“Non..” seorang pembantu tua menepuk pundak seorang gadis yang sedang
termenung. Gadis itu menolehkan kepalanya kearah Mbok Narti, bibirnya
cemberut kemudian Jessica menolehkan kepalanya kearah lain, tampaknya
gadis mungil bernama Jessica Andres sedang bad mood hari ini.
Mbok Narti menghela nafas panjang, ia duduk disebelah Jessica. “Non Jessica marah ?” pembantu tua itu tampak sangat pengertian.
“kalau mau menggambar dibuku gambar ya.,jangan ditembok, nanti biar
Si mbok yang mengambilkan..”Mbok Narti membujuk gadis itu, Jessica
Andres mengangguk kecil.
Gadis itu menundukkan wajahnya, wajahnya tampak imut, bertubuh putih
bersih, cantik dan ekspresi wajahnya tampak polos. Diantara
kelebihan-kelebihan fisik yang dimilikinya, tingkah lakunya masih
seperti anak kecil yang tanpa dosa, padahal usianya sudah menginjak 16
tahun. Semua ini karena beberapa tahun yang lalu sebuah kecelakaan mobil
telah merengut nyawa ibu kandung gadis itu, sedangkan sebuah benturan
keras dikepalanya membuat keadaan Jessica menjadi seperti hari ini,
polos, tanpa dosa, dengan kelakuan yang masih kekanak-kanakan.
“Non…liat siMbok buatin apa nihhh…”Mbok Narti memanggil-manggilnya.
Jessica menoleh kebelakang. Bibirnya tersenyum, ia melompat dari tempat duduknya.
“Susu… hehehe…, Sini Mbokkkk…buat Jessica…” gadis itu langsung
mengulurkan tangannya, ia tersenyum sambil meneguk segelas susu indomilk
hangat.
Jessica memeluk Mbok Narti “Makasih mbokk…” tangan gadis itu meraih
buku gambar ditangan Mbok Narti kemudian duduk diatas kursi, tangannya
yang mungil mencorat-coret kesana kemari.
Mbok narti menepuk-nepuk punggung Jessica, wanita berumur 40 tahunan
itu tampak sangat menyayangi Jessica yang sudah diasuhnya dari kecil.
“Mbok..liat, mama tiri jahat dehh…, lihatttt….” Jessica mengulurkan
lengannya, ada bekas cubitan yang memerah dilengannya. Mbok Narti
memandangi dan membelai-belai rambut Jessica,
“Duhhh… Nonn kalau saja Nyonya masih hidup..” Mbok Narti membatin
dalam hati, tadi pagi Jessica memang dimarahi dan dicubit oleh ibu
tirinya karena menggambar sebuah kapal terbang raksasa ditembok rumah.
Pintu rumah itu terbuka lebar seorang perempuan muda dengan
tampangnya yang angkuh dan congkak melangkah masuk kedalam rumah,
Jessica tampak ketakutan ia bersembunyi dibalik punggung mbok Narti.
“Mbok Narti, makanan saya sudah siap ?” wanita itu bertanya dengan dingin
“Sudahh nyonya…”Mbok Narti menjawab sambil memandangi punggung wanita itu yang melangkah menuju ruang makan.
“Non juga makan ya..”Mbok Narti menuntun Jessica kearah ruang lain,
ia sudah menyiapkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Jessica menengok kekiri dan kekanan, Mbok Narti lagi kepasar, ibu
tiri lagi sibuk telepon dengan ayahnya yang sedang sibuk mencari nafkah
dikota metropolitan, perlahan-lahan tangannya membuka pintu depan,
dengan berjingkat-jingkat Jessica menyelinap, dirinya bosan berada
dirumah itu, nggak betah, sebel. Perlahan-lahan Jessica mendekati pos
Satpam, Mang Kardi laki-laki berusia lanjut yang sering memberikan
permen untuknya, selalu mengajaknya bercanda dan tampak ramah beda
banget deh sama ibu tirinya yang galak.
“Mangg Kardi…” Jessica memanggi nama laki-laki itu.
“Ehhh.. Non Jessica….” Mang Kardi tersenyum ramah
“Mangg, kan udah dibilangin, nama saya Jessica aja ngak pake Non..” gadis itu merengut .
Ia lalu masuk kedalam pos jaga dan duduk diatas kursi
“Ehh.. kedudukan…apa ini? , Huuhhhh ?” Jessica melotot melihat gambar dibuku itu.
“Ini…, Hahhh…, Mang, lagi ngapain sih orang-orang ini, koq mereka
tumpang tindih begini yahh ?” Jessica menatap Mang Kardi dengan tatapan
matanya yang polos.
Entah kenapa kali ini Tatapan mang Kardi sedikit lain, ia melirik kekiri dan kekanan, tampaknya siang itu agak sepi.
“Non, Eh Jessica…, mau bantuin mang Kardi ngak ?”mang Kardi menelan
ludahnya, matanya merayapi lekuk-liku tubuh Jessica yang seksi dan
mulus.
“Bantuin apa mang ?” Jessica bertanya tidak mengerti
“Tapi Jessica janji dulu, jangan bilang siapa-siapa…” Mang Kardi
berbisik ditelinga Jessica, gadis itu memandangi Bang Kardi kemudian
mengangguk dengan polos, mang Kardi menyuruh agar Jessica diam tidak
bergerak.
Mang Kardi semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Jessica, tangannya
bergetar ketika membelai-belai rambut gadis itu, bukan karena sayang
melainkan karena hawa nafsu yang meledak-ledak. Wajah gadis itu tampak
imut, tubuhnya wangi dan harum, kulitnya putih bersih, bibirnya yang
mungil tersenyum manis, kedua matanya dengan polos menatap Mang Kardi.
Tangan mang kardi merayap turun, mengelus-ngelus paha gadis itu, mata
Jessica menatap kebawah memperhatikan tangan Mang Kardi yang berkeliaran
dipermukaan pahanya, sebentar kemudian Jessica menolehkan kepalanya
kearah Mang Kardi, kedua kakinya perlahan-lahan terbuka semakin melebar,
punggungnya bersandar kebelakang kedinding yang terbuat dari kayu yang
sudah agak lapuk. Wajah gadis itu merona merah, nafasnya memburu tidak
teratur, kedua tangan Mang Kardi membelit pinggang gadis itu bagaikan
tentakel gurita yang sedang memangsa korbannya. Ciuman-ciuman si tua
bangka mulai mendarat dipipi Jessica Andres. Jessica tampak kebingungan
ketika perlahan-lahan kehangatan tubuhnya mulai disantap oleh Mang
Kardi, mulut si tua bangka itu mengecupi telinganya dan sesekali
jilatan-jilatan lidahnya mendarat dan mengulas-ngulas permukaan lehernya
yang jenjang.
Bibir mang Kardi tiba-tiba menyergap bibir Jessica, Mang Kardi tampak
bersemangat mengulum bibir mungil gadis itu. “Hmmm.. Hmmmm…” Mata
Jessica mendelik ketika merasakan bibirnya dilumat oleh Mang Kardi, duh
apaan sih, sesak nafas, uhhhhhh…., tangan gadis itu mendorong dada Mang
Kardi agar ciuman laki-laki tua itu terlepas dari bibirnya yang mungil.
“He he he..” mang kardi tertawa terkekeh-kekeh, kali ini tangannya
merayap lebih berani lagi kebalik baju kaos Jessica, bagaikan seekor
ular tangan Bang Kardi merayap dari bawah perut gadis itu terus naik ke
atas dan menyusup kebalik Bh Jessica dan meremas-remas dengan lembut
gundukan mungil didada gadis itu.
“Enak…” Jessica dengan polos mengungkapkan perasaannya, Mang Kardi
tambah bernafsu ia menarik baju kaos Jessica keatas sampai sebatas dada
dan menarik cup bra yang dikenakan olehnya.
Mata Mang Kardi sampai juling menatap keindahan buah dada Jessica
yang baru kemarin menginjak usia 16 tahun, telapak tangannya yang kasar
merayapi permukaan buah dada Jessica yang lembut dan halus. Tangan Mang
Kardi menggenggam induk buah dada Jessica kemudian meremas-remasnya
dalam gerakan-gerakan yang teratur sehingga nafas gadis itu tambah
terengah-engah. Tiba-tiba Jessica mendorong tubuh mang Kardi, gadis itu
berlari kecil keluar dari dalam pos Satpam tanpa terlebih dulu merapikan
pakaiannya.
“Hahhhhh…!!Jessica ” Mang Kardi tersentak kaget kemudian buru-buru
melompat sambil menarik tangan Jessica agar kembali masuk ke dalam,
entah apa yang terjadi kalau Mang Kardi tidak cekatan menangani yang
tiba-tiba berubah tanpa terduga.
“Mangg..!! Jessica mau Nonton Tv.., ada Filmmmm” Jessica mengingat film Kungfu Panda yang baru dipinjamnya dirental.
“Yaaa, jangan sembarangan lari… , waduhhh bisa gawatt nanti ! ” Mang Kardi mencoba memberikan pengertian pada Jessica Andres
“Emangg kenapa ?” Jessica menatap wajah mang Kardi dengan tatapan mata serius
“Soalnnya itu.., ehhh, Itu…, pamali, kalau kamu lari sambil ininya
keliatan orang.., nanti ditangkep polisi” Mang Kardi berusaha
menjelaskan sambil meremas payudara Jessica yang menggantung dengan
indah di dadanya.
“Oooo, begitu ya manggg…” Jessica mengangguk-angguk mengerti mendengarkan penjelasan Mang Kardi,
Hmmmm, ya betulll ! pak polisi suka menangkap orang, Jessica sering
melihatnya di televisi, gadis itu merapikan pakaiannya yang sudah
tersibak sampai sebatas dada.
“Sudah ya ? begini kann ya mangg ?” Jessica merentangkan kedua
tangannya keatas sambil membusungkan daerah dadanya yang kini sudah
tersimpan dengan rapi dibalik baju kaosnya.
“Glekkkk, Ehh iya.. Ehmmm uhuk- uhukkk uhukk” laki-laki tua itu
terbatuk-batuk sambil menatap kearah buah dada Jessica yang tercetak
dengan jelas dari balik baju kaos berwarna kuning cerah, gadis itu
membalikkan tubuhnya hendak berlalu.
“Jessica, nanti malam bantuin Mang Kardi lagi ya.., tapi ingat jangan
ketahuan siapa-siapa!!” Mang Kardi menepuk buah pantat Jessica, Jessica
menolehkan kepalanya dan mengangguk
“Iya mang, Jessica juga suka bantuin mang Kardi, abis enak sih” kemudian Jessica berlari kecil menuju rumahnya.
“Jessica…” mang Kardi memanggil nama gadis itu sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir bawahnya yang sudah keriput..
Jessica menoleh kemudian gadis itu juga menempelkan jari telunjuknya
dibibir bawahnya yang mungil.Namun alangkah kecewanya mang Kardi karena
Jessica tidak muncul malam hari itu, biarpun mang Kardi berpuluh-puluh
kali bolak-balik didepan pos satpamnya menanti kedatangan Jessica
Andres.
Sudah beberapa hari terlewati, pada saat Malam semakin hening , pintu
kamar Jessica terbuka perlahan-lahan, gadis itu mengenakan baju piyama
untuk tidur, lirik kiri-lirik kanan, kayanya aman deh, dengan
berjingjit-jingjit kakinya melangkah menuju pintu depan,
“Cklekk, Ceklek…” aduh dikunci, gadis itu kembali mengendap-ngendap
menuju jendela, ditariknya slot besi dijendela itu, kemudian
perlahan-lahan tangannya mendorong kedepan.
“Krettttt… Krettttt” suara itu terdengar pelan, setelah dirasakan cukup Jessica menyelinapkan tubuhnya dengan hati-hati.
Wajah Jessica menengadah keatas, bibirnya manyun mencari
bintang-bintang yang biasanya berkedip-kedip, malam itu jangankan
bulan, bintang aja ngak ada HHhhhhhhhh Jessica menghela nafas panjang,
mata gadis itu berkedip-kedip.
“He he he.. biar bintangnya ngak ada, aku sendiri juga bisa maen
mata..kayak bintang, bintang kecil, dilangit yang biru, sungguh indah
menghias angkasa.. la la la” senandung lagu anak-anak terdengar merdu
dari bibir mungilnya, Jessica menghentikan senandungnya ketika melihat
pos satpam tempat Mang Kardi jaga malam.
“Jessicaaa… Ahhh.. ohhhh… wuaduhhhh…” terdengar suara mang Kardi
sedang sibuk menceracau sambil mengocok-ngocok batang kemaluannya
sendiri. Mang Kardi tidak menyadari ada sepasang mata sedang mengintip,
perbuatannya.
Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, Whurrrrrrr, hujan deras tiba-tiba mengguyur turun dari langit.
“Huhhhh…, dinginnn!! Brrrrrr” Jessica melompat masuk kedalam pos
satpam, baju piyamanya tampak basah dibeberapa tempat tersiram oleh
guyuran air hujan.
“Heehhhhh…! “Mang Kardi tersenyum lebar melihat Jessica yang sedang mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.
“Jessica… He he he, kamu datang buat bantuin mang Kardi lagi kan ?”
Mang Kardi menarik tangan gadis itu, Jessica mengangguk sambil menatap
wajah mang Kardi.
“Basahhhh…” Jessica menatap dengan polos,
“Ooooo, basah ya… kita buka… he he he”tangan Bang Kardi terjulur ke arah kancing baju piyama Jessica.
“Jangannn, dingin, ngak boleh ” Jessica menepiskan tangan mang Kardi
“Nggak akan, sini duduk… nahhhh…” Mang Kardi duduk diatas kursi rotan
panjang dan menarik tubuh gadis itu kepangkuannya, dipeluknya tubuh
Jessica erat-erat.
“Hangatttt…., “kata Jessica ketika dirinya merasakan kehangatan pelukan mang Kardi.
Gadis itu terdiam ketika tangan Mang Kardi perlahan-lahan mempreteli
kancing baju piyama yang dikenakan tubuh mulus Jessica Andres yang
tampak pasrah dalam pelukannya, mata Mang Kardi melotot ketika melihat
Jessica tidak memakai bra dibalik baju piyamanya.
“Jessica, belajar ciuman ya..! ” Mang kardi cengengesan ia memulai pelajaran mesumnya.
“Ciumannn ? cup pipi..?”Jessica memandangi mang Kardi kemudian menyodorkan pipinya kearah mang Kardi.
“Bukan… Cuma pipi, yang ini lebih asik.. , sini mang Kardi ajarin
ya..” Mang Kardi menggeser tubuhnya lebih kedalam, kemudian ia membantu
Jessica mengangkangi dirinya, kini posisi mereka terlihat lebih
menantang birahi mang Kardi duduk mengangkang diatas kursi rotan dengan
punggungnya bersandar pada dinding kayu yang sudah lapuk sedang kan
Jessica mengangkangi tubuh Mang Kardi dari atas, kedua tangannya yang
mungil berpegangan pada bahu mang Kardi.
“Nah, buka mulut kamu, terus keluarin lidah kamu sepanjang yang kamu
bisa… nahhh betulll, terus masukin ke dalam mulut mang Kardi”
“Yeeee… ngak boleh, masak masukin kemulut sihh, nanti gimana kalau lidah Jessica kegigit…, ama mang Kardi…”
“Ngak akanlah.., biar kegigit tapi Jessica pasti suka gigitan mang Kardi, He he he, Ayo sayang kamu praktekan sekarang….”
Jessica tampak ragu-ragu, kadang lidahnya terjulur keluar, kadang
masuk lagi, duh, mang Kardi jadi semakin deg-degan, tangannya merayap
meremasi buah pantat Jessica, dari belakang atas bokong Jessica tangan
Mang Kardi menyelinap masuk kedalam celana piyama gadis itu, wajah Mang
kardi tersenyum lebar ketika tangannya langsung menyentuh buah pantat
Jessica yang padat, ternyata selain tidak memakai bra, Jessica juga
tidak mengenakan celana dalam. Lidah gadis itu terjulur semakin dekat
kemulut mang Kardi, lidah mang Kardi terjulur keluar menyambut lidah
gadis itu, kemudian lidah mang Kardi bergerak memutari sekeliling lidah
Jessica
“Sllllckkkk Slllccckkk.. Ckkk” suara lidah yang sedang asik berperang.
“Heemmm.. Hee Heeemmmm Emmmmm!!! ” Jessica meronta ketika mendadak
bibirnya disergap oleh mulut Mang Kardi, gadis itu berusaha menarik
kepalanya namun tangan kiri mang Kardi menahan belakang kepala gadis
itu, mulut mang Kardi mengemut – ngemut bibir mungil Jessica.
“Ennggaakk..,enggakkk cupphhh, huuuhh, cupppp…haahhh” Jessica
kewalahan ia berusaha mengambil nafas sementara mulut Bang Kardi terus
mencecar dan mengecupi bibirnya yang mungil.
Tangan Mang Kardi mendorong punggung Jessica kearah wajahnya dan
dikecupnya puncak payudara Jessica sebelah kiri yang kencang dan padat
sekal, tubuh Jessica merinding, ia tidak tahu kenapa yang ia tahu ada
rasa geli dan nikmat merayapi puncak buah dadanya sebelah kiri ketika
lidah Mang Kardi bergerak mengulas-ngulas puncak buah dada Jessica,
belum lagi emutan si laki-laki tua itu yang rakus mengenyot puting
payudara Jessica yang semakin mengeras lancip.
“Ohhhh…, enakkk, mang Kardi suka minum susu juga ya, Jessica juga
suka minum susu.., duh kasihann…, haus yaaa ?” Jessica membelai-belai
kepala Mang Kardi.
“Ahhhh…, Nnnnnnhhhhh, Mmmhhhhh” Jessica mendesah-desah keenakan,
matanya terpejam-pejam ketika ketika mulut mang Kardi mencaplok
payudaranya sebelah kanan, mulut Mang Kardi mencumbu bulatan payudara
Jessica dengan nafsu yang semakin memuncak. Jessica duduk dipinggiran
bangku yang terbuat dari rotan, Mang Kardi mengeluarkan benda panjang di
selangkangannya.
“Jessica, mau permen ngak ?” Mang Kardi tersenyum-senyum
Mata Jessica memandangi benda berkepala seperti permen loli raksasa
di selangkangan Mang Kardi, duh Mang kardi baek amat ya…, dikasih permen
loli yang gede gini, pikir Jessica. Mang Kardi menyodorkan benda
diselangkangannya ketika tangan Jessica menarik batang kemaluannya,
hidung Jessica mengendus-ngendus
“Mangg, koq permennya bau sihh ?”
“Coba dimasukin ke mulut, supaya ngak bau lagi”
“Houhhh… Uhhhhh… Asinnnnnn ! Mang, permennya asin kayak garam”
“Ini permen rasa baru, ayo dihisap.. ya betul uuhhh begitu aaaa” Mang
Kardi merem melek keenakan ketika Jessica menghisap kuat-kuat Kepala
kemaluannya.
“Uhhh, Jessicaaaaa…” tangan Mang Kardi membelai – belai kepala Jessica
“Emmm, Ckkkk…, Cpppppppp,,, Cheppppppp…”suara mulut Jessica, gadis
itu tampak asik mengemuti kepala kemaluan Mang Kardi, lidahnya terjulur
keluar melakukan jilatan-jilatan yang teratur , sesekali dihisapnya
kuat-kuat permen loli raksaksa itu.
“Huakkkk….” Mang Kardi menarik kemaluannya ketika merasakan gigitan kuat dikepala kemaluannya.
“Haduhhhhh… Waduhhhhhh… Aduhhh…”Mang Kardi membungkuk-bungkuk sambil memegangi selangkangannya.
“Kenapa Mang ?”
“Haduhhhhh.. jangan digigit…Sakitttt Aduhhhhh” Mang Kardi menengok kebawah, untung masih lengkap.
“Ooooo, sakit ya…?maaf mang, abis Jessica gemas” “Sini mang, Jessica mau permen lagi”
Jangan digigit ya..” Mang Kardi mengingatkan sebelum membiarkan
kemaluannya ditarik oleh tangan mungil gadis itu, Jessica mengangguk,
tangan mungilnya terjulur dan menarik kemaluan Mang Kardi yang kembali
terkekeh-kekeh
Lidah Jessica terjulur keluar, kemudian lidah Jessica menjilati
kepala kemaluan Mang Kardi kembali seperti sedang menjilati permen loli
kesukaannya.
“Hmmmm.., permen loli rasa baru ya ? Jessica suka permen loli Mang
Kardi, Emmmmmm… Emmmm”Jessica berkomentar , gadis itu menjilati kepala
kemaluan Mang Kardi sambil sesekali memasukkan kepala kemaluan satpam
tua itu ke dalam mulutnya. Nafsu birahi Mang Kardi yang tadinya mulai
surut kini kembali berkobar-kobar mengalahkan dinginnya malam itu yang
masih dilanda hujan lebat.
Mulut Jessica tampak kempot ketika melakukan hisapan kuat, mang Kardi menggeram dan “Sroooootttt… Crootttt… Crottttt “
“Uhhhhh, Puhhhhhhhhh….” Jessica meludahkan cairan peju mang Kardi
“Apaan nihhh….? Bauuuu, ih asinn..”
“Nah sekarang…, hehehe” Mang Kardi menekuk lututnya kemudian
berjongkok dihadapan Jessica, tangannya yang keriput menarik celana
piyama Jessica.
Jessica membiarkan celana piyamanya melorot dan terlepas dari
sepasang kakinya. Nafas Mang Kardi mendengus-dengus, matanya melotot
melihat keindahan sepasang paha Jessica yang sedang mengangkang, mata
Mang Kardi semakin naik menatap kearah selangkangan Jessica, tampak
sebuah garis tipis yang membelah selangkangan gadis itu, belahan yang
masih rapat yang selama ini masih belum pernah dijamah oleh laki-laki
manapun di dunia ini. Perlahan-lahan tangan keriput mang Kardi merayapi
permukaan paha Jessica, kaki Jessica bergerak-gerak ketika merasakan
rasa geli yang enak dipermukaan pahanya.
“Cupphh. Cuppphhh. Cupppp” mulut Mang Kardi mengecup-ngecup permukaan
paha gadis itu, ciumannya semakin naik dan kini hidung Mang Kardi
mengendus-ngendus wangi harum vagina gadis yang baru menginjak usia enam
belas tahun itu. Lidah mang Kardi terjulur mengulas-ngulas sela-sela
diantara himpitan bibir vagina Jessica.
“Slllccckkk.. Slrrrpppppp… slrrrrrrrrhhhhh” Suara lidah itu terdengar
semakin keras ketika Mang Kardi menaikkan tempo permainan lidahnya,
lendir-lendir nakal mulai membasahi bibir vagina Jessica, gadis itu
merintih-rintih dan mendesah-desah, tubuhnya menggeliat, kadang-kadang
Jessica menjerit kecil dan tertawa terkekeh-kekeh ketika merasakan rasa
geli dari serangan lidah mang Kardi.
Kedua jempol Mang Kardi menekan pinggiran bibir vagina Jessica,
dengan malas lubang sempit itu perlahan-lahan merekah, wajah mang Kardi
semakin merah menahan desakan nafsu yang sudah naik sampai ke
ubun-ubunnya. Lidahnya terjulur keluar dan bergerak memutari daging
klitoris Jessica, kemudian dengan satu sentakan yang kuat lidah mang
Kardi mengait daging mungil diselangkangan Jessica sampai gadis itu
terpekik keenakan. Sesekali Mulut Mang Kardi mencucup dan menghisap
hisap lubang vagina Jessica yang tampak semakin basah oleh lendir-lendir
yang mulai membanjiri lubang vaginanya
“Ahhhhhh….!! Jessica menjerit keras , mata gadis itu mendelik, mulutnya terbuka lebar, nafasnya tertahan untuk sesaat.
“Crrrrrtttt… Crrrrrtttt… Crrrrrrrrrrrrrr…” Tubuhnya mengejang
kemudian terkulai dengan lemas, sesekali tubuhnya tersentak merasakan
hisapan-hisapan kuat mang Kardi diselangkangannya.
Mang Kardi mengangkat kepalanya dan menatap Jessica, gadis itu masih
terengah-engah , ia tidak mengerti apa yang sudah menimpa dirinya tapi
yang pasti Jessica merasakan rasa enak dan nikmat yang baru pertama kali
ini dirasakan olehnya. Mang Kardi tersenyum puas sambil merapikan
pakaian Jessica, gadis itu memandangi Mang Kardi dengan tatapan matanya
yang polos. Setelah berisitirahat sejenak, Mang Kardi mengawal Jessica
pulang kerumahnya
“Jessica hati-hati…” Mang Kardi tampak khawatir ketika Jessica menyelinap lewat celah jendela rumahnya yang terbuka.
—————————-
Dengan semangat Mang Kardi berjaga diposnya, wajahnya sering menengok
ke kiri dan kanan, kadang ada ekspresi terlihat tegang, kadang terlihat
seperti santai, kadang matanya melotot seperti mau melompat keluar,
terkadang terpejam rapat. Mulutnya sering meringis seperti orang yang
sedang sakit gigi, kadang-kadang menceracau seperti orang yang sedang
mengigau. Sesekali mulut mang Kardi terbuka lebar dan mengucapkan kata
“Aoooohhhhhh…!! Duhhhhhh…”
Di antara kedua kaki Mang Kardi yang agak mengangkang nampak seorang
gadis cantik tengah berlutut, terdengar suara-suara dari mulut gadis itu
yang sedang melakukan hisapan-hisapan pada kepala penis Mang
Kardi.”Cpppp.. Cpppp… Ckkkkkk…”
“Mang, Koq ngak keluar- keluar sichh saus asinnya?” Jessica bertanya pada Mang Kardi.
Hari ini Jessica memakai baju kaos berwarna biru muda, dengan bawahan rok mini berwarna putih.
“Ya.., Ehmm Uhh.. Sabar…” Mang Kardi masih celingukan, dibawah tegang, tapi hatinya nggak tenang.
Situasi dan kondisi memang kurang mendukung untuk mengeluarkan “uneg-uneg” diselangkangannya..
Tangan Mang Kardi mengelus-ngelus rambut Jessica ,
“Ayo…Jessica…terusin donggg…,” Mang Kardi protes karena Jessica Andres berhenti mempermainkan kemaluannya.
Lidah gadis itu membelit kepala kemaluan Mang Kardi, bibirnya yang
mungil berkali-kali mengecup ngecup batang kemaluan mang Kardi, kemudian
gerakannya berhenti, kepalanya kembali tengadah kearah wajah mang
Kardi.
“Mang Kardi kan sering bilang, kalo dimasukin kemulut ngak akan bau
lagi, tapi koq tetep aja bau ya? baunya juga rada-rada aneh, apa permen
loli mang Kardi udah kadaluarsa?” Jessica bertanya dengan serius,
tangannya bergerak menggoyang-goyangkan batang kemaluan Mang Kardi ke
kiri dan kanan.
Mang Kardi cuma bisa garuk-garuk kepala, cengar-cengir tanpa tahu
harus menjawab apa. Sambil menekan kepala Jessica kearah kemaluannya ,
tangan kiri mang Kardi menjejalkan kepala kemaluannya menyumpal mulut
Jessica Andres. Mulut Jessica tampak monyong seperti bayi yang sedang
menghisap dot.
“Emmmm… Nyummmm… Nyummm…hummmm” suara mulut gadis itu. Mata Mang
Kardi merem melek keenakan, tangannya yang keriput merayap agak kebawah
dan menyelinap kedalam baju kaos Jessica dari sebelah atas. Setelah
menyelinap kebalik bra gadis itu, tangannya bergerak meremas-remas
gundukan bukit dada Jessica yang lembut dan halus. Sesekali gerakan
Jessica berhenti ketika merasakan rasa geli yang menggelitiki bukit buah
dadanya.
”Manggg… geliii… hehehe” Jessica terkekeh kegelian ketika jemari
Mang Kardi mengulas-ngulas puting susunya, gadis mungil itu terkekeh
kegelian sambil menatap pria setengah baya itu.
“Cegluk… Ceglukkkkk…..” mang Kardi menelan ludah, wajah Jessica yang
imut dan seksi membuat nafsu birahinya semakin naik sampai keubun-ubun
kepalanya yang sudah botak.
“Nahhh.., sekarang Jessica duduk… iyaaa begitu…” Mang Kardi bangkit
dan membimbing gadis itu duduk dibangku panjang yang terbuat dari bahan
rotan, sedangkan dirinya bersujud dihadapan Jessica.
“Ayoo…, masa Jessica lupa, harus gimana duduknya?” si tua bangka
bertanya sambil kedua tangannya bergerak mengelus-ngelus lutut gadis
itu.
Jessica tampak seperti sedang mengingat-ngingat sesuatu, perlahan-lahan gadis itu mengangkangkan kedua pahanya lebar lebar.
”Harus begini kan ya….??” Jessica bertanya untuk memastikan, matanya yang polos memandangi Mang Kardi.
“Ehmmm.. Hemmm… Ya… betul…!!” kedua tangan Mang Kardi perlahan-lahan
mulai merayap semakin lama semakin naik keatas mengelus-ngelus dan
terkadang meremas lembut sepasang paha Jessica yang mengangkang lebar.
Setelah menyibakkan rok Jessica, tangan Mang Kardi yang keriput
menarik bagian atas celana dalam gadis itu, kemudian menarik kain
segitiga itu agar terlepas, Jessica menggerak-gerakkan kakinya membantu
agar celana dalam lebih mudah melorot lepas.
Untuk beberapa saat hidung Mang Kardi mengendus-ngendus vagina
Jessica, kemudian selanjutnya lidah Mang Kardi terjulur, memutari
klitoris gadis itu, mengulas-ngulas seperti sedang membersihkan klitoris
Jessica yang semakin mengkilap semakin indah. Sesekali lidah Mang Kardi
bergerak dengan gerakan liar dan kasar, mengait- mengait daging kecil
itu sampai nafas Jessica berkali-kali tertahan, semakin lama Jessica
semakin gelisah. “Uhhhhh. Uhhhhhh… Uhhhhh Waaaa” suaranya terdengar
semakin mengairahkan.
“Haaddhh… Huhhhhh ? Crutttt… Cruttttttt…” sebuah hadiah bagi
kegigihan Mang Kardi dalam mengelola belahan mungil diselangkangan
Jessica, mulut Mang Kardi menghisapi selangkangan gadis itu sampai
cairan gurih itu kering dihisap oleh mulutnya yang keriput.
“Sini… Hup…”setelah kembali duduk di atas kursi, Mang Kardi membetot
tubuh mungil gadis itu, dan meletakkan Jessica dipangkuannya.
Batang penisnya terselip diantara sepasang paha Jessica yang terasa
halus dan mulus ketika batang penis Mang Kardi dengan tidak sengaja
bergesekan dengan kaki gadis itu. Tangan Mang Kardi yang hitam kering
merayap membelai rambut Jessica kemudian bibir Mang Kardi semakin sering
mengecupi bibir Jessica “Cuppphhh.. Cuphhh.. Cupphhhh”, bibir Jessica
semakin sering termonyong-monyong menyambut ciuman Mang Kardi.
Lidah Mang Kardi menjilati leher Jessica, sesekali dikecupnya leher
gadis itu, sementara tangannya merayap masuk kedalam rok Jessica. Tangan
Mang Kardi bergetar ketika mengelusi paha gadis itu yang lembut, halus,
dan hangat. Jessica merenggangkan kedua pahanya semakin lebar memberi
jalan pada tangan mang Kardi yang merayap semakin keatas kearah
selangkangannya. Tangan si tua asik menyusuri belahan bibir vagina gadis
itu. Mang Kardi tersenyum, setelah beberapa kecupan kasar, mendadak ia
melumat bibir gadis itu dengan lembut. Jessica menarik kepalanya
kebelakang ketika merasakan gigitan lembut Mang Kardi pada bibirnya yang
mungil. Jessica membuka mulutnya kembali sambil menjulurkan lidahnya
keluar, seperti yang sering diajarkan Mang Kardi. Lidah Mang Kardi
segera terjulur membelit lidah Jessica yang dilanjutkan dengan
lumatan-lumatan mesra pada lidah gadis itu. Tangan mang Kardi merayap
dan meremas-remas bagian dada Jessica yang menonjol dibalik baju kaos
yang dikenakan gadis itu.
“Mmmm… he he he hemmhh… Ommmhh… Hmmm” suara Jessica yang
terkekeh-kekeh kegelian ketka buah dadanya digerayangi seolah-olah
tenggelam dalam keganasan mulut Mang Kardi yang tak bosan-bosan mengulum
bibir mungilnya
“Cepphhh… cpppppphh…, Cccccckkkkk….” sambil terus melumat-lumat bibir
mungil Jessica tangan Mang Kardi berkeliaran menjelajahi lekuk-liku
tubuh gadis itu, ke paha, dada dan juga keselangkangan.
“Non Jessy !… Noonnnn Jessy !! ” terdengar suara Mbok Narti memanggil-manggil dari kejauhan.
Wanita tua itu tampak kuatir mencari-cari Jessica Andres. Dengan
terburu-buru Mang Kardi mendorong pinggul Jessica agar gadis itu berdiri
dari pangkuannya, tangan mang Kardi berusaha merapihkan isi
selangkangannya yang tersembul keluar. Jessica berdiri mematung, duh
lagi enak-enaknya koq didorong, matanya melirik kearah selangkangan Mang
Kardi, tangannya bergerak secepat kilat, lebih cepat dari tangan mang
Kardi, sambil berseru khawatir.
“Mang Kardi, harus rapi…, pamali,.nanti ditangkep polisi!!!”
“Janngaaann…!! Sretttttttttttttttttttt….!! Whuadddoowwww….!!” Tubuh
mang Kardi tersentak, matanya mendelik ketika tangan Jessica menarik
resleting celana satpamnya keatas, ‘Kardi Junior’ pun tergigit oleh
resleting celana Mang Kardi.
“Mang Kardi !! Sssssttttttt !!” Jessica dengan polos menempelkan jari
telunjuk di bibirnya yang meruncing, gadis itu merapikan bajunya. Pada
saat ia hendak memakai celana dalamnya ia kembali melirik Kardi Junior
yang sedang tersiksa terjepit di resleting celana Pak Satpam.
“Aduhhh…, mang Kardi Gimana Sihh, Nihhh tutupin pake celana dalem
Jessica aja dehhh…” Jessica menutupi Kardi Junior dengan celana
dalamnya.
“Harus rapi gini kan ya mang, kalo mo keluar…?” Jessica berputar
bagaikan seorang model diatas catwalk, sambil meringis-ringis mang kardi
mengangguk.
Jessica tersenyum manis, kemudian ia berlari-lari kecil sambil
berteriak keras “Mbokkk Nartiiiiiiiii…..” gadis itu melambai-lambaikan
tangannya sambil berlari menghampiri perempuan tua itu.
“Nonnn…, kemana aja tohh Nonnn, Si Mbok nyari sampe kemana-mana..,
kalau Non mau keluar rumah, harus bilang dulu sama Si Mbok.. ” Mbok
Narti membelai-belai rambut Jessica.
Jessica menggelayut manja ditangan Mbok Narti, kemudian berlari kecil
di depan Mbok Narti. Wanita tua itu tersenyum kemudian berteriak keras
ketika melihat Jessica menghilang dibalik tikungan jalan
“Tunggu Non, jangan jauh-jauh…” dengan tergopoh-gopoh wanita tua itu mengejar nona majikannya.
“Arrrrhhhmmm, Heudeuhh !! ” terdengar suara jeritan tertahan dari
dalam pos Satpam ketika mang Kardi dengan paksa melepaskan “Kardi
Junior” yang tercekik di resleting celana satpamnya. Wajah Mang Kardi
memerah, matanya melotot tanpa dapat dikedipkan kembali, mulutnya
terbuka lebar dan “Nguungggg….,Nguuunnnnnngggg, Haeppp Khekkk Khekkk…,
uhukkkkk, uhukkkkkkkkk, uhukkkkkkk” seekor serangga masuk dan tertelan
oleh mang Kardi sehingga laki-laki tua itu tersedak dan terbatuk-batuk.
Perlahan-lahan sang surya merayap kembali ke sarangnya, rembulan
menghiasi malam yang indah, sesosok tubuh mungil perlahan-lahan naik
kelantai dua, menuju pintu kamar Mbok Narti. Pintu kamar Mbok Narti
perlahan-lahan terbuka “Krrrrett..” sepasang mata memandangi Mbok Narti,
wanita tua itu sedang tertidur pulas kecapaian
“Kasiannn… Mbok Narti…, lagi bobo ngak boleh ganggu” Jessica kembali
menutup pintu kamar itu, sebenarnya Jessica ingin minta ditemani jajan
ke IndoMart
Jessica menghentikan langkahnya ketika ia lewat didepan kamar ibu
tirinya terdengar suara-suara aneh dari dalam kamar itu “Plooooppp
Plookkk… plooookkkkk… plokkkkk… Ahhhh.. Ahhhh”
Jessica tidak tahu suara apa gerangan yang terdengar begitu aneh,
“Mama Tiri lagi bobo… koq ada suara orang lagi bertepuk tangan ya
?Ada suara orang kesakitan lagi, Ihhhh serem….!! ” Jessica buru-buru
berjingjit menjauhi kamar ibu tirinya.
Jessica meloloskan dirinya dari celah jendela yang terbuka lebar,
sebuah tas ransel kecil menggantung dipunggungnya. Isi tas ransel itu
berbagai rupa termasuk binder clip besar untuk menjepit kertas, dan
mungkin juga untuk menjepittttttt….. sesuatu yang lain ?!Hmmmm…
“Minta ditemani mang Kardi aja.. Ahh…”pikir Jessica sambil melangkah menuju pos satpam, namun ia kecewa.
Dari kejauhan terlihat jalan Mang Kardi agak aneh, wajahnya seperti
orang yang kesakitan (akibat little accident siang tadi., sepertinya,
Kardi Junior masih belum pulih.dan harus dirawat “di rumah sakit
khusus”, dibalik celana dalam Mang Kardi yang dekil) sesekali mulut mang
Kardi menguap, matanya sudah mengantuk. Akhirnya setelah menghela nafas
panjang Jessica memutuskan untuk pergi seorang diri.
“Mana nihhh…?” Jessica cemberut, sudah lama ia berdiri menunggu,
tiba-tiba matanya berbinar-binar melihat sebuah mobil angkutan kota di
kejauhan.
Tangannya yang mungil melambai-lambai mencegat angkutan kota yang semakin mendekat.
“Yeeee… , malah lewat….” Jessica menggerutu ketika angkutan kota itu lewat tanpa berhenti.
Namun kekesalan dihati Jessica mendadak hilang karena angkutan kota
itu mendadak berhenti sambil membunyikan klakson. “Duh koq ngak dari
tadi sih berhentinya?” kening Jessica berkerut dengan mulutnya yang
semakin runcing.
Jessica berlari-lari kecil karena takut angkutan kota itu
meninggalkan dirinya. Tangannya membuka pintu sebelah depan dan langsung
naik.
“Mau kemana , malam-malam begini ?” Bang Harun melirik Jessica, ada tatapan jahat yang tersembunyi dari pancaran sinar matanya.
“Ke IndoMart…, Ayooo pakkk jalan….” Jessica bersandar pada kursi jok, wajahnya tampak ceria.
Jessica menolehkan wajahnya kekiri dan ke kanan, ada mobil, ada motor
biarpun cuma sedikit, memang nggak seramai siang hari. Hmm pasti
orang-orang udah ngantuk, pada bobo, pikir Jessica.
“Pakkk… nanti tungguin Jessica ya…,” Jessica memohon sambil menoleh
pada Bang Harun yang mengangguk sambil tersenyum-senyum jahat.
Akhirnya sampai juga Jessica ditempat tujuan, singkat katanya sih
udah berhasil belanja nih, sebotol susu Indomilk, trus permen loli rasa
strawberry, coklat, terus sebotol coca cola untuk Mang Kardi, terus
tidak lupa koyo buat Mbok Narti. Jessica membuka tas ranselnya, kemudian
mengambil dompet kecil, selembar uang seribuan diacungkan pada kasir.
“Eee… kurang dik….” Kasir wanita itu tersenyum ramah.
Jessica mengacungkan lagi selembar uang lima ribuan, ternyata masih
kurang, saatnya mengeluarkan lembaran uang terakhir yang ada didompet
kecilnya hmm angka lima nya ada satu, angka nol nya ada empat, kemudian
mengacungkan selembar uang di tangannya, Jessica tersenyum ketika wanita
itu berkata cukup. Ia keluar dari Indomart dan tampak gembira ketika
melihat mobil angkutan kota itu masih setia menunggu diseberang.
Jessica menyebrang dengan hati-hati, kemudian tangannya yang mungil
membuka pintu depan.
“Pulang pak….” Jessica bersandar, lama kelamaan matanya mulai
terpejam-pejam, kepala Jessica terangguk-angguk dan akhirnya ia tertidur
pulas.
Bang Harun menelan ludah sambil berkali-kali menengok kearah gadis
itu yang kini sedang tertidur pulas, gadis itu memakai baju kaos putih
bertuliskan You can See tanpa lengan dengan bawahan rok ketat mini
berwarna hitam. Sopir angkot itu membelokkan angkutan kota itu ke sebuah
tempat yang sepi, tidak berapa lama mesin mobilpun berhenti, suara
jangkrik dan kodok terdengar dengan jelas. Sebuah tempat yang jauh dari
keramaian dan rumah penduduk. Tangan Bang Harun terjulur ke arah paha
Jessica, tangannya mengusap-ngusap lutut gadis itu, kemudian merayap
naik. Perlahan-lahan ditariknya rok Jessica ke atas, nafas Bang Harun
semakin memburu menatap sepasang paha mulus gadis itu yang mulai
terexpose seiring dengan gerakan tangan Bang Harun yang terus mengusur
rok gadis itu keatas, dinyalakannya lampu kecil didalam angkot itu agar
matanya dapat lebih jelas menyaksikan sepasang paha mulus milik gadis
itu. Bang Harun menelan ludah ketika telapak tangannya menyentuh
permukaan paha Jessica yang halus dan mulus. Beberapa kali telapak
tangannya bergerak mengusap-ngusap paha gadis itu dan kini semakin naik
dan naik, kearah selangkangan Jessica.
“Ihhhh…. , ngapain sichhhh…. Hoaaaaammm” gadis itu mengigau,
Kepala gadis itu tergolek kearah Bang Harun, tangan Bang Harun yang bertato membelai rambut gadis itu.
“Cantikk…, cantik sekali…”Bang Harun menatap wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.
Ia tidak menyadari bahaya besar yang sedang mengancam kegadisannya
ditengah malam ini, perlahan-lahan Bang Harun mendekatkan wajahnya pada
wajah Jessica. Hidungnya mengendus wangi harum yang lembut.
“Cupp.. Cuppppphhh…” bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica yang
mungil, sementara tangan Bang Harun semakin asik merayapi permukaan paha
gadis itu yang masih tertidur pulas.
“Ehhhhhhh… “Jessica membalikkan tubuhnya ke arah kaca. Bang Harun
tersenyum sambil semakin merapatkan tubuhnya, tangannya menarikkan
tangan kanan Jessica keatas, hidungnya mengendus-ngendus ketiak Jessica,
dikecupnya beberapa kali sebelum lidahnya terjulur-julur keluar
bagaikan lidah seekor ular, jilatan-jilatan lembut mulai menerpa ketiak
gadis itu, bibir pria itu mulai melumat-lumat dengan semakin bernafsu.
“Ihhhhh….hemmmhh… ” mendadak Jessica membuka mata sambil menarik
tangan dan menggeser tubuhnya, wajahnya yang imut masih tampak
mengantuk.
“Dimana ini…?” Jessica menatap sekelilingnya, gelap, sepi, gadis itu
menoleh kesamping kearah sang sopir angkutan kota yang terkekeh-kekeh.
“Dimana ini pakkkk….?” Jessica bertanya sekali lagi sambil menatap Bang Harun..
Bang Harun tidak menjawab ia membelai rambut Jessica, gadis itu
menatap dengan tatapan matanya yang polos. Jari telunjuk Bang Harun
bergerak dari sisi kiri telinga gadis itu terus turun ke dagu Jessica.
Tangan Jessica menepiskan tangan Bang Harun karena merasakan kegelian.
Mendadak bibir Bang Harun mengecup bibir Jessica kemudian melumatnya
dengan kasar. Gadis itu hendak menarik kepalanya ke belakang namun
tangan Bang Harun bergerak kebelakang kepala gadis itu dan menahannya.
“Mmmmm… Mmmmm… mmmm” kedua tangan Jessica yang mungil berusaha mendorong dada Bang Harun yang mendesak tubuhnya.
“Heeeemmm…!!Hemmh” suara mulut Jessica terdengar keras, dadanya turun
naik berusaha mengambil nafas, gadis mungil itu kehabisan nafas karena
mulut Bang Harun mengulum dan menghisap-hisap mulutnya dengan kuat.
“Auffff… Haaahhhhh… Ha..uhhhhh…..” suara mulut gadis itu ketika Bang Harun melepaskan lumatannya.
Mulut Jessica megap-megap berusaha mengambil nafas, dadanya bergerak turun naik seirama dengan helaan nafasnya.
“Nama kamu siapa ? Hemmmm…Cuuupphh” Bang Harun bertanya sambil mengencup mulut Jessica yang sedikit terbuka.
“Jessica.. Andresss…” Jessica menyebutkan namanya dengan lengkap,
gadis itu menunduk menatap tangan Bang Harun yang menyelinap kebalik
roknya.
Pada saat tangan Bang Harun menyentuh permukaan vaginanya, Jessica
mengangkangkan kedua kakinya seperti yang biasa ia lakukan jika Mang
Kardi mulai memainkan tangannya diwilayah tersebut. Merasa diberi angin,
tangan Bang Harun semakin berani menyelinap kebalik celana dalam gadis
itu. Tangan Bang Harun bergerak menggesek-gesek belahan bibir vagina
Jessica. Lendir-lendir licin semakin banyak meleleh, membasahi kain
segitiga putih itu dan membuat sebuah cetakan yang indah di selangkangan
Jessica. Bang Harun merasa belum puas kalau hanya melihat cetakannya
saja, tangannya dengan kasar membetot kain segitiga di selangkangan
gadis itu sampai melorot dan terlepas dibawah kakinya. Bibir mungil
Jessica meruncing tampaknya ia marah, sebentar melihat ke
selangkangannya, sebentar melihat arah Bang Harun yang asik menatap
selangkangan gadis itu, duh ini orang koq kasar amat maen betot aja,
maen buka baju, buka rok, dll, dsstt gimana sih, belum juga Jessica
berpikir lebih jauh ia memekik kecil ketika mulut Bang Harun
mengecup-ngecup permukaan vaginanya, kecupan-kecupan liar Bang Harun
membuat Jessica kegelian, bahkan teramat geli, ketika lidah laki-laki
itu memoles-moles bibir vaginanya, rasa marahnya mendadak menghilang
merasakan sapuan lidah Bang Harun yang membawa sejuta kenikmatan.
“Eeehh… , duhh… aduhhhh… ehhh geli Aha ha ha ha” Jessica tertawa
-tawa, kedua tangannya yang mungil mendorong-dorong kepala Bang Harun,
laki-laki itu semakin lahap mengecup dan mengendus-ngedus selangkangan
Jessica, sampai akhirnya
“Uwwwwahhh….!! Cruttt Cruttttt…. ” Jessica menjerit merasakan rasa
nikmat yang berdenyut-denyut diselangkangannya, tubuhnya tergolek dengan
lemas, nafasnya terputus-putus, sesekali tubuhnya menggelinjang
merasakan rasa nikmat akibat sedotan-sedotan mulut Bang Harun.
“Srrupppphhh… Srrupppphhhh…..” mulut Bang Harun menyeruput cairan-cairan yang meleleh dari sela-sela bibir vagina gadis itu.
Jessica kembali kelojotan, mulutnya yang mungil sedikit terbuka dan
tampak seksi. Mulut Bang Harun kini menerkam gumpalan daging ranum di
dada Jessica
“Achhhh… Owww….! Owww !” tubuh Jessica melenting-lenting ketika mulut Bang Harun melumat puting susunya dengan kasar dan liar.
Mulut Bang Harun berdecak-decak ketika melahap buah ranum di dada
Jessica, lidahnya melingkari puting susu Jessica sebelah kanan sambil
sesekali menggelitiki puting Susu gadis itu yang berwarna pink. Tangan
Bang Harun.meremas-remas induk payudara Jessica sebelah kiri.
”Oughhh…. , Hsssshhhhh…. Ahhhhhh” bibir Jessica semakin keras mendesah-desah.
“Uhhh… Uuuuuuaaa…..” suara yang terdengar dari mulut gadis itu ketika
Bang Harun membalikkan tubuh Jessica Andres dengan kasar, mulut Bang
Harun menciumi bongkahan buah pantat Jessica yang menggumpal padat,
sesekali digigit-gigitnya dengan lembut bongkahan buah pantat gadis itu.
Nafsu Bang Harun semakin menggelegak, lidahnya menari-nari di sela-sela
buah pantat Jessica
“Esssttt.. Uhhhh… Eeeeh…nga bolehhh.. itu….., Jorokk…! Jorokkkkk!”
Jessica meronta-ronta ketika lidah Bang Harun menyelinap menggelitiki
lubang anusnya.
Tangan Bang Harun melingkar dan mendekap kuat-kuat pinggul gadis itu
sehingga Jessica tidak dapat berbuat banyak, akhirnya karena kecapaian
gadis itu hanya terdiam lagi pula ada rasa geli dan enak ketika lidah
Bang Harun menyelinap dan mengulas sela-sela pantat dan mengait-ngait
lubang anusnya. Bang Harun kini berlutut dibawah kemudi kemudian
tangannya mendorong pinggul gadis itu agar lebih menungging keatas,
kemudian dengan lahap mulut Bang Harun melumati lubang anus Jessica.
“Ohhhhh…, Pakkkkk… Uchhhhhhhh….” sesekali Jessica menarik pantatnya
ketika Bang Harun dengan gemas menggigit kecil lubang anus Jessica yang
empot-empotan
Jari tangan Bang Harun menekan lubang anus Jessica dan dengan sekali tusuk Bang Harun mencoblos lubang anus gadis itu.
,”Awwwwww….!! Aduhhhhh…. !! kebakarannn…, uhhh panas… perihhh…!!” Jessica berteriak-teriak keras
Tangan Jessica merangkul tas ranselnya kuat-kuat menahan rasa panas dan perih yang mendera lubang anusnya.
“Haaaauuh…” mata Jessica kadang-kadang mendelik merasakan ada benda
asing yang keluar masuk dilubang anusnya. Panas, ada rasa gatalnya dan
perasaan aneh yang mebuat jantungnya semakin berdetak dengan kencang.
Tubuh gadis itu terdiam, yang terdengar hanyalah desahan nafasnya saja
yang terengah-engah memburu dengan kencang. Sambil tersenyum lebar Bang
Harun mulai mensejajarkan kemaluannya dengan lubang anus Jessica , ia
merasa korbannya sudah tidak berdaya dan bertekuk lutut secara total
pada dirinya.
“Aaaaa… Auuuuwww… ” Jessica kesakitan ketika kepala kemaluan Bang
Harun berusaha menerobos lubang anusnya demi meraih secuil kenikmatan,
gadis itu menjerit keras ketika kepala kemaluan Bang Harun menerobos
lubang anusnya.
Lubang anus Jessica mengigit leher penis Bang Harun namun ketika Bang Harun hendak melakukan penerobosan lebih dalam.
“Bukkkkkk….Ploooppp Ceklekkkkkk…. Huppppp…..” tanpa terduga Jessica
menendangkan kakinya kebelakang sehingga Bang Harun terjengkang
kebelakang dan kemaluannya terlepas dari jepitan lubang anusnya,
bersamaan dengan itu Jessica membuka pintu mobil dan meloncat keluar
sambil membetot tas ranselnya, gadis itu kabur ketakutan.
Dengan tidak kalah sigap Bang Harun membuka pintu mobil dan mengejar Jessica, tangan Bang Harun bergerak menyambar.
“Aduhhhhhh….” Jessica menjerit ketika tangannya yang mungil ditarik oleh Bang Harun sehingga langkahnya tertahan.
“Mau kemana lu? Hahh!” Bang Harun melotot dan membentak Jessica,
Deggg… Deggggg… degggggg, jantung Jessica berdetak dengan kencang.
“Orangg Jahatttt…!! Pergi.. Pergiii….!!” Jessica memukul-mululkan tas
ranselnya, Bang Harun terkekeh-kekeh sambil terus menghampiri gadis
itu.
Punggung Jessica tertahan oleh body mobil angkutan kota. Jessica
tiba-tiba teringat dengan film Tom & Jerry, posisinya sama seperti
Jerry yang sedang terancam oleh Tom, Hmmmmmm…., Jerry menjalankan
siasatnya , pura-pura tunduk pada Tom. Jessica juga kini tunduk pada
Bang Harun, tangannya melepaskan tas ransel itu kebawah. Kemudian
dielusnya batang penis Bang Harun. Kemarahan si sopir angkot mendadak
reda setelah merasakan elusan lembut Jessica dibatang kemaluannya.
Batang kemaluan Bang Harun tambah keras ketika Jessica bersujud sambil
berpegangan pada batang kemaluannya. Lidah Jessica terjulur keluar dan
mengulas-ngulas melingkari kepala penis Bang Harun.
“Cpppkkk… Cpkkkkk… Cpkkkkkk…” suara berdecak mulut gadis itu ketika sedang melumat-lumat kepala penis Bang Harun.
Sambil melakukan lumatan dikepala penis Bang Harun, tangan Jessica bergerak mengocok-ngocok batang penis Bang Harun yang hitam
Lidah Jessica bergerak mengulas – ngulas batang penis Bang Harun
sampai batang penis itu basah terbasuh oleh air liur Jessica Andres,
sesekali mulutnya mengecup menciumi batang penis Bang Harun dan juga
mengecup-ngecup biji kemaluannya.
“He he he…” Bang Harun terkekeh-kekeh senang
Jessica memasukkan kembali kepala penis Bang Harun ke mulutnya yang
mungil, mulut gadis itu tampak kempot menghisap-hisap dengan kuat.
Kepala Bang Harun terangkat, tengadah keatas, matanya terpejam merasakan
rasa nikmat emutan Jessica dikepala penisnya, kepala Jessica bergerak
maju mundur dalam gerakan yang teratur, demikian juga tangan mungil
gadis itu dengan teratur dan perlahan-lahan membuka resleting tas
ranselnya, tangannya mengodok-ngodok mencari-cari sesuatu. Tangan
Jessica menggenggam sesuatu ditangannya, tangan Jessica bergerak menekan
benda itu sampai benda itu ternganga mirip mulut seekor buaya
dannnn…!!!
“Krepppppppppppp….. WHUAAARRRGGHHHH!!!!!!” mata Bang Harun melotot,
raungan keras terdengar dari mulutnya, nafasnya megap-megap dengan wajah
mengernyit kesakitan..
Sambil menjerit keras Jessica memukulkan tinjunya keatas
“Royuken…Hiaaattttt!!!” , Jessica meniru pukulan Ryu tokoh favouritenya
di game Street Fighter
“Bukkkkkk……” tinju Jessica mendarat tepat diselangkangan Bang Harun.
“Ngheeeekkkk….” suara Bang Harun tercekik ditenggorokannya, laki-laki
itu roboh kebelakang, setelah menggeliat beberapa kali Bang Harun
berhenti bergerak, matanya terpejam rapat, sebuah binder clip berukuran
besar menggigit kepala kemaluannya.
“Jessica menang!! K.O !!” kemudian dengan terburu-buru Jessica
memakai pakaiannya kembali, tanpa menoleh kebelakang Jessica berlari
sekuat tenaga sambil menggendong tas ransel dipunggungnya, entah berapa
lama ia berlari, nafasnya sudah terengah-engah, aduh keringatan, panas,
cape, haus.. Jessica mencari-cari sekotak sebotol susu Indomilk rasa
coklat di dalam tas ranselnya. Tiba-tiba telinga Jessica mendengar suara
erangan, Ehh, ada motor yang terguling, ehhh… ada orang…., Jessica
menghampiri orang yang terlentang di atas tanah.
“Omm…., kenapa…? Aduhhh darahhh…” Jessica melihat lengan orang itu
berdarah, tangan mungil Jessica terjulur kearah ikat kepala orang itu
sambil berkata dengan polos.
“Ommm…, yang luka kan lengannya Om, bukan kepalanya Om, Sini Jessica
balutin…” Jessica membuka kemudian membalutkan ikat kepala orang itu,
dilengannya yang terluka.
“A.. Aiirrr…” Orang itu tampak lemah, bibirnya tampak kering.
Jessica menatap sebotol susu Indomilk rasa coklat ditangannya,
sebentar kemudian menatap orang itu, sambil menghela nafas panjang
Jessica mengalah karena tidak tega melihat keadaan orang itu yang sangat
membutuhkan pertolongan.
###########################
Satu Jam kemudian
“Ommm… Renegade nggak apa – apa ?” Jessica bertanya sambil membantu orang itu berdiri.
“Om Renegade ? kenapa kau memanggilku Om Renegade, gadis kecil ?” tanya orang itu.
“Habis…, rambut Om mirip kayak jagoan di Film Renegade…, terus
badannya gede, tinggi, biarpun muka om jelek tapi baekk” jawab Jessica
sejujurnya..
“Ha HA HA… dimana rumahmu gadis kecil ?” orang itu tertawa sambil
menuntun tangan Jessica, tinggi Jessica hanya se-ulu hati orang itu ,
“Ommm, nama saya Jessica, bukan gadis kecill..” Jessica memberitahu Om Renegade.
“Brmmmm,, Brrrrrmmmm…..”
Tidak berapa lama terdengar suara motor meninggalkan daerah itu.
Jessica menutup hidungnya dengan tangan kiri, aduh rambut Om Renegade
bau asem, jarang keramas kali ya ? wah gawat bisa mati keracunan
nih..!!
“Ommm berhenti Ommm…!!! “Jessica menepuk-nepuk bahu orang itu ketika matanya melihat mobil taksi menghampiri dari kejauhan.
“Lohhhh kenapa ?” Orang itu keheranan.
“Pokokknya berhenti Ommm….” Jessica merengek-rengek
“Brrrrmmm.. Brmmmmm” Orang itu menghentikan motornya dipinggir jalan.
“Takssssiiii…!! Taksssiiii !! ” Jessica menjerit sambil
melambai-lambaikan tangannya, mobil taksi itupun merapat, Jessica
membuka pintu taksi dan duduk di depan.
“Lohhh… , biar aku yang mengantarmu gadis kecil…”Orang itu tampak khawatir
“Eeee…, Enggak deh Ommm, Jessica pulang naik taksi aja… Hatcchiii..!!
” Jessica menolak tawaran Om Renegade, gadis itu bersin berkali-kali.
“Hallo Bung, biar aku lihat KTP mu, ” Om Renegade mengeluarkan
PDAnya, tampaknya Om Renegade sedang menyimpan identitas pengemudi taksi
itu.
“Antarkan dia dengan selamat sampai kerumahnya, ingat itu baik-baik
bung!!” Om Renegade berkata dengan tegas, tanpa banyak membantah
pengemudi taksi itu mengangguk.
Mobil taksi itu langsung meluncur membawa Jessica menuju rumahnya,
“Pakkk…, berhenti disini pakkk… Stopppp…” Jessica berteriak, gadis itu tampak ceria.
“Mang Kardiiii…!!” Jessica memanggil nama orang yang setengah mengantuk sedang berjaga diposnya.
“Ehhh… , Jessica… habis dari mana.., waduh sudah jam 01.30 ini…”Mang Kardi melihat jam tangannya.
“Manggg, ini buat mang Kardi…” Jessica turun dari taksi kemudian menyodorkan sebotol coca cola
“Wahhhh, Makasihhhh…”
“Pakkk,, uang Jessica tinggal segini… Cringg Cringg Crinngg” Jessica
mengeluarkan uang sisa belanja dan memberikannya pada sopir taksi.
“Kalau kurang, bapak ini yang bayar… ya….” telunjuk Jessica menunjuk
hidung mang Kardi, kemudian setelah pamit Jessica melangkah dengan
santai.
“Kurangnya Rp 87.500..lagi pakkk” sopir taksi itu menagih angka yang masih belum terbayarkan.
“Hahhhhh !!! “mang Kardi shock, dengan lemas mang Kardi mengeluarkan dompet bututnya dan menarik selembar uang seratus ribuan.
“Aduh, maaf, ada uang pas ?, nggak ada kembaliannya pak..”
“Sudahh, nggak apa-apa” mang Kardi menjawab dengan lemas seperti
sedang mengigau, wajahnya masih bengong, sebentar menatap Jessica yang
sudah menjauh, sebentar menatap sebotol Coca Cola ditangannya.
”Wahhh…. Terimakasih pak !! ” mobil taksi itupun berlalu
“Whaduhhhh….kembaliannya Oiiiiii!!” tiba-tiba Mang Kardi berteriak.
Wajahnya tambah kusut, rupanya ia baru tersadar, setelah suara taksi
itu menghilang dikejauhan. Mata Mang Kardi melotot menatap sebotol Coca
Cola ditangannya, Coca Cola termahal didunia seharga seratus ribu
rupiah. Mulut pria itu terbuka lebar, matanya berkaca-kaca..
————————————————-
Seorang wanita cantik berwajah angkuh menarik seorang pria berotot
dan berkulit hitam ke kamarnya. Tidak berapa lama terdengar sebuah suara
yang sudah tidak asing lagi. “Plokk… plokkk.. plokkk…Ahhhhh…Ahhhh”
terdengar suara rintihan seorang wanita yang tengah diamuk gelombang
birahi.
“Unnggghhhh… Ahhhhhhhh” seorang pria berkulit hitam tampak sedang
asik menunggangi wanita berwajah cantik itu dari belakang, batang
kemaluannya yang hitam besar memompa vagina wanita cantik itu dengan
buas.
————————————-
Sementara itu, seorang gadis berwajah imut tengah mengarahkan
kameranya , dari sela-sela pintu kamar. Ibu tiri dan pria tidak dikenal
tengah asik saling melampiaskan nafsu bejat mereka, sangking nafsunya,
mereka lupa untuk mengunci pintu kamar.
“Woiiii…!! Ngapain loe…!! ” suara bentakan itu membuat Jessica melompat karena kaget.
“Hepppppsh….!! Gubraggg…..!! Sialan!! ” pria itu terjatuh ketika
hendak menangkap Jessica karena kakinya terkait kaki meja di ruangan
itu.
Jessica melompat dan berlari meloloskan diri, sementara dari belakang, seorang pria mengejar gadis itu.
“Non Jessy…” seorang wanita tua tergopoh-gopoh meletakkan barang bawaannya dari pasar.
“Mbok Nartiiii….!! ” Jessica bersembunyi ketakutan dibalik punggung Mbok Narti.
“Plakkkk… Aduh!! ” Mbok Narti hampir terjatuh ketika pria tidak dikenal itu menamparnya.
“Nonnn…, lari Non! ” Mbok Narti memegangi kaki si pria tidak dikenal yang hendak mengejar Jessica.
Gadis itu berlari masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamarnya.
Terdengar langkah-langkah kaki menuruni anak tangga,
“Ada apa Herman?” Wanita cantik berwajah angkuh itu bertanya
“Dia merekam kalian” Herman menunjuk pintu kamar Jessica.
“Dobrak pintunya….” wanita cantik itu memberikan perintah pada pria berotot dengan kulit hitam disampingnya.
Tanpa banyak bicara Umar menghampiri pintu kamar Jessica. Terdengar
suara benturan keras berkali-kali ketika Umar hendak mendobrak pintu
kamar gadis itu.
“Mbokkk Nartiiii !! Mbokkkkk….!! ” terdengar suara Jessica yang ketakutan
memanggil-manggil Mbok Narti dari dalam kamar.
“Nonn Jessy, hati-hatiii Nonnnn….!!Lariiiii Nonnnnn… Lariiiii!! “
Entah mendapat tenaga dari mana Mbok Narti mendadak bangkit dan
menerjang tubuh Umar yang tinggi besar, dengan berani Mbok Narti
menerjang , mencakar dan memukuli Umar. Tangan Mbok Narti menjambak
rambut Herman.
“Huggghhhh!! ” pukulan Umar bersarang di ulu hati wanita tua itu,
pandangan Mbok Narti berkunang – kunang, wanita tua itu roboh ke lantai,
“Nonnn Jessssssyyyyyy…. Hhhhhhh” ia akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.
“Brakkkkk…..!! ” Pintu kamar Jessica terbuka dengan kasar, Herman dan
Umar menerjang masuk kedalam , mereka mencari-cari gadis itu.
“Bangsat….” Herman mendengus kesal sambil memandangi jendela kamar yang terbuka lebar.
“Sialan…., Bukkkk” Umar menendang pinggang Mbok Narti, kalau saja
wanita tua itu tidak menghalangi dirinya, pasti Jessica dapat
tertangkap.
————————————-
Sementara itu….
” Hhossshhh… Hossssshhhh…! ” Jessica menghentikan kayuhan sepedanya
Tenggorokannya terasa panas, beberapa kali ia menelan ludah.
“Haus….., Glekkk.. Glekkkk” Jessica menaruh sepedanya dipinggir
jalan, kemudian dengan hati-hati ia menyeberang jalan menuju sebuah
warung, setelah membeli teh botol dengan gembira ia kembali menyeberang
dengan membawa seplastik teh botol lengkap dengan sedotannya.
“Ehhhh….hilanggggg….!! ” Jessica kebingungan mencari-cari sepedanya
yang hilang, dan yang lebih membuat Jessica bingung ia tidak tahu berada
dimana
“Dimana ini ya ??? ” Jessica belum pernah pergi sejauh ini.
Tidak terasa malam mulai menjelang, jalanan itu semakin sepi. Jessica
bersandar ditiang listrik, wajahnya menengok kearah suara sirine….
“Haaaaa….! ” tubuh Jessica mendadak terpaku ketika dua orang polisi turun dari mobil dan menghampirinya.
“Boleh saya lihat KTPnya…” Polisi bertubuh jangkung bertanya padanya
Jessica menggelengkan kepalanya “Nggak punya….”
“Kartu Pelajar…? Atau Kartu Identitas lainnya ?”
“Nggak ada…”Jessica menunduk ketakutan.
“Hmmmm…., Kamu pasti PSK ya…, malam-malam keliaran….” rekan si kurus yang bertubuh atletis langsung menuduh seenaknya.
“Yeeee…, bukan pak, saya Jessica Andres…, bapak nyariin PSK ya ? saya
nggak kenal tuhhh…”Jessica menjawab dengan polos sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Nggak usah pura-pura bodo kamu..!! ” si kurus mencekal pergelangan tangan Jessica.
“Naikkk….!! ” tiba-tiba tangan si kurus menepuk pantat Jessica sambil
cengengesan. Si kurus duduk dibelakang kemudi. Mobil patroli itu
meluncur membawa Jessica menuju daerah pinggiran dan berhenti di sebuah
gudang tua.
Briptu Anang menarik tangan Jessica, sedangkan Briptu Sohib mengikuti
dari belakang. Tubuh Jessica terseret-seret, sesekali Briptu Sohib
mendorong punggung gadis itu. Di dalam gudang tua, Jessica menepiskan
tangan salah seorang dari mereka yang meremas pinggulnya.
“He he he…, nggak usah pura-pura….”
“Anggap aja ini sebagai pengganti uang jaminan…”
“Nama kamu Jessica…?
Jessica menganggukkan kepala
“Nahhh…saya Anangg, ini Sohibbb….” tanpa diminta kedua polisi itu memperkenalkan diri mereka pada Jessica.
Jessica Andres menepiskan Tangan Briptu Anang yang terjulur hendak
mencomot payudaranya. Ia tersudut ketakutan sementara Briptu Anang dan
Briptu Sohib terkekeh- kekeh menghampirinya.
“Ehhhh…, rupanya kamu gesit juga ya…. hehehe” Jessica meloloskan dirinya dengan gesit dari terkaman Briptu Sohib
“Pasti gesit kamu juga dalam bercinta… ha ha ha”
Jessica berlari menuju pintu gudang,
“Ceklek.. ceklekkkk…. Ceklekkk” tangannya yang mungil menarik-narik
berusaha membuka pintu gudang itu. Jessica menolehkan kepalanya kearah
Briptu Sohib ketika telinganya mendengar suara kunci berdentingan.
“Siniin kuncinya….!” Jessica cemberut, wajahnya yang masam tidak mengurangi kecantikan gadis itu.
“Kamu yang kesini hehehe” Briptu Sohib mengayun-ngayunkan kunci di tangannya.
“Yeeeee.!! Disuruh malah balik nyuruh…! Gimana sich?!” Jessica menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal.
Perlahan-lahan ia melangkah mendekati Briptu Sohib, tangan mungilnya
terjulur hendak meraih kunci yang terayun-ayun di tangan kiri Briptu
Sohib.
“Heittt…, Nahhhh kenaaaaa…. Ha ha ha” tangan kanan Briptu Sohib dengan sigap mencekal pergelangan tangan Jessica.
Jessica berusaha menarik-narik tangannya, Briptu Anang dan Briptu
Sohib malah tertawa-tawa, dengan sekali sentak tubuh Jessica tertarik
kedepan. Kedua tangan Briptu Sohib membelit pinggang Jessica, tubuh
Jessica yang mungil terangkat dalam dekapan Briptu Sohib.
“Euhhhh… Huhhhh Nguhhhhhh….” Jessica menghindari ciuman-ciuman Briptu
Sohib, kedua tangannya menekan kedepan berusaha melepaskan dirinya dari
dekapan Polisi bejat itu.
“Hemmmm… Emmmmmm….”Mulut mungil Jessica dikulum oleh Briptu Sohib,
kedua tangan Jessica yang tadinya digunakan untuk mendorong kini
digunakan untuk berpegangan pada bahu polisi bejat itu.
“Ehhhh…., minta lagi rupanya hehehe” bibir Briptu Sohib segera menyongsong mulut Jessica yang meruncing .
“cupp… Cuppp Cuppppsshh ” beberapa kali bibir Jessica berkecupan
dengan bibir Briptu Sohib yang dilanjutkan dengan kuluman – kuluman
rakus pria itu. Setelah puas mengulum bibir Jessica, Briptu Sohib
mengendurkan dekapannya sehingga tubuh gadis itu merosot turun.
Setelah melepaskan tas ransel dari punggung Jessica, Briptu Anang
mengambil posisi bersujud dibelakang tubuh Jessica sambil merayapkan
tangannya ke balik rok mini gadis itu, Briptu Anang meraba selangkangan
Jessica.
“Ehhh…, jangan ditarik atuhhhh….!!” Jessica menolehkan kepalanya ke
belakang sambil menghardik Briptu Anang, dengan kasar Jessica Andres
menepiskan tangan Briptu Anang.
“Enggak koq, cuma dibuka !! Srettttt…..” tangan Briptu Anang menarik turun resleting rok mini Jessica.
Jessica tampak marah dan hendak membalikkan tubuhnya namun tangan
Briptu Sohib yang kekar memeluk pinggangnya, setelah menelan ludah
Briptu Sohib menundukkan kepalanya. Perhatian dan kemarahan Jessica
teralihkan oleh kecupan-kecupan Briptu Sohib dibibirnya. Jessica
mengalungkan kedua tangannya pada leher Briptu Sohib, gadis itu membalas
kuluman-kuluman panas Briptu Sohib. “Hemmm.., Emmmmhhhh….., Hemmmmm”
Perlahan-lahan tangan Briptu Anang menarik rok mini gadis itu turun,
setelah meremas-remas gumpalan buah pantat Jessica yang masih tersimpan
di balik celana dalamnya, tangan Briptu Anang menarik celana dalam
Jessica. Kedua tangan Briptu Anang mendekap pinggul Jessica, kemudian
polisi bejat itu mengendus-ngendus belahan pantat Jessica sambil
menciumi gumpalan buah pantat gadis itu yang lembut dan padat. Jessica
menggoyang-goyangkan pinggulnya berusaha menghindari rasa geli akibat
elusan-elusan lidah Briptu Anang yang menggeliat-geliat dengan lembut
menikmati sela-sela buah pantatnya. Tangan Briptu Anang menekan buah
pantat Jessica sampai lubang anus gadis itu terekspos dengan jelas,
lidah Briptu Anang menelusuti lingkaran dubur Jessica, terkadang lidah
itu menggelitiki lubang anus gadis itu. Briptu Anang berdiri dikanan
Jessica sedangkan Briptu Sohib berdiri di sebelah kiri, kedua polisi
bejat itu perlahan-lahan menelanjangi Jessica, gadis itu hanya
menolehkan kepalanya ke kiri kadang kadang ke kanan menatapi wajah mesum
Briptu Anang dan Briptu Sohib. Dengan santai, Briptu Anang dan Briptu
Sohib melepaskan pakaian dinas mereka , kini didalam gudang tua itu
Jessica Andres berdiri dihimpit di sisi kiri dan sisi kanan oleh dua
orang polisi bejat lengkap dengan senjata yang menggantung
diselangkangan mereka. Kedua tangan polisi bejat itu berkeliaran di
pinggul, pinggang dan buah dada Jessica. Jika Jessica menolehkan
kepalanya menatap Briptu Anang bibirnya segera dikecupi kemudian
dikulum-kulum oleh Briptu Anang, sedangkan jika Jessica menolehkan
kepalanya menatap Briptu Sohib maka mulut Briptu Sohib langsung mencecar
bibir mungil Jessica dengan sangat bernafsu.
“Eitttt…!! Apa-apaan nih…, seenaknya….” Jessica Andres mendorong kepala Briptu Anang yang hendak menyusu di payudaranya.
Briptu Anang Hanya dapat menggaruk-garuk kepalanya,
“Hahaha!!” Briptu Sohib bergerak kebelakang tubuh Jessica kemudian
dari belakang Briptu Sohib menangkap kedua lengan gadis itu dan menarik
kedua lengan gadis itu ke belakang, secara otomatis dada Jessica
membusung ke depan.
Mata Briptu Anang melotot memandangi buah dada Jessica yang kecil
namun tampak keras dan padat itu membusung dengan indahnya. Kedua tangan
Briptu Anang mendekap induk payudara Jessica. Perlahan-lahan tangan
Briptu Anang bergerak meremas-remas induk payudara gadis itu dengan
lembut, namun semakin lama remasan-remasan Briptu Anang semakin kuat dan
liar. Jessica menggerak-gerakkan dadanya berusaha menghindari
remasan-remasan Briptu Anang.
“Uuuuu…, Uhhhhhhh…., Heiiii….!!” Jessica melotot marah ketika Briptu
Anang menarik-narik puting susunya, pilinan-pilinan Briptu Anang di
puting susunya semakin lama membuat mata Jessica menjadi sayu.
“Yaaaa…, Yaaaaa,,yaaaa…betul Begitu…! Enak…, Enakk” Jessica dengan polos mengungkapkan perasaannya.
“Oucchhh…, Ya betul, ngehehhhhh, Bagusssssss,” Jessica menceracau
panjang lebar ketika Briptu Anang menundukkan kepalanya dan menciumi
bongkahan induk payudaranya, ia mendesah panjang ketika mulut Briptu
Anang hinggap di puncak payudaranya dan mengenyotnya kuat-kuat.
Ketika Briptu Sohib melepaskan kedua tangan Jessica gadis itu
langsung mendekap kepala Briptu Anang sambil menekankan kepala Briptu
Anang dengan kuat kearah dadanya. Jessica mendesah-desah ketika
merasakan cumbuan liar Briptu Anang di buah dadanya. Briptu Sohib
berlutut dibelakang tubuh Jessica dan menarik pinggul gadis itu agar
lebih menungging ke atas, mata Briptu Sohib berbinar-binar menatap dua
buah lubang dihadapan wajahnya, lubang anus dan lubang vagina Jessica
Andres.
“Plakkkk!!!, Euhhhh…”, “Plakkkkk!! aduhh!!!” Jessica mengaduh karena Briptu Sohib menampar-nampar buah pantatnya dengan keras.
Hidung Briptu Sohib kembang kempis mengendus-ngendus anus Jessica,
kemudian lidah Briptu Sohib terjulur keluar masuk seperti lidah seekor
ular.
“Ahhhhhh…, Ouuhhhhhhh, Yahhhhhhhh, Uhhhhh…,” Jessica baru kali ini
merasakan kenikmatan bersama dua orang pria sekaligus, ohhhh beda sekali
kenikmatan ini, begitulah pikiran Jessica.
“Slllckkk…, Slllccckkk, Slcccckkkkkk….” Briptu Sohib semakin rakus menjilati cairan vagina Jessica.
“Haaaaaaaa…!! Crrrttt Crrrrrr Crrrrttt ” tubuh Jessica menengang kemudian bergetar dengan lembut.
Briptu Anang menghamparkan kardus-kardus bekas kemudian menarik tubuh
Jessica turun. Jessica duduk di atas hamparan kardus bekas, Briptu
Sohib berlutut dibelakang punggung Jessica sambil mengangkangkan kedua
lututnya. Kedua Tangan Briptu Sohib menarik baru Jessica kebelakang agar
gadis itu bersandar dengan rileks, Briptu Sohib merasa geli ketika
batang kemaluannya yang menengang bergesekan dengan punggung Jessica.
“Ehhh….” Jessica menghentakkan kaki kanannya ketika Briptu Anang mengelusi permukaan pahanya.
“Whoaaaa….! ” Jessica menjerit kaget ketika Briptu Anang tiba-tiba
menerkam selangkangannya, mulut Briptu Anang mengecupi permukaan vagina
Jessica dengan nafas yang memburu karena nafsu yang bergejolak.
Sementara Tangan Briptu Sohib mengelusi payudara Jessica,
dipelintir-pelintirnya putting susu Jessica yang semakin runcing
mengeras. Mulut Briptu Anang mengecupi bibir vagina Jessica, sesekali
diemutnya lubang vagina itu, mengenyoti cairan-cairan gurih yang meleleh
di selangkangan Jessica.
“Ennnnnnhhhhh…..” Jessica mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas
“Ahhssssshhhh…. Crrrrrrtttttttt… Blukkkk” pinggul Jessica kembali terjatuh keatas hamparan kardus bekas.
Nafas Jessica terengah-engah, tubuhnya menggeliat perlahan, sesekali
tubuh Jessica menggigil kegelian tidak kuat menahan aksi dua orang
polisi bejat yang terus menggerayangi tubuhnya yang berpeluh. Briptu
Anang menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan vagina Jessica,
gadis itu hanya memandangi wajah Briptu Anang sambil sesekali menekuk
wajahnya ke arah penis Briptu Anang, sesekali Jessica menarik pinggulnya
ketika merasakan tekanan kepala penis dibelahan bibir vaginanya.
“Lohhhh ? Kenapa ?” Briptu Sohib bertanya keheranan karena Briptu
Anang menghentikan aksinya yang hendak menusuk lubang vagina Jessica.
“Hhhhhh…, jujur saja, saya agak capek….”
“Hemmmm, Iya juga…….saya juga capek Hari ini”
“Gimana kalau kita beristirahat untuk memulihkan tenaga, setelah itu baru kita garap gadis ini sampai puasss….”
“He he he… saya juga merasa sayang kalau baru masuk langsung ngecrot lantaran nggak Fit….”
Briptu Anang dan Briptu Sohib berbaring di sisi kanan dan kiri
Jessica sambil memeluk erat-erat tubuh gadis itu. Jessica berulang kali
menepiskan tangan-tangan nakal yang merayapi tubuhnya, beberapa saat
kemudian terdengar suara dengkuran di samping kanan dan kirinya.
Perlahan-lahan Jessica melepaskan dirinya dari dekapan dua orang polisi
bejat yang kini sedang mendengkur, tertidur dengan pulas. Jessica
mengenakan pakaiannya kembali, dengan berjingjit-jingjit Jessica
mencari-cari kunci pintu gudang. Ia mencoba untuk mencari alternatif
lain, tangan mungilnya membuka jendela “Huuuhhh…, Ular…,!!” Jessica
mundur ketakutan ketika menenggokkan kepalanya ke bawah, menatap seekor
ular tengah bergelung membelit seekor binatang pengerat.
“Nggak.. ada….kemana ya kuncinya ? ” Jessica menghela nafas panjang,
mata Jessica menatap dua batang penis yang tergolek di selangkangan
Briptu Anang dan Briptu Sohib, Hmm, Jessica berpikir dengan keras.
Perlahan-lahan Jessica membuka tas ranselnya, tangannya mencari-cari
sesuatu. Dengan dua petasan besar, pematik api dan seutas benang
layangan berada ditangannya Jessica mendekati dua orang polisi bejat itu
yang masih tidur mendengkur. Dengan Hati-hati Jessica mengikat leher
Penis Briptu Anang , dengan benang layangan, kemudian tangan Jessica
mengikatkan ujung lainnya pada leher penis Briptu Sohib, sebuah simpul
mati, kalau sudah terjerat, sulit untuk dilepaskan.
“Ckesshh, Ckesssshhhh” Jessica menyalakan sumbu petasan dengan pematik api ditangannya.
“Nyalaaaaa….! Uhhhh, sembunyiii…..” setelah menyambar tas ranselnya,
Jessica berlari kecil dengan berjingjit-jingjit, gadis itu
membalikkan sebuah kardus bekas TV dan bersembunyi di dalamnya, untuk
sesaat suasana berubah hening kemudian terdengar sebuah ledakan dua
kali berturut-turut.
“Dhuaaaarrrrr….!!!! Dhuarrrr!!! ” dua petasan itu meledak beriringan
sehingga Briptu anang dan Briptu Sohib tersentak terbangun dan melompat
kearah yang berlawanan…… >>
“Nghekkkkk…” “Hekkkkhhhhh”
Briptu Anang dan Briptu melotot sambil memegangi selangkangan mereka
ketika merasakan sesuatu di sana. Mereka terjerat dan tertarik dengan
kuat
“Haduhhhhhh…., “
“Wha Haaaaaaa….., Ekkkhhhh…..Copot Dahhh!! “
Dari dalam kardus Jessica mengintip melalui lubang kecil di kardus
itu, ia menekapkan telapak tangan kiri ke mulutnya untuk menahan tawa
yang hendak mengelegak keluar. “rasainnnnn….! Digantung….”
Dengan bersusah payah , setengah mati, kedua polisi bejat itu
akhirnya berhasil melepaskan kepala penis mereka yang sempat “digantung
ditiang gantungan”
“Sialan…!”
“Mana itu cewe….!”
“Brak.. Brakkk…” terdengar suara daun jendela membuka dan menutup
tertiup oleh angin malam. Briptu Anang melangkahkan kakinya dengan
terseok-seok, kemudian melongokkkan kepalanya keluar jendela.
“Jangan-Jangan…. Dia nyebur Nehhhh….!! “
“Udah.. Ahhh!! Buruan….”
Dengan sedikit mengangkang Briptu Anang dan Briptu Sohib melarikan diri meninggalkan gudang tua di belakang mereka.
“Zzzzzzzz…. Zzzzzzzzzzz……..” setelah beberapa kali menguap lebar,
Jessica mengatupkan kedua matanya, gadis itu tertidur dengan pulas
dibuai oleh dinginnya malam.
**********************
Keesokan harinya
Matahari pagi bersinar dengan hangat ketika sebuah kardus di gudang
tua itu perlahan-lahan terangkat “Brukkkkkk” suara kardus itu yang
terhempas kesamping. Jessica menggeliatkan tubuhnya, tidak berapa lama
pintu gudang tua itu terbuka perlahan, setelah menengok ke kiri dan ke
kanan Jessica melangkahkan kakinya menjauhi gudang tua di belakangnya.
Seorang gadis berjalan di tengah keramaian, pakaiannya yang kumal dan
debu tebal yang memoles wajahnya tidak mengurangi kecantikan dan
keimutan wajahnya.
“Auhhhh…..” Jessica memegangi perutnya, lapar, dan haus mengundangnya
ke sebuah restoran. Matanya memandangi sebuah meja makan, ada tiga
orang yang sedang duduk mengelilingi meja, namun di atas meja itu ada
empat mangkuk mie baso, wahhhhh lebih satu porsi nih, dengan
tergopoh-gopoh Jessica menghampiri meja itu dan langsung duduk di atas
kursi yang kosong.
“Terima kasih Ommmmm….” setelah berterimakasih dengan polos Jessica
langsung menyeruput semangkuk mie baso “Nyammmm, Nyammmmmmm” Jessica
menyantap semangkuk mie baso dengan lahap.
“Heiiiii…!! ” seorang Om dengan tampangnya yang garang menghampiri
dan hendak menghardik gadis itu, namun gerakannya terhenti ketika
seorang pria mengangkat tangannya, pria itu memandangi Jessica.
Si Om garang memesan semangkuk mie baso lagi untuk mengisi perutnya.
“Uffff….” Jessica bersandar pada kursi, perutnya kenyang, rasa
hauspun hilang, hanyut dengan semangkuk ice cream dan segelas air jeruk.
“Bosss…” seorang pria berwajah dingin melirik kearah Jessica.
“Bawa dia….” dengan singkat pria berwajah kejam itu menjawab.
Dengan tersenyum-senyum pria berwajah dingin itu menuntun lengan
Jessica masuk kedalam mobil. Setelah berhenti disebuah Mall, seorang
pria turun dari mobil membelikan pakaian untuk Jessica. Tidak berapa
lama mobil itu kembali meluncur ke sebuah Spa&Salon. Hari sudah
menjelang sore ketika seorang pria menuntun tangan Jessica menuju
lapangan parkir.
“Hemmmmm….” Si pria berwajah kejam menatap Jessica yang kini sudah
kinclong abis, cute, imut, cantik dengan pakaian kaus ketat tanpa lengan
dan rok mini.
Si pria berwajah kejam menarik Jessica ke dalam mobil, kemudian
didudukkannya gadis itu di pangkuannya dalam posisi menyamping,
sementara ketiga anak buahnya tersenyum kecil sambil berjaga-jaga
disekitar mobil yang sedang parkir di paling sudut. Jessica terdiam
sambil memandangi tangan laki-laki itu yang mulai merayapi permukaan
pahanya, bahkan tangan itu dengan kasar menyibakkan rok mini yang
dikenakan olehnya.
“Degggg…!!!! ” jantung si pria kejam hampir melompat ketika Jessica
mengangkangkan kedua kakinya melebar, paha yang kencang putih, halus,
lembut. Tangan si pria kejam merayapi permukaan celana dalam Jessica,
ditekan-tekannya permukaan celana dalam gadis itu di bagian belahan
bibir vaginanya, cairan-cairan kewanitaan Jessica seolah-olah membantu,
membuat sebuah cetakan yang indah di selangkangan gadis itu.
“Ehhhh…..!! ” Jessica meringis sambil memegangi tangan si pria kejam
yang menggesek -gesek dengan kuat cetakan belahan bibir vaginanya. Wajah
Jessica yang sensual ketika meringis membuat pria kejam itu semakin
bernafsu untuk menggeseki sela-sela cetakan bibir vaginanya.
Hidung si pria kejam mengendus-ngendus rambut Jessica sambil sesekali
bibirnya mencium dan mengecupi bibir gadis itu, ” Ehhhhsssssshhhhh….
Crrrr.. Crreetttttttttttt” tubuh Jessica bergetar dan mengejang, lubang
vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat. Si pria kejam mendudukkan
Jessica disampingnya kemudian pria kejam itu membuka ikat pinggang dan
menarik resleting celana yang dipakainya. Benda panjang itu tegak,
ereksi dalam keadaan maksimal, kemudian tangan si pria kejam menekan
kepala Jessica ke arah selangkangannya. Jessica menggeser pinggulnya
menjauh agar ia lebih leluasa menunduk.
“Cuphh… Cupppp… Emmmm….” Jessica menciumi kepala kemaluan si pria
kejam, mata pria itu menatap tajam pada gadis itu yang sedang mengecupi
kepala penisnya.
Sambil bersandar santai tangan si pria kejam menjejalkan batang
kemaluannya ke mulut mungil Jessica. Ada kepuasan yang tersirat dari
ekspresi wajah si pria kejam, nampaknya service Jessica tidak
mengecewakannya. Cukup alott peperangan yang terjadi antara batang lidah
Jessica dengan batang penis si pria kejam itu berlangsung.
“Argghhhh….” tibat-tiba si pria kejam menjejalkan batang penisnya
dalam dalam kedalam mulut Jessica sampai gadis itu termegap-megap
kesulitan bernafas. “Croottttt…. Croootttt”
“Uhukk… uhukkk…, ” Jessica menarik kepalanya, gadis itu
terbatuk-batuk tersedak oleh air mani si pria kejam yang sebagian
meleleh keluar melalui sela-sela bibirnya. Setelah memberikan sekaleng
coca cola, tangan si pria kejam membelit sambil menarik tubuh gadis itu
agar merapat, kemudian ia memeluk erat-erat tubuh Jessica yang sedang
meneguk sekaleng Coca Cola.
“Tukk… tukkk tukkkkk!! ” tangan si pria kejam mengetuk pintu kaca
mobil, ketiga anak buahnya segera masuk kemobil, wajah mereka yang mesum
memandangi Jessica yang tengah dipeluk erat-erat oleh si pria berwajah
kejam. Mobil itu meluncur menuju sebuah gedung tua di daerah pinggiran
yang sepi penduduk, si pria berwajah kejam menggandeng pinggang Jessica,
sementara anak buahnya memimpin jalan didepan sambil tersenyum-senyum.
Terdengar suara langkah-langkah kecil tidak berapa lama ketika bel itu
ditekan, seorang gadis cantik membukakan pintu. Sepertinya usia gadis
itu sekitar 23 tahunan. Gadis itu hendak menghampiri sipria kejam namun
si pria kejam itu malah mendorongnya ke arah anak buahnya. Dua orang di
ruangan itu yang berpakaian seragam polisi terbengong dengan mulut
terbuka lebar menatap Jessica. Waduh Briptu Anang dan Briptu Sohib
ternyata polisi gadungan.
“He he he… , sudah saatnya loe layani kami semua….” Si codet merayapkan tangannya ke pinggul gadis itu.
“Plakkkkk…., ” sebuah tamparan mendarat diwajah Si codet
“Plakkkkk…, Awwwwwww ” gadis itu terkejut ketika si codet membalas
memamparnya kemudian menjambak rambutnya yang terurai dengan indah.
“Si boss udah punya mainan baru….!! artinya sudah waktunya lo jadi
mainan kami semua!!” si codet melepaskan ikat pinggangnya kemudian para
anak buah si pria kejam yang baru datang juga ikut berbugil Ria. Gadis
itu memandangi batang-batang penis berbagai ukuran yang mulai
mengurungnya.
“Om, kasihan dia… ditolong dong Om….” Jessica benar-benar tidak tega melihat gadis itu meronta-ronta sambil menangis.
“kamu baik sekali sayang…, jangan kuatir, nggak lama lagi dia akan
mendesah-desah nikmat…!! He he he, ayo kita tonton bersama suguhan yang
mengasikkan ini…”setelah melepaskan celana dalamnya sendiri, tangan si
pria kejam bergerak menelanjangi tubuh Jessica kemudian memangku tubuh
gadis itu.
“Ommmm, dia nggak nangis lagii…, mereka baik ya ?” Jessica
memperhatikan wajah gadis itu, tidak ada lagi air mata yang menetes
dimatanya, yang ada hanya desahan kepuasan ketika sebatang penis memompa
lubang vaginanya. Dua orang Lainnya tengah menyusu sambil meremas-remas
gundukan payudara gadis itu yang membusung dengan indah. tangan-tangan
lain berkeliaran ditubuhnya.
“Ajari dia….., ingat hati-hati, gadis ini masih perawan….” Si boss mendorong tubuh Jessica.
Empat orang pria segera membimbing tubuh Jessica ke tengah ruangan,
dengan lembut mereka mengusap-ngusap tubuh Jessica, keempat orang itu
begitu menikmati kelembutan dan kehalusan tubuh gadis yang baru
menginjak usia 16 tahun itu. Buah dadanya diremas dan sesekali dikecup
dengan lembut, lubang anus dan lubang vaginanya menjadi mainan
lidah-lidah nakal yang semakin liar mengeliat menggelitik kesana kemari.
Nafas Jessica semakin berdesahan ketika seseorang menggerakkan jarinya
menggesek-gesek belahan vaginanya. Orang yang berdiri di belakang tubuh
Jessica mendorong-dorong pinggul Jessica sambil berbisik
“Goyangkan pingggulmu cantik…, ya bagus… teruss”
Jessica menggerakkan pinggulnya maju mundur, menuruti bisikan orang
itu, kadang lambat, kadang berubah menjadi cepat mengikuti
dorongan-dorongan orang itu di bokongnya.
“Ahhhh…, Ahhhhhh….” Jessica memekik kecil ketika merasakan
klitorisnya disentil-sentil oleh sebatang lidah yang terasa hangat dan
basah,
Dua orang yang berdiri disisi kanan dan disisi kiri mengarahkan
tangan Jessica pada dua batang penis yang menggantung disebelah kanan
dan di sebelah kirinya.
“Kocok cantikk, yang kuat…, Essshhh”
“diremas , yaaa…, kamu hebat sekali cantik…!! “
Tangan Jessica mulai bergerak perlahan-lahan mengikuti
perintah-perintah yang terus keluar dari mulut para lelaki yang
mengerumuninya.
“Ayoo belajar cantik…., Heeessshhhssss….” seseorang menekan kepala
Jessica kearah selangkangannya sambil menjejalkan kepala penisnya
kemulut gadis itu.
Sedangkan yang seorang lagi menarik pinggang Jessica agar gadis itu
menungging dengan posisi mengangkangkan kedua kakinya. Sesekali Jessica
mengeluarkan penis di mulutnya sambil merintih dan meringis keenakan,
ketika merasakan lidah-lidah kasar yang hangat membelai dan mengulasi
lubang vagina dan lubang anusnya. Bahkan lidah-lidah itu juga
berkeliaran di puting susunya dan menjilati punggungnya yang mulai
lembab basah karena air keringat. Sepasang mata mengintai apa yang
sedang terjadi di ruangan itu. Orang itu tampak semakin gelisah terutama
ketika melihat si pria berwajah kejam mulai mendekati Jessica sambil
memegangi batang penisnya yang sudah sedari tadi ereksi.
“Arggghhhh…tidak !!!, aku harus menyelamatkannya…” orang itu
merasakan ada sebuah perasaan aneh yang mendorongnya ingin melindungi
Jessica Andres, tanpa peduli apapun resikonya.
Pada saat orang itu hendak nekat menerobos masuk….., tiba-tiba hp.
ditangannya bergetar, wajahnya tersenyum lebar dan melirik ke belakang,
entah berapa orang mengendap-ngendap mengurung gedung tua itu. Air hujan
mulai tercurah dengan deras dari atas langit. Seseorang
mengendap-ngendap ke samping orang itu dan berbisik “Kapten…, kami semua
sudah siap…”
Orang itu mengangguk dan memberi tangan dengan tangannya.
“Brakkkkkkk…….!!!! ” suara pintu gedung itu didobrak dengan kasar.
“angkat tangan… !!! ” “jangan bergerak!!”
Mendadak batang-batang kemaluan diruangan itu menciut karena
pemiliknya tersentak kaget, beberapa orang segera mengamankan para gadis
dengan memberikan selembar kain untuk menutupi tubuh mereka. Sedang
yang lainnya sibuk meringkus para lelaki di ruangan itu.
“Ha Ha Ha…, kita berjumpa lagi gadis kecil…!! ” Seseorang menyapa
Jessica yang tampak ketakutan memandangi para polisi yang sibuk
berlalu-lalang, menggeradah seluruh sudut gedung tua itu.
“Ommmm Renegade…!! “Jessica berseru kaget ketika mengenali wajah
orang itu, namun wajah Jessica mendadak pucat pasi ketika menyadari Om
Renegade berpakaian seragam polisi.
“Uhhhhh……..!!! ” Jessica melempar kain ditubuhnya dan melompat melarikan diri
“Hahhhhhh…..” Waduhhhhhhh….” “Wuesissstttt” “Wowwwww ” mendadak
terdengar suara – suara spontan, baik itu dari mulut para polisi maupun
dari mulut para penjahat ketika melihat Jessica melarikan diri dalam
keadaan telanjang bulat
Gadis itu berlari ketakutan sementara seseorang mengejarnya dari
belakang sambil berulang kali memanggil gadis itu “Gadiisss kecillll…,
Jessica….!!Tunggu!!! ” Orang itu tambah kuatir dan berusaha mengejar
gadis itu ketika menyadari Jessica berlari dipinggiran sungai.besar yang
sedang mengamuk.
“Hati-hatiiiii……!!!” Orang itu berteriak kaget melihat Jessica
kehilangan keseimbangan dan tidak dapat mengendalikan tubuhnya akibat
lumpur yang menggenang.
“Awwwwww……..!!! Dukkkk” Tubuh Jessica seperti melayang sesaat sebelum
akhirnya tubuhnya meluncur deras kearah sungai besar yang sedang
begejolak, kepalanya terasa sakit sekali terantuk batu besar, padangan
matanya serasa gelap gulita.
“Byurrrrrr…., Haeeppppp,,, Glukkkk…, Glukkkkkk Glukkkkkk”
Ohhhhh, airrrr, tenggelam semakin dalam, nggak bisa napas, sesak, minum air banyak, begitulah isi pikiran Jessica.
Byurrrrr…..” terdengar suara tercebur yang kedua, seseorang mengejar tubuh Jessica yang semakin tenggelam,
Biarpun orang itu merasakan paru-parunya hampir meledak namun entah
perasaan aneh apa yang memacu tenaga orang itu semakin hebat mengejar
tubuh Jessica yang semakin tenggelam. Orang itu akhirnya berhasil meraih
tangan mungil Jessica dan menarik tubuh gadis itu ke permukaan. Tubuh
Orang itu dengan susah payah membawa tubuh Jessica mencapai tepian,
berkali-kali tangannya menepuk-nepuk pipi Jessica sambil
memanggil-manggil nama gadis itu. “Jessica.! Jessica! Gadis kecil! “
Jessica membuka matanya sedikit, bibirnya tersenyum sambil memanggil
nama orang itu “Om Reee… neeee.. gadeeeeeee… Hhhhhhhh” Jessica Andres
terkulai pingsan dalam pelukan orang itu yang semakin panik, tidak
berapa lama terdengar sirine mobil ambulance meninggalkan tempat itu.
------------------------------
“Emmmmhhh….,” Jessica membuka matanya, tangan mungilnya merayap di
kepalanya yang diperban, seorang pria tersenyum lega, sudah beberapa
hari ini ia tidak tidur, menjaganya dengan penuh perhatian.
“Emmmm, Papa….” Jessica memincingkan matanya, bibirnya tersenyum ketika mengenali orang itu.
“Haausssss…” Jessica menatap orang disampingnya, Mbok Narti
membantunya duduk dan memberikannya segelas air hangat, “Glukkk…,
Glukkkk.., Glukk” ia menenguknya sampai habis.
Tidak terasa sudah empat bulan berlalu semenjak Jessica tersadar, sadar akan siapa dirinya, terdengar
suara air shower di kamar mandi, Jessica membasuh tubuhnya dengan
sabun, memejamkan matanya menikmati kucuran air shower yang hangat.
Setelah selesai ia melangkah ke hadapan kaca, melepaskan handuk yang
membalut tubuhnya, menyadari tubuhnya yang berkembang pesat, sepesat
kejadian yang terjadi belakangan ini, Ibu tirinya sudah kabur ketakutan
entah kemana karena mbok Narti melaporkan perselingkuhannya dengan para
gigolo, Mbok Narti? sedang pergi kepasar, Papa? Hhhh, kembali sibuk
dengan urusan bisnis walaupun kini sering menelpon untuk menanyakan
keadaan dirinya. Tangan Jessica merayapi gundukan putih yang menggumpal
indah di dadanya, memandangi tubuhnya yang berlekuk halus dan mulus,
sebelum kemudian memakai pakaiannya.
Sama sekali tidak tampak tingkah kekanak-kanakan Jessica, beberapa
film kartun yang dahulu sangat disukai olehnya dilewat begitu saja,
entah kenapa semuanya film-film kartun di TV tampak tidak menarik lagi
dimatanya, hmmmmm, sepertinya kini Jessica lebih dewasa. Terdengar suara
SMS masuk di HPnya, Jessica langsung tersenyum ceria, ia menolehkan
kepalanya ke arah Mbok Narti yang baru pulang dari pasar.
“Mbok… he he he”
“Ehh, lhooo, mau kemana toh Non, makan dulu….”
“Sudah koq Mbok, Jessica pergi dulu yak….”
“Kemana ? Non Jessica mau pergi kemana ?”
“Jalan-jalan…. Dah Mbokkkkk…..”
“Jangan malam-malam pulangnya….” Mbok Narti berteriak.
“Yaaaaaa,, ” Jessica menjawab sambil berlari kecil
”Brrmmm…, Brmmmmmm…..” terdengar suara motor
Jessica tersenyum dan kemudian naik di belakang orang itu, tidak
berapa lama, motor itu membawanya pergi menuju sebuah tempat rekreasi.
“Om Vic, pulang ah, Jessica cape…..” Jessica mengeluh, keningnya berkerut karena Om Vic sama sekali tidak mengubrisnya.
“Omm Vicccc….!! ” Jessica memanggil lebih keras, masih tidak digubris, ditariknya tangan orang itu.
“Ehhhhh ? Kenapa ?” Om Vic bertanya.
“Yeeee, Om Vic, dari tadi Jessica teriak-teriak, koq nggak denger sih ?” Jessica merengut manja.
“Lohhhhh, nggak ada tuh yang manggil, Om Renegade ngga merasa dipanggil” Om Vic menatap Jessica dengan serius.
“Ha Ha Ha Ha…., ” Jessica tertawa lepas, kemudian mencubit lengan Om Vic atau juga Om Renegade laki-laki seusia ayahnya itu.
Sambil bercanda tawa mereka berdua menuju tempat parkir “Brrrmm , Brmmm… Brmmmmm” Suara motor itu terdengar kembali.
“Ayo, masuk…” Om Vic mempersilahkan Jessica untuk masuk, setelah gadis itu masuk kedalam rumah Om Vic menutup pintu rumah.
Jessica duduk di kursi sofa menunggu Om Vic yang sedang mandi,
tangannya membolak-balik majalah, duh, pake bikini semua nih, Jessica
tersenyum kecil, ketahuan rahasia Om Vic yang suka baca majalah seperti
ini.
“Ehhh, Emmm, “Om Vic tampak pucat ketika Jessica membuka-buka majalah dewasa, jatuh sudah gengsinya dihadapan Jessica.
“Ihhh, koq Om Vic suka baca yang ginian sih ?” Jessica menatap nakal, dengan pandangan menyelidik.
“O.., ini,,, Ituuu…, Euuuuu…” Om Vic terbata-bata, tidak dapat
menjawab pertanyaan Jessica, Jessica sengaja membombardir Om Vic dengan
berbagai macam pertanyaan yang mebuat laki-laki itu terbata-bata.
“Enggak, bukan begitu!!!, maksudnya…Om kan laki-laki, kan sebenarnya sah-sah aja kalo cuma liat…sambil masturbasi!!!! Ehhhhh….??!!”
Om Vic keceplosan ketika Jessica memancingnya berdebat sambil
memojokkan kebiasaannya membaca majalah-majalah wanita berpakaian seksi
dan berbikini.
“Ha Ha Ha HA HA”Jessica nggakak pancingannya berhasil, gadis itu tertawa terpingkal-pingkal , ketika wajah Om Vic merah padam.
Om Vic menghampiri Jessica yang sedang tertawa terpingkal-pingkal,
pandangan mata mereka bertemu, perlahan-lahan tawa Jessica berhenti dan
menatap wajah Om Vic. Perlahan-lahan Om Vic berlutut disamping Jessica,
Jessica menatap dengan tatapan mata curiga, mau apa gerangan Om Vic,
sorot mata Om Vic tidak seperti biasanya.
“Jessica, Omm, Ommm..minta, Enggak deh…!” Om Vic mengurungkan mengutarakan niatnya ketika hendak menyentuh paha Jessica,
“Ehhhh…” Om Vic tercekat ketika tangan Jessica memegangi pergelangan
tangannya dan meletakkan telapak tangan Om Vic pada permukaan pahanya.
“Glekkkk…,” Om Vic menelan ludah, ketika telapak tangannya
bersentuhan dengan permukaan paha Jessica yang halus, jantungnya
berdetak kencang ketika mendengar desahan nafas gadis itu.
Kedua Tangan Om Vic menekan bahu Jessica agar gadis itu bersandar
dengan rileks pada sandaran kursi sofa, perlahan-lahan Om Vic
menundukkan wajahnya mendekati wajah Jessica yang bersemu merah,
menambah cantik wajahnya yang imut.
“Cupp.., Cupp, Cuppp” beberapa kali kecupan Om Vic mendarat dibibir mungil Jessica.
Bibir Om Vic melumat lembut bibir Jessica, kedua tangan Om Vic
mengelusi paha Jessica kadang mengelusi pinggangnya yang ramping, tubuh
Jessica pun mengeliat resah, sesekali bibirnya yang mungil mendesah,
itupun kalau Om Vic berbaik hati melepaskan kulumannya pada bibir mungil
Jessica. Jessica terperangah ketika tangan Om Vic menyingkapkan rok
mininya keatas, nafas Om Vic memburu ketika menatap celana dalam Jessica
“Ehhhhh….” Jessica memegangi tangan Om Vic yang hendak menarik celana
dalamnya, dengan lembut Om Vic mengecup kening Jessica berusaha agar
gadis itu merasakan ketenangan dalam belaian-belaian tangannya.
Perlahan-lahan Om Vic menarik turun celana dalam Jessica, melorot
melalui sepasang pahanya dan akhirnya terjatuh di ujung kaki Jessica.
“WAhhhhhh…..!! ” hanya suara itu yang dapat keluar dari mulut Om Vic
ketika matanya menatap isi celana dalam Jessica, sebuah daerah segitiga
yang dikenal dengan nama vagina mempunyai sebuah lereng yang membelah di
selangkangan Jessica, mirip sebuah garis tipis yang indah, bulu-bulu
tipis menghiasi permukaannya. Jessica merentangkan kedua tangannya
keatas ketika tangan Om Vic menarik lepas baju kaos yang dikenakannya
hingga terlolos melalui kedua lengannya. Ia juga membiarkan tangan itu
merayap ke belakang menarik lepas pengait branya dan kemudian membiarkan
tangan Om Vic untuk menarik lepas branya. Jari telunjuk Om Vic
menyentuh putting susu Jessica, memutarinya hingga semakin meruncing,
kemudian jempol dan jari telunjuk Om Vic menjepit puting itu dan
memilin-milinnya.
“Ommmm……Vichhh…..” Jessica sesekali memejamkan matanya menikmati
permainan Om Vic yang sudah sangat professional, sambil memilin-milin
putting susu Jessica , bibir Om Vic mengecupi bibir mungilnya yang
mendesah-desah. Tubuh Jessica menggeliat erotis menahan gejolak nafsu
yang semakin meluap-luap. Ciuman Om Vic turun kelehernya, Jessica
menolehkan kepalanya ke kanan seolah-olah memberikan jalan bagi kepala
Om Vic untuk menggeluti lehernya yang jenjang.
“Emmm, Eeeeennnhhh…Shhhhh” suara mulut Jessica terus berdesahan.
“Ahhh…! ” Suara mulut Jessica terdengar begitu merdu ketika
ciuman-ciuman Om Vic mulai mengecupi bulatan susunya sebelah kiri,
kelembutan Om Vic membuat Jessica terlena, mulut Jessica meringis
merasakan hisapan-hisapan lembut dipuncak payudaranya, bergantian yang
kiri dan yang kanan. Tiba-tiba Jessica tersentak seperti tersadar kedua
tangannya bergerak mendorong kepala Om Vic yang berada di
selangkangannya, dengan sigap kedua tangan Om Vic mencekal pergelangan
tangan Jessica
“Omm Vic, jangan omm, jangan, Ahhhhh !!” tubuh Jessica mengejang
ketika ciuman pria itu mengecupi bibir vaginanya dengan lembut berusaha
meyakinkan Jessica untuk tunduk dalam permainannya.
“Aaaaa…..! ” Jessica memekik kecil, mulut dan lidah Om Vic seperti
mengetahui bagian-bagian mana yang harus disentuh agar Jessica
mendesah-desah dan memekik keenakan. Belahan vaginanya semakin basah
oleh lelehan-lelehan cairan kewanitaannya. Lidah Om Vic terjulur keluar
semakin lancip dan mengorek-ngorek sela-sela vaginanya.
Punggung Jessica bersandar kebelakang dengan rileks, Jessica membuka
kedua kakinya mengangkang dengan santai, tangan mungil Jessica sesekali
membelai rambut Om Vic yang masih terus asik menyantap daerah intimnya,
koq Om Vic senang amat ya ?? melumat bibir vaginanya, mengorek-ngorek
belahan mungil diselangkangannya bahkan sesekali menghisapi lubang
vaginanya, loh koq berhenti ?? Jessica membuka matanya “Glekkkkk….” Om
Vic membuka celana panjangnya dan melorotkan celana dalamnya , Wow!!!
Duh Om Vic gede amat sich…!! Kata Jessica dalam hati sambil menatap
sesuatu diselangkangan Om Vic yang sudah mengacung keras.
Tangan Om Vic membelai rambut Jessica kemudian menekankan kepalanya
kearah selangkangannya, kedua tangan Jessica mendekap pinggul Om Vic,
benda besar itu mengacung tepat dihadapan wajahnya. Sebuah kecupan
lembut dihadiahkan dikepala penis Om Vic,
“Euhhh….!! ” Om Vic menarik senjatanya ketika Jessica menggigit nakal
leher Penisnya. Om Vic memegang batang penisnya kemudian memukulkan
kepala penisnya ke jidat gadis itu “Plukkkkk”
“Oww, Omm Vic….!!” Jessica cemberut tidak terima kepalanya dipukul
oleh kepala Penis Om Vic, Om Vic hanya tertawa sambil menatap ekspresi
wajah Jessica yang menggemaskan.
“Habis masa, titit Om Vic digigit sih…”
“He he he, jadi harus diginiin yah Om Vic “
Tangan Jessica menggenggam batang penis Om Vic dan mengocokinya
dengan lembut, lidah Jessica terjulur keluar memutari kepala penis Om
Vic sebelum membuka mulutnya dan memasukkan benda itu ke mulutnya. Entah
sejak kapan Jessica dan Om Vic sudah rajin melakukan oral sex,
seakan-akan saling mengisi kekosongan dihati mereka masing, Om Vic
membaringkan tubuhnya diatas kursi sofa, Jessica menaiki tubuh Om Vic
dalam posisi 69. “Emmm, Emmmmmm…. Emmmmmmm” mulut Jessica
mengulum-ngulum kepala penis Om Vic yang mirip Bakso yang kenyal,
rasanya juga mirip, agak-agak asin gitu.
“Sllccckk…, Slccckkkkkk, Slccckkkkkkkkk” batang lidah Om Vic yang
kasar menjilati belahan vagina Jessica, setiap lelehan cairan kewanitaan
Jessica yang meleleh habis diseruput oleh mulutnya sampai kering.
“Haahhhh, Ommm Vicccccccc….. Enn Crrrrr Crrrrrr” Om Vic membuka
mulutnya lebar-lebar menerima lelehan cairan kewanitaan Jessica,
berkali-kali mulut Om Vic memanguti vagina Jessica dan mengenyot dengan
kuat.
“Uhhhh….” Jessica mengeluh ketika pinggulnya ditarik oleh Om Vic,
tubuh Om Vic yang besar menindih tubuhnya yang mungil, liar, kasar dan
menggebu-gebu seakan-akan Om Vic sedang melampiaskan seluruh nafsunya
pada tubuh mungil Jessica dibawah tindihan tubuhnya.
“Enggak, Omm!!, Jangannn…!! ” Jessica meronta keras ketika Om Vic menggesekkan kepala kemaluannya pada lubang vaginanya.
Om Vic menghela nafas panjang kemudian mengurungkan niatnya, senjata
diselangkangan Om Vic yang besar terkulai lemas karena kecewa.
Jessica Andres bergerak diatas sofa,
“Ehhhhh….” Om Vic kaget karena Jessica malah menungging sambil
berkata “Ommm, disini aja yahh…..” Jessica menolehkan kepalanya
kebelakang.
Senjata Om Vic kembali bersemangat, batang penisnya mengangguk-angguk
kemudian kembali berereksi dengan maksimal, Om Vic mengelusi pinggul
Jessica sambil mendekatkan kepala penisnya ke lubang dubur Jessica.
“Ehhh,,, ” Jessica menarik pinggulnya ketika kepala penis Om Vic
mengetuk pintu masuk dilubang duburnya, kedua tangan Om Vic menekan
bongkahan pantat Jessica, kemudian perlahan-lahan ditekankannya kembali
kepala penisnya pada lubang dubur itu.
Nafas Jessica tersedat kemudian memekik kecil ketika lubang duburnya
terkuak lebar. Jessica mengerang kesakitan ketika Om Vic semakin dalam
menekankan batang penisnya sambil perlahan-lahan menarik pinggulnya
merapat keselangkangannya. Tubuh Jessica menggigil merasakan penis Om
Vic mengait lubang duburnya, tangan Jessica tidak sanggup lagi menopang
tubuhnya entah kenapa tiba-tiba tubuhnya terasa berat, perlahan-lahan
Jessica merebahkan dadanya kebawah.
“Essshhh, Shhhhh, sakit…!! Om , sakitttt…!!” Jessica terisak ketika
Om Vic menarik batang penisnya kemudian menyodokkannya kembali, Om Vic
tersenyum membelai-belai pinggang Jessica, ia membenamkan batang
penisnya dan membiarkan Jessica membiasakan diri terlebih dahulu,
dibujuknya agar ia berhenti menangis, agak lama juga Om Vic menunggu
dengan sabar sampai Jessica menghentikan tangisannya.
“Omm Vic lanjutin yach, sayangggg…?” Om Vic bertanya sambil mengelus pinggul Jessica yang hanya mengangguk kecil.
“Owwwssshh, pelan Om !!,Pelannnn”Jessica meringis
Om Vic memacu dengan lebih lembut, perlahan-lahan batang penisnya
keluar masuk kedalam lubang anus Jessica. Setelah agak lama, sedikit
demi sedikit Om Vic mulai meningkatkan tempo serangannya, lebih cepat,
lebih cepat, dan lebih cepat lagi “Plokkkk… Plokkk… Plokkkk… Plokkkk”
tubuh Jessica tersungkur-sungkur kedepan “Ennh, Ennhhh…
Ennnnnnnnnhhh…..”Suara Jessica terdengar seperti rengekan-rengekan
kecil, keringat-keringat halus semakin banyak menyelimuti tubuhnya.
“Auhhhhhhhhhhh, Aaaaaa, Ommmm” Jessica menggeliat-geliat resah ketika
batang penis Om Vic mengaduki lubang anusnya. “Unnnggghhh” Jessica
melenguh ketika penis Om Vic perlahan-lahan menekan sedalam-dalamnya
merojok lubang anusnya sebelum akhirnya mengocoki lubang itu sampai
Jessica berkali-kali terperangah mendapat sodokan-sodokan kuat di lubang
anusnya.
“Ploppp….” Om Vic tiba-tiba mencabut batang penisnya kemudian kembali
melakukan penetrasi membongkar lubang dubur Jessica yang mulai memar
kemerahan, tentu saja tubuh Jessica mengejang setiap kali kepala penis
itu membongkar kembali lubang anusnya yang mengkerut, kali ini setelah
membongkar lubang anus Jessica, Om Vic menjebloskan batang penisnya kuat
kuat “Nghekkkk…, Owwww, Ommmmmmhhh” Jessica meringis, lubang anusnya
terasa ngilu.
Tanpa melepaskan kaitan penisnya dari lubang anus Jessica, Om Vic
menarik pinggul Jessica untuk berdiri, Om Vic menekan punggung Jessica
agar membungkuk, kemudian tangan Om Vic menarik pergelangan tangan
Jessica ke belakang, “Unnnhhh.., unnhhhhh…, ennnnnhhh, Ouffhhh….!!.”
mata Jessica terpejam-pejam ketika tubuhnya terayun dalam posisi orang
yang sedang membungkuk, tubuhnya terdorong-dorong kedepan dalam irama
yang teratur mengikuti helaan batang penis Om Vic yang sedang memacu
lubang anusnya. Sebagian keringat Jessica yang meleleh menetes jatuh
keatas lantai. Sungguh kontras ketika tubuh Jessica yang mungil
terdorong-dorong oleh tubuh besar dan atletis. Ya perawakan Om Vic
memang termasuk tinggi karena suka main basket, rajin berolah raga di
gym untuk menjaga kondisi dan stamina tubuhnya, kalau soal wajah sih mau
gimana lagi udah “Skak Mat” kaya permainan catur.
“Aehhhhh..!!, Ahhhh, Owww !!, Owwwww……!!” Jessica melolong ketika Om
Vic memutar-mutar penisnya mirip seperti sedang mengaduk sesuatu,
Jessica merasa lubang anusnya seperti sedang dibor.
“Ooguhhhh…, Shhhhh….”Jessica mendesah kedua lututnya terasa goyah,
Tangan Om Vic melepaskan tangan Jessica, dengan cekatan kedua tangan om
Vic mendekap pinggul gadis itu agar tidak turun. Om Vic kembali
menggecak-gecakkan batang penisnya “Ploff, Plokkk, Plooobbp, Plokplok…”
begitu dalam dan kuat Om Vic memacu lubang anus Jessica dengan batang
penisnya. Rengekan-rengekan Jessica membuat Om Vic semakin bersemangat
menyetubuhinya.
“Hunnnhhh.., Crrr Crrrrr…” Jessica terkulai, kali ini Om Vic seperti
sengaja melepaskan tubuh Jessica, Om Vic menarik batang penisnya dari
lubang anus Jessica, kemudian membopong tubuh mungilnya masuk ke kamar
Om Vic.
Setelah meletakkan tubuh mungil Jessica, Om Vic menyusul naik keatas
ranjang. Diganjalnya bokong Jessica dengan bantal kemudian didorongnya
kaki Jessica sampai kedua lututnya tertekuk, Om Vic kembali mengarahkan
kepala penisnya dan “Aohhhhhh,,,,!! ” kedua tangan Jessica meremas-remas
seprai ketika Om Vic menghujamkan batang penisnya dengan kuat.
“Hunnnhhh, Uhhhhh…, AHHH..!! AHHHH !! ” tubuh Jessica terguncang
dengan kuat di atas ranjang, mata Om Vic melotot melihat buah dada
Jessica yang terguncang, begitu indahnya payudara Jessica yang
terguncang dengan hebat, wajahnya yang imut tampak semakin menggairahkan
ketika bibir mungilnya mendesah-desah dengan manja.
“OM VIC !! OM VICCC..!! OOOOMM ” Bibir Jessica mengucapkan kata itu
berkali-kali ketika sodokan-sodokan di lubang anusnya semakin kencang
dan kuat, terus memacu berusaha memanaskan nafsu birahinya.
Jessica menarik nafas panjang berkali-kali ketika Om Vic menghentikan
gerakan memacu batang penisnya, berkali-kali mulut Om Vic melumat bibir
mungil Jessica , mengecupi, melumat, dan memangutinya. Tangan Om Vic
mencekal pergelangan kaki Jessica, diletakkan kedua kaki Jessica
dibahunya dalam posisi mengangkang “OOWAAHHHH…!! ” kembali terdengar
jeritan keras Jessica , gadis itu tampak kewalahan dibawah tindihan Om
Vic.
Sambil terus melakukan gerakan menggenjot, bibir Om Vic sesekali
menyumpal bibir Jessica. Batang penis Om Vic semakin kuat dan kencang
menyodoki lubang anus Jessica sampai ia mengerang.
“Ousshhhh…, Atthhhhh…!!! Crrr Crrrrr….” Nafas Jessica mendadak
berubah menjadi berat memburu kencang, Hanya suara nafas Jessica yang
terdengar berat ketika Om Vic menggecak-gecakkan penisnya, sudah
berbagai macam gaya dipraktekkan oleh om Vic, tubuh Jessica dibalik
kesana dibalik kesini, Duh Jessica cape banget deh kewalahan menghadapi
nafsu Om Vic.
“Agggghhhh!!”Om Vic menggeram sambil menghentakkan batang penisnya.
“Kecrrrrttttt…. Croooooootttttt…..” Jessica memejamkan matanya ketika merasakan semburan-semburan panas didalam lubang anusnya..
Om Vic tersenyum sambil mengusapi punggung Jessica, benar-benar luar
biasa rasa nikmat yang dapat diberikan tubuh mungil Jessica,
perlahan-lahan dicabutnya batang penis yang kini sudah terkulai penuh
dengan kepuasan. Isi lubang anus Jessica terekspose ketika Om Vic
mencabut penisnya dari duburnya.
“Ennnhhh…” Jessica mengerang lemah, tenaganya dikuras habis-habisan
oleh Om Vic, beberapa saat kemudian imajinasi liar Om Vic tiba-tiba
berkobar-kobar , matanya menatapi tubuh mungil Jessica yang terlungkup
diatas ranjangnya. Batang penisnya kembali berereksi, Om Vic mengambil
sesuatu kemudian naik ke atas ranjang “clik” “clikkk”
Om Vic tersenyum sambil memborgol pergelangan tangan Jessica,
perlahan-lahan Om Vic membalikkan tubuh gadis itu. Tubuh Om Vic meneduhi
tubuh mungil gadis itu, dibelainya rambut Jessica, kemudian kembali
memanguti bibirnya, liar, sangat liar ketika Om Vic menggeluti buah dada
Jessica yang sangat ranum, Jessica hanya sanggup memejamkan matanya
ketika tubuhnya digeluti semakin liar oleh Om Vic.
Om Vic menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan vagina
Jessica. Jessica menatap Om Vic dengan tatapan matanya yang memelas
seperti memohon agar pria itu tidak melaksanakan keinginannya.
“Emmmm, Ennnnnnhhhh….!! ” tubuh Jessica mengejang merasakan tekanan
kuat pada bibir vaginanya, berkali-kali sampai satu sentakan kuat
membuat Jessica mengerang. Air mata mengalir dari sudut mata Jessica,
gadis itu menatap wajah Om Vic yang sudah diselimuti hawa nafsu.
“Ahhhhhhhhh….! ” kepala Jessica tergolek lemah kesebelah kanan,perih
rasanya ketika penis Om Vic merobek-robek selaput tipis di dalam
vaginanya. Om Vic ingin menguasai tubuh mungil Jessica, ingin menjadikan
Jessica miliknya seorang, dibujuknya agar Jessica menghentikan
tangisannya, bujuk raju dan juga belaian lembut, setelah Jessica
menghentikan tangisannya barulah Om Vic menekankan penisnya pada vagina
gadis itu. Tubuh Jessica menggigil ketika batang penis Om Vic berusaha
menekan semakin dalam “Haaaaaaaaaa….,” Suara panjang itu terdengar
ketika penis Om Vic semakin dalam menancap di lubang vaginanya.
Tampak cairan berwarna kemerahan bercampur dengan cairan kewanitaan
Jessica ketika Om Vic menarik penisnya, Om Vic tersenyum menatap batang
penisnya yang dilumasi cairan kemerahan, darah , darah perawan Jessica.
Pria itu mulai melakukan gerakan menggenjot, perlahan-lahan, sesekali
gerakannya terhenti ketika Jessica meringis kesakitan, kemudian
dilanjutkannya lagi menggenjoti lubang vagina gadis itu.
“Ummmhhhhennnhhh… Crrrr Crrrrrr…..” vagina Jessica berdenyut denyut
kuat, cairan kenikmatannya menjadi pelumas bagi penis Om Vic yang keluar
masuk di lubang vaginanya yang seret.
Om Vic mulai mempercepat irama genjotannya, “Clep, Clepphh..!!
Cleppp..!!” suara batang penis Om Vic yang sedang dicelupkan terdengar
dengan keras ketika menggenjot lubang vagina Jessica.
Bibir Jessica sedikit terbuka, terperangah ketika merasakan
genjotan-genjotan kuat di lubang vaginanya. Oh…Om Vic melahap kehangatan
tubuhnya dengan liar, mengecak-gecak lubang vaginanya, mengaduk dan
menggenjot vaginanya semakin kuat.
“Om Vic…, Ommmhh…” Jessica tersenyum lembut menatap wajah Om Vic yang sedang asik menikmati vaginanya yang seret.
“Jessica. Sayangggg…, Enak ??? ” Om Vic membelai sambil bertanya dengan lembut, Jessica menganggukkan kepalanya.
Om Vic menarik pinggul Jessica, Om Vic berlutut sambil mengangkang di
atas ranjang, kedua kaki Jessica menjepit pinggang Om Vic, sebatang
penis tertancap di lubang vaginanya. Tangan Jessica tetap terborgol
kebelakang, tubuh Jessica Andres sepenuhnya berada dalam kekuasaan Om
Vic. Tubuh Jessica mulai terayun mengikuti pacuan Penis Om Vic yang
menancap dilubang VAginanya, Tubuh putih Jessica terayun dan terayun
dengan lembut, tubuh mungil Jessica berada dalam dekapan tubuh Om Vic
yang tinggi besar dan atletis. Semakin lama semakin cepat tubuh Jessica
tersentak-sentak, Om Viclah yang membuat tubuh mungil Jessica tersentak
dengan kuat.
“Eunnnhhhh,, Ahhh !! Om Vic !! Ahhhhhhhhhhh !!” penis Om Vic
mengaduki lubang vaginanya, Om Vic memacu kembali penisnya sambil
mengecupi bibir Jessica yang terus mendesah-desah.
Jessica mencoba melakukan perlawanan, bibirnya yang mungil membalas
memanguti bibir Om Vic, persetubuhan itu terasa semakin memanas ketika
bibir Jessica dan bibir Om Vic saling memangut. “Eohhhh….!!, Crrr
Crrrr…” sebuah perlawanan yang sia-sia, malah sebaliknya vagina Jessica
kembali berdenyut dengan nikmat, Om Vic hanya tertawa kecil ketika tubuh
mungil didalam dekapannya menggigil merasakan kenikmatan yang baru
diraihnya. Om Vic mendekap pinggul Jessica dan kemudian berdiri
disamping ranjang, dengan sengaja Om Vic menjatuhkan punggung Jessica
kebelakang “Blukkkk…” Suara punggung Jessica yang terjatuh keatas
ranjang yang empuk, pinggangnya menggantung keatas, kedua tangan Jessica
masih terborgol kebelakang, sedangkan vaginanya melekat erat pada
selangkangan Om Vic. Jessica mendesah pelan ketika Om Vic menggerakkan
pinggulnya ke kiri dan kanan, “Cleppp…, Clepppp… Cleppppp” Kedua tungkai
kaki Jessica yang tergantung disamping pinggul Om Vic bergerak
terayun-ayun “Ohhhh, Ommm!!, Ahhhhhhhhhhhh….!! ” Jessica mendesah ketika
sodokan-sodokan penis Om Vic semakin kencang memacu lubang vaginanya,
tubuhnya Jessica yang putih tampak basah dan mengkilap indah , buah
dadanya yang ranum terguncang – guncang semakin kuat
“Om Viccc, Ommm Vicccc, Omm Vicccc,, Eennhhhhh” Jessica
merengek-rengek ketika merasakan tubuhnya terguncang dengan kuat
mengikuti -sodokan- sodokan penis Om Vic, sungguh kuat stamina laki-laki
yang lebih pantas menjadi ayahnya itu.
“Auhhhhhh…, Om Vicccccchhhh…! Crrrr Crrrrrr… Crrrrrrr” Jessica tampak
mengejang kemudian terkulai lemah, denyutan kenikmatan itu yang
membuatnya kembali terkulai pasrah dalam genjotan Om Vic, yang semakin
hebat mengecaki lubang vaginanya.
Dengan hati-hati Om Vic menurunkan tubuh Jessica yang sudah
kelelahan, kemudian dibalikkannya tubuh mulus itu menghadap ranjang,
Jessica berlutut di sisi ranjang sambil menundukkan kepalanya, nafasnya
panjang dan kencang, Om Vic mengambil kunci dan membuka borgol di
pergelangan tangan Jessica. Om Vic merendahkan dadanya merapat ke
punggung Jessica, kedua tangannya melingkari pinggang Jessica kemudian
perlahan-lahan kedua tangan Om Vic merayapi buah dada Jessica, mengusapi
buntalan payudara Jessica yang terasa lembut dan hangat, jari tengah Om
Vic menekan- nekan dan memutari putting susunya yang semakin meruncing
keras. Jessica menolehkan kepalanya kebelakang, bibirnya yang mungil
dikulum oleh Om Vic, Jessica melingkarkan kedua tangannya kebelakang
berpegangan pada leber Om Vic, secara otomatis buah dadanya semakin
menonjol ke depan, “emmmm, Emmmmmm… Cppphh.., Cuppphhh” suara bibir
Jessica yang sedang saling mengecup dan saling berkuluman dengan bibir
Om Vic. Om Vic merasakan buntalan dada Jessica semakin mengenyal keras,
diremasnya payudara itu untuk meresapi kekenyalan dan kelembutannya. Om
Vic naik keatas ranjang kemudian berbaring dengan santai diatas ranjang,
“Ayo sayang, naik….” Om Vic tersenyum sambil mengundang Jessica untuk
segera naik keatas ranjang dan bercinta dengannya, perlahan-lahan
Jessica naik ke atas ranjang, Om Vic menarik pinggul Jessica membantu
gadis itu menaiki tubuhnya dan perlahan-lahan Jessica mencoba menurunkan
pinggulnya, menduduki batang penis Om Vic dengan lubang vaginanya.
Jessica memejamkan matanya ketika merasakan penis itu menekan semakin
dalam ketika Jessica semakin menurunkan pinggulnya. Perlahan-lahan ia
menaik turunkan pinggulnya, Om Vic menghunuskan penisnya ke atas dengan
kuat ketika Jessica bergerak menurunkan pinggulnya.
“Ahhh, Ahhhh,, Ahhh,, Ahhhh,,,!!” pekikan kecil Jessica semakin keras
terdengar, “Cleeepp.. Clepppp cleppppp…, Cleppppp” Tubuh mungilnya
terangkat-angkat keatas ketiba penis Om Vic menghujam-hujam lubang
vaginanya “Om Vic…!! Crrrrrrr…..” Jessica kembali memekik kecil kemudian
ambruk dalam dekapan Om Vic yang masih sibuk menghujam-hujamkan
penisnya keatas, semakin keras, kuat dan kencang “Kecrott Crrrrooottt..,
Crrrrottt,,” sebuah sentakan kuat menghujam vagina Jessica, Om Vic
tersenyum sambil mendekap tubuh mungil Jessica yang kelelahan,
desahan-desahan nafas keduanya yang semula terdengar keras dan berat
semakin lama semakin perlahan dan teratur..
“Tok… Tokkkk… Tokkkk….., Jessica buka sayangggg..” terdengar suara Om
Vic mengetuki pintu kamar mandi, sambil memanggil namanya, aduhhhh, mau
apa lagi Om Vic ?? Jessica membuka pintu kamar mandi, tubuhnya tersurut
mundur ketika Om Vic menghampirinya kembali, Ah, Om Vic begitu kuat dan
hebat, berkali-kali Om Vic menggeluti tubuh mungil Jessica dan kali ini
Om Vic mengejar Jesssica sampai kedalam kamar mandi, untuk kembali
menkmati tubuh mungil Jessica. Kucuran air shower yang hangat membasahi
tubuh keduanya, Om Vic merendahkan wajahnya, Jessica mengalungkan kedua
tangannya pada leher Om Vic, kedua kakinya berjingjit ketika menyambut
datangnya wajah Om Vic yang semakin mendekati wajahnya, kecupan lembut
terus meningkat menjadi kuluman lembut kemudian berubah menjadi
pangutan-pangutan yang semakin memanas. Kedua tangan Om Vic mengelusi
pinggang Jessica , kemudian menggerayangi buah dada Jessica yang
kembali mengenyal.
Om Vic membalikkan tubuh Jessica kemudian menarik pinggul Jessica
agar menungging, kedua tangan Jessica bertumpu pada dinding kamar mandi.
“Ennngahhhhh !! ” Jessica menjerit keras ketika sebatang penis menguak
kembali lubang duburnya, Jessica meringis – ringis merasakan pergesekan
penis Om Vic dilubang anusnya, pergesekan yang semakin keras dan kuat
membuat tubuh Jessica terdorong-dorong “plokkk.. Plokkk.. Plokkk..
Plokkk Plokkkk” suara itu terdengar semakin keras dan cepat bercampur
dengan suara kucuran air shower yang hangat.
“Om Vic !Om Vic !! Om Vic….” berulang kali Jessica memekik kemudian
berulang kali memanggil-manggil nama Om Vic , “Ahhhhhh… !! ” penis Om
Vic menggecaki lubang anus Jessica kuat-kuat, kedua tangan Om Vic
merayap mengerayangi buah dada Jessica, meremasi bongkahan dada Jessica
yang semakin keras, “Ploppphhh…” Om Vic mencabut penisnya dari anus
Jessica kemudian meletakkan gadis itu duduk dipinggiran bak mandi.
“Hunghhh, Om Vic, Om Vic!!, Ahhhh, Om Vic!!” Jessica berpegangan pada
lengan Om Vic ketika Om Vic mengenjoti lubang vaginanya, duh begitu
lembut Om Vic menggenjot vaginanya, meresapi jepitan vagina Jessica yang
seret dan peret menggigit batang Kemaluanya, meresapi kontraksi dinding
vagina Jessica yang meremas-remas batang penis Om Vic yang tertancap di
lubang vaginanya yang mungil.
“WAdooohhhhh !!! Omm Vic!! Awwww…..!! ” Jessica berusaha menahan
gerakan kuat pinggul Om Vic yang menyodok-nyodok dengan kuat, tangan
OmVic menepiskan tangan mungil Jessica dan semakin kuat menggecaki
lubang vagina Jessica.
“Enahhhhhh.., Huhhhhhh ? Crrrt Crrrrr…..” tangan Jessica berpegangan
kuat-kuat pada lengan Om Vic, Om Vic memperlambat tempo sodokannya
kemudian perlahan-lahan membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam.
tangan Om Vic membelai lembut rambut Jessica.
“He he he… Om Vic……” Jessica menengadahkan wajahnya ke atas, Jessica
terkekeh ketika batang penis Om Vic mengaduki lubang vaginanya dengan
lembut, tatapan matanya yang nakal membuat tensi Om Vic kembali naik,
didekapnya buah pantat Jessica. Jessica berpegangan kuat-kuat pada bahu
Om Vic, sambil terus mengayunkan penisnya Om Vic berjalan keluar dari
dalam kamar mandi, Om Vic keluar dari kamar tidur untuk ganti suasana,
“Om Vic !! Euhhh….??”Jessica menatap wajah Om Vic, ada kekhawatiran
yang tersorot dari pandangan matanya ketika Om Vic hendak membuka pintu
rumah.
Pintu rumah itu terbuka, Om Vic melangkahkan kakinya keluar sambil
terus mengocokkan penisnya memacu vagina Jessica. Jessica mirip sedang
digendong tapi dari sebelah depan dengan vaginanya yang tertancap penis
Om Vic, rumah om Vic didaerah pinggiran, agak jauh dari keramaian.
Jessica menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan, ada rasa was-was di
wajahnya, perlahan-lahan rasa was-was Jessica memudar dan hilang ditiup
angin malam, apalagi ketika merasakan tubuhnya terayun kuat oleh
sodokan-sodokan penis Om Vic.
“Ahh ! Ahh ! Om Vic,,, Om Vic….” suara Jessica memecah keheningan
malam, “Ngahahhh…..!! Crr… Crrrrr, Glekkkkk ! “Jessica menelan ludah,
tangan Jessica membelai lembut pipi Om Vic, mengusap peluh Om Vic dengan
telapak tangannya, duh kasihan Om Vic,
“Ommm…, Capek ya ?” Jessica bertanya dengan lembut.
Om Vic hanya tersenyum, tanpa memperlambat gerakan batang penisnya yang terus menggenjoti vagina mungil gadis itu.
“Sebentar Omm, sebentar…..”Jessica meronta dan melorot turun dari
gendongan Om Vic, dituntunnya Om Vic agar duduk dibangku kayu panjang ,
Jessica naik mengangkangi Om Vic dan menduduki penis Om Vic dengan
lubang vaginanya, tangan Om Vic memegangi pinggang gadis itu Jessica
menggerakkan pinggulnya naik turun,masih amatir memang, Om Vic tersenyum
sambil membisikkan sesuatu, Jessica meenggeleng-gelengkan kepalanya, Om
Vic tertawa kecil kemudian kembali berbisik di telinga Jessica. Jessica
kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, entah apa yang dibisikkan Om
Vic ke telinganya, ia mencubit kecil dada Om Vic sambil tertawa kecil.
Om Vic membantu menaik turunkan pinggulnya,
‘Oyyyeahhh, Yeahhh,,, Ommm, Enakkk Ommm !!! Yeahhhh!! “tiba-tiba
Jessica berteriak keras sambil menaik turunkan pinggulnya dengan lebih
cepat kemudian terkekeh sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.
“Lohhh ?? koq berhenti ha ha ha…, teriak lagi dong…!”
“Nggak mau , malu, he he he he….” Jessica menggeleng-gelengkankan kepalanya, Om Vic tertawa kemudian mengecup bibir Jessica.
Jessica berpegangan pada bahu Om Vic dan mulai serius menaik turunkan
pinggulnya dengan lebih cepat, berusaha memberikan kepuasan kepada Om
Vic, berkali-kali Jessica mendesah keras dan akhirnya menjerit kecil
“Aoww… !!Crrr Crrrr Crrrr….” Duh bukannya memberikan kepuasan malah
dirinyalah yang terpuaskan.
”Enak sayang ? Hemmm…?” Om Vic bertanya sambil mengusapi pinggul
Jessica, ia mengangguk kecil dengan wajahnya yang bersemu merah. Om Vic
mendorong pinggul Jessica agar gadis itu turun dari pangkuannya, Om Vic
mengambil posisi di belakang tubuh Jessica kemudian dari belakang
ditusuknya lubang vagina Jessica, “plokkk..Plokkkk..Plokkk”
Pekikan kecil Jessica pun semakin sering terdengar,
“Oahhhh, Ennnggghhh, Enggahhhhh…!! ” Jessica mengerang, tubuhnya
semakin kuat tersungkur-sungkur kedepan. tiba-tiba dari kejauhan
terdengar suara kendaraan, dengan cepat Om Vic membopong tubuh Jessica
dan kembali masuk ke dalam rumah “Brakkkkk….!! ” pintu rumah tertutup
dengan keras, tidak berapa lama sebuah mobil melintasi tepat di depan
rumah Om Vic.
“Ha Ha HA HA , hampir kita ketahuan…” Om Vic mencubit hidung Jessica.
“Omm Sichhh, pengen yang aneh-aneh segala…” Jessica Andres merengut
manja kemudian melangkah mengikuti tarikan Om Vic pada pergelangan
tangannya.
“Nggak apa, itung-itung pengalaman he he he” Om Vic cengengesan, dengan tissue dibersihkannya selangkangan Jessica.
Jessica duduk di atas sofa, kedua kakinya mengangkang ketika Om Vic
merundukkan kepalanya, dengan lembut dikecupinya permukaan vagina gadis
itu.
“Ihhhhhh, Om Vic , enak amat sihhhh….Hemmmmmm he he he” Tanpa sadar
Jessica merebahkan pungungnya kebelakang sambil merentangkan kedua
tangannya keatas untuk mengusir rasa pegal ditubuhnya, lidah Om Vic
mengoreki sela-sela vagina Jessica yang merekah.
“Ouwww…!! Jessica agak merapatkan kedua kakinya ketika jari Om Vic
menarik bibir vaginanya. Lelaki itu begitu lahapnya mengenyoti isi
vagina Jessica. Lidah Om Vic menggeluti klitoris Jessica, ujung lidah Om
Vic yang meruncing mengaiti klitoris itu sampai gadis itu berkali-kali
terpekik kecil keenakan.
Om Vic menggesekkan kepala penisnya pada belahan vagina Jessica,
dijejalkannya kepala penis itu, Slllleeetttttt, kepala penis Om Vic
terpeleset dan membentur kelentit Jessica sampai ia tersentak merapatkan
kedua pahanya, namun tidak berapa lama kedua paha Jessica mengangkang
dengan santai, Om Vic kembali menjejalkan kepala penisnya pada lubang
vagina Jessica yang mungil, kali ini dengan lebih hati-hati, dengan
penuh perasaan Om Vic membenamkan kepala penisnya membelah vagina
Jessica.
“Nnnnnhhhhh…., Hhaahhhhhh….” Jessica menarik nafas ketika merasakan
perlahan-lahan batang penis Om Vic kembali memenuhi lubang vaginanya,
Jessica tidak dapat membedakan apakah penis Om Vic yang berdenyut-denyut
ataukah vaginanya yang berdenyut-denyut, begitu nikmat sampai-sampai
Jessica terperangah meresapi denyutan-denyutan yang berkedut-kedut
didalam lubang vaginanya.
“Owwwww,, Ahhhhhhh… Ahhhhhhh” tubuh Jessica kembali terguncang kuat,
semakin kuat Jessica mengerang semakin kuat juga Om Vic menggecaki
vaginanya “Ehhh, Owww, Owwwwww…. Crrrr Crrrr”, habis sudah tenaga
Jessica ketika melayani Om Vic.
Ya Ampun…!!!, Jessica merasakan tubuhnya kembali terguncang-guncang,
semula perlahan-lahan kemudian menguat semakin kencang, Jessica
benar-benar salut pada stamina Om Vic , begitu berpengalaman, terus
menggenjoti lubang vaginanya dengan kuat dan cepat, Jessica mulai
merengek ketika Om Vic menggusurnya dan memaksanya duduk di pingiran
meja makan
“Om Vic, capek…, Om Vicc. Om Viccc Enhh..!! Enhhh!!” nafas Jessica
kembali tersendat karena genjotan penis Om Vic, berulang kali Jessica
memohon pada Om Vic yang malah semakin liar karena rengekan Jessica
malah membuat nafsu birahinya memanas. Tangan Om Vic yang kekar mendekap
punggungnya sambil terus berkutat memacu penisnya keluar masuk
menggasak lubang vagina gadis itu.
“Engghhh.. Hauhhh…., Crrrr Crrrr” tangan mungil Jessica melingkar
memeluk pinggang Om Vic kuat-kuat kemudian perlahan melorot terkulai
lemas. Om Vic mencekal pergelangan kaki Jessica kemudian merentangkan
kaki Jessica melebar, secara otomatis Jessica membaringkan punggungnya
diatas meja.
“Ennnhhh,,!! Ennnhhhh,,Enhhhhh!!!,”Jessica hanya dapat pasrah
menghadapi nafsu Om Vic yang begitu besar terus menggenjot-genjot
vaginanya, terkadang mengaduk dengan kasar sampai gadis itu meringis dan
menggeliat lemah, mata Jessica yang sudah kelelahan menatap wajah Om
Vic.
Om Vic balas menatap Jessica, tubuh mungil Jessica sudah basah kuyup
banjir keringat, buah dadanya tampak basah menggiurkan disertai lelehan
cairan keringat yang mengucur deras, semakin cepat Om Vic menggenjoti
vagina Jessica semakin cepat pula buah dada Jessica terguncang, sebuah
pemandangan yang menggairahkan ketika menyaksikan wajah Jessica yang
terperangah karena vaginanya digenjot dengan kasar dan kuat. Kini Om Vic
menarik Jessica turun dan membalikkan tubuh Jessica, sebelah kaki
Jessica diangkatnya dan diletakkan di pinggiran meja, tangan Om Vic
memegangi pinggang Jessica untuk menjaga keseimbangan tubuh gadis itu,
ditusuknya kembali vagina gadis itu dari belakang.
“AaHaaa, Haduhhh, Om Vic , Om Vic…!! ” Jessica menengadahkan
kepalanya ke atas, kedua tangannya bertumpu dengan kuat di atas meja,
berkali-kali tubuhnya terguncang hebat mengikuti dorongan keras penis Om
Vic ”Hennn, Aaa!! Crrrr… Crrrrr…..”
Om Vic mengelusi pinggang Jessica kemudian membopong Jessica masuk
kembali kedalam kamar, setelah membaringkan tubuhnya, Om Vic naik keatas
ranjang.
“Om Vic, sudah om Vic, Jessica nggak kuat…, OmVic….”Jessica merengek
ketika tangan Om Vic memiringkan tubuh mungilnya, diangkatnya ke kaki
kiri Jessica memegangi tungkai lututnya di bagian bawah.
“Engahhhhhhh…..!!” tubuh Jessica kembali terguncang semakin lama
semakin keras, “Omm Vic…., Ommmmmm” Jessica hanya dapat
memanggil-manggil nama orang yang sedang menyetubuhi dirinya , memohon
agar orang itu berhenti menggecaki lubang vaginanya, berhenti
menggenjoti lubang vaginanya, namun orang itu tidak menggubris
permintaannya. Orang itu ingin terus, terus dan terus menikmati tubuh
mungilnya yang memberinya sejuta kenikmatan, lubang anusnya yang kecil
sempit, lubang vaginanya yang mungil peret, payudaranya yang kenyal dan
membuntal padat dihiasi putting susunya yang kemerahan, benar-benar
mengasikkan untuk dikenyot dan dihisap-hisap. Om Vic membalikkan tubuh
Jessica kemudian dengan sekali sodokan yang kuat Om Vic menjejalkan
penisnya amblas ke dalam lubang anus Jessica, posisi Om Vic mirip
seperti sedang menduduki buah pantat Jessica. Jessica mengerang keras
dengan sebatang penis yang tertancap mengait lubang anusnya, tubuhnya
seperti tertekan-tekan di atas ranjang empuk, tangan Om Vic yang satu
bertumpu pada ranjang sedang kan yang satunya lagi menahan punggung
Jessica agar tidak terlalu banyak bergerak, setelah puas menyodomi
Jessica Om Vic membalikkan kembali tubuhnya.
“Om Vic, Om…” telapak tangan Jessica berusaha menutupi wilayah
intimya, ditepiskannya kedua tangan Jessica dan disodoknya lubang
vaginanya, digecak dan digenjotinya liang sorgawi sementara kedua tangan
Om Vic mencekal pergelangan kaki Jessica menjaga posisi kaki gadis itu
dalam posisi mengangkang , kepala Jessica tergolek ke kiri terkadang
tergolek ke kanan
“Ahhhhhhhh, Om Vic, Om Vic…Crrrr” Jessica menggigil hebat dalam
genjotan Om Vic, erangan dan rengekan gadis itu sesekali terdengar
ketika Om Vic memacu penisnya kuat-kuat menggenjoti vaginanya. Om Vic
tersenyum lebar sambil menggecak-gecak vagina Jessica yang mungil dan
peret. Ya sekali terasa belum cukup!! ingin terus, terus dan terus
menikmati kehangatan tubuh mungil Jessica yang kini terguncang-guncang
dengan hebat dibawah tindihan tubuhnya. Om Vic ingin bercinta terus
semalaman, ingin terus menggenjoti lubang vagina Jessica Andres dengan
batang penisnya sampai gadis itu terengah-engah dengan wajah yang
semakin menggairahkan, ingin memeras keringat Jessica membanjir
membasahi tubuhnya yang putih mulus, ingin mengguncangkan susu Jessica
yang kuat dengan sodokan-sodokan liar di lubang mungil vagina Jessica
yang sudah memar kemerahan.
*****************************
Keesokan harinya,.
“Jessica…, Ayo sayang….” Om Vic tersenyum lembut sambil mengulurkan
tangannya pada Jessica yang termenung, masih terbayang betapa hebatnya
kenikmatan yang dapat diberikan oleh tubuh Jesssica yang mungil. Tangan
Om Vic meraih tangan mungil Jessica dan menuntun gadis itu.
“Kau Siap, gadis kecil ??”Om Vic bertanya pada gadis yang baru
berusia 16 tahun dengan wajah imut dan tubuh mungilnya yang
menggairahkan.
” Siap !! Om Renegade…!! “Jessica menepuk pundak Om Vic.
Terdengar suara tawa mereka berdua
“Brrrmmmm…, Brrrmmmmm”.
***********Tamat***********