemari Mamah pun aktif mengocok penis Jarwo yang sengaja disodorkan padanya,.
Mamah tampak begitu kegilaan, sesekali ia menelan penis Jarwo, sebelum kembali mengocoknya, tak hanya mengerjai penis Jarwo, ia pun tampak begitu bergairah mengoyangkan tubuhnya, sepanjang penis Arno dibawahnya,. Sama seperti Jarwo, Arno pun tampak begitu kegilaan meremas payudara Mamah yang masih begitu ranum mereka memilin-milin puting payudaranya, sesekali meremas kasar payudara itu..
Pemandangan yang merangsang sekaligus menjijikan,.. andai itu adalah seorang wanita yang tak aku kenal dan sedang bergoyang-goyang begitu erotis, mengoyangkan tubuhnya, menyetubuhi dua orang lelaki buruk rupa yang ada di dekatnya, meliuk-liuk begitu mempesona, suara desahan yang memenuhi ruangan itu,..
Mulutnya yang terus bergerak, entah mendesah-desah nikmat ataupun mengoral penis Jarwo yang berdiri disebelahnya, aku begitu takjub dengan apa yang dilakukan wanita itu, ia tampak begitu menguasai keadaan, menikmati dan mengendalikan kedua orang itu,. Penis yang dilumatnya, hingga tubuhnya yang terus bergerak, memuaskan kedua orang itu, dan dirinya sendiri..
Sepasang penis Jarwo dan Arno yang pernah membuatku begitu melayang-layang kini malah menjadi semacam objek pelampiasan nafsu Mamah, ia dapat membuat sepasang penis itu tak lebih dari mainan-nya untuk mencapai puncak kenikmatan-nya,..
Kagum, Andai saja orang yang sedang menaiki dua penis itu bukan Mamah-ku sendiri aku pasti begitu takjub melihat teknik yang digunakan-nya, penis Arno seolah tertelan begitu saja, sementara Mamah bergerak-gerak Erotis sesekali memutar yang membuat Arno mendesah-desah nikmat tak karuan, ia mendesis-desis tak karuan, sama halnya dengan Jarwo yang sedang mendesah tak karuan saat Mamah menggerakan mulutnya memutari penis Jarwo dengan lidahnya, Jarwo mendesah tak karuan,..
Suara-suara yang jelas membuat birahi-ku kembali naik,.. sementara Pak Ramses disebelah-ku hanya tersenyum-senyum kecil, tangannya mulai diangkat merabai tubuh-ku, terasa permukaan telapak tangannya yang begitu kasar itu mulai menapak naik, aku hanya diam tak melawan,
Pak Ramses melucuti pakaian-ku, aku tak berani melawan, perlahan ia menanggalkan t-shirt putih yang kukenakan, sebelum mulai melepaskan cup bra-ku, aku sempat menahan tangan-nya yang ingin mencabut bra-ku, aku memicingkan mata kearahnya, mata merah akibat tangisan-ku tadi, namun tak satpam itu tak memperdulikan-ku,..
Menggunakan kekuatannya yang jelas mengungguli-ku, ia melepas bar-ku, sepasang payudara-ku menggantung lepas, sementara jemarinya langsung meremasi kedua payudara-ku itu, aku berusaha melawan, namun tangan-tangan itu terus meremasi-ku, meremas sepasang payudara-ku dengan kasar,..
” Ughhhh ” Aku melenguh-lenguh, menahan desahan yang kutahan, agar tak keluar dari mulut-ku,..Pak Ramses menarik tubuhku, menapak ke dadanya yang kekar, ia memainkan puting payudara-ku dengan jemari-jemari tangannya,..sesekali menekannya, atau menjepit dengan jempol dan jari telunjuknya,..
Aku merintih merasakan rangsangan tangannya di payudara-ku, aku berusaha untuk tak mendesah semampu-ku, namun usaha Ramses yang terus menjamahi payudra-ku itu membuat aku tak kuasa untuk tak mendesah, aku mendelesir merasakan rangsangan hebatnya di sekujur tubuh-ku, Pak Ramses berupaya mencium-ku, namun aku menolaknya, tak sudi aku mencium orang ini,..
Tak lagi hanya tangannya yang bekerja, kini kepala Pak Ramses menyelinap di antara ketiak-ku, lidahnya bermain di permukaan payudara-ku, aku merinding merasakan lidahnya yang tebal itu mulai menyapu kulit payudara-ku, mulai dari permukaaan payudara-nya hingga memainkan puting-ku mementalkannya kesana-kemari dengan lidahnya yang lebar,..
Aku mendelesir hebat merasakan sentuhan lidahnya di payudara-ku, namun belum seberapa dibanding saat tangannya mulia melepas kancing celana pendek yang kupakai, jemari tangannya menelusup masuk dalam celana-ku itu dan mulai masuk lebih dalam, melewati celana dalam-ku, dan terhenti tepat dimuka bibir vagina-ku,..
” Ughhhmmmm.. ” Aku mendesah tak tertahan saat kurasakan jemari tangannya mulai menyentuh bibir agina-ku, jemari kasar dengan kuku yang sedikit tajam, aku mengigit bibir bawah-ku saat kurasakan jemarinya mulai menstimulasi permukaan vagina-ku itu,..
Jemarinya membelah bibir vagina-ku, sementara telunjuknya menyentuh clitoris-ku jemari itu terus merangsang-ku, aku berusaha bertahan agar tak larut dalam birahi-ku, sementara suara desahan Mamah terdengar masuk dalam telinga-ku, sebelum lidah Pak Ramses mengganti masuk dalam telinga-ku,..
Aku merinding hebat merasakan rangsangan-rangsangan yang diberikan Pak Ramses pada tubuh-ku ini, pikiran-ku mulai buyar,.. pilinan dan remasan di payudara-ku ditambah lagi sentuhan-sentuhan jemarinya di clitoris-ku, aku mengigil hebat merasakan sentuhan tangannya yang begitu dahsyat pada tubuh-ku ini,..
” ughh, hmmm.. ” aku tak lagi bisa bertahan untuk tak mendesah,..aku menutup mata-ku,.. terasa bagaimana titik-titik sensitive ditubuh-ku sudah dikuasainya semua,.. aku terbawa oleh kenikmatan birahi yang diberikan oleh Pak Ramses, perlahan cairan cinta-ku mulai meleleh, aku ingin menolak, namun tubuh-ku mengatakan hal yang berbeda,..
Sentuhan-sentuhan ditubuh-ku terus membuat-ku melayang dalam gelombang birahi, aku menyerahkan tubuh-ku sepenuhnya,.. aku tak lagi punya keninginan untuk melawan, hal ini yang kadang membuta-ku benci pada diri-ku sendiri, yang begitu mudah menyerah dalam kenikmatan birahi semacam ini, namun ada sesuatu didalam diri-ku yang ingin menyalakan Mamah, seolah birahi-ku yang begitu besar adalah kesalahannya,..
” Ughhhh, Pak… ” Aku mengigil merasakan rangsangan di tubuh-ku, seluruh bulu kuduk-ku merinding,.namun aku tercekat saat ponsel yang tadi direbut oleh Pak Ramses disodorkan pada-ku,.. dengan satu tangannya ia menyuruh-ku menjawab telepon itu,..
Aku melihat layar ponsel itu, Ryan,..
Aku menggeleng, tak mau mengangkat telepon itu, terlebih jemari Pak Ramses masih berada dalam vagina-ku,.. aku tak ingin Ryan tau apa yang terjadi disini saat ini,..
” Angkat,.. !! ” Bentak Pak Ramses, ” Nanti dia kesini !! “
Iya, benar bila Ryan sampai kesini pasti semuanya akan lebih kacau lagi,.. aku memberanikan diri mengangkat telepon itu,..
” Halo,.. ” Aku menjawab,.. sambil mengigit bibir bawah-ku, benar apa yang ada dalam benak-ku, jemari Pak ramses makin menggila di vagina-ku, Jarwo tertawa kecil melihat reaksi-ku yang berusaha tak mendesah, dalam rangsangan yang dilakukan oleh Pak Ramses,..
” Kamu lagi apa ?? Koq aku telepon gak angkat-angkat,.. ” Balas Ryan
” A..Aku masih dirumah Ry, Mama baru pulang, jadi aku baru mau mulai ngomong,.. “
Aku menutup speaker bicara ponsel-ku, aku tak tahan untuk tak mendesah kecil saat jemari Pak Ramses ditekannya masuk,..
Aku menatap layu kearah Pak Ramses,.. dibalasnya dengan tawa kecil tanpa suara, sementara jemari kian gencar keluar masuk dalam kemaluan-ku itu,..
” Yawda nanti aku telepon lagi ya,..kamu tenang aja ya, sabar,.. “
” Iya, nanti beres semuanya aku telepon,,.. ” aku berusaha bertindak sewajarnya, aku berusaha semampu-ku untuk tak mendesah..
” Ngomong terus,.. ” Ancam Pak Ramses,..
Aku tertegun menatapnya, namun matanya penuh kemarahan, aku terpaksa mengikuti apa yang dia ingin-kan,..
” Aku takut Ry,.. Mamah juga belum keluar dari kamarnya,.. ” Kali ini aku lebih lancar berbohong, Pak Ramses melepaskan jemarinya dari selangkangan-ku,..
” Kamu sabar ya, gak usah terlalu takut ya,.. “
Namun Pak Ramses membuka celana-nya disebelah-ku aku terbelalak menyaksikan penisnya yang begitu besar dan berurat,..
Dia memegang kepala-ku,.
” Iya, aku tau,..tapi aku musti gimana ?? ” Baru aku selesai berbicara, ia melesakan penisnya dalam mulut-ku, aku berusaha menolak, namun ia menahan kepala-ku,.. aku terpaksa menelan penis itu dalam mulut-ku,..
” Ya kamu dengerin aja, apa kata Mamah-mu ya,.. toh gak akan ada apa-apa, yang pasti aku akan selalu ada dibelakang kamu, gak akan terjadi apa-apa koq sayang,.. ” Ryan menjawab tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi,.. ia tak pernah tau, kalau aku sedang mengoral penis lelaki lain saat ini, dan juga dia tak pernah tau kalau Mamh-ku sedang dikerjai oleh dua orang pembantu-nya,..
Pak Ramses melepaskan penisnya, memberikan-ku kesempatan berbicara,..
” Iya, doain aku ya yang,.. ” Aku berfikir cepat menjawab Ryan,..sementara kembali penis Pak Ramses menekan masuk dalam mulut-ku,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. kamu juga berdoa dulu ya biar semua baik-baik aja,. “
Pak Ramses kembali mencabut penisnya dari mulut-ku,..
” Iya Ry, yawda ya,..doain aku ya,.. ” Aku menjawab tergesa tak bisa seperti ini terus,..
” Iya aku pasti doain kamu,.. “
” CU,.. “
” Telepon aku begitu selesai ya,. ” Ryan mengingatkan,.
” Iya,.. ” Aku menjawab cepat, sementara Penis Pak Ramses kembali masuk ke mulut-ku,..
Kumatikan telepon itu, menatap protes ke Pak Ramses,. Aku berusaha menolak penis-nya yang berdenyut di mulut-ku, aku menarik kepala-ku, namun ia menahannya,..Ia menjengut rambut-ku, sementara ia mulai menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi mulut-ku..
Aku menatap kearah Mamah yang sedang dikerjai oleh Jarwo dan Arno,..Jarwo menggantikan Arno, penianya mulai ditekan masuk dalam tubuh Mamah, Mamah merintih merasakan penis Jarwo yang panjang itu mulai ditekankan masuk dalam tubuhnya, namun perlahan ia mulai menguasai keadaan, malah ikut menggerakan tubuhnya menghujam penis Jarwo,..
Perlahan sedikit demi sedikit aku pun ikut terbakar menyaksikan adegan persetubuhan itu, kulihat Mamah yang sedang melumat penis Arno dengan begitu lapar, menjejalkan penis-nya dalam mulutnya, menghisap penis itu sambil menggerakan kepalanya maju mundur sepanjang penisnya, tangannya ikut naik membantu mengocok penis Arno sambil terus menyetubuhi Jarwo, penis Jarwo sampai terlihat sedikit mengkilat terkena cairan dari vagina Mamah,..
Namun Pak Ramses sudah menyergap-ku sekarang, ia memeluk tubuh-ku, menciumi tubuh-ku, sambil melumat payudara-ku, mengigit kecil putingnya,. Aku menggelinjang merasakan sentuhan tubuhnya di tubuh-ku, aku mengigil-gigil kecil, aku mendesah beberapa kali,.. sementara jemarinya pun ikut merangsang-ku,.. jemarinya kembali bermain di vagina-ku, merangsang clitorisnya sambil memainkannya, satu jemarinya ditekan masuk yang membuat-ku mendesis tak tertahan, merasakan sebuah benda asing menekan masuk,.
Jemarinya bergerak membelah vagina-ku, perlahan mulai keluar masuk dalam vagina-ku, aku mulai bersandar di dada-nya, sementara jemarinya pun kian cepat keluar masuk,.. aku mendesah tak karuan merasakan rangsangan di vagina-ku itu, Sesekali Pak Ramses melumat bibir-ku, aku masihtak sudi menciumnya, kubiarkan lidahnya yang bermain-main di mulut-ku, namun tak sekalipun aku mau membalas ciumannya,..
Aku mendesis hebat, saat jemari kedua bergerak masuk, aku memekik tertahan, ketika kedua jemari itu bergerak tak karuan, sesekali melakukan gerakan memutar yang membuat-ku kian mengigil,.. gerakan jemari yang kian lama kian menggila itu membuat-ku terus mendesah tak karuan,.. perlahan gelombang-gelombang organsme kian menumpuk,..
Entah berapa lama ini berlangsung, yang dapat kupastikan hanya cairan cita-ku sudah mulai membasahi lapisan jok sofa dibawah-ku,.. aku membenamkan wajah-ku lebih dalam ke dada Pak Ramses, aku masih terus melenguh sampai akhirnya seluruh otot di tubuh-ku mulai mengerat,. Perlahan seluruh tubuh-ku bagai terjalari oleh perasaan ingin meledak, tubuh-ku menggelinjang-gelinjang hebat,.. nafas-ku yang memburu seirama dengan desahan-ku yang kian cepat hingga akhirnya aku mencapai organsme-ku yang pertama,..beberapa detik tubuh-ku bergetar diudara sebelum akhirnya ambruk kembali keatas sofa,..
” Wihhh gila keluarnya,.. he he he ” Celetuk Pak Ramses
Aku menarik nafas panjang, aku tahu tak mungkin semua selesai sampai disini,..
Dan benar saja Pak Ramses bergerak kebawah-ku, perlahan ia menarik satu kaki-ku keatas,.. menempel di dada-nya, sementara ia mulai mengarahkan penisnya kearah vagina-ku,..ia langsung menyodokan penisnya yang begitubesar dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan,. Perih dan masih sedikit ngilu,..
Aku menahan perut Pak Ramses,.. perut yang benar-benar kekar Berotot,. Memintanya perlahan memasukan penisnya dalam liang vagina-ku, tampaknya ia mengerti dan kemudian mulai kepala penisnya mendesak masuk, benar-benar terasa menekan, mendobrak masuk dalam liang kewanitaan-ku itu,
Namun apa yang terjadi sekarang, penisnya yang begitu besar sudah menggeletar di depan bibir kemaluan-ku, perlahan aku menggelinjang merasakan penisnya dengan dibimbing tangan kirinya mulai menekan masuk,.. Aku menutup mata-ku, perlahan kurasakan penis itu mulai mendesak masuk,..
” Ughh Pak,.. ” Aku mendesah menahan rasa perih-perih nikmat yang sedang melanda diri-ku, sementara disana kudengar suara desahan Mama yang sedang dikerjai Jarwo dan Arno, aku tak perduli aku menutup mata-ku, aku tak ingin menoleh melihat-nya, AKU TAK PERDULI dengan apa yang terjadi pada Mamah lagi, hati-ku terlanjur sakit..
” Gila sempit banget non,.. cowo non payah ya ?? ” Celetuknya,.. Panas kuping-ku mendengarnya,.. bukan cuma masalah ukuran-nya yang memang besar, tapi hati-ku pun jelas tak menginginkan persetubuhan ini sehingga membuat vagina-ku sedikit merapat, namun apa peduli Pak Ramses selain berusaha menekankan penisnya lebih dalam lagi,..
” Ahhh Pak,.. awww,.. ” penisnya terasa begitu penuh dalam vagina-ku, perih aku meringis sakit namun ada kenikmatan yang bersembunyi dibalik rasa sakit itu,..” Enak non, jepitannya mantap,.. ” Ia membisik,
” Wo, No,. Bu gila anak ibu ini, sempit banget, bisa denyut-denyut lagi kayak Mamahnya,.. ” Ramses berkoar,..
Aku menahan malu mendengar ucapannya,..
” Mang turunan Ram, ibu sama anak sama-sama hotnya,.. Ughhh…. ” Jarwo mendesis saat penisnya kembali hilang ditelan mulut Mamah,..
Aku tak melihat lebih jauh, aku sudah begitu sibuk dengan penis Pak Ramses yang mulai bergerak dalam vagina-ku, kurasakan penis yang begitu besar itu perlahan bergerak, meninggalkan mulut rahim-ku, menuju bibir vagina-ku sebelum kembali ditekan masuk yang membuat-ku kembali mendesah hebat,..
” Ughhh,.. ” Belum habis desahan-ku, sebuah hentakan kembali membuat-ku kembali mendesah hebat,.. lemas rasanya disetubuhi penis sebesar ini,.. kian lama, kian cepat juga Pak Ramses menyetubuhi-ku,.. penisnya bergerak kian cepat dibantu vagina-ku yang mulai basah,.. ia melumat payudara-ku satau menggerakan lidahnya menjilati wajah-ku,..
Tangannya pun tak mau berhenti, sesekali malahan bermain di clitoris-ku, yang membuatku kian mendesah tak karuan,..aku menutup mata-ku,.. sambil berusaha menahan jemari yang sedang menyetubuhi-ku dengan tangan-ku,namun aku tak berdaya melawan keinginannya, kian lama jemari itu bergerak kian cepat merangsang clitoris-ku itu, aku mengigil hebat merasakan rangsangannya yang benar-benar membuat-ku melayang-layang,..
Namun semua itu belum seberapa, hentakan penisnya yang kian lama kian cepat menyetubuhi-ku, kian bertambah cepat saat sepasang tangannya mencengkram bahu-ku,..hentakannya kian bertambah cepat dan kuat, aku memalingkan wajah-ku kekanan-kekiri terus berulang-ulang, pelampiasan kenikmatan berlebih yang kurasakan,
AKu benar-benar kesetan dibuatnya, penisnya melaju keluar masuk begitu cepat, sementara tubuh-ku terasa dirobek-robek oleh penis yang melaju tanpa sedikit rasa kasihan padaku yang terus menggeletar seperti ayam yang dipotong, tubuhku terus bergeletar-geletar hebat,..
Aku mendesah ketika aku tak kuasa mencegah organsme yang kurasakan, aku masih gemetaran saat kembali sebuah organsme lain melanda tubuh-ku, tubuh-ku menggelinjang tanpa henti,..selama beberapa menit punggung-ku naik ke udara merasakan organsme yang begitu dahsyat 3 kali aku mencapai klimaks dalam waktu yang berdekatan,.. aku langsung ambruk begitu badai organsme itu mereda,..
Tubuh-ku penuh keringat sementara penis dalam vagina-ku masih terasa begitu keras,.aku malas melihat wajah Pak Ramse yang sedang sibuk terkekeh menyaksikan ekspresi wajah-ku yang sedang dilanda kenikmatan tadi,.
” Enak non ?? ” dia bertanya,.. aku diam tak menjawab sementara dia pun masih sibuk menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi-ku,..
” Ganti gaya ya Non,.. ” Ia menggangkat tubuh-ku, memposisikan-ku menungging,.. aku membenamkan wajahku ke pegangan tangan sofa, lemas akibat rangkaian Organsme barusan,..
Aku memejamkan mata-ku, penis Pak Ramses mulai ditekannya masuk, sementara dalam posisi Doggy ini, tangannya dapat mencengkram erat pinggul-ku, dan penisnya bisa tenggelam lebih dalam lagi dari posisi sebelumnya..aku tak punya banyak pilihan selain pasrah menerima penisnya yang mulai ditekannya masuk,..
Kugigit bibir bawah-ku, sambil memejam-kan mata-ku erat-erat, kurasakan bagaimana penisnya mulai menyeruak masuk, aku mendesis tertahan, penisnya mulai masuk lebih dalam, lebih dalam lagi dari sebelumnya, berulang kali ia mencabut dan menekan masukan penisnya dalam vagina-ku, bisa dibilang ini kedua kalinya penis Pak Ramses masuk dalam tubuh-ku, namun masih terasa begitu besar,..perih tapi juga nikmat rasanya,..
Hentakan-hentakan bertenaga hingga membuat penisnya terpaku lebih dalam lagi, aku menatap lirih merasakan penisnya yang masuk begitu dalam,.. kurasakan jemarinya yang berulang kali menampar bokong-ku hingga kemerahan, aku hanya diam menahan rasa sakit itu,.. sebelum melolong panjang, saat satu hentakan kuat membuat penis Pak ramses masuk seluruhnya dalam vagina-ku,..
” Uhhhhh ” aku melolong hebat, merasakan denyutan penisnya yang masuk begitu dalam di vagina-ku,..ia diam sesaat seolah merasakan himpitan otot-otot vagina-ku yang kembali menjepit penisnya,..
Belum sempat aku melihat lebih banyak, Pak Ramses sudah mengoyangkan pinggulnya menghajar vagina-ku dengan penisnya yang menggeletar-geletar hebat,. Aku mendesah panjang saat penisnya itu mulai bergerak menyetubuhi-ku, aku memejamkan mata-ku merasakan penisnya yang keluar masuk dalam vagina-ku,.. lemas rasanya meraskan penisnya yang begitu cepat keluar masuk dalam vagina-ku, membuat-ku terus melolong-lolong merasakan penisnya yang mengobrak-abrik tubuh-ku,..
Aku meremas apa-pun yang bisa kuremas, sementara kian lama kian cepat juga Pak Ramses mengerjai-ku, dahsyat sekali, aku mendesah tak karuan, sementara keringat bercucuran dari wajah dan tubuh-ku, jemarinya tak hanya sesekali menampar bokong-ku, namun sesekali juga meremas-remas payudara-ku, meremas-remasnya dan menarik-narik putingnya,..
” Oughh, ughhh, ahhh,.. ” desahan-ku tak pernah berhenti meluncur keluar dari mulut-ku,
” Ya, terus begitu non,.. ” Tanpa sadar aku mengikuti irama persetubuhan Pak Ramses
Kian lama kian cepat ia memacu-ku penisnya tertambat kian dalam, kian kuat, kian bertenaga, aku melayang-layang tak karuan, sementara penis dalam vagina-ku mulai bergeletar-geletar kurasakan penis itu mulai berdenyut-denyut, hentakan penis Pak Ramses pun kian cepat membuat-ku kian belingsatan,..
Benar apa yang kuperkirakan, akhirnya beberapa saat kemudian mencabut penisnya,. Masih sambil mengocoknya di depan wajah-ku, ia meminta-ku membuka mulut lebar-lebar, penisnya disodokan masuk, persis sesaat sebelum memuntahkan spemanya dalam mulut-ku,.. sperma itu meleleh masuk dalam tenggorokan-ku tanpa bisa kucegah, hingga akhirnya penis itu mulai layu dalam mulut-ku,..
Aku masih berjuang menelan sperma yang terasa begitu menjijikan itu dalam mulut-ku, aku menelannya perlahan, sambil menahan rasa mual-ku,.. hingga akhirnya aku berhasil menelan semua sperma itu,.. aku langsung menjatuhkan tubuh-ku ke karpet dibawah, aku menelentangkan tubuh-ku sambil menarik nafas mengistirahat-kan tubuh-ku yang benar-benar kelelahan,.. sementara Pak Ramses berjalan kerah Mamah yang sedang sibuk menyelesaikan urusannya dengan Jarwo,..
Tak ada waktu istirahat, Masih lemas akibat diperkosa Pak Ramses tadi, kembali Jarwo dan Arno mendekati tubuh-ku,.. perlahan mengangkat tubuh-ku yang tadi tergeletak diatas karpet,. Mereka memaksa-ku setengah berdiri, sementara tubuh-ku condong menakan kepala bantalan punggung sofa,.. bokong-ku terangkat naik keatas,..
Arno yang kegirangan langsung mendekati-ku dan mengoyangkan penisnya yang sudah kembali keras sehabis menumpahkan muatannya pada Mamah tadi, aku mendelesir saat penis Arno bergoyang di bibir vagina-ku,..aku memejamkan mata, menunggu detik-detik penis Arno menekan masuk dalam vagina-ku,..
Aku menundukan kepala-ku, lemas.. aku dapat melihat penis Arno yang begitu keras itu mulai menekan masuk, aku menutup mata-ku lagi, kurasakan penis Arno yang mulai masuk , ditarik kembali, kembali masuk berulang-ulang sebelum akhirnya berhasil tenggelam dalam vagina-ku,.. tak sampai sedetik setelah penisnya berhasil kutelan,..
” Ughhh, awwww,.. ” Ia telah membuat-ku mendesah-desah hebat,..bergerak cepat pinggulnya menyetubuhi-ku, sementara penisnya meluncur begitu cepat keluar masuk dalam vagina-ku,
” Oughhh,.. hmmm.. ” Aku terus mendesah dibuatnya, sepasang kaki-ku terasa begitu lemas akibat serangkaian organsme yang kurasakan sejak tadi, tak hanya itu, tubuh-ku sudah terasa begitu pegal dan lelah, aku beruntung Jarwo masih duduk disebelah-ku, menatap-ku sambil tersenyum-senyum kecil, dengan penisnya yang masih setengah ereksi itu,..
Arno mengangkat kaki kiri-ku ke atas jok sofa, membuatnya lebih mudah menaruh kuda-kuda kaki-ku, membuatnya dapat kian cepat menggoyangkan penisnya keluar masuk dalam vagina-ku, mulut-ku terus menceracau tak jelas,.. aku memalingkan wajah-ku kearah Mamah, yang sedang berpelukan begitu mesra dengan Pak Ramses,..
” Nah itu non, non mau tau kan yang bisa kita lakuin kalo non gak ada,.. ” Jarwo terkekeh seolah mengerti apa yang sedang kupikirkan,..
Kulihat Mamah yang sedang mencium Pak Ramses, lidah mereka yang bertemu diudara, saling berpagutan, sementara penis Pak Ramses sedang dikocok-kocok oleh Mamah, jijik sekali bagi-ku melihat pemandangan itu,..
Jemari Pak Ramses bermain dibibir vagina Mamah, Mamah mendesis desis hebat sambil memainkan penis Pak Ramses dalam gengamannya, aku tak membayangkan saat Mamah sengaja menyodorkan vagina-nya ke kepala penis Pak Ramses, perlahan ia menggerakn batang penis itu menyelisir di bibir vagina-nya,.. ia menggelinjang-gelinjang merasakan penis yang menekan di mulut vagina-nya itu…
” Ughhhmmm ” aku melolong hebat, kurasakan penis Arno yang kian cepat menyetubuhi-ku,..aku mencengkram betis-ku sendiri sebagai pegangan tubuh-ku,.. kian lama aku kian menunduk, sementara penis Arno kian cepat keluar masuk dalam vagina-ku,..Sama seperti yang dilakukan Pak Ramses tadi, tiba-tiba Arno menarik rambut-ku, membuat wajah-ku menegadah keatas sementara ia seperti seorang Joki yang sedang memacu kudanya,..
Aku menahan payudara-ku yang terguncang sejak tadi, sesekali aku meremasnya sekedar pelampiasan kenikmatan yang aku rasakan, aku mengigil hebat merasakan persetubuhan yang begitu dahsyat sejak tadi,..
Jarwo tertawa melihat apa yang kulakukan, memendam rasa malu-ku pun memindahkan tangan-ku yang tadi meremas-remas payudara-ku sendiri ke tangan Arno yang kekar,.
” Ughh, hmm.. ” Aku terus mendesah tak karuan,..
Cengkaraman-ku kian kuat di tangan Arno, kuku-kuku-ku yang panjang mungkin sedikit menggores lengannya, namun ia tak perduli dan terus menghujamkan penisnya dalam vagina-ku terus-terus, membuat ku kian tak tahan untuk menahan gejolak birahi yang menguasai tubuh-ku,..
Sebelum akhirnya tubuh-ku bergetar hebat, seluruh tulangku berderik sementara penis Arno keluar masuk kian cepat menyetubuhi-ku, aku meremas jok Sofa itu kuat-kuat, sebelum melolong hebat, saat aku mencapai klimaks untuk kesekian kalinya,..
Aku sampai terjatuh membenamkan wajah-ku kelelahan,.. nafas-ku tersengal-sengal, sementara Arno yang nampak belum puas mengerjaiku, kembali mengangkat tubuh-ku, membimbing-ku turun dari sofa, sementara ia berbaring diatas karpet dekat meja sofa itu,.. aku duduk diatas perutnya, sebelum ia membimbing selangkangan-ku kearah penisnya,..
Jemarinya menegakan penisnya, sementara tangan yang satunya menekan tubuh-ku turun, menelan penisnya dalam vagina-ku,.. masih ngilu akibat organsme yang tadi, namun mana mungkin mereka perduli dengan apa yang kurasakan, perlahan aku mulai menurunkan pinggulku,. Sementara penisnya mulai tertelan dalam vagina-ku menusuk masuk kian dalam, hingga aku dapat mendaratkan bokong-ku ke pahanya,..
Aku bertumpu di dadanya, sementara sepasang tangan Arno mencengkram perut-ku, mengatur gerakan tubuh-ku maju mundur, penisnya mulai bergerak-gerak dalam vagina-ku searah dengan gerakan pinggul-ku yang maju mundur menyetubuhi-nya, aku mendesah merasakan gerakan penis di dalam vagina-ku sana
Kugerakan jemari-ku kearah puting Arno, perlahan aku melingkar-lingkarkan jemari-ku sebentuk puting dada-nya itu, sementara selain gerakan tangannya yang memaju mundurkan pinggang-ku, kini ia turut menghentakan tubuhnya hingga penisnya bisa masuk lebih dalam dan lebih cepat dibanding hanya dengan gerakan tangan-nya tadi..
Jelas aku tak lagi bisa dalam posisi seperti tadi, kini aku harus bertumpu dada tanganya, setengah berjongkok untuk ikut menggerakan pinggul-ku naik turun, kian lama kian cepat sementara aku hanya bisa menutup mata-ku sambil mendesah panjang, sepanjang gerakan naik turun yang dilakukan oleh Arno,..
Aku memegang telapak tangannya, sementara aku kian aktif mengerakan tubuh-ku naik turun menyetubuhi Arno, sisa-sisa organsme yang membuat ngilu tubuh-ku tadi mulai tak terasa, yang terasa hanya tinggal rasa lelah saja,.aku memalingkan wajahku, menatap Mamah yang kini sedang dikerjai oleh Pak Ramses,..
Mamah mengangkat betis kananya tinggi-tinggi sementara Pak Ramses begitu bernafsu menyetubuhi Mamah dari belakang, penisnya bergerak begitu cepat, tangannya meremas di payudara Mamah, sementara keduanya berciuman dengan begitu bernafsu,.
Sesekali aku membenarkan rambut-ku yang tersibak kesana-kemari, aku mendesah tak karuan merasakan desakan penisnya yang begitu keras menekan masuk, aku menggelinjang-gelinjang hebat,berushaa menahan desakan organsme yang kian kurasakan..
” Geser Non ” tiba-tiba Arno menghentikan pacuannya,..
Ia menunggingkan tubuh-ku, sebelum kembali menekan masuk penisnya dalam vagina-ku, aku memejamkan mata-ku, merasakan penis yang kembali ditekan masuk itu,..
Tangannya mencengkram pinggul-ku erat-erat, sementara Kakinya segaris dengan pinggul-ku hingga membuatnya sekilas seperti seekor gorilla yang sedang menyetubuhi pasangannya,…
Pacuannya begitu cepat, sementara tangannya seseklai berpindah dari pinggul-ku ke payudara-ku, aku menggelinjang hebat merasakan remasan-remasan di payudara-ku ditambah lagi penisnya yang bergerak begitu cepat keluar masuk dalam vagina-ku,..
Jarwo berdiri didepan-ku sekarang, dengan penisnya yang sudah mengacung tegak,. Aku menunggu sesaat, menunggu ia menyuruh-ku mengoral penisnya itu, aku tak mau terlihat begitu murahan dihadapan mereka,.. ” Ayo non,.. isepin,.. ” Kata yang sudah kutunggu,..
Kuraih batang kemaluan itu, sebelum kubimbing masuk dalam mulut-ku, kujilati kelapa penisnya dengan lidah-ku sambil kukocok-kocok dengan tangan-ku, kujilati seluruh peemukaan batang penisnya, sebelum kusedot kuat-kuat hingga lesung pipit-ku kian memalung,..
Aku mengoral penis Jarwo, sebagai pelampiasan desahan-ku yang begitu kencang, aku tak mau kelihatan begitu murahan yang mendesah begitu kencang disetubuhi oleh Pak Ramses disebelah sana,..
Hingga akhirnya penis Arno menggelater-geletar di dalam vagina-ku, penis itu bertambah keras sambil menggejang,.. Arno langsung menarik lepas penisnya sambil menarik kepala-ku dari penis Jarwo,..
” Setan lu No,.. ” Jarwo terkekeh,..
Sementara Arno mengocok-ngocok penisnya sendiri, sambil mendesah-desah tak karuan, aku membuka mulut-ku lebar-lebar bersiap menerima muntahan lahar Arno,..
” Crett,.. Crettt Crettt… ” Beberapa kali tembakan sperma Arno menelan masuk dalam mulut-ku, aku berusaha menelan sperma itu perlahan, kutelan sedikit demi sedikit sebelum kembali aku harus menjalankan ritual, membersihkan penis Arno yang penuh dengan lelehan sperma bercampur cairan cintaku sendiri itu,..
Aku menarik nafas panjang berusaha mengistirahatkan diriku semaksimal mungkin, aku tahu sebentar lagi giliran Jarwo menggarap-ku,.. aku mengatur nafas-ku dan berusaha menetralisir rasa letih yang begitu melanda diri-ku,..
Benar saja, belum berkurangbanyak rasa lelah-ku saat Jarwo membaringkan tubuh-ku diatas karpet,..” Sekarang saya ya non,, he he, kangen ma jepitan non,.. ” wajah-ku merah mendengar hinaan itu,.. aku menatap Mamah yang sedang dalam posisi WOT sementara bergerak begitu erotis mencium dan membiarkan Pak Ramses menyusu di payudara-nya,..
Jarwo menarik betis-ku, membimbing perlahan penisnya masuk dalam vagina-ku, aku merintih merasakan penisnya yang tak berpa besar tapi panjang itu menekan masuk,. Menyentuh bagian yang tadi belum digarap, rasanya pedih namun juga membuat tubuh-ku panas dan gatal,.. aku tak perlu menunggu lama, menunggu Jarwo mulai menggerakan pinggul-nya menggarap-ku,..
Kedua betis-ku diangkat kepundaknya, posisi kesukaannya saat menyetubuhi-ku, sementara sepasang payudara-ku terguncang-guncang karena Jarwo menggarap-ku begitu kesetanan,.. gerakan-nya begitu cepat sambil terus menyetubuhi-ku, sesekali ia menghisap payudara-ku dan memainkan putingnya, membuat-ku tambah menggelinjang merasakan permainan lidahnya di payudara-ku,..
Aku hanya bisa melenguh-lenguh saja, kurasakan penis dalam vagina-ku itu kian lama kian cepat memacu-ku, gerakannya tak beraturan kadang cepat kadang perlahan, terkadang ditambah lagi sodokan-sodokan kuat seperti kebiasaanya yang membuat-ku kian tenggelam,..
Namun aku sudah begitu kelelahan,..aku mendesis menahan rasa nyaman, birahi yang mulai menumpuk kembali dalam benak-ku, aku yakin wajah-ku sudah kuyu, dengan keringat disekujur tubuh-ku, aku terus mendesah sementaraArno ikut-ikutan memainkan payudara-ku,..
Terus meremasnya seperti barang milik pribadinya sendiri, payudara-ku terus dimainkannya, sementara penis Jarwo masih terus memacu-ku, aku tersentak saat sebuah Organsme kembali menghajar-ku,..
” Ughhhh,.. ” Aku mendesah dalam sela-sela tenggorokan-ku yang sudah kering, haus dan lelah, tubuh-ku serasa patah saat aku kembali bergetar-getar,.. pikiran-ku mulai kacau entah berapa lama berlalu, aku pun tak sadar sempat pingsan selama beberapa menit kelelahan, hingga akhirnya sperma Jarwo meleleh dalam vagina-ku, kurasakan semburan hangat spermanya dalam vagina-ku, aku mendesis tertahan, suara tawa dan ejekan-ejekan mereka tak lagi sanggup kudengar,.. desahan Mamah yang masih digarap oleh Pak Ramses mulai memudar, aku menutup mata-ku, tak lama hingga aku mulai tertidur..
Entah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya aku tersadar,namun masih ku-tutup mata-ku, menahan air mata yang mengalir, cahaya matahari senja mengintip dari balik tirai jendela ruang kerja Papah,.. Mamah pergi entah kemana, aku terbangun dengan sebuah surat pemintaan maaf dari-nya, entah ia pergi kemana, yang pasti Jarwo, Arno dan Ramses ikut lenyap dari rumah ini,..
Aku menghubungi Sari sekretaris Papah meminta dicarikan petunjuk sesuai yang Mamah katakan dalam suratnya, tak lama ia balik menghubungi-ku, aku hanya mengikuti saja petunjuk Mamah disuratnya untuk menghubungi Sari, beberapa kalimat dalam surat Mamah menyiratkan Papah telah berulang kali membohongi keluarga ini, SMS Sari menguatkan apa yang dituangkan Mamah melalui surat-nya,..
Papah berulang kali pergi ke satu kota yang sama, Surabaya 2-3 kali dalam satu bulan ini, padahal setahu-ku Papah tak pernah mengatakan pergi ke Surabaya beberapa bulan terakhir, ada apa ini sebenarnya,.. berbagai pikiran buruk kembali menghantui pikiran-ku, aku kian tak mengerti di dunia seperti apa sebenarnya aku hidup,..
Apa aku harus menyusul ?? Apa aku harus kembali ke kota tempat aku dibesarkan itu ??
Ponsel-ku berdering, Ryan…
Aku ragu mengangkat teleponnya, sudah berulang kali ia menelepon-ku sejak terakhir dia menelepon-ku tadi,.. kali ini aku benar-benar tak berani mengangkatnya,.. 23 SMS dikirimnya aku pun tak berani membalas,.. aku mendiamkan panggilan itu, aku tak berani bertemu dengannya sekarang, aku tak tahu apa reaksinya bila tahu siapa aku sebenarnya, aku,. aku bisa saja berbohong lagi padanya,,.
Tapi kalau aku terus membohongi,.. harus sampai kapan aku terus membohonginya,.. dan kalau aku mengatakan yang sebenarnya apa dia masih tetap melihat-ku seperti kemarin, dan hari-hari yang lalu ?? Aku takut kalau lagi-lagi harus kehilangan, bukan sekedar kehilangan apa yang aku sayangi saja, tapi juga kehilangan harga diri-ku di mata orang lain,.. aku takut,..
Aku berfikir beberapa saat, kubulatkan tekad-ku, aku ingin mengakhiri semuanya, apapun resiko terburuk yang mungkin akan kuterima, sekarang atau nanti sama saja, suatu saat pun aku harus menghadapinya,.. aku mengambil ponsel-ku, kucari nama Eliza di ponsel-ku, aku menarik nafas panjang sebelum menekan tombol call,..
Terhubung,..
Aku berbicara beberapa saat dengan-nya,..
Sebelum akhirnya aku bangkit berdiri, aku menuju kamar-ku,. membenahi pakaian-ku, setelah mengecek jadwal pemberangkatan pesawat menuju Surabaya, yang aku tahu./aku harus ke Surabaya sekarang, menyusul Papah, mencari kebenaran dari semua ini,…



xXx STORY : JENNIFER : Cerita Bokep, Pada: Jumat, Juni 29, 2012
Copyright © 2015 CERITA DEWASA Design by bokep - All Rights Reserved