Recent Posts Widget

Kisah Keluarga Citra

http://cerita-porno.blogspot.com/2015/07/kisah-keluarga-citra.html

"Waduh... Sudah jam 6...." Pekik Citra Agustina, ketika terbangun dari tudir paginya. "Bangun Mas... Nanti terlambat..." Tambah wanita cantik itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.
"Hhooooaaaahhhmmm.... " Hanya itu jawaban Mike Suhendar. Suami Citra sambil mengucek-ucek matanya, "Gara-gara kamu Dek... Kita jadi bangun telat gini..."Tambah Mike.
"Enak ajah... Ya gara-gara tititmu itu... Semalam kita jadi nggak bisa tidur nyenyak... Hihihi... " Jawab Citra sambil membungkus tubuh telanjangnya dengan jubah tidur berukuran mini. "Udah sana mandi... Aku mau siapin sarapan dulu..." 

Dengan terburu-buru Citra segera bergegas keluar kamar dan menuju ke dapur. Jemari lincahnya segera mempersiapkan sarapan pagi. 

SREEENG… CES TENG TENG CES SREEEENGGG

Tak lama kemudian, menu nasi goreng dan telur matasapi sudah tersaji di atas meja makan. Bersamaan dengan itu Mike muncul dari arah kamar tidur dan duduk di samping meja makan
“Makasih ya Dek... CUP...“ Jawab Mike sambil memberikan kecupan penutup pada bibir istrinya.
“Sarapan yang banyak Mas...Aku mau bangunin anak anak” Ucap Citra sambil mengusap rambut suaminya.
"Pastinya...." Jawab Mike sambil meremas pantat bulat istrinya 
"Iiihh.. Mas.... Masih kurang ya...?" Jawab Citra 
"Nggak bakal pernah puas Dek..." Balas Mike lagi yang tiba-tiba menurunkan kepalanya kearah payudara Citra. Dan tanpa persetujuan istrinya, ia segera membuka tali jubah tidur Citra dan mulai menghisapi puting payudara Citra. "Cup Cup.... Sluurrpp..."
"Ssshh... Udah-udah... Stop Mas... Stop... Hihihi...." Geli Citra sembari memegangi jubah tidurnya supaya tak terlepas dari tubuhnya. "Stop Mas.. Stooopp... Nanti anak-anak lihat loh.... Hihihi.... "
"Hehehe... Biarin aja... toh sudah pada besar-besar..." Goda Mike sambil menjamah vagina Citra.
"Iiihhhsss.... Ntar kalo mereka kepingin gimana...?" 
"Hmmmmm..... Gimana yaaa...?" Mike menghentikan kenyotan mulutnya sejenak sambil memperlihatkan wajah berpikir, "Yaudah....Diajak aja sekalian.... Hehehehe..."

NGUUUUUUUUUUUU.....
Suara panci air panas tiba-tiba berteriak lantang, mengagetkan mereka berdua.

"Udah... Udah dulu Mas... Adek mau bangunin anak-anak...." Potong Citra sambil menjauhkan wajah Mike dari payudaranya. "Dasar Papa cabull.... Hihihi...."

Dengan masih mengenakan jubah mandi tanpa pakaian dalam apapun, Citra segera beranjak ke kamar kedua anaknya dilantai atas.

“TOK TOK TOK... “ Ketuk Citra pada pintu kamar tidur anaknya, “Clara... Ayo bangun nak...” Panggil Citra lagi dari luar kamar tidur putri kandungnya. “TOK TOK TOK…”

“CKLEK…..” Suara pintu kamar dibuka dari dalam.

“Ya Maa…?” Jawab seorang gadis belia sambil membuka pintu kamarnya. Dengan hanya mengenakan pakaian alakadar keseharian berupa bra dan celana dalam, Clara terlihat begitu matang dan dewasa. Terlebih dengan ukuran payudaranya yang cukup besar, membuat putri kandungnya itu nampak begitu mirip dirinya ketika muda. “Udah pagi ya…?” Tanyanya lagi sambil mengucek-ucek matanya yang bulat besar 
“Hiya Nak... Ayo buruan mandi sayang… Udah siang….CUP... ” Ujar Citra sambil mengecup kening putri kesayangannya. 
“Hhooooaaahhhmmm.... Iya Maa... Ini juga mau mandi... Bentar yaaaa.... “ Ucap Clara singkat sambil masuk lagi kedalam kamar dan mengambil handuknya. Dengan malas, Clara berjalan mirip zombie, terhuyung-huyung berjalan sambil menyeret kaki jenjangnya ke kamar mandi lantai disudut rumah sambil terus terusan menguap.
"Sarapan udah siap di meja makan ya..."
"Iya Maaa.. Hoooaaaaammmm...."

"Anak yang rajin.... " Senyum Citra dalam hati sambil berjalan ke seberang ruangan, menuju kamar putra pertamanya, Ciello.

"TOK TOK TOK... " Ketuk Citra di pintu kamar putranya, "Ciello... Naaak... Ayo bangun...."
Tak ada jawaban.
"TOK TOK TOK... " Ketuk Citra lagi ,"Cielolooooo.....?"
Tetap tak ada jawaban.

Perlahan, Citra membuka pintu kamar anaknya, lalu ia pun mengintip kedalam. Ciello masih terlelap. Tidur dengan dengkuran lirih dan selimut yang tak menutup tubuh telanjangnya. 

Memang, dalam kesehariannya, Citra maupun Mike, seringkali tidur tanpa mengenakan pakaian apapun. Sehingga tak heran jika kedua anaknya, Ciello dan Clara juga sering mengikuti kebiasaan tidur kedua orangtuanya yang tanpa busana.

Dengan langkah senyap, Citra masuk kedalam kamar Ciello. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur, menatap putra kesayangannya yang masih tertidur lelap dalam posisi telentang. Sejenak, Citra menatap kagum kearah tubuh putranya yang mulai tumbuh dewasa. Lengannya yang kekar, dadanya yang bidang, perutnya yang mengotak,dan menatap kearah penis besar Ciello yang masih menjuntai lemas kearah samping.

"Tak berasa.... Kamu udah besar ya Nak... Dan kontolmu.... Udah makin besar aja...." Kata Citra dalam hati sambil menelan ludah, " Kontolmu benar-benar mirip punya kakekmu Nak....".

"Sayang.... Ayo bangun...." Gugah Citra. Sengaja menggoyang-goyangkan paha Ciello untuk menggoda penis putranya yang masih lemas itu, "Naaak... Ayo bangun...."

Masih saja terlelap. Ciello sama sekali tak menggubris goyangan tangan ibunya pada pahanya.

Melihat penis Ciello yang ikut bergoyang seiring goyangan tangannya ke paha putranya, entah kenapa Citra tiba-tiba ingin menyentuh batang penis yang masih menjuntai lemas itu. Walau ia sudah biasa melihat ketelanjangan putranya, namun baru kali ini Citra merasa begitu penasaran, "Seperti apa ya kontol Ciello kalo sedang ereksi keras...?" Tanyanya dalam hati.

"Cielloo....." Bisik Citra sambil mendekatkan wajahnya ke arah penis putranya itu. Dengan perlahan, ia menjulurkan tangannya dan meraih penis putranya, "Hmmm... Hangat...." Kata Citra sambil membolak balik penis lemas itu. 

Perlahan tapi pasti, penis itu tiba-tiba mulai menampakkan kehidupannya. Semakin besar dan panjang.
"Wow.... Kontolnya bangung...." Girang Citra ketika melihat penis putranya yang mulai menegang. 

"Eeeeehhhhmmmmm.... Hoooooaaaaahhhmmmm..." Lenguh Ciello sambil menggeliat. Dan tak lama kemudian ia pun terbangun. Sambil mengucek mata, ia menatap tubuh ibunya dalam balutan jubah mandi mininya.
Buru-buru, Citra segera melepas genggaman tangannya pada penis Ciello dan kembali duduk ditepi tempat tidur. 

"Eeehh... Mama.... Pagi ma...." kata Ciello sambil meregangkan badan.
"Pa... Pagi sayang... Bangun yuk.. Mama udah siapin sarapanmu...." Kata Citra sambil sesekali menatap penis Ciello yang tak henti-hentinya menegang.

Ciello sama sekali tak sadar jika selimut yang ia kenaakan sudah tersibak dan memamerkan batang penisnya yang perlahan mengeras. Namun, jikapun ia sadar, ia merasa jika ketelanjangan bukanlah sebuah hal yang cukup penting untuk dipermasalahkan. 
"Iya Maa.. Bentaran yaaa...." 

Melihat putranya masih bermalas-malasan, Citra lalu membungkukkan tubuhnya kedepan dan mendekat kearah wajah Ciello. Dengan perlahan, ia lalu mengecup kening Ciello, sekaligus memberi pemandangan pagi buat putranya. Pemandangan belahan payudara ekstra besarnya yang menggantung manja yang dapat terlihat dari belahan jubah mandi mininya.

Untuk wanita yang berusia 36 tahun, Citra masih memiliki aset tubuh yang dapat memabukkan pria mana saja yang melihatnya. Tubuhnya ramping dengan kulit kuning langsat. Pinggulnya kecil dengan payudara besar. Kaki putihnya panjang, mulus tanpa bulu sedikitpun.

"Ayo bangun nak.... CUP...." Kata Citra lagi, kembali mengecup kening Ciello.
"Iya Maa... Bentaran aahhhh... Aku masih nganttuuukkk...."
"Hhmmm..... Gitu ya....?" Kata Citra tiba-tiba naik ke atas tempat tidur putranya dan berdiri tepat diatas selangkangan Ciello. Dengan posisi kaki terbentang, Citra ia menempatkan kakinya di samping kiri dan kanan paha Ciello. Lalu, dengan tiba-tiba Citra menurunkan tubuhnya dan bertumpu pada lututnya. Sambil berjongkok, ia lalu memajukan tubuhnya kedepan, dan mencengkeram erat kedua pergelangan tangan putranya.

"Iiihhh... Mamaaaa... Mulai deeeh... Aku masih ngantuk Maaa...." Jawab Ciello malas sambil membiarkan mamanya melakukan kebiasannya setiap pagi ketika membangunkan dirinya. Ia membiarkan Citra menyandera tubuhnya, termasuk menduduki batang penisnya yang sudah mengeras.
"Biarin aja... Kalo kamu nggak mau bangun... Muka kamu bakal Mama ilerin ...." Kata Citra yang kemudian mendekatkan kepalanya supaya sejajar dengan kepala Ciello dan kemudian ia membuka mulutnya.

"Aaaaaaaaaaa.... Hayo bangun nggaaak....? Aaaaaaaaa...." Kata Citra sambil terus membuka mulutnya, membiarkan air liurnya berkumpul di dalam bibir tipisnya. 

"Iiihhh. Mamaaa.. Joroook aaaaahhh..." Ronta Ciello sambil menggerak-gerakkan pinggulnya. Berusaha melepaskan diri dari cepitan paha ibunya. 
"Hihihi... Biarin.... Kalo anak Mama ini nggak buruan bangun, iler mama bakalan segera menetes ke muka kamu... Aaaaaaaaa...." Jawab Citra sambil semakin memperlebar bukaan mulutnya.

"Maamaaaa..... Iiiiihhhhh...." Ronta Ciello berpura-pura takut sambil terus menggoyang-goyangkan pinggul dan pergelangan tangannya. Sengaja membuat tubuh ibunya terlonjak-lonjak.

Sebenarnya, dengan ukuran tubuh yang hampir sama dengan tubuh Citra, Ciello dapat dengan mudah membalik tubuh ibunya dari atas selangkangannya. Namun, seperti remaja seusianya, Ia ingin melihat goyangan payudara besar milik ibunya lebih lama lagi.

TES.... TES.... TES.....
Liur Citra menetes tepat di wajah Ciello.

"Iiiihh... Mamaaaa... Jorooookkkk iiihhhhh......" Erang Ciello sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hihihi... Rasaaainn.... Ayo bangun nggak...."
"Iya iyaaa...." Kata Ciello sambil melirik belahan payudara ibunya yang semakin terlihat jelas dari belahan jubah tidurnya. "Iya... Tapi sebentar lagi ya Maaa... Sumpah aku ngantuk banget....."
"Ngantuk kenapa....? Emang kamu semalam habis ngapain....?" Pancing Citra sengaja mengorek informasi dari putranya.

"Ya ngantuk aja Maa....Capek....." Kata Ciello.
"Capek...? Emang semalam kamu habis olahraga...? Sampai-sampai jam segini kamu masih ngantuk....?" Tanya Citra lagi
"Nggg.... "
"Atau jangan-jangan... Kamu tadi malam habis ngelakuin oonaaa........." Putus Citra sengaja tak meneruskan kalimatnya dan membuat malu Ciello, "Udah ahh.... Ayo bangun Nak.... Jangan dikamar mulu ah.... Cari kegiatan diluar sana... Biar badanmu nggak lemes gini setiap hari...." Saran Citra sambil mengusap rambut putranya. "Yuk bangun Nak...."
"Iya Maaaa...."

Melihat putranya sudah bangun, Citra pun melepaskan cengkeraman jemari tangannya dari kedua pergelangan tangan Ciello. Lalu iapun meletakkan pantatnya diatas selangkangan putranya.

BLUGH

"Ooohhh.... ASTAGA.... Aku lupa pakai celana dalam...." Batin Citra yang sama sekali tak menyangka jika dibawah vagina gundulnya terdapat sebatang penis tegang milik anak lelakinya. Bahkan lebih parahnya, ia duduk tepat tepat diatas batang penis putranya, sehingga secara tak sengaja batang penis Ciello tepat terselip diantara kedua bibir vagina ibunya.

Begitupun dengan Ciello, ia benar-benar terkejut dan sama sekali tak mengira jika ibunya bakal menduduki batang penisnya yang sudah sangat tegang itu. Dan parahnya, Ciello merasa jika batang penisnya tepat terjepit diantara belahan bibir vagina ibunya.

Sambil melirik, Ciello berusaha melihat apa yang terjadi di bawah sana. Namun sia-sia, pemandangan penisnya yang terjepit vagina ibunya sama sekali tak terlihat dengan jelas. Hanya terlihat kepala penisnya saja yang menjulang keluar dari pangkal selangkangan ibu kandungnya.
"Kampreeet.... Nggak keliatan....Jubah mandi Mama ngehalang-halangi aja...." Gerutu Ciello penasaran.

"Hmmmm... Gimana ujiannya nak....? Kapan pengumunannya....?" Tanya Citra buru-buru mengalihkan pembicaraannya. Mencoba supaya Ciello tak menyadari tentang jepitan vagina Citra pada penisnya yang semakin membesar keras.
"Nggg... Nggak tau Ma.... Bulan depan kali..." Jawab Ciello dengan nada berat.
"Hhh.... Yaudah... Kamu nggak usah khawatir Nak... Mama tahu.. Pilihan kuliahmu itu berat... Tapi khan kita nggak tahu apa yang bakalan terjadi besok... " Jelas Citra , "Toh... Siapa tahu... Besok ternyata kamu bisa masuk ke universitas yang kamu pengenin.. 
"Nnggg... Iya Maaa...." Jawab Ciello sambil menggerakkan pinggangnya pelan, berusaha menempatkan batang penisnya untuk bisa lebih nyaman lagi diantara jepitan vagina ibunya.
"Eehhmmm..." Desah Citra, "... Yah... Kalaupun enggak keterima... Kamu khan bisa ngambil kampus di deket rumah Nak...." Balas Citra meladeni goyangan pinggang Ciello.

"Aahhh Mamaaa.... "Desah Ciello, "Aku maunya tuh di sana...." Erang Ciello sambil melirik kearah vagina Citra. "Itu universitas favorit Ma..." Tambahnya lagi sambil meregangkan tubuhnya. Membuat batang penisnya semakin menggesek bibir vagina ibunya yang terasa semakin lembab.
"Ehhmmmhhh...." Lenguh Citra lirih, "Eehmm.... Tapi janji ya nak.... Kamu bakal tetep kuliah.." Saran Citra sambil merasakan denyut penis putranya makin kencang terasa dibawah sana. Terlebih, akibat regangan-regangan tubuh Ciello, membuat batang penisnya makin terjepit erat di belahan bibir vagina Citra dan menggelitik klitorisnya. Walhasil, batang penis itu sukses membuat lendir kewanitaan Citra semakin banyak merembes keluar dari liang vaginanya dan melumuri batang penis putranya. "Jangan mudah menyer....Aaaaahh.... Ya Naaak..."

"Sssh... I...Iya ma... Aku janji...." Jawab Ciello dengan nada yang jauh lebih berat. 
"Naaahhh... Gitu dong sayang.... CUP...." Ucap Citra yang tiba-tiba memajukan tubuhnya kedepan dan kembali mengecupi Ciello tanpa mengangkat pinggul dari selangkangan putranya. hanya saja, kali ini bukan kening Ciello yang dikecupinya, melainkan kedua pipinya.

Sengaja, Citra merebahkan tubuhnya diatas tubuh Ciello, dan membuat kedua payudara besarnya yang super kenyal itu menempel di dada telanjang putranya. 

"Eeeh...Mmama mau ngapainnn...?" Tanya Ciello kebingungan karena melihat wajah ibunya mendekat kewajahnya. 
"Mau ngasih sayang ke anak mama... CUP...." Jawab Citra singkat sambil kembali mengecup pipi dan.... 

Bibirnya.

"Iiihh... Maaa.... Aku bukan anak kecil lagiiii...." Jawab Ciello sambil melirik payudara ibunya yang gepeng terhimpit oleh tubuh rampingnya.

Diatas dada telanjangnya, Ciello dapat merasakan gesekan puting ibunya yang berulang kali bergoyang seiring kecupan pada bibirnya.
"Ohhh..... Emmpuk sekali tetekmu Maaa.... " Batin Ciello yang berulang kali melirik kearah payudara Citra.

"Emang kenapa kalo bukan anak kecil lagi....? CUP...." Tanya Citra membuyarkan lamunan jorok anaknya, "Emang kalo udah gedhe.... Mama ga boleh kasih sayang Mama ke anak Mama lagi...? CUP...." 

Setiap kecupan bibir Citra pada bibir putranya, selalu diiringi gerakan pinggul dan vaginanya. Akibatnya, perlahan tapi pasti vagina basah Citra menggeseki penis besar Ciello, maju mundur maju mundur. Mirip gerakan senggama. 

"Uuhh... Maaa...." Lenguh Ciello ketika lagi-lagi menerima kecupan bibir lembut Citra di bibirnya.
"Bikin Mama bangga ya Nak.... CUP...." Saran Citra lagi sambil terus mengecup mulut putranya.
"Iiihh.. I....I... Yah Maa.."
"Jangan gampang menyerah.... CUP...." 

Walau batang penis Ciello tak masuk kedalam vaginanya, namun tetap saja, tekanan berat badan, gesekan, dan jepitan vagina Citra pada penis putranya, membuat remaja belasan tahun itu merasakan kenikmatan yang amat sangat. Kenikmatan yang jauh lebih terasa daripada sekedar beronani dengan sabun dan tangan.

Sehingga, tak lama kemudian.

CRET CRET CRECEEET CRET CRECEEET

Batang penis Ciello yang terhimpit oleh nikmatnya jepitan vagina Citra itu memuntahkan seluruh lahar panasnya dengan keras. Menyemprot keluar berjuta-juta benih subur dari mulut penisnya. Membasahi vagina dan paha ibunya yang masih menghimpit dirinya.

"Oooohh... Maaaaa..... " Lenguh Ciello 
"Nggg... Ya sayang.... ?" Tanya Citra ketika menyadari jika penis putranya baru saja memuntahkan lahar kenikmatannya, "Ohhh... Kamu udah kelu......" Sengaja Citra lagi-lagi tak meneruskan kalimatnya, ia tak ingin membuat Ciello semakin malu dengan bertanya lebih lanjut.

"Yaudah... Kamu buruan mandi ya Nak.... Mama tunggu dibawah..." Ucap Citra yang buru-buru bangun dari selangkangan Cielo lalu berdiri tanpa membersihkan sperma putranya yang masih menempel di vaginanya.

"Sarapan juga udah siap loh sayang..." Senyum Citra sambil melirik penis Ciello yang masih berdenyut-denyut, yang masih memuntahkan sisa-sisa spermanya keatas perut putranya, "Jangan sampai kehabisan.... Hihihi..." Tambahnya lagi sambil berjalan menjauh, meninggalkan Ciello dibelakang sana.

"Iya Ma...." Jawab Ciello sambil menatap pantat bulat ibunya yang bergoyang seiring langkahnya pergi. 

Entah kenapa, Ciello merasa jika pagi itu ibunya benar-benar terlihat begitu menggairahkan. Dimata Ciello, Citra mendadak terlihat begitu seksi, terlebih dengan bekas muncratan spermanya yang masih menetes kelantai dari balik jubah tidurnya dan mengalir turun ke paha mulus ibunya.

"Sumpah....Kamu seksi sekali Maaa..." Batin Ciello sambil mengocok penisnya yang mulai menegang kembali.

Melangkah gontai, Ciello berjalan kearah kamar mandi dengan hanya mengenakan selembar handuk tipis yang melingkar di pinggangnya. Melewati kamar Clara , adik semata wayangnya yang masih duduk dibangku SMP, yang semenjak beberapa bulan belakangan, membuat pikiran remaja 18 tahun itu terlena karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya..

Sejenak, Ciello terdiam. Menatap tajam kearah pintu kamar milik gadis berusia 15 tahun yang sedikit terbuka itu. 

"Clara….?” Ucap Ciello sambil melongokkan kepalanya melalui celah pintu kamar tidur adiknya, mencoba sedikit peruntungannya "Kamu udah bangun belum....?" 

Hening. Tak terdengar suara apapun.

“Clara…?” Panggil Ciello lagi sambil membuka pintu kamar tidurnya dan melangkah masuk. Kamar itu begitu gelap namun wangi, khas aroma gadis remaja. 

Dalam keremangan cahaya pagi, mata Ciello berusaha beradaptasi, menyisir ranjang dimana adik kandungnya serung tidur. Ciello tahu, jika adiknya seringkali tidur dengan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Bahkan tak jarang, Clara juga sering tidur telanjang seperti dirinya.

Oleh karenanya, hampir tiap pagi remaja tanggung ini selalu masuk kedalam kamar tidur Clara dan berpura-pura membangunkan tidurnya. Padahal tujuan sebenarnya, hanyalah demi memuaskan nafsu birahinya dengan cara menyentuh, mengusap dan meremas tubuh semok adiknya. Terlebih lagi Clara memiliki kebiasaan tidur yang cukup parah, ia sangat susah jika dibangunkan. Sehingga hal itulah yang melatar belakangi 'kerajinan' Ciello untuk selalu membangunkan tidurnya dipagi hari.

Namun, sepertinya pagi itu Ciello belum beruntung. Karena ternyata kamar Clara telah kosong. “Ahh… Sial…. Clara sudah bangun …” Gerutu Ciello begitu menyadari ternyata adiknya sudah tak berada didalam kamar tidurnya. “Kampreet… Kesiangan lagi….” 

Dengan hati kesal, ciello pun keluar kamar tidur Clara lalu kembali menuju kamar mandi. Namun, setibanya dikamar mandi, Ciello mendapati halnyang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Heeeehhh... Kaaakkaaaakk....." Jerit seorang perempuan dari balik pintu kamar mandi.

"Loooh… Eeh... Clara....” Kaget Ciello begitu tahu jika ternyata Clara yang ia cari-cari sudah berada didalam kamar mandi, “Ka… Kamu lagi apa...?"

"Kakak nggak punya mata ya….?" Ejek Clara sambil menyemprot air melalui selang yang ada di tangan kanannya, “Emang keliatannya Adek sedang apa…?”

"Kampreet... Kamu pup ya….? Pantesan dari tadi hidung kakak ncium bau yang aneh-aneh… Wuuueeeek… Baauuuk bangeeet....” Seru Ciello sambil menutup hidungnya.

”Bauk….? Iiiiihhss…. Sory yaaa... Kakak tuh yang bauk...” Jawab Clara

“Udah ah... Ayo buruan... Gantian…. Kakak mau kencing nih...."

"Hhuuu.... BooooDooo’.... Sorryy yeee.... Aku duluan...." Jawab Clara cuek sambil tetap menduduki toilet, "Pake kamar mandi bawah aja gih.... Adek masih lama nih...."

"Ogah baaangeet..." Jawab Ciello singkat.

"Yaudah kalo ogah... Kakak tunggu aja disitu sampe jenggotan..."

Dengan cuek, Clara tetap berada pada posisinya. Duduk termenung diatas dudukan toiletnya sambil melamun, menatap tajam kearah dinding yang ada didepannya. Ia benar-benar ta peduli dengan keberadaan kakaknya didalam kamar mandi. 

Merasa tak mampu mengusir adiknya, Ciello pun segera menuju kearah wastafel yang ada disamping toilet. Sekedar mencuci muka sambil mengagumi keindahan tubuh adik kandungnya.

"Busyet itu teteeeekk... Sekel bangeet... " Ucap Ciello dalam hati sambil terus melirik kearah payudara Clara, "Makin lama jadi makin bikin sange dah..."

Walau dari tadi Ciello sibuk, tetap saja tak mampu mengganggu lamunan Clara. Gadis 15 tahun itu malah berulangkali menggaruk pantat atau payudara ranumnya. Seolah sengaja memamerkan ketelanjangan tubuhnya yang masih basah karena sisa air mandi.

Clara benar-benar gadis yang mempesona. Ia adalah gadis yang sering diimpi-impikan oleh banyak lelaki. Rambutnya sepunggung, berwarna cokelat lurus. Mukanya bulat, matanya lebar dan bibirnya mungil, mirip seperti artis Korea. Tubuh ramping, pinggang mungil, dengan kaki jenjang. Tubuh yang mampu membuat mulut lelaki manapun bakal ngiler karenanya. Terlebih goyangan payudara baru tumbuhnya yang besar, membuat adik kandungnya selalu terlihat lebih matang daripada gadis seusianya. Lebih seksi. Lebih molek. Lebih menantang.

"Menantang....?" Tiba-tiba, terlintas sebuah pemikiran di benak Ciello, "Jangan-jangan ketelanjangan Clara itu memang disengaja.....?" Tambah Ciello sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Jangan-jangan Clara memang berniat memamerkan tubuh moleknya kepadaku dengan cara seperti itu....?"

"Hmmm... Kalau dia memang seperti itu... Oke... Aku terima tantanganmu Dek..." Ucap Ciello dalam hati sambil kembali menikmati ketelanjangan Clara. Perlahan, penis Ciello pun mulai merespon otak mesum remaja tanggung itu. Dengan kembali menegang dan menjulang tinggi kedepan. 

"Ngapain kak...? Liat-liat badan aku mulu....?" Tanya Clara ketika mendapati mata Ciello yang sedari tadi sering menatap tajam kearah tubuh telanjangnya.

"Ngggg.... Nggak ngapa-ngapain..." Jawab Ciello singkat.

"Yakin nggak ngapa-ngapain...?" Goda Clara dengan gaya genit

"Iyalah... Ngapain juga kakak punya pikiran aneh-aneh tentang kamu Dek... "

"Kakak cuman.... Ngggg... Mau bilang kalo.... Besok-besok.... Kalo kamu lagi make kamar mandi.... Pintunya ditutup doooonk..." Saran Ciello sambil berusaha menyembunyikan gundukan yang mulai terlihat diantara selangkangannya.

"Ihhhsss.... Ngapain....?" Jawab Clara sambil memutar pinggangnya dan menekan tombol flush diatas sandaran toilet ,"Malas gilaa..." 

"Heeehhh.... Ntar ada yang ngintip looohhh...."

"Aaaah.... Sok caareeee deeehhh.... Bodo ammmaaatt..... Palingan yang ngintip badan adek cuman Kakak..."

Memang, semenjak kecil, Clara memang tak pernah peduli dengan ketelanjangannya jika ia berada dirumah. Baik ketika ia sedang buang air kecil, buang air besar, hingga mandi, gadis muda itu sama sekali tak mempedulikan tubuh polosnya jika terlihat oleh anggota keluarga yang lain.

"Udah-udah.... Ayo buruan Dek..." Celetuk Ciello lagi sambil mengamit tangan adiknya dan mulai memintanya beranjak dari toilet.

"Iiiihhhsss.... Ngapain sih kak...? Rempong amat....?" 

"Kakak mau kencing nih... Udah nggak kuat lagi nahannya..." Jelas Ciello, "Atau kalo kamu nggak cepet selesai... Bakal Kakak kencingin nih...." Jawab Ciello sambil menyibakkan bawahan handuknya dan mengarahkan kepala penisnya pada adiknya secara terang-terangan.


"Ihhss... Ga jelas...." Celetuk Clara sambil mengernyitkan wajahnya, mirip marmut, "Awas aja ya... Kalo kakak sampe berani ngencingin Adek.." Tambah Clara. Sedikit melirik penis Ciello yang masih berkilatan oleh bekas lendir vagina Citra.

"Ayo gantian Dek...Cepet ahhh..." Pinta Ciello sambil memajukan tubuhnya, semakin mendekatkan kepala penisnya pada tubuh Clara.

Melihat keseriusan diwajah kakak kandungnya, mau tak mau Clarapun khirnya segera menekan tombol flush toilet dan membilas lubang anusnya. 

"Iya iya... Ini juga lagi cebok keles..." Jawab Clara sambil menyemprotkan selang air kebagian bawah tubuhnya. "Punya kakak cuman satu rempongnya amit-amit dah..." Gerutu Clara.

Tiba-tiba Ciello berjongkok di depan Clara duduk, untuk mengamati lebih dekat cara Clara ketika membersihkan vagina dan anusnya. Tangan kanan memegang selang, dan tangan kiri mengusap anus. Selang air sengaja diarahkan dari depan, dan disemprotkannya melalui bawah vagina hingga kearah anus.

"Eh busyet... Kakak baru tau kalo cewe tuh ceboknya kaya gitu..." Komentar Ciello ketika melihat cara Clara membilas anus dan vaginanya, "Hehehehe.... Aneh juga yak....?" Tambahnya lagi. 

"Iiiiiihhhhssss... Kakak kepo deh...." Jawab Clara cuek tanpa memperdulikan Ciello yang jongkok didepannya. 

"Ngapain juga kepoin kamu... "

"Ahhh... Bilang aja Kakak pengen ngeliat memek adek..."

"Hahaha... Memek anak kecil gitu apa bagusnya coba...?"

"Hmmmm.... Apa bagusnya....?" Bingung Clara, "Emang memek Adek nggak bagus ya Kak...?"

"Gak..."

"Masa sih...?" Tanya Clara, "Kalo gini..." Tanya Clara sambil membuka pahanya lebar-lebar. Memamerkan celah vagina gundulnya pada kakak kandungnya yang masih berjongkok tepat didepan ia duduk.

"Tetep... Nggak ada bagus-bagusnya...."Jawab Ciello singkat.

Mendengar jawaban yang kurang memuaskan hatinya, Clara pun mengambil gulungan tissu lalu mengusap pelan kevaginanya.

"Kalo memek Adek nggak ada bagusnya... Kenapa titit Kakak bangun...?" 

"Bangun....?" Tanya Ciello yang buru-buru menatap kearah batang selangkangannya yang udah menjulang tinggi. Menunjuk-nunjuk kearah Clara.

Mendadak, muka Ciello memerah. Ia pun buru-buru bangun dari jongkoknya dan menyembunyikan tonjolan penisnya. Sengaja tak mau mengakui kebenaran kalimat adiknya, "Udah-udah.... Udah... Ayo buruan minggir dek... Kakak udah nggak tahan...." Kata Ciello mengamit tangan Clara dan menarik tubuh ramping adiknya.

"Ahhh... Kak Ciellooooo.... Ngaku aja kak.. Hihihi.." Goda Clara yang mengetahui kegugupan kakaknya, "Masa.... Titit sampe ngaceng gitu bilangnya ga nafsu...? Hihihi..."

"Ihhh.... Apaan sih...Titit Kakak ngaceng khan emang karena nahan pipis..."

"Ooowww... Gitu... Kirain Kakak nafsu liat tetek ama memek Adek..." Ujar Clara sambil terus mengeringkan vaginanya.

"Udah buruan minggir.... Kamu bersihin memek disana aja Dek... Biar lega...." Sewot Ciello sambil mengarahkan penisnya yang masih tegang kearah lubang toilet.

"Iiiiihhsss.... Sumpah.... Nggak sabaraan banget sih kakak kalo jadi cowo..."

"Yeeeee.... Daripada ntar pipis Kakak muncrat kemana-mana, mending kamu aja yang minggir... " Kata Ciello ketus sambil meraih selang air dan mulai mengguyur batang penisnya yang masih tegang.

"Mana....? Katanya mau pipis....?" Celetuk Clara ketika melihat penis Ciello yang tak kunjung mengeluarkan air seninya.

"Ihhh kenapa kamu gantian jadi Kepooo....?" Goda Ciello, "Bentar donk.... Titit mah kalo lagi ngaceng keras gini mana bisa dipake kencing..." Jelas Ciello sambil terus mengguyur batang penisnya yang masih berkilatan karena lendir mamanya tadi pagi.

"Halaaaah... Tipu..." Goda Clara lagi sambil meraih hairdryer yang tergantung manis di sudut wastafel. Dan tanpa mempedulikan Ciello yang masih menatap tajam kearah tubuhnya, gadis belia itu pun mulai mengeringkan rambutnya. 

"Ngapain juga nipu kamu Dek... Rugi amat.... " Bela Ciello, "Nih... Liat.... Kalo kakak bilang kencing ya artinya kencing...." Jawab Ciello sambil mengerahkan seluruh kemampuannya guna mendorong air seninya keluar dari mulut batang penisnya.

CUUURRRRR

"Ohhh.... Ternyata beneran toh... Kirain Kakak mau nipu Adek.... Hihihi...." Tawa Clara renyah sambil mengamati penis Ciello yang sedang menyemburkan air seninya. 

Lucu sekali Clara ketika ketawa, tubuhnya bergoyang-goyang, membuat payudaranya juga ikut-ikutan membal bergoyang.


"Ngapa kamu malah ketawa...?" Heran Ciello.

"Hihihihi... Nggak kenapa-napa kok.... Yeeeee... Ge'er... Hihihihi...." 

"Kalo nggak ada apa-apa... Ngapain ketawa...?"

"Nnggg..... " 

"Kenapa...?"

"Hihihihi.... Kayaknya.... Tadi pagi ada yang baru dapet enak tuh...." Goda Clara lagi.

"Enak apaan... Sok tau banget kamu Dek..." Balas Ciello.

"Lha itu buktinya... Diperut kakak ada bekas pej.........." Jelas Clara sambil menunjuk perut Ciello dengan dagu mungilnya, sengaja tanpa menyelesaikan kalimatnya.

Lagi-lagi, muka Ciello memerah. Ia tak menyangka jika Clara bakal punya bahan untuk menggoda dirinya. 

"Ehh... Ini.... Ngg..... Ini....."

"Hehehe... Bener khan tebakan Adeeeekkk.... Kakak tadi baru aja dapet enak...."

"Apaan coba... Enak... Enak.... Emang kamu tahu enak tuh kaya apa...?"

"Hihihihi.... Yang jelas Adek tahulaaaah.... Hihihihi...."

Tebakan Clara memang benar, dan Ciello lupa membersihkan sisa sperma bekas orgasmenya tadi. Orgasme akibat dikerjain Mama Citra. Dan karena Ciello tak mampu membalas godaan Clara, ia langsung menembakkan air ke arah pantat Clara dengan selang toiletnya. 

"Huuu... Sok tahuuuuu...." Celetuk Ciello.

"Iiihhhh... Kakak maaaaahhh... Rese banget deeeeehh... Khan badan Adek jadi basah lagi Kaaaakkk......" Omel Clara menepuki pantat bulatnya.

"Hahaha... Itu akibatnya kalo jadi orang yang sok tahuan...." 

"Dasar kakak yang semena-mena..." Celetuk Clara.

"Bodo..." Jawab Ciello singkat.

"Nggg..... Pasti nyemprotnya banyak banget ya Kak...? Muncratnya sampe ke perut-perut segala... Hihihi..." Goda Clara, "Mimpiin syapa sih Kak...? Aku ya....? Hihihihi...." 

"Idiih.... Amit-amit daaahhh.... " Jawab Ciello tanpa menggubris spermanya yang masih menempel diperutnya, "Ngapain juga aku buang-buang pejuh buat ngimpiin kamu Dek.... Najis.." Tambahnya lagi sambil mengurut habis air seni dari batang penisnya. 

"Kak... Kak Ciello.... Kakak chayaaang...." Panggil Clara manja dengan mulut sengaja dimonyong-monyongkan.

"Ngapa...?"

"Kaaakk... Tolongin Adekmu yang semok ini dong... Tolong ambilin bedak Adek diatas rak toilet..." Pinta Clara sambil memilin-milin ujung rambut panjangnya. Rupanya, Clara sudah selesai mengeringkan rambut dan memulai ritual paginya jika selesai mandi. Menaburkan bedak ke sekujur tubuhnya. 

"Kampreeeeettt... Imut banget adek sialan ini...." Batin Cielo tak henti-hentinya melirik ketelanjangan Clara.

"Dasar pendeeekk...." Seru Ciello sambil meraih botol bedak Clara dan menyerahkan kepada adiknya. "Makanya... Badan tuh tumbuhnya keatas.... Bukan kedepan...." Sindir Ciello pada payudara Clara.

"Yaelah... Emang napa kalo teteknya makin maju kedepan....? Adek khan masih dalam masa pertumbuhan Kak... Ntar lagi juga tinggi..." Ucap Clara membela diri.

"Tetep aja masih pendek...." Goda Ciello lagi sambil tak mensia-siakan pertunjukan tubuh telanjang nan semok milik adik kandungnya. Dan akibat melihat pemandangan tubuh molek Clara, perlahan tapi pasti, batang penis Ciello yang sudah mengecil kembali mengeras dan membesar.

"Nggg.. Kak.... Tadi Mama bangunin kakak nggak...?" Tanya Clara berpura-pura tak melihat penis ciello yang sudah memanjang kembali.

"Iya... Udah disiapin sarapan juga tuh dibawah..." Jawab Ciello sambil terus berpura-pura membilas penisnya yang sudah tegang maksimal, "Emang kenapa Dek...?" 

Mendadak, sebuah pemikiran nakal mampir di benak Ciello. Kakak kandung Clara ini ingin tahu reaksi adiknya ketika ia melihat batang penisnya. "Clara.... Makan nih kontol.... Lihat nih kontol kakakmu yang sudah ngaceng abis ini..." 

"Nggg.... Kebetulan... Adek udah laper..." Jawab Clara yang kemudian memutar tubuhnya hingga menghadap kearah Ciello. "Kakak ini mandinya masih lama atau udah mau kelar...?" Tanyanya lagi dengan santai sembari menaburkan bedak ke kedua payudaranya.

"Heeeeh...? Kampret... Dia malah makin ngegoda..." Kata Ciello dalam hati. Tak mau kalah, Ciello pun akhirnya melepas handuk yang masih tersampir di pinggangnya lalu duduk didudukan toilet. Kemudian dengan tanpa malu sedikitpun, ia mulai mengurut penis besarnya.

"Emang kenapa....?"

"Nngg... ...." 

"Heh... Kenapa... Kok malah bengong...." Tanya Ciello sambil terus mengurut penisnya yang semakin membesar.

"Anu Kak... Bedak yang ini habis....." Jawab Clara, "Bisa nggak Adek minta tolong ambilin botol bedak yang baru....?" Tambahnya lagi sambil melirik kearah penis Ciello. Yang kali ini melirik penis kakaknya dengan tanpa malu lagi.

"Botol Baru....?" Tanya Ciello yang ketika tahu Clara sering mencuri pandang kearah penisnya, semakin membuat dirinya bersemangat, untuk mengurut batang penisnya kuat-kuat.

"Nggg.... Hiya Kak.... Disitu tuh...." Kata Clara sambil menunjuk kearah rak persediaan yang ada diatas toilet. "Kalo Kakak duduk dibawah situ.... Adek.... Ngggg.... Jadi susah ngambilnya...." Jawab Clara dengan nafas yang mulai berat.

"Aaah manja amat sih... Ambil aja sendiri sana..." Jawab Ciello tak memperdulikan kesulitan Clara. Yang ada, remaja tanggung itu semakin seru mengocok penisnya.

"Nnggg.... Yaudah deh...."

Perlahan, sambil terus melirik kearah penis kakaknya, Clara mendekat ketempat Ciello duduk. Dan kemudian ia mengangkat tangannya, mencoba menjangkau rak yang ada tepat diatas Ciello. Namun karena tubuh Clara masih terlalu pendek, rak itu sama sekali tak dapat ia raih. 

"Tinggi banget Kak...." Seru Clara, melirik gerakan tangan Ciello yang semakin cepat mengurut batang penisnya.

"Trus kenapa kalo tinggi....?"

"Nggg.... Ngga apa-apa juga sih...." Jawab Clara. 

Tak mau menyerah begitu saja, Clara pun memajukan tubuh telanjangnya, hingga lututnya menyentuh paha dalam Ciello. Dan dengan tubuh seadanya, ia kembali menjulurkan tangannya keatas, merentangkan tangannya sejauh mungkin guna mencapai botol bedak yang ada diatas rak.

"Kampreeeett.... Nakal bener kamu Dek...." Batin Ciello ketika melihat keberanian adiknya untuk memamerkan tubuh moleknya sedekat mungkin dengan wajahnya tanpa perasaan malu sama sekali. 

Bahkan tak berhenti begitu saja. Karena botol bedak itu masih terlalu jauh dari jangkauan tangannya, Clara pun lalu kembali memajukan tubuhnya. Hingga paha depannya terkadang menyentuh tangan Ciello yang masih sibuk mengurut penis besarnya.

"Astaga... Sumpah... Kamu nakal banget Deeekk.... Binaaal baaangeeeettt...."

Karena tubuh Clara benar-benar tak sanggup menjangkau rak diatas toilet, otomatis Clara semakin memajukan lagi tubuhnya. Maju hingga pahanya kali ini benar-benar ikut merasakan goyangan tangan Ciello yang berulang kali mengurut-urut batang penis besarnya. Tak disitu saja, Clara juga mendekatkan tubuh bagian atasnya, hingga payudara adik kandung Ciello itu hanya terpaut beberapa centimeter dari wajah kakaknya. Saking dekatnya, Ciello sampai dapat melihat pori-pori payudara Clara yang besar menggantung itu dengan jelas.

"Kaaammpreeeettt..... Sumpah Dek... Tubuhmu molek bangeeet.... Kalo gini caranya.... Bisa cepet-cepet ngecrot nih kontol aku Dek..." Gerutu Ciello dalam hati sambil tak henti-hentinya terus mengamati payudara Clara yang bergoyang-goyang akibat renggangan-renggangan tubuhnya.

"Kaaak... Susah nih.... Tolong ambilin doonk...." Pinta Clara dengan nada seperti berputus asa. Padahal sebenarnya, Ciello tahu jika itu hanyalah akal-akalannya saja.

"Aah Ogah... Emangnya kamu nggak lihat kakak sekarang sedang apa...?"

"Iiiihhhhss.... Kakak... Jorok banget sih..... Mesum...." Gerutu Clara yang kali ini secara terang-terangan melihat aktifitas Ciello.

"Mesum... Mesum.... Emang kamu tahu kakak sedang ngapain....?" Tanya Ciello iseng menyenggolkan batang penisnya pada paha Clara.

"Yeee... Adek bukan anak kecil lagi Kak.... Adek tahulah Kakak sedang ngapain...." Jawab Clara cuek.

"Ngapain....?"

"Ngg.... Kakak khan sedang cooolll......" Sengaja Clara tak meneruskan kalimatnya, "Jadi gimana nih Kak....? Beneran nih.... Kakak nggak mau nih ngambilin botol bedak Adek...?

"Ntar ajalah... Kakak masih sibuk nih..." Cuek Ciello tak henti-hentinya mengurut penisnya yang berada di dekat paha Clara. Bahkan karena Clara membiarkan saja Ciello mengurut sambil sesekali menyenggolkan kepala penisnya ke pahanya, membuat kakak kandungnya itu semakin menggebu-gebu melampiaskan nafsu birahinya.

"Yaah... Yaudah deh...." Jawab Clara yang kembali maju ketubuh Ciello dan merenggangkan tubuhnya, mencoba menjangkau rak diatas toilet dengan tangannya.

Sambil terus menjinjit, Clara semakin memajukan tubuhnya kedepan. Terus mencoba mengambil stock bedak taburnya tanpa mempedulikan pahanya yang sengaja digoser-goserkan Ciello dengan kepala penisnya.

"Busyeeettt... Sumpah deh... Harum banget wangi tetekmu dek..." Celetuk Ciello yang tiba-tiba memajukan wajahnya kearah payudara Clara. Dan dengan kecepatan tinggi, Ciello memeluk tubuh Clara dengan tangannya yang bebas. Dan menciumi payudara besar Clara yang bergoyang-goyang didepan wajahnya. 

"Emmmuuuaahhh... Muuaahh Cup Cup Muuaahh...." Kecup Ciello habis-habisan pada gundukan payudara Clara. Tak lupa, ia juga menyempatkan lidahnya untuk sedikit menjilat dan mengisap puting mungil Clara.

"Iiiiiihhss.. Kakak.... Ngapaain Kaakk...?" Jerit Clara kaget.

"Hehehe.... Aku gemes Dek liat goyangan tetekmu...."

"Najisss... Sumpah.... Kakak mesum banget ...." Jawab Clara yang akhirnya mundur dan mengusap-usap payudaranya. Seolah sedang membersihkan diri dari najis akibat kecupan mulut Ciello yang ada payudara dan putingnya.

"Hehehe... Yaelah Deekk.... Anggep aja itu imbalan buat Kakak..." Ucap Ciello yang tiba-tiba berdiri dan mengambilkan bedak tabur Clara, "Nih Adekku yang cantik.... Bedak kamuuu...." 

"Huuh...." Sewot Clara merebut botl bedaknya, " Awas aja ya Kak..... Kalo Kakak ngulangin lagi.... " Ancam Clara, "Bakal Adek laporin ke Mama...." 

"Hehehehe.... Yaelah Deekk... Santai aja keleess...." 

Dengan wajah cemberut, Clara kembali meneruskan menaburi tubuhnya dengan bedak barunya. Namun kali ini ia sengaja menaikkan salah satu kakinya ke bak wastafel dan mulai menaburi gundukan selangkangannya yang gemuk. Sesekali, Clara membuka pahanya lebar-lebar guna bisa menaburi sela-sela pantatnya.

"GLEG...." Kaget Ciello ketika melihat keberanian Clara memamerkan celah vaginanya yang tembem. Terlebih karena vagina Clara masih tanpa bulu sama sekali, otomatis Ciello dapat melihat daging pink kecil yang menonjol diatas bibir vaginanya.

"Itu Itil Claraaa..... " Seru Ciello, "Claraaaaa..... Nakal sekali kamu deeeekkkk...." Batin Ciello yang sekarang tak lagi mengurut penisnya, melainkan mulai mengocok penisnya cepat-cepat..

Seolah tahu dengan apa yang kakaknya perbuat, Clara pun semakin membuka lebar pahanya. Semakin mempertontonkan celah sempit vaginanya yang mulai berair tanpa malu sama sekali. Bahkan tak jarang, Clara mengusap pelan klitorisnya tepat dihadapan Ciello, membuat kakak kandungnya itu menjadi semakin belingsatan karena nafsu birahinya yang meledak-ledak.

Namun, bukan Clara namanya jika ia tak berhasil menggoda Ciello. Karena ketika Ciello sedang nafsu-nafsunya memelototi tubuh telanjangnya, tiba-tiba Clara menghentikan aktifitasnya dan menatap kearah kakak kandungnya.

"Ehhh.... Kak.... Adek duluan ya.... " Celetuk Clara, "Perut adek udah laper..." 

"Eehh... Eeh... Kok udahan....?" Tanya Ciello dengan nada kecewa, 

"Emang kenapa kak kalo Adek udahan....?"

"Eehh.. Nggg... Bentaran napa Dek... Ehh... Hhmmm... Yaudah deh... Kamu duluan aja Dek..." Bingung Ciello.

"Oooohhh... Adek tahu... Kakak masih mau..... Ehmm... Ngocok titit sambil ngeliatin badan seksi Adek ya...? Hihihi...." Tanya Clara yang dengan mata bulatnya, melirik lekat kearah batang penis Ciello.

"Ngggg... Enggak sih... Eehh.... Nggg... Iya... Kakak masih nanggung..." Bingung Ciello lagi sambil terus mengocok batang penisnya yang mulai berkedut, "Ehhh... Tapi nggak apa-apa sih kamu duluan..." 

"Nnggg... Beneran nih... Oke deh.... Adek ganti baju dulu ya Kak..." Jawabnya singkat sambil melilitkan handuk kecil ke tubuhnya, "Eh iya Kak..."

"Kenapa Dek...?"

"Jangan kenceng-kenceng ngocok tititnya... Kasian.... Nanti bisa copot loh... Hihihi... " 

"Ngggg... Sotoy deh... Udah sana ganti baju..."

"Eh iya Kak...."

"Ngapa lagi sih....?" 

"Nggg... Kalo.... Nngggg... Tangan Kakak capek... Adek mau kok minjemin tangan adek buat mbantuin Kakak ngocok....."

"Haah.... Se...Seriusss...?"

"Iya.... " Jawab Clara pasti, "Taaappiiiii...."

"Tapi apa Dek....?"

"Tapi Adek bo'ong.... Hihihihi...." Goda Clara genit sambil berlari keluar kamar mandi.

"Kampreeeeetttt.... Awas aja ya nanti..."

"Hihihi... Makanya jadi orang jangan mesum mulu Kaaak... " Goda Clara sambil menjulurkan lidahnya dan kemudian berjoget-joget dari depan kamar mandi. "Weeeeekkk... Kakak mesum.... Kakak mesum... Kakak mesum..." Candanya genit sembari berjoget-joget. Didepan pintu kamar mandi.

"Udah-udah sana... Pergi.... " Bentak Ciello sambil melempar botol bedak Clara kearah tubuhnya, "Weeeeekkk... Enggak kena... Enggak kena.... Enggak kena..." Jawab Clara sambil berjalan menjauh, menuju kamar tidurnya.

"Busyeeettt.... Mimpi apa aku semalem....?" Batin Ciello, "Tadi pagi liat memek Mama... Barusan liat memek Clara... Anjrit.... Bikin makin sange aja..." Tambah Ciello yang mulai kembali membetoti batang penisnya tanpa mempedulikan pintu kamar mandi yang masih terbuka lebar. 

Sambil terus memikirkan kedua wanita molek yang ada dikeluarganya, Ciello semakin memperepat kocokan penisnya.

TEK TEK TEK ...

Suara kocokan tangan Ciello pada penisnya mulai terdengar nyaring.

TEK TEK TEK

"Ooohh... Mama.... Ssshh.... Memekmu begitu menggoda Maaa...." Ucap Ciello sambil terus mengocok penis besarnya, "Dan Clara.... Tetekmu juga menggiurkan Dek... Ooohh...Kakak jadi pengen ngejilatin tetek ranummu... Sssshh....Ohhh..."

Merasa gelombang orgasmenya perlahan muncul, Ciello pun memejamkan matanya. Supaya bisa berkonsentrasi lebih jauh. Membayangkan kemolekan tubuh ibu dan adik kandungnya. 

"Maaa...Tetekmu empuk bener Ma.... Trus... Memekmu juga legit banget Maaa... Aku jadi pengen ngentotin memekmu dengan kontol besarku..." Desah Ciello lirih.

"Kenapa maaa..? Kontolku rasanya enak...?" Ucapnya lagi sambil membayangkan jika Ciello sedang bersetubuh dengan Citra. 

"Kalo enak... Digoyang dong Ma.... Ulek kontol anak kandungmu ini dengan memek super sempitmu... Ooohh..."

"Ssshhh.... Mama Citra... Sumpah... Aku benar-benar jatuh cinta padamu Maaa...."

"Aku benar-benar pengen ngentotin memek Mamaaa.... Memek gurih nang legit yang suka ngegodain Ciello... Memek sempit tempat Ciello dilahirin... Oooh... Pasti rasanya benar-benar enak ya Maaa.... Ooohh. Ohhhss...."

TEK TEK TEK...

"Clara... Kamu juga Dek... Sejak kapan kamu jago banget bikin Kakak sange kaya gini siiiihhh... Bikin Kakak juga pengen ngentotin memekmuuu..... Ssshhh... ?" Ucap Ciello yang juga membayangkan sedang menyetubuhi adik kandungnya.

"Tetekmu Dek... Ohhh busssyeeettt.... Kakak jadi pengen nyelipin kontol kakak di sela-sela tetek besarmu... Trus Kakak juga pengen njilatin puting imutmu Deeekkkk... Puting merah mudamu yang menggiurkan itu.... Ooooohhh....."

"Dan barusan.... Kakak bisa ngeliat memek gundul dan itul mungilmu Deek..... Kakak pengen ngegigit Itilmu.... Kakak pengen jilatin memekmu.... Oh Claraaa..." Seru Ciello semakin mengocok batang penisnya dengan kecepatan tinggi.

"Claraaa... Kakak pengen merawanin memekmu Deeekk.... "Erang Ciello,"Kakak pengen nusukin kontol besarku ke lubang sempit memekmuuuu... Pengen nusikin kontol besarku ke lubang anusmuuu.... Ohh Clara.... Kamu bisa bikin kontol kakak pengen ngentotin memek perawanmu Dek... Kamu bisa bikin kontol kakak pengen ngentotin anus perawanmu Dek... Ohhh... Claraaa.... Claraaaaaa....."

TEK TEK TEK

"Ssshh... Ooohh.. Mama.... Claraaaa..... Ciello mau keluar maaa... Ciello mau ngecroot..." 

"Ayo jongkok didepanku Ma... Jongkok.... Iya... Kamu juga Dek.... Kamu juga jongkok disamping Mama... Dan buka mulut kalian lebar-lebar.... Aku mau semprot mulut kalian dengan pejuh kentalku..."

"Ohhh... Maaamaa... Ciello mau keluar Maa... Aku mau keluar.... " Jerit Ciello, "Clara... Buka mulutmu... Kakak juga mau ngecrotin mulutmu.... Oohh.. Oohh... Oooooohhhh...."

Tanpa menunggu waktu lama, sperma Ciello kembali menyembur dengan cepat. Melenting jauh hingga melewati paha, lutut dan kedua kakinya. Menyembur jauh hingga jatuh ke lantai kamar mandi.

CROT CROOOT CROOOOT CROOCOOOT CROOOT...
Tak henti-hentinya, sperma panas Ciello menyembur dengan cepat. Walau tak sebanyak semburan ketika penisnya terjepit vagina Citra tadi, namun tetap saja penis mudanya masih mampu menyemburkan banyak benih kejantanannya. Berkedut-kedut hebat. Dan juga nikmat.


"Mamaaaaa.... Claaraaaa.... Ciello ngecrooot niihh Maaa... Kakak ngecrooott Deeekkk... Huuooohhh... Enak sekali Maaa.... Enak sekali Deeekk..... Enaaaakkk....." Racau Ciello sambil meliuk-liukkan tubuhnya, mengejan sekuat tenaga sambil terus memeras batang penisnya kuat-kuat. Tubuhnya bergetar hebat dqn keringatnya bercucuran. Tak henti-hentinya, Ciello mengerang sambil menguruti penisnya yang semakin memerah, merasakan gelombang orgasmenya yang hebat. Orgasme yang membuat dirinya lemas kehabisan tenaga.

"Hhhh.... Hhhhh....Hhhhh...." Sejenak, Ciello mengatur nafasnya. Nafas kepuasan karena membayangkan sedang bersetubuh dengan ibu dan adik kandungnya.

Puas sekali Ciello, hingga ia tak sadar jika Clara yang sudah berpakaian lengkap sudah berdiri di pintu kamar mandi. 

Dan betapa terkejutnya Ciello ketika ia membuka mata, mendapati Clara yang tegang berdiri dengan mata bulat melotot, menatap kearah penis kakak kandungnya. Kearah penis yang masih berkedut dan memuntahkan lahar putih lengketnya.

"Aaastagaaaahh...." Jerit Clara sambil menutup mulutnya. Ia benar-benar terkejut melihat pemandangan mesum kakaknya pagi itu. Pemandangan yang bakal ia ingat sepanjang hidupnya.

"Eh... Clara... Ngg.... Anu...." Bingung Cielo dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Kenapa Dek....?"

"Adek mau.... Adek mau ambil jepit rambut adek yang ketinggalan...." Jawab Clara sambil menunjuk jepit rambutnya yang tergantung pada tirai bathup di ujung kamar mandi. 

Dengan kaki telanjang, Clara melangkah masuk sambil berpegangan pada wastafel yang ada didekat pintu. Melangkah pelan hingga sampai ke dekat kakaknya duduk. Sejenak, Clara bingung untuk melangkah ketika lantai didepannya tercecer sperma Ciello yang memenuhi lantai kamar mandi. 

"Ntar lantainya disiram ya Kak... Biar nggak licin...." Ujar Clara sambil melangkah maju. Melangkah tepat diatas genangan-genangan sperma Ciello yang memenuhi lantai kamar mandi. Dan setibanya di bathup, Clara segera mengambil jepit rambutnya lalu membalikkan badannya. Menatap Ciello yang masih bingung karena kesengajaan Clara menginjak sperma-sperma kakaknya. 

"Abis gitu Kakak mandi ya.... Trus kita sarapan dibawah...." Ujar Clara lagi sembari mengulangi perbuatannya barusan. Melangkah pelan diatas genangan sperma Ciello.

Tanpa mengucap apa-apa lagi Clara lalu berjalan keluar kamar mandi dan meninggalkan Ciello yang masih terbengong-bengong. Meninggalkan kakak kandungnya dengan senyum tersungging lebar di wajah.

Tak jauh dari kamar mandi lantai dua, Mike, suami Citra sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Kemeja, celana kain bahan dan dasi yang terikat erat dileher. Saat itu, Mike baru saja selesai sarapan dan sedang menghirup kopi paginya. Hingga tak lama kemudian, Citra muncul dari dalam rumah dan segera memulai pekerjaan paginya. Membilasi wajan dan panci bekasnya memasak.

"Hai sayang... Kamu terlihat cantik banget pagi ini...Walau sibuk dari pekerjaan rumah yang menumpuk... Tetap saja, aura keseksianmu masih jelas terpancar.... Hehehe..." Ujar Mike sambil mengecup pipi istrinya.
"Huuuu... Mulai deh... Jurus ngegombalnya keluar..." Balas Citra tak menghiraukan godaan suaminya yang sepertinya sedang horny, "Khan aku belom mandi Mas... Mana ada orang yang belom mandi tapi dibilang cantik...?"

"Mandi atau enggak... Kamu selalu cantik dimataku Dek... CUP... " Kata Mike sambil mengecup pipi Citra dari belakang, "Hmmm... Anak-anak sudah bangun belom sayang...?"
"Mmm.. Sudah deh kayaknya.... Tadi aku ngelihat Clara berjalan kekamar mandi... Dan Ciello... Sepertinya juga sedang mau mandi... " Jelas Clara lagi,

"Tumben Ciello mau bangun pagi....?" Heran Mike
"Hmmm.... Biarin ajalah sayang... Mungkin ia bosan kali bangun siang mulu...." Jawab Citra, "Yah... Sekali-kali bangun pagi biar dia ada kesibukan sembari menunggu pengumuman universitasnya sayang..." 
"Iya bener... Yah moga-moga Ciello nggak bosan nungguin keputusannya ya Dek.. " Ucap Mike, "Kasihan... Kalo-kalo jika dia sampai stress..."
"Iya sayang... Kasihan... " Jawab Citra mengiyakan perkataan suaminya sambil mencoba meraih kerdus susu yang ada di atas lemari kabinet. 

Karena kotak susu itu terletak dirak yang paling tinggi, membuat Citra merenggangkan tubuhnya sejauh mungkin dan membuat bawahan jubah tidurnya yang mini tertarik tinggi keatas. Menampakkan sepasang paha mulus dan bulatan pantatnya yang tak bercelana. Melihat istrinya sedikit kesusahan, akhirnya Mike membantu untuk mengambilkan kotak susu itu.

"Makasih Mas..." Jawab Citra.
"Ehhh.... Dek.... " Panggil Mike, "Kira-kira... Apa yang bakal Ciello dan Clara pikirkan ya....? Jika mereka melihat tubuh telanjang Mamanya seperti ini...?"

Citra diam saja. Ia sama sekali tak menghiraukan ketelanjangan dirinya. "Ummm.... Entahlah Mas... Aku pikir Ciello maupun Clara juga nggak bakalan peduli penampilanku Mas... Karena mereka juga seringkali telanjang dalam kesehariannya..."
"Ohh iya...? Masa Dek... ?" Tanya Mike dengan wajah heran. 
"Iya Mas... Ah.... Kaya kamu nggak pernah liat mereka telanjang aja... ? Hihihi..." Goda Citra.

"Hmmmm... Mungkin... Mereka sepertinya sudah terbiasa kali ya Dek...?" Kata Mike yang kemudian memeluk tubuh Citra dari belakang, lalu menempelkan batang kelaminnya yang sudah mengeras kedepan. Menyelipkan diantara bulatan pantat seksi Citra.

"Ooh Sayang.... Kamu nakal sekali....Pagi-pagi kok udah keras aja...?" Ucap Citra malu-malu
"Emang kenapa Dek... Aku yakin Ciello ataupun Clara nggak keberatan kok dengan kenakalanku pada tubuh Mamanya seperti ini... " Ucap Mike sembari menyelipkan tangan kiri kedalam payudara Citra, dan tangan kanan kedalam selangkangan istrinya.

"Hhhhush... Sayang.... Jangan ah... Nanti anak-anak melihat loooh..." Erang Citra berusaha mencegah kemesuman Mike.
"Hehehe... Mulut boleh berkata tidak... Tapi memek berkata iya...." Goda Mike, "Nih liat... Memekmu udah basah gini Dek... Pasti Lendirmu sudah membanjir keluar semua yak...? Pasti memekmu sudah siap buat aku tengokin pake titit.... Hehehe..." Ucap Mike sambil mulai mengorek-korek celah kewanitaan Citra yang memang mulai membasah.

Namun ketika sedang asyik-asyiknya menerima korekan jemari Mike, tiba-tiba Citra teringat, jika lendir yang membanjir di vaginanya pagi itu adalah sperma Ciello.

"Astaga... Moga-moga Mike tak tahu.... Jika yang ia korek keluar dari celah vaginaku adalah sperma Ciello...." Batin Citra yang hampir melupakan lelehan lendir yang ada di vaginanya adalah akibat perbuatan nakalnya tadi pagi. Perbuatan nakal yang menggeseki penis keras Ciello hingga muncrat karena jepitan vagina sempitnya.

“Sayang… udah ah… " Ucap Citra menepisi tangan nakal suaminya. 
Namun Mike tetap saja tak mempedulikan penolakan istrinya, karena kemudia ia menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah menegang keras.

"Pantatmu memang selalu menggiurkan Dek…. " Ucap Mike yang lalu membuka bongkahan pantat Citra dan menusukkan kepala penisnya pada lubang anusnya.
"Eh Maaaaassss… Jaaaangan disituuuu… " Tolak Citra yang kemudian mengarahkan kepala penis suaminya pada liang vaginanya yang sudah semakin membanjir.
“Yaaah.... Masih belom boleh ya Dek…?”
“Mmmm… Aku belom siap Mas….”
“Hhhhh..... Oke deh… Nggak apa-apa… “ Desah Mike kecewa, yang kemudian mulai memajukan pinggangnya, mendorong kepala penisnya untuk membelah liang vagina Citra.

“Uuhhh… Pelan-pelan Mas….” Desah Citra.
“Ssshh… Aneh banget Dek...."
"Aneh kenapa Mas....?"
"Padahal semalem... Ini memek udah aku sodok-sodok sampe pagi loh… Tapi kok ini masih sempit aja ya sayang…?”
"Iiihh... Gombal deh kamu Masss...." Ucap Citra manja, "Sshhh… Bukan memek Adek yang sempit Mas… Melainkan tititmu yang terlalu besar. 
"Aaahh.. Kamu…. Selalu pintar deh menyenangkan hati suami..." Ucap Mike yang kemudian terus memajukan pinggangnya hingga...

SLEP. 
Kepala penis Mike mulai menyibakkan bibir vagina Citra. Masuk terus hingga mengganjal liang becek nan legit itu..

"Uhhh…. " Lenguh Citra sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa Sayang...?" Kecup Mike pada pundak Citra.
"Enak banget Mas…. Berasa banget kepala tititmu…"
"Hehehe.... Suka nggak…? Aku terusin ya…?"
"Iya Mas... Suka banget… Sodok yang dalem Mas… " Desah Citra sambil berpegangan pada tepi lemari piring. Berusaha supaya ia tak ikut-ikutan maju seiring sodokan penis suaminya.

CLEP
“Uuuuhhggg…. Memekmu peret banget Dek… Mirip memek perawan…"
"Hihihih… Masih ingat saja kamu Mas…?"
"Iyalah… Memek sempitmu itu nggak bakal bisa terlupakan Dek…. Legit...." Puji Mike yang pada akhirnya berhasil membenamkan seluruh batang penis besarnya pada vagina Citra.
"Uuuuhhh..... Ssshhh… Udah mentok Mas…. Penuh bangeeet…"
"Hehehe… Iya Dek… Titit Mas udah masuk semua sampe pangkalnya...." Kata Mike sambil terus meremasi pantat bulat istrinya

"Ayo Mas… Buruan goyang memek Adek… Keburu anak-anak pada turun..…"
"Hhhh... Oke sayang… Pegangan ya … Mas bakal kasih enak ke memek kamu… " Ucap Mike yang kemudian menarik batang penisnya hingga sebatas kepala penisnya, lalu kembali maju, menyodokkan penisnya kencang-kencang kearah vagina Citra.

Namun, sebelum Mike sempat memajukan pinggangnya, terdengar jeritan wanita yang terdengar dari arah tangga.

"ASTAGAAAAAHHH....Mama... Papaaa... " Teriak Clara ketika melihat kedua orangtuanya sedang bermesum ria di dapur, "Emangnya ga bisa ya kalian berdua nyari tempat lain kalo mau 'BEGITUAN'.....?"
"Eh... Clara...." Jawab Mike tanggung, “ Uhmmmm…. maaf sayang..." Tambah Mike mencoba tersenyum sembari terus memajukan pinggangnya.
"Ayo PINDAH....! Malu dikit napa ama anak…" Jerit Clara lagi.
"Eh... Sayang… Udahan ah…. " Bisik Citra, “Ada Clara tuh…
"Hhhh… Bentar sayang.... Nanggung banget nih... Dikit lagi juga kelar kok…" Racau Mike.

"STOP STOOOPP…. Mama.. Papa… Kalo kalian nggak cari tempat lain… Clara bakal ngambek nih... Clara bakalan nggak mau masuk sekolah... SEMINGGU...."

"Sssshh... Sayaaang… Pamali ah... Ngeganggu kesenengan orangtua... “Jelas Mike mencoba memberi pengertian putrinya supaya tak mengganggu kesenanang mereka
“BODO.... "

“Sshhh yaudah deeeehhh.... Mama berenti.... " Ucap Citra yang pada akhirnya menuruti larangan putrinya. Ia lalu mendorong tubuh suaminya mundur. “Udah-udah Pah .. Nanti malam aja kita sambung lagi ya…. "
"Hhhhhhhh... " Jawab Mike dengan mengambil nafas panjang, "Oke deh... " Ucap Mike malas sembari mencabut batang penisnya yang sudah berlumuran lendir kenikmatan istrinya.

PLOP

"Uhh… Geli sayang...." Ceplos Citra menggelijang ketika penis Mike tercabut keluar dari jepitan vaginanya, "Udah ya... Sekarang kamu berangkat kerja aja dulu gih... "
"Hhoossshh… Oooh… .Oke dehh Cantik... Tak masalah.... PLAK... " Ucap Mike sambil menampar pantat semok istrinya keras-keras. Tepat dihadapan Clara. "Kalau gitu... Mas jalan dulu ya sayang..." Ucap Mike yang kemudian meraih bawahan jubah mini Citra lalu mengelap lendir kewanitaan yang melumuri batang penisnya. 

"Ihhhsss Sumpah.... Papa jorok deh..." Ucap Clara yang sempet melihat kelakuan jail ayah kandungnya sebelum ia duduk di kursi makan. 
"Hehehe... Biar praktis..." Jawab Mike tanpa merasa bersalah dengan tatapan putrinya yang masih melihat kearah batang penisnya yang masih menjulang keluar dari resleting celananya. "Abisan tissunya jauh sayang.... Hehehe..." Canda Mike lagi yang kali ini ia mencuci tangannya kemudian memasukkan batang penisnya ke dalam celana. 
"Emang tuh... Papa kamu emang jorok.... Hati-hati dijalan Mas... " 
“Papa berangkat kerja dulu ya Clara sayang… CUP CUP MUAAHH….” Ucap Mike sembari mengecup pipi Clara.
"Iya Paah… Hati-hati dijalan..."

"Bentar ya sayang… Kamu sarapan dulu aja… Mama mau antar Papamu keluar… Sambil sekalian nunggu tukang sayur lewat... " Kata Citra sambil menyusul suaminya kepintu depan.
"MAMAAAA... " Jerit Clara lagi.
"A... Apa sayang...?"
"Jubah mandimu itu loh Maaaa... Kebuka bangeeeet.... " Ucap Clara sambil melotot kearah Citra, mencoba memberitahu jika pakaian yang ia kenakan benar-benar tak menutup ketelanjangannya.

"Kebuka gimana sayang...?" Tanya Citra
"Ihhh... Mamaaa.... Itunyaa...." Jawab Clara sambil menunjuk kearah payudaranya yang mengintip dari celah jubah tidurnya, "Ga sopan deh.... Ntar kalo diliat tetangga gimana...?"
"Owwwhh... Ini... ?" Jawab Citra sambil meremas payudaranya sendiri, "Mama juga tau diri kali Sayang.... Ga mungkin juga khan Mama keluar dengan bertelanjang dada seperti ini..."
"Owww.... Kirain Mama mau pamer tetek ke tetangga atau Mang Encep...".
"Hehehe... Emang kenapa juga kalo Mama pamer tetek ke Mang Encep...? Toh dia udah tua Sayang... Palingan dia juga ga ngeh kalo Mama ga pake apa-apa dibalik jubah Mama ini..."

"Iiiihhhsss.... Mama.... Clara mah ga rela Maa... Masa badan Mama dilihatin orang lain dengan cuma-cuma..."
"Hehehe.... Iya juga sih..... Maafin Mama ya sayang..... " Jawab Citra yang kemudian mengikat tali jubah tidurnya dan berjalan ketempat cuci piring, "Ehmmm... Habisan Papamu juga sih yang suka sekali ngelihat Mama kalo mengenakan pakaian yang seperti ini... Jadinya Mama suka keterusan... "

"Papa juga sih... Jadi suami cuek banget... Masa istrinya hampir telanjang gitu ga diperhatiin..."
"Hehehe... Maklum Sayang... Papamu itu memang ga bisa nahan nafsu kalo udah liat Mama seperti ini.. Jadinya dia pasti ga bakal bisa mikir apa-apa..."
"Termasuk jadi nggak bisa nahan diri buat 'BEGITUAN' didapur ya Ma...?" Sindir Clara

"Hihihi... Bener sekali Sayang... Cowo... Kalo udah dikasih liat keseksian tubuh wanita... Pasti deh... Bakal klepek klepek..."
"Ooowwhhh... Gitu ya Ma... Pantesan Papa nurut banget ama Mama... Ternyata rahasianya itu toh... Hihihi..."
"Yup.. Pinter sekali anak Mama ini..."
"Mungkin Papa mikirnya sayang juga kali ya Maaa... Punya istri cantik nan seksi kaya Mama... Tapi.... Nggak pernah dipamerin ke syapa-syapa... Hihihi..."

"Aaaaah kamu bisa aja sayang.. Badan Mama mah nggak seksi Sayang..... Badan kamu tuh yang jauh lebih seksi... 
"Iiihh..... Mama... " Ucap Clara tersipu-sipu. Clara tahu jika dirinya seksi, dan ia tahu jika mungkin banyak diantara teman sebayanya yang sering membayangkan dirinya ketika onani. Tapi karena ajaran kedua orangtuanya, Clara harus berusaha untuk tetap bersikap rendah diri dalam segala hal. 

Namun hal itu ternyata jauh lebih susah daripada yang ia bayangkan. Karena setiap kali ada orang lain atau teman sebayanya yang melihat Clara dalam pakaian seksi, semakin besar juga semangat dirinya untuk dapat mempertontonkan tubuhnya lebih banyak lagi. 

"Mungkin Mama adalah seorang ekshibisionis...." Tebak Clara, "Dan mungkin aku juga memiliki sifat tukang pamer keseksian tubuh ini dari Mama..."

"Ehh... Ehhmmm...Ma.... " Panggil Clara.
'Yaaa...?" Jawab Citra disela kesibukan mencuci piringnya.
"Nggg.. Nggak jadi deh... " Ucap Clara yang kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.
"Kenapa sayang...?"
"Hihihi... Nggak apa-apa Maa... " Jawab Clara malu-malu. 
"Hmmm.. Oke..." Sahut Citra yang kembali sibuk membilas piring-piring kotornya.

"Ma.... Emang 'Begituan' itu enak banget ya...? " Celetuk Clara yang ternyata susah sekali menahan rasa penasarannya.

"Begituan...?" Tanya Citra yang lagi-lagi menghentikan aktifitasnya, "Maksud kamu...?"
"Yaaaa... Gitu... " Jawab Clara malu-malu, "Begituan Maaa... Nggg... Yang seperti Mama ama Papa lakuin barusan.... "
"Mmmmm... Ngewe maksud kamu sayang...?"
"Nggg..... Ngewe ya namanya... Iya... Maksud Clara.... Ngewe tuh enak nggak sih Maa...?" Tanya Clara lagi dengan muka yang agak memerah.

"Emangnya kenapa Sayang...?"
"Nggg.... Nggak kenapa-napa sih.... Soalnya Clara liat, Mama ama Papa sering banget buat ngelakuin hal itu...."

Sejenak, Clara menatap tajam kearah mata putrinya. Namun, tak lama kemudian, ibu dua anak itu tersenyum lebar.

"Ihhhhhsss.. Mama ga jelas deh.... Ditanyain malah ketawa-tawa sendiri..."
"Hehehe... Mama kaget aja sayang dengan pertanyaanmu..." Jawab Citra. 

"Jadi gimana Maa...? Rasanya enak apa nggak...?" Tanya Clara tak sabaran.
"Hmmm... Bingung juga Mama jawabnya Sayang...."
"Laah... Kok malah bingung Maa...?"
"Iya Sayang... Abisan rasa yang Mama alamin... Susah banget dijelasin dengan kata-kata.."
"Kok...?"

Tiba-tiba Citra meletakkan piring-pirring kotor yang sedang ia cuci, kemudia ia mengeringkan tangannya. Dengan senyum yang mengembang, Clara kembali menatap wajah putri kandungnya.

"Clara... Sayang... Kamu udah pernah menyentuh aurat tubuhmu belum...?" Tanya Citra
"Aurat..? Maksud Mama....?" Bingung Clara

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Citra kemudian meletakkan piring kotor kedalam tempat cuci piring dan segera membilas kedua tangannya. Lalu dengan cepat ia berjalan kemeja makan dan duduk disamping putrinya.

"Iya... Menyentuh tetek atau memekmu..."
"Mmmm... Udah pernah Mah... "
"Oke.. Kalo gitu... Apakah kamu udah pernah mempermainkan aurat tubuhmu itu belum...?"
"Nggg.... Mempermainkan gimana Mah...?"
"Jadi kamu belum pernah masturbasi sama sekali....?" Tanya Citra lagi.
"Kalo cuman pegang-pegang aja sih sering Maa... Cuman kalo masturbasi... Clara takut Maa...." 
"Laaah... Kok takut... ?"
"Takut keterusan...." Jawab gadis muda itu malu-malu.

Melihat kepolosan Clara, Citra pun segera melucuti semua kancing seragam sekolah Clara, dan membiarkannya terbuka bebas, memamerkan payudaranya yang membulat besar. 
"Ehh.... Mama mau apa...?" Tanya Clara bingung.
"Ssshhhh... Tenang Sayang... Kamu perhatikan aja ya...." Ucap Citra lagi yang kali ini segera mengangkat bagian bawah beha Clara, dan membuat gundukan daging itu melorot kebawah. Bergoyang kenyal dengan bebas.

Dengan sigap, Citra lalu meremas dan memilin puying payudara anaknya.
"Iiihhsss.... Maaa... Mama ngapain... Ihhhh.. Geli ah Maaa.... Geli...." Desah Clara sembari menatap Citra dengan pandangan bingung. 

Namun, tak disitu saja. Citra kemudian tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah payudara Clara dan menghisapnya perlahan..

"Cupp... Sluurrp... Cuup Cuuppp...." Hisapan dan kecupan mulut Citra segera mendarat di gundukan payudara Clara. Dan tanpa seijin Clara, Citra pun mulai menjilati puting payudara putrinya itu dengan buas. 
"Iiihh... Maaa... Geli Maa.. Geliiii... Ooohh... Mamaaaa...." Desah Clara sembari berusaha menjauhkan lidah Citra dari kedua payudaranya.

"Ssslluuurrppp... Nikmatin aja sayang.... Rasakan kegelian jilatan lidah Mama di tetek besarmu ini.... Sluurrpp.... Cup Cupppp...." 
"Ooohh...Mama... Geli Maaaa... Geli... " Erang Clara sembari berusaha menjauhkan wajah Citra dari payudaranya. Walau gadis remaja itu sudah sering mempermainkan organ sensitifnya, namun ia belum pernah merasakan permainan lidah dan jilatan dari orang lain. Dan karena rasa geli pada payudaranya terlalu kuat, tenaganya seolah hilang. dan tangannya menjadi tak bertenaga. 

Membuat Citra semakin brutal menjilati kedua payudara putrinya secara bergantian.
"Ooohh.. Ampun maaa.. Ampuunnn.... Geli banget tetek Clara Maaa... Ooohh.. Ampuuun..." Erang Clara lemas karena nikmat.

Mendengar ratapan dan erangan Clara, entah kenapa membuat birahi Citra mulai meluap-luap. Terlebih karena persetubuhannya barusan agak terganggu, semakin membuat Citra kalap, untuk menjadikan Clara sebagai sasaran gejolak birahinya. Dengan ganas, ibu kandung Clara itu terus-terusan menghisap dan menjilati puting payudaranya. Kedua tangannya pun tak henti-henti meremas dan memelintir daging besar kebanggaannya. Membuat rasa malu Clara seolah sirna, tergantikan dengan rasa nikmat yang amat sangat.

"Oooohhhh..... Maaa... Ampun Maaa.... Hentikaaaan.... Clara merasa geli bangeet...."
"Geli tapi enak khan sayang....? Sluuurrp.. Cup cup.. Sluuurp..."
"Ooohh... Enaaak..... Tapi... Ampun Maaaaaa..... Ampuunn.. Geli bangeertt.. Ooohh... Oohhh.... Ooohhh.. Ooohhsss.....Enaaaak Maaa....."

Sebuah perasaan aneh, tiba-tiba muncul dari dalam tubuh Clara. Perasaan yang sama sekali tak pernah ia rasakan sebelumnya. Antara rasa geli, gatal, enak, kesemutan, gemeteran, semua berkumpul menjadi satu. Berkumpul menjadi sebuah rasa panas yang perlahan, mulai menyebar ke seluruh syaraf tubuhnya. Menyebar dengan nikmat dari ujung payudara, hingga ke liang vaginanya. Menyebar cepat membawa getaran kenikmatan yang amat sangat. kenikmatan yang membuat dirinya seolah ingin.....

"Maaa.....Hentikan Maaa.... Aku mau pipis... Aku mau pipiss...." Jerit Clara dengan tubuh yang menggelijang-gelijang hebat. Matanya terpejam erat dan mulutnya menganga lebar. "Aku mau pipiiiisss Maaa.... Aaaakuuuu.. Maauu.. Oooohhh... Oooooohhhhhhhssss... Maaamaaaa...."

CREET CREET CREEEETCEEET CREEET....

Melihat tubuh Clara yang bergetar hebat, Citra buru-buru menghentikan segala aktfitasnya. Dengan kedua tangannya, wanita cantik itu segera mendekat tubuh Clara supaya tak terjatuh dari tempat duduknya. 

"Oohh.. Maa... Aku pipis Maa... Aku pipiiiisss...." Erang Clara tak henti-hentinya mengerang keenakan. "Geli banget Maaa... Gelii.. Oohh.. Anjriiitt.. Geli baaangeeettt.... Hhh.. Hhh.. Hhh..."

"Nikmatin aja Sayang.... Nikmatin sepuasmu....." Ucap Citra sambil tersenyum simpul, melihat putrinya yang sedang kelojotan karena orgasmenya barusan.
"Hhh... Hhhh... Hhhhh...." Sejenak, Clara mencoba mengatur nafasnya. "Hhh... Ada apa dengan tubuhku Maa...? Kok rasanya.... Hhhh... Hhhh...Hhh...."

"Minum dulu sayang.... Biarin kamu istirahatkan badanmu dulu...." Ucap Citra sambil menyodorkan segelas air putih, "Hehehe.. Masih terasa geli atau enak Sayang...?"
"Hhhhh.... Hhh... Masih geli Maa... Tapi iya... Sekaligus enak juga..." Jawab Clara, "Eh iya Ma... Maafin Clara ya Ma... Tadi Clara ngompol...."
"Hehehe.... Itu bukan ngompol Sayang.. Namanya orgasme... Dan kamu tadi baru saja mengalami orgasme...."
"Orgasme..." Sebut Clara lirih, seolah mencoba untuk mengingat-ingat. "Jadi orgasme tuh rasanya seperti itu ya Maa...?"
"Iya... Itu yang selalu Mama rasakan ketika Mama sedang ngewe dengan Papamu...."
"Kaya mau pipis gitu ya Maa..? Hihihihi...."
"Iya Sayang... Mirip.. Cuman yang keluar bukan air kencing... Melainkan lendir orgasmemu...."
"Ooowwhh.... Clara sering sih denger cerita cewe orgasme.... Cuman Clara nggak berani buat nyobainnya...."

"Nah... Kalau kamu udah ngerasain gimana rasa enaknya.... Bisa nggak kamu njelasin ke Mama... Kira-kira gimana rasanya....?"
"Nggggg... Gimana ya....?"

"YUP.... Itu yang ada di pikiran Mama ketika Mama sedang ngewe bersama papamu... Dan apa yang Mama rasain, nikmatnya berpuluh-puluh kali lipat daripada yang kamu rasain barusan Sayang..." Jelas Citra, "Karena... Mama ngerasainnya disini... " Ucap Citra sambil meraba vagina Clara yang gemuk, "Di memek...."
"Nnnggg... Jadi... Kalo misalnya besok Clara ngewe di... Memek.... Bakalan berasa jauh lebih enak ya Maa...?" "... Tanya Clara ragu

"Bener sekali sayang... " Jawab Citra sambil mengusap kening putrinya. "Cup... Anak Mama pintar sekali.... Cuman... Kamu jangan pernah sekalipun mencoba untuk ngewe sebelum kamu menikah ya sayang...."
"Iya Ma..."
"Baguuusss...."
"Yaaahhh... Kalo kamu pengen ngulangin nikmatnya orgasme... Kamu masih bisa masturbasi dikit-dikit laaaah.... Hihihi...."
"Masturbasi...? Emang nggak apa-apa Maa?"
"Laaahh... Emangnya kenapa...?" Tanya Citra sambil mulai membetulkan posisi payudara Clara. Memasukkan gundukan daging yang tubuh di dada putrinya ke dalam beha sekolahnya. "Nggak apa-apa kali Sayang... Mama aja dulu sering kali loh masturbasi kalo sedang.... Ummm... Pengen..." 
"Serius Maa... Mama dulu sering masturbasi...?"
"Hehehe.... Ga Mama aja Sayang.... Papa juga kadang ngelakuin masturbasi... Hihihi..."
"Masa Maa....? Papa juga....?"
"Iya.... Habisan.... Rasanya enak sekali... Hihihi..."

Mendengar penjelasan Citra, sejenak Clara berpikir keras.
"Kenapa Sayang...?" Tanya Citra heran.
"Pantesan.. " Desah Clara lirih.
"Pantesan apa sayang...?"
"Nnnggg.. Pantesan kakak suka banget begituan Maa..."
"Begituan....?"

"Iya Ma... Kak Ciello juga suka banget megang-megang.. Ngg.. Tititnya..."
"Haaah... ? Kok kamu bisa tau sayang...?"
"Tadi pagi Clara ngeliat sendiri Maa... Kakak ngocok-kocok tititnya didepan Clara...."

"Haaa.. ? Yang bener kamu sayang...?" Tanya Citra. Tiba-tiba hatinya merasa sedikit aneh ketika Clara menyebut nama Ciello. 

Entah kenapa Citra kembali mengingat-ingat sensasi yang ia rasakan ketika penis anak Ciello terselip diantara jepitan vaginanya. Ketika daging berurat Ciello menggesek-gesek celah sempitnya. Ketika semprotan sperma hangat Ciello membasahi bibir vaginanya.

"Iya Maa... Malahan... Nggg... Sperma kakak... Nnnngggg... Sampe muncrat-muncrat segala..."
"Serius...? Emangnya tadi kamu ngapain...? Kok kakakmu sampe muncrat-muncrat segala…?" 
"Clara tadi nggak ngapa-ngapain kok… Clara tadi cuman mandi aja…"
"Jadi tadi kakakmu mengocok tititnya sambil melihat tubuh telanjangmu...?"
"Nngg… Sepertinya begitu Maa…"

"Astaga sayaaang... Kenapa Ciello bisa ngocok didepan kamu ya...?" Heran Citra, "Kamu pasti ngegodain Kakakmu ya...? Sampai-sampai dia pengen....... Ya kamu taulah..."
"Enggak kok Maa... Kakak aja yang mungkin kegatelan… Dateng-dateng ke kamar mandi cuman pengen begitu..." Jelas Clara, "Mana diperutnya banyak banget bekas spermanya.... Sumpah Maaa... Kakak Ciello benar-benar jorok Maa..."

Mendengar penjelasan cerita Clara, mau tak mau membuat darah birahi Citra yang tak tersalurkan menjadi semakin mendidih. Terlebih jika mengingat tentang betapa kerasnya batang penis Ciello ketika menggeseki bibir vaginanya pagi tadi.

"Hmmmm.... Begini Clara... Kamu khan tahu... Kalo cowo seusia kakakmu memang sedang mengalami masa 'Suka-sukanya mengeksplorasi' tubuhnya...." Jelas Citra, "Terlebih... Uhmmm... Mereka sedang suka mempermainkan.... Tititnya.... Dan itu wajar sayang..."
"Ummmm.... Masa sih Maaa....?"

"Iya sayang..." Citra mengangguk, "Dan lagi.... Kakakmu itu punya..... Hmmmmm... Punya libido yang terlalu besar.... Sehingga ia harus selalu melepas segala tekanan di otaknya.... Yah... Mungkin supaya ia tak stress menunggu keputusan universitasnya sayang..." Jelas Citra panjang lebar.

"Pantesan... Sering banget Clara liat kakak sedang ngocok tititnya Maaa... Nggak pagi, siang, sore... kayaknya dia setiap saat pengennya ngocok-ngocok mulu Maa..." Ucap Clara berapi-api.
"Haa...? Tiap saat....? Kok Kamu bisa tahu sih Sayang... Emangnya kamu ngeliat apa ngintip sih sayang....?" Goda Citra.
"Nnnngg.... Hehehe... ngitip Ma..."
"Waaa... Nakal juga kamu yaaa....?"
"Habisan Clara khan penasaran ma ama suara-suara erangan dari kamar Kakak... Jadinya tadi Clara sedikit ngegodain Kakak Maa... Lucu banget deh.... Mukanya sampe melongo-melongo gitu...Hihihi...."
"Serius....?"
"Hiya Maa.... Clara pengen tahu aja.... Apa yang kakak Ciello bakal lakuin kalo dia ngeliat adeknya yang cantik dan semok ini bugil dan ngegodain didepan mata dia.."
"Dan.....?"
"Yaudah... Akhirnya Kakak ngocok tititnya Maa... Kenceng banget Ma Kak Ciello ngocok tititnya... Sampe-sampe kepala tititnya jadi berwarna merah gitu Maa.... Trus......."

"Udah udah udah... Stop Clara sayang.... " Potong Citra, "Udah... Besok-besok... Kamu jangan goda kakakmu seperti itu lagi ya..."
"Yaaaahhh.... kok gitu sih... Emang kenapa Maa...? Khan lucu..."
"Clara.... Kamu tahu khan betapa cantiknya dirimu...?" Tanya Citra, "Terlebih kamu saat ini punya bentuk badan seksi dan tetek yang besar, sama seperti Mama... Dan karena kelebihanmu itu, menurut Mama.... Tak adil buat kakakmu sayang... "

"Laaah... Nggak adil gimana Maaa...?"
"Ya nggak adil aja buat dia sayang.... Kamu enak... Bisa bersenang-senang dengan memamerkan keseksian tubuhmu.... Sementara Kakakmu...? Dia tak bisa membalas apa-apa... Palingan ya Kakakmu hanya bisa ngocok tititnya sampe muncrat... "

Mendengar penjelasan Mama Citra, Clara hanya bisa terdiam. Merenungi 'kekejaman' yang baru ia lakukan pada kakak kandungnya.

"Jadiii.... Kalaupun kamu menggoda kakakmu... Paling tidak, kamu juga harus ngebantu dia sayang..."
"Ngebantu...? Maksud Mama...?"
"Mmm... Yaaa... Kamu tahulah.... Ngebantu.... Kocokin titit kakakmu..."
"Serius Maa...?"
"Iya donk.... Khan kalo kamu nggak ngegodain kakakmu, dia nggak bakalan pengen onani seperti itu Sayang... Kasihan... Terlebih dia juga belom pernah pacaran..."

"Idih.. Ogah bangeeeet....Ngapain juga Adek harus ngebantu Kakak seperti itu...?"
"Shhh... Jangan egois ah... Atau kalau tidak, kamu harus minfa maaf ke kakakmu..."
"Minta maaf....?"
"Iya....Jangan buat dia tersiksa seperti itu lagi ya sayang..... " Nasehat Citra yang juga sepertinya menasehati diri sendiri. 
"Tapi khan.. Ma....??"

"Udah-udah... Mama mau nyuci piring dan baju dulu... Udah siang nih... Kamu juga harus cepet beresin kamar dan berangkat pergi kesekolah.. Nanti telat...." Jawab Citra sambil membawa tumpukan baju kotor dari dalam kamar ketempat cuci di halaman belakang.

Mendengar nasehat ibunya. Clara hanya bisa terdiam. Menatap tubuh ibunya dari belakang. Berharap jika seandainya Clara bisa menggunakan pakaian sebebas ibu kandungnya. Baik di rumah atau keluar rumah. Pasti seru sekali bisa mengenakan pakaian yang jarang sekali dapat menyembunyikan keseksian tubuhnya. Pasti seru sekali, bisa melihat reaksi kaget Papa, melihat putri kandungnya memamerkan kemolekan tubuhnya. 

Syukur-syukur jika Papanya juga bisa merasakan sensasi birahi yang terpancar dari diri Clara. Yang kemudian bermasturbasi sambil membayangkan tentang kemontokan tubuhnya.

"Ah sial... Baru ngebayangin Papa ngocok tititnya aja, bikin dada aku berdebar-bebar..." Rutuk Clara dalam hati sembari menyelesaikan sarapan paginya. 
"Oh tidak... Tenyata bukan itu aja... " Jawab Clara dalam hati "Walau hanya membayangkan saja... Memek aku udah membanjir basah.... "


Setelah selesai menyabuni tubuhnya, Ciello membilas tubuhnya dengan guyuran air shower. Segar. Membiarkan siraman air hujan buatan itu meluruhkan busa busa wangi dari tubuhnya. 

"Hai sayang.... " Ucap Citra menyapa dirinya dari pintu kamar mandi.
"Eh Mama... Ngagetin aja... " Ucap Ciello sambil terus membilas tubuhnya. Membiarkan ibu kandungnya itu dapat melihat seluruh tubuh telanjangnya. Setelah selesai, Ciello segera memutar kenop shower. Mematikan aliran air shower.

Sejenak, Citra menatap kagum kearah tubuh Ciello yang masih basah kuyup di depannya. Menatap dengan rasa bangga kearah tubuh tegap putranya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan kembali kearah selangkangan putranya. Kearah penis putranya yang lemas menjuntai. Terombang ambing seiring gerakan si empunya. Citra tahu jika apa yang ia lakukan adalah kurang pantas, Namun entah kenapa, ibu kandung Ciello itu terus menatap tajam kearah penis besar besar putranya itu lekat-lekat.

"Ciello sayang..." Panggil Citra.
"Yaa Maaa...?" Jawab Ciello
"Mama mau bicara....."

Mendengar kata 'bicara', Ciello segera menghentikan aktifitasnya. Ia tahu jika sepertinya ada sesuatu hal penting yang harus diobrolin.
"Nggg... Bicara apa ya Maa..?"

Citra melangkah masuk. Lalu mengambil handuk yang tersampir di gantungan baju. Ibu cantik dan seksi itu kemudian berjalan mendekat kearah putranya berada.

"Ciello... Sayang.... " Kata Citra membuka percakapan seriusnya. Tetap, sambil sesekali menatap tajam kearah penis Ciello, "Mama minta maaf ya nak... Mungkin tadi pagi Mama bertindak terlalu jauh padamu..."
"Hmmm... Ciello juga minta maaf Maa.. Ciello janji setelah ini ngga bakal malas-malasan lagi kok... Ciello ga bakal mengurung diri dikamar lagi..."

"Nggg... Bukan sayang... Bukan tentang itu... " Ucap Citra sambil menggelengkan kepalanya. 
"Lohh... ? Bukan ya...? Lalu tentang apa Maa.....?"
"Mama ingin minta maaf tentang kejadian yang tadi pagi sayang... Tentang titit kamu yang terselip di......."
"Owww.... Yang itu..."
"Maafin Mama ya sayang... Mama nggak ngira kalo tadi pagi kita bakal.... Mmmmm... "

"Oooowwhh.... Iya Ma.... Nggg.. Nggak apa-apa kok...." Potong Ciello buru-buru.
"Tapi... Tadi kamu nggak apa-apa khan sayang...?" Sambung Citra lagi.
"Maksud Mama...?"
"Tititmu... Nggg... Tititmu tadi sampai keluar mmm... Spermanya khan....?"
"Owww... Itu.... Kayaknya sih nggak apa-apa Maa..." Potong Ciello lagi.
"Beneran sayang.... Soalnya menurut Mama... Keluarnya kok agak kecepetan ya...?"

"Nggg.... Anu Maa..... Abisan... Ciello belom pernah ngerasain... Ngg.... Hal yang kaya tadi pagi Mama lakuin ke... Nggg... Titit aku..."
"Oooowww.... Kasian banget anak Mama. Ini.... " Jawab Citra sembari mengibaskan handuk Ciello dan mulai membantu putranya buat mengeringkan badan, "Nggak apa-apa sayang... Nggak usah khawatir... Nanti kalo saatnya tepat, kamu pasti bakal mahir ngatur kapan harus keluarin.. Mmmm... Spermamu...."

"Nggg.... Gitu ya Maa...?" Tanya Ciello malu-malu.
Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum simpul.

Berulang kali, Citra mengusap-usap kepala Ciello dengan handuk, mengusap telinga, wajah, leher hingga pundak dan dadanya. Kasih sayang Citra, membuat dirinya selalu memperlakukan Ciello bak anak yang masih berusia 5-6 tahun. Begitu pula dengan Ciello, remaja 18 tahun ini pun juga terus saja membiarkan ibu kandungnya yang semok itu mengeringkan tubuhnya. Membiarkan jemari lentik ibunya menggerayangi setiap jengkal tubuhnya.

Perlahan Citra lalu berjongkok. Bertumpu pada lututnya. Lalu terus mengeringkan tubuh bagian tengah putranya. Hingga tiba ke bagian tubuh kebanggaan Ciello yang masih menjuntai lemas. 

Sejenak, ada keraguan di dalam diri Citra. Antara mau tak mau menyentuh tubuh Ciello yang satu itu, namun karena darah birahinya yang tak terpuaskan tadi pagi, Citra pun sedikit memberanikan diri untuk kembali meneruskan aktifitasnya. 

Mengeringkan daerah di sekitar batang kelamin Ciello.

"Oh iya Sayang.... Mama barusan ngobrol dengan Clara... " Ucap Citra sambil melirik keatas, kearah wajah putranya yang ganteng. Mencari tahu apa reaksi yang ditunjukkan putranya ketika tangannya berputar-putar di sekeliling area batang penisnya tumbuh.

"Ngobrol ...? Nggg..... Ngobrol tentang apa Maa...?" Jawab Ciello dengan wajah yang tiba-tiba bingung. Melihat ibunya yang bermain-main di sekitaran batang penisnya. 
"Tentang apa yang kamu lakuin dihadapan Clara tadi pagi...." Pancing Citra.
"Nggg...Ciello nggak ngerti Maa... " Jawab Ciello sambil menatap tubuh ibunya yang hanya terbungkus dengan kain jubah tipis pendek. Yang sama sekali tak mampu menyembunyikan keseksian tubuhnya.

"Iya... Adik kamu... Clara bilang kalo tadi pagi kamu... " Citra menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, "Jadi begini sayang... Tadi Clara bilang.... Ia ngelihat kamu sedang ona... Mmmm.... Kamu tahu lah..." Sambung Citra sambil menggoyang-goyangkan tangannya. Memperlihatkan gerakan mengocok pada putranya.
"Ooowww...Itu.... Maaf Maa... Ciello.... Ciello nggak....." 
"Sssshh.... Iya iya... Udah....Nggak apa-apa Sayang... "
"Bener Maa....? "
"Iya Sayang.... Itu wajar kok buat remaja seusiamu... Kalau kamu sering ona....." Lagi-lagi Citra sejenak tak meneruskan kalimatnya, "Onani... Haah Sumpah deh... Susah sekali nyebut kata itu.... Onani..."
"Maaf Maa...."
"Kamu tak perlu merasa bersalah Sayang... Sekali lagi Mama bilang.... Itu hal yang sangat wajar... Hanya saja..."

Lagi-lagi, Citra menghentikan kalimatnya. Sekilas, ia menatap penis putranya yang mulai menegang karena usapan-usapan tangannya pada perut rata Ciello. Sebelum ia kembali menatap wajah Ciello lagi. 

Walau Citra belum mengusap penis Ciello, tetapi ia bisa memperkirakan apa yang terjadi pada batang penis putranya yang mulai tegang itu nanti.

"Hanya.....Kenapa Maa...?"
"Jangan ngelakuin hal itu diluar rumah ya Nak... " Nasehat Citra, "Mama khawatir aja kalo kamu nantinya bisa salah jalan..." Ucap Citra yang galau antara ingin memegang penis Ciello dengan kain handuk atau melewatinya. Karena ia dapat melihat jika kepala penis putranya yang mulai menampakkan diri dari balik kulit kulupnya.

"Merah sekali kepala tititmu Sayang...." Kata Citra dalam hati yang terus menatap kepala penis Ciello, "Kepala titit itu terlihat begitu menantang... Pasti mulai berkedut tegang... Karena dia sudah dua kali orgasme..." Batin Citra lagi.

"Nggak lah Maa... Cuman tadi Clara juga sih yang ngegodain... Jadinya yaaa... " Gantian, Ciello tak meneruskan kalimatnya. Ia hanya menatap ekspresi wajah Citra yang tepat berada di depan batang kebanggaannya yang mulai menegang keras. 

"Iya Sayang... Mama ngerti...." Jawab Citra sambil tersenyum.

Melihat Citra yang sama sekali tak marah dengan tingkah isengnya pada Clara, pikiran Ciello mulai iseng. Kenakalannya muncul. Dan sepertinya penis mesumnya pun tahu, karena tak lama kemudian, batang yang sudah terasa ngilu karena 2 kali orgasme itu, perlahan mulai menggembung lebih besar lagi. Terisi darah birahi yang semakin lama semakin tak terbendung.

"Tapi kadang... Ciello juga nggak kuat nahan godaan Clara Maa... Terlebih kalo Clara sedang bugil dihadapan Ciello...." Kata Ciello 
"Iya Sayang... Mama tahu jika Clara itu cantik dan seksi... Bahkan sepertinya... Clara juga terlalu cuek akan kemolekan tubuhnya...." Jelas Citra sambil terus mengelap lubang pusar Ciello sembari terus menatap penis putranya yang perlahan semakin mendongak keatas. "Mama harap... Kamu juga bisa menjaga diri ya... Kalau sedang berada dekat dekat dengan adikmu... Terlebih... Kamu tahu sendiri khan... Betapa jahilnya adikmu jika dekat dengan kakaknya...?"

"Nggg... Iya Maa..."
"Nah... Oleh karena itu.... Mama minta .... Supaya kamu nggak gampang tergoda dengan keseksian dan segala tingkah lakunya yang terkadang keterlaluan..."
"Ciello coba Maa..." 
"Bagus... Itu baru namanya anak Mama.... " Kata Citra yang dengan cuek, melewatkan daerah selangkangan Ciello dan langsung berpindah mengeringkan kakinya.

"Nggg Maa...?"
"Yaaa Sayang...?"
"Kok itu..."
"Itu apa ?"
"Ngg.... Titit Ciello nggak dihandukin... ?" Tanya Ciello memberanikan diri.

"Oooww...Kamu mau...??"
"Nggg... Kalo boleh sih Maa.... " Jawab Ciello dengan wajah yang memerah. Malu.

"Hmmm.... Dasar anak muda.... " Jawab Citra yang kemudian memberanikan diri untuk menatap terang-terangan kearah penis putranya. "Tititmu...Apa selalu keras begini Sayang...?"
"Nggg... I... Iya Maa... Terlebih kalo didekat Ciello ada wanita cantik..."
"Iiihhss... Kamu benar-benar mirip papamu ya sayang...."
"Mirip...?"
"Iya... Jago ngegombal..."

"Ah Mama.... Ciello mah serius... "Jawab Ciello malu-malu, "Jadi gimana Maa... ? Mau khan ngehandukin tit....."

Tanpa menjawab, Citra hanya menganggukkan kepala. Bibirnya tersenyum dan kemudian menjulurkan tangannya. Menyentuh batang penis putranya yang sudah begitu tegang. Citra sadar, jika Ciello yang sudah dua kali orgasme itu, pasti merasakan sakit yang luar biasa pada batang penisnya. 

"Tititmu.... Mmmm... Tititmu mirip punya Papa Sayang.... Besar..." Ucap Citra sambil membolak-balik batang penis Ciello. Matanya terus menatap tajam penis Ciello. Seolah sedang merekam setiap mili penampakan batang penis putranya itu.
"Beneran Maa...?" 
"Iya Sayang... Malahan... Mungkin titit ini... Sepertinya bakal jadi lebih besar lagi jika kamu sudah seusia Papamu... " Goda Citra
"Woooowww... Iya kali ya Maa..."
"Pasti istrimu besok bakal selalu terpuaskan ya Sayang...? Hihihi...." Candanya sambil menyelesaikan mengeringkan penis Ciello dengan handuk ditangannya.
"Hehehe... Ah... Mama bisa aja...."

"Eh iya Sayang.... Mama mau nanya..." Ucap Citra dengan nada santai.
"Kenapa Maa....?"
"Tentang kejadian yang kamu lakukan ketika sedang bersama Clara... "
"Nggg... Kenapa ya Maa...?

"Mmmm....Apa bener...? Tadi ketika kamu sedang... Hmmmm.... Onani... " Kata Citra mencoba mengatur kalimatnya tanpa harus membuat Ciello malu, "Apa benar... Mmm.... Kamu manggil-manggil nama Mama dan adikmu ketika kamu orgasme..? 

"Nggg..." Kaget Ciello mendengar pertanyaan Citra.
"Enggak enggak Sayang.... Mama nggak marah kok... Mama cuman heran kenapa kamu melakukan itu...? Terlebih adikmu itu khan baru kelas 2 SMP loh... Seharusnya sih... Nggak sepatutnya kamu melakukan hal itu didepan dia..."

"Kalo tentang itu Maa... Ciello....Nggg..." Bingung remaja tanggung itu.
"Emangnya apa yang membuatmu selalu sange seperti itu sih sayang...? Apa kamu selalu nonton video porno....?
"Nggg.. Sebenernya sih... Ciello....Nggg..."
"Iya...? Kamu kenapa Sayang....?

"Ciello memang selalu horny ketika melihat Mama ama Clara Maa.... Terlebih kalian berdua khan sering banget mengenakan sesuatu yang seksi.... Bahkan terkadang terlalu seksi..." Jelas Ciello.
"Oohh.. Gitu ya sayang.... ?"
"Maafin Ciello ya Maa... Mungkin jika Ciello punya cewe... Ciello bisa melepas semua penat yang ada dipikiranku Maa... "
"Penat gimana maksudmu...?"
"Ya penat yang ada di......" Jawab Ciello malu sambil melirik kearah penisnya yang sudah tegang menjulang tinggi. Kearah kepala penisnya yang menunjuk-nunjuk wajah ibunya.

"Ngewe maksud kamu...? " Tebak Citra langgsung.

Ciello kaget dengan kesimpulan mamanya. "Enggak Maa... Bukan begitu..."

"Sayang... " Ucap Citra menatap anaknya dalam-dalam, "Punya cewe... Atau tidak... Bukanlah menjadi sebuah alasan untuk bisa ngewe..... Justru karena kamu masih jomblo... Mama jadi bisa bersyukur..."
"Maksud Mama....?"
"Iya... Mama tak suka ya... Dengan ide pacaran seperti anak jaman sekarang.... Ketemu ... Salaman.... Kenalan.... Pacaran.... Trus ngewe..."
"Laaahh... Bukannya hal itu sekarang udah wajar Maa...?"
"Iya sih... Cuman Mama nggak pengen anak Mama yang ganteng ini... Yang punya titit besar ini... Jadi suka mainin perempuan... Baik dia pacar kamu atau bukan...." Nasehat Citra sembari mengusap kepala penis Ciello.

"Uuhhmmm.... Lalu... Ciello harus gimana Maa...?" Tanya Ciello bingung. Dengan penis yang sudah begitu tegang. Berdenyut menantang.

Melihat penis Ciello yang berkedut-kedut, Citra mengigit bibir bawahnya. Rupanya hawa birahinya yang tak tersalurkan tadi pagi, masih membuat dirinya horny. Ditambah lagi karena ulah iseng Mike yang hanya menggelitiki vagina gatalnya sebelum terputus kembali oleh teguran Clara. Sungguh kentang. 2 kali garukkan nikmat penis besar Mike sama sekali tak membuatnya merasa enak.

"Kalau misal... Mama bisa kasih kamu sedikit solusi... Apa kamu bisa pegang janji...?"
"Janji....?"
"Iya... Kamu harus janji ke Mama dahulu Sayang... "
"Nggg... Oke...."
"Kamu janji nggak bakalan bilang ke siapapun...?"
"Iya Maa.... Aku janji...."

Citra menarik nafasnya dalam-dalam. Sejenak ia bangkit dari posisi berlututnya dan buru-buru keluar. Memeriksa kearah sekitar pintu kamar mandi. Sebelum akhirnya ia kembali masuk kedalam.

Dengan wajah tegang, Citra lalu membuka ikatan tali jubah tidurnya. Dan membiarkan kain lemas itu menjuntai terbuka. Memamerkan seluruh payudara, perut, pusar, dan vagina gundulnya.

Mata Ciello mendadak melotot. Begitu lebar dengan mulut menganga. Ia tak pernah bermimpi sedikitpun mengenai kelakuan ibunya ini. Hari itu Ciello benar-benar merasa beruntung.

Dan Citra pun begitu menikmati ekspresi kaget putranya, yang begitu polos.

"Mama tahu Sayang... Untuk anak seusiamu... Memang susah sekali melawan rasa penasaran dan nafsu yang ada di pikiranmu... "Jelas Citra,"Terlebih melihat Mama dan Clara yang sering kali berkeliaran dirumah dengan segala keseksiannya.... Mama sadar... Kalo Mama juga turut punya salah... Membiarkan nafsu birahimu jadi tak terkontrol seperti ini... "
"Ngg... Jadi Mama...."
"Iya Sayang.... Jadi.. Kalau kamu pengen melepaskan nafsu birahimu... Sok aja sayang... Kamu bisa ngeliat tubuh telanjang Mama sepuasmu..."

"AASSSTTAAAGGGA... SERIUS MAAA...?" Jerit hati Ciello kegirangan. Hal ini benar-benar susah dipercaya. Ciello sampai-sampai tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. "Ini pasti hari keberuntungankuuu..."

"Beneran Maa...?" Tanya Ciello tak percaya.
"Iya Sayang... Kamu boleh melihat tubuh telanjang Mamamu ini sepuasmu..."
"Nggg... Tapi cuman ngeliat aja ya Maa...?" Tanya Ciello lagi.
"Mmm... Iya... "
"sebenernya sih... Kalo ngeliat aja... Mmmm... Itu nggak bakal bisa banyak ngebantu ngelepasin nafsu birahiku Maa..." Ucap Ciello, "Itu sama aja dengan lihat artis bokep di tivi..." 

"Gitu ya Sayang....? Trus yang bisa ngebantu kamu ngelepas birahimu... Seperti apa...?"
"Yaaahh... Kalau misalnya Ciello bisa minta lebih...." 
"Sepertiiiii.....?" Tanya Citra dengan nada menggoda.
"Mmm.. Pengennya sih... Bisa lebih jauh lagi.... Ma.... " Jawab Ciello sok jual mahal.
"Lebih jauh gimana sih.... Mama nggak ngerti...? Kasih tau Mama dong...."

"Nggg... " Tanpa menjawab pertanyaan Citra, Ciello buru-buru maju dan mendekat kearah ibunya. Lalu dengan semangat Ciello mengamit tangan mulus ibunya, dan tanpa meminta persetujuan Citra, Ciello mengarahkan telapak tangannya untuk menggenggam, batang penisnya yang sudah begitu keras. "Mungkin... Mama mau ngocokin titit Ciello Maa...?" Jawab remaja tanggung itu sembari menggerakkan tangan ibunya naik turun.

"Hmmm.... Jadi kalau Mama bantuin anak Mama ngocok tititnya... Itu bakal membuat nafsu anak Mama mereda...?" Tanya Citra gemas.
"Yaaa... Ku... Kurang lebih... Seperti itu Maa..." Tambah Ciello mencoba keberuntungannya.

"Ngocokin titit kamu yang gedhe ini...?"
"Iya Maaa... Bahkan kalu Mama mau... Mama boleh kok ngejilati titit Ciello juga..." Jawab Ciello penuh pengharapan.
"Hmmm...Dijilat ya...? Sampai keluar gitu ya...?" Sahut Citra sambi, terus mengocok-kocok pelan batang kejantanan putranya.
"Iya Maaa..." Angguk Ciello, "Mau ya Maaa... Pleeeaasseee...."
"Hihihi... Sepertinya ada yang udah ngga tahan nih..."

"Iya Maaaa.... Sshhh... Sumpah Maaa... Kocokan tangan Mama berasa enak sekali Maa.. " 
"Masa sih Sayang...?"
"Iya Maa... Apalagi kalo Mama mau ngejilatin titit Ciello... Pasti rasanya jauh lebih enak lagi..."
"Hmmmm... Gitu ya...? Tapi kayanya... Mulut Mama nggak bakalan muat deh Sayang.. Tititmu ini terlalu besar buat masuk ke mulut Mama..." Tolak Citra halus.
"Masa sih Maaa...? "
"Iya Sayang... Liat aja nih... Ditangan Mama aja batang tititmu terasa begitu penuh... Jari Mama aja sampai nggak bisa ngegenggem penuh ini batang... Besar sekali..."
"Nggg... Iya juga ya Maa..."

"Lagian... Sepertinya apa yang kita Lakukin sekarang... Udah terlalu jauh Deh Sayang...." Jawab Citra singkat. Namun terus mengocok penis Ciello dengan gerakan pelan. "Jadi... Sebaiknya kita nggak boleh nerusin perbuatan kita ini ya Sayang..."
"Yaah... Mama....." Ucap Ciello spontan. "Jadi Mama nggak mau nih Maaa..?"

"Hihihi... Jangan ya sayang... Seperti yang Mama bilang gasi... Mama hanya nawarin pemuas mata aja... "Jelas Citra lagi, "Memang sih... Apa yang Mama tawarkan tadi nggak ada bedanya dengan video porno yang sering kamu tonton ya...? Cuman bisa diliat tanpa bisa ngapa-ngapain lagi.... "
"I... Iya Maa... Percuma aja kalo Mama nggak bantuin Ciello buat ngasih enak... " Jawab Ciello tegang dengan mata penuh pengharapan. 

"Kalo gitu... Mama minta maaf deh... Kalau apa yang Mama tawarkan ke kamu... Nggak sesuai dengan apa yang kamu inginkan..." Ucap Citra sambil mengecup kening Ciello.

"Nggg... Gini aja deh Ma... Okelah... Kalaupun Mama nggak mau ngocokin titit Ciello... Tapi... Please Maa... Kali aja Ciello masih bisa.... Yaaah... Megang-megang badan seksi Mama sedikit aja Maaa...... Sampai Ciello bisa puasin rasa penasaran Ciello...."
"Badan Mama yang mana Sayang...?" 
"Nggg... Yang mana aja deh.... Tetek atau pantat mungkin...? Atau... Mmmmm... Memek Mama...?"
"Trus kalo kamu udah megang... Kira-kira kamu mau apain badan Mama itu...?"

"Yaaa.... Tetep Maa... Kali aja Ciello bisa ngajak Mama... Ngg... Sedikit ngerasain gimana rasanya buat... Nggg.... Tidur atau Ngewe bareng... Hehehe..."

"Astaga... Cielloooo...." Erang Citra. Yang tak mengira jika putranya bakal berkata sejujur itu.

"Otakmu bener-bener mesum Sayang... Mama Nggak ngira kalau kamu... Punya pikiran sejauh itu... Mama ini masih ibu kandungmu loh....." Ucap Citra yang kemudian melepas batang penis putranya yang sudah mengeluarkan precumnya,
"Eh..Ehhh... Ciello cuman becanda Maaa... Maksud Ciello bukan gitu Maa..." Potong Ciello berusaha meralat kalimatnya, "Maksud Ciello..."

"Udah-udah.... Sepertinya percakapan kita ini nggak bakalan nyambung Sayang... Mama nggak bisa ngelakuin hal itu... " Jawab Citra lagi.
"Yaaah Mamaaa... Bentaran aja deh Maaa.. Dikit lagi Ciello keluar kok..." Rengek putra Citra itu sambil meneruskan sendiri mengocok batang penisnya.
"Kayaknya enggak deh Sayang....."

"Lalu titit Ciello ini gimana kelanjutannya Maaa..? Masa Ciello kocok-kocok sendiri lagi..."
"Hihihi... Mungkin akan lebih baik seperti itu Sayang... Habisan.. Tadi Mama udah berbaik hati mau kasih liat tubuh Mama... Tapi. Ternyata... Kamu minta lebih..."
"Ayolah Maaa. Dikit aja...." Pinta Ciello sambil kembali mengamit telapak tangan ibunya. Namun ssegera ditepis Citra dengan pelan.
"Mungkin lain kali Sayang... Mama nggak ngira kalo niatan Mama buat ngebantuin kamu... Bakal menjadi sebuah pengharapan baru bagimu untuk menikmati tubuh Mama lebih jauh lagi...." Jelas Citra, " Mama benar-benar nggak ngira kalo pemikiranmu bakal jadi sejauh itu...."

"Yah Mamaa... Tapi tadi khan Mama bilang mau bantuin Ciello ngelepas ketegangan di pikiran Ciello... Mama udah lupa ya...?" Protes Ciello.
"Iya... Tapi Khan Mama juga bilang... Kamu bisa nikmatin tubuh Mama... Hanya sebatas pandangan matamu saja Sayang... Kamu boleh manfaatin ketelanjangan Mama kapanpun kamu mau... "
"Yah Mama... Nanggung Maa... Kalo nggak mau ngocok..... Isep aja juga boleh Maaa..." Rengek Ciello lagi, "Ya Maaa... Mau yaaa.... Ciello khan juga pengen banget ngerasain mulut Mama ketika sedang ngisep tit........"

"Sssttt... Sayang.... " Ucap Citra sembari menyentuh mulut Ciello dengan telunjuk tangannya. "Tubuh Mama... Hanya milik Papamu saja... Hanya papamu yang boleh menikmatinya... Mukut Mama... Tetek Mama... Pantat Mama...Memek Mama... Semua milik Papamu..." Jelas Citra sambil tersenyum.

"Tapi... Kalau kamu nggak bisa manfaatin tubuh telanjang Mama... Yaudah.. Mama balik ke dapur aja... " Kata Citra sambil kembali mengecup kening putranya kemudian buru-buru membungkuk dan mengambil jubah tidurnya yang teronggok di lantai. Tanpa basa-basi, wanita cantik itu lalu mengenakan jubah tipis itu sembari mengikat tali jubahya. 

"Maaf ya sayang... Mama belum bisa nurutin semua permintaan mesum kamu itu..." ucap Citra sebelum meninggalkan Ciello,.
"Yaudah yaa... Selamat menghayal aja kalo gitu... Hihihi..." Ucap Citra dengan nada menggoda sambil membalikkan badan. Meninggalkan Ciello beserta penisnya yang sudah sangat keras di dalam kamar mandi.

Sepeninggalan Citra, suasana tiba-tiba hening. Hanya terdengar tetesan air keran yang jetuh kelantai.

"Assstaaagaaaaaa... Tolooool sekali kamu Cielloooo.... Sumpah.,,.. Bodoh sekali kau Ciello.... Seharusnya kau terima saja tawaran Mamamu tadi..." Gerutu hati Ciello melihat kesempatan emasnya yang terbuang sia-sia. "Kapan lagi kamu bisa ngeliat tetek Mamamu yang super besar itu....? Kapan lagi kamu bisa ngeliat memek istri papapu yang muls itu... Toh hanya dengan ketelanjangan seperti itu... Kamu sudah bisa membuat tititmu orgasme berulangkali... Sumpah.. Kau bodoh sekali Ciello... Benar benar bodoooohh..."

Bingung. Remaja tanggung itu tak tahu lagi gimana cara terbaik untuk melepas rasa tegang yang kembali mengisi rongga pembuluh darah birahinya. Yang sudah berkumpul, memenuhi semua rongga di dalam penisnya.

"Mamaaaa.... Maafkan anakmu yang bodoh ini... " Ucap Ciello sambil Memulai kembali untuk mengocok penisnya kuat-kuat, sembari memejamkan mata. "Ohhh... Mama Citra... Mama binalkuuu... Maafin anakmu yang Benar benar bodoh ini..."


Dalam perjalanannya ke kantor, Mike tak mampu melepas sedikitpun pikirannya dari kejadian pagi tadi. Kejadian dimana ia melakukan persetubuhan dengan Citra di dapur. Walaupun tak sampai tuntas, namunhal itu benar-benar menegangkan. Terlebih ketika Clara menangkap basah perbuatan mesum mereka.

"Mesum... ? Itu bukan mesum... Citra itu istriku kok... Kenapa harus dikata mesum...?" Batin Mike sambil menginjak pedal rem mobilnya pelan. Hingga berhenti di bawah pohon rindang didekat halte bus.
"Memek Citra memang juara... " Tambah Mike lagi sembari terus memikirkan tentang vagina istrinya, "Dan memek Citra memang terlalu binal... Sayang sekali kalo seharipun tak ngentotin memek sempitnya..."

"Kamu memang orang paling beruntung sedunia Mike... " Ucap Rinto, rekan kerja Mike dikantor. "Aneh sih sebenernya... Wanita secantik dan seseksi Citra mau menerima lamaran lelaki mesum sepertimu... "
"Iya ya... Bener... Citra pasti kau kasih pelet ya... ? Sampe-sampe ia mau memilih suami mata keranjang seperti dirimu... " Sahut Dewo sambil terus menatap bingkai photo keluarga Mike yang ada ditangannya.
"Sumpah Mike... Bini dan anakmu seksi sekali Bro... Sumpah aku iri.. " Tambah Hendy yang tak henti-hentinya menggelengkan kepalanya.

Memang benar, tak sedikit rekan kerja Mike yang merasa begitu iri akan keberuntungan Mike dalam mendapatkan Citra sebagai istrinya. Terlebih ketika mereka melihat photo liburan keluarga Mike beberapa bulan kemarin. Dimana Ciello dan Clara sedang berada dipantai dan mengenakan pakaian supermini. Sebuah bikini two piece yang tak mampu menyembunyikan keseksian dan kemontokan tubuh sempurnanya.

"Anjrit... Memek Citra selalu terbayang diotak..." Gerutu Mike.

Sejenak. Mike merasa jika tegang di penisnya terasa begitu mengganggu. Dan Mike berpikir jika ia harus segera melepas gumpalan birahinya yang sudah terkumpul di pangkal penisnya. 

"Tak lucu khan... Jika orang kantor melihat batang penisku menonjol dari balik celana...." Gumam Mike. Iapun lalu melirik jam di dashboar mobilnya, "Masih ada waktu... Sepertinya aku bisa sedikit onani...."

Tanpa berpikir apa-apa, Mike segera membuka resleting celananya. Dan ia pun mengeluarkan penisnya yang sudah menegang. Mike memang tak pernah suka mengenakan celana dalam dibalik celana kerjanya. Begitupun dengan kaos dalam. Ia sama sekali tak suka mengenakan pakaian yang berlapis. Ia lebih suka melakukan 'ketelanjangan semu' dimuka umum.

Sambil mulai mengurut batang penisnya, kembali Mike mengingat-ingat tentang hal-hal gila yang sudah mereka lakukan selama ini. "Punya istri nakal.... Tapi kurang dinakali...." Gumam Mike sembari mengusap-usap kepala penisnya.

Memang, semenjak menikah dengan Citra, tak terhitung lagi jumlah kemesuman yang ia lakukan bersama. Bangun ditengah malam, hanya sekedar untuk menggenjot vagina Citra kuat-kuat hingga pagi. Atau bangun dipagi hari hanya untuk menumpahkan sperma dimulut, payudara atau di perut rampingnya.

Dan Mike tahu, jika Citra juga memiliki kegemaran yang serupa dalam bercinta. Karena ia tak pernah sekalipun menolaj permintaan Mike. Citra selalu meladenin semua permintaan anehnya dengan tanpa protes sedikitpun. Kapanpun. Dimanapun.

"Sepongannya maut...." Ucap Mike sembari mulai mengurut batang penisnya, "Ahhh.... Citra Agustina... Ia memang istri idaman setiap laki-laki didunia..."

Bahkan terkadang, jika Citra sedang terlalu lelah atau sedang menstruasi, Mike sengaja meminta Citra untuk menungging dan menyelipkan batang penisnya diantara bongkahan pantatnya. Lalu Mike mengggesek-gesekkan batang penisnya itu hingga ia orgasme.

"Seks anal... Oooohhh... Ciiittrraaa... Kapan ya kamu bakal mengabulkan permintaanku yang satu itu....? Itu adalah satu-satunya hal yang belum penah kuminta padanya...." Gerutu Mike. 

"Pantat bulat dengan lubang kecil ditengahnya... Ooohh.... Benar-benar menggoda untuk dapat aku sodok-sodok dengan batang besarku..." Renung Mike yang hingga detik ini ia tak pernah memiliki keberanian untuk mencoba hal tersebut. 

Jadi, seks anal dengan Citra hanya sebatas imajinasi semata, sebagai pelengkap ketika dirinya bermasturbasi.

TOK TOK TOK

Ketuk seseorang luar kaca jendela mobil Mike.

Hampir saja ayah Clara itu loncat dari tempat duduknya karena kaget. Buru-buru, ia menengok kesamping dengan rasa malu, mencari tahu siapa gerangan orang yang berani mengganggu kesenangan paginya. 
" Anjrit... Ada orang... " Ucap Mike panik, "Tapi Ehhhmm... Kaca mobilku khan pakai kaca film... Jadi nggak mungkinlah apa yang aku lakuin ini dapat terlihat dari luar... " Tambah Mike sambil mencoba menenangkan diri, sembari mengatur detak jantunganya.

Dengan tatapan yang masih waspada, Mike melirik kearah orang tersebut berada. "Sial... Ga keliatan... Cuman keliatan tonjolan teteknya.... " Ucap Mike yang kemudian menutup batang penisnya yang masih tegang dengan kemejanya, lalu menekan tombol jendela guna menurunkan kaca mobilnya. 

"Hai Ayah Clara.. " Jawab sosok yang berdiri disamping mobil Mike sambil membungkukkan badan. Ceria sekali suara itu. Benar-benar penuh semangat.
"Ee.. Ehhh... Karnia... " Jawab Mike.

Karnia Prameswari, adalah keponakannya. Ia merupakan anak dari Kakak Citra yang tinggal tak jauh dari rumah Mike tinggal. Karnia juga teman seangkatan Clara dari TK. Sepupu, teman main, teman nongkrong, teman curhat, sampai teman dalam hal apapun. Bahkan jika boleh dikata Karnia adalah partner in crime Clara dalam setiap kejahilannya. 

"Yup... Karnia adalah teman nakal Clara...." Ulang Mike dalam hati sembari mengingat sebuah kejahilan Karnia dan Clara beberapa waktu lalu, "Teman yang sangat nakal...."

***
"Siang Om... " Sapa Karnia ketika suatu Sabtu ia main kerumah Mike, "Claranya ada Om...?" Tambahnya lagi.
"Eh... Karnia.... Masuk-masuk...." Jawab Mike cuek sembari terus menonton tivi, " Claranya... Ada kok... Langsung aja keatas..." Tambahnya lagi tanpa melihat kearah Karnia.
"Hmmm.... Claranya dikamar Om....?" Tanya Karnia yang tahu jika ia dicuekin sambil melangkahkan kakinya kedepan Mike duduk. Dengan santai Karnia lalu berdiri diantara tivi dan Mike, sebelum akhirnya ia mengamit tangan Mike dan mencium tangan pamannya itu.

Merasa agak terganggu, mau tak mau Mike pun menatap sepupu Clara itu. "Iya sayang.... Kamu langsung naik...." Mendadak, kalimat Mike terpotong. Sepertinya ia terkejut melihat penampilan Karnia hari itu. Dengan hanya mengenakan dress tipis berwarna pink dengan bukaan payudara yang cukup rendah, Karnia terlihat begitu menggoda. Belum lagi dengan bawahan rok lipit super pendek yang memperlihatkan kejenjangan paha dan betisnya yang mulus. Benar-benar menggugah birahi Mike. Membuat batang penisnya mulai bereaksi, untuk segera membesar perlahan.

"Kenapa Om....?" Tanya Karnia yang mendapati jika penampilannya hari itu berhasil menarik perhatian ayah Clara.
"Eh nggak... Anuu... Clara.... Dia... Uuhmmm... Palingan Clara ada dikamarnya.... " Jawab Mike dengan tanpa mengedipkan matanya sedikitpun. Menatap dress tipis Karnia yang seolah tak mampu menyembunyikan tonjolan kecil yang tumbuh di gundukan payudaranya. Selain itu, rok lipit mininya yang hanya beberapa centi dibawah selangkangan, juga terlihat begitu menggoda. Tak mampu menutup sempurna celana dalam putih bergaris yang ia kenakan. 

"Eh iya... Tante Citra kemana Om...?" Tanya Karnia basa-basi,
"Nggg... Tante sedang kerumah temannya...."
"Ini tadi Mama Nia bawain makanan buat Om Mike..." Kata Karnia yang kemudian membungkuk di depan tivi dan mengambil sesuatu dari tas punggungnya. Karena roknya terlalu pendek, otomatis Mike dapat melihat paha, pantat, dan celana dalam Karnia dengan jelas.
"Makanan apa Sayang....?" Tanya Mike yang mau tak mau ikut menatap kemolekan kaki Karnia.
"Ini Om... Mpek-mpek...." Jawab Karnia yang kemudian meletakkan bungkusan box plastik di meja yang ada di depan tivi. Lagi-lagi, Karnia membungkukkan badannya, sengaja membuat Mike melihat belahan payudaranya yang mungil dari bukaan dress rendahnya. "Lumayan Omm.... Buat nemenin Om yang kesepian karena ditinggal istrinya... Hihihi..." Jawabnya sambil tersenyum puas karena berhasil membuat Mike terpana akan kemolekan tubuhnya.
"Uhhmmm... Yaa... Gitu deh...."
"Hmmm....Oke deh Ooom... Nia naik ke kamar Clara dulu yaa... " Jawab Karnia sambil berjalan pelan ke arah tangga. 

Walau Mike sering mendapati Karnia mengenakan pakaian berukuran mini ketika main kerumahnya, namun kali itu ia merasa jika Karnia sepertinya berbeda. 

"Karnia.... Hari ini kamu terlihat lebih montok dan seksi..." Gumam Mike dalam hati sembari membetulkan posisi penisnya yang mulai semakin keras.
"Hihihi... Kenapa Om...? Kok sepertinya tegang gitu...?" Celetuk Karnia yang ternyata mengetahui gelagat kikuk Mike dari atas tangga.
"Eh enggak... Nggak ada apa-apa kok... " Jawab Mike yang mengutuk dirinya karena tak menyadari posisi Karnia yang masih memperhatikan dirinya.

"Ooowww... Oke.... Nia ke kamar Clara dulu ya Om... Ucap Karnia basa-basi sembari terus tersenyum kearah Mike. "Eh iya Om... Kalo Om butuh apa-apa buat... Ummm... Meredakan ketegangan di badan... Pangil Nia aja yaaaa Om... Kali aja Nia bisa bantu Om selagi Tante Citra nggak ada dirumah... Hihihihi..." Celetuk Karnia sambil memamerkan deretan gigi putih dan jilatan bibir genitnya. Tak lama, gadis manis itupun segera berlari menaiki anak tangga dengan cepat, dan menghilang ke balik tembok.

"Haaaah....? Meredakan ketegangan....? Apa pula itu maksudnya...?" Heran Mike sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal. 

Sambil terus memperhatikan tayangan di tivi, Mike berusaha mengartikan kalimat Karnia barusan, hingga akhirnya, Mike merasa jika kalimat Karnia tersebut adalah sebuah kode.

"Anjritttt... Nggak mungkin.... Anak sekecil itu sudah tahu tentang...... Ah nggak mungkin..." Batin Mike berusaha positif dalam mengartikan kalimat Karnia barusan.
"Tapi... Anak jaman sekarang khan sudah jauh lebih pintar... Jauh lebih ngerti tentang segala hal mengenai hubungan.... "
"Ahh..... Nggak mungkin... Karnia anak baik-baik kok..."
"Eehh tapi... Kalo itu bukan kode... Kenapa Karnia tadi berpakaian seperti itu ya...? Sampai menanyakan Citra segala...?" 
"Ah... itu khan hal yang biasa...."
"Tapi... Kalau itu memang kode... Anjriiittt.... Sumpah... Nakal banget kamu Nia...?" 

***

Entah berapa kali Karnia selalu menggoda Mike dengan kenakalan-kenakalan seperti itu. Karena kejadian itu bukanlah satu-satunya kejadian dimana keponakan Mike itu memamerkan keseksian tubuhnya. Ketika mereka liburan kepantai, ketika Karnia numpang mandi, bahkan ketika sepupu anaknya itu menghabiskan liburan kenaikan kelas. Ia selalu bertinggak genit seperti itu.

"Belom berangkat kerja Om...?" Tanya Karnia membuyarkan lamunan Mike.
"Eh... Iya nih.... Kamu juga mau berangkat ke sekolah ya....?" Balas Mike yang sejenak lupa akan batang penisnya yang masih menjulang tinggi dan keluar dari resleting celananya.

"Iya Om... Lagi santai aja sambil jalan-jalan pagi..." Jawabnya sambil tersenyum, "Om udah lama disini....? Pasti nungguin Nia lewat ya...?" Tambahnya lagi sambil memilin-milin rambut cokelat panjangnya.
"Nungguin Nia... ? Hahaha... " Mike tertawa mendengar celetukan Karnia, "Enggak lah.... Om cuman ingin... Mmm....Menjernihkan pikiran sebentar...."
"Owwhh... Clara Mana Om....?" Tanya Karnia sembari menjulurkan kepalanya masuk kedalam kabin mobil dan mencari sepupunya, "Dia nggak bareng Om...? ASTAG....."

Seketika, mata Karnia melotot. Alih-alih melihat Clara ada didalam mobil, gadis kelas 2 SMP itu malah mendapati kepala penis Mike yang menjulang tinggi tak tertutup kemeja kerjanya. 

Dalam hitungan detik, Karnia merasa jika wajah, leher dan tubuhnya memanas. Malu sekaligus penasaran dengan apa yang terpampang jelas di depan kedua matanya.

Memang semenjak kecil, Karnia memiliki rasa ketertarikan dengan ayah Clara ini, dan oleh karenanya ia pun sering berfantasi jorok dengannya.

"ASTAGA.... Oomm..." Celetuk Karnia sembari menutup mulutnya.
"Eh....? Kenapa...?" Jawab Mike bingung.
"I... Itunya... Kontol Om... Keliatan... " Jawab Karnia sembari malu-malu menunjuk kearah penis yang tumbuh di selangkangan Mike.
"Eh... Ya ampuuun... Maaf Nia..." 
"Nggg... Astaga Om..."
"Sumpah...Maaf... Om nggak sengaja.... Om cuman..."
"Nnnngg.... Nggak apa-apa kok Om... Cuman.. Om sedang ngapain sih....? Astaga... Nia bener-bener nggak percaya udah ngelihat..... Ohhh... Asstaga Ommm...."

Melihat kejantanan pria yang ia kagumi, terpampang didepan mata, membuat Karnia mendadak lemas. pikirannya seketika melayang jauh. 

"Kontol Om Mike... " Batin Karnia sambil membayangkan kebenaran cerita-cerita yang sering ia dengar dari mulut Clara. "Memang besar sekali.... Benar benar besar sekali....." Tambah Karnia kagum. 

Walau hanya melihat dalam sekelebatan mata, Karnia dapat merekam setiap jengkal penis yang ia kagumi itu. "Kepala kontolnya berwarna cokelat, dengan mulut penis yang mengkilat penuh dengan lendir.... Batangnya penuh dengan urat kecil-kecil yang menonjol disekujur batangnya.... Dan rambut jembutnya yang lebat... Uuuuhhh... Benar-benar kontol yang jantan..." Batin Karnia sembari terus mengulang-ulang rekaman penis Mike di otaknya.

"Tapi... Apa itu yang ada di leher kontol Om Mike ya...? Seperti lendir busa berwarna keputih-putihan...?"

"Karnia...? Kamu kenapa sayang...? Nia...?" Tanya Mike sembari melambai-lambaikan tangan kewajah gadis remaja itu,"Karnia...?"

Melihat kecemasan diwajah pria yang ia kagumi, ditambah melihat penis yang selalu ia mimpikan, mendadak Karnia merasakan sebuah rasa aneh didada. Ia merasa jika rasa yang sudah tak pernah ia rasakan tiba-tiba datang kembali. Dan membuat kedua kakinya mendadak lemas.

"Kamu nggak apa-apa Sayang...?"
"Nggg... Iya Om.. Nia nggak kenapa-napa kok...." Bohong Karnia sembari berpegangan pada pintu mobil Mike.
"Kok kamu keliatan lemas gitu sih....? Yuk Om anter kamu sampai sekolah...." 

"Nggg... Dianter Om Mike....?" Sejenak gadis cantik itu ragu. Untuk memutuskan jalan kaki sepanjang sisa perjalannya kesekolah. Atau ikut bersama ayah Clara yang sepertinya, agak sedikit mesum itu.

Mike tahu, dari gelagat Karnia, gadis muda ini memikiki rasa ketertarikan dengannya. Dan sepertinya Karnia juga sudah cukup dewasa untuk bisa diajak sedikit bersenang senang dengannya.

"Ngg... Beneran nggak ngerepotin nih Om...?" Tanya Karnia yang berusaha tak melirik kepala penis Mike yang masih tak tertutup kemeja kerjanya itu.
"Iya... Ayo... Sini masuk...." Kata Mike sembari membukakan pintu mobilnya.

Dengan malu-malu, Karnia pun masuk dan duduk disamping Mike. Dengan canggung, karnia meletakkan tas punggungnya di lantai mobil.

"Nggg.... Maaf Om... Karnia nggak tahu kalo Om tadi sedang... Nggg...." Ucap Karnia lirih.
"Mmm..... Nia... Om bisa cerita sedikit rahasia Om nggak...?"

"Rahasia...?" Dada Karnia mendadak berdetak begitu kencang, sampai-sampai getaran jantungnya terlihat di baju seragam tipisnya, "Nggg.... Sepertinya bisa Om..."

"Kamu tadi tahu nggak...? Om sedang ngelakuin apa...?"
"Ngg... Apa ya Om... " Tanya Karnia yang mau tak mau melirik kembali kearah penis Mike yang masih keras itu.
"Jangan kaget ya...." 
Karnia tak menjawab, ia hanya mengangguk pelan sembari terus melirik kearah penis Mike 

"Tadi....Om... Sedang onani..." Jawab Mike.
"Apa Om... Onani...?"
"Iya sayang.... Om kadang suka onani disini..."

Mata Karnia melotot. Mulutnya menganga.Dan mukanya kembali memerah. 

"Maaf ya Nia.... Kalo mungkin perkataan Om tadi membuat kamu jadi nggak enak..."
"Ngg iya Om.. Nggak apa-apa kok... " Jawab Karnia sambil menarik nafas panjang, berusaha menenangkan diri, "Ngg.... Emang bisa Om...? Maksud Karnia... Disini khan ramai...? 

Lagi lagi, Karnia melirik kearah penis Mike, "Astaga itu kontoooollll... Besar sekali.... Ayo deee... Julurkan tanganmu... Sentuh kontol Om Mike..." Jerit batin Karnia.

"Hahaha.... Bisa dong....Nah buktinya tadi khan Om sedang onani...." Jawab Mike sambil tersenyum.
" Kok Om nekat banget sih...? Ngocok-kocok.... Ummm.... Ditempat umum gini....? Kalo keliatan orang gimana Om...?"
"Kalo keliatan... Ya diajak aja sekalian.... Hahahaha...." Canda Mike.
"Ihh.. Si Om mah malah becandaan mulu.... Trus apa enaknya Om...? Bukannya Om dan tante Citra sering... Ummm... Begituan...?" Tanya Karnia, "Emang masih kurang ya Om...?"
"Hahaha... Polos sekali kamu Nia.. Enggak bukan kurang... Tante Citra sih sudah benar-benar mampu memuaskan Om... Cuman... Yah gitu... Kadang Om aja yang nggak bisa menahan nafsu Om..."
"Emang...Semalam nggak dikasih ya Om..?" Selidik Karnia.
"Hahaha.. Dikasih kok... Dua kali malah... Cuman tadi sebelum Om berangkat... Ada sedikit gangguan dari Clara... Yang akhirnya membuat Om jadi... Yah nanggung begini..."

"Ummm.. Gitu ya Om... Iya sih... Nia juga ngerti rasanya kalo sedang nanggung... " Jawabnya sambil manggut-manggut, "Cuman Om... Emmmm... Bukannya... Kalo sedang nanggung gitu... Rasanya khan nggak enak banget Om... ?"
"Nahh... Tuh kamu tahu.... Maka dari itu... Kalo Om merasa agak-agak... Eemm... Kurang puas... Om sering kesini.... Ngelihat cewe-cewe kampus dan kantoran yang berpakaian seksi buat bahan... Hmmm... Kamu tahulah..."
"Nggg.... Begitu toohh... "

"Eh... Tapi sorry ya Nia... Kalo Om malah jadi curhat ama kamu..."
"Ah nggak apa- apa kali Om... Nia juga udah sering kok jadi tempat curhat temen temen Nia..."

"Bagus... Jadi Om nggak perlu khawatir khan ya...? Kalau-kalau kamu bakal bocorin rahasia Om ini.. ?"
"Iya Om... Tenang aja....Rahasia Om pasti aman kok di mulut Karnia...." Jawab Karnia sambil memperagakan mengunci mulutnya rapat-rapat,"Jadi Om... Uummmm... Karnia perlu tinggalin Om nggak...? Biar Om bisa nerusin... Nggg.. " Tambah Karnia sambil memperagakan tangannya naik turun, seperti sedang beronani.

"Ohh... Nggak perlu Sayang... Nggak apa-apa kok kalo Nia masih mau disini..." Sergah Mike.
"Beneran nih Om..?"
"Iya... Malah... Sekarang Om berpikir... Gimana kalo seumpama... Kamu bisa bantu Om buat..."
"Buat apa ya Omm...?" Tanya Karnia sambil tersenyum genit.
"Yaaah... Kali aja... Karnia mau... Ngg.... Ini...Usap-usap titit Om dikit...?" 
"Usap-usap...?"
"Iya Sayang.... Yah... Biar Om cepet selesai...."

Karnia mengangguk. Ia tak mengira jika apa yang sering ia bayangkan selama ini terjadi pagi itu. 

"Beneran kamu mau Sayang...?" Tanya Mike seolah tak percaya.
"Iya Om.... Apa sih yang nggak buat Om Mike...?" Jawab Karnia sambil terus menatap penis besar Mike.
"WOW... Siplah kalo begitu..." Ucap Mike yang kemudian buru-buru melonggarkan ikat pinggangnya dan menurunkan celana kerjanya hingga lutut paha. Membuat penisnya semakin bebas mencuat tanpa terhalang apapun. "Eh tapi.... Mmmm... Apa kamu .. Pernah melihat atau menyentuh titit sebelumnya...?" Tanya Mike.

"Ummm... Kalo nyentuh titit sih.... Nia udah jarang Om... "
"Loh...? Terus...? Kamu belum pernah nyentuh titit sebelumnya...?"
"Mmmm... Iya Om... Terakhir Nia pegang titit tuh kira-kira 3-4 tahun lalu Om..."
"Oooww... Jadi kalo gitu kamu belum pernah ngocokin titit ya Sayang...?"
"Hmmm... Kalo ngocokin titit sih belum pernah Om... Nia lebih sering ngocokin kontol..."
"Haah...?" Heran Mike.

"Hihihi....Iya Om... Kalo ngocokin kontol... Nia mah sering banget Om.... Tapi titit Nia belum pernah... Masa Nia mau ngocokin barang punya anak kecil Om...? Hihihi...."
"Astaga....Hahahaha... Kamu pinter sekali sayang... Iya.. Titit memang buat anak kecil"
"Hihihi... Bener khan Om... ?" Kata Karnia yang kemudian tanpa bertanya, segera menjulurkan tangannya dan meraih batang penis Mike. "Kalo ini mah namanya kontol Om... Kontol yang... Nggg... Besar sekali Om..."

"WOW... Tangan kecilmu terlihat seksi sekali Nia... Om suka sekali caramu memperlakukan titit... Ehmmm... Kontol Om... Sini Sayang... Lebih mendekat lagi...."

Karnia menatap penis Mike dengan tatapan sayu, tatapan dimana rasa kagum menyelimuti hatinya. "Makasih Om..." Jawabnya lirih. Sambil malu-malu, Karnia celingukan mencari tahu kondisi disekitar mobil, sebelum kemudian ia menggeser duduknya hingga menghadap kearah Mike. 

"Santai aja Sayang.... Mobil Om aman kok... Kacanya gelap... Jadi apa yang kita lakuin nggak mungkin bisa kelihatan dari luar...." Erang Mike seiring gerakan jemari mungil Karnia ketika menggenggam gemas batang besarnya. Dan perlahan, Karnia pun mulai menggerakkan tangannya naik turun dengan lembut sembari sesekali meremas lembut buah zakar Mike.

"Cara kocokanku benar nggak Om...?"
"Ohhh... Nia....Kamu pintar sekali Sayang..." Ucap Mike dengan nada berat. Tubuhnya merinding dan sesekali menggelijang nikmat.
"Enak Om...?"
"Ooohh.... Iya... Enak banget sayang... Shhhh.... " Ucap Mike yang merasa jika gelombang orgasmenya semakin mendekat. Tapi ia tak mau untuk cepat-cepat keluar. Ia harus bisa membuat Karnia lebih terbiasa dan lebih dekat kepadanya. Tentu, supaya ia bisa menikmati tubuh ranum keponakannya itu lebih jauh lagi.

"Om sama sekali nggak nyangka loh.... Kalo kamu tuh ternyata pinter sekali ngocok titit..." Puji Mike sembari mengusap rambut coklat Karnia.
"Kontol Om... Bukan titit... " Koreksi Karnia.
"Eh iya.. Kontol... " Ujar Mike, "Kamu pasti sering banget ya mbantuin cowo-cowomu buat ngocokin kontol mereka seperti ini...?"
"Mmmm... Ga sering sih... Palingan yah... Seminggu 5-6 kali... "
"Waaaah... Busyeeettt.... Itumah hampir sehari sekali Nia....".
"Ehh iya ya Om... ? Hihihi....Habisan cowo Nia pada iseng-iseng sih..."
"Pada iseng-iseng...? Emang cowokmu ada berapa...?"
"Hihihi... Berapa ya? Ada empat kali Om..."
"Sssh....Haaah... Empat....?" Gelijang Mike, "Banyak juga yak...?" 
"Ah.... Biasa aja deh Om.... Hihihi....CUP CUP..." Jawab Karnia genit sembari memajukan tubuhnya kearah selangkangan Mike dan mengecup kepala penis Mike sambil menyeruput cairan precum yang keluar dari ujung mulut penisnya.

"Uuuuhhh.... Niaaa.... Ssshh...." Erang Mike keenakan, " Eh iya.... Sebelum ini.... Kamu udah pernah masturbasi belum Sayang...?" Tambahnya lagi sambil mulai merabai paha kanan Karnia.
"Hmmm.... Udah Om..." Jawab Karnia sembari terus mengocok penis besar Mike, " Kalo orgasme mah Nia udah sering.... Hihihi..... " Jelas Karnia yang kemudian menggesek-gesekkan kepala penis Mike pada bulu-bulu lidahnya yang kasar.
"Ssshh....Ooohh....Bagus.... Ohhhmmm.... Kalo orgasme...?" Perlahan, jemari Mike semakin naik keatas, kearah paha dalam sepupu Clara itu. Mengusap paha mulusnya hingga menyentuh gundukan vagina Karnia yang masih terbungkus oleh celana dalamnya.

"Nggg... Masturbasi....?" Jawab Karnia kaget. Ia tak menyangka jika ayah Clara itu begitu nakal sekaligus membuatnya penasaran. " Itu juga udah Om..." Tambah Karnia yang kemudian membuka lebar kedua pahanya, mempersilakan tangan jahil Mike semakin masuk kedalam roknya.
"Kalooo....." Mike sengaja tak meneruskan kalimatnya, ia hanya menunjukkan simbol jempol terjepit di sela-sela telunjuk dan dari tengah.
"Hmmm.... Ngentot maksud Om....?"
"Woow.... Vulgar sekali kata-katamu Sayang.... Hahaha...." Tawa Mike, "Iya ngentot...."
"Hihihi... Kalo ngentot sihhh... Belom Om.... " Jawab Karnia yang kemudian memelintir buah zakar Mike, membuat ayah Clara itu meringis-meringis ngilu...
"Uuuuhhh....Ssshh..... Jadi kamu masih perawan dong....?"
"Nggak juga sih Om.... Khan memek Nia udah diperawani ama jari-jari ini... Hihihi.... "

"Hahaha... Kamu tuh.... Nakal banget ya....?" Puji Mike sembari mulai meraba-rabai vagina Karnia dari luar celana dalamnya, "Kalo belom pernah begituan.... Trus cowo-cowomu gimana....? Apa mereka nggak pengen minta "
"Pengen semua sih... " Jawab Karnia yang tiba-tiba menampakkan wajah muram, "Cuman khan... Nia nggak mau ngasih memek Nia buat cowo-cowo kaya mereka Om... "
"Loh... Emangnya mereka kenapa....? Khan kalian bisa sama-sama enak....?"
"Mmm... Sama-sama enak..? Hmmm....Nggak juga sih Om...." Jawab Karnia sembari menghentikan kocokan tangannya, "Udah ah Om... Gausah ngebahas cowo-cowo Nia Om... Nia jadi malu..."

"Hehehe... Oke oke deeeeh.... Om nggak bakal nanyain lagi tentang mereka... " Jawab Mike buru-buru meralat kalimatnya, "Tapi hebat juga ya kamu Sayang... Bisa nahan diri buat nggak ngentot... Hehehe...."
"Sebenernya sih Nia....Nggg.. Pengen Om... Cumaaan... Mungkin pake jari aja dulu kali ya... Hihihi...."

"Wooww.... Nahan diri dulu ya....Hebat juga kamu Nia... " Puji Mike lagi, "Eh iya...kalo kamu sering ngocok kontol... Berarti Uhhmmm... Ssshh.... Kamu tahu dong kalo kontol cowo ketika keluar itu seperti apa...?" Tanya Mike yang tiba-tiba gelisah.
Karnia mengangguk. "Muncratin pejuh Om.. Bener khan...?"
"Iyak... Bener banget... " Jawab Mike sambil mencari-cari tissu di dashboard mobil, "Uhh... Uhh... Dimana ya...?"
"Cari apaan Om..?"
"Ooohh... Om cari tissu sayang... Sepertinya sebentar lagi Om bakal keluar... Ohhh.... Enak banget kocokan jemarimu Nia..."
"Mmm... Om mau keluar ya Om..?" 
"Shhh... Iya Sayang... Cuman kayanya tissu Om abis... Dan Om bingung mau muntahin pejuh Om dimana ya....? Mana Om ga bawa baju ganti..." Gerutu Mike yang masih kebingungan mencari pengganti tissunya.

"Mmmm.... Om mau nggak...? Buang pejuh Om di mulut Nia...? Biar pejuh Om ga muncrat kemana-mana...?" 
"Ahhh yang bener Sayang....? 

Karnia mengangguk sembari terus menjilati dan menggesekkan batang penis Mike ke bulu lidahnya yang kasar. Membuat ayah Clara itu semakin menggelijang keenakan.

"Emang.... Emang nggak apa-apa Nia...?"
"Iya Om... Itu kalo... Uhhhmmm... Kalo Om mau sih..."
"Waahhh.... Mau banget sayang... Om mau banget..." Girang Mike.

Tanpa mengucap kalimat apapun, Karnia segera membungkukkan tubuhnya kearah selangkangan Mike lebih jauh lagi. Dan tanpa diperintah, gadis remaja itupun membuka mulutnya lalu mencaplok kepala penis dan batang penis ayah sepupunya itu dalam-dalam.

"HAP.... Nyam nyam... Sluuurrpp...."
"Oohhh... Deepthroaaaaat.... Om suka sekali Sayaaang.... Ooohhh...."
" Sluuurrrppp... Gaag Gaag....Nyam nyam... Sluuurrpp....." 
"Oooohhh.... Suumpaaah...Hangat sekali mulutmu Sayang... " Ucap Mike sembari memegang belakang kepala Karnia dan menekannya lebih jauh kearah selangkangannya.
"Ooohh...Heelan-helan Om... " Protes Karnia.

Namun, karena Mike sepertinya sudah tak mampu menunda lagi kedatangan gelombang orgasmenya, ia semakin membenamkan kepala Karnia lebih dalam lagi. 

"Helan Ooommm.... GAAG... Gaag gaag gaag..." Celoteh mulut Karnia.

Merasakan kenikmatan oral seks dengan gadis muda, membuat orgasme Mike segera datang. Dengan sambil memejamkan mata, ayah Clara itupun mulai mengerang-erang keenakan. 
"Ohh Nia... Om mau keluar ya Sayang... Buka mulutmu lebar-lebar nak.... Buka yang lebaaar...."
"Aaaaahhhhh.... " Karnia segera membuka mulutnya lebar lebar dan melonggarkan otot tenggorokannya. Sebisa mungkin, gadis muda ini berusaha untuk dapat membungkus batang penis Mike ketika ia orgasme.

Namun ketika Mike akan mengeluarkan gelombang orgasmenya, tiba-tiba handphone Karnia berbunyi nyaring. Melantunkan music instrumental yang membuyarkan konsentrasi Mike. Buru-buru, Karnia mengeluarkan handphone itu dari saku bajunya dengan susah payah.
"Sllluuurrrpp... Hclara nih Om.... " Ucap Karnia sambil memperlihatkan siapa penelpon itu.

"Aaahh... Claaraaaa.... Nggak dirumah... Nggak dijalan.... Ngeganggu Papanya seneng-seneng aja...." Gerutu Mike begitu melihat photo putrinya di handphone Karnia. "Udah-udah.... Nggak usah diangkat Nia... Biarin aja...." Jawab Mike yang kemudian meminta keponakannya itu meneruskan seks oralnya. 

"Tapi.. Kalo nggak diangkat... Clara pasti bakalan telpon terus Om...." Jawab Karnia sembari terus mengurut penis Mike dengan satu tangan.
"Hmmm.. Iya juga sih..." Jawab Mike mengiyakan kebiasaan putrinya ,"Yaudah deh... Terserah kamu..."

Tiba-tiba, Karnia meneruskan mengoral penis Mike kuat-kuat, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Sebelum kemudian, keponakan Mike itu menekan tombol 'answer', menjawab telephone putri Mike.
"Uuuhh... Sayaaaanggg.... Niaaa... Enak bangeet...."

"Halloo...? Nia....? Hallooo....?" Suara cempreng Clara langsung terdengar nyaring memecah suasana mesum dalam mobil Mike, "Nia... Itu suara siapa....? Hallooo Nia....? Kamu dimana....? Hallo...?"

Alih-alih menjawab pertanyaan sepupunya, Karnia malah mengoral penis Mike lebih hebat lagi. Membuat ayah Clara itu semakin kelojotan.
"Sluuuppp... Cup... Cupp... Sluuurrpp.... Muaah...." Jawab Karnia dengan suara basah lidahnya menyapu kepala penis Mike sembari menepuk-tepukkan batang besar itu pada mulutnya. "PUK PUK PUK...."
"Ssshhhttt... Nia... Ada Clara loh... Nanti kedengeran...." Bisik Mike sembari mencoba menahan perlakuan nakal keponakannya.
"Hihihi... Biarin aja Om.... Udah gedhe ini.... " Jawab Karnia, tak mempedulikan protes Mike.

"Hallooo... Nia.... Jawab dong...." Panggil Clara lagi 
"PUK PUK PUK.... Sluuuppp... Cup... Sluuurrpp.... Muaah...."
"Iiiihhh.... Nia.... Kamu sedang apa sihh...? Kok suaranya basah-basah gitu....? Hallooo....? Niaaa....?"

Mendengar celotehan putrinya selagi mendapatkan oral seks dari keponakannya, membuat gelombang orgasme Mike tiba-tiba tak tertahankan lagi. Buru-buru ayah Clara itu kembali merogoh kedalam selangkangan Karnia dan merabai vaginanya.
"Oooh... Om... " Desah Karnia sembari terus menjilati penis Mike.
"Kamu udah becek ya Sayang...?" 

"Hallloooo....? Becek becek apaan sih....? Karnia... Kalian sedang apa....?" Celoteh Clara tak habis-habisnya. 

"Sayang... Om boleh minta celana dalam kamu nggak...?" Bisik Mike sambil menarik-narik celana dalam Karnia.
"Buat apa Om...?"
"Om pengen nyium aroma memek yang nempel dicelana dalammu Sayang... Boleh ya....?"

"Karnia... Jawab telponku dooonk.... Karnia...?"

Tanpa berkata apa-apa lagi, Karnia segera menaikkan kakinya, melepas celana dalam nyayang sudah basah karena lendir vaginanya. Lalu ia pun menyerahkan pada ayah Clara.

"Makasih sayang..." Jawab Mike yang buru-buru mendekatkan celana dalam Karnia kehidungnya. Lalu ia memegang kepala belakang Karnia dan kembali menekan dalam-dalam kearah selangkangannya.

" GAAG... GAAAG.... GAAG... GAAAG...." Suara kocokan tenggorokan Karnia pada penis Mike.
"Hallooo....? Niaaa...? Kamu nggak sedang bersetub....? Astaagaa......." Gerutu Clara yang tiba-tiba diam. 
" GAAG... GAAAG.... GAAG... GAAAG...." 

".... Ooohh... Nia.... Ooohh..... Om keluar Nia Sayang... OM KELUAARRR.... Ooohh.... Ooohh.... Ooohh.... Om KEEELUAAARRRR....... Om keluar Nia Saaayaaaangggg...... " Erang Mike sembari menekan kepala Karnia dalam-dalam kearah selangkangannya.

CROT CROT CROOCOOT CROOT..

Gumpalan sperma panas langsung menyerbu rongga mulut Karnia. Memenuhi setiap sudut mulut mungilnya hingga penuh.
"Ooohh... Karniaaakuuu Sayaang... " Lenguh Mike sambil terus menyemburkan sperma panas dari lubang penisnya. "Telan semua pejuh Om sayang... Telan semuanyaaa..." Racau Mike sembari terus mengejan-ngejan sambil menekan kepala sepupu putrinya itu dalam-dalam kearah selangkangannya. Tanpa mempedulikan jika di handphone Karnia masih belum mati. Handphone itu masih tersambung dengan handphone putrinya.

"Halloo...? Nia....?" Tanya Clara yang masih menunggu respon sepupunya, "Karnia... Jawab dooong... Aku kaya orang gila nih teriak-geriak ama handphone.... Kalian sedang apa....? Sedang mesum ya...? Hallooo...?"
"Bentar ya sayang... Karnia masih sibuk... " Jawab Mike tiba-tiba membuka suara dengan nada sebal.
"Hallooo...? Ini siapa....? Karnianya mana....?"
"Karnia ada dideket sini kok... Bentaran ya... "
"Ini siapa sih....? Kok suaranya Clara kenal...?"
"Siapa coba....?"
"Papa yah....? Papa sedang ngapain ama Karnia...?"
"Hehehe... Papa siapa...? Bukan sayang...." Jawab Mike berbohong, 
"Iya... Ini Papa Clara.... " Ucap Clara yakin, "Papa abis ngapain ama Karnia...?"
"Papa Papa...Huuu... Ngawuuur....Hehehe.... Udah-udah....Nanti Karnia bakal nelpon balik... Daaahh..." Jawab Mike yang kemudian menekan tombol off pada handphone keponakannya itu lalu mengantongkan handphone itu dikantong seragamnya

"Berisik ah.... Nggak dirumah... Nggak dihandphone.... Ngeganggu aja...." Ucap Mike sebel.

Lega, sekaligus puas. Mike tak menyangka jika dalam hitungan menit, ia bisa melampiaskan nafsu birahinya yang sempat tertunda tadi pagi kepada keponakannya. Pada seorang gadis berusia 15 tahun yang baru pertama kali memegang penis besarnya. Terlebih, Mike orgasme sambil ditemani oleh suara putri kandungnya.

Dan setelah dirasa semua spermanya sudah tak ada yang keluar lagi, Karnia segera menegakkan punggungnya lagi. Sembari tersenyum pada Mike.

"Hemua pejuh Om haku helen ya Om... ?" Tanya Karnia sambil membuka mulutnya, memamerkan semua sperma Mike yang menggenang di dalam mulutnya. "Nyap ncap.... Aaaaahhh......" Dalam sekali teguk, sperma Mike itupun langsung habis tak tersisa. 

"Ooohh... Seksi sekali kamu Sayang.... Makasih ya... " Ucap Mike sembari mengelus-elus paha Karnia. "Om benar-benar nggak nyangka kalo kamu semahir ini..."
"Hihihi... Biasa aja kok Om... " Jawab Karnia sambil tersenyum. "Nia juga nggak nyangka kalo Om bakal ngejawab telpon dari Clara...Sumpah... Om berani bener...."
"Hehehe... Iya ya... Habisan dia berisik banget sih...."
"Kira-kira... Clara tahu nggak ya Om...? Kalo kontol Papa kesayangannya ini udah nyodok-nyodok mulut keponakannya...? Hihihi...?"
"Hmmm... Moga-moga nggak tahu ya..."
"Hihihi.... Kalo tahu juga nggak apa-apa khan Om...? Hihihi...."

"Gampang... Itu nanti urusan Om..." Jawab Mike mencubit dagu lancip Karnia gemas.
"Makasih juga ya Om... Udah ngebagi pejuh Om buat Nia..."
"Iya sayang... Malahan... Om nih yang ngerasa beruntung banget... Udah sempet kamu bantuin...."
"Hihihi.... Eh iya... Sekarang gimana rasanya Om.... Udah berhasil ngecrotin mulut Nia...?" Goda Karnia, "Puas...? Udah nggak nanggung lagi khan...?"
"Hahaha.... Kamu memang gadis yang multitalenta Sayang.... Udah cantik, seksi, jago nyepong pula...."
"Hihihi... Sama nggak sepongan Nia dengan sepongan Tante Citra...?"

"Hmmm...Kurang lebih sama kok... Sama-sama enaknya.... Hehehe..." Jelas Mike, "Eh iya... Om juga sering ngejilatin memek Tante Citra loh..."
"Haaa... Serius Om...?"

Mike mengangguk dan menjilati bibir tebalnya. Seolah mengibaratkan bibir itu adalah vagina Citra.
"Kamu pernah nggak..? Rasanya sih enak banget... Kalo kata Tante Citra sih kaya dibawa terbang sampai ke kahyangan..."

"Ngggg.... Nia pernah sih.... Cuman..... " Mendadak, vagina Karnia membanjir, 
"Cuman....?"
"Cuman Nia udah lama nggak ngerasaiinnya lagi Om.... Udah lama banget...." 

"Kamu mau nggak memeknya Om jilatin...? Yah itu juga kalo kamu mau... " Balas Mike.
"Wow... Beneran Om... ?" Jawab Karnia seolah tak lercaya dengan apa yang ia dengar. Dan seketika itu, Karnia merasa jika rasa malu yang semula ada pada dirinya tiba-tiba lenyap. dan tergantikan oleh rasa penasaran sekaligus birahi yang membumbung tinggi.

"Iya... Kamu nggak percaya ya...?" Tanya Mike yang kemudian kembali mengelusi paha dalam Karnia dengan telapak tangannya. Lalu beranjak naik kearah selangkangannya yang sudah begitu basah.

Mike lalu melihat jam di dashboard mobilnya. "Kamu masuk jam berapa Nia...? Kalo masih lama Om bisa kok jilatin memekmu sekarang...."

"Ngg... Kira-kira.... ASTAGA... OM.... Ini udah mau masuk Om...." Pekik Karnia heboh yang buru-buru mengambil tas punggungnya dan keluar dari mobil Mike. "Om.... Nia berangkat dulu ya... Nia udah telat banget nih...." Seru gadis SMP itu sembari mencegat ojek dan segera menaikinya. Dengan terburu-buru, Karnia meninggalkan Mike tanpa mengenakan celana dalamnya lagi.

Kisah Keluarga Citra, Pada: Jumat, Juli 31, 2015
Copyright © 2015 CERITA DEWASA Design by bokep - All Rights Reserved