Recent Posts Widget

XXX STORY : RUMAH SAKIT

http://cerita-porno.blogspot.com/2012/07/xxx-story-rumah-sakit.html

The Hospital

Nama doktor itu  Dr Andre berusia 50 tahunan, ia adalah seorang yang jenius , dan karismatik, Doktor spesialis bedah otak. Ia mempunyai seorang istri bernama Jennifer , Dr Andre sangat mencintai istrinya walaupun istrinya sakit-sakitan.



Dr. Andre berusaha keras untuk menyembuhkan penyakit istrinya, segala macam cara kedoktoran sudah ditempuh dan dicobanya namun penyakit istrinya tidak kunjung sembuh. Semakin lama penakit istrinya bertambah parah, kodisi tubuh wanita yang disayanginya bertambah lemah.



“Andreee… aku sss udah tidak kuat lagi…”Carolina terkulai lemah dalam pelukan pria yang dicintainya. “Tidak… Tidakkkk sayanggg kamu harruss kuatt… aku tidak sanggup untuk kehilanganmu…”Dr Andre menangis terisak-isak. “Sellll..lepass kepergianku… khau Harus hidup dengan baikkk…”Carolina tampak kesulitan bernafas.



Dr. Andre menggenggam tangan wanita yang dicintainya erat-erat, Carolina tersenyum, perlahan-lahan nafasnya sirna , dan akhirnya berhenti, Dr Andre menangis terisak-isak menangisi kepergian wanita yang selama ini dicintainya.



Dr. Andre seperti teringat sesuatu, dengan bersusah payah Dr Andre menggotong tubuh istrinya kesebuah ruangan. Dr Andre tampak sibuk, mempersiapkan sebuah tabung besar,mengisi tabung besar itu dengan cairan berwarna keperakan, berbagai macam kabel berbagai ukuran menempel ditabung itu, dengan terburu-buru, Dr Andre memasukkan tubuh istrinya kedalam tabung besar itu. “Bersabarlah sayangku… sampai aku berhasil………..” Dr Andre berkata lirih sambil memandangi wanita yang dicintainya yang kini berbaring didalam tabung besar itu.  



Semenjak kematian istrinya Dr Andre rajin melakukan berbagai macam experiment, sebuah buku tua   menarik perhatiannya belakangan ini, wajahnya kini brewokan dan tampak lusuh, selama 8 bulan Dr Andre bekerja keras siang dan malam. “Hmmmm….setelah ku-modifikas 70 % berhasil… namun jika gagal akibatnya sungguh mengerikan” Dr Andre memandangi hewan percobaannya, sorot matanya tampak dingin tanpa expresi, Dr Andre memandangi sebuah mesin barunya, “Mesin penukar roh X – 5 “(red : bacanya Ex Five he he he,kalo jadi sih T.T neh ceritanya  mengenai asal usul mesinX-5 akan dikupas diepisode Hospital episode sekian : X-5 The Origin  Crystal Liu Yi Fei Twin’s Babes) , senyuman dingin tersungging diwajahnya,



Disuatu malam dibasement Dr Andre yang kedap suara



“Arggggghhhh…..” terdengar suara lolongan kesakitan seorang pria tua lusuh, namanya Misdi seorang pengemis tua, wajahnya terlihat memelas didalam sebuah tabung besar terbuat dari kaca super kuat.



“Tollooonnnnnggggg….Ayahhhhh Hueggghhhhh….Hhhhhh” Tubuh anak kecil bernama Ade  itu kelojotan dan kemudian terkulai lemah didalam tabung besar lain, demikian juga tubuh sipengemis, suara mesin terdengar memekakkan telinga.



Perlahan-lahan tampak sebuah sinar yang berasap melayang-layang didalam kedua tabung itu. Sinar biru disebelah kanan dan Sinar kuning  disebelah kiri. Mesin itu kembali bersuara memekakkan telinga beberapa saat kemudian Sinar Biru dan Sinar Kuning itu bertukar tempat

Dr Andre tertawa gembira melihat percobaannya berhasil.



Disebuah rumah dikota Jakarta.

“Ayahhh… ini Ade ” seorang pengemis tua memasuki rumah mewah, sang pemilik rumah melotot dan segera memanggil satpam untuk mengusir sipengemis yang menangis meraung-raung seperti anak kecil.

Pemilik rumah itu memang sedang mencari anaknya Ade , koq malah ada pengemis yang ngaku menjadi anaknya, sambil menghela nafas  pemilik rumah mewah itu masuk kedalam rumah.



“Tolongg Non………., saya belum makan dari kemarin ” sesosok anak kecil memohon dengan wajahnya yang memelas. Seorang gadis SMA berwajah cantik dan kaya memberikan uang 20 ribuan, bahkan bertanya dengan ramah. “Oo jadi Nama Kamu Misdi ya….Ayo, masuk hujannn….”Sigadis dengan ramah mempersilahkan anak kecil itu untuk masuk kerumahnya, gadis cantik itu tidak memperhatikan senyuman aneh diwajah sang anak  yang tampak polos. “Esssttth… cantik amattt…rejeki gua  eh !!!” suara hati, sang anak



“Misdi… emang kamu ngak punya orang tua ?” Gadis cantik bermata sipit itu bertanya pada Misdi yang tengah makan dengan lahap.

Nama gadis itu Fitri Diniyani, berusia 17 tahun, kulitnya putih bersih, lekuk tubuhnya benar-benar menggoda , buah dadanya tidak begitu besar, namun nampak keras dibalik baju seragamnya.



Misdi menggeleng-gelengkan kepala , wajahnya sengaja dibuat sedih “Uhukkk… uhukkkk… “Misdi sampai keselek ketika tanpa sengaja melihat Paha Fitri yang mulus tersibak.



“Ehhh kenapa…. Ini… duhhhh kasihannn….” Fitri memberikan segelas air minum pada Misdi.



“Waduhhh koqqq dikasih air sihhh…!!! yang gua mau isi didalam rok..!!! Gllekk Glekkkkk ” Misdi menggerutu sambil memperhatikan Fitri yang melangkah menghampiri telepon yang berdering diruangan itu.



“Hallo.. Ehhh mama… iya… emanggg sihhhh sepertinya begitu”Fitri berbincang-bincang dengan orang tuanya

“Gimana Papa… sehattt ?”Fitri menanyakan kabar ayahnya.

“Jadi kapannn pulangggg ?” Fitri terlihat gembira.



“Ci Fitri kenapa ? “setelah selesai makan Misdi menghampiri Fitri yang sedang duduk diatas Sofa empuk, Gadis itu agak manyun.

Fitri menggeleng-gelengkan kepalanya “Ngak apa-apa…. Cuma Sebelll banyak PR”, Misdi menatap Fitri dengan wajah serius, matanya memperhatikan tonjolan didada Fitri,melalui sela-sela kancing baju seragam Firti Misdi bahkan bisa melihat sedikit gundukan daging putih itu.

“Cuppp…”sebuah kecupan mendarat dipipi Fitri

“Heiiiii…. Ngapain sihhh…” Fitri mendadak sewot karena pipinya dicium misdi



“Aa Aaku Cuma mau ngucapin terimakasih aja Fitri…Ehh Ci Fitri” Misdi tersentak kaget.

“Yaa tapi ngak usah pake cium pipi segala….” Fitri protes. ( red : cunihin banget nihh anakk!! Kaya crayon sincan “ho ho ho…. Cie Cie yang cantikkkkk…”)



“Maaffffff……Ci Fitri”Misdi pura-pura menyesal

“Ihhhhhh… lucunyaaaa…. He he he…”Fitri mendadak mencubit pipi Misdi kemudian gadis cantik itu memeluk Misdi.

“Aduhhhh….. mampusss gua dahhhh !!!Uhhhhhh Asikkkkkkkkkkkkk” kata misdi dalam hati.



Pada saat Misdi lagi bersenang-senang dipeluk oleh Fitri tiba tiba suara bel berbunyi

“Kunyukkk…. Siapa sihhhh ganggu aja……” Misdi down berat ketika Fitri melepaskan tubuhnya yang kecil mungil dan melangkah menuju pintu.

“Mamahhhhhh…!!!! Ih sebelll tadi ditelopon bilangnya besok baru pulanggg” Fitri terlihat manja.

“Haa Haa Haa… bolehhh donggg kita godain anak kita yang manjaaa” terdengar suara laki-laki , yang sepertinya ayah gadis itu.



“Oooo iya Mahhh… Pahhhh kenalin ini misdi…. Kasian deh dia ngak punya orang tua…. Fitri mau ngajak dia untuk tinggal disini ya… boleh ngakkk ?lagian rumah kita kan besar” Fitri bergelayutan ditangan ayahnya.

“Hmmm… Yaw dahhh… terserahhh kamu… Duhh anak siapa ini baek amattt…”mamah Fitri mencubit hidung putrinya.



Misdi cengengesan , kedua orang tua Fitri sangat ramah,tanpa curiga mereka menerima sikecil berotak kotor dirumah mewah itu. Malam semakin larut, penghuni rumah itu masuk kekamarna masing-masing.

Dipagi hari , Misdi memperhatikan kamar barunya, sebuah tempat tidur yang empuk, bersih, hangat, otaknya yang ngeres berkhayal dengan kreatif sambil membayangkan tubuh Fitri yang telanjang.



“Tok.. tokkk tokkk…”pintu kamar diketuk

“Ehhh Ci Fitri…ada apa Ci”Mata Misdi seperti hendak menelanjangi tubuh gadis itu, yang kini memakai seragam SMAnya.

“Misdi.. ayo kamu ikut kesekolah… ntar pulangnya temenin aku shooping…Eitttt kamu mandi ama ganti baju dulu”Fitri tersenyum manis ketika misdi mendelik melihat baju barunya yang bermotifkan power ranger.

“Kamu suka ngakk ? tadi ada pedagang keliling lewat trus aku beliin buat kamu….”

“Su Su.. ehhh suka..” misdi gelagapan, jawabannnya tercampur dengan pikiran ngeres dikepalanya, agak manyun pahlawan kecil kita ketika melangkahkan kakinya kekamar mandi.



“Waduhhh masak gua pake baju ginian… norak amattt…. Pilihin baju yang rada-rada macho kek…”Misdi memandangi dirinya dicermin, misdi ngak sempat berpikir lebih lanjut,karena Fitri sudah berteriak-teriak memanggilnya.

Misdi yang duduk didepan berkali-kali memandangi Fitri yang sedang nyetir, sesekali Fitri tertawa kecil ketika Misdi membuat lelucon-lelucon konyol.



Akhirnya tiba juga mereka disekolahan elite itu, mata Misdi melotot lebar-lebar,ia tampak kesulitan mengambil nafas ketika Fitri menaikkan kaki kirinya untuk memakai sepatu, sepasang paha yang mulus dan tampak halus tersibak dari balik rok abu-abu, kedua paha mulus itu  bergerak-gerak karena pemiliknya kesulitan memakai sepatu dalam posisi duduk dihadapan Stir mobil.

“Kamu tunggu disini… ini kunci mobil… kantin ada disana…nih buat jajan ” Fitri terburu-buru memberikan uang 10 ribuan.

Misdi memandangi Fitri yang berlari-lari kecil menuju kelasnya, tangannya menyelinap kebalik celana pendek, kemudian dengan instensif mengocok-ngocok penis kecilnya.



Misdi tersenyum lebar melihat Fitri menghampiri mobil, gadis itu menepuk-nepuk kepala Misdi sambil berkata. “Kaciannn lama ya he he he” kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah mall.



“Yangg ini lebih baguss…”Misdi menyarankan sebuah pakaian seksi pada Fitri.

“Tapi itu terlalu terbuka… maluuu…”Fitri memandangi sebuah tank-top lengkap dengan rok mini.

“Udahhh beli aja… Ci Fitri bagus koq kalo pake baju ini…”Misdi mulai menjerumuskan Fitri agar mau sedikit mengekspose keindahan tubuhnya, akhirnya Fitri memberanikan diri membeli beberapa buah pakaian minim itu, misdi juga dibelikan beberapa buah pakaian anak, sesuai ukuran tubuhnya yang kini pendek dan kecil, sehabis makan dengan akal ngeresnya Misdi mengajak Fitri ke Sauna.



Mata Misdi melotot melihat tubuh indah itu kini hanya berbalut sebuah kain handuk.

“Misdi…  panas ya ?”Fitri kepanasan.

“Ya iya lah panas, coba lepasin anduknya pasti adem…”misdi menjawab sambil tersenyum rada-rada mesum.

“Enak aja… sini anduk kamu aja yang dilepas…he he he ” Fitri pura-pura hendak menarik handuk yang membalut tubuh pendek dihadapannya.

Walaupun Fitri menarik dengan pelan namun Handuk itu terlepas, atau lebih tepatnya sikecil jagoan kita sengaja melepaskannya.

“Ehhhh…. Aduh….” Misdi pura-pura terkejut ketika handuknya terlepas.



Fitri menahan Nafasnya melihat sesuatu diselangkangan Misdi, ada ulat kecil yang membengkak.

Dengan berani Misdi menghampiri Fitri, tangan Misdi hinggap dilutut Fitri.

“Apa boleh aku memanggilmu Fitri..”Misdi bertanya serius sambil mengusap-ngusap lutut Fitri.

Mata Fitri yang sipit memandangi Misdi kemudian mengangguk pelan, gadis itu memalingkan wajahnya kearah lain ketika Tangan misdi merayap semakin keatas.



“Ohhh…………” Nafas Fitri memburu ketika misdi menciumi pahanya, Fitri seperti kebingungan, disatu sisi ada rasa nikmat yang membuat penasaran, disatu sisi Fitri kaget berat dengan keberanian Misdi, mana mungkin anak sekecil Misdi seberani ini…begitu pikiran gadis bermata sipit itu. (red : badan sih anak kecil tapi isinyaaa… pengemis tua berotak bejad…). Fitri menggeliat resah antara mau menerima perlakuan misdi atau menolak pelecehan yang dilakukan oleh Misdi.



Fitri terdiam seribu bahasa ketika tangan kecil Misdi menarik lepas kain handuk ditubuhnya.



Mata misdi terbuka lebar-lebar memandangi tubuh Fitri yang mulus, buah dadanya tidak terlalu besar namun tampak keras, kulitnya yang putih mulus tampak lembab dan halus, rambutnya yang hitam sepunggung tampak basah. Kedua tangan Fitri menutupi wilayah selangkangannya, tapi hal itu bukan masalah bagi Misdi.



Perlahan-lahan Misdi meletakkan tangannya digundukan buah dada Fitri,

“Misdi… ahhh” Fitri menepiskan tangan misdi, mata sipitnya menatap misdi, dengan berani misdi menatap dalam-dalam mata Fitri. Misdi mengalungkan kedua tangannya keleher Fitri, ditariknya leher gadis itu dan dengan lembut bibir mereka mulai menyatu dengan erat, tubuh Fitri bergetar hebat ketika lidah Misdi begitu hebat mengait-ngait lidahnya.



“Hmmmm Mmmmmhhh Mhhhh…” suara itu keluar dari mulut mulut Fitri ketika Ciuman Misdi mulai berubah begitu rakus dan liar.



“Oufffhhh Haaa ahhh.. Mmmmmhhhhhh” untuk sesaat Fitri berhasil melepaskan bibirnya dari bibir Misdi untuk mengambil nafas  namun Misdi segera mengulum bibir mungil gadis itu kembali.

Rintihan-rintihan tertahan keluar dari mulut Fitri ketika ciuman dan cumbuan Misdi yang panas turun kearah dadanya, tubuhnya seperti tersengat aliran listrik ketika merasakan hisapan kuat diputing susunya.

“Wadowwh…. Blukkkkkkk” Misdi terjengkang ketika Tangan Fitri dengan reflek mendorong kepala kecil yang sedang menghisap putting Susunya kuat-kuat.



Setelah berusaha menekan rangsangan yang membara, Fitri berdiri hendak meraih handuk yang tercecer namun dengan cekatan Misdi menyambar handuk itu dilemparkannnya handuk itu jauh – jauh.

Tangan kanan Fitri menutupi wilayah Vaginanya, sedangkan yang kiri disilangkan didepan dada ketika Misdi menghampirinya kembali.



“Fitri… he he he” sambil terkekeh-kekeh Misdi mengambil posisi dibelakang Fitri, tinggi kepalanya pas banget sebuah pantat Fitri yang bulat padat, tangan mungil itu melingkar melingkari pinggul Fitri, sedangkan wajahnya mendekati bulatan pantat yang empuk dan halus.



“Ohhh……..” Fitri hanya dapat mengeluh panjang ketika lidah Misdi menggelitiki sela-sela pantatnya, beberapa menit kemudian Fitri tampak rileks, rasa nikmat yang diberikan oleh Misdi sudah meracuni sekujur tubuhnya yang halus dan mulus.



Misdi menarik Fitri kearah bangku panjang diruangan sauna itu kemudian disuruhnya Fitri untuk berbaring diatas bangku itu, Fitri menuruti perintah misdi, tangan misdi mulai merayap dibuah dada Fitri, dielus-elusnya bulatan Susu Fitri, putting Susu Fitri tampak mengeras dan meruncing, rintihan-rintihan semakin sering terdengar dari mulutnya.



“Haaaa Ahhhhhhhhh….”mata sipit Fitri terbelak kemudian menatap langit-langit ruangan sauna itu dengan sayu, Kedua tangan Fitri tampak terkulai lemas ketika merasakan jilatan kasar dibibir Vaginanya.



Mata misdi tambah melotot diperhatikannya baik-baik sebuah gundukan mungil dihadapan wajahnya, belahan tipis mungil  diselangkangan gadis itu tampak masih rapat dan selama ini belum terjamah oleh siapapun, bulu-bulu tipis menambah indah pemandangan bukit kecil diselangkangan Fitri, ciuman-ciuman Misdi membuat tubuh Fitri menggeliat-geliat resah.



Dengan kedua jempolnya Misdi berusaha membuka garis tipis diselangkangan Fitri, berkali-kali Jempol misdi tergelincir karena licinnya bibir Vagina Fitri, sampai suatu saat….

“Achhhhhhh…. “Fitri mengeluh ketika merasakan sesuatu diselangkangannya seperti terbuka dengan tiba-tiba, rasanya nikmat mengiringi terbukanya sesuatu diselangkangan gadis itu.

Mata Misdi memandangi belahan tipis itu yang kini sedikit terbuka, Harumnya Vagina Fitri keluar dari belahan diselangkangannya, Misdi menjulurkan lidah kecilnya dan dengan ahli lidah kecil misdi mulai mengorek-ngorek sela-sela diselangkangan Fitri.



Tubuh mulus Fitri sesekali tersentak kuat ketika jilatan misdi mengulas-ngulas dan mengait -ngait daerah sekitar bibir Vaginanya yang selama ingin belum pernah disentuh oleh lawan jenis bahkan oleh mahluk kecil seperti misdi.



“He… Ennnnnnnnnggghhhh… Crrrrrrrrrrr CRRRRRRTT ” Fitri mengejang , matanya terpejam rapat-rapat merasakan sesuatu yang baru pertama ini dirasakannya.

“Slllllrrp Sllllllrrrpppppppppp SSSSSLLLLLLRRPP” berkali-kali misdi menghisap dan menelan cairan gurih diselangkangan Fitri.



Misdi tersenyum-senyum sambil menunggu Fitri keluar dari kamar ganti, senyumnya semakin lebar melihat Sosok cantik yang kini sudah berpakaian lengkap, sebuah seragam SMA menutup rapih tubuhnya yang putih mulus, tanpa banyak bicara Fitri berjalan mendahului Misdi.



“Duhhh body bahenol… mulus padet kencenggg he he he” Misdi merentangkan tangannya hendak bersandar ketembok yang putih.



“Heeeeiiii… kurang ajarrrrr” wajah misdi mendadak pucat ketika tembok yang disentuhnya berteriak dengan keras.



“Maa Maaaffff… kirain tembok….” Misdi meminta maaf dengan gugup pada wanita bertubuh gemuk berbalutkan handuk putih dipinggirnya.



“Tembok muka-lu… Bletakkkkkkkkkk”Wanita gemuk itu menjitak kepala misdi, suara dentuman diatas kepalanya terdengar dengan kuat.

“WAdouuhhhhhhhhhhh… ” Misdi sampai jatuh duduk diatas lantai, beberapa orang disana memandanginya.

“dasar mahluk cebol ngak tau diri… mau gua pencet lu kayak nyamukk hahhhh ?” wanita gemuk itu hendak menghampiri misdi kembali.

Tanpa perlu basa-basi Misdi mengeluarkan jurus terhebatnya, dengan sigap ia berdiri.



“Heuupp ciattttt” tubuh kecil itu mengeluarkan tendangan sakti, dengan sekali kibas siwanita gemuk  membuat Misdi terpelanting cium tanah.

“Hekkkkk…..” mata misdi melotot ketika tangan wanita itu mencekiknya.



“Sokkkk Ciatt-ciattt sagala!!!! gua remes lu biar tau tatakrama” Tangan Misdi berusaha setengah mati meraih handuk yang melilit tubuh wanita gemuk itu, dengan sekali sentak akhirnya……!!!!!!!!



“Waaaaaaw….. dasar monster cebolllll ” sigemuk melepaskan cekikannnya dileher misdi, tangannya kelabakan menutupi tubuhnya yang gembrot, misdi buru-buru merangkak dengan cepat kemudian ngacir sebelum segemuk selesai membalutkan handuk ditubuhnya yang berukuran raksaksa bagi sikecil misdi.



Misdi mencari-cari mobil Fitri, waduh koq ngak ada.,misdi tampak panik apa salah inget kali ya , perasaan tadi sih disini mobilnya. Apa ia ditinggal pergi oleh Fitri. Misdi tertunduk lesu

“Ditttt….” Misdi menolehkan kepalanya kearah klakson mobil, ia tersenyum setelah membuka pintu mobil ia meloncat masuk.

Misdi dengan kurang ajar menyelinapkan tangannya kebalik rok seragam Abu-abu yang dikenakan oleh Fitri. Gadis itu hanya menelan ludah, tanpa berani menepiskan tangan misdi yang semakin kurang ajar mengelus-ngelus pahanya.



Sebuah senyum kemenangan muncul diwajah misdi yang tampak mesum. Lagi asik-asiknya Misdi melecehkan Fitri tiba-tiba ia menarik tangannya dari paha Fitri, Misdi menundukkan tubuhnya kemudian ngumpet ketakutan melihat Wanita gemuk itu sedang mencari-cari dirinya. “Majuuuu ayooo cepattt…..!!” Misdi memberi perintah pada Fitri agar segera melarikan diri. Malam itu Fitri diam seribu bahasa, ia tampak risih ketika Misdi memandanginya, masih terbayang kejadian diruangan sauna sian tadi.

“Fitri bobo dulu mahh..”Fitri berlalu kekamarnya sedangkan kedua orang tuanya masih asik menonton Super Soulmate.



Suasana hening dirumah mewah itu terusik oleh sosok kecil yang mengendap-ngendap ditengah malam, didorongnya perlahan-lahan pintu kamar dihadapannya. Mata kecilnya berbinar-binar melihat penghuni kamar itu yang sedang terlelap, tanpa suara tubuh kecil itu masuk kedalam kamar, pintu kamar Fitri kembali tertutup perlahan-lahan.



Misdi tersenyum disisi ranjang, tangannya mengusur selimut diatas tubuh Fitri, perlahan-lahan dengan hati-hati dibukainya kancing baju piyama Fitri, tangan mungil misdi bergerak menyibakkan kekiri dan kekanan, matanya memperhatikan gerakan buah Susu Fitri yang bergerak dengan indah seirama dengan helaan nafas gadis itu.



Perlahan-lahan misdi merangkak naik, kedua tangannya memeluk pinggang Fitri, tubuhnya yang kecil mulai meneduhi tubuh Fitri, ciumannya lembut disekitar buah Susu Fitri, lidahnya mengait-ngait putting Susu Fitri.



“Uhhh.. Mmmmmm” Fitri terbangun matanya yang sipit terbuka dan berkedip beberapa kali, ia mulai mengenali wajah kecil yang tersenyum-senyum dihadapannya, matanya yang sipit melirik kebawah, baju piyama yang dikenakannya sudah tersibak dengan lebar menampakkan dua buah Susunya yang kini sedang diremas-remas oleh tangan mungil Misdi.



Nafas Fitri terlihat memburu, bibirnya mendesah-desah merasakan remasan-remasan dibuah dadanya, Misdi begitu ahli mempermainkan buah Susu Fitri yang semakin mengeras, tangan misdi membelai-belai bulatan Susu Fitri yang mulus dan halus, dicubitnya putting Susu Fitri kemudian ditarik-tariknya dengan lembut.



“Ahhhh Mm Mmissssdiiii…. ” kedua tangan Fitri menekan kepala misdi kearah buah dadanya, kedua kakinya melejang-lejang diatas ranjang empuk itu.

Lidah misdi mengelitiki putting Susu Fitri, diemutnya puncak payudara Fitri sampai gadis itu menggelepar-gelepar keenakan.



Misdi bergerak mengangkangi wajah Fitri sambil menyodorkan penisnya yang kecil. Fitri terdiam memandangi batang kecil itu, namun pada saat Misdi menjejalkan helm kecil miliknya mulut Fitri terbuka perlahan , misdi tersenyum sambil menekankan selakangannya kearah mulut Fitri.



Fitri mulai belajar menghisap penis Misdi, sebuah pelajaran mesum diajarkan oleh misdi , otak Fitri diracuni oleh hal-hal berbau porno, mulut Fitri tampak kempot ketika menghisap permen loli diselangkangan Misdi.



Mata Misdi terpejam-pejam menikmati emutan-emutan Fitri sibintang pelajar “Fitriii kamu pinter bangettt…. He he he…Flopp”misdi mendadak mencabut penisnya dari mulut Fitri.



Kini Misdi merangkul tubuh Fitri, bibir mereka bertaut rapat, suara decak rakus keluar dari mulut misdi, lidahnya terjulur mengait-ngait lidah Fitri, kedua tangan Fitri memeluk tubuh kecil yang berada diatas tubuhnya.



Fitri tambah mendesah-desah ketika ciuman misdi kini semakin turun dan turun…

Sebuah hisapan membuat tubuh Fitri menggelepar , kedua tangan Fitri memegangi kepala kecil diselangkangannya yang sangat rakus dan kehausan.



Misdi menekan belahan bibir Vagina Misdi, lidahnya mengulas-ngulas daging kecil mungil didalam Vagina gadis itu, semakin kuat misdi mengulas-ngulas Clitoris Fitri, daging kecil itu tampak semakin mengkilap, dikait-kaitnya dan diemut-emut dengan hisapan-hisapan yang teratur.



‘Hmmmmm Ohh Missd Ahhhhhhh” pinggul Fitri terangkat keatas , Misdi mengemut lubang Vagina Fitri, mulutnya menghisap kuat-kuat, Vagina Fitri

“Oww… CCCRRRRRRRTTTTT”Fitri memekik kecil, merasakan semburan kenikmatan itu meledak – ledak dan meleleh dari dalam Vaginanya.



Tangan Fitri mendorong kepala misdi yang masih asik melakukan jilatan-jilatan diselangkangannya, mata sipit Fitri melirik kearah lubang Vaginanya, Misdi telah menyedot cairan kenikmatan itu sampai kering.



Gadis Chinese itu terduduk diatas ranjang sambil memandangi Misdi yang sedang berpakaian, sebelum keluar dari kamar misdi menghampiri Fitri, sebuah kecupan mampir dikening gadis itu, entah apa artinya, mungkin sebuah rasa terimakasih Misdi karena boleh menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Fitri.



Disebuah meja makan tampak orang tua fitri, Fitri dan juga Misdi sedang menikmati sarapan pagi.

“Koqqq anak mama jadi pendiam sih”Mama Fitri berusaha membuka pembicaraan.

“Ngak koqq… Cuma perasaan mama aja kali..”Fitri mencoba seolah-olah tidak terjadi apa-apa, selanjutnya pembicaraanpun berlanjut diselingi oleh canda tawa.



“Wahhh ha ha ha ha” Misdi ngakak ikut-ikutan tertawa walaupun ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan, sedari tadi ia sedang asik dengan segudang pikiran-pikiran mesum.



Fitri dan kedua orang tuanya bengong memandangi Misdi, aneh sekali anak ini bercandanya tadi tapi koq ketawanya baru sekarang, begitulah pikiran mereka.



“Fitri berangkat dulu mah.. pahh…”

“Ya.. hati-hati ya nyetirnya…”



Misdi buru-buru menyambar segelas air dimeja, ia tidak mau ketinggalan

“Lohhh emang misdi ikut kesekolah ?” papah Fitri memandangi tubuh kecil itu yang bergegas minum dan bangkit.



“Ehhh anu… saya mau melindungi ci Fitri.. supaya ngak ada yang godain kayak kemarin….”Misdi mencari alasan.



Kedua orang tua Fitri saling berpandangan kemudian tersenyum, lucu sekali anak kecil ini, kecil-kecil sudah jadi pahlawan ingin melindungi anak mereka.



Fitri meraih tas sekolahnya dan kemudian dengan dibuntuti Misdi ia masuk kemobil , tidak berapa lama Mobil BMW berwarna silver itu meluncur menuju sebuah sekolahan elite.



Jika diperhatikan gedung sekolahan itu tampak seperti biasa, beberapa murid sedang asik bersenda gurau, sambil menunggu jemputan.



Namun disebuah ruangan olah raga seorang gadis cantik tengah asik berbaring diatas Matras busa, kedua kaki gadis itu mengangkang, sesuatu bergerak-gerak dibalik rok seragam SMAnya.



Tubuh gadis itu meliuk-liuk , mengeliat-geliat dalam gerakan yang erotic, desahan demi desahan terdengar dari bibir mungilnya.



“Mmm Mmmisdi.. aduhh Ohhhh ekhhhh…” kedua kaki gadis itu tiba-tiba merapat, matanya yang sipit terpejam-pejam.

“Ahhhh.. pelan-pelan Msss…..hdiiii Auhhhhhh ” Fitri Diniyani memekik kecil ketika merasakan cumbuan Misdi dibalik rok seragamnya berubah menjadi liar dan kasar.



Kepala kecil misdi bergerak-gerak dengan liar dibalik rok seragam sekolah Fitri, Misdi tidak mempedulikan permohonan gadis bermata sipit yang sedang kewalahan menghadapi cumbuannya yang kasar dan liar.



Kepala Fitri terkulai kekiri , kadang kadang terkulai kekanan, rintihan-rintihan kecilnya terdengar merdu dan asik untuk didengar.

“Ackkk ampunnnnnn Misdhiiiiiiiihhhhh Aww KCRRRTTTTTT CRRRRRTTTTTTTTTTT ” tubuh Fitri kelojotan diatas matras ketika sebuah kenikmatan melanda selangkangan gadis itu.



“Ihhhhhh…. ” Fitri menurunkan Rok seragamnya yang tersibak keatas ketika kepala misdi terangkat, jagoan kecil kita berlutut dihadapan Fitri, mulutnya terbuka, didalam mulut itu tampak cairan putih seperti lem.

“Glekkk Glekkkk… he he he asikkk gurihhh lezat….”tanpa merasa jijik Misdi menelan cairan kenikmatan dimulutnya.



Fitri duduk diatas matra busa, gadis itu berusaha mengatur nafasnya setelah terhantam oleh golombang nafsu birahi yang terasa sangat nikmat. 

Misdi berdiri kemudian duduk diatas paha Fitri, kedua kakinya melingkari pinggul Fitri, mereka berduduk saling berhadapan, tangannya membelit leher gadis Chinese berwajah cantik dihadapannya.



Ciuman-ciuman kasar mulai mencecar bibir Fitri, kedua tangan Fitri memeluk tubuh kecil yang menduduki pahanya, entah kenapa Fitri mulai terbiasa menerima kehadiran misdi yang selalu dapat memuaskan dan memberikan sepercik kenikmatan yang tiada taranya, ataukah ini karena Fitri merasakan aman untuk melampiaskan kebutuhan seksualnya pada misdi jagoan kecil kita ? ? ?



Misdi menyuruh Fitri untuk membuka mulut dan menjulurkan lidahnya, walaupun masih merasa bingung Fitri menuruti keinginan Misdi.



“Hmmm…” Mata Fitri yang Sipit terbuka sedikit dengan tatapan mata yang tampak sayu ketika Misdi menghisapi lidah gadis itu yang terjulur keluar. Lidah Misdi mengait-ngait lidah Fitri kemudian menghisapi lidah gadis itu, kedua tangannya melepaskan beberapa kancing baju seragam Fitri, Tangan sikecil misdi kini menelusup kebalik BH yang dikenakan Fitri melalui sela-sela baju seragam gadis itu yang kini tersibak oleh tangan nakal misdi.



Misdi melepaskan hisapannya pada lidah Fitri, kini gantian Misdi yang menjulurkan lidah kecilnya keluar. Fitri hanya menatap lidah kecil Misdi yang terjulur keluar, wajahnya bersemu merah.



Tangan misdi bergerak kebelakang kepala gadis cantik dihadapannya, dengan lembut ditariknya kepala Fitri , mulut Fitri terbuka dan mencoba untuk menghisap lidah Misdi, sebuah hisapan lembut yang pertama, Fitri merasakan ada sedikit perasaan aneh yang mengiringi detak jantungnya.



Setelah menguatkan hati dan menekan perasaan jijik , Kali ini Fitri memberanikan diri membuka mulutnya untuk menghisap lidah Misdi, Misdi semakin menjulurkan lidahnya ketika merasakan mulut mungil Fitri menghisap lidahnya, saling hisap, saling mengkait lidah , dan kuluman-kuluman yang panas semakin menenggelamkan Fitri kedalam sebuah dunia baru, sebuah dunia kenikmatan yang sulit untuk dilawan dan ditolak, Apalagi ketika tangan mungil Misdi menjamahi buah Susunya yang semakin mengeras.



Kepala Misdi kini hinggap dibuah dada Fitri, jilatan-jilatannya mulai menjalar seputar bulatan Susu Fitri yang empuk dan halus.

Tangan Fitri menyangga punggung Misdi, posisi gadis itu seperti sedang menyusui Misdi.

“Ohhhh… geliii… misdiii enakkk.. akkkkkhhhh” Fitri semakin kuat menekan kepala misdi yang sedang asik menyusu diputing Susunya yang runcing kemerahan.



Sambil mengemuti putting susu gadis cantik itu, lidah Misdi bergerak menggelitiki dan mengait putting Susu Fitri yang runcing mengeras. Tangan Misdi tidak mau diam bergerak mengelus-ngelus paha gadis yang sedang menyusuinya. (Red : duhhh udahh disusui masih juga ngusap-ngusap paha… serakah banget ya…)



“Ahhhh AaaaAAAAAAAAHHHH CRRRTTT CRRRRRRRRR” Suara merdu Fitri terdengar seperti bergelombang, sebuah kemenangan bagi sikecil Misdi.



Fitri Diniyani tampak sedang merapikan rambutnya, pakaian seragam telah rapi menutupi tubuhnya yang mulus. Tangan Misdi masih berkeliaran dipermukaan Paha Fitri.



Perlahan-lahan Fitri dan Misdi keluar dari ruangan olahraga, dari belakang Misdi menatap pinggul Fitri yang bergoyang-goyang seirama dengan langkah kaki gadis itu.

Kemarin siang sepulang sekolah…

Fitri si Bintang pelajar tampak sedang menindih sesuatu diatas kursi Sofa Gadis itu mendesak-desakkan buah dadanya sambil sesekali merintih dan mendesah – desah.



Kancing baju seragam sekolah Fitri sudah sedari tadi meloncat-loncat dengan gembira dari tempatnya, baju seragam yang dikenakan oleh gadis itu tersibak kesamping kiri dan kanan. Sambil menindih sesuatu dibawah dadanya kedua tangan gadis itu memegangi pinggiran baju seragam yang dikenakannya. Entah apa yang sedang ditangkap oleh gadis itu, sesuatu tampak bergerak-gerak dalam kurungan baju seragam Fitri .



“Achhh Miisdiii Ohh…”Gadis bermata sipit itu mendesah ketika misdi sibuk mengenyot-ngenyot buah Susu sebelah kanan Fitri yang tersembul sebelah dari Cup Branya.



“UUhh ahhh…..” mendadak Fitri tersentak dan menarik kurungan baju seragamnya dari kepala Misdi ketika merasakan sebuah gigitan nakal mampir diputting susunya.



Fitri memandangi mahluk kecil nakal dihadapannya, tubuh yang kurus berwarna kecoklatan, rambutnya diponi, tampangnya sih polos banget deh…sepolos tubuhnya yang telanjang bulat.



Jika mereka berdua berdiri maka wajah misdi tepat berhadapan dengan permukaan Vagina gadis itu. (Red : Ehhmmm… Euhhhh karena ini anak dapet nyulik dijalan, makanya redaksi juga bingung kaga tau umurnya berapa taon keke ke, jadi kurang lebihnya aja , 5 taun kali ya.. masih kelas 0 kecil )





Tangan misdi menarik dan menekan kepala Fitri kearah selangkangannya. Mata Fitri yang sipit memandangi Penis Misdi, mulutnya terbuka dan “Eemmhhh!” Fitri memasukkan jamur kecil itu kedalam mulutnya.

“Koq gitu sih nyedotin-nya… ngak enak… kemaren kan udah diajarin gimana caranya…!!!” Misdi Protes sambil menarik penisnya dari mulut Fitri

Fitri mencoba kembali memasukkan Penis Misdi kedalam mulutnya, kali ini sambil mengulum Penis Misdi lidah gadis itu menari-nari, mengulas-ngulas jamur kecil didalam mulutnya.

“Hehehe…nahhhh gitu dong” Misdi merem-melek keenakan, Misdi semakin dalam menekankan Penisnya kedalam mulut Fitri.



“Hmmm…emmm…mmmm!” Kepala Fitri bergerak maju mundur, “batang rokok kecil ” diselangkangan Misdi terlihat keluar masuk kedalam mulutnya yang mungil, mulut gadis itu kempot kembang kempis, ketika asik menyedot – nyedot Penis Misdi.



“He he he… Siiiippp Lahhh!! Fitri… kamu benar-benar bintang pelajar dehh…otak encer, cepet bisa… Body seksi…cantikkk…muluss.. Duhhhhh eenaknyaaaaa…huehehehe….bagus..bagus” Jagoan kecil kita menceracau tidak karuan , tangannya yang mungil menepuk-nepuk kepala Fitri yang masih Asik mempermainkan benda kecil diselangkangannya.

Beberapa lama kemudian, Misdi menarik Penisnya dari mulut Fitri.



“Udahhh… udahhhh…cukup sekarang gantian…. Duduk sini..” Misdi menyuruh Fitri duduk diatas Sofa sedangkan dirinya berlutut disebelah kiri kaki gadis itu.

Tangan Misdi mulai merayap dan menyibakkan Rok seragam gadis itu perlahan-lahan keatas..

Mata Fitri yang sipit memandangi tubuh sikecil misdi, “tempat” Fitri dengan bebas menyalurkan nafsunya dengan aman.



Tangan Misdi mulai merayapi permukaan paha Fitri yang putih mulus, tangan Misdi menarik celana dalam Fitri sampai akhirnya terlepas dari sepasang pahanya yang mulus, perlahan-lahan Fitri sedikit mengangkangkan kedua pahanya, punggung Fitri dengan rileks menyandar pada sandaran kursi yang empuk.



Misdi menggeser posisinya, sambil bergerak maju ia menekan kedua paha Fitri agar semakin mengangkang, kepala kecil itu menunduk dan..

“Ahhh…uuff….mmmhhh…aahmmm!” Fitri terpejam-pejam ketika Misdi giat menciumi belahan bibir Vaginanya.



Lidah Misdi begitu lincah mengorek-ngorek sela-sela vagina Fitri, lendir-lendir  yang meleleh dari sela-sela belahan bibir vagina Fitri terasa asin dan nikmat, Misdi semakin rakus menjilati dan menghisap-hisap lendir yang meleleh itu sampai kering.



Misdi mengangkat wajahnya dari selangkangan gadis itu, mata Fitri yang sipit menatap wajah Misdi, ketika tangan Misdi menyibakkan Pakaian seragam gadis itu, agar terlepas dari tubuhnya yang putih mulus..

Setelah membuka Bra gadis itu, Misdi mengelusi buah dadanya dan menggesek-gesek putting susu Fitri, Mata Fitri terpejam merasakan rangsangan-rangsangan Misdi diBuah Susunya.

Misdi memandangi Fitri dengan tatapan matanya yang nakal, ia mendekatkan penis kecilnya pada belahan bibir Vagina Fitri dan…..!!



“Ahh Owwwww…..” Fitri membelakkan matanya, tersentak , merasakan sesuatu berusaha memasuki tubuhnya, secara otomatis kedua tangannya mendorong tubuh kecil dihadapannya.



“Waduh gimana sihhh!!! Padahal ampir masuk!!!” Misdi sewot karena keinginannya digagalkan Fitri. 

Tubuh kecil itu memaksa untuk melaksanakan keinginan bejatnya, terjadilah aksi dorong mendorong antara Fitri Sibintang pelajar dan Misdi.sikecil mesum.



Satu tendangan yang kuat membuat Misdi terjengkang, Fitri melompat bangkit dari kursi Sofa, gadis itu buru-buru menurunkan Rok seragamnya, kedua tangannya bergerak menyilang menutupi buah dadanya yang bergelantungan dengan indah.

Fitri tercekat melihat Misdi, wajahnya tampak beringas



“MM. Misdi kamu kenn napa…?” Fitri bertanya ketakutan

“KENAPA ?!!! Gua Pengen Ngentotin elu..!!!” Misdi menghampiri Fitri.



Fitri menghindar ketika Jagoan kecil kita menerkamnya , Gadis Chinese cantik itu berlari ketakutan… sesekali fitri menjerit ketakutan ketika Misdi hampir berhasil merekam tubuhnya yang mulus. Misdi terus mengejar Fitri dari belakang…



“Whoooeeeeiii…!!! Sini Lu… Jangan lari kalo berani…!!!” sambil berlari mengejar, Misdi menantang gadis cantik bermata sipit itu.

(Red : Yaaa ngak berani lahhh… gimana sih jagoan kecil kita…!? Jelas aja Fitri ngacir ketakutan ketika mau disodok oleh jamur kecil diselangkangan Misdi yang teracung-acung dengan gagah… Ckk Ckkk Ckkk… kecil-kecil cabe rawit…)



Fitri buru-buru menaiki anak tangga menuju kamarnya, si kecil Misdi mengikuti langkah gadis itu dengan lincah.

Nafas Fitri terengah-engah, gadis itu melompat kedalam kamar……



Misdi secepat kilat melompat menerjang mengikuti Fitri yang sudah terlebih dahulu melompat kedalam kamar…!!! Tangan kecilnya siap siap menerkam tubuh Fitri…. “Hupppppp… Ciaaaaattttt..!!!”



“Huuuahhh ???? BLAMMM…..!!!” terdengar suara benturan keras., tubuh Misdi yang kecil mungil mirip Huruf “X” berciuman erat dengan Pintu kamar Fitri.

“BLUKKK….” tidak berapa lama Huruf “X” itu roboh kebelakang sambil meringis-ringis kesakitan.



***************



 ”Tok-Tok-Tok… Fittt… Fitttrriiiii….” Lamunan Fitri terpecah oleh suara ketukan dipintu kamarnya, ia mendengus kesal mendengar suara Misdi berteriak-teriak sambil mengetuk pintu kamarnya.

Didepan pintu kamar Fitri, jagoan kecil kita nampak mondar – mandir gelisah. “Duhhh… gimana sihhh… mumpung lagi pada Jogging..”



Misdi garuk-garuk kepala dipagi hari ini ia hendak mengajak Fitri untuk “Berolah raga” jagoan kecil kita bener-bener Bloon deh. Ngak nyadar kalau Fitri lagi kesal pada dirinya, atau mungkin  ngak tau diri kali ya ?



Otak Misdi berputar dengan cepat, ia berlari kecil kehalaman belakang…

Matanya memandangi jendela kamar Fitri yang terbuka lebar, tubuh kecil itu kini berusaha memanjat menuju jendela kamar gadis itu.



“Heuppp… Uhhh…” tangan Misdi yang mungil berusaha menggapai-gapai pinggiran jendela…tampaknya berhasil namun….

“Uuppss….wwhhuaaa….tuulluunngg!! Waduhh!!!” Misdi terpeleset untung pegangannya pada pinggiran Jendela kamar Fitri cukup kuat, nafasnya memburu karena kecapaian dan ketakutan.



“HHHAHHH… Misdiii….!!” Fitri melompat turun dari atas ranjang, ia kaget melihat sikecil Misdi berusaha bertahan mati-matian agar tidak terjatuh, Fitri berusaha menolong Misdi…



“Mampuss gua !!! dawhhh….WAAAAAAA!!!” pegangan Misdi terlepas tubuhnya meluncur tanpa ampunnn.. Fitri bergerak dengan cepat menyambar apapun yang dapat disambarnya dan hasilnya..!!!



“OWWW… kuping…HuuEEE!! Aaa duhhh” Misdi mendelik kesakitan.

(Red : Fiuhhh… untung ketangkep… kalo ngak… langsung tamat nih ceritanya.. hi hi hi hi ^ ^ )



“Aduhhh Missdiii beratttt uhhhh…!!!”

Sekuat tenaga Fitri menarik Misdi sambil menjatuhkan dirinya kebelakang “Aaa… aduhhh…Blukkk”



Mereka berdua terpelanting kebelakang, Fitri mengaduh jatuh keatas lantai sedangkan Kepala Misdi Jatuh tepat diantara belahan buah Susu Fitri., untuk sesaat mereka berdua berpelukan dengan nafas memburu kencang.



Tangan Misdi memencet buah Susu Fitri sebelah kiri.

“IHHHH…” Fitri menepiskan tangan Misdi kemudian mendorong tubuh Misdi dari atas tubuhnya.



“Aduhh aduhhh kuping guaa!!! Whuaaduhhhh…..” Misdi memegangi kedua daun telinganya…yang melepuh merah, kayanya baru tersadar dan merasa sakit Jagoan kecil kita ini.



Fitri bangkit berdiri kemudian ia duduk dipinggiran ranjang, cemberut..

Misdi melangkah mendekati.. tangannya terjulur hendak mencomot buah susu Fitri…

“Jangan kurang ajar…!!! Dikasih hati minta Jantung ” Fitri menepiskan tangan Misdi (Red : Nah Looo.. rasain ngak dikasih, biar tau rasa …., konak, meledak sampe keubun-ubun he he  he.. ).



“Aku ngak minta jantung kamu koq, cuma minta isi didalam rok…”Misdi cengengesan mencoba menggoda Fitri.



Fitri cemberut menatap Misdi yang cengengesan, gadis itu tambah kesal, Buah Susunya turun naik dan pemandangan indah itu membuat Misdi meleletkan lidah, sambil berlama-lama memandangi buah Susu Fitri.



Tanpa diduga Fitri bangkit dan menjewer kuping Misdi…

“Wadawwww….!!!” Misdi berteriak kesakitan ketika kupingnya yang sudah memar kemerahan  ditarik keatas oleh Fitri.

“Blammm…!!!!” Suara pintu terdengar dengan keras.



Jagoan kecil kita cuma bisa ngiler didepan pintu kamar Fitri, sambil mengusap-ngusap kupingnya yang terasa panas dan nyeri.

Selama berhari-hari Fitri mengacuhkan Misdi, Misdi cuma bisa menunduk lesu menahan Nafsu birahinya yang tidak tersalurkan, namun biarpun diacuhkan oleh Fitri, Misdi tetap bertebal muka selalu ikut kesekolah Fitri.



Hari itu hari Selasa, sepulang praktikum disekolah, suasana disekolah itu tampak sepi.

Misdi menengokkan kepalanya ketika pintu mobil dibuka, seorang gadis cantik masuk kedalam mobil, Misdi kembali menundukkan kepalanya, lemah, letih, lesu , encok, pegel linu serasa mendera tubuh kecilnya yang bersandar pada sandaran kursi mobil dengan lemah.



Fitri memperhatikan Misdi , entah kenapa ada rasa kasihan melihat Misdi yang sudah berhari-hari bengong , tanpa berani bersuara. Kalau ditanya jawabannya paling satu ,dua patah kata saja.

(red : Kemaren aja ada ayam tetangga yang bengong macem Sikecil Misdi besoknya langsung semaput….. Rest In Peace… bener-bener kritis nasib Jagoan kecil kita)



Tiba-tiba Fitri melompat mengangkangi Misdi, tangan Fitri meraih dan menekan kuat-kuat kepala misdi dari belakang sampai terbenam dibelahan dada gadis itu.

“Heuuhhh…ufffff!!” Misdi langsung bersemangat, mulutnya langsung sibuk mengecup kesana kemari, hidungnya mengendus-ngendus harum tubuh Fitri yang wangi merangsang.



Tangan Misdi mengelus-ngelus kedua Paha Fitri, yang sedang mengangkangi dirinya.



Fitri menarik dadanya dari wajah Misdi

“Awass kalo kamu berani macem-macem lagi..” Fitri mengancam sikecil Misdi.



“Ngakk… Ngakkk berani..pokoknya aku pasrah mau digimanain aja terserah kamu, mau diperkosa sekalian juga boleh!” Misdi menatap wajah Fitri dengan serius.



“Enakk aja..!! emangnya siapa yang mau memperkosa kamu. dasar..!!!! ” Fitri mencubit pipi Sikecil Misdi dengan gemas.



“Fitri…buka susunya…yaaa, dah lamaa banget ngak Netek..”Misdi merengek.

Fitri mengangguk, si kecil Misdi terkekeh-kekeh senang, tangannya dengan lincah mempreteli kancing baju seragam Fitri.

Misdi menelan ludah melihat Bra Fitri yang masih menyembunyikan Buah Susu gadis itu dari pandangannya.



Tangan Misdi menarik Cup Bra gadis itu kebawah, kedua buah Susu Fitri melompat keluar, bagian bawah buah dada gadis itu tersangga oleh Cup Branya.

Mata Misdi mendelik, kemudian dengan lahap dihisapinya puncak buah Susu Fitri, lidah Misdi mengulas-ngulas putting Fitri yang berwarna merah jambu.



“Sssssshhh… Aww.. Nnnhhh….” mata Fitri terpejam-pejam merasakan lidah Misdi yang mengait-ngait putting susunya.

“Ahhhh…aaahhh!” tangan Fitri mendekap kuat-kuat kepala Misdi ketika merasakan sedotan kuat dipuncak payudaranya sebelah kiri.

Sambil mengenyot-ngenyot puncak buah susu Fitri, Tangan Si kecil Misdi kembali asik mengelus-ngelus permukaan paha gadis itu yang halus mulus. Tangan kecil itu tampak menarik sesuatu dari selangkangan Fitri, kain segitiga pelindung vagina Fitri dibetot oleh Misdi sampai sebatas lutut gadis itu, Fitri menggerak-gerakkan kedua kakinya agar kain segitiga itu terlepas dari sepasang kakinya.



Fitri pindah kebangku mobil belakang, punggungnya bersandar pada daun pintu mobil, kaki sebelah kanannya tertekuk keatas, sedangkan kaki sebelah kiri terjuntai kebawah kursi. Rok seragamnya tersibak menampakkan sepasang kakinya yang halus dan mulus.



Jagoan kecil kita menciumi sepasang kaki mulus gadis itu, mula- mula dari betis kemudian naik semakin keatas , terus keatas dan teruss….

“Awww….” tubuh Fitri mengejang ketika sebuah ciuman Misdi mampir diselangkangannya, gadis itu menggeliat-geliat resah, ketika ciuman-ciuman Misdi menyerang gundukan mungil diselangkangannya dengan gencar. Kedua jari jempol Misdi berusaha menekan pinggiran belahan tipis diselangkangan Fitri, mata Misdi memandangi daging kecil kegemarannya yang berwarna merah muda, lidahnya menjilat perlahan-lahan seakan – akan sedang menikmati rasa daging kecil itu dilidahnya.



Misdi membenamkan hidungnya pada belahan tipis diselangkangan Fitri.

Fitri menggelepar merasakan hembusan-hembusan nafas Misdi yang hangat diselangkangannya.

“Ahhh…mhhhh…uuhhh!! “Fitri mengejang nikmat, vaginanya berdenyut-denyut ketika cairan berwarna putih lengket itu menerjang keluar. Misdi mengemut vagina gadis itu, ditelannya cairan kenikmatan gadis itu sampai habis.



Fitri menggeliatkan tubuhnya, kemudian didorongnya kepala Misdi yang masih asik bersembunyi dibalik rok seragam sekolahnya.



Misdi kembali menerkam buah dada Fitri, nafsu sikecil Misdi kembali meledak-ledak. Fitri berusaha meredakan nafsu Misdi namun Misdi memohon-mohon “Sekali lagiii aja…, tolong.. ” wajah polos berambut poni itu benar-benar tampak memelas.

Fitri cuma dapat menghela nafas dan membiarkan Misdi kembali merayapi tubuhnya yang molek. (Red : Hi hi hi.., kecil-kecil tapi nafsunya gede juga ya…).

 *********************************

Pada pagi hari disebuah ruangan kelas disekolah itu…

“Siap Grak.. Beri hormat.. Grakk”

“Selamat Pagi Pakkk……”



“Selamat pagi semuanya.., hari ini ada murid baru pindahan dari Bandung…namanya Shierlen….dst…dst…” Pak Anto memperkenalkan seorang murid baru dikelas itu.


shieren

shieren

“Nah Shierlen…kamu duduk disebelah Fitri….”Pak Anto mengatur tempat duduk untuk Shierlen, Shierlen melangkah menuju meja paling belakang diujung kanan.

Shierlen tersenyum ramah pada teman baru semejanya, Fitri membalas senyuman Shierlen.

(red : ?????!! Huhhhh… koq tingkah Shierlen rada-rada aneh ya..? gadis itu sering mencuri-curi pandang kebagian buah dada Fitri.. terus matanya asik merayapi kemolekan tubuh Fitri)



Shierlen Halim, gadis Chinese berkulit putih mulus, wajahnya yang cantik terkesan nakal menggoda, tinggi badannya sekitar 158 CM, buah dadanya putih membusung padat, lekuk liku tubuhnya sangat mengundang selera bagi para penggemar seks.



Tidak terasa sudah dua bulan berjalan semenjak kepindahan Shierlen kesekolah itu, Sifat Shierlen sangat ramah pada Fitri, sangat menjaga dan juga sangat melindungi Fitri.



Pada jam istirahat Shierlen mengekori Fitri ke kamar mandi, Mata Shierlen tidak pernah lepas memandangi lekuk liku tubuh Fitri yang molek dari belakang.

“Ehhh… Shierlenn.. ? ” Fitri kaget karena Shierlen menerobos, ikut masuk kedalam kamar mandi. “Clikkkk….”



Shierlen tersenyum manis, Fitri berseru kaget ketika Shierlen tiba-tiba menyergapnya.

“Eee…ehhhh kamu ngapain sih…?!!” Fitri membentak seraya menepiskan tangan Shierlen yang menggerayangi pinggulnya.



Tiba-tiba terdengar suara murid-murid perempuan sedang bersenda gurau sambil memasuki ruangan itu, tampaknya para murid perempuan itu tidak mencurigai pintu kamar mandi yang sebelah kiri tertutup dengan rapat.



“Ssssstttt…jangan teriak… apa pikiran mereka kalau sampai ketahuan kita sedang berduaan….”Shierlen berbisik ditelinga Fitri, dengan nada setengah mengancam.



Shierlen semakin erat memeluk tubuh Fitri yang molek, bibir Shierlen melumat bibir Fitri dengan lembut, Fitri terdiam sambil mengatupkan bibirnya rapat – rapat.

Tangan kiri Shierlen meremas-remas buah pantat Fitri, Shierlen tersenyum ketika merasakan tubuh Fitri bergetar dengan hebat ketika tangan kanannya mulai meremas-remas buah dada Fitri yang masih rapi terbalut oleh seragam sekolahnya.



Tangan Shierlen melepaskan kancing-kancing  baju seragam Fitri satu demi satu, kedua tangannya meraih baju Seragam Fitri disebelah depan pada bagian kiri dan kanan kemudian Shierlen menyentakan kedua tangannya melebar, baju seragam Fitri langsung tersibak menampakkan kemulusan tubuh gadis itu sebelah atas, mata Fitri membeliak, nafasnya terhenti sesaat.

 

Mulut gadis itu semakin ternganga lebar ketika merasakan tangan Shierlen merogoh buah dadanya dari sebelah atas cup bra, bahkan bukan cuma merogoh, tangan Shierlen meremas-remas lembut buah dada Fitri, si bintang pelajar. Shierlen kembali mencium bibir Fitri, kali ini Fitri membalas ciuman Shierlen, bibir mereka saling melumat, mulut Shierlen dan Fitri tampak kempot saling menghisap.



Suara diruangan itu kembali hening, namun Fitri tidak membentak lagi ketika Shierlen bersujud, lalu menyibakkan rok seragamnya  dan mengecupi celana dalam gadis itu, Fitri juga tidak berontak ketika Shierlen menarik celana dalamnya sampai melorot sebatas lutut.



“Ahhh…” nafas Fitri tertahan-tahan merasakan jilatan-jilatan lidah Shierlen mengulas-ngulas belahan mungil diselangkangannya, wajah Fitri terangkat keatas, matanya yang sipit terpejam-pejam menikmati belaian lidah Shierlen pada Clitorisnya.



“Hhhhh…hhh…sssh!” nafas Fitri terdengar berat

“Aakkhh!” denyutan-denyutan kenikmatan melanda selangkangan Fitri hingga akhirnya mengeluarkan cairan kewanitaanya. Mata Shierlen berbinar-binar menyaksikan cairan lengket berwarna putih meleleh melalui sela-sela garis tipis diselangkangan Fitri.



Shierlen bangkit berdiri, tangannya membelai-belai rambut Fitri, tidak berapa lama kedua gadis Chinese bertubuh molek itu keluar dari dalam kamar mandi, wajah Fitri tampak kemerahan dan tertunduk malu.

Tangan Shierlen menuntun tangan Fitri erat-erat, wajahnya terlihat puas setelah berhasil melampiaskan gairah yang selama ini terus ditahannya selama berminggu-minggu.



***********************

Pada Suatu siang seusai praktikum kimia..

Shierlen menarik tangan Fitri kedalam ruangan olah raga, tangan Shierlen bergerak lincah berusaha menelanjangi Fitri walaupun Fitri mati-matian berusaha menolak keinginannya.

“Shierlen.. jangannn…ahhhh….nanti ketahuan orang” Fitri keberatan ketika tangan Shierlen mulai melucuti Pakaian seragam dari tubuhnya, (Sebelumnya jika Fitri bermain dengan Misdi didalam ruangan olah raga itu, paling Cuma buka-bukaan sedikit , tidak sampai telanjang bulat.)



Shierlen tersenyum nakal sambil terus melucuti pakaian seragam Fitri, tubuh Fitri yang mulus kini berdiri dihadapan Shierlen, kemudian tanpa malu-malu Shierlen mulai melepaskan pakaiannya sendiri. Shierlen menghampiri Fitri, kedua tangannya memeluk gadis itu, Shierlen mendesah merasakan kehangatan dan kemulusan Fitri si bintang pelajar.

Mulutnya mulai mengecupi bibir Fitri, lidahnya terjulur menjilati bibir Fitri, Fitri pun mulai membalas memeluk Shierlen, ada rasa enak ketika buah dadanya bergesekan dengan buah dada Shierlen.



Shierlen menarik Fitri kearah Matras Busa yang berada ditengah-tengah ruangan olah raga, didorongnya tubuh Fitri keatas matras busa “Blukk..” bunyi tubuh mulus Fitri ketika terjatuh keatas matras busa itu. Shierlen berbaring disisi Fitri, tangannya merayapi permukaan buah dada Fitri, jari telunjuk Shierlen menggesek-gesek putting susu Fitri yang berwarna pink, Tangan Shierlen meremas-remas kedua buah dada Fitri.

“Ahhhh, Shierlen…aaww” Fitri memekik ketika Shierlen mengenyot putting susunya.



Shierlen menyodorkan buah dadanya kemulut Fitri, Fitri nampak ragu ketika akan menjilati putting Shierlen

“Akuu…aku ngak bisa Shier” Fitri menolak untuk menjilati payudara Shierlen, namun Shierlen terus membujuk-bujuk Fitri sambil membelai-belai rambut gadis itu. Akhirnya karena terus menerus dibujuk dan dipaksa, Fitri membuka mulutnya ketika Shierlen menyodorkan kembali buah susunya sebelah kiri, mulut Fitri mulai menyedot-nyedot, semakin lama sedotan Fitri semakin rakus dan rakus.



Ahhh…jadi seperti inilah rasanya menyusu, pantesan Misdi senang banget menyusu dibuah dadanya. begitulah pikiran yang terlintas dikepala Fitri.



Shierlen tersenyum sambil semakin mendesakkan buah dadanya kemulut Fitri, tangannya kini mulai mencubiti putting susu Fitri, sebuah remasan-remasan kuat kadang-kadang menyelingi cubitan-cubitan Shierlen. Shierlen menarik buah dadanya dari mulut Fitri, setelah beberapa kali mengecupi kening Fitri, tubuh Shierlen mulai menindih tubuh Fitri, bibir Shierlen mulai melumat bibir mungil temannya itu.



“Hmmmm…eehhmhmm!” suara kedua gadis itu terdengar begitu mengasikkan, menggairahkan, membangkitkan birahi.

“Cuup…cuup…cepppkk…” Suara ciuman-ciuman mulut mereka berdua yang asik saling mengulum dan melumat semakin keras terdengar. Ciuman dan jilatan Shierlen mulai turun kearah payudara Fitri, satu hisapan lembut Shierlen di puting Fitri membuat tubuh Fitri menggelinjang kegelian, dengan lembut lidah Shierlen mengecupi dan menggelitik puting Fitri dengan lidahnya.



Fitri mendesah-desah, tubuhnya menggeliat-geliat dengan erotis, keringat-keringat nakal mulai membasahi tubuhnya yang mulus.

“Ahhh…oowwww!” tubuh Fitri melenting-lenting ketika lidah Shierlen mulai menjilati sela-sela belahan tipis diselangkangan gadis itu. Lidah gadis itu menggelitiki klitoris Fitri dengan lembut dikait-kaitnya daging mungil diselangkangan gadis itu, kemudian mulut Shierlen mulai menghisapi bibir vagina Fitri.



“Aakkhh…gua keluar Shier!!” erang Fitri dengan tubuh melenting ketika merasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat, Shierlen melahap cairan gurih yang meleleh dari vagina temannya. ditatapnya Fitri yang masih terengah-engah, sambil tersenyum Shierlen menarik tubuh Fitri, agar bersujud sedangkan ia berdiri dihadapan Fitri, kedua tangan Shierlen menekan kepala Fitri kearah selangkangannya. 



Fitri mengendus-ngendus permukaan vagina Shierlen, kemudian Fitri mulai menciumi belahan tipis diselangkangan Shierlen, lidah Fitri mulai belajar mengait-ngait klitoris Shierlen membuatnya keenakan sehingga ia semakin mengangkangkan kedua kakinya.



Sesekali mulut Fitri mengemut-ngemut vagina Shierlen

“Shhhh…aahhh…terussshh Fi!” Shierlen mendesah-desah seperti kepedasan, cukup lama Fitri menciumi dan menghisapi Vagina Shierlen

“Hemm…ahhh….Crrrrr…” Shierlen mendekap kepala Fitri.

“Ufffff…heeemmmmm…iiihhh” Fitri menyeka pipinya yang terkena lelehan lengket dari vagina Shierlen.

Untuk beberapa saat kedua gadis bertubuh molek itu rebahan diatas matras busa sambil berpelukan erat. Sesekali bibir mereka bertaut rapat saling mengecup dan mengulum.



Shierlen menggandeng pinggang Fitri, mengantar Fitri ke mobilnya, sesekali tangannya yang sedang menggandeng pinggang ramping Fitri mengelus-ngelus pinggang gadis itu. Tiba-tiba Shierlen dikejutkan oleh teriakan keras dibelakang mereka

“Whoeiiiiii…. Jangan pegang-pegang!”

Si kecil Misdi Jagoan kecil kita berkacak pinggang, ia melangkahkan kakinya dengan gagah berani menghampiri Shierlen. Misdi ngos-ngosan karena marah, ditepiskannya tangan Shierlen dari pinggang Fitri, Si kecil Misdi menengadahkan kepalanya,matanya melotot, menatap Shierlen.



“Fitri.. siapa sih dia…?”Shierlen balas melotot

“Eeemm ini.. Mmm…” Fitri kesulitan menjawab

“Siapa gua itu ngak penting…! ngapain lu pake megang-megang Fitri segala hah !!” si kecil Misdi menghardik Shierlen, dada Shierlen turun naik, kupingnya serasa panas dibentak-bentak oleh si kecil Misdi.

“Misdii…kamu jangan kurang ajar gitu ahh..” sebelum keadaan bertambah parah Fitri melerai mereka dan menuntun Misdi menuju mobil.

Jagoan kecil kita menolehkan kepala-nya kebelakang “Awass lu!” Misdi membentak Shierlen yang dibalas gadis itu dengan mencibirkan bibirnya. Misdi tidak mau kalah, ia membalas cibiran Shierlen dengan menyelipkan jempolnya diantara jari telunjuk dan jari tengah kemudian diacungkannya kearah Shierlen. Shierlen cuma bisa bengong sambil garuk-garuk kepala.



***********************

Siang hari itu Fitri tidak memberi “jatah” untuk sikecil Misdi dan terus berlanjut sampai hari-hari berikutnya, ia kecapaian karena selalu “bermain dengan Shierlen” pada saat jam istirahat dan sehabis pulang sekolah. Sudah berhari-hari jagoan kecil kita pening kepala, bolak-balik, sebentar bengong diluar, terus gelisah tiduran disofa. Kedua Orang Tua Fitri kebingungan melihat tingkah Misdi, kadang-kadang mereka tertawa kecil melihat kelakuan Misdi yang aneh.



“Kamu kenapa Misdi ?” mama Fitri bertanya pada Misdi yang sedang melamun ditaman belakang.

“Ehhh Nyonya… ngak apa-apa koqq..” Misdi tertunduk, lesu.

“Kamu sakit nak ?” Ayah Fitri memegangi kening Misdi.

“Ngak apa-apa koq tuann…”Misdi menatap langit biru dengan tatapan mata yang kosong.



Pada malam hari pintu kamar Fitri terbuka perlahan-lahan, sosok kecil berambut poni menyelinap masuk kedalam kamar gadis itu, kemudian pintu kamar itu kembali tertutup rapat-rapat.



Misdi menghampiri Fitri yang sedang tertidur pulas, perlahan-lahan digusurnya selimut yang menyelimuti tubuh gadis itu, matanya merayapi lekuk – liku tubuh Fitri dengan tatapan mesum. Tangannya melepaskan kancing-kancing baju piyama Fitri, disibakkannya baju piyama yang dikenakan oleh gadis itu. Jagoan kecil kita menelan ludah menatapi buah dada Fitri bergerak turun naik mengikuti helaan nafas gadis itu. Tangannya merayap mengelus-ngelus bukit payudara Fitri yang halus dan lembut.



Perlahan-lahan Misdi membaringkan tubuhnya disebelah Fitri, dengan lembut dipeluknya pinggang Fitri, mulutnya menyusu diputing gadis itu. Tiba-tiba mata sipit Fitri terbuka lebar, tubuh gadis itu tersentak dari tidurnya, ia merasa kaget ada tangan-tangan jahil yang menyentuh-nyentuh tubuhnya, namun setelah menyadari keberadaan Misdi , tubuh Fitri menggeliat dengan rileks.

“Mmmmm Misdi…nggak mau ahh aku ngantuk…hoaaam” Fitri menguap tangannya mendorong kepala Misdi.

“Fitriiii…aku lagi pengen bangettttt…. ” Misdi memohon agar Fitri mau melayaninya.

“Sudah berhari-hari ini kamu nggak bayar upeti” Misdi merengek-rengek.

“Aaallaah, upeti apaan?” gerutu Fitri seraya menepiskan tangan Misdi yang mencomot payudaranya.



“Ya kan orang bijak bayar pajak…kalo gadis cantik bayar pajaknya cukup pake susu…dan….ini aja…hehehe” Misdi mengelus permukaan piyama Fitri diselangkangan gadis itu.

Fitri tertawa kecil sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya

“Yaa udah terserah, kamu mau ngapain…”

Misdi langsung naik dan menerkam payudara Fitri, kedua tangan Fitri pun terlentang pasrah. Mulut sikecil Misdi dengan rakus mengemut dan menjilati payudara gadis itu, mata Fitri yang masih mengantuk menatap langit-langit dikamarnya. Sesekali ia mendesah dan merintih merasakan emutan, hisapan dan jilatan pada payudaranya. Si kecil Misdi menggeluti buah Susu Fitri dengan liar, lidahnya menggelitiki putting Fitri, kemudian dihisapinya puting itu bergantian yang kiri dan yang kanan. Ciuman Misdi semakin turun, kini tangannya berusaha menarik celana piyama yang dikenakan oleh gadis itu.



Fitri membantu dengan mengangkat-angkat pinggulnya, Tidak terlalu sulit Bagi Misdi untuk membetot celana piyama dan juga celana dalam Fitri.

“Ahhh Ahhhhh Ahhhh Misdiiii…” Fitri semakin merenggangkan kedua kakinya lebar-lebar, kedua tangan Fitri memeluk guling kuat-kuat.

“Aww… Ohhhh Misdiiii… aduhh aww”Fitri semakin keras merintih-rintih.

“Haaakkkk Ahhhh…Misdiii!” kedua paha Fitri yang mulus menjepit kepala Misdi kuat-kuat ketika merasakan kedutan-kedutan nikmat dilubang vaginanya. Nafas gadis itu terputus-putus, sesekali tubuhnya menggelepar lembut merasakan lidah Misdi yang menjilati klitorisnya dengan kasar, rasa ngantuk dan rasa enak saling bergantian menyiksa tubuh mulus Fitri, akhirnya ia pun tertidur setelah menyemprotkan kembali cairan kenikmatannya untuk sikecil Misdi yang masih mengemut-ngemut dengan rakus.



*************************

Pagi Harinya…



“Tokkkk… Tokkkk… Tokkkk Fitriiii bangunn sayang.. sudah siangg… nanti kamu terlambattt….”terdengar suara mama Fitri memanggil-manggil Fitri sambil mengetuki pintu kamar.

“Uhhhh…. ” Fitri menyingkirkan tubuh Misdi dari atas tubuhnya, Misdi ikut terbangun, ia panik mendengar suara sang nyonya mengetuki pintu kamar.

Misdi melompat, ia langsung merangkak kebawah ranjang bagaikan seorang prajurit tangguh yang sedang mengintai musuh.

“Iya Mahhhh sebentarrr…. Fitri turunnn…!!” Fitri buru-buru masuk ke kamar mandi dan byurrr… Byurrrr…



Fitri memakai  baju seragamnya dan “Click”

Wajah Fitri tersembul dari balik pintu yang terbuka

“Lhoooo koqqq….anak mama acak-acakan gitu sih? pake baju yang bener donggg….”

“Ehhh… Ii Iiiya.. mahhh” Fitri buru-buru merapikan dua buah kancing baju seragamnya dibagian dada yang masih belum terpasang.

“Mama ngebangunin Misdi dulu ya…”Mama Fitri tersenyum lembut memandangi anaknya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Misdi.



“Ehhhh ngak usahhhh mahhhh dia ngak ikut koqqq…..”setelah mengunci pintu Fitri kemudian berlari-lari kecil turun kebawah menuju meja makan setelah sarapan ia pamitan untuk pergi kesekolah.

Tidak berapa lama kedua orang tua Fitri berangkat kekantor untuk mengurus perusahaan yang selama ini dibangun dengan susah payah.



“Wsduhhhh mampus dahhhh…. ” Misdi menarik-narik pintu “Ceklek.. ceklekk”

“Walah…gua kekunci didalemm….nihhhh ” Misdi celingukan , mirip anak monyet didalam sangkar besar.

Ia buru-buru merangkak kembali kekolong ranjang ketika mendengar langkah-langkah kaki menuju kamar Fitri

“Ceklekkkk….” dengan menggunakan kunci cadangan mama Fitri masuk kedalam kamar, ia meletakkan sekotak coklat Diary Milk kesukaan Fitri diatas meja belajar didalam kamar itu, kemudian Mamah Fitri kembali mengunci kamar itu kembali, telinga Misdi mendengar suara langkah-langkah kaki menjauh dari kamar Fitri.



**********************************

Sementara itu disebuah sekolahan dikota itu, dua orang gadis Chinese memandangi para pekerja kasar sedang merenovasi ruangan olah raga disekolah itu.



“Waahhh celana dalem siapa ini ya?” kepala Tono tersembul dari balik pintu ruangan itu sambil mengacung-ngacungkan celana dalam yang ditemukannya diatas matras.

“Mana gua llllliat…. Uhh wanginya…” Maman merampas celana dalam di tangan Dion kemudian mengendus-ngendus aroma kesukaan para lelaki.



Shierlen menelan ludah sambil menggandeng tangan Fitri

“Kayanya celana dalam kamu deh …” Fitri berbisik pada Shierlen

 Shierlen cuma nyengir sambil menarik Fitri menjauhi para pekerja kasar itu.

“Wahhhh gimana ya..?” Shierlen bertanya sambil memendam nafsu.

“Kita kerumahku yuk!” Fitri tersenyum mengajak Shierlen kerumahnya.

“Jangan ahh… ngak bebas… nanti ketauan ortu bisa berabe…”Shierlen menolak

“Dirumahku kalau siang gini sepi.. ngak ada orang” Fitri menjelaskan



Beberapa saat kemudian tibalah kedua gadis Chinese bertubuh mulus itu didepan rumah Fitri.

Fitri celingukan mencari-cari Misdi, tumben ngak ada, Fitri menarik Shierlen keatas tangga menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya yang terkunci, Shierlen dengan tidak sabaran mendorong tubuh Fitri masuk kedalam kamar. Shierlen memeluk tubuh Fitri dari belakang, tangan kirinya membelit pinggang Fitri. Tangan kanan Shierlen merayap kedepan dan melepaskan beberapa buah kancing baju seragam Fitri, dari sela-sela baju seragam Fitri sebelah depan tangan Shierlen menyelinap masuk.



Fitri menolehkan kepalanya kebelakang, Shierlen melumat bibir Fitri, sambil terus mencumbui Fitri, Shierlen melepaskan seragam sekolah gadis itu, satu persatu pakaian  Fitri terlepas dari tubuhnya yang mulus. Shierlen mendorong tubuh Fitri keatas ranjang, kedua kaki Fitri terjuntai dipinggiran ranjang. Mata Fitri memandangi Shierlen yang sedang melepaskan pakaiannya sendiri, tidak berapa lama keadaan Shierlen kini sama seperti Fitri, polos, dan mulus.



Tubuh Shierlen bersujud diantara kedua kaki Fitri,

“Ahhh…sssshhh” Fitri mendesah-desah ketika Shierlen mulai memainkan lidahnya menyapu-nyapu bibir vaginanya.

“Owwwhh…Shier…Ahhhhhh enakkkk” Fitri mendesah-desah keenakan, pada saat lagi enak-enaknya “Dukkkkk”

Terdengar suara dari lemari pakaian, Shierlen dan Fitri saling berpandangan.

Shierlen dan Fitri menghentikan aksi mereka, perlahan-lahan kedua gadis itu melangkah  mendekati pintu lemari.

“Kreeketttttt….. Awww…kurang ajarrr..!!!” Shierlen melotot melihat sosok kecil berambut poni didalam lemari menatapi kemulusan tubuhnya yang telanjang bulat.



“Waawwww Adowwww lepasin… kunyukk luuu….” Maki Misdi kesakitan ketika Shierlen menjambak rambut poninya keatas dan menarik tubuh Misdi keluar dari lemari pakaian.

“Shierlen.. jangann… aduh duhh Misdi…”

“Awwww…..” Shierlen buru-buru meloncat kebelakang ketika tangan Misdi meremas selangkangannya.

Fitri buru-buru menengahi mereka berdua, agak lama juga Fitri akhirnya berhasil melerai mereka berdua.

“Shierlen kamu mau nyobain maen sama Misdi ?” Fitri bertanya pada Shierlen

“Haah…hahaha…emang mahluk kecil gini bisa apa?” Shierlen tertawa mengejek Misdi.

Misdi menengadahkan kepalanya menatap wajah Shierlen, ehhh kayaknya bukan ke wajah deh… tapi ke dada Shierlen.



Tiba-tiba Misdi menerkam kaki Shierlen sebelah kanan, kedua tangannya membelit paha mulus Shierlen.

“Heyyy…Eeee Ehhhh….” Shierlen melejang-lejangkan kaki kanannya agar tubuh Misdi terlempar dari Kaki mulus gadis itu.

“Cuppp… Cuppp…” Sikecil Misdi Mengecup-ngecup dengan garang.

Tangan Shierlen hendak menggampar kepala Misdi namun dari belakang Fitri menangkap tangan Shierlen dan menarik kedua tangan Shierlen kebelakang.

“Ngak apa-apa koqq… “Fitri berbisik ditelinga Shierlen.

Shierlen masih tampak gelisah , seumur hidup ini dirinya belum pernah disentuh oleh seorang lelakipun termasuk oleh seorang anak bau kencur seperti Misdi.



Shierlen merasakan Ada sebuah perasaan yang berbeda ketika Misdi melahap kemulusan dan kehangatan tubuhnya

“Owww…Ahhhhhhh!!” Shierlen menggeliat-geliat ketika Misdi menjilati bibir vaginanya, jilatan-jilatan dan hisapan-hisapan Misdi yang sudah berpengalaman akhirnya berhasil menundukkan Shierlen.

Fitri merapatkan tubuhnya kepunggung Shierlen, kedua tangan Fitri kini meremas-remas buah dada Shierlen dari belakang

“Ahhh…sssttt…oouuhh!” Shierlen merintih-rintih

Tubuhnya tiba tiba mengejang dan “KEcccrrtttt… Kecrrrttttt” cairan bening keluar dari vaginanya

Shierlen memandangi sikecil Misdi yang terkekeh-kekeh sambil menyedoti cairan lengket gurih yang meleleh diselangkangan Shierlen.

Dua orang gadis Chinese berwajah cantik berjalan santai sambil bergandengan tangan disebuah Mall. Mata para laki-laki nakal tidak pernah jemu memandangi wajah mereka yang cantik, tubuh yang seksi, dan pinggul mereka yang bergoyang lembut seirama dengan langkah kaki mereka. Sikecil Misdi cengar-cengir, berjalan dibelakang Fitri dan Shierlen, matanya berbinar-binar memperhatikan Goyangan pinggul kedua gadis itu dari jarak dekat.



“Hi..Shierlen Kita bertemu lagi” tiba-tiba seorang bule berusia lanjut(+/-60 th) menyapa Shierlen

“Ooo Hii Mr. John..” Shierlen menolehkan kepalanya kearah suara dan dengan ramah balas Menyapa Mr John

Fitri dan Misdi terbengong-bengong menatap si bule yang akrab dengan Shierlen.

“Oo Iya Mr John, Kenalin ini temen Shierlen” Shierlen memperkenalkan Fitri pada Mr John

“Fitriiii…. ” “John..”

Mereka berdua berjabat tangan,Mr John sudah lama tinggal di Indonesia makanya ia fasih berbahasa Indonesia walaupun logatnya sedikit berbeda. Sikecil Misdi langsung merebut tangan Mr John yang sedang bersalaman dengan Fitri.

“Ooo funny little boy, Siapa nama?” Mr John menengok kebawah dan tersenyum ramah pada Misdi

“Ma Nam Misdi… nissss tu mit yu” Jagoan kecil kita memperkenalkan dirinya  dengan bahasa Inggris yang berantakan.

“Mr John sih.., Mr John, tapi salamannya jangan lama – lama dodolllll ” Sikecil Misdi menggerutu dalam hati.



Fitri dan Shierlen saling berpandangan , mereka tersenyum – senyum melihat Misdi sedang berceloteh dalam bahasa Inggris yang campur aduk.

“Smart Boy, you can speak English well enough” Mr John sedikit memuji Misdi, Misdi sewot ketika tangan Mr John menepuk-nepuk kepalanya.

“Hei..!!! don tassss miee yoooo kingkong…!!!!” Misdi membentak garang  sambil menepiskan tangan Mr. John

Kontan saja Mr John , Shierlen dan Fitri berseru kaget.

“Ehhh Maaf Mr Johnn, Misdi ngak suka kepalanya ditepuk-tepuk.. darah tingginya kumatt “Fitri berusaha mencari alasan

Mr John mengangguk angukkan kepalanya sambil keheranan menatap Misdi, Misdi balas menatap Mr John dengan tatapan mata yang tajam.

“Oo iya kalian jadi berenang hari ini ?” Mr John bertanya pada Shierlen

“Jadiii dong, makasih ya Mr…”Shierlen terenyum manis

“No Problemmmm…”Mr John menjawab sambil membalas senyuman Shierlen.

Mr. John ngobrol cukup lama dengan Shierlen dan Fitri,

“Oke, Shierlen, Fitri.. sampai bertemu lagi…” Mr John mengakhiri pembicaraan.



“Si yu neg tim.. en gud bey” Misdi maju kedepan, meraih tangan Mr John yang terjulur untuk Shierlen.

“Misdi koq gitu sih sama Mr John…” Fitri menegur sikap Misdi yang tidak bersahabat terhadap Mr. John

“Abis gua ngak percaya sama laki-laki itu, sok akrab amat sih…!!” Misdi menjawab sambil memandangi punggung Mr John yang sudah menjauh.

“Kayanya ,Kamu cemburu yaaa. “Fitri tersenyum

“Sudah…sudah, pokoknya buat aku dan Fitri… Cuma ada Misdi seorang he he he” Shierlen menarik tangan Fitri dan menuntun Fitri untuk segera melanjutkan perjalanan mencari Swimsuit alias baju renang.

Sikecil Misdi tersenyum-senyum mendengar rayuan Shierlen kemudian jagoan kecil kita mengikuti langkah Shierlen dan Fitri. Beberapa saat kemudian mobil Fitri meluncur menuju villa Milik Mr John.



Sikecil Misdi menunggu sambil bersila diatas kursi, kalau diperhatikan jagoan kecil kita mirip seperti seorang pendekar sakti yang sedang bersemedi, sesekali ia mendengus kesal “Duh lama amat ganti baju renangnya..”

Mata Misdi melotot ketika Shierlen dan Fitri keluar dari dalam kamar mandi, pakaian renang berwarna putih keperakan membalut tubuh mereka yang mulus. Ia lalu melompat dan menghadang Shierlen dan Fitri.

“Misdi norak ihhh.. masa ngak dipakai sih celana renangnya..” Shierlen menatap ular kecil diselangkangan Misdi.

“Hmmm, Si John ternyata kaya raya…Ck Ck Ck” Sikecil Misdi berdecak-decak kagum, matanya cuma sebentar memandangi sekeliling ruangan itu, sisanya dipakai untuk memandangi tubuh Fitri dan Shierlen yang kini cuma berbalut bikini ketat.

“Yu kita berenangg… ” Fitri menarik tangan Shierlen menuju kolam renang indoor yang ada di villa Megah itu, Misdi berlari-lari kecil dengan senang mengikuti Fitri.dan Shierlen.

“Yah payah !!! kolam segini mah, cetek buat Misdiiiii…” kata Misdi dengan pede langsung meloncat kedalam kolam.



“Haww Haeppp.. Glekkk Glekkk… Glukkk” Misdi megap-megap kelelep.

“Eee…Ehhh Byurr…” “Waduhhh Byurrrr” Fitri dan Shierlen buru-buru melompat kedalam kolam untuk menyelamatkan Misdi sipemberani yang mulai tenggelam kaya kapal Titanic kecil.

“Tulungg ukuhhh uhukkk…”Misdi bergelayutan dileher Shierlen mirip Tarzan  sementara Fitri memegangi  Misdi dari belakang.

Fitri membantu mendorong pantat Misdi yang berusaha merangkak naik kepinggiran kolam, “Prooootttttt…” (Red : Mampus dah…!! Pantat Sikecil berambut poni menembakkan gas beracunnya..”)

“Wawww… idihhh Misdii, bauuuu…!!!” Fitri mengibas-ngibaskan tangannya, Fitri sibintang pelajar terkena semprotan beracun  baygon alami yang meledak begitu saja dari pantat Misdi yang tengah didorongnya. Sementara Shierlen berlari kecil menuju dapur untuk mengambil segelas air hangat untuk sikecil Misdi.

“Uhukk… uhukkkk….” Misdi masih terbatuk-batuk , Fitri menepuk – nepuk punggungnya.

“Ini…minum dulu…” Shierlen memberikan segelas air hangat kepadanya.

Shierlen dan Fitri tersenyum – senyum, Misdi duduk bersandar pada sebuah kursi, nafasnya ngos-ngosan.



Tidak berapa lama “Byurrrr….” “Byurrrrrrr”, mata Sikecil Misdi sibuk memperhatikan Fitri dan Shierlen yang asik berenang, semakin lama ulat kecil diselangkangannya berdiri tegak berusaha mencari mangsa.



*********************

Kurang lebih satu jam kemudian



“Shierlen…,Fitri…, jangan terlalu lama berenangnya nanti masuk angin..” Misdi sok-sok-an memberikan nasihat dari pinggiran kolam renang.

Shierlen dan Fitri berenang mendekati Misdi yang berdiri diatas pinggiran kolam, Fitri hendak keluar dari dalam kolam namun Shierlen menarik tangannya, Shierlen berbisik ditelinga Fitri, mata Fitri memperhatikan ulat kecil diselangkangan Misdi , kemudian…

“Ngak mau ahh kami takut….” Shierlen tersenyum sambil memeluk Fitri dari belakang, tangannya menggerayangi payudara Fitri.

“Waduh kenapa musti takut. Ayo naikk..”Sikecil Misdi sudah ngak sabaran ingin segera melampiaskan nafsu bejatnya.

“Ahhhh Shierlen… enakkk.. Ahhhhhhh”Fitri sengaja merintih-rintih dengan keras.

Fitri membalikkan tubuhnya dan memeluk Shierlen, kedua gadis itu saling berciuman dan melumat dengan lembut. Ciuman Fitri turun keleher Shierlen, Shierlen sengaja mendesah-desah dengan keras.

“Sssss Awww Ohhhhh Fitrriiii Ahhhh Mmmmm” Shierlen meleletkan lidahnya sambil menolehkan kepala kearah si kecil Misdi.

“mmmm…eemmmm ckk ckkk” suara bibir Fitri dan Shierlen yang saling melumat-lumat.

“Ohh Ahhhhh Shierlennnn Awww….” Fitri semakin menengadahkan kepalanya keatas ketika Shierlen membalas menciumi lehernya dengan lembut. Misdi berjalan hilir mudik tersiksa

(Red : “you can see but you can touch”, malang banget ya nasib sipendek berambut poni….^^),



Ulat kecil diselangkangan Misdi tambah tegang menyaksikan hot liveshow di kolam. Ia terus memohon-mohon agar kedua gadis Chinese bertubuh seksi dan mulus itu mau keluar dari dalam kolam renang. Shierlen dan Fitri meloloskan pakaian renangnya dari tubuh mereka dan sambil tersenyum nakal mereka melemparkan pakaian renang itu kearah kaki Misdi, sikecil Misdi semakin tidak sabaran melihat tubuh kedua gadis itu kini sudah  telanjang bulat, Shierlen dan Fitri tertawa kecil melihat tingkah laku Misdi yang gelisah. Akhirnya setelah capai memohon-mohon Misdi cuma dapat duduk mengangkang pasrah, wajah sikecil berambut poni tampak memelas memandangi Fitri dan Shierlen yang sengaja asik bercumbu untuk menggoda sikecil Misdi.

“Fitriiiiiii… Shierlennnnnn…Ayo Donggg Ahhhhhh” Sikecil memanggil nama kedua gadis itu dengan lirih.

Fitri dan Shierlen tersenyum-senyum saling berpandangan, kemudian barulah  mereka keluar dari kolam renang. Si Kecil Misdi langsung melompat berdiri, tangannya terentang lebar-lebar memeluk kedua gadis Chinese yang mulus dan cantik Jelita. Misdi menempatkan dirinya ditengah-tengah diantara Fitri dan Shierlen, kedua tangannya menggandeng pinggang kedua gadis itu, sambil terkekeh-kekeh Misdi menggiring mereka keruang tamu.



Shierlen membaringkan tubuhnya diatas kursi sofa, Misdi langsung loncat naik keatas tubuhnya. Mulut Misdi mencecar menciumi payudara Shierlen membuatnya menggeliat-geliat kegelian, kedua tangannya mendekap kepala Misdi, Shierlen semakin membusungkan dadanya keatas ketika Misdi mengemut putting susunya yang semakin lancip mengeras.

“Ssss Ahhhh Owww Misdii He he he….”Shierlen tertawa terkekeh-kekeh ketika lidah Misdi mengorek-ngorek putting susunya.

Fitri bersujud, kemudian ia merendahkan tubuhnya memeluk Misdi dari belakang sambil menggesek-gesekkan payudaranya kepunggung Misdi, sesekali Fitri melumat bibir Shierlen, lidah Fitri terjulur keluar, Shierlen langsung menghisapi lidah Fitri.

Misdi menggeser tubuhnya kebawah semakin lama semakin turun, Shierlen mengangkangkan kedua kakinya, memberi jalan bagi Misdi.

“Ahhh Awwww…aahhh…nhhhh” Shierlen menggeliat resah, sesekali punggungnya terangkat keatas ketika merasakan jilatan-jilatan kasar dan emutan kuat Misdi dibelahan mungilnya yang masih rapat.

Jagoan kecil kita sangat rakus melahap cairan-cairan gurih yang mulai meleleh dari sela-sela garis tipis yang membelah selangkangan Shierlen.



Tangan sikecil Misdi menekan pinggiran garis tipis itu, perlahan-lahan dengan malas belahan diselangkangan Shierlen mulai merekah. Misdi menciumi dan menjilati isi vagina Shierlen yang berwarna merah muda.

“Akhhhh Ohh Misdi terr…ussshh” Shierlen mengangkat-angkat pinggulnya, sengaja menyuguhkan vaginanya untuk Misdi.

 Misdi semakin serakah melahap Vagina Shierlen, lidahnya semakin hebat mengait-ngait kelentit Shierlen yang mengkilap basah.

“Ahhh Owww Crrrrtttt.. Rrrttttt…” Shierlen mengejang ketika cairan itu menyemprot dan Vaginanya berdenyut-denyut ,rasanya enak dan nikmat

Misdi menarik Fitri, kearah lemari diruangan itu kemudian disuruhnya Fitri berpegangan pada pinggiran lemari itu, Misdi lalu menarik pinggul Fitri agar sedikit menungging dan..

“Aaaaa Uhhhh Misdiii.. Nnnnnnnhh…” kepala Fitri terangkat-angkat keatas ketika lidah Misdi menggelitiki lubang anusnya, dalam posisi berdiri sambil menungging, lubang anus dan belahan bibir Vagina Fitri menjadi bulan-bulanan Misdi, tubuh Fitri bergetar hebat menahan serangan-serangan Misdi apalagi kini Shierlen mulai bergabung memeluk Fitri dari samping, tangan Shierlen meremas-remas payudara Fitri yang bergelantungan dengan indah.



Fitri menolehkan kepalanya kearah Shierlen, kedua gadis itu saling mengulurkan lidah.

“Slllcccckkk Sllccckkkk Ckkk Sllllllcckkkk” suara – suara berdecak-decak mengiringi lidah mereka yang saling mengait, sesekali Shierlen menghisapi lidah Fitri yang terjulur keluar, tidak berapa lama Fitri juga membalas menghisapi lidah Shierlen yang terjulur kearahnya.

Tanpa merasa segan Misdi menghisapi lubang anus Fitri , lidahnya menggeliat-geliat mengorek-ngorek dubur gadis itu, kemudian lidahnya menari-nari mempermainkan belahan mungil diselangkangan Fitri, mulut Misdi menciumi bongkahan buah pantat Fitri yang bulat dan padat, sesekali jagoan kecil kita menggigit-gigit bongkahan pantat gadis itu dengan lembut.

“Haaa Awww Owww Misss…dihhhhhhhh” Nafas Fitri tertahan sesaat ketika tubuhnya mengejang.

Cairan lengket berwarna putih mengucur tanpa ampun dari dalam lubang vagina Fitri, matanya terpejam – pejam merasakan kedutan-kedutan nikmat diselangkangannya kemudian tubuhnya menggelosor terduduk lemas diatas lantai, tubuh Shierlen ikut turun, sambil memeluk Fitri bibir Shierlen menciumi leher Fitri dari belakang, kedua tangan Shierlen meremas-remas payudara Fitri dengan lembut.



Fitri dan Shierlen merangkak mendekati penis Misdi, Shierlen memulai serangan dengan mencium lembut kepala penis Misdi yang mirip permen loli, Fitri menjulurkan lidahnya dan menjilati batang penis Misdi.

 ”Bagus…bagus, hehehe….Wee…heehh…Fitri, jilatttt…Shierlen…ya.. terus emut” mata Sikecil Misdi sampai jereng karena keenakan ketika Shierlen mengemut dan mempermainkan kepala penisnya.

(Red : Hmmm… kalo lagi pas jereng gitu ditabok, kayanya ngak akan bisa balik lagi deh tu matanya.. he he he)

“Shierlen…masukin doongg!” Misdi cengengesan sambil mengacung-ngacungkan penis kecilnya.

“Yaaa enggakkk, lahhhh!!!” Shierlen menarik penis Misdi.

“Wadaww Dawwwwhhhh……”  Misdi kesakitan ketika Shierlen dengan gemas menarik kepala penisnya.

“Ayolahhhhh… lewat pantat aja.. ” Misdi terus merengek pada Fitri dan Shierlen.

Shierlen sudah sering nonton Blue Film secara sembunyi – sembunyi, ada rasa penasaran yang semakin membesar dan terus membesar, akhirnya Shierlen menyerah pada rasa penasaran yang terus menerus selalu menyiksa dirinya selama ini , gadis itu mengangguk kecil, Misdi tersenyum lebar. Sebelum gadis itu berubah pikiran ia langsung menyuruh Shierlen menungging.



Sikecil Misdi mengendus-ngendus sela-sela pantat Shierlen, lidahnya terjulur keluar mengorek-ngorek lubang anus gadis itu yang empot-empotan ketakutan pada keganasan Misdi, Shierlen merintih-rintih, matanya yang sipit terpejam-pejam rapat, menikmati belaian lidah Misdi disela-sela buah pantatnya. Kedua tangan Misdi menekan buah pantat Shierlen yang padat dan empuk, penisnya yang kecil mulai mendekati lubang anus Shierlen.

“Uttssssshhhhh…. “Shierlen terkejut menarik pantatnya kedepan ketika Misdi menusukkan penisnya yang kecil dengan kuat.

Misdi mencengkram buah pinggul Shierlen, penis kecilnya terus menggeliat-geliat berusaha memasuki lubang anus gadis itu.

“Heeennnngghhkkk…awww!” mata Shierlen membeliak lebar ketika merasakan satu tusukan  kuat membuat  kepala daging kecil yang keras dan hangat mulai memasuki lubang duburnya dengan paksa.

Nafasnya tertahan, erangan kecil terdengar dari mulut gadis itu, sementara Misdi tertawa ngakak seperti penjahat baru memangsa korbannya.

“Hua ha ha ha HA HA HA HA nih gua entot.. rasainn he he he asikkk”, mata sikecil Misdi berbinar-binar sambil menekan-nekankan penis kecilnya kedepan, kemudian ditariknya perlahan dan ditusukkannya kembali dengan kuat. Jagoan kecil kita semakin kuat dan kasar menyodomi lubang anus gadis itu sehingga tubuh Shierlen yang sedang  menungging berkali-kali tersentak – sentak  kedepan.



Shierlen mendesah-desah, ada rasa geli, gatal sedikit panas, ketika dinding anusnya bergesekan dengan batang penis Misdi yang kecil. Mata Fitri memandangi Misdi yang tengah memaju-mundurkan penisnya, ia tampak asik menyodomi Shierlen. Fitri Duduk sambil mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dihadapan Shierlen yang tengah menungging.

“Ahhhh… Ssssshhh Aww….” Kepala Fitri terangkat-angkat keatas ketika Shierlen melumat-lumat bibir vagina diselangkangannya.

Lidah Shierlen terjulur keluar menggelitiki klitoris Fitri, sesekali ia juga  mengemut lubang vagina temannya itu.

“Shieerr…aassshhh, aww… gimana rassanya Sii Mmmisddh?!” Fitri bertanya sambil merintih-rintih.

“Ssss Ahhhh enakk… Ohhh nikmattt Mmmmhh pantesan yang di film-film itu sampe kelojotan ternyata emang assyikkk Ohhhh Fitriiiiiiiii” tubuh Shierlen terdorong maju mundur dalam gerakan yang teratur.

“He he he… Fit.. Tarr uhhh kalo udah Shierlen, giliran elu yang gua colok ya?” Misdi minta persetujuan Fitri, senyuman diwajah anak itu semakin cerah ketika Fitri mengangguk perlahan, mata Fitri yang sipit menatapnya dengan tatapan mata yang sayu.

Sambil terus menusuk-nusuk lubang anus Shierlen,tangan Misdi merayap keselangkangan gadis itu dan mengobel-ngobel bibir vaginanya tanpa mereka sadari sebuah security camera yang tersembunyi terus merekam perbuatan mereka bertiga.



“Haahh…aahhh!” Shierlen menggelepar-gelepar dan mengejang, nafas gadis itu memburu kencang, keringat-keringat nakal mulai merayap dan membasahi tubuh mulusnya, sebuah kemenangan lagi bagi Misdi. Jagoan kecil kita mencabut penisnya dari lubang anus Shierlen.

“He he he beress… Nah Fitri… sekarang giliran lu yang nungging…”

Fitri menungging dan tidak berapa lama terdengar jeritan kaget Fitri ketika merasakan suatu benda kenyal, keras dan hangat berusaha mendobrak lubang duburnya.

“Ahhh Uuuu Misdi sbb sebentarr Awwwww…” Fitri protes ketika merasakan rasa panas dan sedikit rasa pedih dilubang anusnya, Fitri mulai menarik pantatnya , namun jagoan kecil kita buru-buru mendekap pinggul Fitri, penis kecilnya yang hampir terlepas kembali disodokkan dengan kuat

“Awww… Unghh….” lidah Fitri sedikit terjulur keluar ketika merasakan daging kecil yang keras dan kenyal itu mmemasuki lubang anusnya.

“Euuuu….ampir aja lepas… Tahan dikin dong ah…!! napa sihh cerewet amat Hiihhh!!!”satu tusukan kuat membuat tubuh Fitri tersentak kedepan, kedua tangan Fitri bertumpu kuat-kuat pada lantai marmer.

(Red : Buset dah ni anak !!, udah untung dikasih juga……..,  pake protes segala rupa..)



Fitri meringis-ringis ketika sikecil Misdi mulai memaju mundurkan penisnya yang kecil, tubuh Fitri berkali-kali terdorong kedepan karena Misdi menikamkan penisnya dengan kasar menusuk lubang anus Fitri. Shierlen menerkam punggung fitri, kedua tangan Shierlen meremas-remas payudara Fitri yang bergoyang-goyang seirama dengan hentakan-hentakan penis Misdi pada lubang Anus gadis itu.

“Auhhh Awwww Aaaannnhhhh!” Fitri menggeliat-geliat dengan lembut ketika, tangan Shierlen mencubit dan menarik-narik putting susunya.

“Hehehe gimana Fitri sayanggg..? enakk..ya ? nikmattt hi hi hi ” Shierlen membelai-belai rambut Fitri, berkali-kali Shierlen mengecupi Fitri dari belakang, jari tangan Shierlen memelintir-melintir putting Fitri. Tangan kanan Shierlen menyelinap menggesek-gesek bibir tipis diselangkangan Fitri sehingga Fitri semakin meliuk-liuk keenakan.

 ”Awww Ahhhh… Crrrr Crrrrrrr ” Tubuh Fitri mengejang, kedua tangannya yang bertumpu pada lantai terasa goyah, sesaat kemudian tubuh Fitri terkulai lemas. Fitri si bintang pelajar menyerah pada denyutan-denyutan cairan kenikmatan birahi yang melanda dirinya, sementara jagoan kecil kita terus asik melakukan serangannya.



Lagi asik-asiknya sikecil Misdi memaju-mundurkan pinggulnya, tiba-tiba Fitri, Shierlen dan Misdi tersentak mendengar suara gerbang depan dibuka oleh seseorang.

“Haa Hhh.. Siapa itu….” “Uhhh… aduhhhh” Fitri dan Shierlen buru-buru berlari masuk ke kamar mandi, namun Misdi tertinggal ditengah-tengah ruangan.

“Ehhh.. Ehh…Tok Tok Tokk…ikut ngumpet dong…!!! Gua ketinggalan nih diluar….!! Fitri..!! Shierlennn.!! Mampus DAHH…!!Tadi Gua lempar kemana ya baju gua?!!!!” Sikecil Misdi tampak kebingungan mencari-cari bajunya, akhirnya Misdi menyambar kertas koran yang ada diatas meja.

(red : Waduhhh…!!! jagoan kita rabun ? apa panic ya ? itu tuhhhh diatas sofa…. cewe mulus dan seksi jarak 100 meter keliatan tapi baju koq ngak keliatan sih…? he he he ^^)

Dibalutkannya kertas Koran itu melingkari pinggangnya.



“Klekkkk….” Suara pintu diruangan itu terdengar dibuka seseorang, Misdi manyun melihat sosok tinggi besar itu menghampirinya.

“Ah Smart Boy… Misdi apa kabarrrr ?kenapa pakai koran ?”Mr John keheranan memandangi Misdi yang cuma berbalut selembar kertas koran.

“Ay am fogot…To Be ring My.. Euhh Mmm celana kolor buat berenang” Misdi menjawab sambil memegangi koran dipinggangnya agar tidak terlepas.

Mr John menatap keheranan, Misdi balas menatap dengan wajah meyakinkan, suasana semakin lama semakin tegang antara Sikecil Misdi dan Mr John. Terdengar suara pintu dari arah kamar mandi, Fitri dan Shierlen kini sudah berpakaian lengkap, rambut mereka masih basah.

“Hello Sweetheart…Apa kabar?” Mr John tersenyum menyapa Shierlen dan Fitri.

“Hai Mr Johnnn!” Shierlen dan Fitri balas menyapa Mr John dengan ramah, kedua gadis itu berusaha menahan tawa melihat sikecil Misdi yang hanya berbalutkan kertas koran.

“Misdi ngapain kamu ? ihh malu… dongg…” Fitri menegur sikecil Misdi yang masih manyun memandangi Mr John. Jagoan kecil kita merasa kesal karena nafsunya putus ditengah jalan akibat kedatangan si bule.

“Iya nihhh maluin… koq ngak pake baju sihhhh ?”Shierlen cengengesan.



“Ya.. kan barusan saya dipake ama Cie Fitri dan Cie Shierlen….”Sikecil berambut poni keceplosan. Mulut Mr John terbuka lebar, nafasnya tertahan sambil memandangi Shierlen dan Fitri dengan tatapan menyelidik. (Red : Waduhhhhh…!!!)

 ”Ehhhh maksudku kamar mandinya itu lhoooooo, jadi aku mau ganti diluar aja… eh ngak taunya sikingkong erhhhh Mrrrr Johnnn datenggg… jadiiii…” Misdi tersadar dari kekhilafannya, ia berceloteh panjang lebar mencari-cari alasan.

“Yaa udahh , kamar mandinya kan udah kosong, ganti gihhh”Fitri memberi peluang bagi Misdi untuk meloloskan diri.

“Iya.. Cie Fitriii….” Misdi melangkah melewati Mr John.

Entah disengaja atau tidak kaki Mr John menginjak ujung kertas Koran yang sedang dipakai Misdi dannnn….”Brekkkkkkkk…. ” robeklah satu-satunya pelindung ditubuh Misdi.

“Uuhhhh…”"Awwwwww “  Shierlen dan Fitri terkejut melihat Misdi  kelabakan, jagoan kecil kita telanjang bulat dihadapan Mr John.



Hampir saja lepas burung diselangkangan Misdi, untung segera ditangkap oleh pemiliknya.

“Weeeeee Heeee… Kurang ajar… sengaja lu ya….!! Kunyukk…!!” Sikecil Misdi langsung naik darah, kedua tangannya berusaha menyembunyikan burung kecil diselangkangannya.

“Nooo, Noooo, Tidaakk sengaja , maaff… maaffff….I’m Sorry” Mr John berusaha menenangkan Misdi.

“Shierlen… Fitri Ayoo kita pulangg!!! “

“Ehhh Misdi pakai baju dulu…”Fitri mengingatkan Misdi.

“Kaga usahhhh….!!!” Dalam keadaan telanjang bulat Misdi menggiring Fitri dan Shierlen keluar dari villa megah itu.

Mr John berlari mengejar dari belakang dan memberikan pakaian sikecil Misdi , berulang kali Mr John meminta maaf  “I’am Sorry,  Sorrryy…”

“Heuuuuuuuuu… bororaah hayang seuri… dukkkk!!” Misdi menendang tulang kering Mr John (red : Buset…dah!? udah rabun, budeg juga ni anak rupanya, SORRYYY !!!! Bukan SEURI !!!!)



Setelah mobil itu berlalu, Mr. John buru-buru masuk kembali kedalam villa, entah apa yang dilakukan oleh Mr John didepan komputernya, tangan Mr John bergerak lincah, tidak berapa lama terdengar seruan keras Mr John….

“Dammmm…. !!! Nice Tits He He He…. Ouhhh They’re So Hot..” Mata Mr John melotot melihat rekaman dikamar mandi, dilayar LCD terlihat rekaman ketika Fitri dan Shierlen sedang berganti pakaian renang.

“Whoaaaaaa… Well… Well, what are you doing Misdi… Hmmm” Mr John tambah terkejut melihat acara dilayar LCD yang semakin panas.

“You’re bad little Girl’s Grandpa will punish you”sebuah senyuman tersungging diwajah Mr John

Semenjak itulah Mr John mulai sibuk mencari-cari akal demi mensukseskan nafsu bejatnya.



***************************

Pada suatu hari libur kejepit nasional Mr John sengaja menelpon Shierlen…

“Hallo Mr John… ?Hah Sakit..!! ” tidak berapa lama setelah menutup Hp-nya Shierlen tampak kebingungan.

“Hmmm ngajak Fitri ama Misdi ngak ya…?” Shierlen agak melamun mengingat – ngingat pembicaraan mereka sepulang berenang dari villa Mr John.



————————————

“Shierlen…kaanya , aku rasa Mr John Itu aneh banget dehh” kata Fitri sambil memeluk Shierlen dari belakang.  

“Lohhh aneh gimana ?” Shierlen menoleh kebelakang sambil bertanya pada Fitri.

“Ya.. dia sering banget ngelirik kebagian tubuh kita yang sensitive..”jawab Fitri , tangannya merayap mengelus-ngelus payudara Shierlen.

“Ah ngak mungkin… Mr John orangnya sopan koqq.. ngak kaya si Misdi… kecil-kecil cunihin he he he…”Shierlen mendorong kepala Misdi yang lagi asik menyusu dibuah dadanya. “Blukk…”Sikecil Misdi terjengkang kebelakang , jatuh diatas ranjang yang empuk.

“Hup.. Mmm MMMMHHH” Misdi kembali menerkam buah dada Shierlen dan asik menyusu di payudaranya.

—————————————-



“Kayanya sih… ngak akan mau deh mereka..” Shierlen menghela nafas panjang kemudian dengan ia bangun dari ranjang dan mandi…..

Shierlen merasa kasihan mendengar suara Mr John Ditelepon yang begitu memelas.

“Loh kamu mau kemana ?” Mama Shierlen bertanya pada anaknya

“Ma, Shierlen mau menjenguk teman dulu ya..”Shierlen memberitahu mamanya.

“Siapa ?” Mama Shierlen memandangi Shierlen dengan tatapan curiga, ia kuatir dengan anak gadisnya.

“Emmm… Fitri, mah… dia minta ditemani…mungkin shierlen dua hari ini bakal menginap dirumahnya”Shierlen berusaha membohongi Mamanya.

“Ooo….. teman kamu itu ya..” Mama Shierlen tersenyum sambil menghela nafas panjang, hilang sudah kekuatirannya.



Tidak berapa lama mobil Shierlen menuju Villa Mr John. Shierlen menekan bel yang ada dipinggir pintu gerbang. Seorang bule berusia lanjut muncul dan membuka pintu gerbang, tapi bule itu bukan Mr John.

“So kamu.. Shierlen…?” bule itu bertanya pada Shierlen yang dibalasnya dengan mengangguk.

“Frank!” Sibule memperkenalkan diri

“Shierlen!”Shierlen menjabat tangan Mr Frank.

Mr. Frank mempersilahkan Shierlen untuk masuk kedalam villa, sedangkan ia membantu Shierlen untuk memarkirkan mobil Shierlen ke garasi, matanya memandangi Shierlen “Hmmm Hot little slut he he he”

“Hello Sweetheart…” Mr John menyambut Shierlen

“Mr. John…. Bukannya Mr sakit ?” Shierlen bertanya keheranan

“Ha Ha Ha I’m Sorry… it’s Only A Joke..” Mr John Tertawa terbahak-bahak.

“Sebenarnya ini ulang tahun saya… hmm dimana Fitri…” Mr John bertanya pada Shierlen

“Ooo.. itu Ehh.. Fitri ngak bisa datang.. ngak diizinin pulang malam-malam…”jawab Shierlen sambil membalas senyuman Mr John.



Seorang bule lain menghampiri mereka…..

“Oo Shierlen kenalkan ini George!”

“Shierlen”

“George”Wajah bule berusia lanjut ini tampak garang dan galak, beda sekali dengan Mr John dan Mr Frank.

Mr George membuka sebotol anggur merah dan menuangkan isinya kedalam empat buah gelas kristal, Mr Frank menepuk punggung Shierlen, Shierlen menolehkan kepalanya kebelakang.

“Ini kuncinya…” Mr Frank memberikan kunci mobil kepada Shierlen, dengan ramah Shierlen berterima kasih pada Mr Frank.

“Ini….” Mr Frank memberikan segelas Anggur merah untuk Shierlen.

Shierlen mencoba untuk menolak namun Mr John dan Mr Frank terus membujuk Shierlen untuk meminum anggur merah digelasnya.

“Uhhh.. sudah.. sudah Mr…” Shierlen menolak ketika Mr George menuangkan sebotol anggur merah dan  mengisi gelas ditangan gadis itu sampai penuh.

“Tidak apa-apa…Come on Baby drink it” Mr John, Mr George dan Mr Frank mengangkat gelas dan “ting..” Tingg” Tingg” bunyi gelas-gelas itu ketika bersentuhan.



Wajah Shierlen semakin merona kemerahan, pandangan matanya agak kabur karena pengaruh minuman keras, kepalanya terasa berat dan pusing. Tubuh Shierlen limbung, tiba-tiba Mr George menerkam Shierlen, tangannya bergerak melepaskan pakaian yang dikenakan oleh gadis itu.

“Tidakk… Ohhhh… jangannn….” Shierlen panic ketika Mr john dan Mr Frank ikut menelanjangi dirinya.

“Nnnnhh Mmmmmhhh…Janga…..Mmmmmm” Suara Shierlen tertahan ditenggorokannya ketika Mr Frank mengulum bibirnya yang mungil. Mulut Shierlen sampai kempot dihisap oleh Mr Frank. Mr. John meremas-remas payudara Shierlen, jari tangan Mr John mencubit dan memelintir-melintir puttingnya. Mr George berlutut dan dengan kasar menarik turun celana dalam Shierlen. Ia berseru kagum, matanya melotot memandangi permukaan vagina Shierlen yang terawat, rambut-rambut halus menghiasi permukaannya. Lidahnya terjulur menjilati belahan bibir vagina gadis itu.

“Plakkk…. you Naught Little bitch!! He he he” Mr John menampar buah pantat Shierlen, ia bersujud dibelakang tubuh gadis itu, kedua tangannya meremas-remas bongkahan pantat Shierlen.

“You will like it..Shierlen, Cupp Sllllrr Cuppp” Mr Frank menciumi leher Shierlen, djilatinya leher Shierlen yang jenjang, ciumannya merambat kearah bahu Shierlen, kemudian turun menciumi payudara Shierlen sebelah kanan.

“Awww Sssshh Ahhhhhh….” rasa pening bercampur dengan rasa nikmat, Shierlen Halim meronta-ronta dalam dekapan tiga orang bule yang sedang asik mempermainkan tubuh mulusnya.



Mr George bangkit berdiri kemudian ia melangkah kearah kamar dan membuka pintu kamar. Mr Frank mengunci pintu menuju keluar villa megah itu “Cklekkkk” Sementara Mr Jhon melangkah masuk kedalam kamar sambil memanggul tubuh Shierlen dibahunya. Mr Frank buru-buru mengejar ikut masuk kedalam kamar.

“Blukkkkk…..” Mr John melemparkan tubuh Shierlen keatas ranjang empuk. Mata Shierlen terbuka sedikit, tangan kanan gadis itu memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut pening, pandangannya serasa berputar. Ketiga orang Bule berusia lanjut itu mulai membuka pakaian mereka masing-masing, tidak berapa lama tersembullah tiga rudal yang besar dan panjang, berhulu ledak cairan sperma yang siap untuk diluncurkan pada sasarannya. Mr. John membaringkan tubuhnya disebelah kanan Shierlen, sedangkan Mr. George disebelah kiri gadis itu.

Mr Frank asik mengelus-ngelus pangkal paha Shierlen, tangan Mr Frank merayapi sepasang paha Shierlen yang halus, mulus dan  lembut.

Tangan Mr George menggenggam payudara Shierlen, diremasnya gundukan daging kenyal itu dengan kuat sampai gadis itu melenguh , Mata Shierlen bertatapan dengan Mr George.

“Do You like itu Baby.. Hmmmm…? Hahaha!” Mr George mengelus-ngelus lembut bulatan payudara Shierlen, sesekali tangannya meremas induk payudara gadis itu dengan kuat, Shierlen menggelinjang kegelian dipermainkan oleh Mr George.



“I Think She like it George!! Hahaha!!” Mr John membelai-belai wajah Shierlen, dikecupnya kening Shierlen, kemudian bibirnya menciumi pipi gadis itu dan akhirnya melumat bibir ranum itu. Bibir Mr John memangut-mangut bibir Shierlen dengan lembut. Mr Frank menyibakkan kedua kaki Shierlen lebar- lebar, sedikit kesadaran yang masih tersisa pada diri Shierlen membuatnya kembali merapatkan kedua kakinya.

“Oww… C’mon Baby don’t be shy…Just open your legs…baby!” Mr George menarik kedua kaki Shierlen keatas dan mengangkangkannya lebar-lebar.

“Here.. let’me Help You George..” Mr John membantu mengangkat kaki sebelah kanan dan mengangkangkannya lebar-lebar, sedangkan Mr George mengurus kaki Shierlen sebelah kiri.

Kini kedua Kaki Shierlen kini mirip huruf “V” terangkat mengangkang keatas. Mr Frank mengendus-ngendus bibir vagina Shierlen. Lidah Mr Frank terjulur panjang dan “Slllcckkk!” Satu jilatan lidah Mr Frank yang kasar dan kuat membuat tubuh Shierlen tersentak, kedua bule berusia lanjut yang memegangi kedua kaki Shierlen itu terkekeh-kekeh , tangan mereka merayapi Paha Shierlen dan terkedang-kadang meremas-remas payudara Shierlen yang membusung padat.

“Damn it smell so good Mmm…cupp…cupppphh” Mr Frank mengendus-ngendus dan menciumi bibir vagina Shierlen , tangan Mr Frank menekan belahan bibir vagina gadis itu

“Unnnnghhh Owww… Akkkksss…tidakkk….” Shierlen meronta-ronta dengan sisa tenaganya yang ada, ketika Mr Frank mengemuti klitorisnya.



 ”C’mon SweetHearth, Don’t Be Naughty… He He He”

Mr John Dan Mr George menekan bahu Shierlen kuat-kuat. Sementara Mr Frank semakin garang menjilati dan mengemut-ngemut isi vaginanya, lidah Mr John mengait-ngait kelentit Shierlen sampai gadis itu merintih dan menjerit-jerit kecil. Mr Frank menggeser posisinya , beberapa kali kemaluannya yang panjang dan besar dipukul-pukulkan ke bibir vaginanya kemudian kepala kemaluan Mr Frank mulai menekan belahan kemaluannya.

“Tidakkkk…jangannn Ohhhhhhhh!!” Shierlen hanya dapat memohon dan memohon , rasa pusing dikepalanya semakin menjadi-jadi, tubuhnya hanya dapat meronta-ronta dengan lemah, Shierlen berusaha melawan dengan sisa tenaga yang semakin lama semakin pudar.

“Jrebbbbb bleesssssshhhhhhhhh”

“Aaaaaaaaaaaaaaahhh” satu jeritan panjang mengakhiri perjuangan Shierlen, tulang-tulang ditubuhnya serasa copot ketika merasakan rasa pedih yang menghujam dilubang vaginanya. Tanpa ampun penis Mr Frank menjebol kegadisan Shierlen. Penis itu terus merojok lubang vagina Shierlen sampai mentok, kemudian Mr Frank menarik batang kemaluannya perlahan-lahan…ada bercak – bercak cairan berwarna kemerahan, darah keperawanan gadis itu melumasi batang kemaluan Mr Frank.



“Dammmm..!!! Whoaaaa A Virgin..!!!! WELL.. Well.. Welll Sweet little Virgin!!! Hahaha!” Mr Frank tampak gembira dirinya dapat memperawani gadis secantik dan semuda Shierlen, dengan sekali sentakkan kuat Mr Frank menjebloskan batang kemaluannya sehingga Shierlen Halim memekik kesakitan. Mr George dan Mr John melepaskan kedua kaki Shierlen, mereka berseru menahan nafas, menyaksikan batang kemaluan Mr George terbenam semakin dalam memasuki lubang vagina Shierlen. Mr George mulai memompa kemaluannya, semula perlahan-lahan semakin lama Mr George mulai menaikkan tempo permainannya.

“Cleppp…Cleppppp…Cleppppp” Suara-suara itu semakin keras terdengar, diiringi dengan suara isakan tangis Shierlen.

“Oo Don’t cry sweatheart…just enjoy it Okey… He He He , C’mon Frank….Fuck her Harder..!!!!” Mr John terkekeh-kekeh  sambil mengusapi dan mengecupi puncak buah dada Shierlen.

” YEAHHHH!!!!!! You Will Like it Baby…Screw her Frank.. Deep And Hard”MR George menyemangati Mr Frank, mulutnya menciumi bibir Shierlen, sedangkan tangannya meremasi payudara Shierlen sebelah kiri.

“Ooo Shit…!!! Her Hole Is So Damn Tight.!!!!. OO Yeahhhhhh!!! Fuckk!!!YESSSSS ” MR George mencengkram pinggul Shierlen dan terus memacu kemaluannya menggasak lubang Vagina Shierlen yang sempit dan mungil.



Tubuh Shierlen tersentak-sentak dengan kuat, kedua matanya terpejam rapat-rapat, “Aaaaaa…Awww, CRRRTTT CRRRTTTTTTTT” perlahan-lahan Shierlen membuka matanya yang sipit memandangi Mr Frank.

Si bule menembarkan senyum kemenangan dibibirnya. Mr Frank menarik kedua kaki Shierlen dan merapatkan kaki gadis itu, ia meletakkan kedua kaki gadis itu didadanya, akibatnya otot berbentuk seperti lingkaran cincin di vagina Shierlen semakin kuat menjepit batang kemaluan Mr Frank. Mata Mr Frank terpejam rapat merasakan gigitan lubang vagina Shierlen yang semakin kuat menjepit dan menggigit batang kemaluannya.

“Oo.. YEAHH..!! I Like it…”MR Frank berseru keenakan merasakan kemaluan Shierlen semakin kuat mencengkram batang kemaluannya.

Ia perlahan-lahan menarik dan menusukkan batang kemaluannya ,sibule seakan-akan sedang menikmati jepitan lubang vagina Shierlen yang sempit dan berkedut-kedut, meremasi batang kemaluan bule yang besar dan panjang. Shierlen Halim membeliakkan matanya ketika Mr Frank semakin lama semakin  memperkuat genjotannya menggenjot lubang vaginanya.

“Emmmmhhh Hkkk Hennnnhhhhhh Hkk hkkkk” Shierlen terisak-isak rasa pedih dan perih diiringi rasa gatal dan nikmat datang silih berganti ketika penis Mr Frank menggasak lubang vaginanya dengan kasar.



“Awwww….Crrr Crrrrr” Gadis itu memekik kecil, sesuatu yang terasa nikmat kembali berdenyut-denyut keluar dari dalam vaginanya.

“Wait for me Baby..!! I’m co’ming” Mr Frank semakin kuat dan cepat menggenjot vagina Shierlen

“Dammmnnn!!! ARRGGGG…Crrr Crrrrrrrr” Tiba-tiba Mr Frank menghentakkan batang kemaluannya, sedalam-dalamnya  merojok vagina Shierlen.

Mr Frank menarik kemaluannya dari vagina Shierlen, penis besar itu tampak terkulai dengan puas, lendir-lendir lengket membasahi batangnya. Mr John kini mulai meneduhi tubuh Shierlen

“Emmm Cuppp Cuppphh…” beberapa kali Mr John mengecupi pipi Shierlen dan kemudian berkali-kali bibirnya melumat bibir Shierlen dengan lembut.

Tubuh Mr John sebelah bawah tampak berkutat dengan sengit berusaha memasuki lubang kenikmatan diselangkangan gadis itu.

“Ngggggghhhhhhh…..” Shierlen mengerang ketika satu sentakan kuat kemaluan Mr John dengan telak menusuk memasuki lubang vaginanya yang sempit dan peret.

Si kakek bule itu mulai menggenjoti tubuh gadis muda di bawahnya dengan kasar, tubuh Shierlen tersentak-sentak mengikuti genjotan laki-laki berusia lanjut yang lebih pantas menjadi kakeknya, keringat mulai bercucuran dari tubuh gadis itu.



“O Yeahh…!! You’re so sweet and wet.. Shierlen..” Mr John memacu kemaluannya dengan semakin liar dan brutal

Shierlen menggeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, tubuhnya berkali-kali melenting keatas ketika Mr John menyodokkan batang kemaluannya dalam-dalam.

“Ahhhhhhhhh….. Crrrr Crrrrrrr” Shierlen merangkul leher Mr John kuat-kuat ketika cairan kenikmatan itu kembali berdenyut-denyut keluar dari dalam vaginanya.

“Do You like it Baby.. Hmmm ?” Mr John memompa kemaluannya dengan lembut, mengantarkan Shierlen menikmati kenikmatan yang baru diraihnya.

Mr John menggulingkan tubuhnya tanpa melepaskan tubuh Shierlen. Kini posisi Shierlen berada diatas tubuh Mr John. Mr George menindih Shierlen dari atas,Tubuh Shierlen terjepit ditengah-tengah  diantara tubuh Mr John dan Mr George, tangan Shierlen bergerak kebelakang berusaha menepiskan kemaluan Mr George yang menempel dan menggesek-gesek  belahan pantatnya. Mr Frank berinisiatif memiting kedua tangan Shierlen kebelakang.



“Thank You Frank… I owe you one.. He he he” Mr George kini lebih leluasa melaksanakan keinginan bejatnya.

 ”Ohhh jangannn Aaaaa….” Shierlen menjerit merasakan penis Mr George menusuk-nusuk berusaha memasuki lubang duburnya dengan paksa.

Mr George terus berjuang menjejal-jejalkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi pada anus Shierlen. Shierlen merasa lubang belakangnya melebar dan pedih bukan main, “benda asing” itu berusaha memasuki lubang duburnya sampai pada suatu ketika….

“You will love it Baby…HAGHHHH!!!!” sambil berteriak Mr George menghentakkan kemaluannya kuat-kuat. “Blessshhhhhh!” tanpa ampun penis Mr George melesak masuk kedalam lubang dubur Shierlen.

“Aaaaaaaaaaa!!!” Shierlen menjerit , melengking panjang, mata Shierlen yang sipit membeliak lebar.

Tubuh Shierlen menggeliat-geliat kesakitan, Mr Frank melepaskan pitingannya pada tangan gadis itu, kedua tangan Mr Frank meremas-remas payudara Shierlen dan menarik-narik putingnya. Mr John dan Mr George merojok-rojok lubang anus dan lubang vagina Shierlen sampai ia kewalahan menghadapi serangan dari dua orang bule berusia lanjut itu.

“Awww Ahhhh Ahhhh Ahhhh… Nnnnnggggghhhh” Shierlen melenguh panjang, pandangan matanya semakin berat dan gelap akhirnya Shierlen Halim terkulai, pingsan tanpa daya,biarpun gadis itu sudah tidak sadarkan diri tubuhnya masih menjadi bulan-bulanan Mr George dan Mr John yang asik mengocok lubang Vagina dan lubang anus Shierlen.



*****************************

Beberapa lama kemudian



Ketiga orang bule itu tertawa puas sambil memandangi tubuh Shierlen yang terkulai tanpa daya, Selama pemerkosaan yang liar dan brutal, gadis itu berkali-kali pingsan tidak sadarkan diri. Setelah berpakaian mereka keluar dari dalam kamar membiarkan tubuh Shierlen terlentang tanpa selembar kainpun menutupi tubuhnya yang putih mulus, mata gadis itu terpejam rapat, rambutnya tampak basah acak-acakan, butir-butir keringat masih mengucur deras membasahi tubuhnya yang mulus.

“Ceklekkk..” Mr George mengunci pintu kamar agar gadis itu tidak dapat meloloskan dirinya dari cengkraman mereka. Sepertinya ketiga orang Bule berusia lanjut itu,sudah berencana  mempersiapkan Shierlen untuk hidangan pembuka “Sarapan dipagi hari”.



———————————————–

Shierlen merasakan dirinya berjalan ditengah lapangan berumput hijau, luas tanpa batas….. ia melihat Fitri dan Misdi dikejauhan, Shierlen berlari berusaha mengejar mereka berdua.

Tiba-tiba tiga ekor Srigala buas menghadangnya.. shierlen menjerit ketakutan.

“Fitri…..!!!” “Misdiiiiiii Toloooooooongggg!!!!” Shierlen berteriak minta tolong, namun Fitri dan Misdi hanya memandangi Shierlen dan tersenyum sinis.

Tiga ekor binatang kelaparan itu menerkam dirinya..

“Awwww…….”Shierlen tiba-tiba tersadar dan mendadak membuka matanya

————————————————

“Ahhhhhhhh Tidakkkkkkkkkk !!!!!!!”gadis itu berseru kaget ketika menyadari dirinya yang telanjang tengah dielus-elus oleh tangan ketiga orang laki-laki bule berusia lanjut, Shierlen Halim meronta-ronta, Tangan Mr George dan Mr Frank mengikat kedua tangannya pada sisi ranjang, sedangkan Mr John terkekeh-kekeh dan memplester mulut gadis itu.

“Mmmmmhhh…eemmm!!” Shierlen meronta-ronta sekuat tenaga.

Mr John mengangkangkan kedua kaki Shierlen lebar-lebar, kepala penis Mr John yang besar menggesek-gesek bibir vaginanya. Shierlen menggeleng-gelengkan kepalanya, air mata keputusasaan kembali mengalir dari mata gadis itu.

“Eennggh!” tubuh Shierlen kembali melenting-lenting ketika penis Mr John yang besar dan panjang kembali mengoyak-ngoyak lubang vaginanya. Payudara Shierlen bergoyang-goyang dengan kencang mengikuti hentakan-hentakan kemaluan Mr John. Mata Mr. Frank dan Mr George berbinar-binar menyaksikan payudara Shierlen yang terguncang-guncang dengan indah, hampir bersamaan mereka mengulurkan tangan, membelai, mengelusi dan meremas-remas payudara gadis itu. Mata Shierlen terpejam rapat kesakitan karena tusukan-tusukan Mr John yang barbar.



“Slow down John, I think you hurt her..” Mr  Frank mengingatkan Mr John agar memperlambat aksinya.

“Do You want me to slow down Sweethearth ?” Mr John bertanya tanpa memperlambat tusukan-tusukannya yang gencar dan brutal.

Shierlen menganggukan kepalanya

“Like This.. Hmmm ?” Mr Jhon memperlambat tempo tusukannya.

Shierlen tidak keburu menjawab, tibat-tiba tubuhnya mengejang, matanya terpejam dengan rapat dan “Crrrrr CRRRRRTT…”cairan kenikmatan itu mengucur dari lubang vaginanya.

“Emmm Emmmmmm… Hmmmmmmmm”

Gadis itu tampak kesulitan untuk mengambil nafas..

Dengan hati-hati Mr George menarik plester dimulut Shierlen , sambil berbisik”Just don’t scream, Okay….”

Shierlen mengangguk lemah, begitu plester dimulutnya terlepas Shierlen menarik nafas sampai kedua payudaranya terangkat naik keatas, Mr Frank mengelusi dan mengecup-ngecup puncak payudara Shierlen.



Mr George kemudian melepaskan ikatan ditangan gadis itu. Tangan Mr George membimbing tangan Shierlen untuk memegangi batang kemaluannya.

“Good Girl, Nice… Little slut.. C’mon suck It…”Mr George menarik kepala shierlen kearah kepala Penisnya.

Mulut Shierlen terbuka lebar dan “Houff…” Mulut gadis itu terisi penuh oleh kepala kemaluan Mr George yang besar, Shierlen mulai mengemut-ngemut kepala Penis Mr George. Shierlen menarik kepalanya ketika merasakan ada cairan kental dan panas menyembur dari kepala kemaluan Mr George, Shierlen hendak memuntahkan cairan itu, dengan cepat tangan MR George membekap mulut Shierlen.

“Noo!! noo…!! Telan..!!”Mr George memaksa gadis itu untuk menelan cairan maninya, shierlen berusaha menelan air mani Mr George, lendir itu rasanya asin dan aneh.

“Ehmm Uhukk…hukk…” Shierlen menyeka mulutnya yang belepotan oleh air mani Mr George. Tangan Shierlen terjulur dan menarik-narik batang kemaluan Mr George, matanya menatap sayu pada Mr George.



Tangan Mr John mendekap buah pantat Shierlen kuat-kuat kemudian si bule berdiri. Tangan Shierlen berpegangan pada bahu Mr John sedangkan kedua kakinya membelit pinggang sibule.

“Ahhhhhhhhhhhhh !! Ouhhhhh !!!”kepala Shierlen terangkat keatas ketika Mr John memacu kemaluannya dengan cepat.

“Oooo Yeahhh…!!! Ahhhh Oooo Baby…!!!” tusukan-tusukan Mr John membuat tubuh Shierlen terayun-ayun.

Mr Frank menghampiri Shierlen dari belakang, ciumannya hinggap bertubi-tubi keleher dan bibir Shierlen dari belakang, tangan Mr Frank mengarahkan kemaluannya pada belahan pantat Shierlen, untuk sesaat Mr John menghentikan aksinya. Kemaluan Mr Frank terus berkutat berusaha menyelami lubang dubur Shierlen.

“Hennggghh… Ahhhhhhhhh…” tubuh Shierlen seperti kejang ketika merasakan kemaluan Mr Frank mulai membongkar lubang anusnya.

Mr John dan Mr Frank tersenyum ketika Shierlen menggeliat-geliat resah, hampir bersamaan mereka mengocok-ngocokkan kemaluan mereka.



“Aaaakkhhh….uuuhh!!” Shierlen Halim merintih dalam himpitan kedua orang bule berusia lanjut yang asik menikmati tubuhnya. Mr George menghampiri mereka, nafsu birahinya kembali naik melihat permainan kedua temannya yang sedang mengocok-ngocok lubang anus dan lubang vagina gadis itu dalam posisi sambil berdiri. Sementara itu ringtone dari handphone Shierlen terus bernyanyi diatas sebuah sofa diluar kamar , sedangkan si pemiliknya sedang sibuk merintih-rintih bernyanyi bersama dengan tiga orang bule berusia lanjut didalam kamar divilla megah itu.

——————————————–
Belakangan ini perilaku Shierlen tampak aneh, gadis itu sering berlama-lama membersihkan dirinya didalam kamar mandi yang terletak didalam kamar, gadis cantik itu seolah-olah berusaha membasuh dan membersihkan tubuh mulusnya dari noda-noda kotor perkosaan yang menimpa dirinya beberapa minggu yang lalu. Kebingungan, ketakutan dan juga pertentangan batin didalam hati nuraninya semakin lama semakin hebat seolah-olah sedang terjadi sebuah pertarungan dahsyat. didalam hati nurani gadis cantik itu. Kadang-kadang ia menangis sambil menyabuni dirinya dibawah kucuran air shower, terkadang ia malah mendesah-desah sambil meremas-remas payudaranya sendiri. Sebuah perseteruan batin terus menerus menyiksa hati gadis itu.

“Shierlen… kamu harus melaporkan peristiwa biadab itu…” kata sebuah suara.

“Alah…nggak usah bohong deh, kamu ingin lagi kan merasakan persetubuhan bersama ketiga pria bule itu… lagian rumah Mr John kan ngak begitu jauh dari rumah kamu, cuma beda beberapa blok aja koq” kata suara yang lain

“Ngak bisa… gitu dong ah.. kamu kan sudah diperkosa oleh ketiga orang itu… masa kamu diam saja sih !!!” suara yang satu berusaha menyadarkannya.

“Tapi enak bukan..? coba kamu ingat-ingat rasanya, waktu mereka menyetubuhi kamu.. wahh asik bangetttt!!!” kata suara yang satunya lagi menggoda gadis itu.

Shierlen mematikan air shower, tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya ia keluar dari dalam kamar mandi, ia melangkah menuju cermin didalam kamar itu. Ia memandangi tubuhnya dihadapan cermin. Putih, mulus, lekukan tubuh yang indah dan sepasang buah dada yang membusung padat, dihiasa dengan puting susu yang menonjol berwarna coklat kemerahan. Sebuah senyuman aneh tersungging di wajahnya yang cantik.



Keesokan harinya sepulang sekolah, tampak seorang gadis cantik berdiri didepan pintu rumah Mr John, gadis itu masih mengenakan pakaian seragam sekolahnya.

Gadis itu tampak ragu-ragu ketika tangannya terjulur untuk menekan bel disamping atas pintu itu.

“Shierlen ngapain kamu kesini.. cepat pulang sebelum kamu menyesal” sebuah suara berusaha mengingatkan dirinya.

“Ayo Shierlen.. tinggal tekan belnya… t’rus kamu bisa merasakan nikmatnya bersetubuh dengan para bule lagi.. ayoo ditekan.!!.”sebuah suara lagi berusaha menjerumuskan gadis itu.

Mata Shierlen terpejam rapat, setelah berusaha setengah mati mengumpulkan segenap keberaniannya kemudian tangan Shierlen menekan sebuah tombol berwarna hitam dan….Sebuah lagu klasik berdendang bersorak-sorai dari dalam rumah seolah-olah menyambut kejatuhan seorang gadis cantik bertubuh mulus kedalam keangkaramurkaan nafsu birahi. Pintu rumah itu terbuka lebar, Shierlen Halim tersentak kaget seolah-olah baru tersadar. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan hendak berlalu namun sebuah tangan yang kekar malah menarik tubuhnya masuk kedalam rumah

“Ahhh tidak…jang…hmmmmmmmm” suara Shierlen terputus ditengah jalan ketika sebuah tangan membekap mulutnya,

“Blamm…” pintu rumah itu tertutup dengan cepat menelan tubuh Shierlen Halim.

“He he he.. Shierlen” Mr John memeluk Shierlen dari belakang, tangan Shierlen berusaha menepiskan tangan Mr John yang mulai merayap kemana-mana.



“Nggakkk!! jangan Mr John, lepaskan saya!! saya mau pulang…”Shierlen memohon agar Mr John mau melepaskannya

“Pulang? Boleh !! tentu boleh !!Tapi Setelah kamu melayani Saya…hahaha” kata Mr John dengan logat khasnya.

Pria itu menarik Shierlen kearah kursi sofa dan mendorong tubuh Shierlen dengan kasar. Tubuh Shierlen terjatuh keatas kursi sofa itu, Mr John tersenyum sambil membuka pakaian ditubuhnya. Mata Shierlen terpejam melihat penis Mr John mulai terangguk-angguk dan kemudian mengeras dan tegak berdiri mengacung bagaikan “sebuah roket besar” yang siap untuk meluncur mengoyak-ngoyak kembali tubuh gadis cantik bermata sipit itu. Mr John berlutut dipinggiran sofa, tangan Mr John dengan kasar mulai mempreteli kancing baju seragam sekolah Shierlen dan menyibakkan baju seragam itu ke kiri dan kanan. Mata Mr John melotot melihat gundukan putih yang  masih berselimutkan cup bra berwarna krem, dengan kasar Tangan sibule menarik kedua cup bra itu.

“Aaahhh…!!” mata Shierlen membeliak kemudian perlahan-lahan tatapan matanya menjadi sayu seperti mata orang yang sedang mengantuk ketika Mr John menundukkan kepalanya dan mengenyot kuat-kuat puncak payudara kanannya yang membusung padat.

“Ahh Mr Johnnnn…..” Shierlen tanpa sadar memanggil nama si bule.

Si bule masih asik mengenyot-ngenyot puncak payudara gadis itu yang sebelah kanan.

“Auchhhh…. Ahhhh Ahhhhhhhhh…..” Shierlen agak menarik payudaranya ketika mulut Mr John pindah mengemut puncak payudaranya sebelah kiri.



Shierlen menggeser-geserkan punggungnya, gadis itu kegelian menghadapi cumbuan Mr John di payudaranya yang putih dan semakin membusung padat. Lidah Mr John begitu gencar mengait-ngait dan menggelitiki putting susu Shierlen, sambil mengait dan menggelitiki benda kecil itu tangan Mr John menyelinap kebalik rok seragam Shierlen, mengelus-ngelus paha gadis itu, kemudian dengan kasar tangan Mr John menarik kain segitiga kecil diselangkangan gadis itu sampai melorot turun sebatas lutut.

 ”Ohhhh….Mister….!” Shierlen berusaha menahan tangan Mr John yang berbulu lebat ketika tangan itu mulai menggesek-gesek belahan bibir vaginanya.

 Mulut Mr. John menyumpal bibir Shierlen, Si bule itu tampak begitu rakus, menghisap-hisap mulut Shierlen, sambil berciuman lidah sibule mengait-ngait lidah gadis itu.

“Mmmmmhh!!” mulut Shierlen tampak kempot akibat hisapan-hisapan mulut Mr John.

“Owwwww… Ahhh Ahhhhh….” Shierlen memekik kecil ketika jari tengah Mr John menggesek-gesek belahan bibir vaginanya.

Tangan Shierlen berusaha menahan tangan Mr John yang sedang mengucek-ngucek dan terkadang meremas-remas selangkangannya, kedua kaki Shierlen melejang-lejang diatas sofa empuk “Blukk” “Blukk” suara kedua kaki itu menghempas-hempas. Kepala Mr John kini mulai mendekati selangkangan Shierlen, lidahnya terjulur keluar dan “Sllllpp… Slppppppp…..”, lidah sibule menjilati sela-sela diantara bibir vagina gadis itu.

“Ahhh Shhh Owww Aaaaaa….. Hhhh Hhhhhhh hnhhhhh”Shierlen Menggeliat-geliat liar, ketika lidah Mr John dengan kasar mengulas-ngulas daging kelentitnya.



Tubuh Shierlen tersentak-sentak ,mendadak punggungnya terangkat dari atas sofa, tangan gadis itu menahan kepala Mr John , sambil berusaha menarik pinggulnya keatas menghindari lidah Mr John yang menggeliat-geliat liar mengorek daging kecil diselangkangannya, tangan si bule mencengkram pinggul Shierlen, mulutnya melumat-lumat sampai Shierlen semakin kelojotan dan “Blukkkkkkkk” punggung Shierlen kembali terjatuh kebelakang.

“Ahhhh…Owww!!” tubuh Shierlen mengejang dengan kuat dan kemudian tergolek dengan lemas, sesekali tubuhnya yang mulus menggelepar – gelepar bagaikan tersengat aliran listrik ketika Mr John dengan lahap melumat-lumat bibir vaginanya, mulutnya terbuka lebar, mengerang, meringis dan merintih-rintih lirih.

Mr. John mulai menggesek-gesekkan kepala penisnya kebelahan mungil diselangkangan Shierlen, gadis itu memalingkan wajahnya kesebelah kanan sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat, kening Shierlen berkerut merasakan desakan kuat yang berusaha memasuki dirinya, semakin lama desakan itu semakin kasar menekan-nekan lubang Vaginanya yang masih ketakutan menerima “penis impor” yang panjang dan gedenya ngak ketulungan. Tangan Shierlen bergerak kesana kemari mencari pegangan, akhirnya kedua tangan Shierlen bergerak keatas berpegangan kuat-kuat pada tangan kursi sofa itu.

“Arhhhhh…!!!Mampusss aku!!” Shierlen menjerit keras merasakan sesuatu yang keras dan kenyal melesat membongkar kembali lubang vaginanya yang sempit, bersamaan dengan itu butir-butir keringat mendadak mengucur dari tubuh mulus gadis itu.



“Hahhh.. Mampuss !!!!??? You mean die..?” Mr John tampak terkejut

“No Sweetheart…!! sampean ngak boleh mampus…! Wong kita lagi tanggung..!! asik tenan nehhh!!! “mr John menjawab dengan tegas sambil memandangi Shierlen dengan serius, sibule semakin dalam menekankan batang penisnya.

“Ooo…yeah!! Tight little vagina…hahaha!!” Mr John menekan batang penisnya kuat-kuat.

“Heggkkkk… Awww!!!” punggung Shierlen melenting terangkat keatas, kedua tangannya dengan reflek memegangi daerah bagian atas vaginanya

“Ahhh… pelanhhh.. pelannn Mrr.. Akkhhh” Shierlen kewalahan ketika Mr John memacu penisnya dengan cepat dan kuat.

“Don’t fight it baby..!! just follow the Wave, Shierlen.. ougghh You will Like it Alooootttttthhh…Ennnnggghhh” Mr John membimbing Shierlen agar dapat menikmati gaya bercintanya yang kasar dan brutal, ia semakin kasar menyetubuhi Shierlen

“Ikhhhh… Aowww!! Ammphunn Mister!! Akkhhhhh… Crrrr Crrrrr” denyutan denyutan nikmat kembali membuatt Shierlen mengejang selanjutnya gadis itu terkulai lemah menghadapi genjotan-genjotan Mr John yang kasar.

“Clebb… Cleppp clopppp… Cloppppp…” Suara-suara berkecipak itu terdengar dengan keras, Tubuh mulus Shierlen tersentak-sentak dengan kuat dalam irama yang cepat seirama dengan tusukan-tusukan penis Mr John diselangkangannya.

Mr John menghentikan serangannya,

“Hhhh… Hhhhhhhhhh”, dengus nafas Shierlen terdengar seperti orang yang habis berlari marathon, kedua tangan sibule yang berbulu lebat meremas-remas payudara Shierlen Halim, dengan teratur telapak tangan Mr John mengelusi puncak payudara Shierlen sampai gadis itu menggelinjang kegelian.



Mr John menarik batang kemaluannya sampai terlepas dari kemaluan gadis itu,  dengan kasar Mr John menarik Shierlen agar berdiri, tangan Mr John mengangkat dagu shierlen agar ia menengadah keatas, kemudian dengan lembut Mr John melumat bibir mungil gadis itu,beberapa kali mulut Mr John mengemut lembut dagu shierlen kemudian lidahnya terjulur keluar menjilati leher gadis itu, tangan kanan Mr John melingkar medekap punggung Shierlen sedangkan tangan kirinya mengelus-ngelus bulatan payudara Shierlen yang semakin bengkak karena terrangsang, sesekali jari tangan Mr John mencubit dan menarik-narik putting Susu Shierlen. Mr. John mendorong tubuh Shierlen ke arah meja buffet diruangan itu, kemudian dari belakang diangkatnya kaki Shierlen sebelah kiri dan….

“Awww…!!” berkali-kali tubuh Shierlen terdorong-dorong ketika Mr John berusaha untuk kembali menjejalkan batang penisnya kelubang vagina gadis itu.

Si bule tampak asik berkutat dengan penisnya yang besar dan panjang, cukup lama juga Mr John berjuang berusaha memasuki lubang vagina Shierlen yang mungil sampai akhirnya “Ahh..!!” Shierlen menjerit kecil , matanya yang sipit terpejam-pejam.

“Crebbb… Crebbbbb…!!” Shierlen terperangah karena tusukan-tusukan kasar penis Mr John kembali menghujani lubang vaginanya.

Penis Mr John bergerak bagaikan anak panah yang berulang kali ditembakkan dari busurnya, cepat dan kuat melesat menghantam lubang mungil diselangkangan gadis itu. Shierlen tampak terkejut ketika pintu kamar terbuka, dua orang kakek bule yang muncul dari dalam kamar berseru kaget kemudian tersenyum lebar, setelah melepaskan pakaian masing-masing mereka menghampiri tempat “Pertarungan sengit” antara Shierlen dan Mr John.

Tanpa basa-basi Mr Frank melumat bibir mungil Shierlen, sedangkan Mr George meremas-remas payudara Shierlen yang menggantung didada gadis itu, Mr John tertawa lepas dan kembali memacu kuat-kuat batang penisnya maju-mundur menggasak lubang vagina gadis itu.



##########################

Sementara itu tempat lain



Fitri Diniyani sedang menungging diatas ranjang empuk di kamar jagoan kita, sementara si kecil Misdi tengah asik menyodomi lubang dubur Fitri

“Aduhhh…Misdii…Awww ahhh…pelannn…shhh, ow…pelan!” Fitri kesakitan ketika gerakan-gerakan Misdi berubah menjadi kasar dan liar.

“Hihhh…Assyekkk.. Cihuiiii…” Misdi meyodok-nyodokkan penis kecilnya, mendengar permohonan Fitri Misdi malah tambah semangat memacu penis kecilnya.

“Adhuuuhhhh…Ohwww.. Nnnnhhh.. Hiahhhh!!!!!”Fitri tiba-tiba menendangkan kaki kanannya kebelakang.

“Wuadowwww… !!Blukkkkkk… Gubrakkk!!!” Misdi terjengkang jungkir balik dari atas ranjang.

 ”Yeee.. Elo Fit…!! tega amat..! pake nendang segala..! duhh aduhhh pinggang gua !”sikecil Misdi kesakitan memegangi pinggangnya.

Fitri menolehkan kepalanya kearah Misdi, gadis itu cuma nyengir dari atas ranjang memandangi Misdi yang jatuh duduk diatas lantai.

“Abis.. sakitt..!!” Fitri agak cemberut, gadis itu kemudian duduk dipinggiran ranjang.

Si kecil berambut poni itu menghampiri Fitri, tangannnya terjulur mencomot payudara gadis itu,tangan sikecil Misdi mencubit dan menarik-narik puting gadis itu, jari tempol dan jari tengah tengah Misdi memelintir-melintir putik payudara fitri yang berwarna merah muda. Tangan Misdi menarik pundak Fitri agar posisi gadis itu agak menunduk. Mulutnya mengenyot susu langsung dari sumbernya, biarpun puting susu itu tidak mengeluarkan air susu tapi ia tampak begitu lahap, Fitri meringis-ringis sambil berpegangan pada bahu Misdi.



Tangan Sikecil Misdi merayapi permukaan paha Fitri yang mengangkang lebar-lebar, Fitri sampai merem melek ketika tangan Misdi mengobel-ngobel bibir vaginanya, sesekali tangan si mesum Misdi meremas bukit mungil berhiaskan bulu-bulu jembut yang tipis diselangkangan gadis itu. Tiba-tiba kedua paha Fitri menjepit kuat-kuat tangan Misdi,

“Akhhhh…cccrrrtt…ccrrrtt” tubuhnya meliuk dan kemudian rebah dengan pasrah kebelakang, kedua kakinya membuka lebar, terdengar suara mulut sedang menyeruput cairan gurih yang meleleh dari sela-sela bibir vagina gadis itu.

Si kecil Misdi melompat keatas ranjang, tangannya bergerak mengelus-ngelus payudara Fitri yang berkilap indah karena keringat-keringat lembut, kemudian perlahan-lahan mulut Misdi kembali menciumi bulatan payudara gadis itu,

“Mmm Misddhii gelii He he he he” Fitri terkekeh-kekeh kegelian ketika mulut Misdi mengenyot kuat-kuat puncak payudaranya.

Kepala Fitri sibintang pelajar tergolek kesana kemari, mulutnya meringis-ringis bagaikan sedang mengalami sebuah siksaan yang amat menyakitkan. Mulut si kecil Misdi melumati payudara gadis itu, terkadang sebuah gigitan lembut membuat gadis itu terpekik. Fitri terlentang pasrah, gadis itu tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Misdi.. kamu ngerasa Shierlen aneh ngak?” Fitri bertanya pada Misdi.

“Aneh gimana? Susunya lebih gede?” Misdi cengengesan, sambil kedua tangannya mengelusi induk payudara Fitri.

“Misdi..!! aku serius nih…”Fitri menepiskan tangan si kecil yang sedang mengelusi payudaranya.



“Ehmmm begini…mungkin Shierlen sedang mempunyai masalah yang sulit untuk diungkapkan kepada orang lain, sehingga keinginan seks Shierlen tiba-tiba menurun, buktinya sudah beberapa kali kita mengajaknya hang out, ia gak pernah datang….tentu saja hal tersebut sangat merugikan kita bertiga, kerugian terbesar dialami oleh aku tentunya…dst…dll” Misdi menjelaskan panjang lebar, kepalanya muter-muter, kedua matanya terpejam bagai orang tua yang sedang memberikan nasihat kepada cucunya di film silat.

Lumayan lama juga sikecil bercuap-cuap panjang lebar, sampai akhirnya..

“Nahh… begitu!!

“Lohhhh ?????? Fit… Fitri….!!” Misdi celingukan , kini didalam kamar itu hanya tinggal si pendek berambut poni yang menggerutu panjang pendek.

Si pendek berambut poni mencari-cari Fitri, dikamar ngak ada.. diruang tengah, ruang tamu…masih juga ngak ada…Tiba-tiba telinga Misdi mendengar suara dari arah dapur. Seorang Indian bugil bertubuh cebol mengendap – ngendap kearah dapur, ia bersembunyi dibalik tembok menanti calon mangsanya lewat, senyum mesum menghiasi wajah indian berambut poni dan…

“Hupppp…!!! Cuppp Cuppp…Muahhhhh!!”Misdi menerkam dan memeluk kaki orang itu sambil menciumi kesana kemari.

“Snifftt…Sniffftt” Misdi mengendus-ngendus, ada bau aneh…… ???

kayanya ini ngak mungkin dehh! Tadi di rumah ini gak ada orang lain…tapi!? Otak Misdi berputar dengan cepat……….

Hmmm Fitri ngak mungkin pake samping, trus ini bukan wangi tubuh Fitri… sepertinya lebih mirip… BAU PESINGGGGG!!!?? 

“Uhukk… uhukkk Hoekkkkk” Jagoan kecil kita hampir muntah, pandangannya juga berkunang-kunang.



Misdi menengadahkan kepalanya keatas, senyum mesum mendadak lenyap dari wajah si indian kecil..

“Hahhh ? Mbok Iyemm!!!! Mampus gua dahhh..! Selamat tinggal Fitri…!, selamat tinggal para mupenger’s!!! “jerit si Indian kecil didalam hati.

“Bocah sablengggg!!!! Ngapain kamu hahh ?” Suara itu menggelegar sampai Si indian kecil melompat kebelakang, sebuah sandal bakiak lewat disamping kepalanya.

“Tulunggg..!! Whuaaaduhhh…!!” Misdi memegangi pantatnya yang terkena sabetan gagang sapu ditangan Mbok Iyem.

“Dasar mahluk mesummm…., sini kamu..!!”seorang wanita tua mengejar-ngejar Indian kecil kita yang lari pontang panting, beberapa kali pantat Si indian kecil terkena gebukan gagang sapu. Terdengar suara langkah dari halaman belakang menghampiri tempat keributan.

“Ehh.. Mbokk ada apa nihh…?” Fitri melerai pertempuran yang tidak seimbang antara Mbok Iyem dan Misdi.

“Ini Non..!!, saya hampir saja diperkosa sama bocah mesum ini..!!”Mbok Iyem mengadu, si perawan tua tampak murka.

Gadis itu berseru kaget, agak shock juga Fitri ketika mendengar pengaduan Mbok Iyem. Indian kecil kita cuma bisa membuka mulutnya lebar-lebar, menghadapi tuduhan perkosaan dari Mbok Iyem.



Keesokan harinya, seorang gadis yang sudah tidak asing lagi memeluk pinggang Fitri Diniyani.

“Fit.., ntar pulang sekolah temenin aku ya..” pinta Shierlen Halim sambil memeluk pinggang gadis itu.

“Mmmm.. kemana ? tar aku ajak Misdi sekalian..”Fitri balas memeluk pinggang Shierlen.

“Ehh.. jangan..!! ” Shierlen tampak keberatan kalau Misdi ikut.

Fitri memandangi Shierlen dengan keheranan,

“Soalnya…aku mau minta kamu nemenin aku ke ulang tahun Mr John…kebayangkan apa yang bakalan terjadi kalau Misdi bertemu dengan Mr John…” Shierlen tersenyum sambil mendorong tubuh Fitri kedalam salah satu ruangan kelas yang tidak terpakai, yang terletak dilantai empat.

Bibir Shierlen melumat bibir Fitri

“Mmmmm Mmmmm…” suara bibir kedua gadis itu, tangan Shierlen meremas-remas payudara Fitri.

“Shier.. ahhh” Fitri menepiskan tangan Shierlen yang hendak mempreteli kancing baju seragamnya.

“Ngak apa.., buka dikit aja he he he” Shierlen tersenyum mesum kemudian kembali memaksa mencopoti kancing baju seragam gadis itu, kemudian dari sela-sela baju seragam itulah tangan Shierlen merogoh payudara fitri dan meremas-remas gundukan bukit putih didada gadis itu yang lembut dan halus.

“Ahhh. Shier.. Ssshhhh Ihhhh….” Mata Fitri bertatapan dengan mata Shierlen yang bersinar nakal.

“Uhhh Shierr.. Khamu belajar dar..ii mana sich… hhhhhssst” Fitri menggeliat-geliat keenakan.



“He he he.. enak ya ?” Shierlen mempraktekkan pelajaran dari Mr Frank dalam mempermainkan buah dada. Jemari Shierlen begitu lincah memelintir-melintir putting Susu Fitri, sesekali jari telunjukkan menggesek-gesek puting susu itu dalam gerakan melingkar.

“Sudah… sudhmmmm…” Shierlen melumati bibir Fitri, gaya Shierlen tampak kasar dan liar , mulut kedua gadis itu kembang kempis saling menghisap,sambil tetap berciuman tangan shierlen perlahan-lahan mulai menarik rok seragam fitri keatas, kemudian tangan Shierlen menyelinap masuk kedalam celana dalam Fitri, tubuh Fitri tersentak ketika merasakan jari tangan Shierlen menggesek-gesek belahan bibir vaginanya, Fitri seolah-olah menjadi kelinci percobaan Shierlen. Mata Shierlen berbinar-binar, bibirnya tersenyum , sesekali dilumatnya bibir Fitri yang sedang merintih-rintih keenakan.



“Ehhh… ” Fitri tiba-tiba mendorong tubuh Shierlen ketika mendengar suara langkah-langkah kaki diluar ruangan itu, dengan terburu-buru Fitri merapikan beberapa kancing bajunya yang sempat terlepas oleh kenakalan Shierlen.

“Shier.. ada orang…” Fitri berbisik, ia tampak gugup dan kuatir.

“Biar aja.. ntar kita ajak main sekalian biar asik he he he” Shierlen menggoda Fitri.

“Shierlen…!!! ” Fitri merengut, kemudian tersenyum dan tertunduk malu ketika Shierlen membelai-belai rambutnya, Shierlen menciumi bibir Fitri dengan gemas, kedua tangannya melingkar membelit pinggang Fitri, suara decak-decak basah kembali terdengar perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian dua orang gadis itu merapikan pakaian mereka yang tersibak dibeberapa tempat, kemudian Dari belakang Fitri mengikuti Shierlen , gadis mengendap-ngendap perlahan kearah pintu kelas, dengan hati-hati Shierlen mengintip dari lubang kunci.

“Aman… Ayo…” Shierlen menarik tangan Fitri keluar dari dalam kelas kosong itu.

Siang Hari itu jagoan kita tampak mondar-mandir, ia tampak gelisah

Entah kenapa sikecil Misdi berkelakuan seperti itu.



########################

Beberapa menit yang lalu

Sikecil Misdi berlari-lari kecil mengangkat telepon yang berdering nyaring,

“Hallo… dengan Misdi disini.. ada yang dapat saya Bantu ?” Sikecil Misdi menyahut (Red : Ciehhh… Gaya bicaranya itu kayak Customer Service Profesional ^^)

“Haloo… Misdi.. Aku ngak langsung pulang ya..”terdengar Suara Fitri nun jauh diseberang sana.

“Hahhhh…!!!.. Glekkkk… aduhhh jangannnn…!! langsung pulang ya..” Misdi memohon dengan suara memelas.

“Mau kemana dulu Fit…?! Aku ikuttt….” Sikecil Misdi memohon-mohon



“Aku mau keulang tahun Mr John dulu., kamu tenang aja aku bareng Shierlen koq ngak nyeleweng he he he” Fitri terkekeh-kekeh.

“OO gituyach.., tapi jangan lama- lama…”Sikecil Misdi mengajukan sebuah permintaan.



“Iya.. iya.. Tha Tha.. cuphhh”

“Hahhh!!! Ke tempat sikingkong…!?? Halloo!! Haloooo!!! Fittttt!!!” Sikecil Misdi seperti tersadar dan berteriak-teriak panic, namun Fitri sudah keburu menutup HPnya.

“Aduhh… Mati…. Dahhh!!!”



##############################



“Kaga bisa!!! Gua ngak bisa tinggal diam !!!” Sikecil Misdi melangkah dengan langkah pasti. Jagoan kita mencegat dua orang anak laki-laki berseragam SMA

“Hehhh!!! Duit sini..!! duitt!!!” si pendek berambut poni itu membentak dengan garang sambil menjulurkan tangannya.

“Apaan sih nih anak…!! gua gampar luhh!!!” Si tubuh gemuk balas membentak, Misdi langsung nyengir, kemudian ngacir ketakutan.

“Wa..haaaa… ngak adil… !! ngak imbang..!!” Indian kecil kita garuk-garuk kepala. Sikecil misdi memperhatikan sekumpulan anak yang sedang bermain kelereng. Tidak berapa lama kemudian……



“500… 1000… 1300… 1700… 2600….3000…..3800…..9700.. lumayan lah he he he” Sikecil Misdi tersenyum – senyum sambil menghitung uang hasil korupsi !!! Emhhh Hasil majek maksudnya… ^^

Sebuah Ketepel hasil jarahan terselip dipinggangnya, dan juga beberapa butir kelereng memenuhi kantung celana pendeknya, setelah mengingat-ngingat, tangan sikecil Misdi teracung mencegat angkutan umum.



Sementara itu sebuah mobil  berhenti didepan rumah Mr John, dua orang gadis cantik melangkah sambil bergandengan tangan menuju rumah Si bule. Seorang pria bule membuka pintu itu, senyuman lebar menghiasi wajahnya ketika melihat seorang gadis cantik berdiri dibelakang Shierlen.

“Fitri…!! Shierlen…!! Come in Sweetheart…HA HA HA HA” Mr John tertawa senang kemudian, mempersilahkan Shierlen dan Fitri untuk masuk kedalam rumah.Tidak berapa lama Mr George dan Mr Frankpun datang, kedua bule itu menelan ludah sambil menatap Fitri, si bintang pelajar, terus mulai deh upacara ultahnya.dan acara potong kuenya…^^

“Nahhhh…!! Ini untuk Fitriii…” Mr John memberikan sepotong kue tart coklat untuk gadis itu.

“Ini untuk Shierlennnnn!!!!” Mr George tidak mau kalah memberikan sepotong kue tart untuk Shierlen.

Ketiga orang bule itu saling berpandangan, sebuah senyum jahat penuh kelicikan tersungging diwajah mereka, mata mereka berbinar-binar menatap Fitri dan Shierlen melahap potongan kue tart coklat itu sampai habis. Beberapa saat kemudian Fitri dan Shierlen tampak resah, gelisah, nafas mereka agak memburu kencang,tampaknya kue tart coklat itu sudah dicampur dengan obat perangsang.



Sesuai dengan kesepakatan diantara ketiga orang bule itu, Mr John sebagai tuan rumah memperoleh kesempatan VIP berduaan dengan Fitri Diniyani. Mr Goerge duduk disebelah kiri Shierlen dan, Mr Frank merapatkan duduknya disebelah kanan gadis itu. Tangan Mr John menyibakkan rok seragam Fitri keatas, tangannya merayapi kemulusan dan kelembutan paha Fitri. Wajah Mr John mendekati wajah Fitri, mata si bule menatap dalam-dalam mata gadis itu, Mr John tampak sangat menikmati ekspresi wajah Fitri yang sedang dalam pengaruh obat perangsang.

“Nnnnnhhh Hnnnnnnnhhh” Fitri semakin menggeliat-geliat resah ketika tangan MR John mulai merayapi permukaan celana dalam gadis itu.

Kedua kaki Fitri bergerak mengangkang seakan-akan hendak mempertontonkan kemulusan sepasang kakinya dihadapan si bule.

“Yesss..that’s it!! open your leg’s baby… Yesss like that…!! Oooo your skin is so soft…” tangan kanan Mr John melingkar memeluk pinggang Fitri sedangkan tangan kirinya bergerak turun naik mengelus-ngelus sepasang paha gadis itu bergantian yang kiri dan yang kanan, bibir mungil gadis itu mendesah-desah, ada sesuatu yang menggebu-gebu seakan-akan ingin meledak didadanya. Tangan kiri si bule mulai merayap dan perlahan-lahan mempreteli kancing baju seragam Fitri Diniyani, perlahan-lahan Mr John menarik cup bra Fitri sebelah kanan sehingga payudara Fitri dengan malu-malu tersembul memperlihatkan keindahannya, kini dengan kasar Mr John menarik cup bra sebelah kiri sehingga payudara Fitri seakan-akan melompat karena terkejut diusik oleh tangan si bule yang berbulu lebat. Mata Mr John melotot menatap sepasang payudara Fitri yang tidak begitu besar namun tampak keras dihiasi oleh putting susu berwarna pink.



Kepala Sibule menunduk sambil menjulurkan lidahnya, lidah sibule melingkari putting susu gadis itu

“Mmmmhh Ahhhhh… Ooouhhh geliiii Ihhhh..” Fitri merintih-rintih , merasakan lidah sibule yang menggelitik puting susunya, beberapa kali tubuh gadis itu mengejang karena hisapan-hisapan kuat dipuncak payudaranya.

Mr John berlutut dihadapan Fitri, seperti seorang pendosa yang hendak meminta ampun. Tangan si bule menarik secarik kain segitiga berwarna putih diselangkangan gadis itu. Mr John menelan ludah, matanya menatap belahan mungil diselangkangan gadis itu yang masih rapat mirip seperti garis tipis, rambut-rambut halus menghiasi gundukan mungil yang terbelah di selangkangan Fitri. Kepala si bule tertunduk dan mendekati vagina gadis itu, beberapa kali Mr John menghirup dalam-dalam wewangian yang tercium dari wilayah tubuh gadis itu yang paling sensitif, aroma harum yang khas kesukaannya. Mulut si bule begitu lembut menciumi dan menjilati gundukan mungil diselangkangan Fitri, rambut-rambut halus diselangkangan gadis itu tampak basah tersapu oleh lidah sibule. Jari jempol sibule menekan belahan bibir vagina Fitri, garis tipis itu masih takut untuk membuka dirinya, namun dengan sedikit paksaan garis tipis di selangkangan gadis itu mulai merekah menampakkan isi vagina gadis itu yang berwarna pink, lendir-lendir lengket tampak meleleh dari belahan itu, aroma khas seperti wangi pandan semakin kuat tercium oleh hidung si bule yang kembang kempis mengendus-ngendus aroma kesukaannya.



“Slllrrppp… slrrrpppp.. slrrrpppp” si bule menjilati belahan yang merekah itu, sesekali bibirnya mengemut-kuat kuat lubang yang merekah itu dengan gemas. Mr John meletakkan kaki mulus gadis itu dipundaknya, agar ia dapat lebih leluasa mengemuti lubang vagina gadis itu, beberapa kali kaki Fitri menghentak-hentak diatas punggung sibule.

“Ahhh.. Awwww.. Nnnnn Nnnnhhh Sssshhh Haaaaaahhh !! Crrrrttt.. Crrrtttt” cairan kenikmatan itu keluar berdenyut-denyut dalam sebuah ritme kenikmatan.

Mr John merengkuh dan membopong tubuh Fitri Diniyani, si bule melangkahkan kakinya menuju tangga diruangan itu.

“Oooo Johnnn I want Fitri tooo..!!!” Mr Frank menggoda Mr John

“HA HA.. After I Done With The Girl….”Mr John menjawab dengan wajah ceria.

“Ooo Its Not Fairrrr…hehehe” Mr George ikut bercanda, sambil mengomentari  kedua tangannya menarik pinggul Shierlen dan menyentakkan kemaluannya., gadis itu memekik dan kemudian tubuhnya tersentak-sentak dengan kuat.

“Hmmm HMMMMMM OUMMMMHHH” Mulut Shierlen tersumpal oleh batang penis Mr Frank yang keluar masuk dimulutnya, beberapa kali gadis itu berusaha menarik kepalanya ketika Mr Frank semakin dalam menusukkan batang kemaluannya kedalam mulut gadis itu.



******************************



Sementara itu seorang Indian kecil melompati pagar rumah itu dengan sigap,

Dengan mengendap-ngendap jagoan kecil kita mencoba masuk kedalam rumah melalui sebuah jendela yang terbuka dirumah itu..

Sikecil Misdi merunduk kemudian menyusuri arah suara yang sudah tidak asing lagi ditelinganya.

“Mammmpussss…!!! Habis sudah si Shierlen…!!!” Sikecil Misdi melotot melihat Shierlen yang sedang kewalahan digenjot dari depan dan juga belakang.

**********************************



“Blukkk….” Mr John melemparkan tubuh Fitri yang sudah ditelanjanginya keatas ranjang, tubuh mulus gadis itu menggeliat-geliat karena masih dibawah pengaruh obat perangsang, tubuh si bule sudah telanjang bulat, batang kemaluannya yang panjang dan besar sudah mengacung sedari tadi.

“Aww…..!!.. Shhh Ahhhh” Fitri menjerit kecil ketika Mr John menerkam tubuhnya dan dengan liar menggeluti tubuhnya ang mungil dan mulus, si bule seolah-olah ingin meluluh lantakkan tubuh mungil dibawah tindihannya.

Dengan kasar Mr John meremas-remas dan mengemuti payudara Fitri, beberapa gigitan kecil yang kuat membuat Fitri terpekik kesakitan. Ciuman si bule semakin liar dan mulai turun kearah selangkangan gadis itu, Fitri semakin kuat merintih dan merengek-rengek, gairahnya semakin memuncak ketika merasakan jilatan dan hisapan-hisapan kasar dibelahan bibir vaginanya. Mr John merangkak sambil menyibakkan dan mengangkangkan kedua kaki mulus Fitri, kepala si bule mulai menggesek-gesek bibir vagina gadis itu dan…..

“Tsinggggggg….. Prangggg!!!” Sibule terkejut merasakan sesuatu mendesing ditelingannya dan menghantam cermin di ruangan itu sampai pecah.

Mr George menghentikan gerakannya ketika mendengarkan suara cermin pecah.

“Some Thing Wild is Happening up There.. Ha HA HA”

“Who Care…!! Dammmnnnn… Tightass!!.. I Love This Baby..!!” Mr Frank dengan paksa mengocok-ngocok lubang Anus Shierlen yang sempit dan seret sampai batang kemaluannya melekuk kesana kemari, Mr George kembali hanyut mengocok-ngocok lubang vagina Shierlen.



Sedangkan diatas sana, jagoan kita berdiri dengan gagahnya sambil mengarahkan ketepel kearah wajah Mr John.

“Noo!!.. Nooo!! Slow Down.. Alright…!! Sabarr..!! Misdi anak baik!!” Mr John berusaha menenangkan Misdi yang sedang murka.

“Turun ngak lu..!! Sialan!!! lu apain si Fitri  Hahhh ?” Si kecil Misdi tampak beringas.

Mr John turun dari atas ranjang, kedua tangan si bule berusaha melindungi wajahnya dari bidikan Misdi.

“She Alright.. I haven’t done anything yet…”Mr John semakin miris melihat sorot mata Misdi.

“No !! ting!! No..!! Tingg!!makan nihhh!!”Si indian kecil tambah sewot.

“Tsinggggg….!! Bleetakkkkkkk….!!!” Mata Mr John mendelik , mulutnya terbuka lebar, kedua tangannya memegangi selangkangannya, kemudian mr John terjengkang ambruk  ke belakang tak sadarkan diri.

(Red : Wadohhhhh…!! Jagoan kita ngak kepalang tanggung.. yang diketepel ternyata “kepala” Mr John sebelah bawah… pantesan aja sibule sampe knock Out..^^).



Sikecil Misdi melompat naik keatas ranjang, ia memeriksa perabotan diselangkangan Fitri.

“He HE HE…selamet….” Misdi menghela nafas panjang karena “barang kesukaannya” yang terletak diselangkangan gadis itu masih rapih.

“Haa Uhhh… Eehhh Fittt…!!” Tubuh Sikecil Misdi tiba-tiba dipeluk erat-erat oleh Fitri, tidak berapa lama celana dan pakaian si kecil Misdi terlempar kesana kemari.

Misdi terkekeh-kekeh keenakan ketika Fitri dengan liar menerkam dirinya,

“Wahhh..!! Coba dari dulu kaya gini..! wahhh lu liar amat… Sipppp.. Auhhhhhhh Asekkkkkkk” Misdi terkekeh-kekeh ketika Fitri menjilati dan menghisap penis kecilnya dengan liar.

Fitri mengangkangi wajah si kecil Misdi, gadis itu tampak liar menekan-nekankan vaginanya kearah mulut Misdi, Misdi menghisap dengan tidak kalah liar.

“Ahhh Misdi..!! emutttt… Ahhhhh” tangan Fitri mendekap kepala Misdi di buah dadanya, lidah Misdi menjilati belahan dada Fitri yang menjerit-jerit kecil.

“Fittt…!! He he he… gua colok ya…”Misdi membalikkan tubuh Fitri dan mengarahkan penis kecilnya pada bibir Vagina gadis itu.

Kepala penis Misdi mulai menekan belahan yang merekah diselangkangan Fitri namun ketika sedang kritis-kritisnya tiba-tiba terdengar suara gaduh dari lantai bawah…. Misdi melompat dan memakai baju dan celananya dengan secapat kilat… langkah-langkah kaki terdengar semakin dekat.

“Waduhhh…!! Ahh.. Pasti orang-orang bego itu!! Datengnya entar keq…!!” Sikecil Misdi tampak kecewa menggerutu dalam Hati, ia sedikit menyesal sudah melaporkan praduga perkosaan kepada pak satpam dikomplek itu.



Terdengar suara berseru kaget, beberapa orang pria melotot memandangi tubuh Fitri yang terlentang tanpa busana, jakun mereka tampak turun-naik, mata-mata nakal merayapi kemulusan dan kecantikan gadis itu.

“Eee…itt yang laki-laki keluar…!” Seorang ibu bertubuh kurus masuk ke dalam kamar diikuti beberapa orang perempuan dan menutup pintu kamar itu.

Pintu kamar itu terbuka kembali dan seseorang mendorong tubuh si kecil Misdi keluar kamar.

“Ini pahlawan kita…!!”seorang kakek bertubuh jangkung mengangkat Misdi dan meletakkan si kecil dibahunya kemudian orang-orang mengelu-ngelukan pahlawan kecil kita, Misdi diarak kelantai bawah, wajah Misdi tampak ceria.

“He HE He… makasih.. makasihhh…!! Makasihhh” Misdi mengangkat dan melambai-lambaikan tangannya, kepalanya menoleh kebelakang dan tertawa cekakakan…., sikecil membalikkan kepalanya… Upsss!! “Duukkkkkkkkkkk..!!!

“Uuuuunnnhhhh!!! “Pandangan Misdi tiba-tiba menjadi gelap diiringi rasa sakit dijidatnya.

“Aduhhhh!!! Mbah jangkung ati-ati… !!”Seorang nenek berteriak kaget

“Yawh..!! Pahlawannya nyangkut dipintu…!!” teriak seorang pria.

Beberapa orang buru-buru menolong jagoan kita yang sudah tergolek tanpa daya, kepalanya memar kebiruan, sementara Mbah jangkung perlahan-lahan mundur teratur dan menghilang diantara kerumunan para warga.



Disebuah kamar, seorang wanita merawat Misdi dengan penuh kasih sayang,

Perlahan-lahan Misdi membuka matanya, “Uhhh… Nyonya…, Ohhh aku gagalll…”Misdi masih merasa pening, wajahnya tampak menyesal.

“Ngakkk koqq kamu ngak gagal….!!, Fitri baik-baik saja, ia sedang istirahat dikamarnya, Misdii.. makasih ya…..”Mamah Fitri berterimakasih karena Misdi sudah menyelamatkan anak gadisnya.

“Bukan begitu maksudku..!!Ohhh…!! Perawan..!! padahal sedikit lagi..” Misdi menggerutu dalam hati sambil memegangi kepalanya.

Tidak terasa seminggu telah lewat semenjak peristiwa itu, di pagi hari Fitri Diniyani menghela nafas panjang, ia turun dari atas ranjang dan “Byurrr…” “Byurrrr”, tidak berapa lama mobil Fitri meluncur menuju kesekolah, dibelakang mobil jagoan kita tampak berlari-lari kecil, wajahnya tertunduk lesu karena sudah puasa selama satu minggu. “Yahhh… gua ditinggal !!!” Misdi manyun.



#######################

Didalam kelas yang sepi



“Fit… Napa sihhh dari tadi diem mulu..?” Shierlen memeluk Fitri dari belakang, tangan Shierlen mulai merayap.

Fitri menepiskan tangan Shierlen, gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Shierlen.

“Shier.. aku ngak mau terus begini.., hubungan kita ngak normal…, kita berteman biasa aja ya..” Fitri menatap Shierlen.

“Maksud kamu..?” Shierlen tampak geram, Fitri tidak berani menatap tatapan mata Shierlen.

“Kita ngak mungkin seperti ini terus, kita sama-sama perempuan” Fitri berusaha menyadarkan Shierlen.

“Aku ngak peduli..!!” Shierlen halim memeluk tubuh Fitri Diniyani.

Fitri mendorong tubuh Shierlen dengan lembut, Shierlen tampak geram dengan penolakan gadis itu.

“Kamu ngak mau sama aku karena aku sudah ngak virgin lagi kan ?” Shierlen menatap Fitri.

“Bukan itu… a…akuu…” percakapan mereka terputus karena hp Fitri berbunyi, ada sebuah SMS masuk, tangan Shierlen merebut hp itu.

“Anto..?.. jadi… karena Antoo!” kening Shierlen berkerut membaca isi SMS itu yang berisikan sajak-sajak cinta.

“Tolong…jangan..tinggalkan aku Fit, aku membutuhkanmu, aku sangat membutuhkanmu” tangan Shierlen memeluk erat-erat tubuh gadis itu, air mata mengalir dari sudut mata Shierlen.



Semenjak hari itu Shierlen dengan ketat mengawasi dan membatasi gerakan Fitri seperti seorang kekasih yang sedang menjaga cinta dihatinya. Rasa cemburu dan rasa takut kehilangan semakin membesar dan membuat Shierlen menjadi semakin kuatir, bukan hanya Shierlen tapi jagoan kecil kita juga kelabakan, dan ikut-ikutan mengawasi dan membatasi gerakan cinta Fitri.  Sampai suatu hari,

“Shier..!! Ketemu ngak ?” Misdi berlari kecil menghampiri Shierlen.

“belum.. kemana ya..?” Shierlen tampak kebingungan.

.

################################

Sementara itu, disalah satu ruangan di sekolah itu



“Ahhhh… Antooo… Mmmmhhh” Fitri merintih ketika bibir Anto dengan rakus mengulum bibirnya yang mungil, sebuah sensasi yang beda banget jika dibandingkan berciuman dengan Shierlen ataupun Misdi. Fitri menepiskan tangan Anto yang meraba bagian dada gadis itu. Gadis itu mundur, Anto tersenyum, entah kenapa senyuman Anto dapat memberikan rasa tenang dihati Fitri. Fitri terdiam ketika jari tangan Anto mulai melepaskan beberapa buah kancing seragam sekolahnya. Anto duduk diatas kursi kelas itu, tangannya menarik tubuh Fitri agar mau duduk diatas pangkuannya, bagaikan terkena hipnotis fitri menuruti keinginan Anto. Tangan Anto menyibakkan rok seragam Fitri keatas, tangannya kini bermain main diatas permukaan paha Fitri, kedua kaki Fitri masih merapat ketakutan ketika tangan Anto dengan berani menyelinap kebalik celana dalam gadis itu. Nafas Fitri tertahan-tahan, gairahnya mengebu-gebu, disaat keadaan semakin panas mereka berdua dikejutkan karena pintu kelas dengan tiba-tiba terbuka….. dua sosok tubuh tampak sedang dilanda kemarahan.

“Fitri..!!! kamu lagi ngapain ?” Shierlen menghampiri dan merebut tubuh Fitri dari dekapan Anto.

“Ehh… Shier… Aku.. Ehhh” Fitri merapihkan baju seragamnya, Shierlen menarik tangan Fitri.

Anto cuma dapat bengong menatap punggung kedua gadis itu, Anto tambah keheranan dihadapannya ada seorang anak kecil yang melotot dan ikut-ikutan membentaknya.

“Heee…!! Later Siah…!!” kemudian setelah mengancungkan tinjunya keudara. Misdi dengan gagah berlari-lari kecil mengejar kedua gadis itu.



########################



Shierlen tersadar dari lamunannya. Di pagi hari itu, rasa cemburu dan rasa takut kehilangan Fitri semakin menguasai diri Shierlen, dengan memberanikan diri perlahan-lahan gadis itu mendekati kerumunan para preman yang sedang asik bermain kartu domino,

“Kamu yang maksa aku harus berbuat seperti ini, Fitri”

“Ini salahmu sendiri, setelah keadaan kita sama-sama kotor, selamanya kamu akan menemani aku…!!! Hi Hi Hi…”Shierlen cekikikan dalam hati, sebuah rencana jahat sudah tersusun dengan rapi.

“Wahhh.. lagi asik main kartu ya Bang..?” Shierlen duduk diatas sebuah kursi terbuat dari bambu.

“Ehhh.. iya…” Bang Aryo menjawab pendek kemudian celingukan saling berpandangan dengan ketiga orang temannya, Somad, Dadang dan Maman, Keempat orang itu melotot ketika Shierlen menumpangkan kaki kanannya keatas kaki kiri, sehingga pangkal paha Shierlen tersibak dengan sejelas-jelasnya bagi mata keempat orang yang sedang berjongkok dihadapannya, keempat orang preman berwajah sangar dan kasar itu mulai berbisik-bisik.

“Nggak sekolah ?” Bang Maman bangkit kemudian duduk disebelah gadis itu,

“Nggak..! bolos… “Shierlen menjawab sambil melirikkan matanya dengan tatapan mata nakal, wajah bang Maman begitu dekat dengan wajah gadis itu, namun Shierlen tidak menarik wajahnya, Shierlen juga diam ketika tangan Bang Maman meletakkan tangannya dipaha kanan gadis itu.



Merasa diberi angin tangan Bang Maman semakin berani mengelus-ngelus permukaan paha gadis itu, wajah shierlen merona merah ketika tangan itu mengelus pangkal pahanya. Bang Maman dengan kasar menarik tangan Shierlen masuk kedalam rumah, bagaikan dikomando ketiga orang preman lainnya menghentikan permainan kartu mereka, pintu rumah disebuah perumahan kumur itu tertutup dengan kencang. Kini keempat orang itu berdiri dalam posisi mengurung seorang gadis cantik bermata sipit. Dengusan nafas gadis itu terdengar semakin keras dan memburu kencang ketika tangan-tangan nakal mulai berani mencolek-colek tubuhnya. Keempat orang laki-laki itu berebutan menelanjangi Shierlen, dalam sekejap pakaian seragam Shierlen terlepas bersebaran diatas lantai semen, Shierlen menelan ludah ketika keempat preman itu mulai melepaskan pakaian lusuh mereka, empat batang kemaluan berukuran 14-15 cm mengurung tubuhnya yang mulus dari arah depan, belakang, kiri dan kanan.



Shierlen menolehkan kepalanya kebelakang ketika Bang Aryo memeluk pinggangnya, bibir Shierlen langsung menjadi bulan-bulanan Bang Aryo, dikecup, bahkan dikulum dengan kasar. Bang Aryo semakin keenakan merapatkan batang penisnya kegundukan buah pantat Shierlen yang lembut dan halus. Bang Maman dan Bang Somad meremas-remas payudara Shierlen yang membusung padat, kemudian sambil menundukkan kepala, mereka menjulurkan lidahnya keluar, lidah kedua orang itu bagaikan sedang berlomba menjilati dan mengelitiki putting susu Shierlen yang semakin mengeras karena rangsangan keempat orang yang kini mengerubuti tubuh mulusnya. Bang Dadang terkekeh-kekeh senang, kemudian berlutut dihadapan kaki gadis itu, tangannya melebarkan kedua paha gadis itu, Mata Bang Dadang menatap belahan bibir vagina Shierlen yang terawat dan mulai basah oleh lendir-lendir kesukaan para laki-laki, tanpa membuang waktu Bang Dadang menjilati lendir-lendir dibelahan bibir vagina Shierlen.

“Ahhh.. Ahhhh Ahhhhhhhhhhh!!! ” entah kenapa tubuh Shierlen tiba-tiba kelojotan disetai rintihan lirih yang panjang, nafasnya tersendat-sendat ketika sebuah gelombang kenikmatan meluluhkan tubuh mulusnya.

Bang Dadang mengemut kuat-kuat vagina Shierlen, menghabiskan lendir-lendir gurih yang membanjir keluar dari sela-sela bibir vagina gadis itu.



Bang Aryo meremas-remas gundukan buah pantat Shierlen kemudian menarik pinggul Shierlen agar sedikit menungging, batang penisnya mulai mendekati lubang vagina gadis itu, batang penis si preman berjuang mati-matian agar dapat memasuki lubang kenikmatan di selangkangan gadis itu. Tubuh Shierlen bergetar dengan kuat ketika merasakan gesekan- gesekan diiringi gerakan menekan dibibir vaginanya.

“Owwww… Akkkss Ahhhhhhhh” Satu sentakan kuat akhirnya membuat gadis itu menjerit kecil, batang penis Bang Aryo mulai terbenam di lubang vagina Shierlen yang sempit dan seret.

Bang Aryo meleletkan lidahnya, beda baget rasanya jepitan lubang vagina gadis Chinese bermata sipit itu jika dibandingkan dengan para WTS yang sering digaulinya dengan bibir vagina yang sudah robek dan berkerut-kerut, bikin sakit mata. Bang Aryo memaksa merojok-rojokkan batang penisnya memasuki lubang vagina Shierlen yang seret dan peret.

“Ohhh..! Hmmm Ahhhhhhhh….” tubuh Shierlen terdorong-dorong dalam hentakan-hentakan yang kuat, sedangkan tangan ketiga orang preman lainnya merayapi tubuh mulusnya.

“Nnnnnhhh….!CRR CRRRRRTT” lidah Shierlen sedikit terjulur keluar ketika merasakan sesuatu berdenyut-denyut dan menyembur dengan nikmat.

Bang Aryo mencengkram pinggul gadis itu sambil semakin kuat menghentak-hentakkan batang kemaluannya

“Wadd Haaaarrhhhh! Jebol dahh…!! Kecrrrttt Kecrrtttttt” Bang Aryo menekan batang penisnya kuat-kuat. Kemaluan sang preman perlahan-lahan mengecil dan terlepas dari lubang vagina gadis itu.



“Sini..!!…” Bang Dadang dengan ketus membentak dan menarik tubuh Shierlen, Bang Dadang duduk diatas kursi sofa yang sudah tersobek-sobek kulitnya.

“Tunggu apa lagi..! masukin ! gua pengen tau.. service memek lu, enak kaga ?!! ” Bang Dadang cengengesan sementara Bang Somad dan Bang Maman mendorong tubuh gadis itu. Perlahan-lahan Shierlen mulai naik mengangkangi Bang Dadang, perlahan-lahan Shierlen menurunkan lubang vaginanya kearah kepala penis Bang Dadang, nafasnya tertahan ketika berusaha memasukkan kepala penis yang sudah tampak mengkilap. Bang Dadang terkekeh-kekeh keenakan ketika merasakan kepala kemaluannya mulai memasuki lubang hangat yang sempit dan mengigit leher penisnya.

“Hihhh!! Ha HA HA” Bang Dadang merojokkan kemaluannya kuat-kuat

“Awwwhh… Ennnnnhh Nhhhhhh” tubuh Shierlen tersentak-sentak keatas

“Gua ewe luhh!!… Arhhhh.. Amoyyy enak amat sih memek lu..” sambil mengangkat-angkat batang penisnya kuat-kuat, mulut bang Dadang mengulum dan menciumi bibir gadis itu, Shierlen memekik – mekik kecil karena serangan Bang Dadang yang liar dan brutal, gerakan-gerakan sipreman berkali-kali mengalahkan gadis Chinese yang tampak kewalahan itu, Bang Dadang memang terkenal kuat dalam bercinta.



“Huaa Ha Ha !! dia bucattt lagiii… Utsssss..” tangan Bang Dadang tiba-tiba membelit tubuh Shierlen seakan akan hendak meremukkan tubuh mulus dalam dekapannya, mulut sipreman berkepala botak itu menggeram-geram, tangannnya menekan kuat – kuat pinggul Shierlen dan..

“Monyettt !! Arhhhhhh.. KerrrTT KRRCCTTTTT KECROOOTTT” gerakan-gerakan liarnya terhenti, tangan Bang Dadang mengelusi tubuh Shierlen yang sudah bercucuran keringat.

“Makasih ya moyyy…! Muahhh HA HA HA” Si preman mengecup kening Shierlen Halim, Bang Dadang tertawa senang.

“Sini Moyy!! Sini…!! Gua pengen Nyobain rasa bool Amoy..!!” Bang Somad menarik tubuh Shierlen berdiri, Bang Maman meremasi kedua payudara Shierlen dari dari sebelah depan. Tangan Bang Somad menekan buah pantat Shierlen sebelah kiri sedang kan tangan satunya lagi menjejalkan kemaluanya kesela-sela pantat gadis itu.

“Ahhh…!! Pelan-pelan bang…!!” Shierlen menggigit bibir bawahnya, gadis itu agak meronta, kedua tangannya berpegangan pada tangan Bang Maman yang sedang asik meremas-remas dan mengelusi gundukan payudara gadis itu.

“Yeee..!! lu diem aja!! Tuhkan!! jadi lepas!!” Bang Somad protes menyalahkan gadis itu karena usahanya jadi gagal karena Shierlen meronta-ronta, dengan kasar bang Maman kembali berusaha memasukkan penisnya kedalam lubang anus Shierlen.



“Shhh Aaaaa…!!” Shierlen kembali meronta,

“Diemmm!!.. Eeee… susah amat sih lu…”Bang Somad menjambak rambut Shierlen, tangannya yang sebelah mencengkram pinggul gadis itu, senjata diselangkangannya menekan dengan paksa.

“Ahhhhhhh..!! Adduhhhhhh… duhhhh!!…” Shierlen merintih karena kali ini batang penis Bang Somad terbenam dilubang anusnya.

“Nahhh..!! Ha Ha HA… masuk…!!!” Bang Somad berteriak sambil menyentakkan kemaluannya kuat-kuat, gadis itu terpekik merasakan gesekan-gesekan yang rasa panas dilubang anusnya.

“Bentar..! Bentar! Gua ikutan…!” Bang Maman merendahkan kepala penisnya, kemudian beberapa kali Bang Maman berusaha menjejal-jejalkan batang kemaluannya, menembus lubang vagina Shierlen yang mungil dan terawat.

Sebuah senyuman semakin melebar diwajah Bang Maman ketika merasakan kepala kemaluannya mulai terbenam perlahan-lahan kedalam lubang vagina gadis itu yang masih kesulitan menerima kehadiran benda asing yang ingin mereguk kenikmatan diselangkangan gadis bermata sipit itu.



Gadis bermata sipit itu tampak kewalahan, jika ia menarik pantatnya maka Bang Somad dengan garang menghantamkan kemaluannya kuat-kuat, jika menarik pantatnya kedepan batang Bang Maman langsung mencecar lubang vaginanya habis-habisan. Tubuh kedua orang preman yang hitam tampak kontras menghimpit tubuh putih gadis itu ditengah-tengah.

“Nmmmmhhh Auhhh…!!Crrr Crrrrtttt ” Shierlen mengeluh keenakan, Bang Somad menahan pinggul Shierlen agar tidak turun, kedua laki-laki itu masih asik mengocok-ngocok lubang vagina dan lubang anus gadis itu.

Shierlen Halim mengalungkan kedua tangannya keleher bang Maman, lututnya terasa lemas dan bergetar hebat. Hari itu Shierlen halim digilir habis-habisan, dan kadang-kadang digarap beramai-ramai sampai terengah-engah kehabisan nafas.
Shierlen tersenyum manis, tubuh gadis itu meliuk-liuk indah ditengah ruangan, desahan-desahan nafasnya terdengar dalam sebuah irama yang teratur, “Nnhhh…aaahhhh…aahhhhhhhh”

Matanya yang sipit menatap keempat laki-laki itu dengan tatapan yang nakal, perlahan-lahan Shierlen membuka kancing baju seragam sekolahnya, sambil terus meliukkan tubuhnya dalam gerakan-gerakan yang erotis, satu persatu seragam sekolah gadis itu terlepas dari tubuhnya. Sepasang payudara Shierlen bergoyang-goyang dengan lembut mengikuti gerakan tubuh gadis itu, pinggul gadis itu bergoyang dengan lembut seakan-akan mengajak keempat laki-laki bertampang sangar itu agar segera menikmati kehangatan tubuh gadis bermata sipit itu. Keempat laki-laki berwajah sangar yang tengah duduk, kini dengan terburu-buru membuka pakaian mereka masing-masing, tidak membutuhkan waktu lama ketika keempat Batang kemaluan yang hitam dan bau, teracung-acung menghampiri gadis itu. Shierlen kini dikepung oleh empat batang kemaluan yang sudah siap untuk menghujam dan mereguk habis kenikmatan dari tubuh gadis cantik bermata sipit itu. Gadis itu tertawa kecil kemudian ia berlutut seakan-akan menyerah dalam todongan empat buah tombak tumpul yang terangguk-angguk, mulut shierlen mengemut kepala kemaluan Bang Somad, sedangkan kedua tangannya mengocok-ngocok batang kemaluan Bang Dadang dan Aryo.



Bang Maman ikut berlutut dibelakang Shierlen, kedua tangannya meremas-remas payudara gadis itu dari belakang, kemudian jari tangannya mencubit dan menarik-narik puting susunya, sesekali dipelintir-pelintirnya puting itu sampai Shierlen merintih keenakan.

“Shier… jangan Si Somad doang dong!! gantian atuh ngemutnya..!”

“Iya nih.. Emutin kontol gua..juga dong!”

Shierlen mulai bergantian melumat dan mengemut-ngemut kemaluan ketiga orang itu yang terkekeh keenakan

“Mmmmmhh…cepp…ckkk…ckkk” mulut gadis itu berdecak-decak ketika mengulumi tiga batang penis yang hitam dan baunya tidak sedap.

Pinggul Shierlen diangkat sedikit keatas kemudian Bang Maman mengarahkan kepala penisnya menggesek-gesek bibir vagina gadis itu, setelah dirasakan pas barulah Bang Maman menggerakkan kemaluannya dalam sebuah irama yang menyentak-nyentak, berusaha memasuki lubang vagina Shierlen.

“Awww…!” satu sentakan yang kasar dan kuat membuat gadis itu menjerit kecil, kepalanya tengadah keatas, matanya yang sipit terpejam-pejam, bibirnya sedikit terbuka, ada suara-suara lirih yang keluar dari bibir mungil gadis itu ketika Bang Maman menekan kemaluannya semakin dalam, Bang Aryo berlutut dihadapan disebelah kanan Shierlen, sedangkan Bang Maman berlutut disebelah kini gadis itu, tangan mereka bergerak mengelus -ngelus induk payudara Shierlen sebelah bawah, sesekali-mereka meremas kuat-kuat induk payudara gadis itu sampai pemiliknya melenguh panjang.



“Hemmm…ummmmmmh” lenguhan gadis itu tertahan ditenggorokannya ketika Bang Somad menarik kepala Shierlen sambil menjejalkan kemaluannya kedalam mulut gadis Chinese itu.

“Moyyy…, lu kudu sering bolos !  paya bisa sering gua ewe ya !” kata Bang Maman sambil menjambak rambut Shierlen sehingga kepalanya terangkat keatas, batang kemaluannya keluar masuk perlahan-lahan, sepertinya Bang Maman sedang meresapi jepitan memek Shierlen yang seret, peret dibatang kemaluannya.

“Ehhh… sapa kemaren nama lu ? Sherina ya ?” Tanya Bang Maman sambil memaju mundurkan batang kemaluannya semakin kuat merojok-rojok lubang memek gadis itu.

“Shier… len…., Ahhhh.. Mmmmmmhhh”Shierlen menjawab dengan terputus-putus, karena sodokan-sodokan Bang Maman yang semakin kasar dan liar.

“Sherina mah penyanyi cilik di TV itu atuh!” Bang Somad menimpali sambil menggerakkan batang kemaluannya maju mundur, terkadang gadis itu tiba-tiba menarik kepalanya ketika merasakan kepala kemaluan Bang Somad menyelinap terlalu dalam menusuk kerongkongannya.

“Cilik gimana? Dulu cilik tapi karang mah ngak lagi kali..! Duhhh susu…” Bang Aryo menundukkan kepalanya dan lidahnya menggeliat-geliat menggelitiki puting susu Shierlen, Bang Dadang tidak mau kalah berkali-kali mulutnya mengecup dan melumat -lumat puncak buah dadanya.



Shierlen melepaskan batang kemaluan Bang Somad, gadis itu memejamkan matanya menikmati serangan-serangan Bang Aryo dan Bang Dadang dibuah dadanya yang membuntal semakin padat terutama sodokan-sodokan Bang Maman yang semakin kuat “Keplokkk… keplokkkk… keplokkkkkk” suara itu terdengar dengan keras berbaur dengan rintihan dan erangan lirih Shierlen.

“Yeee.., elu Shier!! gimana sih kerjaan ngak beres !! emut atuh !!!” Bang Somad uring-uringan , tangannya menarik kepala Shierlen dan menekankan kepala gadis itu kearah kemaluannya, Shierlen membuka mulutnya kembali dan menerima kemaluan Bang Somad yang kini kembali menyesaki rongga mulut gadis Chinese itu.



******************

Sementara itu Misdi juga sedang sibuk menguliahi Fitri,

“Sini.., nah duduk disitu…!” dengan tegas Misdi menyuruh Fitri duduk dipinggiran ranjang, wajah Fitri tampak sendu menatap kebawah.

“Fitri… , mulai sekarang kamu ngak boleh berhubungan dengan Anto lagi!” si kecil Misdi mengeluarkan titahnya.

“Sebenarnya apa sih yang kurang dari diriku..?!, sampai sampai kamu mencari laki-laki lain di luaran ?” jagoan kecil kita mempromosikan dirinya.

Nafas Misdi ngos-ngosan karena cemburu bercampur nafsu, sudah berhari-hari Indian kecil kita ngak diberi “makan”, matanya terus memperhatikan payudara Fitri yang masih bersembunyi ketakutan dibalik pakaian seragam yang dikenakannnya.

“Aku ini gantenggg, lucu…, gagahh, dan imut !!” si kecil berwajah mesum  itu mengelu-elukan dirinya sendiri.

“Nahhh sekarang, coba kamu buka baju kamu !” Misdi memberikan perintah lebih lanjut.

Dengan malas Fitri melepaskan kancing baju seragamnya satu persatu kemudian gadis itu membuka baju seragamnya.

“BHnya juga ” Si kecil tambah ngelunjak, mata Fitri tampak kosong ketika ia menuruti keinginan Misdi.

“Nahh…! Coba diperhatikan dan didengar baik-baik! Segala keindahan dan kemulusan payudara lu plus body lu yang yahud dan seksi itu, asli milik Misdi seorang !” Misdi menatap dengan tatapan yang meyakinkan, jagoan kecil kita tersenyum nakal sambil mengelus-ngelus puncak buah dada Fitri.



Misdi naik dan menekan bahu Fitri agar gadis itu terlentang sedangkan kedua kakinya terjuntai dipinggiran ranjang, sambil memegangi kedua bahu gadis itu Misdi mendekatkan bibirnya dan melumat bibir Fitri, Fitri sedikit terisak menangis, ada sebutir air mata yang mengalir dari sudut matanya yang sipit.

“Cuphhh… Cuphhh… jangan nangis..dongg!, udah lama banget kan kita ngak bersenang-senang he he he” Misdi membujuk Fitri Diniyani yang masih terisak.

Mata Fitri bertatapan dengan mata Misdi, kemudian mata Fitri terpejam ketika Misdi kembali mengulum bibirnya yang mungil, Misdi tampak rakus menghisap mulut gadis itu sampai air ludah Fitri agak mengering disedot-sedot olehnya. Tangan Misdi mengelus-ngelus rambut Fitri, beberapa kali dielusnya pipi Fitri sampai akhirnya gadis itu berhenti menangis, kedua tangan Fitri mendekap kepala Misdi yang bergerak-gerak dilehernya, Misdi tampak rakus menciumi leher Fitri si bintang pelajar.

“Sshhh… Ssssshhh Aaahhhh…” desahan suara Fitri terdengar semakin memburu, ciuman Misdi semakin turun dan kini hinggap dipuncak buah dada Fitri, tubuh gadis itu tampak kejang-kejang seiring dengan semakin kuatnya hisapan misdi dipayudaranya.



“Owww. Akhhhh… jangan Mm Ouhhh Mmisdii. Ihhhh” tangan Fitri berusaha menyingkirkan kepala si kecil Misdi karena sudah beberapa kali mulut Misdi mengigit-gigit kecil puting susunya namun tangan Misdi menangkap kedua tangan Fitri dan merentangkan kedua tangan gadis itu kesamping.

Gadis itu menggeser-geserkan punggungnya berusaha menghindari kebuasan mulut Misdi, tangan Misdi membelit dan mulutnya semakin buas mengecup, menggelitiki puting susu Fitri sampai mengigit-gigit puncak payudara Fitri dengan gemas sehingga gadis itu meronta-ronta.

“Waduhhh Fitt ! diem donggg!” Misdi protes karena gerakannya menjadi terganggu karena rontaan-rontaan gadis yang sedang ditindihnya.

“Aduhhh! Misdi nga mau ahhh… jangan digigit gitu Owwww!!!” Fitri juga protes karena gigitan-gigitan misdi yang nakal.

“Yaw dahhh!! Tapi kamu diam ya, he he he” Misdi cengengensan , wajah sirambut poni bertambah mesum ketika memandangi buah dada gadis itu, jari telunjuk Misdi memutari putting Susu Fitri yang sudah mengeras, tangan sikecil Misdi mengelusi buah dada gadis itu, mata Fitri sampai terpejam-pejam keenakan , bibirnya sedikit terbuka dan mendesis-desis.

“nyusu dulu Ahhhh…., he he he MMMM MMMMHHHH” gumam Misdi yang sedang asik mengemut-ngemut buah dada Fitri, Misdi benar-benar kehausan, hisapan – hisapan kuat Misdi membuat bukit susu Fitri menjadi kemerahan, butir-butir keringat lembut membuat payudara gadis itu semakin mengkilap indah dibawah sinar lampu dikamar gadis itu.



Ciuman-ciuman Misdi menjalar kebelahan dada, lidahnya menjilati belahan dada gadis itu, ciumannya kemudian terus turun kearah selangkangan Fitri, setelah mengendus-ngendus sesaat lidah Misdi mengorek-ngorek belahan bibir vagina gadis itu. Hisapan dan ciuman liar Misdi membuat nafsu Fitri semakin memuncak dan akhirnya jebollah cairan kenikmatan itu tanpa dapat dibendung lagi

“Ahhhhhhhhhhhhhh….!! Crrr Crrrttt” Fitri meliukkan tubuhnya, mengejang kemudian terdiam seribu bahasa.

Misdi masih belum puas, ia merangkak naik dan mengemut-ngemut payudara gadis itu, lidahnya bergerak kesana kemari seperti gerakan orang sedang menyapu. Sesekali gadis itu menahan kepala si kecil Misdi yang masih rakus menghisap-hisap puncak buah dada gadis bermata sipit itu, tangan Misdi menggengam induk buah dada Fitri dan kemudian meremas-remasnya dalam sebuah gerakan yang teratur, lidahnya bergerak mengulas-ngulas melingkari puting susu gadis itu, sesekali lidah itu mengorek-ngorek puting susu Fitri, tangan Misdi tidak mau diam meremas-remas induk payudara gadis itu.



************************

Di tempat yang berbeda, Shierlen pun memekik kecil ketika akhirnya Bang Maman berhasil menguras habis pertahanan gadis itu.

“Crrrrttt.. Crrrttttttt” cairan itu keluar berdenyut-denyut diiringi rasa nikmat yang membuat tubuh Shierlen mengejang, lendir-lendir lengket namun licin itu kini terdengar semakin keras membuat suara berkecipak – kecipak, Ketika Bang Maman semakin kuat memompa lubang seret itu dan “Argggg..!! Houhhhhhh..Kecrottttt…Crottttt ” Bang Maman menggeram-geram sebelum akhirnya menusukkan batang kemaluannya dalam-dalam.

Bang Somad menarik tubuh Shierlen, gadis itu cuma dapat mengikuti keinginan Bang Somad yang menarik tubuhnya dengan kasar, laki-laki berwajah sangar itu menggesek sambil menekan-nekankan kepala penisnya ke lubang vagina Shierlen, beberapa kali kepala penisnya tergelincir.

“Duhhh..!! ngangkang dongg !! gimana sih lu! ” Bang Somad sewot dan membentak agar gadis itu segera mengangkangkan kedua pahanya.

Shierlen menggigit bibirnya ketika merasakan kepala penis Bang Somad mendesak masuk dengan paksa, gerakan-gerakan bang Somad cenderung kasar dan brutal.

“Bang.. pelann….,plannnhh Ahhhhhh….” Shierlen berpegangan pada kedua bahu Bang Somad.

“Udah..! Lu diem aja.. Ungghhh Arggg…! Tau beres he he he” kedua tangan bang Somad mendekap buah pantat Shierlen kemudian sambil menekankan batang kemaluannya kuat kuat kedua tangannya menarik buah pantat Shierlen.



Pinggang Shierlen melenting kebelakang mirip seperti sebuah busur,

“Aowwww !! Akhhhhh… Mmmhh” Shierlen merengek-rengek ketika Bang Somad mengocok-ngocok lubang vaginanya kuat-kuat, berkali-kali gadis itu terpekik ketika Bang Somad menyentakkan batang kemaluannya menghantam vagina gadis bermata sipit itu.

“Wahhh…!! Nggak adil nih!! Moyyy bagian gua mana…” Bang Aryo menggesek-gesekkan kepala penisnya dibelahan buah pantat Shierlen, tubuh Shierlen terdorong-dorong disebelah bawah ketika Bang Aryo, berkali-kali menghentakkan kemaluannya dengan kasar, satu pekikan panjang menjadi sebuah pertanda kesuksesan Bang Aryo menjebol lubang anus gadis itu.

“Unggghhhhhhh…. ! aduhh duhhhh….. Shhhh” gerakan Bang Aryo yang kasar membuat Shierlen meringis-ringis kesakitan, terkadang mulut Shierlen menganga lebar, kedua matanya membeliak merasakan sodokan-sodokan kasar dilubang anus dan lubang vaginanya.

“Hehehe…”Bang Dadang menarik kepala Shierlen, mulutnya langsung menyumpal bibir gadis itu yang sedang meringis-ringis, tangan Bang Dadang merayap meremas-remas induk buah dada Shierlen, suara rintik-rintik gerimis yang jatuh diatas genteng mengiringi suara-suara berkecipak basah didalam rumah bertipe SSSS (sangat sangat sederhana sekali), tubuh mulus gadis cantik bermata sipit itu dikerubuti oleh tiga orang laki-laki bertubuh hitam berwajah sangar dan bengis. Shierlen berbaring lemas diatas kasur kapuk dekil, nafasnya masih terengah-engah, tangan tangan nakal tidak pernah bosan merayapi tubuhnya yang mulus.



Bibir Shierlen tersenyum menatap wajah Bang Somad yang begitu dekat dengan wajahnya, beberapa kali bibir Bang Somad memangut bibir mungil Shierlen dengan kasar.

“Mau nyobain temanku ngak ?”

Keempat orang laki-laki itu menghentikan aksinya…

“Masih perawan lohhh… hihihi” Shierlen cekikikan sambil memberikan sebuah rencana yang sudah tersusun rapih untuk Fitri.

“Bagus.. ha ha ha!” Keempat orang laki-laki itu tertawa senang mendengar rencana Shierlen, kemudian mereka kembali menggeluti kembali tubuh gadis Chinese itu, yang mungil dan sudah berceceran keringat ditubuhnya, rintik-rintik gerimis diluar semakin kecil namun keringat Shierlen semakin banyak membanjiri tubuhnya yang halus dan lembut, kali ini Shierlen digilir oleh keempat orang laki-laki itu sampai mereka puas menyalurkan nafsu binatangnya.



***************************

Sementara itu Misdipun terkekeh-kekeh puas, tangannya menutup pintu kamar Fitri. Ia berjalan kedepan rumah dan memutari blok mencari tukang mie baso langganannya..

“Bang… bakso seporsi he he he” Misdi cengengesan, kemudian Indian kecil kita dengan lahap menghabiskan semangkuk mie bakso kesukaannya, Misdi menguras saku celananya untuk membayar semangkuk bakso yang sudah masuk keperutnya, sambil bersiul-siul Misdi melenggang melangkahkan kakinya kembali “kesarangnya”

Siulan Misdi terhenti, matanya melotot melihat goyangan pinggul sesosok tubuh berstoking hitam, dengan bentuk tubuh yang berlekuk indah, mendadak sikecil Misdi cengengesan sambil meleletkan lidahnya. Misdi mengintai dan mengikuti wanita berstoking coklat dengan goyangan pinggul yang yahud. Tiba-tiba kunci milik sesosok tubuh itu terjatuh, pemilik kunci itu menungging untuk mengambil kunci miliknya yang terjatuh. Mata Misdi berkedip-kedip mesum, tangannya yang jahil terjulur dan mencolek pantat orang itu dan… YESSSS…, KENAAAAAAA !!!!!!

“He he he… “sikecil Misdi terkekeh-kekeh ketika orang itu tersentak kaget,

Namun kekagetan orang itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kejutan untuk Indian kecil kita yang mesum, ketika orang itu membalikkan tubuhnya yang berlekuk…..,(Red : WHOAAAAAAAAAAAAAW ?????? TOBAT DAHHHHHHHHH !!!  APAAN TUHHH !!!!!…)



“Aihhhh…, luchunya, anak siapa ini, godhain eke yachhh..” si banci menundukkan tubuhnya dan mencubit gemas pipi jagoan kecil kita, jagoan kita mendadak meriang panas dingin, mulutnya terbuka lebar.

“Heuggghh… IHHHHHH!!! To. Too.. Toloooooooongggg!!!” Jagoan kita yang imut ngacir, ketakutan setengah mati, si banci mengejar-ngejarnya mirip kaya pesawat F16 yang lagi berkejaran diudara.

“Whuaaaaaaa…….!! Euhhh!! Fittttttt!!! Toloonggg gua Fit !!” Misdi berlari dan berlindung dibalik tubuh gadis cantik berseragam SMA yang sedang mencari-cari seseorang, kayanya sih nyariin si Misdi deh..

 ”Ehhh.. ! Maaf, ada apa ya ?” Fitri menepiskan tangan si banci yang terjulur kearah Misdi

“Duhh… anak ini bikin gemes dehhhh, lucu amatttt, piaraan Sis ya ? buat eke aja ya..”si banci cengengesan.

“Huuu… Huuuu… huuuuu!! Sumpah!!! gua ngak mauu…!ngakkk Mauuu! Huuuu” tangisan Misdi mengundang orang-orang disekitar situ untuk berkerumun. Fitri berusaha meredakan ketegangan antara Misdi dan si banci, akhirnya dengan bantuan warga yang berkerumun perseteruan antara jagoan kecil kita dan sibanci dapat diselesaikan.

Fitri tersenyum-senyum,sebenarnya ingin ketawa ngakak tapi nggak tega, tangannya menggandeng tangan Misdi yang masih sesegukan menangis, wajah si kecil berambut poni masih shock, rada-rada bengong.



***********************

Siang hari sepulang sekolah, pada hari sabtu, seorang gadis cantik berdiri dihadapan pintu rumah  Fitri Diniyani,

“Fittt… hari ini kamu nginep dirumahku yuk..” Shierlen membujuk Fitri untuk mengikuti kemauannya.

“Ayooo Donggg Fittt…, lagian tar hari senen kan kebetulan libur juga..” Shierlen kembali mendesak, ketika ia melihat Fitri agak ragu-ragu.

“Emm, Gimana ya ? Aku bilang ama nyokap dulu deh..” Fitri masuk kedalam, Shierlen tersenyum-senyum sambil menunggu didepan pintu.



—————-

Tanpa diketahui oleh siapapun, sesosok tubuh kurus pendek menyelinap kedalam mobil kijang milik Shierlen, kemudian si pendek membaringkan tubuhnya dibawah kursi dibangku paling belakang mobil itu sehingga tubuhnya tersembunyi “Enak aja.. pasti gue mau ditinggal lagi… he he he, untung wa pinter nehhh Hue he he he” sikecil tertawa-tawa senang.

—————



Shierlen mengandeng tangan Fitri , tidak berapa lama mobil Shierlen melaju dengan kencang.

“Shier… ini kemana ya ?” Fitri bertanya keheranan karena kini mereka semakin jauh dari keramaian.

“Setelah ini.., ngak akan ada yang dapat memisahkan kita lagi Fit.., aku yakin kamu pasti suka..” Shierlen berkata dalam hati , gadis itu hanya tersenyum penuh arti.

Fitri memandangi Shierlen,ia bertanya-tanya kemanakan Shierlen akan membawanya. Shierlen menghentikan mobilnya disebuah rumah SSSS, kemudian Shierlen menggandeng tangan Fitri masuk kedalam rumah itu, rumah itu masih kosong, tanpa seorangpun didalamnya.



—————-

“Zzzzzzz…” Sikecil Misdi tertidur ditempat persembunyiannya, jagoan kecil kita agak kecapaian dan pegal-pegal sepanjang perjalanan.

—————-



Shierlen membuka baju seragamnya dihadapan Fitri, satu demi satu pakaian seragam Shierlen terlepas dari tubuhnya, Fitri mundur ketika Shierlen menghampirinya.

“Shier.., aku.. tidak….Mafffhhmmmm” bibir Shierlen langsung melumat bibir Fitri, tangan Shierlen membelit pinggang Fitri, bahkan tangan Shierlen mulai merayap untuk melepaskan pengait rok seragam sekolah Fitri, perlahan-lahan ditariknya turun resleting rok seragam sekolah gadis itu, perlahan-lahan pertahanan Fitri goyah, ia membiarkan rok seragamnya melorot tanpa daya. Fitri juga terdiam ketika Shierlen tersenyum nakal sambil menarik turun resleting jaket berwarna biru muda yang dikenakan gadis itu, tangan Shierlen bergerak lincah melepaskan kancing baju seragam sekolah Fitri, kini Fitri berdiri tanpa daya dengan hanya mengenakan bra dan secarik celana dalam berwarna putih bersih.

“Hhhhh… sshh.. Shierrlennn.. , Ahhhh” tidak kepalang tanggung tangan Shierlen langsung merogoh kedua payudara Fitri dan meremas-remasnya, berkali-kali bibir Shierlen mencium lembut bibir Fitri. Fitri menjulurkan lidahnya keluar, tangan Shierlen merayap kebelakang kepala Fitri kemudian sambil menarik kepala fitri. Shierlen melumat dan menghisap-hisap lidah gadis itu. “Ckk… Ckkk… Ckkkk.. Slllcccckkk” Suara cairan dimulut kedua gadis itu yang berdecak-decak semakin lama semakin keras.



Tangan kiri Shierlen membelit pinggang Fitri dengan erat, sedangkan tangan kanannya menyelinap ke balik celana dalam Fitri, mata Fitri terpejam-pejam ketika tangan kanan Shierlen bergerak mengusap-ngusap gundukan mungil diselangkangannya yang berbulu tipis. Tangan Fitri memengangi tangan Shierlen yang tampak asik mempermainkan dan menggesek-gesek belahan bibir vagina Fitri, sesekali tubuh Fitri tersentak-sentak seperti terkena sengatan listrik bertegangan tinggi. Sementara itu lidah Shierlen terjulur keluar menjilati leher Fitri, sesekali bibir Shierlen mengecup-ngecup leher gadis itu, fitri menengadahkan kepalanya keatas seolah-olah memberikan ruangan bagi kepala Shierlen dilehernya. Shierlen menarik kepalanya, wajahnya berhadapan dengan wajah Fitri, kemudian Shierlen menarik Fitri kearah kamar, bagaikan seekor kerbau yang dicocok hidungnya Fitri menurut mengikuti langkah Shierlen. Sementara itu diluar, lima orang berpakaian lusuh mulai melangkahkan kaki mereka mendekati sebuah rumah tipe SSSS yang jauh dari keramaian, para srigala lapar kembali kesarangnya kali ini dipimpin oleh seekor srigala buas berkepala botak bertubuh tinggi besar, dengan tubuh dipenuhi dengan tato. Pintu rumah SSSS itu terbuka dengan perlahan, mata para srigala buas itu berbinar-binar, menatap pakaian seragam yang sudah bersebaran diatas lantai semen. Telinga mereka mendengarkan sebuah melody yang terdengar begitu panas dan membakar birahi mereka. “Ahhh… Ahhhh Shierrr” “Ohhhh Fitriiiiii… Shhhhh” Suara itu terdengar dari dalam sebuah kamar.



“Brakkkkkkk” pintu kamar itu terbuka dengan kasar,

“Awwww….!! ” Fitri memekik kaget, gadis itu buru-buru meraih selimbut dekil dan menutupi tubuhnya yang masih bertindihan dengan Shierlen.

Sementara Shierlen menatap kearah mereka, wajahnya tampak terkejut tapi setelah menyadari siapa yang membuka pintu kamar Shierlen tersenyum nakal, matanya menatap dengan tatapan mata yang menggoda.

“Gimana Boss… asikk ngakkk ?” Bang Aryo terkekeh-kekeh

“Gila..!! wahhh, dapet dari mana amoy secantik mereka !?” Bang Tagor meleletkan lidahnya. Ia melangkah mendekati tubuh kedua gadis itu yang masih bersembunyi dibalik kain selumbut dekil.

“Psst…, Sini..!” Bang Tagor memanggil anak buahnya, bang Maman.

“Yang mana yang masih perawan ?” Bang Tagor bertanya pada bang Maman, matanya memandang dengan tatapan mata penuh selidik.

“Yanggg dibawah itu Boss…”Bang Maman menelan ludah melirik kearah Fitri Diniyani.

Bang Tagor melangkah menghampiri kedua gadis itu, tangannya meraih ujung selimut dekil yang masih setia menyembunyikan tubuh kedua gadis itu dari tatapan para srigala buas yang meneteskan air liur mereka.

“Bretttt….. Awwww….” Bang Tagor menyentakkan kain selimbut itu dengan kasar, ia menarik Shierlen , kedua tangan bang tagor yang bertato membelit pinggang Shierlen ” Hmmmm… Mmmmmmm” Shierlen meronta-ronta ketika mulut Bang Tagor yang bau minuman keras itu menyumpal mulutnya.



“Lepasinnn… lepasin…!! Shierrrr….” Fitri menarik-narik tubuh Shierlen dari dekapan Bang Tagor.

“Awwww… Hmmm Mmmm tidak auhhh” Fitri berteriak kaget ketika Bang Somad menerkam sambil menciumi bibir gadis cantik bermata sipit itu, ketiga orang yang lainnnya juga berebutan mengecup kesana kemari.

“Whoeii..!! Kunyukk luu..pada!!! jangan sembarangan… masak tar gua musti nyicipin bekas iler lu semua..!! pegangin aja… jangan diapa – apain…!!” Bang Tagor tampak murka, keempat anak buahnya ngak ada yang berani membantah.

“Siapp Bosss…!! Tapi kalo cuma megang dan ngelus doang kan boleh kali yaaa…” Bang Somad tersenyum-senyum.

Bang Tagor terkekeh-kekeh sambil membalikkan tubuh Shierlen kearah Fitri, mendadak ada rasa menyesal dihati kecil Shierlen ketika melihat tubuh Fitri sedang meronta-ronta, tubuh Fitri yang halus kini dijamahi oleh keempat orang itu yang cengengesan, berbagai kata-kata kotor keluar dari mulut keempat orang itu. Shierlen menolehkan kepalanya kebelakang ketika merasakan kedua tangan Bang Tagor yang kasar mengusap-ngusap lembut induk payudaranya sebelah bawah. Shierlen melenguh ketika kedua tangan kasar itu kini menggenggam induk payudaranya dan kemudian meremas-remas gundukan payudara Shierlen dengan kasar. Shierlen meringis-ringis

“Pelan-pelannn.. Banggg…” gadis itu memohon agar Bang Tagor dapat sedikit lembut.



“Mmmm Mhhhhhh…..” protes Shierlen dijawab dengan langsung oleh bang Tagor dengan jawaban dari mulut kemulut, kedua tangannya lebih kasar lagi meremas-remas payudara gadis itu. Shierlen sampai kehabisan nafas kerena hisapan-hisapan kuat mulut Bang Tagor. Ciuman Bang Tagor merambat dari leher menuju telinga Shierlen, sambil mengigit-gigit kecil ujung telinga gadis itu Bang Tagor berbisik

“Gua denger isepan lu asik punya.., isepin kontol gua he he he” kata bang Tagor dengan nada memerintah, tangannya membalikkan tubuh Shierlen kearahnya dan menekan bahu gadis itu turun kebawah.

“Gede ya..! HA HA HA”Bang Tagor menarik kepala Shierlen sambil menjejalkan kepala kemaluannya kedalam mulut gadis itu. Bang TAgor asik menjejal-jejalkan kemaluannya sedangkan lidah Shierlen berusaha menahan agar kepala kemaluan itu tidak menusuk kerongkongannya, perlawanan lidah Shierlen membuat semakin Bang Tagor keenakan.

“Oufffff…” Akhirnya setelah berusaha mati-matian, Shierlen berhasil menarik kepalanya, gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memohon “Ampun bang.. Ampunn uhukk.. uhukkk”Shierlen terbatuk-batuk.

Bang Tagor menarik tangan gadis itu kemudian dengan kasar didorongnya tubuh Shierlen ke atas kasur dekil dikamar itu. “Awwww… Blukkkk” gadis itu terjengkang kebelakang, kedua kakinya terjuntai dipinggiran ranjang itu.



Bang Tagor berlutut, kedua tangannya mengelus-ngelus paha Shierlen yang sudah mengangkang lebar-lebar, mata bang Tagor menatap nanar selangkangan Shierlen,  gundukan bukit mungil yang terbelah tampak bersih dan terawat , kedua jari telunjuk bang Tagor menekan bibir vagina Shierlen, dengan malu-malu lubang vagina Shierlen mulai menunjukkan keindahan isinya, wajah Bang Tagor berubah tegang karena desakan birahi yang meledak-ledak dikepalanya.

“Ahhhhh… Awwwwwww!! ” Shierlen memekik ketika bang Tagor melahap bibir vaginanya.dengan kasar, bibir Bang Tagor melumat-lumat dan menarik -narik bibir vagina Shierlen.

Tubuh Shierlen tersentak ketika merasakan tangan sipreman itu dengan kasar membuka bibir vaginanya, pekikan gadis itu kembali terdengar ketika lidah kasar itu membelit-belit clitorisnya, terkadang mulut Bang TAgor menghisap-kuat-kuat lubang vagina Shierlen, entah sudah berapa kali Bang Tagor menelan lender-lendir gurih yang meleleh dari sela-sela vagina gadis itu.

“Heggghhh… Heeennnnnnn… akkkkkkkkk” Shierlen menggeleng-gelengkan kepalanya menahan benda hitam kenyal, yang berusaha menerobos lubang vaginanya, Shierlen mengerang ketika merasakan lingkaran bibir vaginanya serasa melebar dan panas.



“Awwww..!! ” Shierlen menjerit panjang merasakan sebuah tusukan kuat Bang Tagor, kemudian kemaluan Bang Tagor semakin lama semakin dalam menyentak-nyentak kasar memasuki lubang vagina gadis itu.

“Terusss banggg hajarrr !! ” Bang Maman terkekeh-kekeh melihat Shierlen yang kewalahan dientot kuat-kuat oleh Bang Tagor.

“Edannn!! Kunyukkk…! Memek lu sempit amat…!!Gua kocok lu..”Bang Tagor terus menjejal-jejalkan batang kemaluannya, setelah terasa mentok bang Tagor menggerakkan kemaluannya memutar-mutar seperti sedang mengocek-ngocek lubang vagina gadis itu.

“Enhhhh.. Osssshhhh.. Crrrttt Crrrttttt…..” tubuh Shierlen menggeliat seperti sedang mengalami siksaan yang sangat nikmat, kemudian tubuhnya terkulai lemas. Melihat Shierlen yang sudah terkulai lemas bang Tagor bukannya merasa kasihan, preman bertubuh tinggi besar dengan tampang yang seram itu malah menyodok-nyodok dengan semakin kasar sehingga tubuh Shierlen tersentak-sentak dengan kuat sekuat sodokan Bang Tagor. Entah sudah berapa kali tubuh Shierlen bergetar meraih kenikmatan, yang pasti sinar matahari semakin condong ke arah barat, sinarnya menyinari hari itu dengan terik, mungkin sekitar jam tiga siang hari, satu semprotan dari kemaluan Bang Tagor akhirnya mengakhiri penderitaan Shierlen, Bang Tagor melepaskan dekapannya dari tubuh Shierlen, gadis itu terengah-engah mengambil nafas, keringatnya berceceran membasahi tubuhnya yang halus mulus. Dari atas bangku yang terbuat dari rotan si preman memandangi tubuh Shierlen, ada sorot mata kepuasan yang bersinar dimatanya. Agak lama juga si preman terdiam sambil memandangi tubuh gadis itu,



“Somad…! Lu mandiin si amoy ini, trus temenin dia makanan…! Gua lapar !” Suara Bang Tagor memecah keheningan, tanpa berani mambantah Somad menarik tubuh Shierlen, dibawanya tubuh Shierlen kekamar mandi , setelah Shierlen selesai mandi kemudian disuruhnya gadis itu berpakaian, tidak berapa lama mobil Shierlen melaju mengikuti arahan dari Bang Somad, sambil meberikan arahan tangan Bang Somad menyelinap kebalik rok seragam Shierlen dan mengelus-ngelus paha gadis itu.

Bang Tagor melangkah mendekati Fitri ia terkekeh-kekeh…

“Tidakkkk !!! Awwww…..” tubuh Fitri didorong oleh Bang Aryo kearah Bang Tagor. Bang Tagor merentangkan tangannya menyambut tubuh Fitri yang terdorong kehadapannya namun…

“Plakkkkk….!!! ” Satu tamparan mendarat dengan telak sampai sipreman itu terhunyung kebelakang. Bang Tagor menerkam sekali lagi dan kali ini “Srettt….” Kuku Fitri mencakar dadanya.

“Sialan luh..!ikat dia!!”Bang Tagor memerintahkan anak buahnya mengikat Fitri datas ranjang.



***********************

Sementara diluar sana



Jagoan kecil kita sedang asik berjalan-jalan agak jauh dari tempat itu. Samara-samar telinganya mendengar teriakan Fitri dari arah rumah tipe SSSS.

“HAhhh ?! Fitriii… ada apa nihh ?” Jagoan kecil kita menghentikan langkah kakinya dan berbalik menuju rumah tipe SSSS, dengan cepat pahlawan kecil kita menerjang kedalam TKP.

“Brakkk….!! ” Keempat orang didalam ruangan itu terkejut ketika pintu kamar dibuka dengan kasar.

“Heiii!! Kalian mau apa!! Lepaskan dia !! ” Misdi  mencoba melawan para preman yang sedang asik mengerubuti tubuh Fitri, gadis cantik itu memekik ketakutan ketika tangan-tangan kasar itu mengerubutinya. Tangan Misdi mencoba menarik tubuh gadis itu dari keliaran para preman.

“Dem luu!! Dasar anak kecebong… Hiihhhhh!!” Sebuah tendangan membuat Misdi terjengkang, namun ia segera bangkit pahlawan kecil kita melompat dan menendang.

“Hiattttt…!! ” Sebuah tendangan bersaran di betis preman berkepala botak.

“Bukkkk!!! ” Sebuah hantaman keras menghantam kepala Misdi, tendangan dan pukulan bersarang ditubuh pahlawan kita.

“Owwww!! Misdi jangannnn!! Aduhhhh…” Fitri sampai melupakan keadaan dirinya , ia berontak dan memeluk tubuh Misdi yang mulai limbung. “Uhukk.. uhukk…”Misdi terbatuk-batuk sebuah tendangan sempat mengenai ulu hatinya.



Suara mobil terdengar mendekati rumah tipe SSSS itu, Shierlen dan Somad sudah kembali dari tugas pentingnya, langkah kaki mereka semakin cepat ketika mendengar keributan didalam kamar. Shierlen berseru kaget melihat Fitri memeluk Misdi yang sudah babak belur, namun pahlawan kecil kita pantang menyerah dan menerjang seorang preman yang hendak menerkam Fitri. Satu tendangan yang kuat membuat jagoan kecil kita terpelanting jungkir balik.

“Sudah.. , kamu jangan galak begitu.. sama aku aja yukk..”seorang gadis Chinese berwajah cantik mengajak Misdi keluar dari kamar itu, namun Misdi menolak ajakan Shierlen.

“Shier.. lepasin gua shierr..! gua musti nolongin Fitri !” Misdi meronta-ronta ketika Shierlen membopong tubuhnya keluar kamar, Bang Somad cengengesan “Kalo lu ngak puas, tar panggil gua ya..” tangannya meremas buah pantat Shierlen, kemudian ia masuk kedalam kamar bergabung dengan keempat srigala buas lainnya. Mata Misdi melotot melihat Shierlen membuka pakain seragam sekolah yang dikenakannya, sementara itu didalam kamar terdengar jeritan Fitri diiringi oleh gelak tawa para preman bertampang sangar dan kasar. Jantung Misdi berdetak kencang ketika gadis hipersex itu menghampirinya. Payudara Shierlen bergoyang indah menghampiri wajah Misdi dan untuk sesaat Misdi terlena dalam dekapan Shierlen. “Shier.. gua haruss nyelametin Fitri…”Misdi meronta dari dekapan Shierlen.



“Sssttt..! Misdi.. kamu mau ngak nyobain ini.. Hmm..?” Shierlen membaringkan tubuhnya diatas kursi sofa butut diruangan itu, kedua kakinya mengangkang, sedangkan kedua tangannya menarik bibir vaginanya kekiri dan kekanan.

Shierlen menawarkan sesuatu yang tidak mungkin dapat ditolak oleh Misdi, ia segera naik keatas tubuh Shierlen, penis kecilnya digesek-gesekan dan kemudian sekali sodok terbenamlah penis Misdi.

“Gimana ? Enak ya sayangg.. hi hi hi” Shierlen cekikikan sambil bertanya pada Misdi yang sibuk memaju mundurkan penis kecilnya.

“Tapi Shier.., Fitri gimana ?” gerakan Misdi tiba-tiba terhenti.

“Ntar kamu juga bisa gituin dia, hehehe.. asik kan ?” kaki Shierlen menjepit pinggang Misdi kemudian Shierlen menggoyang pinggulnya sampai Misdi meleletkan lidahnya karena keenakan, sedangkan bagi gadis itu batang penis Misdi yang kecil tidak dapat membuat dirinya puas, rasanya hanya seperti digelitiki saja.



***********************

Sementara itu didalam kamar



“Awwww…! ” Jeritan Fitri kembali terdengar, ia menghindari terkaman Bang Somad.

“Ha Ha HA wah si amoy cantik ngajak kucing-kucingan…” kali ini keempat orang preman mengurung dirinya dan hampir bersamaan mereka menyergap tubuh Fitri.

“Tidakk!! Lepasss.. lepasinnn…” Fitri berontak sekuat tenaga ketika tubuhnya dibaringkan diatas ranjang, kedua tangannya diikat kepinggiran ranjang demikian pula kedua kakinya , kini posisi Fitri terlentang mirip hurup “X” diatas ranjang dekil itu.

Bang Tagor naik keatas ranjang, keempat orang anak buahnya turun dari atas ranjang seolah-olah memberikan jalan bagi Bang Tagor. Jari tangan Bang Tagor merayapi permukaan paha Fitri yang halus, hidungnya  mengendus-ngendus paha Fitri dan lidahnya keluar menjilati permukaan paha gadis itu, terkadang giginya menggigit lembut permukaan paha fitri. “Jangannn…! Lepasinnnnn…! Ngak mauuuu! Awwww!!” Fitri terus berontak, keempat orang preman anak buah bang Tagor berteriak-teriak dan tertawa cekakakan seperti orang gila.

Ciuman Bang Tagor semakin lama semakin naik keatas, bang TAgor menatap bibir vagina Fitri yang masih terkatup rapat, lidahnya bergerak mengulas-ngulas bibir vagina gadis itu, Fitri menjerit -jerit ketakutan ketika lidah Bang Tagor semakin liar mengorek-ngorek sela-sela bibir vaginanya.

Bang Tagor mengambil posisi sambil mendekatkan kepala penisnya kebibir vagina Fitri.



Tubuh Fitri mengejang menahan desakan kepala kemaluan Bang Tagor diselangkangannya, Bang Tagor semakin kasar menjejalkan kepala kemaluannya , dengan satu sentakan yang kuat Bang Tagor menghantam lubang Vagina Fitri, “HA HA HA HA…! Sippp! tinggal satu rojokan lagi pasti jebollll memek lu Moyyy” Bang Tagor menggeser posisinya agar lebih leluasa untuk serangan berikutnya, kepala penis Bang Tagor seperti mata kail yang mengait mulut vagina gadis itu.

“Hakkksss.. Awwwww….!”Mata Fitri mendelik tubuhnya menggeliat kesakitan merasakan rasa perih dan panas dilubang vaginanya, gadis itu terisak menangis menyadari sesuatu yang selama ini dijaganya telah hilang dirampas oleh si preman bertubuh tinggi besar dengan tampang yang sangar dan menyeramkan.

Bang Tagor terkekeh-kekeh keenakan ketika merasakan kepala kemaluannya merobek-robek selaput tipis yang sangat berharga milik gadis bermata sipit itu yang terisak-isak menangis dibawah himpitan tubuhnya, tubuh sebelah bawah bang Tagor semakin kuat menekan vagina gadis itu kemudian Bang Tagor mulai memompa lubang vagina Fitri.

“Nnngggg… ampunnn banggg!! Jangannn!! Sakiiiitttt…!! Awwww..! Hkkk Hkkkkkkk…” Fitri menjerit-jerit kesakitan, lubang vaginanya serasa ditembus oleh besi panas yang bergerak keluar masuk dengan seenaknya mengoyak-ngoyak kehormatan gadis itu, Fitri menjerit-jerit memelas memohon belas kasihan Bang Tagor.



“Kalo ngak lu mau dikasarin, lu musti nurut..! gimana manis hehehe”kata bang Tagor dengan nada mengancam, si preman menghentikan gerakannya, tangannya yang bertato membelai-belai rambut Fitri, gadis mengangguk perlahan. Bang Tagor tersenyum senang kini gadis itu sudah sepenuhnya berada dibawah kekuasaannya. Tangan Bang Tagor melepaskan ikatan ditangan gadis itu sedangkan kedua kakinya dibiarkan masih terikat dalam posisi mengangkang.

“Pelanhh.. pelannngh bang.. Eshhh” Fitri menahan gerakan pinggul bang Tagor yang bergerak terlalu kasar.

Bang Tagor terkekeh-kekeh sambil memperlambat tempo serangannya,dengan perlahan-lahan batang kemaluan Bang Tagor keluar masuk dilubang Vagina Fitri, ada cairan lendir berwarna kemerahan yang terpercik – percik keatas seprei ranjang dekil dikamar itu.

“Nnnngghhhh Ahhhh… CRRRTTT CRRRTTTT ” Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi si preman untuk mengalahkan gadis Chinese bermata sipit dibawah tindihannya.

Bang Tagor tersenyum kemudian mencabut batang kemaluannya,

“Aerrr.. mana ? gua haus.. ehemmm..”bang Tagor duduk dipinggiran ranjang

Dengan terburu-buru bang maman memberikan sebotol air Aqua, Bang Tagor menyodorkan air Aqua itu untuk Fitri, gadis itu dengan lahap meneguk air pemberian si kepala preman, semenjak tadi tenggorokannya terasa kering karena berteriak-teriak dan merintih-rintih.



Tangan si preman melepaskan ikatan di kedua kaki Fitri, kemudian dengan kasar ditariknya tubuh gadis itu agar mau duduk dipangkuannya dalam posisi melintang, Fitri semakin risih karena keempat orang preman lainnya menatapi dirinya dengan tatapan mata mereka yang mesum. Bang Tagor menarik kepala Fitri dan menekan kepala Fitri kearah wajahnya, bibirnya melumat bibir gadis itu.”Hmmm.. Mmmmhhh… Mmmmmm” suara mulut gadis itu yang sedang dikulum-kulum oleh bibir Bang Tagor, tangan Bang Tagor merayap meremas-remas payudara Fitri, sambil berciuman tangan Bang Tagor terus merayapi kehalusan dan kemulusan gadis Chinese bermata sipit yang duduk pasrah dipangkuannya. Bang Tagor kini menarik punggung Fitri agar bersandar didadanya, kemudian tangan Sipreman membelit pinggang gadis itudan mengangkatnya keatas, sedangkan tangan yang satunya menjejalkan batang kemaluannya kebibir vagina gadis itu yang sudah memar kemerahan.

“Ahhhh… Aaaaaa.. Banggg…!! Awwwwww” Bang Tagor kini tidak mempedulikan rintihan Fitri lagi, kemaluannya bergerak keatas menghujam berkali-kali dalam tempo yang cepat dan kuat, tubuh Fitri bagaikan sedang duduk diatas kuda liar, tubuhnya tersentak-sentak keatas dengan kuat, payudaranya melompat-lompat dalam gerakan yang indah.

“Ahhh.. Akkkkkk… Crrrttt.. CRRTTTT” kepala Fitri terangkat keatas, mulutnya sedikit terbuka merasakan sesuatu ang nikmat itu menyembur keluar.



“Yahhh… elu Moyy..! baru dientot dikit aja udah bucatt..!!” tangan bang Tagor merayap mengucek-ngucek klitoris gadis itu. Tanpa melepaskan batang penisnya Bang Tagor membimbing Fitri menungging diatas ranjang dekil itu.

“Plookkk..Plokkkk…KPlokkkk…Plokkkkkpp” Suara seperti orang yang sedang bertepuk tangan itu terdengar begitu keras ketika Bang Tagor semakin kasar menghujamkan batang kemaluannya.

“Ahhhhh.. Ennhhhhhh.. CRRTTT…” sudah dua kali Fitri memuntahkan cairan kenikmatan itu dalam posisi doggy style, “Sloppphhh..”suara itu terdengar  keras dengan kasar bang Tagor menarik batang kemaluanya.

Bang Tagor tersenyum sambil menekan buah pantat Fitri, kepala penisnya merojok dengan kasar , tubuh Fitri terdorong kedepan karena kuatnya sentakan kemaluan Bang Tagor.

“Haaaanngggkkkk Akkkkkkkkhhhhhh!!” Fitri menjerit panjang, keningnya berkerut, ekspresi wajahnya tampak menderita sekali seperti sedang menahan rasa sakit, rasa tidak berdaya untuk melawan kekasaran Bang Tagor semakin menyiksa dirinya, gadis itu hanya dapat menangis putus asa. Tangisan Fitri tersendat-sendat karena tusukan-tusukan kemaluan Bang Tagor dilubang anusnya. Tubuh Bang Tagor semakin lama semakin rapat meneduhi tubuh Fitri, gadis itu telungkup tanpa daya menahan berat tubuh si preman yang menindih tubuhnya dari belakang.



“Shhh… Shhhhh… Uhhhh, Bool lu ngak kalah enak dari memek lu..!HA HA HA” Bang Tagor terus mendesak-desakkan tubuh bagian bawahnya menikmati lubang anus Fitri, sambil terus menghentak-hentakan kemaluannya kedua tangan Bang Tagor mencengkram bahu gadis itu kuat-kuat.

“Uts.., Ahhhh! Slopppp…” Karena terlalu semangat batang kemaluan Bang tagor terlepas dari lubang vagina Fitri Diniyani.

Fitri mengeluh ketika Bang Tagor membalikkan tubuhnya, bibir Fitri segera menjadi bulan-bulanan Bang Tagor, mulut gadis itu sampai kempot dihisap-hisap oleh si preman. Ciuman kasar si preman turun kearah leher, mata Fitri terpejam-pejam, bibirnya sedikit terbuka, pergumulan kedua mahluk itu ditonton oleh keempat orang preman lainnya yang menanti agar dapat menikmati tubuh gadis itu. Mulut Bang Tagor melumat-lumat puncak payudara gadis itu,suara decak-decakan dari mulut Bang Tagor terdengar semakin keras,rintihan-rintihan lirih yang keluar dari bibir mungil gadis itu membuat suasana didalam kamar bertambah panas. Kedua tangan Bang Tagor membelit pinggang Fitri Diniyani, sementara cahaya surya perlahan-lahan semakin sirna berganti dengan malam yang dingin.
Perlahan-lahan warna langit yang cerah berganti dengan gelapnya malam, sinar rembulan bersinar dengan indah malam ini, seindah senyuman di wajah buruk Bang Tagor, yang sedang menindih tubuh mungil seorang gadis cantik bermata sipit bernama Fitri Diniyani. Kemaluan Bang Tagor keluar masuk tanpa henti,

“Cleppp…Cleppp…Clepppp” suara batang kemaluan si preman ketika menikmati lubang vagina Fitri Diniyani yang peret dan seret.

Gadis itu tergolek, tubuhnya yang mungil terguncang-guncang tanpa daya diatas ranjang dekil itu setelah kehormatannya dikoyak-koyak dan direngut secara paksa dan kasar oleh si preman berkepala botak.

 ”Harrrrggggkkk..! Arrrrrhhhh..CRRRTTT…CRRRRRRR”

Si preman memeluk tubuh Fitri kuat-kuat seakan-akan hendak meremukkan tubuh gadis itu, Bang Tagor meleletkan lidahnya ketika merasakan kemaluannya berdenyut-denyut dengan nikmat sambil berkali-kali menyemprotkan lendir-lendir kenikmatan didalam lubang vagina Fitri. Gerakan Bang Tagor berhenti, tubuh Fitri yang basah dan lembut membuatnya betah menindih tubuh mungil gadis itu.



Bang Tagor menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Fitri, ia merebahkan tubuhnya di samping gadis itu. Tangan kanannya mengait pinggang Fitri dan merapatkan tubuh mungil gadis itu ketubuhnya yang kekar dan berbulu. Gadis cantik itu memalingkan wajahnya ketika bang Tagor hendak mencium bibirnya, si preman berwajah buruk hanya tersenyum penuh kemenangan, matanya berkeliaran dengan liar menatapi kemulusan dan kehalusan tubuh gadis itu yang masih anak sekolahan. Wajah cantik Fitri Diniyani yang tergolek kesamping kanan terlihat sangat sensual dengan bibirnya yang kadang-kadang sedikit terbuka untuk mengambil nafas, rambut gadis itu acak-acakan dan sebagian menutupi wajahnya, tangan bang Tagor menyibakkan rambut itu agar ia dapat lebih leluasa mamandang wajah gadis cantik bermata sipit itu,

“Duh Si amoy cantik amatt.., mimpi apa gua semalem?” kata Bang Tagor dalam hati, si preman meleletkan lidahnya ketika matanya memandang bukit mungil di dada Fitri yang tampak masih kencang dan segar.

Kemaluannya kembali berdenyut-denyut dan kemudian berdiri semakin mengeras, kedua tangan Bang Tagor mencengkram bahu Fitri, ia menggeser tubuhnya keatas tubuh Fitri dari arah samping sampai dadanya yang berbulu lebat kembali meneduhi dada gadis itu.



Mulut Bang Tagor mengejar bibir Fitri Diniyani, gadis itu memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri menghindari mulut si kepala preman yang hendak mengulum bibir mungilnya. Tangan Bang Tagor menjambak rambut Fitri sampai gadis itu meringis kesakitan, Bang Tagor berbisik “Amoy cantik kayak lu kudu sering diewe, paya tau enaknya entotan.. hehehe”

“Keparammmmmhhhh… Mmmmhhhh…” suara mulut Fitri yang hendak mengumpat itu buru-buru disekap oleh mulut Bang Tagor.

Pipi gadis bermata sipit itu tampak kembang kempis terhisap oleh mulut si botak berwajah buruk. Setetes air mata keputusasaan kembali menetes dari sudut mata Fitri. Sambil berciuman, lidah si preman menggeliat masuk kedalam Mulut Fitri dan mengait-ngait lidah gadis itu, gerakan-gerakan lidah Fitri yang menggeliat-geliat berusaha menghindari lidah si preman secara tidak sengaja justru semakin membuat Bang Tagor semakin senang.

“Ckkkk… mmmm. Ckkk… Cppp” tangan Kiri Bang Tagor menekan belakang kepala gadis itu kearahnya sehingga mulut mereka semakin erat bertaut rapat, gadis itu tampak resah gelisah, tubuhnya mengeliut-geliut dalam gerakan yang indah. Bang Tagor melepaskan kulumannya, kini ia mengangkangi kepala gadis itu, sementara mata sipit Fitri memandang terpaku tanpa berkedip kearah kemaluan Bang Tagor, ada rasa benci ketika melihat benda besar dan panjang milik Bang Tagor yang telah merengut keperawanannya dengan paksa kini terangguk-angguk dihadapan wajahnya.



“Sekarang lu jilatin kontol gua.., He he he”

“Hehhhh !! lu budeg apa ?” Tangan Bang Tagor mencubit induk buah dada gadis itu sampai sicantik meringis kesakitan dan menepiskan tangan Bang Tagor, Sipreman berwajah buruk itu tampak kesal karena Fitri tidak menghiraukan perkataannya.

“kalo ngak nurut awas lu !!Gua gampar sekalian !!Yeeee Hee…disuruh ngerasain yang enak kagak mau…!! dasar bego!! ” Si preman berkepala botak membentak-bentak Fitri sambil menatap gadis itu dengan tatapan mata yang beringas.

Tubuh gadis itu bergetar, matanya yang sipit memandangi batang kemaluan Bang Tagor dengan tatapan mata yang dipenuhi oleh kebencian, namun keberingasan dan bentakan-bentakan bang Tagor membuat hatinya ciut dan terpaksa menuruti keinginan si preman. Bang Tagor terkekeh senang ketika mulut gadis cantik bermata sipit itu perlahan-lahan terbuka, dan menjulurkan lidahnya keluar. Dengan menahan rasa jijiknya Fitri menjilat batang kemaluan Bang Tagor

“Sllllpphh, uhuk…uhuk ” gadis bermata sipit itu terbatuk-batuk sambil menarik kepalanya, ada rasa asin yang terjilat dilidahnya diikuti oleh bau menyengat yang membuat kepalanya pusing.ketika hidungnya mengendus bau kemaluan Bang Tagor.



Fitri Diniyani menatap Bang Tagor yang sedang mengangkangi wajahnya dengan tatapan matanya yang memelas seperti minta dikasihani, namun apa daya Bang Tagor sama sekali tidak mempunyai rasa kasihan terhadap dirinya, yang ada pada diri sipreman berwajah buruk hanyalah keinginan untuk memuaskan nafsu bejadnya pada tubuh gadis cantik bermata sipit itu.

 ”Jilat..!!” Bang Tagor kembali membentak  sambil terkekeh-kekeh senang Bang Tagor membelai-belai rambut gadis itu ketika mulai merasakan jilatan-jilatan dibatang kemaluannya.

“Nahhh…, gitu dong Moyyy lu kudu belajar nyervis kontol! jangan pasif gitu kalo lagi entotan, gua kan jadi ngerasa tidur ama guling, tapi ngak apa!! lu kan baru, jadi belon tau cara ngentot yang bener.., sipppp…lahhh…terus Moyyyyy” mulut Bang Tagor menceracau seperti orang sedang mengigau.

Bang Tagor meraih tangan Fitri Diniyani dan meletakkannya pada batang kemaluannya “Ayoo.. Moyyy sambil dijilati, lu kocok-kocok kontol gua..!Isepppp…” si preman mengajari Fitri untuk memainkan kemaluan Pria, dan Fitri Diniyani melaksanakan perintah Bang Tagor dengan patuh, penolakan gadis itu seolah-olah menguap , sirna entah kemana, Tiba-tiba saja Fitri Diniyani dengan sukarela menjadi budak seks Bang Tagor..



Kenapa…..?

Dalam hati, Fitri juga bertanya-tanya , mungkinkan ini akibat perasaan putus asa dan rasa tidak berdaya dalam tindihan si preman berkepala botak itu yang akhirnya justru memberikan sebuah sensasi kenikmatan yang semakin meledak-ledak didadanya? Gadis Chinese Cantik bermata sipit itu seolah-olah ingin berteriak-teriak dengan keras

“Banggg, perkosa aku lagi bangggggg…!”

“Enak banget Banggg… kocokkkkkkk… yang keras..!! Ahhhhh”

Fitri juga merasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika  menyadari dirinya sedang ditonton oleh empat orang anak buah Bang Tagor yang terkekeh-kekeh memandanginya dengan tatapan mesum mereka, decak-decak kagum diiringi komentar-komentar mesum kadang-kadang terdengar dari mulut keempat orang itu. Mulut Fitri menciumi buah pelir Bang Tagor, lidahnya terjulur-julur keluar mengulas-ngulas biji pelir si preman, kemudian jilatan dan ciumannya naik kebatang kemaluan Bang Tagor. Lidah Fitri Diniyani , menari-nari, diatas kepala kemaluan Bang Tagor yang bentuknya mirip helm, tangan Fitri terus mengocok-ngocok batang penis yang sangat dibencinya sampai kemerahan, atau mungkin juga lebih cocok yang tadinya sangat dibenci oleh gadis bermata sipit itu.



Fitri Diniyani sibintang pelajar merasakan perasaan yang aneh, ketika merasakan denyutan-denyutan hangat Batang kemaluan Bang Tagor dalam genggaman telapak tangannya, Ia menatap kepala kemaluan Bang Tagor sebentar sebelum membuka mulutnya lebar-lebar dan “Huuufffhhh.. nmmm..nmm” suara mulut Fitri terdengar begitu mengasikkan ditelinga sang preman, tubuh si preman sampai merinding merasakan kemaluannya sedang diemut-emut oleh seorang gadis Chinese cantik bermata sipit yang masih anak sekolahan, tubuh gadis itu masih segar dan kencang. Bang Tagor menarik kemaluannya dari mulut Fitri, ia bangkit dan berdiri di pinggiran ranjang kemudian tangannya menarik tangan gadis itu dengan kasar agar turun dari ranjang dan berdiri dihadapannya. Kedua tangan Bang Tagor mengelus-ngelus bahu Fitri kemudian turun mengelus-ngelus pinggangnya. Fitri merayapkan tangannya yang mungil meraba-raba dada Bang Tagor yang berbulu, kepalanya menengadah sedikit keatas agar dapat menatap wajah buruk Bang Tagor, wajahnya gadis Chinese bermata sipit itu tampak sensual dengan bibirnya yang sedikit terbuka. Fitri Diniyani mengalungkan wajahnya keleher Bang Tagor, kaki gadis itu agak berjingjit ketika menarik wajah Bang Tagor kearah wajahnya.



Fitri menjulurkan lidahnya keluar sedangkan Bang Tagor membuka mulutnya lebar-lebar dan “Hssscepppkk… Hsssssscepk..” Mulut Bang Tagor tampak rakus menghisapi lidah Fitri, sesekali mulut Bang Tagor menghisap kuat-kuat mulut gadis itu yang sedikit terbuka dengan pasrah, pinggiran mulut Fitri tampak basah oleh air ludahnya yang bercampur dengan air ludah dari mulut Bang Tagor, keempat orang preman anak buah Bang Tagor berteriak-teriak dengan liar. Bang Tagor membalikkan tubuh Fitri kearah anak buahnya, si preman seakan-akan ingin memamerkan kemulusan tubuh gadis Chinese bermata sipit  itu, dihadapan anak buahnya. Keempat orang anak buah Bang Tagor berteriak-teriak liar.

“Huahhh!! Cantik Amatttt!!…”

“Wee Heee, liat memeknya…”

“jadi ngak sabar nihhh…, pengen nyobain!!”

Bang Tagor memposisikan dirinya dibelakang Fitri sambil menunggingkan tubuh gadis itu. Ia merendahkan posisi kemaluannya dan kemudian “Jrebbbbb…….. Jebbbbbb… Ahhhhhh..” Fitri mendesah ketika merasakan kepala kemaluan Bang Tagor mulai terbenam memasuki dirinya dengan paksa, tangan kanan Bang Tagor membelit pinggang Fitri sedangkan tangan yang sebelah kiri merayap mengelusi dan meremas-remas buah dada gadis Chinese itu.



Terdengar suara riuh rendah teriakan keempat orang preman anak buah Bang Tagor ketika menyaksikan tubuh Fitri Diniyani mulai terayun-ayun mengikuti helaan kemaluan Bang Tagor sebuah persetubuhan sengit yang sangat kontras antara Fitri  Diniyani yang masih anak sekolahan dengan Bang Tagor si preman berwajah buruk berkepala botak.

“Ahhhh… Nnnnnggghhh” wajah gadis itu bersemu merah sehingga menambah cantik wajahnya yang imut, matanya yang sipit terpejam rapat ketika merasakan nikmatnya disetubuhi secara liar dan brutal.”Ahhhh… Aaaa Awwwww… Nnnnnggg CRRRTT” satu teriakan panjang gadis itu mengantarkan dirinya menuju kehancuran yang sangat nikmat.

“Blukkkkk” Suara tubuh gadis itu ketika Bang Tagor melemparkan tubuh mulusnya keatas ranjang kembali.

“Aww…” Fitri menjerit kecil ketika Bang Tagor kembali menerkamnya , dengan kasar laki-laki itu kembali membenamkan kemaluannya ke dalam lubang vagina gadis itu yang hangat dan seret.

Entah berapa kali Fitri terkulai dalam gelombang kenikmatan yang menerpanya tanpa ampun, yang pasti akhirnya  laki-laki yang menindihnya tiba-tiba menggeram, wajah cantik Fitri Diniyani mengernyit kesakitan ketika merasakan gigitan gemas bang Tagor dilehernya hingga memerah meninggalkan bekas gigitan, bersamaan dengan itu Fitri merasakan ada cairan panas yang menyemprot berkali-kali di dalam lubang vaginanya. 



Hampir setengah jam lebih Bang Tagor duduk diatas kursi yang terbuat dari Rotan, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar, kemaluannya terkulai kesamping kanan dan lender-lendir berwarna putih seperti lem yang mulai mongering sementara Fitri Diniyani masih tergolek diatas ranjang dekil itu, matanya yang sipit memandangi si preman berwajah buruk itu, kedua kakinya mengangkang lebar-lebar seakan-akan memohon agar Bang Tagor kembali menggeluti tubuhnya yang terlentang dengan pasrah diatas ranjang dekil itu. Setelah mengumpulkan tenaganya Bang Tagor berdiri sambil bertanya

“Somad, mana nasi goreng pesenan gua ?”

“Ada Bang, diluar.. dimeja makan…”

Bang Tagor melangkahkan kakinya , pada saat Bang Tagor hendak membuka pintu Somad bertanya…

“Boleh Bang ?”

“Ambil sana..” Bang Tagor melirik kearah ranjang kemudian terkekeh-kekeh keluar dari dalam kamar itu.



*****************

Sementara itu didalam kamar…



Empat Orang laki-laki berwajah sangar menghampiri ranjang dekil itu, mata mereka melotot melihat lekuk liku tubuh Fitri Diniyani dari jarak sedekat ini, entah kenapa nafas Fitri mendengus-dengus semakin keras ketika menyadari tubuhnya kini sedang ditonton oleh anak buah Bang Tagor, ia menekuk kedua kakinya seperti huruf “A” kemudian mengangkangkan kedua kakinya kesamping kiri dan kanan mirip huruf “M”, seolah-olah ingin mempertontonkan keindahan vaginanya yang mungil dihadapan anak buah Bang Tagor. Bang Aryo menarik tubuh Fitri Diniyani dari atas ranjang dekil itu, gadis cantik itu kini mulai dihimpit dari belakang, depan, kiri dan kanan.

Bang Aryo memeluk tubuh gadis itu dari belakang bibir Bang Aryo mengecup-ngecup tengkuk leher gadis itu, gigitan-gigitan kecil sesekali bersarang dileher belakang gadis bermata sipit itu. Bang Somad meremas induk buah dada Fitri Diniyani kemudian jari tangannya menarik-narik putting susu gadis itu yang kembali mengeras. Bang Maman tersenyum lebar, kepalanya merunduk, mulut terbuka lebar, ia  mengigit-gigit putting susu Fitri Diniyani, sesekali diemutnya kuat-kuat puncak buah dada gadis itu sampai pemiliknya meringis-ringis antara sakit dan nikmat. Bang Dadang menekuk lututnya kemudian bersujud dihadapan kaki gadis itu, tangannya mengelus-ngelus permukaan paha gadis itu, jari tengahnya menghadap keatas dan “Crebbbb…” Bang Dadang memasukkan jari tengahnya kejepitan lubang sempit diselangkangan gadis itu, mata gadis itu membeliak kemudian perlahan-lahan menjadi semakin sayu,



Tangannya yang mungil meraih batang kemaluan Bang Somad dan Bang Maman, kedua laki-laki itu terkekeh-kekeh senang merasakan tangan gadis Chinese itu mulai melakukan kocokan-kocokan yang teratur pada batang kemaluan mereka, sementara keempat laki-laki bertampang sangar dan kasar itu perlahan-lahan mereguk kenikmatan dari kehangatan dan kemulusan tubuh gadis itu.

“Ahhhh… Nnnnnnnhhhhhhh……” tubuh Fitri menggeliat-geliat resah, kenikmatan yang diberikan oleh keempat orang preman yang menggeluti tubuhnya ,semakin meledak-ledak dan meluap tanpa dapat ditampung lagi oleh gadis bermata sipit itu.

Sambil terkekeh-kekeh, Bang Somad segera naik keatas ranjang, setelah menggusur tubuh gadis itu ketengah ranjang,  Bang Somad membaringkan tubuhnya disisi kiri Fitri Tangan Bang Somad mengelus perut gadis itu kemudian merayap semakin naik dan mengelusi induk payudara Fitri dengan gerakan yang teratur,tidak berapa lama Bang Somad menundukkan kepalanya dan menciumi bulatan susu Fitri sebelah kiri.



Setelah naik keatas ranjang, mulut Bang Dadang mengenyot kuat-kuat puncak payudara gadis itu, lidahnya bergerak mengulas-ngulas puting susu Fitri yang berwarna pink, kemudian Bang Dadang menggeser tubuhnya sedikit keatas sambil menyibakkan rambut Fitri yang acak-acakan, agar dirinya dapat menikmati wajah gadis itu dari jarak dekat, mulut Bang Dadang mengulum bibir gadis bermata sipit itu, “Mmmmmm… Nnnnnn” Suara mulut Fitri Diniyani terdengar menggairahkan, Bang Dadang sesekali melepaskan mulut gadis itu sambil memandangi kecantikan gadis itu yang semakin sensual. Suara kecupan-kecupan terdengar dengan keras ketika Bang Dadang mengecupi bibir gadis itu yang sedikit terbuka. Bang Maman ikut merangkak, naik mendekati mangsanya sambil tersenyum lebar, ia mendekatkan kepalanya pada buah susu gadis itu sebelah kanan, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas puncak payudara gadis itu, sesekali mulut Bang Maman dengan gemas mengigit kecil bulatan buah dada gadis itu, kemudian mulutnya tampak kempot ketika Bang Maman dengan rakus menyedot-nyedot puting susu Fitri. Kedua tangan Bang Aryo mengelus-ngelus paha gadis itu , sambil mendekatkan kepalanya kearah vagina gadis itu, lidahnya terjulur keluar dan mengulas-ngulas belahan bibir vagina gadis bermata sipit itu yang merengek-rengek dengan manja. Lidah Bang Aryo semakin liar mengulas-ngulas daging kelentit gadis itu yang semakin mengkilap indah.

“Ohhhhhhhh… Nnnnnhhh… Ahhhhhhhhh….” Gadis bermata sipit itu berkali-kali merinding merasakan kenikmatan yang merayapi sekujur tubuhnya.



Bang Aryo tersenyum sambil merentangkan kedua kaki gadis itu semakin melebar kesamping, ia mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluannya pada belahan bibir vagina Fitri Diniyani. “Sleeephhh…” perlahan-lahan kepala kemaluan Bang Aryo terbenam kedalam lubang sempit diselangkangan gadis bermata sipit itu.

“Ahhhhhhhhhhhh…!! ” desahan keras terdengar ketika dengan sekali jadi Bang Aryo membenamkan kemaluannya, selanjutnya tubuh gadis itu tersentak-sentak mengikuti helaan kemaluan Bang Aryo.

“Annnhh… Ouhhhhh… Achhhhhhhh Bangggg… Heeennhhh ” kepala gadis itu tergeleng-geleng kekiri dan kekanan ketika Bang Aryo semakin kuat menyodok-nyodokkan kemaluannya menggasak lubang vagina gadis itu, belum lagi Bang Somad dan Bang Maman yang seakan-akan berlomba semakin rakus menyedoti puncak payudaranya. Bang Dadang manarik kepala Fitri kearah selangkangannya kemudian tangannya menjejalkan kemaluannya kemulut gadis itu sambil berkata

“ketimbang lu cuma ngomong uh-ah, uh-ah melulu, mendingan lu emut neh kontol gua.. he he he”



“Hufffhhhh.. Mmmm… Mmmmmmmmmm….” kepala kemaluan Bang Dadang bersukaria dalam emutan mulut Fitri Diniyani, tangan Fitri meremas-remas seprai dekil itu, tubuhnya mengejang dengan kuat dan “Crrrrrrrrrrrrrrrrrr….!! CRRRRTTTT” meledaklah cairan kenikmatan itu tanpa ampun, keempat laki-laki berwajah sangar itu terkekeh-kekeh ketika menyaksikan tubuh gadis bermata sipit itu terkulai dengan lemas, keringat yang bercucuran ditubuh gadis itu membuat tubuhnya semakin basah dan mengkilap indah dibawah sinaran lampu neon didalam kamar itu. Bang Aryo semakin kuat menusuk-nusukkan kemaluannya sampai bunyi – bunyi becek semakin terdengar dengan keras.

“Clepp.. Clepp… Pleppppphhh”, semakin kuat bang Aryo menusukan kemaluannya semakin kuat pula tubuh gadis bermata sipit itu terguncang-guncang diatas ranjang dekil itu, sesekali Bang Aryo menghela kemaluannya dengan perlahan-lahan, terkadang iramanya dibuat semakin cepat dan kuat kemudian dipelankan lagi, seakan-akan sedang mempermainkan gairah birahi gadis itu, sampai suatu ketika

“Awwwwkkkssss…! Akhhhh Bangggg Crrrttttt….Crrrrr” Fitri tidak sanggup bertahan lebih lama, benteng pertahanannya jebol dan menyemburkan cairan lengket itu dengan denyutan-denyutan yang terasa sangat nikmat.

“Arggghhh…Kecrottt… Cruuuuuttttt” kepala kemaluan Bang Aryo juga berdenyut-denyut  nikmat memuntahkan cairan lengketnya didalam vagina Fitri.



Bang Dadang tidur terlentang sambil menarik pinggul gadis itu, Fitri Diniyani mengikuti kemauan si preman yang terkekeh-kekeh keenakan ketika gadis itu mulai menekankan kepala kemaluan Bang Dadang agar dapat memasuki lubang sempit diselangkangannya. Mata Fitri Diniyani yang sipit terpejam-pejam ketika merasakan kemaluan Bang Dadang mulai menyeruak memasuki lubang vaginanya. Entah kenapa tubuh Fitri mulai bergoyang, gadis itu menaik turunkan pinggulnya dengan sukarela, kepalanya terangkat keatas, desahan dan rengekan-rengekan manja terdengar dari bibirnya yang mungil, bang Somad dan Bang Maman mengelusi payudara gadis itu, terkadang tangan mereka menggenggam induk payudara gadis itu dan meremas-remasnya dengan kasar.

“HA HA HA, gua ngak nyangka !! cepet juga lu belajar.., nih gua bantuin biar tambah enak !!” Bang Dadang menyodokkan kemaluannya berkali-kali keatas, Fitri menggigit bibirnya menahan kenikmatan yang semakin lama semakin membuat dirinya melambung tinggi keatas awan kenikmatan. Tiba-tiba gerakan gadis itu berhenti tubuhnya mengejang, kedua tangannya bertumpu pada bahu bang Dadang…, nafasnya seakan-akan tertahan dan berhenti

“Heennnhhhhhh!! CRRTTT CRRRRTTT… Blukkkk”gadis itu mengejan dengan kuat dan kemudian rubuh diatas dada Bang Dadang, tangan Bang Dadang memeluk tubuh gadis itu erat-erat.

“Bucat lagi ya Moyy…? He he he”



Fitri hanya terdiam, gadis itu menolehkan kepalanya kebelakang ketika merasakan bahunya ditarik oleh seseorang, rupanya Bang Somad, tangan kiri Bang Somad melingkar membelit pinggang gadis itu sedangkan yang kanan menjejalkan kepala kemaluannya kearah lubang anus gadis bermata sipit itu, Fitri mengerang ketika merasakan lubang anusnya melebar dan semakin lebar, kepala kemaluan Bang Somad dengan beringas membongkar lubang anus gadis itu.

“Heggghhhhh…” mata gadis itu membeliak ketika merasakan sesuatu menyodok dan kemudian menusuk semakin dalam memasuki lubang anusnya, tangan Bang Somad mencengkram pinggul gadis itu, selanjutnya dua batang kemaluan itu semakin liar menggasak lubang anus dan lubang vagina Fitri, Bang Maman merendahkan kepalanya dan lidahnya mengulas-ngulas bulatan buah dada gadis itu.

“Nnnngggghhhhhhh, Ohhh Enakkkkkkkkk. Bangettt Sihhhhhh, Ahhhh.” Tanpa sadar Fitri berteriak keenakan, kepalanya terangkat teratas , bibirnya mendesah-desah dan sesekali berteriak kecil.

“Enak ya Moy…?” Bang Dadang semakin semangat menusuk-nusukkan kemaluannya keatas sekuat tenaga, sehingga suara becek terdengar semakin keras “Crepppp… Croopppppp… Cloppppp… Kecloppp”

“Ini belum seberapa Moy, Ntar lu bakal keenakan sampai menjerit-jerit minta tambah… HA HA HA” Bang Somad menghujamkan kemaluannya sedalam-dalamnya kedalam lubang Anus Fitri Diniyani.



Rintihan-rintihan Fitri Diniyani semakin terdengar keras, rengekan-rengekan manja terdengar dari mulutnya,tubuh gadis itu menggeliat-geliat, teriakan-teriakan liarnya bertambah keras dan keras…sampai…

“Ahhhhhhhhhh!!!!!” Fitri membuka matanya lebar-lebar, nafasnya memburu , sehingga dua buah gundukan buah dadanya tampak bergerak-gerak dengan indah.



***************************

Kemanakah Bang Tagor ? Trus kemanakah keempat anak buahnya yang sedang asik-asiknya menikmati tubuhnya yang mungil, Fitri menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, namun ikatan itu terlalu kuat mengikat kedua tangan dan kakinya sehingga tubuhnya tetap terikat mirip huruf “X” diatas ranjang dekil itu. Gadis itu menatap kaca jendela didalam kamar itu, gelapnya malam masih menghiasi kaca jendela yang agak buram karena berdebu tebal.



Apakah yang sebenarnya terjadi ?

Pintu kamar itu terbuka lebar, anak buah bang Tagor bersungut-sungut ketika Bang Tagor menyuruh mereka keluar dari dalam kamar, keempat preman itu menghardik si kecil Misdi agar segera turun dari atas tubuh Shierlen, mata Misdi melotot melihat Shierlen langsung digumuli oleh keempat orang preman anak buah Bang Tagor

“Hmmm… ini kesempatan gua..!!” pahlawan kecil kita perlahan-lahan melangkah mundur, kaki kecilnya sedikit berjingjit-jingjit, kemudian perlahan-lahan membuka pintu kamar dan menyelinap masuk kedalam.

“Lepaskan…!! Tidakkk…!! keparatttt…!!” Fitri memaki Bang Tagor ketika  tangan laki-laki itu mengelus permukaan buah dadanya, satu elusan pertama membuat nafas Bang Tagor semakin memburu ketika telapak tangan kanannya yang kasar menyentuh permukaan payudara Fitri yang lembut dan Halus. “Brengsekkkkk..!Lepasiiinnnnn” Fitri berusaha menggeser-geserkan punggungnya menghindari tangan Bang Tagor yang semakin kurang ajar mengelus-ngelus dan sesekali meremas induk payudaranya.



Bang Tagor hanya terkekeh-kekeh, sesekali tangannya mencubit dan menarik-narik putting susu gadis itu, jeritan-jeritan Fitri bagaikan sebuah senandung yang merdu ditelinga Bang Tagor, makian-makian gadis itu hanya membuatnya semakin bernafsu untuk merayapi bukit buah dada gadis itu yang semakin keras,seperti juga halnya Fitri yang tidak dapat menyembunyikan perasaan terangsangnya, sampai akhirnya ketika tangan kedua tangan Bang Tagor kembali meremas – remas dua bongkahan induk payudaranyanya dengan gerakan yang teratur mulut gadis itu hanya dapat berkata lirih… “Ohhhhhhhh… Jangg.. jangannnhhhh”

“Keparat…!! , Hkk Hkkkk…” gadis bermata sipit itu mulai terisak menangis ketika tubuh Bang Tagor mulai meneduhi tubuhnya yang mungil,

Mata gadis itu berlinangan air mata ketika merasakan kepala bang Tagor menggeliat didadanya, hembusan nafas laki-laki berkepala botak dan berwajah buruk itu terasa menerpa permukaan payudaranya. Mulut Bang Tagor terbuka lebar dan dengan kasar dicaploknya puncak buah dada Fitri sehingga gadis itu memekik kaget, tubuhnya mengejang ketika merasakan hisapan-hisapan mulut Bang Tagor di buah dadanya sebelah kiri. “Sekarang lu nangis, tapi ntar lu bakal teriak, minta tambah he he he!!” kata Bang Tagor sambil pindah mengemut dan menciumi buah dada Fitri sebelah kanan.



Bang mengatur posisinya ia bersujud mengangkang sambil mengarahkan kepala kemaluannya menggesek-gesek bibir vagina Fitri Diniyani, gadis itu memandangi kemaluan sang preman yang hitam dan panjang, yang sudah siap untuk mencabik-cabik kehormatannya, sungguh berat beban mental yang harus diterima oleh gadis itu sehingga Fitri mengeluh panjang dan pingsan ketakutan.

“Yeee…, Moyyy, bangunnnn… yaaa elu, pake acara pingsan segala sih..” Bang Tagor menepuk-nepuk pinggul Fitri diniyani sibintang pelajar.

“Bodo Ah..! “Sipreman tidak mempedulikan keadaan Fitri yang sudah terkapar pingsan tanpa daya, ia meneruskan menggesek-gesekan kepala kemaluannya kebibir vagina Fitri. (Red : Udah pingsan, langsung deh Fitrinya Mimpi diperkosa Hue he he he) Bang Tagor tersenyum lebar sambil menekan-nekankan kepala kemaluannya berusaha membongkar lubang vagina gadis itu yang masih tertutup rapat belum pernah dimasuki oleh benda asing diselangkangan Bang Tagor…Sebuah tangan mungil terjulur kearah selangkangan Bang Tagor dan dengan sekali sentak tangan itu membetot kemaluan Bang Tagor kebelakang… pada saat yang bersamaan dua buah serangan menghantam biji kemaluannya dengan telak. “Pletokkkkkkk….. Pletokkkkkkkk”Suara hantaman itu terdengar dengan keras.



“Heggghhhhh, Anjrittttt!! Modarr Aingggg!!” si preman memegangi selangkangannya.

“Hihhhhh… Bukkkk Bukkkk… Bukkkkk” berkali-kali pahlawan kecil kita menghantamkan tongkat kayu ditangannya kekepala kemaluan Bang Tagor sampai-sampai kepala penis Bang Tagor babak belur dihajar oleh si kecil Misdi. Anak buah Bang Tagor menyerbu kedalam kamar, Misdi tertangkap dan digulung oleh keempat orang preman anak buah bang Tagor.

“Bangggg..!! Ngakk apa-apa Bangggg…!”

“Haduhhh…. Haduhhhhhhhhh…. Haduhhhhhhhh “mulut Bang Tagor mengaduh-ngaduh kesakitan, tangannya memegangi benda kesayangannya yang babak belur dihajar oleh pahlawan kecil kita.

Si preman tampak beringas menghampiri jagoan kecil kita yang sudah terkapar akibat digulung oleh anak buah Bang tagor, tangan Bang Tagor menjambak rambut sikecil Misdi dan menggusur tubuh Misdi keluar kamar.



“Awasss…!! Jangan ada yang berani ngapa-ngapain gadis itu, gua duluan..!!” Bang Tagor menolehkan kepalanya kebelakang.

“Lohhh.. , tadi belum ya  Bang..????” Bang Aryo bertanya dengan polos.

“Gobbblokkk..!! Apa Mata lu buta ?? Ngak liat keadaan gua !! Hahhhh!!” Bang Tagor membentak Bang Aryo sambil mengaduh dan memegangi selangkangannya, keempat anak buah Bang Tagor menundukkan wajahnya tidak berani memandangi wajah Bang Tagor yang sedang murka.



“Pokoknya awasss…!! Jangan ada yang berani mengganggu gadis itu ngarti”Bang Tagor kembali mengingatkan anak buahnya.

“Iya Bangg…” keempat orang itu menjawab perlahan

Shierlen menjerit kecil melihat keadaan Misdi yang babak belur, tubuh kecilnya diseret oleh Bang Tagor.

“Bangggg…, jangan Banggg, Kasihannnnn…”Shierlen berusaha merebut tubuh Misdi.

“Minggir Lu…”Bang Tagor mendorong tubuh Shierlen sampai gadis itu terjengkang terjatuh, Shierlen merangkak tanpa mempedulikan rasa sakit ditubuhnya akibat terjatuh, tangannya berhasil meraih tangan Misdi, gadis itu menangis memohon agar Bang Tagor melepaskan Misdi. Misdi menolehkan kepalanya menatap Shierlen, walaupun seluruh tubuhnya terasa remuk namun bibir sikecil Misdi tersenyum sambil memanggil nama gadis itu “Shierrrr…” Suaranya hampir tidak terdengar, hatinya terharu karena Shierlen membela dirinya mati-matian.

“Eee…, Shier sini..!! jangan ikut-ikutan..!” Bang Somad menarik pinggang Shierlen dan menarik tubuh gadis itu sehingga selamat dari tendangan Bang Tagor.

“Misdiiiii…, Misdiiiiiiii…!!!” Tangisan Shierlen semakin keras , gadis itu tidak henti-hentinya memanggil nama Misdi.



“Blammmmmm” Pintu rumah tipe SSSS itu menutup dengan keras, Bang Tagor menyeret sikecil Misdi , ia tidak mempedulikan erangan kesakitan yang terdengar dari mulut Misdi, agak jauh dari rumah itu barulah Bang Tagor berhenti, sebuah pisau ditangannya bergerak dengan cepat kearah selangkangan Misdi. 

“Wuaaaaaaaaaaaa….” Misdi bergulingan diatas rerumputan sambil memegangi selangkangannya, Bang Tagor tertawa terbahak-bahak setelah menginjak “milik Misdi yang terlepas” Bang Tagor membalikkan tubuhnya.

Misdi merasakan tubuhnya semakin dingin, pandangan matanyapun semakin kabur, tiba-tiba Misdi merasakan ada rasa panas diselangkangannya, ada asap tipis seperti embun pagi disekujur tubuhnya yang semakin lama semakin membuntal bertambah tebal. Apakah yang sedang dialami oleh si kecil Misdi ?? Trus gimana dong nasib Fitri yang kini sedang terancam, bagaikan telur diujung tanduk ehhh.. maksudnya vagina diujung kemaluan Bang Tagor dan anak buahnya…akankah mimpi Fitri Diniyani menjadi kenyataan ?

Di sebuah tempat di kota Jakarta

“Argggggg…panasss…panasss!!” seorang pengemis tua bergulingan kesana kemari, teriakan-teriakannya mengundang kerumunan warga.

Seruan kaget terdengar dari kerumunan warga ketika tiba-tiba tubuh sipengemis tua seperti mengkerut, secara perlahan-lahan menjadi sesosok anak kecil, kulitnya tampak seperti mengkerut, kemudian terlihat seperti kertas yang terbakar, disertai satu lengkingan yang mengerikan tubuh itu seakan-akan mencair meleleh. Sepasang mata menatap kecewa, sudah berhari-hari ia mengintai si pengemis tua, wajah yang dingin tanpa perasaan itu menyelinap, memisahkan diri dari kerumunan para warga yang semakin banyak berkumpul

“Hhhhh.., gagall!” Pria itu membuka Hpnya dan memanggil ambulance, beberapa saat kemudian kerumunan warga terpecah memberi jalan untuk mobil polisi dan mobil ambulance yang baru datang.



(Red: Waduhh!!! gimana nasib jagoan kecil kita? akankah mengalami nasib yang sama seperti si pengemis tua? yuk buruan kita tinjau ke lokasi)



******************************

“Wuaaaaaaaaaaaa….” Si kecil Misdi bergulingan diatas rerumputan sambil memegangi selangkangannya.

Bang Tagor tertawa terbahak-bahak setelah menginjak “milik Misdi yang terlepas” Bang Tagor membalikkan tubuhnya, dan berlalu meninggalkan Misdi. Misdi merasakan tubuhnya semakin dingin, pandangan matanyapun semakin kabur, tiba-tiba Misdi merasakan ada rasa panas diselangkangannya, ada asap tipis seperti embun pagi disekujur tubuhnya yang semakin lama semakin membuntal bertambah tebal. Tubuh Misdi seperti melar, perutnya membuncit, dari selangkangannya tumbuh daging seperti bola kasti dengan belahan seperti sebuah bintang ditengah-tengah bola besar itu yang semakin lama semakin menonjol keluar, seperti tanaman yang sedang tumbuh. Misdi merasakan ada tenaga yang sangat besar mengalir memenuhi tubuhnya yang sedang mengalami perubahan, perlahan-lahan rasa panas semakin sirna. Tubuh Misdi yang kini sudah mengalami proses metamorfosis tiba-tiba bangkit. Misdi memandangi tubuhnya, keriput kering, terus mmemegang sesuatu yang terasa mengganjal diantara kedua pahanya dan….!!



——————————-

“Yeeee… , Sis!!! koq gua jadinya jelek gini, tua, keriput, perut gua buncit kaya mau ngelahirin, rada ganteng kek dikit!!” jagoan kita cemberut, bibirnya manyun.

(Red : Hahhh ?! Koqq bisa protes segala ? Ya…Euhhh,abis gimana lagi dong, namanya juga Beauty and The Beast, Bukan Beauty and Handsome….^^, Tapi liat dulu donggg ukuran yang di bawah sono he he he ^^ )



Misdi menengok kebawah sambil memegang barang barunya, memang ngak mengecewakan, gede, panjang, biarpun lubang dikepala penisnya agak aneh, berbentuk bintang.



“Ya.. udah lahh, ngak apa-apa.., wa maapin…,terusin ngetiknya sis, biar gua urus Si Tagor… inget n’tar wa yang menang ya…..jangan lupa atau salah ketik” Jagoan kita kini bangkit berdiri, benda hitam dan panjang itu berayun-ayun diselangkangannya.(Red : Duh.., pake nyuruh lagi T_T)

————————————–



Bang Tagor berjalan menuju rumah tipe SSSS. Si preman berkepala kotak itu cengar-cengir membayangkan santapan lezat yang sempat tertunda karena gangguan dari jagoan kecil kita yang kini udah nggak kecil lagi.

“Wussshhhh…” angin kencang bertiup kemudian menghilang, meninggalkan rasa dingin ditubuh sipreman.

Bang Tagor melirik ke kiri dan ke kanan, si preman merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya.

“Jadi merinding..!! Hiihhhhh… seremm” Bang Tagor mengusap tengkuknya, kemudian buru-buru melangkah, sambil berulang kali menengokkan kepalanya kearah belakang,

Tiba-tiba Bang Tagor berteriak kaget ketika wajahnya menatap kembali ke depan. Wajah buruk itu berhadapan dekat sekali dengan wajahnya, wajah yang tua keriput, lebih buruk dari wajah Bang Tagor yang sudah buruk rupa.

“Sialan…, Sapa lu !! ” Bang Tagor melompat kebelakang, matanya melotot menatap sosok kakek tua berkulit keriput dengan wajah buruk menghadang jalannya, dan mata Bang Tagor tambah melotot melihat sesuatu yang sangat panjang dan besar menggantung di selangkangan si kakek.

Tangan Bang Tagor bergerak memukul ke arah dada ketika si kakek menghampirinya, “Bukkkk…. Whaduhhhhh….”



Bang Tagor meringis sambil memegangi hidungnya, entah kapan tangan si kakek bergerak satu tonjokan telak menghantam batang hidungnya, selanjutnya terdengar suara mengaduh berkali-kali ketika tangan jagoan kita mendarat diwajah dan ditubuh Bang Tagor si preman botak berbibir sumbing.

“Bangsat..!” tanpa terduga Bang Tagor mengeluarkan sebilah pisau, secepat kilat tangannya bergerak kearah leher Misdi dan “Crebbbbbb…. Ha Ha Ha mampus lu” si preman ngakak merasakan serangannya berhasil, perlahan-lahan wajah si preman berubah pucat. Matanya mendelik ketika melihat luka yang menganga lebar dileher si kakek perlahan-lahan mengatup kembali.



(Misdi Juga terkejut, disangkanya, Nyawanya bakalan check-out dari muka bumi ini dan meninggalkan Para mupenger’s ^^.)





“Too.. Tolonggggg…!! Settannnn!!” Bang Tagor berlari ditengah malam.

Jagoan kita Misdi mengejarnya. Batang kemaluannya yang panjang dan besar bergelantungan kesana kemari diselangkangan kakek itu.

“Prakkkkk…….Haduhhhh” si kakek menghadang Bang Tagor kemudian sambil melompat tangan Misdi menghantam kepala Bang Tagor.

Bang Tagor mengaduh kesakitan. Mata si preman mendelik tubuh Bang Tagor rubuh di hadapan Misdi. Tangannya menggapai-gapai mencari pegangan.

“Waduhhhhhhh…”kini giliran Misdi yang mengaduh, sambil memegangi benda di selangkangannya yang terbetot oleh Bang Tagor

“Ngeehhh Heeeee…, kalo Mau mampus, mampus aja… , pake pegang-pegang segala !!! Bukkkkkkk…!!”

Misdi menendang tubuh Bang Tagor sambil menggerutu panjang lebar, ia tidak terima senjata barunya terbetot oleh Bang Tagor, biarpun hanya untuk sesaat.



************************

Sementara dirumah tipe SSS



Di atas sofa Shierlen menggeliatkan tubuhnya keluar dari himpitan Bang Somad, suara dengkuran terdengar dari keempat orang itu yang tertidur dengan pulas sehabis mereguk kenikmatan dari tubuh Shierlen. Dada Shierlen terasa sesak, sambil memakai pakaiannya, ia kembali terisak mengingat nasib Misdi yang tragis.

“Fitri..! ” Mendadak Shierlen teringat akan nasib Fitri, ia meraih pakaian Fitri dari atas lantai, kemudian Shierlen melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju kamar.

Di dalam kamar, Fitri yang sudah terbangun dari mimpinya (hehehe…) tengah meronta-ronta sekuat tenaga, berusaha menarik-narik kedua tangan dan kakinya yang terikat dengan kuat. Wajah Fitri menoleh kearah pintu ketika mendengar suara pintu yang terbuka, ekspresi wajahnya terlihat sangat ketakutan, wajahnya terlihat sedikit tenang melihat siapa yang masuk kedalam kamar itu.

“Shierrr… tolonggg…” Fitri memelas meminta tolong, sambil menangis terisak-isak , Shierlen buru-buru melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Fitri.

Shierlen membantu Fitri berdiri, gadis itu tampak kelelahan akibat berusaha sekuat tenaga melepaskan dirinya dari ikatan yang mengikat tangan dan kakinya. Shierlen membantu Fitri mengenakan pakaiannya kembali.

“Shier…, kita harus larii..” Fitri memandangi Shierlen



“Fitt.., maafkan.. aku.. akuuu….hkk hkkk yang…” Shierlen kesulitan mengakui kesalahannya.

“Aku.. tahu Shierrr,aku ngak sengaja mendengarnya dari mulut mereka, aku maafin kamu koq.., aku tahu kamu hanya khilaf… “Fitri tersenyum

“Fitriii…”Shierlen terisak-isak sambil merangkul teman baiknya, ia semakin merasa menyesal telah melakukan perbuatan sebodoh ini.

“Krekeeetttt…” pintu kamar itu terbuka lebar.

“Eeee, si Amoy udah bangun…”Bang Somad terkekeh-kekeh menghampiri kedua gadis itu.

“Kirain, nangis diperawani sama Bang Tagor…hahaha!” Bang Maman cengengesan sambil memandangi Fitri Diniyani

“Kalian mau apa ?” Shierlen menyembunyikan Fitri di balik punggungnya.

“Ya, kami mau ngentotin dia, He he he” Bang Dadang menatap beringas, matanya menatap Fitri dengan tatapan mata yang berbinar-binar.

“Shierrr…” Fitri bergetar ketakutan ketika keempat laki-laki itu semakin dekat menghampiri.

“Keparattt…!! Plakkkk” Shierlen menampar wajah Bang Somad ketika laki-laki itu mendekat, Bang Somad terhunyung kebelakang, kemudian Bang Somad menerkam, menerjang Shierlen dan memiting tangan Shierlen kebelakang “Awww.. aduhhh…” Shierlen memekik kesakitan.

“Tidakkkk… Awwww….” Fitri meronta-ronta ketika Bang Dadang memeluk tubuhnya yang mungil dari belakang..



“Lepaskan Dia…!! Bajingannnn, Awwwhhh” Bang Somad menjambak rambut Shierlen, bibir Bang Somad menyumpal bibir gadis itu.

Bang Somad berusaha mengimbangi tenaga Shierlen yang terus meronta-ronta.

Habis sudah kesabaran Bang Somad

“Diemmm!! Lu kenapa sihhh…!!” Bang Somad semakin keras menarik rambut Shierlen kebelakang, sampai Shierlen tidak berkutik lagi karena kesakitan.

“Ngapain sih pake baju , Moyyy.. He He He” Bang Aryo menaikkan baju kaos Fitri keatas.

“Iya Nihh.., Bagusan tadi waktu lu telanjang…, Sini gua bantuin buka HA HA HA” Bang Maman merayapkan kedua tangannya kebalik rok mini yang dikenakan Fitri, tangan Bang Maman merengut celana dalam gadis itu. Fitri merapatkan kedua kakinya berusaha mempertahankan kain segitiga diselangkangannya. Bang Maman dengan nafsu memuncak membetot kain segitiga itu.

“Ha Ha Ha Ha” “Dapet Apaan Tuh…” “Telanjangin…” para preman itu terkekeh-kekeh melihat keberhasilan Bang Maman.

Fitri menjerit-jerit ketika tangan Bang Maman melingkar kearah belakang pinggulnya dan menarik resleting rok mini itu turun “Sretttt….”,



Rok Mini itu melorot turun, Mata Bang Maman mendelik melihat kemolekan selangkangan Fitri. Bang Dadang merentangkan tangan gadis itu keatas agar Bang Aryo dapat lebih mudah melaksanakan tugasnya, Bang Aryo tersenyum sambil menarik baju kaos Fitri ke atas “BHnya sekalian, jangan tanggung-tanggung He He He”

“Fitriii..! Ohhhhhhhh…Tidakkkk” Shierlen mendadak lemas menyadari apa yang akan menimpa temannya, ia bersandar lemas pada tubuh Bang Somad.

“He he he..” Bang Somad menciumi bagian belakang telinga Shierlen, Shierlen memalingkan wajahnya kearah lain, air mata mulai berlinangan dari matanya yang sipit, gadis itu tidak sanggup menyaksikan Fitri yang sedang meronta-ronta berusaha mempertahankan kesuciannya.

Bang Somad menarik rambut gadis itu sehingga kini wajah Shierlen menghadap kedepan “Lu, liat seru banget kan.. HA Ha HA”, Tangan Bang Somad beraksi melucuti pakaian gadis itu.

“Crebbbb….” Shierlen mengeluh ketika merasakan kemaluan Bang Somad menyodok lubang anusnya, setelah berkutat dan menghentak-hentak beberapa kali, dengan satu tusukan yang kuat melesatlah kemaluan bang Somad berkelana kedalam lubang anus Shierlen.

“Wooiiii, lu bertiga, bawa si Amoy kesini, biar dia liat temennya dientot” Bang Somad cengengesan, sambil memaju-mundurkan kemaluannya mengocok-ngocok lubang anus Shierlen.



Tubuh Fitri tergusur-gusur, ditarik oleh bang Aryo dan Bang Maman sementara Bang Dadang mendorong pinggul gadis itu dari belakang.

“Liat Moyy, liattt.. He he he” Bang Dadang memegangi kepala Fitri dan mengarahkannya kearah Shierlen.

Tubuh Shierlen terayun-ayun dengan kuat, mulutnya mendesis-desis, matanya terpejam-pejam keenakan. Beberapa saat kemudian Bang Dadang berbisik sambil menjilat telinga Fitri Diniyani “Gimana Moy, asik ngak Ha Ha Ha”

Fitri tidak menjawab, ia bahkan tidak lagi memalingkan wajahnya ketika Tangan Bang Dadang melepaskan kepalanya, wajah Fitri merona kemerahan. Sambil tersenyum menatap Fitri, Bang Somad menekan pundak Shierlen kedepan, agar posisi Shierlen lebih menungging. Mata Fitri mebeliak melihat kemaluan Bang Somad yang menghujami lubang anus Shierlen.

“Cleppppphh…Plokkkk…plookkkk…plokkkkk” suara beradunya bongkahan buah pantat Shierlen dengan selangkangan Bang Somad terdengar semakin keras.

Fitri seakan-akan terlena, nafasnya memburu dengan kencang.

“Ahhhhhhh….” mulutnya mendesah ketika merasakan tangan Bang Aryo meraba induk buah dadanya, permukaan telapak tangan Bang Aryo yang kasar merayapi permukaan payudaranya, sesekali Bang Aryo meremas-remas induk payudara Fitri dengan lembut, jari tangan Bang Aryo menjepit sepasang putik payudara Fitri kemudian menarik-nariknya dengan lembut.



Ahhh… Ennnhhh” Fitri merintih perlahan sambil sedikit menarik pantatnya  ketika merasakan geliatan-geliatan lidah Bang Dadang disela-sela buah pantatnya

“Awww…! ” Fitri tidak sanggup untuk menahan teriakannya ketika merasakan lidah Bang Maman menggeliat liar, mengulas-ngulas menggelitiki permukaan vaginanya, walaupun kedua kakinya masih merapat ketakutan gadis itu tidak dapat memungkiri kenikmatan yang mulai menggerogoti dan melahap tubuhnya yang mulus.

Rintihan dan erangan Fitri terdengar semakin keras, suaranya bercampur dengan desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Shierlen, suara terkekeh-kekeh semakin sering terdengar dari mulut keempat orang itu.



“Ahhhh… Tidakkkk….” Fitri tersentak seperti baru tersadar ketika tangan Bang Maman mengangkat kaki gadis itu sebelah kiri sambil menggesekkan kepala kemaluannya ke bibir vaginanya.

Rontaan Fitri membuat kepala kemaluan Bang Maman terpeleset. Bang Dadang memiting kedua tangan gadis itu kebelakang, sedangkan Bang Aryo membantu mendorong  pinggul Fitri dari belakang agar Bang Maman lebih leluasa melaksanakan nafsu bejatnya.

“Tidakkkkkk!! Ahhhhhhhh!!” Fitri memejamkan matanya rapat-rapat kemudian membuka matanya lebar-lebar, ia berharap ini semua hanyalah mimpi, namun ketiga laki-laki itu masih tetap ada di sekelilingnya, bahkan yang satu mulai menekan-nekankan kepala kemaluannya berusaha untuk merengut kegadisannya.

“Ahhhhhhh…!!” Fitri menjerit keras ketika kepala kemaluan itu menekan dan mulai berhasil menyusup, mengintip dari sela-sela himpitan bibir vaginanya.



“Brakkkkk….!! ” pintu kamar itu hancur seperti dihantam oleh sesuatu

“Goblokkk…!!” “Hahhh…!!” “Sialan” yang besangkutan tampak uring-uringan karena niat mereka terganggu.

Seorang kakek tua bertubuh jangkung dengan perut buncit, cengengesan masuk kedalam. Empat orang preman dan dua orang gadis Chinese berwajah cantik terseru kaget melihat keadaan si kakek yang telanjang bulat.  

“Gila.., apaan tuh yang ngegantung…” kata Bang Somad melotot sambil menghentikan gerakannya yang sedang maju mundur, matanya melotot kebawah ke arah selangkangan si kakek kemudian menengok kebawah ke arah selangkangannya sendiri. Senjata diselangkangannya kalah dengan telak dari segi ukuran maupun panjang “benda” di selangkangan si kakek.

“Hegggkkk…, Huaaaa…! Brakkkk” bang Somad terlempar ketika Misdi mencekik lehernya dan melemparkannya seperti mainan.

Ketiga orang preman lainnya segera mengurung Misdi, namun tidak berapa lama tubuh mereka terlempar kesana kemari “Brakkk…” “Brukkkkk… Aaaargh!” “Gubraggggggg”

Tidak berapa lama berhamburanlah empat orang preman yang sudah patah nyalinya menghadapi kehebatan jagoan kita Misdi.



“Kekkk…, Tolong teman kami kekk…” Shierlen menghampiri si kakek sambil menyilangkan tangan kanannya menutupi buah dadanya dan tangan kiri gadis itu menutupi selangkangannya.

Fitri melakukan hal yang sama, ia memohon-mohon agar si kakek menolong Misdi.

“Duhhhh… Susu…!!” Misdi berlagak seperti ogah-ogahan,

“Tolong kek.., saya bersedia memberikan apapun yang kakek minta “Shierlen memohon dengan memelas.

“Apapunnn? maksud kamu? termasuk dengan tubuh kamu ?” Misdi bertanya memastikan, ia menatap wajah Shierlen.

Kemaluannya berdiri mengacung mirip seperti kemaluan kuda jantan, batang kemaluan si kakek berdiri dengan kokoh, bulatan batang kemaluan Sikakek mirip botol Aqua 600 ml. (Red : supaya rada menghayati, beli dulu dulu kewarung, he he he ^^)

“Maks.. Makssud Saya… saya..tapi.. tolloongg.. selamatkan…Misdi” Shierlen mengangguk perlahan, gadis itu tersurut mundur kebelakang sambil memandangi selangkangan si kakek.

Si kakek menerkam dan mengulum bibir gadis itu.

“Hemmm… Emmmmm” suara mulut Shierlen, gadis itu meronta ketika Misdi melumatnya, tangan kiri Misdi membelit melingkari pinggang Shierlen, sebelah lagi mengelus-ngelus permukaan punggung Shierlen Halim dengan lembut berusaha menenangkan gadis bermata sipit itu.



Misdi menarik tangan Shierlen dan Fitri keluar dari dalam kamar. Ia duduk diatas kursi sofa panjang butut dan bersandar dengan santai sambil berkata.

“Nah….duduk sini…” Misdi merentangkan kedua tangannya, Shierlen mulai melakukan tugasnya.

Sambil menelan ludah, Shierlen naik mengangkangi tubuh Misdi. Tangan kanannya berpegangan pada bahu Misdi, sedangkan tangannya yang kiri berusaha mengarahkan kepala penis yang berukuran jumbo itu ke arah sela-sela sempit diantara himpitan bibir vaginanya.

“Shierrr…. ” Fitri melirik kearah selangkangan Shierlen, ia mengkhawatirkan temannya yang akan menerima kemaluan si kakek yang besar dan panjang.

“Kamu sini!” si kakek menepuk nepuk, tempat disebelahnya yang masih kosong.

Fitri menuruti keinginan si kakek, ia duduk di sebelah kakek tua bertubuh buncit yang cengar-cengir dengan gembira.

“Heeengghhh.. Khekkk… Ahhh” kepala kemaluan Misdi menggeliat sekuat tenaga berusaha meloloskan dirinya kedalam lorong sempit yang masih kesulitan menerima kepala kemaluan sebesar itu, kedua tangan Misdi melingkari buah pantat Shierlen, tangan Misdi meremas-remas bongkahan buah pantat Shierlen yang empuk dan padat, sambil menekan bongkahan pantat Shierlen, Misdi menyentakan kepala kemaluannya keatas. “Brlepppphhhh” terdengar suara keras ketika kepala kemaluan Misdi melesat, menghujam tanpa ampun membongkar lorong sempit diselangkangan Shierlen

“Haaaggghh.. Akkkhhhhhhh…” Shierlen menjerit keras, tubuhnya serasa lemas dan ambruk kedada Misdi, matanya terpejam rapat, bibirnya mengerang.



“Kekk… Shierlenn kekk…” Fitri tampak menghawatirkan keadaan Shierlen yang diam tidak berkutik diatas dada si kakek, tangan Fitri yang mungil mengguncang-guncangkan bahu Shierlen, gadis itu berlutut diatas sofa disamping pertempuran antara seorang kakek tua dengan seorang gadis muda bermata sipit. Tangan sikakek membelit pinggang fitri dan menarik tubuh gadis itu, Fitri menarik kepalanya ketika mulut si kakek mengejar bibirnya yang mungil. Misdi terkekeh-kekeh, ia semakin erat memeluk pinggang gadis itu. (Red : Duhhh.. si Misdi waktu bodynya kecil serakah, ehhh sekarang semakin rakussss !! tangannya memeluk dua orang gadis cantik..) Shierlen semakin keras mengerang ketika kemaluan Misdi yang super besar itu memasuki dirinya sedikit-demi sedikit. Batang kemaluan Misdi yang besar itu sampai tampak agak tertekuk-tekuk ketika bergerak keluar masuk, melakukan gerakan-gerakan mengocok. Bibir vagina Shierlen terlipat kedalam dan tertarik monyong keluar mengikuti gerakan kemaluan Misdi yang tampak kesulitan check in dan check out memasuki lubang kenikmatan diselangkangan gadis itu.

“Ahhhhhh…!! Crrrrrutttt… Crrruuttttt….!!” Satu teriakan panjang terdengar dari mulut Shierlen.

Misdi tersenyum sambil mengelus punggung Shierlen,  kepala gadis itu masih terkulai lemas dibahu Misdi, ternyata dengan “senjata barunya” yang super jumbo tidak membutuhkan waktu lama bagi Misdi untuk merobohkan Shierlen, keringat-keringat halus membasahi punggung gadis itu.



Kepala Misdi mengendus-ngendus rambut Shierlen yang harum, satu gigitan lembut, dengan nakal hinggap di daun telinga gadis itu. Kedua tangan Misdi mencengkram kedua bahu Shierlen, dengan lembut Misdi mendorong bahu gadis itu sehingga kini punggung Shierlen terangkat naik, mata Misdi semakin tajam menatap dua buah gundukan buah dada Shierlen yang putih, membuntal padat, bergoyang lembut didada gadis itu.

“Essssshhh… Ennnhhhh… Ennnhhhhh… Kekkkkk…” kedua tangan Shierlen berpegangan pada sepasang lengan Misdi yang sedang memegangi bahunya.

Shierlen menatap keatas menatap langit langit , kemudian wajahnya menoleh kearah Fitri, tangan Shierlen menarik leher Fitri kearah wajahnya dan

“Hhhmm.. Mmmmmhhhh….” Bibir kedua gadis itu saling melumat dengan lembut, Misdi terkekeh-kekeh dengan gembira, ia mulai memacu kemaluannya sambil terus memegangi bahu Shierlen

“Kleepppphhh.. plepppp…Plepppp” Suara seperti benda yang sedang dibenamkan kedalam air terdengar semakin keras.

Senyuman mesum semakin merajalela diwajah Misdi ketika menatap bongkahan payudara Shierlen yang melompat-lompat dengan indah seirama dengan tubuh gadis itu yang tersentak-sentak keatas mengikuti tusukan kemaluan Misdi dilubang vagina Shierlen yang mungil.

Entah sudah berapa kali Shierlen mencapai klimaks, tapi si kakek masih tetap tangguh, bahkan tenaganya seolah-olah semakin berlipat ganda.



Shierlen agak lega ketika si kakek tua mencopot kemaluannya dan dengan hati-hati si kakek membantu Shierlen duduk disampingnya, wajah Shierlen terkulai , matanya yang sipit melirik sesuatu diselangkangan laki-laki tua itu yang masih tegak tanpa terkalahkan. Mendadak si kakek menerkam sambil menekan bahu Fitri. Gadis itu tersentak kaget ketika si kakek menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan bibir vaginanya.

“Ahhhh… tidakkk.. jangannnn…” ada sorot mata ketakutan dimata gadis itu

Sebenarnya nafsu Misdi sudah memuncak sampai keubun-ubun, namun mendadak Misdi teringat masa-masa bahagia yang pernah dijalaninya bersama Fitri, apalagi waktu Fitri dengan sekuat tenaga menyelamatkan hidupnya yang hampir jatuh dari jendela kamar gadis itu, menyelamatnya dari Mbok Iyem, trus dari si banci. Si kakek tersenyum ramah sekaligus kecewa, ia melepaskan cengkramannya dari bahu Fitri.



“Kekkk… Hhhh, Hhhhh, sama, Ak.. aku saja kekk” Shierlen menarik tangan si kakek, tubuhnya sudah lemah tanpa daya namun ia tidak ingin si kakek kecewa dan membatalkan niatnya untuk menolong si kecil Misdi.

Si kakek mendorong bahu Shierlen agar gadis itu bersandar kembali dan beristirahat, dengan lembut dikecupnya kening Shierlen, Misdi tidak tega melihat Shierlen yang sudah sangat kelelahan, keringat mengucur dengan deras dari pori-pori disekujur tubuhnya.



Fitri seperti sedang memikirkan sesuatu, ia tidak dapat membayangkan penderitaan yang harus ditanggung oleh anak sekecil Misdi untuk menyelamatkan kehormatannya, kini entah bagaimana nasib Misdi yang selama ini sudah memberi banyak warna warni dalam kehidupannya. Satu-satunya harapan Fitri hanyalah si kakek tua yang kini berlutut sambil memandangi dirinya. Terngiang-ngiang kata-kata Shierlen yang membuat Fitri semakin gelisah “Bang Tagor menjambak rambut Misdi, terus menyeretnya entah kemana”, Antara nyawa Misdi dan kegadisannya, sebuah pertarungan yang alot dan cukup lama, Fitri menghela nafas panjang. Ia sudah membulatkan tekad mengambil sebuah pilihan, nyawa si kecil Misdi atau kegadisannya.

“Kekkk… kalau aku memberikannya untuk kakek.., apa kakek bersedia segera menolong Misdi..?”tiba-tiba Fitri membuka suaranya.

“Jangan… Fitrii…aku sajahh..” Shierlen mencoba mengingatkan Fitri.

Fitri menatap Shierlen dan tersenyum, ia tahu temannya itu sudah kehabisan tenaga melayani nafsu si kakek yang bertenaga besar.

“Sepertinya, dia baik-baik saja koq.., kamu ngak usah kuatir..deh” jagoan kita menatap terharu karena Fitri begitu mencemaskan dirinya, bahkan sampai rela,  memberikan satu-satunya milik- nya , yang jelas saja tidak ada gantinya lagi.



Tangan Fitri menarik leher Misdi, dan mendekap kepala si kakek tua itu di dadanya, api birahi Misdi kembali berkobar-kobar, kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya. Jantung Fitri berdetak dengan semakin kencang ketika merasakan hembusan-hembusan angin hangat yang memburu di permukaan buah dadanya. Kecupan-kecupan lembut membuat Fitri semakin erat mendekap kepala itu didadanya. Misdi mengangkat kepalanya sedikit agar dapat memandangi , keranuman dan kesegaran payudara Fitri, lidahnya terjulur keluar dan memutari puting susu Fitri, sesekali dikemutnya kuat-kuat puncak payudara itu.

“Ahhhh…! ” Fitri memekik keras ketika mulut Misdi kembali mengenyot kuat-kuat puncak payudaranya.

Ciuman-ciuman si kakek semakin turun dan akhirnya tiba ditempat favourite Misdi. Sebuah gundukan mungil yang terbelah di selangkangan gadis itu dihiasi oleh rambut-rambut halus yang tersusun dengan rapi, lidah Misdi menciumi permukaan vagina gadis itu, rambut-rambut halus yang menghiasi vagina itu kini tampak basah terbasuh oleh air liur Misdi. Kedua kaki gadis itu masih merapat, Misdi menunggu dengan sabar sambil menciumi permukaan vagina Fitri, perlahan-lahan kedua kaki gadis itu terbuka perlahan-lahan semakin lama semakin mengangkang. Misdi meletakkan kedua kaki Fitri keatas pundaknya sedangkan kepala Misdi berada diantara jepitan kedua paha gadis itu yang halus dan mulus. Mulut Misdi mengulum bibir vagina Fitri dengan lembut dan bergerak-gerak seperti mulut orang yang sedang mengunyah makanan terlezat dimuka bumi ini.



“Ahhhh… Kekkkk… Echhhhh… Ihhhhhhhhh…buk-buk” kaki Fitri kadang-kadang terhempas-hempas di atas punggung Misdi, tangannya yang mungil meremas-remas kepala Misdi yang asik melumat-lumat bibir vaginanya.

“Esssttthhhh…Haaaaa….Ahhh…Kecruuuutttt… Crrruuttt ” kedua paha Fitri menjepit kuat-kuat kepala si kakek, untuk sesaat tubuhnya mengejang kemudian terkulai seperti benang basah.

Misdi mengangkat kepalanya, wajahnya tampak belepotan terkena semburan cairan kenikmatan gadis itu, Misdi mulai menempelkan kepala kemaluannya pada belahan bibir vagina gadis itu, untuk sesaat Misdi jadi ragu , ia menatap wajah Fitri seolah-olah meminta ijin untuk melakukan ketahap selanjutnya. Gadis itu tersenyum sangat manis, sambil semakin membuka kedua kakinya melebar seolah-olah menyetujui keinginan Misdi. Misdi meleletkan lidahnya sambil menekankan kepala kemaluannya pada bibir vagina Fitri.

“Ouhhhh….” tubuh gadis itu tersentak-sentak dengan kuat ketika kepala kemaluan itu mulai membombardir bibir vaginanya yang tampak semakin kemerahan, sedikit namun pasti bibir vagina gadis itu mulai merekah ketika ujung tumpul kepala penis Misdi mendesak semakin kuat.

Nafas Fitri terputus-putus ketika merasakan kepala kemaluan itu perlahan-lahan mulai masuk. Bibir vaginanya serasa melar semakin lebar dan terasa semakin sesak.

“Ahhhhhhhhhhhhhh…!” Tubuh Fitri meliuk ketika tiba-tiba merasakan kepala kemaluan itu tiba-tiba mencelat masuk, tangan Fitri memegangi perutnya yang terasa seperti kejang.



Misdi membiarkan Fitri untuk sesaat agar gadis itu membiasakan diri menerima benda asing di selangkangannya, setelah nafas gadis itu agak tenang barulah Misdi mendorongkan batang kemaluanya perlahan-lahan.

“Prepp.. Brrrttt Brrretttt….” Mata Misdi berbinar-binar ketika merasakan ujung kepala kemaluannya merobek-robek selaput tipis didalam vagina Fitri

“Aduhhh.. Ahhhhh…” Fitri menggeliat kesakitan

“Sakitt…?” si kakek bertanya sambil mengelusi paha Fitri

Fitri mencoba tersenyum, sambil menahan rasa sakit diselangkangannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya, Misdi kembali menekankan batang kemaluannya semakin dalam sampai batang kemaluanya terasa mentok tidak dapat maju lebih dalam lagi, kemudian perlahan-lahan Misdi menarik batang kemaluannya sampai sebatas leher penisnya. Fitri meringis ketika si kakek berperut buncit menarik batang kemaluanya. Ada cairan lengket bercampur dengan cairan berwarna merah yang meleleh keluar ketika kemaluan Misdi bergerak perlahan-lahan keluar masuk kedalam lubang vagina gadis itu. Fitri mendesah-desah ketika Misdi mulai melakukan genjotan-genjotannya, yang semakin lama semakin kasar dan kuat menghujam-hujam lubang vaginanya yang mungil.

“Ahhhhh…. Crrrtttt… Crrrtttt” tubuh Fitri meliuk dalam gerakan yang indah, buah dadanya bergerak seirama dengan nafas gadis itu yang memburu, tubuhnya terguncang-guncang akibat sodokan-sodokan kuat si kakek.



Tangan Fitri menahan gerakan pinggul si kakek, bibirnya yang mungil meringis ketika merasakan rasa ngilu yang diselingi oleh rasa nikmat, Misdi tersenyum sambil menjamahi buah dada Fitri. Misdi menusukkan batang kemaluannya sampai bibir vagina gadis itu ikut terlipat kedalam. Setelah kemaluan si kakek masuk sampai mentok, pinggulnya bergoyang ke kiri dan kanan kemudian bergerak-gerak seperti sedang mengocek-ngocek lubang vVagina gadis itu dalam gerakan memutar.

“Ahhhh… Ahhhhh…Awwssshh” Fitri merintih-rintih semakin keras, ia merasakan lubang vaginanya sedang dibor oleh benda panjang di kemaluan si kakek yang bergerak mengocek-ngocek lubang sempit di selangkangannya.

“Hhhsssshh…Hhhhsshhh…Essssshhh…” kepalanya tergeleng ke kiri dan kanan, tampaknya Fitri kesulitan mengimbangi serangan kemaluan si kakek yang terlalu besar dan panjang.

Tangan Misdi meraih pergelangan kaki Fitri, kemudian didorongnya kaki Fitri sampai lutut gadis itu tertekuk, Misdi terkekeh-kekeh sambil memaju-mundurkan kemaluannya dengan lembut, tangan Misdi menggerak-gerakan kaki gadis itu seperti orang yang sedang mengayuh sepeda.

“Clekkk…Clekkkk…Clekkkkk….” suara-suara lendir lengket terdengar semakin keras seiring dengan semakin kuatnya Misdi memaju mundurkan kemaluannya.

Fitri semakin sering mendesah dan merintih, terkadang gadis itu memekik kecil.

“Ohhhh… Ahhhh Kekkkkk…. Mmmmmm.. Achhhhh Crutttt… Currr ” kedua kaki Fitri yang sedang dipegangi oleh Misdi meregang dan bergetar dengan  hebat, kemudian perlahan-lahan getaran itu sirna, seiring dengan kembali terkulainya tubuh gadis bermata sipit itu.



Tanpa terlebih dahulu melepaskan kemaluannya, tangan Misdi bergerak menggusur sambil membalikkan tubuh gadis itu

“sini… yak.. begitu. Nahhhhh Sipppp He he he”

Posisi Fitri kini menungging “Doggy Style”, kedua tangannya bertumpu pada kursi sofa butut dihadapannya.

“Ahhh.. , Ahhhhh…. Ennnnggghhh…” tubuh Fitri terdorong-dorong kedepan ketika si kakek menyodokkan kemaluannya kuat-kuat.

Fitri merebahkan dadanya keatas bangku sofa dihadapannya, kedua lengannya terasa lemas tanpa tenaga, rambut gadis itu sudah acak-acakan tidak beraturan dan sebagian menutupi wajahnya yang cantik. Tangan si kakek membantu menyibakkan rambut gadis itu ke belakang, sambil menjilat telinga Fitri si kakek bertanya “Enakkk ? Hemmmmmm….?”

Fitri mengangguk, tubuhnya merinding ketika lidah si kakek mengulas-ngulas tengkuknya dan sesekali bibir keriputnya mengecup-ngecup tengkuk gadis itu. Tangan si kakek membelai-belai punggung Fitri yang sudah basah oleh cucuran air keringat serta mencengkram bahu gadis itu seperti seekor harimau yang sedang mencengkram mangsanya

“Cleppppp…. Awwww…!” satu tusukan kuat membuat Fitri menjerit kecil



“Phlookkkk…phloookkkk…Plokkkkkk…Kephhlookk” suara beradunya buah pantat dengan selangkangan si kakek terdengar dengan keras.

Tubuh Fitri tersentak-sentak semakin kuat terdorong ke depan, jeritan-jeritan kecil semakin sering terdengar dari bibir mungilnya sesekali diiringi suara rengekan-rengekan yang semakin membangkitkan birahi si kakek.

“Ahhhhhhhhhhhh…!! Crruttttt…. Crrrrrrttttt……” Satu pekikan panjang kembali menenggelamkan gadis itu ke dalam lautan kenikmatan.

Fitri hanya sanggup mengerang pelan, tubuhnya masih terus terdorong-dorong ke depan dalam gerakan-gerakan yang berirama mengikuti ritme sodokan kemaluan si kakek

“Ploppph…” suara itu terdengar dengan keras ketika Misdi mencabut kemaluannya dari lubang vagina Fitri,

Jari telunjuk si kakek mengorek-ngorek cairan-cairan yang rupanya seperti lem cair dari lubang vagina Fitri dan mengulaskannya pada lubang  anus gadis itu. Setelah dirasakan cukup barulah si kakek mengarahkan kepala penisnya ke lubang anus gadis itu. Fitri menggeser pinggulnya ke depan ketika si kakek berusaha menekankan kepala penisnya pada lubang anusnya yang sempit. Tangan Misdi menarik kembali pinggul gadis itu, tekanan-tekanan kuat mulai dilakukan dengan sebuah irama yang teratur, untuk menerobos lubang anus gadis itu. Berulang kali Fitri mengerang lirih, tubuh gadis itu menggeliat-geliat gelisah, lubang anusnya perlahan-lahan terasa melebar dan terasa sesak, ada sedikit rasa kram di lingkaran anusnya.



“Hegggggkkk….Unnghhhhh” mata Fitri melotot kemudian perlahan-lahan terpejam rapat diiringi lenguhan panjang dari bibirnya yang mungil ketika lubang anusnya kembali disodok dengan kuat sampai tubuhnya terdorong tersentak kuat ke depan.

 Mata si kakek menatap dengan tatapan senang melihat kepala kemaluannya terbenam sampai sebatas leher penis.

“He he he…” si kakek terkekeh-kekeh senang, lidahnya terjulur keluar, kepalanya menunduk ke arah belakang telinga Fitri, dijilatinya belakang telinga gadis itu sambil sesekali digigitnya daun telinga gadis bermata sipit itu dengan lembut.

Batang kemaluan si kakek mulai bergerak, menekan dengan perlahan. Batang kemaluan itu pun tenggelam semakin dalam ke lubang anus Fitri, kemudian dengan sekali sentakan yang kuat si kakek menyodokkan batang kemaluannya sekaligus.

“Awwwww…!!” gadis bermata sipit itu menjerit panjang, tubuhnya mengejang selama beberapa saat.

Fitri Diniyani mengerang tanpa daya, sebuah kemaluan yang besar dan panjang telah menancap di lubang anusnya. Diam-diam, Misdi merasa kagum oleh keteguhan hati Fitri, biarpun kesakitan gadis itu tidak menangis. Si kakek menarik batang kemaluannya keluar sampai sebatas leher penis kemudian ditekannya kembali dengan hati-hati batang penis itu memasuki lubang sempit yang tampak kewalahan menerima kemaluan si kakek yang besar dan panjang.

Si kakek menarik pinggul Fitri sedangkan ia menjatuhkan dirinya duduk ke belakang



“Achhh..! ” kepala Fitri terangkat keatas, wajahnya menatap langit-langit.

Batang kemaluan si kakek tampak bengkok kesana kemari, kemaluan yang besar itu tampak semakin dalam terbenam, mengait lubang anus gadis bermata sipit itu. Tangan kanan si kakek yang satu mengait pinggang gadis itu, sedangkan yang sebelah kiri menggerayangi buah dadanya bergantian dari yang kiri ke yang kanan. Shierlen yang mulai pulih ikut meramaikan suasana ia mengangkangkan kedua kaki Fitri lebar-lebar, sementara Misdi semakin sering menyodok-nyodokkan kemaluannya keatas. Entah Sudah berapa macam gaya yang dilalui oleh mereka bertiga. Yang pasti kini Misdi mengangkang terlentang di atas sofa sementara Fitri menurun naikkan pinggulnya diatas kemaluan Misdi, sedangkan Shierlen mengangkangi  wajah si kakek sambil menyodorkan vaginanya kewajah Misdi. Tubuh kedua gadis itu sudah basah kuyup oleh air keringat yang mengucur membasahi tubuh mereka yang mulus.



“Ahhh…Kecruuuttt…Crutttttt” kedua gadis itu memekik hampir bersamaan.

Misdi mencengkram pinggul Fitri, ia semakin kuat mengocok-ngocokkan kemaluannya sampai gadis itu meringis-ringis dan…

“Arrrggghhh…Kecrrottt… Crrrotttt” si kakek menghantamkan kemaluannya kuat-kuat sampai Fitri memekik kecil, kini ruangan itu mendadak hening tanpa suara ah-ih-uh, yang terdengar hanya desahan-desahan nafas dari orang-orang yang kecapaian.

“Hahhhhh…” “Awwwww….” Mendadak Fitri dan Shierlen melompat dari atas tubuh si kakek yang terlentang, mata mereka mendelik menatap tubuh si kakek seperti diselimuti embun tebal yang keluar dari tubuhnya

“Poooppsssshhhh!” terdengar suara yang amat keras, tubuh si kakek seperti meletus.

“Lohhhh?!”

“Misdiiii!?”

“Hahhhhh ?” Misdi sama kagetnya , ia tidak menyangka akan kembali kewujud asalnya.

Kepala si kecil berambut poni menengadah  menatap kedua gadis itu, ia cengar- cengir serba salah. (Red : Oooppppsss, abis klimaks… balik lagi ke asal!! nah lo ketauan dah.. modal aslinya ^^ )



“Waduhhhh.. Aduhhhhhh….Shierrrr kupinggg guaa”

“Tobattt….. Fitriiii… Whuadawwww”

Kedua gadis itu menjewer telinga si kecil Misdi dan menariknya kearah yang berlawanan. Misdi menjerit kesakitan sampai tiba-tiba kedua gadis itu memeluk tubuh mungilnya erat-erat, kedua gadis itu terisak-isak menangis.

Tangan Misdi membelai-belai rambut kedua gadis itu, berkali-kali bibirnya mengecupi kening Fitri dan Shierlen “Sudahh…, Sudahhh.. jangan nangisss muahhhh…, cupphhh cupphhhh”

Sinar matahari yang terik, menyinari rumah tipe SSSS

Sikecil berambut poni keluar dari dalam rumah itu, kedua tangannya menggandeng pinggang Fitri dan Shierlen, wajah si mesum berambut poni tampak cerah menatap hari esok dihadapannya.

Sebuah pesawat mendarat dikota Jakarta, tiga orang gadis cantik melangkahkan kakinya turun dari pesawat dengan agak terpisah. Topi dan kacamata hitam menyamarkan wajah mereka bertiga. Seorang petugas menanyakan passport, matanya menatap wajah wanita cantik di hadapannya. Wanita cantik itu tersenyum sambil menekan sesuatu disakunya “Ngunngggg….” Pandangan mata petugas itu mendadak kosong dan tanpa banyak bicara memberikan passport milik wanita cantik itu. Ketiga gadis cantik itu lalu masuk kedalam sebuah taksi,

“Kemana Non…? ” Si pengemudi taksi bertanya sambil menoleh kesamping. gadis cantik yang di depan memberikan sebuah alamat, tidak berapa lama mobil taksipun segera meluncur ketempat tujuan.

Berkali-kali pengemudi taksi itu memperhatikan dua orang gadis cantik lainnya yang duduk dibelakang melalui kaca di samping kiri atas “Gile… Yahud, Glek.. Glekkkkk…., kembar….???Kayak pernah liat dipelem…..” Pengemudi taksi itu berkali-kali menelan ludahnya, sesekali melirik ke kiri bawah, memperhatikan sepasang paha yang sedikit tersibak dari balik rok mini yang dikenakan gadis itu. Paha yang putih, mulus dan tampak lembut. Mobil taksi itu berhenti didepan sebuah rumah. Dengan cengar – cengir ngak puguh pengemudi taksi itu membantu menurunkan koper dari bagasi bahkan membantu ketiga orang gadis itu membawa koper mereka kedalam Rumah.

“Thank You…, Nguunngggg…!! ” Setelah memberikan sejumlah uang, gadis itu menekan tombol dari sebuah alat kecil ditangannya. Pengemudi taksi Itu menatap kosong kedepan.

“Ehhh…, ngapain Gue disini…!! ” Sopir taksi itu seperti tersentak tersadar, ada sedikit rasa pening di kepalanya, tidak berapa lama mobil taksi itu meluncur meninggalkan tempat itu.

Di dalam rumah tiga orang gadis cantik itu mengeluarkan sebuah buku tebal dengan judul “Dictionary Inggris – Indonesia”, mereka bahkan mencoba sedikit conversation dalam bahasa Indonesia biarpun masih terbata-bata sambil membolak-balik buku kamus ditangan mereka.

 

(Red : Nah, sementara Kita tinggalkan dulu tiga orang tokoh kembar kita,biar pada belajar dulu bahasa Indonesia he he he he he he he…)



**************************



Sementara itu didalam sebuah kelas, jagoan kecil kita sedang duduk di atas kursi di meja paling depan, mulutnya agak termoyong-monyong memperhatikan rumus-rumus matematika dipapan tulis.

“Yak, karena Sin dan Cos dibagi-bagi, maka hasilnya sama dengan.., nah gitu dihisap… yang kuat  he he he ” si kecil berambut poni tiba-tiba tertawa ngakak, ( Uhh hancur sudah rumus matematikanya !!!)

“ckkkk… Ckkkkk” “Ckkkk… Ckkkkk” terdengar suara mulut yang berdecakan sedang menghisap-hisap sesuatu di selangkangan Misdi, senjata kecilnya perlahan-lahan terus membesar dan memanjang sampai maksimal,

Wakkkkkkkkssss!!!! penonton terpaksa dibuat kecewa ternyata penis Misdi masih tetap kecil, imut kayak dua batang rokok yang disatukan, atau masih belum maksimal kali yah ??? Jagoan kecil kita menengokkan kepalanya kebawah meja, Fitri dan Shierlen sedang asik menciumi batang kemaluan Misdi, dengan lubang aneh di kepala kemaluannya yang kini bentuknya sudah berubah menjadi tanda +, sudah beberapa hari lubang aneh itu tidak berubah bentuk lagi, tangan mungil Misdi mengelus-ngelus rambut Fitri dan Shierlen dengan lembut, tampaknya ia sangat menyayangi kedua gadis itu.

“Emmmmhhh….” Fitri mencucup kepala penis Misdi tepat di lubang kemaluanya kemudian pipinya tampak mengempot-ngempot ketika gadis itu melakukan hisapan-hisapan kuat, terkadang lidah Fitri bergerak perlahan memutari kepala kemaluan Misdi kemudian kembali melumat kepala penisnya.

Shierlen tidak mau kalah, lidahnya bergerak memoles-moles biji kemaluan Misdi yang menggantung dalam keadaam membengkak. Jagoan kecil kita bersandar dengan santai sambil membuka kedua kakinya melebar agar kedua gadis itu lebih leluasa menikmati batang kemaluannya.



“Ehhh… Misdi cupphhh… cuphhh…., kamu kan pernah cerita…, gara – gara dipotong… emmm, jadi gede……” Shierlen bertanya sambil mengelus-ngelus dan mengecupi batang penis Misdi.

“Iya…,Ehhhhh,  emangnya kenapa Shierrr…?”Misdi balik bertanya.

“Kalau… dipotong lagi… bisa jadi lebih gede ya ?” Jari telunjuk dan jari tengah Shierlen membentuk huruf V dan menggerakkan kedua jarinya merapat dan menjauh.

“Hahhhh….. !! Waduhhh Shierrrrr….!! Jangan bercanda…!!.” Mendadak Misdi melompat ketika Shierlen menarik penisnya, ia menarik senjatanya kemudian berlari menyelamatkan dirinya.

“Ha Ha Ha…..” Fitri tidak sanggup menahan tawanya melihat Misdi yang ketakutan dikejar-kejar oleh Shierlen.

“Stttt…. Shierrr…!! ” Jagoan kita menghentikan langkahnya, ia memasang wajah serius, Fitri dan Shierlen buru-buru merapikan pakaian mereka.

“Kenapa Misdi..? Ada orang ya…?”Shierlen tidak meragukan kemampuan Misdi dalam mendengar dari jarak jauh, telinga Misdi kini sangat sensitif.

Misdi meraih gunting kecil itu dari tangan Shierlen. Tangannya mengusap-ngusap paha Shierlen,

“Enggak koq.., Gua cuma pengen aja ngelusin paha mulus ini…” Misdi terkekeh-kekeh sambil merayapkan tangan mungilnya ke balik rok Shierlen.

“Jangan cuma pahanya dong…..” Shierlen mendesah manja sambil memasukkan kepala si kecil Misdi kedalam roknya, kedua kaki Shierlen agak meregang-rengang  ketika kepala Misdi bergerak di balik roknya. 



Fitri bergerak menghampiri Shierlen, kemudian memeluk Shierlen dari samping.”Hemmm.. Ckkk… Emmm.. Ckkkkk” mulut kedua gadis itu saling mengulum dengan lembut, air liur mereka tampak membasahi daerah sekitar mulut mereka., perlahan-lahan tangan Fitri merayap menggerayangi bongkahan buah dada Shierlen dan meremasinya dengan lembut dan mesra.

“Aduhh, Misdi pelan-pelannnn…” Shierlen memekik kecil, tidak berapa lama celana dalam Shierlen melorot sampai sebatas lutut, tubuh Shierlen seperti bergetar terkadang tersentak disertai rintihan-rintihan lirih yang semakin sering terdengar dari bibirnya.

Kedua tangan Misdi bergerak mengelus-ngelus kedua paha Shierlen, sementara mulutnya mengecupi bibir vagina gadis itu, lidahnya terjulur keluar mengorek-ngorek belahan bibir vagina Shierlen, menikmati lelehan cairan gurih yang semakin banyak meleleh dari sela-sela vagina gadis itu. Fitri berlutut di sebelah kanan Misdi dan meraih batang penis Misdi. Nafas Fitri semakin berdebar-debar merasakan benda kecil itu berdenyut-denyut dalam genggamannya, kemudian tangan Fitri bergerak mengocok-ngocok penis kecil Misdi, dikocoknya dalam gerakan – gerakan yang teratur. Fitri kembali membuka mulutnya agar penis Misdi dapat memasuki rongga mulutnya. “Hoffhhhhh… Ohmmmmmhhh….. Emmmmm” setelah melakukan beberapa kali hisapan-hisapan kuat akhirnya Fitri mengeluarkan kembali kepala penis Misdi, jari telunjuk Fitri memainkan kepala penis Misdi yang imut. Cairan-cairan lendir semakin banyak meleleh dari lubang penis Misdi yang berbentuk “+”, dengan lembut lidah Fitri mengulas-ngulas membersihkan lendir-lendir bening yang meleleh dari lubang penis jagoan kecil kita, sesekali lidah Fitri bergerak seperti sedang mengorek, menggelitiki lubang penis sikecil Misdi.



“Ahhhh…, Aaaaannnnnghhh… crrrttt crrtttt…” jilatan dan hisapan-hisapan Misdi telah mengantarkan Shierlen mencapai puncak kenikmatan.

Wajah si mesum berambut poni keluar dari dalam rok gadis itu, jagoan kecil kita  menelan habis cairan gurih yang sempat muncrat dari lubang vagina Shierlen. Misdi tersenyum sambil menengokkan kepalanya menatap Fitri yang masih asik dengan mainan barunya, Tangan jagoan kecil kita membelai-belai rambut Fitri yang masih sibuk mempermainkan benda kecil di selangkangannya. Jagoan kita, Misdi menarik batang penisnya dari genggaman Fitri dan bergerak ke belakang tubuh Fitri yang sedang menungging, kemudian tangannya yang mungil menyibakkan rok seragam Fitri ke atas, dengan lembut ditariknya celana dalam Fitri sampai melorot sebatas lutut. Misdi menggesek-gesekkan batang penisnya ke sela-sela buah pantat Fitri,

“Misdii… jangan digituin… Ohhhhhh…, Misdiii, ” Fitri merengek ketika jagoan kecil kita menggodanya dengan permainan batang penisnya, terkadang kepala penis Misdi menggesek belahan vagina gadis itu kemudian bergerak seperti hendak menekan tapi kemudian ditariknya lagi sambil memukul-mukul buah pantat Fitri dengan penisnya seperti orang yang sedang main drum. “Plukkk… Plukkkk… plukkkkk…. Plukkkkk…..” suara benturan penis Misdi yang sedang memukul-mukul bongkahan buah pantat gadis itu, sementara Fitri terus merengek-rengek.

“Ohhhhhhhhhhhhh…. Owwwwww…..” Fitri merasakan tangan Misdi menekan buah pantatnya dan secara perlahan-lahan kepala penis Misdi menekan berusaha memasuki lubang anusnya, beberapa kali batang kecil itu tertekuk ke kiri dan kanan ketika berusaha memasuki lubang anus Fitri si bintang pelajar yang masih sempit.



“Aww..!! ” Fitri menjerit kecil ketika Misdi menghentakkan kemaluannya dengan kuat. Nafas Fitri seperti tertahan kemudian tersedat-sendat sambil sesekali mengerang dengan tubuh yang mengejang ketika batang kemaluan Misdi terus menekan memasuki lubang dubur gadis itu.

Tiba-tiba Tubuh Fitri bergetar hebat ketika merasakan penis Misdi membesar dan makin membesar di dalam lubang duburnya yang serasa dipaksa melar mengikuti penis Misdi yang semakin membesar dan memanjang mirip botol Aqua 600 Ml. Perlahan-lahan Misdi menarik kemaluannya dengan cepat sampai batas leher penisnya yang digigit oleh lingkaran dubur gadis itu kemudian Misdi kembali menekankan penisnya berkali-kali dengan irama yang teratur sampai akhirnya batang itu kembali terbenam di dalam lubang anus Fitri.

“Ahhh…, misdi Pelan-pelannnhh.. Ouhhhhh… Hssshhhhhh” Misdi menggoda Fitri dengan permainan batang kemaluannya yang kadang-kadang disentak-sentakkannya dengan kasar. Tangan mungil Misdi dengan lembut mengusap-ngusap pinggul gadis itu, kemudian dengan gerakan yang cepat Misdi mencabut batang penisnya “Ploppppppp…!! Ahhhhhh!! ” bunyi nyaring itu terdengar dengan keras bagaikan berduet dengan jeritan kecil Fitri, si kecil Misdi terkekeh-kekeh, kemudian menggesek-gesekan kepala penisnya ke belahan bibir vagina gadis itu.

“Kan Ai Fug Yu Nauw ? “Misdi bertanya dengan pede dalam bahasa inggris versi Misdi walaupun bahasa Inggris yang diucapkan olehnya sangat sulit dimengerti oleh manusia normal.

“Kamu ngomong apa sichh ?” Fitri bertanya sambil menengokkan kepalanya ke belakang, buah pantatnya secara tidak sengaja bergesekan dengan kepala penis Misdi, jelas saja hal ini berakibat sangat fatal , belum lagi pertanyaan Fitri yang membuat Misdi naik darah, padahal Misdi sudah seharian kemarin belajar Bahasa Inggris, masa sich Fitri ngak ngerti ???



“Maksudnya Boleh diginiin ngak nihhhh…??!! Jrebbbbbbb….!!!” rasa kesal  dan nafsu Misdi  mendadak memuncak, tangannya yang mungil membantu menjejal-jejalkan kepala penisnya ke belahan vagina Fitri.

“Osssshhhh… Uhhhhhh…, Misdhiii… Ennnh Awwww…!! ” Fitri menjerit kecil merasakan batang kemaluan Misdi berkedut dengan kedutan yang kuat memaksa memasuki lubang vaginanya.

Fitri meringis merasakan vaginanya seperti dipaksa merekah dan dijebol oleh batang penis Misdi yang besar.

 ”Misdi pelan-pelannn Owwwhhh” Fitri meringis kesakitan, Misdi mendadak tersentak, tersadar, kali ini ia melakukannya dengan lembut, perlahan-lahan ditekankannya kepala kemaluannya membelah belahan bibir vagina.

“Heennhhhh… Ahhhh….! Srebbbbb…..” permukaan batang kemaluan Misdi yang kasar berwarna kehitaman memasuki lubang vagina Fitri yang lembut dan peret.

Tubuh gadis itu terdorong-dorong dengan lembut mengikuti irama sentakan-sentakan batang kemaluan Misdi. Misdi melakukannya dengan hati-hati seolah-olah ia tidak ingin menyakiti gadis itu, lembut, perlahan-lahan. Setiap helaan kemaluan Misdi membuat Fitri serasa melayang-layang semakin tinggi dan tinggi.

“Ahhh.., Misdi..Crrrr Crrrr” tidak membutuhkan waktu lama bagi Misdi untuk menundukkan gadis itu.

Tangan misdi mengelus dan sesekali meremas lembut bongkahan buah pantat gadis itu. Beberapa saat kemudian pintu ruangan kelas itu terbuka perlahan-lahan. Misdi keluar sambil cengengesan, jagoan kecil kita mengikuti langkah Fitri dan Shierlen.



**************************

Jumat Sore



“Fit…”

“Misdi diam ah.., lagi belajar, aku besok ulangan nihh…” Fitri menepiskan tangan Misdi yang merayap di pahanya.

Misdi menghela nafas panjang sambil garuk-garuk kepala. (Red : Biasa deh Indian kecil kita mau minta jatah…, namun sayang lubang favouritnya menolaknya mentah-mentah) Jagoan kita melirik kearah lubang kunci dikamar Fitri,

“Masa gua musti ML ama lobang pintu…Hhhhhh…”Misdi menghela nafas panjang sambil menekuk kepalanya.

Akhirnya Misdi memutuskan untuk mengambil udara segar biarpun alasan sebenarnya ingin cuci mata, ngeceng yang bening-bening. Duh garing amat disini, gersang amat sih, Misdi melangkahkan kakinya agak jauh, terus, terus dan terus. Mata Misdi tiba-tiba melotot melihat sepasang paha yang mulus di kejauhan. Seorang gadis cantik bertubuh ramping dengan memakai bawahan rok mini ketat hendak menyeberang jalan, Ohhhh barang bawaannya terjatuh berantakan dengan cekatan jagoan kecil kita segera menghampiri

“Aduh, Cici, saya bantuin ya…” Jagoan kecil kita langsung membantu dengan pamrih, matanya berulang kali melirik mengintip sepasang paha gadis itu yang putih mulus.

“Ehhh… makasih….” gadis itu tersenyum ramah, melihat anak sekecil Misdi sudah berjiwa besar membantu orang yang sedang kesulitan.

“Cici mau kemana?” Misdi langsung bertanya sambil memasang senyuman termanis yang ia miliki, di wajahnya yang kelewat ganteng (Red: euh…  ganteng banget sih,  kalo diliat dari atas atas gedung pencakar langit. )



“Ceglukk… ceglukkkkk….” jagoan kecil kita menelan ludah berkali-kali.

“Ohhh…, Ati – ati cici, sini saya bantu menyeberang jalan….” tanpa diminta tangan mungil Misdi menuntun tangan gadis cantik itu.

“Toll.. lonnnggg nakkk… uhuk. Uhukk…” seorang kakek tua tiba-tiba meminta tolong, matanya memandang memelas pada Misdi minta ikut disebrangkan.

“Eee…, aku nggak nyeberang koq…, kayaknya kamu lebih baik bantuin kakek tua itu deh..” gadis itu menarik tangannya dari ganggaman Misdi.

“Whaduhhhh… !!” Misdi membatin dalam hati, perlahan-lahan karena sudah tanggung dicap sebagai anak yang baik hati, suka menolong, akhirnya jagoan kecil kita menghampiri kakek tua itu, dengan risih jagoan kecil kita memegangi jari kelingking kakek tua itu.

Dengan tertatih-tatih sang kakek menyeberangi jalan dibantu oleh jagoan kecil kita yang baik hati. Akhirnya sampai juga mereka keseberang jalan, Misdi buru-buru melepaskan pengangannya dari jari kelingking kakek tua itu, kemudian membalikkan tubuh mungilnya sambil mencari-cari gadis cantik tadi.

“Hhhhhhhhh……” Misdi memandangi si gadis cantik yang sudah melangkah menjauh, sepasang kaki yang mulus dan tubuh yang seksi ditunjang oleh wajah yang cantik dan imut

Misdi memandangi gadis itu, gadis itu menolehkan kepalanya memandangi Misdi dikejauhan seolah-olah meminta jagoan kecil kita untuk mengejarnya. (Red: Kayaknya terlalu PeDe deh…, sebenernya gadis itu mengkhawatirkan si kakek tua….., alias meragukan kemampuan Misdi)



“Ehhhhh, Dia nungguin Gue Nihhhh…..” dengan modal dengkul dan rasa percaya diri yang kelewat tinggi jagoan kecil kita menyeberang jalan dan mengejar gadis itu.

“Ditttt… Ditttt… Dittttt….” Jalanan mendadak macet sesaat karena jagoan kecil kita menyeberang jalan dengan seenaknya, bunyi klakson terdengar berkali-kali.

 ”Gandeng Oiiiiii….,!! ” Misdi mengacungkan tinju kecilnya, kaki kecil Misdi bergerak dengan lincah, berlari, mengejar dan..Ahhhh itu dia si cantik !!!

“Cici sini saya bantu… Hahhh…..?? ” Misdi tercekat ,

Mampusssssssssssssssssssssss !! koq ngak secakep tadi ??

“Ada apa dik…..???” gadis itu bertanya, Misdi menggeleng-gelengkan kepalanya “Ngakkk…, Ngak apa-apa koq hue he he he he”Indian mesum berambut poni mundur dengan teratur.

Jagoan kecil kita menggosok-gosokkan telapak tangannya sambil berkomat-kamit “Yohana, jin lampu keluarlah, Yohana , Jin lampu keluarlah..”

(Red : Plakkkkkkkkkkkkkkkkk!!!)

“Waduhhhh….!! ” Misdi memegangi pipinya yang memerah terkena tamparan misterius, wajahnya tergolek kearah kiri, bibir Misdi monyong seperti mengucapkan Huruf “U”

Tingggggg !! Huruf “U” langsung hilang dari mulut jagoan kecil kita digantikan oleh senyuman lebar, Misdi melupakan rasa sakit di pipinya yang kena gamparan misterius.

(Red : Makanya jangan maen betot aja !!!!!!, mentang-mentang bajunya sama, gimana sih, skenarionya kan jadi melenceng dll… dsb.. dst.. Ehhhh kemana tuh anak ???)



Nun agak jauh disebelah sana jagoan kecil kita sedang melakukan pengintaian, setelah yakin kalau kali ini tidak salah sasaran, langsung deh Misdi mendekati dan menyapa gadis itu

“Haii Cici, kita bertemu lagi , “

“Lohhhhh, kamu ngak nolongin kakek itu, kasihan kan, masak ditinggal sih”

“Euhhhh, Emmm, gini Cici, kalau misalnya ada bahaya atau keadaan mendesak lainnya, pasti deh yang didahulukan perempuan dan anak-anak, bukan mendahulukan laki-laki dulu, bener ngak ?”

“Nahhhh, tuh kan !! jatuh lagi, coba kalau tidak ada saya…” Misdi memungut kertas kecil yang tertiup angin ketika gadis itu hendak membuangnya ke tong sampah.

Tangan Misdi menyambar tangan gadis itu dan mengenggamnya dengan mesra

“Cici mau kemana ? Biar Misdi yang anterin…” jagoan kecil kita tersenyum

Suit !! Suitttt !! Jagoan kecil kita langsung Jatuh cinta pada pandangan pertama sambil melirik rok mini yang dikenakan oleh gadis itu yang tertarik sedikit keatas menampakkan sepasang pahanya yang putih, ketika gadis itu masuk ke dalam mobil. Indian kecil kita memutari mobil dan mengetuk kaca di sebelah pengemudi

“Tok. Tok. Tok…”

Gadis itu tampak kesal , kemudian menurunkan kaca mobil ,

“Ada apa ? ” Si cantik mendengus menatap tajam pada jagoan kecil kita.

“Huppp….” Jagoan kecil kita memanjat dan masuk memalui kaca jendela mobil yang terbuka, si cantik tambah kesal, namun jagoan kecil kita masih ngak tau malu, pantas banget menyandang julukan ‘si mesum bermuka tembok’.



“Nah, sekarang Cici mau kemana, biar Misdi yang Anterin…” Wah kayaknya sih kalau dilihat dari situasi dan posisi sekarang, jagoan kita deh yang lagi nebeng kemobil orang, duh…malu-maluin, kelakuan..!! jaga kelakuannnn !!!

Gadis cantik itu hendak membentak dan mengusir jagoan kecil kita turun, namun tidak jadi , sedangkan Misdi cengar-cengir menatap kedepan dengan rasa PeDe yang semakin tinggi, entah kenapa gadis itu mengurungkan niatnya.

“AAAA….!!!!!, Hati-hati Cici…!! ” Misdi sampai deg-degan ketika mobil itu ngebut , Wajah Misdi tampak pucat dengan mulutnya yang ternganga lebar, begitu mobil itu berhenti Misdi buru-buru keluar, kemudian menarik nafas panjang beberapa kali, sebelum akhirnya jatuh duduk dengan mata juling. (Red : Payah…, masak mabuk darat sih…???? ).

“Kamu ngak apa – apa.. ?” gadis cantik itu bertanya basa-basi.

“Berkat perhatian Cici, saya langsung sembuh…” Misdi langsung melompat berdiri, dada Misdi membusung ke depan, cieh sok gagah, kemudian jagoan kecil kita melangkah dengan tegap mengikuti langkah gadis cantik itu, dari sebelah belakang, Misdi menatap serius ke depan memperhatikan goyangan pinggul gadis cantik itu, setiap goyangan yang indah itu tersimpan dengan rapi di benak Misdi.

Misdi ikut masuk, nyelonong ke dalam rumah, tanpa basa-basi tangan Misdi menarik pintu kulkas dan mengambil sekaleng Pepsi Blue, jagoan kecil kita kehausan dan meneguk habis minuman di tangannya.


Novie

Novie

“Siapa nama kamu ?” gadis itu bertanya lembut

“Saya Misdi…, nama Cici siapa ?” Misdi balas balik bertanya dengan lebih lembut, matanya merayapi paha gadis itu yang tersibak sampai ke pangkal paha, Misdi melangkahkan kakinya mendekati gadis itu, matanya menatap tajam pada paha gadis itu yang putih dan tampak halus.

“Novie…” gadis itu mendesah lembut, kemudian seperti disengaja Novie membaringkan punggungnya ke belakang sambil membuka kedua kakinya sedikit.

“WAhhhh….dia ngundang gue nih….!! “Misdi meletakkan telapak tangannya di lutut gadis itu, dielus-elusnya paha mulus itu, cegluk-cegluk-cegluk, berkali-kali Misdi menelan ludahnya, ketika telapak tangannya merayapi kemulusan paha Novie.

“Ehhhhh….!! jadi curiga….!! Biasanya sih…., ada udang dibalik batu nehhh…!! ” Misdi berkata dalam hati, matanya memandang berkeliling, ia kuatir ada CTV yang akan merekam pertarungan yang akan segera dimulai, bisa bahaya kan,  kalau rekaman itu sampai beredar di internet, atau dari ponsel ke ponsel, dengan judul “Scandal Misdi – Hospital Eps 8 ” misalnya.

“Heuhhhh….!! ” Misdi melompat kebelakang kemudian menatap Novie dengan curiga, jari telunjuknya mengacung tepat ke wajah gadis itu sambil bertanya ketakutan

“Ci Novie !! bukan shemale kan ?? ” Misdi masih curiga karena nggak biasa-biasanya penulis begitu baik padanya, masih terbayang perjuangan beratnya untuk mendapatkan Fitri Diniyani.

Novie tampak tersinggung, namun kemudian ia mulai berdiri, perlahan-lahan dalam gerakan dan liukan yang erotis kedua tangannya menarik kaos yang dikenakannya ke atas sampai terlepas melalui kedua lengannya dan melemparkan baju kaos ketat itu ke wajah Misdi.



“Hehhh…..!! Uhhhh… ” cuping hidung Misdi kembang kempis mengendus harumnya baju Novie, duh baru bajunya doang udah wangi gimana kalo ngendus bodynya langsung ya..?? Misdi tambah penasaran.

“Ehhh….,wahhhhh…, ” Kali ini BH Novie lah, yang menghalangi pandangan mata Misdi mirip pakai kacamata, cuma bedanya Misdi memakai sepasang cup bra di kedua matanya, tangan Misdi melemparkan Bh itu kebelakang. Matanya menatap rok yang melorot ke bawah, suit suittttt….!! sepasang paha yang mulus menggoda jagoan kecil kita. Kini kain segitiga putih itulah yang menjadi penentu hidup atau matinya Misdi…….!!! Perlahan-lahan sambil bergerak erotis Novie mulai menurunkan kain segitiga kecil itu, nafas Misdi tertahan. Nasibnya benar-benar bagaikan telur di ujung tanduk, terancam dalam ketidak pastian, bayangkan kalau isi kain segitiga putih itu adalah sebuah pistol lengkap dengan dua butir pelurunya, Hihhh…., Misdi bergidik ngeri….!!

“Uhhh…!! ” mata Misdi melotot ke arah selangkangan gadis itu ketika Novie menghampirinya kemudian menarik tangannya dan mendudukkannya di atas kursi sofa, pakaian Misdi segera dilucuti dan dilemparkan ke udara.

“He he he…, si kecil berdiri….,,,.” Novie terkekeh kemudian memainkan jari telunjuknya pada batang penis Misdi yang sudah mengacung tegak dengan gagah berani menantangnya untuk segera bercinta.

“Koqqq…?? Anehhh…..!! ” jari telunjuk Novie menyentuh lubang kemaluan Misdi, baru kali ini Novie melihat lubang penis berbentuk “+”, dengan agak ragu Novie menjilati kepala penis Misdi.

Tangan Misdi mengelus-gelus rambut Novie ketika gadis itu memasukkan batang penisnya sekaligus kedalam mulutnya. Penis si kecil Misdi diamuk oleh lidah Novie yang bergerak dengan liar, Misdi menarik Penisnya kemudian mengangkat bahu gadis itu….

“Ci Novie…, duduk sini yahh….,,,” Misdi menarik Novie agar duduk diatas sofa tepat di sebelahnya, kemudian tangan Misdi mengelusi payudara Novie, merayapi bulatan buah dada Novie yang lembut dan halus. Misdi berdiri di hadapan tubuh gadis itu sambil menjulurkan kedua tangannya menggenggam induk payudara Novie dan kemudian mengelus-ngelus puncaknya.



Kedua kaki Novie menjepit Misdi yang berdiri di antara selangkangannya, sesekali Novie menarik buah dadanya ketika mulut Misdi mengenyot-ngenyot benda itu dengan kuat. “Ohhhhhhhh……” gadis itu hanya dapat mendesah panjang, ketika Misdi menggeluti buah dadanya dengan semakin liar, diciumi, dipangut dan kemudian dijilatinya puting yang sudah tegang dan meruncing itu. Tangan mungil Misdi meremasi induk payudara Novie sambil berkata “Duhhh…., susu Ci Novie…, kenyal, padat , kayak punya Fitri… he he he” Misdi keceplosan.

“Fitri…?? Siapa Fitri ??” Novie bertanya sambil menatap wajah Misdi yang cengengesan, tangan Misdi semakin aktif memilin-milin putting susu Novie.

“He he he…, rahasia dong…” Misdi melirikkan matanya dan tersenyum nakal menggoda Novie yang masih menatapnya dengan curiga.

“Ahhh…! ” gadis itu memekik kecil karena Misdi mencubit putingnya ketika gadis itu hendak melontarkan pertannyaan lebih lanjut, selanjutnya mulut Misdi kembali mengenyot-ngenyot puncak payudara Novie.

Misdi begitu lahap melahap dan melumat-lumat payudara Novie sampai pemiliknya mendesah-desah keenakan. Berkali-kali Mulut Misdi melumati kedua puncak buah dada Novie kuat-kuat sebelum menekankan bahu Novie agar bersandar ke belakang, sedangkan ia sendiri bersujud di antara selangkangan Novie yang mengangkang, telapak tangan Misdi mengusapi paha gadis itu yang sedang mengangkang, kemudian menciumi permukaan pahanya sebelah dalam, berkali-kali kecupan-kecupan lembut mendarat di paha Novie, semakin lama kecupan-kecupan Misdi semakin menjalar ke atas.



“Aduhhhh…, indah sekali…. Ck ck ck” Misdi berdecak kagum sambil merayapkan kedua tangannya mendekati gundukan vagina Novie dan menekan pinggiran bibir vagina Novie agar merekah dan menampakkan isinya yang berwarna pink, hidung Misdi mengendusi vagina yang harum itu, aroma khas yang sangat disukai oleh si kecil Misdi. Tangan Misdi buru-buru menahan kedua paha Novie yang hendak merapat ketika bibir Misdi mengecup-ngecup bibir vaginanya yang merekah kemudian melumat isinya yang berwarna merah muda.

“Acchhhhh…., Gila…, belajar dari mana anak ini…??” Novie bertanya-tanya dalam hati, tampaknya ia sangat terkejut dengan permainan lidah Misdi, tampaknya anak itu sudah mengerti apa yang harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya.

 ”AHHHHH…….., Owwwwwwwww !!! ” Novie tidak sanggup lagi untuk menahan jeritannya ketika Misdi melumat-lumat bibir vaginanya dengan kasar, terkadang lidah Misdi yang lancip mengorek-ngorek belahan vaginanya. Kadang lidah Misdi menggeliat-geliat memijati klitorisnya dengan kuat sampai Novie mendesah-desah semakin keras, berkali-kali tubuh gadis itu tersentak ketika lidah Misdi mencongkel-congkel daging kelentit gadis itu.

“Eittt….!! Blukkkkkk……!!Waduh Cici….!! ” Jagoan kita terkejut ketika Novie mengangkat tubuh Misdi dan membantingkan tubuh jagoan kecil kita keatas sofa kemudian menerkam dan  mengangkangi pinggang Misdi, Novie membimbing penis Misdi yang kecil memasuki belahan vaginanya. Novie menegadahkan kepalanya keatas kemudian mulai menggoyangkan pinggulnya, mata Novie terpejam rapat sibuk dengan khayalannya sehingga melewatkan perubahan yang terjadi pada tubuh Misdi yang mulai diselimuti asap tipis.

“Hemmmmm, lumayanlah,, daripada ngak ada, sshhhh”dengan santai Novie menggoyang-goyangkan pinggulnya, tubuhnya menggeliat erotis diatas tubuh Misdi yang mulai berubah.



“OAHHHHH…!!” tiba-tiba mata Novie mendelik, mulutnya terbuka lebar terperangah merasakan sesuatu tiba-tiba memaksa lubang vaginanya untuk melar, sesuatu yang besar memadati lubang vaginanya yang peret dan menyentak-nyentak semakin dalam..

“AHHHHHHH……!! ” Novie menjerit ngeri ketika menengok ke bawah, seorang kakek tua terkekeh – kekeh sambil menjulurkan kedua tangannya mengelus bulatan payudara Novie yang halus dan lembut kemudian meremas induk payudaranya. Novie tersentak tersadar ia hendak menarik pinggulnya namun dengan sigap kedua tangan si kakek malah  mendekap bokongnya kuat-kuat sambil menghentakkan penis besarnya keatas.

  ”AHHHHHH!! “Novie berteriak keras, ketika penis Misdi yang besar itu bergerak menyodoki lubang vaginanya kuat-kuat dalam gerakan yang menghentak-hentak kasar, sampai tubuh gadis itu berulang kali terdorong   ke atas mengikuti sentakan-sentakan penis besar dan panjang itu.

“Blukkk….!! ” tubuh Novie ambruk terkulai di atas dada si kakek, gadis itu mengerang dengan sebatang penis yang besar dan hitam tertancap di lubang vaginanya. Butiran air keringat mendadak mengucur dengan deras dari tubuh Novie, berulang kali tubuhnya  menggigil hebat seperti terkena demam.

“He he he.., “Misdi terkekeh-kekeh sambil mengelusi dan mengendusi rambut Novie yang harum, tangannya bergerak mengelusi bokong dan punggung Novie yang basah oleh cucuran air keringatnya kemudian Misdi mengayunkan batang penisnya keatas, begitu pelan dan lembut, “Shhhhh…, Shhhhhhh…,,, Shhhhhh” Novie mendesah-desah ketika merasakan penis Misdi yang besar mulai bergerak keluar masuk mengocok-ngocok lubang vaginanya.dalam gerakan yang lembut , membuai Novie dalam pelukan hangat si kakek.



“AHHH…!! ” Sesekali Novie memekik kecil ketika si kakek menggoda gadis itu dengan menyentakkan penisnya kuat-kuat keatas menyodok lubang vaginanya, kemudian dilanjutkan dengan tusukan-tusukan yang dalam dan lembut keluar masuk di lubang vaginanya.

“Haaaaaa….,,, Ahhhhhhh….!!! “tiba-tiba Novie mendesah kuat di tengah perjalanan Misdi yang sedang mengayunkan penisnya ke atas menyodok-nyodok lubang vagina gadis itu,  tubuh Novie yang mulus bergetar dengan hebat kemudian ” Crrrr… Crrrrrr…. Crrrrrrr “gadis itu merasakan kedutan-kedutan yang nikmat yang membuat tubuhnya mengejang kemudian  perlahan-lahan  terkulai lemas dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Misdi hanya tersenyum tangan kanannya mengelusi buah pantat Novie dan meremasnya dengan lembut sementara tangan kiri Misdi menekankan punggung Novie agar buah dada gadis itu yang mengeras dan membusung padat semakin erat menempel didadanya. Tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh Novie yang mulus, si kakek mulai membalikkan posisinya, dari ditindih menjadi menindih tubuh gadis itu, Novie memejamkan matanya rapat-rapat ketika bibir Misdi mengecupi bibirnya, Novie merasa jijik berciuman dengan si kakek namun rasa percaya diri Misdi dan usaha kerasnya perlahan-lahan membuahkan hasil yang menggembirakan. Sedikit namun pasti Novie mulai membalas ciuman Misdi, bibir Novie sedikit terbuka sambil mendesah -desah ketika Misdi mengulurkan lidahnya dan mengulasi sudut bibir Novie. “ssshhhh… Ahhhhhh…. Shhhhhhh…. Ahhhhhh…”

Dengan bernafsu Misdi menjulurkan lidahnya, kemudian lidahnya menekan masuk melalui sela-sela bibir Novie. Lidah Misdi menggeliat liar mencari – cari lidah Novie dan kemudian kedua lidah itu saling menyerang, saling mengait dan saling mengulas dengan sangat mesra dan semakin memanas sampai berkali-kali terdengar decakan-decakan kuat dari kedua bibir mereka yang saling berpangutan.



Kepala gadis itu terkulai kekanan , seolah sedang memberi ruang bagi kepala Misdi untuk mendarat dilehernya,Novie berulang kali mendesah ketika merasakan bibir Si kakek mulai mengecupi Batang Lehernya , sesekali Si kakek melakukan jilatan dan hisapan-hisapan kuat dileher Novie, Cumbuan-cumbuan Misdi meninggalkan bekas – bekas kemerahan.dileher gadis itu “Ahhhh… Sssshhhh…,Ahhhhhh….”Novie semakin keras mendesah, merintih dan mengerang kecil ketika si kakek semakin luar mencumbuinya. Nafas Novie semakin lama semakin memburu kencang, gadis itu kesulitan mengendalikan nafasnya ketika merasakan ciuman-ciuman kasar misdi semakin turun kearah dadanya. Lidah Misdi terjulur menjilati belahan dada Novie yang halus, kemudian mengecupi dan menjilatinya. Lidah si kakek terjulur keluar kemudian mengulas-ngulas induk payudara gadis itu yang semakin mengenyal dan mengeras. Mata Misdi menatap tajam gundukan buah dada Novie yang membuntal semakin padat. Perlahan-lahan telapak tangan Misdi mengelus-ngelus induk payudara Novie bagian bawah sebelum menggenggam dan meremas-remasnya dalam gerakan yang teratur.

“Ahhhhhhhh…., Ahhhhhh……,,, Ahhhhhhhhhhhh” Novie seperti tersiksa ketika Misdi melumat-lumat puncak payudaranya, ia semakin lahap mengecupi, mengulum dan mengaiti putting susu Novie yang semakin keras dan meruncing,

“Ohhhhhhhhhhhhhh….., Ohhhhhhhhhhhhhhhhh…..” berkali-kali suara itu terdengar dari bibir Novie disertai geliatan tubuhnya yang semakin indah dibasahi oleh lelehan-lelehan air keringatnya yang semakin lama semakin mengucur dengan deras.

Tubuh Novie mulai tersentak keras ketika Misdi mulai menyodok-nyodokkan batang penisnya “Arrrrrrhhhhh,,,, Ngeeehhhhhhhh….., Nggghhhhhh” Novie mengerang tidak berdaya dibawah genjotan dan ayunan penis Misdi yang terus bergerak keluar masuk dengan semakin kencang dan kuat, menggenjot-genjot lubang vaginanya, Misdi terkekeh-kekeh sambil semakin kuat mengayunkan batang penisnya menggenjot-genjot lubang vagina Novie, diaduk-aduknya lubang kenikmatan itu dalam-dalam.



“Ahhhhhhhh……. CRRTT … CRRRRRR ….” Kedua kaki Novie menjepit kuat-kuat tubuh si kakek kemudian mengangkang tidak berdaya, Novie meringis merasakan genjotan Misdi yang semakin kuat menyodok-nyodok lubang vaginanya yang sempit dan peret. Novie kembali terperangah ketika Misdi menekan penisnya dalam-dalam, mulut Novie yang ternganga segera dilumat oleh Misdi, “Emmmmm… Emmmmm!!! Emmmmmm !!” Tubuh Novie menggeliat dalam pelukan Misdi, tubuhnya menggigil merasakan benda besar yang panjang itu semakin dalam memasuki tubuhnya, perlahan-lahan keluar kemudian kembali menghempas masuk dengan kasar.

“Aohhhhh!!! Ja-jangannn.. jangannn….” Novie menjerit keras sambil memohon memelas meminta agar Misdi tidak menusukkan penisnya lebih lanjut, Misdi hanya terkekeh-kekeh sambil mengecupi bibir Novie yang mengaduh-ngaduh. “Aduhhh…, duhhhh… Aduhhhhh….!” Benda  panjang itu akhirnya menancap dengan sempurna, sampai selangkangannya dan selangkangan si kakek berpautan erat.

“Ploppppp…..!!! ” Suara itu terdengar keras ketika Misdi mencabut batang penisnya dari lubang vagina Novie, “Blukkkkkk….!! ” Novie mendorong tubuh Misdi hingga terjengkang ke belakang, kemudian ia menggeser tubuhnya berusaha menghindari si kakek yang kembali menghampirinya bagaikan seekor binatang buas yang kelaparan, Novie membalikkan tubuhnya berusaha menghindari cumbuan si kakek. Si kakek membuka mulut dan menjulurkan lidahnya, kemudian perlahan-lahan lidah Misdi menjilati belakang telinga Novie, tampaknya Misdi sedang berusaha agar gadis itu mau menyerahkan dirinya secara total dalam dekapannya, kedua tangan si kakek membelit melingkari pinggang Novie yang ramping.



“Cuppphh… Cupphhhh….” Misdi mengecupi daun telinga Novie, kemudian menjepitnya dengan bibirnya. Perlahan-lahan tangan Misdi menyibakkan rambut gadis itu dibagian leher, diciuminya tengkuk Novie dengan lembut, Novie mendesah-desah kecil , ia mulai terpancing dalam permainan si kakek yang mengajaknya untuk segera bercinta, tangan si kakek menepiskan tangan Novie yang menyilang berusaha melindungi gundukan buah dadanya dari tangan Misdi, kedua tangan si kakek menggerayangi payudara Novie, mengusap-ngusapnya lembut Novie sebelah bawah untuk menaikkan nafsu birahi gadis itu.

“Ahhhhhhhhhh….!! ” Novie hanya mendesah manja ketika tangan si kakek menggenggam induk payudaranya dan meremas-remasnya dengan lembut.

Misdi semakin merapatkan tubuhnya pada punggung Novie yang basah oleh ceceran air keringat. Perlahan namun pasti tangan kanan kanan Misdi merayap keperut Novie dan terus merayap turun, diremasnya dengan lembut bukit mungil diselangkangan Novie yang semakin basah oleh lelehan cairan kewanitaannya.

Jari tengah Misdi bergerak menekan belahan vagina Novie, perlahan-lahan jari tengah Misdi semakin dalam terbenam dalam jepitan vagina gadis itu, kemudian jari tengah Misdi perlahan-lahan menggesek-gesek dan menekan-nekan lembut klitoris gadis itu yang membuahkan desahan dan rintihan kecil dari bibir pemiliknya.

“Ahh.. ! Ahh..!! Ahhh!! ” terkadang Novie memekik-mekik kecil ketika Misdi mengucek-ngucek vaginanya dengan kasar, kemudian gerakan Misdi kembali lembut mempermainkan klitoris Novie, terkadang Novie merengek ketika Misdi mengecupi lehernya dengan lembut sambil mempermainkan daging klitoris gadis itu dengan jari tengahnya.



Misdi menggusur tubuh Novie dan memaksa Novie menungging di atas sofa, Novie menolehkan kepalanya kebelakang, ia tidak mengerti kenapa Misdi tiba-tiba mengikat kedua tangannya ke belakang, sementara benda besar itu menyelinap menggesek-gesek disela-sela buah pantatnya.

“Akkkkkkhhhhhh….!! “Novie terperanjat, tusukan-tusukan keras  yang menyakitkan membuat Novie mengerti mengapa Misdi mengikat kedua tangannya ke belakang, berkali-kali kepala penis yang besar itu menghentak-hentak dengan kasar dan kuat berusaha merobek lubang anusnya. “Jrebbb… Jrebbbb… Jrebbbb!! ” berkali-kali kepala penis Misdi berusaha memasuki lubang anus Novie.

“Awwww……………!!! Hen Hentikannnnhhh OWWW.!! “Satu lolongan yang keras terdengar dari mulut Novie.

Tubuhnya mengejang disertai erangan-erangan keras yang terdengar dari bibirnya yang ternganga.

“Nghekkkkk….!!! Ekkkkkkhhhh….!! ” Mata Novie mendelik, ketika satu tusukan yang kasar dan kuat membuat lubang duburnya terasa seperti dirobek, mulutnya seperti hendak mengucapkan huruf “A ” namun tidak ada sebuah suarapun yang keluar dari mulutnya, hanya desahan nafasnya sajalah yang tersendat-sendat ketika penis Misdi yang besar menekan masuk semakin dalam kedalam lubang duburnya.

“Duhhhh… Cici Novie…, sempit amat sich he he he” Misdi cengengesan sambil mulai menarik dan menekankan batang kemaluannya, kedua tangan Misdi mencengkram pinggul Novie kuat-kuat ketika ia mulai mengayun-ngayunkan benda besar di selangkangannya.



Misdi menyibakkan rambut panjang Novie ke samping. Tangan si kakek mengusapi punggung gadis itu sesekali ia tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wajah Novie dari samping yang tampak semakin menggairahkan ketika mengernyit kesakitan pada saat Misdi menggenjotkan batang kemaluannya kuat-kuat. “Plokk!! Plokkkk…!!  Plokkkkk!!! Plokkkk”

Sambil menjatuhkan dirinya ke belakang Misdi menarik pinggang Novie, kepala Novie menengadah keatas disertai lolongan kuat yang terdengar dari mulutnya, “Owwwwwww…. Hsss “

mata Novie terpejam rapat merasakan penis Misdi tertancap semakin dalam, kemudian tubuh Novie tersentak-sentak ke atas ketika Misdi menghujamkan batang kemaluannya menyodoki lubang anusnya. Novie menolehkan kepalanya ke belakang ketika Misdi mengejar bibirnya. Bibir Novie berpangutan dengan bibir si kakek. “Emmmm… Emmmm…, Emmmmm” tampaknya Novie mulai dapat menikmati batang kemaluan Misdi yang sedang asik menyodomi gadis itu, tangan Misdi mengelusi pinggang Novie yang ramping kemudian merayap menggenggam bongkahan buah susu Novie dan meremas-remasnya dengan semakin liar seliar menyentak-nyentakkan batang kemaluannya, menyodok-nyodok lubang anus Novie. Tangan Misdi melepaskan ikatan pada lengan Novie, kemudian perlahan-lahan tangan Misdi kembali merayap ke depan menggerayangi payudara Novie dan meremas-remas induk payudara gadis itu. Sambil berpegangan pada kedua tangan Misdi, Novie mulai bergerak menekan-nekankan pinggulnya semula perlahan-lahan namun semakin lama semakin cepat dan kuat Novie menekan-nekankan pinggulnya ke bawah, tampaknya Novie semakin keenakan disodomi oleh si kakek.

“Ahhhhh…., Ohhhhhhh…… Ohhhhhhhh Hsssssshhhhh….” Berkali-kali Novie mendesah sambil bergerak-gerak dengan semakin liar, Misdi menyambut keliaran Novie dengan menghujamkan batang kemaluannya kuat – kuat berulang kali keatas, menyodoki lubang anus Novie.



Kedua tangan Misdi membantu mengangkat pinggang Novie dan kemudian menariknya turun dengan cepat dan kuat “Ahhh…, Ahhhhh..,, Ahhhh Ahhhh… Ouhhh….!!!! Crrrr Crrrr Crrrrr….” vagina Novie tiba-tiba berkedut-kedut nikmat, gerakan liar Novie perlahan-lahan mulai berhenti seperti mobil yang kehabisan bensin. Si kakek  meremas lembut buah dada Novie sambil menciumi pinggiran lehernya dari belakang. Dengan tidak sabaran tangan si kakek mendorong pinggul Novie dan kemudian mendudukkan gadis itu di atas kursi sofa dengan kedua kakinya yang sengaja dikangkangkan. Kepala si kakek tertunduk dan mengenyot cairan kewanitaan Novie, namun tidak menelan cairan gurih itu. Novie mengalungkan kedua tangannya pada leher Misdi, mulutnya mengejar mulut Misdi kemudian mulut mereka mulai saling berpangutan, saling berbagi cairan kewanitaan Novie, rasanya sangat mengasikkan ketika lidah mereka berdua saling bergelut dan saling kait berenang berbalutkan cairan gurih berwarna putih pekat yang asin dan kental, kemudian Misdi dan Novie saling berbagi, menelan cairan gurih itu sedikit demi sedikit sampai habis. Si kakek bangkit  berdiri dan kemudian duduk dikursi sofa di seberang Novie, mata gadis itu menatap tajam pada kemaluan Si kakek yang besar dan panjang yang dapat memberinya sejuta kenikmatan, perlahan-lahan Novie bangkit dan menghampiri Misdi, tubuhnya menggeliat dengan erotis di hadapan si kakek, seolah-olah sedang memamerkan bentuk tubuhnya yang indah.

“Deggg.. Degggg… degggg….” Jantung  misdi berdetak dengan lebih kencang, matanya  menatap tajam pada bagian-bagian  tubuh Novie yang mengeliat-geliat dengan indah.

Perlahan-lahan Novie menekuk lututnya bersudud di antara selangkangan Misdi, kedua tangannya menggenggam kemaluan Misdi dan mulai mengocok-ngocok batang yang panjang dan besar itu. Semakin lama tangan Novie semakin kuat mengocok – ngocok penis Misdi yang berwarna kehitaman, sesekali ia menundukkan kepalanya,kemudian bibirnya mengecup-ngecup kepala penis si kakek, terkadang lidahnya terjulur keluar, mengulas-ngulas kemudian membelit, melingkari kepala penis si kakek. ovie melumat-lumat mesra leher penis si kakek sebelum akhirnya mulut Novie ternganga lebar dan mengulum kepala penis Misdi, kepala Novie bergerak maju mundur sambil berkali-kali menghisap kuat-kuat kepala penis Misdi yang bersenang-senang didalam rongga mulut gadis itu “Emmmmm…,,, Emmmmmm,,. Emmmhhh,,,,”.



Perlahan-lahan dalam gerakan-gerakan yang erotis dan lembut Novie naik ke atas tubuh si kakek, kemudian setelah berpegangan pada bahu si kakek pinggulnya menekan turun agar belahan vaginanya dapat menduduki kepala penis si kakek yang mengancung dengan kokoh. Sedikit demi sedikit penis Misdi mulai membelah belahan bibir vagina Novie, semakin lama semakin dalam. Tangan Novie merengkuh kepala si kakek dan menekankan kepala Misdi pada belahan di dadanya.

“Cupphhh… cuphhhhhh… Cuphhhhh…..Ahhhhhh… Ahhhhhhhhhhhhhh” Novie mendesah-desah pelan ketika merasakan bibir si kakek mulai mengecupi belahan dadanya, bahkan bukan hanya itu, permukaan lidah Misdi yang kasar berkali-kali mengulasi belahan dada Novie yang lembut, perlahan – lahan jilatan Misdi mulai menjalar menari-nari di induk payudara Novie sambil mengecupi buntalan buah dadanya yang kenyal dan mengeras.

“Ahhhhhh…….! ” Novie menyodorkan payudaranya ke depan ketika merasakan puncaknya dihisap-hisap dengan kuat, lidah Misdi bergerak menyentil-nyentil putting Novie kemudian melumat-lumat kedua puncaknya bergantian yang kiri dan yang kanan.

Kedua tangan Misdi merayap, mendekap buah pantat Novie kemudian menekan-nekannya sambil berulang kali meremas-remas dengan lembut, si kakek mencoba mengingatkan Novie untuk apa gadis itu menaiki tubuhnya.

“Ennnhhh… Ennnhhhh…. Ennnhhhh……” Novie merengek kecil sambil mengayun-ngayunkan pinggulnya, rengekan rengekan Novie berubah menjadi rintihan-rintihan liar ketika Misdi membantu menaik turunkan pinggul Novie dengan kedua tangannya,



“Aaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa…” Novie seperti tersiksa ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu keluar masuk menyodoki lubang vaginanya yang peret, semakin lama batang kemaluan Misdi semakin kuat menyodok-nyodok vagina Novie dan

“Awwwwwwwww…., Crrr Crrr Crrrr……” tubuh Novie melenting kemudian menggeletar merasakan denyutan-denyutan di lubang vaginanya, Misdi semakin bernafsu menggasak lubang vagina Novie, lelehan cairan kewanitaan Novie yang membanjir membuat penis Misdi agak mudah keluar – masuk di lubang sempit yang kini semakin licin dan mengasikkan untuk dikocok-kocok.

Novie menatap si kakek seolah memohon meminta Misdi agar menghentikan tusukan-tusukan kasarnya. Misdi menatap dalam-dalam mata Novie dan kemudian melumat bibirnya yang mendesah-desah diiringi rintihan-rintihan kecilnya yang menggairahkan.

“Uhhhh…..?!! ” Novie mengalungkan kedua tangannya pada leher si kakek ketika tiba-tiba Misdi mendekap buah pantatnya dan berdiri, Novie berusaha mengaitkan kedua kakinya membelit pinggang Si kakek,

 ”Ahhh…,,, Ahhhhh,,, Ahhhhhhh” tubuh Novie  terayun-ayun ketika Misdi mengayunkan penisnya menyodok-nyodok lubang vaginanya.

Sambil mengayunkan kemaluannya Misdi melangkahkan kakinya menuju kamar tidur, batang kemaluannya semakin hebat menyerang lubang vagina gadis itu, merojok, menyodok dan mengaduk-ngaduknya dengan kasar.

“Hekssss… Crrrr Crrrrrr…. Crrrrrr” Cairan kenikmatan itu menjebol pertahanan Novie, menyedot seluruh tenaga gadis itu dan membuatnya terkulai lemas dalam dunia yang penuh dengan kenikmatan.



Dengan lemas perlahan-lahan Novie berusaha membalas lumatan bibir Misdi, gadis itu menjulurkan lidahnya agar Misdi dapat menghisap dan mengenyoti batangan lidah Novie kemudian mengulum lembut lidah gadis itu, tapi disebelah-bawah Misdi menyerang dengan membabi buta, menyodoki dan menggecak-gecak vagina Novie dengan kuat dan keras sampai gadis itu merengek-rengek tanpa daya.

“Ennhhh Ennhhh Ennnnnhhh Nehhhhhhmmm…, sudah Kekk…. Aduhh kakekk….!!”Novie menolak ketika Misdi membalikkan tubuhnya dan kembali  menyetubuhinya dalam gerakan-gerakan yang kasar dan liar, tubuh gadis itu kembali terayun-ayun ketika batang kemaluan Si kakek yang besar memacu lubang vaginanya dari belakang setelah beberapa kali mengantarkan Novie menuju gerbang kenikmatannya barulah….

“Hauhhhhh…. Crrrroott… Crrroottt….” Misdi menghentakkan batang kemaluannya kuat-kuat ke dalam vagina Novie

“Poopppppssss…..!!!”,terdengar suara letupan keras, didalam kamar itu tampak seorang anak kecil tengah memegangi pinggul seorang gadis cantik dari belakang. Jagoan kecil kita berulang kali menjulurkan lidahnya menjilati sela-sela buah pantat Novie. “Duhhhhh….,,, Cici Novieeee… he he he he he”

“Brakkkk…!! ” tiba-tiba Seseorang mendobrak pintu kamar dengan kasar ,kemudian berteriak keras”Lepaskan gadis itu…!! Monster kecil….!! “

Secara reflek Misdi melepaskan tubuh Novie, tubuh gadis itu merosot turun, ia terkulai lemas dengan nafasnya yang terengah-engah. “Ohhhhhh…….” Setelah melenguh panjang gadis cantik bertubuh seksi itu pingsan tidak sadarkan diri..



Sesosok tubuh berbalutkan jaket hitam dengan sebuah topeng menutupi wajahnya menerjang tubuh Misdi “Eittttt….!! Apa-apaan Nihhhh !! “Misdi menghindari terjangan orang itu, Hmm, ada wangi harum yang  menyertai terjangan orang itu, Misdi yakin yang menyerangnya adalah seorang wanita..

“Ouchhhh….!! ” Tubuh Misdi kesakitan ketika tangan gadis itu menggedor dadanya, Misdi menatap tajam pada sarung tangan yang dikenakan gadis misterius itu, kadang-kadang sarung tangan itu bersinar kuat kemudian kembali meredup, sebuah cahaya biru muda yang lembut.

“Bukkkk….!!, Ahhhhh….” Misdi kembali mengernyit kesakitan ketika bahunya tiba-tiba dihantam tinju gadis itu, tampaknya kali ini jagoan kecil kita kewalahan.

“Waduh…!! Nggak level ini mahh, mendingan gua cabut…. ” Misdi membatin dalam hati, tangan si kecil Misdi menyambar botol parfum di meja rias dan kemudian melemparkannya ke arah lampu kamar.

Medadak suasana berubah menjadi gelap gulita

“Berhenti….! ” Gadis bertopeng itu mengejar keluar ruangan

“Kejar gue kalo lo Bisa…., ” Misdi merasa Pede sambil menyambar sarung di jemuran tetangga dan kemudian Whusshhhhh….. , Misdi melompat keatas atap.

“Tzzzinggggg….! ” gadis bertopeng itu melemparkan sebuah alat kecil dan menyangkut diujung sarung Misdi.

Setelah menghela nafas panjang, mengeluarkan gadis bertopeng itu handphone miliknya dan menghubungi kedua rekannya

“coba lacak kemana mahluk itu melarikan diri..”

“Jangan kuatir…, aku dapat menghadapinya……”



Misdi berlari-lari kecil di tengah malam,di komplek perumahan mewah,

Tiba-tiba di sebuah belokan “Whuttttt….!! ” sebuah tendangan hampir bersarang di wajah misdi,

“Ehhhhhh….., Koqqq…..?? tunggu…, tunggu???” Misdi berusaha menghindari serangan orang itu, Misdi mengangkat kain sarungnya sampai sebatas lutut kemudian mengambil langkah seribu. Tanpa sengaja alat pelacak yang menempel di sarungnya terlepas tanpa daya.

 Gadis bertopeng itu berlari mengejar, tiba-tiba setelah beberapa tikungan langkah gadis bertopeng itu berhenti. Seorang kakek tua menghadang langkahnya dengan baju yang terlihat kedodoran… (Red : Nyolong dari mana tuh baju ??? )

“Hemmmmm…., “gadis bertopeng itu memasang sikap siaga ketika si kakek mendekatinya sambil terkekeh-kekeh mesum.

“Kalo berani jangan sama anak kecil he he he…, ” Si kakek kemudian menerjang gadis itu dan  ”Hiaaaaattttt…….!!! “

“Plesetttttttt…… Gubrakkkkkk…!! “Misdi terjengkang pada serangan awal karena menginjak kulit pisang, namun kemudian buru-buru bangkit berdiri sambil menahan malu.

Selanjutnya terjadilah baku hantam di lokasi, Misdi Vs gadis bertopeng

“Heiiii……..! ” gadis itu melompat mundur ketika merasakan tangan si kakek meremas buah dadanya, kemudian si kakek terkekeh-kekeh sambil memandangi buah dada gadis itu dengan tatapan matanya yang genit.



Tiba-tiba….

“Bukkkk….! Waduhhhhh” Si kakek hampir jatuh tersungkur ketika sebuah tendangan bersarang di punggungnya, mata Si kakek melotot ketika menatap ke depan, “Hemmm…, tiga lawan satu nehhhh………..saatnya jurus terhebat..!!” Si kakek membalikkan tubuhnya dan melompat secepat kilat.

“Kejar Dia…..!! “

“Hmmmmm,sepertinya jejak orang tua cunihin itu menghilang di sekitar sini, kita harus segera membasminya sebelum membahayakan orang banyak.”

 ”Aduh…, capek juga ,Hoshhh Hosssh”

“Ehhhhhh jejak kaki anak kecil………..”nafas gadis bertopeng itu terengah-engah, demikian juga kedua orang rekannya.

“Hmmmmm,, sebenarnya ada berapa orang ?? “

“Ada dua…, satu seorang kakek cunihin, dan yang seorang lagi anak kecil berwajah mesum “

Tangan gadis itu mebuka topeng di wajahnya dan mengibaskan rambutnya kebelakang, Wowww… Cantiknya, kedua orang rekannya melakukan hal yang sama, tiga orang gadis kembar yang cantik jelita, Crystal Liu Yi Fei, Wuahhh…..!!!!



*******************

Sementara itu



“Fit….., bawain gua baju Fit……”

“Misdi kamu dimana…??? “Fitri tampak kuatir, sudah berkali-kali Fitri menghubingi Misdi yang sedang selingkuh

“Misdi…., kemana aja sihhh…..” Shierlen merebut Hp Fitri kemudian melontarkan sejumlah pertanyaan, sudah sedari tadi Fitri dan Shierlen mencari-cari Misdi

“Aku ada di…….”

“jangan lupa kaca mata hitam sama topi……” Misdi kemudian mengakhiri pembicaraan……”



Ketiga orang gadis kembar itu mulai menyisir komplek hingga pada suatu tikungan langkah mereka berhenti demikian juga langkah ketiga orang di hadapan mereka.

 ”Hati-hati…., mahluk itu sangat berbahaya….!!Cepat habisi dia” Salah seorang dari ketiga gadis kembar itu berusaha mengingatkan Fitri dan Shierlen yang menyembunyikan Misdi dibelakang tubuh mereka, sementara mulut Misdi ternganga dengan tubuh yang sulit digerakkan ketika menatap wajah tiga orang gadis kembar yang cantik jelita, Oh.., Misdi teringat sesuatu, sebuah nama melintas dibenak jagoan kecil kita , Liu YiFei, artis asia papan atas yang cantik dan imut, malahan berulang kali Misdi menonton Forbiden Kingdom sambil mengusap air liurnya yang menetes.

“Ehhhh…, jangan Cici…., jangan sakiti Misdi” Fitri dan Shierlen menghalangi langkah ketiga orang itu, sambil memohon berulang kali agar ketiga gadis itu tidak menyakiti si jagoan kecil kita.

Mendadak Misdi maju kedepan kemudian mengulurkan tangannya, menyalami ketiga gadis kembar yang cantik jelita, hilang sudah ketakutan si kecil Misdi….

“Cici Yifei…., aduhhhh, cantiknyaaa…..” penyakit jagoan kecil kita mulai kumat, penyakit bawaan jika melihat wanita cantik, “Ehhhh…..!!… Tapi koqqq Cici Yifei ada tiga…..!! ” (Red : Hemmmm, Iya juga Sihhhhh…., Gimana Bisa Liu Yifeinya ada Tiga yak ??)



****************************

Kemudian……keesokan harinya



“Ayoo,, Silahkan diminum…..” Misdi cengengesan sambil menyajikan minuman hasil racikannya, nggak tanggung tanggung Misdi membuat racikan susu, telur dan madu untuk Fitri, Shierlen dan tiga orang gadis kembar pujaannya



***************************

“Begini ceritanya……………”



salah seorang dari ketiga gadis kembar itu mulai menceritakan tentang asal muasal mesin X-5 The Origin, yang semula diciptakan oleh seorang ilmuwan jenius yang dikenal dengan nama Dr Clone, tujuan Dr Clone dengan mesin X-5 -nya adalah menciptakan kembaran dari tokoh-tokoh penting dunia namun kemudian diselewengkan oleh Dr Clone untuk mengkloning wanita-wanita cantik untuk kesenangan pribadinya, pihak militer yang mencium penyelewengan ini hendak mengambil alih proyek Dr Clone  dengan paksa , namun dr Clone tidak rela hasil kerja kerasnya dirampas begitu saja, dengan berat hati Dr Clone meledakkan mesin ciptaannya dan mati bersama hasil karyanya.



“Ya ya ya…., saya mengerti, ternyata orang tua Cici Yifei pernah menjadi korban penculikan oleh militer AS, pantesan ada isu Cici Yifei pernah tinggal Di AS, saya engerti… sangatttt mengerti……”Misdi duduk dikolong meja sambil melirikkan matanya kesana kemari menatapi lima pasang paha yang halus dan mulus.

“Misdiiii….!! ” tiba-tiba Shierlen menengokkan kepalanya kekolong Meja…

“Ehhhhhh……!! Kamu ngintipin kami yah ???” Fitri menuduh Misdi.

Secara serempak tiga gadis kembar merapikan rok mini mereka yang tersibak sampai sebatas pangkal paha.

“Ehhhh….., nggakkkk, nggak ngintip koq, saya-kan cuma mengusir nyamuk-nyamuk nakal di kolong meja…..” Misdi keluar dari kolong meja, jatuh sudah harga diri Misdi karena tuduhan dari Fitri. Misdi tersenyum-senyum salah tingkah ketika ketiga orang gadis kembar yang cantik jelita itu menatapnya.

“Ehhhhh…, sebentar,,,, berapa orang tadi korbannya ??, berapa orang gadis cantik yang menjadi korban ledakan itu ???” Misdi tiba-tiba teringat sesuatu, Misdi menahan nafas mendengar jumlah gadis cantik kembar yang menjadi korban ledakan mesin X-5, jantungnya berdebar-debar, kedua lututnya terasa goyah.

“seribu seratuss lima puluhh duaaa…. ??? Ahhhhhh!!!”Misdi berseru kaget, mendadak kepala jagoan kecil kita berputar-putar, terasa pening kemudian

“Blukkkkk…….!! ” tubuh Misdi ambruk lemas ,sambil membatin dalam hati “ribuan gadis-gadis cantik hilang begitu saja dalam sebuah ledakan dashyat , Ohh betapa malangnya nasib-ku…………..” kemudian jagoan kecil kita pingsan dengan posisi kedua kakinya tertekuk mengangkang.

Misdi menggeliatkan tubuhnya kemudian perlahan-lahan jagoan kecil kita mengerjap-ngerjapkan matanya, dengan lesu ia melangkah kearah jendela tangannya yang mungil membuka jendela kamar dan menatap gelapnya langit di malam hari yang tanpa bintang. Jagoan kecil kita sedang mencoba mengintropeksi diri, dulu ia hanya seorang pengemis tua di jalanan yang hidup terlunta-lunta, sekarang dirinya dapat tidur di ranjang empuk yang hangat, hidup dengan berkecukupan, gembira, tanpa beban sedikitpun.

Krekettt…..”

Misdi menolehkan kepalanya kearah pintu kamar yang dibuka perlahan oleh seseorang.”Fitri……. ” Misdi menatap Fitri dengan tatapan mata bersalah.

Fitri menutup pintu kamar itu kembali dan menguncinya. Fitri melangkahkan kakinya kemudian membelai-belai kepala Misdi

“Kamu kenapa sih… hemmmm ?? “dengan lembut Fitri menarik tangan Misdi kemudian mereka berdua duduk di tepi ranjang, sudah beberapa hari ini Misdi murung dan menjadi pendiam.

Misdi menatap wajah Fitri, kemudian setelah A-u-A u,jagoan kecil kita bertanya “Fitt, kamu nyalahin aku nggak ?? ” Misdi menekuk kepalanya tanpa berani menatap Fitri.

“Lohh, nyalahin kamu ?? kenapa ?? ” Fitri Diniyani balik bertanya.

“Maksudku…,, Eee,, Aku ,,, ituin ,, kamu,,, begitu,, ” Misdi kesulitan merangkai kata-kata untuk mengungkapkan isi hatinya.

Fitri tersenyum  kemudian kembali membelai kepala Misdi, ia mengerti maksud pertanyaan Misdi, jagoan kecil kita pasti merasa bersalah sudah merengut kegadisannya, Misdi menatap wajah Fitri ketika merasakan belaian lembut dikepalanya.



“Misdi…, aku  tidak pernah menyalahkanmu, sedikitpun tidak  pernah ” Fitri menatap Misdi dengan penuh kasih sayang, Wajah murung misdi mendadak menghilang berganti dengan wajah polosnya yang tersenyum ceria. Fitri berdiri di hadapan jagoan kecil kita, perlahan-lahan tangannya melepaskan kancing baju piyamanya, kemudian dalam satu gerakan yang gemulai Fitri menggerak-gerakkan bahunya sehingga baju piyamanya merosot dan terlepas melalui kedua lengannya. Misdi mengulurkan tangan mungilnya untuk menarik turun celana piyama Fitri, matanya menatap tajam pada belahan vagina yang membelah selangkangan gadis itu. Fitri merenggangkan kedua kakinya melebar sambil menyodorkan vaginanya kedepan ketika Misdi mulai menusukkan dua buah jari kecilnya sekaligus, jari tengah dan jari telunjuk. Nafas Fitri agak tertahan ketika belahan vaginanya tertekan, dua jari Misdi perlahan-lahan menyusup masuk

“Ahhhhh….,, Midhiii,,, Emmmmmmmm…” Fitri mendesah pelan ketika merasakan dua jari anak itu bergerak menggaruk-garuk dinding vaginanya, kemudian kedua jari itu bergerak menyodok-nyodok belahan vagina gadis itu, terkadang cepat dan kuat, terkadang begitu lembut menusuk-nusuk lubang vaginanya.

Fitri menggigit bibirnya ketika Misdi mulai berlutut di hadapan vaginanya,

“Auhhhh…..,, ” Fitri sedikit menarik pinggulnya ke belakang karena merasakan tangan Misdi menarik bibir vaginanya dengan kasar.



Jagoan kecil kita menatap isi vagina Fitri yang berwarna merah muda, dengan lembut lidahnya menjilat lelehan cairan kewanitaan Fitri, mulut Misdi mengecap-ngecap menikmati rasa cairan kewanitaannya yang gurih, kemudian kembali menjilati isinya, sesekali lidah Misdi yang runcing menekan masuk ke dalam jepitan vagina gadis itu.

“Ahhhh,, Ahhhhh.,, Misdiii,, Owww Enakkk,,, Ahhh duhhhh duh geliii…. Ahhhhssshhhhhk” Fitri menyodorkan vaginanya ke depan sambil menekan belakang kepala Misdi, lidah Misdi menggeliat-geliat menjilati vaginanya, ada rasa geli dan gatal yang semakin lama semakin nikmat.

“Misdiii,, sebentar,,, Ahhhhhhh,,,,” Fitri mendorong kepala Misdi, namun mana mau Misdi melepaskan santapan terlezat itu, vagina Fitri yang wangi, lelehan cairan kewanitaannya yang harum dan gurih. 

Sudah berulang kali Misdi mereguk kenikmatan dari lubang vagina Fitri namun entah kenapa dirinya tidak pernah merasa bosan dan jenuh, malahan kalau bisa Misdi ingin setiap detik, setiap menit, setiap jam menikmati vagina yang hangat dan wangi itu, ingin setiap saat terus menjilati dan menghisap-hisap lelehan cairan kewanitaan Fitri yang rasanya asin dan gurih. Fitri sendiri hanya dapat pasrah sambil merenggangkan kedua kakinya, ketika Misdi melumat-lumat bibir vaginanya. Fitri merasakan kedua lututnya goyah ketika Misdi mengenyot-ngenyot lubang vaginanya.

“Aduhhhh,, Duhhh,, Misdiii,, kamu,,, Ahhhhhh…. Crrr Crrr Crrrrrrr ” kedua tangan Fitri Diniyani meremas-remas rambut jagoan kecil kita.

Gadis itu menyodorkan vaginanya ke depan, menyajikan cairan klimaksnya yang hangat, dan gurih untuk menjadi santapan jagoan kecil kita “Slllrrrppp…,, Slllrrrpppphhhh,,, Slllrrrppppp ” terdengar suara mulut Misdi yang menyeruput cairan gurih berwarna putih kental.



Fitri menengokkan kepalanya ke bawah sedangkan Misdi mengadahkan kepalanya ke atas, mereka berdua saling.pandang dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang saling melepaskan kerinduan.

“Nakalll…….,,,” Fitri mencubit hidung jagoan kecil kita yang pesek.

“He he he,,, Enak ya Fit ? ” jagoan kecil terkekeh kemudian menciumi vagina Fitri.

“Glekkkk….!! ” Mata misdi melotot ketika Fitri naik ke atas ranjang dan perlahan-lahan merangkak, kemudian menggoyang-goyangkan pinggulnya sesaat untuk menggoda jagoan kecil kita untuk segera naik ke ranjang.

Bagaikan seekor macan kecil Misdi merangkak mendekati pantat Fitri yang sedang menungging, lidahnya terjulur keluar dan menjilat sela pantat Fitri, matanya menatap nakal kemudian “Crepppp” Misdi menggigit buah pantat Fitri.

“Bukkkk,,, Whadowwww…,, Gubrakkkk…” Misdi terjungkal dari atas ranjang karena Fitri menendangkan kakinya.

“Waduhhh,, Fittt,, kelakuan masih nggak berobah,, maen tendang aja…,,” Misdi bangkit sambil  mengusap-ngusap bokongnya yang terasa sakit akibat terjatuh dalam  keadaan duduk.

“Misdiii,,!! jangan maen gigit gitu,,!! “Fitri cemberut sambil mengusap-ngusap buah pantatnya, yang digigit oleh jagoan kecil kita.

“Sorry, Sorry, abis gua gemes he he he” Misdi menggaruk-garuk kepalanya dan kembali naik ke atas ranjang.

“Ehhh,, Fit….” Misdi agak kaget ketika Fitri mendorong bahunya sebagai tanda penolakan, mungkin juga protes atas gigitan Misdi di pantatnya.

“Pokoknya enggak,,!! ” Fitri malah bangkit dari atas ranjang, tentu saja jagoan kecil kita panik karena santapan lezatnya hendak melarikan diri.

“Grrrrrrrr,,,!!! Ini Cewe,,, harus gue tunjukin siapa yang berkuasa,,!! kalo perlu gua paksa pakai kekerasan!!!! Hua ha ha ha ha ha!!!” Jagoan kecil kita berkata dalam hati kemudian dengan sigap mencegat langkah Fitri.

“Fitttttt,,, Tolongggggggggg,,,, mau yahhhhhhhhhhhhhhhh ?? Please,, Dehhhh ” berulang kali Misdi memohon memelas malah sedikit terisak menangis (Red : Ehh ?? wah…, Cara memaksa yang aneh,, Hemmm ?! )



Duh, Fitri malah menatap dengan tatapan juteknya, biar lagi ngambek Fitri tetap saja cantik, sampai Misdi semakin terlena oleh kecantikannya. Misdi melompat kegirangan ketika Fitri membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju ranjang, “Bluk…” gadis itu membaringkan tubuhnya ditengah ranjang, kedua kakinya tertekuk kemudian mengangkang lebar-lebar.

“Wuahhhhhhh….!! Jagoan kecil kita langsung melompat dan menerkam Fitri. Kedua kaki Fitri langsung menjepit tubuh Misdi sementara Misdi menyusu di buah dadanya

Sepasang susu siap saji yang lembut dan hangat, lebih asik dan nikmat daripada susu manapun di dunia ini.

“Ohhh,, Fitriiii…,, Ohhh susu..,, Aduh lembutnya…..” Tangan Misdi yang mungil mengelus-ngelus bulatan payudara Fitri yang menggumpal begitu kenyal dan keras

Misdi menatap kagum payudara Fitri, betapa halusnya sepasang gunung kembar itu, asik banget ketika telapak tangannya berselancar mengelusi gundukan buah dada Fitri yang halus, lembut dan hangat. Tangan Misdi mulai meremas-remas induk payudara Fitri, ia meresapi kekenyalannya, tangan mungil Misdi meremas-remasnya berulang kali  bergantian  yang kanan dan yang kiri. Jagoan kecil kita tersenyum dengan wajah mesumnya ketika mendengar deru nafas Fitri yang semakin berat. Misdi mengecup puncak payudara gadis itu kemudian melumat lembut puncak payudaranya sambil berulang-ulang meremasi induk payudara Fitri.

“Hssshhhhh,, Enhhhh,,, Ufhhhhhh,,, Misdiiiiii” Fitri mendesah-desah, tubuhnya terasa semakin panas dan gerah, bulir-bulir keringat tipis mulai membuat tubuh mulus Fitri semakin lembab.



Tangan Fitri meremas-remas kain seprai kadang mencakar-cakar ketika merasakan lumatan-lumatan Misdi bertambah liar menggeluti bungkahan buah dadanya. Tubuh Fitri melenting-lenting keatas ketika merasakan kenyotan kuat di puncak payudaranya “Ahhhhhhhh….” Fitri kegelian ia berusaha menggeser geserkan dadanya berusaha menghindari kenyotan-kenyotan Misdi yang terkekeh – kekeh, mulutnya mengincar salah satu dari dua bongkahan buah dada Fitri yang bergerak-gerak berusaha menghindar dari takdirnya menjadi santapan jagoan kecil kita.

“AHHHHHH…….” Fitri memekik keras ketika Misdi mencaplok puting susunya sebelah kiri, “Oowww…Misdhiii…Sudahh jangann…Ahhhhh…” tangan Fitri menjambak rambut Misdi kemudian terkulai tanpa daya, tubuh gadis itu menggeliat-geliat, sementara Misdi sedang menikmati puncak payudaranya sebelah kiri sambil mengenyotnya,  lidah Misdi mempermainkan puting susu Fitri, mengorek dan mengait-ngait puting yang sudah keras meruncing itu. Misdi menggeram dan kemudian mencaplok puncak payudara Fitri yang kanan. Fitri akhirnya tergolek pasrah sambil meringis kegelian. Misdi melepaskan santapan lezatnya, kemudian mencubit puting Fitri sampai gadis itu meringis, ia mengalungkan kedua tangannya pada leher gadis itu, wajah mereka semakin berdekatan. Misdi melumati bibir Fitri bagian bawah kemudian melumat-lumat bibir bagian atas, Fitri menjulurkan lidahnya mengajak Misdi untuk melakukan pertempuran, tentu saja jagoan kecil kita tidak merasa takut, Misdi menjulurkan lidahnya menyambut lidah Fitri “Ckkk… Cppphhhh…, Ckkkk Sleckkkkk….” Suara berdecakan semakin sering terdengar ketika bibir Misdi saling berpangutan dengan bibir Fitri Diniyani, semakin lama Misdi semakin menggeser posisi wajahnya kebawah sambil mengecupi dan melakukan jilatan – jilatan mesra. Fitri mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar agar Misdi lebih leluasa mencumbui permukaan vaginanya. Bibir jagoan kecil kita mengecup belahan vagina Fitri yang merekah, “Ahhhhh,, Ahhhhh Mis,,,,,diiiiiiii…” Fitri terperangah ketika Misdi menjilati klitorisnya dengan lembut.

“Ampunn,, Misdi Ampunnn AHHHHHH…..” Tubuh Fitri menggeliat-geliat ketika Misdi menarik bibir vaginanya ke kiri dan kanan kemudian mengenyot-ngenyot isinya yang berwarna merah muda..



*****************************

Sementara itu diluar kamar…



“Hmmmm ??What Going on ?” Seorang gadis cantik membungkukkan punggungnya untuk mengintip apa yang sedang terjadi di dalam.

“Glekkkk,,, Wowwwww,,,!!” Seorang gadis berparas cantik jelita menelan ludah berkali-kali tanpa dapat mengalihkan matanya dari lubang pintu di kamar Misdi. Yifei tidak berani untuk mengintip lebih lama lagi, wajahnya kemerahan karena rasa jengah,

“That hot…,, ” Liu Yifei menyelinap keluar dari dalam rumah tanpa ada seorangpun yang tahu kehadirannya.



*******************************

“Uhhhhh .., Uhhhhhhhh…., Misdiii, Nnnnnnhhhhh…..” Fitri tersiksa oleh gejolak nafsu birahinya yang semakin memanas ketika jagoan kecil kita mengecup-ngecupi klitorisnya dan sesekali mengemutnya kuat-kuat.

“Tuingggg…!! ” Misdi mengacungkan batang kemaluannya yang kecil kemudian diselipkannya pada belahan Vagina Fitri Diniyani, jagoan kecil kita mengayunkan batang kemaluannya yang kecil, Fitri hanya tertawa kecil merasakan kemaluan Misdi yang imut keluar-masuk menggasak lubang vaginanya.

“Koqqq ketawa sih ?? ” Misdi bertanya

“Emmm, geli, duh kecil-kecil galak juga yak….”Fitri terkekeh.

“Hemmm ?? Maksudnya kekecilan gitu ?? He he he, coba yang ini…!!” Kini Misdi yang terkekeh

Tubuh Misdi mulai diselimuti asap tipis yang semakin lama semakin membuntal bertambah pekat.

“Ehhhh, Nggak Misdiii…!, bukan gitu…!!!,,, AWHHHHHHHH” Fitri Tidak sempat melanjutkan kata-katanya ketika merasakan sesuatu membesar dan terus memanjang didalam lubang vaginanya, Fitri meringis ketika merasakan lubang vaginanya mendadak melar dan terisi sesak penuh.

“Owwwww……” tubuh Fitri mengejang ketika si kakek mendekap dan mengangkat pinggul gadis itu sedikit keatas sambil menekankan kemaluannya semakin dalam. Kepala Fitri tergolek kekanan mulutnya ternganga lebar dan “AHHHHHHHHHHHHHHH…………” Satu jeritan panjang terdengar begitu mengggairahkan disertai geliatan-geliatan tubuhnya yang mengundang gairah ketika kemaluan Misdi yang besar dan panjang menyodok jauh ke dalam lubang vaginanya.



Nafas Fitri terengah-engah, butir-butir keringat mendadak meleleh membasahi tubuhnya. Si kakek meneduhi tubuh Fitri sambil menekankan selangkangannya erat-erat pada selangkangan Fitri, tangannya membelai pipi gadis itu, tampaknya Misdi sangat menyayangi Fitri. Dikecupnya kening Fitri kemudian dikulumnya bibirnya sambil mulai mengayunkan batang penisnya dengan lembut, menyodok-nyodok lubang vagina Fitri.

“Fittt….”

“Hemmm ?”

“Coba permainan yang agak keras, mau ya ? ” Misdi mengutarakan hasratnya.

Fitri terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. Sebagai perkenalan Misdi menarik batang kemaluannya sampai sebatas leher penis kemudian menyodokkannya kuat-kuat sampai batang Kemaluannya terbenam sekaligus..”Aaaaaaaaaaa….!! “, Fitri mengalungkan kedua tangannya pada leher Misdi.

“Jrebbb….!! Jrebbbbb….!! Jrebbbbb…..!!” sodokan-sodokan batang kemaluan yang besar dan panjang itu membuat Fitri terperangah. “Owwwwww,,, Ahhhhh,,, Ahhhhhhhh, Ahhh,, Ahh……” Tubuh Fitri terdesak-desak dengan hebat ketika si kakek berulang kali, membetot kemudian membenamkan batang kemaluannya yang besar dengan cepat dan kuat, menyodok sedalam-dalamnya dalam gerakan yang kasar dan liar. “Crrr CRRRR CRRRRRTTTT….” Fitri menatap mata Misdi dengan sayu ketika vaginanya berdenyut-denyut, betapa mudahnya batang kemaluan si kakek mengantarkan dirinya meraih puncak kenikmatan.



*********************

Keesokan harinya



Misdi mencium kening Fitri, gadis itu masih kelelahan akibat digenjot habis-habisan oleh jagoan kecil kita semalaman. Terdengar Misdi bersiul-siul sambil membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi Misdi berdandan dengan rapi, rambut poninya kini digolf keatas, dengan pasti ia menuju sebuah rumah, kira – kira rumah sapa ya ??

“Ting Tongggg…!!.” “Ting Tongggg…..!!” Misdi menekan bel di pintu rumah dengan bantuan sebuah bamboo, maklum, nggak nyampe ^^.

“Ha Ha  Ha Cici Yifei, sudah lama kita tidak berjumpa…” Tanpa dipersilahkan masuk si kecil berambut golf langsung menyelinap masuk melalui sela-sela pintu yang dibuka oleh seorang gadis cantik jelita, Misdi langsung mengutarakan pendapatnya, wah, gaya Misdi seperti seorang guru besar yang sedang menjejali murid-muridnya dengan segala macam, hukum sebab-akibat.

“Nahhh, gimana Cici Yifei…..” Misdi menatap ketika gadis kembar di hadapannya dengan pandangan mata yang meyakinkan.

“Tidak, terimakasih….” Salah seorang dari mereka menolak dengan tegas.

“Coba Cici Yifei pikirkan lagi, dengan jarak yang semakin dekat maka kita dapat lebih cepat untuk saling bertukar informasi, menghemat BBM, menghemat waktu…,dll,dst ” Misdi pantang menyerah untuk meyakinkan ketiga gadis kembar yang cantik jelita, (Red : Mirip banget kayak penjual obat yang ngoceh menjajakan barang dagangannya, tanpa tanda koma dimulutnya ^^) Misdi tersenyum senang ketika ketiga gadis kembar di hadapannya menganggukkan kepala mereka. Itulah sepenggalan percakapan antara Misdi dan ketiga gadis kembar.



*********************

Beberapa Hari kemudian….



Misdi membuka matanya lebar-lebar, telinganya yang sensitif mendengar sesuatu kemudian jagoan kecil kita berlari keluar dari kamarnya,

“He he he…..”Jagoan kecil kita cengengesan, diseberang rumah itu mulai tampak aktifitas yang menjanjikan.

“Cici Yifei, sini Misdi bantuin…….” Misdi merebut tas yang sedang dibawa Yifei.

“MAMPUSSS!! Gubrakkkkkk….!! YEOWWWWW” Misdi mengeong ketika tas yang ternyata super berat itu menimpa kaki kecilnya.

Misdi langsung terkapar duduk sambil mengaduh-ngaduh memegangi kakinya yang terasa sakit,

“Kamu nggak apa – apa ? ” Yifei mengkhawatirkan keadaan jagoan kecil kita.

“Nggak.., ” Misdi menggelengkan kepala sambil menahan rasa sakit di kakinya, namun air mata mulai berlinangan di mata jagoan kecil kita.

“Hupp…” Yifei membopong jagoan kecil kita, kemudian membawanya masuk ke rumah,

“Aduhhhh,, wanginya…, makin dilihat makin cantik, Cici Yifei, I love you ” Misdi tersenyum-senyum kecil, biar kakinya sakit tapi hatinya bahagia.

Misdi duduk diatas kursi sofa, kemudian Yifei berlutut di hadapan jagoan kecil kita, perlahan-lahan tangan Yifei terjulur.

“Ahhhh,,, Ahhhhh!! ” Misdi mendesah

“Ohhhhhhh..,, Cici Yifei…”

“Aduhhhh,,, Duhhhh… Aduhhhh”

“Pelan – pelan Cici, Akhhhhh”

“Uhhhhhhh, Jangan digituin Cici Yifeiiiii….”

“Nggak kuat!!, nggak kuattttt…..!! “

Keringat mengucur dengan deras membasahi tubuh jagoan kecil kita.

“Tobatttttt……!! Tobattttt………!!”

“Ahhhhh…, Hssshhhh, Ahhhhhhhhhh…..!! ” Misdi mendesah-desah.

“AWWWWWWSSS,!!! ” “Owwwwwwwsssshhhhh !!! “

“Ampun Cici, ampunnnnn,Ahhhhhhh!! “

“Ampunnnn, Huaaaaadowwww…!!!Mampus GUAAA!! HAKSSSS!!”

Setelah menggelepar beberapa saat, tubuh jagoan kecil kita terkulai dengan lemas di atas sofa.

“Nahhhh…, Sudah beres…” Liu Yi Fei bangkit dan kemudian menyodorkan segelas air minum untuk jagoan kecil kita.

“Glukkkk Glukkkkk,, Glukkkk” jagoan kecil kita langsung meneguk habis sampai tidak tersisa setetespun. Misdi menengokkan kepalanya kebawah, kakinya yang tertimpa tas kini terbalut kain perban. (Red : He he he pasti para mupenger’s pada ketipu kan ??, Cuma kakinya yang lagi diperban koq ^^),  Hari itu Misdi yang tertatih-tatih diantar pulang oleh Liu Yifei, ya namanya juga musibah, apa hendak dikata pahlawan kecil kita yang hendak membantu ini malah dibantu.



**************************

Seminggu setelah kejadian tertimpanya kaki jagoan kecil kita….



Misdi mengendap-ngendap, mengintai rumah yang didiami ketiga gadis kembar yang cantik jelita. Perlahan-lahan tangannya yang mungil membuka jendela “Heuuuupppp……” Misdi mulai berusaha meyusupkan tubuh mungilnya.

“Misdi ?? “

Jagoan kecil kita tercekat mendengar suara yang merdu bak buluh perindu tepat di belakang tubuhnya, perlahan-lahan jagoan kecil kita membatalkan niatnya yang sudah tertangkap basah. Wajahnya sebentar pucat sebentar merah karena menahan malu dan kaget, keringat dingin mendadak mengucur ditengkuknya..

“Kamu lagi ngapain ?? ” Liu Yifei bertanya keheranan memandangi jagoan kecil kita dengan tatapan matanya yang menyelidik.

“Euhhhh,, he he he,, Cici Yifei,, Ehhmm begini,, saya lagi ngeronda, jaga – jaga, biar nggak ada maling masuk kedalam rumah ” Misdi menjawab sebisanya.

“Apalagi saya mendengar suara-suara aneh di dalam rumah, jadi saya bantuin meriksa…!! ” Misdi berusaha memasang wajah yang meyakinkan

“Suara-suara ?? Di rumah nggak ada orang koq…” Yifei mengeluarkan kunci dan membuka pintu, jagoan kecil kita segera mendahului masuk kedalam kemudian memeriksa ke semua sudut rumah, bahkan sampai ke kolong mejapun disisirnya.

“Cici Yifei benar-benar hebat!!!, bagaimana mungkin Cici Bisa tahu didalam tidak ada orang ??” Misdi bertanya mirip Sherlock Holmes yang lagi kebingungan. (Red : Stupid Question…..)

“Yaa Tahu lahhh, dua saudara kembarku kan lagi mencari info keberadaan  Dr Andre, bukannya kamu yang tadi menelpon dan menyarankan mereka untuk mencari jejak keberadaan Dr Andre. ??!! “

“HE HE HE HE, IYA..yahh…, Eummmm ” Wajah Misdi merah padam , jagoan kecil kita merasa dirinya bodoh sekali dihadapan Liu Yifei yang cantik jelita, Misdi berdiri salah tingkah dengan segudang kebodohannya, terutama karena  kepergok ketika mau menyelinap masuk  ke dalam rumah lewat  jendela.



“Emmm, Misdi, kamu kamu bantuin aku nggak ?”

“Bantuin apa Cici Yifei ??”

Liu Yifei tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil menatap Misdi dengan tatapan nakalnya kemudian, menarik tangan jagoan kecil kita masuk ke dalam kamar tidurnya, Yifei melepaskan tangan Misdi dan melangkahkan kakinya menuju ranjang di kamarnya.

“Glekkk, Glekkk, Cegluk, Cegluk….” Air liur Misdi membanjiri rongga mulutnya, jagoan kecil kita menatap tajam ketika Yifei duduk di pinggiran ranjang, kemudian mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar,

Jagoan kecil kita seperti terhipnotis, tanpa sadar Misdi melangkahkan kakinya mendekati gadis itu, ya ampunnnn, kedua kaki Yifei tampak begitu putih, halus terawat., Oww, Cici Yifei menumpangkan kaki kanan diatas kaki kirinya, pangkal pahanya tersibak lebar. Misdi menengadahkan kepalanya menatap wajah Yifei ketika merasakan belaian lembut di kepalanya,

“Cici Yifei, Cici cantik banget…..” Jagoan kecil kita mendesis, memorynya secara otomatis menyimpan dalam-dalam kecantikan gadis itu, dicopy dan diback-up ribuan kali didalam sel-sel otaknya.

Dengan hati-hati Misdi mengusapkan telapak tangannya di lutut Yifei, terus naik sedikit, terus naik lebih ke atas lagi,

“Hemmmm…., ” Yifei memejamkan matanya ketika telapak tangan Misdi merayapi pangkal pahanya, gadis itu mengangkangkan kedua kakinya melebar, memberi jalan bagi tangan jagoan kecil kita yang sedang merayapi permukaan pahanya sebelah dalam.

“Ehhhh,, ” Liu Yifei menjepit tangan Misdi dengan kedua pahanya, ketika tangan jagoan kecil kita mengelus permukaan celana dalam Yifei, jagoan kecil kita menatap Yifei dengan tatapan genitnya, jantung Yifei berdebar-debar, ada rasa penasaran yang ingin dilampiaskan oleh gadis itu semenjak ia tidak sengaja mengintip perbuatan Fitri dan Misdi.

Rasa penasaran itulah yang membuat Yifei perlahan-lahan mengangkangkan kedua pahanya melebar, ia mempercayakan daerah intimnya yang masih tersembunyi di balik kain segitiga putih itu  pada jagoan kecil kita.



Sambil tersenyum menggoda Misdi menggeliatkan tubuh mungilnya sambil membuka bajunya perlahan-lahan, kemudian setelah melemparkan baju kaosnya Misdi menurunkan celana pendeknya sampai melorot , sambil bergoyang erotis jagoan kecil kita membuka celana dalamnya dan melemparkan celana dalam dekil itu ke udara. (Red : Whuaaaaaa….!!! Si kecil berambut poni menari striptease di hadapan Liu Yifei,  Ihhhhh !! )

Jagoan kecil kita mendekati Liu Yifei yang memakai kaos berwarna putih tanpa lengan dan juga rok berwarna putih selutut. Yifei hanya menggaruk-garuk kepala menatap selangkangan Misdi yang imut, kecil hitam, sudah mengeras.

“Aduhhhh…, kecil amat..?? Hem, tapi kalau kecilkan aman, nggak akan bisa ngapa-ngapain….” Liu Yifei tersenyum kecil kemudian menggeser posisi tubuhnya ketengah ranjang, Yifei bersandar santai  pada tumpukan bantal yang empuk.

Jagoan kecil kita melompat naik keatas ranjang Eee Ehhh, hampir jatuh, sangking nafsunya kali ya ^^ “Wahhhhh, Cici Yifei, ini Salah, nggak bener…..”

Misdi menatap Liu Yifei dengan tatapan matanya yang serius.

“Apanya yang salah ?? ” Yifei bertanya keheranan.

“Saya sudah telanjang bulat, titit saya sudah terekspose kemana-mana, tapi Cici Yifei masih berpakaian lengkap, kan saya jadi rugiiii !! Ayoo, sekarang giliran Cici Yifei yang buka baju…., tadi maksa-maksa saya buat buka baju…..!! “

(Red : Dipaksa ?? lagi selebor nih……..!! kebanyakan nari Striptease..!! )

Liu Yifei sampai terbengong-bengong karena Misdi menuduh seenaknya, Mumpung gadis itu masih bengong, Misdi menarik baju kaosnya dan meloloskannya ke atas melalui kedua lengannya kemudian dibukanya bra gadis itu.



“WUAHHHHHHHHH…..!! “Misdi berseru kagum, matanya melotot dengan mulutnya yang terbuka lebar ketika menatap sepasang bukit putih yang berukuran sedang, namun terlihat sangat keras membuntal padat dihiasi puting runcing berwarna merah muda.

“Wee Heeeitt…., Ehhh…., Lhaaaa ??? !! ” Misdi kaget ketika Liu Yifei tiba tiba mencekal pergelangan tangannya yang hendak mengelus bukit payudara gadis itu.

“Blukkkkkk……!!WALAHHHHH….!! ” Jagoan kecil kita ditindih oleh Yifei dengan gaya seorang pegulat yang sedang me”smackdown” lawannya,

“WADUHHH…….!!, Ini mah udah melenceng jauh dari scenario…., koq jadi malah gua yang diperkosa nih……!!” Misdi bertanya-tanya dalam hati, ia mulai curiga pada niat baik penulis cerita.

Liu Yifei mengulum lembut bibir jagoan kecil kita, Misdi membalas melumat dan memangut-mangut bibir Yifei dengan lembut, Misdi semakin lahap memangut-mangut kemudian mengulum bibir gadis itu yang terasa manis, Liu Yifei menjulurkan lidahnya keluar kemudian mencelupkannya ke dalam mulut jagoan kecil kita, dengan antusias jagoan kecil kita menghisap-hisap lidah gadis itu, yang menggeliat-geliat lembut.

“Uhhhh,, Cici Yifei “Misdi mengangkangkan kedua kakinya melebar ketika ciuman-ciuman Yifei turun semakin lama semakin ke bawah. Jagoan kecil kita merasakan hembusan nafas Liu Yifei dibatang kemaluannya kemudian ada sebuah jilatan yang basah, hangat dan terasa geli melingkari kepala kemaluannya yang kecil, kecupan-kecupan kecil semakin sering mendarat di buah zakarnya, dan juga di batang kemaluan jagoan kecil kita.



“Owww.., Cici Yifei,, Hsss Hsssssshhh….” jagoan kecil kita mendesis-desis ketika merasakan kepala kemaluannya diemut oleh Yifei, Misdi mendesah resah ketika merasakan lidah gadis itu berulang-kali memijiti kepala kemaluannya.

Perlahan-lahan gadis itu membaringkan tubuhnya di sebelah Misdi, kedua matanya terpejam, kini jagoan kecil kita mulai mengendalikan situasi, dengan mesra Misdi mengecup kening Yifei kemudian melumat bibir gadis itu sebelah atas, terus melumat bibir Yifei sebelah bawah dan mengulumnya sampai terdengar suara berdecakan dari bibir mereka yang saling mengulum. Jagoan kecil kita menggeluti leher gadis itu, Yifei mendesah-desah, kedua tangannya dengan lembut membelai-belai kepala Misdi, Liu Yifei mulai paham kenapa Fitri menggeliat-geliat resah ketika Misdi menggelutinya tempo hari, ternyata anak sekecil Misdi sudah sangat pandai dalam bercinta. Liu Yifei tampak resah ketika cumbuan sikecil Misdi mulai turun kearah dadanya, “Ohhhhhh, Misdiiiii, Koq kamu pinter banget sichhh…….”

“Ahhhh….., Ahhhhh, Hhhhhh…, ” tubuh Liu Yifei mendadak tersentak ketika merasakan kecupan-kecupan kecil diinduk Payudaranya sebelah atas.”Cuppp,,, Cuphhhh,, Cuppp….., Ckkk” Suara mulut jagoan kecil kita yang sedang menciumi induk payudara gadis itu sebelah atas, sesekali dijilatnya dan dihisapinya payudara Liu Yifei yang semakin mengeras dan mengenyal.

“Owwwww……, Akhhhhhhhh……” Yifei semakin sulit untuk mengendalikan dirinya, ketika tangan Misdi yang mungil mengelus-ngelus dan meremasi induk payudaranya sebelah bawah sambil menjilati putting susunya yang sudah meruncing. “Ahhhhhhhh…….” Gadis itu mendesah panjang ketika merasakan kenyotan-kenyotan lembut bergantian dikedua puncak payudaranya, semakin lama ciuman-ciuman Misdi merambat semakin kebawah.



Misdi menyibakkan kedua kaki Liu Yifei mirip huruf  “M”, tampaknya Yifei rajin mencukur bersih daerah intimnya, jagoan kecil kita menciumi permukaan vagina gadis itu yang hangat. Tangan Misdi menekan pinggiran bibir vagina Liu Yifei sampai belahan perlahan-lahan mulai merekah, wangi harum tercium semakin tajam ketika belahan vagina Yifei merekah menampakkan isinya yang berwarna merah muda, “Uhhhhhhhhhhhhh…….” tubuh Yifei menggelinjang ketika merasakan hembusan-hembusan nafas yang hangat menerpa vaginanya yang sensitif, nafasnya kadang tertahan-tahan, kadang memburu kencang ketika merasakan batang lidah jagoan kecil kita mengulasi isi vaginanya sambil sesekali mengenyot-ngenyot lelehan cairan kewanitaan Yifei yang membanjir, Yifei menggeliat-geliat ketika ujung lidah Misdi yang runcing perlahan-lahan memijit-mijit klitorisnya, sesekali ujung lidah Misdi mengait daging mungil di selangkangan gadis itu.

“Ehhhhhhhhhhhhh…! ” tiba-tiba tubuh Yifei kelojotan, kemudian perlahan-lahan terhempas lemas ketika cairan kenikmatan itu berdenyut membanjiri lubang vaginanya “Crrrrrr… Crrrr………Crrrrrrr….”, gadis itu memejamkan matanya, ada seulas senyuman puas dibibirnya.

Misdi tersenyum ketika merasakan tubuh mungilnya seperti dialiri oleh kekuatan tanpa batas, jagoan kecil kita mulai dapat mengendalikan tenaganya, Perubahan-perubahan drastis mulai terjadi disertai gumpalan asap yang semakin membuntal padat. “HE HE  HE…..”

Liu Yifei, dengan reflek membuka mata sambil menengokkan wajahnya kearah suara yang serak dan berat itu “AHHHHHHH…….. Bukkkkkk……!! “

Si kakek terjengkang ketika sebuah tendangan Yifei mampir di dadanya, dengan sigap Yifei melompat dari atas ranjang, matanya mencari-cari jagoan kecil kita.



“Uhhhh……” Yifei buru-buru menghindar ketika si kakek hendak menyergapnya. “Awwww… Keparat….!! ” gadis itu membentak ketika buah susunya sempat dielus oleh tangan si kakek, setiap serangan Yifei dapat dengan mudah dipatahkan olehnya.

“Brakkkk….” pintu kamar itu terbuka dengan tiba-tiba, seorang gadis melompat keluar, dengan wajah ketakutan, “Ahhhhhhhhh……..!!” Pergelangan kakinya terasa dicekal dengan kuat, sehingga Yifei kehilangan keseimbangan dan terjatuh keatas lantai dalam keadaan terlungkup, kedua tangannya bertumpu pada lantai, kedua kakinya melejang-lejang, sepasang tangan yang keriput itu menarik perlahan-lahan tubuh gadis itu, Yifei meronta-ronta berusaha melepaskan diri sementara tubuhnya terus tergusur masuk kedalam kamar dengan perlahan namun pasti.

“Brakkkkk…. Clikkkkk…..” Pintu kamar itu tertutup dengan keras dan dikunci dari dalam, terdengar suara Bukkk, Bukkkkk Bukkkkk…berkali-kali dari dalam kamar, gadis itu mundur ke sudut ruangan.

“Ahhhhh….,,,” Liu Yifei memekik kecil ketika si kakek menubruknya sambil membelitkan kedua tangannya melingkari pinggang gadis itu kemudian mengangkat tubuhnya ke atas, kini posisi kepala si kakek tepat berada di hadapan payudara gadis itu sementara kedua tangannya membelit erat-erat pinggang gadis itu yang ramping.

“Bajingan…!! Bukkkk, Bukkkk” Yifei menghantamkan tangannya kebahu si kakek, namun tampaknya si kakek tidak merasakan kesakitan sedikitpun, malah terkekeh-kekeh seperti keenakan.



“Owwww…., ” pukulan-pukulan Yifei semakin lama semakin pelan ketika merasakan kecupan-kecupan kasar dan kenyotan-kenyotan kuat di puncak payudaranya.

“OHHHHHHH…….” Yifei mendesah panjang ketika merasakan batang lidah si kakek menjilati putting susunya yang semakin keras meruncing, tubuh Yifei merosot turun ketika si kakek melonggarkan belitan tangannya pada pinggang gadis itu, Yifei mengalungkan kedua tangannya pada leher si kakek, matanya bertatapan mesra dengan mata si kakek yang seolah-olah sedang menghipnotisnua agar tunduk total dalam kekuasaannya. Yifei menengadahkan wajahnya, bibirnya menyambut datangnya bibir si kakek. Crystal Liu membuka bibirnya merekah, agar si kakek dapat bebas melumati bibirnya sebelah bawah dan kemudian melumati bibirnya sebelah atas. Kedua bibir mereka bertautan erat. Si kakek mengulum bibir Yifei “Ckkk.. Ckkkkk… Ckkkkkhhhh…….” Suara berdecakan terdengar keras dari bibir mereka yang saling memangut dengan liar. Tangan Misdi menekan bahu gadis itu sampai kedua lutut Yifei tertekuk dan berlutut di hadapannya, tangan Yifei bergetar ketika meraih sebuah benda besar dan panjang di selangkangan laki-laki tua itu

“Ohhh, besar sekali..!! “Yifei berseru dalam hati,  tangannya perlahan-lahan mengocok – ngocok batang kemaluan si kakek, bibir gadis cantik itu terbuka, lidahnya terjulur keluar mendekati selangkangan si kakek kemudian mengulas-ngulas buah pelir yang menggantung diselangkangan laki-laki tua itu, kemudian dikecupinya buah pelir si kakek, lidahnya begitu aktif membersihkan kemaluan Misdi, memangut-mangut batang kemaluannya yang semakin tegang serta membersihkan leher kemaluan laki-laki tua itu yang terkekeh-kekeh keenakan sambil membelai-belai kepalanya kemudian mulut Yifei terbuka lebar, setelah melumat-lumat kepala kemaluan si kakek Yifei memasukkan kepala kemaluan itu ke dalam mulutnya, diemut-emutnya kepala kemaluan yang semakin membengkak itu, Yifei semakin bersemangat mengoral penis itu ketika merasakan cairan-cairan gurih yang asin mulai meleleh dari lubang kemaluan si kakek



Laki-laki tua itu membopong tubuh Yifei, kemudian mendudukkan gadis itu di pinggiran ranjang, tangannya mengelusi paha Yifei yang mengangkang. Yifei menggigit bibir ketika merasakan tekanan kuat di bibir vaginanya, ia hanya dapat pasrah sambil berpegangan pada bahu si kakek, laki-laki tua itu terlihat antusias mendesak-desakkan kepala kemaluannya pada belahan vagina Yifei.

“Ahhhhh…..!! Oww that’s hurt…!!” Yifei merasa tenaganya bagaikan disedot oleh kemaluan si kakek yang mulai merobek-robek selaput daranya. Kepala Yifei terkulai lemas di bahu kanan si kakek, tubuhnya yang mulus mulai dibasahi oleh cucuran air keringat, ” Ennnnnngkk…. Akkkkkkkk Blukkkk!! ” Setelah menggeliat-geliat beberapakali berusaha menahan rasa pedih dan perih di selangkangannya, punggung Yifei roboh ke belakang, kedua kakinya terjuntai di pinggiran ranjang dalam posisi mengangkang.

“AHHHHHHHHHHHH…..! ” Yifei menatap si kakek, tatapan gadis itu seperti memohon agar si kakek berhenti menusukkan batang kemaluannya yang besar, berhenti membenamkan benda besar dan panjang itu kedalam lubang vaginanya  yang mungil.

Harapan Yifei hangus begitu saja ketika si kakek menyentak-nyentakkan batang kemaluannya dengan kasar. Si kakek tampak bernafsu membenamkan kemaluannya sedalam-dalamnya menyodok lubang vagina Yifei. Tubuh mulus Liu Yifei terguncang-guncang hebat dalam hentakan-hentakan melody birahi yang menggebu-gebu, meluluhlantakkan kesadaran gadis itu hingga ia lupa diri dan menjerit keras-keras ketika merasakan batang kemaluan laki-laki tua itu menggenjot-genjot lubang vaginanya yang mungil dalam gerakan-gerakan yang kasar dan liar “AHHHH… AAAAAAAA!!!, AHHHHH”



Sedikit dari kesadaran Yifei bertanya-tanya, kenapa ?? Ahhh?? Apa yang sedang dilakukannya bersama seorang laki-laki tua asing itu ?? Mengapa dirinya sama sekali tidak dapat menolak keinginan laki-laki tua itu ketika si kakek dengan rakus menyantap kehangatan dan kenikmatan dari tubuhnya.

“Ahhhhh… ?? Crrr Crrrr Crrrrrr……” Apakah karena ini??, karena denutan-denyutan kenikmatan yang begitu mengasikkan untuk dinikmati dan diresapi, sebuah kenikmatan yang baru pertama kali ini dirasakan olehnya ??

“HE HE HE….., ” SAmbil terus menggenjot-genjot vagina Yifei si kakek meremas-remas dan mengelus-ngelus buah dadanya bergantian dari yang kiri pindah ke yang kanan, sesekali diremasnya kuat-kuat induk payudara Yifei sampai pemiliknya merintih lirih. Si kakek menengokkan kepalanya kebawah, batang kemaluannya yang bergerak keluar masuk menggasak lubang vagina gadis itu basah oleh cairan kewanitaannya yang disertai cairan berwarna kemerahan, darah perawan. Liu Yifei menatap si kakek dengan tatapan matanya yang sayu ketika pergelangan kakinya dicekal dengan kuat, kemudian direntangkan mengangkang selebar-lebarnya ke atas.

“Auhhhhh….!! Awwww…… !! Awwwwwwww…!! ” genjotan itu memang tidak kasar namun begitu dalam menyodok lubang vaginanya, si kakek menekankan kemaluannya yang besar, perlahan namun dalam, setelah merasakan batang kemaluannya mentok tertancap di dalam sana kemudian batang kemaluan si kakek mulai mengaduk-ngaduk lubang kenikmatan itu. Liu Yifei meringis, dadanya terasa sesak namun enak, tubuhnya terasa semakin hangat, terkadang ada aliran listrik yang membuat tubuhnya tiba-tiba tersentak

Pergesekan yang lembut itu membuatnya semakin terbuai dalam nikmatnya bersetubuh bersama si kakek tua dengan batang kemaluannya yang panjang dan besar. “Unnnnhhhhhhhhhhhh……!! CRRRR CRRRRRRRT ” Yifei hanya dapat melenguh panjang denyutan-denyutan itu terlampau nikmat untuk ditolak.



“AHHHH, AHHHHHH AHHHHHHHH ” Yifei menjerit keras , ketika si kakek kembali mengayunkan batang kemaluannya dengan kasar dan liar, tubuhnya terguncang tanpa daya, Yifei merengek-rengek kecil, entah dari mana Yifei belajar merengek-rengek dengan suara yang sangat menggairahkan.

Semakin keras rengekannya, semakin hebat dan kuat si kakek mengayun-ngayunkan batang kemaluannya, “Crepppp…, Creppppp,, Creppppp” suara becek itu terdengar keras ketika batang kemaluan si kakek bergerak keluar masuk dengan kencang dan kuat. Setiap tusukan membuat Yifei mendesah dan merintih. Tusukan-tusukan itulah yang membuat Yifei semakin dalam terperosok ke dalam jurang kenikmatan yang tanpa dasar, kenikmatan dari tusukan-tusukan kuat itu sulit untuk diukur, sulit untuk dilukiskan diatas kanvas kenikmatan.

“Ohh, Yesss, Yesssss….c’mon grandpa… fuck me” Yifei mendesah manja,

“Harder, Harderrrrr,!! O YEahhh Deeper…!! ” Yifei benar – benar sudah lupa diri, gadis cantik jelita itu berteriak-teriak dengan liar, ia ingin lebih nikmat lagi, lebih enak lagi, ingin digenjot lebih kuat dan kasar. “Cretttttt…. Cretttttt… Crettttttttt……Aww” Yifei memekik kemudian pasrah dalam tekanan batang kemaluan si kakek yang menggenjoti lubang vaginanya.

“Auhhh…..!! Yifei agak terkejut ketika si kakek tiba-tiba mencabut batang kemaluannya. Laki-laki tua itu mendorong tubuh Yifei ketengah ranjang kemudian membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging di atas ranjang.

“Ohhhhh….., Ja Jangannnn Ahhhh……..”Yifei mengernyit kesakitan, kenikmatan itu berubah menjadi siksaan ketika lubang anusnya dirojok kasar oleh kepala kemaluan laki-laki tua itu.

“Nn NOooo!! HAAAAAAAAAAAAAAA………….” Lidah Yifei sedikit terjulur keluar ketika batang kemaluan si kakek menyodok memasuki lubang anusnya 

“NOOOO, Pllease…..!! Heksssss……” Sebuah sentakan yang kasar dan kuat di lubang anusnya membungkam mulut Liu Yifei, hanya kepedihan yang kini dirasakan olehnya ketika batang kemaluan itu mulai masuk dalam gerakan menyentak-nyentak kasar.



Laki-laki tua itu semakin merapatkan selangkangannya sampai perutnya beradu dengan buah pantat Yifei yang lembut dan hangat. Kedua tangan laki-laki tua itu menarik tangan Yifei kebelakang kemudian mulai membetot dan membenamkan batang kemaluannya.

“AHHHHH, It’s hurting me, AWWWWWW “

“YEAh.., It’s Huurddd Bud Yu Will Len To lik It….. He He HE “Misdi tidak mau kalah ia menjawab dalam bahasa Inggris yang sudah dipermak habis-habisan olehnya sampai tidak berbentuk lagi.

Tubuh Yifei terdorong – dorong dengan kuat, bibirnya tidak berhenti meringis dan memohon, agar si kakek berhenti menyodominya. “AHHHHHHH…..!! “Mata Yifei melotot sambil menjerit keras ketika si kakek menyodokkan Batang kemaluannya dengan kuat dan kasar sampai amblas sekaligus, berkali-kali laki-laki tua itu mempermainkan Yifei, tangan Misdi  merayap mencari-cari daging klitoris Yifei, setelah menemukan daging mungil itu tangan Si kakek memijiti klitoris Liu Yifei. Sebuah perpaduan antara rasa sakit dan rasa nikmat, sambil mendekap pinggul Yifei laki-laki tua itu menjatuhkan dirinya ke belakang, kepala Yifei terangkat ke atas ketika lubang anusnya menduduki batang kemaluan si kakek yang seperti sebuah tombak yang menghujam dengan paksa sedalam-dalamnya merojok lubang anusnya. Kedua tangan si kakek meraih tungkai lutut Yifei sebelah bawah kemudian menariknya membuka ke samping dan meletakkan kaki gadis itu mengangkang lebar, laki-laki tua itu mengendus-ngendus rambut Yifei yang lembut dan wangi. Tangan si kakek mendorong pinggul Yifei kemudian menariknya sekuat tenaga ,

“Ahhhhhhhh… Nnnoo Nooo,,, I’ll do it myself..”Yifei memohon memelas.

Lak-laki tua itu membiarkan Yifei melakukannya sendiri, Yifei harus belajar agar dapat memuaskan nafsu birahi si kakek yang tersenyum-senyum dengan gembira.



Laki-laki tua itu membaringkan tubuhnya, agar Yifei lebih mudah belajar,

“Plopp…!! ” Pada Saat si kakek lengah Yifei buru-buru mencabut kemaluan si kakek dari lubang anusnya.

“HEIIIIII……, Hemmmmm, Olrit, suit Yu Self, JUS RAPE MI!! “

Yifei mengarahkan kepala kemaluan si kakek pada lubang vaginanya

Yifei mendesis ketika merasakan batang kemaluan yang besar dan panjang itu mulai kembali membelah belahan vaginanya.

“Gud Bud, Gud But..” Misdi menepuk-nepuk bokong Liu Yifei kemudian mencubit gemas bokongnya agar Yifei segera memulai tugasnya.

Yifei mulai mengayunkan pinggulnya, si kakek juga mengangkat – angkat batang kemaluannya menyongsong datangnya hempasan vagina Yifei yang semakin lama menghempas-hempas dengan semakin liar.

“Oooo, YEAHHHHH It’s Feel So GOODDDD, AWWWWHHH….CRRR CRRRR” Gerakan Yifei terhenti.

Dengan kasar Si kakek mendorong tubuh Yifei kemudian dibalikkannya tubuh Yifei, “Jrebbbbb…, Jrebbbbbb….. Jrebbbbbbbbbb” laki-laki tua itu menyodoki lubang Vagina Liu Yifei, dihantamnya sekuat tenaga sampai berkali-kali Yifei memekik kecil kemudian terkulai lemas sambil merintih nikmat.

Semakin lama semakin keras Batang kemaluan si kakek menghantami lubang vagina Yifei.

“Awwwww…. Crrrr Crrrr Crrrrr…..”

“WADUHHHH….. KECROTTT CROTTTTT”

Yifei terkesima kaget ketika menyaksi tubuh si kakek berasap dan “Popppssshh”

“HAAAHHH ???!!!! KAMUU ???!!!” Yifei tambah terkejut ketika dihadapkan pada sebuah kenyataan.



Jagoan kecil kita merayap dan mengalungkan tangan mungilnya pada leher Liu Yifei sambil berbisik “Cici Yifei, memek sama bool cici, enak banget dechhhh….”

Liu Yifei tidak sempat berpikir lebih jauh, tubuhnya sudah terlalu letih, kecupan-kecupan Misdi mengantarkan Liu Yifei ke alam mimpinya, tidak berapa lama Misdi tertidur dalam pelukan Liu Yifei. Hari menjelang sore ketika Misdi  membuka kedua matanya, wah, ada seseorang yang sudah membantu memakaikan baju jagoan kecil kita.

“Huppp…” Misdi bangkit dari atas ranjang dan melangkah keluar.

“Ehhhh, yang mana ya ???” jagoan kecil kita garuk-garuk kepala.

Ia melangkah mendekati salah seorang dari ketiga gadis kembar yang cantik jelita,

“Cici Yifei….” Misdi asal tembak sambil bergayut mesra ditangan orang itu.

“Apaan sihhh…!! ” si cantik menepiskan tangan Misdi.

Hemm, bukan dia, begitulah pikiran Misdi, pasti yang ini.

“Cici Yifeiii, ” Misdi kembali kecewa karena gadis itu tidak mempedulikannya.

“Hemmm, pasti nihhhh yang ketiga He he he” Misdi meletakkan telapak tangannya di lutut Yifei.

“HEIIIIII !!!! ” Misdi malah didorong menjauh.



“Koqqqq ?? ” Misdi menatap satu persatu wajah ketiga gadis cantik jelita itu

Jagoan kecil kita tampak stress, ia tidak mau kalau cuma “One Night Stand”

Kayak skandal-skandal yang sering muncul di TV. Misdi mengambil kursi dan naik keatas kursi kemudian berteriak

“PERHATIAN !!!, sekarang nggaku !!, siapa diantara cici bertiga yang tadi memperkosaku secara brutal dan liar menodai kesucianku !!! melahap kenikmatan dan kemulusan tubuhku ini ?????? “

“Tik.. Tuk.. Tik.. Tuk ” sang waktu tiba-tiba berjalan lambat

kemudian mendadak berhenti…………. Tingggggg…..!!!

Keempat orang diruangan itu saling memandang satu sama lain.

Dr Andre memandang mesin ciptaannya, mesin X-5 yang sudah dimodifikasi dan diberi nama mesin penukar roh X-5. Tiba-tiba Hp nya berbunyi……

“Yaaa, hallo, saya sudah mendapatkan subjek yang sesuai dengan permintaan anda, cantik, mulus, dan berkulit putih…, silahkan anda datang besok malam..” Ada sebuah senyuman tipis yang menghiasi wajah dokter itu.

“Dadang…., Basrii….” Dr Andre memanggil pengawalnya,

“Yaarrrhh Docthoorrrdd….” suara kedua orang itu serak, tubuh mereka berotot, tinggi besar. Wajah mereka tampak rusak berat, hancur tak berbentuk wajah manusia lagi, kedua mata mereka membeliak melotot, wajah dan bibir mereka penuh dengan bekas luka jahitan yang mengering disana-sini, kulit tubuh mereka kasar dan sedikit mengelupas.

“Besok, siapkan segala sesuatunya dengan baik, kita akan kedatangan klien penting “

“Bhaik…, Docthhoorrddddhh….” kedua manusia aneh itu saling berpandangan kemudian mengangguk dengan patuh kepada Tuan penolong mereka, Dr Andre.

Pagi-pagi Dr Andre sudah siap siaga mengintai seorang suster muda cantik berdarah Indo Jepang, Suster Mia.

“Selamat pagi Dok…” Suster Mia menyapa Dr Andre ketika ia berpapasan dengan dokter yang sudah senior di rumah sakit itu.

“Selamat pagii….” Dr Andre tersenyum ramah

Suster Mia tidak menyadari kalau Dr Andre terus menatap tubuhnya dari belakang. Baru dua hari Suster Mia diterima kerja di rumah sakit itu. Tubuhnya seksi, putih mulus, wajahnya cantik,



“Brukkk…! WHADUHHHHHH…..!! ” kening Dokter Andre menempel di pintu kemudian terhunyung ke belakang sambil memegangi kepalanya.

“Ehhh, Kenapa Dokkk ?? ” Pak Amir tergopoh-gopoh menghampiri Dr. Andre.

“Pakkk,, Amin kenapa pintu ini tertutup…., kan saya sudah bilang, sebelum saya datang sudah harus dibuka….,” Dr Andre menegur Pak Amin.

“Eeenggg, tapi Dokkkk, ruangan dokter kan sudah pindah ke lantai 2″ Pak Amin menggaruk-garuk kepala sambil menatap Dr Andre dengan tatapan matanya yang kebingungan.

“OHHHH…. Iya…, Ehmm, saya lupa….”

(Red: Makanya Dok, matanya dijaga, jangan terus ngeliatin Goyangan Pinggul Suster Mia yang Yahud dong, )

Seorang suster tampak sibuk, berkali-kali dirnya menghela nafas panjang, Dr Andre membebaninya dengan setumpukan kerjaan, wah bisa pulang malam nih, lembur.

“Kringgg… Kringgggg…..”

Suster Mia mengangkat telepon dimejanya,

“Suster Mia, saya minta tolong lagi….” wajah Suster Mia yang cantik tampak bete, bibirnya yang sensual agak runcing, manyun.

“KRING… KRINGGGGG KRINGGGGG KRINGGGG”

“SUSTER MIA MENGAPA TELEPON -NYA TIDAK DIANGKAT !!! “



“Ahhhhh…..!! ” Suster Mia tersentak kaget,

Rupanya ia mengalami mimpi yang mengerikan, nafasnya terengah-engah, kemudian memandang sekeliling, teman-temannya sesama suster sudah pulang terlebih dahulu. Suster Mia meraih secarik kertas yang menempel di jidatnya, entah siapa yang jahil menempelkan kertas kecil itu.

“Mia, kalo dah malem suasana rumah sakit agak ngeri lohhh!!,”

“Glekkkk….”Suster Mia menelan ludah, entah kenapa tiba-tiba tengkuknya merinding.

Setelah berganti pakaian ia buru-buru melarikan diri dan menuju tempat parkir di basement, sepasang mata terus mengawasinya. Suster Mia keheranan entah kenapa pintu mobil nya mendadak susah dibuka. Ia tidak menyadari ketika seseorang mendekatinya dari belakang dan “Hemmmm…. Mmmmmfffffhhhh”

Orang itu membekap hidungnya dengan sebuah sapu tangan, ia  meronta-ronta, berusaha melepaskan diri, namun matanya berkunang-kunang, tubuhnya terkulai lemas dan diseret memasuki sebuah mobil CRV. Mata orang itu merayapi tubuh Suster Mia yang terlentang tanpa daya di bangku paling belakang. Dr Andre tersenyum sambil menutupi tubuh Suster Mia dengan kain selimut berwarna coklat tua. Mobil CRV itu langsung bergegas meninggalkan basement rumah sakit itu,

“Emmmhhhh.., Ahhhhh, ” Suster Mia terkejut ketika mendapati dirinya terkurung didalam sebuah tabung kaca besar, “Dukkk.. Dukkkk… Dukkk” Suster Mia berjuang memecahkan tabung kaca yang super kuat tempatnya dikurung itu.



Pintu ruangan terbuka lebar, Suster Mia mundur ketakutan ketika dua sosok manusia berotot mendekati tabung kaca yang mengurung dirinya,

“AHHHHH….!! ” Suster Mia menjerit ketika menatap wajah kedua laki-laki itu yang berantakan, mirip wajah zombie yang sudah hancur, Suster Mia bengong menatap punggung kedua orang itu yang menjauh dan berdiri di sudut ruangan.

Ada secerah harapan di wajahnya ketika orang ketiga dan keempat muncul dari balik pintu. Suster Mia menatap seorang nenek tua, entah siapa dia, tapi yang penting Suster Mia mengenali orang di sebelah nenek tua itu

“Dr Andreeee….!! Tolonggggg Dokkk…..!! ” Suster Mia berteriak-teriak dari dalam tabung kaca besar yang mengurungnya sambil berulang kali memukul-mukul dinding tabung kaca yang mengurung dirinya.

Hilang sudah harapannya ketika menatap wajah Dokter Andre yang dingin tanpa ekspresi, sementara si nenek itu tersenyum sambil menyusul masuk ke dalam tabung kaca besar tepat di sebelah tabung kaca berisi Suster Mia.

“Haaa….,,,!! “

“Arrrrhhhhh….!!.”

Terdengar jeritan dari Suster Mia dan si nenek tua. Suara mesin X-5 terdengar melengking-lengking vaginaakkan telinga, Dr Andre tersenyum menatap dua sinar berwarna hijau muda dan sinar berwarna biru tua mulai melayang-layang, berpindah ke tabung lawannya.



“Arrrhhhh,,, Panasssss…, Panassss….,,, keluarkan aku Andreee!! Keluarkan !! ARhhhhhh….!! ” Tiba-tiba si nenek tua berteriak kepanasan kulit tubuhnya mulai melepuh,

“Ehhh…!!  Lohhhh….” Dr Andre kebingungan, ternyata semuanya terjadi di luar dugaan, kedua sinar yang berbeda warna itu malah kembali masuk ke dalam tabung yang berisikan tubuh si nenek kemudian lenyap seperti diserap oleh sesuatu. Dr Andre memandang ngeri pada tubuh si nenek yang melepuh kemudian membara seperti kertas yang terbakar,

Sementara Suster Mia hanya berdiri dengan pandangan mata yang kosong, kemudian mendesah-desah seperti sedang terangsang “Ahhhh Ahhhh…..” ia terkulai lemas kemudian meremas-remas buah dadanya sendiri,

“Hemmm…?? ” Dr Andre menatap tajam pada sebuah batu yang bercahaya biru terang,

Dadang dan Basri yang setia berdiri di depan tuan mereka melindungi Dr. Andre

“Mundhurr Docthoorrdd….” Basri maju untuk mengambil batu bercahaya biru terang yang berkilauan.

“Ehhhh…. Kalau tidak salah ….”



Dr Andre mengingat-ngingat kalau ia pernah mengambil sebuah batu aneh dari sisa-sisa tubuh pengemis tua yang mati dengan cara yang mengenaskan (Hospital Eps : 7), berdasarkan hasil experiment sementara komposisi batu itu mirip dengan serum berwarna biru keperakan yang ia ciptakan dan memang beberapa waktu yang lalu ia sempat kehilangan baru aneh yang terkadang bersinar redup berwarna biru muda. Mungkin batu aneh itu terjatuh ke dalam tabung kaca mesin X-5, pada saat ia mengadakan beberapa modifikasi untuk menyempurnakan mesih X-5. Sinar biru batu itu yang tadinya redup kini semakin terang berkilauan. Otak Dr Andre berputar dengan cepat, ia berniat untuk mengadakan eksperimen lebih lanjut

“Dadang, Basri…., besok segera cari beberapa orang objek percobaan, nggak usah yang cantik dulu!!” Dr Andre memberi perintah sambil berlalu ke kamarnya

Dadang dan Basri mengangguk kemudian mengikuti langkah Dr Andre, dengan setia mereka berjaga di luar kamar Dr Andre. Dr Andre tidak dapat tidur , pikirannya selalu tertuju pada Suster Mia. Pintu kamar itu terbuka sedikit

“Basri…., bawa Suster Mia kemari…”

Beberapa saat kemudian setelah menurunkan tubuh Suster Mia dari bahunya, Basri mengetuk pintu kamar Dr Andre, “Tokk Tokkk.. Tokkkk…” Pintu kamar itu kembali terbuka, Dr Andre tersenyum menatap Suster Mia, nafas suster cantik itu terengah-engah, ketika sang dokter menarik tubuh mulusnya ke dalam kamarnya. Suster Mia tidak mengerti mengapa dirinya terangsang dengan hebat, sementara batu aneh di dalam kamar semakin sering bersinar redup terkadang bersinar dengan kuat.



Dr Andre menekan bahu Suster Mia agar bersujud, dengan cepat tangan Suster Mia melepaskan sabuknya, kemudian tangannya menarik turun resleting celana sang dokter yang dilanjutkan dengan menarik celana dalam Dr Andre hingga kini batang kemaluannya menggantung dengan bebas. Tangan Suster Mia mendorong batang kemaluan Dr Andre ke atas kemudian mulut suster cantik itu melumat – lumat biji kemaluan Dr Andre. Lidah Suster Mia begitu taktis mengulas-ngulas biji pelir Dr Andre kemudian menjilati batang kemaluan sang dokter. Suster Mia menatap kepala penis Dr Andre kemudian mencaplok kepala kemaluannya lalu menghisap-hisap kepala kemaluan sang dokter, tangan Suster Mia bergerak mengocok batang penis itu.

“Mmmmhhh… Mmmmm Mmmmmmmm,,,” Suster Mia tampak asik melumat-lumat dan memainkan kemaluan Dr Andre, dikulum, dijilat, diciumi.

Jantung Dr Andre terasa copot berkali-kali ketika Suster Mia menggeluti kemaluannya dengan liar. Tangannya menekan-nekan belakang kepala Suster Mia, ketika suster cantik itu kembali mengulum-ngulum kepala penisnya. Suster Mia tidak menolak ketika kepala kemaluan Dr Andre menyodok kerongkongannya dalam-dalam. Dr Andre menarik Suster Mia berdiri, sang dokter menatap wajah Suster Mia yang cantik, benar-benar kontras ketika menyaksikan seorang suster muda yang cantik jelita sedang berpelukan dengan seorang dokter yang sudah tua beruban. Kemudian mulut Dr Andre melumat bibir Suster Mia yang merekah, dihisapnya air liur Suster Mia yang terasa manis, Dr Andre tampak rakus mengenyot-ngenyot mulut Suster Mia, lidahnya terjulur masuk dan mencari-cari lidah Suster Mia. Lidah Suster Mia menyambut kedatangan lidah Dr Andre.



“Ehhhmmm, Mmmm.. Ckkk Mmmmm Ckkk Ckkk” Mulut Suster Mia dan Dr Andre berdecakan, saling melumat, mengulum dan memangut-mangut dengan mesra. Suster Mia merentangkan kedua tangannya keatas ketika tangan Dr Andre menarik baju kaos ketat itu sampai terlepas melalui kedua lengan Suster Mia.

Sang Dokter membalikkan tubuh Suster Mia, dikecupnya bahu Suster Mia dengan lembut, kecupannya menjalar mendekati leher Suster Mia. Suster Mia mendesah resah ketika Dr Andre menggeluti batang lehernya, mengecup, menjilati dan menghisapi. Setelah menggigit kecil leher Suster Mia, tangan Dr Andre melepaskan pengait bra gadis itu dan melepaskannya,

“Ahhhhh… Dr Andreeee……” Suster Mia mendesah resah kemudian membusungkan kedua payudaranya ke depan ketika tangan Dr Andre merayap dan mengelus payudaranya.

“Hemmmhh, kenyal sekali…., halus dan padat…” tanpa sadar Dr Andre berguman ketika kedua tangannya menggenggam induk payudara Suster Mia dan meremas bongkahan induk payudara Suster Mia.yang menggumpal padat.

Sambil menolehkan kepalanya ke kiri, Suster Mia menyandarkan kepalanya ke belakang, kini sambil meremas-remas payudara Suster Mia, Dr Andre melumati bibirnya yang terus mendesah-desah. Sedikit demi sedikit tubuh Suster Mia terdorong ke arah ranjang di kamar Dr Andre



“Blukk…..!! ” Dr Andre mendorong punggung Suster Mia, pada saat yang hampir bersamaan ia menerkam tubuh gadis itu dari belakang.

Dr Andre berubah menjadi liar, digusurnya tubuh Suster Mia ke tengah ranjang kemudian dikecupinya tengkuknya dan terus merambat turun ke punggung, pinggang dan…..

“Sretttt…..” ditariknya resleting rok mini yang masih menyangkut, Dr Andre melucuti rok dan celana dalam putih yang dikenakan suster Mia kemudian membalikkan tubuh telanjangnya.

,

“Ahhh… suster Mia…..” lenguh Dr Andre sambil menerkam tubuh Suster Mia

“Dokter Awwww…, Aduhhh Dokkkkkk…..”

Dr Andre dan Suster Mia saling berpelukan, mulut mereka berpangutan dengan liar  ”Emmmhhh,,, emmm,, Ckkk Ckkkk… Hemmmmhhh”

Ciuman Dr Andre merambat ke arah dada, Suster Mia menjerit-jerit histeris seperti seorang sex maniak,

“Ahhh, hisap Dokkkk,,,,,”

“Ouuhhh… Ahhhh… Awwwww…..!! “

Dr Andre semakin bernafsu menciumi buntalan buah dada Suster Mia, kemudian mengenyot-ngenyot kedua puncak payudara gadis itu ketika mendengar teriakan-teriakan histeris Suster Mia yang menggairahkan.

“Ahhhh….. Dokterr…..” Suster Mia merenggangkan kedua kakinya melebar ketika merasakan ciuman-ciuman Dr Andre semakin merambat turun kearah perut, pinggul kemudian…..mengendus-ngendus wilayah intimnya.



Wajah Suster Mia cantik dan manis sedangkan bagian bawahnya, harum dan asin, lidah Dr Andre berkali-kali menjilat cairan asin yang semakin banyak meleleh dari belahan vagina suster cantik itu, mulutnya berdecakan mengecap cairan kewanitaan Suster Mia yang asin. Suster Mia tersentak ketika Dr Andre membuka belahan vaginanya.

“Ahhh, yeahhh.., Ouuhhhh,, enak…!! Enakkk Dok… Awww….”

Suster Mia menggelepar-gelepar ketika mulut Dr Andre mengecupi isi vaginanya yang banjir oleh cairan  nafsu yang terus meleleh.

“Ouugghhhh…!! Arrrhhhh….” Suster Mia mengerang keras ketika merasakan lidah Dr Andre menekan-nekan dan mulai memijit-mijit klitorisnya..

“Aaaaaa…. Uhhhhh……” Suster Mia terperanjat, tubuhnya mengejang ketika Dr Andre mengenyot-ngenyot isi vaginanya dan mengemuti klitorisnya yang semakin indah..

Tangan Dr Andre mulai membimbing kepala kemaluannya mendekati belahan vagina Suster Mia yang sudah basah, digesek-gesekkannya kepala penisnya pada belahan vagina Suster Mia kemudian ia mulai berkutat berusaha melakukan penetrasi.

“AHHHHHHHHHHHHHH……., !! ” Suster Mia menggeliat -geliat ketika merasakan kepala kemaluan Dr Andre merobek-robek kegadisannya

Dr Andre tersenyum, rasanya enak banget ketika kepala kemaluannya merobek -robek selaput perawan Suster Mia, Dr Andre mencekal pergelangan kaki Suster Mia kemudian didorongnya kaki Suster Mia sampai tertekuk mengangkang hampir menyentuh payudaranya.



Dengan satu sentakan yang kuat Dr Andre membenamkan batang kemaluannya, Suster Mia membelakkan matanya, mulutnya terbentuk seperti akan mengucapkan kata “A”

“Auhhhh…, Ahhhh, Ahhhhh,,,Aww…” setelah digenjot-genjot, barulah kata berawalan “A” itu mulai terdengar meluncur dengan bebas dari mulut Suster Mia. Tubuhnya terguncang-guncang seirama dengan sodokan-sodokan batang kemaluan Dr Andre yang gencar bergerak keluar masuk menyodoki belahan vaginanya.

“UNNNHHHH,,, EMMMH…,, Ahhhhhh,, Crrr Crrrrr…….”Suster Mia melenguh kemudian tubuhnya terkulai lemas dibawah genjotan-genjotan Dr Andre yang masih asik menyodok-nyodok vaginanya.

“Cllleeppp… Clepppp… Pleppppp… Plleppppph….” suara vagina Suster Mia yang sedang digenjot-genjot oleh batang kemaluan Dr Andre, Suster Mia melenguh kecil, terkadang vaginaik-mekik liar, terkadang merengek-rengek menggemaskan.

Gerakan Dr Andre berhenti, “Ploppp….” Dokter tua itu mencabut batang kemaluannya kemudian membalikkan tubuh Suster Mia, ditariknya pinggul Suster Mia agar suster cantik itu sedikit menungging.

“Ahhhhh…, Dokkkk…” Suster Mia menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan sodokan kuat di lubang duburnya, ia malah membantu dengan menarik buah pantatnya ke kiri dan ke kanan.

“BAgus.., Suster Mia,, …” Dr Andre senang ketika Suster Mia menyambut baik keinginannya yang ingin menjajal kenikmatan lubang anus suster cantik itu.



“AWWWW… Aduhhhh…!! OWWWWWW……!! ” Nafas Suster Mia berdengusan seperti orang sedang merenggang nyawa ketika merasakan kesuksesan Dr Andre menyodomi lubang duburnya.

Sang dokter tersenyum sambil membenamkan kemaluannya lebih dalam menyodok lubang anus Suster Mia sampai ia mengerang pelan, tubuh suster cantik itu terdorong-dorong ke depan.

“Plokkkkk,, Plokkkkkk, Plokkkkkk.” suara-suara khas benturan selangkangan dan buah pantat terdengar semakin sering dan keras.

“Ahhhh… Dokterrr,, Ahhhhh” Suster Mia menghempas-hempaskan pinggulnya ke belakang menyambut sodokan-sodokan kuat Dr Andre.

“Arrrhhhh,, Kocokkkk terusss Dokkkkk,, Kocokkkkkk…..” Suster Mia hampir menangis karena luapan nafsu birahinya yang terus menggodok tubuhnya yang mulus sampai bercucuran air keringat.

Dr Andre meremas buah pantat Suster Mia kemudian mencabut kembali batang penisnya, ia ingin kembali merasakan jepitan lubang vagina suster cantik itu.

“Jrebbb… Blessshhhh…..” Satu tekanan yang kuat membuat batang kemaluan Dr Andre kembali terbenam dalam jepitan vagina suster cantik itu yang kembali mendesah-desah keras.

“dokterr…,terusin Dokkk,, Ayooo…kocok memek saya,, tolong…” Suster Mia merengek-rengek agar Dr Andre segera melanjutkan aksinya.



“HA Ha Ha… Baikklah sus…! ” Dr Andre kembali memacu batang kemaluannya kuat-kuat, kasar sekali Dr Andre ketika menarik dan menjebloskan batang kemaluannya kedalam himpitan vagina suster Mia yang cantik.

“Adowwww… Akkhhhhh Crruuuu Cruuutttt……”

“Aduhh duhhhh, susu Ehhh Suster….. Miaaaaaaa…..” Dr Andre rubuh menimpa tubuh Suster Mia.

Suster Mia menggeliat melepaskan diri dari tindihan Dr Andre, dibalikkannya tubuh Dr Andre yang sudah pasrah tergeletak tanpa daya. Diraihnya Penis Dr Andre yang sudah tergeletak tanpa daya. Tubuh Dr Andre menggelepar kenikmatan ketika merasakan lidah Suster Mia mengulasi kepala kemaluannya. “Ahhh…, luar biasa, Suster Mia….” Dr Andre menceracau tidak jelas ketika mulut Suster Mia mencaplok kemaluannya dan mengemut-ngemut dengan liar.

Nafsu Dr Andre kembali bangkit, batang kemaluannya yang tadi sempat terkulai kini kembali tegak mengacung siap untuk pertempuran berikutnya. Seperti seekor macan betina Suster Mia merangkak menaiki tubuh korbannya, matanya menatap Dr Andre dengan tatapan nakalnya, tangannya mengarahkan batang kemaluan Dr Andre pada bibir vaginanya, digesek-gesekkannya kepala penis Dr Andre pada bibir vaginanya sebelum akhirnya menjejalkan kepala kemaluan Dr Andre agar membelah vaginanya.

“Oooohhh,, Susterrrr,, Ahhhh….” Dr Andre terkagum-kagum merasakan sensasi kenikmatan jepitan vagina Suster Mia.

“Dokter… Andreeee…, Cuphhh….” Setelah menekan bahu Dr Andre suster Mia mengejar bibir Dr Andre kemudian sambil berkuluman dengan lembut.



Suster Mia mulai menaik turunkan vaginanya, kemudian gerakannya semakin binal, suster cantik itu menghempas-hempaskan vaginanya dengan kuat sambil berteriak-teriak semakin liar.

“Ohhhh!! Ahhhh!! Ahhhh!! Emmmmhh!!” Suster Mia semakin binal

Dr Andre menyambut gerakan-gerakan binal Suster Mia dengan menghujamkan batang kemaluannya kuat-kuat keatas sambil mengulurkan kedua tangannya meremasi payudara Suster Mia.

“Oaaahhh.., Dokterrrrr, Nikmattt…,,!! Aduhhh Dokkkk….!!” Suster Mia berteriak histeris, tubuhnya tersentak-sentak dengan kuat ketika Dr Andre menggempur liang sempit di selangkangan Suster Mia.

“Uhhhh…..” Suster Mia mengeluh, tubuhnya tumbang ketika cairan kenikmatan itu berdenyut muncrat tak tertahankan “Crruutttt… Cruuutttttt… kecroottttt”

Dr Andre memeluk tubuh Suster Mia kemudian berguling untuk membalikkan posisi mereka, ia kini menindih tubuh Suster Mia. Suster Mia menekuk kakinya kemudian mengangkangkannya melebar ke samping agar sang dokter lebih leluasa melakukan genjotan-genjotan liarnya. Suster Mia tersenyum senang ketika Dr Andre begitu bernafsu menggenjot lubang vaginanya, begitu liar, kasar dan brutal.

“Ouhhhh, Hsshhh, Hssssshhhhh,, Ahhhhh” Suster cantik itu mendesah nikmat, kedua tangannya memeluk tubuh Dr Andre yang terus menghempas-hempaskan batang kemaluannya menikmati jepitan vagina Suster Mia yang peret dan seret.



“Aduhhh…suster, dah lama banget saya tidak berhubungan intim…” Dr Andre berbisik di telinga Suster Mia.

“He He He, duh kasihan Dr Andre..” Suster Mia terkekeh nakal, kemudian balas berbisik “Sekarang doctor boleh ngentotin saya sepuas-puasnya”

“Ohhh, Suster Mia.., “Dr Andre bertambah gencar menghempas-hempaskan batang kemaluannya menyodokki lubang vagina Suster Mia

“Suster…, kita coba sambil berdiri yukkk….” Dr Andre mengajak Suster Mia untuk melakukan gaya Andalannya, salah satu kelebihan Dr Andre ia cukup tangguh jika bersetubuh sambil berdiri.

Tangan Dr Andre merayap, mengelus-ngelus buah dada yang menggantung di dada suster cantik itu, dengan jari telunjuk dan jari jempol dijepitnya putting susu Suster Mia kemudian dipilin-pilinnya sampai pemiliknya merintih, Dr Andre menundukkan kepalanya kemudian menjilati belahan payudara Suster Mia. Tubuh Suster Mia sampai melenting-lenting ketika puncak payudaranya dikenyot-kenyot oleh Dr Andre, terkadang ia mengaduh kecil ketika Dr Andre menggigit gemas putting susunya yang berwarna coklat muda kemerahan, kemudian kembali mengecupi belahan dadanya.

“OHHHHH, enak banget Dokkkk….” Tangan Suster Mia mendekap belakang kepala Dr Andre sehingga kepala Dr Andre semakin terbenam di antara dua buah gunungnya.

Suster Mia merenggangkan kedua kakinya ketika Dr Andre berjongkok di hadapannya,



“Auuhhhh….!! ” suster cantik itu terkejut ketika Dr Andre membuka bibir vaginanya dengan kasar kemudian menghisapi isinya yang berwarna kemerahan, dihisap, dijilat dan dikenyot-kenyot.

Dr Andre memasukkan dua jarinya kedalam vagina Suster Mia kemudian mengorek-ngorek isi lubang vagina suster cantik itu,

“Haaaa… Ahhh Hoouuhh…” kepala suster Mia terangkat keatas, tangannya meremas-remas buah dadanya sendiri.

“Hssshhh Aaaaa…..” terkadang ia tersentak ketika jempol Dr Andre memijiti klitorisnya, kemudian mencubitnya dengan lembut sampai ia tersentak kecil, Tubuh gadis itu mengejang ketika Dr Andre mengemut klitorisnya dengan gemas.

“Jangan diremas sendiri dong, biar saya bantu….” Dr Andre membalikkan tubuh Suster Mia dan kemudian merangkul payudaranya

“Enak nggak?? ” Dr Andre berbisik kemudian menjilat belakang telinga Suster Mia, suster cantik itu mendesah kemudian menganggukkan kepalanya sambil mebusungkan buah dadanya ke depan menantang Dr Andre yang sedang meremas-remas benda itu.

Suster Mia bertumpu pada dinding kamar ketika Dr Andre mulai menyodok-nyodokkan batang kemaluannya. Suster Mia menolehkan kepalanya ke belakang, bibirnya yang sensual terus mendesah-desah, kemudian merengek sambil menengadahkan kepalanya ke atas dengan mata terpejam rapat-rapat menikmati sodokan-sodokan Dr Andre yang liar “Ennhhh.. Ennhhhh…. Ennhhh….!! ” suara Suster Cantik itu merengek dengan manja.

“Ouhhhh…!! Crrr Crrrr…. ” Suster Mia mendesah-desah merasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat.

“Aduh.., Dok aduhhhh….”

Malam ini terasa semakin indah bagi Dokter Andre, serangkaian niat-niat jahat untuk memuaskan nafsu birahi sudah tersusun rapi dibenaknya.



******************

Di pagi Hari



Dr Andre mengeliat kemudian membuka matanya, disisinya terbaring tubuh Suster Mia yang cantik, dibelainya dengan lembut buah dada suster cantik itu, ditatapnya wajahnya yang cantik, dikecupnya bibir yang terasa manis itu. Setelah mandi Dr Andre memakai pakaiannya kembali kemudian melangkahkan kakinya menuju basement. Sayup-sayup terdengar suara minta tolong ketika pintu rahasia itu terbuka kemudian suasana kembali hening.

“Hmmmm,, ternyata mesin X-5 yang dikombinasikan dengan kekuatan batu ini akan mengubah seorang wanita menjadi budak seks yang patuh “

Niat dan tujuan Dr Andre mendadak berubah total. Kini yang ada hanya nafsu belaka. Tidak ada lagi cinta dihatinya.



*********************

Jagoan kecil kita tampak sibuk meronda di siang bolong, Fitri, Shierlen, dan tiga gadis kembar yang cantik jelita tengah membahas masalah penting tentang menghilangnya gadis-gadis cantik belakangan ini. Misdi mondar-mandir mirip seperti satpam kecil, sesekali ia memegangi perutnya yang keruyukan wajahnya tampak serius menengok kekiri dan kekanan sambil menggaruk-garuk kepalanya.  (Red : Hemmm ?? jadi curiga, lagi jaga atau lagi nungguin tukang mie bakso ya T_T ),

“Zzzzzz….. Zzzzzzzzz………ZZZZZZZZZZZ” sangking hebatnya jagoan kecil kita meronda sampai kealam mimpi, terkadang mulutnya terbuka lebar sambil mengambil nafas sebanyak mungkin.

“Cklekk….” tiba-tiba pintu rumah dibuka seseorang dari dalam, Fitri mencari-cari Misdi, ia tersenyum ketika menemukan jagoan kecil kita tengah terkapar di samping rumah, ia  terbuai ke alam mimpi indahnya. Fitri menengokkan kepalanya ke belakang, mulutnya meruncing

“Ssssttt…… he he he” tiga gadis cantik dan Shierlen tersenyum menatap Misdi.

“Ya udah kami pulang dulu….” salah seorang dari ketiga gadis kembar itu berkata pelan kemudian mereka kembali ke rumahnya, tepat di seberang rumah Fitri. Fitri dan Shierlen bergandengan tangan masuk kembali ke dalam rumah. Sementara Mang Anom menghentikan kegiatannya di teras atas, matanya menatap tajam ke arah tiga gadis kembar yang sedang melangkah santai.

“Aduhh… cantik amat, aneh kembar tiga, kaya bintang pelem…..??” tangan mang Anom bergerak mengocok-ngocok batang kemaluannya yang sudah menegang sedari tadi.

“KECROOOOTTTTTTTT……EISSSTTTT….” tiba-tiba kepala kemaluan Mang Anom menyemprotkan cairan putih kental dan melayanglah cairan kental itu ke angkasa, namun gaya gravitasi segera menaik cairan kental itu ke bawah dan masuk ke dalam…..??  Yikesss….!!



“HAEPPPPP…!! HUEKKKKKK..!!HOEKKKKK..!!” jagoan kita mendadak terperanjat, bangkit dari mimpi indahnya dan langsung melompat berdiri ketika merasakan sesuatu masuk kedalam mulutnya yang sedang ternganga lebar, berkali-kali Misdi meludahkan cairan lengket itu, langkahnya sempoyongan mirip seperti orang sedang berlatih jurus dewa mabuk.

“ANJRITTTTT……!! KERJAAN SIAPA NIHH…!! “Misdi membentak sambil menengadahkan kepalanya ke atas langit biru, nggak mungkin tiba-tiba hujan sperma begitu saja, telinganya yang sensitif mendengar suara langkah orang di atas teras rumah Fitri. Dengan kemarahan yang berkobar-kobar di dadanya jagoan kecil kita masuk ke dalam rumah, matanya mencari-cari dengan liar.

“Ehhh, Misdi kamu kenapa? ” Shierlen bertanya keheranan, sedangkan Fitri hanya bengong menatap jagoan kecil kita yang tiba-tiba manyun tanpa sebab.

“NAHHH….!! Pasti elu yang punya kerjaan!! Hayo ngaku ” Misdi langsung menuding Pak Anom yang baru saja turun dari atas tangga, jagoan kecil kita langsung mencegat tersangka utama, mirip seperti polisi kecil yang sedang mencegat penjahat tua, tanpa mempedulikan azaz praduga tak bersalah.

“Ehhh….??!! ” Pak Anom tercekat ketika jagoan kecil kita menghadangnya.

“Misdi kamu ngapain sich, Ee,,maaf Pak Anom….,,” Fitri segera melerai pertempuran yang hampir dimulai, Shierlen membantu memegangi Misdi yang mencak-mencak nggak karuan.

“Ini pak, Uangnya……” Fitri memberikan uang pada pak Anom, tanpa menunggu lebih lama Pak Anom langsung angkat kaki.

“WOEIIII…..!! Jangan kabur loe!! Bandot tua….!! “Misdi menghentakkan kakinya karena kesal, segala macam sumpah serapah terlontar dengan lancar dari mulutnya.



“Aduhhh Misdi, kamu kenapa ??” Fitri bertanya sambil mengelus kepala Misdi.

“Ahhh, Udah-lah!!! perempuan nggak akan ngerti…!! ” Misdi menepiskan tangan Fitri. Fitri dan Shierlen saling berpandangan, mereka bete abis karena jadi pelampiasan Misdi yang uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Jagoan kecil kita mendengus kesal kemudian masuk kekamar mandi, hampir 10x ia menggosok gigi untuk menghilangkan rasa aneh di mulutnya.

“Fitriiii, Shierleeennnnn…..”

Sikap jagoan kecil kita mendadak berubah total, matanya menatap dengan genit, pikiran-pikiran kotor mulai berkeliaran dengan liar di kepalanya. Fitri dan Shierlen mendengus kesal, kemudian hampir berbarengan mereka berteriak keras.

“Ahhh,,udah-lah…….!! Anak kecil nggak akan ngerti!! ” Fitri dan Shierlen bergandengan tangan kemudian masuk ke dalam kamar meninggalkan Misdi di luar. Misdi bengong sambil garuk-garuk kepala karena kedua gadisnya membalas dengan sangat telak. (Red :Lagi mupeng malah dibentak, dicuekin…, terus ditinggal sendirian, he he he he )

“Fitriiii…., Tok tok tokkkk….., Gua ikutan donggg,.”

“Shierrrrrrrrlen…., bukain pintunya, sayang… Tok Tok Tok “

Misdi semakin resah gelisah ketika telinganya mendengar rintihan-rintihan kecil dari balik pintu kamar.



***************************

Sementara itu ditempat lain



Dr Andre menatap korban barunya,ia tersenyum lebar ketika sinar keungu-unguan yang melayang-layang keluar dari tubuh gadis cantik itu tersedot ke dalam tabung di sebelahnya, sebuah batu yang bersinar kebiruan menyerap sinar keunguan itu. Gadis cantik itu terdiam untuk sesaat, pandangan matanya tampak kosong sesaat sebelum akhirnya berubah menjadi tatapan mata yang sayu, Nafsu birahinya bergejolak tanpa dapat diredam. Pintu tabung besar Mesin X-5 terbuka secara otomatis setelah selesai memproses korban Dr Andre.

“Ha Ha Ha HA… Bagus…!!Sempurna!!” Dr Andre melangkah mendekati korbannya, kemudian ditariknya tubuh gadis cantik itu.

Anna Noviana, gadis cantik berusia 20 tahun, mahasiswi disebuah perguruan swasta yang diculik oleh Dr Andre untuk memuaskan nafsu binatangnya. Gadis bertubuh seksi, berkulit putih mulus tanpa cela. Sambil memeluk tubuh Anna dari belakang Dr Andre tersenyum, menonton Suster Mia yang mulai dikerubuti oleh anak buahnya. Suster Mia tersenyum menggoda Dadang dan Basri yang mulai mengerubuti tubuhnya, manusia berotot dengan wajah mereka yang rusak berat. Dadang dan Basri menelanjangi Suster Mia yang berdiri dengan santai, nafsu birahi yang selalu setia membelai Suster Mia membuat gadis itu tidak peduli lagi dengan siapa dirinya bersetubuh, bahkan dengan laki-laki yang wajahnya sudah tidak berbentuk lagi, penuh dengan bekas luka dan jahitan disana-sini. Dua orang gadis cantik yang berada di dalam kurungan besar bergidik ngeri menyaksikan Suster Mia yang cantik digeluti oleh dua orang pria berotot dengan wajah mereka yang rusak berat.

“AHHHHH… ” Suster Mia menengadahkan kepalanya keatas memberi ruang bagi Dadang dan Basri yang mencumbui lehernya dengan rakus, kedua laki-laki dengan wajah mereka yang rusak itu begitu bernafsu menggeluti batang leher Suster Mia, tangan mereka merayap dan menggerayangi buah dada suster itu.


Anna

Anna

Suster cantik itu mendesah – desah manja merasakan kecupan-kecupan Dadang dan Basri mulai merambat turun dan menggeluti payudaranya yang membuntal semakin kenyal, tanda nafsu birahi suster cantik itu semakin panas bergelora, lidah Dadang dan Basri mengulas-ngulas putting susunya yang meruncing, mengeras.

“AHHHHHHHH…., Ouhhhh, Ahhhhhhhhhhhhhh” Suster Mia mendesah-desah panjang ketika merasakan puncak payudaranya dikenyot-kenyot oleh Dadang dan Basri, sambil mengenyot-ngeyot, tangan mereka merayapi kemulusan tubuh Suster Mia, sambil membusungkan buah dadanya tangan Suster Mia menyambar batang kemaluan mereka yang panjang dan besar, kemudian mengocok-ngocoknya, beda banget rasanya dengan batang kemaluan Dr Andre yang hanya berukuran 12 cm, mata Suster Mia menatap dua batang penis yang semakin mengeras dalam genggaman kedua tangannya, panjang, besar, dengan urat-urat yang bertonjolan.

“Aduhhh, Duhhh, Achhhhh….!! “

Sesekali Suster Mia meringis ketika merasakan gigitan-gigitan kecil di kedua putting susunya, Dadang dan Basri semakin kasar menjilati gundukan buah dada dan mengenyoti puttingnya. Suster Mia menekuk wajahnya kebawah sambil merenggangkan kedua kakinya melebar ketika Basri berjongkok di hadapan vaginanya, sementara Dadang memeluk, kedua tangannya melingkari pinggang Suster Mia dari samping dan melumat bibir mungil suster cantik itu. Lidah Suster Mia yang terjulur keluar segera menjadi santapan Dadang,

“HEmmmm..,, Mmmmm…,, Ennnhhhhhhh….” tangan Suster Mia meremas batang kemaluan Dadang kemudian mengocok-ngocoknya, sedangkan tangan yang satunya lagi menekankan kepala Basri yang belum mengambil tindakan sedikitpun karena tercengang menatap keindahan selangkangannya.



Hidung Basri mengendus-ngendus aroma cairan kewanitaan Suster Mia, ia tiba-tiba seperti tersentak tersadar dan langsung mencaplok selangkangan Suster Mia, lidahnya yang runcing menusuki belahan vagina Suster Mia yang sedikit merekah mengeluarkan lelehan cairan-cairan gurih yang dijilat dan dihisap habis olehnya tanpa tersisa setetespun. “Sllrrrrrrp.,, Srrrrppphh” Tangan Basri mencubit kemudian menarik pinggiran bibir vagina Suster Mia, matanya nanar menatap isi vagina suster cantik itu yang berwarna kemerahan dan tampak basah oleh lelehan cairan kewanitaannya yang beraroma harum memabukkan. Lidah Basri mengulas-ngulas, menjilat isi vagina Suster Mia, berkali-kali lidahnya terjulur mengorek-ngorek dan menggelitiki vagina suster itu, mulutnya berdecakan mengecap-ngecap cairan vagina suster cantik itu, sesekali dengan gemas mulutnya melumat isi vagina Suster Mia yang berwarna pink kemerahan.

“Utssshhh, Ahhhh, Ahhhhhh….BASRIIIII, OWWWWW” Suster Mia mendesah keenakan sambil mendesakkan vaginanya ke depan ketika mulut Basri mengenyot-ngenyot klitorisnya, sementara Dadang meremas-remas induk payudara Suster Mia sambil mengecupi bibir suster cantik itu yang merintih-rintih kecil “Cuphhh, Ckkkk,, Ckkkkk….Mmmmhh,, Emmmmh”

Dengan tidak sabaran Dadang mengangkat tubuh Suster Mia dan membaringkan tubuh suster cantik itu melintang di atas sebuah meja, kepala Suster Mia tergantung di pinggiran meja, mulutnya ternganga ketika Dadang menjejalkan batang kemaluannya, Suster Mia mengenyot kemaluan Dadang dengan rakus, pipi suster cantik itu sampai kempot ketika mulutnya melakukan hisapan-hisapan kuat, Suster Mia mirip seperti seperti sedang menyusu di batang kemaluan Dadang “Hemmm, Emmmhhh, Emmmffffhh….Mmmmmhh”



Wajah Suster Mia mengernyit ketika Dadang menyodokkan batang kemaluannya dalam-dalam, “Emmm.. Mmmmmmhh…..Ouhhhhh” Akhirnya Suster Mia menarik batang kemaluan Dadang, dadanya bergerak turun naik ketika berusaha mengambil nafas, Dadang terkekeh keenakan merasakan jilatan-jilatan lidah Suster Mia di kepala kemaluannya kemudian Suster Mia melanjutkan menngemut-gemut batang kemaluan Dadang, berkali-kali kening Suster Mia berkerut ketika merasakan batang kemaluan Dadang menekan terlalu dalam menyodok kerongkongannya. Sambil mengangkangkan kedua paha Suster Mia, Basri mulai mengambil posisi di antara selangkangannya, digesek-gesekkannya kepala kemaluannya pada belahan vagina Suster Mia. Cairan kewanitaan Suster Mia menjadi pelumas alami bagi kepala kemaluan Basri yang bergerak liar memaksa untuk masuk ke dalam jepitan lubang vagina Suster Mia yang menjanjikan jutaan kenikmatan baginya.

“AHHHHH, Owwwwwhh, Owww ” berkali-kali Suster Mia menjerit keras ketika merasakan kepala kemaluan Basri meyodok-nyodok kuat berusaha melakukan penetrasi pada belahan lubang vaginanya, cukup lama Basri berusaha sampai akhirnya….

“AOHHHHHHHHHHH !!!!, Mampus Aku…..!! ” Suster Mia menjerit keras, terperangah ketika kepala kemaluan Basri melakukan penetrasi dengan kasar dan membongkar paksa belahan lubang vaginanya.

“WA HA HA…, memek suster sempit amat, EUENAK…buat disodok-sodok” Basri menyeringai mengejek sambil menyentak-nyentakkan batang kemaluannya menyodoki lubang vagina Suster Mia. Laki-laki berwajah rusak itu tidak mempedulikan lolongan panjang Suster Mia, yang kewalahan ketika kelahan vaginanya digenjot-genjot olehnya.



“Owwwwwwwwhh!!, Owwwwwwww,,,!! Akkkkssshh Auuhhhhhh…..!!” Tubuh Suster cantik itu terguncang-guncang dengan kuat, terkadang lidahnya terjulur keluar ketika batang kemaluan Basri yang panjang menyodok dalam-dalam.

“Hemmm Oufffhhhh….” Mulutnya yang sedang ternganga lebar menahan sodokan-sodokan kasar Basri, tiba-tiba disumpal oleh batang kemaluan Dadang.

“Isep kontol gua, nahhh…!!, gitu dongg…, kerjaan Suster-kan membantu orang, jadi kerjakan tugas suster dengan penuh tanggung jawab, he he he”

Batang kemaluan Dadang sibuk merojoki mulut Suster Mia sedangkan batang kemaluan Basri sibuk menyodok-nyodok vaginanya. Sengsara membawa nikmat, mungkin itulah yang kini sedang dirasakan oleh Suster Mia, rasa ngilu dan rasa nikmat datang silih berganti ketika batang penis Basri menyodok-nyodok lubang vaginanya, rasanya nikmat sekali ketika ketika batang kemaluan Dadang yang besar dan panjang menyodok-nyodok dengan kasar, ya ampun koq bisa seenak ini sich,

“Cleppp…, Cleppppp, Clepppppppphhhh….” suara vagina Suster Mia yang becek ketika disodok-sodok oleh batang kemaluan Basri yang besar dan Panjang, Basri semakin bersemangat menghujam-hujamkan batang kemaluannya ketika mendengar bunyi becek yang  seolah-olah sedang berteriak menemangatinya untuk lebih kasar dan liar menyodoki lubang vagina suster cantik itu.

“Aawwww,, Ennnnhhhhh…!! Crrrr… Crutttt… Crutttttt….” tiba-tiba Suster Mia menjerit kecil ketika vaginanya berkali-kali memuntahkan cairan klimaks-nya..



Suster Mia menatap Basri yang sedang mencekal kedua pergelangan kakinya, matanya mendelik kemudian terpejam rapat-rapat merasakan sodokan-sodokan kuat batang kemaluan Basri kembali menghantami lubang vaginanya. “Jrebbb.., Jrebbb, Jrebbbb”

“He he he,” Dadang menundukkan kepalanya menjilati bulatan buah dada Suster Mia yang sedang bergerak-gerak memutar dengan indah ketika Basri menyodok-nyodok lubang vaginanya,

Tangan Dadang meremasi induk payudara Suster Mia bergantian yang kiri dan yang kanan, mencubit dan menarik-narik pentilnya. Sementara Suster Mia sendiri menggelinjang karena sedang digenjot oleh Basri..

“Ohhhh, Dadanggggg,,,,,Ahhhhhhhhhhh!!Oucchhhhhhh!!” Suster Mia mendesah panjang ketika merasakan jilatan-jilatan lidah Dadang yang basah dan hangat, air liur Dadang menyatu dengan lelehan air keringat Suster Mia, tangan Dadang kembali menggenggam induk payudaranya yang membuntal padat kemudian meremas-remas gundukannya yang semakin lama semakin mengenyal, sesekali Dadang menggigit gemas gundukan buah dada itu. Tangan Basri menarik pinggang Suster Mia , tanpa melepaskan tubuh suster cantik itu, basri berbaring diatas lantai, sambil mengulum kepala penis Dadang yang teracung dihadapan wajahnya, Suster Mia memulai gerakan-gerakan erotisnya, vaginanya bergerak menghempas-hempas turun naik, Basri tersenyum tampaknya ia cukup puas dengan hempasan-hempasan vagina Suster Mia, Suster Mia mendesis-desis liar, Mulutnya semakin bernafsu melumat-lumat batang kemaluan Dadang. Dadang menarik batang kemaluannya dari genggaman tangan Suster Mia, ia ingin mencoba yang lebih panas. Suster Mia menghentikan gerakannya, ia menolehkan kepalanya ke belakang. Batang kemaluan Dadang menggeliat disela-sela pantatnya, tiba-tiba nafasnya berdengusan, sesekali kepalanya terangkat ke atas, wajahnya mengernyit berkali-kali menahan rasa sakit di lubang anusnya.



“ARHHHHHHHHHHH…..!!JREBBB… JREBBBB ” Suster Mia tidak sanggup lagi menahan jeritannya ketika kepala kemaluan Dadang seperti sedang menikam lubang anusnya, rasanya sakit, panas dan perih bukan main ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu dipaksakan Dadang untuk masuk ke dalam lubang anusnya.

“AAA… AAAA…. AHHHHHH…..” tubuh Suster Mia melenting-lenting dengan sebatang penis yang menancap masing-masing di lubang anus dan vaginanya, sambil mencengkram pinggul suster cantik itu Dadang menggeram kemudian menyentakkan batang penisnya kuat-kuat. Batang panjang itu melesat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya.

“Jrebbbbb…!! Hekkkkkkssssh ” Suster Mia mendelik merasakan rasa sakit yang luar biasa semakin mendera lubang anusnya, jantungnya semakin berdebar-debar, air keringat semakin banyak meleleh membanjiri tubuhnya.

“OWWWWWWW…” Suster cantik itu melolong keras ketika batang kemaluan Dadang tertancap semakin dalam, ia mengerang keras, Dadang semakin bernafsu menjebloskan batang kemaluannya. Batang penis Dadang amblas sampai mentok, laki-laki itu tersenyum merasakan kelembutan dan kehalusan buah pantat Suster Mia yang bersentuhan dengan daerah selangkangannya, terkekeh merasakan gigitan lubang anus Suster Mia, Dadang meremas pinggul Suster Mia kemudian hampir berbarengan mereka berdua merojok-rojokkan batang kemaluan mereka menyodoki lubang vagina dan lubang anus Suster Mia.

“Ahhhh… Awwww, Basrhiii, Dhadanggggg.. Aooowwwwwwww….!! ” Suster Mia terperanjat kemudian menjerit-jerit liar, jeritan liarnya diselingi geraman gemas Dadang dan Basri yang semakin kuat memacu batang kemaluan mereka menyodoki lubang anus dan lubang vagina suster cantik itu. Dua Batang kemaluan Dadang dan Basri seperti sedang berlomba keluar – masuk menikmati jepitan lubang vagina dan lubang anus Suster Mia, kedua laki-laki dengan wajah rusak yang tengah menyetubuhi Suster Mia sesekali tertawa senang ketika mendengar desahan dan rintihan keras Suster Mia yang semakin membuat mereka bergairah ketika menggarap suster cantik yang terengah-engah melayani nafsu birahi kedua laki-laki berwajah rusak itu..



“Clepppp. Cleppp.. Clepppp”

“Plokkkk… Plokkk…. Plokkkk”

Suara – suara itulah yang berkali-kali terdengar dengan keras pada saat batang kemaluan Dadang dan Basri menghantami kedua lubang Suster Mia. Dua orang gadis yang masih berada dalam kurungan mereka, bergidik ngeri, menyaksikan persetubuhan liar antara suster Mia dengan kedua laki-laki bertubuh besar berotot berwajah rusak, sulit dikenali, tengkuk mereka merinding, sesekali tubuh mereka menggigil ketika mendengarkan jeritan-jeritan keras Suster Mia. Sesekali kedua gadis itu menatap Anna Noviana yang sikapnya sudah berubah total, Dr Andre memeluk tubuh Anna dari belakang, gadis itu mendesah-desah resah ketika Dr Andre mengendus-ngendus lehernya, terkadang Dr Andre menjilati dan menghisap batang leher gadis itu mirip seperti “vampir tua yang kehausan kenikmatan”. Tangan Dr Andre yang semula mengelusi pinggang gadis itu perlahan-lahan merayap ke arah dada.

“Ayo, lepaskan  pakaian-mu….” Dr Andre berbisik lembut ditelinga Anna, gadis itu dengan sukarela menarik baju kaos ketatnya keatas sampai terlepas dari kedua lengannya.

Dr Andre membantu melepaskan pengait bra Anna, kemudian Anna menarik  bra-nya, bra warna putih itu juga terlolos melalui lengan gadis itu kemudian ia melepaskan rok mininya terus celana dalam putihnya juga, semuanya berjalan normal tanpa paksaan sedikitpun, benar-benar dashyat mesin X-5 yang sudah dimodifikasi oleh Dr Andre, mengubah Anna menjadi budak seks yang patuh. Perlahan-lahan Dr Andre mebalikkan tubuh gadis itu, dibelainya pipi gadis itu yang terasa lembut, kemudian dikecupnya bibir mungil yang sedikit merekah itu. Anna membalas mengulum bibir Dr Andre sambil mengalungkan kedua tangannya ke lehernya, lumayan lama juga bibir Dr Andre saling berkuluman dengan bibir Anna. Setelah mengecup kening Anna, Dr Andre membimbing gadis itu melangkah menuju ke kurungan berjeruji besi berisikan dua orang gadis cantik yang tersurut ketakutan. Anna tersenyum sambil berpegangan pada jeruji besi dihadapannya, wajahnya tampak semakin bergairah ketika Dr Andre mencumbui daun telinganya.



“Ha.. Ha.. Ha.. kalian berduapun pasti menjadi budakku….”Mata Dr Andre menatap liar, merayapi tubuh kedua gadis cantik itu yang semakin ketakutan mendengar perkataan Dr Andre.

Dr Andre melumat telinga Anna yang berpegangan semakin erat pada jeruji besi di hadapannya. Mau tak mau desahan-desahan manja Anna membuat kedua orang gadis di dalam kurungan itu menjadi berkeringat dengan detak jantung yang sulit untuk dikendalikan. Sementara pertarungan kecil antara Dr Andre dan Anna semakin memanas di hadapan mereka. Tangan Dr Andre merayap menggerayangi bukit buah dada Anna, kemudian menjepit putting gadis itu dan menarik-nariknya dalam gerakan yang lembut sambil sesekali memilin-milin puting Anna sampai gadis itu merintih pelan. Tangan Dr Andre menarik pinggul Anna agar sedikit menungging.

“Ehhh, Shhhhh, Hssshh… Ahhh….” bibir Anna mendesah-desah kemudian tiba-tiba gadis itu terpekik kuat ketika Dr Andre menyodokkan batang kemaluannya, Anna merintih ketika merasakan batang kemaluan Dr. Andre menjebol kegadisannya.

“Ahhhh.., Ahhhhh, Ahhhhhhh….” Anna mendesah, bibirnya tersenyum nakal penuh gairah merasakan kenikmatan sodokan-sodokan batang kemaluan laki-laki yang baru pertama kali ini dirasakan olehnya, ada cairan kemerahan yang meleleh di sela pahanya sebelah dalam, sebuah pertanda kesuksesan Dr. Andre memerawani Anna yang cantik.

“AHHHH, AHHHHHHHHH….”Anna terlihat gelisah, resah merasakan batang kemaluan Dr Andre terbenam semakin dalam, berkali-kali tubuhnya terdorong ke depan ketika Doktor Andre menyodokkan batang kemaluannya dalam-dalam, kepala gadis itu terangkat ke atas menatap langit-langit, terdengar suara desahan-desahan manjanya yang membuat Dr Andre semakin giat menggenjotkan batang kemaluannya.



“PLOKK… PLOKKKK…. PLOKKKK…..” terdengar suara gempuran-gempuran kuat ketika Dr Andre berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya sementara Anna menghempas-hempaskan pinggulnya ke belakang menyambut sodokan-sodokan batang kemaluan Dr Andre.

Tubuh Anna semakin kuat tersungkur-sungkur ke depan, sambil terus menyodokkan batang kemaluannya, tangan Dr Andre menarik rambut gadis itu, sehingga kepalanya kembali terangkat ke atas sambil mendesah-desah keras,  terkadang Anna menjerit histeris ketika Dr Andre mengocoki lubang vaginanya dengan cepat dan kuat.

“Ahhhh…., Crrrr Crrrrrr….., , Crrr….”Anna mendesah panjang, kedua tangan Dr Andre mendekap pinggul gadis itu agar tetap terjaga di posisinya, tampaknya Dr Andre cukup kuat untuk menundukkan Anna, kalau soal umur sih memang sudah tua tapi soal semangat dan tenaganya masih seperti tenaga anak muda.

“Ploooppp…!! ” Dr Andre tiba-tiba mencabut batang kemaluannya.

“Aduh Dokkk koq dicabut sihhh…, lagi dokkk.., terusin,, enakkkkk!!” Anna protes sambil membalikkan tubuhnya ketika Dr Andre mencabut batang kemaluannya, kedua tangan gadis cantik itu bergelayut dengan manja pada leher Dr Andre.

Dr Andre menyumpal bibir gadis itu agar menghentikan keluhannya, memang sudah tugasnya sebagai seorang dokter untuk mengobati pasiennya. Dr Andre tersenyum kemudian tertawa terkekeh, tangan kanannya menarik tungkai lutut gadis itu sebelah bawah dan menahannya dalam posisi mengangkang menggantung di udara, diikatnya tungkai lutut Anna merapat pada jeruji besi itu.



“Jrebbbbb…. Blessssshhhhhh…” batang kemaluan Dr Andre kembali terbenam di selangkangan Anna, setelah membelit pinggang ramping gadis itu dengan kedua tangannya, ia kembali menghentak-hentakkan batang kemaluannya.

Kepala Anna bersandar pada bahu Dr Andre, 

“Dokter…, Dokkkk, Acccsshhhh…!!Owww, enak bangetttt…!!AHH ” Anna mendesah-desah keras, vaginanya terdesak-desak dengan kuat, tubuhnya yang indah mengeliat-geliat dengan erotis

Sambil menyodok-nyodok sela lubang vagina Anna, Dr Andre menjulur-julurkan lidahnya keluar ke arah kedua gadis yang merinding antara ngeri dan terangsang.

“Ahhhhh, Ahhhhhh, Ahhhhhh, Owwwww….” Anna kembali menjerit liar, kenikmatan itu begitu hebat menggerayangi syaraf-syaraf di sekujur tubuhnya. Vaginanya bergerak terayun kedepan menyongsong datangnya batang kemaluan Dr Andre yang sedang menggenjot-genjot lubang vaginanya. Dr Andre terkekeh senang ketika Anna menggeram gemas sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.

“Ayo sayang, tunjukkan pada mereka berdua, caranya ngentot…” dengan rasa pede yang tinggi Dr Andre melepaskan ikatan pada kaki Anna, gadis itu langsung melompat menerkamnya.

“Eeeee, EHHH, MAMPUSSSS….!! GUBRAKKKKK…….!!”

terkaman Anna membuat Dr Andre terjengkang jatuh ke belakang, Dr Andre terkapar diatas lantai sementara Anna tersenyum-senyum sambil mengecupi bibirnya. Buah dada Anna yang lembut bergesekan dengan tubuh Dr Andre yang langsung cengar-cengir. Agak malu juga Dr Andre karena terjatuh diterkam oleh gadis cantik itu, sambil mengelusi punggung Anna, Dr Andre berbisik.

“Hemmm, sebuah gaya yang hebat, He he he “

Anna membimbing penis Dr Andre ke arah lubang vaginanya kemudian dijejalkannya kepala penis itu pada belahan vaginanya.



“Ohhhhhhhhhhhhh….., ayo Dok kita ngentot lagi…Hemmm nikmatnyaa…” Anna mendesah panjang merasakan batang penis Dr Andre kembali memasuki belahan vaginanya.

Dr Andre terkekeh keenakan sambil berulang kali merojokkan batang kemaluannya ke atas, menyodok-nyodok vagina Anna. Anna membalas dengan mengayunkan vaginanya, kedua tangannya berpegangan pada bahu Dr Andre, sementara kedua tangan Dr Andre menjaga memegangi pinggang gadis itu. Nafas Anna berdengusan dengan liar, berkali-kali ia kembali menjerit-jerit liar memohon agar Dr Andre mempercepat irama sodokannya dan tentu saja Dr Andre dengan senang hati meluluskan permintaan gadis cantik itu.

“Clepppp… Cleppppp.. Clepppppp… Cleeppppp….” suara batang kemaluan Dr Andre yang sedang menusuk-nusuk lubang vagina Anna, tusukan – tusukan batang kemaluan Dr Andre membuat Anna mendesah-desah semakin keras.

“Eahhhh….!! Owwwwshhhhh, nikmat banget sichhhh, terus Dokkkk!!!”Anna menghempaskan vaginanya kuat-kuat, sementara Dr Andre mendesakkan kemaluannya dalam – dalam.

Tubuh Anna bergerak turun naik diatas tubuh Dr Andre, gerakannya semakin cepat dan liar, kedua tangan Dr Andre mencekal pinggang Anna yang ramping, tiba-tiba tubuh gadis itu melenting. Sambil merintih-rintih kecil, lubang vaginanya berdenyut dengan kuat.

“Crrruuuuttt…, Creettttt…..,, Creetttt….”Anna menatap Dr Andre, bibirnya tersenyum menggoda sambil sesekali mendesah manja, Dr Andre beristirahat sejenak, batang kemaluannya masih tertancap pada belahan vagina gadis itu yang peret, sesekali tangannya meremasi gundukan buah dada gadis itu.



Mata Anna terus menatap Suster Mia yang sedang mengenyot-ngenyot kemaluan Dadang dan Basri, ada rasa penasaran ingin segera merasakan batang kemaluan yang besar itu menyodoki lubang vaginanya. Anna mencabut batang kemaluan Dr Andre dari lubang vaginanya kemudian menarik dan mendudukkan laki-laki tua itu di atas kursi sofa empuk. Sang Doktor bersandar sambil mengangkangkan kedua kakinya ketika kepala Anna mendekati batang kemaluannya. Lidah Anna terjulur keluar menjilati biji pelir Dr Andre, sesekali mulutnya menciumi kedua biji pelir itu. Mata gadis itu menatap tajam batang kemaluan Dr Andre sementara kedua tangannya bergerak mengocoki batang tersebut.

“Ahhhhhhhhhh,, Hummmmh…” Anna mendesah panjang kemudian melumat-lumat batang kemaluan Dr Andre, mulutnya bergerak di sepanjang batang kemaluan sang doktor, mirip seperti orang yang sedang memainkan sebuah suling, hanya bedanya Anna memainkan batang kemaluan Dr Andre.

“Crooottt… Crooottt….” Berkali-kali kepala kemaluan Dr Andre memuntahkan cairan sperma, sebagian menyemprot wajah Anna, gadis itu terkekeh sambil membersihkan cairan sperma yang berceceran di selangkangan sang doktor, telapak tangannya menyeka cairan sperma yang sempat menyemprot wajahnya kemudian lidahnya menjilati ceceran sperma yang menempel di telapak tangannya. Tangan Anna meremas-remas batang kemaluan Dr Andre, tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk membangkitkan kembali nafsu binatang Dr Andre. Sang doktor tersenyum sambil menatap Anna yang sedang mengendus-ngendus batang kemaluannya, gadis itu mendesah-desah manja kemudian melumati batang kemaluan Dr Andre. Ia menaiki tubuh Dr Andre, kemudian menyodorkan buah dadanya kewajah pria itu. Mulut Dr Andre mencaplok buah dada Anna, kedua tangan Dr Andre melingkari pinggangnya kemudian memeluk erat-erat mangsanya yang cantik. Anna terkekeh kegelian merasakan kenyotan-kenyotan sang doktor, bergantian di kedua puncak payudaranya.



“Hemmm, he he he, susu saya enak yach Dok ?? Doktor harus sering nyusu supaya sehatttt….!! ” Anna menceracau tidak karuan, tangan kirinya berpegangan pada bahu Dr Andre sedangkan telapak tangan kanannya menekan belakang kepala pria itu agar semakin tenggelam di belahan dadanya.

“Yaa, Emm, Uhhh Enak,, , Enak sekali..,,Cuphh Cuuppp, Nyummmmhh..” Dr Andre sibuk menciumi dan memangut-mangut bulatan buah dada Anna yang kenyal, sesekali dikenyotnya puncak payudara Anna sampai ia memekik keras.

“Awwwww…! Dokter,, Ha Ha Ha , geli Dokkk!!” Anna kembali memekik keras ketika merasakan puncak payudaranya dikenyot oleh mulut Dr Andre, sementara Dr Andre menggeram gemas sambil semakin rakus menggeluti buah dada Anna yang membuntal semakin padat. Anna tersenyum nakal kemudian membimbing batang kemaluan Dr Andre, dijejalkannya kepala kemaluan Dr Andre ke belahan lubang vaginanya.

“Ouhhhhhhhhhhh…, Hssshhh, Ahhhhhhhh” tubuh Anna terkadang melenting keenakan, ia semakin kuat menekankan pinggulnya kebawah kemudian sambil memekik keras ia menghempaskan vaginanya kuat-kuat. Bibirnya mendesah kemudian tersenyum puas merasakan seluruh batang kemaluan Dr Andre terbenam dalam-dalam di lubang vaginanya.

“Cleppp.. Pleppp… Clepppp… Clepppp…”

“Ohhhh…,, Ahhhhh.., Ahhhhh, Ahhhhhhh…. Dokkkk….! ” Anna kembali mendesah-desah sambil menggerakkan pinggulnya naik-turun di atas batang kemaluan Doktor Andre.

Tangan sang Doktor mendekap pinggul Anna, menahan gerakan gadis cantik itu kemudian berbisik di telinganya, “kita coba sodomi…”

Anna mengangguk patuh kemudian setelah melepaskan batang kemaluan Dr Andre dari lubang vaginanya ia bersujud di atas lantai sambil menunggingkan pinggulnya ke atas. Anna mendesah pelan ketika merasakan batang kemaluan Dr Andre menggesek-gesek belahan pantatnya.



“Esh, lembut sekali…” Dr Andre membatin dalam hati, sambil terus menggosok-gosokkan batang kemaluannya pada belahan pantat gadis itu yang menungging dengan pasrah.

Tangan dokter tua itu bergetar ketika merayapi dan meremas buah pantat yang halus, bulat dan padat, ditekannya buah pantat Anna agar belahan pantat gadis itu merenggang. Dr Andre menempelkan kepala kemaluannya pada lubang anus gadis cantik itu yang terasa hangat. Tubuh Anna terdorong-dorong ke depan ketika Dr Andre berusaha menyodominya, ia tersungkur sambil mengerang pelan, sambil sesekali menolehkan kepalanya ke belakang.

“Arhhhhh……..!! ” Anna menjerit keras sementara Dr Andre terkekeh keenakan ketika merasakan batang penisnya tenggelam semakin dalam, Anna semakin keras mengerang, wajahnya berkali-kali mengernyit kesakitan ketika batang kemaluan Dr Andre.

“Emmmhhh, Ohhhhhhhhh, Hssshhhh, Ahhhhhh..!! “Anna mendesah sambil tersenyum nakal, pinggulnya bergerak menghempas-hempas ke belakang menyambut sodokan-sodokan Dr Andre.

“Plokkk… Plokkk.. Plokkkk,, Ahhh, Annnhhh, Enakk, dokkk, terusss…. Aowwwwwwkkhhh, ” ia berteriak keras menikmati setiap sodokan-sodokan Dr Andre yang semakin liar.

“Ohhhh……” gadis itu mengeluh ketika merasakan tangan Dr Andre mencengkram kemudian menarik bahunya

Kini posisi Anna bersujud membelakangi Dr Andre. Tangan sang dokter melingkari pinggang gadis itu sedangkan tangan yang satunya bergerak meremasi sepasang buah dada yang semakin membuntal padat. Anna menyandarkan punggungnya ke belakang sementara Dr Andre mengendusi rambut Anna yang harum, dikecupinya tengkuk gadis itu

“Mulai sekarang, kau adalah budakku dan harus selalu siap untuk melayaniku setiap saat, mengerti ?? ” Dr Andre berbisik sambil meremas kuat-kuat induk pyudara Anna. Anna hanya mengangguk dengan patuh, kemudian mendesah lirih ketika sang doktor kembali memacu batang kemaluannya menyodomi gadis itu.



********************

Seminggu kemudian



Dari balik kaca mobil, Dr Andre menatap seorang gadis cantik,

“Ikuti dia….” Dr Andre memerintahkan Dadang  untuk mengikuti gadis cantik itu, tampaknya gadis itu baru pulang dari sekolah, wajahnya yang cantik mengundang si jahat Dr.Andre untuk memangsanya, dengan sabar ia bersama kedua anak buahnya mengikuti mangsanya hingga ke sebuah tempat yang sepi…

“Ahhhhh…..!! Tolonggggg….” Fitri berteriak keras ketika merasakan pergelangan tangan kanannya dicekal dan diseret oleh seseorang, tangan kiri Fitri memukul-mukul orang itu yang terus menyeretnya ke arah sebuah mobil.

“Berhentii….!! Lepaskan dia…..HIAT..!!” tiba-tiba seorang gadis berteriak, satu tendangan keras dari arah samping membuat Basri kesakitan, pegangannya pada lengan Fitri terlepas.

“Cici Yifei….” Fitri berdiri ketakutan di belakang LiuYifei, Basri menggeram marah namun kemudian tersenyum lebar, matanya merayapi tubuh gadis cantik yang sempat menendangnya.

“Tzingg.., “

“Tzinggg….”

“Uhhh…., sebuah jarum kecil hinggap dibahu Yifei sedangkan yang sebuah lagi hinggap dibahu Fitri, sebelum pingsan Yifei menekan sesuatu di saku celana jeans- nya. Basri tersenyum kemudian memanggul kedua gadis cantik itu di bahu kanan dan kirinya.



“WOOEEIIIIII….!! Lepaskan mereka berdua…!! Cari mampus kalian…!! ” Jagoan kita berkelebat namun sosok besar lain keluar dari dalam mobil dan menghadang terjangannya, Dadang turun tangan menghadang jagoan kecil kita,

HOREEEEE !, Pahlawan kecil kita sudah datang untuk menyelamatkan kedua gadis idolanya, kalau Misdi sudah datang semua masalah pasti beres, HUA HA HA HA HA HA…..HA… !! Misdi dan Dadang sama-sama menggeram.

“BUKKKKKKKKKKK…..!! ” sesosok tubuh melayang dan menyangkut di tali jemuran, kemudian mengeluh panjang, dan jatuh terkulai lemas, sesosok tubuh itu terkapar dengan secarik kain segitiga menutupi wajahnya.

(Red : Hemmmmm, kaya kenal….nich , sapa ya ?? Wakkkssss, ternyata jagoan kecil kitalah yang nyangkut di tali jemuran, dan pingsan kerena mengendus celana dalam berbau pesing yang sedang dijemur oleh pemiliknya, kalah dech T_T )



****************************

Beberapa jam kemudian, saat sang surya mulai tenggelam.



“Hadduhh, ….Uhhhhhh!! ” Jagoan kecil kita membuka matanya, mata jagoan kecil kita masih juling karena merasa pusing, entah karena pengaruh hantaman keras Dadang atau karena mencium Celana Dalam berbau pesing yang tidak sengaja sempat terendus olehnya.

Mendadak Misdi tersentak, hatinya was-was dengan jantung berdetak keras, karena rasa khawatir yang menggedor-gedor dadanya, ia langsung meloncat dari atas ranjang kemudian membuka pintu kamar.

“Cici Yifeiii….!! ” Jagoan kecil kita berseru keras sambil menghampiri kedua orang gadis kembar yang sibuk mengotak-ngatik sebuah laptop, Shierlen juga ada disana , wajah Shierlen tampak khawatir.

“Hemmm, lokasinya berada di…..” wajah Misdi mendadak berubah menjadi serius masih teringat apa yang pernah dialaminya di Eps 1, asap tipis mulai membuntal tubuhnya yang mungil, semakin lama semakin tebal.

“KAUU…!! ” kedua gadis kembar itu tampak terkejut dengan perubahan fisik Misdi, mereka bersiap untuk menyerang seorang kakek berperut buncit.

“Tunggu, Aku bukan musuh kalian…! ” Misdi berusaha menenangkan kedua gadis kembar yang hendak menyerangnya, lagi pula mana tega Misdi menyakiti mereka berdua, Shierlen berusaha melerai pertarungan yang hampir dimulai.

“Yang penting sekarang adalah menyelamatkan Fitri dan saudara kembar kalian, apakah kalian mau mereka menjadi korban Dr Andre…!! ” Si kakek berpidato dengan penuh semangat, matanya sesekali melirik kearah buah dada kedua gadis kembar itu yang tercetak dengan jelas di balik baju kaos ketat tanpa lengan.



“Lohhh ??!! ” Misdi keheranan menatap kedua gadis kembar itu yang berseru terkejut, jengah menatap sesuatu di selangkangannya, kedua gadis kembar itu tampak salah tingkah sambil memalingkan wajah mereka.

“WEIIITTTSSSSSS…..!! waduhhh, jangan pada ngintip donggg…!! ” Si kakek menutupi benda besar yang menggantung itu dengan menyilangkan kedua telapak tangannya, Misdi tersenyum mau-mau malu, perlahan-lahan ia memakai pakaian yang disodorkan oleh Shierlen (Red : Dasar !! pake baju aja lama amat sampe 30 menit!! , YAKIN pisan ini pasti ada factor kesengajaan…!! )

“He he he, pamer dikit, sapa tau aja, ketiban durian runtuh, gua diperkosa oleh mereka berdua, Glekkk… cegluk ceglukkk….” Si kakek berkata dalam hati sambil cengar-cengir nggak puguh, imajinasi liarnya mulai bekerja, terbayang jika dua orang cici Yifei memperkosanya sekaligus.

“Ok.., sekarang kita bagi tugas, begini…..” salah seorang dari kedua gadis kembar itu mulai memberikan arahan, Misdi mendengarkan sambil garuk-garuk kepala, ia sudah tidak sabar untuk segera beraksi.

“Wah, ribet amat, begini aja deh, paya gampang kita ketemu di lokasi aja, Ok…” Misdi langsung cek-out, kemudian mengeluarkan kemampuannya bergerak secepat kilat menuju kediaman Dr Andre, si doktor jahat.



****************************

Beberapa saat kemudian..



Seorang kakek tua tengah mengendap-ngendap, dengan teliti si kakek memeriksa seluruh sudut rumah Dr Andre, telinganya yang sensitif mendengar suara-suara mencurigakan dari arah basement. Misdi berkelebat berusaha mencari jalan untuk masuk kedalam ruangan rahasia di basement rumah Dr Andre. Sementara itu, Seorang gadis cantik tengah meronta-ronta sekuat tenaga, kedua tangan dan kakinya terikat dengan kuat, Dr Andre melangkahkan kakinya mendekati Yifei.

“Keparat.., Lepaskan aku….!! Bajingan…!!”

Yifei berteriak marah ketika tangan Dr Andre menjamah buah dadanya, Dr Andre Hanya tersenyum, kemudian mendekati Fitri yang meronta sambil menjerit ketakutan, kedua tangannya dipegangi oleh Dadang dan Basri.

“Jangan takut gadis manis, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin memberikan kenikmatan untuk kalian berdua, he he he” Dr Andre memberikan isyarat agar Dadang segera memasukkan Fitri kedalam tabung Mesin X-5.

“Dukk.., Dukkk Dukk Tolongggg…!! ” Fitri berteriak ketakutan sambil memukul-mukul tabung kaca yang mengurung dirinya, sementara Dr Andre cengengesan, tangannya hendak menekan tombil “On”

Tiba-tiba….Brakkkkk….!!

“Hentikannnn !!! HEARRGGGHHHHH….!!” tiba-tba pintu ruangan rahasia itu terbuka kasar,  Misdi menerjang tubuh Dr Andre sampai tersungkur mencium tanah.

“DOKTORRR….!!” Basri dan Dadang menggeram sambil mengurung si kakek,terjadilah saling baku hantam di ruangan itu, namun karena si kakek dikeroyok oleh Basri dan Dadang akhirnya setelah melalui pertarungan yang sengit, mereka berhasil meringkus  Misdi yang mengumpat panjang lebar.



Misdi Panik ketika Dr Andre bangkit dan melangkahkan kakinya, tampaknya pria itu berusaha untuk kembali  menekan tombol “On”,  Misdi berontak sekuat tenaga, apalagi ketika Fitri menangis ketakutan sambil berteriak minta tolong. Tenaganya tiba-tiba meningkat dengan dashyat.

“YEAhhhhh…., ” dengan sekuat tenaga Misdi menghantamkan lututnya ke arah selangkangan Dadang, mata Dadang mendelik dengan nafasnya yang berdengusan, tangan Misdi mendorong tubuh Dadang ke arah Dr Andre, terdengar suara keras ketika tubuh Dadang dan Doktor Andre bertumbukan.

“Nghekkkkk…,, JREBBBBBB……….!!! ” terdengar suara lolongan Dadang dan teriakan kesakitan Dr Andre ketika sebatang pipa tanpa sengaja memanggang tubuh mereka berdua.

“DADANGGGG….!! DOKTORRRRR….Heughhh….” Basri meraung, Si kakek menggedor ulu hati Basri, baku hantam kembali terjadi di ruangan itu Basri mengamuk membabi buta, si kakek juga tidak mau kalah mengerahkan seluruh kemampuannya.

Terdengar suara langkah-langkah kaki mendekati tempat pertarungan sengit antara Misdi VS Basri, Misdi menengokkan kepalanya kemudian berseru kepada para gadis idolanya untuk menjauhi tempat pertarungan yang semakin memanas, mesin X-5 mulai tidak stabil dan mulai menampakkan gejala-gejala yang janggal.



“CEPATT……!! SELAMATKAN DIRI KALIANNN….!! “

“MISDIIII…..!! MISDIIII…..” Fitri berteriak memanggil-manggil nama Misdi, ketika tubuhnya ditarik keluar, namun si kakek tidak sempat menjawab ia berusaha mati-matian menghalangi Basri yang hendak menghadang para gadisnya, Basri menghantam kepala Misdi lalu Misdi membalas dengan menghantam wajah Basri dengan kepala tangannya.

“BOOOOMMMMMMMM….!!! “

Tidak berapa lama terdengar-lah suara ledakan dashyat, tanpa ampun si jago merah melahap rumah Dr Andre, para warga mulai ramai berkerumun di sekitar lokasi kejadian. Suara serine mobil pemadam kebakaran terdengar memecah keheningan malam, namun tampaknya si jago merah terlalu tangguh untuk ditaklukkan begitu saja. Didalam sebuah mobil, Fitri dan Shierlen menangis saling berpelukan. Berulang kali bibir mereka memanggil-manggil nama si kecil Misdi. Namun hanya suara desiran angin malam saja-lah yang menjawab mereka. Apakah senyum ceria Misdi juga ikut habis dilahap oleh si jago merah. Akankah semuanya berakhir disini ???

Hanya sang waktu-lah yang akan menjawab semuanya.

——————————————-

Perlahan-lahan sebuah mobil melaju menjauhi rumah Dr Andre yang kini sudah menjadi abu. Ada sesuatu yang terasa hilang bagaikan hamparan pasir halus di padang gurun yang tertiup angin, bersebaran entah kemana. Pandangan Fitri, Shierlen dan Liu Yifei terlihat kosong, mereka tidak menduga nasib si kecil Misdi yang tragis, masih terbayang senyum cerianya, tatapan matanya yang nakal,manja, tingkahnya yang kadang membuat kesal, kadang membuat mereka dapat tertawa lepas. Entah kenapa semuanya terasa sepi, dingin, sedingin malam hari yang sepi, tiba-tiba mobil itu mendadak berhenti, Fitri, Shierlen dan ketiga gadis kembar berseru kaget.

“Ahhhhhh……??? “

“Uhukk, Uhukkk, Tolooonnnnngggg….Uhueeekk.” sesosok tubuh kecil mungil merayap di tengah jalan sambil memegangi perutnya, pakaiannya sudah tak berbentuk lagi tersobek-sobek disana-sini.

” Misdiiiii….. ” Fitri dan Shierlen keluar dari dalam mobil, mereka berlari kemudian memeluk tubuh mungil yang berusaha berdiri kemudian jatuh tergeletak tanpa daya, salah seorang dari ketiga Liu Yifei hendak ikut berlari  memeluk Misdi namun mengurungkan niatnya.

“Misdi hu.. hu hu, kamu gimana ??!! “

“Misdi kamu ngak apa-apa kannn ??!! “

Fitri memeluk tubuh Misdi, sementara Shierlen bersujud sambil terus memegangi tangan mungil Misdi yang terkulai lemas, mata Msidi terpejam rapat.

“Waduhhhh, bukannya ditolong, diberi nafas buatan, malah diberondong segala macam pertanyaan…, hi hi hi hi , mereka ketipu…….!! ” Misdi tertawa senang dalam hati karena Fitri dan Shierlen begitu mencemaskan dirinya. Ketiga gadis cantik kembar Liu Yifei menghampiri jagoan kecil kita, mata mereka berkaca-kaca sambil terisak kecil.

“Sebelum aku…, Uhukkk, meninggalkan uhukk (cerita ini),Uhukkkk aku ingin tahu.., siapakah diantara Cici Yifei bertiga yang dulu pernah memperkosaku ??”  Misdi terbatuk-batuk, sementara Fitri dan Shierlen bengong menatap ketiga Yifei yang cantik jelita.



“Hooosssshhh, HOOSSSSHHHH…Enngggghhhh.” Misdi sengaja memberatkan nafasnya, ia mengerang pelan mirip banget seperti adegan di film-film yang sering ditontonnya.

“Misdi….”salah seorang dari ketiga gadis kembar itu maju ke depan, Yifei tidak dapat menahan gejolak di hatinya, ia ikut bersujud di sebelah Fitri, tangannya membelai lembut pipi Misdi.

“Emmmhhh, koq lengket, kaya bau saus tomat??” Fitri mengendus-ngendus punggung tangannya yang sempat bergesekan dengan baju Misdi yang berwarna merah.

“Misdi ??Koq nggak ada lukanya ??!! ” Shierlen menyibakkan baju Misdi di bagian perut, Liu Yifei ikut memeriksa sekujur tubuh jagoan kecil kita dengan teliti.

“HUAA HAAA HAAA HAAA HAAAA…..” Misdi tidak sanggup lagi menahan tawa, tiba-tiba ia cekakakan, tertawa ngakak sampai terpingkal-pingkal.

“ADOWWWW…..!!! “

“AMPUNNN Fitttt!!! Aduhh Shierrrrrrrr….!!Ngahaaa Cici Yifei!!!”tawa Misdi tiba-tiba terhenti, sebagai gantinya kini Misdi menjerit kesakitan sambil kelabakan menahan serangan Fitri, Shierlen dan Liu Yifei yang mencubiti tubuhnya, mulai dari paha, lengan, pipi bahkan menjewer kupingnya.

“Jangan dicubit, sakittt…!! Perkosa aja…, Perkosaaa….” Misdi menahan lengan Yifei yang hendak mencubit dadanya, Misdi cengengesan sambil mencekal pergelangan tangan Liu Yifei.

“Enak aja…!! Nihhhhhh……. ” Liu Yifei dengan gemas menjitak jidat Misdi,

penyakit cunihin Misdi kumat, dengan manja Misdi berpindah-pindah tempat bergelayutan dengan manja di tangan Fitri, Shierlen dan Liu Yifei, sesekali dengan genit Misdi menatap nakal sambil merapikan rambut poninya.

Misdi tersenyum, wah kayanya jagoan kecil kita sedang disidang setelah merapikan rambut poninya jagoan kecil kita mulai bercerita.



“Keparat kau kakek tua….!! ” Barli menggeram sambil menerjang Misdi

“Biarin,..gua lebih ganteng….!! ” Misdi merasa di atas angin, wajahnya yang keriput tidak sejelek wajah Barli yang sudah tidak berbentuk lagi.

“Nghekkk, Bukkkk, Whuadooowww…Pranggg…!!.” Misdi melotot ketika Barli menendang selangkangannya, tubuh Misdi terlempar ke arah tabung kaca berisi batu bercahaya biru terang, sinar biru di batu itu pindah menyelimuti tubuh Misdi membuatnya mendadak kejang-kejang.

“YEEEEE!! Jangan curang dong, masa yang ditendang selangkangan gua…!! Utssshhhhh….!! ” Misdi buru-buru menghindar ketika Barli menerkamnya, biar jelek-jelek gini Misdi bukan homo, gengsi dong masa diterkam sama cowok, kalau diterkam cewek cantik sich, Misdi pasti pasrah.

“HIATTTTT……!!! “

“CIATTTTT…..!!! “

Tinju Misdi beradu kecepatan dengan tinju Barli, keduanya tidak mau mengalah. Tubuh Barli terlempar kebelakang ketika tinju Misdi lebih dulu menghantam dadanya. Mata Barli melotot merasakan rasa sakit yang tidak terhingga, ada bekas kehitaman seperti hangus di dadanya.

“Huakkkkk….., Ngehekkkkk…..” Barli melotot, kemudian ambruk ke belakang sambil memegangi dadanya yang hangus terkena pukulan si kakek, Misdi sendiri bengong sambil menggaruk-garuk kepala, ia tidak menyangka kalau tinjunya akan sehebat itu, otaknya yang cerdik langsung berputar

“Hmmmm, apa karena batu aneh itu ya ??” mata Misdi menatap tajam pada sebuah batu yang kini sudah kehilangan sinarnya, gejala mesin X-5 makin mencurigakan, dengan sekali berkelebat Misdi meninggalkan ruangan rahasia di basement rumah Dr Andre, sebelum keluar Misdi masih sempat menyelamatkan Suster Mia, Anna, dan kedua temannya. Keempat gadis cantik itu tampak kebingungan seperti orang yang baru terbangun dari mimpi mereka yang indah.



“NAH, begitu ceritanya….”

Jagoan kecil kita mengakhiri ceritanya, tangannya terjulur hendak menyambar segelas kopi susu yang lewat di hadapan wajahnya, secangkir demi secangkir lewat di hadapan wajahnya, si kecil berambut poni mengusap air liurnya karena secangkir kopi susu yang terakhir pun ternyata bukan hendak disuguhkan padanya.

“Gua mana Shier?? ” Misdi meminta jatah secangkir kopi susu hangat.

“BIKIN SENDIRI…!! “

“Fitttt….?? Cici Yifei…..?? Shierrrr ?? “

Misdi memohon sememelas mungkin namun tampaknya Fitri, Shierlen bahkan ketiga Cici Yifei malah mengacuhkannya, berkali-kali jagoan kecil kita melontarkan rayuan gombalnya sambil meminta maaf karena telah mempermainkan mereka, berbagai macam cara dilakukan untuk melunakkan hati para gadis yang sedang kesal terhadap dirinya, mulai dari menyanyi, baca puisi, bacak dongeng Putri Salju, dan yang terakhir menari perut, MISDI THE BELLY DANCER… (YIKES…!!)



*************************

Keesokan harinya



Sebuah pesawat terbang semakin tinggi meninggalkan Indonesia, Misdi melambai-lambaikan tangannya ke atas, ia menangis sesegukan sedih banget rasanya karena 2 orang Cici Yifei akhirnya meningalkan dirinya. Ada sedih tapi ada juga rasa senang karena setidaknya masih ada seorang Cici Yifei yang dengan setia menemaninya.

“Sudah, jangan nangis Cici Yifei, Misdi pasti jagain Cici Yifei…” Misdi menoleh kebelakang ia tersenyum lebar sementara Yifei hanya menatap Misdi, perasaan dari tadi jagoan kecil kitalah yang menangis sampai sesegukan,

Cegluk, berulang kali Misdi menelan ludah sambil menolehkan kepalanya ke belakang matanya menatap nakal pada selangkangan Fitri, Shierlen dan Liu Yifei, matanya berbinar-binar, waduh jagoan kecil kita mendadak horny, mupeng abis…!!

“AWASSS…..!!!!Ckieeettttt!!!”

Dengan sigap Yifei menarik Misdi. Jagoan kecil kita mirip seperti seekor kucing kecil yang sedang ditarik tengkuknya dari belakang oleh seorang gadis yang cantik jelita.

“Woooeeeiii….!! Kamprettt, kalo nyetir pake mata dodol..!! Ampir aja gua fly ke atas sana…!! ” Misdi memaki kasar sambil mengacungkan tinju kecilnya.

“Fitri minggir..!!, biar gua kasih pelajaran si setan jalanan yang satu ini..!! “

“Shierlen, diem, jangan dihalangin”, “Minggir Cici Yifei..!! “Jagoan kecil kita mencak-mencak, darah tingginya kumat, wajahnya merah padam.

“MAKANYA KALO JALAN JANGAN MELENG, PUNYA MATA KAGA DIJAGA, KEPALA LO ITU SAMPE MUTER KEBELAKANG, MATA KE SELANGKANGAN CEWE MELULU…..!!! KUNYUK..LOE!! SATU LAGII…!!, MATA DIPAKE BUAT NGELIAT BUKAN DIPAKE BUAT NYETIR.., BEGONYA NGAK KETULUNGAN….!!” Pemilik mobil yang hampir menyerempet jagoan kecil kita memaki dengan tidak kalah kasar, kemudian menancap gas meninggalkan jagoan kecil kita yang terbata-bata, makian orang itu betul-betul mengena dan membuat jagoan kecil kita terpaku bengong tanpa daya dengan mulut meruncing, gengsi Misdi jatuh di hadapan ketiga gadisnya yang tersenyum-senyum kecil.



Selama perjalanan mulut Misdi meruncing manyun, dirinya masih tidak terima dikalahkan begitu saja, dimaki sampai termehek-mehek, dengan nafas yang terasa sesak karena kesal, ternyata masih ada orang yang lebih lihai memaki dibanding dengan dirinya.

“Ahh, mending gua jagain cewe-cewe gua…!!” Misdi mengambil keputusan positif  sambil berusaha melupakan kejadian tragis di jalan raya, ia buru-buru ikut turun dari mobil kemudian melenggak-lenggok mengikuti ketiga gadisnya dari belakang, matanya menatap genit goyangan pinggul Yifei, Fitri dan Shierlen.

“Ayoo, Cici Yifei, semangat….!! “

“Ayoo Fitri… he he he…!! “

“Yaaa, Bagus! Shierlen juga….!! “

Misdi menyemangati Para gadisnya untuk berolah raga menggunakan alat-alat di gym, tengah hot-hotnya Misdi menatap bongkahan dada Yifei tiba-tiba matanya melotot menatap seseorang yang melangkah mendekati wilayah Misdi & the girls, suasana di gym saat itu memang agak sepi.

“Haiii, kalian yang ketemu di jalan tadi ya?? Kenalin nama gua Alex ” musuh besar Misdi kini menyapa para gadisnya, tentu saja jagoan kecil kita tidak membiarkan Alex menjabat tangan ketiga gadisnya.

“Kenalin gua Misdi, loe yang tadi bilang gua KUNYUK kan ??” jagoan kecil kita mencegat tangan Alex yang hendak menjabat tangan ketiga gadisnya.

“Sorry no offense, tapi emang agak mirip sich….”

“Biar gua mirip KUNYUK, tapi bini Gua cantik-cantik…, “

“Hahhh ?? Loe punya bini ??? HUA HA HA HA” Alek menatap Misdi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian tertawa ngakak, matanya menatap jagoan kecil kita dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan mata yang sinis.



“EMANGNYA KENAPA ?? ” Misdi bertanya sambil berkacak pinggang., Misdi langsung sewot, wajahnya memerah, selangkangan Misdi berdenyut-denyut setelah melirik kekiri dan kekanan dengan cepat Misdi menurunkan celana hawainya kebawah dan…

“Hahhhhh….!!!!!???? MAMPUS..!! Apaan tuhhhhh??” mata Alex melotot ke arah selangkangan Misdi, mulutnya ternganga lebar menatap batang kemaluan jagoan kecil kita yang besar dan panjang, semua khayalan dan imajinasi liar Alex tercabik-cabik oleh kenyataan pahit yang diberikan jagoan kecil kita. Batang penisnya kalah telak oleh anak seumuran Misdi.

“Fitriiii, Shierlenn, Cici Yifeiiii, ayo sayang kita saunaan dulu, HUA HA HA HA HA HA, Sorry Bung..!! kalo selangkangan loe udah bisa ngalahin gua, baru kita bicara lagi, minggir ..!!jangan buang-buang waktu gua…!!”

Misdi terkekeh sambil memasukkan kembali ekor dinosaurus yang menyangkut di selangkangannya kemudian dengan santai meninggalkan Alex yang masih bengong dengan mulut ternganga lebar. Mulut Alex sampai kram, matanya terus menatap Misdi dan ketiga gadisnya yang berlalu dengan santai menuju ruangan sauna, berkali-kali ia mengucek-ngucek matanya. Anak kecil dengan kemaluan mengerikan itu masih juga ada dan sedang melenggak lenggok genit menuju ruangan sauna diikuti oleh tiga orang gadis yang cantik jelita. ASTAGA INI BUKAN MIMPI…!!!!!



*************************

Di dalam ruangan sauna



Misdi menatap, Shierlen, Liu Yifei dan Fitri yang kini hanya berbalutkan selembar handuk menutupi tubuh mereka yang putih dan mulus, tangan mungil Misdi segera bergerak berkelebat menarik handuk yang melilit di tubuh ketiga gadis cantik itu, setelah itu ia duduk bersila dengan santai. Matanya tampak teler ketika Fitri dan Shierlen memulai aksinya. Perlahan-lahan Shierlen dan Fitri memeluk Liu Yifei yang tampak risih ketika dirinya dipeluk dengan mesra oleh mereka

“Ehhh…. ” Yifei menepiskan tangan Shierlen yang menyentuh payudaranya, Fitri menekan bahu Yifei agar ia bersandar ke belakang, dengan lembut Fitri membelai pipi Yifei yang bersemu merah, kemudian mengecup lembut bibir Yifei, sementara Shierlen kembali merayapkan tangannya mengelus bulatan payudaraYifei.

Liu Yifei hanya diam menikmati sebuah sensasi baru dalam hidupnya. Perlahan namun pasti Fitri dan Shierlen menarik Yifei masuk ke dalam dunia mereka, sebuah dunia lesbian yang memiliki kenikmatan tersendiri. Yifei mulai terangsang ia membuka mulutnya, perlahan-lahan lidahnya terjulur keluar menyambut lidah Fitri, lidah yang hangat dan basah itu bergelut dengan mesra, Fitri menghisap-hisap lidah Yifei, sambil merayapkan tangannya mengelusi bulatan payudara Yifei yang semakin keras kenyal.

“Ohhhh……” Wajah Yifei terangkat keatas, ia merintih kecil ketika merasakan mulut Fitri dan Shierlen mengecupi bulatan payudaranya, berkali-kali nafas Yifei tertahan ketika lidah Fitri mengulasi puttingnya, sementara jari Shierlen menjepit puttingnya, dipilin-pilinnya benda itu yang semakin keras dan meruncing, ditarik-tariknya dengan lembut. Yifei pasrah ketika tangan Shierlen mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar



“Ahhh, Shierrrr…. Ohhhhhh…. “

Yifei terperanjat ketika mulut Shierlen melumat belahan vaginanya, lidah Shierlen menggelitiki belahan vaginanya sementara Fitri meremasi payudaranya dengan gerakan yang teratur. Detak jantung Yifei berdetak dengan lebih kencang dan keras, ia tidak menyangka kalau Fitri dan Shierlen begitu mahir di usia mereka yang masih muda. Misdi merangkak mendekati pantat Shierlen, Diendus-endus dan diciuminya bergantian kedua lubang Shierlen yang selama ini selalu dapat memberinya kenikmatan, Misdi terkekeh ketika Shierlen menunggingkan pinggulnya ke atas, ia tahu dengan jelas apa yang diinginkan oleh Shierlen. Penisnya semakin membesar dan panjang, seorang anak kecil berkemaluan besar kini tengah mendekap pinggul Shierlen, dicoleknya vagina gadis itu dengan kepala kemaluannya, ditekannya perlahan sampai kepala penisnya yang besar itu masuk sebatas leher penis kemudian

“Plopppp…..” Misdi kembali menarik kemaluannya, kemudian dijejalkannya kembali sedikit kemudian ditariknya lagi.

“Misdi jangan digituin dongg, Masukinnnn…..”

“Ahhhhhhhhhhh….! Uhhhhhhhhhh….! “

Shierlen  tersungkur – sungkur dengan kuat ia menengokkan kepalanya kebelakang, matanya tampak sayu ketika merasakan kepala kemaluan Misdi yang besar  menggeliat-geliat kasar memasuki lubang vaginanya yang sempit dan peret. Tubuh Shierlen tersentak ke depan dengan keras, ia meringis ketika batang kemaluan Misdi terbenam membelah belahan vaginanya yang mungil.

“Heennnhhhh, unggghhhhhhh…” Shierlen melotot kemudian mengeluh panjang, lubang vaginanya terasa mekar dan dipaksa menerima penis Misdi yang terus menggeliat semakin dalam, Misdi terus menekankan penisnya semakin dalam, kedua tangannya memegangi pinggul Shierlen yang hendak melarikan diri..



“Do yo lik mai kock…?? Nge he he he” Misdi cengengesan kemudian bergerak menyodok kuat-kuat vagina Shierlen sampai gadis itu terperanjat antara enak dan terkejut, tubuhnya tersungkur-sungkur kedepan ketika Misdi menyodok-nyodok lubang vaginanya dari belakang dalam posisi doggy style.

“Plokkk… Plokkkk… Plokkkk….”

Si kecil berambut poni bertambah nafsu ketika telinganya mendengar suara beradunya buah pantat yang sedang digempur oleh batang kemaluannya, didekapnya pinggul Shierlen kemudian dipercepatnya kocokan-kocokan batang penisnya menyodoki lubang vagina Shierlen.

“Ahhh, Ahhh, Ahhh, Misdhii, Ahhh” tangan Shierlen berusaha menahan gerakan pinggul Misdi, namun Misdi malah mencekal kedua pergelangan tangan Shierlen dan menariknya kebelakang.

“Diam sayangg, he he he.” tubuh Misdi mulai dibalut asap tipis yang semakin membuntal semakin lama semakin tebal, kini seorang kakek tua berwajah buruk tengah menggenjotkan kemaluannya, Shierlen tampak semakin kewalahan ketika si kakek semakin liar merojok-rojok lubang vaginanya dan..

“Annnnhhh, Crrr Crrrr Crrrrr……”

Si kakek menarik pinggul Shierlen, kemudian berdiri, dengan cepat dan kuat si kakek mengeluar masukkan batang penisnya, sementara kedua tangannya berkali-kali meremasi payudara Shierlen yang terperangah dalam kebuasan nafsu birahinya. Yifei dan Fitri berkali-kali menahan nafas mereka ketika menyaksikan tubuh Shierlen terdorong-dorong dengan kuat sekuat sodokan-sodokan batang penis si kakek yang sedang merojoki belahan vagina Shierlen yang peret dan seret. Cairan keringat mulai meleleh membasahi tubuh Shierlen, buntalan payudaranya semakin membuntal padat.

“Unnnhhh, Unnnhhhh, Ihhhhhh…. Ahhhhhh” berkali-kali Shierlen melenguh, sambil diselingi rintihan tertahan ketika merasakan sodokan-sodokan liar  kemaluan si kakek yang terus memompa lubang vaginanya, mata Shierlen mengerjap-ngerjap, sesekali membeliak ketika sodokan kenikmatan itu terasa menghujam sampai keulu hatinya.



Mulut Shierlen berkali-kali membentuk huruf “O” disertai kata Ohhhhh yang menyusul kemudian, meluncur tanpa dapat dicegah, payudaranya seperti sedang terayun-ayun ketika si kakek menyodok-nyodok vaginanya itu kuat-kuat, Shierlen mendesah tertahan ketika cairan kewanitaannya meledak-ledak nikmat Crrrrr, Crrrrrrrrrr,,, Crrrtttttttttt, tubuhnya menggelepar dengan hebat.

“Weheee, heee, Enak ya Shierrr ?? “

Shierlen menggangguk pelan, nafasnya terengah-engah, ia mengeluh pelan ketika Misdi menarik pundaknya ke belakang, Shierlen menyandarkan punggungnya kedada Misdi, sementara tangan Misdi mengelus-ngelus pinggangnya sambil menggenjotnya dengan lembut dari belakang.

“Uhhhh, enak amat Shier, sempit, seret…asik banget buat dientot….” Misdi membisikkan kata-kata mesum ditelinga Shierlen, sementara tangannya mulai merayap ke arah payudaranya sambil menyodokkan penisnya, Misdi semakin rajin meremas-remas payudara Shierlen.

“Hssshhhh, Shhhhh…, Misdiiii enakkkssh, Ohhhh….”

Misdi tersenyum ketika Shierlen mulai membalas dengan menghempas-hempaskan pinggulnya ke belakang, misdi membelitkan kedua tangannya memeluk tubuh Shierlen kemudian.

“Hennnhh, Ahhhh, Aaaa…..” Shierlen mendesah pelan, matanya yang sipit terpejam rapat ketika Misdo memompakan kemaluannya menggenjot-genjot belahan vaginanya dari belakang., mulutnya ternganga membentuk huruf “A”, Misdi memeluk tubuh Shierlen erat – erat ketika gadis itu menggeliatkan tubuhnya,

“Heengaaaaahhh, mampus Aku… Arrrrrh, gede amat sichhh, Ohhhhhhh, Ampunnn… Ahhhhh” Shierlen membatin dalam hati ketika Misdi semakin kuat menyodok-nyodokkan batang kemaluannya, ia menggigit bibirnya sendiri untuk menahan sodokan-sodokan Misdi yang semakin nikmat.



“Awwww…!! Ahhhhh…!!mmmmhhh…, Mmmmmhhh….” Misdi buru-buru membekap bibir Shierlen dengan bibirnya,

Tampaknya kenikmatan yang diberikan oleh Misdi tidak dapat ditahan lagi olehnya, jeritannya meluncur begitu saja dengan reflek, sambil terus menggenjot-genjot vagina Shierlen dari belakang. Bibir Misdi melumat-lumat bibir gadis itu, sementara kedua tangannya mengerayangi payudara Shierlen yang semakin membuntal padat. Misdi mendesah kecewa ketika Shierlen berontak melepaskan diri, Shierlen menarik tangan Misdi agar berbaring di lantai ruangan sauna, kemudian gadis itu merangkak menaiki tubuh si kakek. Shierlen mengarahkan batang kemaluan Misdi yang besar dan panjang itu ke arah lubang vaginanya, setelah dirasakan pas, ia menurunkan pinggulnya….

“Bleesssppppphhhhhhh…….Blepppphhh” wajah Shierlen mengernyit ketika merasakan kepala penis Misdi kembali menguakkan vaginanya, nafasnya terputus-putus ketika berusaha memasukkan kemaluan Misdi yang besar dan panjang itu semakin dalam memasuki belahan vaginanya yang peret.

“Uhhhhh, Uhhhhh, Uhhhh, Misdhiiii, Uhhhhh….” Si kakek rupanya sudah tidak sabaran lagi, ia menyodok-nyodokkan kemaluannya ke atas hingga tubuh Shierlen tersentak-sentak turun naik mengikuti irama sodokannya yang menghantam belahan vaginanya.

Tangan Misdi menangkap payudara Shierlen yang melompat-lompat ketika tubuh gadis itu tersentak-sentak disodok-sodok oleh batang penisnya kemudian sambil merojok-rojok vagina gadis itu tangan Misdi meremas-remas payudara Shierlen yang semakin kewalahan menghadapi tusukan-tusukan kasarnya, tubuh gadis itu semakin cepat tersentak-sentak keatas ketika si kakek semakin bernafsu menyodokkkan batang penisnya. Cleppp…!! Clepppp!! Clepppp….!! Suara becek itu terdengar semakin keras diiringi desahan nafas Shierlen yang tertahan ketika batang penis yang sebesar botol Aqua 500 Ml itu berulang kali menyodok-nyodok dengan kasar.



“Ahhhhhhhhh, Crrrrr rrrrr Crrrrrrrrrrrrrtttt……” tubuh Shierlen ambruk menindih tubuh Misdi yang tersenyum sambil memeluk erat-erat tubuh gadis itu, berkali-kali tangan si kakek meremasi pantat Shierlen, tubuh Shierlen mengeliat lemah diatas tubuh si kakek yang hitam legam.

Misdi membalikkan posisi Shierlen, kini ia tergeletak pasrah. Sosok tua itu bergerak menindih tubuh mulusnya, dikecupnya bibir gadis itu kemudian dilumatnya. Shierlen tidak mau kalah begitu saja ia balas melumat bibir Misdi, suara berdecak terdengar semakin keras ketika bibir mereka saling memangut, Misdi mengecup kening Shierlen kemudian dicumbuinya batang leher gadis itu, Shierlen mendesah panjang ketika cumbuan Misdi semakin turun mengecupi buntalan payudaranya.

“Ahhhhh….. Misddiiiiii…, Ohhhhhh…..” kecupan-kecupan nakal Misdi bertambah liar ketika Shierlen membusungkan payudaranya keatas, kedua tangan gadis itu membelai-belai belakang kepala si kakek yang sedang melumat puncak payudaranya.

Si kakek tambah bernafsu melumat-lumat puncak payudara Shierlen ketika mendengarkan desisan-desisannya. Lidah Misdi terjulur keluar menjilati puting Shierlen, digelitikinya benda kecil berwarna pink kemerahan kemudian dihisap-hisapnya kuat-kuat sampai tubuh gadis cantik itu melenting keenakan ketika merasakan hisapan-hisapan kuat di putingnya.

“Essshhh, Emmm, Nnnnggghhh Ahhhh…..” Shierlen mendesah keras ketika merasakan kepala kemaluan Misdi kembali menekan belahan vaginanya, dengan paksa kepala penis yang besar itu menguakkan belahan vaginanya sampai ia terperangah merasakan batang kemaluan yang besar itu memasuki dirinya dengan paksa.

Tubuh Shierlen tersentak pelan, kemudian kembali tersentak lagi, kali ini dengan lebih kuat, terus dan terus tersentak, berkali-kali, dalam irama-irama yang semakin liar. Kedua kakinya menjepit tubuh si kakek tua, sesekali ia mengerang pelan, wajahnya tampak renyah ketika dirinya terus disodok-sodok oleh batang kemaluan Misdi yang besar, setiap sentakan membuatnya terlontar jauh ke dalam dunia yang penuh dengan kenikmatan, Shierlen merintih kenikmatan ketika penis Misdi berulang kali memaksa vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat. Peluh keringat mengucur dengan deras mambasahi tubuh mulus Shierlen  yang terus digenjot oleh Misdi. Shierlen mengeluh keras, kenikmatan itu sudah berada diluar batas ketahanannya, Ia memekik kecil ketika kembali mengalami orgasme.





“Ohhh, Misdi, sebentar…sayangg, sebentar.” tangan Shierlen menahan gerakan pinggul Misdi yang terus menggenjot-genjot tubuhnya, kemudian ia menggeliat berusaha melepaskan diri, perlahan-lahan tangannya menarik penis yang tertancap dilubang vaginanya, kemudian ia mendudukkan Misdi di sebelah Fitri.

“Shierlen makin pinter, Fitri gimana ?? hehehe” si kakek menengokkan kepalanya kearah Fitri, Fitri tersenyum kecil kemudian menyodorkan payudaranya kehadapan wajah Misdi, mata si kakek berbinar-binar menatap payudara Fitri yang ranum

“Awhhhh, Misdiiii, gelii…” Fitri merintih kecil ketika mulut si kakek mencaplok payudaranya,

Tangan Fitri berpegangan kuat-kuat pada bahu si kakek ketika si kakek mengenyot-ngenyot puttingnya, Fitri membelai belakang kepala si kakek, ia tersenyum sambil semakin membusungkan dadanya, si kakek tampak begitu rakus menyusu payudara Fitri yang ranum, lidahnya menari-nari melingkari puting Fitri  yang semakin meruncing, mulus Misdi tampak kempot ketika ia menyedot-nyedot puncak payudara gadis itu. Fitri mendorong kepala si kakek karena kegelian, Misdi menggeram kemudian menerkam tubuh Fitri, mereka bergulingan di ruangan sauna, Fitri berusaha melepaskan dirinya dari terkaman si kakek sedangkan si kakek berusaha menundukkannya, mulut Misdi ternganga lebar berusaha mengejar payudara Fitri yang ranum.

“Uhh…,Misdi, nggak  mau, geliii… he he he” Fitri membalikkan tubuhnya gadis remaja itu berusaha menyembunyikan payudaranya dari sergapan mulut Misdi yang termonyong-monyong hendak mengemut puncak payudaranya.

Si kakek malah mengambil kesempatan emas itu ia menindih tubuh Fitri dari belakang kedua tangannya membelit pinggang Fitri, lidahnya terjulur keluar menjilati telinga bagian belakang sampai gadis itu merintih kecil, digigitnya daun kuping gadis itu, kemudian dengan mesra bibirnya mengecupi tengkuk Fitri. Misdi tersenyum, tangannya menggerayangi tubuh Fitri yang ditindih olehnya dalam posisi terlungkup pasrah, dalam posisi ini mustahil Fitri dapat menendang dirinya (setelah berulang kali terpelanting dalam episode sebelumnya kini Misdi lebih hati-hati ketika menyetubuhi Fitri …^ ^)



Tangan Misdi menekan pantat Fitri, ia menggesek-gesekkan kemaluannya pada belahan pantat gadis itu yang terasa empuk dan halus lembut. Si kakek menyentakkan batang kemaluannya menusuk lubang anus Fitri.

“Ahhh…!! Misdi , Pelannn-pelaa.. Ahhhhh….” Fitri tidak sanggup lagi  menahan siksaan  dari Misdi yang berusaha menyodomi lubang anusnya, ia terus merintih memohon pada Misdi, tubuhnya mengejang ketika merasakan kepala penis Misdi memaksa lubang anusnya untuk segera melar. Matanya mendelik ketika merasakan satu tusukan kuat menjebol lubang anusnya, tubuhnya menggeliat lemah ketika merasakan batang kemaluan Misdi tertancap semakin dalam.

“Jrebbbb….!! Unnnhhh… Essshhhssshhh…..!! tangan kiri si kakek menekan bokong Fitri kuat-kuat sambil menyodok-nyodokkan batang kemaluannya agar batang kemaluannya tertancap lebih dalam di lubang anus Fitri. Sementara tangan kanannya mengelusi punggung Fitri  yang basah berselimutkan butir-butir keringat halus.

“Pleppp, Pleppp, Plepppp…”        

Misdi mulai memompa lubang anus Fitri, sesekali didesak-desakkannya batang penisnya sedalam mungkin sampai selangkangannya bergesekan dengan buah pantat Fitri yang terasa empuk dan hangat. Batang penis si kakek yang besar dan panjang bergerak keluar-masuk dengan teratur, Fitri merengek-rengek kecil, suaranya membuat si kakek semakin bergairah, tangan si kakek mendekap pinggulnya kemudian mulai mengubah posisinya, ditariknya pinggul Fitri agar lebih menungging

“Annnhh, Annnh, Annnhhh, misdhiii, Ennnhhh, Ennnhhhh” tubuh Fitri kini tersungkur-sunggkur ketika Misdi menungganginya dari belakang, rintihan Fitri semakin lama semakin keras, si kakek tersenyum kecil kemudian berbisik di telinga Fitri.

“Fitt…. Jangan keras-keras, ntar kedengeran keluar gimana ?? “Misdi berusaha mengingatkan Fitri yang semakin keras merintih karena keenakan disodok-sodok batang kemaluan Misdi.



“Owwwhhssshhh, Misdi pelan-pelann…..” Fitri merintih lirih

“Kaya gini ya? ” Misdi menyodokkan penisnya dengan lebih hati-hati

Fitri mengangguk ketika merasakan sodokan-sodokan Misdi yang menyodominya dengan lembut, namun sesekali mendesis ketika si kakek membenamkan kemaluannya sekaligus dalam satu sodokan yang kuat, tangan Misdi merayap ke arah selangkangan Fitri, jari tengahnya memijiti klitoris gadis itu, Fitri menggigit bibirnya untuk menahan jeritan-jeritan kenikmatan yang hampir meluncur dengan bebas dari bibirnaya ketika merasakan jari tengah Misdi semakin liar mengucek-ngucek belahan bibir vaginanya. Tangan kiri Misdi semakin kuat membelit tubuh mungil fitri sementara tangan kanannya terus mengucek-ngucek belahan vagina gadis itu. Sodokan-sodokan si kakekpun semakin lama semakin cepat dan kuat, hingga tubuh Fitri terguncang dengan hebat.

“Ahhhh…!! Nnnnhhh Nhhhh…. Crrrr… Crrrrrr….” tubuh Fitri bergetar hebat ketika merasakan denyutan denyutan nikmat di vaginanya

Si kakek membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam berendam di dalam lubang anus Fitri. Misdi mengecup pipi Fitri dari belakang, cairan kewanitaan Fitri meleleh diantara kedua pahanya, sedangkan sebagian lagi membasahi telapak tangan Misdi yang masih memijit-mijit klitoris Fitri dengan lembut dan mesra.

“Uhhhh…. ” Fitri mengeluh ketika si kakek membalikkan tubuhnya

Mata Fitri menatap seorang kakek yang terkekeh-kekeh sambil mencekal pergelangan kaki kirinya. Mata Misdi menatap keindahan tubuh Fitri yang mungil, putih dan mulus, perutnya yang rata, payudara yang berukuran kecil namun begitu padat dan keras, wajahnya yang cantik jelita semakin menggemaskan ketika pipinya merona merah karena malu dan jengah. Misdi menolehkan kepalanya ke samping ia tersenyum menyaksikan Shierlen  yang sedang memeluk Yifei dari belakang, Yifei  menolehkan kepalanya ke belakang ketika bibir Shierlen mengejar bibirnya, kedua gadis cantik itu berciuman dengan mesra, saling melumat dan saling mengulum. Yifei pasrah dan menurut ketika Shierlen menyuruhnya berbaring terlentang tubuhnya menggeliat resah ketika merasakan telapak tangan Shierlen  mengelus induk payudaranya sebelah bawah, Yifei menahan nafas ketika Shierlen menundukkan wajahnya dan menjilat puttingnya yang tegak meruncing.



“Ahhhh…., gelii…! “

Tangan Yifei menahan kepala Shierlen dengan cekatan Shierlen segera mencekal kedua pergelangan tangan Liu Yifei kemudian ditekankannya tangan Yifei ke samping, dengan nafsu yang menggebu Shierlen segera menindih tubuh Yifei. Dikecupinya bulatan payudara Yifei yang berukuran sedang, Yifei menggeliat-geliat kegelian ia berontak berusaha melepaskan diri namun Shierlen semakin liar menggeluti tubuhnya. Bibir Yifei mendesis-desis, kedua gadis itu tampak asik berperang diatas hembusan nafsu birahi yang semakin membara.

“Ahhhh… Ahhhhh ” Yifei mendesah pelan ketika merasakan sedotan-sedotan lembut dipuncak payudaranya, sesekali tubuhnya menggelinjang kegelian ketika mulut Shierlen melumat-lumat puncak payudaranya, ia mendesis sambil melentingkan tubuhnya, sementara mulut Shierlen  semakin rakus menyedot-nyedot puncak payudaranya yang semakin membuntal indah.

“Ohhhhh…. Crrr Crrrrr…..” Yifei menggeliat hebat ketika vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat, butir-butir keringat semakin banyak meleleh membasahi tubuhnya ketika cairan kewanitaannya menyembur dengan disertai rasa nikmat yang berdenyutan, Shierlen tersenyum nakal kemudian segera menggeser posisi kepalanya ke bawah, mulutnya segera menyumpal bibir vagina Yifei agar cairan gurih itu tidak tumpah meleleh  keluar kemudian…

“Srrrpppp.. Sllllrrrpppphh….Ahhhh, Hshshhh” nafas Yifei tertahan ketika Shierlen  menyeruput cairan kewanitaannya sampai kering, tubuhnya tersentak ketika merasakan Shierlen  membuka belahan bibir vaginanya. Lidah Shierlen  menjilati isi vagina Liu Yifei untuk membersihkan sisa-sisa cairan lengket yang berwarna putih kental.

Misdi kembali menolehkan kepalanya memandangi Fitri, ia tersenyum tampaknya Fitri juga sedang asik menonton pertarungan antara Shierlen dan Yifei. Diusapnya paha Fitri sebelah dalam untuk menyadarkannya untuk segera bercinta dengannya, Fitri menolehkan kepalanya, matanya yang sipit kembali menatap Misdi ketika merasakan tangan si kakek menggerayangi pahanya.



Misdi duduk mengangkang sambil bersandar pada dinding ruangan sauna, sementara Fitri  merangkak diantara kaki Misdi yang mengangkang lebar, bibir Fitri mengecupi buah pelir Misdi, dijilatinya permukaan pelir si kakek yang berwarna cokat kehitaman, kemudian diemutnya kedua biji pelir itu bergantian dari yang kiri kemudian kanan.

“Heemmmm ??!! ” Misdi tersenyum keenakan, skill bercinta Fitri meningkat semakin pesat, tampaknya tidak percuma Misdi selalu mengajari gadis itu dengan penuh rasa sabar dan rasa nafsu, dibelai-belainya kepala Fitri. Si kakek semakin mengangkangkan kedua pahanya melebar ke samping seolah-olah memberi kesempatan agar Fitri semakin bebas bermain di selangkangannya.

“Cupphhh Cupphhh. Cuppppp”

Mulut Fitri mengecup-ngecup penis si kakek yang besar dan panjang, diendus-endusnya batang kemaluan yang selalu memberinya kenikmatan yang tiada duanya di dunia ini, dijilat-jilatnya sambil sesekali Fitri menggigit kecil kulit penis si kakek. Lidah Fitri mengait dan membelit leher penis si kakek, digelitikinya bagian bawah helm di selangkangan si kakek dan akhirnya mulut Fitri terbuka lebar menerima kehadiran kepala penis Misdi yang menyesaki rongga mulutnya, mulut helm si kakek mengeluarkan cairan gurih yang lezat, lendir itu terasa asin dan lezat, mulut Fitri tampak monyong ketika menghisap-hisap kepala penis si kakek, sementara tangannya mengocok-ngocok batang kemaluan Misdi yang semakin mengeras. Ia mulai mengambil posisi menduduki penis Misdi. Penis itu terpeleset ketika Fitri berusaha memasukkan kepalanya yang besar itu kedalam jepitan vaginanya

“Awww….” Fitri tersentak kegelian ketika kepala penis Misdi menggesek daging klitorisnya, Misdi menarik pinggang Fitri dengan gemas sementara tangan kanannya menjejalkan kepala penisnya ke belahan vagina gadis itu. Tubuh gadis itu melenting karena Misdi malah mengucek-ngucek belahan vaginanya dengan kepala penisnya, berkali-kali kepala penis Misdi menggesek-gesek daging klitoris Fitri. Ia semakin gemas mengucek-ngucek vagina Fitri ketika gadis itu merintih-rintih lirih antara geli dan nikmat.



“UKhhhhh, Ennnhh Nnnhhhhhh ” tiba-tiba Fitri menggelepar hebat ketika dengan sekali sentakan kuat Misdi membenamkan kepala penisnya, tubuh gadis itu melenting lenting ke belakang ketika Misdi menyentak-nyentakkan kemaluan dengan kuat.

Kedua tangan Misdi memegangi pinggang Fitri yang ramping, sementara kedua tangan Fitri berpegangan pada bahu Misdi. Tubuh Fitri bergerak turun naik di atas pangkuan Misdi, gadis cantik itu menggeliat-geliat dengan gerakan-gerakan yang erotis hingga si kakek menatap kagum menyaksikan keindahan yang sukar dicari tandingannya di belahan manapun di muka bumi ini, desahan-desahan nafas gadis itu tampak memburu kencang mengikuti gejolak nafsu dihatinya.

“Anhhh…! Anhhhh..! Annnhhh….!Crrr Crrrr Crrrr”

Fitri terkulai lemas, tangan Misdi mengelus-ngelus punggung dan bokongnya, berkali-kali dikecupnya bahu gadis itu yang masih terengah-engah dilanda badai kenikmatan yang menyedot habis tenaganya, Fitri mungkin sudah cukup puas namun tampaknya si kakek masih belum puas melampiaskan nafsunya, dibaringkannya gadis itu terlentang di lantai ruangan sauna kemudian kembali menindih tubuh mungilnya. Si kakek menjejal-jejalkan penisnya agar segera masuk ke dalam vagina Fitri yang peret.

“Nnnnnhhh. Nnnnhhh Misdiii, Ahhhh Misdiiii” Fitri menggeliat lemah ketika merasakan benda di selangkangan si kakek kembali memasuki vaginanya, lubang itupun terasa sesak disumpal paksa oleh batang kemaluan si kakek yang besar dan Panjang.

“Ngahhhhhh…, Ohhhhhhhhh…., Ohhhhhhhhhhh “tubuh Fitri tersentak ketika batang kemaluan Misdi kembali bergerak mengocok-ngocok belahan vaginanya, kali ini dengan lebih kencang dan cepat. Wajahnya tampak semakin menggairahkan ketika ia mendesah-desah dipacu oleh kenikmatan yang disodokkan oleh si kakek ke belahan vaginanya.

“Hssshhh Hssshhhhh… Hssshhhhh” desisan demi desisan terus terdengar dari bibir Fitri, tubuh mungilnya yang sedang digenjot oleh si kakek berguncang-guncang dengan kuat, wajahnya semakin bersemu merah menahan rasa nikmat yang mengocok-ngocok lubang vaginanya, Fitri merintih lirih ketika Misdi  membenamkan batang besar itu dalam-dalam mengaduki vaginanya.



“Misssdiiii Akhhhh!!” kali ini Misdi menepiskan tangan Fitri  yang menahan pinggul-nya, kedua tangannya membelit pinggang Fitri erat-erat kemudian dihantamkannya batang kemaluannya kuat-kuat merojok vagina gadis itu sampai terperanjat merasakan sodokan-sodokan Misdi yang semakin dashyat menggenjot lubang vaginanya yang sempit dan mungil. Fitri merengek-rengek kecil ketika serangan si kakek bertambah liar, tampaknya si kakek ingin menguasai tubuhnya secara total, ia ingin menunjukkan keperkasaannya dalam bercinta dan BERHASIL…dengan SUKSES !!

“Ouhhhh, Ennn Crrrttt Crrrtttt…” tubuh Fitri menggeliat dalam dekapan si kakek yang menindihnya dan menggenjoti lubang vaginanya, cairan kenikmatan itu meledak-ledak di dalam sana.

“Clepppp…, Clepppp.., Cleppppp..,, ” terdengar keras suara vagina Fitri  yang becek ketika batang penis Misdi memompa vaginanya

Tampaknya kali ini Misdi semakin buas menyetubuhi tubuh mungil Fitri, gadis itu terengah-engah kewalahan menghadapi genjotan-genjotan liarnya yang terkekeh-kekeh keenakan menggenjoti lubang vaginanya, berkali-kali batang penis Misdi yang besar dan panjang tenggelam dalam-dalam , menyodok kuat-kuat vaginanya. Tubuh Fitri kembali mengejang, matanya terpejam rapat-rapat ketika ia kembali mengalami orgasme. Kali ini Misdi mengatur posisi Fitri agar tidur dengan posisi miring, diangkatnya kaki kanan gadis itu dan JREBBBBBBBBB…..!! Disodoknya kembali lubang anus Fitri sampai gadis itu mengerang lirih menahan hantaman kepala kemaluan si kakek pada lubang duburnya. Si kakek menyodomi Fitri dengan lebih lembut agar gadis itu dapat menikmati sodokan-sodokan batang kemaluannya, punggung Fitri merapat ke arah dada si kakek ketika tangan keriput si kakek meraih tubuhnya. Tubuh Fitri yang basah kuyup malah membuat si kakek semakin bernafsu, ia tersentak-sentak semakin kuat, Misdi menjilati lehernya, dikecupnya dan dihisap-hisapnya leher gadis itu hingga meninggalkan bekas-bekas kemerahan, setelah puas menyodomi lubang Fitri, Misdi kembali merubah posisi kali ini ia mencekal kedua pergelangan kaki gadis itu kemudian diletakkannya kaki gadis itu mengangkang di kedua bahunya



“Ohhhh, ampun Misdhiii..!! Owwwwwww…!! ” kepala kemaluan Misdi langsung menyumpal belahan vagina Fitri yang sudah memar kemerahan, dihantamnya belahan vagina gadis itu dengan cepat dan kuat, disodok-sodoknya hingga gadis itu kembali mendesah-desah keenakan, Misdi tersenyum ketika Fitri menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata terpejam rapat-rapat tampaknya gadis itu benar-benar sudah tidak kuat lagi untuk melayani nafsu birahi Misdi, namun masalahnya Misdi masih juga belum puas merenguk kenikmatan dari tubuh Fitri.

“Misdiii, Misdhiii Ennnhhh, Nnnnhhhh…sudahhhh..! Ahhhhhh ” Fitri benar-benar kewalahan menghadapi nafsu birahi Misdi yang sedang memuncak, tubuhnya masih tersentak-sentak dihantam oleh kemaluan Misdi yang mengocok-ngocok lubang vaginanya.

“Hhhhhhh…….   CRRRRTTTTTTT ” sambil menyodok-nyodokkan batang kemaluannya pinggul Misdi berputar untuk mengaduk -ngaduk isi vagina Fitri  yang terperangah menikmati goyangan-goyangannya, setelah mencabut batang kemaluannya Misdi berbaring sambil memeluk erat-erat tubuh Fitri.

“Kamu puas sayanggg…hemm??” Misdi cekakakan ketika Fitri mengangguk lemah, dikecupnya kening gadis itu kemudian dibelai-belainya tubuh mulus yang terlentang dalam posisi mengangkang kecapaian,

Tangan Misdi mengerayangi tubuh mulus Fitri yang menggelinjang kegelian ketika telapak tangan Si kakek mengusap wilayahnya yang sensitif. Misdi merangkak menghampiri Liu Yifei dan Shierlen, sementara Yifei dan Shierlen tampak kuatir mengalami nasib yang sama seperti Fitri , tangan Misdi mencekal pergelangan tangan mereka kemudian menarik kedua gadis itu untuk berdiri, dipeluknya tubuh kedua gadis itu sekaligus. Bibirnya mengecupi bibir kedua gadis cantik itu bergantian dengan rakus, tangannya merayap menggerayangi lekuk liku tubuh Yifei dan Shierlen .



Shierlen menarik Yifei untuk bersujud di hadapan batang kemaluan Misdi, mereka mengecupi batang kemaluan si kakek yang tersenyum senang ketika merasakan kecupan-kecupan nakal kedua gadis itu di biji pelirnya, kecupan-kecupan itu terus naik ke arah kepala kemaluannya terus kembali turun mengecupi biji pelir si kakek yang terkekeh-kekeh keenakan sambil menyodorkan kemaluannya. Lidah Yifei dan Shierlen mengulasi kemaluan Misdi, kedua lidah yang basah dan hangat itu seakan-akan sedang bekerja sama untuk memuaskan si kakek tua yang sedang menengokkan kepalanya ke bawah menatap keduanya yang sedang asik memainkan kemaluannya.

“Ckkkk.., Ckkkk, Ckkk….Slllccckk Sllccck Ckkkkk Ckkk” terdengar suara berdecakan dari mulut kedua gadis cantik jelita yang sedang mengecup-ngecup penis Misdi, lidah mereka terjulur keluar menggelitiki kepala penis si kakek yang semakin mengkilap, cairan-cairan gurih semakin banyak meleleh dari kepala kemaluannya. Yifei membuka mulutnya ketika Shierlen  menjejalkan kepala kemaluan Misdi kemulutnya,mata Yifei semakin sayu ketika merasakan kepala penis si kakek memenuhi rongga mulutnya, mulut Yifei sampai termonyong-monyong ketika melakukan hisapan-hisapan kuat

“Hmmmmm…, Mhmmmmmm mmmmm” ,wajah Yifei mengernyit ketika batang kemaluan si kakek mulai nakal menusuk semakin dalam, Shierlen memeluk Yifei dari belakang, kedua tangannya meremasi payudara Yifei dari belakang, dipilin-pilinnya putting susu gadis itu kemudian Shierlen dmenarik-narik puting Yifei dalam gerakan-gerakan menyentak yang lembut, Yifei menarik kepalanya, kini Yifeilah yang menarik batang kemaluan Misdi dan menjejalkannya kemulut Shierlen  yang tengah memeluk dirinya dari belakang, bergantian kedua gadis cantik itu dideepthroat oleh Si kakek sampai mereka terengah – engah kehabisan nafas. Shierlen mengatur posisi Yifei agar terlentang di atas lantai sauna. Si kakek tersenyum ketika Shierlen mengangkangkan kedua kaki Yifei dalam posisi tertekuk mengangkang pasrah, kemudian Misdi merangkak mendekati vagina Yifei, hidungnya mengendusi belahan bibir vagina Yifei yang berlendir, lidah Misdi terjulur keluar kemudian meraih lendir lengket disela-sela bibir vagina Yifei, mulutnya berdecak ketika mengecap lendir gurihnya.



“Ahhhhhh… ” Yifei menarik pinggulnya ia berontak ketika merasakan lumatan-lumatan kasar diselangkangannya, Shierlen segera menindih tubuh Yifei dari samping kedua tangannya menekan bahu Yifei agar ia pasrah dan menerima perlakuan si kakek yang begitu bernafsu mengecupi, menjilat dan melumat-lumat selangkangannya.

Yifei menggelinjang ketika Shierlen  ikut menggarap tubuhnya, mulut Shierlen mengecupi belahan dada Liu Yifei, dijilatinya belahan dada Yifei yang halus lembut, sesekali Yifei mendesah pelan ketika merasakan Shierlen menggigit kecil bulatan payudaranya, Shierlen  menjepit puting Yifei diantara kedua bibirnya sebelum akhirnya melumat dan menghisap-hisap puting yang berwarna merah muda itu, Yifei semakin resa gelisah tubuhnya mengejang dengan hebat.

“Akhhhhh Crrr Crrrrr Crrrrr……”

Mata Yifei yang sipit terpejam keenakan ketika cairan vaginanya meledak dalam dentuman orgasme yang dashyat, mulut si kakek semakin lahap melumat dan mengenyot selangkangan Yifei, gadis itu merasakan tenaganya serasa disedot habis ditelan oleh mulut si kakek yang semakin kuat mengenyot-ngenyot selangkangannya. Yifei kembali membuka matanya yang sipit ketika merasakan tusukan sebuah benda tumpul diselangkangannya, benda itu terus memaksa masuk membelah belahan bibir vaginanya. Batangan daging keras itu terus dan terus memaksa berusaha untuk memasuki lubang vaginanya yang mungil dan sempit.

“AHHHHHHHHHH…….!! ” mata Yifei  membeliak, tampaknya daging panjang itu berhasil mengoyak belahan vaginanya dan kini mulai menekan semakin dalam, ia menahan nafasnya ketika merasakan batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyentak dengan kuat.

“Ngahhh, Ouhhhhhhh….. ” tubuh Yifei terperanjat ketika batang kemaluan Misdi mulai menggenjot-genjot belahan vaginanya, gesekan-gesekan itu terasa begitu sulit karena besarnya batang kemaluan si kakek yang keenakan dijepit oleh belahan vaginanya yang mungil dan sempit peret, bibir vagina Yifei tampak melesak kedalam ketika batang besar itu menyodok dengan kuat kemudian tertarik melenting keluar ketika batang itu ditarik oleh pemiliknya.



“Uhhhh.., Essshhhhh Ahhhhh….. ” tubuh Yifei terguncang-guncang dengan hebat ketika batang kemaluan itu memaksa mengocok-ngocok belahan vaginanya, nafasnya memburu dipacu oleh batang kemaluan yang terus menggenjot-genjot lubang vaginanya.

Wajah Yifei semakin sering mengernyit kerasakan sodokan-sodokan kasar si kakek, perlahan-lahan wajahnya semakin renyah menggairahkan seiring dengan semakin lancarnya batang kemaluan si kakek mengocok-ngocok belahan vaginanya yang semakin becek, lendir-lendir nafsunya yang semakin banyak meleleh menjadi pelumas alami bagi persetubuhan yang semakin lama semakin memanas didalam ruangan sauna itu

“Cleppp Cleppp clepppp.. cLepppp….” suara-suara becek mengiringi terbenamnya batang penis Misdi ke dalam jepitan vagina.Yifei yang menggeliat-geliat keenakan ketika kemaluan yang besar dan panjang itu menyodokinya.

Shierlen tersenyum ketika Fitri merangkak dan bersujud di sebelah kanan Yifei, tangan Fitri ikut mengelusi bulatan payudara Yifei yang sudah basah bercucuran keringat, mereka tersenyum kecil mendengarkan rintihan-rintihan lirih dari bibir Yifei, mereka tahu dengan pasti apa yang sedang dirasakan oleh gadis itu, KENIKMATAN YANG TIADA TARANYA sedang asik menyiksa tubuh mulus Yifei sampai tubuhnya berkali-kali tersentak seperti tersengat listri dan bergetar dengan hebat…

“Ennnhhh… Crrr Crrrr Crrrrr….” Satu rintihan tertahan dari bibir Yifei seakan menjadi sebuah pertanda bagi kemenangan batang penis yang sedang menghajar belahan vaginanya, tubuh Yifei melenting ke atas kemudian terhempas tanpa daya dengan sebatang penis yang tertancap dengan kokoh di belahan vaginanya, Tubuh Yifei tambah menggigil hebat ketika jari jempol si kakek memijit-mijit klitorisnya dengan lembut.



Mata si kakek menatap tajam payudara Yifei yang bergerak turun naik ketika gadis cantik itu berusaha mengatur nafasnya. Ia menyeka peluh yang bercucuran di keningnya dengan punggung tangan, matanya menatap si kakek dengan tatapan mata curiga ketika lai-laki tua itu membalikkan tubuhnya, kemudian menarik pinggulnya agar menungging ke atas, Yifei tambah gelisah ketika Shierlen  menduduki punggungnya, kedua tangan Shierlen ikut memegangi dan mengangkat pinggulnya agar menungging.

“Ohhhh,Tidakk..!! jang.. Jangann disituu…!!Heemmmpphh Mmmmmhh  ”bibir Fitri segera menyumpal dan mengecupi bibir Yifei yang terus menerus mendesis protes ketika Misdi mulai menekan-nekankan kepala kemaluannya pada dubur gadis cantik itu, batang kemaluan yang besar itu berusaha keras untuk membongkar lubang anus Yifei

“Ennnrrrhhh, nnnnrrrhhhh….Heenggghhh ” Yifei merasakan rohnya seakan melayang ketika satu sodokan kuat membongkar lubang duburnya dengan paksa, nafasnya berdengusan , mulutnya terbuka seperti akan mengucapkan kata “O”  namun yang keluar hanyalah hembusan-hembusan nafas kerasnya yang tertahan, lubang anusnya terisi sesak oleh batang kemaluan si kakek.

“Aduhhhh…, Cici Yifeiii, Enak amatttt….ck ckck, bool Fitri en Shierlen juga enak loh seenak bool Cici Yifei He he he” Misdi malah berdecak kagum memuji gigitan anus Yifei yang dipaksa menerima batang kemaluannya,

“Hhhhh… Hhhhhh Hhhhhhh… ” terdengar suara desahan-desahan nafas ketika si kakek mulai memompa lubang anus Yifei, yang terasa hangat dan kering, begitu seret dan nikmat rasanya ketika Misdi mencoba membenamkan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Yifei.

Tubuh Yifei terdorong-dorong maju mundur ketika si kakek menyodomi lubang anusnya, buntalan payudaranya terayun ayun dengan indah, tubuhnya yang ramping dan putih mulus semakin basah berselimutkan air keringat yang  mengucur dengan deras.



“PLOKKK.. PLOKKK PLOKKK PLOKKK….” suara selangkangan Misdi yang sedang asik menggempur buah pantat Yifei, disodokkannya batang kemaluannya sampai tubuh gadis itu meronta kewalahan dan menggeliat berusaha menjauhi batang kemaluannya yang terus menerus memaksa pelampiasan nafsu birahi, Misdi semakin dalam mendesakkan batang kemaluannya.

“Unnnggghhh,,, Unngggghhhhh….” Yifei melenguh lenguh panjang antara sakit dan nikmat ketika kemaluan si kakek semakin dalam membelah lubang anusnya, matanya yang sipit berkali-kali membeliak ketika si kakek menyodok-nyodokkan batang kemaluannya dengan kasar, butir-butir keringat meleleh kemudian mengucur , menetesi lantai ruangan sauna yang tengah asik menonton si kakek yang sedang menyodomi Yifei dengan liar dan beringas, tampaknya si kakek tengah melampiaskan nafsu liarnya pada tubuh Yifei yang menggairahkan.

“PLOPPHHh, Auhhhhh…,, ” Misdi tiba-tiba mencabut batang kemaluannya dari dalam lubang anus Yifei, dibalikkannya tubuh gadis itu kemudian diterkamnya tubuh mulus Liu Yifei yang sudah basah oleh cairan keringat, keringat Yifei dan keringat Misdi pun bercampur menjadi satu, digelutinya bagian bawah dagu gadis itu dan dikecupinya lehernya yang jenjang dengan nafsu yang semakin membara, Fitri dan Shirelen  semakin terperangah menyaksikan persetubuhan yang semakin liar dan panas antara Misdi dan Liu Yifei.

“Nnhhhh.., nnhhhh…” Yifei merintih – rintih ketika si kakek memeluk erat dirinya sementara kecupan-kecupan liar Misdi terus membombardir leher, dagu dan bibir gadis itu, dengan nafsu direntangkannya kedua tangan Yifei ke atas, mata Misdi menatap tajam ketiak Yifei yang basah, begitu putih bersih dan menebarkan wangi harum yang memabukkan, Fitri dan Shierlen membantu Misdi memegangi tangan Yifei terentang ke atas sehingga ia dapat lebih leluasa melampiaskan nafsunya pada tubuh mulus Yifei yang cantik jelita.



“Cupphhh Cupphhhh.. Cuphhhh…. ” Bibir Misdi mengecupi lengan Yifei, tubuh Yifei menggeliat kegelian ketika kecupan-kecupan misdi mampir ke ketiaknya, Misdi tersenyum ketika merasakan tubuh Yifei yang sedang ditindihnya menggigil dengan hebat ketika lidahnya mengelitii ketiak gadis cantik itu, dicumbuinya kemudian dilumatnya dengan diselingi gigitang-gigitan kecil.

“Hahhhhhh, Haaahhhh Ahhhhh….” Yifei menggelepar ketika mulut Misdi menerkam puncak payudaranya, hembusan nafas hangat yang menggebu terasa begitu menggelitiki gairah nafsu Yifei, ia mengangkangkan kedua kakinya ketika merasakan sesuatu yang besar mendesak selangkangannya…

“GEJROTTTT….. JREBBBBB….. “

Yifei meringis ketika si kakek merojokkan batang kemaluannya sekaligus hingga terbenam seluruhnya, sentakan-sentakan kasar batang kemaluan si kakek mulai berubah menjadi lembut, kali ini ia ingin menyantap kenikmatan tubuh mulus Yifei dengan perlahan-lahan, didesak-desakkan batang kemaluannya yang besar dengan lembut sedalam mungkin menyodok belahan vagina Yifei. Tubuh Yifei tersentak-sentak dengan lembut ketika si kakek mendesak-desakkan batang kemaluannya menyodok-nyodok belahan vagina gadis cantik itu, dihujamkannya dengan lembut kemudian ditariknya perlahan sampai sebatas leher penis kemudian kembali dihujamkannya dengan lembut, mata Misdi beradu pandang dengan mata Yifei yang sipit, sesekali mata gadis itu terpejam-pejam menahan sodokan-sodokan batang kemaluan misdi yang sangat nikmat, Misdi membelai wajah Yifei, si kakek membatin dalam hati, Ahhh benar-benar cantik jelita, wajah gadis yang sedang tersentak-sentak dibawah tindihan tubuhnya ini.



“Ennnhh Crrr Crrr Cuphhh Cuphhhh….”

Bibir Misdi mengecup-ngecup Bibir Yifei yang merengek-rengek ketika kembali mengalami orgasme, tubuh indah itu menggeliat lemah dibawah tindihan tubuh si kakek karena merasa pegal. Mata Yifei terpejam ia sudah mengantuk kecapaian, namun kembali mata sipitnya terbuka lebar disertai desisan-desiannya ketika merasakan tubuhnya kembali terguncang hebat, rupanya si kakek kembali menggenjotkan benda besar diselangkangannya menghantam-hantam vaginanya. Yifei meringis – ringis keenakan, ia hanya membelitkan kedua kakinya menjepit pingang Misdi, Bibirnya mendesis keras merasakan sodokan-sodokan kasar yang nikmat itu kembali membuatnya orgasme berkali-kali, Yifei tidak tahu sudah berapa kali ia mencapai puncak klimaks sampai akhirnya si kakek menggeram dan membenamkan batang kemaluannya sedalam mungkin, KECROTTT…. CROTTTTT….

Misdi berbaring berisitirahat diatas lantai ruangan sauna, sementara Yifei terlungkup diatas tubuh si kakek, Fitri dan Shierlen mengecup pipi si kakek yang sudah memberi mereka kepuasan, kaki Misdi menjepit tubuh Yifei sementara kedua tangannya memeluk erat-erat tubuh Shierlen  dan Fitri, bibirnya tersenyum puas.



**************************

Beberapa hari kemudian …..



Sebuah mobil menuju puncak, mobil itu berhenti ditempat sepi, hari telah beranjak malam, dua orang gadis cantik berseragam putih abu-abu  menyandarkan punggung mereka bersandar kebelakang, Fitri dan Shierlen  memandangi kelap-kelip lampu yang menghiasi malam, Yifei pun ikut merebahkan punggung kebelakang…ketiga gadis bermata sipit itu memejamkan mata mereka menikmati keheningan malam…

HANYA SATU ORANG YANG TERUS MENERUS MERENGEK..! T_T

“Cici Yifeiiiii…, Fitriiiiii, Shierrrrr…..” Jagoan kecil berambut poni terus merengek, namun ketiga gadis cantik itu seakan-akan tidak menggubrisnya, mata Misdi merayapi tubuh Yifei yang duduk di sebelahnya.

“Uhuu.., Huuuuu, Huuuu…. ” Misdi terisak ketika Cici Yifei malah menepiskan tangan mungilnya yang sedang asik menggerayangi pahanya, tampaknya jagoan kecil kita benar-benar membutuhkan bantuan extra XXX

“Misdi kitakan ke sini buat bersantai, refreshing, bukan untuk itu” Shierlen  menengokkan kepalanya menatap Misdi yang terus merajuk dengan manja.

“Iya Nihhhh, masa aich Misdi masih belum puas ?? Kan tadi siang udah.. dikasih” Fitri tersenyum kecil mengingat kejadian tadi siang ketika Misdi mengeluti tubuhnya di atas meja di kelas sementara Yifei tersenyum kecil sambil melirikkan matanya kearah jagoan kecil kita, yang tertunduk lesu.

“Ya Udah dechh… ” Misdi cemberut, Jagoan kecil kita menatap Shierlen, Fitri dan Yifei, duhhh apa asiknya cuma duduk diam dan bermalas-malasan, bukankan lebih baik membuat malam ini semakin asik dan panas.



Misdi menarik sesuatu dari dalam celananya, batang itu memanjang dan membesar, Indian kecil berambut poni terpaksa melakukan self service, tangannya bergerak mengocok-ngocok batang besar itu, sementara mulutnya mengeluarkan suara-suara keras UHHH.. AHHH ARRHHH….Suara Misdi mengusik ketiga gadis cantik yang dengan reflek  menolehkan wajah mereka memandang jagoan kecil kita, mereka tersenyum – senyum geli ketika menyaksikan seorang anak kecil berambut poni tengah cemberut sambil mengocok-ngocok batang kemaluannya yang kelewat besar.

“Yaa udah, terserah Misdi mau ngapain…. ” Fitri  memberikan lampu hijau , sementara Shierlen dan Yifei tertawa kecil, sungguh merdu tawa ketiga gadis cantik itu.

Misdi tidak membuang waktu ia langsung merayapkan tangannya merayapi permukaan paha mulus Yifei yang tersembul dari balik rok mini berwarna pink, kali ini Yifei tidak melawan ia membiarkan tangan mungil itu menggerayangi pahanya, nafas Yifei semakin memburu ketika tangan mungil Misdi menggerayangi pahanya sebelah dalam. Tangan Misdi menekan-nekan bibir vaginanya yang masih terbalut oleh celana dalam. Wajah Yifei terangkat ke atas, ketika merasakan tangan mungil Misdi menyusup masuk ke dalam celana dalamnya, Yifei menengokkan wajahnya ke samping menatap jagoan kecil kita yang  balas menatap dengan tatapan matanya yang genit.

“Hhhhhhhhh….. ” wajah Yifei yang cantik bersemu merah ketika merasakan tangan Misdi meremas selangkangannya, ia menghela nafas panjang sementara matanya yang sipit sesekali terpejam-pejam ketika tangan jagoan kecil kita yang cunihin meremas-remas selangkangannya.

Jagoan kecil kita menyelipkan jari tengahnya di antara bibir vagina Yifei, kemudian jari tengahnya mengorek-ngorek belahan vagina Yifei yang semakin basah, Misdi menekankan bahu Yifei agar ia bersandar ke arah kaca mobil sementara sebelah kakinya diangkat tertekuk mengangkang dan kaki sebelah kirinya tergantung di pinggiran kursi mobil.



“Wahhh, indahnyaaaaa…. He he he ” Indian mesum berambut poni berseru memuji keindahan sepasang paha Yifei yang putih, halus dan mulus, matanya menatap tajam pada permukaan celana dalam Yifei sementara tangannya mengurut- ngurut permukaan celana dalam Yifei di bagian selangkangannya, cetakan belahan vaginanya semakin lama semakin jelas ketika cairan kewanitaannya membuat selangkangannya semakin basah.

Jari telunjuk Misdi menekan-nekan cetakan belahan vagina Yifei yang indah, kemudian ditariknya celana dalam gadis itu, mulut jagoan kecil kita meruncing menatap belahan vagina Yifei, matanya menatap Yifei yang tengah memandanginya kemudian mata jagoan kecil kita mengedip-ngendip dengan genit.. sebelum akhirnya….

“Auhhh……!! ” Yifei tersentak ketika kepala jagoan kecil kita menunduk dan mulut jagoan kecil kita melumat bibir vaginanya, Yifei menatap jagoan kecil kita yang tengah asik melumat-lumat selangkangannya, sebenarnya ia agak bingung, apakah seorang anak kecil berambut poni yang tengah melahap vaginanya ataukah seorang kakek tua berwajah buruk dengan perutnya yang membuncit ataukah keduanya ?? Entahlah…yang jelas ukuran batang penis itu yang membuatnya selalu terkapar dan mengelepar dengan hebat dalam kenikmatan.

“CUPHHH Huummmhhh Mmmmhhh.. CUPhhh… CUPHHH ” dengan gemas jagoan kecil kita mengecupi selangkangan Yifei, hidungnya mengendusi belahan vagina Yifei yang beraroma khas, dihirupnya dalam-dalam aroma vagina kesukaannya. Jari Misdi mencubit bibir vagina Yifei, ditariknya bibir vagina gadis itu…

“Ahhhhhhh…..  ” Yifei mendesah keras ketika Misdi menguakkan bibir vaginanya, dengus-dengus nafas jagoan kecil kita yang berhembusan terasa hangat  ketika menerpa isi vaginanya



“Ohhhhh…!! Haaaaa…ahhhhhh…!” Yifei meremas rambut dikepala jagoan kecil kita ketika si Indian kecil berambut poni menggigit nakal isi vaginanya dengan gemas. Mata Yifei terasa kabur ketika mulut misdi mengenyot-ngenyot isi vaginanya, dengan sukarela Misdi membersihkan lelehan-lelehan cairan gurih yang semakin lama semakin banyak meleleh dari dalam belahan vagina Yifei.

“Ahhh Hhhhhh Hhhhannnhhhh… ” desahan Yifei semakin kuat ketika lidah sikecil Misdi menyeka daging kecil di selangkangannya, daging kecil yang menjadi incaran setiap laki-laki penggemar seks. Entah kenapa selalu banyak laki-laki yang selalu berlomba-lomba mengincar daging kecil mungil itu, terutama milik gadis dengan paras cantik jelita, nama daging kecil itulah yang sering disebut-sebut sebagai KLITORIS.

“Cici Yifei buka dong bajunya, Misdi mau nyusu nehhh… ” jagoan kecil kita memonyongkan bibirnya, sementara Yifei hanya terdiam, Misdi terkekeh mesum kemudian ia menarik baju kaos ketat yang menutupi tubuh Crystal Liu sampai terlepas melalui kedua lengannya, Aduhhh.., bra itu masih menghalangi sepasang payudara Yifei yang indah, dengan terampil Misdi menarik turun cup bra Yifei.

“Wa Ha Ha Ha…. Ngaha Ha Ha HA” jagoan kecil kita tertawa cekakakan menyaksikan payudara Yifei yang melompat keluar dari balik branya, setelah membaringkan tubuh Yifei terlentang di atas kursi mobil,  tubuh jagoan kecil kita segera naik menindihnya. Misdi membenamkan wajahnya di belahan dada Yifei.

Entah sadar entah tidak, kedua tangan Yifei menekankan kepala jagoan kecil kita agar semakin terbenam di antara belahan dadanya, desah nafas jagoan kecil kita yang berdengusan terasa hangat ketika menerpa belahan dadanya, apalagi ketika mulutnya mengecupi belahan dadanya, berkali-kali lidah Misdi menyapu belahan dada Yifei sampai gadis itu merintih dan menggelinjang kegelian.



Hmm, memang pemandangan yang tidak biasa, bahkan agak menggelitik hati ketika menyaksikan seorang anak kecil berambut poni tengah menggeluti payudara seorang gadis cantik bermata sipit, seorang anak kecil bertubuh kurus kering hitam, dengan rambut poninya sedang asik mengenyot-ngenyot puncak dada Yifei yang semakin mengeras dan mengenyal, sambil menyusu tangan Indian berambut poni terus meremas-remas buntalan payudara Yifei, tampaknya jagoan kecil kita sangat senang menyusu di payudara Crystal Liu. Rela tidak rela, emutan-emutan kuat mulut jagoan kecil kita meninggalkan bekas kemerahan di buntalan payudara Yifei. Misdi semakin rakus menyusu di puting susu Yifei, sesekali dengan gemas digigitnya puting susu Yifei sampai gadis itu mengeluh keras, Yifei terlentang pasrah menyerahkan tubuhnya secara total pada jagoan kecil kita yang sedang asik melampiaskan nafsu bejatnya, tubuh Yifei melenting ke atas ketika merasakan hisapan-hisapan kuat di puncak payudaranya. Yifei membalikkan tubuhnya sambil memeluk tubuh jagoan kecil kita, kini posisi menjadi terbalik, Yifeilah yang menindih Misdi, tubuh indah itu mengangkangi tubuh jagoan kecil kita, tangannya membimbing batang kemaluan jagoan kecil kita yang besar dan panjang ke arah selangkangannya.

“Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. Hsssshhhssss ” Yifei mengeluh panjang kemudian tubuhnya meliuk – liuk dengan indah ketika perlahan-lahan kepala penis jagoan kecil kita mulai mengisi vaginanya yang sempit dan peret, jagoan kecil kita tersenyum ia mengayunkan batang kemaluannya ke atas. Indian kecil berambut poni tertawa cekakakan ketika Yifei memekik kecil, disodok kuat oleh batang kemaluannya yang berukuran tidak normal, suatu pemandangan yang ganjil ketika menyaksikan seorang anak kecil berkemaluan besar kini tengah asik menghantam-hantamkan batang kemaluannya ke atas, merojok-rojok  belahan vaginanya yang tersentak-sentak sambil memekik kecil dan merintih-rintih lirih keenakan.

“Ahhhhhhhhhh, Ennhh Enhh Akkhhh  ?? Owww Aaaaaaw,, Awwww….!! Aaaaaaaaaaaaaa” Liu Yifei mendesah keras, tubuh indahnya meliuk-liuk keenakan, setiap kali jagoan kecil kita menghantamkan batang kemaluannya ke atas tubuh indah Yifei tersentak kuat, ia memekik – mekik ketika merasakan sodokan-sodokan penis Misdi semakin gencar menghajar vaginanya. Tubuh Yifei tiba-tiba bergetar hebat, nafasnya memburu semakin kencang….



“Crreetttt….! Crrruuutttt… Cruttt……!! ” beberapa kali denyutan-denyutan kuat itu membuatnya menahan nafas, bibirnya yang mungil sedikit merekah dan tersenyum, wajah Yifei semakin cantik ketika ia menikmati orgasmenya.

“Wa ha ha ha…, Aduhhhh, cici Yifei, bucat ya?? “Misdi cengengesan, sedangkan Yifei menjadi salah tingkah karena Misdi begitu nakal menggodanya

Sesekali Misdi menyodokkkan batang kemaluannya kuat-kuat untuk menggoda Yifei, nafas Yifei tertahan-tahan ia berusaha mengendalikan dirinya yang sudah lepas kendali. Berkali-kali ia menarik pinggulnya ke atas sambil berusaha melepaskan batang kemaluan jagoan kecil kita yang tertancap kuat di belahan vaginanya namun Misdi justru mendesak-desakkan batang kemaluannya ke atas sambil menarik pinggul Yifei hingga batang itu malah terbenam semakin dalam, Yifei bergidik ngeri ketika tubuh jagoan kecil kita mulai diselimuti asap tipis yang semakin membuntal pada, ia tahu apa yang tengah menantinya, seorang kakek berwajah buruk rupa dengan segudang nafsu birahinya yang menuntut pelampiasan

“Ohhhhhhhh……. ” Yifei tampak jijik ketika menatap seorang kakek tua berwajah buruk keriput kini tersenyum mesum menatapnya dan yang lebih celakanya ia sedang mengangkangi tubuh si kakek tua mengerikan itu, ingin rasanya ia melompat dan melarikan diri ketika tangan keriput itu terjulur mengelus bulatan dadanya bagian bawah. Si kakek berdecak kagum merasakan kehalusan bulatan dadanya sedangkan ia sendiri merinding ngeri.

“Ohhhh Ahhhh, tunggu…!! ahhhhhh….., Owwww ” tiba-tiba tubuh Yifei tersentak-sentak keatas dengan kuat, sodokan-sodokan si kakek lebih kuat bertenaga dan kencang , Yifei menatap wajah tua itu, OHHHH kemanakan anak kecil lucu berambut poni itu, kini yang ada hanyalah seorang kakek yang begitu liar menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.

“He he he h he, Cleppp, Clepppp Cleppppp… Cleppppp” terdengar suara si kakek yang berat dan serak, ia semakin sering terkekeh-kekeh  keenakan, bunyi-bunyi becek vagina Yifei yang sedang disodok oleh si kakek semakin keras terdengar diiringi rintihan lirihnya yang membuat malam itu semakin panas menggairahkan.



Si kakek bangkit duduk, dengan otomatis Yifei kini ikut terduduk saling berhadapan diatas tubuh si kakek yang sedang memangkunya, lidah si kakek menjilati dagunya, tubuh indahnya semakin basah dan lembab, benar-benar kontras pemandangan di dalam mobil itu, seorang kakek tua keriput berwajah buruk tengah asik menyodok-nyodokkan batang penisnya mengocok-ngocok vagina seorang gadis muda berwajah cantik jelita, berkali-kali Yifei terperanjat dalam pelukan si kakek yang tentu saja enggan melepaskan tubuh indahnya yang kini basah becucuran air keringat yang semakin banyak meleleh, Ahhhh Ahhhhhhh…, Ahhhhhhhhh,,,Ooooooh terdengar suara-suara merdu dari bibir gadis itu yang ternganga lebar, sedangkan matanya yang sipit sesekali membeliak menahan rasa nikmat yang tak tertahankan, si kakek tersenyum lebar ketika Yifei semakin gelisah, tampaknya si keriput tahu apa yang harus dilakukannya, disodok-sodoknya belahan vagina Yifei semakin kuat dan….

“Naaaaa… Haaannnhh Crrr Crrrrrrrrrrttt….. “

“He he he…, sekarang giliran saya yang merkosa Cici Yifei” si kakek membalikkan posisi persetubuhan itu, tubuh Yifei kini ditindih oleh si kakek, tiba-tiba Fitri dan Shierlen yang sudah telanjang bulat menerkam dan mendorong tubuh si kakek, dipaksanya si kakek duduk dengan manis, Fitri dan Yifei duduk mengapit tubuh Misdi sedangkan Shierlen mengambil posisi dihadapan penisnya, Fitri dan Yifei ikut menundukkan kepala mereka, kini batang penis Misdi dikepung oleh tiga orang gadis cantik.

“Wahhhh, nggak adil nih, masa dikeroyok begini he he he ” si kakek tertawa sambil membelai – belai kepala tiga orang gadis yang sedang menjulur-julurkan lidah menjilati batang kemaluannya.



“Slllccckkk Sllccckkk.., Emm Emmmhh” terdengar suara-suara  dari mulut Liu Yifei, Shierlen dan Fitri yang sedang asik menjilati dan menciumi batang kemaluan si kakek, sesekali mereka bergantian mengulum dan melumat kepala penis itu, tampaknya ketiga gadis itu tengah berusaha mengalahkan batang kemaluan si kakek, sebuah kerja sama yang sangat romantis karena terkadang ketiga gadis itu masih menyempatkan diri saling berciuman dan saling meremas-remas payudara sambil tertawa nakal kemudian bersama-sama menyerang batang penis si kakek yang besar dan panjang, mata si kakek terpejam keenakan sampaiiiii…..OUCHHHH….!!

“WHADOWWWw…. Ngahaakk ??!! ” tubuh tua renta itu terperanjat ketika Fitri  menggigit nakal kepala kemaluannya, si kakek segera menarik tubuh Fitri agar segera duduk di kursi kenikmatan, di selangkangannya dalam posisi memunggungi, Fitri terus berontak sementara si kakek terus memaksanya, akhirnya Fitri berhasil meloloskan diri dan kabur keluar. Si kakek ikut melompat keluar dari mobil, diterkamnya tubuh mungil gadis itu sampai mereka jatuh bergulingan di atas rerumputan.

“Misdiii.. , kotor…. ” Fitri mendorong tubuh si kakek

Misdi tersenyum ia bangkit kemudian menarik menarik pinggang ramping gadis itu, Misdi menarik tubuh Fitri ke arah Shierlen dan Yifei yang sedang merentangkan kain selimut tebal di atas rerumputan hijau, tepat di samping mobil panther, si kakek mendorong tubuh Fitri  dengan lembut agar terlentang berbaring di atas selimut yang terbuat dari kain wol berwarna putih bersih. Fitri  tersenyum nakal ketika si kakek mulai merangkak dan meneduhi tubuhnya, nafasnya semakin tersenggal ketika merasakan sesuatu mendesak selangkangannya, benda besar itu berusaha memasuki belahan vaginanya, si kakek berusaha keras memasukkan batang penisnya ke dalam belahan vagina Fitri.

“AKHHHHH!!” sebuah jeritan keras akhirnya menjadi sebuah pertanda keberhasilan si kakek membenamkan kepala penisnya, jepitan vagina Fitri yang menggigit leher kemaluannya membuat si kakek menggeram gemas karena enak. 



“Ooooossshhhh… Auuuhhhhh Misdiiii enakkkk awwwwwwww!” Fitri  menjerit liar ketika batang penis Misdi menyodok-nyodok belahan vaginanya, si kakek semakin bernafsu menggeluti tubuh Fitri yang menggeliat-geliat keenakan di bawah tindihan tubuhnya, disentak-sentakkannya batang penisnya kuat – kuat hingga Fitri melenguh keras sambil menggeliat-geliat resah, tubuhnya tersentak-sentak dipermainkan oleh batang kemaluan si kakek yang menyodoki vaginanya.

“Owwww… Aaaaaaaaaaaaa Crrr Crrrr” tidak memerlukan waktu lama bagi si kakek untuk menundukkan Fitri, tubuh putih mulus itu mengejang dan kemudian terkulai lemas, matanya yang sipit mengerjap-ngerjap keenakan, sementara bibirnya yang sedikit merekah berulang kali mendesah-desah keras, Fitri berusaha melakukan perlawanan ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Si kakek sementara kedua kakinya tertekuk mengangkang, setiap kali si kakek merojokkan batang kemaluannya Fitri mengangkat pinggulnya ke atas sambil bergoyang.

“Wahhh bagus..!! bagussss…. ” i kakek memuji permainan dan goyangan Fitri , kemudian mulut keriput itu mengenyot – ngenyot bibir mungil gadis itu, bibir mereka bertaut rapat saling mengulum dan melumat, sementara Yifei dan Shierlen berbaring di sisi kiri dan kanan tubuh Fitri yang sedang ditindih oleh si kakek, sesekali mereka menahan nafas ketika mendengar suara pekikan liar Fitri, tubuh Fitri terguncang dengan hebat, Yifei dan Shierlen menelan ludah mereka tahu kalau rasa nikmat yang luar biasa sedang menyiksa tubuh Fitri.

“Ahhhhhh Crattttt… Crrrrrr Crrrrrrreettt…. ” perlawanan Fitri akhirnya berakhir ketika vaginanya berdenyut dengan nikmat,sebuah kenikmatan yang menyedot habis tenaganya.



Entah kenapa Si kakek dengan sengaja memposisikan Fitri  menindih Liu Yifei, kedua gadis cantik itu segera saling memeluk dan berciuman dengan lembut, suara decakan-decakan mulut Yifei dan Fitri menjadi sebuah bumbu yang lezat bagi si kakek yang sedang memeluk Shierlen dari belakang, kedua tangannya merayap meremas-remas payudara Shierlen ia berbisik

“Angkat kakinya sayanggg!”

Shierlen pun mengangkat sebelah kakinya kemudian ia memekik merasakan sebuah benda hangat besar menusuk berusaha memasuki vaginanya dari belakang. Lagi, lagi dan lagiiii….!! Shierlen merintih kemudian menjerit keras merasakan belahan vaginanya dirobek oleh batang kemaluan si kakek, tubuh Shierlen terguncang – guncang semakin hebat ketika vaginanya disodok oleh si kakek. Sambil menyetubuhi Shierlen, si kakek menonton pertunjukan antara Fitri dan Yifei yang semakin memanas, keduanya saling bergulingan berusaha untuk saling mengalahkan, dan kemenangan berada pada pihak Liu Yi Fei yang kini menindih Fitri, ditatapnya mata Fitri dalam-dalam sebelum akhirnya memutuskan untuk mengecup bibir Fitri, sungguh asik menyaksikan ciuman-ciuman Yifei yang semakin panas.

“HEmmm Mhhh Hsshhh Emmmhhh Cppphh Ckkk Ckkk ” ciuman-ciumannya semakin turun ke arah dagu leher kemudian berhenti di dada Fitri, matanya berbinar-binar menatap sepasang bulatan payudara Fitri. Yifei mencoba menjilat putting susu Fitri, Hmmm ternyata mengasikkan juga menjilat-jilat puting, apalagi ketika mendengarkan rintihan-rintihan lirih Fitri. Mulut Yifei bertambah rakus menggeluti puncak payudara Fitri.

“Ohhhhh……. ” Fitri menekuk kedua kakinya kemudian mengangkang ketika Yifei mengejar selangkangannya, hidung Yifei mengendus – ngendus belahan vaginanya, disentuhnya bibir vagina Fitri yang sudah basah becek oleh cairan kewanitaannya yang semakin banyak meleleh. Yifei menengokkan kepalanya ketika mendengarkan jeritan kecil Shierlen. Tampaknya Shierlen sudah ditaklukkan oleh si kakek, Yifei tersenyum kecil menyaksikan si kakek terus memacu vagina Shierlen yang terengah-engah, sesekali Shierlen merengek manja ketika si kakek menggigit lehernya, payudara Shierlen terguncang semakin hebat seiring dengan semakin cepat dan semakin liarnya si kakek memacu batang penisnya,



“MAMPUSSS Akuuuu AKhhhhhh Misdiiiiii….Errrrhhhhh!!” Shierlen mengerang ketika Misdi menarik pinggulnya dalam posisi doggy style dan kemudian menyodomi lubang anusnya, si kakek mendesakkan batang kemaluannya semakin dalam, nafas Shierlen semakin memburu merasakan batang besar itu seakan membelah anusnya dan kemudian tubuhnya terayun-ayun disodomi oleh si kakek.

“PLOKKK PLOKKKK PLOKKKKKK PLOKKKK…!! “

“Uhhh.., Uhhhhh Ahhhhhhhhhh…Unnnnnnnngggghhhh!!” Shierlen melenguh-lenguh panjang ketika si kakek menyodominya,

Sesekali wajahnya mengernyit antara sakit dan nikmat merasakan sodokan-sodokan liar si kakek, Shierlen kembali mengeluh ketika si kakek mencabut batang kemaluannya dan kemudian tubuhnya kembali tersentak menerima sodokan di belahan vaginanya, tiba – tiba pada saat si kakek sedang asik-asiknya merojoki belahan vaginanya, gadis itu memekik keras dan Creetttt Crrrrttttttttt Crrrrrrrrrrrr…, si kakek terus memacu batang penisnya, Plakkk Plakkk Plakkkk…, suara selangkangan si kakek yang dengan bengis menampar buah pantat Shierlen. Si kakek terus menjejali Shierlen dengan kenikmatan sampai gadis itu terkulai lemah tanpa daya dengan tubuh basah kuyup bercucuran air keringat yang melelehi tubuh seksinya. Si kakek merangkak kemudian menarik pinggul Yifei, Yifei menolehkan kepalanya ke belakang kemudian kembali asik dengan mainan barunya, lidahnya kembali memainkan belahan vagina Fitri. Si kakek kembali menarik pinggul Yifei ketika ia berusaha menarik pinggulnya kemudian

“JREBBB… JREBBBB…. Aahhhhhhhhhhhhhhhhh……. ” kening Yifei berkerut membentuk angka 11, ia menjerit keras ketika merasakan batang penis si kakek tertancap di lubang anusnya, tubuhnya terayun – ayun, sesekali tangan kanannya berusaha menahan gerakan – gerakan liar si kakek, berkali-kali ia memekik kecil, ia sungguh tidak sanggup melayani keinginan si kakek yang menyodomi lubang anusnya, gerakan-gerakan sodokan itu begitu liar dan kasar, berkali-kali ia tersungkur tanpa daya ketika Misdi menyodominya. Fitri berdiri di hadapan Misdi ia menyodorkan payudaranya, mulutnya begitu rakus ketika mengenyot-ngenyot payudara Fitri,

“Misdi… sabar sayanggg… Ohhhhh….. Blukkk” si kakek mendorong tubuh Fitri  hingga ia terjatuh di sisi Yifei, setelah membalikkan tubuh Yifei, si kakek menerkam keduanya sekaligus, rintihan-rintihan mereka malah semakin mengobarkan semangatnya, ia bertambah liar menggeluti tubuh kedua gadis itu, bergantian diemut-emutnya puncak payudara Fitri dan Yifei. Si kakek menindih tubuh Fitri dan menjejalkan batang penisnya menerobos belahan vaginanya.



“Ohhhh… Ooowwwwww………  Misdiiii….. ” Fitri memekik ketika si kakek melesatkan batang kemaluannya sambil menggenjotnya, mulut Misdi melumat bibir Yifei, tangannya menggerayangi tubuh indah Yifei yang putih mulus tanpa cela, diremasinya payudara gadis itu dengan teratur hingga nafsu birahinya semakin memuncak. Yifei merintih ketika tangan si kakek meremas-remas selangkangannya, jari-jari tangan si kakek begitu ahli mengucek dan memainkan klitorisnya.

“Ennnhhhaaannnh Misdiii Crrr Crrrr…… ” Fitri mengejang memuncratkan cairan vaginanya ia kembali terkulai dibawah tindihan Misdi,

Si kakek tersenyum kemudian mencabut penisnya, disodoknya belahan vagina Yifei hingga ia terperangah. Kini sambil mengenjot-genjot vagina Yifei, Misdi melumat-lumat puncak payudara Fitri. Ia menyiapkan Fitri untuk ronde selanjutnya., tubuh Yifei terguncang dengan kuat karena si kakek begitu liar menyodok-nyodokkan batang penisnya, berkali-kali ditusuknya belahan vagina Yifei yang sudah memar kemerahan dan dihantamnya kuat-kuat vagina Yifei yang peret dan nikmat, si kakek tampaknya tidak peduli kalau mereka benar-benar kewalahan melayani nafsu birahinya yang selalu berkobar-kobar dengan dashyat. Si kakek dengan sepuas hati melampiaskan nafsu bejatnya pada tubuh Fitri dan Yifei yang mulus.

“CLEPPPP….!! Ahhhhhhhhhh….!! Crrrr Crrrr Crrrooottt…… ” Satu sodokan yang sangat kuat akhirnya membuat Yifei menggelepar hebat, vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, cairan klimaksnya muncrat tanpa dapat ditahan..

Si kakek terkekeh sambil mengusap dahinya yang berkeringat, ditumpuknya tubuh Fitri di atas tubuh Liu Yifei, didorongnya hingga vagina itu bersusun dua, disodoknya vagina teratas yang adalah milik Fitri hingga ia memekik kecil. Misdi terkekeh kemudian digenjotnya belahan vagina gadis itur hingga  meringis ringis keenakan, benar-benar gila tenaga dan nafsunya. Si kakek menggeram gemas, dicengkramnya buah pantat Fitri kemudian bangkit berdiri,

“Ohhhhh…..Amphunnn Misdi ampunn OWWWW Adhuhhhh…AWWWW!!” Fitri menjerit keras ketika tubuhnya terayun-ayun dengan kuat, kepalanya  terangkat ke atas menatap langit berhiaskan bulan sabit dan para bintang yang sedang asik menyaksikan persetubuhan antara si kakek dan dirinya, berkali-kali tubuhnya melenting-lenting keenakan ketika batang penis si kakek terayun-ayun memompa vaginanya.



Si kakek menatap wajah Fitri, tampaknya Fitri sudah sangat kewalahan meladeni nafsunya, wajahnya semakin cantik ketika mengerang dan merintih, si kakek tampaknya masih tetap santai mengayun-ngayunkan batang kemaluannya dengan teratur, sesekali si kakek tertawa cekakakan sambil mengayunkan batang kemaluannya dengan lebih cepat dan kuat.

“Aduhhh Misdiiii…, Aduhhhh Ahhhhhh… Crrr Crrrrr….. ” Fitri memeluk tubuh Misdi kuat-kuat sementara Misdi menciumi bibir mungilnya, dibiarkannya Fitri meresapi kenikmatan itu, gadis itu menghela nafas panjang ketika sesekali si kakek menyentak-nyentakkan batang kemaluannya menusuk belahan vaginanya. 

“Hsshhh.. Annnhhh Ennnnhh Nnnnhhhhh…. ” Fitri  menatap si kakek, tatapan matanya tampak memelas minta dikasihani, tatapan mata Fitri yang memelas justru membuat si kakek semakin bergairah menyentak-nyentakkan batang kemaluannya, tubuh Fitri kembali terayun-ayun dengan hebat ketika batang penis si kakek kembali terayun-ayun, merojok-rojok vaginanya.

“Crepppp… Crepppppphh.., Pleppppphhhhh” tiba-tiba gerakan si kakek berhenti, diturunkannya tubuh Fitri kemudian ditunggingkannya gadis itu sambil berdiri berpegangan pada body mobil Panther milik Shierlen.

“Misdiii, udahhh ngak kuaaatt, Ennhhhhhhh Ihhhh kamuuu…. ” tampaknya si kakek tidak mempedulikan Fitri yang sedang protes, diangkatnya kaki kiri gadis itu di bagian bawah tungkai lutut kemudian….

“Crebbbbb…….., Crebbbbbbb….. ” dalam beberapa kali sentakan yang berirama batang penis Misdi kembali menyodok belahan Vagina gadis itu, dielus-elusnya punggung Fitri  yang sudah basah kuyup oleh cairan keringat, kedua tangan Misdi memegangi pinggang Fitri  kemudian sambil menarik-narik pinggang gadis itu si kakek menghentak-hentakkan batang kemaluannya yang besar dan panjang dengan kuat,



Suara lolongan Fitri  mengusik keheningan malam itu, sementara tubuhnya terdorong-dorong, tersentak-sentak ke depan dengan semakin cepat dan kuat dihantam oleh batang kemaluan yang terlalu besar, berukuran tidak normal.

“EHHHH…??! Misdi jangan disitu, Ampunn..!! Aduhhh ampunnn..!!, Nghekkkk!!” mata Fitri membeliak lebar , nafasnya tertahan di dada, mulutnya meruncing ketika sodokan-sodokan kuat itu memaksa anusnya melebar, nafasnya semakin berdengusan kencang ketika batang kemaluan si kakek tertancap semakin dalam, Ahhhh…! Ahhhhhhhhhhh!! suara pekikan-pekikan dan rintihan-rintihan lirih semakin sering terdengar dari bibir Fitri, apalagi ketika tangan Misdi meremas-remas payudaranya, jemari si kakek mencubiti putting Fitri, dipilin-pilinnya benda bulat mungkin yang semakin lancip runcing. Fitri merasakan kedua lututnya semakin lemas, akhirnya ia rubuh dalam posisi doggy style. Kali ini si kakek mengaduk-ngaduk lubang anus Fitri sampai gadis itu mengaduh dan terperanjat kaget ketika batang kemaluan si kakek mengaduki lubang anusnya, setelah mencabut batang kemaluannya dari dalam anus Fitri si kakek kembali menusuk belahan vagina Fitri dari belakang, ditusuk…ditusukk dan terus ditusuk dengan kuat sampai Fitri menggelepar mengalami Orgasmenya. Crrrrr Crrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr….., si kakek terkekeh kemudian membetot lepas batang kemaluannya dari jepitan vagina Fitri. Matanya menatap Shierlen yang sedang terbuai di alam mimpi, dicekalnya pergelangan kakinya kemudian disodoknya belahan vagina gadis itu sampai ia tersentak terbangun

“Hmmmm.., misdiiii…… Ohhhhhhhhhhhh……..Nhhhhh ” Shierlen mengerjap-ngerjapkan matanya, ia masih mengantuk ketika tubuhnya semakin kuat terguncang ketika belahan vaginanya kembali dihantam oleh batang penis Misdi,



Shierlen sudah pasrah ia memejamkan matanya, dibiarkannya si kakek melampiaskan nafsu binatangnya yang semakin liar, ia hanya mebuka matanya sedikit ketika merasakan vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat. Tubuhnya terasa semakin hangat ketika disodoki oleh batang penis si kakek. Waduh Shierlen malah tertidur yang terdengar hanya helaan nafasnya yang tertahan, si kakek berusaha mencari sensasi baru dalam bercinta. Fitri sudah knock out, Shierlen juga tumbang. Liu Yifei tergeletak tanpa daya. Si kakek membaringkan tubuh Yifei, Fitri dan Shierlen berjajar, dibangunkannya ketiga gadis yang sedang tertidur kecapaian itu, ia terkekeh menatap tubuh mulus itu berjajar di hadapannya. Misdi merangkak kemudian mencelupkan batang kemaluannya pada belahan vagina Shierlen kembali, Shierlen menggeliat lemah tanpa daya ketika tubuhnya yang seksi tersentak-sentak dengan kuat. Vaginanya sudah memar kemerahan dan terasa panas akibat terus disodok oleh si kakek, ia hanya sanggup melenguh pelan ketika kenikmatan itu kembali menerkam tubuhnya. Vaginanya berdenyutan dengan nikmat, bibirnya tersenyum puas. Si kakek mengangkangkan kedua kaki Yifei kemudian menerkam selangkangan gadis itu. Yifei kelojotan beberapa saat sebelum akhirnya pasrah menerima siksaan lidah si kakek yang memecut-mecut daging klitorisnya, tubuhnya semakin sering tersentak ketika lidah si kakek mengait-ngait daging mungil di selangkangannya, Oh betapa nikmatnya ketika lidah si kakek mengait-ngait kelentitnya, menyapu dan mengelusi klitorisnya dengan mesra. Tangan si kakek menggusur tubuh Fitri agar berada dibawah tubuhnya kemudian disodoknya belahan vagina Fitri kuat-kuat hingga tubuh gadis itu tersentak dan mengerang keras, sambil menggenjoti vagina Fitri, si kakek melumati selangkangan Yifei, desahan dan rintihan lirih Yifei bersatu dengan desahan dan rintihan lirih Fitri

“Ennnhhhh Crrrr Crrrrr……..Srrrrppp Srrrrrrrppphhh”

“Ahhhhh… Crrrr Crrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr……”

Si kakek menghisap cairan gurih yang meleleh di vagina Yifei, sementara batang kemaluannya masih terus menggenjot-genjot vagina Fitri , walaupun si kakek tahu gadis itu tengah mencapai orgasmenya, tangan Fitri yang mungil memukul-mukul bahu si kakek yang tengah asik menggenjoti belahan vaginanya, si tua itu masih asik memompa belahan vaginanya menyetubuhi Fitri yang merengek kewalahan hingga akhirnya tubuh gadis itu menggelepar dengan hebat dan CRrrrrrrrrrrr Crrrrrrrrrrrrr, tubuh Fitri terus digenjot oleh si kakek sampai si kakek menggusur tubuh Yifei untuk menukar posisi.



Kini mulut si kakek sibuk melumat-lumat vagina Fitri dan batang penisnya menusuki dan  memompa belahan vagina Yifei dengan kuat, jeritan-jeritan Fitri dan Yifei semakin sering terdengar, tubuh mereka yang sudah basah kuyup itu terus diserang oleh si kakek, suara rengekan-rengekan manja terdengar merdu dari bibir keduanya.

“Eannhhhhhh Crrrrr…Ennnhhhhhhhhh,,,, Cruuuttttt……. “

Pada saat Yifei dan Fitri sedang dilanda gelombang orgasme yang dashyat, tiba-tiba terdengar suara geraman gemas dari mulut si kakek, dihentak-hentakannya batang penisnya kuat kuat menyodok vagina Yifei, sementara mulutnya semakin liar melumat-lumat selangkangan Fitri. Si kakek meraung sebelum membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam…

CROOOOOOTTTTTTTTTTTTT..!!! KECROTTTTTT!!!

Malam kembali hening, yang terdengar hanya helaan-helaan nafas panjang, beberapa saat kemudian si kakek mencabut batang penisnya yang kini terkulai dengan kepuasan tiada taranya, dibopongnya tubuh Fitri, Shierlen dan Yifei satu persatu masuk ke dalam mobil, ia duduk di balik kemudi dan berkata

“Ok mupengers, it’s TAIM TU SEY GUDBEY…..! JUST REMEMBER..!! KEEP RAPE ONLY IN YOUR MIND, NOT IN ACTION & THRUST ME, NEVER TOUCH DRUG’S En teler-teler-an oceh, thatha” jagoan berambut poni melambai-lambaikan tangannya dari balik kaca mobil yang terus melaju.



-Tamat-
XXX STORY : RUMAH SAKIT, Pada: Selasa, Juli 17, 2012
Copyright © 2015 CERITA DEWASA Design by bokep - All Rights Reserved