Suatu hari di suatu sekolah menengah atas tepatnya di ruang kepala sekolah tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya yang nyaman.
Namanya Pak Risman Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Pak Risman menjadi kepala sekolah di SMA tersebut. Namun entah mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum. "Mungkin ini gara-gara film porno yang aku tonton tadi malam",begitulah pikirnya. Sejak pagi tadi Pak Risman tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para guru-guru perempuan di sekolah tersebut. "Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh sexy mereka". Kata-kata itu selalu muncul ketika Pak Risman bertemu dengan para guru perempuan di sekolah itu yang rata-rata masih muda.
Hingga suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya bagaimana cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di sekolah itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para guru wanita di sekolah tersebut naik ranjang.
Jam istirahat sekolah telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bell tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin sekolah, begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor guru. Begitupun tak ketinggalan dengan Bu Ernita, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa inggris di sekolah itu, berusia 28 tahun, berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dengan jilbab yang selalu melindungi kepalanya, tak ketinggalan kacamata yang menambah anggun wajahnya.
Hari itu Bu Ernita tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor guru. Ada Pak Hamdan dari bagian kurikulum dan juga Bu Astri yang mengajar mata pelajaran matematika. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga sekolah di sekolah tersebut. "Maaf ganggu nih, Bu Ernita dipanggil sama Pak Risman katanya bu" Mang yono langsung memotong pembicaraan mereka. "Wah ada apa ya mang? Tumben nih Pak Risman panggil saya" sahut Bu Ernita dengan senyuman manisnya. "Waduh bu,saya juga kurang tau" jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-guru yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Bu Ernita yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan. "Hmmm...baik Mang saya sebentar lagi kesana" sahut Bu Ernita sambil kemudian berpamitan kepada Bu Astri dan Pak Hamdan.
"Tok...tok...tok.." Pintu ruangan kepala sekolah itu diketuk dari luar, sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam abu-abu has pengajar dan berkerudung putih dengan kacamata yang menghiasi wajahnya. "Oh...Bu Ernita, mari silakan duduk bu" suara berat menyambutnya. "Bapak panggil saya ada keperluan apa ya?" sahut Bu Ernita sambil duduk didepan meja kepala sekolah tersebut. "Eh anu bu ada hal penting yang harus saya sampaikan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu" kata Pak Risman dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin. "Oh...hal penting apa pak?" Bu Ernita tampak penasaran.
Pak Risman mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru khususnya para guru honorer di sekolah tersebut. Menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di sekolah tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan staff pengajar.
"Jadi artinya saya diberhentikan pa"? Bu Ernita mulai bertanya. "Bisa ya bisa juga tidak" jawab Pak Risman tenang. "Jadi bagaimana Pa?" Bu Ernita mulai penasaran. "Saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu" jawab Pak Risman dengan jumawa.
Lalu Pak Risman mulai menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut, bagaimana cara penilainnya dan sebagainya. Bu Ernita tampak serius mendengarkan penjelasan dari Pak Risman, hingga suatu saat bu Ernita mulai penasaran dengan apa yang dikatan kepala sekolah tersebut. "Tapi jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap mengajar di sekolah ini" itulah kata-kata terakhir dari penjelasan pak Risman yang panjang lebar. Dengan penasaran dan wajah bersinar bu Ernita pun bertanya, "apa itu pa?". "Ibu harus mau tidur dengan saya" jawab pak Risman dengan tenang dan senyum menjijikan.
Bagai petir di siang bolong bu Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu. "Jangan harap itu terjadi Risman" ucap guru bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. "Ternyata kau sangat menjijikan" lanjutnya.
Namun amarah bu Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh pak Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi. "Hmmm...baik kalau itu mau bu Ernita, saya tidak apa-apa jika ibu menolak" ungkapnya dengan tenang. Lalu sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan. "Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal" ungkapnya dengan senyum memuakan. "Silahkan ibu pikirkan kembali".
Bu Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja. "Siapa yang akan menafkahi keluargaku?" Pikirnya. Pikiran bu Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada diruangan kepala sekolah mesum ini.
"Bagaimana bu Ernita? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?" Tanya pak Risman dengan senyum yang menjijikan. "Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang sekolah disini ya bu" ujarnya dengan masih mengembangkan senyum khasnya.
Dengan tak berkata apapun bu Ernita meninggalkan ruangan kepala sekolah tersebut, langkahnya lemah tak bergairah. Beberapa murid dan sesama guru yang menyapanya ia jawab seadanya dan dengan senyum yang dipaksakan. Sampai pada suatu ketika ia berpapasan dengan bu Linda, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa indonesia yang juga seorang janda muda belum mempunyai anak yang dikenal banyak orang sebagai wanita yang gampang diajak naik ranjang. Dalam pikiran bu Ernita terbersit jika bu Linda ini bisa jadi orang yang lolos seleksi kepala sekolah mesum itu. Lalu mulai timbul rasa iri di hati bu Ernita. "Inilah dia sainganku" bekitulah kira-kira pikirnya.
"Eh bu Erni, katanya tadi pak Risman manggil ibu? Ada apa ya? Terus katanya semua guru juga akan dipanggil menghadap, ada apa bu?" Tanya bu Linda nyerocos. Lalu bu Ernita pun menceritakan hal yang dibicarakan bapak kepala sekolah itu tadi akan tetapi iya tidak menceritakan semuanya apalagi tentang ajakan jalan pintas pak Risman terhadap dirinya.
"Wah...bu Erni bisa jadi sainganku nih" ucap bu Linda jujur. "Ah bu Linda saya pamit dulu, anak-anak sudah nunggu pelajaran saya di kelas" jawab bu Ernita tak menanggapi ucapan bu Linda sambil beranjak menuju ke kelasnya.
Waktu tak terasa berlalu, bel tanda jam pelajaran terakhirpun sudah berbunyi. Para murid berhamburan meninggalkan sekolah tersebut, begitupula para guru. Di ruang guru hanya tersisa beberapa orang guru saja yang sekarang tengah bersiap pulang tak terkecuali bu Ernita. "Bu Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak bu indah seorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab bu Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang. "Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap bu Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis bu Ernita.
Bu Ernita mengambil ponselnya dan memberi tahu suaminya di rumah jika ia kemungkinan pulang agak sore dikarenakan ada rapat dengan staff guru di sekolah, dan tentu saja itu berbohong.
Bu Ernita keluar dari ruang guru, namun ia berbelok ke ruang kepala sekolah setelah melihat-lihat kanan kiri dan memastikan tidak ada yang melihatnya ia mulai mengetuk pintu ruang kepala sekolah tersebut. "Masuk bu Ernita" suara dari dalam menjawab ketukan dipintu ruangan tersebut seakan-akan yang didalam tahu kalau yang datang itu dirinya.
"Hmmm...bu Ernita,mari bu sini dan kunci pintunya" ucap pak Risman yang melihat bu Ernita masuk ruangannya. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya bu Ernita menurut mengunci pintu dan menghampiri pak Risman yang tengah duduk di sofa ruangan kepala sekolah tersebut sambil menikmati sebatang rokok. Hatinya menjerit lirih, hari ini ia akan menghianati suaminya dan menyerahkan kehormatannya. "Maafkan mamah pah" begitulah kata hatinya ketika mengingat suaminya.
"Oh bukan disitu bu duduknya,tapi disini" ungkap pak Risman sambil menepuk-nepuk pahanya ketika melihat bu Ernita hendak duduk di sofa. Dengan gontai bu Ernita melangkah mendekati pa Risman dan mendaratkan pantatnya yang semok itu menyamping dipangkuan pak Risman.
"Sudah lama saya menginginkan ini bu Ernita, ibu terlihat sangat sexy dan menggairahkan" ucap kepala sekolah tersebut sambil merangkulkan tangan kirinya di pinggang bu Ernita dan mengelus bongkahan pantatnya yang semok. Tak ketinggalan tangan kanannya mengelus pipi bu Ernita dan mengusap air matanya lalu berakhir di daun telinga yang tertutup kerudung putih. "Tak usah menangis bu, nikmati saja" ucap pak Risman sambil kembali mengusap air mata bu Ernita. Dengan suara bergetar bu Ernita akhirnya angkat bicara "sudahlah pak jangan merayu, kita mulai saja agar semuanya cepat selesai dan bapa puas".
Pak Risman menyeringai penuh kemenangan, lalu dengan tangan kirinya dia mendorong kepala bu Ernita yang memakai jilbab tersebut ke arahnya dan mulai mencium bibir ranum dan tipis bu ernita. Tangannya mulai menjamah semua bagian tubuh bu Ernita. Tanpa disadari bu Ernita gairahnya mulai merangkak naik seiring dengan usapan dan jamahan tangan pak Risman ditubuhnya.
Ciuman mulai berubah menjadi pagutan. Air mata bu Ernita mereda, sekarang ia mulai melayani pagutan-pagutan ganas pak Risman. Bunyi kecipak air liur mulai terdengar bahkan sayup-sayup mulai terdengar desahan bu Ernita ketika pak Risman meremas payudarnya dengan kasar dari balik seragam. "Ohhhh..ahhh...yaaahhh" desahan bu Ernita mulai keluar. Rupanya pak Risman sangat piawai memancing gairah perempuan, terlihat dari gerakan bu Ernita yang tadi tampak terpaksa justru sekarang berbalik menjadi memaksa pak Risman untuk bercumbu dengannya.
Tanpa sadar jari-jari lentik bu Ernita mulai mempereteli kancing baju pak Risman. Ia sangat bergairah dan ingin segera mengeluarkan hasrat yang paling liar dari dalam dirinya yang selama ini dikenal sebagai sosok pengajar yang alim. Air liur keduanya bercampur bahkan tampak meleleh di dagu keduanya.
"Oh bu Ernita...kau sangat bergairah sekali" ucap pak Risman disela-sela pagutannya. "Jangan banyak omong pak, mari kita selesaikan" jawab bu Ernita beringas.
Pergumulan itu berlanjut. Pak Risman kini sudah bertelanjang dada. Perut buncit dan dadanya yang berbulu itu kini sedang dijilati bu Ernita dengan buas. Tak ketinggalan tangan kanan pak Risman kini tengah memainkan vagina bu Ernita dari balik celana panjang abu-abu yang senada dengan bajunya. Tangan bu Ernita tanpa sadar mempereteli kancing bajunya sendiri dan membukanya, tak ketinggalan juga ia membuka BH-nya. Seakan mimpi pak Risman memelototi payudara ranum berputing coklat indah yang meloncat dihadapannya. Bu Ernita melepaskan pagutannya, lalu kedua tangannya meraih kedua payudara ranum itu dan meremasnya, pandangan sayu dan senyum menggoda mengembang, dengan kerlingan mata binal ia melirik pak Risman dan dengan desahan lirih ia mulai berkata menggoda "ko diliatin terus pak? Inikan jalan pintas buat saya agar tidak bapak pecat? Ayo nikmati pak Risman yang terhormat" seru bu Ernita sambil tidak hentinya meremas payudara ranumnya.
Dengan tangan bergetar pak Risman menggerakan tangannya menggapai payudara bu Ernita yang tadinya sangat terpaksa justru sekarang tampak binal. Ia seperti merasa ini mimpi. Awalnya ia berpikir kalau bu Ernita akan susah untuk ditaklukan.
Kini pak Risman tengah asik menyusu di payudara bu Ernita yang sedang mendesah seperti orang kepedesan menikmati lumatan dan sedotan mulut pak Risman dipayudaranya.
Keduanya mulai tak sabar. Pak Risman menurunkan bu Ernita dari pangkuannya dan dengan terburu menelanjangi dirinya sendiri. Begitupun bu Ernita yang membuka celana panjang dan CD hitamnya dengan gaya yang menggoda sambil duduk diatas sofa ruangan kepala sekolah tersebut yang walaupun ber-AC tapi kini malah terasa sangat panas bagi mereka berdua.
Bu Ernita tampak kaget sekaligus kagum ketika pak Risman sang kepala sekolah mesum berdiri dihadapannya sambil mengocok pelan kemaluannya. "Hmmm...ah besar sekali pak" ucap bu Ernita sambil menggerakan tangannya menggapai kemaluan pak Risman lalu mengocoknya dengan lembut. Dalam pikiran bu Ernita ia sangat mengagumi kemaluan kepala sekolahnya yang besar dan panjang, bahkan telapak tangannya pun tak mampu untuk menggenggamnya, "ini sangat berbeda dengan kontol suamiku, ini sangan panjang, besar, hitam dan berotot. Yah...inilah kontol yang selama ini aku inginkan mengobok-obok memekku" itulah pikir bu Ernita. "Bu Ernita,maukah ibu nyepong kontol saya?" Pertanyaan pak Risman mengagetkan lamunan bu Ernita lalu ia mengangguk dan tersenyum menggoda. Bu Ernita menyuruh pak Risman duduk di sofa dan menaikan kakinya mengangkang. Lalu ia turun dan berlutut didepan pak Risman yang tengah mengangkang di atas sofa. Bu Ernita mulai memperlihatkan kehebatannya memuaskan kaum pria. Ia jilat semua bagian kemaluan pak Risman mualai dari biji pelir hingga ujungnya dan diakhiri dengan kuluman dan sedotan yang dahsyat.
Beberapa menit berselang pak Risman menyudahi bu Ernita yang tengah asik melumat kemaluannya. Ia suruh bu Ernita naik ke atas sofa dengan kepala dan tangan ada di sandaran sofa tersebut dan tubuh menungging menunjukan lubang kemaluan yang berbulu tipis dan lubang anus yang coklat mengerucut menggoda menawarkan berjuta kenikmatan. Tanpa disangka wajah berjilbab itu menoleh dan tersenyum ke arah pak Risman yang tengah mengagumi semoknya tubuh telanjang guru bahasa inggris ini. "Pak, ko saya jadi kaya pelacur?" Ucap bu Ernita dengan senyum dan desah menggoda. "Kamu memang pelacur bu Ernita. Pelacur buat saya" ungkap pak Risman sambil membenamkan wajahnya di pantat semok bu Ernita. Dengan buas pak Risman menjilati dan menyedot lubang vagina bu Ernita, bahkan sesekali ia juga menjilat lubang anus bu Ernita. Diperlakukan seperti itu bu Ernita sangat senang hatinya malah berbunga dikatakan sebagai pelacur, bahkan ketika jari telunjuk tangan kanan pak Risman menerobos lubang anusnya sambil menyedot lubang vaginanya ia malah mendapatkan orgasme yang hebat sehingga air kenikmatannya menyembur membasahi wajah kepala sekolah tersebut. "Ahhhh...ahhh...nikmat sekali pak..hmmm..." Desah bu Ernita ketika orgasmenya tiba.
Dengan lemas bu Ernita membalikan badannya dan duduk menyender di sofa, begitupun dengan pak Risman. Mereka duduk berpelukan mengistirahatkan sejenak tubuh mereka. Sambil istirahat tak henti-hentinya bu ernita mengelap wajah pak Risman yang semakin jelek karena terkena semburan air kenikmatan miliknya, dan sesekali menciumi laki-laki mesum tersebut.
"Wah kayanya bu Ernita berbakat jadi pelacur,gimana kalau saya jadi germonya" terang pak Risman dengan cengengesan. Tapi bukannya marah dengan perkataan tersebut bu Ernita malah menanggapinya dengan santai dan nampak senang. "Aaa..bapak"," tapi kalau saya jadi pelacur masih boleh kan saya ngajar disekolah ini pak, siapa tau sambil ngajar saya bisa sambil melacur buat murid,guru dan staff di sekolah ini...kan lumayan".
"Waduh bu Ernita ini jadi seneng ya kalau banyak yang ngentot" tanya lagi pak Risman sambil tangannya tak berhenti meremas payudara bu Ernita."Sssst...udah ah pa, denger entot-entotan rame-rame saya jadi pengen ni" jawab bu Ernita dengan kerling menggoda.
Selang beberapa menit merekapun kembali berpagutan panas, dan tak lama kemudian pak Risman mengatur posisi bu Ernita diatas sofa. Ia kembali ditunggingkan. Sementara pak Risman telah siap dibelakang bu Ernita dengan kemaluan tegak mengacung didepan lubang vagina bu Ernita yang menungging menantang. "Bu saya tusuk sekarang ya" sambil berkata demikian pak Risman mendorong kemaluannya memasuki vagina legit bu Ernita.
Tampak bu Ernita memejamkan mata dan membuka mulutnya membentuk huruf O merasakan mili demi mili kontol panjang, hitam, besar,dan berurat milik pak Risman memasuki vaginanya. Setelah ujung kemaluan pak Risman terbenam semua didalam vagina bu Ernita, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi pijatan dan kehangatan vagina guru bahasa inggris tersebut. Setelah dirasa cukup, pak Risman mulai menggerakan pinggulnya secara perlahan.
Tiap detik berlalu penuh kenikmatan. Pak Risman terus meningkatkan tempo genjotannya di Vagina bu Ernita yang legit, hangat dan basah. Desahan mulai terus terdengar di ruangan tersebut. Bu Ernita mengimbangi kebrutalan genjotan pak Risman dengan goyangan pinggulnya. Selang 5 menit mereka berganti gaya. Kini gantian bu Ernita berada diatas, dia memamerkan goyangan erotisnya dalam memuaskan pak Risman. Sambil meremasi payudaranya ia bergoyang dan selang beberapa menit bu Ernita mendapatkan orgasmenya kembali diatas tubuh pak Risman. Kali ini pak Risman tidak mau memberi bu Ernita kesempatan beristirahat, ia membalikan posisinya dan langsung menghajar vagina bu ernita dengan kemaluan besarnya. "Aaaahhh...ohhh...ampun..yah..enak...oh" desahan bu Ernita mulai tak terkendali,orgasme-orgasme susulan datang bertubi-tubi hingga akhirnya pak Risman menggeram sambil memuntahkan lahar kenikmatannya didalam tubuh ibu guru bahasa inggris tersebut, tubuh buncitnya ambruk menindih bu Ernita. Hingga selang beberapa menit ia mencabut kemaluannya tersebut dan berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai ruang kepala sekolah tersebut.
Setelah keduanya beristirahat sejenak dan berpakaian tak ada satupun yang berbicara hingga bu Ernita mulai mengeluarkan suara yang terdengar bergetar. "Bagaimana, apa bapak puas? Apa saya berhasil melewati seleksi ini pak". Pak Risman terkekeh menjijikan, lalu memeluk bu Ernita dan berbisik, "saya sangat puas bu, tapi ibu masih punya lubang satu lagi yang belum saya coba". "Sekarang kita pulang bu, suami bu Ernita sudah nunggu pastinya di rumah, mungkin besok atau lusa saya cicipi lagi ya".
Perasaan kesal mulai timbul kembali di hati bu Ernita, ia merasa dipermainkan oleh pak Risman.
Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa perasaan berbeda dikedua hati mereka. Namun tanpa mereka sadari setelah mereka beranjak dari ruangan itu nampak seseorang cengengesan sambil menonton video dalam ponselnya hasil rekamannya sendiri.
Jam menunjukan pukul 09.30. Di waktu yang masih relatif pagi itu dua insan berlainan jenis sudah mengumbar birahi. Tepatnya di ruang kepala sekolah suatu sekolah menengah atas. Ya siapa lagi kalau bukan pak Risman si kepala sekolah mesum dan si semok bu Ernita sang guru bahasa inggris.
Saat itu bu Ernita tengah menungging di sofa ruang kepala sekolah, pakaiannya masih lengkap hanya beberapa kancing baju seragam mengajarnya saja yang terbuka dengan BH tersingkap sehingga menampakan payudara mulusnya bergelantungan kesana kemari. Begitupun dengan jilbab yang selalu ia kenakan masih menutupi kepalanya. Akan tetapi kejanggalan nampak pada celana panjang warna coklat yang senada dengan baju seragamnya. Celana itu hanya menggantung sebatas lutut guru semok itu, tak ketinggalan dengan CD bu Ernita yang bernasib sama dengan celana panjangnya.
Di belakang wanita itu tampak seorang pria buncit berkulit sawo matang berusia 45 tahun tengah menyodok-nyodokan kemaluan besar, hitam dan panjangnya ke lubang nikmat nan legit milik guru bahasa inggris semok tersebut.
Kurang lebih sudah 30 menit mereka mengumbar nafsu di ruangan tersebut. Bahkan sudah dua kali bu Ernita mengalami orgasme oleh kemaluan sang kepala sekolah mesum itu. Cairan putih licin dan lengket yang keluar dari vaginanya kini meleleh di paha bu Ernita. Suara kulit paha membentur pantat kenyal terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan bu Ernita.
Ini baru hari kedua bu Ernita digauli pak Risman, dimana kemarin siang untuk pertama kalinya dia menyerahkan kehormatan yang selama ini dia jaga dan hanya dia berikan untuk suaminya kepada pak Risman dengan diiming-imingi lolos seleksi pengajar di sekolah itu yang tentu saja itu hanya akal-akalan pak Risman untuk menikmati tubuh sexy, semok dan menggiurkan bu Ernita. Namun biarpun baru dua kali bu Ernita digagahi kepala sekolahnya tersebut ternyata ia sudah mulai ketagihan dengan ukuran kemaluan pak Risman yang jauh lebih panjang, besar dan lebih perkasa dari suaminya. Ia kini tampak pasrah dan menikmati setiap sodokan kemaluan pak Risman pada lubang kenikmatannya. Kata-kata kotor dan binal keluar dari mulut ranum dan tipis bu Ernita disertai senyuman nakal dan kerling mata menggoda lawan jenisnya.
"Uuuh...yahhh...soddok terushh pak...kontolnya enak" racau bu Ernita ketika pak Risman menggenjotnya dengan kecepatan sedang. "Hmmm...bu Ernita ternyata doyan kontol gede.." Jawab pak Risman dengan senyum menjijikannya sambil terus menghujam-hujamkan kemaluan besarnya di lubang legit bu Ernita."Ohhh...yah pak...ssaya..suka..kontol gede..seperti punya bapak...ooohhh..yaahhh.." Racau bu Ernita terputus-putus.
Ternyata kenikmatan akhirnya mengubah bu Ernita yang tadinya merupakan seorang istri dan guru yang alim dan terhormat kini malah tampak seperti pelacur binal yang memuja kenikmatan seksual dari lawan jenisnya.
"Ahhh...kontol enak...aku keluar lagi pak..". Bu Ernita mengerang, bola matanya terbalik, kepala menengadah dengan mulut terbuka ketika kemaluannya berdenyut-denyut menyemburkan cairan orgasme yang ketiga kalinya di pagi itu. Namun tanpa ampun pak Risman bukannya menghentikan sejenak genjotannya, akan tetapi ia malah menambah kecepatannya dalam menghentak pantat bu Ernita yang kini mulai tersungkur dan meringis dikarenakan gesekan pada dinding vaginanya mulai terasa panas.
"Oh...ampun pak..cepet keluarin pejuhnya oh" racau bu Ernita sambil meringis-ringis. Namun pak Risman malah semakin beringas melihat bu Ernita tersiksa dengan genjotannya. "Tenang saja bu...masih ada setengah jam lagi kan sebelum jam istirahat?" Ucap pak Risman sambil menaikan ritme genjotannya dan mencengkram pantat putih mulus nan semok bu Ernita.
Ruang kepala sekolah tersebut memang letaknya agak jauh dari ruang-ruang yang lainnya di sekolah tersebut sehingga jarang sekali ada orang yang lewat didepannya. Namun hari itu entah merupakan kesialan atau keberuntungan bagi Rizal Ferianto, seorang murid kelas 2 SMA tersebut. Rizal bermaksud menyerahkan tugas perbaikan kepada bu Ernita dikarenakan nilainya jeblok pada mata pelajaran bu Ernita. Setelah mencari di kantor guru dia tidak mendapati bu Ernita disana, namun salah satu staff tata usaha di sekolah itu mengatakan kalau bu Ernita tengah menghadap kepala sekolah. Rizal bergegas menyusul bu Ernita ke ruang kepala sekolah karena dia tak ingin ketinggalan mata pelajaran bu Astri guru favoritnya. Namun ketika hendak mengetuk ruangan kepala sekolah tersebut, sayup-sayup rizal mendengar suara desahan wanita dari dalam ruangan tersebut dan diikuti geraman seorang pria. Rizal yang penasaran akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Ia kemudian mengintip melalui jendela yang terletak dipinggir ruangan tersebut.
Seperti disambar gledek perasaan anak itu kagetnya bukan main melihat adegan yang terjadi didalam ruangan tersebut. Guru yang dia cari ternyata tengah berada diatas tubuh buncit kepala sekolahnya yang terlentang di sofa ruangan itu dengan mulut dipenuhi kemaluan kepala sekolahnya. Vaginanya tengah menduduki wajah kepala sekolah itu yang asik menjilat dan menyedot cairan yang keluar dari dalamnya.
Adegan demi adegan ia lihat dari balik jendela itu sambil mengelusi kemaluannya sendiri. Ia tak percaya kalau guru yang kesehariannya alim tersebut bisa berlaku binal dengan seorang kepala sekolah bahkan lebih mirip pelacur ketimbang seorang guru.
Sementara itu di dalam ruangan kepala sekolah tersebut kedua insan yang sedang memacu birahi itu tidak menyadari kalau kegiatannya tersebut tengah ada yang mengintip. Mereka semakin panas melakukan persetubuhan itu, bahkan saat ini bu Ernita sedang menghentakan pantanya di pangkuan pak Risman dengan posisi membelakanginya. Tampak sekali senyuman senang dari bu Ernita mendengar pak Risman melenguh-lenguh menikmati goyangan pantat semoknya.
"Ouh...bu Ernita pintar sekali bergoyang...kontol saya tak ku..at lagih bu" ungkap pak Risman ketika kemaluannya akan menyemburkan isinya. "Hmmm...baru digoyang memek udah kelojotan pak, gimana kalo di goyang lubang ini" ujar bu Ernita sambil menunjukan lubang pantanya dihadapan pak Risman dan menusuk-nusukan jari manis tangan kirinya ke lubang pantatnya sendiri.
"Tahan sebentar lagi saya juga nyampe pak...ouuuhhh" ucap bu Ernita lagi sambil memperhebat goyangan erotis di atas kemaluan pak Risman.
Akhirnya dalam waktu yang hampir bersamaan keduanya mengalami orgasme yang hebat bertepatan dengan bel tanda istirahat sekolah tersebut berbunyi.
Setelah beristirahat beberapa menit tampak di ruangan itu bu Ernita tengah duduk bersimpuh di lantai dihadapan pak Risman yang duduk di sofa masih belum mengenakan celana dan mengelus-elus kepala bu Ernita yang berjilbab yang tengah membersihkan kemaluan kepala sekolah tersebut dengan bibir dan lidahnya.
"Kamu hebat bu Ernita" ungkap pak Risman sambil mengelus-ngelus kepala bu Ernita. "Terimakasih pak" jawab bu Ernita singkat sambil tersenyum senang dan melanjutkan tugasnya kembali membersihkan kemaluan pak Risman. Hatinya sangat berbunga-bunga ketika mendapat pujian itu, entah kenapa ia kini malah senang jika dirinya dilecehkan oleh lawan jenisnya.
"Bu nanti kalau di kantor bertemu bu Astri tolong suruh dia menghadap saya ya" ucap pak Risman sambil tersenyum menerawang membayangkan korban berikutnya yang akan dia nikmati. " Baik pak, ta..tapi..." Ucap bu Ernita terpotong. "Tapi apa bu?" Tanya pak Risman yang melihat bu Ernita tertunduk. Lalu bu Ernita memandang mata kepala sekolah mesum itu dan tersenyum genit dengan kerlingan mata binalnya, dan berucap "kalau bapak udah dapet jatah dari bu Astri...saya pelacur bapak yang pertama kasih jatah juga ya pak". Mendengar itu gelak tawa menjijikan keluar dari mulut pak Risman sambil manggut-manggut dan menepuk-nepuk kepala bu Ernita yang berjilbab yang tengah tersenyum nakal.
Dan diluar ruangan itu rizal pun ikut tersenyum...
Bertepatan dengan jam istirahat sekolah bu Ernita keluar dari ruang kepala sekolah dengan wajah berseri-seri, ia tak habis pikir kenapa dirinya jadi sangat menyukai bersetubuh dengan pak Risman. Padahal dari segi penampilan sudah jelas sekali kalau pak Risman bukanlah laki-laki idaman, tapi lain halnya jika bu Ernita berpikir kearah kemaluan dan keperkasaan pak Risman. " Uuuuh...ko aku jadi ngawur gini...hihihi" gumamnya.
Saat itu di ruang guru memang sedang ramai karena di jam istirahat seperti sekarang ini para guru berkumpul disana. Mata bu Ernita menyapu sekeliling ruangan mencari-cari seseorang yang tadi diamanatkan pak Risman. "Eh bu Ernita, darimana aja dari jam sembilan gak keliatan" sapa seseorang sambil menepuk bahunya. Bu Ernita menoleh dan tersenyum kepada orang tersebut yang tak lain adalah bu Linda seorang guru bahasa indonesia di sekolah tersebut.
Sepintas tentang bu Linda, ia adalah seorang janda muda yang belum mempunyai keturunnan. Tinggi badannya hampir sama dengan bu Ernita, mempunyai wajah oval dan hidung mancung dengan bibir sensual yang selalu ia hiasi dengan lipstik tebal. Namun yang membuat bu Linda jadi pusat perhatian adalah ukuran payudaranya yang besar menonjol dibalik baju seragam mengajarnya, yang membuat semua laki-laki berkhayal untuk menjamahnya. Keseharian bu Linda yang memakai jilbab tak mengurangi minatnya untuk memamerkan tonjolan bukit kembar didadanya dengan berpakaian ketat menggoda.
"Eh bu Linda, hmmm tadi aku dipanggil lagi buat test sama bapak kepala sekolah..katanya sih buat seleksi itu" papar bu Ernita menjelaskan. "Oh...terus-terus gimana testnya bu?" Tanya bu Linda penasaran. "Yaaa...gitu aja test, nanti juga ibu bakal dipanggil ko" jawab bu Ernita dengan tersenyum ramah pada rekannya, padahal dalam pikirannya ia tengah membayangkan bagaimana nanti bu Linda akan digagahi pak Risman.
"Ngomong-ngomong bu Linda lihat bu Astri gak?" Bu Ernita balik bertanya. "Tuh.." Jawab bu Linda singkat sambil menunjuk kearah wanita cantik berpakaian hijau khas PNS dengan kerudung kuning menghias wajah cantiknya. " Oh iya, sebentar ya bu saya tinggal dulu..ada yang mau saya sampaikan sama bu Astri" ucap bu Ernita sambil melangkahkan kakinya menghampiri perempuan yang ditunjukan bu Linda.
Bu Astri adalah seorang guru matematika disekolah itu, usianya satu tahun lebih muda dari bu Ernita, sudah menikah tiga tahun akan tetapi belum mempunyai keturunan. Tinggi badannya sedikit lebih pendek dari bu Ernita namun pantat dan payudaranya tidak kalah menggiurkan dari bu Ernita ataupun bu Linda.
"Bu Astri bisa bicara sebentar?" Tanya bu Ernita ketika ia menghampiri bu Astri. "Oh tentu bu, ada apa?" Bu astri balik bertanya. Lalu bu Ernita menjelaskan dengan singkat tentang seleksi yang diadakan kepala sekolah untuk guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. "Hmmm...terus testnya gimana bu?" Tanya bu Astri penasaran. "Cuma test biasa ko bu, sekarang bu Astri disuruh menghadap pak Risman diruangannya" seru bu Ernita. "Oh gitu...kalau begitu saya tinggal ya bu Erni" sahut bu Astri sambil bergegas meninggalkan ruangan itu menuju ruangan kepala sekolah dengan perasaan penasaran diiringi senyuman misterius bu Ernita.
Beberapa menit kemudian bu Astri sudah berada didepan ruang kepala sekolah tersebut. Melihat ruangan itu terbuka dan nampak pak Risman si mpunya ruangan tengah serius melihat ke layar komputer didepannya.
"Selamat pagi pak,permisi" ucap bu Astri. Mendengar suara merdu perempuan pak Risman langsung menoleh dan tersenyum. "Eh bu Astri..ayo mari silahkan masuk bu" ucapnya dengan nada yang dibuat seberwibawa mungkin. Setelah didalam ruangannya pak Risman dengan sopan mempersilahkan bu Astri duduk di kursi depan mejanya. "Katanya bapak ngadain seleksi buat guru-guru disini ya?" Bu Astri langsung bertanya pada pokok permasalahan. "Oh iya benar bu" lalu pak Risman menerangkan segala hal seperti yang ia terangkan kepada bu Ernita kemarin diruangan tersebut.
Seperti halnya bu Ernita kemarin, bu Astri sangat tidak percaya dengan apa yang diminta oleh kepala sekolah tersebut. Hatinya geram mendengar permintaan atau lebih kasarnya paksaan dari seorang kepala sekolah tersebut untuk menikmati kesintalan tubuhnya. Ia pun mulai memaki pak Risman namun hanya ditanggapi dengan senyum yang sangat menjijikan oleh pak Risman. Bahkan bu Astri sampai menangis karena merasa terhina oleh permintaan kepala sekolah yang seharusnya jadi panutan untuk dirinya dan pengajar-pengajar yang lain.
"Sudahlah...bu Astri tak perlu marah apalagi menangis seperti itu, kalau tak mau ya silahkan angkat kaki dari sekolah ini" ucap pak Risman jumawa. Ia merasa wanita ini sudah pasti bisa ia taklukan. "Bu Ernita juga sama pertamanya seperti anda..tapi ibu lihat sendiri kan dia hari ini?" Ucap pak Risman enteng. Bagai disambar petir bu Astri mendengar kata-kata itu. Ia tak percaya bu Ernita rekan sesama pengajar disekolah tersebut bisa menerima tawaran kepala sekolah mesum ini.
"Tidak pak...saya bukan wanita seperti itu" ucap bu Astri dengan geram. "Baiklah bu, silahkan anda tinggalkan sekolah ini dan jangan kembali lagi...karena anda saya anggap gagal hari ini juga". Ucap pak Risman yang sedikit membentak bu Astri.
Akhirnya bu Astri meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa. Dipersimpangan jalan antara ruang kepala sekolah dan ruang guru ia berhenti untuk meredakan emosinya agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain.
Sementara itu, sepeninggal bu Astri dari ruangan kepala sekolah nampak Mang Yono datang ke ruangan tersebut. "Permisi pak Risman, boleh saya bicara sebentar sama bapak?" ucap mang Yono didepan pintu. Pak Risman mencoba menyembunyikan kekesalan hatinya karena kejadian barusan dengan bu Astri. "Eh..hmmm...iya ada apa mang" jawab pak Risman tergagap. "Ini pak langsung aja ya" jawab mang Yono lalu memaparkan maksudnya kepada pak Risman. Ya mang Yono telah menyaksikan apa yang kemarin pak Risman dan bu Ernita lakukan diruangan tersebut bahkan ia sampai mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera handphonenya. "jadi maksudnya apa mang" tanya pak Risman ketakutan. "Gak ada maksud apa-apa ko pak, saya cuma pengen dapet bagian juga" jawab mang Yono sambil terkekeh menjijikan. Mendengar jawaban mang Yono hati pak Risman merasa lega, ternyata laki-laki ini juga sama mesumnya dengan dirinya. "Ha..ha..ha..bilang kek dari tadi mang, kalau itu sih gampang..nanti kita nikmatin bareng-bareng" jawab pak Risman lega. "Jadi kapan nih pak saya boleh nyicip memek guru bahenol" tanya mang Yono kurang ajar. Tampak pak Risman mengelus-ngelus dagunya sendiri seakan-akan berfikir. "Oke...nanti sepulang sekolah mamang kesini aja ya..saya coba hubungi bu Ernita dulu" jawab pak Risman mantap sambil mengeluarkan blackberry dari saku celananya.
Balas Dengan Quote Balas Dengan Quote Posted via Mobile Device
13 August 2014, 06:46 AM #25
lagimabok
Semprot Kecil
Daftar
Apr 2014
Posts
84
Thanked: 12
THREAD STARTER
Sementara itu di toilet sekolah yang terletak paling ujung nampak pemandangan yang sangat menggugah hasrat. Dimana seorang laki-laki muda dengan masih menggunakan seragam SMA tengah meringis-ringis menahan kenikmatan. Celana seragam abu-abunya telah melorot sampai mata kaki, dan dibawahnya terlihat seorang guru semok berjilbab tengah berjongkok mengulum kemaluan laki-laki tersebut yang lumayan besar untuk anak seusianya. "Heeeehhhh...bu Ernita, sepongan ibu enak bangettt" ucap anak laki-laki itu sambil meringis menahan nikmat.
Ya, ternyata yang tengah mengulum kemaluan itu adalah bu Ernita sang guru bahasa inggris yang alim namun kini sudah ketagihan kemaluan laki-laki, dan anak laki-laki yang beruntung itu tak lain dan tak bukan adalah Rizal Ferianto anak kelas 2 di SMA tersebut yang tadi pagi memergoki bu Ernita tengah berasyik masyuk dengan pak Risman di ruang kepala sekolah.
Rupanya Rizal telah berhasil membuat bu Ernita bertekuk lutut dengan bermodalkan foto-foto mesumnya bersama kepala sekolah tadi pagi. "Oh bu Ernita...ibu doyan kontol ya" tanya Rizal terhadap guru bahasa inggrisnya tersebut tak sopan. Mendengar pertanyaan tersebut bu Ernita semakin memperhebat kulumannya. Lidahnya yang lembut ia sapukan pada lubang kencing muridnya, ia sedot lubang kencing tersebut hingga membuat muridnya tak bisa menahan kenikmatan dan memuntahkan spermanya di mulut bu Ernita yang dengan lahap melumat dan menelan sperma milik anak laki-laki itu.
"Hmmm...nikmat sekali sperma anak ini..bisa jadi obat awet muda nih hihi" pikir bu Ernita dengan tersenyum geli.
"Bu, nanti lagi ya" ucap Rizal ketika selesai merapikan kembali pakaiannya bertepatan dengan bunyi bel tanda waktu istirahat telah habis. Bu Ernita hanya tersenyum menanggapi ucapan muridnya itu dan dengan hati-hati keluar dari toilet tersebut.
Ketika bu Ernita tengah berjalan menuju kelas HP-nya bergetar tanda ada pesan masuk, lalu dia membuka pesan tersebut yang ternyata dari pak Risman. "Bu Ernita saya tunggu sepulang sekolah diruangan saya, ada kejutan buat ibu" itulah pesan yang diterima bu Ernita dari pak Risman.
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Bel tanda bubaran sekolah telah berbunyi. Di ruang guru tampak bu Astri sedang merenung. "Belum pulang bu?" Seseorang mengagetkan lamunan bu Astri. "Eh bu Ernita..iya bu bentar lagi" jawabnya, "bu Ernita sendiri kenapa belum pulang?" Bu Astri balik bertanya. "Saya belum bisa pulang bu..pak Risman manggil saya" jawab bu Ernita dengan senyum penuh arti.
Akhirnya kedua guru cantik itu terlibat perbincangan yang sangat serius mengenai perlakuan pak Risman terhadap mereka berdua. Bu Ernita menceritakan bagaimana awalnya dia merasa jijik terhadap laki-laki itu namun pada akhirnya takluk pada kenikmatan dan keperkasaan pak Risman, bahkan kini ia mulai ketagihan kemaluan pria. Bu Ernita mengakui kini ia tak keberatan melayani pria manapun asalkan ia mendapat kepuasan.
Mendengarkan cerita bu Ernita, darah mulai berdesir di tubuh bu Astri, kemaluannya mulai basah, nafsunya mulai naik. Ia menjadi penasaran akan rasa dari kemaluan pak Risman yang diceritakan bu Ernita, apalagi sampai sekarang bu Astri tidak pernah merasakan kenikmatan dari persetubuhannya dengan suaminya yang menurutnya loyo.
"Bu Ernita, boleh saya ikut?" Ungkap bu Astri memohon pada bu Ernita karena sudah mulai tak tahan menahan nafsunya. "Dengan senang hati bu" dengan senyum riang bu Ernita menjawab permintaan rekan gurunya tersebut dan menggandeng tangan bu Astri untuk bergegas menuju ruangan pak Risman.
Ketika mulai melangkah keluar ruang guru, disana sudah nampak Rizal tengah menunggu bu Ernita. Agak kaget juga mereka melihat Rizal yang cengengesan. Namun pikiran bu Ernita bekerja dengan cepat. Ia dengan berbisik-bisik kepada bu Astri menceritakan kejadian tadi di jam istirahat di toilet bersama muridnya itu. Ide untuk melakukan hal gila pun terbersit dipikiran bu Ernita yang ia ungkapkan kepada bu Astri. Lalu keduanya tersenyum saling memandang dan mengangguk bersamaan. Bu Ernita menggandeng tangan Rizal yang tentu saja hanya bisa mengikuti langkah terburu-buru kedua gurunya tersebut tanpa tahu maksud dari apa yang mereka bicarakan.
Sesampai didepan ruang kepala sekolah, bu Ernita masuk terlebih dahulu. Alangkah kagetnya ia karena diruangan tersebut pak Risman tidak sendiri, disana telah hadir mang Yono. Namun bu Ernita berusaha untuk tenang menghadapi dua predator yang akan memangsa tubuh semoknya ini.
Pak Risman mulai menghampiri bu Ernita, akan tetapi langkahnya terhenti. "Tunggu pak..bukan cuma bapak yang punya kejutan buat saya...tapi saya juga punya kejutan untuk bapak". Dengan senyum nakal dan kerling mata binal bu Ernita membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan kedua orang yang tengah menunggu di luar ruangan tersebut untuk masuk.
Alangkah kagetnya pak Risman dan mang Yono ketika melihat kedua orang itu masuk. Bu Astri tampak berjalan dengan anggun dan senyum malu-malu, sementara Rizal cuma cengangas-cengenges sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Bu Astri yang sudah terpancing nafsunya oleh cerita bu Ernita langsung menghampiri pak Risman. Tangan kirinya merangkul leher pak Risman dan tangan kanannya mulai mengelus-ngelus kemaluan pak Risman yang mulai membengkak didalam celana kerjanya. Lalu dengan senyum menantang ia pun berbisik, "bisa kita mulai sekarang pak Risman?". Dengan senyum memuakan pak Risman mengangguk dan membawa wanita itu ke sofa yang berada ditengah-tengah ruangan. Beberapa saat kemudian mereka sudah terlibat percumbuan hebat diatas sofa. Tak segan-segan pak Risman memagut bibir ranum wanita berkerudung kuning itu, bahkan tangannya pun tak henti-hentinya bergerilya di tubuh sintal bu Astri. Remasan-remasan dipayudara kiri dan kanan tak terelakan. Bahkan entah siapa yang memulai duluan kini mereka malah sudah saling menelanjangi.
Bersamaan dengan kejdian itu bu Ernita lebih memilih daun mudanya untuk dicumbui. Ia memagut bibir sang murid dengan ganasnya dan penuh nafsu. Rizal yang tak mau kalah langsung meremas bokong gurunya itu dengan keras. Apalagi ketika ia melihat guru favoritnya yakni bu Astri sudah bertelanjang bulat bersama pak Risman, rasa cemburunya mulai timbul dan ia lampiaskan rasa itu terhadap bu Ernita yang nampak senang digumuli muridnya.
Melihat kejadian itu mang Yono malah melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sampai ketika bu Ernita dengan binal memanggilnya. "Mang Yoonoo...ko malah nonton..sini dong".
Seperti kerbau d cucuk hidung mang Yono menghampiri bu Ernita yang tengah asik mencumbu Rizal dalam posisi berdiri. Ia langsung memeluk tubuh bu Ernita dari belakang, tangannya merayap kedepan dan meremas payudara bu Ernita yang melenguh keenakan.
Sementara itu diatas sofa bu Astri tengah mengangkang, vaginanya yang putih bersih tengah dijilati pak Risman. Lenguhan, desahan dan erangan nikmat keluar dari mulutnya yang menganga setiap kali pak Risman menyedot vagina merahnya. Hingga akhirnya gelombang orgasmenya pun tiba. Cairan putih kental menyembur dari kemaluan bu Astri hingga mulut kepala sekolahnya itupun belepotan oleh cairan itu.
Ditempat yang tak jauh dari situ bu Ernita tengah mengerang diatas tubuh rizal yang terlentang di lantai. Matanya mendelik-delik, mulutnya dipenuhi kemaluan besar mang Yono. Dengan lenguhan panjang orgasmenya pun tiba. Tubuhnya melengkung bak busur panah, badannya bergetar.
Mang Yono tak ingin membuang waktu, ia langsung mengambil posisi di belakang bu Ernita, mencengkram pantanya dan meludahi lubang anus bu Ernita. Sadar akan hal itu bu Ernita bukannya menghindar, ia malah menggunakan tangannya sendiri untuk menunjukan lubang anusnya kepada mang Yono. "Inih mang...oooh...ayoh kontolllin anus saya" racau bu Ernita menggoda. Diiringi lenguhan memilukan akhirnya kemaluan mang Yono amblas di lubang anus bu Ernita. Dengan tak memberi kesempatan mang Yono langsung menggenjot keluar masuk kemaluan besarnya dengan ganas sehingga bu Ernita hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara.
Sementara itu, semenjak jebolnya anus bu Ernita oleh kemaluan mang Yono, Rizal merasa vagina bu Ernita semakin menggigit yang membuat dirinya tak kuat untuk tak menyemburkan spermanya.
Setelah orgasme Rizal mereda, mang Yono menggirng bu Ernita menuju sofa, dimana terdapat bu Astri yang tengah di doggy pak Risman. Akhirnya mereka seperti berlomba menghantam pantat lawan mainnya dimana yang satu mencoblos vagina, dan yang satunya mencoblos anus.
"Oooh..bu..er..nih..tah..ohhh..enak..kontol..p ak Risss..man..ennak..haaah". Racau terputus-putus bu Astri seolah ingin memamerkan kenikmatan yang ia dapat dari kemaluan yang bersarang di vaginanya terhadap temannya sesama pengajar itu, namun bu Ernita tak bergeming mendengar racauan bu Astri. Matanya terpejam, mulutnya menganga seolah-olah tengah meresapi kebrutalan mang Yono menghujamkan kemaluannya di anus perawan miliknya. Hingga beberapa menit kemudian bu Ernita berkelojotan. Dari vaginanya mengucur cairan orgasme yang sangat banyak. Mang Yono pun menghentikan genjotannya.
Bu Ernita ambruk di atas sofa ketika mang Yono mencabut kemaluan dari anusnya. Ia sangat lemas tak bertenaga, tulang-tulangnya seperti dilolosi. Hanya deru nafas yang terdengar memburu dari bibirnya.
"Bu Ernita yang binal sudah K.O pak" Ucap mang Yono kepada pak Risman dan mereka pun tertawa terbahak-bahak menjijikan. Mendengar ucapan itu bu Ernita tampak menyunggingkan bibirnya walaupun dengan mata terpejam dia bangga bisa mendapatkan kepuasan dari persetubuhan itu.
Bu Astri yang melihat bu Ernita tak berdaya mulai iri dengan keadaan temannya itu. Ia juga menginginkan hal yang sama yakni mendapatkan kepuasan yang maksimal. Lalu dengan nada menggoda dia menoleh ke arah mang Yono, "mang...entot Astri juga dong". Mang Yono yang kaget langsung berpandangan dengan pak Risman dan tertawa. "Hahahaha...Emangnya bu Astri mau dikontolin juga boolnya?" Tanya mang Yono yang dijawab bu Astri dengan anggukan sambil menggigit ujung jari telunjuk tangan kirinya pertanda dia sangat menginginkannya.
Lalu pak Risman mengatur posisi mereka bertiga, mang Yono kini ditunggangi bu Astri yang merelakan vagina legitnya melahap kemaluan mang Yono.
Ketika pak Risman berusaha memasukan kemaluannya kedalam lubang anus bu Astri, maka tak terelakan lagi jeritan, lenguhan bahkan tangisan pilu tanda kesakitan membahana di ruangan itu. Namun selang beberapa menit semuanya sekan berubah 360 derajat. Kini bu Astri tampak menikmati kedua lubangnya dinikmati dua pria berkemaluan besar. Bahkan ketika Rizal menghampirinya ia tak segan untuk menikmati kemaluan murid laki-lakinya itu dengan mulutnya.
Persetubuhan itu terus berlanjut, bu Astri akhirnya menjadi korban kedua kepala sekolah mesum itu. Mereka baru menghentikan persetubuhan itu setelah bu Astri pingsan kelelahan.
Namun walaupun dalam keadaan pingsan, senyum kepuasan nampak tersungging dari bibir bu Astri...
Hari ini tepat 3 hari setelah kejadian pak Risman mendapatkan mangsa pertamanya bu Ernita. Diruangannya tampak kepala sekolah mesum itu sedang sumringah karena berhasil mendapatkan impiannya untuk menggagahi dua guru sexy yang selalu menjadi impian para laki-laki di sekolah itu. "Tinggal melanjutkan apa yang sudah aku mulai" pikirnya. Kini rencana untuk menaklukan guru-guru yang lain mulai dia pikirkan, "siapa selanjutnya" itulah yang terlintas dalam benaknya saat itu. "bu Linda atau bu Indah?". Keduanya sama-sama menggiurkan untuk dijamah. Senjata diselangkangannya mulai mengeras tanda birahinya sudah naik ketika memikirkan guru-guru perempuan nan cantik dan sexy di sekolah yang dia pimpin itu. Lalu dia mulai melihat-lihat jadwal mengajar para guru yang tampil di layar komputer di meja kerjanya. "Hmmm...tampaknya aku harus menuntaskan hajatku dulu" sambil tersenyum kepala sekolah itu mengambil blackberry dari saku celananya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
"Drrt...drrt.." Handphone bu Astri bergetar tanda ada pesan yang masuk. Setelah ia membaca pesan itu ia kelihatan tersenyum penuh arti. "Baik anak-anak, sekian dulu pelajaran dari ibu hari ini...jangan lupa PR kalian besok dikumpulkan di meja ibu ya" ucap bu Astri yang saat itu menyudahi jam pelajarannya dan dijawab serempak oleh semua murid di kelas itu. Bu Astri lalu meninggalkan kelas tersebut dan menuju ruang guru. "Huh...dasar kepala sekolah mesum,tau aja kalau aku ada jam kosong" begitulah yang ada dipikiran bu Astri saat itu.
Ruang guru nampak lengang ketika bu Astri datang, hanya ada beberapa guru disana termasuk bu Linda yang saat itu tengah mengoreksi hasil ulangan murid-muridnya. "Eh bu Astri,selamat pagi...cantik bener bu" sapa bu Linda basa-basi. Tapi memang hari itu bu Astri nampak cantik sekali dengan seragam mengajar berwarna biru tua dan kerudung yang warnanya selaras dengan baju yang ia pakai. "Ah bu Linda bisa aja" sahut bu Astri dengan senyum khas yang menghias wajahnya. "Loh...mau kemana lagi bu?" Sahut bu Linda yang melihat bu Astri akan keluar ruangan tersebut setelah terlebih dahulu menyimpan tas dan buku-buku yang ia bawa. "Eh..ini..anu bu mau keruangan pak Risman..tadi dia manggil saya katanya ada yang mau dibicarakan" jawab bu Astri tergagap menjawab pertanyaan bu Linda. "Oooh.." Jawab bu Linda singkat sambil mengernyitkan dahinya. Terlintas kecurigaan dipikiran bu Linda, " ada apa ya ko akhir-akhir ini pak Risman sering sekali memanggil bu Ernita sama bu Astri?"
Jam menunjukan pukul 09.00 saat bu Astri mengetuk ruang kepala sekolah. Tak lama kemudian pintu ruangan itu dibuka, dari dalam nampak seorang laki-laki buncit dengan baju kemeja yang kancingnya sudah terbuka semuanya tersenyum menjijikan.
"Oh bu Astri...mari masuk cantik..baru aja kita mau mulai" ucap laki-laki itu mempersilahkan bu Astri. Nampak didalam ruangan itu bu Ernita tengah duduk diatas sofa dengan menumpangkan kaki kiri diatas kaki kanannya menunjukan bokong yang indah walaupun dalam balutan celana panjang khas pengajar. Kepala berjilbabnya ditopang tangan kanannya yang bersandar disandaran sofa tersebut. Bu Ernita tampak melambaikan tangan menyapa bu Astri yang baru saja datang.
"Hai bu Astri...mari sini bu...pak Risman dari tadi katanya gak sabar nunggu ibu" ucap bu Ernita dengan senyum genit dan mata melirik pak Risman. "Ah..bu Ernita ini bisa aja..kan udah ada ibu yang goyangannya lebih mantap dari saya" jawab bu Astri dengan kerling mata yang tak kalah genitnya dari bu Ernita. "Gak tau ni bu, kepala sekolah kita ini maunya aneh-aneh deh" lanjut bu Ernita sambil memajukan bibir ranumnya yang disambut oleh gelak tawa pak Risman yang menjijikan. "Tapi biarpun aneh kalian doyan kan sama kontol saya" tanya pak Risman kepada keduanya yang dijawab dengan anggukan serempak keduanya. "Abisnya kontol bapak gede sih...memek saya jadi nyutnyutan.." Ucap bu Astri dengan tawa renyahnya. "Iya pak...ni di memek saya aja masih berasa" timpal bu Ernita sambil mengelus-ngelus vaginanya dari belakang dengan tangan kirinya.
Terdengar sekali percakapan mereka bertiga sudah menjurus ke hal-hal yang tidak lazim dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, dan tanpa mereka sadari diluar ruangan itu tampak seseorang sedang mengintip dan menguping percakapan mereka.
Rupanya bu Linda yang mencurigai ada hal yang ganjil diruangan kepala sekolah tersebut tadi mengikuti bu Astri. Tengah asik-asiknya mengintip terasa ada yang menepuk pundak bu Linda. Dengan kaget ia menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya. "Uhhh...kamu Rizal...hampir saja jantung ibu copot" ucap bu Linda dengan suara pelan takut terdengar oleh orang-orang yang tengah berada didalam ruangan kepala sekolah tersebut. Dengan meletakan jari telunjuk didepan bibirnya, Rizal menggandeng tangan guru bahasa indonesianya itu mengajak ke belakang ruang kepala sekolah tersebut. "Nah..ibu kalau mau ngintip dari sini aja bu lebih jelas" ucap Rizal kepada bu Linda menunjukan tempat ia mengintip bu Ernita kemarin sehingga pada akhirnya ia pun mendapat kesempatan menikmati tubuh bu Ernita dan bu Astri.
Sebenarnya Rizal sendiri takut kalau rahasianya terbongkar. Namun demi melihat pantat aduhai bu Linda dan harum tubuh guru bahasa indonesianya itu dia sedikit berjudi. Siapa tahu dia juga bisa menikmati tubuh bu Linda yang dia ketahui sudah menjanda. "Bu Linda kan doyan kontol...apalagi kalau gue kasih nonton langsung kayak gini pasti dia terangsang" pikir murid bengal itu.
Namun saat itu bu Linda yang juga penasaran ingin mengintip apa yang terjadi dalam ruangan kepala sekolah itu tampak risih dengan kehadiran muridnya. "Kamu kan harusnya ada dikelas...jam pelajaran siapa sekarang" tanya bu Linda masih dengan suara berbisik takut terdengar orang-orang didalam ruangan. Rizal yang ditanya malah cengengesan dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Udah bu kalau mau ngintip ya barengan" jawab murid itu enteng. Bu Linda sangat kesal sekali dengan murid bengal ini. "Awas ya, mata pelajaran saya kamu gak akan saya kasih nilai karena ketahuan sekarang bolos" ancam bu Linda dengan mata melotot. "Bu..jam sekarang saya harusnya belajar bahasa inggris sama bu Ernita..tuh gurunya ada didalem" kembali Rizal menjawab sambil menunjuk ke arah ruangan tersebut. "Yasudahlah..." Jawab bu Linda kesal lalu memalingkan mukanya ke celah jendela yang berada dibelakang ruangan kepala sekolah tersebut yang ditunjukan muridnya sebagai tempat yang bagus untuk mengintip.
Didalam ruangan kepala sekolah tersebut tampak pemandangan erotis tengah terjadi. Pak Risman si kepala sekolah mesum sedang diapit dua guru cantik nan sexy yang nampak manja dalam pelukannya. Bu Ernita tampak sedang memagut bibir kepala sekolah itu dengan penuh hasrat yang menggebu, sementara bu Astri tengah sibuk menciumi dada sampai leher dan telinga kepala sekolah tersebut. Tangannya pun tak ketinggalan. Keduanya tampak kompak dimana tangan bu Astri tengah mengocok pelan batang kemaluan pak Risman yang telah memelorotkan celana berikut celana dalamnya sampai mata kaki, sementara tangan bu Ernita tampak memijit-mijit biji kemaluan kepala sekolah itu dengan penuh hasrat. Benar-benar awal yang gemilang yang dilakukan mereka bertiga dalam memulai persetubuhan, dimana kedua wanita itu tampak saling membantu. Ketika pak Risman beralih memagut bibir tipis bu Astri, tampak bu Ernita menjilati dada dan leher kepala sekolah tersebut. Sampai pada suatu ketika entah siapa yang memulai bibir bu Astri dan bu Ernita bertemu didepan wajah mesum pak Risman. Keduanya saling memagut, memainkan lidah sambil memejamkan mata sampai air liur keduanya menetes-netes dengan tangan-tangan mereka yang tak lepas dari batang kemaluan pak Risman yang semakin membengkak menunjukan otot-otot keperkasaannya.
Desah kenikmatan ketiganya terdengar diruangan kepala sekolah tersebut yang dalam tiga hari ini selalu beraroma mesum. Nampak kedua wanita ini kini berlomba saling menelanjangi satu sama lain, hingga yang tersisa dari keduanya hanya jilbab yang menutupi kepalanya dan sepatu berhak tinggi yang menambah kesan sexy di kaki-kaki jenjang kedua guru sexy ini.
Pak Risman hanya bisa tersenyum dan melongo disuguhi tontonan kebinalan dari kedua anak buahnya itu. Seperti sudah direncanakan keduanya kali ini tampak meremas-remas bongkahan payudara mereka masing-masing dengan wajah binal penuh birahi didepan kepala pak Risman si kepala sekolah mesum yang beruntung.
"Bapak...pagi ini udah minum cucu belum" tanya bu Ernita genit yang ditimpali tawa genit bu Astri. Lalu bu Astri menyodorkan puting payudaranya kedepan bibir sang kepala sekolah. "Nih pak diminum dulu nenennya biar kuat ngentotin kita berdua" ucap bu Astri yang langsung tidak disia-siakan pak Risman.
Pak Risman menyedot puting payudara yang disodorkan bu Astri sambil tangan kanannya juga ikut meremas payudara bu Astri yang satunya, sementara tangan kirinya asik meremas-remas pantat bu Ernita dan sesekali jari manisnya ia tusukan di vagina guru bahasa inggris tersebut dari arah belakang.
Selang beberapa menit gantian payudara bu Ernita yang jadi sasaran kepala sekolah mesum itu dan pantat bu Astri yang kini jadi sasaran tangan kanannya. Lenguhan kedua guru sexy tersebut semakin meramaikan suasana pagi itu di ruangan pak Risman sang kepala sekolah. Sungguh tak bisa dipercaya, sekolah yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu malah mereka jadikan tempat menuntut kepuasan dalam mengadu hasrat.
Setelah beberapa menit berganti-ganti pak Risman menikmati payudara kedua anak buahnya kini pemandangan mulai berubah. Bu Ernita tengah bersimpuh dilantai, bibir ranumnya yang dihiasi lipstick tipis tengah memagut kemaluan besar berotot atasannya sambil sesekali menjilat dan mengemut bijinya. Sementara bu Astri tengah berdiri di sofa tersebut, kaki jenjangnya mengangkangi tubuh pak Risman yang dia paksa membenamkan kepalanya untuk menjilati vagina tembem miliknya. "Uuuh...yahhh...jilat disitu pak...yahhh..emut itilnya pak..ahhh" racau bu Astri sambil pantatnya bergoyang diatas wajah pak Risman dan mata terpejam dengan tangan yang terus meremas payudaranya sendiri.
Selang 5 menit tampak bu Astri berkelojotan, kepalanya mendongak keatas, matanya mendelik hingga menampakan putihnya saja, mulutnya menganga dan dari vaginanya menyembur cairan kenikmatan pertanda orgasme pertamanya pagi itu telah ia dapatkan. "Aaaahhh..paaak Risss..man..saya dappp..pet..ahhh" racau bu Astri ketika orgasmenya tiba.
Setelah menuntaskan orgasme pertamanya bu Astri beranjak dari wajah pak Risman yang kini belepotan cairan kenikmatan yang menyembur dari vagina bu Astri. Ia menungging di sofa dan ikut membantu bu Ernita yang masih asik menikmati batang kemaluan pak Risman dengan lidah dan bibirnya.
Kembali kekompakan tampak pada keduanya, bu Ernita dan bu Astri saling bergantian memanjakan kemaluan besar milik kepala sekolahnya yang diselingi dengan ciuman kedua bibir ranum mereka.
Pak Risman hanya bisa mengerang-ngerang menahan kenikmatan sambil matanya melekat pada kedua wanita yang sedang memanjakan kemaluannya. "Ahhhh...sudah ibu-ibu...ayo sekarang siapa yang mau duluan memeknya saya coblos" tanya pak Risman yang takut kemaluannya keburu menyembur akibat lumatan-lumatan kedua guru sexy tersebut.
Mendengar pertanyaan pak Risman, Bu Ernita lalu beranjak. Ia lalu tiduran diatas sofa sambil mengangkangkan kedua kakinya menunjukan vagina yang merekah sambil mengelus-elusnya dihadapan kepala sekolahnya. "Ayo pak..ini memeknya udah pengen dienjot" ucap bu Ernita genit. Pak Risman langsung berlutut mengarahkan kemaluan besarnya ke lubang legit vagina bu Ernita dengan kedua tangan menopang tubuhnya dikedua sisi kepala guru bahasa inggris tersebut. Bu Ernita tak tinggal diam. Tangan kanannya menggapai kemaluan besar pak Risman dan membantu mengarahkan kemaluan itu ke lubang vaginanya yang ia rekahkan dengan jari-jari tangan kirinya, dan "Aaaaah..Ahhh..uhhh" desahan kenikmatan bu Ernita terdengar seiring kemaluan pak Risman yang memasuki vaginanya dengan perlahan.
Setelah semua kemaluannya tertanam di vagina bu Ernita, pak Risman tanpa berlama-lama langsung menggenjot dengan tempo cepat. Maka tak terelakan lagi kini desahan langsung berubah menjadi erangan. "Oughhh..iyah..iyah..arrrghhh" erang bu Ernita menikmati genjotan ganas pak Risman sambil memejamkan mata dan tangan yang meremas-remas payudara sendiri.
"Enak kan bu kontol sayah..heh" tanya pak Risman sambil mempercepat genjotannya. Tubuh bu Ernita semakin terguncang-guncang akibat dahsyatnya genjotan kepala sekolahnya tersebut. "Ough...ii..yah..kont..hol..bapp..pak en..nak..yahhh" jawab bu Ernita terputus-putus.
Sementara itu di sofa yang satunya lagi tampak pemandangan erotis yang lain. Bu Astri tampak menikmati tontonan didepannya dimana temannya sesama pengajar tengah disetubuhi oleh kepala sekolahnya.
Birahinya yang memuncak akibat tontonnan didepan matanya membuatnya tak sadar bermasturbasi. Bu Astri menaikan kakinya keatas sofa dan mengangkang membuat vaginanya tampak merekah menantang. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya telah keluar masuk mencoblos vaginanya sendiri dengan jari jempol tangannya ikut menggosok biji klitorisnya. Sementara tangan kirinya dengan intens meremas bergantian payudara kiri dan kanannya. Bu Astri terlarut dengan tontonnanya hingga teriakan histeris bu Ernita yang mendapatkan orgasme menyadarkannya.
"Aaaarggghhh...yaaaahhh pak...saya muncrat" teriak lirih bu Ernita mendapatkan orgasmenya. Setelah orgasme bu Ernita mereda, pak Risman mencabut batang kebanggaannya dan menghela nafas panjang. Tapi ketika itu sebuah suara merdu memanggilnya dan ia pun kembali menunjukan senyum menjijikannya.
"Pak Risman...kontolin lubang pantat Astri dong...gattteelll" panggil bu Astri dengan nada genit yang sekarang tengah menungging diatas sofa sambil merekahkan lubang pantatnya.
"Dengan senang hati bu Astri" jawab pak Risman sambil beranjak ke belakang tubuh bu Astri dan mengarahkan batang kemaluan besarnya ke arah lubang pantat bu Astri. "Ough...yaaahhh...pelan pak...mual" seru bu Astri ketika batang pak Risman menerobos lubang pantatnya. Namun bukannya menurut pak Risman malah langsung kembali menggenjot lubang itu dengan ganas. Sesekali ia meludahi batang kemaluan dan lubang pantat bu Astri yang terasa sangat sempit.
"Oooh..yeah..bu Astri kalau melacur pasti laku..ahhh" ucap pak Risman tak senonoh sambil menggenjot pantat bu Astri. "Ahhhh...iya..Astri..ma..uh..jadi..pe..la..cur..bi ar da..pet..banyak..kont..thol" jawab bu Astri terpatah-patah.
Keasikan menggenjot bu Astri kepala sekolah itu tak sadar dengan keberadaan bu Ernita. Hingga ia dikejutkan oleh rangkulan bu Ernita dibelakangnya yang menggesek-gesekan puting payudara di punggungnya dan dengan bibir yang menciumi belakang daun telinganya sambil berbisik. "Ayo pak Risman..cepet keluarin..pelacur-pelacur bapak ini sebentar lagi mesti kembali mengajar" bisik bu Ernita sambil menggigit pelan daun telinga kanan pak Risman.
Selang beberapa menit bu Astri mulai kelojotan, tampak orgasmenya mulai menghampiri. Begitupun dengan pak Risman, ia sudah tak mampu lagi menahan kenikmatan dari lubang panas dan sempit pantat bu Astri. Hingga akhirnya pak Risman menancapkan batangnya dalam-dalam dilubang pantat bu Astri dan menyemburkan spermanya di lubang itu yang disusul oleh vagina bu Astri yang juga menyemburkan cairan orgasmenya.
Beberapa menit setelah persetubuhan itu tampak ketiga orang tersebut tengah mengistirahatkan dirinya. Pak Risman yang telanjang duduk di sofa dengan wajah senang diapit dua guru sexy yang memeluknya dengan hanya mengenakan jilbab dan sepatu hak tinggi ditubuhnya.
Diceritakan ketika kejadian persetubuhan threesome itu berlangsung di ruang kepala sekolah tersebut, bu Linda yang sedang mengintip hanya bisa menutup mulutnya karena tak percaya guru-guru cantik yang terlihat alim itu ternyata mau bersetubuh dengan cara seperti itu dengan kepala sekolahnya. "Aku aja yang doyan kontol gak pernah threesome...tapi mereka ini aduuuh" pikir bu Linda tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Adegan demi adegan persetubuhan didalam ruangan kepala sekolah itu terus ia lihat. Tanpa ia sadari birahinya mulai naik, kakinya mulai tidak bisa diam karena dari vaginanya mulai keluar cairan. "Uuuh..ko aku malah sange" pikirnya. Tangan bu Linda tanpa sadar mulai meremasi payudara besarnya yang menggantung, ia lupa kalau saat itu ia tak sendirian.
Bu Linda baru sadar setelah terasa ada yang mengelus pantat semoknya. "Eh Rizal..ngapain kamu? Jangan kurang ajar ya" bu Linda langsung memarahi anak itu. Namun Rizal menghadapinya dengan tenang ia malah meletakan jari telunjuk tangan kanannya didepan bibirnya sambil tangan kirinya meraih bahu bu Linda guru bahasa indonesianya dan mendorongnya agar kembali membungkuk untuk mengintip lagi apa yang terjadi di ruang kepala sekolah tersebut. "Ssssttt...jangan kenceng-kenceng bu..nanti ketauan" ucap rizal terhadap gurunya itu. Bu Linda hanya menurut apa yang dikatakan muridnya dan kembali mengintip. "Tuh bu, lihat tuh bu Ernita sama bu Astri binal banget ya..pasti mereka bisa jadi kesayangan pak Risman tuh" bisik Rizal kepada bu Linda. "Wiiih...tuh lihat bu goyangan bu Astri, mantap ya..ibu bisa gak" Rizal berkomentar lagi terhadap apa yang dia dan bu Linda lihat di dalam ruangan itu sambil tangannya kembali mengelus-ngelus bongkahan pantat bu Linda. Namun kali ini tidak ada penolakan dari bu Linda. Ia malah tampak serius melihat adegan yang terjadi didalam sana.
"Uh..dasar anak bau kencur..aku goyang baru tau rasa dia" ucap bu Linda dalam hatinya. Rasa iri yang timbul karena tontonnan dari dalam ruangan membuat birahinya naik. Hingga saat Rizal mengelus-elus vaginanya dengan jari tengahnya pun bu Linda tak menggubrisnya. Bahkan elusan itu malah menambah naik nafsu birahi bu Linda.
Melihat tak ada penolakan dari gurunya, Rizal semakin berani. Ia menusuk-nusukan jarinya ke vagina bu Linda yang walaupun masih terhalang celana panjangnya tetap saja mampu membuatnya melenguh nikmat.
"Oooh..Rizal..uuhh..apa yang kamu lakuin sama ibu" tanya bu Linda. Dengan santai Rizal menjawab, "nikmati aja bu..saya pengen tau..enak mana memek bu Linda, bu Astri atau bu Ernita". "Ja..jadi kamu juga udah pernah ngentot mereka" tanya bu Linda kaget. "Gak cuma saya bu..mang Yono juga kemaren ikutan..nih saya ada videonya" terang Rizal memberitahukan apa yang kemarin ia dapat dari bu Ernita dan bu Astri. "Apah??? Ma..mang Yono" tanya bu Ernita tak percaya kalau wanita-wanita alim itu juga mau melayani penjaga sekolah. "Iya bu..makanya saya juga sekarang pengen entot ibu" jawab Rizal enteng seakan-akan dia bukan tengah berbicara dengan gurunya.
Rizal mulai berani berlaku lebih kurang ajar terhadap bu Linda. Kali ini tangan kanannya menggapai payudara bu Linda yang sebelah kanan yang langsung diremas-remasnya. Sementara tangan kirinya terus menjamah vagina bu Linda dari balik celanannya.
Selang beberapa menit Rizal mendekatkan wajahnya ke wajah bu Linda dan mencium pipi bu Linda yang sudah merah merona karena birahi yang meninggi akibat tontonan mesum didalam ruangan kepala sekolah tersebut. Rizal pun berbisik pada gurunya, "bu celananya saya buka ya..saya pengen jilatin memek ibu". Bu Linda mendengar pertanyaan kurang ajar itu malah tersenyum malu-malu tapi mau. "Eh..zal..inikan diluar..kalau ada orang lihat gimana" jawab bu Linda. "Gak bakalan ada orang kesini ko bu..percaya deh" ucap Rizal. "Hmmm..iya deh" jawab bu Linda sambil menganggukan kepalanya yang diiringi senyum yang malu-malu. "Yaudah ibu nonton mereka ngentot aja..biar saya yang puasin ibu" kembali Rizal memberi perintah kepada gurunya sambil mulai menurunkan celana bu Linda berikut celana dalam warna hitam berendanya yang anehnya malah dituruti oleh bu Linda.
"Uhhh...memek yang menggoda" gumam Rizal ketika melihat vagina gurunya yang bersih dari bulu sambil berjongkok dari arah belakang. Bu Linda tersentak kaget ketika merasakan benda basah dan kasar menyapu lubang vaginanya. Rupanya Rizal sudah mulai menjilati vagina gurunya tersebut, sambil meremasi pantatnya yang semok. Lenguhan-lenguhan tertahan keluar dari mulut bu Linda, apalagi ketika Rizal muridnya merekahkan lubang pantatnya dan menjilati bahkan menyedot-nyedot lubang itu.
Dengan tangan kanan menopang tubuhnya pada tembok dan tangan kiri menutup mulutnya, bu Linda hanya bisa merem melek menikmati perlakuan murid bengalnya ini. Belum pernah ada orang yang mau menjilati lubang pantatnya, tapi anak ini benar-benar berani bahkan tak cuma menjilat tapi ia juga menyedot-nyedot lubang itu. "Oooh nikmat" itulah yang terucap dalam hatinya.
Sambil menjilati lubang pantatnya kini jari tengah tangan Rizal mulai bermain di lubang vagina bu Linda yang sudah basah. Ia kocok lubang itu dengan kencang sampai akhirnya bu Linda orgasme di tangan muridnya sendiri.
Bu Linda hanya bisa memejamkan mata saat orgasme itu meluluh lantakan tubuhnya. "Oooh...Rizzzall..pintar sekali kamu muasin ibu" ucapnya sambil tersenyum menoleh kearah pantatnya yang mana Rizal muridnya masih asik menjilati cairan orgasmenya.
Setelah puas dengan cairan orgasme gurunya Rizal pun berdiri menghampiri kepala gurunya tersebut dan memelorotkan celananya, lalu mengeluarkan batang kemaluan panjang miliknya. Dengan bangga Rizal menunjukan batang kemaluan panjangnya itu terhadap guru bahasa indonesianya. "Bu..lihat ni kontol aku..masukin ke memek ibu ya" tanya Rizal kepada gurunya. Bu Linda terlihat kaget melihat batang kemaluan Rizal yang panjang dan keras itu, ia tak menyangka kalau muridnya ini punya batang yang bagus untuk dijadikan peliharaan. "Ko gak bilang-bilang sama ibu kalo kamu punya kontol bagus? Tau kayak gini ibu gak usah repot-repot nyari kontol buat muasin memek ibu" ucap bu Linda sambil menjilati bibir atasnya tanda ia sangat menginginkan batang kemaluan muridnya itu.
Rizal hanya tersenyum lalu menyodorkan kemaluannya kedepan bibir sensual yang selalu dihiasi lipstick tebal milik bu Linda. Dengan rakus bu Linda langsung mengulum batang muridnya tersebut. Setelah puas bu Linda melepaskan batang kemaluan muridnya itu dari mulutnya. Lalu dengan mata sayu penuh birahi ia pun meminta Rizal segera menusuk vaginanya dengan batang kemaluan yang ia miliki. "Ayo zal tusuk memek ibu sama kontol kamu" ucap bu Linda.
Rizal lalu bersiap di pantat bu Linda yang menungging lalu menusukan dengan perlahan batang miliknya kedalam vagina milik guru bahasa indonesianya. Mata bu Linda mendelik, mulutnya menganga menikmati penetrasi gemilang dari muridnya.
Setelah beberapa menit menikmati remasan vagina gurunya di batang kemaluan miliknya, Rizal lalu menggenjot dengan tempo sedang. Dia sangat menikmati bagaimana pantat gurunya itu ikut bergoyang mengiringi genjotannya. Begitupun sebaliknya, bu Linda sangat menikmati gesekan otot kemaluan milik muridnya menggaruk dinding vaginanya.
"Oooh...bu..memek ibu gak kalah legitnya sama memek bu Astri ataupu bu Ernita.." Ungkap Rizal merasakan empotan memek bu Linda. "Mmmhhh...yah zal...kontol kamu juga ennak..nanti ibu kasih temen ibu yah" balas bu Linda mengomentari batang kemaluan muridnya.
Menit demi menit berlalu. Genjotan Rizal dan goyangan pantat bu Linda makin hebat. Desahan-desahan penuh kenikmatan dari dua orang itupun makin kacau. Bu Linda sudah melupakan niatnya mengintip bu Astri dan bu Ernita yang tengah bersetubuh dengan pak Risman di ruang kepala sekolah tersebut. Kini bu Linda hanya ingin menikmati apa yang ia dapatkan dari muridnya. "Hmmm..dasar murid nakal..berani entotin gurunya ahhh.." Ucap bu Linda sambil tersenyum menoleh terhadap Rizal muridnya sambil menggoyangkan pantat semoknya. "Oooh...bu..oh dasar guru lonte..doyan kontol murid..oh.." Balas Rizal terhadap gurunya.
Akhirnya bu Linda mulai diserang orgasme, badannya menegang, kakinya berjinjit, bibir bawahnya ia gigit. Sambil memejamkan mata ia mulai merasakan vaginanya berkedut dan menyemburkan cairan kenikmatan. "Oooh..Rizal..ibu keluar ahhh..ibu dapet..ahhh" desah lirih bu Linda ketika orgasmenya tiba.
Rizal yang merasakan batangnya dipijat dalam vagina gurunya juga merasakan yang sama. Dengan meremas pantat bu Linda ia tancapkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya di lubang vagina bu Linda. Lalu beberapa kedutan di batang kemaluanya mengiringi semburan sperma kental di rahim gurunya.
Setelah kenikmatan itu mereda Rizal mencabut batangnya perlahan dan mencium bongkahan pantat bu Linda yang masih menungging meresapi kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari muridnya. "terimakasih bu.." Ucap Rizal yang dijwab senyum dan kedipan mata genit bu Linda guru bahasa indonesianya.
Pagi hari tepatnya jam 06.30 di suatu sekolah menengah atas yang dipimpin oleh pak Risman Kusbiantoro si kepala sekolah mesum sudah terjadi kesibukan. Para staff dan guru-guru di sekolah tersebut sedang sibuk membereskan ruang rapat. Ya, hari ini kabarnya mereka akan mengadakan rapat dengan orang tua siswa perihal biaya anggaran pengadaan fasilitas belajar di sekolah tersebut. Murid-murid tidak diliburkan, akan tetapi mereka dibebaskan dari pelajaran hari itu.
Jam 07.00 sekolah mulai tampak ramai. Para orang tua siswa sudah mulai berdatangan. Pak Risman menyambut mereka didepan ruang rapat yang telah disiapkan didampingi oleh semua guru dan staff sekolah tersebut. Beliau menyalami semua orang tua murid sekolah tersebut dengan ramah, walaupun pikiran mesum masih saja terlintas ketika mendapati beberapa orang tua murid yang berparas cantik dan berbody sexy. Tak terkecuali ketika ia menyalami bu Melisa, salah satu orang tua siswa disekolah tersebut.
Bu Melisa yang kesehariannya bekerja di bagian accounting salah satu perusahaan swasta tampil sangat sexy hari itu dengan balutan busana khas perempuan karir. Menggunakan rok pendek berwarna biru cerah yang menggantung diatas lutut menampilkan kemulusan setengah dari pahanya. Sementara kemeja lengan panjang bu Melisa yang berwarna putih nampak sangat tipis, sehingga BH hitam yang ia pakai untuk menutup payudaranya yang membulat menggoda nampak menerawang.
"Saya Melisa pak, orang tuanya Vita..kelas 3" ucap bu Melisa ketika ia menyalami pak Risman. "Oh bu Melisa, saya Risman..kepala sekolah disini, senang bertemu ibu.." Jawab pak Risman dengan senyum ramah dan tak ketinggalan mata yang mencuri-curi pandang terhadap body mulus dan sexy bu Melisa. "Aduhhh...ko burung saya jadi ngaceng ya, mana tangannya halus..cocok banget buat ngocokin kontol saya nih" itulah yang ada dibenak pak Risman saat ia menyalami bu Melisa.
Jam 08.00 rapatpun dimulai. Didahului dengan sambutan dan berbagai macam pemaparan dari kepala sekolah.
Sementara ketika rapat tengah berlangsung, terlihat di salah satu tempat disekolah itu beberapa orang siswa tengah berkumpul. Mereka berkumpul di pinggir ruangan kepramukaan yang terletak di ujung paling belakang sekolah tersebut. Nampak sekali siswa-siswa bengal tersebut sedang melakukan hal yang sebenarnya tidak layak dilakukan oleh pelajar seusia mereka. Mereka sedang asik mengobrol dengan rokok yang terselip di jari-jari mereka, dan sesekali merekapun tampak menenggak minuman keras yang mereka masukan kedalam botol air mineral. Aldo, Firman, Reska dan Noval, serta tak ketinggalan juga Rizal si Murid bengal beruntung yang saat itu sedang asik bermabuk-mabukan.
"Eh...do, lu disekolah ini paling pengen ngentotin siapa?" Tanya Rizal kepada Aldo sambil menghisap rokoknya. "Bu Indah bro...secara dia khan baru kawin pasti memeknya masih sempit" jawab Aldo yang ditimpali dengan gelak tawa teman-temannya. "Kalau lu val?" Kembali Rizal bertanya, kali ini terhadap noval. "Kalau gw sih kayanya bu Ernita..haha...lu liat kan pantatnya men? Gile deh kalau tuh pantat bahenol ngelindes kontol gw" jawab Noval sambil menerawang membayangkan dirinya tengah bersetubuh dengan bu Ernita, dan kembali gelak tawa terdengar disana.
Firman yang sedari tadi tampak diam hanya membayangkan obrolan-obrolan keempat temannya itu sambil sesekali menenggak minuman dan menghisap rokoknya. "Lu nanya-nanya terus zal..kalau lu sendiri siapa guru yang paling pengen lu entot?" Tanya Reska sambil menjitak kepala Rizal temannya. "Hehe..kalau gw sih udah pernah entotin bu Ernita, bu Linda sama bu Astri..tinggal bu Indah bro" ungkap Rizal sambil membetulkan posisi kemaluannya yang terasa sudah berdiri akibat obrolan itu. Mendengar jawaban Rizal tersebut, sontak gelak tawa terdengar dari keempat temannya, mereka berpikir jika Rizal hanya membual. "yee..kalian pada gak percaya ya" ungkap Rizal kepada teman-temannya. "Ngimpi lu bro...paling cuma ngayal sambil coli..haha.." Firman yang dari tadi diam menimpali. "Nih gw punya videonya bu Ernita lagi dientot pak Risman sama bu Astri lagi dientot mang Yono sama pak Risman sambil nyepong kontol gw.." Sahut Rizal sambil mengeluarkan handphone dari tasnya. Serempak keempat temannya mengerubungi Rizal. Sambil asik minum-minum mereka menonton rekaman tersebut.
Sedang asik-asiknya, kelima siswa bengal tersebut dikagetkan oleh kedatangan bu Indah yang saat itu tengah berkeliling disekolah tersebut. Mereka tak sempat menyembunyikan minuman-minuman serta rokok yang tengah mereka nikmati.
"Oh..jadi kalian seperti ini ya kalau sedang bebas pelajaran" bentak bu Indah dengan wajah galak terhadap lima orang siswa tersebut sambil melipatkan tangan didadanya yang membusung. Tampak sekali raut ketakutan dari kelima orang siswa yang ketahuan sedang menenggak minuman keras itu. Mereka hanya bisa menunduk ketakutan. "Baik...bawa minuman-minuman itu ke ruang konseling buat barang bukti..biar kalian dikeluarkan dari sekolah ini" kembali bibir ranum bu Indah berucap dengan geram terhadap kelima siswa bengalnya itu.
Namun pikiran Noval yang dipengaruhi minuman keras malah menerawang ke hal lain melihat bu Indah yang sedang marah waktu itu. Ia malah terangsang melihat tubuh bu Indah dalam balutan seragam mengajarnya yang berwarna abu-abu, celana panjang ketat yang menonjolkan pantatnya yang walaupun tidak sebesar bu Ernita atau bu Linda tapi tetap menggoda kelelakiannya, apalagi dengan kerudung putih berhias bunga-bunga yang menutupi kepalanya menambah aura kecantikan bu Indah yang sempurna, serta sepatu hak tinggi yang menambah sexy guru muda tersebut.
Ternyata apa yang ada dipikiran Noval sama dengan keempat temannya. Seperti sudah dikomando, kelimanya secara bersamaan menghampiri bu Indah yang tengah berdiri berkacak pinggang tak jauh dari kelima muridnya.
Bu Indah yang tidak menyadari apa yang akan dilakukan murid-muridnya tampak tenang. Hingga ia dikagetkan oleh remasan tangan dipantatnya, yang ternyata itu dilakukan oleh Reska. "Hey...kurang ajj..aaah" ucap bu Indah terpotong karena ia kembli dikagetkan oleh Firman yang meremas payudaranya. Tubuh bu Indah kini mulai dikerubungi oleh kelima siswa-siswa bengal itu.
"Ap..apa yang kalian lakukan..ahhh..kurang ajar" maki bu Indah terpotong, karena kini tubuhnya tengah dijamah kelima siswanya. "Ini akibatnya kalau ibu gangguin kami..." Ucap Firman sambil matanya melotot terhadap bu Indah dan dengan tangan meremas-remas payudara gurunya tersebut berebutan dengan teman-temannya.
"Bro..bawa masuk ke ruang pramuka aja.." Ucap Noval kepada teman-temannya. Lalu tubuh bu Indah yang meronta-ronta mereka seret dengan paksa memasuki ruangan ruangan tersebut.
Ruangan itu memang terletak terpisah dan lumayan jauh dari bangunan yang lain, hingga teriakan bu Indah sekencang apapun tak akan terdengar oleh orang-orang yang tengah berada di areal sekolah tersebut.
Didalam ruangan tersebut bu Indah mereka letakan terlentang diatas meja yang tak terpakai. Firman dan Reska memegangi kedua tangan bu Indah yang meronta, tangan mereka berdua pun tak tinggal diam dengan meremas kedua payudara membusung bu Indah. Sementara itu Rizal dan Aldo menelanjangi celana panjang bu Indah lalu mengangkangkan kedua kakinya yang kini hanya memakai sepatu hitam berhak tinggi saja mempertontonkan vagina bu Indah yang ditutupi celana dalam putih berenda tipis menggoda.
Noval dengan tergesa-gesa mendekatkan mukanya kedepan selangkangan bu Indah, lalu jari-jari tangan kanannya menyingkap CD putih bu Indah, Lidahnya mulai menyapu belahan vagina bu Indah yang dihiasi bulu tipis menggoda. "Auuuhhh...hentikan...bia..dab kalian..ku..rang..ajjjar ahhh" lenguhan dan makian bu Indah terdengar ketika ia merasakan sapuan lidah kasar Noval di vaginanya. Firman, Reska, Aldo dan Rizal tak mau ketinggalan. Mereka terus berebut tubuh mulus bu Indah dengan meraba, meremas, dan mengelus seluruh bagian tubuh bu Indah yang hanya bisa menjerit-jerit histeris menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Tangisan dan lenguhan bu Indah bukannya menghentikan aksi dari kelima siswa bengal tersebut. Kini mereka malah menikmati tangisan mengiba dari guru mereka ini.
Selang 5 menit mereka bergantian menjilati vagina bu Indah yang walaupun menolak tetap saja vaginanya membanjir.
Kancing baju seragam bu Indah telah terbuka semuanya. BH putih berenda yang senada dengan CDnya juga telah tersingkap keatas menampakan payudara yang membulat padat nan menggiurkan, yang kini puting-putingnya tengah dikulum oleh Rizal dan Aldo. Kaki jenjangnya yang berhias sepatu hitam berhak tinggi masih meronta-ronta dengan dipegangi Reska dan Noval. Sementara itu Firman menikmati basahnya vagina bu Indah dengan jilatan kasarnya serta tusukan jari telunjuknya yang menusuk lubang anus gurunya tersebut.
"Auuuh...toll..ong..tidakkk...ahhh" bu Indah melenguh ketika merasakan vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme di mulut Firman muridnya, yang dengan lahap menyedot vaginanya. Sontak gelak tawa terdengar diruangan tersebut menyambut orgasme bu Indah di tangan murid-muridnya.
Hati bu Indah sangat pedih, ia menangis tersedu meratapi tubuhnya yang mengkhianati dirinya. Ia sangat malu menyadari dirinya orgasme di tangan murid-muridnya.
"Sudah..hentikan..saya guru kalian" ucap bu Indah sambil menangis, melihat Reska yang kini mempersiapkan kemaluannya yang walaupun tidak besar tapi cukup panjang dan keras didepan vaginanya yang masih tertutup CD putih berenda. "Kemarin bu Indah memang guru kami..tapi mulai sekarang ibu akan jadi pelacur kami" ucap Reska sambil tersenyum memuakan dan menyingkap CD putih gurunya, lalu menusukan kemaluannya itu ke vagina bu Indah yang hanya bisa memejamkan mata dan menggigit bibirnya merasakan perih dihatinya dan kenikmatan di lubang vaginanya.
Dilema mulai terjadi dihati bu Indah. Setengah dirinya menikmati perkosaan ini, akan tetapi setengah kesadarannya mengutuk apa yang dilakukan kelima muridnya ini. "Ouh...aku menikmati jilatan nafsu anak-anak muda ini di memekku..ouh..tidak..ini tidak boleh..ini tabu" itulah yang terpikirkan oleh bu Indah saat Reska menggenjot vagina legitnya.
Reska tak bertahan lama, ia tak kuasa menahan nikmatnya jepitan vagina bu Indah. Hanya 5 menit ia mampu menggenjot vagina gurunya, ia mencabut kemaluannya dan memuntahkan seperma kental di perut gurunya.
Rizal langsung menggantikan temannya, ia terlihat mengocok pelan kemaluan panjang dan besar miliknya yang kemarin ia gunakan untuk menaklukan 3 orang gurunya. "Ini memek guru keempat yang akan saya nikmati" begitulah pikir Rizal sambil memegangi paha bu Indah dan menekan kemaluannya memasuki vagina gurunya. Sementara bu Indah seakan tak percaya melihat kemaluan muridnya tersebut. "Oh...sungguh besar, kontol suamiku pun tak sebesar itu" pikir bu Indah melihat dengan takjub kemaluan Rizal memasuki vaginanya.
Bu Indah benar-benar merasakan kenikmatan yang sempurna dari kemaluan Rizal yang menggenjot pelan vaginanya. Ia memejamkan mata dan melenguh-lenguh penuh kenikmatan. "Auuuuh...yeah..mmmh.." Begitulah lenguh bu Indah kala itu, saat dimana Rizal dengan perkasa menggenjot pelan vagina gurunya yang sempit.
"Ibu haus? Minum ini bu" tiba-tiba Reska mencekoki bu Indah dengan minuman keras yang ia bawa. "Uhuk..uhuk..aaahhh..mmmh" bu Indah tersedak akibat minuman yang diberikan Reska muridnya, tetapi ia tak menolak ketika Reska kembali menyodorkan minuman itu.
Beberapa saat kemudian, efek dari minuman keras itu mulai dirasakan bu Indah. Kepalanya terasa ringan, tubuhnya terasa panas. Bu Indah mulai lupa akan statusnya sebagai seorang pengajar. Ia kini merasa birahinya sangat tinggi dan hanya ingin menuntaskannya saat itu.
Senyum manis nan menggoda mulai tersungging dibibirnya. "Persetan dengan suamiku..aku hanya ingin kontol besar mengisi memekku" itulah yang kini ada dalam pikirannya. Efek minuman keras telah merubah bu Indah yang tadi menolak dan mengutuk pelecehan yang dilakukan murid-muridnya terhadap tubuhnya, kini dia malah meminta dan memohon untuk di lecehkan.
Kini bu Indah tampak mengangkat pinggulnya, ia mengimbangi setiap gerakan Rizal yang memompa pelan vaginanya dengan goyangan pinggul yang ia perlihatkan kepada murid-muridnya.
"Ouh...yeaahh..nikmati tubuh ibu..zal..ahhh" desahan bu Indah benar-benar menggugah hasrat. Diiringi dengan senyum genit dan kerlingan mata binal, bu Indah menyuruh semua muridnya bertelanjang, yang tentu saja ditanggapi oleh smuanya dengan semangat.
Bu Indah membagi tugas terhadap murid-muridnya tersebut untuk memberikan kenikmatan pada tubuhnya. Firman dan Noval ia suruh menyusu di payudaranya, sementara Aldo dan Reska Ia nikmati kemaluan keduanya secara bergantian dengan mulutnya.
Aroma persetubuhan tercium sangat kental diruangan tersebut, lenguhan, desahan, erangan penuh kenikmatan terdengar menggairahkan.
Hingga kurang lebih 15 menit kemudian lenguhan Reska yang kembali tidak bisa menahan kenikmatan dari kuluman bu Indah membuatnya memuncratkan sperma di mulut gurunya. "Oooooh...gile bro...nik..mat bangettt...ahhh" erang Reska ketika mengeluarkan spermanya yang nampak dinikmati oleh bu Indah sampai Reska meringis-ringis karena kepala kemaluannya di sedot bu Indah.
Bu Indah pun sudah mendapat 2 kali orgasme dari genjotan Rizal. Namun anehnya stamina dan nafsu berseetubuhnya tak kunjung padam.
"Ahhh...ampun bu...ohhh..gak kuat..." Lenguh Rizal ketika bu Indah menggoyangkan kembali pinggulnya, sehingga memaksa Rizal menumpahkan spermanya didalam vagina gurunya. Bu Indah menanggapi lenguhan Rizal yang takluk oleh goyangan pinggulnya dengan senyuman yang genit.
Setelah Rizal menyelesaikan hajatnya, bu Indah bangkit dari meja tempat ia terlentang menikmati hujaman kemaluan muridnya barusan. Sementara Rizal dan Reska tampak duduk kelelahan. Bu Indah lalu berjalan ke arah matras yang sudah tergelar diruangan itu. Lalu dengan goyangan erotisnya ia melucuti sisa pakaian yang menutupi tubuhnya kecuali kerudung yang masih menutupi kepalanya.
Dengan jentikan jari dan mata binal ia memanggil Aldo dan menyuruhnya terlentang di matras. Bu Indah lalu menunggangi Aldo muridnya yang mempunyai postur tubuh paling besar diantara kelima muridnya itu, diikuti firman dan Noval yang langsung menyodorkan kemaluannya didepan mulut bu Indah.
Persetubuhan hebat itu terjadi hampir 3 jam, dimana tubuh bu Indah digilir oleh lima orang siswanya. Entah berapa kali bu Indah mengalami Orgasme, dan entah berapa banyak pula sperma yang tertumpah dari kelima murid bengal itu.
Hingga di akhir persetubuhan itu bu Indah tampak meringkuk di atas matras kusam di dalam ruang kepramukaan, dengan mata terpejam dan senyum yang menghiasi bibir manisnya.
Sementara kelima siswa bengal itu tampak duduk kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Ditangan mereka tampak rokok-rokok yang menyala sedang mereka hisap. Sesekali Rizal mengabadikan keadaan bu Indah dengan kamera handphonenya. "Hahahaha...nambah lagi ni lonte gw" ucap Rizal dalam hati.
Masih di waktu yang sama ketika rapat sedang berlangsung, di sebuah ruangan disekolah itu nampak seorang wanita cantik dengan masih mengenakan baju khas para pengajar sedang asik menaik turunkan tubuhnya dipangkuan seorang laki-laki paruh baya yang jauh dari kata tampan. Pakaian wanita tersebut telah terbuka semua kancingnya, serta nampak wanita itu tidak memakai BH sehingga payudara putih mulusnya langsung tersaji dihadapan laki-laki paruh baya itu yang dengan rakus menjilati, mengulum bahkan menggigit kecil payudara wanita itu. Sementara celana panjang serta CD keduanya nampak berserakan di lantai ruangan tersebut.
"Oh..iyaahhh..bu Ernita..ayoh lebih kencang buh" ucap laki-laki itu kepada wanita yang tengah asik menunggangi batang kelelakiannya yang hitam berotot. "Mmmhh..iyahhh..innih..mangh..oh" balas wanita itu sambil terus menghentak-hentakkan pinggulnya yang semok diatas pangkuan laki-laki paruh baya tersebut yang tampak kewalahan mengimbangi gerakannya.
Ya, mereka yang tengah bersetubuh itu tak lain dan tak bukan adalah bu Ernita si guru bahasa inggris yang alim itu, yang kini telah ketagihan rasa batang kemaluan laki-laki. Dan laki-laki yang kini beruntung mendapatkan service bu Ernita adalah mang Yono sang penjaga sekolah mesum yang selalu mupeng melihat lenggak-lenggok tubuh guru-guru muda di sekolah itu. Mereka tengah bersetubuh di ruang UKS yang letaknya tak jauh dari ruang kepala sekolah.
Lenguhan-lenguhan bu Ernita menjadi pembangkit semangat Mang Yono dalam mengimbangi gerakan erotis bu Ernita yang semok. Sementara bagi bu Ernita, batang kemaluan mang Yono yang hitam, panjang dan besar serta berotot mampu memberikan rasa persetubuhan yang lain daripada persetubuhan yang biasa ia lakukan dengan suaminya.
"Mangh...saya nyampe mangh...ohhh" ungkap bu Ernita ketika orgasme pertama dipagi itu datang menenggelamkannya dalam kenikmatan. Tubuhnya berkelojotan diatas tubuh mang Yono yang meringis menahan kenikmatan yang ditimbulkan oleh kontraksi dari vagina bu Ernita yang mendapatkan orgasme. "Ahhh...bu..konthol mamang..rasanya kayak dikunyah" timpal mang Yono ketika merasakan efek yang ditimbulkan oleh orgasme yang menimpa bu Ernita.
Setelah beberapa menit mengistirahatkan tubuhnya mereka kembali melanjutkan persetubuhan itu. Kini bu Ernita tampak pasrah mengangkang diatas kasur yang tersedia di ruang tersebut. Tangan bu Ernita tampak memeluk mesra tubuh kurus mang Yono yang kini tengah asik memagut bibir ranum bu Ernita dengan pinggul yang menghentak kasar memompa kemaluannya keluar masuk vagina guru bahasa inggris tersebut.
Sementara itu diruang rapat, tampak semua berjalan dengan lancar. Kini yang tengah berbicara adalah pak Kusnadi yang dikenal sebagai wakil dari yayasan. Beliau sedang memaparkan apa saja yang dibutuhkan sekolah tersebut guna memenuhi kelengkapan sarana belajar siswa-siswinya.
Saat itu pak Risman bukannya memperhatikan apa yang tengah dibicarakan. Kepala sekolah mesum itu malah sedang menikmati elusan tangan halus bu Astri yang tengah mengelus lembut batang kemaluan pak Risman dari luar celana panjangnya. Meja didepannya membuat kegiatan mesumnya bersama bu Astri terlindung dari perhatian orang-orang diruangan tersebut.
Sedang asik-asiknya bermesum ria di muka umum, pak Risman dikagetkan dengan kedatangan bu Melisa dihadapannya. "A..ada apa bu?" Tanya pak Risman kaget melihat kedatangan bu Melisa. "Gini pak, saya ada penawaran untuk sekolah ini..bisa kita bicara sebentar?" Jawab bu Melisa singkat. "Oh..iya tentu bu tentu...sebentar saya kasih instruksi dulu anak buah saya" ucap pak Risman semangat.
Setelah meminta izin kepada beberapa pimpinan yayasan dan memberikan perintah kepada bawahannya untuk mencatat hasil rapat tersebut, pak Risman lalu keluar ruangan diikuti bu Melisa. "Begini pak, perusahaan saya bisa bekerja sama untuk pengadaan komputer di sekolah ini yang katanya sudah banyak yang rusak" ucap bu melisa sesaat setelah mereka keluar ruang rapat. "Keuntungannya bisa kita bagi dua, bagaimana menurut pak Risman?" Lanjut bu Melisa memberikan penawaran. Tampak pak Risman sesaat seperti sedang berpikir, padahal yang dia pikirkan bukanlah barang yang bu Melisa tawarkan melainkan barang yang ada dibalik pakaian yang bu Melisa kenakan.
"Gini bu..kayaknya gak enak kalau kita ngomongin ini disini, gimana kalau kita keruangan saya saja" ajak pak Risman kepda bu Melisa dengan tawa yang menunjukan kemesumannya. Lalu setelah bu Melisa menyetujui ajakan pak Risman, kepala sekolah itupun menunjukan arah menuju ruangannya.
Sambil berjalan pak Risman tidak hentinya melirik tubuh bu Melisa. "Hmmm...ini namanya tua-tua kelapa..makin tua makin banyak santannya" pikir pak Risman mengagumi tubuh bu Melisa yang tengah berjalan disampingnya.
Bu Melisa memang tampil luar biasa menggoda. Tubuhnya masih segar dengan kulit yang masih terlihat kencang di usianya yang menginjak 42 tahun. Pantat yang menungging serta payudara yang tampak membusung sama sekali tidak memperlihatkan kalau dia telah mempunyai anak yang kini telah duduk di kursi SMA kelas 3. Apalagi hari itu, pakaiannya sangat sexy dengan memakai rok ketat diatas lutut dan kemeja putih transparan, serta rambut coklat yang ia kuncir kebelakang memperlihatkan leher yang putih mulus menggoda kelelakian siapa saja yang melihatnya.
Ditengah perjalannan menuju ruang kepala sekolah. Mereka berdua dikagetkan oleh suara desahan serta lenguhan dari dalam ruangan UKS yang mereka lewati. Bu Melisa tampak mengernyitkan dahinya sambil menoleh ke arah pak Risman. Ia sangat hafal dengan suara-suara itu. "Pak..tampaknya ada yang tidak beres didalam sana" ucap bu Melisa setengah berbisik kepada pak Risman sambil tangan kanannya menunjuk ruangan asal suara itu keluar. Pak Risman mengangguk pelan, hatinya mulai was-was. Ia tau diruangan tersebut pasti sedang terjadi persetubuhan. "Waduh..bisa gawat ini kalau ketahuan..lagian siapa sih yang asik-asikan ngentot diruangan ini" pikir pak Risman. Lalu bu Melisa menghampiri pintu ruangan tersebut, ia mengintip apa yang sedang terjadi di ruangan itu dari lubang kunci.
Bukan main kagetnya bu Melisa saat itu. Walaupun terlihat tidak terlalu jelas, namun ia tahu jika didalam tengah terjadi persetubuhan. Ia hanya bisa melihat pantat seorang wanita berseragam guru tengah dipompa oleh laki-laki kurus. Suara wanita itu tampak menikmati apa yang dilakukan laki-laki kurus dibelakangnya.
Beberapa saat kemudian, tanpa bisa dicegah bu Melisa dengan emosi mengetuk pintu ruangan tersebut. Lalu tak berapa lama seorang laki-laki paruh baya membuka ruangan itu, wajahnya menampakan ketakutan dengan keringat yang masih mebasahi tubuhnya ia keluar dari ruangan tersebut.
Tanpa ampun bu Melisa mencaci maki laki-laki tersebut yang tampak gemetar yang beberapa menit kemudian disusul oleh seorang wanita cantik berpakaian seragam pengajar dengan jilbab yang acak-acakan. "Terkutuk kalian...biadab...kalian melakukan tindakan cabul ditempat yang tidak semestinya" maki bu Melisa sambil melayangkan tangannya ke arah wanita yang baru saja keluar dari ruangan tersebut. Namun pak Risman dengan cekatan menangkap tangan bu Melisa. "Tenang bu jangan terbawa emosi...kalian berdua ikut kekantor saya" ucap pak Risman dengan nada galak yang di buat-buat.
Ya, bu Melisa sudah memergoki bu Ernita dan mang Yono yang tadi tengah berstubuh di ruang UKS. Keempat orang itu kini sudah berada di ruang kepala sekolah, yang tanpa sepengetahuan bu Melisa, pak Risman telah mengunci ruangan itu.
Tampak bu Ernita dan mang Yono duduk berdampingan diatas sofa didalam ruangan tersebut. Mang Yono hanya bisa menunduk ketakutan, sementara bu Ernita terlihat datar seakan-akan tak terjadi apa-apa. Pak Risman menyilangkan kedua tangan didepan dadanya dan menggeleng-gelengkan kepala, bersandiwara seakan-akan dia tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Beberapa menit suasana diruangan kepala sekolah tersebut hening. Sebelum bu Melisa angkat bicara dan memaki-maki penuh emosi terhadap bu Ernita dan mang Yono.
"Kamu wanita jalang...tak pantas jadi guru di sekolah ini...dasar pelacur murahan" maki bu Melisa dengan nada yang menunjukan kemarahannya. Namun tanpa disangka-sangka bu Ernita malah menghampiri bu Melisa yang tengah dilanda emosi. "Kalau memang saya pelacur apa urusannya sama ibu? Apa ibu merasa tersaingi untuk mendapatkan kontol-kontol perkasa menjejali memek ibu?" Dengan nada sinis bu Ernita mengucapkan kata-kata itu tepat didepan wajah bu Melisa. Mendengar perkataan bu Ernita, tak ayal lagi bu Melisa langsung melayangkan tangannya hendak menampar guru binal itu. Namun lagi-lagi tangannya ditangkap pak Risman, yang kini dengan kurang ajar langsung mendekap tubuh bu Melisa dari belakang. "Hey...pak Risman apa-apaan ini" protes bu Melisa sambil meronta-ronta mencoba melepaskan dekapan pak Risman dari tubuhnya. Akan tetapi bukannya melepaskan, pak Risman kini malah nampak membenamkan mukanya di leher jenjang bu Melisa. Hidungnya mengendus-ngendus menghisap aroma harum tubuh bu Melisa, bahkan lidahnya mulai berani menjilat leher jenjang itu. "Bu Ernita saja bisa nikmatin kontol saya dan mang Yono, kenapa bu Melisa tidak sekalian saja menikmati juga" bisik pak Risman di telinga bu Melisa yang kemudian mengulum telinga bu Melisa.
"Anjing kau Risman..lepaskan..tak sudi aku melayanimu kepala sekolah bejat.." Teriak bu Melisa sambil terus meronta-ronta.
Sementara itu mang Yono dan bu Ernita hanya menonton bu Melisa yang meronta meminta untuk dilepaskan dari dekapan pak Risman. Semakin lama rontaan bu Melisa mulai melemah, tenaganya untuk melawan dekapan pak Risman mulai habis. Kini ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Sementara tangan pak Risman mulai bergerilya ditubuh sexy bu Melisa. Tangan-tangan pak Risman mulai secara intens meremas-remas payudara bu Melisa yang empuk.
Diperlakukan seperti itu bu Melisa hanya bisa menangis, hingga bu Ernita memanggilnya. "Bu..lihat sini, ni lihat..ini enaknya jadi pelacur,dapet kontol segede ini tiap hari" ucap bu Ernita yang kala itu tengah berlutut didepan mang Yono yang telah memelorotkan celana berikut celana dalamnya dan memperlihatkan batang kejantanan kebanggaannya di depan bu Ernita.
Bu Melisa terbelalak kaget melihat aksi dari bu Ernita yang menjilati batang kemaluan mang Yono didepan mata kepalanya sendiri. Ia sungguh tak menyangka, guru wanita secantik ini mau melakukan hal yang merendahkan harga dirinya didepan laki-laki paruh baya yang kurus dan dekil serta jauh dari kata tampan. Bahkan wanita itu tampak menikmati pelecehan yang dilakukan laki-laki didepannya. "Apa..yang wanita cantik ini lakukan..begitu nikmatkah kontol itu?" Itulah yang ada dipikiran bu Melisa saat melihat bu Ernita tersenyum ketika mang Yono memukul-mukulkan batang kemaluan besarnya di wajah guru bahasa inggris tersebut. "Uh..apa..besar..ya, kontol itu memang sangat besar..nikmatkah?" Kembali pertanyaan terbersit dipikiran bu Melisa. Dilema terjadi didalam pikirannya, melihat batang kemaluan mang Yono yang hitam, besar dan berotot mengacung keras serta mengkilap akibat air liur bu Ernita yang dari tadi memanjakannya. Apalagi sudah tiga bulan ini bu Melisa tidak melakukan persetubuhan kerena suaminya adalah seorang pelaut.
Ditengah-tengah kekalutannya, bu Melisa dikagetkan oleh sesuatu yang memasuki vaginanya. Tanpa sadar kemejanya telah dilucuti oleh pak Risman, begitupula dengan BH hitamnya yang kini terlihat tegeletak di lantai ruangan tersebut. Kini posisinya tengah mengangkang diatas sofa, roknya kini sudah tergulung menggantung di pinggangnya, payudara kanannya tengah dihisap pak Risman dengan rakus, sedangkan payudara kirinya sedang diremas tangan kiri pak Risman yang mendekapnya dari belakang. Sementara itu, vaginanya yang mulai becek sedang ditusuk-tusuk jari tengah pak Risman.
"Aahhh...ough...tidak..bangsattt kamu Risman.." Lenguhan bu Melisa terdengar memilukan ketika jari tengah pak Risman memaksanya mendapatkan orgasme. Pak Risman tampak terkekeh menjijikan mendapati jari serta telapak tangannya dilumuri cairan putih kental yang menyembur dari vagina bu Melisa.
"Hehe..katanya gak mau..tapi muncrat juga..enak ya bu" tanya pak Risman melecehkan bu Melisa. "Anjing kau Risman..haah..haah.." Jawab bu Melisa terengah-engah.
Mendengar jawaban bu Melisa, kepala sekolah mesum itu kembali mengocokan jari tengah gemuknya di vagina bu Melisa yang kembali melenguh-lenguh. Sesaat kemudian lenguhannya tertahan dikarenakan bu Ernita kini memagu-magut bibirnya. Bu Ernita kini berada diatas sofa dengan posisi menungging. Dibelakangnya mang Yono menancapkan batang kemaluan besarnya di vagina guru bahasa inggris tersebut dan langsung mengocoknya dengan kasar. Kenikmatan yang bu Ernita dapatkan dari hujaman batang mang Yono ia lampiaskan terhadap bu Melisa yang kala itu kembali dilanda orgasme.
Selang beberapa menit giliran bu Ernita yang mendapatkan orgasme hebat dari genjotan mang Yono. Itu merupakan orgasmenya yang ke 5 dihari itu yang ia dapatkan dari orang yang sama, hingga ia merasa badannya sudah tak bisa lagi dipakai untuk melayani pejantannya. Sebelum ambruk diatas sofa bu Ernita meminta bantuan kepada bu Melisa. "Tolong saya bu..tolong gantikan saya untuk memuaskan mereka" ucap bu Ernita kepada bu Melisa.
Entah merasa iba dengan bu Ernita, atau memang bu Melisa menginginkan bersetubuh dan menikmati batang-batang besar milik kedua pejantan itu, kini ia tak menolak ketika disuruh pak Risman untuk menunggangi batang kejantanan mang Yono yang kini tengah duduk selonjoran diatas sofa dipinggir bu Ernita yang meringkuk kelelahan.
Tampak bu Melisa menengadahkan kepalanya dan dengan mulut terbuka mengeluarkan desahan tertahan ketika mili demi mili batang kejantanan mang Yono yang ia pegang dengan jari-jari lentiknya memasuki vaginanya yang becek dan licin.
Selang beberapa menit, sudah mulai terlihat bu Melisa dengan semangat menghentak-hentakan pinggulnya, menyerahkan vaginanya diobrak-abrik batang kejantanan mang Yono. Desahan penuh kenikmatan yang kini dihiasi senyum yang mengembang di bibir merahnya mengiringi suara tumbukan kedua alat kelamin tersebut.
Ketika sedang asik menunggangi mang Yono, bu Melisa dikagetkan oleh batang kejantanan yang tak kalah besar dengan batangnya mang Yono yang menyentuh-nyentuh bibirnya. Ia menengadah keatas dan terlihat pak Risman tengah menyeringai menjijikan terhadapnya sambil tangannya mengelus-elus kepalanya. Mengerti dengan keinginan kepala sekolah mesum itu, bu Melisa langsung memperlihatkan kebolehannya menyenangkan laki-laki. Ia mulai menjilati batang kejantanan pak Risman dari biji sampai ujung kepalanya dengan telaten hingga tak ada yang terlewat sedikitpun, lalu setelah itu ia mengulum kepala kejantanan pak Risman dan mengurut lembut batangnya hingga membuat pak Risman melenguh.
"Ouuuh bu..bu Melisa hebat sekali manjain kontol saya...udah kayak pelacur beneran..ahhh" ucap pak Risman ditengah-tengah kenikmatan yang ia dapatkan.
Namun bukannya marah mendapatkan pelecehan tersebut, hati bu Melisa malah merasa senang dengan ucapan pak Risman itu.
"Oh...beginikah yang dirasakan para pelacur itu..haaaah...sangat nikmat" itulah kata-kata yang ada dibenak bu Melisa saat itu.
"Terimakasssih pak Risman...saya memang pelacur pak" tanpa sadar kata-kata itu meluncur dari mulut bu Melisa, hingga ia mendapatkan orgasmenya yang hebat.
Setelah orgasme bu Melisa mereda, pak Risman beralih ke belakang bu Melisa. Ia mngorek-ngorek lubang anus milik bu Melisa dengan jarinya serta sesekali meludahinya. Menyadari apa yang akan dilakukan kepala sekolah itu bu Melisa sedikit kaget.
"Oh...pak jangan disitu, sakkkiiit" tolak bu Melisa. Namun pak Risman tak mendengarkan penolakan itu, kali ini ia sudah menempelkan ujung batang kejantanannya di lubang yang mengerucut itu. Perlahan-lahan ia mendorong batang kejantanannya tersebut dengan diiringi lenguhan yang terdengar memilukan.
Tak memberi waktu untuk menghela nafas, pak Risman langsung menggenjot dengan brutal anus bu Melisa yang terus menjerit-jerit. "Ampuuun..oh..oh..panas..ahhh" ungkap bu Melisa merasakan dinding lubang anusnya seperti terbakar.
Tapi setelah beberapa menit, rasa perih, sakit dan panas itu mulai hilang. Kini yang dirasakan bu Melisa adalah rasa nikmat yang tiada tara yang ia dapat dari kedua batang besar yang menyumpal lubang vagina dan anusnya.
Persetubuhan ketiganya terus berlanjut dengan berganti-ganti gaya maupun posisi. Kini bu Melisa sudah ketagihan batang kemaluan besar mang Yono dan pak Risman, bahkan ia rela melakukan adegan lesby dengan bu Ernita demi membangkitkan gairah pejantan-pejantannya yang saat itu menonton kebinalannya beradegan lesby bersama bu Ernita dengan batang-batang yang layu diselangkangannya masing-masing.
Hari itu pak Risman tampak sumringah, wajah mesumnya terlihat berseri-seri. Terdengar ia bersiul-siul mengungkapkan kegembiraannya. Tangan kanannya memegang sebuah proposal pengajuan kerjasama dari perusahaan dimana bu Melisa bekerja. "Sungguh beruntungnya aku ini, sudah dapat memek gratis..dapat duit pula..haha" gumamnya. "Tapi..ngomong-ngomong soal memek...aku jadi ingat guru-guru yang belum aku cicipi..hmm" kembali pak Risman menggumam. Ia baru ingat kalau rencananya baru setengah jalan.
Pak Risman keluar dari ruangannya, ia kini berjalan-jalan berkeliling sekolah tersebut. Beberapa staff, guru, dan juga murid yang berpapasan tampak menyapanya yang ia tanggapi dengan ramah. "Ternyata gak cuma guru-guru yang cantik...di sekolahku ini juga banyak siswi-siswi sexy" itulah hal yang terbersit dalam benaknya ketika melihat murid-murid perempuan di sekolah itu.
Pak Risman terus melangkahkan kakinya berjalan-jalan di areal sekolah itu, hingga suatu ketika langkah kakinya terhenti. Sayup-sayup telinganya mendengar suara-suara yang tak asing ditelinganya. Suara itu berasal dari ruangan konseling, dimana ruangan itu diapit oleh dua bangunan laboratorium, sehingga letaknya agak tersamarkan.
Dengan hati-hati pak Risman melangkahkan kakinya mendekati pintu ruangan itu. Telinganya ia tempelkan dipintu itu seolah-olah ingin mendengarkan lebih jelas suara-suara yang keluar dari dalam ruangan tersebut.
Ketika pak Risman sedang serius menguping, ia dikagetkan obrolan orang dari dalam ruangan tersebut. "Ayoh bu...puaskan kontol sayah...oh..sebelum pak Risman menikmati jepitan memek ibu...yah..goyangh.." Itulah yang terdengar oleh pak Risman dari dalam ruangan tersebut.
Ia semakin penasaran, siapa orang yang tengah berada diruangan itu, dan kenapa ia tahu tentang skandalnya yang senang menikmati tubuh para guru perempuan disekolah itu. Ingin sekali pak Risman mengetuk pintu ruangan itu dan melihat siapa orang yang berani melakukan hal mesum di sekolah itu selain dirinya. Namun pak Risman mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu, ia lebih memilih menunggu persetubuhan itu selesai dan orang dari dalam ruangan itu keluar.
Pak Risman terlihat cemas menunggu didepan ruangan konseling tersebut, hingga setelah menunggu hampir setengah jam, terdengar suara kunci dari pintu itu dibuka dari dalam. "Cklek.." Pintu itu terbuka, terlihat seorang murid laki-laki keluar dari dalam ruangan tersebut. Anak laki-laki itu tampak kaget ketika matanya bertemu pandang dengan sosok buncit kepala sekolahnya, mulutnya terbuka tak bisa berucap sepatah katapun.
Sementara dari dalam terdengar suara perempuan yang memanggil anak laki-laki itu dengan mesra bahkan agak jorok, karena tidak mengetahui kalau didepan ruangan tersebut anak laki-lakinya tengah gemetar dihadapan kepala sekolahnya. "Aldo sayang..jangan lupa nanti sore ke rumah Firman ya...ibu pengen dientot rame-rame lagi sama kall..". Kata-kata dari perempuan itu terpotong ketika mendapati pak Risman telah berada didepan ruangan tersebut bersama murid laki-lakinya yang tak lain adalah Aldo, salah satu dari gerombolan anak-anak bengal yang tempo hari memperkosanya yang kini tengah gemetar dihadapan pak Risman kepala sekolahnya.
"Oh...jadi rupanya bu Indah punya peliharaan" sambil terkekeh menjijikan pak Risman mulai mengeluarkan suara. "Ma..maksud bapak?" Tanya bu Indah pura-pura tak mengerti. "Gak baik bicara di luar bu, ayo masuk..kamu juga nak" jawab pak Aldo sambil merangkul bahu anak laki-laki itu dan mengajaknya masuk kembali ke dalam ruangan konseling.
Pak Risman berpikir cepat, ia tidak bisa membiarkan anak ini. Ia takut rahasianya akan terbongkar.
Setelah didalam ruangan, pak Risman lalu duduk di sofa kecil yang disediakan di ruang tersebut. Ia juga mempersilahkan Aldo dan bu Indah duduk. Dengan tenang pak Risman menginterogasi Aldo. Ia bertanya tentang awal mula anak itu bisa menyetubuhi bu Indah dan dari mana anak itu tau skandal tentangnya dengan para guru. Aldo dengan gemetar menceritakan semuanya. Sementara bu Indah hanya bisa menunduk malu karena dirinya ketahuan senang disetubuhi murid-muridnya sendiri.
Selesai Aldo berbicara, pak Risman terlihat memikirkan sesuatu. Lalu sesaat kemudian ia mulai angkat bicara. "Begini do..kamu gak perlu takut...cukup tutup mulut.." Ucap pak Risman kepada Aldo. "Ma..maksud bapak apa?" Aldo bertanya heran tak tahu apa yang dimaksudkan pak Risman. Lalu pak Risman menjelaskan tentang perjanjian yang ia tawarkan kepada Aldo dan teman-temannya. "Gimana menurut kamu..deal?" Tanya pak Risman kepada Aldo mengakhiri penjelasannya. "Jadi beneran pak saya boleh..kapan aja sama bu Indah?" Aldo malah balik bertanya, kali ini dengan raut muka sumringah. Pak Risman hanya mengangguk dan tertawa mendengar pertanyaan Aldo, seakan-akan dialah yang berhak menentukan nasib bu Indah.
"Sampaikan penawaran bapak ini sama temen-temen kamu.." Kembali pak Risman memberikan perintah pada anak itu, "dan jangan lupa hari senin pulang sekolah kita bicarakan di ruangan saya" lanjut pak Risman yang ditanggapi dengan gembira oleh Aldo.
Saking gembiranya Aldo saat itu hendak merangkul bu Indah, Namun pak Risman mencegah anak itu. "Hey..tadi kan kamu udah..sekarang giliran saya" cegah pak Risman. "Yaelah pak...kita bareng-bareng aja napa...udah sange lagi saya" jawab Aldo yang kini sudah merasa lega, bahkan kini seakan tengah berbicara dengan teman sebayanya. Pak Risman hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Aldo. Sementara bu Indah nampak tersipu malu mendengar dirinya diperebutkan oleh kedua laki-laki beda usia ini. "Gini aja..kamu sekarang jangan ganggu bapak dulu sama si cantik ini ya" kembali pak Risman memberi tawaran kepada Aldo. "Terus saya sama siapa pak?" Aldo kembali bertanya.
Sejenak pak Risman berpikir lalu mengeluarkan Hp dari sakunya dan mengetik pesan yang ia kirimkan kepada seseorang. Lalu beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan di pintu ruangan tersebut. Pak Risman segera beranjak untuk membukakan pintu, ia tampak berbincang dengan orang yang berada di luar sana. Sesaat kemudian pak Risman kembali masuk dan menghampiri Aldo dan bu Indah yang tengah duduk di sofa. "Aldo..ini hadiah dari bapak buat kamu.." Ucap pak Risman sambil mempersilahkan orang yang diluar itu masuk.
Aldo dan bu Indah tampak kaget, keduanya seolah tak percaya. "Bbb..bu Astri.." Ucap bu Indah sambil kedua tangannya seakan-akan ingin menutup mulutnya. Sementara Aldo hanya bisa melongo dan beberapa kali menelan ludah melihat sosok bu Astri yang berlenggak-lenggok genit bak peragawati memamerkan tubuhnya memasuki ruangan. Bu Astri lalu berhenti didepan Aldo Muridnya, ia lalu menggoyangkan badannya layaknya biduan dangdut memamerkan keindahan pinggulnya. Dengan jari-jari tangan memainkan ujung kerudungnya dan lidah yang memainkan bibir ranumnya, bu Astri nampak binal dihadapan Aldo, pak Risman dan bu Indah. "Aldoo...sekarang belajarnya sama ibu ya..." Ucap bu Astri dengan suara mendesah manja sambil mengulurkan tangannya kepada Aldo. Seperti kerbau dicucuk hidung Aldo hanya menuruti ketika tangannya digandeng bu Astri yang membawanya keluar ruangan tersebut.
Sebelum keluar ruangan bu Astri menengok, ia mengedipkan matanya. "Bu Indah...selamat menikmati" ucapnya masih dengan gaya genit yang berbeda dengan kesehariannya. Pak Risman hanya terkekeh melihat kelakuan bu Astri. Ia sangat puas dengan hasil yang didapatkan buah dari kekuasaan yang ia miliki di sekolah ini.
Sepeninggal bu Astri dan Aldo, pak Risman yang telah tinggi birahinya menyuruh bu Indah untuk duduk mendekat disampingnya. Nampak saat itu bu Indah sangat gugup, karena walaupun ia mengetahui kalau dirinya akan menjadi hidangan bagi pak Risman, ini adalah kali pertama ia bermesraan dengan laki-laki yang lebih tua darinya selain suaminya.
"Jangan gugup seperti itu bu Indah..relax saja" ungkap pak Risman sambil merangkul bahu bu Indah sesaat setelah ia mendaratkan pantatnya diatas sofa berdampingan dengan kepala sekolahnya.
Tangan pak Risman mulai mendorong bahu bu Indah mendekat ke tubuhnya, mata mereka saling memandang memancarkan birahi. Kini pak Risman mendekatkan bibirnya kearah bibir bu Indah yang merah merakah. Ketika ujung kulit bibir mereka bertemu, bu Indah tampak langsung memejamkan mata. Ia tampak pasrah menerima pagutan pak Risman, sesekali lidahnya membalas lumatan lidah pak Risman yang kini nampak sangat menikmati kepasrahan bu Indah yang menyerahkan tubuhnya dengan total untuk dinikmati kepala sekolahnya yang mesum.
Desah kenikmatan tertahan bu Indah terdengar menyayat hati siapa saja yang mendengarnya. Kesehariannya sebagai seorang guru sangat kontras dengan kelakuannya. Ia takluk takluk pada kenikmatan seksual, hingga dirinya rela disetubuhi kepala sekolahnya bahkan disetubuhi murid-muridnya.
Kini bu Indah dan pak Risman sudah bertelanjang bulat. Pakaian yang tadi mereka kenakan kini tampak berserakan diruangan tersebut. Tubuh proporsional bu Indah yang putih mulus sungguh menggugah hasrat kelelakian pak Risman. Rambutnya yang dipotong pendek sebahu menambah aura kecantikan bu Indah yang kini tengah duduk menyender diatas sofa dan mengangkangkan kakinya. Membiarkan vaginanya yang merekah merah muda dijilati oleh lidah kasar pak Risman. "Ouh...yeah...it..tilnyah diemuth..pakh..yaaahhh.." Desah kenikmatan keluar dari mulut bu Indah. Sampai ketika orgasmenya tiba.
Sesaat kemudian giliran batang kemaluan pak Risman yang dimanjakan oleh bibir bu Indah. Sungguh luar biasa kenikmatan yang pak Risman dapat dari guru sekaligus pengantin baru ini. Kulumannya benar-benar hebat, seakan-akan ia sudah mahir memanjakan batang kemaluan laki-laki dengan bibirnya. "Ouwh...bu Indah sudah mahir rupanya..aaahhh" ungkap pak Risman mengomentari service mulut bu Indah.
Pak Risman lalu menghentikan bu Indah yang tengah asik menikmati batang kemaluannya. "Sudah bu...sekarang layani saya dengan memek ibu" ucap pak Risman sambil menjambak rambut pendek bu Indah dan menyuruhnya terlentang di sofa.
Bu Indah terlihat tak sabar untuk menikmati batang kejantannan pak Risman yang hitam, panjang, dan besar serta dipenuhi urat-urat yang melingkar. Dimana hampir setiap perempuan yang pak Risman setubuhi pasti ketagihan.
Bu Indah membimbing batang itu memasuki vaginanya yang licin, basah dan sempit. Ia sampai merem melek ketika merasakan batang itu memasuki vaginanya.
Pak Risman yang ingin menunjukan kejantannannya langsung menggenjot vagina sempit bu Indah hingga membuat bu Indah mengerang-ngerang. Bunyi kulit yang bertumbukan saling bersahutan dengan suara desahan dan jeritan-jaeritan tertahan bu Indah. Hingga tak lebih dari sepuluh menit kembali orgasme menimpanya.
Belum reda orgasme yang didapat oleh bu Indah, pak Risman sudah memaksanya menungging. Ia langsung kembali menusukan batang besarnya kedalam vagina bu Indah yang sempit dan tanpa ampun menggenjotnya dengan tempo cepat dan dengan kedua tangan meremas payudara bu Indah. Tak ayal lagi, orgasme bu Indah kembali datang dan semakin menenggelamkannya dalam lautan kenikmatan.
"Auhhh...ampun...enakh...ampun" racau bu Indah ketika orgasmenya tiba. "Apanya yang enak bu Indah" tanya pak Risman tanpa menghentikan genjotannya, walaupun saat itu bu Indah sudah berkelojotan.
"Kon...tooolll...konhhh..tolll...enak..ouh" ucap bu Indah terputus-putus menanggapi pertanyaan pak Risman, yang rupanya mengalami hal yang sama.
Saat itu pak Risman hampir mendapatkan orgasmenya hingga ia tak menghentikan genjotannya. Dan ketika orgasmenya tiba ia tancapkan batangnya dalam-dalam di lubang vagina bu Indah, tubuhnya berkelojotan dan menyemburlah spermanya didalam rahim bu Indah. "Annjingh..oh...terima ini guru pelacur" racaunya ketika orgasme.
Bu Indah yang mendengar perkataan tak senonoh dari kepala sekolah tersebut hanya memejamkan mata sambil tersenyum menikmati semburan-semburan sperma di rahimnya.
Akhirnya tubuh buncit pak Risman ambruk diatas tubuh bu Indah. Nafas mereka berdua terengah-engah dengan tubuh bermandikan keringat.
Namun mereka melupakan sesuatu. Tadi pak Risman lupa untuk mengunci pintu ruangan tersebut, hingga "cklek.." Suara pintu yang dibuka mengagetkan mereka...
Saat itu pak Risman tengah memeluk bu Indah yang menelungkup diatas sofa masih dalam keadaan telanjang. Nafas mereka berdua terengah-engah. Sekilas tampak terlihat senyum dari bibir bu Indah.
"Cklek..." Pintu itu terdengar dibuka dari luar, yang tentu saja menimbulkan kepanikan bu Indah dan pak Risman.
Bu Indah menutupi payudara bulat miliknya dengan kerudung yang ia pungut dari atas meja yang berada didepan sofa tempatnya barusan mengadu birahi bersama pak Risman. Wajahnya pucat ketakutan. Dengan bibir menganga tak mampu mengucap sepatah katapun.
Namun orang yang baru saja membuka pintu tampak santai. Seperti tak pernah melihat kejadian apapun diruangan tersebut.
"Bb..bu..Linda.." Ucap pak Risman memberanikan diri memanggil orang yang baru saja datang. Sementara orang yang dia panggil tak lantas menjawab panggilan pak Risman. Dengan tenang ia masuk kedalam ruangan tersebut dan mengunci pintunya. Bu Linda lalu berjalan menghampiri pak Risman yang tengah duduk di sofa dengan tubuh yang masih telanjang. "Jangan mentang-mentang ini jam bubaran sekolah pak..masa mau ngeseks tapi pintunya gak dikunci" ucap bu Linda sambil duduk diatas meja didepan pak Risman dan bu Indah sambil menyilangkan kakinya. "Ternyata gini yah kelakuan bu Indah..." Kembali bu Linda berkata sambil matanya menatap tajam bu Indah yang menunduk dengan badan gemetar.
"Tt..tolong bu..jangan bilang sama siapa-siapa" ucap bu Indah yang kini mulai terlihat akan menangis. Mendengar ucapan bu Indah, terlihat senyuman mengembang di bibir sensual bu Linda. "Saya gak bakalan bilang sama siapa-siapa bu Indah...assal.." ucapan bu Linda terhenti. "Asal apa bu?" Kini bu Indah nampak penasaran dengan apa yang akan diucapkan bu Linda. "Asal saya juga dikasih jatah kontol sama pak Risman" jawab bu Linda malu-malu sambil mengerlingkan matanya terhadap pak Risman.
Terdengar dengus nafas dari pak Risman dan bu Indah, keduanya merasa lega mendengar ucapan bu Linda. "Dengan senang hati bu..kemarilah.." Ajak pak Risman sambil menarik tangan bu Linda.
"Bu Indah..saya pinjam pak Risman ya" bu Linda meminta izin terhadap rekannya. "Eh..silahkan bu..tapi sisain ya" jawab bu Indah genit.
Lalu bu Linda duduk menyamping dipangkuan pak Risman, ia langsung menggapai kepala pak Risman dan memagut bibirnya penuh birahi. Rupanya sebelum bu Linda masuk ke ruangan itu ia telah mengintip persetubuhan pak Risman dan bu Indah, hingga ia terangsang dan mememberanikan diri untuk ikut ambil bagian dalam persetubuhan itu.
Sesaat pak Risman menghentikan pagutannya. "Kalau mau saya entot ya dilepas dong bajunya" ucap pak Risman sambil tangannya sibuk melolosi pakaian bu Linda. Setelah semua pakaian bu Linda terlepas, kembali pak Risman menggumuli tubuh semok janda muda ini. Ia tampak gemas memainkan payudara besar bu Linda. Tubuh aduhai bu Linda yang didukung paras wajah sensualnya memang menjadi daya pikat bagi semua lelaki. Kini tampak bu Linda yang menikmati bagaimana tubuhnya dirangsang pak Risman sedemikian rupa.
"Bu..kontol saya udah gak tahan pengen nyoblos" bisik pak Risman sambil bibirnya mengulum telinga bu Linda. mendengar itu bu Linda lalu turun dari pangkuan pak Risman, ia lalu bersimpuh didepan pak Risman yang duduk mengangkang memperlihatkan batang kejantannanya yang sudah tegak.
Tangan bu Linda lalu menggapai batang pak Risman yang telah berdiri tegak tersebut, ia mengocoknya perlahan seolah-olah sedang meresapi betapa kerasnya batang kemaluan pak Risman. Setelah beberapa detik ia lalu melumuri kemaluan pak Risman dengan ludahnya lalu mengulumnya.
Nampak sekali bu Linda sangat mahir dalam melakukan oral seks. Sesekali matanya beradu pandang dengan pak Risman yang nampak hanya bisa mengerang keenakan.
Bu Indah yang saat itu hanya menonton mulai merasakan birahinya muncul kembali. Ia kemudian merebahkan dirinya disamping pak Risman dan meminta pak Risman memainkan vaginanya dengan jari-jari tangan gemuk kepala sekolah tersebut.
Setelah beberapa menit, pak Risman menyudahi kegiatan oral seks yang dilakukan bu Linda terhadap batang kejantanannya. Ia lalu menyuruh bu Linda menungging dengan wajah tepat dihadapan vagina bu Indah yang mengangkang. Mengerti dengan maksud pak Risman, bu Linda lalu menjulurkan lidahnya kearah rekahan vagina bu Indah. Ia dengan telaten menjilati vagina bu Indah yang kini mendesah penuh kenikmatan dengan tangan yang meremas-remas payudaranya sendiri.
Ditengah-tengah asiknya bu Linda menjilati vagina bu Indah, ia tampak mengerang merasakan penetrasi batang besar pak Risman memasuki vaginanya.
"Aaaaaarrrggghhh...hmmm..." Erang bu Linda tertahan karena bu Indah kembali mendorong kepalanya tenggelam di vaginanya.
Pak Risman sangat menikmati mengocok vagina bu Linda dari arah belakang. Apalagi ketika bu Linda menggoyangkan pinggulnya memutar, terasa batangnya seperti dipelintir oleh vagina lembut bu Linda.
Namun goyangan pinggulnyapun tidak hanya memberikan kenikmatan kepada pak Risman, bu Linda pun merasa batang kejantanan berotot itu menyentuh semua bagian didalam rongga vaginanya hingga ia orgasme.
Pak Risman merasa batangnya semakin terjepit lubang vagina bu Linda. Cairan putih tampak melumuri batangnya yang keluar masuk di vagina guru tersebut.
Beberapa saat kemudian giliran bu Indah yang mendapatkan orgasme. Tubuhnya menenggang, kepalanya terangkat dan dari vaginanya mengalir cairan putih kental yang dengan cekatan dijilati bu Linda.
Kemudian pak Risman mengganti gaya. Ia kini membalikan bu Linda terlentang diatas sofa, dengan kaki bu Linda yang ia angkat di bahunya, pak Risman kembali menggenjot vagina sempit bu Linda dengan tempo cepat.
"Ouh pa..en..nak..iyah en..naak.." Terdengar kini bu Linda merengek-rengek.
Semakin cepat pak Risman menggenjot, maka semakin dekat pula orgasme yang menghampiri bu Linda. Maka dengan satu hentakan yang dalam dari batang pak Risman, vagina bu Linda pun memuncratkan cairan orgasmenya.
Pak Risman yang juga sudah hampir mencapai orgasme segera mencabut batang kejantannanya, yang kini terlihat diperbutkan oleh bu Linda dan bu Indah."Crottt...crott...crot.." Sperma menyembur mengenai wajah-wajah cantik kedua guru tersebut.
Pagi hari yang cerah jam 06.30, seorang laki-laki berbadan buncit usia 45 tahun masih terlelap dikamar tidurnya dengan tubuh telanjang ditutupi selimut hangat. Disampingya seorang perempuan berusia 37 tahun berparas cantik khas ibu-ibu masa kini dengan rambut pendek sebahu masih menggelayut manja memeluk tubuh suaminya. Sinar matahari yang mulai masuk menyilaukan mata laki-laki itu mengganggu tidur lelapnya. "Hoaaaammm...jam berapa ini" ucap laki-laki itu sambil menggeliatkan badannya dan tangan meraba-raba meja yang terletak di samping tempat tidurnya. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, laki-laki itu sontak kaget. "Hahhh...mah bangun...papah kesiangan" dengan setengah berteriak laki-laki itu beranjak dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi yang terletak didalam kamarnya.
15 Menit kemudian acara ritual mandi pagi laki-laki tersebut selesai. Ketika ia keluar dari pintu kamar mandi, nampak istrinya tengah menyisir rambut didepan meja rias dengan tubuh yang hanya dibalut kimono berwarna merah pendek menggantung diatas lutut, sehingga paha putih mulusnya terlihat dengan jelas menggoda laki-laki tersebut.
"Hmmm...yunitha, tak salah memang aku mengawinimu" ucap laki-laki tersebut sambil memeluk wanita itu dari belakang dan tangan yang menyusup kedalam kimono wanita tersebut meremas nakal payudara berukuran sedang istrinya.
"Kalau bukan karena uangmu..aku gak bakalan mau kamu kawini Risman" pikir wanita itu. "Udah pahhh...katanya kesiangan" ucap wanita itu sambil menggeliat dengan suara mendesah melepaskan diri dari rabaan suaminya.
Yunitha Silviani, sebenarnya wanita itu adalah istri kedua pak Risman yang belum genap 3 tahun dinikahi. Perkawinan pertama pak Risman berakhir dengan perceraian, dikarenakan istri pertamanya tak kuat menghadapi sifat buruk suaminya yang hidung belang. Dari perkawinan pertamanya pak Risman dikaruniai dua orang anak laki yang hak asuh keduanya diambil mantan istrinya.
Yunitha sendiri dulunya adalah seorang penyanyi cafe yang selama 8 tahun menjadi simpanan pak Risman, sebelum akhirnya dinikahi oleh kepala sekolah mesum tersebut.
Selesai mematut dirinya pak Risman keluar dari kamarnya, diiringi istri cantiknya yang menggelayut manja di lengan kirinya. "Selamat pagi juragan...sarapannya udah si mbok siapin di meja makan gan" Ucap wanita setengah baya sambil membungkuk kepada pak Risman dan istrinya. "Hari ini saya gak sarapan mbok..udah kesiangan ni" jawab pak Risman sambil mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangannya. "Oiya mbok, kalau mau ke pasar sekarang aja ikut sama bapak...kan searah...gak apa-apa kan pah" timpal Yunitha kepada pembantunya yang dilanjutkan dengan pertanyaan kepada suaminya. "Iya..boleh-boleh...ayo mbok..udah siap kan" jawab pak Risman yang ditanggapi dengan anggukan pembantunya.
"Met pagi gan...mobilnya udah siap" suara laki-laki hitam berbadan tegap usia tiga puluhan diteras rumah besar milik pak Risman. "Oiya mang Udin makasih ya...ini buat rokok mang" jawab pak Risman sambil memberikan selembar uang kepada tukang kebun sekaligus supir istrinya itu. "Mah..papah berangkat ya.." Ucap pak Risman berpamitan kepada istrinya, sambil tak lupa mencium pipi kanan dan kiri istri cantiknya. Sementara itu mang Udin yang ada didepan suami-istri tersebut nampak beberapa kali menelan ludahnya melihat kesintalan tubuh istri majikannya. Bagaimana tidak, Yunitha yang mengantar keberangkatan suaminya tersebut masih mengenakan kimono merah sexynya. Pahanya yang putih mulus terlihat menggoda, apalagi ikatan tali kimono dipinggangnya yang tidak kencang memperlihatkan belahan dadanya yang tidak memakai BH.
Baru saja mang Udin menutup pintu gerbang selepas kepergian pak Risman, dari teras rumah tersebut terdengar suara yang memanggilnya. "Mang...dirumah sekarang kosong...saya tunggu di kamar yah..." Ucap Yunitha dengan desahan manja. "Ingat...mamang mesti telanjang" lanjut Yunitha sambil mengacungkan jari telunjuknya menggoda tukang kebun sekaligus supir pribadinya, yang kemudian berlalu memasuki rumahnya.
Mang Udin yang mendapat undangan dari nyonya rumahnya sangat senang bukan main. Dengan terburu-buru ia mengunci gerbang rumah tersebut. "Nyah...aku datang..haha.." Ucap mang Udin sambil setengah berlari mengejar sang majikan.
IKLAN GAN...
Sementara itu, pukul 07.20 pak Risman tiba di sekolah. Hari itu hari senin dimana pada waktu itu upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada hari senin masih berlangsung. Pak Risman lalu bergabung dengan barisan guru-guru dan staff yang sedang mengikuti upacara tersebut. Hampir semua guru dan staff menyapanya, tak terkecuali dengan para guru-guru muda cantik yang telah berhasil ditaklukannya. Bu Ernita, Bu Astri dan Bu Linda terdengar genit menyapanya.
"Bentar-bentar...bu Indah mana" pikir pak Risman setelah mengamati guru dan staff disekolahnya satu-persatu.
Hari itu pak Janudi sebagai wakil kepala sekolah menggantikan pak Risman yang terlambat datang sebagai pembina upacara. Ia berceramah tentang moral bangsa yang kian hari kian hancur didepan ratusan siswa-siswi sekolah tersebut.
"Ahhh...munafik kau ini Janudi...pake ngomongin moral...kalau udah ngerasain memek guru-guru disini pasti lu ketagihan" cibir pak Risman dalam hatinya, mendengar ceramah pak Janudi yang secara tak langsung seperti menyindir kelakuannya.
Sementara ketika upacara tengah berlangsung, di ruang penjaga sekolah atau lebih tepatnya disebut gudang disekolah itu tengah terjadi pertarungan birahi. Terlihat satu orang guru cantik melawan dua murid laki-laki dan satu orang laki-laki paruh baya. Ya, siapa lagi wanita itu kalau bukan bu Indah yang tadi tampak tidak mengikuti upacara. Sementara dua orang murid laki-laki itu tak lain adalah Rizal dan Reska, dimana beberapa hari yang lalu ikut memperkosa bu Indah bersama teman-temannya. Sedangkan laki-laki paruh baya itu adalah mang Yono, yang hari itu sangat beruntung diizinkan mencicipi tubuh satu orang lagi guru hasil penaklukan pak Risman.
Saat itu bu Indah sedang duduk mengangkang diatas kursi yang tak terpakai di gudang sekolah tersebut. Celana dan celana dalamnya telah terlepas memperlihatkan vaginanya yang sedikit berbulu, merekah dan menggiurkan yang kini tengah dijilati mang Yono sambil berjongkok didepannya. Mulut merah bu Indah tengah mengemut batang kemaluan Reska di samping kanan tubuhnya, sementara tangan kirinya tengah mengocok lembut batang kemaluan besar berotot milik Rizal. Baju seragam mengajar bu Indah telah terbuka semua kancingnya, begitu pula dengan cup BH-nya yang kini terangkat keatas, memperlihatkan payudaranya yang bulat yang kini tengah diremas kedua muridnya.
Lenguhan tertahan bu Indah serta bunyi kecipak dari lumatan mang Yono di vagina guru itu menandakan birahinya yang semakin tinggi. Kini mulut bu Indah beralih ke batang kemaluan milik Rizal, ia sangat mengagumi batang muridnya tersebut, dimana beberapa hari yang lalu batang kemaluan Rizal lah yang akhirnya membuat bu Indah menyerah dan takluk pada kenikmatan.
"Mmmhhh...ayo jagoan...ibu pengen dientot lagi" ucap bu Indah disela-sela kesibukannya memanjakan batang kemaluan muridnya. "I..iyaah bu...gak percuma...sayyah..bolos" jawab Rizal terpatah-patah sambil mengelus kepala gurunya yang berkerudung tersebut.
Selang beberapa menit mang Yono menyudahi kegiatannya menikmati cairan birahi yang keluar dari vagina bu Indah. Ia mencari beberapa lembar kardus bekas, lalu menggelarnya di lantai gudang tersebut. Kemudian ia sendiri membuka celana berikut celana dalam dekilnya dan rebahan diatas kardus-kardus yang barusan ia gelar. "Ayo bu Indah sini...Lihat ni kontol mamang udah ngaceng pengen nusuk memek ibu" ucap mang Yono memanggil bu Indah sambil menunjukan batang kemaluannya yang hitam, panjang dan besar, dihiasi urat-urat yang melingkar disisi-sisinya.
Bu Indah yang mendengar ajakan mang Yono segera bangkit. Ia membuka baju seragam, BH, dan juga kerudungnya yang menjadi kain penutup terakhir ditubuhnya. Lalu guru cantik itu menghampiri mang Yono diikuti kedua murid-muridnya. Lalu bu Indah mengakangi tubuh mang Yono, dengan kedua tangannya sendiri ia menyibakan vaginanya, memperlihatkan lubang merah sempit yang basah dihadapan mang Yono yang kini terlihat mengurut-ngurut batang kejantannannya yang semakin membengkak. "Mamanghhh...mau memek saya mang...ssshhh" ucap bu Indah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya menggoda si penjaga sekolah, yang kini hanya bisa mengangguk sambil menenggak air liurnya sendiri seperti orang idiot.
Rizal yang tak sabar langsung menekan bahu gurunya tersebut untuk segera memasukan batang kemaluan mang Yono kedalam vaginanya. Anehnya bu Indah tak marah diperlakukan seperti budak yang harus menuruti perintah tuannya oleh muridnya sendiri.
Sebelum menusukan batang kemaluan besar mang Yono, bu Indah tampak beberapa kali meludahi telapak tangannya. Lalu air ludahnya itu ia balurkan ke seluruh batang kemaluan mang Yono. Setelah itu ia genggam batang kemaluan mang Yono dan membimbingnya masuk kedalam vaginanya. "Ahhh..ssshhh...besssar.." Desah bu Indah menikmati penetrasi kemaluan mang Yono yang menembus memasuki vaginanya.
Rizal dan Reska tak tinggal diam. Mereka berdua langsung menyodorkan kemaluan masing-masing didepan wajah penuh birahi gurunya. "Ayo bu...perlihatkan sepongan hebatnya" ucap Reska sambil menjambak rambut pendek bu Indah dan mendorongnya mendekati selangkangannya.
Bu Indah yang diperlakukan kurang ajar oleh muridnya itu malah tersenyum. Sambil menatap binal, ia menjulurkan lidahnya yang basah menyapu batang kemaluan Reska dari biji pelir sampai ke ujung kepalanya, yang walaupun tidak besar tetapi sangat panjang dan keras seperti kayu.
"Reska...tempat kontolmu di lubang pantat ibuh...hhh...ayo nak...tusuk pantat ibu...ssshhh" desah binal dan genit bu Indah meminta kepada muridnya melakukan anal seks terhadapnya.
Reska akhirnya menuruti apa yang dikehendaki gurunya tersebut. Dengan sedikit bantuan dari cairan vagina bu Indah yang kini tengah menggenjot batang kemaluan mang Yono, ia melumasi lubang pantat gurunya dan menusukan batang kerasnya.
Kini bu Indah benar-benar seperti wanita murahan. Vaginanya menggenjot batang besar mang Yono ketika anusnya disodok dengan ganas oleh Reska muridnya. Mulut bu Indah pun tidak bebas untuk mengerang karena Rizal menugaskan gurunya tersebut untuk menservice batangnya.
"Ohhh...mantaps..goyangannyahhh..gak kalah sama perek" Ucap mang Yono berkomentar ketika bu Indah menggoyang batang kemaluannya. "Ahhh...ini kan guru yang sampinganyah jadi perek mangh..oh" Reska pun menimpali ucapan mang Yono. Sementara Rizal hanya dapat melenguh-lenguh sambil menjambak rambut pendek gurunya, menikmati kuluman dan sedotan bibir merah bu Indah di batang kemaluan besarnya.
Mendengarkan celoteh mang Yono dan Reska muridnya, bu Indah malah semakin bersemangat memberikan pelayannan seks kepada ketiga pejantannya. Pikirannya menerawang, membayangkan dirinya berdandan menor ala wanita-wanita penghibur dan menjajakan dirinya dipinggir jalan menggoda para lelaki hidung belang.
Rupanya bayangan nakal bu Indah mampu menyeretnya kedalam orgasme yang dahsyat. Tubuhnya menegang berkelojotan, dari vaginanya memuntahkan cairan putih kental yang melumuri batang kejantanan mang Yono. Sejenak ia melepaskan kulumannya terhadap batang kemaluan Rizal untuk mengekspresikan pencapaiannya ketika mendapatkan orgasme. "Sssshhh...Oughhh..yeaaahhh...nikkkmaaattt..aa hh".
Orgasme bu Indah ternyata ikut menyeret Reska yang masih belum banyak pengalaman mendapatkan klimaksnya. Ia tak mampu bertahan ketika bu Indah mengejang, otot lubang anusnya seakan-akan menggigit lembut batang kemaluan Reska yang ikut memuncratkan cairan spermanya didalam anus bu Indah.
Reska mencabut batang kemaluannya perlahan dari lubang anus bu Indah. Ia lalu duduk mengistirahatkan dirinya diatas kursi yang tadi diduduki bu Indah. "Gile men...pantatnya asoy guru kita ini" ucap Reska sambil terengah-engah mengomentari kenikmatan yang dia dapat dari lubang pantat bu Indah.
"Beneran men?..kalau gitu gua juga pengen nyicip.." Ungkap Rizal sambil beranjak kearah pantat bulat bu Indah.
Bu Indah yang merasakan kembali anusnya disodok melenguh. Kali ini batang yang menusuk anusnya lebih besar dan berotot. "Pelan-pelan nak...kasihani gurumu ini" ucap bu Indah memohon sambil menengokan kepalanya kearah Rizal yang kini tengah serius menyodok-nyodokan batang kemaluan besar di anus gurunya.
Namun Rizal tak perduli, Ia malah dengan ganas menggenjot pantat bu Indah. "Amppppun...Ampunh nakh..ohhhh...panas" bu Indah mengerang meminta ampun karena bibir lubang anusnya terasa panas merasakan gesekan kencang batang kemaluan Rizal muridnya.
Namun dibalik kesakitan yang dirasakan bu Indah, ternyata diam-diam ia menikmati perlakuan kasar para pejantannya. "Ough...inikah yang dirasakan para pelacur,sakit tapi puas" itulah yang ada dipikiran bu Indah, ketika Rizal dan mang Yono menggenjot lubang-lubangnya dengan brutal. Hingga orgasme menimpanya, Rizal dan mang Yono tak berhenti menikmati tubuh sintal guru cantik itu.
"Praaang...brsssssk.." Terdengar suara benda terjatuh yang mengagetkan keempat orang didalam gudang tersebut, dan sontak mereka menghentikan kegiatannya. Reska segera mencari tahu ke arah suara itu. Beberapa menit kemudian ia datang menyeret seorang gadis yang meronta, masih berseragam lengkap dengan tas gendongnya.
Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Reska yang menyeretnya.
"Tifany..." Bibir bu Indah mengucap satu nama dengan kaget, Ia berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kedua tangannya.
Rupanya anak perempuan itu bernama Tifany, murid kelas dua di sekolah itu. Ia bermaksud bersembunyi di gudang sekolah menunggu upacara selesai karena ia kesiangan. Tak disangka ia malah memergoki gurunya tengah berbuat mesum dengan kedua murid dan penjaga sekolah di gudang tersebut. Karena kaget ia lantas menyenggol kaleng-kaleng bekas cat, sehingga keberadaannya diketahui dan Reska menangkapnya.
"Ma..maaf bu saya gak maksud ngintip" ucap Tifany panik dihadapan gurunya. "Wah bisa-bisa ni anak ember ngomong kemana-mana" Rizal angkat bicara. "Ngga...engga...saya gak bakal ngomong ke siapa-siapa..lepasin saya" kembali anak gadis itu panik.
Bu Indah yang masih telanjang akhirnya tersenyum karena mendapat ide dikepalanya. Dengan langkah gemulai ia mendekati Tifany yang dengan erat dipegangi Reska.
"Kamu janji gak bakalan ngomong sama siapa-siapa?" Tanya bu Indah dihadapan gadis itu, yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Tifany yang kaget melihat gurunya mendekati dalam keadaan telanjang.
"Tapi sayangnya ibu gak percaya nak...ibu perlu jaminan" kembali bu Indah berucap kepada gadis itu sambil jari-jari tangannya membelai pipi gadis itu.
Lalu tanpa disangka-sangka tangan kiri bu Indah menyelusup dari bawah rok abu-abu diatas lutut gadis itu. Jari-jari lentiknya membelai lembut vagina sang gadis. Sambil terisak gadis itu memohon "TIIIDAAAKKK..."
Jerit dan tangisan tertahan terdengar di dalam gudang sekolah. Seorang gadis remaja usia 17 tahun yang pakaian seragamnya telah dilucuti tak bisa mempertahankan kehormatannya.
Gadis itu bernama Tifany, murid kelas 2 SMA yang memiliki wajah cantik dengan ditunjang postur tubuh ideal khas remaja SMA. Kini tubuhnya tengah duduk mengangkang diatas kursi di dalam sebuah gudang. Di kanan dan kirinya berdiri dua orang laki-laki dengan celana yang sudah ditanggalkan memegangi kedua tangan dan menahan tubuhnya yang telanjang. Didepannya, seorang laki-laki paruh baya tengah asik menjilati harumnya vagina gadis itu. Sementara itu, seorang guru cantik tengah berdiri dengan tubuh telanjang, tangannya memegang handphone yang ia gunakan untuk merekam kegiatan yang tengah terjadi didepan matanya.
Tubuh Tifany sudah menyerah untuk melawan. Ia hanya bisa menangis dan mengerang tertahan karena mulutnya telah disumpal oleh celana dalamnya sendiri.
"Hmmm...hmmm..." Tifany bergumam ketika merasakan lidah mang Yono tengah mengorek liang sempit vaginanya. "Menyerah saja sayang...nikmati..ini enak ko.." Ucap bu Indah, yang hanya dijawab dengan gelengan kepala yang lemah dari Tifany, seolah-olah memohon belas kasihan dari gurunya itu. "Iya fan..lu mending nikmatin...tuh bu Indah aja jadi doyan" timpal Rizal menimpali ucapan gurunya.
Kini tubuh Tifany direbahkan diatas kardus bekas, tempat dimana sebelumnya bu Indah digauli tiga laki-laki yang kini mengerubuti gadis itu. Tangan kanan dan kirinya kembali mencoba untuk meronta. Akan tetapi tenaganya bukanlah tandingan Rizal dan Reska yang kini tengah memegangi tangan kanan dan kirinya. Dibawahnya mang Yono mengangkangkan kedua paha gadis tersebut dengan batang kemaluan yang sudah menempel di belahan vaginanya yang putih dan bersih dari bulu. Beberapa kali penetrasi mang Yono meleset karena rontaan gadis itu, hingga bu Indah yang masih tetap merekam kejadian itu membantu mengarahkan batang kemaluannya.
Dengan perlahan batang besar mang Yono memasuki lubang sempit vagina Tifany. "Hkkkkkk..." Tiba-tiba Tifany mengernyitkan dahinya, matanya yang bulat terlihat menyipit. Dari bibirnya yang tersumpal celana dalamnya sendiri terdengar rengekan seperti tengah merasakan kesakitan. Bu Indah mengabadikan momen tersebut dengan handphonenya, dimana batang kemaluan mang Yono telah tertelan semuanya oleh vagina Tifany.
Mang Yono sangat menikmati jepitan vagina yang diperawaninya. "Ahhh...mantap bener ni memek si neng.." Ungkap mang Yono sambil dengan perlahan mengeluarkan batang kemaluannya. Terlihat darah segar yang melumuri batang kemaluan mang Yono.
"Ini sudah terlanjur sayang...nikmati saja...jangan coba-coba melapor..ibu punya rekamannya.." Ucap bu Indah sambil membelai-belai rambut panjang gadis tersebut.
Mendengar ucapan gurunya itu Tifany semakin terisak. Ia tidak percaya jika gurunya sendiri menjerumuskan dirinya. Keperawannan yang ia jaga telah direnggut dengan paksa. Andai saja hari itu dirinya tidak kesiangan untuk berangkat ke sekolah, pasti kejadian ini bisa dihindari.
Pikiran Tifany mulai buyar ketika dengan perlahan mang Yono mulai menggoyang dan memaju mundurkan batang kemaluan besarnya. Semakin lama semakin meningkat tempo genjotan mang Yono. Tifany semakin gelisah, apalagi kini tangan kedua temannya menjamah payudaranya yang bulat dan sedang secara berebutan. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menahan rasa sakit di lubang vaginanya.
Lama-kelamaan kesakitan yang dirasakan Tifany mulai sirna digantikan rasa nikmat yang baru kali ini ia rasakan. "Ouh...kenapa jadi gini...ko jadi enak banget" pikir Tifany ketika merasakan vaginanya berkedut. Tubuhnya melengkung keatas membusungkan dadanya, dari mulutnya terdengar erangan panik ketika gadis itu tanpa disangka mendapatkan orgasme pertama dalam hidupnya yang ia dapatkan dari pemerkosanya.
Gelak tawa terdengar dari ketiga laki-laki diruangan itu, karena melihat gadis yang mereka perkosa mendapatkan orgasme yang hebat. Bu Indah menghampiri gadis itu yang kini matanya tengah terpejam menikmati apa yang baru saja ia rasakan. Lalu bu Indah melepas celana dalam yang menyumpal mulut gadis tersebut, dengan penuh kasih ia membelai rambut gadis itu yang kini tidak lagi meronta.
Sementara itu, Rizal mulai beralih menjamah payudara telanjang bu Indah yang berada dekat dengannya. Bu Indah hanya memandang penuh birahi kepada muridnya tersebut sambil mengeluarkan lidahnya menjilati bibirnya sendiri menggoda Rizal.
"gimana sayang..enak kan" tanya bu Indah kepada Tifany sambil membelai rambut panjang muridnya tersebut, yang mulai kembali mendesah merasakan vaginanya kembali digenjot mang Yono. Gadis itu hanya mengangguk menanggapi pertanyaan gurunya tersebut.
Kini Tifany terlihat pasrah menerima tubuhnya digumuli ketiga pemerkosanya. Malah kini ia tidak menolak ketika Reska menyuruhnya untuk mengulum batang kemaluan panjang miliknya. Sementara, di samping gadis tersebut bu Indah juga tengah menjilati batang kemaluan Rizal sambil menungging mengarahkan bokongnya dihadapan mang Yono.
Mang Yono yang melihat pantat bulat bu Indah dihadapannya tak kuasa untuk tidak menjamahnya. Ia mengulurkan tangan kanannya dan mengocok vagina guru cantik tersebut dengan dua jarinya.
Kini yang terlihat diruangan tersebut bukanlah adegan pemerkosaan, akan tetapi yang kini terlihat adalah pergumulan tiga orang laki-laki dengan dua orang perempuan cantik beda usia yang terlihat menikmati perlakuan para pejantannya.
Tifany kini terlihat bergairah menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh Reska yang tengah duduk diatas kursi. Gadis itu nampak sudah melupakan kejadian pemerkosaan terhadap dirinya. Kini ia tengah bergoyang diatas tubuh Reska, rambutnya yang panjang terlihat acak-acakan. Kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang dipenuhi bekas-bekas cupangan ketiga laki-laki diruangan tersebut.
Sementara itu bu Indah tengah disandwich oleh Rizal dan mang Yono. Ketiganya nampak hanyut dalam kenikmatan birahi dan berlomba-lomba untuk mencapai kepuasan.
"Adduh..ahh..bu Indah...lobang bo'olnya kenceng jepit kontol mamangh.." Ucap mang Yono terengah, yang kala itu tengah menggenjot kencang pantat bu Indah. "Iyya..mang..ni memeknyah juga sama..oh" Rizal menimpali ucapan mang Yono. "Ahhh...konthol...kalian..nyah gede..gede..hmmm" jawab bu Indah menanggapi komentar orang-orang yang tengah menikmati tubuhnya.
Entah berapa kali bu Indah dan Tifany mendapatkan orgasme dari persetubuhan itu. Hingga pada akhirnya tubuh mereka berdua berpelukan lemas diatas kardus bekas, Setelah sebelumnya ketiga laki-laki tersebut secara bersamaan memandikan bu Indah dan Tifany dengan sperma yang mereka tumpahkan sembarangan di wajah keduanya.
Setelah merapihkan diri dan memperbaiki make up-nya, bu Indah keluar dari gudang tersebut bersamaan dengan bubarnya para murid di sekolah itu karena upacara telah usai. Tifany berjalan agak tertatih karena rasa nyeri dari selangkangannya yang baru saja diperawani. Dipersimpangan jalan menuju kantor guru mereka berpisah. Tifany berjalan tanpa pamit pada bu Indah menuju kelasnya. Hari masih pagi ketika Tifany menyadari dirinya sudah tidak perawan lagi. Ketika tengah berjalan, langkah gadis itu terhenti. Tanpa menoleh ia mendengar suara orang yang memanggilnya. "Tifany...maafkan ibu..."
Tanpa terasa jam pelajaran terakhir sudah dilewati. "Huft...akhirnya selesai juga" pikir perempuan cantik berpakaian seragam khas pengajar. Ia kini tengah berjalan menuju ruang guru, ketika langkahnya terhenti karena dikagetkan oleh seseorang yang mencolek pantat bahenolnya. "Kurang ajar...ini kan tempat umum" pikirnya. Perempuan itu lalu menoleh ke arah sosok yang telah kurang ajar terhadapnya.
"met siang bu Astri" sapa orang yang mencolek pantat bu Astri tadi, sambil cengar-cengir memuakan. "Ih mang Yono...kalau ada yang lihat gimana...jangan gitu ah mang" jawab bu Astri kepada orang yang telah berani mencolek pantat bahenol kebanggaannya. "Hehe...iya bu maaf...abisnya ibu nggemesin...bikin saya gak bisa nahan" kembali mang Yono berucap dengan masih bergaya cungar-cengir yang sama sekali tidak bisa menambah ganteng wajahnya. "Huuuu...gombal...bilang aja kalau kontol mamang mau minta jatah memek ke saya" jawab bu Astri tanpa tendeng aling-aling.
Mang Yono yang mendengar jawaban bu Astri senang bukan main, ternyata kenikmatan dari batang kejantanan laki-laki telah mampu merubah kepribadian seorang guru yang dikenal alim ini. "Hmmm...dasar pelacur doyan banget sama kontol" pikir mang Yono sambil menatap lekat tubuh sintal bu Astri.
"Jadi mau dimana mamang ngentotin saya...saya gak punya banyak waktu nih mang" ucap bu Astri sambil melihat jam tangannya yang sontak mengagetkan mang Yono.
Mang Yono lalu mengajak bu Astri ke bagian paling belakang dari sekolah itu. Rupanya si penjaga sekolah tersebut berniat mengambil jatahnya dari bu Astri hari itu di ruang kepramukaan yang tempo hari digunakan empat orang murid-murid bengal untuk menaklukan bu Indah.
Sesampainya diruangan itu mereka malah dikagetkan oleh suara-suara lenguhan dari dalam ruangan tersebut. "Wadduh...udah ada yang ngeduluin kita bu" ucap mang Yono setengah berbisik kepada bu Astri, sambil tangannya menggandeng tangan bu Astri mengajak untuk mengintip kegiatan di dalam ruangan tersebut.
"Bu Linda..." Bisik bu Astri ketika mengetahui orang yang tengah berada di dalam ruangan itu. Nampak didepan mata bu Astri, saat itu bu Linda tengah menikmati batang kemaluan seorang laki-laki yang menyodok vaginanya dari belakang. Dengan posisi tangan bertumpu pada tembok bu Linda menggoyangkan pantatnya menerima sodokan batang besar milik seorang laki-laki. "Ouuugh...terus pak Arif...yahhh" racau bu Linda.
Ternyata laki-laki yang tengah menggenjot bu Linda itu adalah pak Arif, seorang guru mata pelajaran olahraga yang memang menurut gosip yang beredar, dirinya mempunyai hubungan khusus dengan bu Linda.
Batang kemaluan pak Arif yang menyodok-nyodok vagina bu Linda tidak bisa tidak akhirnya menimbulkan birahi bu Astri. "Hmmm...mang udah yu ikutan aja...memek saya udah gatel" ajak bu Astri kepada mang Yono, karena tak kuat menahan birahinya sambil menarik tangan mang Yono.
"Pak Arif, bu Linda...kita ikut numpang yah.." Ucap bu Astri ketika memasuki ruangan itu, membuat pasangan yang tengah berasyik masyuk itu tampak kaget. Setelah tahu orang yang masuk adalah bu Astri dan mang Yono, nampak sekali perasaan lega diwajah bu Linda. Tetapi hal itu bebeda dengan pak Arif, ia masih kaget melihat rekan kerjanya sesama pengajar itu berpagutan liar dengan seorang penjaga sekolah. Malah kini nampak bu Astri dengan sukarela mengulum dan memanjakan batang kemaluan mang Yono.
"Ohhh...gila...sejak kapan bu Astri jadi liar gitu...beruntung sekali mang Yono..." Pikir pak Arif ketika matanya bertemu pandang dengan bu Astri yang kini tengah asik menikmati batng kemaluan mang Yono dengan bibir ranumnya. "Udah pak...sekarang puasin saya dulu...nanti pak Arif boleh ngentotin bu Astri" ucap bu Linda membuyarkan lamunan pak Arif. Dengan perasaan iri terhadap mang Yono, pak Arif kembali menggenjot vagina bu Linda. Lenguhan-lenguhan bu Linda pun terdengar kembali diruangan itu. Sedangkan disamping mereka kini terlihat bu Astri yang sudah bertelanjang bulat tengah mengangkang, vaginanya yang segar tengah dijilati mang Yono. "Auuuh...iyah...ennakh mang.." Racau bu Astri tak kuasa menahan kenikmatan yang diberikan lidah mang Yono yang mengorek dalam liang vaginanya. "Haaai pakh Arifh...kalau buh linda..udah puashhh...tolong entotin Astri jugah ya pakhhh.." Pinta bu Astri menggoda ketika matanya bertemu dengan tatapan pak Arif. Sedangkan pak Arif yang mendengar permintaan bu Astri itu langsung meningkatkan tempo genjotannya terhadap bu Linda, yang tentu saja membuat bu Linda semakin melenguh-lenguh nikmat.
Sementara itu di ruang kepala sekolah. 5 orang siswa yakni Aldo, Noval, Firman, Reska dan Rizal tengah duduk di sofa. Mereka datang atas undangan pak Risman tempo hari kepada Aldo, ketika dirinya ketahuan melakukan persetubuhan dengan bu Indah di ruang konseling sekolah tersebut. Di depan mereka pak Risman yang didampingi bu Ernita dan bu Indah yang mengapitnya duduk diatas sofa bak seorang raja.
Lalu pak Risman menjelaskan pada ke lima anak tersebut rencana yang telah ia siapkan. Ia ingin meningkatkan prestasi ke lima murid bengal itu, ia tak mau murid-muridnya hanya memikirkan selangkangan para guru wanitanya saja. Untuk itu pak Risman mengadakan jam tambahan belajar untuk siswa-siswa bengal tersebut. Mereka akan di bimbing oleh guru-guru cantik hasil penaklukan pak Risman, dan untuk mendongkrak semangat mereka dalam belajar, pak Risman memperbolehkan anak-anak bengal tersebut menyetubuhi guru-guru mereka itu, tetapi dengan catatan setelah mereka selesai belajar.
"Gimana menurut kalian..." Tanya pak Risman kepada kelima muridnya yang dijawab setuju oleh mereka berlima. "Bagus...dan kalau kalian berhasil meningkatkan prestasi belajar kalian...bapak kasih kalian bonus..." Lanjut pak Risman. "Bonusnya apa pak...?" Tanya Firman penasaran. "Bapak akan adain pesta buat kalian..." Jawab pak Risman yang tentu saja membuat kelima anak laki-laki itu bersorak.
"Baik anak-anak...ini sebagai hadiah untuk kalian karena telah mau meluangkan waktu untuk pelajaran tambahan..." Ucap pak Risman sambil menepuk bahu kedua guru cantik yang mengapitnya memberi mereka kode.
Bu Indah dan bu Ernita mengerti apa yang dimaksud kepala sekolah kita yang mesum ini, mereka berdua lalu menghampiri para murid itu yang nampak terpesona dengan lenggak-lenggok kedua guru cantik tersebut.
"Pak...saya juga punya hadiah buat bapak..." Ucap Rizal kepada pak Risman. "Oh apa itu..." Tanya pak Risman penasaran. "Silahkan liat sendiri pak.." ucap Reska sambil menunjuk kearah pintu ruangan itu.
Pak Risman yang penasaran beranjak dari duduknya menuju pintu ruangan tersebut, dan ketika ia membuka pintu. Hatinya berdegup kencang, senyum menjijikan mulai mengembang. Didepannya berdiri seorang gadis cantik berkulit putih yang masih memakai pakaian seragam SMA. Rok abu-abunya yang menggantung ketat diatas lutut menyuguhkan pemandangan yang menggiurkan.
"Oooh...selamat datang nak...namanya siapa..." Ucap pak Risman sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan gadis yang menunduk malu didepannya. "Tt..ttifany pak.." Jawab gadis itu terbata-bata.
"Pak Risman...Selamat menikmati pak..." Ucap ketujuh orang yang tengah berada didalam ruangan kepala sekolah itu serempak...
Tanpa terasa beberapa bulan telah berlalu. Bu Ernita, bu Astri, bu Linda dan bu Indah semakin terhanyut dan menikmati perannya sebagai seorang guru sekaligus pemuas nafsu para pejantan di sekolah itu. Berkat arahan dari pak Risman, skandal yang mereka lakukan tidak pernah tercium oleh siapapun. Semua permasalahan bisa mereka selesaikan menggunakan jalan diplomasi yang diakhiri dengan memacu birahi. Program pak Risman pun berjalan baik dengan hasil yang sangat memuaskan. Kelima murid yang dikenal bengal yaitu Aldo, Firman, Noval, Reska dan Rizal menunjukan grafik yang terus naik dalam pelajaran sekolahnya. Kini mereka selalu nampak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kegiatan membolos yang dulu menjadi imej yang melekat pada kelima siswa tersebut sudah hilang. Belajar kini merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi mereka berlima. Dimana setiap mereka berhasil menangkap materi baru dalam suatu pelajaran, vagina, anus dan payudara dari guru-guru mereka yang cantik sudah menunggu sebagai imbalan.
Tak jarang ketika memberikan pelajaran tambahan, mereka menyuruh guru-guru cantik itu bertelanjang. Sungguh sekolah idaman anak-anak jaman sekarang.
Hari ini adalah hari kenaikan kelas bagi siswa-siswi kelas 1 dan 2 di sekolah tersebut. Kelima murid kesayangan para guru cantik sangat senang mendengar hasil belajar mereka memuaskan. Setelah acara pembagian rapor, mereka bersama-sama menuju ruang kepala sekolah, mereka bermaksud menagih janji pak Risman yang akan memberikan mereka hadiah jika bisa meningkatkan prestasi mereka dalam belajar.
Sementara itu di ruang kepala sekolah, pak Risman tengah menikmati goyangan erotis salah satu siswi cantik disekolah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Tifany, seorang siswi cantik korban perkosaan Reska, Rizal dan mang Yono, yang diperkosa karena memergoki bu Indah tengah melakukan pesta seks di gudang sekolah dengan ketiga orang pemerkosanya.
Tifany yang awalnya dipaksa oleh Rizal dan kawan-kawannya untuk melakukan persetubuhan, kini malah menikmati dirinya dijadikan gundik pak Risman.
"Hoooohhh...fany keluar pakhhh...ohhh" ucap gadis itu yang kini tengah bergoyang diatas tubuh pak Risman yang duduk di sofa ruangan kebanggaannya dalam keadaan telanjang. Batang kemaluan pak Risman yang menancap ketat di vagina Tifany ikut berkontraksi. "Aaahhh...bapak juga udah gak kuat...ayo sayang cepet hisap kontol bapak..." Ucap pak Risman ketika merasakan dirinya akan segera berejakulasi.
Tifany segera turun dari pangkuan pak Risman, gadis itu lalu bersimpuh didepan selangkangan kepala sekolahnya. Ketika ia hendak memasukan batang pak Risman kedalam mulutnya, batang kemaluan pak Risman malah memuntahkan spermanya yang tentu saja mengenai wajah gadis muda tersebut. "Maaf ya fan bapak gak kuat nahannya.." Ujar pak Risman sambil mengelus-elus rambut Tifany. "Oh gak apa-apa ko pak..fany suka ko disiram mani bapak..." Jawab gadis itu sambil tersenyum polos dengan sperma memenuhi wajahnya.
Ketika keduanya telah selesai berpakaian, terdengar suara pintu diketuk dari luar. Pak Risman lalu membuka pintu itu. Diluar ruangan itu nampak 5 anak laki-laki yang masih berseragam putih abu-abu menyapa pak Risman. "Eh kalian...ayo mari masuk" ucap pak Risman mempersilahkan mereka masuk keruangannya. "Wuih...ada Tifany...abis enjot-enjotan ya fan" ucap Aldo melihat gadis seumurannya tengah duduk di sofa ruangan tersebut. Tifany hanya memeletkan lidahnya dan tersenyum mendengar pertanyaan Aldo. "Wah pak...maaf ni kita jadi ganggu" ucap Firman kepada pak Risman. "Alahhh...santai aja...baru selesai ko" jawab pak Risman sambil mempersilahkan duduk kepada kelima orang muridnya tersebut.
"Ngomong-ngomong ada apa ni kalian datang kesini" tanya pak Risman memulai pembicaraan. "Ah cuma mau nanyain hadiah yang mau bapak kasih sama kita...itu loh janji bapak yang dulu...masih inget kan pak" ucap Rizal mewakili teman-temannya. "Oh itu..tentu saja saya masih ingat...malah saya sama guru kalian udah nyiapin hadiahnya" jawab pak Risman yang membuat kelima murid laki-laki itu terlihat antusias. "Kapan itu pak" tanya Reska bersemangat. "Gini aja...besok jam delapan bapak tunggu kalian di ruang serbaguna.." Jawab pak Risman...
Pagi hari pukul 06.00. Bu Indah tengah menyiapkan sarapan untuk suami yang baru dinikahinya beberapa bulan yang lalu. Nampak sekali wajah cantiknya yang sumringah pagi itu. Ketika sedang asik mengaduk nasi goreng kesukaan suaminya, tiba-tiba ada tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang. "Hmmm...wangi bener sayang...udah mandi ya" tanya orang yang memeluknya, yang tak lain adalah suaminya. "Eh mas udah bangun...iya udah mandi, kan mesti kesekolah mas" jawab bu Indah, sambil terus mengaduk masakannya. "Loh...ko kesekolah? Bukannya hari ini kamu libur.." Tanya sang suami sambil mengernyitkan dahinya keherannan. "Oh...itu mas masih ada rapat buat akreditasi...jadi masih harus ke sekolah..." Ucap bu Indah mencari alasan. "Mas cepet mandi gih...nanti telat loh ke kantornya" lanjut bu Indah.
Satu jam kemudian akhirnya pasangan suami istri tersebut keluar dari pekarangan rumahnya. "Aku berangkat ya sayang...yakin gak mau bareng" tanya suami bu Indah sambil mengecup mesra kening istrinya. "Ah engga usah mas...aku bareng bu Astri aja...bentar lagi dia kesini...mas hati-hati ya" jawab bu Indah. Tepat sebelum menaiki mobilnya, suami bu Indah berpapasan dengan bu Astri teman Istrinya sesama pengajar. Otaknya langsung berpikiran mesum ketika melihat body aduhai guru cantik tersebut. "Waduuuh...semoknya wanita ini, gak kalah sama istriku...hmmm" pikir laki-laki itu ketika melihat langkah gemulai bu Astri didepannya.
"Pagi mas Hadi...mau ngantor ya" bu Astri menyapa suami rekan kerjanya itu yang sedang memelototi tubuhnya. "Iya ni bu...yu duluan takut telat nih" jawab laki-laki tersebut. "Oh iya mas...hati-hati ya" ucap bu Astri seraya melambaikan tangan serta memberi kedipan dan kecupan genit menggoda suami teman kerjanya tersebut, yang tentu saja membuat sesak nafas laki-laki itu.
07.30. Di suatu sekolah menengah atas, nampak suasana pagi itu sangat sepi. Berbeda dengan hari-hari biasa, dimana jam-jam segini sekolah pasti sedang ramai-ramainya. Hari itu memang hari pertama liburan sekolah. Namun di salah satu bangunan di sekolah tersebut dua orang laki-laki nampak sibuk menyiapkan sesuatu. "Gimana mang, udah beres kan semuanya?" Tanya seorang laki-laki buncit kepada seseorang yang tengah sibuk mengatur meja-meja dan kursi di ruangan tersebut. "Okeh pak beres...tinggal di check nih...silahkan" jawab orang yang tengah mengatur kursi tersebut sambil mengacungkan jempolnya.
Lalu si laki-laki buncit itu berkeliling di dalam ruangan tersebut, ia nampak puas dengan hasil pekerjaan bawahannya. Ruangan itu telah di setting sedemikian rupa. Hanya dalam waktu satu malam, mang Yono mengubah ruang serbaguna tersebut menjadi sebuah club malam, lengkap dengan lampu-lampu khas, dan peredam suara.
"Wahhh...mang Yono emang hebat...salut saya" puji laki-laki buncit itu yang tak lain adalah pak Risman si kepala sekolah mesum jagoan kita, memuji hasil kerja bawahannya yang tak lain dan tak bukan adalah mang Yono si penjaga sekolah yang beruntung.
"Ahhhh ini juga kan yang punya idenya pak Risman" jawab mang Yono merendah. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak menjijikan layaknya para penjahat di film-film india.
Tepat pukul 08.00 semua orang yang terlibat dalam rencana pak Risman sudah berkumpul dan duduk di atas kursi yang telah disiapkan di ruang tersebut. Mereka adalah Aldo, Noval, Reska, Firman dan Rizal. Kelimanya merupakan siswa-siswa yang dijanjikan pak Risman akan mendapatkan hadiah hari ini. Tak ketinggalan juga mang Yono dan pak Risman sendiri sebagai otak dari acara ini.
Sementara para guru-guru cantik tengah bersiap-siap di belakang panggung mematut dirinya secantik mungkin dengan perasaan berdebar-debar.
"Ehm...gimana anak-anak...udah siap untuk hadiah kalian" tanya pak Risman pada kelima murid tersebut yang nampak tak sabar menunggu hadiah yang dimaksud oleh kepala sekolahnya. Kelimanya hanya bisa mengangguk mendengar pertanyaan pak Risman.
Lalu pak Risman naik keatas panggung, layaknya acara resmi dia memberi pidato sambutan kepada lima muridnya. "Baiklah...inilah hadiah untuk kalian" ucap pak Risman mengakhiri pidatonya.
Lampu utama dimatikan bersamaan dengan ucapan terakhir pak Risman. Sejenak suasana ruangan menjadi gelap gulita. Suara musik mulai menghentak diikuti cahaya lampu sorot yang menyala kearah panggung. Semua orang yang berada dalam ruangan tersebut nampak terhanyut dalam suasana.
Beberapa detik kemudian muncul satu sosok perempuan cantik dengan pakaian abu-abu khas pengajar dan kerudung putih menutupi kepalanya. Namun pakaian itu tidak bisa menutupi tubuh sexynya. Wanita itu muncul dari belakang panggung sambil meliuk-liukan tubuhnya mengikuti irama musik yang menghentak. Dia terus bergoyang kearah depan panggung dimana 7 orang laki-laki tengah menelan ludah menyaksikan tarian erotisnya.
Sesampainya didepan panggung, wanita itu membalikan tubuhnya membelakangi orang-orang yang tengah menontonnya bergoyang. Lalu, sambil menolehkan muka dan menggigit bibir bawahnya, wanita itu menggoyangkan pinggulnya menggoda para lelaki yang menyaksikannya.
"Bu Ernita..." Ucap Firman pelan ketika merasakan batangnya menegang terangsang dengan apa yang ia saksikan.
Selang 3 menit musikpun berganti. Bu Ernita pun mundur. Lalu munculah sosok wanita lain dari belakang panggung. Kali ini yang muncul adalah bu Indah. Sama halnya dengan bu Ernita, bu Indah pun menunjukan kebolehannya menari demi membangkitkan birahi para lelaki di ruangan itu. Tatapan mata binal mengiringi goyangan pinggulnya yang bulat. Membuat kelima muridnya tak tahan untuk mengelus-elus batang kemaluannya masing-masing.
Seperti sebelumnya, ketika musik berganti sosok wanita lain pun muncul. Kali ini bu Linda yang semok bergoyang didepan panggung. Memperlihatkan keahliannya menggoda laki-laki dengan wajah binal dan senyuman mesum khasnya.
Musikpun kembali berganti. Kini giliran terakhir bu Astri yang muncul keatas panggung. Ia berlenggak-lenggok bak peragawati kedepan panggung. Sesampainya disana ia pun mulai bergoyang tak kalah binal dengan ketiga rekannya, membuat orang-orang yang tengah menyaksikannya bergoyang bertepuk tangan.
Setelah keempat guru wanita itu mendapat giliran untuk menunjukan kebolehannya meliukan badan mengikuti alunan musik, suasana makin memanas. Satu persatu mereka menanggalkan semua pakaian yang melekat pada tubuh-tubuh molek yang menggiurkan itu. Dengan senyuman-senyuman menggoda, keempat guru cantik itu nampak pasrah mempertontonkan tubuh-tubuh ranum mereka. Dan yang tak kalah mencengangkan adalah ketika keempat guru cantik tersebut melakukan hubungan sesama jenis diatas panggung. Bu Astri yang nampak gemas menggumuli bu Indah yang ditindihnya, memperlihatkan dua pasang payudara ranum yang saling berhimpitan diiringi desahan-desahan penuh birahi dari keduanya disela-sela pagutan panasnya. Sementara itu bu Ernita dan bu Linda tak mau kalah. Terlihat mereka saling menggesekan vaginanya dengan diiringi racauan dan kata-kata jorok khas keduanya.
Musikpun telah berhenti, lampu ruangan itupun kembali menyala. Terlihat diatas panggung empat tubuh telanjang wanita-wanita cantik tengah terengah-engah. Mereka baru saja melewati orgasme masing-masing, hasil dari persetubuhan sesama jenisnya dengan pasangan masing-masing.
Kembali suara tepuk tangan dari ketujuh laki-laki itu terdengar menggema diruangan tersebut. Sementara senyum dari keempat wanita cantik itu terlihat mengembang dari bibir-bibir ranum mereka, seolah mereka bangga telah berhasil memberikan pertunjukan spektakuler kelas dunia.
"Okey ibu-ibu...sudah cukup istirahatnya...sekarang saatnya menu utama" ucap pak Risman sambil berdiri memberi komando.
Satu persatu para guru wanita itu bangkit. Dimulai oleh bu Indah yang mengajak Noval dan Firman ke sudut ruangan, dimana sebelumnya mang Yono sudah mempersiapkan matras yang empuk disana.
Bu Indah lalu menyuruh kedua muridnya bertelanjang. Terlihatlah olehnya batang-batang muda yang telah mengacung tegak. Ia lalu berlutut didepan kedua muridnya, kemudian secara bergantian memberikan service oral terhadap kedua batang kemaluan milik muridnya tersebut yang hanya bisa melenguh menikmati service dari bibir gurunya.
"Udah siap buat muasin ibu" tanya bu Indah dibawah todongan dua penis muridnya, diiringi jilatan di kedua ujung penis milik muridnya.
Sementara itu bersamaan dengan bu Indah yang menggiring Noval dan Firman ke sudut ruangan, bu Astri pun bangkit berdiri. Dengan langkah gemulai ia menghampiri mang Yono yang hanya bisa menelan ludah melihat lenggak-lenggok pinggul guru yang satu ini. Bu Astri lalu menggandeng tangan mang Yono, mengajaknya menghampiri tiga orang murid yang tersisa. Sambil tangan kiri memegang pergelangan tangan mang Yono, bu Astri berdiri telanjang didepan ketiga muridnya. Ia menempelkan jari telunjuk tangan kanan didagunya, dengan mimik wajah polos seolah-olah tengah menimang-nimang siapa yang akan dipilihnya. Beberapa detik kemudian ia tersenyum, lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Rizal. "Ayo sayang...gunakan kontol besarmu...buat ibu puas ya" ucap bu Astri dengan senyuman menggoda.
Bu Astri lalu menyuruh kedua orang yang ia pilih bertelanjang. Ia sendiri duduk mengangkang diatas kursi memperlihatkan belahan vagina yang dihiasi bulu hitam yang dicukur rapih. "Ayo Rizal jilati dulu memek ibu" ucap bu Astri yang tanpa perlu diulang langsung dituruti oleh Rizal muridnya. Sementara mang Yono menyodorkan batang kemaluan besarnya didepan mulut guru cantik tersebut yang langsung dengan lincah memberikan service oralnya.
Aldo dan Reska hanya bisa melongo melihat bu Astri lebih memilih Rizal. Namun mereka kaget ketika tengah melihat bu Astri, mang Yono dan Rizal memulai persetubuhan, sebuah suara bernada galak memanggilnya.
"Hey...Aldo...Reska...sini kalian...sumpal memek ibu sama kontol kalian" ucap bu Linda memanggil kedua muridnya yang sedang bengong menonton temannya menggauli gurunya. Aldo dan Reska yang melihat gurunya itu menjentikan jari memanggilnya lantas tersenyum senang. Mereka berdua menghampiri bu Linda yang tengah duduk menumpangkan kakinya di pinggir panggung. "Heh...gimana mau ngentotin ibu kalau kalian gak telanjang" tanya bu Linda ketika Aldo dan Reska sudah berada didepannya.
Dengan terburu-buru kedua anak laki-laki itu melucuti pakaiannya. Lalu secara bersamaan menerkam guru yang terus menggodanya tersebut.
Reska sibuk menciumi bibir bu Linda yang terbaring diatas panggung sambil tangan kanannya dengan gemas meremas bergantian payudara besar gurunya tersebut. Sedangkan Aldo yang berdiri dipinggir panggung mengangkat dan merenggangkan kedua paha bu Linda, sehingga lubang vagina dan lubang anusnya nampak menganga. Lalu tanpa buang waktu, Aldo menjilati lubang anus dan lubang vagina bu Linda bergantian, membuat bu Linda semakin bergairah dan melayani dengan buas setiap lumatan bibir Reska yang menggumulinya.
Sementara itu pak Risman terlihat sangat senang ketika melihat guru-guru cantik bawahannya tersebut bertingkah seperti apa yang dikehendakinya. Semua rencananya berjalan lancar. Niatnya untuk menikmati tubuh-tubuh sexy bawahannya telah tercapai, dan rencana untuk meningkatkan prestasi siswa-siswi di sekolah yang ia pimpin pun berhasil. Dengan menggunakan sex semua lancar pikirnya.
"Kayaknya...kalau saya terapkan system ini kepada setiap murid...mungkin murid-murid di sekolah ini bisa pinter semua" terbersit sebuah ide gila dari kepala sekolah mesum ini.
Namun khayalannya buyar ketika seseorang duduk dipangkuannya.
Pak Risman lalu mendongakan kepalanya. Terlihat lah wajah cantik dengan mata bulat, hidung mancung dan bibir tipis tengah tersenyum kepadanya. Rambut pendek ala Fenita Arie semakin menambah pesona kecantikan wanita yang kini tengah menggesekan vaginanya diatas pangkuan pak Risman yang masih berpakaian lengkap.
"Oh...bu Ernita..." Ucap pak Risman mengagumi kecantikan wanita itu. Sambil tangan kirinya memegang pinggang bu Ernita, dan tangan kanan yang mengelus dan meremas gemas payudara wanita tersebut. Lalu mereka berpagutan, saling melumat bibir, bertukar air liur dengan panas. "Oh pak...saya adalah orang pertama yang dijadikan pelacur sama bapak...jadi... buat saya memuja kontol bapak selamanya..." Ucap bu Ernita penuh birahi dengan kedua tangan memegang kepala pak Risman, lalu ia kembali melumat bibir kepala sekolah tersebut.
Bu Ernita segera melucuti pakaian pak Risman. Lalu ia berlutut didepan batang kemaluan favoritnya itu. Sejenak ia resapi keras, panjang dan besarnya batang kemaluan pak Risman dengan menggunakan genggaman tangannya. Lalu ia memberikan oral sex terbaiknya untuk memanjakan batang kejantanan kepala sekolah tersebut.
Desahan, Erang kenikmatan, jeritan bahkan teriakan bergema diruangan tersebut. Diatas matras di sudut ruangan terlihat bu Indah sedang di doggy style oleh noval dengan mulut tersumpal batang kemaluan Firman.
Sedangkan keadaan bu Astri sungguh mengenaskan. Si guru bahenol itu hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara, dengan mata terbalik hanya memperlihatkan putihnya saja, ketika merasakan nikmatnya dua batang kemaluan berukuran jumbo menggenjot lubang vagina dan anusnya. Dimana saat itu mang Yono menyumpal vaginanya dan Rizal menjejalkan batang kemaluan besarnya di anus milik bu Astri.
Sementara diatas panggung bu Linda berteriak memohon ampun ketika dua muridnya yakni Aldo dan Reska menjejalkan secara bersamaan batang kejantanan pannjang keduanya kedalam lubang vagina gurunya. Tangn bu Linda nampak mencengkram bahu Reska yang berada di bawahnya ketika merasakan Aldo ikut memenuhi rongga vaginanya dari belakang.
Sedangkan bu Ernita kini tengah terengah-engah dipangkuan pak Risman. Kepalanya ia sandarkan di bahu pak Risman, sambil memeluk tubuh gempal kepala sekolahnya bu Ernita terus menaik turunkan tubuhnya menggenjot batang kemaluan pak Risman yang menyumpal vaginanya.
Kegiatan itu terus berlangsung. Entah berapa banyak guru-guru cantik itu mendapatkan orgasme, dan entah berapa kali juga para pejantan itu mengeluarkan sperma.
Mereka terus berganti pasangan. Mulut, vagina, dan lubang anus para guru cantik itu pun tak luput dari sperma yang dibuang para pejantan di ruangan itu.
Hingga pukul 13.15 persetubuhan itu berakhir. Keempat guru cantik itu tergeletak tak beraturan diatas panggung. Dari mulut, vagina dan anus mereka meleleh sperma. Sedangkan para pejantan terlihat duduk kelelahan diatas kursi di dalam ruangan tersebut.
Lalu kelima murid bengal itu dengan serempak berkata. "TERIMAKASIH PAK RISMAN"
Jam menunjukan pukul 16.35 ketika pak Risman sampai di rumahnya. Wajahnya nampak berseri-seri walaupun badannya terasa sangat letih kala itu. Di dalam pikirannya masih terbayang kebinalan keempat guru cantik bawahannya memberikan kepuasan birahi bagi keempat muridnya dalam pesta yang ia adakan.
Cuaca hari itu memang sedang tidak bersahabat. Dimana hujan turun sangat deras, sehingga ketika pak Risman memasukan mobil kedalam halaman rumahnya, tak satupun orang yang keluar dari rumah itu.
"Hmmm...pada kemana orang-orang ini" gumam pak Risman sambil berjalan menuju teras rumahnya. "Clek...clek" suara pintu yang coba dibuka pak Risman. "Sial...pake dikunci segala" kembali pak Risman bergumam, kali ini agak kesal hatinya.
Lalu pak Risman berjalan menuju pintu samping rumahnya, berharap pintu itu tidak terkunci. Ia sudah sangat ingin merebahkan tubuh buncitnya yang kini terasa sangat letih setelah berpesta dengan kelima muridnya menikmati tubuh-tubuh ranum guru-guru cantik bawahannya.
Namun ketika melewati jendela di samping rumahnya, sayup-sayup telinga pak Risman menangkap suara desahan dan erangan wanita. Pak Risman yang sudah sangat pengalaman tahu betul jika suara itu adalah suara desah wanita yang sedang disetubuhi.
Terlihat pak Risman mengendap-endap mencoba mencari tahu siapa orang yang berani-beraninya melakukan persetubuhan di rumah miliknya. Pak Risman mencoba mengintip dari celah jendela kamar itu yang kebetulan terbuka.
Mata pak Risman melotot tak berkedip, ia sungguh kaget dengan apa yang dilihat matanya dari celah jendela kamar tamu rumahnya tersebut. Saat itu nampak Yunitha istrinya yang cantik tengah berada diatas tubuh mang Udin tukang kebun sekaligus supir pribadi istrinya.
Yunitha yang saat itu sudah polos tak memakai sehelai benangpun ditubuhnya sedang bergoyang diatas tubuh mang Udin. Ia sangat menikmati batang kemaluan supir pribadinya tersebut yang menyumpal lubang vaginanya. Pinggul Yunitha yang membulat padat tampak menggilas selangkangan mang Udin yang kini nampak pasrah dibawah tindihan majikannya.
"Ohhh...ampun nyah...kontol mamang kaya berasa dipelintir.." Ungkap mang Udin ketika merasakan majikannya menggoyang pantat semoknya. "Hmmm...iyahhh...tapi bukannya mamang sukkah.." Jawab istri pak Risman tersebut yang kini makin memperhebat goyangannya.
Selang beberapa menit Yunitha merebahkan tubuhnya memeluk tubuh pembantu sekaligus supir pribadinya tersebut. Nafasnya semakin tak beraturan, pinggulnya semakin menghentak mencoba mempercepat keluar masuknya batang kemaluan mang Udin di vaginanya, bibirnya yang ranum sibuk memagut bibir hitam mang Udin yang kini tampak kewalahan dengan kebinalan istri pak Risman ini.
"Oh...manghh...kel..lu..aaarrrhhh" bibir Yunitha meracau ketika vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme yang ia dapat dari batang kemaluan pembantunya. Begitu pula dengan mang Udin yang tak kuasa menahan nikmatnya jepitan vagina bu Yunitha majikannya. Beberapa semprotan sperma dari batang kejantanan mang Udin menyemprot didalam vagina Yunitha.
Mereka tampak puas dan tidak menyadari kegiatannya tengah diintip oleh sang mpunya rumah yang kini melotot penuh amarah. Pak Risman menonton kebinalan istrinya bergumul dengan pembantunya dengan mata kepalanya sendiri. Hampir saja pak Risman melabrak kedua pasangan tersebut, namun logikanya bekerja cepat. Emosi tak menyelesaikan masalah menurutnya.
Lalu tampak senyum mesum khas dari si kepala sekolah itu tersungging di bibirnya. Ada sebuah ide yang tengah dipikirkannya.
####
Sementara itu, sepeninggal pak Risman dan 3 guru wanita yang lain bu Indah masih melanjutkan pestanya. Rupanya guru cantik dengan pantat membulat ini sangat menyukai tubuhnya dikeroyok laki-laki.
Ketika bu Astri berpamitan terlihat bu Indah tengah menikmati genjotan mang Yono terhadap vaginanya, Aldo di anusnya dan Rizal juga Firman yang mendapat sevice oral guru cantik tersebut. Sementara Noval dan Reska, mereka entah kemana membawa bu Ernita untuk mereka nikmati berdua.
Bu Astri hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan rekan kerjanya yang nampak menikmati dijadikan budak seks oleh murid-muridnya.
Langkah bu Astri di koridor sekolah tersebut terhenti. Ia melihat sosok seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya.
"Mas Hadi..." Ucap bu Astri yang melihat sosok laki-laki yang datang menghampiri dirinya yang tak lain adalah suami bu Indah sahabatnya.
"Eh bu Astri...indah mana bu" tanya laki-laki itu dengan senyum ramah kepada wanita sintal yang tadi pagi menggodanya. Cukup kaget juga bu Astri mendapat pertanyaan dari suami bu Indah yang ia ketahui kini sedang ber-ah-eh-oh bersama keempat pejantannya.
"Eh itu anu...bu Indah masih di ruang guru...dia masih beres-beres berkas hasil rapat" jawabnya gelagapan. "Oh gitu ya...hp-nya gak aktif...mana hujan...saya khawatir...jadi jemput deh kemari" mas Hadi menjelaskan maksudnya datang ke sekolah tersebut kepada bu Astri, dengan mata terus memelototi tubuh wanita didepannya seakan menelanjanginya.
"Huhhh...dasar laki-laki...udah punya istri cantik juga masih jelalatan" pikir bu Astri yang mengetahui pandangan mesum suami bu Indah itu. "Ohhh...iya tadi dia bilang Hp-nya mati..." Jawab bu Astri. Ia coba merenung sebentar, "kalau mas Hadi dibiarkan menemui bu Indah istrinya pasti skandal ini terbongkar" pikir bu Astri. Lalu sebuah senyuman muncul di bibir wanita itu.
"Mas...nunggu bu Indahnya sambil temenin saya mau gak" tanya bu Astri dengan suara mendesah menggoda. Lalu bu Astri berjalan menuju salah satu pintu ruangan kelas. Lenggak-lenggok tubuh sintal bu Astri terang saja membuat mas Hadi suami bu Indah itu menelan ludah.
Di depan pintu ruangan kelas bu Astri berhenti. Ia menoleh kepada mas Hadi, lidahnya terjulur menjilati bibir tipisnya sendiri menggoda laki-laki itu. Lalu bu Astri dengan desahan menggoda meremas-remas payudaranya sendiri dan berkata, "masss...hujan-hujan gini...enaknya nyusu lohhh..."
Jam menunjukan pukul 16.35 ketika pak Risman sampai di rumahnya. Wajahnya nampak berseri-seri walaupun badannya terasa sangat letih kala itu. Di dalam pikirannya masih terbayang kebinalan keempat guru cantik bawahannya memberikan kepuasan birahi bagi keempat muridnya dalam pesta yang ia adakan.
Cuaca hari itu memang sedang tidak bersahabat. Dimana hujan turun sangat deras, sehingga ketika pak Risman memasukan mobil kedalam halaman rumahnya, tak satupun orang yang keluar dari rumah itu.
"Hmmm...pada kemana orang-orang ini" gumam pak Risman sambil berjalan menuju teras rumahnya. "Clek...clek" suara pintu yang coba dibuka pak Risman. "Sial...pake dikunci segala" kembali pak Risman bergumam, kali ini agak kesal hatinya.
Lalu pak Risman berjalan menuju pintu samping rumahnya, berharap pintu itu tidak terkunci. Ia sudah sangat ingin merebahkan tubuh buncitnya yang kini terasa sangat letih setelah berpesta dengan kelima muridnya menikmati tubuh-tubuh ranum guru-guru cantik bawahannya.
Namun ketika melewati jendela di samping rumahnya, sayup-sayup telinga pak Risman menangkap suara desahan dan erangan wanita. Pak Risman yang sudah sangat pengalaman tahu betul jika suara itu adalah suara desah wanita yang sedang disetubuhi.
Terlihat pak Risman mengendap-endap mencoba mencari tahu siapa orang yang berani-beraninya melakukan persetubuhan di rumah miliknya. Pak Risman mencoba mengintip dari celah jendela kamar itu yang kebetulan terbuka.
Mata pak Risman melotot tak berkedip, ia sungguh kaget dengan apa yang dilihat matanya dari celah jendela kamar tamu rumahnya tersebut. Saat itu nampak Yunitha istrinya yang cantik tengah berada diatas tubuh mang Udin tukang kebun sekaligus supir pribadi istrinya.
Yunitha yang saat itu sudah polos tak memakai sehelai benangpun ditubuhnya sedang bergoyang diatas tubuh mang Udin. Ia sangat menikmati batang kemaluan supir pribadinya tersebut yang menyumpal lubang vaginanya. Pinggul Yunitha yang membulat padat tampak menggilas selangkangan mang Udin yang kini nampak pasrah dibawah tindihan majikannya.
"Ohhh...ampun nyah...kontol mamang kaya berasa dipelintir.." Ungkap mang Udin ketika merasakan majikannya menggoyang pantat semoknya. "Hmmm...iyahhh...tapi bukannya mamang sukkah.." Jawab istri pak Risman tersebut yang kini makin memperhebat goyangannya.
Selang beberapa menit Yunitha merebahkan tubuhnya memeluk tubuh pembantu sekaligus supir pribadinya tersebut. Nafasnya semakin tak beraturan, pinggulnya semakin menghentak mencoba mempercepat keluar masuknya batang kemaluan mang Udin di vaginanya, bibirnya yang ranum sibuk memagut bibir hitam mang Udin yang kini tampak kewalahan dengan kebinalan istri pak Risman ini.
"Oh...manghh...kel..lu..aaarrrhhh" bibir Yunitha meracau ketika vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme yang ia dapat dari batang kemaluan pembantunya. Begitu pula dengan mang Udin yang tak kuasa menahan nikmatnya jepitan vagina bu Yunitha majikannya. Beberapa semprotan sperma dari batang kejantanan mang Udin menyemprot didalam vagina Yunitha.
Mereka tampak puas dan tidak menyadari kegiatannya tengah diintip oleh sang mpunya rumah yang kini melotot penuh amarah. Pak Risman menonton kebinalan istrinya bergumul dengan pembantunya dengan mata kepalanya sendiri. Hampir saja pak Risman melabrak kedua pasangan tersebut, namun logikanya bekerja cepat. Emosi tak menyelesaikan masalah menurutnya.
Lalu tampak senyum mesum khas dari si kepala sekolah itu tersungging di bibirnya. Ada sebuah ide yang tengah dipikirkannya.
####
Sementara itu, sepeninggal pak Risman dan 3 guru wanita yang lain bu Indah masih melanjutkan pestanya. Rupanya guru cantik dengan pantat membulat ini sangat menyukai tubuhnya dikeroyok laki-laki.
Ketika bu Astri berpamitan terlihat bu Indah tengah menikmati genjotan mang Yono terhadap vaginanya, Aldo di anusnya dan Rizal juga Firman yang mendapat sevice oral guru cantik tersebut. Sementara Noval dan Reska, mereka entah kemana membawa bu Ernita untuk mereka nikmati berdua.
Bu Astri hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan rekan kerjanya yang nampak menikmati dijadikan budak seks oleh murid-muridnya.
Langkah bu Astri di koridor sekolah tersebut terhenti. Ia melihat sosok seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya.
"Mas Hadi..." Ucap bu Astri yang melihat sosok laki-laki yang datang menghampiri dirinya yang tak lain adalah suami bu Indah sahabatnya.
"Eh bu Astri...indah mana bu" tanya laki-laki itu dengan senyum ramah kepada wanita sintal yang tadi pagi menggodanya. Cukup kaget juga bu Astri mendapat pertanyaan dari suami bu Indah yang ia ketahui kini sedang ber-ah-eh-oh bersama keempat pejantannya.
"Eh itu anu...bu Indah masih di ruang guru...dia masih beres-beres berkas hasil rapat" jawabnya gelagapan. "Oh gitu ya...hp-nya gak aktif...mana hujan...saya khawatir...jadi jemput deh kemari" mas Hadi menjelaskan maksudnya datang ke sekolah tersebut kepada bu Astri, dengan mata terus memelototi tubuh wanita didepannya seakan menelanjanginya.
"Huhhh...dasar laki-laki...udah punya istri cantik juga masih jelalatan" pikir bu Astri yang mengetahui pandangan mesum suami bu Indah itu. "Ohhh...iya tadi dia bilang Hp-nya mati..." Jawab bu Astri. Ia coba merenung sebentar, "kalau mas Hadi dibiarkan menemui bu Indah istrinya pasti skandal ini terbongkar" pikir bu Astri. Lalu sebuah senyuman muncul di bibir wanita itu.
"Mas...nunggu bu Indahnya sambil temenin saya mau gak" tanya bu Astri dengan suara mendesah menggoda. Lalu bu Astri berjalan menuju salah satu pintu ruangan kelas. Lenggak-lenggok tubuh sintal bu Astri terang saja membuat mas Hadi suami bu Indah itu menelan ludah.
Di depan pintu ruangan kelas bu Astri berhenti. Ia menoleh kepada mas Hadi, lidahnya terjulur menjilati bibir tipisnya sendiri menggoda laki-laki itu. Lalu bu Astri dengan desahan menggoda meremas-remas payudaranya sendiri dan berkata, "masss...hujan-hujan gini...enaknya nyusu lohhh..."
Hujan masih terdengar deras mengguyur tanah yang kian basah sore itu, ketika di salah satu ruang kelas dua insan sedang berpacu menuntaskan birahi.
"Ahhhh...ouh...iyahhh.." Suara bu Astri yang saat itu sedang menungging sambil berdiri. Kedua tangannya memegang meja dengan erat, bajunya masih melekat ditubuhnya, hanya saja celana beserta celana dalamnya telah melorot sampai mata kaki. Dibelakangnya mas Hadi yang merupakan suami bu Indah tengah bernafsu mengeluar masukan senjatanya di vagina legit bu Astri. Sambil menggenjot, tangannya terus meremasi pantat kenyal bu Astri yang dengan lihai mengimbangi genjotan mas hadi dengan goyangannya.
"Oh...bu Astri...kamu binal sekalih...sudah lama saya pengen kayak gini" racau mas hadi sambil terengah-engah. "Ohhh...iyah masss...masss hadi suka yang binal ya..." Bu Astri menjawab racauan suami teman kerjanya itu sambil terus memutar pantatnya menggilas batang kemaluan mas Hadi yang bersarang di vaginanya.
Namun suami bu Indah itu memang hanya besar nafsunya saja. Ia tak mempunyai stamina yang cukup untuk menandingi kebinalan bu Astri. "Ahhh...bu...saya keluar...ahhh nikmaaattt" ucapnya ketika kemaluannya menyembur di dalam lorong vagina bu Astri.
"Uh dasar loyo...baru digoyang dikit aja udah muncrat" ucap bu Astri dalam hati ketika merasakan semburan sperma mas Hadi di dalam vaginanya.
Beberapa menit berlalu, kini bu Astri dan mas Hadi sudah kembali merapikan pakaiannya masing-masing. Mereka sedang Asik mengobrol ketika bu Indah dan bu Ernita datang.
"Eh mas..ko jemput gak bilang-bilang sih" tanya bu Indah sedikit kaget melihat suaminya telah berada di sekolah tempat ia mengajar. Tak ketinggalan bu Ernita juga ikut menyalami suami teman kerjanya itu.
"Tadi aku udah bbm...tapi hp kamu nya mati kan" mas Hadi menjawab pertanyaan istrinya, tetapi dengan mata tertuju kepada sosok yang yang mendampingi bu Indah.
"Waduh...ni guru bahenol gini...bisa gak ya gue ngerasain ngentot sama dia" pikir mas Hadi ketika matanya memelototi bodi sintal bu Ernita.
Setelah ngobrol basa-basi, tak lama kemudian mereka pulang. Bu Ernita dan bu Astri mendapat tumpangan dari mas Hadi dan bu Indah untuk pulang bersama. Di dalam mobil, suami bu Indah itu memperhatikan kedua guru cantik itu di kursi belakang mobilnya. Tau dirinya tengah diperhatikan, bu Astri menggoda mas Hadi yang tengah menyetir dengan senyum dan kedipan nakalnya.
Sementara itu di rumah pak Risman. Kepala sekolah mesum itu masih asik mengintip istrinya yang tengah berselingkuh dengan tukang kebun sekaligus supir pribadi istrinya. Dimana kini mereka mulai kembali membangkitkan hasrat birahi masing-masing setelah beberapa menit beristirahat.
Saat itu nampak bu Yunitha tengah berada diatas tubuh mang Udin dengan mulut yang penuh dijejali batang penis mang Udin yang mengacung tegak. Begitupun sebaliknya, mang Udin tidak menyia-nyiakan vagina yang disuguhkan istri majikannya tersebut di depan wajahnya. Ia dengan rakus menjilati bahkan menyedot lubang vagina bu Yunitha sambil kedua tangannya ia gunakan untuk merekahkan bongkahan pantat kenyal istri majikannya tersebut.
Mereka terus melakukan gaya 69 tersebut dengan penuh nafsu, hingga bu Yunitha mengerang. Vaginanya berkedut memuncratkan cairan orgasmenya. Kenikmatan itu benar-benar meluluh lantakan tubuh bu Yunitha.
Kini mang Udin telah berada di belakang tubuh bu Yunitha yang sedang menungging sexy diatas kasur kamar tamu rumahnya. Kepalanya ia benamkan diatas bantal, membuat erangan kenikmatannya terdengar tertahan ketika merasakan tusukan penis mang Udin di vaginanya.
Tanpa menunggu vagina majikannya beradaptasi, mang Udin langsung menggenjot tubuh bu Yunitha dengan kecepatan tinggi, membuat wajah cantik istri dari pak Risman itu semakin terbenam diatas bantalnya.
"Hnggghhh...hngggghhh..." Erangan tertahan bu Yunita ketika merasakan kenikmatan yang tiada tara dari genjotan kasar tukang kebun sekaligus supir pribadinya. Mang Udin dengan gemas meremas pantat majikannya. Ia semakin mempercepat genjotannya, membuat suara vagina becek yang ditumbuk penisnya semakin nyaring terdengar di ruangan itu.
Tak sampai 10 menit, bu Yunitha kembali merasakan gelombang orgasme menghampirinya. Kepalanya menengadah, punggungnya melengkung, dan dari mulutnya terdengar erangan yang mengantar muncratnya cairan orgasme dari vaginanya.
Mang Udin yang merasakan semburan hangat di batang penisnya yang tengah berada di dalam vagina bu Yunitha, tidak mau memberikan istri pak Risman itu kesempatan menghirup udara. Ia langsung mencabut penisnya dan membalikan tubuh majikannya. Dibuatnya tubuh itu terlentang diatas kasur dengan kaki mengangkang. Lalu mang Udin kembali menancapkan batang penis kebanggaannya itu kedalam lubang vagina bu Yunitha. Ia kembali memompa vagina itu dengan kasar.
Bu Yunitha hanya bisa melenguh dan menggeleng-gelengkan kepalanya meresapi kenikmatan yang diberikan mang Udin melalui batang penis diselangkangannya.
"Addduuuh...ahhh...enak mang...sayah mauh keluar lagi" racau bu Yunitha ketika merasakan orgasmenya kembali datang. "Tatt..tahan nyah...mam..mamang juga mau nyampeh.." Ucap mang Udin terengah, karena ia pun hampir mencapai klimaksnya.
Akhirnya secara bersamaan kedua insan yang tengah asik bersetubuh itu meraih puncak kenikmatannya. Tubuh keduannya berkelojotan dan mengejang-ngejang. Bu Yunitha merasakan orgasme yang sangat hebat hingga bola matanya terbalik hanya menunjukan warna putihnya saja.
Beberapa detik kemudian mang Udin ambruk diatas tubuh bu Yunitha dengan batang penis yang masih menancap di vagina istri majikannya tersebut. Hingga "Braaaaak..." Seseorang mendobrak pintu itu.
Bu Yunitha menjerit kaget, begitu juga dengan mang Udin. Bahkan saking kagetnya, mang Udin sampai jatuh terguling dari atas kasur. Bu Yunitha tampak ketakutan melihat sosok yang mendobrak pintu itu. Tubuhnya telanjangnya bergetar, keringat dingin membasahi dahinya.
Dengan suara bergetar bu Yunitha berkata, "ppp...pa..papah.."
Tanpa terasa liburan sekolah berakhir begitu cepat, hari ini merupakan hari pertama kegiatan belajar-mengajar setelah dua minggu para staff, guru maupun murid me-refresh otaknya dari kegiatan rutin sehari-harinya.
Pak Risman masih nampak bermalas-malasan untuk beranjak dari tempat tidurnya, padahal jam sudah menunjukan pukul 06.30. Disampingnya seorang perempuan cantik dengan rambut panjang di cat agak coklat elegan masih menggelayut manja memeluk tubuh buncitnya. Kulit perempuan itu yang kuning langsat nampak kontras dengan warna kulit pak Risman.
Nampaknya malam tadi telah terjadi pertarungan yang hebat, hingga pagi itu nampak si wanita masih enggan untuk melepaskan pelukannya dari tubuh pria buncit disampingnya. Selain itu, bekas-bekas sperma yang mengering nampak di beberapa bagian tempat tidur tersebut.
"Cklek..." Suara pintu kamar itu dibuka dari luar, sesaat kemudian masuklah sosok wanita cantik mengenakan kimono putih pendek yang bawahnya tak dapat menyembunyikan putih mulus pahanya. Dengan rambut yang disanggul, perempuan itu masuk ke dalam kamar pak Risman membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan dua potong sandwich.
Perempuan itu meletakan nampan berisi sarapan diatas meja kecil di samping tempat tidur. Kemudian ia duduk di pinggir tempat tidur di sebelah pak Risman. Tangan kanan wanita itu lalu mengelus dada telanjang pak Risman yang agak sedikit berbulu. Ia lalu menundukan kepalanya menciumi pipi gembil pak Risman. Ketika bibirnya sudah mendekati telinga laki-laki buncit itu, wanita cantik itu berbisik, "pahhh...ayo bangun, mamah udah bikinin sarapan tuh...katanya mau ke sekolah...nanti kesiangan loh.." Ternyata wanita itu adalah bu Yunitha istri pak Risman yang sexy yang tempo hari ketahuan tengah berselingkuh dengan mang Udin sopirnya.
Pak Risman ternyata mampu menguasai keadaan saat ia memergoki istrinya saat itu. Tak seperti suami-suami yang lain yang lantas menceraikan istrinya ketika mengetahui perselingkuhan yang terjadi, pak Risman justru malah membebaskan istrinya untuk tidur dengan siapa saja. Tentu saja dengan catatan semua perbuatan itu dilakukan di rumah, supaya tidak tercium oleh siapapun diluar sana. Selain itu, pak Risman juga bebas membawa perempuan manapun untuk tidur bersamanya dan mengarungi malam dengan kegiatan birahi di rumahnya.
Demi kelancaran kegiatan permesuman di rumah miliknya itu, pak Risman sampai harus memberhentikan pembantu perempuannya. Hingga pada akhirnya selama dua minggu ini bu Yunitha menambah perannya di rumah itu menjadi Istri, pembantu, sekaligus pemuas nafsu. Jika yang membawa sarapan adalah bu Yunitha istri pak Risman, lalu siapa gerangan wanita cantik yang tengah memeluk pak Risman?
Senyum manis tersungging dari bibir tipis perempuan berambut coklat itu. "Hi...selamat pagi bu Yunitha.." Sapa wanita itu ketika melihat istri dari laki-laki yang tengah dipeluknya. "Eh...selamat pagi juga bu Melisa...gimana, enak tidurnya" tanya bu Yunitha ramah.
Ya, wanita yang tengah memeluk tubuh buncit pak Risman itu adalah bu Melisa, wanita yang dulu menjadi korban pemerkosaan pak Risman dan mang Yono di ruang kepala sekolah. Bu Melisa diperkosa pak Risman waktu itu karena dirinya tidak sengaja memergoki bu Ernita dan mang Yono tengah bersetubuh. Pak Risman yang ketakutan skandalnya terbongkar akhirnya memerkosa wanita itu. Namun perkosaan itu malah memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda terhadap bu Melisa. Ia jadi sangat menikmati kenikmatan yang diberikan batang kejantannan pak Risman, hingga ia rela menjadi salah satu budak seks kepala sekolah mesum itu.
Hari ini adalah hari kedua bu Melisa menginap di rumah pak Risman. Suaminya yang seorang pelaut membuat dirinya bebas tidur dimana saja ketika suaminya sedang bertugas, ditambah lagi saat itu anaknya sedang berlibur di rumah orang tuanya, membuat bu Melisa semakin bebas keluar rumah.
Pak Risman dengan malas bangkit dari tempat tidurnya. Ia lalu mencium pipi istrinya sebelum beranjak ke kamar mandi yang terletak di kamarnya. Sebelum memasuki kamar mandi pak Risman menoleh ke arah tempat tidurnya. Diatas kasurnya nampak dua orang wanita sexy sedang bercengkrama, dimana yang satu duduk dipinggiran kasurnya masih mengenakan kimono putih sexy, dan yang satunya lagi masih merebahkan tubuh telanjangnya diatas tempat tidur. "Hmmm...benar-benar indah hidup ini" gumamnya sebelum memasuki kamar mandi.
15 menit berlalu, pak Risman nampak keluar dari kamar mandinya dengan memakai handuk putih yang melilit di tubuh buncitnya.
Baru saja ia keluar pintu kamar mandi, matanya sudah disuguhi tontonan menarik. Dua wanita cantik tengah beradu nafsu memacu birahi diatas tempat tidur itu. Terlihat bu Yunitha mendominasi pergumulannya dengan bu Melisa pagi itu. Entah siapa yang memulai, kini keduanya terlihat sedang beradu lincah memagut bibir. Air liur belepotan di kedua wajah cantik itu.
Bu Yunitha yang berada diatas tubuh bu Melisa mengambil inisiatif, kaki keduanya saling membelit, pinggul keduanya bergoyang erotis dengan sangat kompak menggesek-geskan permukaan kedua vaginanya.
Erangan dan desahan penuh kenikmatan menggema di kamar sang kepala sekolah mesum pagi itu.
Pak Risman kini telah selesai berpakaian. Ia kini tengah menikmati sarapan buatan istrinya diatas sofa kecil kamar itu. Begitupun bu Yunitha dan bu Melisa, keduanya terlihat terkapar diatas tempat tidur dengan tubuh telanjang. Senyum yang mengembang di kedua bibir ranum wanita tersebut menandakan kepuasan.
Pak Risman lalu bangkit dari sofanya setelah menyelesaikan sarapannya. Ia kemudian mengecupi kening kedua wanita cantik yang terkapar diatas tempat tidurnya. "Mah...papah berangkat ya..." Ucap pak Risman kepada istrinya. "Bu Melisa...saya berangkat dulu...kalau masih pengen kontol, mang Udin ada di kebun belakang..." Lanjut pak Risman berpamitan kepada bu Melisa.
Dengan gaya genit seperti girl band korea keduanya serempak menjawab, "hatiiii-hatiii paaaak.."
Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 ketika jagoan kita pak Risman tiba di sekolahnya. Ia lalu menuju lapangan sekolah tersebut, disana terlihat ratusan siswa-siswi sudah memenuhi lapangan bersiap untuk upacara pembukaan masa orientasi siswa baru. Dibimbing oleh kakak kelas dan guru-guru pembimbing para siswa-siswi baru tersebut menyiapkan barisannya.
Tepat jam 08.00 upacara pun dimulai. Pak Risman kini naik ke podium memberikan sambutan kepada siswa-siswi baru yang tampak serius mengikuti upacara tersebut.
Cuaca pagi itu memang terasa sangat panas. Matahari terasa menyengat menyinari lapangan sekolah tersebut. Tak sedikit dari siswa-siswi tersebut yang pingsan kala mengikuti upacara tersebut, membuat para guru dan pembimbingnya sibuk.
Termasuk Nanda, siswi kelas 2 yang merupakan anggota OSIS di sekolah itu. Ia tak kuat menahan teriknya matahari menyengat tubuh tinggi semampainya, hingga terjatuh pingsan dan kini ditandu rekan-rekannya menuju ruang UKS untuk mendapat perawatan.
Sementara itu, ditengah-tengah sambutannya pak Risman memperkenalkan seorang guru baru kepada semua siswa dan guru yang mengikuti upacara tersebut. Namanya Ibu Gita, berusia 26 tahun dengan tubuh tinggi dan berat badan ideal, payudara sedang ditunjang dengan bentuk bokong yang bulat menggemaskan. Kulitnya putih mulus dengan wajah cantik dan rambut pendek tidak melebihi tengkuknya.
Saat itu ibu Gita naik ke podium mendampingi pak Risman untuk memperkenalkan dirinya. Pakaian yang ibu Gita kenakan saat itu benar-benar memancarkan keseksiannya. Ia memakai kemeja putih berlengan pendek, bawahannya memakai rok ketat berwarna coklat yang menggantung sedikit diatas lutut. Sepatu berhak tinggi berwarna putih menghiasi kakinya yang jenjang. Penampilannya itu membuat semua laki-laki menelan ludah, termasuk pak Risman yang kini berdiri di sebelahnya. Pikiran mesumnya menerawang, ia membayangkan kenikmatan yang disuguhkan tubuh guru baru disampingnya.
###
Sementara itu di ruang UKS, Nanda yang tadi pingsan tengah mendapatkan perawatan. Diruangan tersebut, siswi cantik yang baru menginjak kelas 2 SMA tersebut dibaringkan diatas ranjang perawatan.
Pak Hamdan sedang berusaha menyadarkan Nanda dari pingsannya. Ia kini tengah memijati telapak kaki muridnya. Namun bagaimanapun pak Hamdan adalah laki-laki normal. Melihat seorang wanita muda yang cantik tengah berbaring lemas, hasrat kelelakiannya mulai timbul. Apalagi ketika ia mengangkat kaki kanan gadis itu untuk memijati telapak kakinya, dari bawah rok yang dikenakan gadis itu terlihat gundukan vagina yang ditutupi celana dalam putih menggoda keimannannya.
Niat pak Hamdan memijati telapak kaki gadis itu berubah. Ia kini malah mengelus betis mulus sang gadis yang tengah pingsan itu. Kepalanya mulai celingukan melihat ke sekitar ruangan. Ketika dirasakannya aman, guru mesum itu melanjutkan aksinya. Lidahnya mulai menyusuri betis kanan Nanda yang masih terbaring pingsan, sedikit-sedikit tangan pak Hamdan mulai mengangkat rok abu-abu yang dikenakan muridnya. Ia terus menjilati kaki mulus sang gadis hingga ke pangkal paha bagian dalamnya.
Kini hidung pak Hamdan tepat di depan gundukan vagina sang gadis yang tengah pingsan tersebut. Ia mulai mendengus-dengus penuh birahi menghisap aroma segar dari vagina Nanda. Semakin lama pak Hamdan semakin berani. Ia kini sudah menyingkap pinggiran celana dalam sang gadis dan lidahnya mulai menjilati mulut vagina yang nampak putih bersih tanpa bulu.
Tepat ketika lidah pak Hamdan menyeruak masuk ke lubang vagina Nanda, muridnya tersebut terbangun dari pingsannya. Awalnya ia hanya merem melek merasakan kenikmatan dari sapuan lidah gurunya yang panas mengorek liang vaginanya. Namun ketika sadar sepenuhnya gadis itu kaget dan mulai beringsut ketakutan.
"A..a..apa yang bapak lakukan" ucap gadis itu kaget sambil beringsut menjauh dari gurunya. Pak Hamdan yang panik langsung membekap mulut gadis itu dan mendekap tubuhnya.
"Ma..maafkan bapak Nanda...bapak khilaf...kamu jangan berteriak" ucap pak Hamdan panik mencoba menenangkan muridnya yang kini mengerang tertahan dan mencoba melepaskan tubuhnya dari dekapan guru mesum tersebut. "Bapak khilaf...maafkan bapak...kamu tahu sendiri bapak seorang duda...kalau kamu janji gak bakalan teriak, bapak akan lepasin kamu dan anggap tak pernah terjadi apa-apa...maafkan bapak" kembali pak Hamdan mencoba bernegosiasi dengan muridnya itu, ia sadar perbuatannya akan mencoreng mukanya dan menimbulkan banyak masalah. Pak Hamdan benar-benar ketakutan dan menyesali perbuatannya.
Sementara itu Nanda yang mendengar ungkapan pak Hamdan yang ketakutan malah tersenyum geli dalam hatinya. Nanda memang tipikal gadis SMA jaman sekarang yang sedikit nakal. Ia sudah kehilangan keperawanannya sejak ia masih di bangku SMP. Malah sekarang ia sudah sering melayani nafsu Oom-Oom hidung belang yang membookingnya untuk mendapatkan pelayannan seksual dari tubuhnya.
Nanda mengangguk pelan ketika mendengar penawaran dari pak Hamdan, ia masih berpura-pura ketakutan ketika pak Hamdan melepaskan dekapannya.
"Ma...Maafkan bapak...bapak khilaf..." Ucap pak Hamdan mengulangi perkataannya sambil duduk diatas kursi yang terletak di samping ranjang tersebut. Wajahnya menunduk menunjukan penyesalan yang mendalam akibat perbuatannya.
Nanda benar-benar geli melihat gurunya yang ketakutan. "Kasian juga pak Hamdan...pasti dia udah lama ga ngerasain dijepit memek" pikirnya. "Aku kasih hadiah aja kali ya...daripada dia konak gak ada penyaluran...hitung-hitung berterimakasih udah nyadarin aku dari pingsan" kembali pikiran gadis menerawang.
Lalu dengan gemulai Nanda merangkak diatas ranjang mendekati pak Hamdan yang tengah duduk menunduk menyesali perbuatannya. "Pak...lihat sini dong...ko nunduk terus" ucap Nanda dengan suara dibuat mendesah menggoda.
Mendengar ucapan muridnya pak Hamdan langsung mengangkat wajahnya. Matanya melotot seakan tak percaya, terlihat tenggorokannya beberapa kali mencoba menelan ludah, ketika melihat muridnya merangkak sexy diatas ranjang menuju kearahnya.
"Ko bengong pak...masih mau sama tubuh Nanda...tadi Nanda cuma kaget ko pak" kembali Nanda menggoda gurunya. Kini wajahnya hanya beberapa senti didepan wajah pak Hamdan yang tak berkedip melihat bibir muridnya yang basah terus mengucapkan kata-kata yang memancing gairahnya.
Pak Hamdan yang baru saja menyadari kekhilafannya kini mulai kembali gelap mata. Tanpa sadar bibirnya kini sudah berpagutan panas dengan bibir ranum anak didiknya. Bahkan kini pak Hamdan bangkit dari kursi yang didudukinya. Sambil berpagutan ia menaiki ranjang perawatan di ruang UKS itu. Tubuhnya terus mendesak tubuh semampai gadis itu yang kini sudah terbaring mengangkang dibawah tindihan tubuh besar pak Hamdan. Nanda menjepitkan kedua kakinya di pinggang pak Hamdan, ia menggoyangkan pinggulnya menggesek-gesekan vaginanya yang masih memakai celana dalam menggoda batang penis pak Hamdan yang mulai membengkak didalam celanannya. Tangan kanannya menahan kepala bagian belakang gurunya tersebut agar tak melepaskan pagutan panasnya, sementara tangan kiri gadis itu terus mengusap punggung pak Hamdan.
Pak Hamdan tak mau kalah, kedua tangannya dengan gemas meremas gumpalan payudara berukuran sedang gadis yang tengah ditindihnya, membuat sang gadis mengerang tertahan penuh kenikmatan.
Setelah beberapa menit Nanda melepaskan pagutannya. Keduanya tampak terengah-engah mencari nafas. Senyum menyeringai di bibir pak Hamdan, ia senang mendapatkan pelayanan dari gadis cantik yang dengan sukarela memberikan tubuh ranumnya untuk dinikmati olehnya.
"Bapak mau langsung coblos...apa mau di sepong dulu" tanya Nanda menawarkan service tubuhnya kepada pak Hamdan. Vaginanya memang sudah sangat basah akibat gesekan yang ia lakukan barusan, sehingga ia berpikir tak masalah jika gurunya itu langsung mempenetrasikan batang penisnya membelah vagina mudanya.
Pak Hamdan yang sudah tak tahan nampak terburu-buru memelorotkan celana berikut celana dalamnya. Bahkan saking bernafsunya ia tak membuka celana dalam muridnya terlebih dahulu, ia hanya menyingkap celana dalam Nanda untuk memberi jalan kepala penis besarnya memasuki vagina ranum milik muridnya.
"Hkkkk...enghhh...ahhh" Nanda mendesah lirih merasakan batang penis besar milik pak Hamdan menjejali vaginanya yang licin. "Ohhh...pak...tahannnhhh...ohhh...sebentarrrhh h.." Racau Nanda ketika merasakan gurunya tersebut langsung memompa vaginannya tanpa memberi waktu untuknya mengambil nafas.
Pak Hamdan tidak memperdulikan racauan muridnya tersebut. Kini ia malah mengangkat pinggul Nanda dan menghentak-hentakan pinggulnya dengan kasar menumbuk selangkangan murid cantiknya yang nampak mengerang pasrah.
Di dalam hatinya, Nanda sangat menikmati perlakuan gurunya itu terhadap tubuhnya. Hingga orgasme datang sangat cepat menghampiri tubuhnya. "Udddahh paaahhk...istirahat duluh" erang Nanda sambil mencoba menahan hentakan pak Hamdan yang sangat bernafsu melahap tubuh ranum muridnya.
Namun bukannya berhenti, mendengar muridnya memohon, pak Hamdan malah semakin bernafsu. Ia kini membalikan tubuh Nanda menjadi menungging, kembali ia jejalkan batang penis besarnya menusuk vagina Nanda dari belakang. Seperti tadi, pak Hamdan langsung memacu tubuhnya menghentak vagina Nanda.
Selang beberapa menit orgasme kembali datang menghampiri tubuh Nanda yang kini terlihat tersungkur dengan pantat menungging dihantam pak Hamdan. "Aaaahhh...tuhhh...Nandah...keluar lagihhh...ahh" Nanda merengek merasakan vaginanya kembali menyemburkan cairan putih kental.
Pak Hamdan yang sudah tak tahan akhirnya mencabut batang penis dari vagina muridnya. Ia lalu menjambak rambut muridnya memaksa untuk mengoral batang kemaluannya yang sudah terasa berkedut.
Nanda yang mengerti keinginan gurunya itu langsung memberikan service oral terbaiknya, hingga pak Hamdan melenguh-lenguh menahan kenikmatan yang diberikan dari mulut muridnya itu.
Namun tepat ketika pak Hamdan akan menyemburkan spermanya di dalam mulut Nanda, seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan tersebut. Pak Hamdan yang kaget otomatis menarik batang penisnya yang tengah berada didalam mulut Nanda yang saat itu telah bersiap menghisap sperma gurunya. Alhasil sperma menyembur membasahi wajah Nanda yang saat itu terpekik kaget.
Orang yang baru saja masuk berkacak pinggang menyaksikan perbuatan mesum pak Hamdan dengan muridnya. Dengan wajah galak dan suara sedikit membentak ia berkata, "apa-apaan ini.."
Pak Hamdan tak bisa apa-apa ketika seorang guru memergokinya berbuat mesum di ruang UKS itu. Ia hanya bisa diam terpaku dengan batang yang sedikit demi sedikit mulai layu.
Sementara Nanda sang murid binal yang menjadi betina pelampiasan nafsu pak Hamdan tak kalah kagetnya. Nanda yang sedang berjongkok didepan selangkangan pak Hamdan hanya bisa diam mematung dengan wajah belepotan sperma pak Hamdan.
"Apa-apaan ini...?" Teriak seorang guru wanita yang baru saja menerobos pintu ruangan itu dan memergoki pak Hamdan. Tampak muka galak dari wanita tersebut. Namun dibalik wajahnya yang galak, dalam hatinya ia merasa geli melihat raut wajah ketakutan seorang murid perempuan cantik yang tengah berjongkok didepan selangkangan gurunya. Begitu pula ketika ia melihat sosok guru laki-laki itu, dalam hatinya ia tertawa puas.
"Oh...jadi selama ini pak Hamdan memang suka daun muda ya..." Ucap guru perempuan itu sambil melipat tangan didepan buah dadanya yang sexy dalam balutan baju batik berwarna merah.
"Ng..ngga bu Ernita..." Jawab pak Hamdan tergagap. Sementara Nanda hanya bisa menunduk ketakutan tak berani memandang wajah gurunya yang rupanya adalah bu Ernita, guru cantik dan semok piaraan kepala sekolah.
"Enggak gimana pak..? Sudah jelas saya melihat dengan mata kepala saya sendiri...sekarang pakai baju kalian...ikut saya ke kantor pak Risman" kembali bu Ernita berucap dengan masih memperlihatkan muka galaknya.
Pak Hamdan yang ketakutan akhirnya berpikir nekad. Dalam pikirannya, daripada kelakuannya ini mencoreng mukanya, lebih baik ia perkosa juga guru yang memergokinya.
Pak Hamdan mulai memantapkan hatinya. Pikiran jorok tentang kenikmatan yang akan ia dapatkan dari tubuh bu Ernita membuat batang kemaluannya kembali menegang. Ia mulai melangkah menghampiri tempat dimana bu Ernita berdiri.
Sementara itu, kecerdasan yang dimiliki bu Ernita membuat dirinya bisa menebak apa yang akan guru laki-laki itu lakukan. "Hehe...aku tahu kamu ketakutan Hamdan...kamu pasti nekad untuk memperkosaku..." Itulah yang ada dipikiran bu Ernita melihat pak Hamdan yang mendekatinya. Namun, bu Ernita sama sekali tak menghindar karena itulah yang ia harapkan.
Bu Ernita yang kesehariannya terlihat alim memang sangat berbeda ketika dirinya sedang berurusan dengan masalah kelamin. Ia adalah sosok yang hebat dalam memberikan kepuasan dalam hubungan badan. Didukung dengan wajah cantik dan tubuh yang semok, kebinalannya diatas ranjang memang selalu memberi kepuasan kepada setiap laki-laki yang menyetubuhinya.
Pak Risman, mang Yono, dan kelima murid kesayangannya adalah orang-orang yang senantiasa merasa puas dengan pelayanan yang bu Ernita berikan.
"Aku harus pura-pura berontak..agar pak Hamdan semakin bernafsu dengan tubuhku" itulah yang ada dipikirkan bu Ernita ketika pak Hamdan kini hanya berjarak beberapa langkah saja dari dirinya.
Pak Hamdan yang sudah nekad kini telah ada dihadapan bu Ernita. Sementara Nanda hanya duduk bersimpuh melihat apa yang akan dilakukan guru laki-laki yang baru saja memberikan kepuasan kepadanya.
"Aa...apa mau bapak..?" Bu Ernita bertanya, dengan suara yang dibuat-buat seakan dia sedang panik melihat pak Hamdan yang mendekat. Ia lalu membalikan badannya berpura-pura akan menghindari pak Hamdan yang mendekat.
Sesuai dengan perkiraannya, pak Hamdan langsung merangkul tubuh bu Ernita dari belakang dengan tangan kiri yang mengunci erat tubuh bu Ernita, sementara tangan kanan ia pakai untuk membekap mulut bu Ernita yang berpura-pura meronta.
"Hmmm...hngggghhh...hnggghhhh" suara erangan tertahan bu Ernita ketika dirinya meronta berpura-pura seakan ia ingin melepaskan pelukan erat pak Hamdan dari tubuhnya. Namun berbeda dengan apa yang dilakukan tubuhnya, pikiran bu Ernita justru malah menyuruh pak Hamdan melanjutkan pelecehannya.
"Ayo Hamdan...gunakan kontol besarmu untuk memuaskan memekku..." Itulah yang ada dibenak guru wanita itu.
Bu Ernita terus meronta-ronta. Ia sengaja menggerak-gerakan pantat semoknya, sehingga menimbulkan gesekan pada batang kemaluan pak Hamdan yang membuatnya semakin bernafsu akan tubuh bu Ernita.
Nanda yang kala itu hanya menonton tersentak kaget, pak Hamdan menyuruhnya untuk merekam adegan perkosaan itu dengan handphonenya. Ia segera menyalakan kamera di Handphone miliknya untuk menuruti apa yang diperintahkan guru laki-laki itu. Layaknya pembuatan video porno, Nanda merekam semua kejadian itu.
Kini terlihat bu Ernita yang diseret pak Hamdan ke atas ranjang yang tadi ia gunakan untuk menggagahi muridnya di ruangan itu. Bu Ernita berpura-pura kehabisan tenaga untuk melawan pak Hamdan. Kini terlihat ia terengah-engah dalam keadaan telungkup dibawah tindihan pak Hamdan.
"Ooohhh...pakh...jangan lakukan ini sama sayahhh.." Ucap bu Ernita dengan suara lirih seolah-olah memohon supaya pak Hamdan menghentikan perbuatannya.
Namun mendengar bu Ernita yang terengah, pak Hamdan jadi semakin bernafsu. Ia merogohkan tangan kirinya untuk membuka kancing celana bu Ernita. Setelah terlepas pak Hamdan langsung menurunkan celana guru cantik tersebut. Ia mulai menciumi tubuh bu Ernita yang kini berpura-pura menangis.
"Ttto...tolong hentikan pak...saya tidak mau menghianati suami saya.." Ucap bu Ernita lirih. Mendengar permohonan itu pak Hamdan malah semakin bernafsu. Ia terus menciumi tubuh bu Ernita yang masih di balut kemeja batik lengan panjangnya. Tangannya tak ketinggalan terus menjamah payudara menantang bu Ernita yang kenyal.
Selang beberapa menit ciuman pak Hamdan telah sampai di pantat bu Ernita. Ia terus menciumi bongkahan pantat semok yang menggiurkan tersebut.
Kini terlihat wajah pak Hamdan terbenam diantara bongkahan pantat bu Ernita yang masih ditutupi celana dalamnya. "Ahhhh...iyyahhh...hmmm..." Bu Ernita bergumam menikmati ciuman-ciuman pak Hamdan di pantatnya. Lalu sesaat kemudian celana dalam sang guru wanita itu telah terlepas. Pak Hamdan kini dengan gemas menjilat bahkan menyedot lubang vagina dan pantat bu Ernita yang tersaji didepan matanya. "Ouhhhh...iyyyyaaahhh....ahhhh..." Bu Ernita bergumam sambil terus menggoyang pantatnya.
"Gimana...nikmat kan bu...lubang memeknya saya jilat..." Tanya pak Hamdan disela-sela kegiatannya menjilati lubang kenikmatan bu Ernita yang semakin membanjir karena birahi.
"Oh...hentikan...ahhh...tidak...hmmmhhh..." Bu Ernita menjawab pertanyaan pak Hamdan sambil memejamkan matanya menikmati jilatan lidah pak Hamdan di vaginanya. Ia juga mendesak-desakan pantat semoknya di wajah pak Hamdan.
Semua kejadian itu tak luput dari mata Nanda yang mengabadikan adegan demi adegan tersebut dengan handphonenya.
"Oooohhhh...ti...daaaak..." Orgasme bu Ernita meledak di mulut pak Hamdan. Cairan putih kental yang keluar dari lubang vagina bu Ernita dengan rakus dijilati pak Hamdan.
"Hehe...gimana bu..?mau pasrah atau terus melawan" tanya pak Hamdan dengan mulut belepotan cairan orgasme bu Ernita.
"Ohh...tidak pak..hoh...jangan perkosa saya" jawab bu Ernita terengah-engah, dengan posisi tubuh yang masih menungging dihadapan pak Hamdan.
Sesaat kemudian pak Hamdan mulai memposisikan batang kemaluannya didepan belahan vagina bu Ernita yang masih menungging. Lalu ia mendorong batang itu membelah celah vagina bu Ernita yang ia rasa sangat legit. "Ouuuuhhhh...jangan paaaak..." Lenguh bu Ernita ketika batang kemaluan pak Hamdan menjejali lubang vaginanya.
Pak Hamdan kemudian mulai memaju mundurkan pantatnya perlahan, ia sangat menikmati jepitan vagina bu Ernita terhadap batang kemaluannya. "Ohhh...bu...punya memek enak gini ko baru sekarang di kasih ke saya..." Ucap pak Hamdan sambil terus menggenjot pelan vagina bu Ernita dari belakang. Tangannya tanpa henti meremas-remas bulatan pantat bu Ernita yang kenyal.
"Arrrgghhh...ngga...ahhh...ouhhh..tidak..." Bu Ernita mendesah-desah merasakan lubang vaginanya digaruk otot-otot batang kemaluan pak Hamdan yang memberinya sejuta kenikmatan. Ia sangat menikmati sandiwaranya yang berpura-pura menolak perlakuan pak Hamdan pada tubuhnya.
Semakin lama genjotan pak Hamdan semakin cepat, membuat gelombang orgasme kembali menghampiri bu Ernita. Namun ketika bu Ernita akan mencapai klimaksnya, pak Hamdan secara tiba-tiba menghentikan genjotannya, membuat orgasme itu gagal diraih bu Ernita. Tentu saja hal itu membuat bu Ernita kelojotan dan berusaha menghentakan pinggulnya terhadap selangkangan pak Hamdan. Namun pak Hamdan yang memang berniat mempermainkan birahi bu Ernita, tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia menahan pantat semok bu Ernita dengan kedua tangannya. Hal itu dilakukan berulang-ulang oleh pak Hamdan, yang tentu saja membuat bu Ernita tersiksa.
Kali ini adalah kali keempat pak Hamdan menggagalkan orgasme yang hampir diraih bu Ernita. "Sialan kamu Hamdan" pikir bu Ernita kesal. "Hahah...kenapa bu...? Udah pengen ngecrot ya...?" Tanya pak Hamdan sambil terkekeh menjijikan. "Oh..i..iyyaah pakh..tolong biarkan saya ngecrot.." Jawab bu Ernita lirih, memohon kepada pak Hamdan untuk memberinya kesempatan mendapatkan orgasme.
Ya, pak Hamdan berhasil mempermainkan birahi bu Ernita yang semula berniat mempermainkan dirinya. Kini dengan terang-terangan bu Ernita memohon penuntasan birahinya kepada pak Hamdan.
"Saya akan berikan kepuasan kepada bu Ernita...tapi ibu harus menuruti kemauan saya...gimana..?" Dengan sombongnya pak Hamdan memberikan penawaran. Bu Ernita hanya mengangguk tanda ia menyetujui penawaran itu.
Pak Hamdan sangat senang melihat reaksi guru bahasa inggris ini. Lalu ia menyuruh Nanda yang dari tadi merekam adegan persetubuhannya untuk menaiki ranjang perawatan itu. Ia menyuruh Nanda mengangkang, dengan posisi vagina tepat didepan wajah guru cantik yang tengah menungging tersebut.
"Ayo Nanda...suruh pelacur ini untuk menjilati memekmu...kapan lagi kamu bisa merendahkan gurumu" ucap pak Hamdan, dengan kurang ajar dia memerintahkan murid cantik yang telah memberikan kepuasan kepadanya untuk merendahkan gurunya sendiri. Nanda yang mendengar ucapan pak Hamdan tersentak kaget. Ia benar-benar tak percaya jika pak Hamdan bisa mengeluarkan kata-kata sekotor itu.
Lalu dengan sungkan Nanda lalu mengangkat dagu bu Ernita dengan tangan kirinya. Jari-jari tangan kanannya mencoba merekahkan lubang vagina miliknya. "Ma...maaf bu...tolong jilatin memek Nanda.." Ucap murid cantik itu kepada bu Ernita.
Bu Ernita yang mengetahui kegundahan hati Nanda muridnya segera melakukan apa yang diminta. Dengan telaten ia menjilati semua titik sensitif di vagina muridnya yang kini hanya bisa mendesah lirih dengan tubuh bersandar pada dinding dibelakangnya, dan mata yang setengah terpejam, serta tangan yang mulai meremas-remas payudaranya. Sebenarnya bu Ernita memang menyukai dirinya direndahkan saat disetubuhi. Menurutnya, ada rasa kepuasan tersendiri ketika tubuhnya didominasi dan direndahkan pejantannya.
"Lihat saja Hamdan...akan aku buat kamu memohon ampun kepadaku" bisik bu Ernita dalam hatinya. Lalu ia mulai merasakan pak Hamdan kembali menggoyang batang kemaluannya. Semakin lama genjotan pak Hamdan semakin hebat, membuat birahi bu Ernita kembali merangkak naik ke puncak yang berimbas terhadap pelayanan yang ia berikan terhadap vagina muridnya semakin menggila.
Erangan dan desahan Nanda mulai terdengar kacau, ia tak menyangka jika bu Ernita bisa membawanya menuju puncak kenikmatan. Apalagi saat ini bukan hanya lidah bu Ernita yang bermain di lubang vagina Nanda, jari tengah tangan kiri bu Ernita pun terasa nikmat menusuk-nusuk lubang anus Nanda. Hingga beberapa saat kemudian Nanda mengerang penuh kenikmatan. Ia mencapai orgasmenya di bibir bu Ernita guru bahasa inggrisnya. Begitupun yang bu Ernita rasakan pada vaginanya. Hampir bersamaan ia pun mendapatkan orgasme yang sedari tadi ia dambakan. Terlihat mata bu Ernita terpejam meresapi kenikmatan yang ia dapatkan, wajahnya semakin terbenam di selangkangan muridnya dengan nafas yang terengah-engah ia menyembunyikan senyumnya.
Keadaan pak Hamdan pun tak jauh berbeda dengan dua betina di hadapannya. Tubuhnya bergetar, batang kejantanannya ia tusukan dalam-dalam di lubang vagina bu Ernita yang berdenyut-denyut. Beberapa semprotan kencang yang keluar dari batang kemaluannya membuatnya puas dan lemas.
Pak Hamdan lalu mencabut batangnya dari lubang vagina bu Ernita yang masih menungging terengah-engah. Dengan lemas ia duduk berselonjor diatas ranjang tersebut dengan senyum puas menghiasi wajahnya.
"Auhhhh...yeahhh...Ahhhh..." Suara wanita yang mendesah penuh kenikmatan tatkala vaginanya ditusuki batang kejantanan besar terdengar di ruang kepala sekolah itu. Rupanya selesai upacara pembukaan pak Risman yang terus-menerus membayangkan tubuh sexy bu Gita benar-benar tak bisa menahan birahinya.
Selesai upacara, pak Risman segera memanggil salah satu budak seksnya untuk memuaskan birahinya.
Terlihat kini bu Linda sedang menungging dalam keadaan berdiri, dengan tangan meremas meja dan celana panjang berikut celana dalamnya yang sudah berserakan di lantai ruangan kepala sekolah tersebut. Baju kemeja lengan panjang masih menempel di tubuhnya, walaupun semua kancingnya telah terlepas. Kepalanya yang masih memakai jilbab warna putih terlihat menengadah setiap kali pak Risman menghantamkan batang kemaluan panjang dan besarnya dengan tenaga penuh.
"Oohhh...yahhh...ke..luarrr..." Erang bu Linda ketika vaginanya mendapatkan orgasme akibat sodokan-sodokan kasar pak Risman. Namun pak Risman tak mau memberi guru cantik dan semok itu kesempatan mengambil nafas, ia malah mempercepat tempo genjotannya, sehingga bu Linda makin mengerang-erang.
"Hehhhhh...ampun...oh...stop dulu pak...oh..." Racau bu Linda ketika merasakan batang besar pak Risman semakin cepat menumbuk vaginanya. "Hhhhh...enak...memek bu Linda...a..apa..memek bu Gita..juga...seenak ini..?" Ucap pak Risman terputus-putus sambil terus menghentak batang kejantannannya menusuk vagina bu Linda.
Bu Linda yang mendengar ucapan pak Risman pun tersenyum. Ia kini tau alasan pak Risman sudah meminta jatah darinya sepagi ini. Rupanya si kepala sekolah ini sudah teramat birahi dengan tubuh bu Gita rekan barunya di sekolah tersebut. Ia pun segera mengeluarkan jurus andalannya. Dengan gemulai bu Linda menggoyangkan pantat semoknya mengimbangi hentakan pak Risman, membuat si mpunya batang merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Hingga tak lebih dari 5 menit vagina bu Linda merasakan semburan sperma pak Risman menyemprot di dalam lubang vaginanya.
Sesaat pak Risman terlihat kelojotan. Lalu ketika orgasmenya mereda, ia segera mencabut batang kemaluannya dari vagina bu Linda dan duduk diatas sofa dengan nafas yang terengah-engah.
Sementara itu di ruang UKS. Bu Ernita yang kini sudah menanggalkan pakaiannya terlihat sedang menghentak-hentakan tubuhnya diatas tubuh pak Hamdan yang terlentang di lantai ruangan tersebut. Sesekali bu Ernita memutar pantatnya membuat pak Hamdan meringis merasakan batang kemaluannya terasa di pelintir oleh lubang vagina bu Ernita.
"Ohhh...inih...nikmati memek...sayah pak..." Racau bu Ernita, sambil memaju mundurkan pinggulnya menggilas batang pak Hamdan. Sedangkan pak Hamdan hanya bisa mendesah-desah, tak percaya dengan apa yang sedang dialaminya. Ia benar-benar heran, bu Ernita yang tadi begitu terpaksa melayani nafsunya, kini malah menjejal-jejalkan batang kemaluannya kedalam lubang kenikmatan guru cantik itu.
Belum hilang rasa heran dipikirannya, pak Hamdan sudah dikagetkan oleh kedatangan Nanda yang langsung mengangkangi wajahnya. Muridnya yang cantik itu mendesak-desakan lubang vagina yang merah merekah dan basah di atas wajahnya.
"ini..jilatin pak...jilatin memek Nanda sampai ngecrot..." Ucap Nanda sambil mendesak-desakan vaginanya diatas wajah gurunya tersebut yang mau tak mau menuruti keinginan muridnya.
Kenikmatan yang diberikan dua orang wanita itu membuat pak Hamdan tak kuat menahan klimaksnya. Tubuhnya kelojotan dibawah tindihan bu Ernita dan Nanda. Akhirnya sperma pak Hamdan menyembur di dalam vagina bu Ernita yang saat itu juga sama-sama mendapatkan orgasmenya.
Bu Ernita kemudian beranjak dari tubuh pak Hamdan. Namun saat itu Nanda tak mau memberi ampun, ia segera mengulum batang kemaluan pak Hamdan yang hampir layu tersebut.
Batang kemaluan itu dipaksa ereksi kembali oleh mulut murid cantik tersebut, hingga membuat pak Hamdan mengerang menahan ngilu di kepala batangnya. Lalu Nanda mulai memasukan batang kemaluan gurunya kedalam lubang vagina sempit miliknya.
Beberapa menit berlalu, kembali pak Hamdan menyemprotkan spermanya, kali ini sperma pak Hamdan menyembur di dalam mulut Nanda muridnya. Namun seperti kejadian sebelumnya, pak Hamdan kembali di buat kaget oleh bu Ernita yang segera mengocok batang kemaluan pak Hamdan dengan bibir ranumnya.
"Ohhh...sudah bu...kita istirahat dulu.." Ucap pak Hamdan ketika merasakan batangnya dipaksa mengeras kembali oleh bibir lembut bu Ernita. Sementara bu Ernita hanya tersenyum penuh arti mendengar kata-kata yang terucap dari mulut guru laki-laki tersebut.
Setelah batang kemaluan pak Hamdan kembali mengeras, bu Ernita lalu beranjak naik keatas tubuh pak Hamdan. Kali ini ia memasukan batang kemaluan pak Hamdan kedalam lubang anusnya. "Hhhhh...cobain lubang pantat saya pak...ssshhh...pasti bapak belum pernah kan ngentottin lubang pantat..." Ucap bu Ernita sambil merasakan sedikit demi sedikit batang guru laki-laki itu membelah pantatnya.
Pak Hamdan hanya bisa meringis merasakan ngilu sekaligus nikmat ketika batang kejantanannya berhasil menusuk lubang pantat bu Ernita.
Hanya butuh waktu 5 menit bagi bu Ernita membuat pak Hamdan menyemburkan spermanya. Namun ketika batang kejantannan itu di cabut dari lubang pantat bu Ernita, kembali pak Hamdan tidak diberikan waktu untuk memulihkan tenaganya. Kali ini Nanda kembali menyambar batang kemaluan pak Hamdan.
Kejadian itu terus berlanjut. Bu Ernita dan Nanda tampak begitu kompak mengerjai pejantannya. Hari itu pak Hamdan sampai 7 kali menyemburkan spermanya, hingga ia memohon ampun kepada kedua wanita tersebut yang kini tengah tersenyum penuh kepuasan melihat pak Hamdan mendengkur kelelahan.
Tanpa terasa beberapa minggu berlalu semenjak hari pertama penerimaan siswa-siswi baru di sekolah tersebut. Pak Risman si kepala sekolah mesum semakin nyaman dengan kedudukannya, apalagi sekarang kegiatan mesumnya telah mendapat dukungan dari beberapa staff pengajar di sekolah itu yang mendapat kesempatan menikmati legitnya tubuh-tubuh para selir pak Risman. Program pak Risman yang ingin mencerdaskan anak bangsa dengan bumbu-bumbu seks didalamnya mulai di rancang.
"Kita harus mulai menyeleksi para guru dan staff di sekolah ini pak...yang gak kompeten harus kita ganti.." Ucap pak Hamdan yang merupakan seorang staff pengajar bagian kurikulum di sekolah tersebut. Hari itu pak Risman memang mengadakan rapat tertutup diruangannya dengan beberapa staff penting. Namun rapat tersebut tak seperti rapat biasanya, dimana para guru sexy dan genit telah bersiap untuk menjadi coffee break bagi para pesertanya.
"Iya pak betul...ehmmh...kita harus pikirkan cara untuk..emmhh...mendepak para guru yang tidak sejalan..ahhh..dengan program kita..hhh" pak Junadi yang merupakan wakil kepala sekolah menimpali perkataan pak Hamdan dengan nafas yang terengah-engah, karena batang penisnya tengah dikulum bu Indah yang bersimpuh didepan selangkangannya.
Tak berbeda jauh dengan pak Junadi, pak Hamdan pun yang tadi berkomentar tengah menikmati nakalnya gerayangan tangan lembut bu Linda yang duduk disampingnya. Jilatan lidah lembut guru bohay tersebut terus menjalar di dada pak Hamdan yang telah membuka semua kancing kemejanya.
Pak Arif yang mendengar perkataan kedua rekannya tersebut mengacungkan jempol tangannya tanda menyetujui usulan pak Hamdan dan pak Junadi. Ia tak bisa berkata apapun karena tengah sibuk menghentakan batang penis kebanggaannya kedalam vagina bu Ernita yang menungging sambil terengah-engah didepannya.
"Hahahaha...baik bapak-bapak kita pikirkan itu bersama-sama...sekarang silahkan nikmati hidangannya..." Ucap pak Risman sambil tertawa lepas. Ia sangat senang dimana saat ini bawahannya mendukung dirinya untuk membuat program baru di sekolah yang ia pimpin.
Pak Risman lalu memanggil bu Astri yang saat itu tengah duduk mengangkang diatas meja kerjanya. Dengan tubuh telanjang kecuali kerudung yang masih ia pakai, bu Astri tampak sedang bermasturbasi merangsang dirinya sendiri dengan menggosok klitorisnya dengan jari-jari tangannya sendiri.
"Ayo bu Astri sini saya entot memeknya...udah gatal ya..?" Ucap pak Risman memanggil guru cantik itu sambil menunjukan batang kemaluan besar, panjang dan berotot miliknya. Bu Astri tak menunggu lama langsung menghampiri pak Risman yang tengah duduk diatas sofa ruangan tersebut. Ia kemudian melihat rekan-rekan sesama pengajarnya satu persatu dan tersenyum.
Nampak disekelilingnya orang-orang tengah berasyik-masyuk dengan pasangannya masing-masing. Terlihat bagaimana bu Ernita yang tengah merem-melek didoggy oleh pak Arif, bu Linda yang mendesah-desah diatas sofa karena vaginanya mendapat hujaman penis pak Hamdan, dan juga terlihat bagaimana bu Indah meringis-ringis dengan tangan yang meremas sandaran sofa karena dibelakangnya pak Junadi tengah menggenjot lubang anus guru sexy tersebut. Sungguh pemandangan yang menggugah birahi terjadi diruangan kepala sekolah tersebut, membuat vagina bu Astri semakin basah dan gatal.
"Maaf ya pak...Astri pinjam kontol bapak buat garuk memek Astri..." Ucap bu Astri sambil tubuh telanjang yang masih berkerudung itu menaiki paha pak Risman yang hanya terkekeh mendengar ucapan kotor guru sexy tersebut. Lalu bu Astri menggenggam batang penis pak Risman dan menjejalkannya kedalam vaginanya yang basah.
Sementara itu di gudang sekolah tersebut pemandangan yang tak kalah erotis tengah terjadi. Tifany yang dulu diperkosa di ruangan tersebut karena memergoki bu Indah tengah berpesta seks dengan mang Yono serta kedua muridnya, kini nampak asik menikmati tiga batang penis mengobrak-abrik ketiga lubangnya. Ia kini tengah disandwich oleh Noval dan Rizal, dengan mulut dijejali penis panjang Reska. Disampingnya nampak Firman dan Anto tengah duduk bersandar kelelahan, dengan batang-batang yang layu diselangkangan masing-masing.
Rupanya semenjak perkosaan tempo hari tersebut Tifany benar-benar berubah. Ia kini menjadi gadis yang haus akan kenikmatan. Tak jarang ia menggunakan jepitan vaginanya untuk menebus nilai-nilai pelajaran dari para guru laki-laki di sekolah tersebut.
"Gila lu fan...kuat banget dientot...masih semangat aja..." Firman mengomentari tingkah laku Tifany. "Ayo...hajar terus bray.." Anto menimpali memberi semangat kepada teman-temannya.
Namun ketika sedang asik-asiknya mereka dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang teramat nyaring. Dengan serempak, Rizal, Noval dan Reska menghentikan kegiatannya menyetubuhi Tifany.
"Sssiapa itu man...liat gih.." Bisik Rizal kepada Firman.</div>