Recent Posts Widget

Cerita Sex | Karena Kepolosan Dita

http://cerita-porno.blogspot.com/2015/07/cerita-sex-karena-kepolosan-dita.html

Namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2 deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.o ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..
Kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira-kira beberapa bulan lalu saat bulan puasa, waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan di Pemda Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah. setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.
Saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34A dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan Putri Patricia artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”
Lalu dia menganguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku kan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)
Semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya “kenapa nengneng Dita marah ya sama mamang”…dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng bilang sama mamang” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus sopirku mang Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata “cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”, lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat SD…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga” kataku cepet2, dia cuman menganguk.
Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Dita ya mang” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini “neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet” saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamanglangsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku. Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 14 jam kala dia mengelus dadaku ini. Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)
Saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM”mungkin begitu seingatku saat itu.dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga. Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur tubuhku.Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju. Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti”lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu”katanya sedih”lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah, dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.
Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat “AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm..ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.
Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh usia diatasku, karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya , sudah dulu ya… ya Dita mau bobo nihh udah jam 01.30.. byeee
Kisahku yang nyata kali ini tentang kebodohanku yang mudah2an tidak akan pernah terulang lagi,semoga. Namaku dita usia saat ini 20 th asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kisah ini pertama kali saya melakukan hubungan intim dengan laki2 usia 17tahun. Sesuai dengan kisahku di cerita berjudul” terangsang untuk pertama kalinya di usia 19 tahun.(akibat kepolosanku)”Kali ini kisah nyataku tentang keponakan Mang Sardi(sopirku yg beberapa bulan lalu menjadi objek seks ku) yang baru datang dari kampung,tepatnya dari daerah subang, sebut saja namanya Dedi(samaran)usia dia itu kira2 seumur 17 tahunan, dan disini ia hanya membantu2 karena ga ada biaya sekolah.
Asal para pembaca tau saja kalo beberapa waktu lalu kami(saya dan mang sardi)sering melakukan suatu kegiatan seks semacam belai2an dan raba2an,tapi tetap mempertahankan kegadisanku,sampai kira2 pada bulan Agustus lalu saya masih mempertahankannya namun sejak kehadiran keponakan Mang Sardi semuanya jadi berubah.. Kisahnya kira2 sbb  saat itu di rumah ga ada siapa2 karena semuanya menghadiri upacara 17 Agustus 2002 di balai kota (tempat papah kerja) dan hanya saya seorang,karena tugas disuruh jagain rumah sama papah sedangkan yang berangkat ke balai kota mamah-papah,adikku dan Mang Sardi(sopir kami) tiba2 tepat jam 9 pagi2 pintu diketok pas saya bangun tidur , dan saya punya kebiasaan kalo tidur hanya berpakaian daster saja,tanpa bh dan tanpa cd , langsung saya menuju ke bawah ternyata hanya seorang anak kira2 sma-an kalo ditaksir usianya mungkin 17 tahunan, lalu saya buka dan tanya mau ke siapa, dia jawab kalo dia itu mau ketemu pamannya yaitu Mang Sardi sopirku,lalu saya persilahkan masuk, dia memperkenalkan diri dengan nama Dedi(sengaja disamarkan) dan setelah itu (saya betul2 ga sadar kalo saya hanya berdaster saja karena bangun tidur) dia kupersilahkan duduk di ruang tamu dan sayapun ikut duduk sambil dia menjelaskan kedatangannya dan sedikit cerita2, disaat cerita2 gitu tatapan matanya tertuju terus ke pahaku yang saat itu memang agak keliatan karena daster yg kupakai hanya sejengkal diatas lututku apalagi saya ga pake cd saat itu memang agak transparan karena bahan dasternya tipis.
saya hanya menutupkan kedua kaki ini saat itu. Lalu saya jelaskan kalo mau menginap disini harus bisa beres2 alias kerja dan diapun menganguk,lalu saya suruh dedi menyapu ruangan tamu untuk pertama kalinya dia disini sambil saya minta ijin untuk mandi. setelah saya habis mandi saat itu kira2 jam 10 pagi saya liat Dedi beres menyapu dan dia kupersilahkan untuk tidur di ruangan atas yang memang telah dipersiapkan oleh mamah untuk kamar tamu yang berdekatan sekali dengan kamarku yang hanya dibatasi dinding tripleks karena semula itu satu ruangan dengan kamarku,karena terlalu besar jadi dibagi dua. setelah dia masuk kekamar itu,kemudian saya ke kamar untuk berpakaian sambil melepaskan handuk yg tadi melilit ke tubuhku, disaat saya akan memakai bh tiba2 Dedi lewat di depan pintu kamarku yang agak terbuka sedikit dan dia sempat melirik ke kamarku, saya sendiripun jadi malu sekali saat itu dan refleks menutup pintu itu dengan kakiku karena pas dia liat saya hanya bertelanjang dada dan tidak pake apa2. pas sudah berpakaian gitu saya pun ke bawah yang ternyata saya liat Dedi lagi menonton acara tivi di ruang keluarga sambil duduk bersila.
Saya pun menyapanya dan menawarkan makan kalo2 dia belum makan. dia menggeleng dan tersenyum lalu saya pun ikut nonton tivi bersamanya,hanya saya diatas kursi panjang disebelah kiri dia bersila. saat itu jam dinding menunjukkan pukul 11 siang dan terdengan phone bunyi disampingku ketika saya angkat ternyata papah dan papah bilang beliau akan ke rumah tanteku yang kebetulan dekat dengan lokasi balai kota dan akan pulang kira2 magrib,jadi waktu begitu panjang dari jam 11 sampe magrib,saya tidak kasih tau kalo Dedi keponakan Mang Sardi ada disini karena lupa. Setelah saya meletakkan gagang telepon saya tanya ke Dedi begini”kamu bisa memijit kaki mbak ngga” dia jawab”mmm….blum pernah mbak soalnya dikampung Dedi hanya bertani”katanya jujur. saya tersenyum dan bertanya lagi”gini Ded, mbak tadi malem udah pulang dari kampus jadi kaki pegel2 karena naik turun tangga,Dedi mau ga pijitin kaki mbak” lalu”saya akan coba mbak”katanya lagi. saat itu saya berpakaian kaos oblong dan celana hawai karena santai ga akan kemana-mana,setelah itupun saya menjulurkan kedua kaki sambil tetep duduk di kursi panjang dan Dedi dibawah sambil bersila menghadap ke arah kaki dan mulai memijatnya.
sambil dipijat begitu saya menyandar ke sandaran kursi sambil terpejam beberapa detik,kalo diperhatikan si dedi itu hitam manis sesuai dengan wajah polosnya seorang abg hanya saja dari kampung jadi tangannya agak kasar mungkin banyak kerja kasar dikampungnya. tapi walau kasar tangannya itu,disaat memijat kaki ku terasa enak,dan sesekali saya lirik dia terkadang melihat celah celana hawaiku,dan kadang melihat celah ketiakku yang mungkin terlihat pinggiran payudaraku yang putih mulus dan itu yang membuatku tambah penasaran untuk terus menyuruhnya memijat lebih jauh lagi seperti yang dilakukan sama pamannya yaitu Mang Sardi. Sewaktu saya memejamkan mata untuk beberapa saat ternyata yang saya rasakan tangan kanannya sudah ada di atas lututku sebelah kanan dan hampir mengenai pahaku yang paling dalam sejenak saya merasa geli dan sedikit menggerakan kaki kananku dan dia terhenti lalu bertanya”ada apa mbak sakit ya”tanyanya polos,saya hanya menggeleng lalu bilang”ga apa2 Ded,teruskan saja deh!!enak kok jadi agak mendingan pegel2nya”jawabku sekenanya.
setelah saya berkata begitu Dedi meneruskan pijatannya,kali ini giliran tangan kirinya masuk ke atas lutut kiriku dan kali itu dua2nya tangannya meremas dan meimjat-mijat pahaku dan rasanya nikmat sekali dan dia berlama-lama memijatnya ga tau kenapa dia seperti mempermainkan rangsanganku saat itu sehingga ga terasa kemaluanku mulai basah saat Dedi meremas kedua pahaku yang sesekali menyenggol kemaluanku. lama2 tubuh saya makin ga karuan ketika sesekali tangan itu menyenggol kemaluanku dan secara tak sadar saya menggerakan tubuh beraturan dan Dedi pun seakan menikmati pijatannya itu namun disadarkan dengan dering telepon sehingga terperanjat saya meraih gagang telepon yang ada disampingku tapi pijatan tangan Dedi di pahaku tidak berhenti malah dia meneruskannya dengan perlahan.
Saya jawab ternyata temenku si Asri yang mau main ke rumahku ,lalu aku jawab dengan tidak karuan (karena remasan dan pijatan Dedi semakin mendekati kemaluan yang masih ber CD) “jangan kesini Sri,soalnya aku lagi sibuk kerja”jawabku di phone lalu Asri mnengerti dan aku meletakan phonenya. sesaat Dedi terhenti dan bertanya”mbak mau pergi ?kalau gitu saya berhenti pijatnya mbak!!!”,saya menggeleng dan bilang”jangan berhenti Ded, teruskan saja!!!”dia tersenyum dan menganguk lalu bertanya”mending badan mbak ikut dipijat,misalnya punggung atau bahu,gimana mbak”justru itu yang ditunggu-tunggu,begitu kata hatiku saat itu, dan saya pun spontan melepaskan kaos oblongku dan celana hawaiku tanpa malu2 lagi karena saya pikir saat itu yang ada dihadapanku anak kecil lagipula toh Dedi ini keponakannya mang Sardi, sopir keluargaku yang sekaligus pemuas rangsanganku disaat senggang. yang tersisa saat itu hanyalah celana dalam dan bh saja dengan posisi telungkup di atas kursi panjang saya suruh Dedi mulai memijat daerah punggungku, dan mulailah dedi memijatnya dari mulai kaki ke bahu dan sesekali ke pinggang mendekati pinggiran payudara sebelah dalam lalu satu saat saya bilang gini”tali behanya dilepas aja Ded,kalo kamu kagok” diapun melepaskannya pengait beha ku saat itu tanpa bilang apa2.
dan sesaat dia mengelus rata punggungku saat itu dia seperti sengaja memijat ke daerah dada kiriku dan sayapun agak memiringkan badan saat itu sehingga saat itu betul2 kejadian gila yang pernah kami lakukan,yaitu tangan kanan Dedi menyentuh payudara kanan dengan posisi badanku memiring dan terdengar nafas Dedi yang tidak beraturan dan cepat sambil sesekali tangan kanannya itu mengelus2 dada kananku lama,sementara tangan kirinya mengelus-elus pantatku yang masih bercelana dalam renda2.
sesaat saya mendongkakan wajah ke atas liat jam dinding sudah jam 12 siang,dan masih lama papah pulang pikirku saat itu,lalu ketika tubuh saya miring begitu lama2 saya menghadapkan badan ke atas seperti posisi tidur terlentang,masih di kursi panjang sementara si Dedi dihadapanku hanya melongo saja ketika secara menyeluruh melihat tubuhku setengah telanjang yaitu hanya bercelana dalam saja,putih mulus tanpa noda dengan bagian payudaraku memancung (bukannya sombong) tubuhku ini terawat dengan baik tiap hari Senin fitness di Eldorado,Bandung Utara,dengan rambut tergeraiku yang acak2an dan bagian kemaluanku yang kelihatan basah dibalik celana dalam renda2 semakin merangsang mata Dedi saat itu,asal tau saja kalo Dedi itu laki-laki kedua yang melihat bentuk tubuhku seperti itu setelah pamannya Mang Sardi,sopirku.
Semula Dedi mau menyudahinya namun saya menarik tangannya dan menyuruh untuk tetap di tempat,saat itu saya masih perawan tulen karena dengan pamannya saya hanya main belai-belaian saja,namun kalo teman2 kampusku cerita,mereka sudah pengalaman dalam berhubungan badan,sehingga menambah kepenasarananku untuk mencobanya,walaupun saya ga boleh pacaran sama mamah-papah,karena ketatnya disiplin keluarga kami,jadi apa salahnya mencoba dengan Dedi laki2 usia 17 tahun keponakan Mang Sardi sopirku itu. walaupun banyak sekali teman2 laki2 yang mencoba mendekatiku tapi tidak berhasil karena selalu ditentang sama ortuku,jadi saya mencari pelarian ke orang yang dekat seperti Mang Sardi dan kebetulan keponakannya, Dedi. Sesaat Dedi memandangi badan mulus saya ini sambil posisi berlutut saya bimbing tangannya itu ke payudara dan kusuruh dia belai2 disana sambil saya memejamkan mata,sementara diluar mulai turun hujan dan agak mendung sehingga lama2 saya merasa dingin dan mengajak Dedi ke ruang atas yaitu ke kamarku. Dedi menganguk dan kusuruh dia membawakan kaos oblong,beha dan celana hawai yang kulepaskan tadi.
Sesampainya dikamar Dedi kusuruh membuka kemeja lusuhnya (kelihatan lusuh karena dari kampung)  dia semula menolak karena malu, tapi aku bujuk sambil membelai rambutnya dia mau juga membukanya,sementara celana nya masih melekat dan terlihat kemaluannya tegang. saya tersenyum melihat itu. lalu saya raih kedua tangannya itu untuk naik ke ranjangku yang empuk dan Dedi nurut saja saat itu dan mulai kubimbing meraih pinggang dan payudaraku,dan saya merebahkan diri sambil tangan Dedi aktif membelai2 perut seperti memijat dan ke dada kiri kanan lalu lama2 turun tangannya ke kemaluan yang masih ber cd,dan aku suruh dia untuk menurunkan celana dalamku dia ga mau karena malu,dan aku turunkan sendiri celana dalamku saat itu dan mulailah Dedi memandang kemaluanku itu seperti terpana,mungkin belum pernah melihat sebelumnya saya pikir.dan memang hanya mang Sardi dan Dedi yang tau kemaluanku. O YA saat itu 11 hari setelah mens ku,jadi betapa menggebu-gebu gairah seks ku.
Memang kemaluanku ini bulunya jarang dan indah seperti yang disebutkan mang Sardi beberapa waktu lalu,berwarna kemerahan dan agak putih warna sekelilingnya karena bulunya jarang,demikian kata teman2ku di kampus saat mandi bareng mereka(tentu saja teman2ku cewe semua)lalu saya suruh Dedi untuk mulai membelai kemaluanku saat itu semula Dedi malu2 tapi saya bimbing tangannya sehingga mau juga akhirnya,sambil sesekali kusuruh untuk menciumi kemaluanku dan payudaraku. Sempat terpikir olehku ketika Dedi mulai mengelus kemaluanku yang agak basah itu,untuk mengulum penisnya. Dedi adalah laki2 kedua yang membelai kemaluanku setelah mang Sardi, entah kenapa saya begitu pasrah dan ingin merasakan hubungan badan seperti yang dikatakan teman2 kampusku saat itu,dan saya hanya terpejam menikmati setiap jilatan,belaian dan remasan tangannya itu.
Seakan-akan meminta Dedi untuk melakukan lebih dari sekedar belai-belai dan jilat-jilat.dengan bertelanjang dada yang kurus Dedi masih tetap bercelana panjang,terlihat dia mulai berani menaiki tubuh indahku ini waktu itu,dan saya terpejam menikmati gesekan jarinya di kemaluanku yang basah sekali dan ciuman mulutnya ke payudaraku yang semakin mancung dan keras itu, saya hanya terpejam dan sesekali mengeluarkan Suara …ssss..ssss….a.h.h.h…..ded…ded…seperti itu kira2.
Lama sekali Dedi bermain seperti itu dan dia mulai berani mencoba menciumi bibirku yang mungil ini tapi aku menolaknya untuk dicium hanya leherku saja yang menjadi sasaran Dedi saat itu dan benar2 menggairahkan rasanya,mungkin lebih nikmat ketimbang dengan Mang Sardi yang sudah tua itu. Dan diam2 saya membuka celana panjangnya yang hanya melepaskan pengait peniti saja (maklum dari kampung) dan ternyata dia ga pake celana kolor dan kelihatan sekali penisnya tegang dan ada basah berwarna bening yang ukurannya lebih kecil sedikit dibanding mang Sardi,saya lalu meraihnya dan mengusapnya lembut penis Dedi,dia menelan ludah dan memejamkan mata tanda terangsang dan menikmati setiap usapan lembutku saat itu,lalu saya tanya “kamu sudah pernah dipegang begini sama perempuan”dia hanya menggeleng sambil memejamkan mata.saya tersenyum dan kembali mengusap penisnya dan mulai mengocoknya.
Disaat mengocok penisnya itu dia berhenti dari kegiatan meremas-remas tubuhku dan dia tertidur terlentang disampingku saat itu sambil mulutnya meracau tak tentu dan semakin lama kocokanku dia semakin bergetar tubuhnya dan mengeluarkan cairan sperma seperti ketika pertama kali saya mengocok kemaluan mang Sardi lalu kami berhenti beraktivitas sementara saya ambil minum ke bawah(haus)sambil bertelanjang saya lihat Dedi tertidur setelah mengeluarkan spermanya mungkin kelelahan.Dibawah saya nyalakan tivi, o ya saat itu sekitar pukul 15 sore hari dan hujan turun dengan deras sekali,sedangkan papah akan pulang sekitar magrib jadi ada waktu beberapa jam, begitu pikirku saat itu, yang masih jadi pertanyaan kepenasarananku saat itu ingin sekali mencoba berhubungan badan,yaitu memasukan burung Dedi ke kemaluanku….. setelah kira2 setengah jam saya nonton tivi sambil dibalut selimut tubuh telanjangku ini lalu saya ke atas dan saya lihat Dedi benar2 tertidur pulas,sekilas saya lihat wajahnya yang polos ciri khas abg , dia sama sekali polos tidak pake baju saya lihat kemaluannya tidak tegang lagi karena tertidur,lalu saya raih penisnya dan mulai memainkannya disaat dia tidur itu.
sekilas ingin merasakan mengemut dengan mulutku karena dengan mang Sardi saya merasa jijik untuk melakukannya sedangkan penis Dedi agak bersih dan mengkilap,saya mencoba memasukan penisnya itu ke mulut mungilku saat itu yang terasa masih belum tegang dan setelah untuk pertama kalinya saya mengemut penisnya terasa asin dan aneh rasanya tapi lama2 seperti menegang burung Dedi dan dia terbangun saat saya memaju mundurkan penisnya di mulutku…sambil sesekali meringgis dia seperti menahan nikmat,dan saya pun seperti bergairah kembali setelah tadi merasakan orgasme dengan jari2 Dedi.
Lalu saya ingin mencoba memasukan penis dedi ke kemaluanku yang selama ini belum pernah dicoba sama sekali, saya mulai mengarahkan penis dedi ke mulut kemaluanku dan mencoba memasukannya Dedi hanya terdiam dengan tingkah lakuku itu dan saya minta ke dia untuk ikut membantu memasukan penisnya ke kemaluanku..diapun ikut berpartisipasi mencobanya dan pada akhirnya berhasil masuk dengan susah payah dan rasanya sakit sekali walaupun penis Dedi tidak cukup besar tapi cukup perih rasanya saat itu semakin menusuk semakin perih tidak seperti bayanganku..dan disertai dengan jeritan kepedihanku maka mengalirlah darah perawanku yang cukup banyak ke seprai tapi semakin lama dedi mengenjotnya semakin nikmat rasanya tidak seperti ketika pertama kali Dedi merobeknya dan cukup lama kami melakukan gerak maju mundur badan, kira2 20 menit lalu ada an nikmat dan menghangatkan di dalam kemaluanku itu pertanda sperma dedi keluar di kemaluanku tak lama akupun merasakan seperti ingin pipis dan nikmat sekali rasanya,akhirnya dedi melepaskan penisnya dari kemaluanku dan terkulai lemas disamping saya yang tidur diatas seprei penuh darah perawanku,sepintas saya menyesal dan sempat menangis disaat Dedi tidur,jam menunjukan jam 5 sore hari artinya papah akan pulang lalu saya bangunkan dia dan ganti seprei dengan yang baru dan Dedipun ke kamar sebelah untuk meneruskan tidurnya.
Sekilas terpikir kenikmatan ini akibat dari perbuatanku yang tidak bisa menahan gejolak nafsu seks,dan saya ambil hikmahnya dari kejadian tersebut.
Ternyata Mang Sardi ingin mencicipi tubuhku juga.. Cerita nyata ku ini terjadi tak lama setelah kegadisanku direngut kemenakan mang Sardi sopirku beberapa bulan lalu(atau mungkin hampir satu tahun lalu). Ceritanya Kira2 3 hari menjelang bulan puasa kemarin. O ya..namaku Dita, mahasiswi PTS bandung kini usiaku menjelang 21 tahun,kalo para pembaca mengikuti kisahku dari mulai Akibat kepolosanku I dan II, mungkin pembaca bisa mengikuti kisah ini dengan baik, selamat menyimak. Selama ini saya dan Mang Sardi sudah lama tidak melakukan belaian seperti dulu, mungkin 10 bulan lamanya sejak Dedi kemenakan mang Sardi merengut kegadisanku.dan tanpa saya sadari ternyata setelah kepulangan Dedi ke kampungnya Subang, dia (Dedi) telah menceritakan kisahnya sama mang Sardi pamannya itu yang sampe saat ini masih kerja sebagai sopir keluarga Kami. Hingga suatu saat Mang Sardi bertanya seperti ini kepadaku “Neng Dita kenapa melakukannya sama keponakan mamang” Kontan saja saat mang Sardi Tanya itu saya kaget sekali, saya pikir Dedi akan diam seribu bahasa, tapi kenyataannya Dedi malah cerita ke pamannya itu, dan saya malu sekali mendengarnya langsung dari pertanyaan Mang Sardi, padahal beberapa bulan lalu atau mungkin satu tahun lalu Mang Sardi hanya membelai-belai daerah sensitifku dan tidak berani untuk membobol keperawananku yang ternyata keperawananku hancur oleh keponakannya sendiri .
Saat itu saya hanya tertunduk malu ketika Mang Sardi Tanya masalah itu ke saya yang kira-kira pada awal bulan November 2002 menjelang puasa kemarin, yang sudah hampir 10 bulan sejak Dedi membobol keperawananku saya tidak pernah bermain belaian seks sama siapapun termasuk Mang Sardi, karena sejak saya berhubungan badan untuk pertama kalinya itu saya anggap itu yang terakhir kali melakukannya (malah saya sempat bersumpah untuk tidak melakukan kegiatan seks sekecil apapun), tapi terus terang saja kalo saya betul-betul tersiksa dengan gejolak seks yang sudah saya tahan sejak 10 bulan lalu. Dan ternyata Mang Sardi mengungkit lagi masalah itu sehingga terlintas lagi bayangan seks di pikiranku ketika mang sardi bertanya tentang hubungan seks ku dengan keponakannya. Saat mang Sardi Tanya itu saya lagi nonton tivi di ruangan bawah pagi jam 10 dan seperti biasa di rumah sepi karena ortu pada kerja dan adikku sekolah . Saya masih ingat betul saat itu tanggal 4 November 2002 atau 2 hari menjelang puasa. Saya jawab saat itu begini “ah Mang Sardi ..udah ah jangan Tanya masalah itu lagi, dita jadi malu dengernya.” begitu kira-kira jawabku saat itu.lalu mang Sardi tersenyum sambil agak mendekatkan wajahnya ke arahku yang saat itu sedang tiduran di sofa depan tivi dan ngomong seperti ini “dulu neng Dita suka diusap sama mamang..kalo mamang ngajak Neng Dita lagi usap-usapan lagi kira-kira neng Dita mau ga” Saya tentu saja menggeleng sambil menyuruh mang Sardi meninggalkan ruangan keluarga “udah mang jangan ganggu Dita deh.mending Mamang ke dapur aja gih!!!” kataku setengah menghardik saat itu.
Karena jenuh nonton tivi saya kepengen mandi pagi saat itu yang kebetulan ada kuliah jam 12 dan langsung menuju kamar mandi dan setelah selesai keramas saya langsung menuju ke atas kamarku sambil pake daster dan di kamar saya langsung pasang hair dryer untuk keringin rambut sambil terlihat pintu kamarku setengah terbuka karena aku anggap ga ada siapa-siapa diatas aku membuka daster yang kebetulan tidak memakai cd dan bh jadi langsung aku buka saat itu dan ternyata mang Sardi mengintip kegiatanku membuka daster yang sudah pasti saat itu saya telanjang bulat. Saya lihat dari cermin kamar bayangan Mang Sardi sedang menyapu tapi tatapannya ke arah tubuhku saya tempeik kaget dan menutup kamar dan ternyata Mang Sardi malah lebih nekat memasuki kamarku yang kebetulan ga ada kuncinya itu saya menutup dadaku dengan tanganku saat itu dan memohon ke mang Sardi untuk meninggalkan kamarku saat itu eh dia malah tersenyum sambil bilang gini “neng Dita kenapa jadi penakut begitu padahal beberapa waktu lalu Neng Dita meminta mamang untuk mengusap-ngusap neng Dita, mamang kepengen merasakan seperti yang Dedi rasakan waktu itu boleh kan, dijamin mamang ga akan melakukannya dengan kasar kok”begitulah katanya dengan tetap melihat bagian tubuhku yang vital, saat itu saya hanya menutup pake tangan kemaluanku dan dadaku dan tentu saja bagian-bagian tubuhku yang lain terlihat jelas putih dan mulus.
Saat itu Mang Sardi makin berani mendekatiku sambil mendesakku ke arah dinding kamarku yang membuat saya semakin ketakutan karena saat itu saya berjanji ga akan melanggar sumpahku untuk tidak melakukan kegiatan seks dengan siapapun walau beberapa bulan lalu saya sempet minta di usap-usap sama mang Sardi. O ya saat itu saya masih tetep single ga punya pacar karena takut sama mama kalo punya pacar, dan setelah mang Sardi semakin mendesak ke arah dinding semakin dekat pula hembusan nafasnya di wajahku dan dia mulai membelai rambutku sambil saya memohon ke dia untuk tidak meneruskan aksinya sampai saya bilang begini” mamang jangan teruskan, dita udah janji ga akan lagi seperti dulu-dulu saat sama mamang karena dita takut ketagihan mang, tolong mang hentikan.” sambil sedikit demi sedikit berjongkok sambil tetap tanganku menutup aurat yaitu dada dan kemaluanku dengan keadaan telanjang saat itu , eh mang Sardi malah bilang gini”tenang neng Dita mamang pasti akan lembut melakukannya Neng..soalnya mamang lihat akhir-akhir ini neng Dita sering melamun dan semakin hari neng Dita semakin membuat mamang jatuh cinta dengan kemulusan dan kecantikan neng Dita, apalagi disaat neng Dita dibalut handuk , aduh mamang mah ga kuat melihatnya juga neng.beda sekali dengan beberapa bulan lalu neng..saat ini neng Dita semakin kelihatan cantiknya”katanya dengan logat sunda merayu dan saat saya berjongkok begitu saya memejamkan mata saat dia mulai elus-elus rambut,pipi dan kelopak mata saya yang saat itu agak sedikit air mata,dan tangannya terhenti di telinga dan usap-usap di telinga sambil sesekali melebar usapannya ke leher yang lambat laun merangsang gairah seksku yang saat itu sudah tidak mens lagi sejak 3 hari.
Saya pun terdiam disaat mamang ikut jongkok dan membelai tangan yang menutup bagian dada, sambil tetep memejamkan mata ini, dan mamang membukakan tangan ini dari dada dan anehnya saya pun menurut saat itu ketika dadaku mulai terbuka karena mamang menyibakkan tangan yang menghalangi dada ini. Lalu dia menaruh tangan kiri saya ke bawah sehingga di posisi jongkok itu dia bisa secara jelas melihat dadaku kiri dan kanan yang mancung, dan mamang pun mulai membelai dada ini saat itu sambil tetep kami berjongkok berdua dan sesekali dia melihat ke arah kemaluanku yang masih ku tutup dengan tangan kananku dan tangannya menyibakan tangan kanan ku yang saat itu menghalangi kemaluanku dan sayapun seperti dihipnotis menurut dengan lemah saya turunkan tangan kananku saat itu sehingga posisiku waktu itu berjongkok bersandar ke dinding kamar dan tanganku dua-duanya saya turunkian ke bawah yang tentu saja dengan leluasa Mang Sardi melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini ngga pernah lagi dinikmatinya seperti dulu. Dan setelah mang sardi mulai menyentuh kemaluanku dengan posisi berjongkok itu sayapun ikut hanyut menikmatinya karena sudah lama sekali saya tidak melakukannya sejak 10 bulan lalu berhubungan badan pertama kali dengan keponakannya Dedi.
Saya memejamkan mata dan mencoba menikmati suasana itu sambil sesekali tak sadar mengeluarkan suara desahan yang mungkin membuat mang Sardi tambah bernafsu saja saat itu. Lalu dia mencoba memangku tubuhku saat itu ke atas ranjangku dan anehnya saya mengulurkan tangan saat itu seperti memberi akses kepadanya untuk lebih jauh lagi melakukan kenikmatan. Saat itu saya betul-betul hanyut dengan sentuhannya dan melihat jam di dinding kamarku sudah jam 12 siang,artinya saya harus kuliah tapi ga kepikir untuk bersiap-siap kuliah hanya perasaan nikmat yang ada dipikiranku saat mang sardi mengangkat tubuhku ke atas kasur.dan adegan berikutnya mang Sardi membuka ghespernya yang usang itu lalu pelan-pelan sekali membuka celananya sendiri yang ternyata dia ga pake celana kolor lagi saat itu dan terlihatlah kemaluannya yang menegang kalo dibandingkan dengan burung keponakan nya lebih besar diameternya tapi lebih hitam warnanya.sambil membuka celananya itu dia masih tetap memakai kemeja lusuhnya dan meminta saya untuk mengusap kemaluan yang tegang itu. Saya pun dengan pelan-pelan meraih kemaluan mang Sardi yang hangat dan berdenyut lalu perlahan mengocoknya seperti yang pernah saya lakukan beberapa bulan lalu di mobilku bersamanya.
Dia dengan posisi berlutut merem melek ketika saya mengocoknya perlahan sementara saya hanya berbaring saja di kasur dengan posisi tidur terlentang dan sesekali dia melihat ke arahku dan tak lama dia meraih buah dadaku yang putih mulus, memang dadaku ini kecil untuk ukuran cewe hanya 32 a nomor bh ku tapi mancung, putih dan mulus tanpa cacat, mungkin itu yang membuat mang Sardi tergila-gila. Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berusaha mencium bibirku tapi aku menolaknya dengan menggelengkan kepala di bantal saat itu dan dia hanya menciumi kening leher dan dadaku lalu ciumannya ke perut dan berakhir di kemaluanku yang sudah basah sekali .ah nikmat sekali rasanya.saya menolak diciumnya karena mang Sardi perokok jadi bau sekali nafasnya dengan bau rokok cerutu kebiasaannya. Tapi saat dia berlama-lama cium daerah kemaluanku saya betul-betul di awang-awang dan mengejang seperti ingin pipis tapi nikmat sekali. Setelah saya orgasme dan tubuhku bersimbah keringat dia menghentikan kegiatannya, lalu Tanya gini ke saya”neng Dita..kalau burungnya mamang dimasukin ke itu nya neng Dita.boleh ga”katanya lembut Saya hanya menganguk saat itu lalu dia bilang lagi”tapi neng Dita istirahat saja dulu.mamang liat neng Dita kepanasan” Saya menganguk saat itu, memang cuaca di atas sini panas sekali kalo siang-siang apalagi jam 12-an.
Tak lama 15 menit kemudian mang Sardi membawakan air putih dingin dari bawah dengan hanya pake baju kemeja lusuhnya saja dan terlihat burungnya mengecil Lalu setelah saya meminumnya dia Tanya begini”neng Dita saat itu pernah mengulum burung nya Dedi ngga”tanyanya polos,aku pikir saat itu “dasar dari kampung,polos banget pertanyaannya” lalu saya menganguk jujur.dan dia tersenyum seakan dia ingin dikulum juga burungnya. Dan setelah saya menaruh gelas di meja dia naik lagi ke kasur kamarku dan mulai membelai dadaku lagi..saya kemudian berbaring lagi memejamkan mata dan mulai menikmati sentuhannya lagi sambil agak mengangkat kaki kiriku saat itu saya mengerang dan mendesah saking nikmatnya dan burung mang Sardi terlihat berdiri lagi dan mendekatkannya ke arah mulutku saya sempet menggeleng tapi dia setengah memaksa mendekatkan kemaluannya ke arah bibirku sekilas tercium bau keringat di sekitar kemaluannya dan saya berusaha untuk tidak menghirupnya dan mencoba membuka mulut ini saat mamang menyodorkan kemaluan yang diameternya lebar itu dan saat saya mulai menyentuhkan lidah ke liang penisnya terasa asin dan aneh lalu lambat laun saya memasukan agak lebih dalam ke mulutku.dan itu adalah kemaluan laki-laki ke dua yang aku kulum setelah kemaluan Dedi keponakannya beberapa waktu lalu.
Agak lama saya memaju mundurkan kepalaku saat mengulum kemaluan mang sardi di mulutku saat itu dan terasa pegal mulutku saat itu dan akhirnya sekitar 15 menit kemudian keluarlah air kental berasa aneh dari kemaluannya yaitu sperma mang Sardi muncrat tepat di mulutku yang mungkin setengahnya termakan olehku saat itu , saya sempat tersedak dan mau muntah tapi ditutupkan mulutku ini sama mang sardi waktu itu, sehingga termakan hampir seluruhnya sperma nya itu. Setelah itu dia mencoba menjilati kemaluanku yang basah sambil sesekali tangannya aktif membelai dadaku dua-duanya lama sekali sehingga saya merasakan orgasme ke 2. Setelah kami istirahat ½ jam sambil sesekali bercerita dengannya, kami mulai melakukan kegiatan lagi yang ke tiga kalinya saya liat jam 2 siang artinya saya ga kuliah hari itu, sementara ortuku sama ade ku ada di rumah tepat jam 6 sore. Saat itu sempet terpikir olehku kalo mang Sardi ini ingin mencicipi tubuhku seperti keponakannya membobol keperawananku. Tapi saya ga peduli saat itu yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikamatn saat itu yang kami lakukan berdua, betul-betul hari yang melelahkan sekaligus mengasikan. Saat kegiatan yang ke 3 ini kami mulai belai satu sama lain dia belai dada kemaluan paha dan punggung,sementara saya belai penis dada dan sesekali wajahnya dan saat itu kami sempet berciuman bibir rasanya aneh sekali, mang sardi yang usianya 50 tahunan menciumi bibir mungilku yang merah ini tapi saat bermain lidah itu enak rasanya dan saat itulah mang Sardi mengasrahkan penisnya ke kemaluanku ..mamang terlihat hati-hati dan pelan-pelan memasukannya karena masih sempit dan terasa perih beberapa kali ga berhasil masuk tapis setelah dengan sabar dia mangarahkannya dan saya Bantu dengan mengarahkan penisnya ke kemaluanku akhirnya masuk juga walau agak sedikit nyeri(maklum saya hanya dua kali melakukannya lagi pula rentang waktu 10 bulan cukup lama) yang pada akhirnya saya merasakan nikmat tiada tara yang lebih nikmat melakukannya disbanding dengan keponakannya itu.
Setelah sekian lama kami bersenggama akhirnya saya berteriak”ahhhhhhh..mmmmaaammaaaang Ddittttaaaa kellluaaarrrrr”maka saya pun orgasme untuk ke 3 kalinya sementara mang sardi terl;ihat blum keluar dan dia mencabut kemaluannya dan menyuruh saya mengulumnya kali itu agak lama saya mengulumnya dan terasa pegal mulut ini hampir ½ jam akhirnya keluar juga spermanya..dan kami masing-masing berpakaian setelah terlihat jam dinding sudah jam 4 sore.. Sejak saat itu sampe sekarang kami sering melakukan hubungan badan ini yaitu dengan mencuri-curi kesempatan di saat rumah sepi. Kisah ini nyata saya ceritakan , jam 23.15 Bandung 25 november 2002, kalo ada yg mau kontak.


Cerita Sex | Karena Kepolosan Dita, Pada: Kamis, Juli 30, 2015
Copyright © 2015 CERITA DEWASA Design by bokep - All Rights Reserved