Di pinggiran kota semprot ada sebuah rumah yang cukup mewah dengan arsitektur khas eropa di halamannya yang luas terdapat berbagai macam tumbuhan dan pohon-pohon berukuran sedang, sungguh pemandangan yang kontras dengan lingkungan yang ada di sekitarnya yang kebanyakan adalah bangunan baru yang tak kalah mewah.
Di rumah itulah cerita ini dimulai.......
Di depan rumah tersebut ada papan nama '' istana kos mawar '', walaupun sang matahari belum menyinari dunia dengan sinar hangatnya tapi di dalam rumah tersebut penghuninya sudah mulai disibukkan dengan kegiatan untuk menyambut datangnya hari.
''Aduh aa' kok malah tidur lagi sih ? Ayo bangun atuh ntar telat lagi ke kantornya !'' kata seorang cewek manis berkulit kuning langsat, berambut hitam lurus, dengan tinggi sekitar 160cm ditambah dengan lesung pipit yang ada di kedua pipinya semakin menambah kesan manis yang ada padanya, siapa lagi kalau bukan Titin binti Kosim (alm).
''Masih belum bangun juga Tin ?'' tanya gadis lainnya yang tak kalah cantik dengan gadis pertama, sambil membawa segelas teh panas dia mencoba untuk membantu Titin dengan menggedor pintu kamar yang penuh dengan stiker band metal dan gambar wanita-wanita seksi.
''Belum mbak Nadya ,aduh gimana donk ? Ntar aa' telat kerja lagi.'' kata Titin dengan nada khawatir.
''Dasar mas Jack, udah tahu besok masuk kerja eh malah begadang download bokep.'' kata Nadya sambil meniup tehnya yang masih mengepulkan uap panas. Sambil berlalu dia meletakkan gelasnya diatas meja makan dan masuk ke dalam kamarnya sendiri, tak sampai 15 menit dia sudah keluar dengan mengenakan seragam SMU yang rapi. Semua orang yang belum kenal dengannya pasti mengira dia adalah seorang artis yang sedang berperan sebagai seorang murid SMU, dengan wajah khas indonya, rambut panjang dengan semburat warna kecoklatan, ditambah dengan tinggi 167cm membuat dia bagaikan model yang sedang memeragakan busana seragam SMU.
''Udah Tin, kamu cepetan mandi gih. Ntar kamu ikutan telat lagi.'' kata Nadya sambil mengambil roti tawar yang ada di meja dan mulai mengoleskan selai coklat diatasnya.
''Tapi Mbak, aa' belum bangun juga.'' kata Titin sambil berjalan menuju meja makan.
''Udah kamu mandi aja dulu, aku punya jurus jitu buat ngebangunin mas Jack.'' sambil menyeruput teh panasnya yang mulai menjadi hangat Nadya berjalan pelan menuju kamar Jack. Sementara Titin berjalan kebelakang sambil menenteng handuk dan perlengkapan mandi.
''Tok...tok....tok... Mas Jack... Mas Jack.''teriak Nadya sambil mengetuk-ngetuk kamar Jack.
''Wah ni orang kalau tidur kayak kebo.'' batin Nadya.
''Wow ada Momoka Nishina bugil di depan rumah !!!'' teriak Nadya sambil tertawa cekikikan. Seketika itu juga pintu kamar yang tadinya tertutup rapat langsung terbuka lebar dan dari dalam kamar tersebut berkelebat sesosok bayangan manusia yang keluar dengan cepat seolah-olah ada suatu bencana alam yang maha dahsyat yang tengah terjadi.
''Mana....mana....mana??????'' teriak seorang pemuda gemuk sambil celingukan melihat arah halaman depan.
''ha...ha...ha....ha... Sukurin !! Emang enak dibohongin ?? Makanya punya otak jangan mesum-mesum amat.'' kata Nadya sambil memegang perutnya untuk menahan tawanya agar tak meledak melihat penampilan sang pemuda yang tak karuan.
''Ah lo Nad, pagi-pagi udah ngerjain orang aja.'' protes sang pemuda sambil membetulkan letak sarungnya yang amburadul sambil berjalan menuju menuju meja makan, mengambil roti dan makan sambil mengangkat sebelah kakinya ke atas kursi .
''Pagi apaan ? Tuh lihat jam donk mas ! Ampir jam setengah tujuh tuh katanya masuk jam 7.'' kata Nadya sambil menunjuk jam dinding putih yang menggantung diatas pintu dapur.
''Eh buseeet, napa dak bangunin gwe sih ?'' kata Jack sambil mulai berlari menuju kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur.
''Grooommmpyang.....prang....bruaaak.''
''eh apaan tuh ?'' kata Nadya penasaran sambil berjalan menuju arah dapur, ternyata suara tadi adalah suara Jack yang terjatuh setelah kakinya menyenggol rak piring sehingga isinya tumpah semua keatas badan Jack.
''hahahahahahhahah....aduh....aduh...perut gwe sakit..aduh...'' Nadya tertawa terpingkal-pingkal saat mengetahui kepala Jack tertutup panci.
''ada apa???....ada apa???'' kata Titin yang baru saja mandi dengan masih mengenakan handuk saja yang dililitkan kebadannya yang mungil.
''aduh....sialan lo Nad orang celaka bukannya ditolongin malah diketawain.'' gerutu Jack sambil mengangkat panci yang menutupi kepalanya, saat diangkat Jack terkejut bukan main karena dihadapannya kini telah berdiri Titin yang hanya mengenakan handuk apalagi ditambah rambut panjangnya yang masih basah dan tetesan air yang masih melekat pada kulitnya yang kuning langsat semakin memancarkan aura seksi yang ada pada dirinya. Melihat hal itu semua otak mesum Jack langsung bereaksi alhasil sang otong yang tadinya tertidur mulai berdiri sehingga celana boxer hijaunya tampak menggembung.
''awwwhhh....aduh aa' pagi-pagi udah jorok.'' kata Titin seraya menutup kedua matanya walau ia tetap bisa melihat lewat celah yang ada di jari-jarinya.
''eh...maaf Tin, abis lo seksi banget sih. Abang jadi pengen.....'' Jack berdiri dan membelai pipi Titin yang merona merah akibat rayuan sang don juan.
''ekheeemm....ekhhheemm maaf yah bukannya mau mengganggu tapi lihat jam dong.'' potong Nadya yang sedikit cemburu melihat kemesraan yang diperlihatkan sepasang manusia yang ada dihadapannya.
''aaakkkhhhh.... Mati gwe, minggir Tin.'' Jack langsung berlari menuju kamar mandi. Tak sampai 10 menit dia sudah keluar dan langsung berlari menuju kamarnya, tak menghiraukan 2 orang cewek yang tengah asyik menguyah roti sambil melihatnya kalang kabut. Tampak Titin sudah berganti seragam SMU yang sama dengan Nadya, sebenarnya Titin takut bersekolah bukan apa-apa dia tahu diri bahwa dirinya sudah yatim piatu tak punya siapa-siapa yang akan menanggung biaya pendidikannya tapi karena terus didesak oleh Jack dan Nadya maka mau tak mau dia akhirnya mendaftar ke sekolah Nadya. Tapi memang Titin adalah anak yang cerdas ,dia bisa mendapat beasiswa sehingga dia bisa sedikit membantu biaya pendidikannya yang dibiayai oleh Jack.
Tak sampai 5 menit pintu kamar Jack terbuka dan keluarlah pahlawan kita dengan baju seragam biru mudanya, dengan tergesa-gesa dia mengambil segelas kopi yang ada di meja makan dan menyeruputnya dengan cepat.
''Mmmmooonnyyyooonggg..... Panas amat Tin kopinya.'' teriak Jack sambil meletakkan gelas kopi ke tatakannya.
''Aduh maaf A', Titin lupa bilang kalau kopinya baru diseduh.'' kata Titin sambil membantu mengipasi bibir dower Jack.
''hahahaha makanya jangan asal sruput aja, udah ah Tin yuk brangkat ntar telat kita.'' kata Nadya sambil beranjak dari meja makan dan menenteng tas warna hijau yang berada di sampingnya.
''ayuk, A' Titin berangkat dulu yah.'' kata Titin sambil mencium tangan Jack.
''Iyah hati-hati jangan lupa yang rajin belajarnya.'' kata Jack sambil mengelus kepala Titin.
''Mas Jack brangkat dulu yah, muuuuaaacchh.'' kata Nadya sambil mencium pipi kanan Jack, mendapat ciuman tak terduga dari cewek cantik membuat Jack salah tingkah.
''Ah mbak Nadya curang ah, Titin juga kan mau nyium pipinya Aa'.'' Titin protes melihat Nadya yang pamer kemesraan dihadapannya.
''Udah sana berangkat nanti telat lho.'' kata Jack menengahi. Tak berapa lama kedua mahluk cantik tersebut telah dari pandangannya, dengan tergesa-gesa dia mengunci pintu dan meletakkan kuncinya diatas ventilasi pintu. Sudah 6 bulan sejak Mbak Sari pindah ke luar kota sehingga yang tinggal di kostan tersebut hanya Titin, Nadya dan Jack, dan sudah 6 bulan pula Jack bekerja sebagai OB di PT. Maju Abadi Bersama atas bantuan Mbak Sari jugalah dia bisa bekerja disitu.
Sebenarnya pekerjaannya sangat mudah, dia hanya bertugas bersih-bersih, menyiapkan minuman bagi para karyawan dan kadang-kadang disuruh membelikan sesuatu oleh para karyawan tapi selalu diberi imbalan. Dengan semangat 45 Jack mengayuh sepeda tua peninggalan tante Selvi menuju tempat kerjanya, menerobos ramainya lalu lintas sampai di suatu perempatan terlihat antrean kendaraan yang panjang ternyata terjadi kecelakaan sehingga arus lalu lintas dialihkan.
''Wah bisa terlambat nih gwe, ah pake jalan tikus aja deh.'' Jack langsung membelokkan arah sepedanya menuju gang sempit yang ada di pinggir jalan, ditelusurinya jalan tersebut sampai menuju sebuah jalan yang agak besar tapi sepi.
''Nah tinggal lurus aja deh, siiippp masih keburu.'' Jack mempercepat kayuhannya sampai dia melihat ada sebuah mobil mewah yang berhenti di pinggir jalan, disamping mobil tersebut ada 2 orang berpakaian preman tengah menggedor-nggedor kaca mobil dengan kapak.
''Waduh ada apaan tuh ? Wah ada penjambretan, mana waktunya mepet lagi..... Aduuuuuhhh.... Tolong gak yah...???'' batin Jack bingung antara menolong pengendara mobil tersebut atau mengejar waktu.
''Waduh gimana nih ?'' terlihat Jack tengah kebingungan antara memilih menolong korban penjambretan atau membiarkannya dan bergegas ke kantor karena dia hampir terlambat.
''Tolong aja deh, kan kata emak jadi orang kudu tolong menolong.'' kata Jack sambil menyingsingkan lengan bajunya dan bersiap hendak menolong sang pemilik mobil, tapi baru beberapa langkah dia behenti.
''Bentar-bentar gwe sendiri penjahatnya berdua, gwe tangan kosong penjahatnya punya kampak ama clurit, gwe gak bisa beladiri penjahatnya badannya gede-gede, gwe ganteng penjahatnya jelek-jelek hhmmm......'' terlihat ada keraguan dalam hati Jack saat akan menolong.
''Kalo gwe digebukin bisa hilang donk kegantengan gwe hhhmmm....benar-benar sayang kalo wajah ganteng gwe sampe babak belur.'' batin Jack sambil menggosok-gosok jarinya didagunya seperti tokoh di film-film yang sedang berpikir keras, dia tak sadar kalau wajahnya 11/12 dengan para penjahat yang tengah beraksi itu.
''Hmmmm.....pikir Jack pikir....'' terlihat Jack tengah memforsir otak mesumnya agar mendapat ide hingga akhirnya.....
''Ahaaaa...... Gwe punya ide hihihihi..'' Jack langsung berbalik ke arah sepeda buntutnya dan mengendarainya menyusuri gang yang tadi dia lewati, saat tiba di jalan raya yang tengah macet Jack melihat kekiri dan kekanan sampai pandangannya tertuju pada seorang polwan cantik yang sedang mengatur lalulintas dengan tergesa-gesa dia mendekati polwan tersebut.
Sang polwan
''Selamat pagi bu.'' sapa Jack.
''Pagi, ada apa ya pak ? Ada yang bisa saya bantu ?'' kata sang polwan ramah. Sejenak Jack terkesima saat sang polwan menyapanya bagaimana tidak sang polwan ternyata adalah seorang wanita yang sangat cantik umurnya sekitar 25 tahun, berambut pendek ala polwan, berkulit putih bersih, dengan bibir yang terlihat sangat menggairahkan begitu ''penuh'' dan terlihat basah sangat mengundang untuk dikecup, hidung yang mancung seperti orang arab.
''Halooo...pak...bapak.'' kata sang polwan yang bingung karena Jack berdiri mematung dihadapannya.
''Eh...what...eh...apa...apa..'' Jack kaget saat sang polwan memerhatikannya dengan penuh seksama dan dengan jarak yang dekat pula sehingga Jack bisa mencium aroma parfum yang dikenakannya walau bercampur dengan aroma keringatnya tapi hal itu malah menambah sensasi yang bisa dirasakan hidung Jack.
''Lho kok malah bertanya ? Kan seharusnya saya yang bertanya, bapak ada perlu apa dengan saya ?'' tanya sang polwan sopan.
''eh iya itu, itunya anu bu aduh itu...'' Jack panik saat sadar dia terlalu lama meminta bantuan sang polwan.
''Ngomong yang jelas donk ! Kalau dak ada perlu jangan mengganggu saya !'' jawab sang polwan ketus sambil kembali mengatur lalu lintas.
''Itu bu, ehm... Ibu harus ikut dengan saya ada yang gawat bu !'' Jack semakin panik.
''Iya anda jelaskan dulu, apanya yang gawat ?'' terlihat sang polwan makin gusar.
''Udah pokoknya ibu ikut saya !!''
''Saya sedang gak mood untuk bercanda yah, tolong jangan ganggu saya kalau masih ganggu saya tangkap kamu karena mengganggu tugas aparat !'' kata sang polwan dengan muka juteknya namun tetap terlihat imut dan cantik.
''Ta...tap...tapi bu.'' Jack sekali lagi mencoba merayu sang polwan agar mau ikut dengannya.
''Sudah sana pergi ! Kalau masih tetep ngeyel saya akan beneran tangkap kamu.'' ancam sang polwan sembari memperlihatkan borgol yang ada dipinggangnya.
''Ah nih polwan galak amat sih, kalo gak cepat-cepat bisa berabe ntar, ah terpaksa deh pake cara ini urusan nanti biar nanti aja deh.'' batin Jack.
Dengan cepat dan penuh nafsu Jack meremas kedua susu kembar sang polwan, walau terhalang oleh seragam dinas dan bra tapi Jack masih bisa merasakan kekenyalan dan ukuran dada sang polwan yang cukup besar.
''Eh...ehhhmmm...apa yang kamu lakukan ? DASAR KURANG AJAR !!!!'' mendapat serangan tiba-tiba pada buah dadanya membuat sang polwan kaget, marah sekaligus terangsang.
Melihat ulahnya berhasil menarik perhatian sang polwan Jack melepaskan tangannya dan mulai berlari menuju sepedanya yang diparkir di pinggir jalan, sang polwan yang kesal bukan main langsung mengejar Jack.
''Weee....wah dada Bu Polwan montok juga yah mana masih kenceng lagi.'' kata Jack menggoda sambil memperlambat larinya untuk memberi kesempatan sang Polwan untuk menyusulnya.
''Tunggu dasar bajingan !! Kalau ketangkap akan kubuat mukamu hancur sampai ibumu tak dapat mengenalimu lagi.'' kata Sang Polwan, saat Jack menengok ke arah belakang dia kaget bukan main karena Sang Polwan sudah hampir bisa menggapainya.
''Waduh kalo ketangkap bukannya jadi hero tp malah Jadi zorro ntar gara-gara mata gwe hitam dijotosi ama nih Polwan.'' batin Jack ngeri saat melihat muka sang Polwan yang berubah beringas, dia pun mempercepat larinya sampai dia sampai dekat sepedanya dan mulai menaikinya.
''Fiuuh sekarang agak lega, moga-moga tuh Polwan masih ngejar.'' batin Jack saat mengayuh sepedanya menelusuri gang yang tadi dilewatinya, saat menoleh kebelakang dia kaget bukan kepalang saat melihat sang Polwan masih berlari mengejarnya bahkan sangat dekat dengannya.
''Tunggu....dasar bajingan....'' teriak Sang Polwan sambil tangannya berusaha meraih sepeda Jack.
''Ampun Bu, ini ada alasannya...'' teriak Jack menjelaskan.
''Alah jangan banyak cingcong lo, BERHENTIIII....'' tampaknya sang Polwan tak mau mendengarkan Jack.
Saat semakin dekat dengan TKP (TEMPAT KEJADIAN PERAMPOKAN) sang polwan meraih batu yang ada di pinggir jalan dan langsung melemparkannya ke arah Jack dan ''BRUUUUUKKK'' suara Jack yang terjatuh tengkurap dari sepeda sambil memegangi kepalanya, rupanya lemparan Sang Polwan tadi tepat mengenai kepala Jack dengan cekatan Sang Polwan menindih punggung Jack sambil menekuk tangannya sehingga Jack meringis menahan sakit dan enak, kenapa enak ?? Itu karena dada Sang Polwan menekan tangan dan punggungnya.
''Nah mau kemana lo hah ? Gwe habisin lo sekarang.''
''Bu...Bu...lihat itu dulu donk bu.''
''Lihat apaan ? Kamu jangan coba-coba kabur yah ! Dasar penjahat kelamin.''
''Bukan bu itu ada perampokan.''
''Mana ??? Eh ngapain tuh orang pake tarik-tarikan tas segala ?'' Sang Polwan melihat 2 orang perampok yang tengah berusaha menarik tas seorang wanita dari dalam mobil.
''Woiiii....ngapain lo ???'' teriak Sang Polwan, melihat ada seorang polisi 2 orang penjahat tadi langsung mengambil langkah seribu tapi sang polwan tetap mengejarnya. Saat itu Jack segera menghampiri mobil mewah yang tadi dirampok, di dalamnya ada seorang perempuan cantik dengan pakaian blazer putih dan rok span merah tengah termenung kaget sambil terengah-engah.
''Bu...Bu...Ibu gak apa-apa ?'' tanya Jack sambil menggoyang-goyang pundak sang korban yang masih syok atas kejadian yang baru saja dialaminya itu.
''Eh...i..iya..saya baik-baik saja kok mas, makasih ya.'' kata sang ibu sambil berusaha mengumpulkan pikirannya yang masih kaget dengan kejadian yang batu saja dialaminya setelah beberapa lama dia tersadar ada seorang pria gendut dengan wajah pas-pasan dan berjenggot sedang memperhatikannya.
''Wah montok juga nih ibu, widih dada cuuy gak nahan.'' batin Jack sambil mencuri-curi pandang ke arah dada si Ibu.
''Wah untung saya tadi manggil polisi bu, kalau tidak wah bisa-bisa ibu ikut diperkosa juga ama tuh penjahat, nah kan semua sudah beres jadi sekarang saya pamit dulu yah.'' kata Jack sambil mundur dan menutup pintu mobil.
''Mau kabur kemana lo Hah ?'' ternyata sang Polwan telah ada dibelakang Jack sambil memegang kepala Jack, rupanya tadi dia tidak berhasil menangkap 2 penjahat tadi.
''Aduh Bu Polwan ampun, semua itu saya lakukan cuma buat ibu mau datang kesini kok, itu aja.'' pinta Jack memelas.
''Udah dak ada alasan, ayo ikut saya ke markas!'' dengan paksa Sang Polwan menyeret Jack pergi dari tempat itu tanpa disadari Jack wanita yang ditolongnya tadi memperhatikannya dari jauh.
''Dia.....masa sih....gak mungkin.'' gumam wanita tadi lirih sambil tetap memperhatikan Jack yang tengah dibawa sang Polwan.
##################
Di kantor polisi....
''Jadi kamu tadi meremas dada Briptu Rani ?'' tanya seorang polisi gendut dengan kumis melintang diatas bibir tebalnya.
''Iya pak, tapi itu saya lakukan dengan maksud baik kok pak.'' ujar Jack sambil memegang mukanya yang hancur lebur dihajar oleh Briptu Rani tadi.
''Iya tadi Briptu Rani cerita semuanya kok, kamu masih beruntung cuma babak belur nih ya saya beritahu dulu itu Briptu Rani anggota reserse tapi gara-gara menghajar penjahat sampai sekarat makanya dia dijadikan Polantas.'' ujar si polisi gendut sambil setengah berbisik.
''Jadi namanya Rani pak?'' tanya Jack penuh nada ingin tahu, rupanya Jack diam-diam punya rasa penasaran dengan orang yang sudah membuatnya babak belur.
''Nama lengkapnya Maharani Suciwati tapi biasa dipanggil Rani, eh gimana rasanya megang dadanya Briptu Rani ?'' tanya si gendut penasaran.
''Wah pokoknya mantap pak, mana masih sekel, empuk-empuk gimana gitu hahahahaha.''
''wah jadi pengen nih hehehehe.'' kata si gendut dengan muka mupeng, tiba-tiba orang yang dibicarakan masuk ke ruangan itu sehingga membuat kedua orang itu diam seketika.
''Saudara Jaka Samudera, anda boleh pergi.'' ucap Britu Rani tegas.
''Wah beneran nih bu ? Hahahaha syukur kalo begitu.'' Jack girang bukan main karena tadi dia mengira kalau haarus menginap di kantor polisi.
''Udah sana pergi, awas kalo lo ulangi lagi perbuatan lo !'' ancam Briptu Rani sambil mengepalkan tangannya.
''Iya iya gak bakalan deh.'' Jack berlalu meninggalkan kantor polisi menuju tempatnya bekerja, saat itu jam sudah menunjukkan jam 10 lewat.
''Wah alamat dimarahin sama si melon hitam nih gwe.'' batin Jack sambil mengayuh sepeda tuanya.
################
10 menit kemudian.......
''JAKAAAAAA..... JAM BERAPA SEKARANG HAAHHHHH?????'' teriak seorang bapak-bapak gendut, berkulit hitam, berumur sekitar 40an, dan botak kepalanya. Dia tak lain dan tak bukan adalah Pak Agus manajer HRD tapi dia terkenal diantara pegawai yang lain sebagai si melon hitam.
''Anu....pak...anu..tadi..''
''UDAH JANGAN BANYAK ALASAN, TAHU GAK INI ITU HARI PENTING ? SEMUA KARYAWAN WAJIB DATANG LEBIH AWAL.'' teriak Pak Agus tepat di depan muka Jack sehingga Jack terkena semprotan bisanya.
''Tidak pak, saya tidak tahu. Emang ni hari apa yah pak ?'' tanya Jack dengan muka bodohnya.
''Kamu itu kalau ada meeting makanya dengerin bukannya ngobrol aja, hari ini itu bu presdir kembali ke indonesia setelah 8 bulan di eropa.'' jelas Pak Agus.
''Oooowwwhhhh.''
''Ah...Oh....Ah....Oh udah sana cepat bikinin minuman buat bu presdir sana !''
''Ok pak.'' Jack langsung pergi ke pantry sambil bersiul-siul mengenang pertemuannya dengan wanita korban penjambretan tadi.
''Wah tuh cewek montok juga yah, pasti tuh toket mantap buat ngejepit konti gwe hheheheheh.'' gumam Jack sambil berjalan menyusuruu lorong belakang menuju pantry.
''Haloooo Darto sayaaaang Muaaachhh.'' kata Jack sambil mencium seorang cowok tinggi besar yang tengah mencuci gelas kotor di wastafel.
''Apaaan sih lo Jack ? Sialan gwe masih normal kali.'' protes sang pria yang adalah teman baik Jack yaitu Darto seorang pria tinggi besar dengan jambang yang lebat di sisi mukanya katanya sih dulu pernah masuk ABRI tapi keluar karena mukulin komandannya.
''Eh To katanya si Melon, Bu Presdir balik kesini yah ?'' tanya Jack antusias.
''Hooh Jack beuuuh orangnya cakep Jack tapi sayang judesnya minta ampun, namanya Bu Satro Hadiwijoyo Kusumaningrat .'' terang Darto.
''Lho katanya pak Soni orangnya baik To ? Yang benar yang mana nih ?''
''Dulu orangnya baik Jack tapi sejak ditinggal mati ama suaminya dia jadi judes bin ngeselin tadi aja kan gwe nganterin minuman kurang manis dikit aja gwe disemprot 15 menit.''
''Wah gimana nih Dar, gwe disuruh ama si Melon buat nganterin ke bu Presdir nih.'' kata Jack ketakutan.
''Hahahahaha rasain, siap-siap aja tuh muka...eh napa muka lo kok babak belur semua ?''
''Ah biasa resiko jadi pahlawan.''
''Pahlawan kesiangan, udah sono anterin minuman ke Bu Sastro sono.'' kata Darto sambil menyerahkan segelas Teh diatas nampan kayu.
Dengan pelan Jack berjalan menuju ruangan Presdir.
''Tok....tok....tok....'' Jack mengetuk pintu kayu dari jati yang dipenuhi ukiran.
''Yak masuk !'' perintah suara wanita di balik pintu itu.
''Permisi bu ini saya bawakan minuman.'' kata Jack sambil meletakkan minumannya di atas meja kerja Bu Sastro.
''Hhhmmmm.....taruh aja disitu.'' tampak Bu Sastro tengah mengamati laporan keuangan perusahaan sehingga tidak begitu memperhatikan Jack. Tapi saat matanya melihat kedepan dia melihat sesuatu yang aneh yaitu sebuah resleting yang belum tertutup sempurna.
''Kalau begitu saya permisi yah bu.'' kata Jack sambil membalikkan badan hendak keluar ruangan.
''Tunggu !'' perintah Bu Sastro.
''Ya bu ?'' Jack berbalik dan saat itulah mereka bertemu pandang dan mereka sama-sama terkejut karena Bu Sastro ternyata adalah wanita yang ditolong Jack tadi pagi.
Bu Sastro
''Kamu ???? Wah ternyata kamu kerja disini yah ?'' kata Bu Sastro terkejuta saat melihat Jack.
''Iya bu.'' Jack terlihat canggung karena tadi berpikran kotor pada Bu Sastro.
''Wah makasih yah, untung ada kamu kalo dak wah bisa-bisa saya celaka. Sekali lagi makasih yah.'' kata Bu Sastro dengan senyuman yang manis sehingga membuat siapapun yang melihatnya pasti jatuh hati.
''Iya bu sama-sama, anu kalau tidak ada perlu lagi saya mau kembali ke pantry.'' kata Jack sopan.
''Oh iya, ya sudah kapan-kapan kita ngobrol lagi yah.'' kata Bu Sastro dengan senyum yang masih mengembang.
''Permisi bu.'' Jack kembali ke Pantry.
''Hmmmm....jadi dia pegawaiku.'' gumam Bu Sastro dengan senyum lebar sambil menggigit ujung penanya dengan seksi.
Setelah dari ruangan Bu Sastro, Jack kembali menuju pantry untuk membantu Darto menyiapkan minuman. Dia berjalan dengan pikiran yang masih tertuju pada sosok seksi yang baru saja dia temui tadi.
''Wah Bu Sastro ternyata wanita tadi pagi, coba aja tadi gwe gak diganggu ama tuh polwan rese pasti tadi bisa PDKT (SSI) sapa tau ntar ujung-ujungnya bisa ngerasain tubuh moleknya.'' batin Jack sambil berjalan bengong menyusuri lorong hingga tiba-tiba.
''BRUUUUAAAKK.'' Jack menabrak seorang OB bertubuh kerempeng dengan muka yang bisa dikatakan pas-pasan apalagi ditambah dengan giginya yang maju alias tonggos.
''Dasar guoooblooookk, makanya kalo jalan pake mata jangan bengong aja !'' kata si Tonggos pada Jack yang jatuh terlentang.
''Maaf bang Candra, kalo jalan ya pake kaki dong bang kalo pake mata jalannya gimana coba.'' balas si Jack sambil bangun.
''Eh dibilangin orang tua kok ngeyel, tak beri langsung K.O lo.'' ancam Candra sambil menarik kerah Jack hendak memukulnya. Mendengar ada ribut-ribut di luar membuat Darto yang tengah sibuk membuat minuman keluar pantry untuk melihat apa yang terjadi.
''Eh mau ngapain lo Chantol ?'' kata Darto sambil memegang tangan kanan Candra yang hendak memukul Jack.
''Ah lo ikut campur aja tentara gadungan.'' ujar Candra sambil berusaha melepaskan tangan kanannya.
''Owh mulai berani yah lo heh Chantol Candra kontol.'' kata Darto sambil mulai emosi.
''Weeiiiiss sabar To sabar, yuk katanya mau gwe bantuin.'' Jack segera menyela sambil menarik tangan Darto menjauh dari Candra.
''Jack ngapain sih lo misahin gwe ? Biar tuh gigi tonggos gwe ratain. Jadi orang rese banget.''
''Bukan apa-apa To, ni kan di kantor kalo ribut disini ntar bisa-bisa kita dipecat, lo mau nganggur ? Cari kerja jaman gini sulit To.'' kata Jack sedangkan Darto hanya manggut-manggut saja mendengar penjelasan Jack, hari itu semua berjalan seperti biasa sampai saat pulang.
''Wah udah malam nih, kalo kelamaan kasian Titin ama Nadya ntar sendirian di rumah.'' Kata Jack sambil melihat jam yang ada di tangan kanannya dengan tergesa-gesa dia menuju parkiran dia terkejut bukan main saat melihat ban sepedanya dua-duanya kempes.
''Wah kok kempes padahal baru kemarin gwe tambahin anginnya, apa bocor yah ?'' kata Jack sambil berjongkok dan memeriksa ban sepedanya, tak berapa lama sebuah mobil mewah berhenti tepat disampingnya.
''Ada apa mas ?'' tanya suara dari dalam mobil tersebut, Jack yang kaget berusaha mencari sumber suara tadi saat itulah dia melihat bu Sastro tengah melongok dari jendela mobilnya.
''Eh ini bu ban sepeda saya kempes bocor kayaknya.''
''Owh lha terus pulangnya nanti gimana ? Gimana kalo saya antar pulang ?''
''Biar saya naik angkot aja bu.''
''Udah ayo naik, gak apa-apa kan sekalian balas budi sama kamu.''
''Eh...hhhmmm...gimana yah.'' Jack kelihatan ragu karena dia baru sadar kalau uang yang ada di sakunya tinggal sedikit.
''Udah jangan sungkan, sepedanya kamu tinggal aja ntar biar saya minta tolong satpam buat nambal bannya.''
''Oh iya deh, makasih yah bu.'' kata Jack sambil membuka pintu mobil dan duduk disamping Bu Sastro.
''Kamu jangan panggil ibu donk, kan udah di luar jam kerja panggil aja Sas.''
''Eh iya Bu Sas...eh Sas. kok kayak manggil cowok yah bu?''
''Kok ibu lagi ? Hahahaha kamu bingung yah ama namaku ?''
''Eh maaf Sas, iyah kok orang cantik kayak bidadari gini dinamain Sastro kayak nama cowok aja.''
''Ah masa sih kayak bidadari ? Kamu ini diam-diam playboy juga yah hahahahaha.'' Bu Sastro tertawa tapi dalam hatinya dia bangga dipuji oleh Jack.
''Iya sumpah, lha itu saya bingung kok nama kamu Sastro kayak nama keturunan raja jawa jaman dulu.''
''hhhmmm... Emang aku keturunan raja jawa hahahaha, gini kan dulu pas aku masih kecil suka sakit-sakitan terus sama orang tuaku dibawa deh ke orang pintar. Nah sama orang pintarnya itu dikasih tahu supaya namaku diganti jadi nama cowok, semenjak diganti jadi nama cowok aku jadi gak pernah sakit lagi, gitu ceritanya Jack.'' terang Bu Sastro sambil tetap konsentrasi mengemudikan mobilnya.
''Owh gitu, wah jadi sekarang aku duduk sama Raden Ayu Sastro donk wkwkwkwkw.''
''Ah kamu bisa aja sih Jack, eh kamu lapar gak ?''
'' lapar sih, emang napa ?''
'' Aku juga lapar, yuk kita mampir makan dulu. Aku yang traktir deh.''
''Wah boleh banget tuh, kebetulan di sekitar sini ada tempat makan favorit saya.''
''Oh yah, wah kebetulan donk tunjukin jalannya Jack tapi kok kita manggilnya aku kamu sih ? Biasa aja anggep aja gwe temen lo tapi kalo jam kerja lo harus hormat ama gwe gimana ?''
''Ok deh, emang dari tadi lidah gwe kaku kebanyakan ngomong formal sih hehehehe.'' kata Jack sambil memberi arahan menuju tempat makan yang dimaksud.
Tak berapa lama sampailah mereka berdua ke sebuah kedai kaki lima yang menjajakan Soto Lamongan.
''Jack kamu yakin kita makan disini ?'' tanya Sastro saat mobilnya berhenti diseberang warung soto itu.
''Kok si Jack tahu tempat ini sih ?'' batin Bu Sastro.
''Yupz, udah tenang aja biar di pinggir jalan yang penting enak dan bersih. Jangan lihat tempatnya yang penting makanannya enak.'' kata Jack sambil membuka pintu mobil diikuti oleh Bu Sastro, mereka berdua menyeberang dan memasuki warung tersebut.
''Selamat malam..... Eh ada bang Jack.'' kata seorang bapak-bapak setengah baya dengan perut buncit dan kumis tebal dari balik rombong sotonya, didepan rombong itu terdapat meja panjang dengan kursi-kursi plastik tempat pengunjung menikmati makannya. Disamping kanan dan kirinya ada meja persegi di masing-masing meja ada 4 buah kursi plastik.
''Malam pak Slamet, gimana sehat ?'' tanya Jack basa-basi sambil duduk didepan rombong soto.
''Sehat bang Jack, wah tumben bawa cewek selain neng Titin ma neng Nadya ? '' kata Pak Slamet saat melihat Bu Sastro duduk di dekat Jack.
''Ah pak Slamet bisa aja, ini atasan saya pak.''
''Owh kirain pacar hehehehe, tapi kayaknya saya tahu deh mbaknya ini........ Aha mbak kan istrinya pak Suryo kan ? Aduh lama gak kesini jadi pangling saya hahahahaha.''kata Pak Slamet sambil memandang Bu Sastro dengan seksama.
''Iya pak, lama gak kesini sejak suami saya meninggal.'' kata Bu Sastro dengan muka yang agak murung.
''Owh iya sampai lupa, mau pesen apa nih ?'' Pak Slamet mengalihkan pembicaraan karena merasa tak enak dengan Bu Sastro.
''Biasa Pak, soto daging 1 pedeeeessss extra babat.'' kata Jack sambil mengambil teh hangat yang tersedia diatas meja.
''Saya soto ayam aja pak, jangan pedas-pedas amat yah.'' kata Bu Sastro sambil ikut mengambil teh hangat. Dengan sigap Pak Slamet meracik pesanan pelanggannya itu.
''Wah ternyata ibu pernah makan disini yah ?'' tanya Jack.
''Iya dulu sama alamarhum suamiku, dari dulu suamiku pasti pesen soto daging extra babat kayak kamu.'' kata Bu Sastro sambil melihat Jack dengan pandangan seperti seorang kekasih yang memandang pujaan hatinya yang lama tak jumpa.
''Wah suami ibu ternyata tahu makanan enak tuh, saya paling suka soto daging dengan tambahan daging babat apalagi ditambah dengan telur asin wah makin maknyuusss.'' kata Jack seraya mengambil sebutir telur asin dan membelahnya menjadi 2 dengan sebuah sendok yang juga ada diatas meja.
''Kok Jack juga suka makan soto dengan telur asin sih ?'' kata Bu Sastro dalam hati. Bu Sastro semakin penasaran dengan Jack karena selera dan tingkah lakunya sama persis dengan almarhum suaminya.
''Nah ini bang Jack pesenannya.'' kata Pak Slamet sambil menyerahkan semangkok soto daging pada Jack dan semangkok soto ayam pada Bu Sastro. Keduanya menyantap makannya dengan lahap sambil mengobrol, dari obrolan inilah Jack tahu kalau Bu Sastro dijodohkan dengan almarhum suaminya Raden Mas Suryo Kusumo Notonegoro. Dari yang pertama tidak mencintai alamarhum tapi karena terus-terusan diperlakukan dengan romantis dan lembut sehingga Bu Sastro amat sangat mencintai suaminya tapi saat benih cinta mereka tengah merekah dengan sempurna datanglah bencana yang tak diduga-duga. Sang suami meninggal akibat kecelakaan lalu lintas 3 tahun yang lalu.
''Jadi gitu Jack ceritanya.'' terang Bu Sastro sambil mengusap sedikit air matanya yang jatuh akibat mengingat memori indah dengan sang suami.
''Maaf Sas kalo gwe ngingetin lo ama kenangan yang buruk.'' Jack merasa tidak enak.
''Nggak apa-apa kok Jack, makanya sering-sering temenin gwe biar gak sedih lagi.'' Kata Bu Sastro sambil memeluk lengan Jack.
''Eh.........iya...... kalo masalah itu mah gampang.'' Jack kaget karena Bu Sastro memeluknya dengan erat sehingga tonjolan dada Bu Sastro bisa dirasakan oleh Jack walau terhalang oleh pakaian masing-masing tapi tetap saja terasa apalagi ditambah aroma parfum dan keringat Bu Sastro sehingga membuat Batang konti Jack menjadi ''siaga 1'' .
''Eh iya sampai lupa udah malam, yuk berangkat.''
''Eeehhh......hhhh..... Gimana yah ? Boleh gak aku pesen 2 bungkus soto.'' kata Jack.
''Eh boleh aja, emang lo belum kenyang Jack ?''
''Bukan buat saya tapi buat adik-adik saya di rumah.''
''owwwhhh....lho kamu punya adik toh ?''
''Bukan...bukan adik beneran tapi anak-anak kost di kostan yang saya jaga tapi mereka udah saya anggap adik saya sendiri.''
''owh gitu, baik juga yah lo hehehehe.''
''Iya adik tapi adik yang bisa gwe ajak ngentot hahahaha.'' kata Jack dalam hati. Tak berapa lama keduanya meneruskan perjalanan dan berselang 10 menit mereka sampai juga di ''istana mawar''.
''Nah ini kostan saudara saya yang saya jaga Sas.'' kata Jack sambil keluar dari mobil.
''owh gede juga, eh dah dulu yah dah malam, besok pagi gwe jemput lo ok?''
'' Ok, ati-ati yah pulangnya.''
'' Pasti, bye.''Bu Sastro pergi meninggalkan Jack.
''Sapa tuh a' ? Cantik amat.'' kata Titin yang sudah stand by di depan pintu karena dia khawatir sebab Jack belum pulang-pulang juga padahal jam setengah delapan biasanya sudah pulang.
''eh lo Tin ngagetin gwe aja, atasan gwe tadi bannya si kumbang bocor jadi diantar deh ama atasan gwe tadi.''
''Atasan ato ''Atasan'' ?'' tanya Titin penuh curiga.
''Atasan beneran Titin, udah ah nih gwe bawain sotonya Pak Slamet dibagi ama Nadya sono.'' kata Jack sambil menyerahkan bungkusan plastik hitam kepada Titin.
''Asyik kebeneran Titin belum makan hehehe.'' kata Titin sambil menyambar bungkusan plastik tersebut dan berjalan ke dalam dengan riang. Melihat hal itu Jack hanya tersenyum dan ikut masuk kedalam.
Keesokan harinya terlihat Jack tengah menikmati nasi goreng yang disiapkan oleh Titin diatas meja makan , pakaiannya sudah rapi dan bersih, rambutnya juga tak seperti biasa disisir rapi.
''Tumben Mas Jack udah rapi jam segini ? Biasanya juga masih molor di kamar.'' tanya Nadya sambil mengambil duduk diseberang Jack dan menyendok nasi goreng keatas piringnya.
''Huuh tuh Teh tadi saat Titin bangun buat bikin sarapan Titin denger ada suara orang mandi sambil siul-siul, nah kan jam segitu belum ada yang bangun jadi Titin kira hantu karena penasaran jadi Titin coba buka pintu kamar mandi eh ternyata gak dikunci pas Titin buka WOW ada gorila lagi mandi hahahahahaha.'' kata Titin yang baru datang dari dapur sambil membawa 3 gelas teh hangat dan ikut duduk disamping Nadya.
''Ah salah tuh Tin bukan gorila tapi gendruwo penunggu kostan lagi mandi hihihihihihi.'' Nadya menimpali.
''Ah kalian meledek aja, gak seneng yah lihat gwe rajin ?'' kata Jack sambil cemberut.
''Abis gak biasanya Mas Jack kayak gini ya gak Tin ?''
''Huuh Teh biasanya kan kalo dak dibangunin dak bakal bangun.'' Titin menyodorkan segelas teh hangat kedepaN Jack.
''Atau jangan-jangan karena cewek kemarin yah ?'' kata Nadya sambil melirik Jack.
''Uhuk....uhuk... cewek yang mana Nad ?'' kata Jack sambil terbatu-batuk saat minum teh hangatnya.
''Alah jangan ngeles deh, kemarin Mas Jack diantar ama mbak-mbak kantoran yang cantik kan ? Hayooo ngaku deh !'' kata Nadya sambil menatap Jack tajam.
''Eh.... Kok tahu Nad ?'' tanya Jack karena kemarin saat Jack pulang diantar Bu Sastro Nadya tengah mengerjakan tugas di rumah temannya.
''Kemarin dikasih tahu ama Titin.''
''Ah Teteh udah Titin bilang jangan ngomong-ngomong ama Aa'.'' kata Titin malu-malu.
''Hayoooo siapa tuh ? Awas aja kalo Mas berani macam-macam di belakang kita berdua ! Ntar dak bakal Nadya ama Titin kasih jatah bobok huh.'' ancam Nadya.
''Aduh jangan gitu donk, ntar kasian donk si Jack junior dak ada musuhnya.'' kata Jack memelas.
''Sapa suruh jadi orang genit, udah punya 2 bidadari cantik juga masih aja kegatelan huh.'' Titin menambahi membuat Jack mati kutu.
''Jangan gitu kan gwe ama Bu Sastro gak ada hubungan apa-apa.''
''Iya sekarang tapi ntar gimana hayooooo.'' ejek Nadya yang mau tak mau mengakui kalau ada suatu pesona dari diri Jack yang membuat dirinya dan wanita-wanita lain yang pernah hadir di hidup sang pemuda itu tertarik padanya.
''Ya kalo masalah ntar yah ntar aja sukur-sukur bisa secelup dua celup.'' ujar Jack lirih.
''APAAAAA!'' teriak Titin dan Nadya hampir bersamaan saat mendengar gumaman Jack tadi sambil berdiri menghampiri Jack yang hendak kabur.
''TIIIIIIN........TIIIIIIIINNNN...'' belum sampai ke tempat Jack mereka bertiga dikagetkan dengan suara klakson mobil yang ada di depan kostan, mereka bertiga langsung menuju kedepan rumah untuk melihat siapa yang pagi-pagi sudah mengganggu. Saat membuka pintu rumah disana sudah ada sebuah mobil mewah mercedes warna putih.
''Pagi semua !!!!!!'' sapa seorang wanita yang keluar dari dalam mobil yang tak lain adalah Bu Sastro dengan dibalut blazer warna hitam dengan dan kemeja putih didalam di bagian bawah sepasang kaki jenjangnya dibalut dengan rok span yang ketat, diatas hidung mancungnya ''duduk'' sebuah kacamata warna putih sehingga menambah aura seorang wanita yang cerdas, cantik, dewasa dan berwibawa.
''Pa....pagi Bu.'' jawab Jack terbata-bata karena kagum dengan penampilan Bu Sastro pagi ini, sedangkan Titin dan Nadya hanya terpaku melihat sosok sempurna Bu Sastro yang ada dihadapan mereka.
''Hei kok malah pada bengong sih ? Hihihihihi'' kata Bu Sastro ketika melihat mereka bertiga hanya bengong sambil tertawa sehingga menampilkan barisan gigi putih yang rapi dan terawat.
''Eh...eh iya sampai lupa, mari Bu masuk dulu ! Kenalin ini para penghuni kost ini Bu.'' kata Jack sambil mempersilahkan masuk Bu Sastro.
''Owwwh jadi ini yang kamu anggap adik sendiri itu yah Jack ? Wah cantik-cantik yah.'' kata Bu Sastro ketika melihat Titin dan Nadya yang berdiri dibelakang Jack.
''Owwhhh ADIK yah, ADIK dari mana tuh ???'' kata Nadya lirih pada Jack sambil tangannya mencubit pinggang Jack.
''Oww...oooww....ooww sakit Nad, sorry kalo dak bilang gitu ntar Bu Sastro curiga.'' kata Jack lirih.
''Ohhhh gitu, ok gwe maafin tapi ntar malam gwe ama Titin minta ''Jatah'' ampe gempor pokoknya.''
''Lha gak kasihan apa lo ama gwe Nad ? Bisa remuk ntar badan gwe ntar.''
''Gak, pokoknya ntar malam kudu ngasih jatah 2 orang sekaligus kalo gak gwe bilangin ama Bu Sastro kalo lo sering memperkosa gwe ama Titin.''
''Wah jangan donk Nad, iya deh gwe nyerah.''
Saat Titin dan Bu Sastro masuk rumah dengan cepat Nadya meremas Jack Junior.
''Owh....aduh...duh...aduh.'' Jack meringis kesakitan.
''Ingat yah pokoknya ntar malam, jangan kabur lo.'' ancam Nadya yang sekarang malah mengelus-elus Jack junior.
''iya...iya....ntar malam, lepasin napa dak enak tuh ada tamu.'' kata Jack. Dia dan Nadya pun mengikuti Titin dan Bu Sastro yang telah ada di depan meja makan.
''Mari Bu sarapan dulu.'' kata Titin pada Bu Sastro sambil mengambilkan kursi.
''Wah kebeneran nih saya belum makan, boleh donk numpang makan kelihatannya enak nih.'' kata Bu Sastro sambil melihat menu yang ada diatas meja makan tersebut.
''Boleh dong Bu, silahkan anggap aja rumah sendiri, ini semua Titin lho yang bikin.'' kata Jack yang duduk di tempatnya semula.
''Wah enak lho, wow Tin ternyata kamu jago masak yah pasti ntar suami kamu perutnya buncit abis makanannya enak-enak trus sih hihihihi.'' kata Bu Sastro sambil melahap sepiring nasi goreng.
''Terima kasih Bu, kan Titin masaknya pake ''Cinta'' makanya enak, tuh buktinya Aa' Jack belum jadi suami Titin aja perutnya udah buncit hehehehehe.'' kata Titin sambil tersipu malu melihat Jack.
''Eh Jack ?'' Bu Sastro tampak berusaha mencerna kata-kata Titin barusan.
''Eh...ehmmm....udah jangan diambil hati Bu, Titin ini emang suka bercanda kok hahahaha, eh iya pagi-pagi Bu Sastro kok udah kesini ada apa yah ?'' kata berusaha mengalihkan pembicaraan.
''eh iya ampe lupa saya, gini Jack kan kamu kemarin kan tahu saya hampir jadi korban perampokan makanya saya pengen kamu jadi supir pribadi saya, kamu bisa nyetir kan ?''
''Bisa bu, tapi kan saya ada kerjaan juga di kantor Bu?''
''Makanya sebelum dapat ganti kamu di kantor jadi kamu kerjanya 2, antar jemput saya trus di kantor kamu jadi OB tetep, gimana ? Kalo masalah gaji santai aja saya bayar dobel deh+bonus.''
''Wah boleh tuh Bu kebetulan saya capek ngayuh si ''Kumbang'' trus hehehehe.'' kata Jack, setelah sarapan mereka kembali keaktifitasnya masing-masing. Jack dan Bu Sastro berangkat kerja sedangkan Titin dan Nadya berangkat sekolah.
###############################
Didalam mobil Bu Sastro, Jack dan Bu Sastro berbincang-bincang sambil mendengarkan lagu dari radio, Bu Sastro duduk didepan disamping Jack katanya sih tidak biasa duduk dibelakang.
''Wah Jack ternyata lo enak yah dikrubutin ama 2 cewek cakep tiap hari hahahaha.'' kata Bu Sastro.
''Ah biasa aja kok , mereka mah gak ada apa-apanya dibanding lo Sas hehehehe.'' rayu Jack sambil mengganti-ganti chanel radio.
''Ah lo bisa aja Jack, emang gwe cantik ?'' terlihat muka Bu Sastro memerah mendengar rayuan Jack sehingga timbul rasa penasaran akan perasaan Jack terhadap dirinya.
''Lho emang benar kok Sas, lo itu bukan hanya cantik tapi juga pintar, anggun, seksi dan dewasa. Ini bukan rayuan lho tapi kenyataan wah beruntung deh cowok yang bisa ngedapetin kamu.''
''Emang masih ada yang mau ama janda ?''
''Ada lah apalagi jandanya janda kembang kayak lo hahahaha.''
''Kalo lo mau gak ama janda kembang Jack ?'' tanya Bu Sastro sembari menundukan mukanya yang merah padam menahan malu, ia sendiri terkejut akan kata-kata yang baru saja dilontarkannya apalagi terhadap seorang laki-laki yang baru dikenalnya.
''Eh....apa.... Wow lagu kesukaan gwe main nih.'' Jack yang kaget atas pertanyaan sang bos barusan berusaha mengalihkan pembicaraan karena dirinya sendiri tak yakin akan apa yang baru saja didengarnya tadi. Mana mungkin seorang perempuan kaya, cantik, seorang pengusaha sukses mau dengan dirinya yang hanya seorang OB kantor.
Tonight I'm gonna have myself a real
good time
I feel alive and the world it's turning
inside out Yeah!
I'm floating around in ecstasy
So don't stop me now don't stop me
'Cause I'm having a good time having a
good time
I'm a shooting star leaping through the
skies
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady
Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me
I'm burning through the skies Yeah!
Terdengar suara khas almarhum Freddy Mercury dari speaker mobil yang melaju membelah jalanan di pagi hari yang cerah itu.
''Wah lo suka ama Queen juga yah ?'' tanya Bu Sastro saat mendengar lagu tersebut.
''Iya lah secara Queen band legendaris favorit gwe, emang lo juga suka ?'' tanya Jack sembari membesarkan volume radio.
''Asalnya sih gak suka tapi gara-gara alamarhum mas Suryo demen banget ma Band ini, tiap hari selalu nyetel lagu-lagu Queen jadi lama-lama jadi suka juga.'' kata Bu Sastro sambil membayangkan masa-masa indah bersama sang suami semasa hidup.
''Wah suami lo gaul juga yah kirain kalo keturunan ningrat tuh sukanya lagu-lagu gending jawa doank hahahaha.''
''Hahaha ya nggaklah, gwe aja gak bisa bahasa jawa gara-gara dari kecil besar di jakarta.'' mereka berbincang-bincang sepanjang perjalanan ke kantor.
Begitu sampai di kantor mereka berlaku seperti seorang atasan dan bawahan seperti yang dikatakan Bu Sastro kemarin tapi tetap saja mereka jadi bahan pergunjingan seisi kantor karena Jack datang bersama sang Bos dalam 1 mobil pula.
###################################
Di dalam pantry......
''Woiii Jack sejak kapan lo dekat ama si Bos ?'' tanya Darto saat Jack datang hendak menyiapkan minuman untuk para karyawan.
''Ah lo To ngagetin aja, gini gwe disuruh jadi supir pribadinya Bos.'' jelas Jack.
''Owh naik pangkat nih ceritanya, traktir-traktir napa ? Lha trus napa masih kesini lo mana bikin minuman pula ?'' tanya Darto sambil membantu Jack.
''Yah sementara gwe ngisi 2 pekerjaan dulu sebelum ada ganti gwe di OB.''
''Owh gitu toh.''
''Krieeettt.....'' suara pintu pantry dibuka yang masuk ternyata adalah Candra yang baru datang. Melihat yang datang adalah musuh bebuyutannya Jack dan Darto diam saja.
''Denger-denger ada yang naik pangkat nih, pasti gara-gara pake pelet tuh.'' terdengar suara cempreng Candra yang menusuk hati Jack.
Mendengar sahabatnya diejek Darto hendak menegur Candra tapi ditahan oleh Jack. Omongan Candra semakin menjadi-jadi sehingga membuat Darto yang sedari tadi menahan diri ''meledak'' juga.
''Heh tuh mulut gak pernah sekolah yah ? Kalo ngomong asal jeplak aja.'' sindir Darto.
''Ow takut anjingnya si gendut menggonggong, mulut mulut gwe ngapain lo sewot ?''balas Candra.
''Owh dasar Tonggos kalo iri bilang aja iri, gwe tahu dari dulu lo naksir ama Bos kan ?'' gantian Darto yang mengejek Candra.
''Ah ngomong ama preman gak ada gunanya otaknya gak jalan.'' kata Candra sambil berlalu meninggalkan pantry.
''Hiiiihh.... Lama-lama gwe bantai juga deh tuh gigi tonggos.'' ungkap Darto kesal.
''Udah jangan dimasukin hati, anggap aja orang gila.'' kata Jack santai.
''Tapi lama-lama ngeselin juga Jack.'' Darto emosi kalau teringat ejekan Candra tadi.
''Udah sama-sama cari duit kok berantem, bentar gwe anterin minuman dulu.'' Jack pamit sambil membawa nampan berisi beberapa gelas minuman. Di kantor semua karyawan bertanya pada Jack tentang hubungannya dengan sang Bos semua dijawab Jack dengan santai sambil bercanda, itulah sifat yang disukai para karyawan pada Jack yaitu sifatnya yang santai dan enak diajak bercanda, pekerjaannya pun selalu cepat dan rapi sehingga tak jarang banyak karyawan yang selalu memintanya untuk membeli sesuatu diluar kantor dan uang kembaliannya selalu disuruh untuk disimpan oleh Jack saja.
Padahal sebelum ada Jack yang disuruh pasti Candra tapi kalau disuruh membeli sesuatu kalau harganya cuma 10ribu Candra selalu bilang diatasnya sehingga orang-orang kantor lama-lama jadi malas menyuruh Candra untuk beli sesuatu di luar kantor. Ketika Jack masuk maka otomatis Jacklah yang selalu dapat orderan di luar kantor.
''Tok....tok...tok..'' pintu ruangan presiden direktur diketuk dan masuk Jack sambil membawa minuman teh hangat buat sang bos yang terlihat tengah sibuk dengan berkas-berkas yang ada di mejanya.
''Ini Bu minumannya.'' Jack meletakkan segelas teh hangat diatas meja kerja Bu Sastro dan hendak keluar.
''Iya taruh disitu saja, oh iya Jack nanti kamu makan siang dimana ?'' tanya Bu Sas sembari menghentikan aktifitas kerjanya sementara untuk berbicara pada karyawan ''favoritnya'' tersebut.
''Saya biasanya beli pesenan para karyawan trus beli nasi padang bungkus di depan bu, makannya di pantry.'' jelas Jack.
''Owh...kalo gitu nanti saya titi nasi padang juga yah, ntar kamu makannya disini saja nemenin saya ok.'' perintah Bu Sastro.
''Ta...tapi...tapi nanti kalau saya makan disini apa kata karyawan yang lain Bu ?'' Jack terlihat agak gugup atas permintaan Bos cantiknya itu.
''Alah gak usah dipikir lagian aku gak punya teman ngobrol, kan gak enak makan sendirian Jack. Udah pokonya ntar kamu makan disini.'' perintah Bu Sas tegas.
''Iya bu nanti saya bawakan nasinya, kalau begitu saya permisi dulu.'' kata Jack sambil berlalu pergi meninggalkan sang Bos yang kembali tenggelam dengan pekerjaannya.
Didalam kamar satu-satunya lelaki yang menghuni ''istana mawar'' terlihat 3 sosok orang yang tengah mereguk kenikmatan dunia , sang pemuda yaitu Jack tampak tengah berbaring di atas kasurnya sedang Nadya berada diatasnya pinggulnya bergoyang seperti goyangan seorang penyanyi dangdut yang terkenal akan goyang ngebornya.
''Akhssss....ssshhhh......ahhhh.....gimana mas.....enak gak goyanganku ?'' tanya Nadya disela-sela kesibukannya mengulek batang kontol Jack yang telah menancap di lubang mekinya.
''Ssshhh...ahhhhh....hebat banget Nad ssshhh.... Kok bisa nyedot kayak vacuum cleaner aja aaahhhh.'' tanya Jack disela-sela menikmati tubuh Nadya yang masih bergerak dengan lincah diatas tubuhnya.
''Ini...ssshhhh....namanya empot ayam Mas aaahhhhkkk.'' terang Nadya yang semakin cepat menggoyang pinggulnya untuk mempercepatnya mendapatkan kenikmatan dunia yang disebut orgasme.
''Aaakkhhhh.....sssshhhh....Nad jangan cepat-cepat ntar gwe kel....uummmpphhh....mmmmaahhhpp.'' belum sempat Jack menyelesaikan kata-katanya bibir tebalnya sudah diredam dengan sebuah ciuman penuh nafsu dari Titin yang ada disebelahnya sambil melayani ciuman Titin tangan Jack mulai bergerak meraba-raba tubuh polos sang gadis yang berbaring disebelahnya itu.
''Mmmmhhhhh....ummmmppphhh.....uuuuupppphhhhh....A hhhhh......'' yang terdengar hanya lenguhan-lenguhan tertahan yang dikeluarkan 3 orang yang tengah mereguk manisnya nikmat dunia.
''Aa'......akkkhhhsss....ummmmhhhh.'' Titin melenguh saat tangan kanan Jack meremas buah dada kirinyanya dengan gemas.
''Mas...mas...mas...mas...AAAAAKKKHHHH.'' terdengar suara desahan Nadya yang telah mencapai orgasmenya yang ditandai dengan hentakan pinggulnya yang menyentak-nyentak sedang Jack sedikit menahan nikmat saat batang kontolnya terasa disiram oleh cairan hangat orgasme Nadya, batang kontolnya terasa dipijat dan disedot oleh otot-otot vagina Nadya dengan lembut.
''Haah....haah....haaah....haaah.'' hanya suara nafas yang berat yang keluar dari mulut mungil Nadya kelihatannya dia benar-benar kelelahan setelah mendapat orgasme yang dahsyat tadi.
'Aaahhh..... Aa' nakal ih tangannya hihihihihi.'' pekik Titin saat menyadari jemari Jack tengan memainkan lubang mekinya dengan lembut.
''Ha.....haaahh... Habis kamu ngegemesin sih Tin hehehehe.'' balas Jack sambil menciumi leher mulus Titin.
''Akhhss...ssshhhh...ohhhhh.'' desah Titin seraya menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh sang kekasih. Sedangkan Nadya yang baru saja mendapat orgasmenya tengah memperhatikan kelakuan 2 orang bugil yang ada dihadapanya itu, dulu setiap Titin bermesraan dengan Jack kadang terbersit rasa cemburu membara di dadanya tapi itu dulu, berkat Jack yang tak pernah membedakan antara Nadya dan Titin dalam mendapatkan porsi perhatian dan rasa sayangnya membuat rasa cemburu yang ada didada Nadya berubah menjadi rasa ingin berbagi, rupanya yang mengalami hal itu bukan hanya Nadya hal yang serupa juga terjadi pada Titin. Terlihat Titin mengambil alih posisi Nadya diatas tubuh Jack, dipegangnya batang kontol Jack dan dibimbing pelan-pelan menuju liang mekinya yang telah basah.
''Aaahhh.....Aa'.....ssshhhh....uuummmpph.'' lenguhan Titin saat kontol Jack menembus liang mekinya yang sempit dengan segera Titin mulai menggoyang pinggulnya tak seperti Nadya, Titin menggoyang pinggulnya dengan pelan seakan-akan berusaha menikmati centi demi centi kontol Jack yang tertancap di lubang mekinya. Nadya menggeser badannya kesamping kiri Jack untuk memberikan ruang bagi Titin untuk memperoleh kenikmatan dunia yang baru saja dia dapatkan tadi.
''Haah....haa...ha.....haaah....ooohh.'' hanya suara helaan nafas yang berat saja yang keluar dari bibir mungil Titin seraya mempercepat gerakan pinggulnya. Seakan tak mau menganggur gantian Nadya yang menjadi korban tangan jahil Jack.
''Aaahhh....massshhh.....oooohh.'' desahan Nadya terdengar kembali saat jemari Jack berhasil masuk kedalam lubang mekinya dengan perlahan Jack menusuk-nusuk jarinya kedalam lubang meki Nadya lama-lama menjadi cepat sambil sesekali meremas dada Nadya yang putih mulus.
''Aaahhh.....Maassshhh.....massshhh....maaassshhh. ....MAAAAAASSSHHH....AAAAKKGGHH.....AKKKHHH.'' Desahan Nadya terdengar nyaring saat mendapat orgasmenya yang kedua akibat ulah jemari Jack.
''Aa'....gantian dong A'..ssshhhh....ahhhh.'' kata Titin sambil turun dari tubuh Jack dan berbaring disamping Jack. Jack yang paham langsung menindih tubuh mulus Titin sambil mencium Titin dia langsung menusuk meki Titin dengan bertenaga membuat Titin langsung orgasme akibat serangan tiba-tiba tersebut.
''Aa'......AAAAAAKKKKHHHH......OOOOOOHHHHSSSS..... .Aa'' jangan ngagetun kayak gitu donk....haaah....haaah kan Titin belum siap jadinya keluar kan.'' Protes Titin disela-sela nafasnya yang berat akibat orgasme yang baru saja terjadi. Jack hanya melirik tidak menjawab protes Titin sebab sedang sibuk melayani ciuman Nadya tapi terlihat sebuah senyuman disela bibirnya yang tengah disumpal dengan bibir seksi Nadya.
''Ohhhhsss......haaah.....haaahhhss.....haaahhhsss .'' kembali terdengar desahan Titin saat Jack mengayunkan kontinya menggedor-gedor meki Titin, tangan Jack pun kembali beraksi menusuk-nusuk meki Nadya. Yang terdengar dikamar itu hanyalah suara desahan dan lenguhan bahkan suara detik jam tak pun tak terdengar setelah beberapa lama Jack merasa kalau dia juga akan mendapatkan orgasmenya maka gerakan pinggulnya semakin cepat dan bertenaga.
''Aaahhhh....Aa'....ter...terusshhh....yang...ce.. .pat..'' Titin pun semakin dekat dengan orgasme keduanya.
''AAAKKKKKHHHH.....OOOOHHHHHSSS....AAAHHHSSSS...'' suara Titin dan Jack hampir bersamaan saat orgasme mereka datang menerpanya Nadya memandang mereka berdua, melihat Nadya yang sedang ''kentang'' mulai mendekati Nadya.
''Napa Nad ? Tanggung yah ?'' tanya Jack sedangkan Nadya hanya menggangguk dengan muka merah ditanya seperti itu, Jack langsung membenamkan mukanya di pangkal paha Nadya.
''Mas...ssshhh...gak...uhsah....kalo....capek...ss shhhh.'' kata Nadya disaat rasa nikmat mulai menjalar di tubuhnya.
''Gak apa-apa kok Nad, kasian lo donk Titin aja 2 kali keluar masa lo cuma sekali.'' kata Jack enteng sambil terus menjilati clitoris Nadya yang mulai berdenyut-denyut tak sampai 10 menit Nadya mendapat orgasme keduanya.
''AAAHHHHH....HAAAAH....HAAAAH.'' teriak Nadya saat orgasme menerpa dirinya terlihat sangat seksi tubuh putih mulusnya sampai melengkung menahan gejolak nikmat yang baru saja didapatnya itu. Malam itu mereka bertiga tidur bersama dengan Jack ada ditengan diapit oleh 2 bidadari.
######################################
Sudah 1 bulan sejak Jack menjadi supir Bu Sastro, kantor juga sudah mendapat penggantinya yaitu seorang perempuan muda bernama Dyah Ayu. Maka selama itulah hubungan Jack dengan Bu Sastro semakin dekat,siang itu Jack terlihat tengah berbincang-bincang dengan Darto dan Dyah di pantry.
''Eh Yah udah punya pacar lum lo ?'' tanya Jack pada Dyah.
''Belum nih mas Jack, cariin donk.'' kata Dyah dengan manja.
''Wah gwe sih boleh-boleh aja tuh nyariin tapi kriteria lo apa nih ? Ntar gwe keliru bawa yang ada lo marah-marah ke gwe lagi.''
''Yang gagah, badannya besar, kalo masalah tampang gak masalah asal dia baik hati dan bertanggung jawab.'' kata Dyah sambil melirik pada Darto yang tengah menyeduh kopi.
''Owh kalo gitu doang mah mudah, noh si Darto lagi jones tuh.'' kata Jack sambil melirik pada Darto.
''Owwwhhh.....sialan.'' kata Darto yang kaget saat Jack berkata seperti itu akibatnya tangannya tersiram air panas, melihat hal itu Dyah langsung menghampiri Darto.
''Napa Mas To ? Aduh kasihan kena air panas yah.'' kata Dyah sambil memegang Darto yang terkena air panas dan meniup-niupnya, Darto melihat Dyah yang sangat perhatian dengan hati yang berbunga-bunga, tak disangka ada juga wanita yang perhatian kepadanya. Jack hanya tersenyum melihat hal itu, dia bersyukur kalau sahabatnya bisa mendapat kekasih.
''Ehem mas mbak kalo mau mesra-mesraan tunggu gwe keluar donk jangan pas lagi ada disini gak enak nih gwe.'' sindir Jack, mendengar hal itu Darto dan Dyah langsung melepaskan pegangan tangannya dan berusaha bersikap seperti biasa. Namun keakraban mereka terusik saat Candra masuk ke pantry dan mulai mengejek Jack lagi, Darto yang paham akan sifat Jack hanya membiarkan Candra yang setiap ada Jack disitu pasti mulai menjelek-jelekan Jack. Jack yang tak ingin membuat masalah berjalan meninggalkan ruangan itu.
''Hei mau kemana lo hah ? Dasar gigolo gak laku yang mau cuma perek tua kesepian doank.'' ejek Candra yang entah kenapa membuat Jack menghentikan langkahnya.
''Apa lo bilang tadi ?'' kata Jack sambil berhadapan dengan Candra. Melihat itu Darto sedikit terkejut karena biasanya Jack tak pernah mau meladeni setiap ejekan Candra.
''Gwe bilang gigolo gak laku yang mau cuma per.....DUAAAGHHHH.'' belum sempat Candra menyelesaikan kalimatnya tinju Jack melayang tepat diwajahnya hingga membuat Candra terdorong menempel didinding samping pintu.
''BAJIINGAN.......BRUAAAKKK.....BRUAAAAKKKHHH.'' belum sempat Candra menyelesaikan kalimatnya wajahnya sudah dihajar Jack dengan menggunakan daun pintu hingga membuat wajah Candra yang sudah hancur malah menjadi abstrak sekarang. Mendengar ada ribut-ribut Pak Agus datang dan langsung melerai mereka berdua dibantu oleh Darto, akhirnya mereka semua dipanggil ke ruangan Bu Sastro untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Semula Candra menuduh Jack yang memulainya tapi itu disangkal oleh Darto dan Dyah yang menceritakan dari awal apa yang sebenarnya yang terjadi.
''Owh jadi di belakang saya, kamu berani ngomong seperti itu yah.'' kata Bu Sastro dengan tegas dan dingin. ,mendengar itu Candra hanya diam tak berani berbicara lagi sedang Jack hanya diam menunduk.
''Baik kalo begitu, kami tak butuh karyawan yang kerjanya hanya mencari masalah, hal ini bisa mengganggu karayawan yang lainnya maka mulai hari ini kamu saya PECAT !'' kata Bu Sastro dengan emosi, Candra hanya diam entah apa yang ada di pikirannya saat itu dia pun pergi keluar.
''Baik kalian boleh pergi kembali bekerja kecuali Jack.'' perintah Bu Sastro pada Darto dan Dyah, mereka berdua kembali bekerja sehingga yang ada di dalam ruangan itu hanya Jack dan Bu Sastro saja setelah melihat keadaan sepi Bu Sastro mendekati Jack.
''Jack lo gak apa-apa kan ? Aduh ngapain sih lo nanggepin omongan tuh orang ?'' kata Bu Sastro sambil memegang lembut muka Jack, Jack hanya terdiam sambil memandang muka Bu Sastro.
''Awalnya sih udah gwe cuekin Sas tapi saat dia sebut lo perek tua entah kenapa emosi gwe meluap, langsung aja gwe hajar dia.'' terang Jack sambil memandang mata Bu Sastro. Mendengar pengakuan pengakuan Jack membuat Bu Sastro terkejut sekaligus senang sebab dia selama ini berpikir kalau sinyal-sinyal cinta yang selama ini hanya bertepuk sebelah tangan akibat sikap cuek Jack. Entah siapa yang memulai tiba-tiba bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman hangat, selama beberapa detik mata mereka terpejam menikmati rasa yang tersalur lewat sebuah ciuman dengan perlahan mata mereka terbuka kembali.
''Ma...maaf Sas bukan maksud gwe buat.....'' belum sempat Jack menyelesaikan kalimatnya Bu Sastro sudah memeluknya dengan erat.
''Gak apa-apa Jack, gak apa-apa...... Gwe cinta lo Jack.'' terdengar suara lirih Bu Sastro ditelinga Jack. Mendengar hal itu Jack membalas pelukan Bu Sastro, dalam diam kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu berpelukan seakan-akan itu adalah pelukan terakhirnya.
Sudah 3 hari sejak pengakuan cinta Bu Sastro pada Jack di ruangan direktur itulah kedua tubuh insan manusia yang tengah dimabuk asmara berpelukan seolah-olah tak ingin terpisahkan antara satu dengan lainnya, selama 3 hari itu pulalah perubahan terjadi pada Bu Sastro dari seorang direktur yang dingin, jarang tersenyum, suka seenaknya menjadi seorang wanita yang penuh dengan keceriaan, ramah dan perhatian, memang betul kata orang kalau cinta bisa merubah sifat orang yang tengah dilanda badai cinta.
Pagi itu seperti biasa Jack menjemput Bu Sastro di rumahnya, sebuah rumah besar yang sangat mencolok walau berada di kawasan perumahan elit hal itu dikarenakan rumah tersebut adalah gabungan dari 3 rumah yang dijadikan 1 rumah besar yang dihuni oleh Bu Sastro seorang diri sedangkan untuk mengurus rumah tersebut Bu Sastro mempekerjakan 3 orang pembantu rumah tangga dan 2 orang tukang kebun yang semuanya adalah warga kampung yang ada dibelakang komplek perumahan tersebut tapi mereka hanya melakukan pekerjaannya sampai sore hari saja setelah itu pulang ke masing-masing rumahnya. Jack masih terkagum-kagum dengan rumah sang bos sekaligus kekasihnya tersebut walau sudah hampir 1 bulan lebih dia menjadi supir pribadinya tapi tetap saja dia merasa sayang rumah sebesar itu tak ada suasana kekeluargaan yang terasa didalamnya yang ada hanya suasana sepi, dingin dan muram. Dengan langkah pasti Jack memencet tombol bel disamping pintu utama, tak berapa lama Bu Sastro keluar dengan pakaian resmi kantornya yaitu kemeja putih dipadu dengan blazer warna biru sedangkan bagian bawahnya terlihat sepasang betis putih mulus yang dibalut oleh celana panjang berwarna biru.
''Hai sayang, udah sarapan belum ?'' sapa Bu Sastro saat membuka pintu dan mendapati Jack tengah bengong melihat penampilan Bu Sastro.
''Eh belum nih Sas, tadi buru-buru kesini sih jadi lupa sarapan deh.'' kata Jack sambil melihat penampilan Bu Sastro yang sangat serasi dengan dirinya yang anggun.
''Ayo kebetulan tadi aku masak makanan yang agak banyak.'' Bu Sastro menggandeng tangan Jack menuju ruang makan, diatas meja telah terhidang banyak makanan enak.
''Wah banyak banget Sas, ini semua kamu yang masak ?''
''Hehehehe iya donk yah dibantu dikit sih ama si Mbak, habis aku kan lama gak masak sendiri, ayo donk dicoba.'' kata Bu Sastro sambil mengambilkan nasi buat Jack.
''Hhhhmmmm.....enak kok Sas, wah calon istri idaman nih hehehehhehe.'' kata Jack sambil mulai memakan masakan Bu Sastro.
''Ah sayang bisa aja tapi masih kalah ama masakan si Titin, eh boleh tanya gak yang ?''
''Mbbbboleeeh...mmmau.....taamnnnyaa...aaapaammm ?'' jawab Jack dengan mulut yang penuh dengan makanan.
''tapi yang jujur yah, kamu serumah ama 2 cewek cantik kayak Nadya ama Titin pernah gak nglakuin yang macam-macam ?'' tanya Bu Sastro penuh selidik.
''Bbrrrruuuupphhhh..... Kagak kok kagak macam-macam.'' Jack kaget mendengar pertanyaan Bu Sastro tadi sehingga menyemburlah makanan yang tadi berada di mulutnya.
''Eeehhhhmmm yang bener nih, emang gak pengen ?'' tanya Bu Sastro lebih detil sambil mendekatkan duduknya dengan Jack sehingga Jack bisa mencium aroma parfum menggoda milik Bu Sastro.
''Eh....e....pengen sih tapi.... Mana ada yang mau ama gwe ?'' kata Jack salah kaprah saat Bu Sastro semakin mendekatkan dirinya bahkan lengan Jack bisa merasakan kelembutan buah dada Bu Sastro yang sekarang melekat erat di lengan kirinya.
''Kalo ama gwe, sayang mau gak ?'' goda Bu Sastro sambil tangan kanannya mengelus paha Jack.
''Eh....hhhhhmmmm.....gimana yah....'' jawab Jack agak bingung sebab dia takut ini hanyalah sebuah ''Tes'' untuk dirinya.
''Ummmhhh.....mmmhhhhh.'' tanpa diduga Bu Sastro mencium Jack, mendapat ciuman dengan tiba-tiba membuat Jack bingung sesaat.
''Udah ah, ayo cepat sarapannya ntar telat nih.'' kata Bu Sastro sambil melepaskan ciumannya dan melirik jam dinding. Dengan cepat Jack menghabiskan sarapannya tak berapa lama mereka telah ada dalam mobil mercedes putih keluaran terbaru menuju kantor.
Begitu sampai kantor seperti biasa Jack dan Bu Sastro berpura-pura seperti atasan dan bawahan tapi semua orang di kantor itu telah tahu hubungan mereka berdua tapi mereka menganggap hal itu justru bagus sebab sejak Bu Sastro mengenal Jack perangainya yang judes, dingin dan keras kepala mulai berangsur-angsur menghilang bahkan tak jarang Bu Sastro melempar senyum dan menyapa pegawainya saat berpapasan.
######################################
Siang harinya.............
Tampak Jack, Darto dan Dyah tengah berbincang-bincang didalam Pantry.
''Gimana Yah ? Udah ditembak belum ama si Darto ?'' tanya Jack.
''Ah mas Jack, ngomong apaan sih ? Tuh tanya ndiri ama orangnya !'' kata Dyah dengan muka merona memerah.
''Ah pasti belum, To....To katanya kebelet pengen punya pacar, noh mumpung ada yang mau tuh.'' ledek Jack.
''Ah ngomong apaan sih lo Jack, emang Dyah mau apa ma gwe ?'' balas Darto.
''Kalo mau trus gimana hayooo ?'' balas Dyah yang semakin membuat Darto malu bukan main.
''Ya...ya...ya kita jadian aja.'' kata Darto sambil menunduk menyembunyikan mukanya yang memerah.
''Cieeeeeh jadian nih ye ceritanya.'' ledek Jack yang membuat kedua temannya itu menunduk malu sambil sesekali saling lirik.
''Udah jangan lirak-lirik kayak anak SD aja" kata Jack yang membuat mereka bertiga tertawa. Saat itulah pintu pantry terbuka dan yang membuka adalah Bu Sastro dalam sekejap tawa yang tadi ada langsung berganti dengan suasana canggung.
"Eh Ibu tumben datang kesini Bu ?'' tanya Darto basa-basi.
''Iya ini nih nyariin si Jack abis dari tadi ditelpon gak nyambung-nyambung.'' terang Bu Sastro sambil menatap Jack.
''Oh iya maaf Bu lupa saya ,tadi pagi mau bilang kalo HP saya rusak.'' kata Jack sambil memperlihatkan HP butut merek noki* 3315 miliknya.
''Ye alah Jack HP butut kayak gitu masih aja disimpan, beli donk yang baru.'' kata Darto mengejek.
''Ah gini-gini ni HP punya sejarah tahu, iya-iya yang baru jadian sombong nih ye.'' balas Jack membuat Darto mati kutu.
''Udah ah, Jack ayo kamu antar saya ke Mall saya mau makan siang di luar.'' suruh Bu Sastro, tak lama berselang mereka sudah sampai di sebuah mall yang cukup terkenal.
''Yang sini deh.'' Bu Sastro terlihat menggandeng mesra Jack ditempelkannya lengan Jack yang berbulu tipis itu kearah dadanya sehingga Jack dapat merasakan kekenyalan tonjolan daging yang ada di sana walau terhalang oleh pakaian Bu Sastro, banyak lelaki yang memperhatikan tingkah laku pasangan ini dalam hati mereka iri pada Jack yang dengan muka pas-pasan tapi bisa mendapatkan Bu Sastro yang seperti seorang model. Mereka masuk kedalam sebuah konter HP yang cukup besar di dalamnya terpajang berbagai macam tipe HP dan juga aksesorisnya.
''Mbak ada Sams*ng galaxy s4 gak ?'' tanya Bu Sastro pada seorang karyawan konter tersebut.
''Ada mbak, bentar saya ambil dulu.'' balas sang karyawan sambil berjalan menuju rak yang ada dibelakangnya untuk mengambil pesanan Bu Sastro.
''Ini mbak.'' kata sang karyawan sambil menyodorkan satu kotak HP dengan segel yang masih melekat, oleh Bu Sastro dilihat-lihat dengan seksama kotak tersebut.
''Eh yang, bagus gak HP ini ?'' tanya Bu Sastro pada Jack yang sedari tadi melongo melihat karyawan-kryawan konter HP tersebut yang sebagian besar cewekKcewek cantik.
''Ih ditanya kok malah bengong sih !'' dengan gemas Bu Sastro mencubit pinggang Jack sehingga membuat pikiran kotor Jack yang tengah membayangkan enaknya bercumbu dengan gadis-gadis penjual tadi buyar.
''Aduh.....duh...apaan sih Sas, bikin kaget aja.'' balas Jack kaget.
''Ini bagus gak ?'' tanya Bu Sastro sambil menyodorkan kotak HP tadi pada Jack, Jack hanya melihat kotak tersebut sekilas dia tahu kalau HP tersebut adalah sebuah HP yang cukup mahal.
''Bagus kok, emang HP kamu rusak juga yah ?'' tanya Jack.
''Nggak tuh, ni buat lo sayang.'' balas Bu Sastro pendek seraya mengambil kembali kotak Hp tersebut.
''Eh buat gwe ? Aduh jangan ah emang gwe cowok apaan ? Ntar deh kalo tabungan gwe cukup gwe beli ndiri Sas.'' tolak Jack halus.
''Udah jangan nolak, kan ini juga buat aku juga kalo kangen kan bisa langsung telpon lo, lagian nunggu tabungan lo lama, nih mbak dibuka yah saya beli.'' kata Bu Sas sambil memberikan kardus HP tadi kepada sang karyawan konter tadi.
''Tapi...tapi...'' protes Jack tapi segera diam saat jari telunjuk Bu Sastro mendarat dibibirnya.
''Udah jangan protes, ayo makan yuk udah lapar nih.'' ajak Bu Sastro, mereka lalu menuju sebuah restoran jepang yang banyak dikunjungi para pengunjung mall tersebut.
''Jack kamu mau apa ?'' tanya Bu Sastro sambil membuka buku menu.
''Aduh apaan nih bahasanya gak jelas mana hurufnya kayak cacing semua lagi.'' batin Jack saat membuka buku menu yang didalamnya terdapat bahasa jepang dan bahasa inggris.
''Eh....hhhmmmm.....aku ikut aja deh.'' jawab Jack pasrah.
''Ok deh, mas chiken katsudon 2 yah ama 2 set tempura minumnya ocha dingin ajah.'' kata Bu Sastro sambil mengembalikan buku menu pada pelayan yang ada disampingnya. Jack hanya melongo mendengar nama-nama makanan yang dipesan Bu Sastro tadi.
''Makanan apaan tuh, kok ada tempu-tempurnya segala.'' dalam hati Jack mau bertanya tapi malu. Tak lama berselang makanan mereka sampai, dengan lahap Bu Sastro memakan Chiken Katsudon, Jack hanya mengamati sebuah mangkok yang didalamnya ada nasi, sayur dan potongan dada ayam disiram dengan saus yang agak kental.
''Kok dilihat aja, ayo donk dimakan.'' kata Bu Sastro saat melihat Jack yang sedari tadi hanya melihat makanannya saja.
''Iy...iya...'' dengan kikuk Jack memegang sumpit dengan bingung dia mengambil Nasi tapi selalu jatuh. Melihat hal itu Bu Sastro hanya tersenyum dengan lembut dia mengajari Jack cara memegang sumpit dengan benar.
''Owalah mau makan aja ribet amat sih Sas.'' protes Jack saat dia berhasil mencomot tempura udang dengan 4x usaha menggunakan sumpit.
''Hahahaha sekali-kali yang makan yang lain masa tiap hari makan masakan padang mulu hehehehe.'' jawab Bu Sastro melihat tingkah kekasihnya yang kesulitan menggunakan sumpit.
''Hhh.....hhhmmmmm...nyam....nyam... Eh enak juga nih udang kok bisa mekar kayak kemoceng gini yah ? Si Titin bisa bikin kayak gini gak yah ?'' komentar Jack saat berhasil merasakan tempura udang yang dengan susah payah berhasil disuapkan kedalam mulutnya.
''hahaha masa kayak kemoceng sih yang, emang sayang mau ? Kalo mau besok gwe bikinin deh.'' kata Bu Sastro sambil tersenyum manis.
''Wah beneran nih, asyik besok gwe mau pamer didepan Darto ah hehehehehe.'' balas Jack sambil tertawa. Mereka segera menghabiskan makan siangnya karena jam makan siang hampir habis, setelah mengisi perut mereka pun kembali kekantor melanjutkan pekerjaan masing-masing.
####################################
Malam harinya..........
Terlihat sedan merci milik Bu Sastro kembali kerumahnya, Jack dan Bu Sastro pulang agak malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga sehingga Bu Sastro lembur, tak lupa sebelum pulang mereka mampir mengisi perut dulu.
''Wah makasih lho Sas udah dibeliin HP tadi.'' kata Jack saat mengantarkan Bu Sastro kedalam rumah.
''Iyah sayang, kan itu juga buat gwe juga.'' kata Bu Sastro.
''Wah udah malam nih, gwe balik dulu yah takut kehujanan nih tuh mendungnya tebal banget.'' kata Jack pamit tapi saat itu jugalah hujan turun dengan deras sambil diiringi dengan kilat yang menyala-nyala.
''Aduh tuh kan baru aja ngomong udah ujan ajah.'' gerutu Jack sambil berusaha berjalan tapi langkahnya berhenti saat dia merasa ujung bajunya ada yang menarik, saat dilihat ternyata yang menariknya adalah Bu Sastro.
''Yang....malam....ini mau...mau gak kamu...kamu nemenin gwe ?'' kata Bu Sastro tergagap-gagap sambil tetap memegang ujung baju Jack. Sedangkan Jack hanya terdiam yang terdengan kala itu hanya suara guntur dan sambaran kilat yang menghiasi langit yang tengah mencurahkan air hujan malam itu.
''Maksud....maksud..lo gimana nih ?'' tanya Jack gugup saat Bu Sastro memintanya menemaninya malam ini.
''Yah...yah lo temenin gwe, lo tidur di kamar sebelah kamar gwe. Emang lo mikir apaan ? Ih pasti lo mikir jorok yah ? Emang gwe cewek apaan huh.'' balas Bu Sastro sambil melepaskan pegangannya pada baju Jack.
''Eh...gak siapa coba yang pikirannya jorok, gwe gak mikir jorok tapi mikir seksi, aduh.....duh......'' balas Jack yang diikuti dengan sebuah cubitan mesra dipinggangnya.
''Awas yah kalo berani-berani masuk kekamar gwe, ntar gwe gigit putus tuh burung mungil lo.'' ancam Bu Sastro.
''Ye emang situ pernah lihat burung gwe ? Coba aja belum sudah bilang mungil.''
''udah ah, ayo masuk keburu masuk angin nih gwe ntar.'' ajak Bu Sastro sambil masuk kedalam rumah. Di dalam rumah tersebut banyak perabotan-perabotan mahal, disetiap lemarinya terpajang pajangan dari kristal, disetiap sudutnya terdapat guci besar dengan berbagai lukisan diatasnya, dinding-dindingnya juga banyak terdapat lukisan-lukisan karya maestro tingkat dunia. Setiap kali Jack masuk tak pernah dia berhenti kagum dengan segala macam perabotan dan interior rumah tersebut tapi hanya satu yang membuat dia merasa lebih baik kost-kostannya daripada rumah megah tersebut hal itu adalah suasana hangat kekeluargaan yang ada di rumah kostnya. Rumah megah ini terlihat sangat sepi karena yang tinggal hanya Bu Sastro seorang diri.
''Yang lo mau teh apa kopi ?'' tanya Bu Sastro sambil berjalan menuju dapur.
''Kopi aja deh Sas, eh kamar mandinya dimana sih ? kebelet pipis nih.'' tanya Jack sambil memegangi pangkal pahanya.
''Tuh terus aja ntar ada pintu gambar burung.'' kata Bu Sastro sambil menunjuk arah ke toilet. Dengan tergesa-gesa Jack berjalan menuju arah yang ditunjuk Bu Sastro tadi. Setelah menuntaskan hajatnya Jack menuju ruang tengah tapi langkahnya terhenti saat dia melihat sebuah kamar yang agak terbuka karena penasaran dia pun lantas membuka pintu kamar tersebut agak lebar.
''wow, bukunya banyak amat.'' kata Jack seraya masuk mengamati ruangan tadi, didalamnya banyak terdapat buku-buku disalah satu dindingnya terdapat sebuah foto berukuran besar yang tergantung. Dengan pelan-pelan Jack menyusuri rak-rak buku itu sampai dia berhenti didepan sebuah buku tebal bersampul merah, ada suatu dorongan yang kuat yang membuatnya mengambil buku tersebut dan mulai membukanya. Ternyata itu bukan buku melainkan sebuah album foto didalamnya terdapat foto Bu Sastro dengan seorang laki-laki yang agak mirip dengan Jack.
''Mungkin ini suaminya Sas, kok agak mirip gwe yah ?'' pikir Jack sambil mulai membuka lembar demi lembar ambul foto tersebut, dalam album foto tersebut banyak sekali foto Bu Sastro yang terlihat sangat bahagia hal tersebut terbukti oleh senyum manis yang selalu ada di tiap lembar foto, dari foto pernikahan sampai foto liburan.
''Gwe jelek banget yah pas muda ?'' suara Bu Sastro mengagetkan Jack, ternyata Bu Sastro telah berada didepan pintu ruangan tersebut sambil membawa nampan berisi segelas kopi dan segelas teh dengan hati-hati dia menaruh nampan tersebut diatas meja kerja yang ada diruangan tersebut, setelah itu dia berjalan menuju Jack.
''Ah siapa bilang ? Cantik kok gak kalah ama artis-artis.'' kata Jack sambil tersenyum dan mulai kembali membuka lembaran album foto itu, Bu Sastro tersenyum mendengar pujian dari kekasihnya itu, dengan mesra dipeluknya Jack dari belakang, kepalanya disenderkan diatas pundak Jack sehingga otomatis punggung Jack tertekan oleh buah dada kenyal milik Bu Sastro. Bu Sastro mulai menceritakan momen-momen yang ada disetiap lembar foto tersebut, sampai suatu saat sampai pada sebuah foto dimana terlihat Bu Sastro mengenakan gaun putih berpose duduk dan tengah tersenyum, tiba-tiba Bu Sastro diam.
''Ini foto saat kamu ngapain Sas ?'' tanya Jack tapi tak terdengar jawaban dari bibir Bu Sastro, tiba-tiba Jack dikejutkan dengan tetesan air hangat yang merembes dipundaknya saat menoleh dilihatnya Bu Sastro tengah menangis sehingga air matanya jatuh dipundak Jack.
''Ah....sorry....sorry, itu foto terakhir yang diambil ama almarhum suami gwe...hiks....hiks.... Ha..ha..ha gwe cengeng banget yah ha...ha...ha.'' kata Bu Sastro sambil membalik punggungnya dan menjawab pertanyaan Jack dengan berusaha menahan laju air matanya yang keluar dari kedua mata indahnya, terlihat punggung Bu Sastro bergetar, melihat Hal itu timbul rasa kasihan Jack pada Bu Sastro disisi lain Bu Sastro terlihat bagaikan seorang wanita es yang penuh dengan perhitungan yang mampu memimpin sebuah perusahaan besar yang membawahi ratusan ribu karyawan tapi sebenarnya didalamnya dia hanyalah seorang wanita biasa yang juga butuh dicintai dan disayangi.
''Gak kok lo gak cengeng, lo adalah wanita tertegar yang pernah gwe temuin.'' kata Jack sambil memeluk Bu Sastro. Tiba-tiba Bu Sastro membalik badannya dan balas memeluk Jack, dibenamkan wajahnya didalam dada Jack dari gerakan bahunya Jack tahu kalau Bu Sastro tengah menangis dengan kencang dia hanya diam sambil mempererat pelukannya pada Bu Sastro, setelah menunggu beberapa saat barulah Bu Sastro tenang dan melepasakan pelukannya.
''Ha...ha...ha trims yah udah mau gwe jadiin bantal hehehehe.'' senyum mulai timbul kembali diatas bibir Bu Sastro.
''Iyah gak apa-apa, tapi baru tahu gwe kalo cewek cantik kayak lo kalo mewek ingusnya suka kemana-mana hehehehe.'' kata Jack sambil memperlihatkan baju bagian dadanya yang ada noda air mata Bu Sastro tadi.
''Ihhhh, apaan sih.'' kata Bu Sastro kesal diejek Jack yang sekali lagi diiringi dengan sebuah cubitan maut dipinggang Jack.
''Aduh....aduh wah cubitan lo makin kejam aja sih Sas awww.'' kata Jack sambil berusaha menahan tangan Bu Sastro agar berhenti mencubitnya lagi.
''Udah ah, ayo diminum kopinya ntar keburu dingin lagi.'' kata Bu Sastro berjalan menuju meja tempatnya menaruh minuman tadi, sambil menikmati hangatnya minuman mereka berbincang-bincang sampai malam.
''Udah malam nih tidur yuk.'' ajak Bu Sastro.
''Ayo...ayo gwe juga dah pengen....'' kata Jack semangat.
''Pengen apaan ? Awas lo kalo berani masuk kekamar gwe.'' ancam Bu Sastro sambil mengepalkan tangannya.
''Pengen tidur maksud gwe heheheehehe.'' kata Jack sambil tertawa garing. Akhirnya mereka berdua masuk kekamar masing-masing didalam kamar, Jack tak dapat tidur entah karena hujan yang masih mengguyur dengan deras atau sebab lain dia tak dapat tidur dengan nyenyak padahal kamar yang dia tempati sangat luas ditambah dengan kasur yang empuk, semua itu berbanding terbalik dengan kamar kostnya yang sempit dan kasur lamanya yang sudah tak empuk lagi tapi biar bagaimanapun dia tetap merasa nyaman dikostnya itu. Setelah berjuang keras agar dapat tidur akhirnya Jack bisa tidur juga tapi itu tak lama sebab saat jam menunjukkan jam 00.30 tiba-tiba pintu kamarnya ada yang membuka, dengan pelan sosok yang membuka pintu tersebut berjalan menuju Jack yang tengah tertidur pulas dilihatnya dengan seksama sosok yang tengah mengeluarkan air liur disela-sela bibir tebalnya tersebut lalu dengan gerak perlahan sosok tersebut masuk kedalam selimut Jack, memeluknya dengan mesra sehingga membuat Jack terbangun.
''Eh sapa nih ?'' kata Jack saat sadar ada yang memeluknya dari belakang.
''Ini gwe, udah jangan berbalik biar gini aja.'' kata sosok misterius tersebut yang ternyata adalah Bu Sastro.
''Eh lo Sas, hayo katanya gak boleh masuk kekamar ?'' goda Jack.
''Kan aturannya lo yang gak boleh masuk kekamar gwe bukan gwe yang gak boleh masuk kekamar lo.'' kata Bu Sastro sambil memeluk Jack dengan erat.
''Iya deh gwe kalah, ngapain lo malam-malam nyelinap kemari dak takut apa gwe apa-apain ?'' tanya Jack.
''Yee mikir jorok aja lo, hhmm.. Lo ini gak sensitif banget sih, lagian hujannya deras banget gak reda-reda mana kilatnya gede-gede lagi kan gwe takut Jack.'' terang Bu Sastro.
''owh gitu toh, kirain lagi pengen hehehehe.''
''Ah lo mah piktor mulu, Jack makasih yah.'' kata Bu Sastro pelan.
''Makasih apaan Sas ?'' tanya Jack bingung.
''Makasih buat minjemin dada lo buat tempat nangis gwe, sorry kalo gwe keinget masa lalu gwe.''
''Iya santai aja, Sas kalo boleh ngomong semua orang apsti punya masa lalu entah itu kenangan baik maupun kenangan buruk tapi masa lalu cukuplah untuk dikenang saja jangan sampai masa lalu membebani diri sendiri karena kita hidup bukan demi masa lalu tapi untuk masa depan jangan sampai masa depan yang telah ada didepan kita tak dapat kita gapai karena kita masih terbelenggu dengan kenangan masa lalu kita.'' ujar Jack sambil membelai tangan Bu Sastro dengan lembut.
''hhhhmmm.... Lo benar Jack, sudah waktunya gwe melangkah maju meninggalkan semua kenangan masa lalu gwe.'' kata Bu Sastro, mereka berdua pun tertidur dengan posisi Bu Sastro memeluk Jack dari belakang.
Esok paginya......
Matahari mulai bersinar menyinari muka bumi yang masih agak basah setelah diguyur oleh hujan tadi malam, titik-titik air masih terlihat diatas daun-daun seolah-olah tengah berdiam menyapa hangatnya sinar sang mentari.
Di ruamah Bu Sastro terlihat Jack tengah mengotak-atik HP baru yang dibelikan Bu Sastro di ruang tengah, didapur terlihat Bu Sastro tengah sibuk membuat minuman.
''Ngapain sih Yang, kok dari tadi kelihatan bingung ?'' tanya Bu Sastro.
''Ini nih Sas, tempat masukin SIMnya dimana sih ?'' tanya Jack sambil menyerahkan galaxy S4nya.
''Ini tuh yang kecil tu.'' kata Bu Sastro sambil menunjuk tempat menaruh Simcard.
''Kok kecil amat mana muat Simcardnya ?'' tanya Jack kebingungan sambil melihat tempat simcard yang lumayan kecil itu.
''Hahaha gaptek lo, sini simcardnya.'' ejek Bu Sastro seraya mengambil simcard dari tangan Jack dengan bantuan sebuah gunting Bu Sastro menggunting simcard Jack menjadi lebih kecil dan bisa dimasukkan kedalam HP tersebut setelah menyalakan dan melakukan beberapa pengaturan HP baru tersebut telah bisa digunakan.
''Wih canggih nih HP hehehe.'' kata Jack seraya mengamati HP barunya tersebut.
''Sapa dulu yang milihin Sastro wkwkwkwkw.'' kata Bu Sastro bangga. belum sempat Jack membalas dia dikejutkan dengan adanya SMS dan Miscall yang masuk, terdapat 120 sms dan 54 miscall semuanya dari Nadya dan Titin.
''Wah gawat gwe lupa beritahu Nadya ama Titin kalo gwe nginep disini.'' batin Jack sambil mulai membaca sms yang masuk sampai dia membaca sms terakhir dari Titin yang masuk yang memberitahukan kalau Nadya jatuh sakit.
''Sas gwe harus balik ke kostan nih si Nadya sakit.'' kata Jack dengan nada khawatir.
''Ayo Jack gwe antar sekalian bawa aja ke rumah sakit.'' balas Bu Sastro sambil mengambil kunci mobil yang ada diatas lemari kecil disalah satu sudut rumah. Dengan bergegas mereka berdua menuju kost ''istana mawar'' tapi saat sudah dekat Bu Sastro memberhentikan mobilnya didepan sebuah apotik untuk membeli obat sedang Jack yang sudah tidak sabar lagi berlari menuju kost.
''Dok...dok...dok.'' terdengar suara pintu diketuk dengan kencang, Titin yang sedari tadi menunggui Nadya dikamarnya berlari menuju pintu depan.
''Aa' aduh A' darimana aja sih semaleman gak pulang ? Kasihan tuh Teh Nadya dari semalam menunggu Aa' keluar masuk rumah kehujanan trus tadi tiba-tiba pingsan, badannya panas tuh.'' kata Titin sambil mengikuti Jack yang berjalan dengan cepat menuju kamar Nadya.
''Nad...Nad... Kamu kenapa Nad ?'' Jack terlihat sangat khawatir saat tangannya menyentuh kening Nadya Jack terkejut karena badan Nadya ternyata sangat panas.
''Mas....Mas Jack.... Mas ? Jangan tinggalin gwe Mas hiks....hiks,,,,'' ternyata Nadya mengigau dalam pingsannya terlihat lelehan air mata yang jatuh disela-sela matanya perlahan turun kesamping.
''Tin ambilin air Tin buat kompres Nadya !'' perintah Jack diikuti dengan segera Titin menuju dapur.
''Nad...Nad...lo ngapain sih ampe kayak gini Nad ?'' kata Jack terenyuh melihat kondisi kekasihnya tanpa disadarinya air matanya mengalir dan turun tepat diatas pipi Nadya membuat Nadya tersadar dari pingsannya.
''Mas....Mas Jack kenapa nangis ?'' tanya Nadya lemah saat tahu Jack duduk disampingnya menangis.
''Ah Nad lo dah sadar, lo ngapain hujan-hujanan ampe sakit kayak gini ?'' tanya Jack sambil menyeka air matanya.
''Ha..haha..ha gwe nunggu mas kan kemarin gwe ulang tahun makanya gwe pengen ngerayain eh ditunggu kok gak pulang-pulang kan gwe jadi khawatir.'' kata Nadya dengan tawa kecil mengingat dirinya seperti orang gila menunggu sang kekasih pulang kemarin malam dengan pelan Nadya mencoba duduk. Mendengar hal itu Jack tiba-tiba memeluk Nadya dengan erat, dalam hatinya dia menyesal telah mengkhianati perasaan Nadya yang tulus.
''Udah mas gwe gak apa-apa kok, ngomong-ngomong mana nih hadiahnya ?'' kata Nadya sambil mengusap-ngusap punggung Jack.
''Lo mau apa Nad ? Minta aja ntar gwe beliin deh.'' kata Jack melepaskan pelukannya dan menatap Nadya dalam-dalam ada sebuah rasa iba dan kekaguman saat melihat muka Nadya yang masih pucat.
''Hehehe gwe gak minta apa-apa cuma minta sebuah ciuman dari mas.'' kata Nadya ceria terlihat manis walau bibirnya pucat. Dengan mesra Jack mencium bibir Nadya keduanya berciuman dengan mesra sampai tiba-tiba.
''Bruuuuk.'' suara barang jatuh dari arah pintu kamar, saat Jack melihatnya ternyata Bu Sastro sudah berdiri didepan kamar dengan tangan menutupi bibirnya terlihat setitik air mata keluar dari sudut matanya.
''Sas..... Gwe bisa jelasin.'' kata Jack sambil mendekati Bu Sastro tapi Bu Sastro langsung berlari keluar, bingung Jack karena harus memilih mengejar Bu Sastro atau menjaga Nadya yang sakit.
''Kejar mas, kalau mas emang suka ama Mbak Sastro kejar trus jelasin masalahnya ma dia tapi ingat mas harus jujur tapi ingat jangan tinggalin gwe ama Titin.'' perintah Nadya saat melihat kebingungan diwajah Jack. Jack diam-diam bertambah kagum dan cinta dengan Nadya karena dia benar-benar paham dengan masalah yang ada di benak Jack.
''Lho A' kok Teh Sastro lari sambil nangis ?'' tanya Titin saat sampai didepan kamar Nadya sambil membawa baskom berisi air hangat buat mengompres Nadya.
''Ttin gwe titip Nadya bentar, gwe mau nyusul Bu Sastro.'' kata Jack sambil berlari mengejar Bu Sastro.
#################################
Sudah hampir setengah jam Jack menyusuri jalan mencari keberadaan Bu Sastro hampir saja dia putus asa tapi dari kejauhan terlihat mobil Bu Sastro parkir di pinggir jalan, langsung saja Jack berlari menuju kearah mobil tersebut tapi saat jaraknya sudah dekat tiba-tiba ada sebuah mobil Toyota avanza berhenti didepan mobil Bu Sastro dari dalamnya keluar 3 orang pria dan berusaha membuka pintu mobil Bu Sastro terlihat ada sedikit keributan saat ketiga orang tersebut berusaha masuk ke mobil Bu Sastro.
''Bajingan siapa kalian ? kalian mau apa ? TOOOOLOOOONG ! TTTTOOOOOLLLLONNG TOOOO...MMPPH.'' suara Bu Sastro teriak minta tolong tapi berhasil dibungkam oleh salah satu pria tadi yang berhasil masuk lewat pintu satunya dan dengan segera ketiga pria tersebut berhasil masuk dan merebut kendali mobil Bu Sastro. Melihat hal itu Jack langsung berlari hendak menolong Bu Sastro tapi terlambat mobil Bu Sastro yang sudah dibajak oleh ketiga pria tersebut langsung berjalan menjauh diikuti mobil toyota avanza hitam tadi, tak habis akal Jack melihat seorang perempuan keluar dari sebuah supermarket denga barang belanjaan yang agak banyak duduk diatas motor honda vario warna merah tanpa pikir panjang Jack langsung ikut naik di jok belakangnya dan memegang pinggang si wanita.
''Mbak tolongin saya mbak, temen saya diculik tolong ikutin mobil perak itu mbak.'' kata Jack sambil menunjuk mobil Bu Sastro.
''Sialan siapa sih nih orang ? Gak tahu apa gwe capek baru aja mau santai abis kerja.'' batin si wanita dengan jengkel dia menoleh kebelakang.
''HAAAAH ELO !!!!'' teriak Jack dan sang wanita hampir bersamaan.
''HAH LO ??????'' ujar Jack dan sang wanita pengendara vario hampir bersamaan, ternyata perempuan yang dimintai bantuan oleh Jack tadi adalah Briptu Rani, polwan galak yang dulu pernah menangkap Jack gara-gara memegang payudara sang polwan.
''Eh ngapain lo naik motor gwe ? Turun sana dasar cowok mesum.'' oceh Briptu Rani sambil menoleh sedikit pada Jack.
''Aduh bu polwan kali ini aja deh bu tolongin gwe, tu tadi bos gwe diculik ayo donk dikejar keburu ilang tuh penculiknya.'' kata Jack memelas. Menengar alasan Jack timbul rasa tanggung jawab sebagai polisi di dada Briptu Rani yang montok.
''Mana penculiknya ?'' tanya Briptu Rani tegas.
''Tu bu yang pake merci warna putih.'' kata Jack sambil menunjuk pada sebuah sedan mercy putih yang berada didepan mereka sekitar 300m. Tanpa berkata apa-apa lagi Briptu Rani langsung menggeber sepeda motornya mengejar sedan tersebut tapi mau dikata apa sepeda motor melawan sedan import sekelas mercedes bukanlah tandingan yang sepadan hanya dalam hitungan menit sedan tersebut telah lenyap dari pandangan Jack dan Briptu Rani.
#####################################
Di sebuah kompleks perumahan yang belum selesai pembangunannya di salah satu rumah yang belum selesai tersebut ada 2 buah mobil yang terparkir didepannya, sebuah toyota avanza warna hitam dan sebuah sedan mercy warna putih tampak ada didepannya. Didalam rumah tersebut terdapat 5 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, sang perempuan tampat berada diatas tikar kumal tempat para pekerja bangunan yang mengerjakan rumah itu beristirahat, tampak kedua tangannya diikat dan pakaiannya sudah terbuka tak beraturan menampakan dadanya yang sekal dan pahanya yang putih mulus disamping kanan dan kirinya ada 2 orang laki-laki yang tengah meraba-raba dadanya yang putih dan besar sambil sesekali menyusu, sedangkan dibawahnya tampak 1 orang lelaki lainnya yang tengah meraba-raba paha putih mulusnya dengan bernfsu sambil sesekali jemari tangannya hinggap diatas gundukan pangkal paha sang perempuan yang masih tertutup oleh sebuah celana dalam warna hitam sedangkan 2 orang lainnya hanya melihat ulah teman-temannya sambil duduk dan merokok.
''Hhhmmm....cluuupphhh....clluuppphhh...mahhh mantap nih tetek udah besar, putih, sekel lagi gak kayak perek-perek yang biasa gwe entot hahahahaha.'' kata Sang pria di sebelah kanan perempuan tadi.
''Asuuu lo Sul masa cewek model gini lo samain perek.'' balas si pria sebelah kiri. Sedangkan 2 pria yang duduk tadi berbincang-bincang sambil memperhatikan ulah 3 orang temannya.
''Can, hebat juga lo pilih mangsa udah cantik, bahenol, putih mulus, kaya lagi hahahahaha.'' ucap seorang pria dengan bekas luka melintang diatas pipi sebelah kanannya.
''Hahahaha Candra gitu loh, abis kita nimatin tubuhnya trus kita sikat hartanya ajib gak tuh Bang Kohar ? Hehehehe.'' ucap Candra yang tak lain adalah OB saingan Jack di kantor yang relah dipecat oleh Bu Sastro. Setelah dipecat ternyata dia bergaul dengan Kohar salah satu penjahat yang cukup disegani di dunia bawah tanah kota itu, Kohar sebenarnya adalah orang yang baik tapi setelah dikhianati oleh istrinya yang selingkuh dengan orang lain maka dia berubah menjadi gembong perampok dan penculik yang cukup terkenal berbekal ilmu kebal dan kepintarannya dia sulit ditangkap oleh polisi bahkan pernah sudah terkepung tapi tetap saja bisa lolos membuat satuan polisi yang bertugas menangkapnya cuma bisa menahan amarah mereka. Kohar mempunyai 3 orang anak buah yang setia mereka adalah Samsul seorang resedivis pemerkosaan bertubuh tambun berkepala plontos, kulitnya hitam dengan sebuah tato gambar wanita cantik di lengan sebelah kanan, Kohar menemukan Samsul saat akan menculik anak pengusaha snack keturunan saat Kohar berhasil masuk kedalam rumah dia kaget bukan main saat melihat tubuh seorang gadis keturunan yang mulus putih sedang ditindih oleh seorang pria botak gendut. Tampak air mata sang gadis meleleh dipipi kanan dan kirinya tapi tak menghentikan sang pria yang terus menghujamkan kontolnya yang besar kedalam memek sang gadis yang masih belia sejak itulah Samsul menjadi anak buah Kohar.
Yang kedua adalah seorang pemuda putus sekolah bernama Imam, Imam juga sebenarnya adalah seorang anak yang baik-baik lahir dikeluarga yang baik-baik juga bahkan dia adalah bintang kelas selalu menjadi rangking 1 sejak kelas 1 SD sampai kelas 2 SMA dengan tubuh yang kurus kering, berkacamata dengan kulit sawo matang mungkin banyak yang mengira dia adalah seorang yang biasa-biasa saja tapi itu salah dia sebenarnya adalah seorang pembunuh berdarah dingin yang penuh dengan perhitungan, dia adalah yang merencanakan setiap aksi kelompok Kohar mungkin jika teman-teman SMAnya tidak mem-bullynya semasa SMA mungkin dia sudah menjadi seorang manajer di sebuah perusahaan. Akibat tak tahan terus-terusan dibully Imam yang masih kelas dua SMA kala itu membantai teman-teman yang mem-bullynya dengan sebuah parang yang tajam dia membacok 6 orang temannya 5 orang meninggal sedangkan 1 orang selamat tapi kontolnya dipotong oleh Imam. Sejak itulah dia buron sampai bertemu dengan Kohar dan diajak menjadi anak buahnya.
Yang terakhir adalah Nanang seorang pria kurus tinggi dengan kulit hitam kecoklatan muka yang bisa dikatakan 11 12 dengan Candra karena sama-sama tonggos, dia adalah teman kecil Kohar yang semenjak dari dulu ikut dengan Kohar bisa dikatakan dia adalah tangan kanan Kohar. Orangnya memang tidak begitu pintar tapi sangat setia menganggap Kohar seperti kakaknya sendiri.
''Ah...BAJINGAN KALIAN SEMUA, LEPASKAN SAYA DASAR KEPARAT !!!!!!'' teriak sang perempuan yang tak lain adalah Bu Sastro, dengan sekuat tenaga dia berusaha melepaskan tali yang membelenggu tangannya tapi sia-sia kencangnya ikatan tali tersebut malah membuat sakit pergelangan tangannya.
''Hahahaha teriak saja cantik disini gak ada orang lain yang ada hanya kita saja jadi lepaskan saja teriakan seksimu itu ahahahaha.'' kata Imam yang sedari tadi mengelus-elus paha mulus milik Bu Sastro.
''Sialan kenapa nasibku begini, kenapa semua tidak adil orang yang aku cintai dengan sepenuh hati telah mengkhianatiku dan sekarang aku akan diperkosa oleh penjahat-penjahat ini, ah lebih baik aku mati saja..'' batin Bu Sastro sambil meneteskan air matanya.
''Hahahaha pasrah nih neng, makanya nikmatin aja hakhakahakahak.'' ujar Nanang yang sedang memeras dada kiri Bu Sastro.
''Ugh.....ha...ha...ba...bajingan..aaakkhh.'' ujar Bu Sastro tergagap akibat rangsangan-rangsangan yang diterimanya apalagi ditambah Imam yang berhasil menyelundupkan jarinya lewat samping celana dalam Bu Sastro sehingga bisa langsung bersentuhan dengan memek Bu Sastro.
''Widih udah basah aja si Neng hahahaha... Misi yah neng gwe copot CDnya dulu.'' ujar Imam sambil berusaha melepas CD yang dikenakan Bu Sastro, begitu terlepas pandangan Imam tak berkedip menatap sebuah garis ditengah-tengah bulu-bulu halus yang ada dipangkal paha Bu Sastro.
''Widih memeknya kayak perawan coy.'' kata Imam kagum. Alhasil semua laki-laki yang ada di ruangan itu berebut melihat pemandangan itu, merasa dipandang oleh 5 orang laki-laki membuat Bu Sastro jengah sekaligus terangsang.
''Wah hebat lo Can milih mangsa.'' kata Nanang sambil menepuk bahu Candra yang ada disampingnya.
''Bajingan kamu Candra, lepasin saya gak !'' kata Bu Sastro marah sambil memandang penuh dengan kebencian pada Candra.
''Heh santai aja Bu, daripada marah-marah mending kita senang-senang hahahahaha.'' ujar Candra sambil tertawa.
''Minggir semua, udah gak kuat nih gwe !'' kata Kohar sambil memelorotkan celana dan celana dalamnya sehingga langsung terlihat batang kontolnya yang besar kehitam-hitaman. Melihat hal itu Bu Sastro langsung panik karena sadar bahwa sebentar lagi dirinya akan diperkosa.
''Ampun pak...jangan perkosa saya, saya beri uang saja yah berapa pun mau kalian.'' bujuk Bu Sastro memelas.
''Santai saja ntar juga kita bakal minta uang Ibu, nah sekarang kita senang-senang dulu hehehehehe.'' kata Kohar yang diikuti oleh tawa anak buahnya. Dengan kasar Kohar memegang pinggul Bu Sastro dan langsung menindihnya, walaupun Bu Sastro berusaha melawan tapi tenaganya tetap kalah dengan tenaga laki-laki yang sudah dirasuki hawa nafsu itu. Setelah merasa posisi kontolnya pas dengan sekuat tenaga Kohar melesakkan batang kontolnya kedalam memek Bu Sastro.
''Aaakkkhhh.....'' terdengar suara desahan bu Sastro saat merasakan sebuah benda asing panjang yang memasuki tubuhnya tanpa dikehendakinya, air matanya turun membasahi pipinya saat merasakan dirinya telah ternoda oleh bajingan-bajingan ini tapi dirinya masih bisa bernafas lega sebab dia masih memasang alat kontrasepsi spiral sehingga dia tak mungkin hamil akibat kejadian ini.
''Aaaaahhh....ssshhhh....hah...hah...hah gila mantab banget nih cewek kayak perawan aja memeknya ngegigit kontol gwe aaaahhhh.'' ujar Kohar saat merasakan enaknya jepitan memek Bu Sastro. Mendengar hal itu anak buahnya hanya bisa menelan ludah melihat bagaimana sang bos menikmati tubuh wanita cantik yang ada dihadapan mereka itu.
''Hah...hah....hah...aakkkhhh...ba...bajingan kalian AAAAAKKKHHHH.'' kata Bu Sastro saat mendapatkan orgasme pertamanya.
''Hahahaha ngecrot juga Bu akhirnya, kontol gwe enak yah hakakakakaka.'' kata Kohar sambil tertawa, dengan cepat dibaliknya tubuh Bu Sastro sehingga membuat Bu Sastro bertumpu pada kedua siku dan lututnya alias doggie style. Dengan ganas Kohar menghentak-hentakkan kontolnya kedalam memek Bu Sastro.
''Plok...plok...plok....plok.'' suara yang terdengar saat kedua alat kelamin tersebut bertubrukan dengan hebatnya, Kohar mencondongkan tubuhnya kedepan sambil tetap menggoyang pinggulnya dia meraih dada Bu Sastro yang bergoyang tak beraturan akibat persetubuhan 1 arah itu.
''Wah susunya gede nih, mana mulus pula benar-benar rejeki nomplok kali ini hakakakakaka.'' kata Kohar sambil tetap menggoyang tubuh Bu Sastro yang terlihat mulai kepayahan meladeni nafsu penjahat itu. Sekitar hampir 20 menit Kohar menggarap tubuh montok Bu Sastro saat dia merasakan ada desakan dari kontolnya yang hendak keluar.
''Aakkkhhh....anjiirrr....gwe...mau...ngecrot...aa hhh...aaaahhkkk....AAAAAKKKHHHH....HEEEEH...HEEEEH HH...HEEEEH.'' terlihat tubuh Kohar menengang sambil menekan dalam-dalam kontolnya kedalam memek Bu Sastro seolah-olah ingin menancapkan kontolnya sedalam-dalamnya disana.
''Haah...haah...haah... Benar-benar nikmat bangeth haah...haah... Nih cewek, dah sekarang giliran kalian.'' kata Kohar sambil menarik lepas batang kontolnya dari memek Bu Sastro yang terlihat bengkak kemerah-merahan, begitu dicabut terlihat lelehan sperma Kohar yang meleleh keluar dari memek Bu Sastro turun menyusuri pahanya yang mulus. Mendengar perintah bosnya para anak buah Kohar langsung merangsek berebutan menjamah tubuh Bu Sastro yang terbaring lemas tak bertenaga.
######################################
Dijalan terlihat Jack dan briptu Rani yang tengah mencari-cari keberadaan Bu Sastro.
''Bu Polwan sih tadi pake protes mulu jadi hilangkan mobilnya.'' protes Jack.
''Ah lo aja tadi yang main naik aja, lagian lo megang apaan dari tadi gak pindah-pindah ?'' kata Briptu Rani sambil melihat tangan Jack yang memeluknya dari belakang tepat diatas gundukan dadanya.
''eh apaan ? Oooppss sorry Bu gak sengaja hehehe abis tadi panik sih jadi gak sadar deh hehehehe makanya daritadi kok empuk-empuk anget gimana gitu hehehehe.'' jelas Jack cengengesan.
''Huh dasar mesum lo cari kesempatan dalam kesempitan aja.'' kata Briptu Rani sambil melepaskan pegangan Jack atas dadanya yang montok. Mereka terus menyusuri jalan sampai tiba disebuah kompleks perumahan yang belum jadi dan terlihat sepi.
''Eh benar nih tadi lo lihat tuh mobil belok kemari ?'' tanya Briptu Rani sambil matanya mengawasi sekitarnya.
''Huuh sumpah Bu Polwan tadi gwe lihat tuh mobil belok kemari, eh...eh Bu lihat Bu tuh dia mobilnya.'' kata Jack sambil menunjukkan sebuah mobil mercy putih yang terparkir didepan sebuah rumah yang belum selesai dibangun. Mereka pun berhenti beberapa meter dari rumah tersebut dan berjalan mengendap-endap menuju rumah tersebut. Saat berada diatas jendela rumah tersebut mereka melongok kedalam dan mereka dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang erotis sekaligus menyedihkan saat melihat Bu Sastro yang tengah di-double penetration oleh 2 orang laki-laki sedangkan 3 orang laki-laki lainnya hanya melihat sambil tertawa-tawa.
''Wah sialan ternyata si Kohar dalangnya, mesum lo diam aja disini gwe mau telpon markas dulu tuh penjahat emang dah lama jadi TO.'' kata Briptu Rani sambil mengambil HPnya dan mulai menelpon markas polisi. Sedangkan Jack terdiam seribu bahasa saat melihat wanita yang dia cintai tengah diperkosa dihadapan matanya, tanpa berkata apa-apa dia mengambil balok kayu yang ada dekat situ.
''Ya pak....positif....Ya Kohar beraksi alamatnya perumahan Mega Regency no.xx yah...harap kirim bantuan.'' kata Briptu Rani sambil menutup telponnya.
''Eh mesum lo disini aja...lho woy..mesum lo dimana ?'' kata Briptu Rani sambil memelankan suaranya takut ketahuan gerombolan penjahat yang ada didalam rumah, tiba-tiba dia mendengar suara ribut dari dalam rumah saat dilihat ternyata Jack sudah berada didalam sambil mengamuk.
''Dasar bodoh...'' gerutu Briptu Rani sambil menerjang masuk membantu Jack. Didalam Jack mengamuk dengan sebuah balok kayu digenggaman tangannya dia berusaha menghajar para penjahat itu, swdangkan para penjahat itu kaget saat kedatangan tamu tak diundang mengganggu kesenangan mereka.
''Bajingan lo semua....'' teriak Jack sambil mengayunkan baloknya kearah Candra yang tengah memompa lubang anus Bu Sastro, tak ada persiapan membuat Candra jatuh saat balok kayu Jack tepat menghajar mukanya membuat giginya yang tonggos itu copot 3 sekaligus. Melihat hal itu Kohar langsung menodongkan pistolnya pada Jack tapi dengan cekatan Jack memukul pergelangan tangan Kohar sehingga pistol tadi jatuh dan langsung ditendang Jack kearah tumpukan alat-alat bangunan sehingga sulit untuk dicari, untung saja Jack dipaksa belajar ilmu beladiri dari Darto sehingga dia bisa dengan tenang menghadapi penjahat-penjahat yang mengepungnya.
''DASAR BAJINGAN, KUBUNUH KALIAN SEMUA.'' teriak Jack sambil merangsek menuju Nanang yang tengah menolong Kohar yang pergelangan tangannya patah dipukul Jack, sebelum Jack sempat mengayunkan balok kayunya Imam sudah mengayunkan parang dibelakang Jack namun untung Briptu Rani memegang tangan Imam dan membantingnya.
''Heh mesum hebat juga lho, bisa ngimbangin penjahat-penjahat ini tapi jangan bodoh donk dah gwe suruh tunggu malah main srobot aja.'' kata Briptu Rani sambil berjaga-jaga dibelakang Jack sehingga posisi mereka saling membelakangi.
''Ha...ha....haah.. Maaf Bu Polwan abis saya reflek aja.'' kata Jack sambil ngos-ngosan mengambil nafas.
''Tunggu apalagi ayo cepat hajar !'' perintah Kohar sambil memegangi pergelangan tangannya yang patah, tanpa diperintah kedua kalinya anak buahnya langsung merangsek mengeroyok Jack dan Briptu Rani, melihat keributan itu Bu Sastro yang tadinya pasrah tak berdaya langsung bangkit sambil mengambil bajunya yang tercecer di lantai.
''Jack kapan lo datang ? Apa lo lihat perbuatan mereka tadi ?'' batin Bu Sastro berkecamuk melihat Jack yang sedang bertarung mati-matian menyelamatkan dirinya, tapi diam-diam dalam hati kecilnya dia merasa senang sang pujaan hati datang menyelamatkan dirinya. Pertarungan di rumah kosong itu berlangsung sengit meski dikeroyok 4 orang tapi Jack dan Briptu Rani berhasil bertahan sampai suatu saat Samsul yang terjatuh akibat tendangan Jack melihat parang Imam yang tergeletak di lantai dengan cepat dia membacok Briptu Rani dari arah belakang, Jack yang melihat sekilas hal itu dengan cepat menghalangi bacokan parang tersebut dengan punggungnya.
''SREEEEETTT.'' terdengar suara kain yang robek yang disusul dengan darah yang keluar dari punggung Jack.
''JACKKKKK !!!!'' teriak Bu Sastro histeris saat melihat punggung pujaan hatinya sobek dengan luka yang besar.
''APAAAAA...BAJINGAN !!!!!'' teriak Briptu Rani kaget saat melihat Jack sudah jatuh bersimbah darah. Jack hanya dapat terkapar menahan sakit yang melanda punggungnya perlahan-lahan kesadarannya menghilang hal terakhir yang dilihatnya hanya sekelompok polisi datang menggrebek tempat itu dan wajah Bu Sastro dan Briptu Rani yang panik memegangi kepalanya sesudah hal itu yang ada hanya kegelapan semata.